PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

23
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014 MARITA INDAH SARI PRATAMA 120462201006 Skripsi Ini Di Susun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2017

Transcript of PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Page 1: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, DAN NET

PROFIT MARGIN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2011-2014

MARITA INDAH SARI PRATAMA

120462201006

Skripsi Ini Di Susun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2017

Page 2: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Pengaruh Current Ratio,Debt to Total Asset Ratio, Dan Net Profit

Margin Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014.

MARITA INDAH SARI PRATAMA

120462201006

Jurusan Akuntansi - Fakultas Ekonomi

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, 2017

ABSTRAK

Skripsi ini meneliti tentang Pengaruh Current Ratio, Debt to Total Asset

Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara persial Current Ratio berpengaruh

signifikan terhadap Financial Distress. Sedangkan Debt to Total Asset Ratio tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Financial Distress. Sementara untuk Net

Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress. Secara Simultan

Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio dan Net Profit Margin berpengaruh

signifikan terhadap Financial Distres. Ini di buktikan dari uji koefisian determinan

dengan nilai adjusted R2 sebesar 0,196 hal ini menunjukan bahwa 19,6 % Financial

Distress di pengaruhi oleh Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio dan Net Profit

Margin dan sisanya 80,4 % di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak di kaji dalam

penelitian ini.

Kata Kunci : Rasio Keuangan dan Financial Distress

Page 3: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

1.1 Latar Belakang

Setiap perkembangan yang terjadi di dunia usaha akan membuat semakin

berkembangnya pula persaingan yang terjadi terutama perusahaan yang terdaftar di

Bura Efek Indonesia. Hal ini mengakibatkan adanya kemungkinan kebangkrutan

yang akan terjadi pada setiap perusahaan. Kebangkrutan perusahaan di awali dengan

adanya kesulitan keuangan pada perusahaan. Kebangkrutan keuangan di awali

dengan adanya kesulitan keuangan pada perusahaan. Dimana kesulitan keuangan

itu sendiri merupakan sebuah kondisi yang diartikan sebagai ketidakmampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban keuangannya saat jatuh tempo yang

menyebabkan terjadinya kebangkrutan perusahaan.

Kesulitan yang dialami suatu perusahaan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya baik yang dalam jangka

waktu pendek maupun dalam jangka waktu panjang yang nantinya akan

menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Sebuah perusahaan tidak akan mengalami

kebangkrutan secara tiba-tiba, namun dalam peroses waktu yang berlangsung lama,

dan itu dapat dilihat dari tanda-tanda, seperti perusahaan yang tidak dapat

membayar hutangnya secara tepat waktu. Hal ini menandakan bahwa perusahaan

sedang mengalami masalah likuiditas. Kesulitan likuiditas ini nantinya akan

memberikan pengaruh kepada terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak

berjalan secara normal yang akan mengakibatkan perusahaan mengalami financial

distress.

Rasio keuangan yang baik akan menunjukkan kinerja keuangan dan

kondisi keuangan yang baik pula. Artinya manajemen mampu mengelola dengan baik

semua hal yang terjadi diperusahaan selama satu periode tertentu, baik itu dalam hal

operasional, investasi maupun pendanaan.

Selain analisis rasio keuangan yang bisa digunakan untuk memprediksi

kondisi keuangan perusahaan, digunakan pula model analisis kebangkrutan untuk

mengetahui kondisi kebangkrutan yang mungkin terjadi pada perusahaan. Salah

satunya adalah model analisis kebangkrutan Altman Z-Score.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mencoba

melakukan penelitian menggunakan metode analisis Z-Score untuk mencari tahu

bagaimana kondisi Financial distress perusahaan Manufaktur yang ada di Bursa Efek

Indonsesia. Adapun judul penelitian yang diajukan yaitu : “Pengaruh Current Ratio,

Debt to Total Asset Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Financial Distress

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2011-2014 ”

Tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah Current Ratio berpengaruh terhadap penilaian

Financial distress pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Page 4: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

2. Untuk mengetahui apakah Debt to Total Aset Ratio berpengaruh terhadap

penilaian Financial distress Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah Net Profit Margin berpengaruh terhadap penilaian

Financial distress Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui apakah Current Ratio, Debt to Total Aset Ratio,dan Net

Profit Margin berpengaruh terhadap penilaian Financial distress Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

II. KAJIAN PUSTKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Financial Distress

Financial distress atau kesulitan keuangan dapat di artikan sebagai ketidak

mampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo

yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Menurut Foster (1989) dalam Darsono

dan Ashari (2005:101) kesulitan keuangan menunjukan adanya masalah likuiditas

yang parah yang tidak dapat di pecahkan tanpa melalui penjadwalan kembali secara

besar-besaran terhadap operasi dan struktur perusahaan.

Permasalahan dalam Financial Distress

Darsono dan Ashari (2005:104), menjelaskan bahwa financial distress yang di

alami oleh perusahaan harus di atasi dengan pembaruan baik struktur keuangan

maupun organisasi perusahaan. Berkaitan dengan permasalahan keuangan

perusahaan, permasalahan keuangan bisa digolongkan ke dalam empat katagori

yaitu :

1. Perusahaan yang mengalami masalah keuangan baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang,sehingga mengalami kebangkrutan.

2. Perusahaan yang mengalami Financial distress jangka pendek namun bisa

mengatasi, sehingga tidak menyebabkan kebangkrutan.

3. Perusahaan yang tidak mengalami Financial distress jangka pendek tapi

mengalami financial distress jangka panjang,sehingga ada kemungkinan

mengalami kebangkrutan.

4. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress dalam jangka pendek

yang berupa kesulitan likuiditas atau pun financial distress jangka

panjang.

Metode Altman Z-score

Prediksi kebangkrutan usaha berfungsi untuk memberikan panduanbagi

pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah mengalami financial

Page 5: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

distress atau tidak di masa mendatang. Seorang profesor di New York University,

Edward Altman, melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

mengalami kebangkrutan dengan kinerja keuangan perusahaan yang sehat. Hasil

penelitiannya di rumuskan dalam satu rumus matematis yang di sebut dengan

rumus Altman Z-score ini bisa di rumuskan sebagai berikut

Z = 1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 MVEBVL + 0,999 STA

Diminta :

WCTA : Working Capital to Total Asset (Modal kerja di bagi total aset)

RETA : Retained Earning to Total Asset ( Laba ditahan dibagi total asset)

EBITTA : Earning Before Interest and Taxes to Total asset (Laba sebelum pajak dan bunga di bagi total aset)

MVEBVL : Market Value of Equity to Book Value of Liability (Nilai pasar ekuitas di bagi dengan nilai buku hutang)

STA : Sales to Total Asset (Penjualan di bagi total asset ) Hasil perhitungan Z-score bisa di jelaskan dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

Interpretasi Nilai Z-score

Nilai Z-score Interprestasi

Z > 2,99 Tidak mengalami Financial distress

1,81 < Z < 2,99 Gray area

Z < 1,81 Mengalami Financial distress

Sumber : Altman (1968) Rasio Likuiditas

Menurut Hery (2015:174), rasio likuiditas menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat

dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar

dan utang lancar.

1. Rasio lancar (Current ratio)

Menurut Fahmi (2012:121), rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang

umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo.

2. Rasio cepat (quick ratio)

Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu

menutupi utang lancar.

3. Rasio kas (cash ratio)

Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva

lancar.

Page 6: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2015:188), rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

Rasio solvabilitas terdiri dari :

1. Debt To Total Asset Ratio (Debt Ratio)

Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar

utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

2. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh

utang, termasuk utang lancar dengan seluruh equitas.

3. Long term debt to equity ratio (LTDtER)

Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara uang jangka panjang

dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari

setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang

dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal

sendiri yang di sediakan oleh perusahaan.

4. Time interest erned

Jumlah kali perolehan bunga atau times interest earned merupakan rasio

untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat

perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga

tahunannya. Apabila perusahaan tidak mampu membayar bunga, dalam

jangka panjang menghilangkan kepercayaan daripada kreditor.

Rasio Rentabilitas

Menurut Hery (2015:226), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini di tunjukan oleh laba

yang di hasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah

penggunaannya rasio ini menunjukanefesiensi perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri

dari :

1. Margin laba bersih (Net Profit Margin)

Profit Margin on Sales atau ratio profit margin atau margin laba atau

penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur

margin laba atas penjualan bersih. Rasio ini juga di kenal dengan nama profit

Page 7: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

margin. Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan

penjualan.

Menurut Fahmi (2012: 136), rasio net profit margin disebut juga

dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Mengenai profit margin ini Joel

G. Siegel dan Jae K. Shenganmemim mengatakan,” (1) margin laba bersih

sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Ini menunjukan

kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan

khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industry sebuah

perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita dapat menilai efesiensi operasi

dan strategi penerapan harga serta status persaingan perusahaan dengan

perusahaan lain dalam industry tersebut. (2) margin laba kotor sama dengan

laba kotor dbagi laba bersih. Margin laba yang tinggi lebih disukai karena

menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melebihi

harga pokok penjualan”.

2. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal

sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri.

Semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi pemilik perusahaan

semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

3. Tingkat pengembalian total aktiva (Return On total Assets)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba yang di hitungkan dengan jumlah dana yang ditanamkan

dalam keseluruhan asset perusahaan, setelah disesuaikan dengan biaya-biaya

untuk mendapat asset tersebut.

KERANGKA PEMIKIRAN

H1

H2

H3

H4

CR (X1)

DAR (X2)

NPM (X3)

FINANCIAL

DISTRESS (Y)

Page 8: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Current Ratio Terhadap Financial Distress

Menurut Hery (2015:174), variabel ini mempunyai kemampuan mengukur

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan

aktiva lancarnya (aktiva yang berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau

siklus akuntansi ). Rasio yang tinggi menunjukan adanya kelebihan aktiva lancar

atau kas tidak digunakan dengan baik yang berpengaruh tidak baik terhadap

profitabilitas perusahaan. Sebalikny rasio yang rendah menunjukan resiko likuiditas

yang tinggi yaitu perusahaan kurang modal untuk membayar hutang jangka

pendeknya.Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatan perusahaan, dengan kata lain

perusahaan dalam kondisi tidak sehat. Variabel ini juga menunjunjukan kemampuan

suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Arif,2013). Ini di

dukung dengan hasil penelitian Triwahyuningtias dan Muharam (2012)

menunjukkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

financial distress.

Pengaruh Debt to Total Aset Ratio Terhadap Financial Distress

Menurut Hery (2015:188), variabel ini menggambarkan proporsi hutang

perusahaan dibanding dengan total aktiva.semakin kecil rasio ini semakin baik kerena

hal ini berarti hutang perusahaan lebih kecil di bandingkan dengan aktiva. Debt to

total asset ratio menggambarkan kondisi hutang yang di miliki perusahaan lebih kecil

dari total asetnya, apabila tingkat hutang kecil akan menyebabkan beban bunga juga

semakin kecil. DAR juga di perlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban-kewajibannya (baik itu jangka pendek maupun jangka panjang).

Rasio ini menekankan pada seberapa besar proporsi utang yang di gunakan dalam

pendanaan asset perusahaan (Arif,2013). Ini di dukung dengan hasil penelitian Andre

(2013) yang berhasil membuktikan bahwa bahwa solvabilitas atau laverage memiliki

pengaruh yang signifikan dan positif terhadap financial distress.

Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Financial Distress

Menurut Hery (2015:226), rasio ini menunjukan sampai sejauh mana laba

bersih dapat dapat di tutupi oleh penjualan bersih. Net profit margin menunjukan

perusahaan mampu menghasilkan laba dari setiap penjualannya. Jika laba yang di

hasilkan besar tentu akan menyebabkan tingkat kesehatan perusahaan semakin baik,

profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan,

dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk

memperoleh keuntungan dari setiap rupiah penjualan yang dihasilkan. Profitabilitas

adalah tingkat keberhasilan atau kegagalan perusahaan selama jangka waktu

tertentu(Widarjo & Setiawan, 2009). Ini di dukung dengan hasil penelitian

Nurcahyono (2014) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap Financial Distress

Page 9: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

HIPOTESIS

Dari pengembangan hipotesis tersebut maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

H1: Diduga Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress

pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2 : Diduga Debt to Total Aset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Financial

Distress pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3 : Diduga Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress

pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H4 : Diduga Current Ratio,Debt to Total Aset Ratio dan Net Profit Margin

berpengaruh signifikan terhadap Financial Distress pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

III. METODELOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen.

Variabel independen adalah Current Ratio,Debt to Total Aaset Ratio, dan Net Profit

Margin. Variabel dependen adalah Financial Distress . Penelitian ini di lakukan pada

laporan keuangan tahunan perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2014. Ruang lingkup ruang lingkup pada penelitian ini

mencangkup pengaruh ke tiga variabel bebas yaitu Current Ratio , Debt to Total

Asset Ratio,dan Net Profit Margin terhadap Financial Distress sebagai variabel

terikat.

Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dependen

Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang menjadi fokus

penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Financial distress .

Financial distress yang di proksikan dengan Z”Score (Altman).

Z”Score dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan:

WCTA : Working Capital to Total Asset ( Modal kerja dibagi total asset)

RETA : Retained earning to Total Asset ( Laba ditahan dibagi total asset)

EBITTA : Earnimg Before Interest and Taxes to Total Asset (Laba

sebelum pajak dan bunga di bagi total asset)

Z=1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 MVEBVL + 0,999 STA

Page 10: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

MVEBVL : Market Value of Equity to Book Value of Liability (Nilai pasar ekuitas dibagi dengan nilai buku hutang)

STA : Sales to Total Asset (Penjualan dibagi total asset)

Variabel Independen

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Total Aset

Ratio dan Net Profit Margin.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya

berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk

mengukur kemampuan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

3. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan.

NPM =

Populasi

Menurut Efferin (2008:85),populasi adalah elemen yang lengkap, yang

biasanya berupa orang,objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk

mempelajari atau menjadikan objek penelitian. Popolasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun periode

2011-2014 yang berjumlah 144 perusahaan.

Sampel

Menurut Efferin (2008:85), sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi

.sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang di gunakan

dengan pertimbangan tertentu Efferin (2008:87).

Page 11: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Kriteria yang peneliti gunakan dalam proses pengambilan sampel adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara

berturut-turut periode 2011-2014

2. Perusahaan Manufaktur yang memiliki laporan keuangan perusahaan yang

telah di audit berturut-turut periode 2011-2014

3. Perusahaan Manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dalam mata uang

rupiah.

4. Perusahaan Manufaktur yang memiliki laba selama periode penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif Sebelum Outlier

Sumber : Data Sekunder yang Diolah,2017

Descriptive Statistics

N Minimu

m

Maximu

m

Mean Std.

Deviation

CR 216 ,1250 11,7428 2,402147 1,6674438

DAR 216 ,0015 8,6384 ,407570 ,5994351

NPM 216 ,0005 ,5804 ,101139 ,0930676

FD 216 -2,2094 16,0071 2,310042 1,7631091

Valid N

(listwise) 216

Page 12: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Statistik Deskriptif Sesudah Outlier

Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2017

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.4 diatas dapat

dilihat bahwa penelitian ini memiliki 187 data pengamatan yang merupakan data

keseluruhan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

Variabel independen pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

variabel likuiditas yang diukur dengan menggunakan current ratio. Dimana current

ratio ini diperoleh dari pembagian antara aset lancer dengan hutang lancar. Likuiditas

dalam penelitian ini memiliki nilai terendah yaitu 0,2112 Sedangkan likuiditas

tertinggi dalam penelitian ini adalah sebesar 5,7733 . Rata-rata likuiditas dalam

penelitian ini adalah sebesar 2,157756 dengan standar deviasinya sebesar 1,1742204.

Likuiditas yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kinerja keuangan

yang baik karena mampu segera membayar hutang jangka pendenknya yang jatuh

tempo.

Variabel kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah solvabilitas

yang diukur dengan menggunakan debt to total asset ratio. Dimana rasio digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutangnya baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini diperoleh dari membagi antara total

liabilitas yang dimiliki oleh perusahaan dengan total aset yang dimilikinya. Nilai

solvabilitas minimum dalam penelitian ini adalah sebesar 0,0015. Sedangkan nilai

maksimum dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,8375. Rata-rata solvabilitas yang

terdapat dalam penelitian ini adalah sebesar 0,386803 sedangkan standar deviasi yang

terdapat dalam penelitian ini adalah sebesar 0,2006626.

Variebel independen ketiga dalam penelitian ini adalah rentabilitas. Dalam

penelitian ini rentabilitas tersebut diukur dengan menggunakan rasio net profit

margin. Dimana rasio ini diperoleh dari membaggi laba bersih yang didapat

oleh perusahaan dengan penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mampu menggambarkan

dengan baik keuntungan perusahaan dari setiap aset yang digunakan. Niali

Descriptive Statistics

N Minimu

m

Maximu

m

Mean Std.

Deviation

CR 187 ,2112 5,7733 2,157756 1,1742204

DAR 187 ,0015 ,8375 ,386803 ,2006626

NPM 187 ,0005 ,2825 ,083496 ,0614691

FD 187 -,3940 4,8572 2,059098 1,0459553

Valid N

(listwise) 187

Page 13: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

minimum yang terdapat dalam rasio ini adalah sebesar 0,0005 . Sedangkan nilai

maksimum yang terdapat dalam rasio ini adalah sebesar 0,2825. Rata-rata yang

terdapat pada return on asset seperti tertera diatas adalah sebesar 0,083486

dengan standar deviasi yang dimiliki adalah sebesar 0,0614691

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Hasil Pengujian Normalitas Sebelum Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 216

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 1,71204296

Most Extreme Differences

Absolute ,178

Positive ,178

Negative -,122

Kolmogorov-Smirnov Z 2,620

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Sekunder yang diolah,2017

Dikarenakan data awal awal 216 observasi tidak berdistribusi normal (nilai

sig = 0,000) maka dilakukan pembuangan outlier dengan standart deviasi diatas 3,

maka total di buang adalah 29 observasi.

Hasil Pengujian Normalitas Setelah Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 187

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation ,93043257

Most Extreme Differences

Absolute ,066

Positive ,066

Negative -,056

Kolmogorov-Smirnov Z ,909

Asymp. Sig. (2-tailed) ,381

a. Test distribution is Normal.

a. Calculated from data.

Sumber : Data yang Diolah, 2017

Page 14: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Tabel diatas menunjukkan bahwa data yang diuji setelah dilakukan outlier

memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) 0,381 lebih tinggi dari taraf signifikan yang

digunakan yakni 0,05. Hal ini berarti bahwa data yang digunakan berdistribusi

normal.

Uji Autokorelasi

Hasil Pengujian Autokorelasi

Sum

ber :

Data

Seku

nder yang Diolah, 2017

Uji autokorelasi menggunakan metode durbin-watson dan output yang

dihasilkan menunjukan bahwa nilai Durbin- Watson 2,237, hal ini menunjukan

bahwa terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson berada di antara du < d < 4 –

du (1,7933 < 2,237 < 2,237), dengan demikian maka dalam model regresi ini tidak

autokorelasi. Untuk mengobatinya, peneliti menggunakan pengujian Run Test

sebagai alternative pengujian autokorelasi.

Hasil Pengujian Run Test

Runs Test

Unstandardiz

ed Residual

Test Valuea -,01981

Cases < Test Value 93

Cases >= Test

Value 94

Total Cases 187

Number of Runs 104

Z 1,394

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,163

a. Median

Sumber : Data Sekunder yang diolah,2017

Dari tabel diatas menunjukan bahwa data yang diuji setelah dilakukan outlier

memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) 0,163 lebih tinggi dari taraf signifikan yang

digunakan yakni 0,05. Hal ini berarti bahwa data yang digunakan tidak terjadi

autokorelasi.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,457a ,209 ,196 ,9380281 2,237

a. Predictors: (Constant), NPM, CR, DAR

b. Dependent Variable: FD

Page 15: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Uji Multikolinieritas

Hasil Pengujian Multikolinieritas Setelah Outlier

Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2017

Hasil pengujian multikolinieritas yang dilihat dari tabel 4.9 diatas

menunjukkan bahwa model penelitian dengan Z-Score sebagai varaibel dependennya

dan variabel independen yang terdiri dari current ratio, debt to asset ratio, net profit

margin memiliki nilai tolerance lebih besar dari pada 0.10 (tolerance > 0,10) dan nilai

VIF yang lebih kecil dari 10 ( VIF < 10), maka dapat diartikan bahwa model

penelitian tersebut terbebas dari masalah multikolinieritas.

Uji Heterokedastisitas

Hasil Pengujian Heterokedastisitas Setelah Outlier

Correlations

Unstandardized Residual

Spearman's

rho

CR

Correlation

Coefficient ,061

Sig. (2-tailed) ,406

N 187

DAR

Correlation

Coefficient ,000

Sig. (2-tailed) ,999

N 187

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficient

s

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Toleran

ce

VIF

1

(Constan

t) ,784 ,300

2,614 ,010

CR ,336 ,071 ,377 4,760 ,000 ,690 1,449

DAR ,511 ,416 ,098 1,228 ,221 ,679 1,472

NPM 4,228 1,180 ,248 3,582 ,000 ,899 1,113

a. Dependent Variable: FD

Page 16: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

NPM

Correlation

Coefficient ,116

Sig. (2-tailed) ,114

N 187

Unstandardized

Residual

Correlation

Coefficient 1,000

Sig. (2-tailed) .

N 187

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Data yang Diolah, 2017

Dari tabel 4.10 diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari semua

variabel bebas (CR,DAR dan NPM) berada diatas taraf signifikansi yang digunakan

yakni sebesar 0,05. Hal ini berarti model penelitian yang digunakan terbebas dari

masalah heterokedastisitas.

Analisis Regresi Linear Sederhana

Hasil Pengujian Regresi Berganda Setelah Outlier

Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2017

Berdasarkan tabel pengujian regreasi diatas,maka model analisis regresi

berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat

ditransformasikan dalam model persamaan berikut ini :

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficien

ts

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Consta

nt) ,784 ,300

2,614 ,010

CR ,336 ,071 ,377 4,760 ,000

DAR ,511 ,416 ,098 1,228 ,221

NPM 4,228 1,180 ,248 3,582 ,000

a. Dependent Variable: FD

Page 17: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Z-Score = 0,784 + 0,336 CR + 0,511 DAR + 4,228 NPM + Ԑ

1. Constant (Konstanta) sebesar 0,784. Hal ini berarti jika semua variabel

independen yakni CR, DAR dan NPM konstan/tetap, maka nilai koefisien

kebangkrutan sebesar 0,784.

2. Koefisien CR (X1) sebesar 0,336. Hal ini berarti jika likuiditas mengalami

kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien kebangkrutan (Y) akan mengalami

kenaikan sebesar 0,336. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan

positif antara tingkat kebangkrutan dengan likuiditas. Semakin tinggi

likuiditas, maka semakin meningkatkan tingkat kebangkrutan.

3. Koefisien DAR (X2) sebesar 0,511. Hal ini berarti jika likuiditas mengalami

kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien kebangkrutan (Y) akan mengalami

penurunan sebesar 0,511 . Koefisien bernilai Positif, artinya terjadi hubungan

positif antara tingkat kebangkrutan perusahaan dengan solvabilitas. Semakin

tinggi solvabilitas, maka semakin meningktakan tingkat kebangkrutan.

4. Koefisien NPM (X3) sebesar 4,228. Hal ini berarti jika rentabilitas mengalami

kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien kebangkrutan (Y) akan mengalami

kenaikan sebesar 4,228. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan

positif antara tingkat kebangkrutan dengan rentabilitas. Semakin tinggi

rentabilitas, maka semakin meningkatkan tingkat kebangkrutan.

Uji Hipotesis

UJI PERSIAL (Uji T)

Hasil Pengujian Hipotesis

Sumber : Data yang Diolah, 2017

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficien

ts

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Consta

nt) ,784 ,300

2,614 ,010

CR ,336 ,071 ,377 4,760 ,000

DAR ,511 ,416 ,098 1,228 ,221

NPM 4,228 1,180 ,248 3,582 ,000

a. Dependent Variable: FD

Page 18: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hipotesis pertama yaitu rasio

CR berpengaruh signifikan terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan pada

perusahaan manufaktur di BEI tahun 2011 sampai dengan 2014 menunjukkan nilai t

hitung sebesar 4,760 lebih besar dari t tabelnya yakni sebesar1,972731. Dengan

demikian hipotesis pertama diterima.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini yaitu rasio DAR berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan sektor industri dasar dan kimia

tahun 2011 sampai dengan 2014 di Bursa Efek Indonesia . menunjukkan hasil dari t

hitung sebesar 1,228 lebih kecil dari t tabel yakni 1,972731. Dengan demikian

hipotesis kedua ditolak.

Untuk hipotesis ketiga dalam penelitian ini yaitu rasio NPM berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan berdasarkan tabel 4.10

menunjukkan hasil bahwa t hitung yang dimiliki adalah sebesar 3,582 lebih besar

dati t tabel dalam penelitian ini yakni sebesar 1,972731. Dengan demikian hipotesis

ketiga diterima.

UJI SIMULTAN (Uji F)

Hasil Uji F

Sumber : Data yang diolah, 2017

Dari tabel penelitian diatas menunjukkan bahwa nilai f hitung sebesar 16,088

dengan nilai f tabel sebesar 2,65 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan tingkat

signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0.05 (5%). Nilai f hitung yang lebih besar

dari pada nilai f tabel serta tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0.05

menunjukkan bahwa model penelitian dengan variabel independen current ratio, debt

to total asset ratio, dan net profit margin secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen yaitu tingkat kebangkrutan perusahaan.

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 42,467 3 14,156 16,088 ,000b

Residual 161,021 183 ,880

Total 203,488 186

a. Dependent Variable: FD

b. Predictors: (Constant), NPM, CR, DAR

Page 19: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Uji Adjusted R2

Koefisien Determinasi

Sumber : Data yang diolah, 2017

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa nilai koefisiensi determinasi (Adjusted R-

Square)adalah sebesar 0,196 atau 19,6 %. Hal ini menunjukan bahwa 19,6 %

Financial distress dapat dijelaskan oleh CR,DAR,NPM. Dan sisanya 80,4 % dapat

dipengaruhi atau di jelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalissi secara statistik, temuan hasil

penelitian dibahas pada bagian dibawah ini :

Pengaruh Current Ratio Terhadap Financial Distress

Berdasarkan hasil pengujian uji parsial atau uji t diatas dapat diketahui

bahwa variabel pertama yakni likuiditas yang diukur dengan menggunakan current

ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Financial distress dengan nilai t

hitung sebesar 4,760 yang lebih kecil dari t tabel yakni 1,972731 . dan nilai

signifikansinya sebesar 0,000 yang lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2013) yang menyatakan bahwa

likuiditas yang dikukur dengan current ratio memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan.

Wahyu (2013) menjelaskan bahwa Likuiditas umumnya dinilai dari

kemampuan perusahaan membayar hutang lancar dengan aset lancar yang dimiliki.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan

terhadap financial distress. Hal ini dikarenakan bahwa pada perusahaan sampel,

perusahaan memiliki kemampuan mendanai operasional perusahaan dalam

memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek dengan hutang lancar yang dimilikinya.

Oleh karena itu perusahaan mengelola hutang lancar dengan aktiva yang dimiliknya

dengan baik sehingga tidak terjadi financial distress. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa current ratio berpengaruh positif tehadap Financial distress.

Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Terhadap Financial Distress

Variabel kedua dalam penelitian ini yakni rasio solvabilitas yang diukur

dengan debt to total asset ratio atau rasio hutang terhadap asset tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Financial distress . Hal ini didasarkan pada hasil

uji parsial diatas yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,228 lebih besar

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,457a ,209 ,196 ,9380281 2,237

a. Predictors: (Constant), NPM, CR, DAR

b. Dependent Variable: FD

Page 20: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

dari t tabel yakni 1,972731 dan nilai signifikansi sebesar 0,221 yang lebih besar dari

0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Okta (2015) yang menyatakan bahwa

rasio solvabilitas yang diukur dengan debt to total asset ratio tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap financial distress. Hasil penelitian ini memiliki

nilai t positif yang menunjukkan bahwa hubungan yang dimiliki antara debt to total

asset ratio terhadap financial distress . Hal ini berarti semakin besar debt to total

asset ratio yang dimiliki perusahaan,maka semakin tidak bagus kondisi keuangan

perusahaan . sehingga perusahaan mengalami kebangkrutan. Hal ini di karenakan

nilai hutang perusahaan yang tinggi tidak dapat di optimalkan oleh perusahaan untuk

meningkatkan profitabilitas dan meningkatnya nilai asset perusahaan. Sehingga

perusahaan mengalami Financial disress semakin besar.

Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Financial Distress Variabel ketiga dalam penelitian ini adalah rasio rentabilitas yang diukur

dengan menggunakan net profit margin (NPM). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa NPM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial

distress yang dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,582 lebih besar dari t tabel yakni

1,972831 serta nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat

signifikansi peneliti yakni 0,05.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haq, Arfan, &

Siswar (2013) dan Putra (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi laba yang

dihasilkan, maka semakin kecil peluang perusahaan mengalami kondisi financial

Distress.

Rentabilitas adalah merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio net profit margin yang tinggi menunjukkan

efisiensi manajemen asset yang berarti bahwa perusahaan mampu menggunakan asset

yang dimiliki untuk menghasilkan laba dari penjualan investasi yang dilakukan

perusahaan Putra (2015).Hasil penelitian ini menunjukan bahwa net profit margin

berpengaruh positif terhadap financial distress.

Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Asset Ratio , dan Net Profit Margin

Terhadap Financial Distress Secara simultan penelitian ini membuktikan bahwa variabel likuiditas

yang diukur dengan current ratio, solvabilitas yang diukur dengan debt to total asset

ratio,dan rentabilitas yang diukur dengan net profit margin berpengaruh terhadap

kondisi Financial Distress dengan nilai signifikan 0.000. Maka dapat diambil

kesimpulan dari penelitian ini bahwa ketiga variabel yang digunakan secara

simultan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kondisi financial distress.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis, yang telah

dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Page 21: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

1. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier

berganda menunjukkan bahwa Current ratio berpengaruh signifikan

terhadap Kondisi Financial distress perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2011-2014.

2. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier

berganda menunjukkan bahwa debt to total asset ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap Kondisi Financial distress perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2011-2014.

3. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier

berganda menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh signifikan

terhadap Kondisi Financial distress perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2011-2014.

4. Hasil uji hipotesis dengan Uji Simultan (Uji F), menunjukan current

ratio, debt to total asset ratio, dan net profit margin secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kondisi Financial Distress perusahaan

sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2011-2014.

Saran

Adapun saran yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya

berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti selanjutnya dapat

menambah variabel bebas berupa rasio keuangan yang dapat dijadikan

sebagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebangkrutan perusahaan.

2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menambah sampel penelitian

atau mengganti dengan perusahaan lain mengingat penelitian ini hanya

menggunakan perusahaan manufaktur.

DAFTAR PUSTAKA

Altman, E. (1968). The Journal Of Finance. Financial Ratios, Discriminant Analysis

and the of Corporate .

Arif, M. H. (2013). Prediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur di

Indonesia. Semarang : Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro.

Artika, & Dkk. (2011). Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap Prediksi

Kondisi Financial Distress. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang .

Darsono, & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.

Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Page 22: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Efferin, S. (2008). Metode Penelitian Akuntansi. Yokyakarta: Graha Ilmu.

Fahmi, i. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: ALFABETA.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Haq, S., Arfan, M., & Siswar, D. (2013). Analisis Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di

BEI ). Jurnal Akuntansi Pasca Sarjana Universitas Syah Kuala .

Hery. (2012). Analisis Laporan Keuangan. yokyakarta: CAPS (Center for Academic

Publishing Service).

Julianty, R. (2008). Analisis Laporan Keuangan konsep dan Aplikasi edisi kedua .

Yogyakarta: STIM YKPN.

Liana, Deny, & Sutrisno. (2014). Analisis Rasio Keuangan Untuk memprediksi

Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur. Jurnal Studi Manajemen

dan Bisnis Vol.1 No.2 , 52-62.

Luciana. (2009). Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial

Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta .

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Esa Unggul Jakarta .

Okta, K. (2015). Pengaruh Good Corporate Governant Dan rasio Keuangan Terhadap

Financial Distress. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol 4 No 10 .

Putra, A. W. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi

Financial Distress Perusahaan Manufaktur Di BEI . Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Perbanas Surabaya .

Rachmawati, & Shantri, A. (2011). Pengaruh Aktiva Tetap Tak Berwujud Terhadap

Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2007-2010. Jurnal Studi Akuntansi .

Wahyu, L. W. (2014). Pengaruh Current Ratio,Debt to Equaty Ratio,dan Return On

Equity Untuk Memperediksikan Kondisi Financial Distress. Alumni

Universitas Stikubank Semarang .

Widarjo, W., & Setiawan, D. (2009). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial

Distress Perusahaan Automotif. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.11, No.2,

Agustus 2009 .

Page 23: PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, …

Yuniarti. (2012). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Financial Distress

Perusahaan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa efek

Indonesia. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol 6 No.2 Juli .

http://www.idx.co.id

www.financial.yahoo.com