PENERJEMAHAN INTERJEKSI DALAM KOMIK LES AVENTURES …repository.ub.ac.id/2442/1/MIA NITA...
Transcript of PENERJEMAHAN INTERJEKSI DALAM KOMIK LES AVENTURES …repository.ub.ac.id/2442/1/MIA NITA...
PENERJEMAHAN INTERJEKSI
DALAM KOMIK LES AVENTURES DE TINTIN KARYA HERGÉ
(SERI L’ÎLE NOIRE DAN L’ÉTOILE MYSTÉRIEUSE)
DARI BAHASA PRANCIS KE DALAM BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
OLEH :
MIA NITA ZULAIKHA
135110300111028
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
PENERJEMAHAN INTERJEKSI
DALAM KOMIK LES AVENTURES DE TINTIN KARYA HERGÉ
(SERI L’ÎLE NOIRE DAN L’ÉTOILE MYSTÉRIEUSE)
DARI BAHASA PRANCIS KE DALAM BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Brawijaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
OLEH
MIA NITA ZULAIKHA
NIM. 135110300111028
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang karena atas berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Penerjemahan Interjeksi dalam
Komik Les Aventures de Tintin Karya Hergé (Seri l’Île Noire dan l’Étoile
Mystérieuse) dari Bahasa Prancis ke dalam Bahasa Indonesia” ini sebagai
persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini tidak
luput dari dukungan orang-orang yang berada di sekitar penulis, yang jasanya tidak
akan pernah penulis lupakan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih secara tulus dan sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan materi dan moril, serta
pengertian dan kasih sayang yang tidak pernah bisa dihargai dengan materi
sebesar apapun terhadap penulis. Penulis berterima kasih karena atas
didikan mereka, penulis akan terus berusaha tidak mengecewakan mereka.
2. Ibu Ria Yuliati, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu
perhatian serta memberikan saran dan ilmunya sehingga skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Ika Nurhayani, Ph.D selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk menjadi pembaca dan penguji hasil penelitian penulis, serta
memberikan masukan-masukan yang berharga terhadap penulis.
4. Aqmarina Prasaditasari sebagai teman dekat penulis yang selalu
memberikan dukungan berupa doa dan semangat yang tiada henti serta
saran-saran yang bermanfaat kepada penulis, juga selalu menjadi penghibur
disaat penulis mulai merasa bosan dan jenuh dalam proses penelitian.
5. My Power Rangers yaitu Nur Aini Azizah, Siti Nafiatul Azizah, Risa
Lestari, Indri Prastikasari dan Diyah Ayu Rahmawati, orang-orang terdekat
penulis selama menempuh pendidikan di universitas dan orang-orang yang
tak pernah penulis lupakan yang selalu memberi saran, kritik, dukungan
setiap saat selama penulis melakukan penelitian dan lain-lain.
6. Teman-teman seperjuangan yaitu Alevi Prilita Savira, Dian Amera Masfira,
Elinda Erviarin, Sri Wahyuni, Murni Maya Sari, Sapriyansah, dan M. Farid
Wahyudi, orang-orang yang selalu mendukung penulis dan teman yang bisa
diajak sharing tentang pengalaman penelitian mereka.
7. Teman-teman satu angkatan 2013 yang secara umum telah menjadi lebih
dari sekedar teman satu angkatan atau teman yang saling mendukung
sesama satu angkatan.
vi
8. Teman-teman KSR yang telah memberikan ruang kepada penulis untuk
belajar dan berbagi pengalaman berorganisasi disela-sela kuliah dan telah
menganggap penulis bagian dari keluarga besar KSR UB.
9. Teman-teman Divisi Kesehatan RAJA BRAWIJAYA 2015 yang telah
menjadi lebih dari sekedar teman satu divisi namun satu keluarga yang
mampu mengisi kekosongan waktu penulis dan selalu memberikan
dorongan semangat melakukan penelitian.
10. Semua pihak lain yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini
baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga penulis dapat dengan
lancar menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu dikemudian hari.
Malang, Juli 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Zulaikha, Mia Nita. 2017. Penerjemahan Interjeksi dalam Komik Les Aventures
de Tintin Karya Hergé (Seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) dari Bahasa
Prancis ke dalam Bahasa Indonesia. Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis.
Universitas Brawijaya.
Dosen Pembimbing : Ria Yuliati, M.A
Kata kunci : Penerjemahan, interjeksi, komik, komik Les Aventures de Tintin.
Komik merupakan ragam tulis yang penggunaan ekspresinya tidak bisa
dikenali hanya melalui tulisan saja namun ada pengunaan tanda baca, misalnya
interjeksi. Interjeksi sering mengalami perubahan makna dalam penerjemahannya
termasuk juga dalam komik Les Aventures de Tintin karya Hergé berbahasa Prancis
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
(1) Mendeskripsikan apakah terjadi perubahan makna dan bentuk dalam terjemahan
interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures de
Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé, (2) Mendeskripsikan
jenis penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan interjeksi bahasa
Prancis ke bahasa Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berbasis studi
pustaka. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca sumber data dan
mencatat interjeksi bahasa Prancis. Teknik analisis data dilakukan dengan mencari
makna harfiah interjeksi bahasa Prancis, membandingkan makna interjeksi tersebut
dengan padanan dalam bahasa Indonesia, menganalisis jenis penerjemahan yang
digunakan untuk menerjemahkan interjeksi bahasa Prancis ke bahasa Indonesia
tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan interjeksi bahasa
Prancis mempunyai banyak padanan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan
jenis-jenis penerjemahan juga mempengaruhi hasil terjemahannya. Dalam komik
ini terdapat 58 interjeksi BP yang terdiri atas 23 interjeksi berbentuk onomatope,
27 interjeksi nomina, 6 interjeksi adjektif, 1 interjeksi verba dan 1 interjeksi kalimat
lengkap. Dari 58 data interjeksi BP tersebut terdiri atas 57 interjeksi yang tidak
mengalami perubahan makna dan 1 interjeksi yang mengalami perubahan makna
dalam penerjemahannya yaitu mengalami pengasaran makna. Dalam
penerjemahannya, satu interjeksi BP dapat menggunakan lebih dari satu jenis
penerjemahan.
viii
EXTRAIT
Zulaikha, Mia Nita. 2017. La Traduction de l’Interjection dans Bande Dessinée
Les Aventures de Tintin Par Hergé (Série l’Île Noire et l’Étoile Mystérieuse)
du Français à l’Indonésien. Étude de la Langue et de la Littérature Française,
Département de Langue et de Littérature, Faculté de Science Culturelle, Université
Brawijaya. Superviseur : Ria Yuliati, M.A.
Mots-clés : Traduction, interjection, bande dessinée, BD Les Aventures de Tintin.
Bande dessinée (BD) est grande diversité d’utilisation d’écrit que l’expression
ne puovait être identifiée que par l’écrit mais il y a l’utilisation de la punctuation
(qui est une forme de l’interjection). Dans la BD, la délégué des expressions d’haut-
parleurs aux interlocuteurs ont souvent dit exprimé par interjection. L’interjection
fréquent passer par changement de sens dans son utilisation. Cette changement de
sens d’interjection aussi beaucoup de vu dans BD Les Aventures de Tintin (série
l’Île Noire et l’Étoile Mystérieuse) par Hergé en français qui a été traduit en
indonésien. Cette méthode vise à (1) décrire s’il y a un changement du sens et la
forme de la traduction d’interjection français dans BD Les Aventures de Tintin
(série l’Île Noire et l’Étoile Mystérieuse) par Hergé (2) décrire les types de
traduction est utilisé pour traduire l’interjection français dans la langue
indonésienne.
Cette méthode a utilisé la méthode qualitative descriptive basée sur a
littérature. Les techniques de collecte les données par la lecture des données de
sources et d’enregistrement interjection français. Technique d’analyse de données
se fait en trouvant le sens littéral des interjections français, comparer l’interjection
français avec signifie l’équivalent en indonésien, analyse les types de traductions
utilisées pour traduire l’interjection français dans la langue indonésienne.
Les resultats de cette recherche indiquent que traduction de l’interjection
français a de nombreux équivalent dans l’indonésie et l’utilisation des types de
traduction affectent également les resultats des traductions. Dans la BD Les
Aventures de Tintin (série l’Île Noire et l’Étoile Mystérieuse) par Hergé se compose
de 23 l’interjection de l’onomatopée, 27 l’interjection du nom, 6 l’interjection de
l’adjectif, 1 l’interjection du verb et 1 l’interjection de la phrase. De 58 formes
d’interjection français qui se composée de 57 pièces de l’interjection qui utilise le
type de traduction littérale (ce qui signifie l’interjection inchangé) et 1 formes de
l’interjection français qui passe par changement de sens de la traduction en
indonésien c’est-à-dire une grossièreté de sens. En la traduction, l'interjection
français peut utiliser plus d'un type de traduction.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL BAGIAN DALAM ................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................ iii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI .................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vii
EXTRAIT .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7
1.6 Definisi Istilah Kunci ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 9
2.1 Teori Interjeksi ................................................................................ 9
2.1.1 Definisi Interjeksi ................................................................... 9
2.1.2 Bentuk-bentuk Interjeksi ........................................................ 10
2.2 Teori Semantik ................................................................................ 11
2.2.1 Semantik ................................................................................. 11
2.2.2 Makna ..................................................................................... 12
2.2.3 Perubahan Makna ................................................................... 14
2.3 Teori Penerjemahan ........................................................................ 15
2.3.1 Definisi Penerjemahan ........................................................... 15
2.3.2 Tataran Padanan dalam Penerjemahan................................... 15
2.3.3 Jenis-jenis Penerjemahan ....................................................... 18
2.4 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 24
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 24
3.2 Sumber Data .................................................................................... 24
3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 25
3.4 Metode Analisis Data ...................................................................... 26
x
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 27
4.1 Temuan ............................................................................................ 27
4.1.1 Temuan Perubahan Makna Interjeksi..................................... 27
4.1.2 Temuan Jenis Penerjemahan Interjeksi .................................. 32
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 33
4.2.1 Interjeksi Onomatope ............................................................. 33
4.2.2 Interjeksi Nomina ................................................................... 45
4.2.3 Interjeksi Adjektif .................................................................. 61
4.2.4 Interjeksi Verba ...................................................................... 64
4.2.5 Interjeksi Kalimat Lengkap ................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 67
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 67
5.2 Saran ................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70
LAMPIRAN ............................................................................................... 72
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh Interjeksi Bahasa Prancis dan Terjemahannya ........... 3
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Bentuk Interjeksi ............................................................................ 28
Tabel 2 Perubahan Makna atau Tanpa Perubahan Makna dan Jenis
Penerjemahan Interjeksi ................................................................ 29
Tabel 3 Jenis Penerjemahan Interjeksi ........................................................ 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Judgement Expert ............................................................................ 72
2. Curriculum Vitae ............................................................................. 73
3. Cuplikan Komik Les Aventures de Tintin (l’Île Noire dan
l’Étoile Mystérieuse) ...................................................................... 74
4. Kutipan Dialog yang Mengandung Interjeksi ................................. 86
5. Berita Acara Bimbingan Skripsi ..................................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerjemahan adalah “the replacement of textual material in one language
(SL) by equivalent textual material in another language (TL)” (mengganti bahan
teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran)
menurut Catford (dalam Machali, 2000:5). Dengan kata lain, menerjemahkan
pada dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain (Larson via
Simatupang, 2000:1). Bentuk bahasa lain yang dimaksud bisa berupa bentuk
bahasa sumber atau bahasa sasaran.
Vinay (dalam Simatupang, 2000:3) berpendapat bahwa di dalam
terjemahan selalu saja ada yang hilang, yang berarti memindahkan teks bahasa
sumber ke dalam bahasa sasaran dengan mempertahankannya secara utuh, atau
tidak ada yang dikurangi dan ditambah serta mengungkapkan sewajar mungkin
dalam bahasa sasaran adalah hal yang sukar dipenuhi dalam bidang penerjemahan.
Dengan kata lain, dalam penerjemahan selalu terjadi perubahan makna dan bentuk
dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasarannya. Perubahan makna dan bentuk
terjadi karena setiap bahasa mempunyai aturan-aturan sendiri. Aturan-aturan yang
berlaku pada suatu bahasa belum tentu berlaku pada bahasa lain. Hal ini berlaku
pada semua unsur bahasa: gramatika, fonologi, semantik (Simatupang, 2000: 74).
Perbedaan aturan dan bentuk yang mengungkapkan makna diantara
berbagai bahasa mengharuskan penerjemah mencari padanan yang paling dekat
2
untuk mengungkapkan suatu makna bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Perubahan atau pergeseran yang terjadi dalam proses penerjemahan bisa terjadi
berupa perubahan pada tataran bentuk, perubahan pada tataran kategori kata, dan
perubahan pada tataran semantik. Seperti perubahan makna dan bentuk yang
banyak terjadi pada komik berbahasa asing ke bahasa Indonesia, yang seringkali
tidak menggunakan bahasa baku.
Secara umum, komik sering diartikan sebagai cerita bergambar. Scout
McCloud (dalam Waluyanto, 2005: 51) menyatakan bahwa komik merupakan
gambar-gambar serta lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan,
bersebelahan) dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan
mencapai tanggapan estetis dari pembacanya. Dalam sebuah komik, dialog
merupakan elemen yang sangat penting dalam membangun pembentukan karakter
cerita. Dialog dalam komik seperti percakapan menggunakan bahasa lisan dengan
ekspresi atau mimik serta intonasi. Yang menjadi perbedaan dengan bahasa lisan
adalah pembaca dalam komik harus menciptakan imajinasi sendiri melalui tanda
baca dalam dialog untuk menghasilkan cerita yang nyata.
Komik juga merupakan ragam tulis yang penggunaan ekspresinya tidak
bisa dikenali hanya melalui tulisan saja namun ada pengunaan tanda baca (yang
salah satunya berupa interjeksi). Dalam komik, penyampaian ekspresi penutur
kepada lawan tutur sering dinyatakan dengan interjeksi.
Menurut Grevisse (2008: 1270), interjeksi mempunyai fungsi sebagai
penanda ataupun sebagai ungkapan yang mengekpresikan perasaan penutur.
Penggunaan interjeksi dalam bahasa tulis yang disertai dengan tanda seru mirip
3
seperti imperatif namun imperatif lebih menekankan pada kalimat perintah
sedangkan interjeksi lebih menekankan pada ungkapan berbagai ekspresi seperti
kekaguman, keheranan, kekagetan, harapan, ajakan dan lain-lain.
Interjeksi sering mengalami perubahan makna dalam penggunaannya. Hal
ini seperti yang terjadi pada karya Hergé yang mengalami pergeseran makna pada
interjeksi-interjeksinya. Pergeseran makna interjeksi ini banyak terlihat juga
dalam komik Les Aventures de Tintin karya Hergé berbahasa Prancis yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Contoh :
Gambar 1.1 Contoh Interjeksi Bahasa Prancis dan Terjemahannya
(1) Parfait!... Et maintenant, dépouillons-le de sa peau..
(a) Hebat!... Sekarang aku butuh kulitnya...
Contoh (1) di atas merupakan cuplikan dialog tokoh Tintin dalam komik
Les Aventures de Tintin berbahasa Prancis yang mengandung interjeksi. Di sini
terlihat adanya pergeseran makna dalam penerjemahan interjeksi bahasa Prancis
ke dalam bahasa Indonesia. Pada contoh (1) interjeksi bahasa Prancis Parfait
(sempurna) yang masuk dalam kategori interjeksi adjektif sebenarnya merupakan
rasa kekaguman yang dilontarkan tokoh pada diri sendiri. Konteks ujarannya
4
adalah ketika tokoh Tintin menyatakan tembakannya mengenai seekor monyet
dengan sempurna karena tepat sasaran dan tidak meleset sedikit pun. Parfait
(sempurna) di sini dipadanankan dengan interjeksi bahasa Indonesia hebat
padahal interjeksi hebat dalam bahasa Indonesia lebih menyatakan adanya
kekuatan dasyat atau kuat dari suatu hal (Alwi, 2007: 393).
Dari pengamatan yang dilakukan, walaupun tidak semua penerjemahan
interjeksi mengalami perubahan namun ternyata cukup banyak perubahan makna
secara harfiah yang terjadi dalam penerjemahan interjeksi bahasa Prancis ke
dalam bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures de Tintin. Terjemahan
interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures
de Tintin dalam seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse ini mengalami perubahan
makna dalam tataran semantiknya yaitu dari bahasa sumber (BSu) ke dalam
bahasa sasaran (BSa).
Perubahan penerjemahan dalam tataran semantik wajar dilakukan oleh
penerjemah jika dirasa BSu tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam BSa
namun maksud BSu tetap tersampaikan dengan baik dan benar dalam BSa.
Perubahan penerjemahan interjeksi tersebut terjadi bisa karena faktor-faktor
tertentu seperti perbedaan sudut pandang dan budaya penutur. Misalnya, dalam
suatu kata BSu yang dianggap terlalu vulgar jika diterjemahkan dalam Bsa maka
penerjemah dapat menggantikannya dengan kata lain yang maknanya lebih halus.
Indonesia dikenal sebagai negara yang budayanya mengutamakan sopan
santun dalam bertutur kata. Oleh karena itu, jika dalam sebuah buku atau
karangan dalam bahasa asing seperti Prancis terdapat kata-kata seperti umpatan,
5
makian dan kata-kata kotor dianggap terlalu kasar dalam bahasa Indonesia maka
penerjemahan diubah sedikit kedalam bahasa yang lebih halus. Selain itu, komik
merupakan salah satu media yang paling banyak digemari anak-anak. Karena
karakter anak-anak yang masih suka menirukan apa yang dipelajarinya maka
penggunaan bahasa yang terlalu kasar juga dapat berpengaruh dalam
pembelajarannya. Oleh sebab itu, penerjemah mempunyai alasan tersendiri untuk
menggunakan kata lain sebagai pengganti kata yang dianggapnya terlalu vulgar.
Meskipun secara harfiah makna itu tidak sepenuhnya sesuai namun penerjemah
tetap memberikan maksud yang sama dengan apa yang disampaikan pengarang.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengidentifikasi padanan
penerjemahan interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik
Les Aventures de Tintin khususnya seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse, serta
jenis-jenis penerjemahan apa saja yang digunakan tersebut. Penelitian ini
mengambil objek komik Les Aventures de Tintin karya Hergé karena dari sekian
komik berbahasa Prancis yang ada, komik Les Aventures de Tintin adalah salah
satu pelopor komik Prancis yang paling terkenal (mendunia).
Selain terkenal, komik ini juga telah diterjemakan ke dalam berbagai
bahasa yang salah satunya bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini
mengambil judul “Penerjemahan Interjeksi dalam Komik Les Aventures de Tintin
Karya Hergé dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia (seri l’Île Noire dan
l’Étoile Mystérieuse)” untuk dikaji lebih mendalam.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan dua permasalahan
sebagai fokus penelitian, yaitu :
1. Apakah interjeksi dalam bahasa Prancis diterjemahkan tanpa perubahan makna
dalam komik Les Aventures de Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse)
karya Hergé?
2. Jenis penerjemahan apakah yang digunakan untuk menerjemahkan interjeksi
bahasa Prancis ke bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures de Tintin (seri
l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan apakah terjadi perubahan makna dalam terjemahan interjeksi
bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures de
Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé.
2. Mendeskripsikan jenis penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan
interjeksi bahasa Prancis ke bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures de
Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah referensi penelitian
linguistik di Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis khususnya penelitian
mengenai penerjemahan interjeksi.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
atau pengetahuan mengenai penerjemahan interjeksi khususnya penerjemahan
interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi salah satu pedoman dalam penerjemahan interjeksi bahasa Prancis
ke dalam bahasa Indonesia agar dapat mengetahui padanan makna interjeksi
sesuai dengan kalimat, frasa atau katanya serta jenis-jenis penerjemahan yang
mempengaruhi perubahan padanan penerjemahan tersebut.
1.5 Ruang Lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah dialog antar tokoh yang mengandung
interjeksi (memiliki kata atau kalimat bertanda seru) dalam komik Les Aventures
de Tintin seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse karya Hergé.
1.6 Definisi Istilah Kunci
Dalam penelitian ini terdapat beberapa definisi istilah kunci yang akan
dipaparkan seperti di bawah ini.
8
1. Penerjemahan: menurut Newmark (dalam Machali, 2000: 5), penerjemahan
didefinisikan sebagai “rendering the meaning of a text into another language
in the way that the author intended the text” (menerjemahkan makna suatu teks
ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang).
2. Interjeksi: interjeksi merupakan kata tugas yang mengungkapkan rasa hati
manusia (Moeliono dan Dardjowidjojo, 1998: 243).
3. Komik: Scout McCloud (dalam Waluyanto, 2005: 51) menyatakan bahwa
komik merupakan gambar-gambar serta lambang lain yang terjukstaposisi
(berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu untuk menyampaikan
informasi dan mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.
4. Komik Les Aventures de Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse):
salah satu karya dari seorang penulis Prancis terkenal bernama Hergé
berkebangsaan Belgia. Penulis ini terinspirasi dari seorang temannya yang
bekerja sebagai seorang jurnalis lalu Hergé menuliskannya dalam sebuah
komik berjudul Les Aventures de Tintin yang karakter tokoh utamanya sama
persis dengan orang yang dijadikan inspirasi tersebut. Komik Les Aventures de
Tintin ini pertama kali rilis pada sebuah halaman koran khusus anak-anak yang
berjudul Le Petit Vingtième pada awal tahun 1929 dan hingga saat ini komik
Les Aventures de Tintin menghasilkan sekitar 23 seri judul dan telah difilmkan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang dijadikan acuan dalam
penelitian penerjemahan interjeksi yang terkandung dalam komik Les Aventures
de Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hérge. Penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan juga akan dibahas dalam bab ini sebagai sumber
pengetahuan tambahan.
2.1 Teori Interjeksi
2.1.1 Definisi Interjeksi
Menurut Kridalaksana (1994: 77), interjeksi adalah kategori kata yang
bertugas mengungkapkan perasaan pembicara dimana secara sintaksis tidak
berhubungan dengan kata-kata lain dalam ujaran. Interjeksi bersifat ekstra kalimat
dan selalu mendahului ujaran sebagai teriakan yang lepas atau berdiri sendiri.
Djajasudarma (2010: 52) menyatakan bahwa interjeksi atau kata seru
adalah kata yang berfungsi mengungkapkan perasaan. Kata ini digunakan untuk
memperkuat perasaan sedih, jijik, heran, gembira dan sebagainya. Interjeksi dapat
berasal dari bahasa asing atau dari bahasa daerah.
Alwi (1988: 243) yang menyatakan bahwa interjeksi atau kata seru adalah
kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia. Untuk memperkuat rasa hati,
sedih, heran, dan jijik, orang memakai kata tertentu di samping kalimat yang
mengandung makna pokok yang dimaksud. Pada umumnya interjeksi mengacu ke
10
sikap yang (a) negatif, (b) positif, (c) menggambarkan keheranan, dan (d) netral
atau bercampur, bergantung pada makna kalimat yang mengiringinya. Contoh:
a. Bernada negatif: cih, cis, bah, ih, idih.
b. Bernada positif: aduhai, amboi, asyik, alhamdulillah.
c. Bernada keheranan: ai, lo, astaghfirullah.
d. Bernada netral atau campuran: ayo, hai, halo, nah, hem.
2.1.2 Bentuk-bentuk Interjeksi
Kridalaksana (2008: 121) membagi interjeksi menjadi dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk dasar : aduh, aduhai, ah, ahoi, ai, amboi, asyoi, ayo, bah, cih, cis, eh,
hai, idih, ih, lho, oh, nak, sip, wah, wahai, yaaa.
2. Bentuk turunan : biasanya berasal dari kata-kata biasa atau penggalan kalimat
Arab, contoh : alhamdulillah, astaga, brengsek, buset, dubilah, duilah, insya
Allah, masyaallah, syukur, halo, innalillahi, yahud.
Menurut Putrayasa (2008: 66), interjeksi dapat terbagi dalam lima jenis :
1. Interjeksi kejijikan: bah, cih, cis, ih, idih.
2. Interjeksi kekesalan atau kecewa: brengsek, sialan, busyet, keparat, celaka.
3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduh (duh), aduhai, amboi, asyik, wah.
4. Interjeksi keheranan: aduh, aih, ai, lho, duilah, eh, oh, ah.
5. Interjeksi kekagetan: astaga, astaghfirullah, masaAllah, masa, alamak, gila.
Ditinjau dari bentuknya, Grevisse (2008: 223-1278) mengelompokkan
interjeksi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Seruan biasa atau onomatope merupakan interjeksi yang terbentuk baik dari
satu atau gabungan vokal yang dikombinasikan dengan sebuah konsonan
11
maupun gabungan konsonan. Contoh : Ah! Eh! Hom! Heu! Hue! Ohé! Ouais!
Ouf! Bah! Fi! Pouah! Chut! Holà! St! Pst!
2. Nomina yang berdiri sendiri atau diikuti sebuah penentu atau tergantung pada
preposisi. Contoh : Attention! Courage! Ciel! Dame! Horreur! Juste ciel!
Bonté divine! Ma parole! Ma foi! Par exemple! Au temps!
3. Adjektiva yang berdiri sendiri maupun diikuti oleh sebuah adverbia. Contoh :
Bon! Chic! Mince! Ferme! Bravo! Tout doux! Tout beau!
4. Verba terutama bentuk imperatif. Contoh : Allons! Allez! Gare! Halte! Tiens!
Suffit! Vois-tu! Dis donc! Va!
5. Kalimat lengkap. Contoh : Fouette cocher! Va comme je te pousse! Vogue la
galère!
2.2 Teori Semantik
2.2.1 Semantik
Semantik merupakan cabang linguistik yang mengkaji makna yang
ditentukan dari kalimat, frasa atau kata (makna tekstual). Semantik didalam
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani sema
(nomina tanda) atau dari verba samaino (menandai, berarti) (Abdullah, 2012: 87).
Semantik juga merupakan bidang yang sangat luas karena melibatkan unsur-unsur
struktur dan fungsi bahasa yang berkaitan erat dengan psikologi, filsafat,
antropologi serta sosiologi (Lehrer dalam Abdullah 2012: 88).
Ruang lingkup semantik mencakup makna sedangkan makna sendiri
dibedakan dari arti didalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara
12
unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Menurut Palmer, makna
hanya menyangkut intra bahasa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Lyons
menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah
memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan
makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain (Achmad dan
Abdullah, 2012: 90).
2.2.2 Makna
Menurut de Saussure (dalam Chaer, 2007: 286) setiap tanda linguistik atau
tanda bahasa terdiri dari dua komponen, yaitu signifian “yang mengartikan” dan
signifié “yang diartikan”. Komponen signifian atau “yang mengartikan” wujudnya
berupa runtunan bunyi. Komponen signifié atau “yang diartikan” wujudnya
berupa pengertian atau konsep (yang dimiliki oleh signifian).
Secara sinkronis, makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah tetapi
secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah. Maksudnya, dalam masa yang
relatif singkat, makna sebuah kata akan tetap sama (tidak berubah) tetapi dalam
waktu yang relatif lama ada kemungkinan makna sebuah kata dapat berubah.
Kemungkinan ini tidak terjadi pada semua kosa kata namun hanya terjadi pada
sejumlah kata tertentu saja (Chaer, 2007: 310-311).
Sejauh ini pergeseran makna hanya bersifat lokal, yakni pada tingkat kata,
frase, klausa atau kalimat. Belum ada pembahasan mengenai pergeseran yang
dapat terjadi secara menyeluruh sehingga mempengaruhi maksud atau tujuan
penulisan atau fungsi teks. Seperti dalam penerjemahan komik Les Aventures de
Tintin dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia (seri l’Île Noire dan l’Étoile
13
Mystérieuse) yang mengalami perubahan makna dalam penerjemahannya
terutama dalam salah satu kelas katanya, yaitu interjeksi.
1. Makna generik dan makna spesifik
Niquet dan Dewez (1990: 27) mendefinisikan makna generik sebagai “un
mot à sens général capable de recouvrir le sens de plusieur mots plus précis”.
Sebuah kata pada makna generik dapat meliputi makna dari beberapa kata yang
lebih spesifik. Contoh: oiseux→ le marle, la pie, la mouette, l’aigle, le perroquet,
lehibou. Pada contoh tersebut, oiseaux atau burung berada dalam makna generik,
sementara le marle, la pie, la mouette, l’aigle, le perroquet, le hibou merupakan
jenis-jenis burung yang memiliki makna yang lebih spesifik.
2. Makna leksikal dan makna gramatikal
Chaer dalam buku Linguistik Umum membagi makna menjadi beberapa
jenis berdasarkan segi atau pandangan : makna leksikal dan gramatikal, makna
denotatif dan makna konotatif dan seterusnya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya
membahas mengenai makna leksikal dan gramatikal yang digunakan untuk
mengidentifikasi penerjemahan interjeksi sesuai dengan topik yang diteliti.
Chaer (2007: 310-317) berpendapat bahwa makna leksikal adalah makna
yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apapun. Misalnya pada
leksem ‘kuda’ memiliki makna leksikal ‘sejenis binantang berkaki empat yang
bisa dikendarai’ atau leksem ‘air’ yang memiliki makna leksikal ‘sejenis barang
cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari’. Dengan contoh itu dapat
juga dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya.
14
Makna gramatikal adalah makna yang baru yang muncul akibat proses
gramatikal, seperti afiksasi atau reduplikasi dan lain-lain. Misalnya dalam proses
afiksasi prefiks ber- dengan dasar baju melahirkan makna gramatikal
‘mengenakan atau memakai baju’; atau jika prefiks ber- ditambahkan pada kata
dasar kuda maka akan melahirkan makna gramatikal ‘mengendarai kuda’ (Chaer,
2007: 310-317).
2.2.3 Perubahan Makna
Chaer (2013: 140) mengklasifikasikan perubahan makna menjadi 5 jenis.
1. Meluas, yaitu gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada
mulanya memiliki sebuah “makna”, tetapi kemudian karena berbagai faktor
menjadi memiliki makna lain yang lebih luas. Contoh: kata “saudara” dulu
bermakna “seperut” atau “sekandungan” tetapi sekarang maknanya meluas
menjadi “siapa saja yang sepertalian darah”.
2. Menyempit, yaitu gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya
menpunyai makna yang luas kemudian berubaha menjadi terbatas pada sebuah
makna saja. Contoh: kata “sarjana” pada mulanya berarti “orang pandai atau
cendekiawan” tetapi sekarang maknanya menyempit menjadi “orang yang lulus
dari perguruan tinggi strata 1”.
3. Perubahan total, yaitu berubahnya sama sekali makna sebuah kata dari makna
asalnya. Contoh: kata “ceramah” pada mulanya berarti “cerewet atau banyak
cakap” tetapi sekarang berarti “pidato atau uraian”.
4. Penghalusan (eufemia), yaitu gejala ditampilkannya kata-kata atau bentuk-
bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus atau lebih sopan
15
daripada kata yang digantikan. Contoh: kata “lembaga pemasyarakatan”
dianggap lebih halus dari kata “penjara atau bui”, kata “pramuwisma”
dianggap lebih halus daripada kata “babu”.
5. Pengasaran, yaitu usaha untuk menggantikan kata yang maknanya halus
dengan kata yang maknanya lebih kasar. Contoh: kata “mendepak” digunakan
untuk menggantikan kata “mengeluarkan”, kata “menjebloskan” digunakan
untuk menggantikan kata “memasukkan”.
2.3 Teori Penerjemahan
2.3.1 Definisi Penerjemahan
Penerjemahan menurut Newmark (dalam Machali, 2000: 5) adalah
“rendering the meaning of a text into another language in the way that the author
intended the text” (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai
dengan yang dimaksudkan pengarang). Penerjemahan dapat berbeda antara BSu
(bahasa sumber) dengan BSa (bahasa sasaran) yang disebabkan oleh beberapa
faktor dalam melakukan kegiatan menerjemahkannya.
2.3.2 Tataran Padanan dalam Penerjemahan
Kesepadanan dalam penerjemahan muncul karena adanya perbedaan
sistem gramatikal, semantik, sosio-budaya antara bahasa sumber dan bahasa
sasaran. Sebagai inti dari suatu penerjemahan, pencarian padanan akan
menggiring pada konsep penerjemahan (Nababan, 2008). Masalah kesepadanan
terjadi di banyak tingkatan atau tataran. Berikut tataran kesepadanan menurut
Baker (1992: 9-230).
16
a. Padanan pada tataran kata
Kata merupakan unit yang pertama yang akan di uraikan maknanya ketika
menerjemahkan. Dalam menguraikan makna kata atau padanan suatu kata ada
analisis yang perlu diterapkan:
1. Analisis struktural atau analisis morfem
Hal ini dilakukan dengan menguraikan morfem-morfem pembentuk kata
bahasa sumber. Misalnya kata recharge yang terdiri dari morfem re dan
charge yang memiliki arti ‘mengisi ulang’.
2. Analisis komponen makna
Analisis ini dilakukan dengan menguraikan makna suatu kata dalam bahasa
sumber. Dengan analisis ini dapat ditemukan bahwa sering kali suatu kata
dalam bahasa sumber padanannya akan terdiri dari beberapa kata dalam
bahasa sasaran (Baker, 1992: 11 dan Nababan, 2008: 98). Misalnya kata nap
yang berarti tidur siang dalam bahasa Indonesia.
3. Dalam mencari padanan kata, seringkali terdapat masalah bahwa padanan
kata tersebut tidak tersedia atau tidak ada dalam bahasa sasaran. Inilah yang
kemudian disebut dengan ketidaksepadanan.
b. Padanan gramatikal
Padanan gramatikal selalu dikaitkan dengan dua dimensi utama, yaitu:
morfologi dan sintaksis.
17
1. Morfologi
Morfologi berkaitan dengan struktur kata yang menandakan perbedaan sistem
gramatikal suatu bahasa. Contoh yang paling sering dan paling mudah
diamati adalah penjamakan kata benda. Dalam bahasa Inggris jika ingin
menuliskan bentuk jamak dari suatu kata benda cukup memberikan akhiran
tertentu (mis, -s, -es, -ies, etc) pada bentuk tunggalnya. Sementara dalam
bahasa Indonesia penjamakan dilakukan dengan pengulangan ataupun
pemberian kata yang bermakna jamak sebelum bentuk tunggalnya (misalnya
beberapa, semua, sebagian).
2. Sintaksis
Sintakis berkaitan dengan struktur gramatikal kelompok kata, klausa dan
kalimat. Sintaksis berusaha mengkaji jenis kata (kata benda, kata kerja, kata
sifat dan kata keterangan) serta unsur-unsur pembentuk kalimat (subjek,
predikat, objek). Padanan gramatikal yang mencakup sintaksis terpusat pada
konsep antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam hal jumlah (number),
gender, person, tenses, aspek dan voice. Seperti kalimat aktif suatu BSu bisa
sepadan dengan kalimat pasif BSa. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
c. Padanan pada tataran pragmatik
Padanan pada tingkat pragmatik bersifat subjektif bagi pendengar ataupun
pembaca suatu terjemahan (pengguna bahasa). Padanan pada pragmatik harus
bersifat koheren. Kekoherensian suatu teks merupakan hasil interaksi antara
pengetahuan yang ada pada teks dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki
oleh pembaca. Pengetahuan dan pengalaman tersebut dipengaruhi oleh banyak
18
faktor seperti usia, jenis kelamin, suku, kebangsaan, pendidikan, pekerjaan, agama
dan lain-lain. Untuk itulah suatu teks bisa saja koheren bagi sekelompok pembaca
namun tidak bagi yang lainnya. Jadi, pengetahuan dan budaya seorang akan
menentukan seberapa besar seorang pembaca menghayati teks terjemahan.
2.3.3 Jenis-jenis Penerjemahan
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal, hasil penerjemahan dapat
berbeda dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran karena penggunaan jenis
penerjemahannya atau dapat disebut sebagai teknik penerjemahan yang
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan hasil
penerjemahan. Molina dan Albir (2002) mendefinisikan teknik penerjemahan
sebagai ‘procedure to analyze and classify how translation equivalence works’.
Molina dan Albir (2002) juga menyatakan bahwa teknik penerjemahan mengacu
pada ‘actual steps taken by the translators in each textual micro unit’. Hal
tersebut berarti teknik penerjemahan adalah cara mengalihkan pesan teks dari
bahasa sumber ke teks bahasa sasaran yang digunakan pada tataran mikro seperti
kata, frasa, klausa atau kalimat. Berikut teknik-teknik penerjemahan yang
mempengaruhi hasil penerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran yang
dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002):
1) Penerjemahan harfiah (literal translation)
Teknik penerjemahan yang mengalihkan suatu ungkapan dalam BSu secara
kata per kata ke dalam BSa.
BSu : The President gave the present to Michael last week.
BSa : Presiden memberi hadiah itu pada Michael minggu lalu.
19
2) Modulasi (modulation)
Teknik penerjemahan yang mengganti fokus sudut pandang atau aspek
kognitif yang ada dalam BSu, baik secara leksikal ataupun struktural.
Modulasi atau pergeseran gelombang makna dalam penerjemahan terbagi atas
dua jenis:
a. Pergeseran sudut pandang
Terjadi apabila unsur bahasa sumber memperoleh padanan di dalam Bsa yang
memiliki sudut pandang semantis yang berbeda.
BSu : I think so.
BSa : Saya rasa begitu.
Padanan Saya rasa begitu dalam bahasa Inggris “I think so”. Orang Inggris
berpikir (think) tidak memakai perasaan (feel), sehingga tidaklah wajar
berkata I feel so untuk mengungkapkan Saya rasa begitu. Setidak-tidaknya
berpikir dan merasa dalam bahasa Inggris dibedakan secara tegas
(Simatupang, 2000:81).
b. Pergeseran wilayah semantik
Terjadi apabila unsur BSu memperoleh padanan BSa yang berbeda cakupan
maknanya, yaitu cakupan makna luas ke cakupan makna sempit atau
sebaliknya .
BSu : Brother.
BSa : adik atau kakak (laki-laki).
Dalam bahasa Inggris, sebutan untuk saudara laki-laki mengacu pada makna
yang lebih generik yaitu brother sedangkan sebutan saudara laki-laki dalam
20
BI mengacu pada makna yang lebih spesifik yaitu adik laki-laki atau kakak
laki-laki (Simatupang, 2000:78).
3) Transposisi (transposition)
Teknik penerjemahan yang mengganti kategori gramatikal bahasa sumber
dalam bahasa sasaran, misalnya mengganti kata menjadi frasa. Teknik ini
biasanya digunakan karena adanya perbedaan tata bahasa BSu dan BSa.
Transposisi atau pergeseran posisi dalam penerjemahan dapat terjadi pada
tataran dan kategori kata, frasa, klausa atau kalimat.
a. Pergeseran tataran
Pergeseran tataran terjadi apabila transposisi menghasilkan unsur BSa
yang berbeda dengan unsur BSu. Pergeseran seperti ini, menurut Catford
pada umumnya sering terjadi dari tataran gramatikal ke tataran leksikal
atau sebaliknya.
BSu : a pair of glasses.
BSa : sebuah kacamata.
Perbedaan struktur gramatikal dari BSu ke dalam BSa seperti bentuk
jamak dalam bahasa Inggris “a pair of glasses” yang diterjemahkan
menjadi bentuk tunggal dalam BI “sebuah kacamata” (Machali, 2000:64).
b. Pergeseran kategori
- Struktur
Terjadi karena perbedaan struktur antara dua bahasa yang terlibat dalam
penerjemahan sehingga padanan struktur BSa berbeda dari struktur
BSunya.
21
BSu : beautiful woman.
BSa : wanita (yang) cantik.
Perubahan struktur BSu dari adjektiva + nomina menjadi nomina +
pemberi sifat dalam BSa (Machali, 2000:65).
- Kelas kata
Terjadi apabila terjemahan menghasilkan padanan yang menyebabkan
pergeseran kelas kata (nomina, verba, ajektiva, adverbia dan lain-lain)
dalam BSu menjadi kelas kata yang berbeda dalam BSa.
BSu : J’ai soif.
BSa : saya haus.
Adanya perubahan kelas kata dari BSu yaitu nomina menjadi adjektiva ke
dalam BSa (Simatupang, 2000: 77).
- Unit
Pergeseran yang menghasilkan padanan dalam BSu yang memiliki tingkat
gramatikal (kata, frasa, klausa, kalimat) berbeda dari BSa.
BSu : girl.
BSa : anak perempuan.
Adanya perubahan unit dari kata dalam BSu menjadi frasa ke dalam BSa
(Simatupang, 2000:75).
- Intrasistem
Terjadi karena perbedaan sistem antara BSu dan Bsa. Contoh:
BSu :Watashi wa manga o yomimasu.
BSa : Saya membaca komik
22
Dalam bahasa Jepang partikel wo dan o hanya digunakan sebagai
pelengkap namun di Indonesia tidak memiliki partikel sehingga terjadi
adanya pergeseran intrasistem dalam penerjemahannya.
4) Variasi (variation)
Teknik penerjemahan yang mengganti unsur-unsur linguistik atau
paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik. Misalnya perubahan
tona tekstual, gaya bahasa, dialek geografis, dan dialek sosial (Molina dan
Albir, 2002).
BSu : Give it to me now!
BSa : Berikan barang itu ke gue sekarang!
Kata me yang memiliki artian saya atau aku dalam BI namun diterjemahkan
ke dalam variasi bahasa nonformal BI.
5) Konteks atau sebagai proses penerjemahan disebut kontekstualisasi. Konteks
penerjemahan juga dapat mempengaruhi proses dan hasil penerjemahan,
konteks penerjemahan yang berbeda dapat membuat hasil penerjemahan yang
berbeda pula (Hoed, 2006).
23
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai penerjemahan interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa
Indonesia sebelumnya sudah dilakukan oleh
1. Restu Murtiningtyas mahasiswi Sastra Prancis Universitas Indonesia tahun
2010 dengan judul “Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis ke Bahasa
Indonesia”. Dalam penelitian tersebut, Restu mengkaji mengenai
penerjemahan interjeksi yang menekan pada bentuk-bentuk interjeksi yang
dikaitkan dengan konteks cerita. Sumber data kajian yang diteliti oleh peneliti
sebelumnya juga berbeda dengan objek penelitian ini. Peneliti sebelumnya
menggunakan teks fiksi BP yang diterjemahkan ke dalam BI sebagai sumber
data utama, penelitian ini menggunakan komik berbahasa Prancis beserta
terjemahannya sebagai sumber data utama kajian penelitian.
2. Nada Akhlada mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2014 dengan judul “Pergeseran Bentuk dan Makna dalam
Terjemahan Komik l’Agent 212 (dari Bahasa Prancis ke Bahasa Indonesia)”.
Dalam penelitian tersebut, Akhlada menekankan objek kajian pada bentuk
dan makna yang berubah secara sintaksis. Sumber data kajian yang diteliti
juga komik namun peneliti sebelumnya menggunakan komik dengan judul
yang berbeda yaitu l’Agent 212 karya Raoul Cauvin dan Daniel Kox yang
berbeda dengan judul komik penelitian ini yaitu Les Aventures de Tintin seri
l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse karya Hergé beserta terjemahannya.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan menemukan dan mengidentifikasi padanan
penerjemahan interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik
Les Aventures de Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé
serta mendeskripsikan jenis-jenis terjemahan yang mempengaruhi perubahan
penerjemahan tersebut. Pada bab metode penelitian ini, peneliti menjabarkan
mengenai jenis data, sumber data, metode pengumpulan data serta langkah
analisis data untuk mencapai tujuan tersebut.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana data-data
penelitian berupa interjeksi-interjeksi dalam komik Les Aventures de Tintin (seri
l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé yang mengalami perubahan
makna dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang di maksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu periode
tertentu (Mukhtar, 2013: 10).
3.2 Sumber Data
Sumber data merupakan asal dari pemerolehan data. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah komik berjudul Les Aventures de Tintin
25
(seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé dan Petualangan Tintin
dalam bahasa Indonesia yang telah diterjemahkan oleh PT Indira yang pertama
kali dicetak pada tahun 1975 kemudian PT Gramedia Pustaka Utama (GPU)
sebagai pemegang lisensi penerbitan tahun 2008. Data dalam penelitian ini berupa
interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures
de Tintin.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik-teknik
sebagai berikut:
1. Membaca sumber data dengan teliti dan secara keseluruhan yaitu komik Les
Aventures de Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé
dan terjemahannya Petualangan Tintin yang diterjemahkan oleh tim PT Indira
dan PT Gramedia Pustaka Utama (GPU).
2. Mencatat adanya interjeksi-interjeksi yang terkandung dalam komik Les
Aventures de Tintin (seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé.
3. Memilah-milah interjeksi-interjeksi yang memiliki perubahan makna dari
bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia.
26
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah
membandingkan makna interjeksi BP ke dalam padananannya BI serta
penggunaan teknik penerjemahan yang menyebabkan pergeseran dalam
terjemahannya yang terkandung dalam komik Les Aventures de Tintin (seri l’Île
Noire dan l’Étoile Mystérieuse) karya Hergé beserta terjemahannya Petualangan
Tintin. Hal-hal yang diperlukan untuk penelitian ini berasal dari sumber data.
Penulis akan mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian, melakukan
observasi, dan mengkajinya yang berdasarkan pada landasan teori yang ada pada
bab dua.
Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini sebagai berikut.
Mengelompokkan data yang telah diperoleh sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan.
Menganalisis makna interjeksi BP, membandingkan makna
interjeksi BP dengan padanannya dalam BI, menganalisis jika
ada perubahan makna interjeksi serta mengkaji jenis
penerjemahan yang digunakan.
Mendeskripsikan dan menjelaskan data yang telah dianalisis
sesuai dengan kajian.
Membuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
27
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas mengenai temuan padanan dan jenis-jenis
penerjemahan yang mempengaruhi perubahan makna dan bentuk penerjemahan
interjeksi bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Les Aventures
de Tintin seri l’Île Noire dan l’Étoile Mystérieuse karya Hergé. Setelah itu,
temuan-temuan tersebut akan dibahas secara lebih mendalam pada sub bab
pembahasan.
4.1 Temuan
1. Temuan Perubahan Makna Interjeksi
Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat 58 data interjeksi bahasa
Prancis dalam komik Les Aventures de Tintin seri l’Île Noir dan l’Étoile
Mystérieuse karya Hergé. Dari 58 data interjeksi BP ini, terdapat lima bentuk
interjeksi berupa interjeksi onomatope, nomina, adjektif, verba dan kalimat.
Adapun rincian interjeksi BP tersebut meliputi 23 interjeksi berbentuk onomatope,
27 interjeksi bentuk nomina, 6 interjeksi adjektif, 1 interjeksi verba dan 1
interjeksi berbentuk kalimat lengkap. Berikut tabel data bentuk-bentuk interjeksi
yang ditemukan dalam komik Les Aventures de Tintin seri l’Île Noir dan l’Étoile
Mystérieuse karya Hergé.
28
Tabel 1 Bentuk Interjeksi
Bentuk Interjeksi Jumlah
1. Onomatope, meliputi : 23
Aïe ! 2
Ah ! 8
Ouf ! 4
Oh ! 4
Pst ! 1
Holà ! 2
Chut ! 1
Bah ! 1
2. Nomina, meliputi : 27
Sapristi ! 5
Attention ! 3
Ma Parole ! 3
Malédiction ! 5
Ciel ! 2
Mon Dieu ! 4
Horreur ! 1
Malheure ! 2
Saperlipopette ! 1
Silence ! 1
3. Adjektif, meliputi : 6
Malappris ! 1
Bon ! 1
Chic ! 1
Bigre ! 1
Malheureux ! 2
4. Verba, meliputi : 1
Halte ! 1
5. Kalimat lengkap, meliputi : 1
Rien à Faire ! 1
Total 58
Dari 58 data interjeksi BP tersebut, terdapat 57 interjeksi yang tidak
mengalami perubahan makna dan 1 interjeksi yang mengalami perubahan makna.
Dari 1 interjeksi yang mengalami perubahan makna yaitu mengalami pengasaran
makna. Berikut tabel rincian interjeksi yang tidak mengalami perubahan makna
sekaligus interjeksi yang mengalami perubahan makna.
29
Tabel 2 Perubahan Makna atau Tanpa Perubahan Makna dan Jenis
Penerjemahan Interjeksi
No. Kode
Data
Bentuk
Interjeksi
BP
Makna
Interjeksi
Terjemahan
Interjeksi
dalam BI
Perubahan
makna
Jenis
Penerjemahan
1. IN/3 Aïe !
Bermakna
kekagetan
Wauw! - - modulasi
2. IN/48 Bermakna
kekagetan
Ya Tuhan! - - modulasi
- transposisi unit
3. IN/5 Ah !
Bermakna
kegembiraan
He! - - kontekstualisasi
- transposisi
kelas kata
4. IN/27 Bermakna
kepuasan
Goblok ! - Pengasaran - kontekstualisasi
5. IN/32 Bermakna
keheranan
Aha ! - - variasi
6. IN/42 Bermakna
keheranan
Oh ! - - variasi
7. EM/7 Bermakna
keheranan
Oh ! - - variasi
8. EM/16 Bermakna
teguran
Hai - - variasi
9. EM/26 Bermakna
kekesalan
Mereka gagal
!
- - kontekstualisasi
10. EM/32 Bermakna
penunjuk
Nah - - kontekstualisasi
11. EM/6 Ouf !
Bermakna
kelegaan
Piuh ! - - variasi
12. EM/19 Bermakna
kelegaan
Fiuh ! - - variasi
13. EM/25 Bermakna
kelegaan
Waduh !
- - kontekstualisasi
- transposisi
kelas kata
14. EM 54 Bermakna
kelegaan
Untung saja ! - - kontekstualisasi
- transposisi unit
15. IN/12 Oh ! Bermakna
kepuasan
Aha ! - - variasi
16. IN/31
Bermakna
kekagetan
Celaka ! - - kontekstualisasi
- transposisi
kelas kata
17. EM/1 Bermakna
kekagetan
Hei! - - variasi
18. EM/28 Bermakna
penyesalan
Aduh! - - variasi
- transposisi
kelas kata
19. IN/15 Pst ! Bermakna
panggilan
Sini! - - kontekstualisasi
- transposisi unit
20. IN/32 Holà !
Bermakna
seruan
Hai! - - variasi
30
No. Kode
Data
Bentuk
Interjeksi
BP
Makna
Interjeksi
Terjemahan
Interjeksi
dalam BI
Perubahan
makna
Jenis
Penerjemahan
21. EM/17 Holà !
Bermakna
seruan
Ahoy! - - variasi
22. EM/4 Chut ! Bermakna
bisikan
Ssst! - - harfiah
23. EM/46 Bah ! Bermakna
ketidakpedulian
Biar saja ! - - harafiah
- transposisi unit
24. IN/30 Sapristi !
Bermakna
keheranan
Astaga ! - - modulasi
- transposisi
kelas kata
25. EM/24 Bermakna
keheranan
Astaga ! - - modulasi
- transposisi
kelas kata
26. IN/42 Bermakna
kepuasan
Aha ! - - modulasi
27. EM/8 Bermakna
kesakitan
Sompret ! - - Variasi
28. EM/39 Bermakna
keheranan
Sompret ! - - Variasi
29. IN/10 Attention
!
Bermakna
kekagetan
Awas !
- - harfiah
30. IN/11 Bermakna
peringatan
Hati-hati ! - - harafiah
- transposisi
kelas kata
31. EM 53 Bermakna
peringatan
Hati-hati ! - - harafiah
- transposisi
kelas kata
32. IN/11
Ma
parole !
Bermakna
kekagetan
He ! - - kontekstualisasi
- transposisi unit
33. EM/46 Bermakna
kekagetan
Hey ! - - kontekstualisasi
- transposisi unit
34. IN/25 Bermakna
kekesalan
Keparat dia ! - - kontekstualisasi
35. IN/17 Malédicti
on !
Bermakna
kekesalan
Sialan ! - - harfiah
36. IN/21 Bermakna
kekesalan
Keparat ! - - harfiah
- transposisi
kelas kata
37. IN/18
Bermakna
kekecewaan
Buset ! - - modulasi
- variasi
38. EM/46 Bermakna
kekagetan
Sial ! - - harfiah
- transposisi
kelas kata
39. EM/48 Bermakna
kekagetan
Lihat ! - - kontekstualisasi
- transposisi
kelas kata
31
No. Kode
Data
Bentuk
Interjeksi
BP
Makna
Interjeksi
Terjemahan
Interjeksi
dalam BI
Perubahan
makna
Jenis
Penerjemahan
40. IN/38 Ciel !
Bermakna
kekagetan
Celaka ! - - kontekstualisasi
- transposisi
kelas kata
41. IN/44 Ciel !
Bermakna
kekagetan
Astaga ! - - harfiah
42. EM/4 Mon Dieu
!
Bermakna
kekagetan
Astaga - - variasi
- transposisi unit
43. EM/44 Bermakna
kekagetan
Aduh - - kontekstualisasi
- transposisi unit
44. EM/7 Bermakna
keheranan
Astaga ! - - variasi
- transposisi unit
45. EM/26 Bermakna
kesakitan
Aduh - - kontekstualisasi
- transposisi unit
46. EM/54 Horreur ! Bermakna
ketakutan
Tolong ! - - kontekstualisasi
47. IN/21 Malheure
!
Bermakna
keheranan
Aduh ! - - modulasi
48. EM/47 Bermakna
permintaan
Tolong ! - - kontekstualisasi
49. EM/12 Saperlipo
pette !
Bermakna
kekagetan
Astaga ! - - modulasi
50. EM/4 Silence ! Bermakna
permintaan
Jangan ribut ! - - harafiah
- transposisi unit
51. IN/8 Bon ! Bermakna
kepuasan
Bagus ! - - harfiah
52. IN/56 Chic ! Bermakna
kepuasan
Beruntung
sekali !
- - harfiah
- transposisi unit
53. EM/2 Malappris
!
Bermakna
kekecewaan
Terlalu ! - - variasi
- transposisi
kelas kata
54. IN/10 Bigre ! Bermakna
kekesalan
Sialan ! - - kontekstualisasi
- transposisi
kelas kata
55. EM/16 Malheure
ux !
Bermakna
kekagetan
Masyaallah ! - - modulasi
56. EM/19 Bermakna
kekhawatiran
Kasihan orang
tua itu !
- - kontekstualisasi
- transposisi unit
57. EM/14 Halte ! Bermakna
seruan
Hei - - variasi
- transposisi
kelas kata
58. EM/56 Rien à
faire !
Bermakna
kekecewaan
Sia-sia ! - - variasi
- transposisi unit
Keterangan:
IN : komik Les Aventures de Tintin seri L’Île Noir
EM : komik Les Aventures de Tintin seri L’Étoile Mystérieuse
32
2. Temuan Jenis Penerjemahan Interjeksi
Selain data berupa bentuk dan perubahan makna interjeksi, penulis juga
menemukan data-data berupa jenis-jenis penerjemahan yang digunakan
penerjemah dalam menerjemahkan komik Les Aventures de Tintin seri l’Île Noir
dan l’Étoile Mystérieuse karya Hergé. Secara garis besar terdapat 5 jenis
terjemahan yang digunakan dalam komik tersebut. Sebuah interjeksi dapat
menggunakan lebih dari satu jenis penerjemahan sehingga jumlah jenis
penerjemahannya pun ada banyak. Dari 58 data interjeksi BP yang ditemukan,
terdapat 12 interjeksi yang menggunakan jenis penerjemahan harfiah
(penerjemahan asli sesuai makna bahasa sumber), 9 interjeksi yang menggunakan
jenis penerjemahan modulasi (penerjemahan dengan pergeseran makna karena
sudut pandang budaya), 29 interjeksi yang menggunakan jenis penerjemahan
transposisi (penerjemahan dengan pergeseran bentuk), 19 interjeksi yang
menggunakan jenis penerjemahaan variasi (penerjemahan dengan bentuk variasi
lain), 20 interjeksi yang menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi
(penerjemahan sesuai konteks). Berikut tabel yang menyajikan jumlah data jenis
penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan secara terperinci.
Tabel 3 Jenis Penerjemahan Interjeksi
No. Jenis Penerjemahan Jumlah
1. Penerjemahan harfiah 12
2. Penerjemahan modulasi 9
3. Penerjemahan transposisi 29
4. Penerjemahan variasi 19
5. Kontekstualisasi (konteks sebagai proses penerjemahan) 20
33
4.2 Pembahasan
Dalam sub bab ini penulis akan membahas mengenai data temuan yang
diperoleh dari hasil analisis dalam komik Les Aventures de Tintin seri l’Île Noire
dan l’Étoile Mystérieuse karya Hergé beserta terjemahannya.
4.2.1 Interjeksi Onomatope
Menurut Kridalaksana (1984: 116), onomatope (onomatopoeia) adalah
penamaan benda atau perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan
dengan benda atau perbuatan itu, misalnya berkokok, suara dengung, deru, aum,
cicit dan sebagainya.
Interjeksi Aïe !
1. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Délinquant : Halté-là!... où allez-
vous?
Tintin : Aïe!... (l’Île Noire hal. 3)
Penjahat : Sedang apa disini!
Tintin : Wauw!... (Rahasia Pulau
Hitam hal. 3)
Interjeksi Aïe dalam ujaran menyatakan bermakna kekagetan Tintin akibat
seseorang tidak dikenal yang tiba-tiba bertanya kepadanya sedang apa di sini.
Dalam komik ini, interjeksi Aïe diterjemahkan dalam BI menjadi Wauw.
Penerjemahan interjeksi ini tidak mengalami perubahan makna karena
interjeksi Aïe yang diterjemahkan menjadi “Wauw” ke dalam BI sama-sama
dinyatakan sebagai bentuk kekagetan. Penerjemahan interjeksi ini merupakan
jenis penerjemahan modulasi karena sudut pandang budaya yang berbeda
antara peniruan bunyi kekagetan dalam BP dengan peniruan bunyi kekagetan
34
dalam BI. Dalam BP kekagetan dinyatakan dengan interjeksi Aïe sedangkan
dalam BI kekagetan dapat dinyatakan dengan interjeksi Wauw.
2) BP BI
Aïe! Nous sommes découverts!....
heuresement que l’entrée est étroite..
(l’Île Noire hal. 48)
Ya Tuhan! Dia mencium kita.
Untung lubangnya terlalu kecil...
(Rahasia Pulau Hitam hal. 48)
Interjeksi Aïe dalam ujaran menyatakan bermakna Tintin yang terkejut saat
ia bersembunyi di dalam goa lalu ditemukan oleh musuhnya. Dalam komik ini,
interjeksi Aïe diterjemahkan menjadi interjeksi Ya Tuhan dalam BI.
Penerjemahan interjeksi Aïe menjadi Ya Tuhan tidak mengalami perubahan
makna karena untuk pengungkapan rasa kekagetan dapat juga dinyatakan
dengan Ya Tuhan dalam BI. Penerjemahan interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan modulasi (pergeseran makna) yaitu perbedaan sudut pandang
budaya dalam menyatakan kekagetan dalam BP dan BI. Perubahan
penerjemahan interjeksi Aïe ini disebabkan jenis penerjemahan transposisi
(pergeseran bentuk) unit dimana kata Aïe menjadi frasa Ya Tuhan.
Interjeksi Ah !
1. Bermakna kegembiraan
1) BP BI
Ah ! Enfin un village. Je vais essayer
de trouver une voiture pour me
conduire au port. (l’Île Noire hal. 5)
He ! Desa ! Barang kali saya bisa
menyewa mobil untuk pergi ke
pantai. (Rahasia Pulau Hitam hal. 5)
Interjeksi Ah dalam ujaran tersebut menyatakan bermakna Tintin yang
senang saat menemukan sebuah desa untuk mencari sesuatu yang ia butuhkan.
Dalam komik ini, interjeksi Ah dalam BP diterjemahkan menjadi He dalam BI.
Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Ah
35
diterjemahkan menjadi He dalam BI juga dapat dinyatakan sebagai bentuk
ungkapan menarik perhatian kepada seseorang disekitarnya. Penerjemahan ini
menggunkan kontekstualisasi dari penerjemah dan jenis penerjemahan
transposisi (pergeseran bentuk) kategori kelas kata dari onomatope Ah menjadi
partikel He.
2. Bermakna kepuasan
1) BP BI
Ah ! Je comprends ! L’imbécile aura
marché sur ce râteau. Ha ! Ha !
Ramassons vite son browning... (l’Île
Noire hal. 27)
Goblok ! ia menginjak penggaruk
dan terpukul tangkainya. Ku ambil
pistolnya... (Rahasia Pulau Hitam
hal. 27)
Interjeksi Ah dalam ujaran tersebut menyatakan bermakna salah seorang
musuh Tintin yang mengekspresikan kepuasan karena Tintin terjatuh. Dalam
komik ini, interjeksi Ah dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Goblok
dalam BI. Penerjemahan ini mengalami perubahan makna yaitu pengasaran
karena interjeksi Ah yang bermakna kepuasan tersebut dinyatakan dengan kata
yang lebih kasar dan bernada negatif dalam BSa. Penerjemahan ini
menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi.
3. Bermakna keheranan
1) BP BI
Ah ! Je comprends, une fuite (l’Île
Noire hal. 32)
Aha ! pasti ada yang bocor (Rahasia
Pulau Hitam hal. 32)
Interjeksi Ah dalam ujaran menyatakan bermakna anjing Tintin yang
merasakan keganjilan karena menemukan kebocoran pada sebuah tangki yang
ia naiki. Interjeksi Ah dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Aha dalam
BI. Pada penerjemahan interjeksi Ah BP menjadi Aha BI tidak mengalami
36
perubahan makna karena pengungkapan perasaan keheranan dari BSu ke dalam
BSa tidak berbeda. Penerjemahan ini menggunakan jenis penerjemahan variasi
sehingga secara bentuk antara BSu ke BSa terlihat sedikit berbeda.
2) BP BI
Ah ! c’est une bête terrible!...
Quelque fois, le soir, quand le vent
vient du large, on l’entend qui....
Chut! Écoutez! (l’Île Noire hal. 42)
Oh ! Hantu jahat itu mulai lagi...
Kadang dimalam hari ada suara aneh
dari pulau itu. Kau dengar? (Rahasia
Pulau Hitam hal. 42)
Interjeksi Ah dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang yang tak
dikenal di Bar yang memberitahukan Tintin bahwa ada sesuatu yang ganjil
yang sering terjadi di sebuah pulau Hitam. Interjeksi Ah dalam BP
diterjemahkan menjadi interjeksi Oh dalam BI yang sama-sama bermakna
keheranan sehingga dalam penerjemahannya tidak mengalami perubahan
makna dalam pengungkapan perasaan heran dari Bsu ke dalam BSa tidak
berbeda. Penerjemahan ini menggunakan jenis penerjemahan variasi yang tetap
memiliki makna sama yaitu menyatakan keheranan.
3) BP BI
Ah ! Te voilà!... Et bien?... Que fais-
tu là?... Pourquoi ne viens-tu pas
quand je t’appelle?... Allons, ici!...
(l’Étoile Mystérieuse hal. 7)
Oh, itu dia! Sedang apa kamu?
Mengapa tidak datang kalau
dipanggil? Ayoh, kemari! (Bintang
Jatuh hal. 7)
Interjeksi Ah dalam ujaran menyatakan sikap kekesalan Tintin yang
merasa aneh ketika sedang berbicara dengan anjingnya yang tidak segera
menghampirinya ketika dipanggil. Interjeksi Ah dalam BP diterjemahkan
dengan interjeksi Oh dalam BI yang sama-sama bermakna keheranan sehingga
dalam penerjemahannya tidak mengalami perubahan makna dalam
pengungkapan perasaan heran dari Bsu ke dalam BSa tidak berbeda.
37
Penerjemahan ini menggunakan jenis penerjemahan variasi yang membuat
bentuknya terlihat sedikit berbeda dari BSu.
4. Bermakna teguran
1) BP BI
Ah ! Bandit ! ... Tu ne m’échapperas
pas ! .. (l’Étoile Mystérieuse hal. 16)
Hai, bandit ! ... Tak akan kubiarkan
lepas ! (Bintang Jatuh hal. 16)
Interjeksi Ah dalam ujaran menyatakan sikap dari salah seorang teman
Tintin yang bernama kapten Haddock ketika memergoki penjahat yang lewat
didepannya. Interjeksi Ah dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Hai
dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena
interjeksi Ah dalam BP yang diterjemahkan menjadi Hai dapat juga dinyatakan
sebagai kata teguran untuk mendapatkan perhatian seseorang dalam BSa.
Penerjemahan interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan variasi dimana
seruan dalam BI hanya mengganti unsur paralinguistiknya.
5. Bermakna kekesalan
1) BP BI
Ah ! Les maladroits ! Ils ont manqué
leur coup ! ... Tout est à
recommencer ! (l’Étoile Mystérieuse
hal. 26)
Mereka gagal ! goblok semua !
Sekarang terpaksa mulai lagi dari
mula ! ... Tapi saya pasti menang !
(Bintang Jatuh hal. 26)
Interjeksi Ah dalam ujaran menyatakan sikap kekesalan salah seorang
musuh Tintin yang bernama Tuan Bohlwinkel ketika menerima kabar bahwa
misinya untuk menenggelamkan kapal yang ditumpangi Tintin itu gagal.
Interjeksi Ah dalam BP ini diterjemahkan menjadi interjeksi Mereka gagal
dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena
interjeksi Ah ke dalam BSa juga dinyatakan dengan perasaan yang penuh
38
dengan kekesalan. Penerjemahn ini mengggunakan jenis penerjemahan
kontekstualisasi untuk mendapatkan TSa yang sesuai.
6. Bermakna penunjukkan
1) BP BI
Ah ! Voilà le chef-coq! ... Qu’est-ce
que vous avez préparé de bon, pour
ce midi? (l’Étoile Mystérieuse hal.
32)
Nah, ini koki kita! ... Anda memasak
apa untuk kita hari ini? (Bintang
Jatuh hal. 32)
Interjeksi Ah dalam ujaran menyatakan sikap penunjukkan seseorang dari
rekan Tintin, Kapten Haddock yang mengenalkan koki kapalnya kepada Tintin
dan bertanya menu makannya. Interjeksi Ah dalam BP diterjemahkan sebagai
interjeksi Nah dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna
karena interjeksi Ah ketika diterjemahkan ke dalam BSa dinyatakan dengan
ungkapan menunjuk seseorang menggunakan kata simpulan dalam BSa.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi dari
penerjemah untuk mendapatkan padanan yang sesuai dengan konteksnya.
Interjeksi Ouf !
1. Bermakna lega
1) BP BI
Ouf ! ... Les voilà passés! ... Et
Milou, lui, qu’est-il devenue?
(l’Étoile Mystérieuse hal. 6)
Piuh ! ... Sudah lewat! Mana
Snowy? Bagaimana dia? (Bintang
Jatuh hal. 6)
Interjeksi Ouf dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang merasa lega
setelah melihat banyak tikus berlari melewatinya ditengah jalan. Interjeksi Ouf
dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Piuh dalam BI yang sama-sama
memiliki makna lega sehingga dalam penerjemahannya tidak megalami
39
perubahan makna karena interjeksi Ouf dalam BP mengungkapkan perasaan
yang sama dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan variasi
karena makna yang dari BSu tidak mengalami perbedaan dengan BSa.
2) BP BI
Ouf ! ... Nous l’avons échappé belle!
... J’ai bien cou qu’elle aurait éclaté
avant de toucher l’eau... (l’Étoile
Mystérieuse hal. 19)
Fiuh ! Hampir saja! Saya kuatir dia
sudah meledak sebelum masuk air!
... (Bintang Jatuh hal. 19)
Interjeksi Ouf dalam ujaran menyatakan sikap kapten Haddock yang
merasa lega ketika ada dinamit yang dilempar musuhnya tidak meledak
dikapalnya. Interjeksi Ouf dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Fiuh
dalam BI. Penerjemahannya ini tidak mengalami perubahan makna karena
interjeksi BP dan BI tersebut sama-sama merupakan bentuk tiruan bunyi
(onomatope) yang sama-sama memiliki ungkapan kelegaan. Interjeksi ini
menggunakan jenis penerjemahan variasi karena makna yang dari BSu tidak
mengalami perbedaan dengan BSa dan hanya bentuknya yang terlihat berbeda
dengan BSu.
3) BP BI
Ouf ! ... J’ai bien cou que je passais
par dessus bord! ... Et Milou? Où est
Milou? (l’Étoile Mystérieuse hal. 25)
Waduh ! ... Saya... Saya kira sudah
terlempar keluar kapal... Snowy! ...
Mana Snowy? (Bintang Jatuh hal.
25)
Interjeksi Ouf dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang merasa puas
atau lega karena ia tidak terlempar keluar dari kapal karena badai yang sedang
menghadang kapalnya. Interjeksi Ouf dalam BP diterjemahkan sebagai
interjeksi Waduh dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan
makna karena interjeksi Ouf dalam BP yang digunakan untuk menyatakan
40
kelegaan juga bisa diungkapan dengan kata “waduh” dalam BSa. Interjeksi ini
menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi dan menggunakan jenis
penerjemahan transposisi kategori kelas kata dimana jenis onomatope Ouf
diubah ke dalam partikel (kata yang biasanya mengandung makna gramatikal
tetapi tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya kata sandang,
kata depan, konjungsi, dan kata seru Waduh).
4) BP BI
Ouf ! Le danger est passé l’eau ne
monte plus... (l’Étoile Mystérieuse
hal. 54)
Untung saja ! Selamat! Air tidak
dapat naik lebih tinggi lagi! (Bintang
Jatuh hal. 54)
Interjeksi Ouf dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang merasa
beruntung karena tidak tersangkut ombak yang besar di tepi laut. Interjeksi Ouf
dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Untung Saja dalam BI.
Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Ouf
dalam BP yang digunakan untuk menyatakan kelegaan juga bisa diungkapan
dengan kata lain dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan
kontekstualisasi dan jenis penerjemahan transposisi kategori unit di mana kata
Ouf diubah ke dalam frasa Untung Saja.
Interjeksi Oh !
1. Bermakna kepuasan
1) BP BI
Oh ! oh ! ... Voilà des petits bouts de
papier qui m’a deront peut-être à
retrouver les mystérieux aviateurs...
(l’Île Noire hal. 12)
Aha ! Sobek-sobekan kertas. Barang
kali bisa memberikan petunjuk.
(Rahasia Pulau Hitam hal. 12)
41
Interjeksi Oh dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang merasa puas
ketika menemukan sobek-sobekan kertas misterius dari salah satu baju bekas
yang ditinggalkan musuhnya. Interjeksi Oh dalam BP diterjemahkan menjadi
interjeksi Aha dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna
karena interjeksi Oh diterjemahkan dengan kata Aha yang sama-sama memiliki
ungkapan kepuasan. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemhan variasi
yang menggunakan bahasa non formal dalam BI.
2. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Oh ! Un tunnel! ... (l’Île Noire hal.
31)
Celaka ! Trowongan.. (Rahasia
Pulau Hitam hal. 31)
Interjeksi Oh dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang terkejut ketika
menaiki atap kereta yang akan melintasi sebuah terowongan semakin
mendekat. Interjeksi Oh dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Celaka
dalam BI. Penerjemahan interjeksi ini tidak mengalami perubahan makna
karena interjeksi Oh diterjemahkan dengan kata Celaka yang sama-sama
memiliki ungkapan kekagetan. Interjeksi ini meggunakan jenis penerjemahan
kontekstualisasi dari penerjemah supaya hasil penerjemahan sesuai dengan
konteks bahasa sasaran dan jenis penerjemahan transposisi kategori kelas kata
yang mengubah onomatope menjadi adjektif.
2) BP BI
Oh ! Dis donc Milou! Regarde cette
grosse étoile! ... (l’Étoile Mystérieuse
hal. 1)
Hei, Snowy, lihat bintang besar itu!
(Bintang Jatuh hal. 1)
42
Interjeksi Oh dalam ujaran menyatakan sikap Tintin ketika berbicara
dengan anjingnya saat melihat bintang yang sangat besar di angkasa. Interjeksi
Oh dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Hei dalam BI. Penerjemahan
ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Oh diterjemahkan
dengan kata Hei yang sama-sama mengungkapkan perasaan terkejut. Interjeksi
ini menggunakan jenis penerjemahan variasi yang menggunakan bahasa non
formal dalam BI.
3. Bermakna penyesalan
1) BP BI
Oh ! Mais... Je... Vous jouez de
malheur, capitaine!... Voilà que je
me souviens tout à coup... Nous
n’avons plus un litre de mazout en
réserve... (l’Étoile Mystérieuse hal.
28)
Aduh, maaf pak! ... Saya... Sial
benar! Saya baru ingat bahwa
minyak kami habis. Tidak ada
setetespun persediaan... (Bintang
Jatuh hal. 28)
Interjeksi Oh dalam ujaran menyatakan sikap terkejut dari salah seorang
penjual bahan bakar kapal ketika berbicara dengan Kapten Haddock karena ia
kehabisan persediaan bahan bakar. Interjeksi Oh dalam BP diterjemahkan
menjadi interjeksi Aduh dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami
perubahan makna karena interjeksi Oh diterjemahkan dengan kata Aduh yang
sama-sama memiliki ungkapan terkejut dan cemas. Interjeksi ini menggunakan
jenis penerjemahan variasi yang menyatakan bentuk lain dari kebingungan
serta penggunaan jenis penerjemahan transposisi kategori kelas kata yang
mengganti unsur onomatope BP menjadi partikel dalam BI .
43
Interjeksi Pst !
1. Bermakna panggilan
1) BP BI
Pst ! Viens vite, Milou! (l’Île Noire
hal. 15)
Snowy ! sini (Rahasia Pulau Hitam
hal. 15)
Interjeksi Pst dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang sedang
memanggil anjingnya dengan berbisik-bisik. Interjeksi Pst dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Sini dalam BI. Penerjemahannya tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Pst diterjemahkan dengan kata
Sini yang sama-sama memilliki maksud memanggil seseorang. Interjeksi ini
menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi dari penerjemah dan juga
jenis penerjemahan transposisi kategori unit yang mengganti onomatope
menjadi pronomina.
Interjeksi Holà !
1. Bermakna seruan
1) BP BI
Holà ! Jeune homme! (l’Île Noire
hal. 32)
Hai, anak muda... (Rahasia Pulau
Hitam hal. 32)
Interjeksi Holà dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang penjahat
yang menangkap Tintin dengan melontarkan sapaan. Interjeksi Holà dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Hai dalam BI. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Holà diterjemahkan dengan
kata Hai yang secara harfiah sama-sama memiliki ungkapan sapaan kepada
seseorang. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan variasi yang
44
menggunakan ragam seruan dalam bentuk lain dan jenis penerjemahan
modulasi dimana terdapat perbedaan budaya untuk menyatakan panggilan
kepada seseorang dalam BP dan BI.
2) BP BI
Holà ! ... Le capitaine (l’Étoile
Mystérieuse hal. 17)
Ahoy, kapten! (Bintang Jatuh hal.
17)
Interjeksi Holà dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang kenalan
Tintin yang memanggil Kapten Haddock. Interjeksi Holà dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Ahoy dalam BI. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Holà diterjemahkan dengan
kata Ahoy yang secara harfiah sama-sama memiliki makna untuk menyapa
seseorang. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan variasi yang mana
menggunakan seruan dalam bentuk lain serta jenis penerjemahan modulasi di
mana terdapat perbedaan budaya untuk menyatakan panggilan kepada
seseorang dalam BP dan BI.
Interjeksi Chut !
1. Bermakna bisikan
1) BP BI
Chut ! ... C’est moi! (l’Étoile
Mystérieuse hal. 4)
Ssst! Sayalah orangnya! (Bintang
Jatuh hal. 4)
Interjeksi Chut dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang yang tak
dikenal sedang menyerukan bisikan kepada Tintin bahwa orang yang sedang
dicari Tintin berada dihadapannya. Interjeksi Chut dalam BP diterjemahkan
sebagai interjeksi Ssst dalam BI. Penerjemahannya pun tidak mengalami
45
perubahan makna karena interjeksi Chut yang diterjemahkan dengan kata Ssst
tidak mengurangi makna secara harfiah dan penerjemahan tersebut merupakan
jenis penerjemahan harfiah.
Interjeksi Bah !
1. Bermakna ketidakpedulian
1) BP BI
Bah ! ... Le temps d’amerrir de
mettre leur canot pneumatique à la
mer, et nos hommes auront déjà pris
pied sur l’aérolithe. (l’Étoile
Mystérieuse hal. 46)
Biar saja ! pada waktu mereka
mendarat di laut dan menurunkan
perahu karetnya, orang-orang kita
sudah sampai di pantai meteor.
(Bintang Jatuh hal. 46)
Interjeksi Bah dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang penjahat yang
tidak mempedulikan tindakan Tintin untuk mendarat ke pantai meteor terlebih
dulu. Interjeksi Bah dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Biar Saja
dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena
interjeksi Bah dalam BSu juga memiliki ungkapan tidak peduli ke dalam BSa.
Penerjemahan ini menggunakan jenis penerjemahan transposisi kategori unit di
mana kata Bah diterjemahkan menjadi frasa Biar Saja.
4.2.2 Interjeksi Nomina
Interjeksi Sapristi !
1. Bermakna keheranan
1) BP BI
Sapristi ! C’est leur voiture! ... (l’Île
Noire hal. 30)
Astaga ! Mobil mereka! Bisa
turunkan saya disini? (Rahasia Pulau
Hitam hal. 30)
46
Interjeksi Sapristi dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang prihatin
terhadap kecelakaan mobil yang terjadi di tengah jalan ketika ia lewat.
Interjeksi Sapristi dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Astaga dalam
BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi
Sapristi yang diterjemahkan dengan kata Astaga juga menyatakan ungkapan
keheranan dalam BSa. Interejeksi ini menggunakan jenis penerjemahan
modulasi yaitu perubahan penerjemahan yang terjadi karena sudut pandang
budaya, yaitu memperhalus umpatan BP dalam BI dan jenis penerjemahan
transposisi kategori kelas kata di mana nomina diubah menjadi partikel Astaga.
2) BP BI
Sapristi ! ... C’est une véritable
tempête. (l’Étoile Mystérieuse hal.
24)
Astaga ! ... Bukan main kencang
anginnya. (Bintang Jatuh hal. 24)
Interjeksi Sapristi dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang
kebingungan saat ada badai di hadapannya. Interjeksi Sapristi dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Astaga dalam BI. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Sapristi yang diterjemahkan
dengan kata Astaga juga menyatakan ungkapan keheranan dalam BSa.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan modulasi sudut pandang
budaya yang memperhalus umpatan BP dalam BI dan jenis penerjemahan
transposisi kategori kelas kata di mana nomina diubah menjadi partikel Astaga.
2. Bermakna kepuasan
1) BP BI
Sapristi ! Voilà mon affaire... (l’Île
Noire hal. 42)
Aha ! persis yang saya inginkan!
(Rahasia Pulau Hitam hal. 42)
47
Interjeksi Sapristi dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang senang
ketika melihat mendapatkan sewaan kapal yang sesuai dengan apa yang
diinginkan. Interjeksi Sapristi dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Aha
dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena
interjeksi Sapristi yang diterjemahkan dengan kata Aha juga menyatakan
ungkapan kepuasan dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan modulasi secara sudut pandang budaya di mana kata Sapristi
dianggap terlalu kasar sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa yang lebih
halus dalam BSa.
3. Bermakna kesakitan
1) BP BI
Sapristi ! ... L’appui de la fenètre est
tellement chaud que je me suis brulé!
... (l’Étoile Mystérieuse hal. 8)
Sompret ! kosen jendela panas
sekali, hampir matang tanganku!
(Bintang Jatuh hal. 8)
Interjeksi Sapristi dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang kesakitan
karena menyentuh dinding jendela yang panas. Interjeksi Sapristi dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Sompret dalam BI. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Sapristi yang diterjemahkan
dengan kata Sompret memiliki ungkapan perasaan kesakitan dalam BSa.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan variasi dimana kata Sompret
merupakan sinonim dari kata umpatan keras.
4. Bermakna keheranan
1) BP BI
Sapristi ! J’ai encore une fois oublié
de fermer la porte... (l’Étoile
Mystérieuse hal. 39)
Sompret ! Saya lupa lagi menutup
pintu itu... (Bintang Jatuh hal. 39)
48
Interjeksi Sapristi dalam ujaran menyatakan sikap seorang koki kapal
kapten Haddock yang lupa menutup pintu dapurnya ketika hendak memasak.
Interjeksi Sapristi dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Sompret dalam
BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi
Sapristi yang diterjemahkan dengan kata Sompret sama-sama memiliki
ungkapan perasaan heran dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan variasi di mana kata Sompret merupakan sinonim dari kata
makian/umpatan Sial.
Interjeksi Attention !
1. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Attention ! Ils reviennent!... (l’Île
Noire hal. 10)
Awas ! Mereka datang lagi! (Rahasia
Pulau Hitam hal. 10)
Interjeksi Attention dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang penjahat
yang sedang berteriak karena ada domba-domba yang datang menyerang
mereka. Interjeksi Attention dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Awas
dalam BI. Awas dalam BI memiliki artian memperhatikan dengan baik, hati-
hati, dan sebagainya. Penerjemahan interjeksi tersebut tidak mengalami
perubahan makna karena sama-sama mengungkapkan perasaan kaget.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan harfiah.
49
2. Bermakna peringatan
1) BP BI
Attention ! ... Ouvrons l’ɶil! ... (l’Île
Noire hal. 11)
Hati-hati ! ... Kita tidak boleh
mengambil resiko. (Rahasia Pulau
Hitam hal. 11)
Interjeksi Attention dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang
memperingatkan anjingnya untuk tidak bertindak semaunya. Interjeksi
Attention dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Hati-hati dalam BI. Hati-
hati dalam BI memiliki makna waspada. Penerjemahannya tidak mengalami
perubahan makna karena sama-sama sebagai pengungkap peringatan. Interjeksi
ini menggunakan jenis penerjemahan transposisi kategori kelas kata yang
mengganti unsur nomina BP menjadi adverbia BI namun secara makna tidak
mengubah maksud yang disampaikan.
2) BP BI
Attention ! ... Elle peut apparaître
d’un moment à l’autre... (l’Étoile
Mystérieuse hal. 53)
Hati-hati ! ... Dia setiap saat bisa
muncul! (Bintang Jatuh hal. 53)
Interjeksi Attention dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang
memperingatkan anjingnya karena takut diserang kupu-kupu raksasa yang
menakutkan. Interjeksi Attention dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi
Hati-hati dalam BI. Hati-hati dalam BI memiliki makna waspada.
Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena antara BSu ke
dalam BSa sama-sama digunakan untuk pengungkapan peringatan. Interjeksi
ini menggunakan jenis penerjemahan transposisi kategori kelas kata yang
mengganti unsur nomina BP menjadi adverbia BI namun secara makna tidak
mengubah maksud yang disampaikan.
50
Interjeksi Ma Parole !
1. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Ma parole ! Voilà les débris de
l’avion tombé la nuit dernière. Allons
voir... (l’Île Noire hal. 11)
He ! Itu dia kerangka kapal terbang
yang jatuh tadi malam. Ayo kita
lihat. (Rahasia Pulau Hitam hal. 11)
Interjeksi Ma Parole dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang kaget
ketika melihat bangkai pesawat yang diketahuinya terjatuh. Interjeksi Ma
Parole dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi He dalam BI. He dalam BI
memiliki makna kata seru untuk menyapa, menegur, mengingatkan, dan
sebagainya. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena
interjeksi Ma Parole yang diterjemahkan dengan kata “he” yang bermakna
teguran tiba-tiba kepada seseorang dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan
jenis penerjemahan konteksualisasi dan jenis penerjemahan transposisi kategori
unit di mana frasa dalam BP diubah menjadi kata dalam BI.
2) BP BI
Ma parole ! On dirait un bruit de
moteur... (l’Étoile Mystérieuse hal.
46)
Hey ! Rasanya saya mendengar
suara mesin... (Bintang Jatuh hal. 46)
Interjeksi Ma Parole dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang
penjahat yang terkejut karena mendengar suara pesawat Tintin yang hendak
menyusul mereka. Interjeksi Ma Parole dalam BP diterjemahkan sebagai
interjeksi Hey dalam BI. Hey dalam BI memiliki makna kata seru untuk
menyapa, menegur, mengingatkan, dan sebagainya. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Ma Parole yang diterjemahkan
dengan kata “hey” sama-sama mengungkapkan teguran tiba-tiba kepada
51
seseorang dalam BSa. Interjeksi inimenggunakan jenis penerjemahan
konteksualisasi dari penerjemah dan jenis penerjemahan transposisi kategori
unit di mana frasa dalam BP diubah menjadi kata dalam BI.
2. Bermakna kekesalan
1) BP BI
Ma parole ! C’est Tintin!... (l’Île
Noire hal. 25)
Tintin, keparat dia ! (Rahasia Pulau
Hitam hal. 25)
Interjeksi Ma Parole dalam ujaran menyatakan sikap penjahat yang sedang
mencari Tintin dan kemudian mereka menemukannya. Interjeksi Ma Parole
dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Keparat dia dalam BI.
Penerjemahan ini mengalami perubahan makna karena interjeksi Ma Parole
yang diterjemahkan dengan kata Keparat dia sama-sama memiliki digunakan
untuk pengungkapan kekesalan dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan kontekstualisasi.
Interjeksi Malédiction !
1. Bermakna kekesalan
1) BP BI
Malédiction ! Plus de cartruches! ...
(l’Île Noire hal. 17)
Sialan ! Kosong (Rahasia Pulau
Hitam hal. 17)
Interjeksi Malédiction dalam ujaran menyatak sikap seorang musuh Tintin
yang mengumpat kesal karena pistol yang diarahkan ke Tintin tidak ada
pelurunya. Interjeksi Malédiction dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi
Sialan dalam BI. Sialan dalam BI memiliki arti orang yang sial, yang
mendatangkan sial dan untuk makian. Penerjemahan interjeksinya tidak
52
mengalami perubahan makna karena sama-sama digunakan untuk ungkapan
kekesalan. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan harfiah.
2) BP BI
Malédiction !Voilà les pompiers!..
(l’Île Noire hal. 21)
Keparat ! Pemadam kebakaran
datang! ... (Rahasia Pulau Hitam hal.
21)
Interjeksi Malédiction dalam ujaran menyatakan sikap seorang penjahat
yang kebingungan saat petugas pemadam kebakaran datang ke rumahnya
karena takut kejahatannya terbongkar. Interjeksi Malédiction dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Keparat dalam BI. Keparat dalam BI
memiliki makna kafir, bangsat dan sebagai kata makian. Penerjemahan
interjeksinya tidak mengalami perubahan makna karena sama-sama digunakan
untuk ungkapan kekesalan. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan
harfiah.
2. Bermakna kekecewaan
1) BP BI
Malédiction ! ... Le tison que j’ai
lancé tout à l’heure a provoqué un
incendie! (l’Île Noire hal. 18)
Buset ! Kayu api yang saya lempar
membakar seluruh ruangan! (Rahasia
Pulau Hitam hal. 18)
Interjeksi Malédiction dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang
penjahat yang hendak membunuh Tintin namun gagal karena kayu api yang ia
lempar meleset dan membakar seluruh ruangan dirumahnya. Interjeksi
Malédiction dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Buset dalam BI. Buset
dalam BI memiliki makna kata makian lembut untuk menyatakan umpatan.
Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi dalam
penerjemahannya yang dinyatakan dengan bentuk makian halus sama-sama
53
mengungkapkan kekecewaan dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan modulasi sudut pandang budaya dimana Malédiction termasuk
kata kasar yang diterjemahkan ke dalam makian lembut dalam BI dan juga
menggunakan jenis penerjemahan variasi kata lain dalam penerjemahannya.
3. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Malédiction ! C’est l’hydravion de
l’AURORE! (l’Étoile Mystérieuse
hal. 46)
Itu pesawat terbang dari kapal
“Aurora”! Sial ! (Bintang Jatuh hal.
46)
Interjeksi Malédiction dalam ujaran menyatakan sikap seorang penjahat
yang terkejut setelah melihat pesawat Tintin yang mendekati kapalnya.
Interjeksi Malédiction dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Sial dalam
BI. Sial dalam BI memiliki arti buruk nasibnya, malang dan celaka.
Penerjemahan interjeksinya tidak mengalami perubahan makna karena sama-
sama digunakan untuk ungkapan kekagetan. Interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan transposisi kategori kelas kata yang mengubah nomina menjadi
adjektif.
2) BP BI
Malédiction ! Son drapeau flotte! ...
(l’Étoile Mystérieuse hal. 48)
Lihat ! Ia sudah memancangkan
benderanya! (Bintang Jatuh hal. 48)
Interjeksi Malédiction dalam ujaran menyatakan sikap musuh Tintin yang
terkejut karena melihat Tintin sudah berada dilokasi yang mereka tuju dan
telah menancapkan benderanya. Interjeksi Malédiction dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Lihat dalam BI. Lihat dalam BI memiliki arti
menggunakan mata untuk memandang, memperhatikan. Penerjemahan ini
54
tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Malédiction yang
diterjemahkan dengan kata Lihat sama-sama bermakna kekagetan dalam BSa.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi yang dianggap
sesuai oleh penerjemah serta menggunakan jenis penerjemahan transposisi
kategori kelas kata di mana nomina berubah menjadi verba.
Interjeksi Ciel !
1. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Ciel ! Une clôture!!! (l’Île Noire hal.
38)
Pagar batu! Celaka ! (Rahasia Pulau
Hitam hal. 38)
Interjeksi Ciel dalam ujaran menyatakan sikap dari seorang pilot pesawat
yang dinaiki Tintin terkejut ketika akan mendarat namun menabrak sebuah
pagar batu. Interjeksi Ciel dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Celaka
dalam BI. Celaka dalam BI memiliki arti mendapat kesulitan, malang dan sial.
Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Ciel
yang diungkapkan dalam BSa sama-sama untuk mengungkapkan kekagetan.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi dari
penerjemah dan jenis penerjemahan transposisi kategori kelas kata dengan
mengganti nomina menjadi adjektif.
2) BP BI
Ciel ! La porte est fermée!! .. (l’Île
Noire hal. 44)
Astaga ! Pintunya! Tertutup!
(Rahasia Pulau Hitam hal. 44)
Interjeksi Ciel dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang terkejut dan
bingung ketika pintu keluar dari ruangan musuhnya tertutup rapat. Interjeksi
55
Ciel dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Astaga dalam BI. Astaga
dalam BI memiliki arti (turunan) dari Astaghfirullah. Penerjemahannya tidak
mengalami perubahan makna karena Interjeksi Ciel diterjemahkan ke dalam
BSa yang sama-sama mengungkapkan rasa kekagetan. Interjeksi ini
menggunakan jenis penerjemahan harfiah.
Interjeksi Mon Dieu !
1. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Mon Dieu ! ... C’est horrible,
monsieur l’astronome! ... C’est
horrible! ... (l’Étoile Mystérieuse hal.
4)
Astaga, pak! Mengerikan ... Seram!
(Bintang Jatuh hal. 4)
Interjeksi Mon Dieu dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang ketakutan
dan bingung ketika melihat sebuah bayangan laba-laba raksasa di angkasa
dengan menggunakan teropong bintang. Interjeksi Mon Dieu dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Astaga dalam BI. Astaga dalam BI memiliki
arti (turunan) dari Astaghfirullah. Penerjemahan ini tidak mengalami
perubahan makna karena interjeksi Mon Dieu diterjemahkan ke dalam BSa
yang sama-sama mengungkapkan rasa kekagetan. Interjeksi ini menggunakan
jenis penerjemahan variasi dimana interjeksi BP Mon Dieu diterjemahkan
menjadi interjeksi BI Astaga dan jenis penerjemahan transposisi kategori unit
dimana frasa diubah menjadi kata.
2) BP BI
Mon Dieu ! Ils ne l’ont pas vu!
Pauvre Milou! (l’Étoile Mystérieuse
hal. 44)
Aduh, colombus! Mereka tidak
melihatnya! Kasihan! (Bintang Jatuh
hal. 44)
56
Interjeksi Mon Dieu dalam ujaran menyatakan sikap Kapten Haddock
yang merasa iba melihat anjing Tintin berada disayap kiri pesawat yang
ditumpangi Tintin. Interjeksi Mon Dieu dalam BP diterjemahkan sebagai
interjeksi Aduh dalam BI yang memiliki makna kekagetan. Aduh dalam BI
memiliki arti kata seru untuk menyatakan rasa sakit, heran dan sebagainya.
Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Mon
Dieu diterjemahkan ke dalam BSa yang sama-sama mengungkapkan rasa
kekagetan. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi
untuk mendapatkan hasil terjemahan yang sesuai dengan konteksnya dan jenis
penerjemahan transposisi kategori unit di mana frasa berubah menjadi kata.
2. Bermakna keheranan
1) BP BI
Mon Dieu ! Mais... Il ne peut plus
bouger! ... On dirait ... on dirait qu’il
est paralysé! ... (l’Étoile Mystérieuse
hal. 7)
Astaga ! Dia diam saja! ... Seperti..
seperti.. tak dapat bergerak... Apakah
dia lumpuh? (Bintang Jatuh hal. 7)
Interjeksi Mon Dieu dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang
kebingungan ketika melihat anjingnya yang dipanggil namun tak kunjung
datang dan dapat berjalan ditengah jalan. Interjeksi Mon Dieu dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Astaga dalam BI. Astaga dalam BI memiliki
arti (turunan) dari Astaghfirullah. Penerjemahan ini tidak mengalami
perubahan makna karena interjeksi Mon Dieu diterjemahkan ke dalam BSa
yang sama-sama mengungkapkan rasa keheranan. Interjeksi ini menggunakan
jenis penerjemahan variasi dimana interjeksi BP Mon Dieu diterjemahkan
57
menjadi interjeksi BI Astaga dan jenis penerjemahan transposisi kategori unit
dimana frasa diubah menjadi kata.
3. Bermakna kesakitan
1) BP BI
Mon Dieu ! Que je suis malade! ..
Que je suis mala-aaa-a-ade! ..
(l’Étoile Mystérieuse hal. 26)
Aduh, sengsara! Kepalaku pening!
Perutku mual! (Bintang Jatuh hal.
26)
Interjeksi Mon Dieu dalam ujaran menyatakan sikap seorang pemilik
ruang astronomi atau rekan Tintin yang mengeluh sakit yang dideritanya.
Interjeksi Mon Dieu dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Aduh dalam
BI. Aduh dalam BI memiliki arti kata seru untuk menyatakan rasa sakit, heran
dan sebagainya. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan karena interjeksi
Mon Dieu diterjemahkan dengan kata Aduh juga dapat dinyatakan untuk
pengungkapan rasa kesakitan dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan kontekstualisasi dari penerjemah dan penggunaan jenis
penerjemahan transposisi kategori unit dimana unit dari frasa berubah menjadi
kata.
Interjeksi Horreur !
1. Bermakna ketakutan
1) BP BI
Horreur ! Cette gigantesque vague
va tout submerger! (l’Étoile
Mystérieuse hal. 54)
Tolong ! Gelombang itu akan
menenggelamkan kita semua!
(Bintang Jatuh hal. 54)
Interjeksi Horreur dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang ketakutan
dan meminta tolong karena hampir tertelan ombak besar ditepi laut. Interjeksi
Horreur dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Tolong dalam BI. Tolong
58
dalam BI memiliki arti bantu, meminta bantuan. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Horreur diterjemahkan dengan
rasa ketakutan yang disertai permintaan bantuan karena ketakutannya dalam
BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi dalam
cerita yang mempengaruhi penerjemah untuk menggunakan kata lain agar
mendapat artian yang sepadan sesuai dengan konteks cerita.
Interjeksi Malheure !
1. Bermakna keheranan
1) BP BI
Malheure ! Je me suis trompé : ce
n’est pas la clé du garage ! (l’Île
Noire hal. 21)
Aduh ! Kuncinya, ketukar, rupanya
kunci yang benar tertinggal di
rumah. (Rahasia Pulau Hitam hal.
21)
Interjeksi Malheure dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang petugas
pemadam kebakaran yang tidak sengaja membawa kunci rumahnya dan
tertukar dengan kunci garasi truk pemadam. Interjeksi Malheure dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Aduh dalam BI. Aduh dalam BI memiliki arti
kata seru untuk menyatakan rasa sakit, heran dan sebagainya. Penerjemahan ini
tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Malheure juga dapat
dinyatakan dengan ungkapan keheranan “aduh” dalam BSa. Interjeksi ini
menggunakan jenis penerjemahan modulasi sudut pandang budaya dimana kata
Malheure dianggap sebagai makian yang kasar sehingga penerjemahannya
diubah menjadi kata yang lebih halus yaitu Aduh.
59
2. Bermakna permintaan
1) BP BI
Malheure ! Le vent m’a emporté trop
loin! (l’Étoile Mystérieuse hal. 47)
Tolong ! Angin telah meniup saya
terlalu jauh! (Bintang Jatuh hal. 47)
Interjeksi Malheure dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang
kebingungan ketika akan mendarat dan menancapkan bendera namun dirinya
tertiup angin kencang dan meminta bantuan. Interjeksi Malheure dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Tolong dalam BI. Tolong dalam BI memiliki
arti bantu, meminta bantuan. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan
makna karena interjeksi Malheure yang dapat dinyatakan dengan ungkapan
permintaan bantuan “tolong” sebagai ungkapan permintaan bantuan dalam
BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi dari
penerjemah untuk mendapatkan padanan yang sesuai dengan konteks cerita.
Interjeksi Saperlipopette !
1. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Saperlipopette ! ... Comment n’y
avons-nous pas songé plus tôt? ...
(l’Étoile Mystérieuse hal. 12)
Astaga ! mengapa tidak terpikir
sejak tadi? (Bintang Jatuh hal. 12)
Interjeksi Saperlipopette dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang
menemukan sebuah ide saat terpeleset dalam genangan air. Interjeksi
Saperlipopette dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Astaga dalam BI.
Astaga dalam BI memiliki arti (turunan) dari Astaghfirullah. Penerjemahan ini
tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Saperlipopette juga dapat
dinyatakan dengan kata “astaga” sebagai ungkapan kekagetan dalam BSa.
60
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan modulasi secara sudut pandang
budaya dimana kata kasar BSu tidak bisa diterima oleh budaya dalam BSa
sehingga interjeksi umpatan BP Saperlipoppette diterjemahkan menjadi
interjeksi BI Astaga.
Interjeksi Silence !
1. Bermakna permintaan
1) BP BI
C’est moi, mais, chut! ... Silence ! ne
troublez pas mon collaborateur, qui
est plongé dans des calculs fort
compliqués. Si vous voulez eu
attendant qu’il ait fini, jetez un coup
d’ɶil à la lunette : le spectacle en
vaut la peine. (l’Étoile Mystérieuse
hal. 4)
Saya direktur disini, tapi ssst! ...
Jangan ribut ! jangan ganggu
konsentrasi rekan saya. Dia sedang
memutar otak menghadapi soal
matematika yang rumit. Silahkan
melihat-lihat dulu dengan teropong
bintang : pasti mengasyikkan.
(Bintang Jatuh hal. 4)
Interjeksi Silence dalam ujaran menyatakan sikap seorang direktur
observatorium yang sedang berbicara dengan Tintin yang memintanya untuk
tenang karena ada rekan direktur sedang berpikir dan mengerjakan sesuatu.
Interjeksi Silence dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Jangan Ribut
dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena
Interjeksi Silence juga diterjemahkan dengan kata jangan ribut yang sama-
sama bermakna untuk tidak berbicara dalam BSa. Interjeksi ini menggukan
jenis penerjemahan transposisi kategori unit dimana kata diubah menajadi frasa
namun secara harfiah tidak mengurangi makna.
61
4.2.3 Interjeksi Adjektif
Interjeksi Bon !
1. Bermakna kepuasan
1) BP BI
Bon ! ... Et maintenant, mon cher
ami, il s’agit pour vous de battre le
record du saut en profondeur! ...
sautez!... (l’Île Noire hal. 8)
Bagus ! Sekarang teman kita akan
menjadi juara dunia terjun tinggi.
Lompat! (Rahasia Pulau Hitam hal.
8)
Interjeksi Bon dalam ujaran menyatakan sikap penjahat-penjahat yang
menyuruh Tintin untuk melompat dari tebing dipinggir laut dengan nada
sindiran. Interjeksi Bon dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Bagus
dalam BI. Bagus dalam BI memiliki arti baik sekali. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena Interjeksi Bon diterjemahkan dengan kata
bagus yang sama-sama untuk mengungkapkan rasa kepuasan dalam BSa.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan harfiah.
Interjeksi Chic !
1. Bermakna kepuasan
1) BP BI
Chic ! une poste EMetteur de radio!
(l’Île Noire hal. 56)
Radio pemancar! Beruntung sekali
! (Rahasia Pulau Hitam hal. 56)
Interjeksi Chic dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang merasa senang
karena menemukan sebuah radio pemancar untuk meminta bantuan agar bisa
keluar dari Pulau Hitam. Interjeksi Chic dalam BP diterjemahkan sebagai
interjeksi Beruntung sekali dalam BI. Beruntung dalam B memiliki arti
bernasib baik dalam usahanya. Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan
makna karena Interjeksi Chic yang diterjemahkan dengan kata beruntung
62
sekali sama-sama digunakan untuk ungkapan kepuasan dalam BSa. Interjeksi
ini menggunakan jenis penerjemahan transposisi kategori unit dimana kata
diterjemahkan menjadi frasa namun secara harfiah tidak mengubah makna.
Interjeksi Malappris !
1. Bermakna kekecewaan
1) BP BI
Tintin : C’est trop fort! Me fermer
ainsi la porte au nez!
Milou : Malappris !
(l’Étoile Mystérieuse hal. 2)
Tintin : Ini keterlaluan! Membanting
pintu begitu saja!
Snowy : Terlalu !
(Bintang Jatuh hal. 2)
Interjeksi Malappris dalam ujaran menyatakan sikap anjing Tintin yang
menimpali perkataan Tintin karena tidak dihiraukan petugas observatorium.
Interjeksi Malappris dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Terlalu dalam
BI. Terlalu dalam BI memiliki arti amat sangat (melewati batas). Penerjemahan
ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Malappris
dterjemahkan dengan kata terlalu yang digunakan untuk mengungkapkan
kekecewaan dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan
modulasi dimana perbedaan budaya menyebabkan terjemahan interjeksi
umpatan BP diperhalus dalam BI dan jenis penerjemahan transposisi kategori
kelas kata dimana adjektif diubah menjadi adverbia.
Interjeksi Bigre !
1. Bermakna kekesalan
1) BP BI
Allô?... Oui... Ici le docteur Müller..
Ah! C’est vous... Quoi? .. Tintin sur
notre piste? ... Bigre ! Il s’agit
d’ouvrir l’ɶil! (l’Île Noire hal. 10)
Hallo.. Ya.. dokter Müller disini .. oh
kamu.. Apa? Tintin membuntuti
kita... Sialan ! kita bereskan dia.
(Rahasia Pulau Hitam hal. 10)
63
Interjeksi Bigre dalam ujaran menyatakan sikap salah seorang penjahat
bernama dokter Müller dalam percakapannya ditelepon yang terkejut ketika
mendengar Tintin ikut campur dalam rencananya. Interjeksi Bigre dalam BP
diterjemahkan sebagai interjeksi Sialan dalam BI. Sialan dalam BI memiliki
arti orang yang sial, yang mendatangkan sial dan untuk makian. Penerjemahan
ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Bigre diterjemahkan
dengan kata “sialan” yang digunakan sebagai ungkapan kekesalan dalam BSa.
Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan kontekstualisasi dari
penerjemah agar pesan yang dimasudkan dalam BSa tetap tersampaikan
dengan baik dan jenis penerjemahan transposisi kategori kelas kata yang
mengganti unsur adjektif menjadi nomina.
Interjeksi Malheureux
1. Bermakna kekagetan
1) BP BI
Malheureux ! C’est le professeur
Calys! (l’Étoile Mystérieuse hal. 16)
Masyaallah ! profesor Calys!
(Bintang Jatuh hal. 16)
Interjeksi Malheureux dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang terkejut
mendapati rekannya yang ditangkap kapten Haddock karena terlihat
mencurigakan. Interjeksi Malheureux dalam BP diterjemahkan menjadi
interjeksi Masyaallah dalam BI. Masyaallah dalam BI memiliki arti kata seru
untuk perasaan heran, sayang dan keterkejutan. Penerjemahan ini tidak
mengalami perubahan makna karena interjeksi Malheureux diterjemahkan
dengan kata “Masyaallah” sebagai ungkapan kekagetan dalam BSa. Interjeksi
ini menggunakan jenis penerjemahan modulasi secara sudut pandang budaya
64
dimana kata dari BSu diubah ke dalam unsur yang sesuai dengan budaya Bsa
(budaya Indonesia) yaitu Masyaallah.
2. Bermakna kekhawatiran
1) BP BI
Le malheureux ! .. Il va se tuer! ..
(l’Étoile Mystérieuse hal. 19)
Kasihan orang tua itu ! Dia bisa
mati! .. (Bintang Jatuh hal. 19)
Interjeksi Malheureux dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang merasa
khawatir terhadap musuhnya yang akan meloloskan diri melewati tiang-tiang
bendera kapal. Interjeksi Malheureux dalam BP diterjemhkan menjadi
interjeksi Kasihan orang tua itu dalam BI. Penerjemahan ini tidak mengalami
perubahan makna karena interjeksi Malheureux diterjemahkan dengan kalimat
kasihan orang tua itu yang dinyatakan sebagai bentuk kekhawatiran kepada
orang lain dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan jenis penerjemahan
kontekstualisasi yang dianggap sesuai oleh penerjemah dan jenis penerjemahan
transposisi unit dimana kata diubah menjadi kalimat.
4.2.4 Interjeksi Verba
Interjeksi Halte !
1. Bermakna seruan
1. BP BI
Halte ! ... Arrêtez! ... (l’Étoile
Mystérieuse hal. 14)
Hei, bung ! Stop! (Bintang Jatuh hal.
14)
Interjeksi Halte dalam ujaran menyatakan sikap Tintin yang memerintahkan
seseorang untuk berhenti berjalan karena kecurigaan Tintin terhadap orang
tersebut. Interjeksi Halte dalam BP diterjemahkan sebagai interjeksi Hei dalam
65
BI. Hei dalam BI memiliki arti kata seru untuk menyapa, menegur, mengingatkan.
Penerjemahan ini tidak mengalami perubahan makna karena interjeksi Halte yang
diterjemahkan dengan kata berhenti juga dapat sebagai ungkapan untuk
memanggil perhatian orang lain “Hei” dalam BSa. Interjeksi ini menggunakan
jenis penerjemahan variasi untuk menarik perhatian orang lain dan jenis
penerjemahan transposisi kategori kelas kata di mana unsur verba diubah menjadi
partikel.
4.2.5 Interjeksi Kalimat Lengkap
Interjeksi Rien à Faire
1. Bermakna kekecewaan
1) BP BI
Rien à faire ! ... Il faut pourtant qu’il
revienne à lui... (l’Étoile Mystérieuse
hal. 56)
Sia-sia ! ... tapi dia harus bangun! ...
(Bintang Jatuh hal. 56)
Interjeksi Rien à faire dalam ujaran menyatakan sikap anjing Tintin yang
putus asa ketika tidak bisa membangunkan Tintin dari pingsannya akibat
ombak besar yang hampir menelannya di tepi pantai. Interjeksi Rien à faire
dalam BP diterjemahkan menjadi interjeksi Sia-sia dalam BI. Sia-sia dalam BI
memiliki arti tidak ada gunanya, percuma. Penerjemahan ini tidak mengalami
perubahan makna karena interjeksi Rien à faire diterjemahkan dengan kata sia-
sia yang dapat dinyatakan sebagai bentuk ungkapan kekecewaan atas usaha
yang dilakukannya tidak berhasil. Interjeksi ini menggunakan jenis
penerjemahan variasi yang tidak mengganti makna secara harfiah namun jenis
66
penerjemahan transposisi kategori unit menyebabkan TSu berganti dari kalimat
menjadi kata dalam TSa.
Dari keseluruhan data yang telah dianalisis, terlihat bahwa satu jenis
interjeksi dapat memiliki padanan yang sama dalam berbagai bentuk. Berbagai
padanan interjeksi yang terjadi dikarenakan jenis penerjemahan kontekstualisasi
dari penerjemah hingga jenis penerjemahan lain yang digunakan penerjemah
dalam mengganti BSu ke dalam BSa agar sesuai dengan apa yang ada di dalam
teks.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan serta saran dari penulis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif pada
sumber data komik Les Aventures de Tintin seri l’Île Noire dan l’Étoile
Mystérieuse karya Hergé beserta terjemahannya maka ada beberapa hal yang
menjadi kesimpulan.
1. Berdasarkan analisis data komik Les Aventures de Tintin seri l’Île Noire dan
l’Étoile Mystérieuse karya Hergé yang telah dilakukan, terdapat 58 interjeksi
BP yang terdiri atas 23 interjeksi berbentuk onomatope, 27 interjeksi bentuk
nomina, 6 interjeksi bentuk adjektif, 1 interjeksi verba dan 1 interjeksi
berbentuk kalimat lengkap.
2. Dari 58 data interjeksi BP terdiri atas 57 interjeksi yang tidak mengalami
perubahan makna dan 1 interjeksi BP yang mengalami perubahan makna
dalam penerjemahannya. Dari 1 interjeksi yang mengalami perubahan makna
yaitu mengalami pengasaran makna. Sebagian besar penerjemahan interjeksi
tidak mengalami perubahan makna karena adanya konteks antara BSu dan
BSa yang telah disesuaikan dengan isi ceritanya oleh penerjemah.
68
3. Penerjemahan interjeksi BP ini menggunakan beberapa jenis penerjemahan.
Satu interjeksi dapat menggunakan lebih dari satu jenis penerjemahan. Hal
tersebut dibuktikan dari perolehan analisis bahwa terdapat 19 interjeksi yang
mengalami perubahan karena jenis penerjemahan variasi, 15 interjeksi
mengalami perubahan karena jenis penerjemahan transposisi kategori kelas
kata, 14 interjeksi mengalami perubahan penerjemahan karena jenis
penerjemahan transposisi kategori unit, 9 interjeksi mengalami perubahan
karena jenis penerjemahan modulasi secara sudut pandang budaya dan 20
interjeksi mengalami perubahan karena jenis penerjemahan kontekstualisasi
yang penerjemah gunakan. Jadi, penerjemahan interjeksi yang paling sering
mengalami perubahan adalah karena penggunaan jenis penerjemahan yang
berbeda antara penerjemah satu dengan penerjemah lain. Jenis penerjemahan
yang sering digunakan oleh penerjemah adalah jenis penerjemahan variasi,
transposisi, modulasi dan kontekstualisasi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas maka penulis
memberikan saran-saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
1. Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Bahasa dan Sastra Prancis yang ingin
menganalisis mengenai interjeksi hendaknya lebih memperhatikan ekspresi
dan konteks interjeksi yang digunakan dalam obyek penelitian, serta jenis-
jenis penerjemahan interjeksi agar dapat memahami bacaan dengan lebih
69
baik. Hal ini dikarenakan penggunaan satu interjeksi dapat memiliki banyak
makna.
2. Bagi peneliti, penguasaan macam-macam jenis penerjemahan yang sering
digunakan oleh para penerjemah merupakan hal yang sangat penting karena
konsep penerjemahan pada dasarnya tergantung oleh selera penerjemahnya
asal sesuai dengan teks bahasa sumber.
3. Bagi calon peneliti lain, pengembangan penelitian dapat dilakukan lebih
lanjut dari sudut pandang yang lain atau sumber data lain.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Alek dan Achmad. 2012. Linguistik Umum. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Akhlada, Nada. 2014. Skripsi: Pergeseran Bentuk dan Makna dalam Terjemahan
Komik L’Agent 212 (dari Bahasa Prancis ke Bahasa Indonesia).
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta : Tidak diterbitkan.
Alwi, Hasan dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, Hasan dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta :
Depdikbud.
Arifin, Winarsih dan Farida Soemargono. 2007. Kamus Perancis-Indonesia
Dictionnaire Français-Indonésien. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Baker, Mona. 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. London dan
New York: Routledge.
Budhianto, Langgeng dan Aan E. Fardhani. 2010. A Practical Guide For
Translation Skill. Malang : UIN-MALIKI press.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum (Cetakan Ketiga). Jakarta : Rineka Cipta.
. 2013. Semantik Leksikal (Cetakan Kelima). Jakarta : Rineka Cipta.
Djajasudarma, T Fatimah. 2010. Metode Linguistik: Ancaman Metode Penelitian
dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.
Grevisse, Maurice dan André Goosse. 2008. Le Bon Usage (Edisi Keempat belas).
Paris : Duculot.
Hoed, Benny Hoedoro. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta : Pustaka
jaya.
Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
. 2008. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (Edisi
Kedua). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
71
Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta : Grasindo.
Molina, Lucía dan Amparo Hurtado Albir. 2002. Translation Techniques
Revisited: A Dynamic and Functionalist Approach. Meta: Translator’s
journal.(seri online), vol. 47 no. 2, [dikutip 2016 November 24]. Tersedia
dari: URL: http://www.erudit.org/revue/meta/2002/v47/n4/008033ar.pdf.
Moeliono, Anton M. dan Soenjono Dardjowidjojo. 1998. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta : Perum Balai Pustaka.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Murtiningtyas, Restu.2010. Skripsi : Terjemahan Interjeksi dari Bahasa Prancis
ke Bahasa Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta : Tidak diterbitkan.
Nababan, M. Rudolf. 2008. Teori Menerjamah Bahasa Inggris. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Niquet, G. dan S. Dewez. 1990. Pratique du Vocabulaire. Paris. Hatier.
Palumian, Arditya CP. 2014. Skripsi : Interjeksi dalam Komik “Les Schtroumpfs”
Karya Peyo. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta : Tidak
diterbitkan.
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal (Edisi Kedua). Jakarta: Rineka Cipta.
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan
Infleksional). Bandung : Pustaka Utama.
Simatupang, Maurits. 2000. Pengantar Teori Terjemahan. Jakarta : Depdiknas.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas.
Wahab, Abdul. 1995. Teori Semantik. Surabaya : Airlangga University Press.
Waluyanto, H.D. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan, Volume 7- No. 1, 45-55.
Widyagani, Faris Aditya. 2012. Skripsi : Analisis Pergeseran Makna
Penerjemahan Komik Bleach dalam Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta : Tidak diterbitkan.