PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN …
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN …
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLTHROWING DAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMAN 1
KOTA BENGKULU
(Classroom Action Research)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaStrata-1 Pada Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Bengkulu
Oleh
DITA ADINDA SARIA1F015021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU2019
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :“What will people say” This sentence has killed more dreams thananything else in the word. So, ignore it.What’s meant for you will always be yours.Shalat, chill out, hang out, cum laude.
Persembahan :Alhamdulillah tidak akan ada batas dalam bersyukur kepada-Mu Ya Allah. Terima kasih ataslimpahan nikmat dan karunia-Mu sehingga aku mampu menyelesaikan karya kecil yang jauhdari sempurna ini untuk aku persembahkan kepada mereka yang ku sayangi. Dengan segalarasa syukur dan penuh kasih, meski tidak sebanding dengan cinta yang aku terima, akuucapkan terima kasih kepada,1. Allah SWT yang Maha memiliki dan mengatur segala skenario di hidupku, aku yakin itu
yang terbaik.2. Papa dan Mama terkasih, aku bersyukur terlahir dari sepasang insan yang penuh kasih
dan bijaksana dalam menyikapi segala ketentuan Allah. Terima kasih atas semua kasihsayang dan usaha untuk membesarkanku. Maaf untuk semua hal yang pernah akulakukan dan melukai hati kalian berdua. Semoga Allah selalu memberikan kasih-Nyakepada Papa dan Mama . I swear, I’d like to put a smile on your faces everyday. Terimakasih dan maaf.
3. Abang dan adik tersayang, Bang Jun dan Cinda Dea. Terima kasih atas semua tawayang kalian berikan. Terima kasih sudah selalu kuat menghadapi semua yang terjadi dihidup kita. Semoga kita mampu membahagiakan mama dan papa. Amiiin.
4. Budiiiii, words can’t describe you. Thankyou so much, sudah sabar, menemani berjuang,dan tidak saling meninggalkan. Only God knows how much you mean to me.
5. Dang, imat, eci, terimakasih sudah menjaga hubungan prsahabatan kita sejak SMA.Kita mungkin tidak sesempurna hubungan pertemanan orang-orang lain, tapi percayalahdengan terus bersama kita bisa ciptakan bahagia dengan cara kita sendiri. Semangatbuat kalian.
6. Teman-teman bersepuluh-ku. kiting, dek nada, miya, nisa, dek rantika, bucik rani, tiwik,marti, deni. Terimakasih banyak sudah selalu membantu dan support dengan apapuncaranya. Kehadiran dan doa kalian sangat berpengaruh dalam kelancaran dankeberwarnaan kehidupan perkuliahan kakak. Semoga selalu saling menyayangi.
7. Mba Ness, Mba Zay, Mba windy, untuk semua nasihat, bantuan, penguatan,pembelajaran, pengalaman, doa, terimakasih banyak. You guys always have a place inmy heart.
8. Koordinator prodi pendidikan kimia, seluruh dosen pendidikan kimia yang luar biasa,mbak ziah yang selalu siap direpotkan, terima kasih telah dengan sabar membimbingkudan memberikan ilmu kepadaku selama ini untuk aku bisa meraih gelar sarjana ini.
9. Ibu Juwita Anggraeni dan Ibu Annisa Pietricia yang telah banyak membantu danmembimbing selama penelitian karena kalian penelitian ku bisa berjalan dengan baik.
v
10. Ibu Filoma, guru pamong ku yang terbaik, terima kasih atas bimbingan dan bantuan ibuserta semua pengalaman mengajar yang sudah ibu berikan. Semua bimbingan ibu tidakakan terlupakan
11. Adik-adik koplak.smanli dan divergent.smanli, kalian luar biasa. Terima kasih untuk 3bulan yang menyenangkan, terima kasih sudah saling menghargai. Mengajar kalianadalah pengalaman menyebalkan tapi selalu dirindukan. Doa kalian, semangat kalianyang menjadikan mbak selalu ringan melangkahkan kaki untuk menyelesaikan skripsiini. Sukses buat kalian semua. I love you moreeeee.
12. Keluarga Besar HIMAMIA. Terimakasih untuk semua pengalaman berharga,kesempatan yang luar biasa pernah bersama mengindahkan rumah kita. Tanpapengalaman di rumah ini, tidak akan ada manusia-manusia kuat dan berkarakter. I willalways missing dan loving you.
13. Spesial untuk teman-teman Chefquinze yang tidak bisa aku sebut satu-persatu, terimakasih untuk semua kenangan, bantuan, perhatian, suka duka, dan kesempatan untukdapat menjadi bagian dari kalian. Aku mencintai kalian. Jangan saling melupakan
14. Keluarga KKN desa Tik Tebing, mey, dani, dekda, ari, bang dinan, novi yang telahmenjadi keluarga kecilku. Mengajarkan banyak hal. Berharga sekali.
15. Almamaterku dan Negaraku.
vi
vii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWINGDAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA SMAN 1 KOTA BENGKULU
Dita Adinda Sari*1, Rina Elvia2, Hermansyah Amir3
123Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIPUniversitas Bengkulu
*email : [email protected]
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa di kelas X IPA 4 SMA Negeri 1 Kota Bengkulu tahun ajaran2018/2019 pada pokok bahasan hukum-hukum dasar kimia melaluipenerapan model pembelajaran snowball throwing dengan menggunakanmedia pembelajaran komik kimia. Penelitian ini merupakan penelitiantindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus dengan empat tahapan di setiapsiklus nya, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, danrefleksi.. Data penelitian ini diperoleh dari hasil lembar observasi guru,lembar observasi siswa, dan nilai posttest yang diolah denganmenggunakan teknik analisis data kuantitatif sederhana yaitu nilai rata-rata, persentase daya serap, ketuntasan belajar, dan rata-rata skorobservasi. Penerapan model snowball throwing dengan menggunakanmedia pembelajaran komik kimia terbukti dapat meningkatkan aktivitasdan hasil belajar kimia siswa. Hasil analisis lembar observasimenunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa di setiap siklusnya,dimana skor rata-rata dari siklus I sampai siklus III secara berturut-turutadalah 20 (kurang), 28,5 (cukup), dan 33 (baik). Hasil belajar siswa jugamengalami peningkatan, dimana nilai rata-rata siswa pada siklus I sampaisiklus III secara berturut-turut adalah 64,41 ; 77,06 ; dan 84,18 dengandaya serap klasikal secara berturut-turut adalah 64,41%, 77,06%, dan84,18%. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I, II, dan III secaraberturut-turut adalah 38,23%, 64,70%, dan 88,23%. Ketuntasan belajartelah tercapai pada siklus III dimana lebih dari 85% siswa mendapatkannilai di atas KKM (≥ 75).Kata Kunci : Penelitian tindakan kelas, snowball throwing, komik kimia,
hukum dasar kimia
viii
APPLICATION OF SNOWBALL THROWING LEARNING MODEL ANDMEDIA COMIC TO IMPROVE SUDENTS’ CHEMICAL ACTIVITIES AND
LEARNING OUTCOMES OF SMAN 1 BENGKULU CITY
Dita Adinda Sari*1, Rina Elvia2, Hermansyah Amir3
123Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIPUniversitas Bengkulu
*email : [email protected]
ABSTRACTThis study aims to improve the activities and learning outcomes ofstudents in class X IPA 4 SMAN 1 Bengkulu City academic year2018/2019 on the subject of basic chemical laws through the application ofthe snowball throwing learning model using chemical comic learningmedia. This research is a classroom action research consisting of threecycles with four stages in each cycle, namely planning, action,observation, and reflection. The data of this study were obtained from theresults of teacher observation sheets, student observation sheets, andposttest scores. Data is processed using simple quantitative data analysistechniques; the average value, percentage absorption, learningcompleteness, and the average observation score. The application of thesnowball throwing model by using chemical comic learning media hasbeen shown to increase the activity and learning outcomes of students'chemistry. The results of the observation sheet showed an increase instudent learning activities in each cycle, where the average score fromcycle I to cycle III are 20 (less), 28.5 (sufficient), and 33 (good)respectively. Student learning outcomes have also increased, where theaverage value of students in the first cycle to the third cycle are 64.41;77.06; and 84.18 with classical absorptive capacity of 64.41%, 77.06%and 84.18% respectively. Classical learning completeness in cycles I, II,and III were 38.23%, 64.70%, and 88.23% respectively. Learningcompleteness has been achieved in cycle III where more than 85% ofstudents get grades above KKM (≥75).
Key words : Classroom action research, snowball throwing , chemistrycomics, basic chemical law
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Snowball Throwing Dengan Menggunakan Media Komik Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X IPA 4
SMAN 1 Kota Bengkulu” sebagai tugas akhir dalam memperoleh gelar
Sarjana Strata 1 pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Bengkulu.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis memperoleh motivasi,
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan baik ini
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sudarwan Danim, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu.
2. Bapak Dr. M. Lutfi Firdaus, MT selaku ketua Jurusan Pendidikan
Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu.
3. Ibu Dr. Rina Elvia, M.Si selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Kimia sekaligus Pembimbing Utama yang telah memberikan ilmu,
waktu, bimbingan, masukan, perhatian, nasehat, motivasi dan
semangat kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan
baik.
4. Bapak Drs. Hermansyah Amir, M.Pd selaku Pembimbing Pendamping
yang telah memberikan ilmu, waktu, bimbingan, masukan, perhatian,
nasehat, motivasi dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini
terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Salastri Rohiat, M.Pd selaku Penasehat Akademik sekaligus
penguji yang telah memberikan ilmu, waktu, bimbingan, masukan,
perhatian, nasehat, motivasi dan semangat kepada penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan dengan baik.
x
6. Ibu Dewi Handayani, M.Si selaku penguji yang telah memberikan kritik
dan saran sebagai perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu yang telah
membekali penulis dengan ilmu serta membimbing dan memberikan
arahan selama perkuliahan.
8. Bapak Apandi, S.Pd selaku Kepala SMAN 1 Kota Bengkulu yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah yang bapak pimpin.
9. Segenap siswa Kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota Bengkulu yang telah
terlibat dalam proses penelitian skripsi penulis.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu demi terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu, masukan dan saran sangat diharapkan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan.
Bengkulu, Juli 2019
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUA N .................................................................. iiiHALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... viABSTRAK ............................................................................................... viiABSTRACT ............................................................................................ viiiKATA PENGANTAR ................................................................................ ixDAFTAR ISI.............................................................................................. xiDAFTAR TABEL .................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................ xivDAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvBAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 11.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Batasan Masalah ................................................................................ 41.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 41.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 51.5 Batasan Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 72.1 Landasan Teori .................................................................................... 72.1.1 Belajar dan Pembelajaran................................................................. 72.1.2 Strategi Pembelajaran....................................................................... 82.1.3 Pendekatan Saintifik ......................................................................... 82.1.4 Model Pembelajaran ........................................................................ 92.1.4.1 Model Pembelajaran Snowball Throwing ....................................... 92.1.4.1.1 Langkah-langkah Snowball Throwing ....................................... 102.1.4.1.2 Kelebihan Model Pembelajaran Snowball Throwing ................. 112.1.4.1.3 Kelemahan Model Pembelajaran Snowball Throwing ............... 112.1.5 Media Pembelajaran Komik ........................................................... 122.1.5.1 Hakikat Komik .............................................................................. 122.1.5.2 Unsur-unsur Komik ...................................................................... 122.1.5.3 Penggunaan Komik Dalam Pembelajaran ................................... 142.1.6 Aktivitas dan Hasil Belajar............................................................... 162.1.6.1 Aktivitas Belajar ........................................................................... 162.1.6.2 Hasil Belajar................................................................................. 162.1.7 Hukum-hukum Dasar Kimia ............................................................ 182.1.7.1 Hukum Kekekalan Massa ............................................................ 182.1.7.2 Hukum Perbandingan Tetap ........................................................ 192.1.7.3 Hukum Perbandingan Berganda.................................................. 212.1.7.4 Hukum Perbandingan Volume ..................................................... 222.1.7.5 Hukum Boyle-Charles .................................................................. 232.2 Penelitian yang Relevan ................................................................... 242.3 Kerangka Berfikir ............................................................................... 27
xii
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 283.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 283.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 283.3 Subjek Penelitian ............................................................................... 283.4 Prosedur Penelitian ........................................................................... 283.4.1 Refleksi Awal .................................................................................. 293.4.2 Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 303.4.2.1 Siklus I ......................................................................................... 303.4.2.2 Siklus II ........................................................................................ 313.4.2.2 Siklus III ....................................................................................... 313.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 313.6 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 313.7 Teknik Analisis Data .......................................................................... 313.7.1 Analisis Data Observasi .................................................................. 323.7.2 Analisis Hasil Belajar ...................................................................... 343.8 Indikator Keberhasilan Tindakan........................................................ 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 364.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 364.1.1 Refleksi Awal ................................................................................. 364.1.2 Siklus I ............................................................................................ 374.1.2.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa .................................. 374.1.2.1.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru.................................................. 374.1.2.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ................................................ 374.1.2.2 Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 384.1.2.3 Refleksi Siklus I............................................................................ 394.1.3 Siklus II ........................................................................................... 404.1.3.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa .................................. 404.1.3.1.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru.................................................. 404.1.3.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ................................................ 404.1.3.2 Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 414.1.3.3 Refleksi Siklus II........................................................................... 424.1.4 Siklus III .......................................................................................... 434.1.4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa .................................. 434.1.4.1.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru.................................................. 434.1.4.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ................................................ 434.1.4.2 Hasil Belajar Siswa ...................................................................... 444.1.4.3 Refleksi Siklus III.......................................................................... 444.2 Pembahasan ..................................................................................... 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 575.1 Simpulan ........................................................................................... 575.2 Saran ................................................................................................. 58DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 59LAMPIRAN ............................................................................................. 64
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase Siswa Kelas X IPA 1 – X IPA 5 SMAN 01 KotaBengkulu Berdasarkan Nilai KKM (%) ...................................... 2
Tabel 1.2 Persentase Siswa Kelas X IPA 1 – X IPA 4 SMAN 01 KotaBengkulu T.P 2018/2019 Berdasarkan Nilai KKM (%) .............. 3
Tabel 2.1 Perbandingan Massa Atom Relatif Cu dan O dalam molekulCuO Berdasarkan Tabel Periodik ............................................ 20
Tabel 2.2 Perbandingan Massa Atom Relatif Cu dan O dalam senyawaCuO Berdasarkan Hasil Percobaan ........................................ 20
Tabel 2.3 Perbandingan Massa Atom Relatif N dan O dalam NO danN2O .......................................................................................... 21
Tabel 2.4 Perbandingan Massa Atom Relatif N dan O dalam N2O, N2O3,
dan N2O5 .................................................................................. 21Tabel 2.5 Perbandingan Massa Atom relatif beberapa Pasangan Unsur
Selain O dan N ........................................................................ 21Tabel 3.1 Interval Penilaian Untuk Lembar Observasi Guru .................... 32Tabel 3.2 Interval Penilaian Untuk Lembar Observasi Siswa .................. 33Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I............................ 37Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .......................... 38Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................. 38Tabel 4.4 Hasil Refleksi Siklus I............................................................... 39Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II........................... 40Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ......................... 41Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................ 41Tabel 4.8 Hasil Refleksi Siklus II.............................................................. 42Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III.......................... 43Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ...................... 43Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ......................................... 44
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Tampilan Komik Kimia Pada Materi Ikatan Kimia ... 14Gambar 2.2 Contoh Tampilan Komik Matematika .................................. 15Gambar 2.3 Komik Kimia Materi Hukum-Hukum Dasar Kimia ................ 15Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berfikir ..................................................... 27Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ...................... 29Gambar 4.1 Cuplikan isi komik yang dipelajari pada siklus I .................. 49Gambar 4.2 Cuplikan isi komik yang dipelajari pada siklus II ................. 51Gambar 4.3 Cuplikan isi komik yang dipelajari pada siklus III ................ 53
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................. 65Lampiran 2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ................................... 83Lampiran 3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa.................................. 84Lampiran 4 Rubrik Penilaian Lembar Observsi Aktivitas Guru............... 85Lampiran 5 Rubrik Penilaian Lembar Observsi Aktivitas Siswa ............. 87Lampiran 6 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I, II, III. 89Lampiran 7 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I, II, III 90Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siklus I .................................. 91Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siklus II ................................. 94Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siklus III ................................ 96Lampiran 11 Soal Posttest Siklus I ......................................................... 97Lampiran 12 Soal Posttest Siklus II ........................................................ 99Lampiran 13 Soal Posttest Siklus III ...................................................... 101Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Posttest Siklus I, Siklus II, Siklus III . 103Lampiran 15 Daftar Hadir Siswa Kelas X IPA 4 Siklus I, II, III................ 104Lampiran 16 Daftar Nilai Posttest Siklus I .............................................. 105Lampiran 17 Daftar Nilai Posttest Siklus II ............................................. 106Lampiran 18 Daftar Nilai Posttest Siklus III ............................................ 107Lampiran 19 Surat Izin Penelitian .......................................................... 108Lampiran 20 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................ 109Lampiran 21 Dokumentasi .................................................................... 110Lampiran 22 Riwayat Hidup .................................................................. 113
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPemerintah Indonesia melakukan banyak cara untuk memperbaiki
sistem pendidikan, salah satunya ialah pembaruan kurikulum dengan
menerapkan Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran pada kurikulum
2013 diarahkah untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki
peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi-kompetensi yang
diharapkan dapat membuat perubahan negara yang jauh lebih baik
kedepannya (Farisi, 2017). Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh
banyak faktor. Faktor yang sangat menentukan yaitu guru. Guru yang
kreatif senantiasa menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
sehingga meningkatkan minat siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru harus berusaha memahami
makna motivasi belajar itu sendiri dan mengembangkan serta
menggerakkan motivasi pembelajaran siswa ke tahap yang maksimal
(Agustina, 2013).
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru mata
pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu, yang merupakan salah
satu sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013, diketahui bahwa metode
yang lebih sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah
metode ceramah.Sedangkan, penggunaan metode belajar lain yang
disarankan pada penerapan kurikulum 2013 masih kurang. Selain itu,
proses pembelajaran yang berlangsung juga tanpa menggunakan media
pembelajaran. Hal ini membuat siswa kurang aktif. Demikian pula dengan
penggunaan sumber belajar berupa buku pelajaran seperti pada
umumnya menyebabkan siswa cenderung menghafal materi, namun tidak
memahami konsep, seperti yang terjadi pada materi-materi yang bersifat
teori.
Dari data evaluasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia yang
dapat dilihat dari nilai ulangan kimia pada semester genap T.P 2017/2018,
2
memperlihatkan persentase yang besar untuk siswa kelas X IPA belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), ≥75. Berikut persentase (%)
nilai siswa yang telah dibagi dalam 3 kategori yaitu nilai tidak lulus KKM
(TL KKM), tepat KKM (T KKM(), dan lulus KKM (L KKM)
Tabel 1.1 Persentase Siswa Kelas X IPA 1 – X IPA 5 SMAN 01 KotaBengkulu Berdasarkan Nilai Ulangan Harian (%)
Materi Tahun Ajaran 2017/2018TL KKM T KKM L KKM
Larutan Elektrolit danNonelektrolit 27,54 30,14 42,32
Reaksi Redoks dan TataNama Senyawa 26,28 32,94 40,78
Hukum-hukum Dasar Kimia 27,64 32,19 40,17Stoikiometri 28,83 32,50 38,67
Sumber : Daftar Rekapitulasi Nilai Guru Kimia SMAN 1 Bengkulu
Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat bahwa persentase siswa
berdasarkan KKM pada hasil ujian harian mata pelajaran kimia pada
semester genap T.P 2017/2018 masih banyak siswa yang mendapatkan
nilai tepat KKM bahkan tidak lulus KKM, terutama pada materi hukum-
hukum dasar kimia. Angka ini merupakan persentase lulus KKM terkecil
jika dibandingkan dengan materi yang bersifat teori lainnya.
Selain itu, dari hasil observasi diperoleh pula data hasil belajar
siswa kelas X IPA SMAN1 Kota Bengkulu T.P 2018/2019 semester ganjil
dimana semua materi kimia pada semester ganjil adalah materi yang
bersifat teori, yaitu struktur atom, tabel periodik unsur, dan ikatan kimia.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2. Dari tabel 1.2 dapat dilihat
bahwa kemampuan siswa kelas X IPA 4 dalam memahami pelajaran kimia
pada pokok-pokok bahasan yang bersifat teori pada semester ganjil T.P
2018/2019 adalah persentase paling rendah dari kelas lainnya.
Rendahnya hasil belajar siswa dapat diindikasi dari rendahnya
pemahaman siswa terhadap konsep suatu materi. Apabila hanya
3
dikomunikasikan oleh guru kepada peserta didik melalui satu arah maka
pemahaman konsep terhadap suatu materi akan sulit dipahami siswa.
Menurut Trianto (2009), pentingnya pemahaman konsep dalam proses
belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan cara-cara
memecahkan masalah. Selain itu, dari hasil wawancara dengan siswa
kelas X IPA 4 dapat disimpulkan bahwa siswa pada umumnya hanya
mendengarkan, membaca dan menghafal informasi yang diperoleh dari
guru dan buku pelajaran, sehingga menyebabkan siswa belum terlibat
secara aktif dan bosan untuk mengikuti pembelajaran. Hal inilah yang
berdampak pada hasil belajar siswa menjadi rendah.
Tabel 1.2 Persentase Siswa Kelas X IPA 1 – X IPA 4 SMAN 01 KotaBengkulu T.P 2018/2019 Berdasarkan Nilai UlanganHarian (%)
Kelas Struktur Atom Sistem PeriodikUnsur Ikatan Kimia
TLKKM
TKKM
LKKM
TLKKM
TKKM
LKKM
TLKKM
TKKM
LKKM
X IPA 1 63,8 8,3 27,9 63,8 0 36,2 44,4 11,1 44,5X IPA 2 91,4 0 8,6 80,5 11,4 8,1 91,4 2,9 5,7X IPA 3 80 0 20 65,7 8,6 25,7 62,9 20 17,1X IPA 4 100 0 0 94,2 0 5,8 100 0 0
Sumber : Daftar Rekapitulasi Nilai Guru Kimia SMAN 1 Bengkulu
Dalam melaksanakan Kurikulum 2013, guru harus mampu
mengubah kebiasaan dan membuat terobosan baru dalam proses
pembelajaran. Mengubah kebiasaan dengan siswa yang hanya
memperoleh konsep dari guru dengan membimbing siswa dalam
kelompok manapun secara individual untuk menguasai konsep secara
mendasar (Ejin, 2016). Pendekatan saintifik juga disarankan dalam
implementasi kurikulum 2013 dimana pendekatan saintifik akan
menjadikan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Oviyanti
(2014), salah satu alternatif yang cocok agar siswa aktif dalam proses
pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar pada pelajaran kimia
adalah dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing.
4
Model pembelajaran ini dapat dimodifikasi dengan cara menambahkan
media pembelajaran di dalamnya. Media pembelajaran dapat digunakan
di setiap pelajaran, khususnya mata pelajaran kimia. Media pembelajaran
juga dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. Menurut
Sari dalam Gusti (2017), media dapat mewakili informasi yang kurang
mampu diucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan
keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media shingga
siswa akan lebih mudah memahami materi dengan media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran dapat
berupa media cetak, digital, ataupun online. Salah satu media yang bisa
digunakan untuk menarik perhatian siswa terhadap suatu materi pelajaran
adalah media komik. Komik dirasa cocok untuk membantu siswa
memahami suatu materi yang berupa teori, sehingga siswa tidak merasa
bosan saat membaca bahan bacaan yang hanya berisi tulisan seperti
buku pelajaran pada umumnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model PembelajaranSnowball Throwing dan Media Komik Untuk Meningkatkan Aktivitasdan Hasil Belajar Kimia Siswa SMAN 1 Kota Bengkulu
1.2 Batasan MasalahAdapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Materi yang diteliti adalah hukum-hukum dasar kimia
2. Komik Pembelajaran yang digunakan adalah Komik Surprising
Science “Hukum-Hukum Dasar Kimia” karya Jeon Mi Wha
3. Peningkatan aktivitas belajar diamati selama pembelajaran
berlangsung menggunakan lembar observasi.
4. Peningkatan hasil belajar diperoleh melalui tes kognitif.
1.3Rumusan MasalahDari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
5
1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia
dengan penerapan model pembelajaran snowball throwing
menggunakan media komik di kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota
Bengkulu?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran kimia
dengan penerapan model pembelajaran snowball throwing
menggunakan media komik di kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota
Bengkulu?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
kimia dengan penerapan model snowball throwing dengan media
komik di kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota Bengkulu?
1.4 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia
dengan penerapan model pembelajaran snowball throwing
menggunakan media komik di kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota
Bengkulu
2. Untuk meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran kimia
dengan penerapan model pembelajaran snowball throwing
menggunakan media komik di kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota
Bengkulu
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia
dengan penerapan model snowball throwing dengan media komik
di kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota Bengkulu.
1.5 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
6
snowball throwing dan media komik pada pembelajaran kimia
pokok bahasan hukum-hukum-hukum dasar kimia .
2. Bagi Guru
Memberikan informasi bagi guru mengenai model pembelajaran
snowball throwing dan penerapannya di dalam kelas yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran kimia.
3. Bagi Sekolah
Menjadikan evaluasi untuk dapat memperbaiki model pembelajaran
yang digunakan sehingga dapat menunjang proses pembelajaran
dan menghasilkan output yang berkualitas.
7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang melalui
berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat,
mengamati, dan memahami (Sudjana, 2009). Belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam belajar, siswa
mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu (Slameto, 2010).
Banyak definisi yang diberikan tentang belajar, beberapa diantaranya : (1)
Menurut Kimble dan Garmezi dalam Trianto (2009), yang menyatakan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen,
terjadi sebagai hasil dari pengalaman, dan (2) Menurut Gagne dalam
Dahar (2006), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organisasi berubah perilkunya sebagai akibat pengalaman.
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simple
dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman belajar. Pembelajaran dalam makna
yang lebih kompleks pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang
guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan
interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara
keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju pada suatu target yang
telah ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2009).
8
2.1.2 Strategi PembelajaranPembelajaran merupakan interaksi yang harus berjalan dua arah
dari seorang guru dan peserta didik. Maka perlu adanya strategi dalam
kegiatan belajar mengajar. Strategi adalah rancangan serangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang
berhubungan dengan bidang kognitif berbeda strategi dengan tujuan
dalam bidang afektif dan psikomotorik. Demikian juga, materi yang
diajarkan berupa data dan fakta harus menggunakan strategi yang
berbeda dengan mengajarkan konsep dan prinsip. Satu hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah bahwa
strategi itu harus dapat mendorong siswa untuk beraktivitas sesuai
dengan gaya belajarnya. Sejumlah prinsip seperti dijelaskan dalam PP
No.19 Tahun 2006 adalah bahwa proses pembelajaran harus
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memberikan
ruang yang cukup untuk bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik
(Sanjaya, 2008).
2.1.3 Pendekatan SaintifikPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi menggali
informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah
data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Tahapan
aktivitas belajar yang dilakukan dengan pendekatan saintifik tidak harus
dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat disesuaikan
dengan pengetahuan yang hendak dipelajari.
Komponen-komponen proses pendekatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik yaitu: observasi (mengamati), proses mengamati
mengutamakan kebermaknan dalam pembelajaran (meaningfull learning).
Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik. Menanya, kegiatan belajar ini sangat penting untuk meningkatkan
9
keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat. Mengumpulkan
informasi/mengumpulkan data, kegiatan ini dilakukan dengan menggali
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
Peserta didik dapat membaca lebih banyak buku, memperhatikan
fenomena atau objek yang lebih diteliti. Menalar, kegiatan
“mengasosiasi/menalar” dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan
Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah memproses informasi yang
sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi. Mengomunikasikan, kegiatan ini dapat
dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan
pola (Abdullah, 2015).
2.1.4 Model PembelajaranModel pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar (Trianto, 2011). Merupakan hal
yang sangat penting bagi para pengajar untuk mempelajari dan
menambah wawasan tentang model pembelajaran yang telah diketahui.
Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang
guru dan dosen akan merasakan adanya kemudahan di dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang
hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas
sesuai yang diharapkan (Trianto, 2009).
2.1.4.1 Model Pembelajaran Snowball ThrowingModel pembelajaran snowball throwing merupakan rangkaian
penyajian materi ajar yang diawali dengan penyampaian materi, lalu
10
membentuk kelompok dan masing-masing ketua kelompoknya dijelaskan
materi oleh guru nya dan masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing. Kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya serta dilanjutkan membuat
pertanyaan yang dimasukkan ke dalam bola, lalu bola tersebut di lempar
pada kelompok lain untuk menjawab pertanyaan yang ada di dalam bola
tersebut. Inti dari model pembelajaran snowball throwing menjelaskan
pada ketua kelompok, ketua kelompok menjelaskan pada anggotanya,
membuat pertanyaan yang dimasukkan dalam bola, lalu bola tersebut
dilemparkan pada kelompok lain untuk menjawab pertanyaan yang ada di
dalam bola (Istarani, 2011).
2.1.4.1.1 Langkah-langkah Snowball ThrowingLangkah-langkah model pembelajaran snowball throwing sebagai
berikut:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan kepada siswa
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya
4. Masing-masing anggota diberikan satu lembar kertas untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja menyangkut materi yang
sudah dijelaskan kepada ketua kelompok.
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut di lempar ke
kelompok lain
6. Kemudian mereka menjawab pertanyaan tersebut
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini bagus
digunakan dalam proses belajar mengajar karena akan memberikan
tanggung jawab dalam kelompok tersebut serta tiap siswa memiliki beban
11
dan tanggung jawab untuk menyumbangkan kepada timnya (Istarani,
2011).
2.1.4.1.2 Kelebihan Model Pembelajaran Snowball ThrowingKelebihan model pembelajaran snowball throwing diantaranya
sebagai berikut:
1. Meningkatkan jiwa kepemimpinan siswa, sebab ada ketua
kelompok yang diberi tugas untuk menjelaskan materi kepada
teman-temannya
2. Melatih siswa untuk belajar mandiri, karena masing-masing siswa
diberikan tugas untuk membuat satu pertanyaan, lalu pertanyaan
itu akan dijawab oleh temannya atau sebaliknya.
3. Menumbuhkan kreativitas belajar siswa karena membuat bola
sebagaimana yang diinginkan.
4. Proses pembelajaran lebih hidup, karena semua aktif membuat
pertanyaan ataupun menjawab soal temannya yang ditujukan pada
dirinya
2.1.4.1.3 Kelemahan Model Pembelajaran Snowball ThrowingDi sisi lain, model pembelajaran snowball throwing memiliki
beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut:
1. Terkadang ketua kelompok menyampaikan materi pada temannya
tidak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh guru kepadanya.
2. Sulit bagi siswa untuk menerima penjelasan dari teman atau ketua
kelompoknya, karena kurang jelas dalam menjelaskannya.
3. Sulit bagi siswa untuk membuat pertanyaan secara baik dan benar
4. Sulit dipahami oleh siswa yang menerima pertanyaan yang kurang
jelas arahnya sehingga merepotkannya dalam menjawab
pertanyaan tersebut
5. Sulit mengontrol apakah pembelajaran tercapai atau tidak (Istarani,
2011).
12
2.1.5 Media Pembelajaran Komik2.1.5.1 Hakikat Komik
Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca (Sudjana, 2015). Menurut Waluyanto (2005), komik
adalah bentuk media komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk
menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti, hal ini
dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan
yang dirangkai dalam suatu alur cerita yang membuat informasi jadi lebih
mudah diserap. Teks dan gambar membuat komik menjadi lebih mudah
dimengerti, sedangkan alur membuatnya menjadi lebih mudah untuk
diikuti dan diingat.
Soejono Trimo yang dikutip oleh Sukma Putri dan Yuniarti dalam
Saputro (2016) menyatakan bahwa komik memiliki sifat yang khas
sehingga mampu merangsang perhatian sebagian masyarakat, baik
ditinjau dari jenjang pendidikan, status sosial ekonomi dan lain
sebagainya. Sifat komik yang dimaksud adalah: banyak mengandung
unsur humor yang sehat, berisi unsur kegairahan, mengandung elemen
hiburan, handy, berfokus pada manusia. Sejalan dengan pendapat Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai (2015) yang menyatakan bahwa komik dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan
dengan gambar yang dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca.
2.1.5.2 Unsur-unsur KomikSecara sepintas komik dipandang hanya sebagai media visual yang
terdiri dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah
cerita. Namun, bagi para komikus, komik memiliki unsur-unsur yang terdiri
dari sampul depan, sampul belakang, dan halaman isi.
13
Pada halaman sampul depan sebuah komik biasanya terdapat
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Judul cerita atau judul serial
Judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat. Ukuran judul
pada huruf dibuat huruf kapital dengan ukuran besar dan mencolok
sehingga menarik perhatian dan mudah ditangkap oleh pembaca.
2. Credits
Yaitu keterangan tentang pengarang komik tersebut, seperti penulis
scenario, penggambar, dan sebagainya.
3. Indicia
Yaitu keterangan tentang penerbit maupun percetakan lengkap
dengan waktu terbit dan pemegang hak cipta.
Sedangkan pada halaman sampul belakang biasanya tertera
ringkasan cerita yang terdapat dalam komik tersebut untuk memberikan
gambaran umum tentang isi komik kepada pembaca. Sedangkan halaman
isi komik terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
1. Panel
Panel berfungsi sebagai ruang tempat diletakkannya gambar-
gambar sehingga akan tercipta suatu alur cerita yang ingin
disampaikan kepada pembaca.
2. Gang
Gang adalah ruang atau jarak yang menjembatani antara satu
panel dengan panel lainnya.
3. Narasi
Narasi berfungsi menerangkan dialog, waktu, tempat, kejadian dan
situasi yang digambarkan dalam komik tersebut.
4. Balon kata
Adalah suatu bulatan dengan garis penunjuk yang di dalamnya
terdapat tulisan yang berisi ucapan yang disampaikan oleh tokoh
dalam komik tersebut. Balon kata dengan garis penunjuk langsung
menunjukkan tokoh berbicara, sedangkan sedangkan garis
14
penunjuk dengan bulatan putus-putus menunjukkan tokoh
bergumam atau berbicara dalam hati.
5. Efek Suara
Adalah menunjukkan suara-suara yang terjadi dalam cerita
tersebut, misalnya suara angin, suara ranting patah, suara bel, dan
sebagainya (Masdiono, 2007).
2.1.5.3 Penggunaan Komik Dalam PembelajaranKomik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini
pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara
pembelajar dan sumber belajar (dalam hal ini komik pembelajaran).
Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan
pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik (Waluyanto,
2005).
Berikut ini adalah contoh komik yang digunakan sebagai media
pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Gambar 2.1 Contoh Tampilan Komik Kimia Pada Materi Ikatan Kimia(Minarni, 2019)
15
Gambar 2.2 Contoh Tampilan Komik Matematika (Negara, 2014)
Gambar 2.3 Komik Kimia Materi Hukum-Hukum Dasar Kimia (Wha, 2017)
Menurut Daryanto dalam Ambaryani (2017), kelebihan komik
sebagai penyajiannya yang mengandung unsur visual, cerita yang kuat
dan ekspresi yang divisualisasikan dalam gambar membuat pembaca
terlibat langsung secara emosional, sehingga hal itu membuat pembaca
akan terus-menerus membaca komik hingga selesai. Situasi dari siswa
tersebut akan membuatnya termotivasi terus dalam mengikuti jalannya
pembelajaran yang ada, sehingga hasil belajar siswa nantinya akan
tercapai dengan baik.
Disamping itu, komik sebagai media pembelajaran juga memiliki
kekurangan. Menurut Trimo yang dikutip oleh Lestari dalam Kamodi
(2017), kekurangan komik sebagai media pembelajaran yaitu kemudahan
16
orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan
penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar, ditinjau dari
segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata kotor ataupun kalimat-
kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan, dan banyak aksi-aksi
yang menonjolkan kekerasan atau tingkah laku yang prevented.
2.1.6 Aktivitas dan Hasil Belajar2.1.6.1 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi
selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,
mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab
pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Slameto, 2010).
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi
juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Misalnya ketika guru berceramah, sebenarnya dalam proses berceramah,
guru harus mendorong agar siswa memiliki pengalaman belajar yang
bukan hanya sekedar mendengarkan penjelasan guru. Akan tetapi agar
siswa memiliki pengalaman untuk menghayati materi pelajaran yang
dituturkan melalui proses menyimak dan meragukan tentang segala
sesuatu yang dituturkan sehingga dari keraguan tersebut siswa akan
terdorong untuk memperdalam materi (Sanjaya, 2008).
2.1.6.2 Hasil BelajarHasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu
tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar.
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Maka
evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil
17
belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
1. Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau
pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta
pengembangan keterampilan intelektual. Ada 6 kelas/tingkat
penggolongan tujuan ranah kognitif meliputi pengetahuan,
pemahaman, penggunaan/penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi.
2. Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,
penghargaan, nilai, perasaan dan emosi . Ratwohl, Bloom dan
Masia mengemukakan taksonomi tujuan ranah afektif meliputi
menerima, merespon, menilai, mengorganisasi, karakterisasi
3. Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan
motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi saraf dan koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles
(1970) mengemukakan taksonomi ranah tujuan psikomotorik
meliputi gerakan tubuh yang mencolok, ketepatan gerakan yang
dikoordinasikan, perangkat komunikasi non verbal dan
kemampuan berbicara (Mudjiono, 2006).
Menurut Gagne proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil
belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari kapabilitas siswa, yaitu :
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis.
Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam
kehidupan.
2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan
konsep dalam lambang.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
18
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian
gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian (Mudjiono, 2006).
2.1.7 Hukum-Hukum Dasar KimiaSemua materi mengenai hukum-hukum dasar kimia pada penelitian
ini merujuk pada buku pelajaran kimia yang disusun oleh Muchtaridi yang
diterbitkan oleh Yudhistira pada November 2016. Berikut penjabarannya.
Teori atom Dalton yang dikembangkan pada awal tahun 1800
menjadi dasar perkembangan ilmu kimia, terutama dalam menjelaskan
reaksi-reaksi kimia. Perkembangan teori Atom Dalton tidak terlepas dari
penyelidikan para ahli kimia pada akhir abad ke-17. Mereka menyelidiki
hubungan antara jumlah zat hasil reaksi dan jumlah zat pereaksi.
Penyelidikan yang mereka lakukan melahirkan hukum-hukum dasar kimia.
2.1.7.1 Hukum Kekekalan MassaHukum kekekalan massa diperkenalkan oleh ilmuwan kimia
Prancis, Antoine Lavoisier pada tahun 1787. Saat itu, para ilmuwan
mempercayai bahwa reaksi pembakaran menghasilkan gas flogiston
sehingga massa zat setelah pembakaran lebih sedikit daripada
sebelumnya. Hal tersebut didasarkan pada percobaan yang dilakukan
Pristley. Pristley memanaskan oksida raksa (red calx mercury). Reaksi
pemanasan padatan oksida raksa menghasilkan air raksa dan gas tidak
berwarna di atasnya. Setelah ditimbang, massa air raksa lebih sedikit
daripada massa oksida raksa.
Pristley menyebut gas tidak berwarna itu dengan istilah flogiston.
Namun, tidak demikian dengan Lavoisier, ia meragukan adanya gas
flogiston. Menurut dugaannya, yang dimaksud flogiston adalah gas
oksigen. Kemudian, Lavoisier mengulang percobaan Pristley untuk
membuktikan dugaannya. Ia menimbang massa zat sebelum dan setelah
19
reaksi pemanasan oksida raksa secara teliti menggunakan timbangan
yang peka. Ternyata, terjadi pengurangan massa oksida raksa.
Lavoisier menjelaskan alasan berkurangnya massa oksida raksa
setelah pemanasan. Ketika dipanaskan, oksida raksa menghasilkan gas
oksigen sehingga massanya akan berkurang. Lavoisier juga membuktikan
kebalikannya. Jika sebuah logam dipanaskan di udara, massanya akan
bertambah sesuai dengan jumlah oksigen yang diambil dari udara.
Kesimpulan Lavoisier tersebut dikenal dengan nama hukum kekekalan
massa.
Dengan penemuan Lavoisier, teori flogiston yang dipercayai para
ilmuwan kimia selama kurang lebih 100 tahun akhirnya tumbang. Lavoisier
juga menyatakan proses berkeringat merupakan hasil pembakaran lambat
di dalam tubuh. Setelah makan, tubuh akan menyerap makanan sehingga
beratnya bertambah. Namun pada saat beraktivitas, makanan di dalam
tubuh akan terbakar (bereaksi) menghasilkan air (berupa keringat) dan
gas CO2.
Hukum kekekalan massa juga menginspirasi Dalton ketika
mengemukakan teori atom. Salah satu isi teori atom Dalton menyatakan
bahwa atom berbentuk bola sederhana yang sangat kecil, tidak dapat
dibelah, diciptakan, maupun dimusnahkan. Bukan hanya itu, hukum
kekekalan massa juga dapat memberikan jawaban dari pertanyaan,
“Mengapa persamaan reaksi harus disetarakan?”.
2.1.7.2 Hukum Perbandingan tetapPada tahun 1799, Joseph Proust menemukan bahwa unsur-unsur
yang menyusun kalsium karbonat (CaCO3), baik dari sumber alami
ataupun dari sintesis di laboratorium mempunyai jumlah yang tetap dan
perbandingan massa yang tetap pula. Bagaimana dangan senyawa
lainnya? Sebagai contoh, perhatikan senyawa CuO. Perbandingan jumlah
unsur-unsur yang menyusun CuO, Cu dan O selalu sama (1:1). Reaksi
20
antara logam tembaga dan gas oksigen yang menghasilkan tembaga
oksida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi sebagai berikut.
2Cu(s) + O2(g) 2CuO(s)
Perbandingan massa atom relatif unsur-unsur penyusun CuO ditunjukkan
dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan Massa Atom Relatif Cu dan O dalam molekulCuO Berdasarkan Tabel Periodik
Massa Atom Relatif Unsur-unsur Perbandingan Massa Atom RelatifAr Cu : Ar OCu O
63, 55 16 63,55 : 16 = 3,97 : 1
Sementara itu, berdasarkan hasil percobaan dengan cara
mereaksikan tembaga dengan oksigen (melalui pemanasan) didapat hasil
seperti pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Massa Atom Relatif Cu dan O dalam senyawaCuO Berdasarkan Hasil Percobaan
Percobaanke
SebelumPemanasan(g tembaga)
SetelahPemanasan(g tembaga)
Perbandingan Tembaga danOksigen
1 6,42 8,04 6,428,04 − 6,42 = 6,4221,62 = 3,9612 9,48 11,88 9,4811,88 − 9,48 = 9,482,40 = 3,951
Berdasarkan perhitungan pada tabel dapat disimpulkan bahwa
perbandingan massa tembaga dan oksigen selalu tetap, yaitu sekitar 3,9 :
1. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan massa atom relatif
antara tembaga dan oksigen dalam tembaga oksida.
Berdasarkan pengamatannya mengenai perbandingan massa,
Proust menyatakan bahwa massa setiap unsur yang membentuk suatu
senyawa mempunyai perbandingan yang tetap. Kesimpulan Proust
dikenal dengan nama hukum perbandingan tetap. Dengan menggunakan
hukum perbandingan tetap tersebut, kita dapat meramalkan massa unsur
yang bereaksi, massa unsur yang tersisa, dan massa zat hasil reaksi.
21
2.1.7.3 Hukum Perbandingan BergandaGas oksigen dan gas nitrogen dapat bereaksi membentuk lebih dari
satu senyawa oksida nitrogen. Oksida nitrogen tersebut adalah N2O, NO,
NO2, N2O3, dan N2O5. Perbandingan massa atom relatif N dan O dalam
NO dan N2 ditunjukkan dalam tabel 2.3.
Tabel 2.3 Perbandingan Massa Atom Relatif N dan O dalam NO dan N2O
Senyawa Jumlah Atom Perbandingan Massa Atom RelatifN dan O dalam SenyawaN O
NO 1 1 14 : 16N2O 2 1 28 : 16
Dari tabel 2.3 dapat disimpulkan bahwa perbandingan massa atom
relatif N dalam NO dan N2O adalah 14 : 28 = 1 : 2.
Adapun perbandingan massa atom relatif N dan O dalam N2O,
N2O3, dan N2O5 ditunjukkan dalam tabel 2.4.
Tabel 2.4 Perbandingan Massa Atom Relatif N dan O dalam N2O, N2O3,dan N2O5
Senyawa Jumlah Atom Perbandingan Massa Atom RelatifN dan O dalam SenyawaN O
N2O 2 1 28 : 16N2O3 2 3 28 : 48N2O5 2 5 28 : 80
Dari tabel 2.4, dapat disimpulkan bahwa perbandingan massa atom
relatif O dalan N2O, N2O3, dan N2O5 adalah 16 : 4 : 80 = 1 : 3 : 5.
Tabel 2.5 Perbandingan Massa Atom relatif beberapa Pasangan UnsurSelain O dan N
PasanganUnsur
Senyawa Unsur yangJumlahnya Berbeda
Perbandingan Massa AtomRelatif Unsur yang Berbeda
H dan O H2OH2O2
1 1 : 2
C dan O COCO2
1 1 : 2
S dan O SO2SO3
1 2 : 3
Fe dan Cl FeCl2FeCl3
1 2 : 3
22
Selain O dan N, pasangan unsur lain yang dapat membentuk lebih
dari satu senyawa adalah H dan O, C dan O, S dan O, serta Fe dan Cl.
Fakta-fakta yang diperoleh membuktikan bahwa ketika 2 unsur dapat
membentuk lebih dari satu senyawa, dan massa dari salah satu unsur
jumlahnya tetap, maka perbandingan massa unsur lainnya akan
berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Bukti tersebut diamati
pertama kali oleh John Dalton dan dikenal dengan nama hukum
perbandingan berganda.
Sebenarnya, hukum perbandingan berganda merupakan
pengembangan dari teori atom Dalton, yaitu atom-atom bergabung
membentuk senyawa, dengan angka dan perbandingan yang bulat dan
sederhana. Jika komposisi berat setiap pasangan unsur yang dapat
membentuk lebih dari satu senyawa diketahui, kita dapat menggunakan
hukum perbandingan berganda untuk menentukan rumus kimia senyawa-
senyawa yang terbentuk.
2.1.7.4 Hukum Penggabungan VolumeHendry Cvendish, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris
menyatakan bahwa pada proses sintesis air, perbandingan volume gas
hidrogen dan gas oksigen pada suhu dan tekanan yang sama selalu 2 : 1.
Atas dasar percobaan Cavendish, kimiawan Prancis, Joseph Gay Lussac
melakukan eksperimen yang serupa pada tahun 1809, Gay Lussac
mereaksikan berbagai gas. Percobaan-percoban yang dilakukan oleh Gay
Lussac adalah sebagai berikut.
a. Satu bagian volume gas hidrogen direaksikan dengan 1 bagian
volume gas klorin menghasilkan 2 bagian volume gas hidrogen
klorida.
b. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 bagian volume
gas oksigen menghasilkan 2 bagian volume uap air.
c. Tiga bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 bagian
volume gas nitrogen menghasilkan 2 bagian volume gas amonia.
23
Berdasarkan hasil percobaan-percobaannya, Gay Lussac
menyimpulkan bahwa volume 2 gas yang bereaksi (pada suhu dan
tekanan yang sama) merupakan perbandingan dari bilangan-bilangan
bulat yang sederhana. Demikian pula, perbandingan volume dari setiap
produk gas terhadap volume dari masing-masing volume gas yang
bereaksi merupakan perbandingan dari bilangan-bilangan bulat yang
sederhana. Kesimpulan Gay Lussac tersebut dikenal dengan hukum
penggabungan volume dan hanya berlaku untuk reaksi-reaksi gas yang
susunan molekulnya sederhana.
Hukum penggabungan volume dapat digunakan untuk menentukan
volume pereaksi yang diperlukan dan hasil reaksi yang terjadi. Rumus
yang digunakan adalah: = VKeterangan :
V1 : volume gas yang dicari
V2 : volume gas yang diketahui
a1 : koefisien yang dicari
a2 : koefisien yang diketahui
Jika kita mengetahui volume gas-gas yang bereaksi dan volume
gas hasil reaksi (belum diketahui rumus kimianya), kita dapat menentukan
rumus kimia dari gas hasil reaksi tersebut.
2.1.7.5 Hukum Boyle-CharlesHukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama
Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu
gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama
Jacques Charles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang
berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas
sebanding dengan suhu mutlaknya.
24
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama
Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu
gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.
Rumus Hukum Boyle adalah sebagai berikut:
P V = Konstan atau P1V1 = P2 V2 = P3 V3 = ....
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama
Jacques Charles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang
berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas
sebanding dengan suhu mutlaknya.
Rumus Hukum Boyle adalah sebagai berikut:VT = konstanatau, =
2.2 Penelitian yang RelevanPenelitian yang mengkaji tentang penggunaan media komik dalam
proses pembelajaran telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya
sebagai berikut:
1. Penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Matematika Melalui CTL Variasi Snowball Throwing Berbantuan
Media Komik Pada Siswa Kelas IV A SDN Petompon 02
Semarang” yang dilakukan oleh Widi Kurniawati pada tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan CTL variasi Snowball
Throwing berbantuan media komik meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika yang meliputi keterampilan guru,
aktivitas siswa, kualitas iklim pembelajaran, kualitas materi
pembelajaran, kualitas media pembelajaran, dan hasil belajar siswa
kelas IVA SDN Petompon 02 Semarang. Saran bagi guru adalah
lebih meningkatkan kemampuan untuk mengkonstruk pemahaman
25
siswa dan lebih membiasakan siswa dalam melakukan
pembelajaran berbasis masalah.
2. Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada
Materi Minyak Bumi Siswa Kelas XI MIA 3 MAN 1 Aceh Besar” oleh
Thursina pada tahun 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran snowball throwing dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar kimia siswa.
Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata aktivitas guru, aktivitas siswa,
dan hasil belajar siswa pada siklus I sampai siklus II menunjukkan
peningkatan. Respon siswa juga positif.
3. Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball
Throwing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pada
Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA 1 Rengel Tuban”
oleh Nisa Oktavia pada tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar pra tindakan sebesar 44% tuntas
hanya berjumlah 14 siswa dari 34 siswa. Hasil tes siklus I
mengalami peningkatan menjadi 48%, siswa yang tuntas hasil
belajarnya menjadi 15 siswa. Pada siklus II menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I yaitu sebesar 89,9%,
sehingga siswa yang tuntas belajarnya menjadi 29 siswa dari 34
siswa. Dan untuk aktivitas belajar pada siklus I rata-rata skor 80, 13
yang berkategori “Baik” dan menunjukan peningkatan aktivitas
belajar pada siklus II yang mencapai 90,31% “Sangat baik”.
4. Penelitian yang berjudul “The Use of Comics in Experimental
Instruction in a Non-formal Chemistry Learning Context” oleh Fiona
Affeldt, Daniel Meinhart, dan Ingo Eilks pada tahun 2018. Penelitian
ini mengenai studi persepsi siswa menggunakan instruksi
laboratorium berbasis komik di lingkungan pembelajaran
laboratorium. Hasil penelitian ini menunjukkan persepsi yang
26
sangat positif oleh siswa yang dapat diidentifikasi sehubungan
dengan instruksi eksperimental berbasis komik.
5. Penelitian yang berjudul “The Effect of Concept Cartoons
Embedded Within Context-based Chemistry : Chemical Bonding”
oleh Neslihan Ultay pada tahun 2015. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa konsep kartun memungkinkan presentasi
contoh konsepsi alternatif di kelas dan membuat siswa melihat topik
dari perspektif yang berbeda.
27
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi akhir :1. Aktivitas belajar siswa meningkat2. Hasil belajar siswa meningkat
Dilakukan observasi dan tesselama pelaksanaan
Perlu adanya upaya peningkatan aktivitasdan hasil belajar siswa
Kondisi awal :1. Aktivitas belajar siswa kurang2. Hasil belajar siswa rendah
Penerapan modelpembelajaan snowball
throwing
Penggunaan mediapembelajaran komik kimia
28
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran snowball throwing dilengkapi dengan
media pembelajaran komik. Pada penelitian ini dilakukan dalam empat
tahapan secara garis besar yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi.
3.2 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2019 di SMA
Negeri 01 Kota Bengkulu yang beralamat di Jl. Kuala Lempuing Kota
Bengkulu.
3.3 Subjek PenelitianSubjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X IPA 4 di
SMAN 1 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2018/2019, yang berjumlah 34
orang, terdiri dari 9 laki laki dan 25 perempuan. Adapun materi yang diteliti
adalah hukum-hukum dasar kimia.
3.4 Prosedur PenelitianProsedur penelitian tindakan kelas meliputi 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada penelitian ini
dilakukan dalam tiga siklus. Pelaksanaan setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan siklus
dihentikan jika tujuan dari penelitian yang dilakukan sudah tercapai. Setiap
siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Semakin
banyak siklus yang dilakukan maka akan semakin akurat hasil yang
didapatkan. Pelaksanaan siklus dikatakan tuntas apabila telah tercapainya
indikator keberhasilan.
29
Adapun alur penelitian tindakan kelas :
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2012)
3.4.1 Refleksi AwalPada tahap awal, dilakukan terlebih dahulu observasi untuk
mengetahui kondisi proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Hal
ini dilakukan dengan wawancara khusus kepada beberapa guru kimia dan
siswa di SMAN 1 Kota Bengkulu. Dari hasil wawancara tersebut, diketahui
bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru masih metode
ceramah. Beberapa guru kimia juga menyatakan bahwa metode ceramah
ini juga menyebabkan siswa kurang aktif. Media pembelajaran yang
digunakan pun belum ada, selain bahan ajar berupa buku pelajaran. Hal
ini pula yang menurut siswa menyebabkan mereka bosan dan jenuh
belajar. Apalagi pada materi teori yang mengharuskan mereka untuk
membaca, sedangkan buku pelajaran yang tersedia berisikan sebagian
besar tulisan.
30
3.4.2 Pelaksanaan Penelitian3.4.2.1 Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Pada tahap
perencanaan, langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Menyusun RPP sesuai indikator menggunakan model snowball
throwing dengan media komik (Lampiran 1)
b. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran berupa
komik.
c. Membuat skenario pembelajaran untuk setiap siklus
d. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa
e. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru yang akan
digunakan dalam penelitian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan semua rencana
tindakan yang dibuat. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan
perencanaan yang dibuat sebelumnya, menggunakan model
snowball throwing dengan media komik. Praktisi pada penelitian ini
adalah guru kimia.
3. Tahap Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Proses ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru kimia
di SMAN 1 Kota Bengkulu dengan menggunkan lembar observasi.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan maksud untuk mengkaji secara
menyeluruh tindakan yang dilakukan dan melakukan evaluasi
dengan tujuan untuk menyempurnakan tindakan berikutnya. Dalam
kegiatan ini dilakukan pengkajian ulang terhadap permasalahan
yang muncul pada siklus pertama dan membuat perencanaan
31
sebagai tindak lanjut untuk siklus berikutnya sehingga
permasalahan dapat terselesaikan.
3.4.2.2 Siklus IIPada pelaksanaan siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I untuk menentukan tindakan yang
tepat pada siklus II.
3.4.2.3 Siklus IIIPada pelaksanaan siklus III dilakukan perbaikan-perbaikan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus II untuk menentukan tindakan yang
tepat pada siklus III.
3.5 Instrumen PenelitianPada penelitian ini instrument penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa instrument non tes dan instrument tes.
1. Instrumen non tes berupa lembar observasi aktivitas siswa dan
lembar observasi aktivitas guru
2. Instrumen tes berupa posttest yang digunakan untuk melihat
perkembangan hasil belajar siswa
3. Dokumentasi
3.6 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
antara lain sebagai berikut.
a. Lembar ObservasiLembar observasi ini digunakan untuk mengetahui perkembangan
dari penelitian ini, yang dinilai adalah aktivitas guru, aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran snowball
throwing dan media pembelajaran komik.
b. Lembar TesTes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
memahami materi atau daya serap siswa selama proses pembelajaran.
32
Tes dilakukan pada akhir pelajaran setiap siklus, yang bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan dalam mencapai indikator pembelajaran yang
ditetapkan oleh guru.
c. DokumentasiSumber data dokumen berasal dari daftar nilai siswa, lembar
observasi aktivitas siswa dan guru, dilengkapi foto selama proses
pembelajaran.
3.7 Teknik Analisis Data3.7.1 Analisis Data Observasi
Setiap data hasil observasi guru dan siswa untuk setiap aspek yang
diamati diolah dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Lembar Observasi GuruLembar observasi aktivitas guru berjumlah 12 butir observasi, skor
tertinggi tiap butir observasi adalah 3, dan skor terendah tiap butir
adalah 1, maka :
a. Skor tertinggi
= jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir
= 12 x 3 = 36
b. Skor terendah
= jumlah butir observasi x skor terendah tiap butir
= 12 x 1 = 12
c. Interval skor
= (Sudjana, 1995)
= 8
Tabel 3.1 Interval Penilaian Untuk Lembar Observasi Guru
No Kriteria Penilaian Interval Penilaian1 Kurang 12-192 Cukup 20-273 Baik 28-36
33
2. Lembar Observasi SiswaLembar observasi aktivitas siswa berjumlah 12 butir observasi, skor
tertinggi tiap butir observasi adalah 3, dan skor terendah tiap butir
adalah 1, maka :
a. Skor tertinggi
= jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir
= 12 x 3 = 36
b. Skor terendah
= jumlah butir observasi x skor terendah tiap butir
= 12 x 1 = 12
c. Interval skor
= (Sudjana, 1995)
= 8
Tabel 3.2 Interval Penilaian Untuk Lembar Observasi Siswa
No Kriteria Penilaian Interval Penilaian
1 Kurang 12-192 Cukup 20-27
3 Baik 28-36
Lembar observasi diolah dengan menggunakan persamaan berikut:
a. Rata-rata skor =
b. Skor tertinggi = jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir
c. Kisaran nilai untuk setiap kriteria pengamatan
= (Sudjana, 1995)
Keterangan :
B (baik), skor nilai = 3
C (cukup), skor nilai = 2
K (kurang), skor nilai = 1
34
3.7.2 Analisis Hasil BelajarAnalisis hasil belajar dilakukan dengan mencari nilai dari beberapa
substansi berikut ini.
1. Nilai Rata-Rata (Mean)
x = ∑Keterangan :
x = nilai rata-rata
∑x = jumlah nilai
n = jumlah siswa (Sudjana, 1995)
2. Daya Serap KlasikalDs = s x Ni 100%Keterangan :
Ds = daya serap
S = jumlah siswa
Ns = jumlah nilai seluruh siswa
Ni = nilai ideal atau nilai tertinggi (Sudjana, 1995)
3. Ketuntasan BelajarKb = 100%Keterangan :
Kb = ketuntasan belajar
Nt = jumlah siswa yang nilainya ≥75
N = jumlah peserta (Sudjana, 1995)
3.8 Indikator Keberhasilan TindakanKriteria keberhasilan tindakan ditentukan berdasarkan ketuntasan
belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah dan berdasarkan pertimbangan
peneliti. Adapun indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini
adalah :
35
1. Daya Serap
Penelitian ini dikatakan berhasil jika nilai daya serap pada siklus II
lebih tinggi daripada siklus I
2. Ketuntasan belajar
Pada ketuntasan belajar dikatakan tuntas jika sudah memenuhi
beberapa syarat berikut, yaitu:
a. Untuk individu : jika siswa mendapatkan nilai ≥ 75
b. Untuk klasikal : jika 85% siswa mendapatkan nilai ≥75
c. Aktivitas guru berada pada kriteria baik yaitu dilihat dari hasil
observasi berada pada skor 28-36
d. Aktivitas siswa berada pada kriteria baik yaitu dilihat dari hasil
observasi berada pada skor 28-36
36
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian4.1.1 Refleksi Awal
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 8 – 24 April 2019 di
kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota Bengkulu tahun ajaran 2018/2019 dengan
jumlah siswa 34 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 25 orang
perempuan. Tahap refleksi awal dilakukan sebelum penelitian sebagai
tindakan pra-penelitian yang bertujuan untuk menggali informasi dan
menemukan masalah atau kendala yang terjadi pada proses
pembelajaran kimia di kelas X IPA. Refleksi awal dilakukan melalui
wawancara dengan beberapa guru kimia dan siswa. Selain itu, dilakukan
juga pengumpulan data berupa nilai ulangan harian kimia siswa kelas X
IPA semester genap tahun ajaran 2017/2018 dan semester ganjil tahun
ajaran 2018/2019.
Dari hasil refleksi awal, diperoleh hal-hal penting diantaranya
diketahui bahwa SMAN 1 Kota Bengkulu merupakan salah satu sekolah
yang menerapkan kurikulum 2013. Namun, metode belajar yang
digunakan oleh guru hanya metode ceramah atau dengan kata lain belum
menggunakan metode belajar lain yang disarankan pada penerapan
kurikulum 2013. Selain itu, proses pembelajaran yang berlangsung juga
tanpa menggunakan media pembelajaran. Hal ini membuat siswa kurang
aktif. Demikian pula dengan penggunaan sumber belajar berupa buku
pelajaran seperti pada umumnya menyebabkan siswa cenderung
menghafal materi, namun tidak memahami konsep, seperti yang terjadi
pada materi-materi yang bersifat teori.
Dengan masalah-masalah yang telah ditemukan maka sangat perlu
dilakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanaan kurikulum 2013.
Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran snowball
37
throwing dengan menggunakan media pembelajaran berupa komik kimia
pada salah satu materi semester genap yaitu hukum-hukum dasar kimia.
4.1.2 Siklus ISiklus I dilaksanakan pada tanggal 9 April 2019 dengan alokasi
waktu 3 x 45 menit yang diikuti oleh 32 siswa. Materi yang diajarkan
adalah sejarah dan definisi hukum-hukum dasar kimia. Pada komik yang
digunakan, materi ini terletak di halaman 15-158.
4.1.2.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa4.1.2.1.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Dalam suatu pembelajaran, hasil belajar tidak bisa lepas dari peran
seorang guru, dengan demikian aktivitas yang dilakukan guru pada proses
pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil observasi
aktivitas guru dapat dilihat pada lampiran 8. Data hasil analisis lembar
observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus I
disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Siklus Skor Observasi Rata-rata Skor KriteriaPengamat I Pengamat II
I 26 27 26,5 Cukup
Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang pengamat didapatkan
rata-rata skornya adalah 26,5 sehingga secara keseluruhan aktivitas guru
dalam proses pembelajaran pada siklus I ini termasuk dalam kriteria
“cukup”.
4.1.2.1.2 Hasil Observasi Akivitas SiswaDalam penelitian ini, siswa dijadikan sebagai subjek penelitian.
Sehingga, selain dari aktivitas guru, aktivitas siswa menjadi komponen
yang penting pada penelitian ini. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh
oleh siswa erat kaitannya dengan keterlibatan (aktivitas) siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktivitas siswa dapat
38
dilihat pada lampiran 9. Hasil analisis data observasi aktivitas siswa
selama proses pembelajaran pada siklus I disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Siklus Skor Observasi Rata-rata Skor KriteriaPengamat I Pengamat II
I 19 21 20 Kurang
Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang pengamat didapatkan
rata-rata skornya adalah 20 sehingga secara keseluruhan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran pada siklus I ini termasuk dalam kriteria
“kurang”.
4.1.2.2 Hasil Belajar SiswaPeningkatan hasil belajar siswa bisa dijadikan indikator
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Soal posttest yang digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa berjumlah 10 soal pilihan ganda
yang diambil dari berbagai sumber. Analisis hasil belajar siswa pada siklus
I disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Data yang Dianalisis Hasil AnalisisJumlah siswa keseluruhan 34
Jumlah siswa yang mengikuti test 32Jumlah siswa yang tuntas 13
Jumah siswa yang tidak tuntas 19Nilai tertinggi 90Nilai terendah 40
Nilai rata-rata siswa 64,4118Daya serap klasikal 64,41%
Ketuntasan belajar klasikal 38,23%Kesimpulan Belum tuntas
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari nilai posttest siswa
pada siklus I menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas
atau belum memenuhi kriteria, sehingga perlu dilakukan kegiatan lanjutan
untuk memperbaiki nilai siswa.
39
4.1.2.3 Refleksi Siklus IBerdasarkan hasil pembelajaran dan observasi pada siklus I,
diketahui terdapat banyak kekurangan sehingga perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik. Adapun kekurangan yang terjadi pada siklus I dan solusi perbaikan
yang akan dilaksanakan pada siklus II disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Refleksi Siklus I
No Hasil Refleksi Siklus I Solusi Perbaikan1 Guru tidak menyampaikan tujuan
pembelajaranGuru hendaknya menyampaikantujuan pembelajaran di awal agarsiswa mengetahui tujuan daripembelajaran materi terkait.
2 Masih banyak siswa yang tidakmemiliki kesiapan untuk memulaipembelajaran
Siswa hendaknya diberikan tugaspra-pembelajaran pada pertemuansebelumnya untuk bekalpembelajaran selanjutnya.
3 Siswa kesulitan menjawabbeberapa pertanyaan prasyaratyang diajukan oleh guru
Sebaiknya guru memberikanpertanyaan prasyarat yang lebihsederhana dan sesuai dengankemampuan siswa
4 Masih banyak siswa yang sibukdengan kegiatan masing-masingsaat diskusi berlangsung
Ketegasan guru dalammengkondisikan kelas sangatdiperlukan agar prosespembelajaran berlangsungkondusif
5 Ada beberapa siswa dengankarakteristik yang kurang sukamembaca komik, melainkan lebihmudah memahami pelajarandengan mendengarkan penjelasan
Guru harus mampumenyeimbangkan antaramembebaskan siswa menemukansendiri pemahaman melaluimembaca komik dan jugamembantu memberikanpenjelasan.
5 Guru belum membimbing semuakelompok dalam melakukandiskusi dan pelaksanaan snowballthrowing
Guru diharapkan memperlakukansemua kelompok dengan adil,artinya memberikan perhatian danbimbingan ke semua kelompokdalam kegiatan diskusi danpelaksanaan snowball throwing
40
6 Guru tidak melibatkan siswa dalammenyimpulkan materi di akhirkegiatan pembelajaran
Guru diharapkan melibatkan siswamenyimpulkan materi yang telahdipelajari agar guru mengetahuisejauh mana pemahaman siswaterhadap materi yang telahdipelajari.
4.1.3 Siklus IISiklus II dilaksanakan pada tanggal 16 April 2019 dengan alokasi
waktu 3 x 45 menit yang diikuti oleh 33 siswa. Materi yang diajarkan
adalah penerapan hukum-hukum dasar kimia dalam perhitungan kimia
sederhana. Pada siklus II hukum dasar kimia yang diajarkan adalah
hukum kekekalan massa (Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Proust),
dan hukum perbandingan berganda (Dalton). Pada komik yang
digunakan, materi yang diajarkan terletak pada halaman 39, 102, dan 128.
Pelaksanaan siklus II ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
4.1.3.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa4.1.3.1.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil analisis data observasi aktivitas guru selama proses
pembelajaran pada siklus II disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Data Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Siklus Skor Observasi Rata-rataSkor
KriteriaPengamat I Pengamat II
II 33 31 32 Baik
Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang pengamat didapatkan
rata-rata skornya adalah 32 sehingga secara keseluruhan aktivitas guru
dalam proses pembelajaran pada siklus II ini termasuk dalam kriteria
“baik”.
4.1.3.1.2 Hasil Observasi Aktivitas SiswaUsaha-usaha perbaikan yang direncanakan dengan melihat refleksi
pada siklus I telah dilaksanakan pada siklus II. Hasil analisis data
41
observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II
disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data Hasil Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Siklus Skor Observasi Rata-rataSkor
KriteriaPengamat I Pengamat II
II 29 28 28,5 Cukup
Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang pengamat didapatkan
rata-rata skornya adalah 28,5 sehingga secara keseluruhan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran pada siklus II ini termasuk dalam kriteria
“cukup”.
4.1.3.2 Hasil Belajar SiswaSoal posttest yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus II berjumlah 10 soal pilihan ganda yang diambil dari berbagai
sumber. Analisis hasil belajar siswa pada siklus II disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
Data yang Dianalisis Hasil AnalisisJumlah siswa keseluruhan 34
Jumlah siswa yangmengikuti test
33
Jumlah siswa yang tuntas 22Jumah siswa yang tidak
tuntas11
Nilai tertinggi 90Nilai terendah 60
Nilai rata-rata siswa 77,06Daya serap klasikal 77,06%
Ketuntasan belajar klasikal 64,70%Kesimpulan Belum tuntas
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari nilai posttest siswa
pada siklus II menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas
42
dan ketuntasan belajar klasikal masih jauh dari kriteria tuntas, sehingga
perlu dilakukan kegiatan lanjutan untuk memperbaiki nilai siswa.
4.1.3.3 Refleksi Siklus IIBerdasarkan hasil observasi dan analisis data hasil belajar siswa
melalui nilai posttest pada siklus II ini, diketahui bahwa masih terdapat
beberapa kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan kembali pada siklus III
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Beberapa hal
yang harus diperbaiki disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Refleksi Siklus II
No Hasil Refleksi Siklus II Solusi Perbaikan1 Masih ada siswa yang tidak
mendengarkan penjelasan ketuakelompok tentang materi yang akandidiskusikan
Guru hendaknya terusmemperhatikan dan membimbingkegiatan ini, karena kegiatan iniadalah salah satu bagian pentingdalam rangkaian snowball throwing
2 Masih ada kelompok siswa yangberdiskusi di luar materipembelajaran
Kepekaan guru untuk selalumengawasi terhadap apa yangsedang dibicarakan siswa dalamkelompoknya sangat penting, agarpembicaraan dalam kelompok tidakkeluar dari topik yang seharusnya.
3 Saat mempresentasikan hasildiskusi, masih ada kelompok yangpresentasinya diwakilkan oleh siswayang sama dengan pertemuansebelumnya.
Sebaiknya guru memberikankesempatan kepada siswa yangbelum mendapat giliran untukmempresentasikan hasil diskusikelompoknya agar semua siswamendapatkan tanggung jawab yangsama.
4 Dalam pelaksanaan snowballthrowing, kesempatan menjawabbelum merata untuk semuakelompok
Sebaiknya guru memberikankesempatan kepada siswa yangbelum mendapat giliran untukmenjawab pertanyaan padakegiatan snowball throwing agarsemua siswa mendapatkantanggung jawab yang sama danguru dapat mengetahui siswa manayang belum menguasai materi.
43
4.1.4 Siklus IIISiklus III dilaksanakan pada tanggal 23 April 2019 dengan alokasi
waktu 3 x 45 menit yang diikuti oleh 33 siswa. Materi yang diajarkan
adalah penerapan hukum-hukum dasar kimia dalam perhitungan kimia
sederhana. Pada siklus III hukum dasar kimia yang diajarkan adalah
hukum pengabungan volume (Gay-Lussac) dan hukum Boyle-Charles.
Pada komik yang digunakan, materi yang diajarkan terletak di halaman 55
dan 150. Pelaksanaan siklus III ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi
siklus II.
4.1.4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa4.1.4.1.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil analisis data observasi aktivitas guru selama proses
pembelajaran pada siklus III disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III
Siklus Skor Observasi Rata-rataSkor
KriteriaPengamat I Pengamat II
III 35 36 35,5 Baik
Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang pengamat didapatkan
rata-rata skornya adalah 35,5 sehingga secara keseluruhan aktivitas guru
dalam proses pembelajaran pada siklus III ini termasuk dalam kriteria
“baik”.
4.1.4.1.2 Hasil Observasi Aktivitas SiswaRancangan perbaikan untuk siklus III yang mengacu pada refleksi
siklus II telah dilaksanakan. Hasil analisis data observasi aktivitas siswa
selama proses pembelajaran pada siklus III disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
Siklus Skor Observasi Rata-rataSkor
KriteriaPengamat I Pengamat II
III 33 33 33 Baik
44
Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang pengamat didapatkan
rata-rata skornya adalah 33 sehingga secara keseluruhan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran pada siklus III ini termasuk dalam kriteria
“baik”.
4.1.4.2 Hasil Belajar SiswaSoal posttest yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus II berjumlah 10 soal pilihan ganda yang diambil dari berbagai
sumber, baik buku ataupun website. Analisis hasil belajar siswa pada
siklus III disajikan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III
Data yang Dianalisis Hasil AnalisisJumlah siswa keseluruhan 34
Jumlah siswa yangmengikuti test
33
Jumlah siswa yang tuntas 30Jumah siswa yang tidak
tuntas3
Nilai tertinggi 100Nilai terendah 70
Nilai rata-rata siswa 84,18Daya serap klasikal 84,18%
Ketuntasan belajar klasikal 88,23%Kesimpulan Tuntas
Melihat hasil analisis data hasil belajar siswa pada siklus III, dapat
disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas masih ada namun
hanya sedikit dari jumlah keseluruhan. Ketuntasan belajar pada siklus III
telah memenuhi bahkan melampaui syarat ketuntasan belajar yaitu 85%
siswa mendapatkan nilai ≥75.
4.1.4.4 Refleksi Siklus IIIHal-hal yang telah tercapai pada pelaksanaan siklus III antara lain
sebagai berikut :
45
1. Secara keseluruhan aktivitas guru dan aktivitas siswa berada dalam
kriteria baik
2. Siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas
sudah tidak terlalu terlihat lagi karena siswa sudah mulai terbiasa
dan menikmati proses pembelajaran dengan model dan media
pembelajaran yang diterapkan.
3. Siswa sudah memiliki kesadaran untuk tertib pada setiap kegiatan
yang dilakukan dalam keberlangsungan proses pembelajaran.
4.2 PembahasanModel pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu
jenis model pembelajaran kooperatif. Menurut Mukhlis dalam Ginting
(2018), snowball throwing adalah salah satu metode pembelajaran, di
mana siswa diberikan peluang dan kebebasan untuk membangun dan
menciptakan pengetahuan. Para siswa akan sangat menikmati proses
belajar dengan metode ini, karena siswa diberi kebebasan. Metode
pembelajaran ini juga berbentuk kelompok, artinya setiap siswa berada
dalam kelompok yang telah ditentukan bersama oleh siswa dan guru.
Pengelompokan dapat ditentukan berdasarkan intelektual siswa, atau
berdasarkan urutan kehadiran siswa. Menurut Suryobroto dalam Saputra
(2018), metode diskusi kelompok adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternatif pemecahan atas suatu masalah. Metode pembelajaran ini efektif
untuk melatih peserta didik untuk berbicara dan bekerjasama dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Pada penelitian ini, model snowball throwing yang diterapkan
telah dimodifikasi sebelumnya. Penggunaan media komik pada
pembelajaran ini yaitu pada saat kegiatan diskusi berlangsung. Setiap
kelompok mendiskusikan masing-masing materi yang telah ditetapkan
46
oleh guru. Sebelumnya guru memanggil ketua dari masing-masing
kelompok untuk diberikan penjelasan materi secara singkat untuk
kemudian disampaikan oleh ketua kelompok kepada anggota
kelompoknya. Setelah kegiatan diskusi selesai, perwakilan dari masing-
masing kelompok diberikan kesempatan mempresentasikan hasil
diskusinya dengan pemahaman dan bahasa mereka sendiri. Setelah
selesai presentasi, siswa membuat pertanyaan untuk kemudian
dilemparkan kepada kelompok lain dan dijawab oleh kelompok yang
mendapat pertanyaan tersebut. Proses inilah yang disebut snowball
throwing.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran berlangsung dengan
pendekatan saintifik. Menurut Machin (2014), pembelajaran melalui
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sede-
mikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengiden-
tifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai tek-
nik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pada penelitian ini, penerapan model pembelajaran snowball
throwing didukung dengan penggunaan media pembelajaran, yaitu berupa
komik kimia. Menurut Cahyadi (2017), penggunaan alat bantu atau media
pada model pembelajaran snowball throwing, yang memungkinkan untuk
siswa dapat melihat secara nyata, akan sangat membantu jalannya proses
pembelajaran. Pemilihan komik kimia sebagai media pembelajaran pada
penelitian ini didasarkan oleh kesesuaian sifat-sifat komik dengan materi
yang diajarkan, yaitu hukum-hukum dasar kimia. Utami (2017)
berpendapat bahwa hukum-hukum dasar kimia merupakan salah satu
materi kimia yang mengajak siswa untuk menalar dan menjawab
pertanyaan. Hal ini berkesesuaian dengan pendapat Ultay (2015)
mengenai komik bahwa konsep kartun memungkinkan presentasi contoh
47
konsepsi alternatif di kelas dan membuat siswa melihat topik dari
perspektif yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan media komik
dirasa cocok dan mampu bersinergis untuk mendukung penerapan model
pembelajaran snowball throwing di kelas.
Penggunaan komik kimia sebagai media pembelajaran yang
mendukung penerapan model pembelajaran snowball throwing
memberikan pengaruh yang positif pada hasil belajar siswa. Seperti hasil
penelitian terdahulu oleh Marlinasari (2018) menyatakan bahwa salah satu
media yang dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam proses
belajar mengajar adalah media pembelajaran komik. Pemilihan media
komik sebagai media pembelajaran juga memperhatikan beberapa
pertimbangan yang tepat. Penggunaan media pembelajaran komik ini
dilatarbelakangi adanya faktor kesesuaian terhadap materi dan teori,
adanya kesesuaian terhadap karakteristik siswa yang lebih tertarik dengan
penggunaan media sebagai alat pembelajaran di kelas, serta adanya
faktor kesesuaian gaya belajar, yang biasanya guru lebih sering
menerapkan metode pembelajaran yang kurang menarik dan bervariasi.
Materi hukum-hukum dasar kimia adalah materi yang bersifat abstrak,
dimana memerlukan alat bantu media. Komik dirasa cocok untuk hal ini,
karena sifatnya yang mampu mempermudah siswa dalam mengingat dan
menganalisis suatu pembelajaran dibandingkan dengan menggunakan
teks bacaan (Minarni, 2019).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penerapan model
snowball throwing dengan media pembelajaran komik kimia pada proses
pembelajaran menunjukkan peningkatan pada aktivitas guru, aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis data lembar pengamatan dan nilai posttest
siswa. Pada penelitian ini, semua hal yang terkait dengan aktivitas belajar
yang terjadi dicatat sebagai refleksi untuk bahan perbaikan di siklus
selanjutnya guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Beberapa penelitian
serupa sebelumnya juga menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil
48
belajar dengan pola peningkatan yang hampir sama dengan penelitian ini,
seperti penelitian Hirzi (2015) dimana hasilnya menunjukkan peningkatan
dari siklus ke siklus setelah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan
refleksi dari siklus yang telah dilaksanakan. Sehingga, pada siklus tertentu
penelitian dapat dihentikan karena telah menunjukkan hasil yang
diharapkan.
Hasil yang diperoleh pada siklus I belum sesuai dengan yang
diharapkan. Kurangnya kesiapan siswa memulai pelajaran menjadi salah
satu sebab ketidaktercapaian hasil pembelajaran pada siklus I ini.
Menurut Umam (2016), Kesiapan belajar peserta didik akan berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik, maka jika seorang peserta didik
memiliki kesiapan belajar yang baik maka peserta didik tersebut juga akan
memiliki hasil belajar yang baik pula. Sebab lainnya adalah belum semua
siswa ikut berpartipasi dalam proses pembelajaran. Sebagian siswa masih
sibuk dengan kegiatannya masing-masing, mengobrol, dan bergurau
dengan temannya. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi tidak
kondusif.
Selain itu, guru yang mengajar juga belum berkomunikasi secara
merata kepada semua kelompok dalam memberikan bimbingan pada saat
diskusi berlangsung. Menurut Gunawan (2017), di dalam pembelajaran,
komunikasi memiliki peran penting untuk terwujudnya tujuan yang ingin
dicapai. Komunikasi yang dilakukan guru kepada siswa, begitu juga
sebaliknya, adalah kunci keberhasilan pembelajaran. Penggunaan
komunikasi guru atau komunikasi yang terjadi saat pembelajaran
harusnya membawa siswa untuk mau belajar bukan malah sebaliknya.
Disisi lain, belum tercapainya keberhasilan belajar pada siklus I
disebabkan karena siswa belum terbiasa dan masih beradaptasi dengan
model dan media pembelajaran yang diterapkan. Perbedaan karakteristik
siswa juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan suatu
model dan media pembelajaran. Terlihat beberapa siswa memiliki karakter
yang kurang suka membaca komik, melainkan lebih mudah memahami
49
materi dengan mendengarkan penjelasan secara lisan. Dengan demikian,
guru dan ketua kelompok yang memberikan penjelasan mengenai materi
sebaiknya sudah menuguasai materi dan menyampaikan materi dengan
jelas untuk membantu siswa yang memiliki karakter demikian tetap bisa
mengikuti pembelajaran dengan baik.
Gambar 4.1. Cuplikan isi komik yang dipelajari pada siklus I
Seperti yang terlihat pada gambar 4.1, materi yang diajarkan dan
disajikan pada siklus I melalui komik ini masih mengenai sejarah-sejarah
dan penemuan ilmuan yang menemukan teori terkait, dalam hal ini hukum
kekekalan massa. Materi disajikan dalam bentuk dialog namun tetap
memiliki inti yang bisa diserap sebagai definisi teori tersebut. Proses
inilah yang diharapkan dapat membantu siswa memahami materi dengan
mudah.
Dari hasil analisa lembar observasi aktivitas guru dan siswa
menunjukkan rata-rata skor aktivitas guru sebesar 26,5 dengan kriteria
50
“cukup”, sedangkan untuk aktivitas siswa sebesar 20 dengan kriteria
“kurang”. Selain itu, untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa,
maka dilakukan posttest pada akhir pembelajaran. Hasil analisa nilai
posttest siswa menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 64,41 dengan
daya serap klasikal sebesar 64,41% dan ketuntasan belajar klasikal
sebesar 38,23%. Angka ini menunjukkan bahwa masih jauh untuk
mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Dengan demikian, hal ini
menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
Pada siklus II, pembelajaran dilanjutkan lagi dengan
memperhatikan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I. Proses
pembelajaran pada siklus II berlangsung lebih kondusif dari sebelumnya.
Hanya ada beberapa siswa (tidak lebih banyak dari siklus I) yang tidak
tertib dalam mengikuti pembelajaran, seperti tidak memperhatikan
penjelasan ketua kelompok, membicarakan hal di luar materi, dan
sebagian siswa masih enggan untuk mewakilkan kelompoknya
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sehingga ada kelompok
yang diwakilkan oleh siswa yang sama seperti pertemuan sebelumnya
untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Disisi lain, guru masih kurang adil dalam memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan
snowball throwing, sehingga siswa tersebut tidak merasa memiliki
tanggungjawab dan tidak termotivasi untuk aktif mengikuti pembelajaran.
Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut
Sabhrina (2017), sukses atau tidaknya kegiatan belajar bergantung pada
keinginan/dorongan dan ketertarikan peserta didik dalam menerima
pembelajaran. Sulit untuk berhasil jika belajar tanpa motivasi.
Meskipun demikian, melalui penilaian pengamat secara
keseluruhan aktivitas belajar guru dan siswa pada siklus II lebih baik
daripada sebelumnya. Rata-rata skor penilaian aktivitas guru dan siswa
secara bertutur-turut adalah 32 dengan kriteria “baik” dan 28,5 dengan
kriteria “cukup”. Nilai posttest juga menunjukkan peningkatan hasil belajar
51
siswa, dimana nilai rata-rata siswa sebesar 77,06 dengan daya serap
klasikal sebesar 77,06% dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 64,70%.
Angka ini mengalami peningatan dari sebelumnya, namun belum
mencapai kriteria ketuntasan yang diinginkan, sehingga perlu dilakukan
perbaikan lagi pada siklus selanjutnya.
Gambar 4.2. Cuplikan isi komik yang dipelajari pada siklus II
Sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, pada siklus II
materi yang diajarkan berupa penerapan hukum dasar kimia pada
perhitungan kimia sederhana. Terlihat pada gambar 4.2, disajikan contoh
perhitungan kimia yang menerapkan hukum-hukum dasar kimia. Angka-
angka yang digunakan sebagai contoh soal pada komik tersebut juga
merupakan bilangan-bilangan bulat dan sederhana, sehingga mudah
dipahami siswa dan menjadi pedoman siswa untuk membuat soal yang
akan dilemparkan kepada kelompok lain pada pelaksanaan snowball
52
throwing. Dengan contoh yang sederhana ini, siswa tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama untuk menyelesaikan soal-soal contoh lainnya
yang didapatkan melalui pelaksanaan snowball throwing pada proses
pembelajaran saat itu, sehingga penggunaan waktu akan lebih efisien.
Pada siklus III, pembelajaran dilakukan dengan refleksi dan
evaluasi dari siklus sebelumnya. Keadaan di lapangan memperlihatkan
bahwa beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
sudah tidak terlalu terlihat lagi karena siswa sudah mulai terbiasa dan
menikmati proses pembelajaran dengan model dan media pembelajaran
yang diterapkan. Selain itu, siswa juga sudah memiliki kesadaran untuk
tertib dan disiplin pada setiap kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Khumaeroh (2017) berpendapat bahwa disiplin belajar merupakan salah
satu sikap ketaatan yang harus dimiliki siswa agar memiliki cara belajar
yang baik. Disiplin belajar dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki disiplin akan menunjukkan
sikap keteraturan dan ketaatannya dalam belajar tanpa ada paksaan dan
tekanan dari luar.
Disamping itu, menurut penilaian pengamat menunjukkan bahwa
adanya peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas guru dan siswa
serta meningkat pula hasil belajar siswa yang diketahui dari nilai posttest.
Dari hasil penilaian pengamat, secara keseluruhan aktivitas guru dan
aktivitas siswa berada dalam kriteria baik, dimana rata-rata skor aktivitas
guru dan siswa secara berturut-turut adalah 35,5 dan 33. Hasil analisis
data nilai posttest juga menunjukkan peningkatan yaitu nilai rata-rata
siswa sebesar 84,18 dengan daya serap klasikal sebesar 84,18% dan
ketuntasan belajar klasikal sebesar 88,23%. Angka ini menunjukkan telah
tercapainya ketuntasan belajar yang diharapan pada penelitian ini yaitu
85% siswa mendapatkan nilai ≥ 75 yang merupakan nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran kimia di SMAN 1 Kota
Bengkulu.
53
Gambar 4.3. Cuplikan isi komik yang dipelajari pada siklus III
Pada siklus III, materi yang diajarkan merupakan kelanjutan dari
materi pada siklus sebelumnya. Seperti yang terlihat pada gambar 4.3,
materi perhitungan yang ditampilkan pada komik tersebut tetap
menggunakan angka-angka sederhana dan penjelasan sesederhana
mungkin dengan bantuan penggambaran analogi yang simple dan mudah
dimengerti. Misalnya, penganalogian jumlah unsur-unsur yang terlibat
dalam suatu reaksi ditampilkan dalam bentuk balok-balok, sehingga siswa
bisa mengimajinasikan seperti apa kira-kira suatu reaksi itu dapat terjadi.
Pada proses pembelajaran menggunakan model snowball
throwing terlihat bahwa guru tidak lagi menuntut siswa hanya untuk
mendengarkan materi yang disampaikan dari guru saja. Guru hanya
membimbing dan mengawasi siswa untuk memastikan bahwa setiap
siswa aktif belajar bersama kelompoknya dan bekerjasama bagaimana
membuat pertanyaan yang kemudian akan dilemparkan kepada kelompok
54
lain. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran di kelas lebih terarah dan
tidak monoton. Setiap siswa dalam kelompoknya diberi tanggung jawab
masing-masing, mulai dari menjadi ketua kelompok, mempresentasikan
hasil diskusi, membuat pertanyaan, dan menjawab pertanyaan. Namun,
ditemukan juga beberapa kendala dalam pelaksanaan snowball throwing
pada penelitian ini, seperti ketua kelompok kurang jelas dalam
memberikan penjelasan mengenai konsep materi.
Kendala-kendala ini juga ditemukan pada penelitian terdahulu.
Menurut Rasyid (2011), training materi terhadap ketua kelompok harusnya
di luar jam pelajaran dan dalam waktu yang agak lama sehingga lebih
percaya diri dan menguasai konten yang akan dijelaskan kepada
temannya. Selain itu, waktu untuk melaksanakan model ini relatif lama
maka masih diperlukan pertimbangan dan modifikasi terhadap langkah-
langkah pelaksanaan snowball throwing ini, sehingga penggunaan waktu
akan lebih efisien dengan hasil penerapan model yang maksimal.
Penggunaan media komik sebagai media pembelajaran pada
penelitian ini secara umum menunjukkan hasil yang cukup memuaskan,
dimana terlihat bahwa adanya peningkatan aktivitas dan tercapainya
ketuntasan belajar yang diharapkan. Hal ini dibuktikan melalui analisis
hasil observasi selama pembelajaran berlangsung dan juga dilihat dari
nilai posttest yang dilaksanakan setiap akhir dari pembelajaran. Hasil
pada penelitian ini berkesesuaian dengan hasil penelitian yang relevan
sebelumnya, dimana penggunaan media komik pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit pada suatu kelas eksperimen menunjukkan
tingginya tingkat ketuntasan siswa serta besarnya rata-rata peningkatan
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan yang disebabkan oleh
penggunakan media komik membuat siswa senang belajar. Media komik
juga memudahkan siswa untuk memahami materi. Gambar komik dan
bahasa yang digunakan juga membuat siswa merasa nyaman dalam
belajar (Enawaty, 2010).
55
Namun tetap saja penggunaan komik kimia sebagai media
pembelajaran juga tidak bisa sepenuhnya sesuai dengan semua siswa.
Penggunaan komik kimia juga harus sesuai dengan karakteristik siswa.
Ada beberapa siswa yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk
memahami materi dengan mendengarkan penjelasan, dalam hal ini dari
guru dan ketua kelompok. Ada pula siswa yang memiliki karakteristik ingin
langsung ke inti permasalahan tidak dengan cerita. Sedangkan dalam
membaca komik, pembaca diharapkan mengikuti alur cerita hingga
mendapatkan makna dari cerita tersebut.
Pada penelitian ini, semua hal yang terkait dengan aktivitas
belajar yang terjadi dicatat untuk dievaluasi sebagai bahan perbaikan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dengan evaluasi dan perbaikan,
guru akhirnya mampu mengkondisikan keadaan kelas dan mengelola
kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran snowball
throwing dan komik kimia sebagai media pembelajaran dengan baik. Guru
juga mampu membimbing dan mengorganisir siswa dalam melakukan
diskusi sehingga timbul interaksi yang baik antara guru dan siswa. Selain
itu guru sudah lebih kreatif dan variatif dalam menyampaikan materi. Guru
tidak lagi mengkomunikasikan materi secara satu arah, yaitu dari guru ke
siswa, namun guru membuat pembelajaran jadi lebih menarik dan siswa
selalu memiliki pertanyaan dan pernyataan tentang materi terkait,
sehingga siswa menjadi aktif berfikir dan bersemangat mencari informasi
lebih dari materi yang dipelajari.
Terlepas dari semua kelebihan dan kekurangan serta kendala-
kendala yang terjadi dan dengan telah tercapainya ketuntasan belajar
yang diharapkan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
snowball throwing dengan menggunakan komik kimia sebagai media
pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
materi hukum-hukum dasar kimia. Secara keseluruhan melalui model dan
media pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak
56
membosankan. Melalui pendekatan saintifik pula penerapan model dan
media pembelajaran ini mampu merubah proses pembelajaran yang
sebelumnya teacher centered menjadi student centered.
57
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1 SimpulanPenerapan model pembelajaran Snowball Throwing dengan
menggunakan media pembelajaran komik kimia secara umum mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA 4 SMAN 1 Kota
Bengkulu Tahun Ajaran 2018/2019 hingga mencapai KKM. Berdasarkan
hasil analisis data penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran snowball throwing menggunakan
media pembelajaran komik kimia dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa, dimana hasil pengamatan menunjukkan skor rata-
rata aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III secara berturut-turut
adalah 20 (kurang), 28,5 (cukup), dan 33 (baik).
2. Penerapan model pembelajaran snowball throwing menggunakan
media pembelajaran komik kimia dapat meningkatkan aktivitas
guru, dimana hasil pengamatan menunjukkan skor rata-rata
aktivitas guru pada siklus I, II, dan III secara berturut-turut adalah
26,5 (cukup), 32 (baik), dan 35,5 (baik).
3. Penerapan model pembelajaran snowball throwing menggunakan
media pembelajaran komik kimia dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa, dimana hasil posttet menunjukkan nilai rata-rata pada
siklus I, II, dan III secara berturut-turut adalah 64,41 ; 77,06 ; dan
84,18. Daya serap klasikal pada siklus I, II, dan III secara berturut-
turut adalah 64,41% ; 77,06% ; dan 84,18%, dengan ketuntasan
belajar klasikal pada siklus I, II, dan III secara berturut-turut adalah
38,23% ; 64,70% ; dan 88,23%. Ketuntasan belajar telah tercapai
pada siklus III dimana lebih dari 85% siswa mendapatkan nilai ≥75.
58
5.2 SaranBerdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa
saran yang bisa peneliti berika, diantaranya sebagai berikut :
1. Guru harus bisa mengkondisikan dan mengorganisir siswa dengan
baik pada kegiatan inti pembelajaran agar mampu bekerja sama
dan saling berbagi pengetahuan sehingga tidak ada siswa yang
mendominasi.
2. Penggunaan media pembelajaran komik kimia sebaiknya
mencukupi untuk semua siswa, agar siswa bisa membaca masing-
masing dan diskusi berlangsung dengan waktu yang lebih efisien.
3. Jika memungkinkan, komik kimia dapat dikembangkan sendiri oleh
peneliti dengan terlebih melakukan penelitian pengembangan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani, Ridwan. 2015. Pembelajaran Saintifik Untuk ImplementasiKurikulum 2013. Bandung: Bumi Aksara. ISBN 9786022175049
Affeldt, Fiona., Daniel Meinhart, Ingo Eliks. 2018. The Use of Comics inExperimental Instructions in a Non-formal Chemistry LearningContext. International Journal of Education in Mathematics,Sciense and Technology (IJEMST), 6(1) : 93-104
Agusti na, E. 2013. Implementasi Model Pembelajaran Snowball ThrowingUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat ProdukKria Kayu Dengan Peralatan manual. INVOTEC, 9(1): 17-28
Ambaryani, dan Gamaliel Septian Airlanda. 2017. Pengembangan MediaKomik Untuk Efektifitas dan Meningkatkan Hasil Belajar KognitifMateri Perubahan Lingkungan Fisik. Jurnal Pendidikan SuryaEdukasi (JPSE). 3(1) : 19-28
Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : BumiAksara. ISBN : 978-602-217-569-7
Cahyadi, I Gd., Ndara Tanggu Renda, dan I Kd. Suartama. 2017.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SnowballThrowing Berbantuan Media Video Clip Terhadap Hasil BelajarIPA. Jurnal Mimbar PGSD, 5(2) : 1-12
Dahar, Ratna Wils. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. ISBN: 978-979-518-0
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisme Melalui Penelitian Tindakan Kelas.Medan : Pasca Sarjana UniMed. ISBN: 978-602-8270-9-0
Ejin, S. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning(PBL) Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan BerpikirKritis Siswa Kelas IV SDN Jambu Hilir Baluti 2 Pada MataPelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Pendidikan, 1(1) : 65 –71
Enawaty, Eny dan Hilma Sari. 2010. Pengaruh Penggunaan Media KomikTerhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3 PontianakPada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Jurnal PendidikanMatematika dan IPA, 1(1) : 24-36
60
Farisi, Ahmad., Abdul Hamid , dan Melvina. 2017. Pengaruh ModelPembelajaran Problem Based Learning Terhadap KemampuanBerpikir Kritis Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa PadaKonsep Suhu dan Kalor. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)Pendidikan Fisika, 2(3) : 283 – 287
Ginting, Nurlia. 2018. Improving Student Learning Motivation By UsingCooperative Learning of Snowball Throwing Model On SocialSciences Subject At Topic Diversity Of Ethnic And Cultural OfIndonesia At Sdn 055985 Pekan Selesai Kab. Langkat AcademicYear 2017/2018. Vision : Journal of Language, Literature andEducation, 14(14) : 1-13
Gunawan, Komang Gede Wahyu., IB Putrayasa, dan I Wayan Wendra.2017. Komunikasi Interpersonal Guru Dan Siswa DalamPembelajaran Teks Ulasan Di Kelas Viii 10 Smp Negeri 2Singaraja. e-Journal Prodi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia, Undiksha, 7(2) : 1-12
Gusti, Nina., Amrul Bahar, Dewi Handayani. 2017. Studi PerbandinganPembelajaran Kooperatif Menggunakan Media Chemical DominoCard dan Flash Card. ALOTROP Jurnal Pendidikan dan IlmuKimia, 1(2) : 85-88
Hirzi, Ristu Halban., Sripatmi, dan Hapipi. 2015. Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing PadaPembelajaran Segiempat Untuk Meningkatkan Aktivitas DanPrestasi Belajar Siswa Smpn 1 Lingsar Kelas VII-1 TahunPelajaran 2012/2013. Jurnal Pijar MIPA, 10(1) : 37-40
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.ISBN: 978-602-97523-9-7
Kamodi, Paulina., Hugo Warami, dan Quin D Tulalessy. 2017.Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi DalamCatatan Harian Melalui Media Komik Pada Siswa Kelas VII A SMPNegeri 11 Manokwari Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal TritonPendidikan, 2(1) : 61-68
Khumaeroh, Lathifah Al., Sandy Arief. 2017. Pengaruh Gaya MengajarGuru, Disiplin Belajar, Dan Teman Sebaya Terhadap PrestasiBelajar. Economic Education Analysis Journal, 6(3) : 698-710
61
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, PenanamanKarakter dan Konservasi Pada Pembelajaran MateriPertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3 (1) : 28-35
Marlinasari., Mohan Taufiq Mashuri, Gusti Hadiatus Solehah. 2018. TheEffect Of Comic Learning Media Towards Students’ LearningInterest In Chemistry On Colloid Topic At Class XI MIA MAN 1Banjarmasin. Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia Dan Ilmu Kimia,1(1) : 30-33
Masdiono, Toni. 2007. 14 Jurus Membuat Komik. Jakarta : CRM (CreativeMedia). ISBN : 1-56529-622-2
Minarni, Affan Malik, dan Fuldiaratman. 2019. Pengembangan Bahan AjarDalam Bentuk Media Komik Dengan 3D Page Flip Pada MateriIkatan Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 13(1) : 2295 – 2306
Muchtaridi. 2016. Kimia SMA Kelas X. Jakarta : Yudhistira. ISBN : 978-602-299-518-0
Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. ISBN :979-692-956-2
Negara, Hasan Sastra. 2014. Penggunaan Komik Sebagai MediaPembelajaran Terhadap Upaya Meningkatkan Minat MatematikaSiswa Sekolah Dasar (SD/MI). Jurnal Pendidikan danPembelajaran Dasar, 1(2) : 250 - 259
Oviyanti, Lysa Dwi. 2014. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif TipeSnowball Throwing Bervisi SETS Terhadap Hasil Belajar Koloid.Jurnal Kimia UNNES, 3(1) : 96-101
Rasyid, Muhaedah., Sumiati Side. 2011. Pengaruh PenerapanPembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar SiswaKelas X SMAN I Bajeng Kab. Gowa (Studi pada Materi PokokSenyawa Hidrokarbon). Jurnal Chemica, 12(2) : 69-76
Sabrina, Ridha., Fauzi, M. Yamin. 2017. Faktor-Faktor PenyebabRendahnya Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses PembelajaranMatematika Di Kelas V Sd Negeri Garot Geuceu Aceh Besar.Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(4) : 108-118
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Bandung : Kencana Prenada Media Group. ISBN : 979-789-023-3
62
Saputra, Freddy., Ady Ferdian Noor, M.Pd. 2018. Upaya MeningkatkanHasil Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan ModelPembelajaran Student Facilitator And Explaining Dan MetodeDiskusi Kelompok Pada Peserta Didik Kelas Iv Sdn-2 PahandutTahun Pelajaran 2017/2018. Pedagogik Jurnal Pendidikan, 13(1) :55-63
Saputro, Anip Dwi. 2016. Implementasi Media Pembelajaran Komik IslamUntuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dalam Berpikir Kritis Siswadi Sekolah. Jurnal Studi Islam Ulul Albaab, 17(1) : 110-133
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta : Rineka Cipta. ISBN: 978-979-518-166-8
------------. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta : Rineka Cipta. ISBN: 978-979-518-166-8
Sudjana, Nana. 2009. Penilian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :Remaja Rosdakarya. ISBN: 979-514-000-0
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pengajaran. Bandung :Sinar Baru Algensindo Bandung. ISBN : 978-979-670-156-8
Thursina. 2017. Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia MelaluiPembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada MateriMinyak Bumi Siswa Kelas XI MIA 3 MAN 1 Aceh Besar. LantanidaJournal, 5(2) : 93-196
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Kosep, Strategi, danImplementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP. Jakarta : Bumi Aksara. ISBN: 979-010-780-3
----------. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. ISBN: 978-979-1486-68-2
Ultay, Neslihan. 2015. The Effect of Concept Cartoons Embedded WithinContext-based Chemistry : Chemical Bonding. Journal of BalticScience Education, 14 (1) : 96-108
Umam, Khalif Ashhabul., Fakhruddin. 2016. Pengaruh Kesiapan BelajarTerhadap Hasil Belajar Peserta Didik Program Paket C. Journal ofNon Formal Education, 2(2) : 162-167
Utami, Rizka Rida., Edy Cahyono, Kasmadi Imam Supardi. 2017.Pengembangan Kit Hukum-Hukum Dasar Kimia Untuk
63
Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Siswa MelaluiPendekatan Ilmiah. Journal of Innovative Science Education(JISE), 6(1) : 28-39
Waluyanto, Heru Dwi. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi VisualPembelajaran. Jurnal Nirmana, 7(1) : 45-55
Wha, Jeon Mi. 2017. Surprising Science “Hukum-Hukum Dasar Kimia”.Jakarta : PT Elex Media Komputindo. ISBN : 978-602-042-512-2
64
LAMPIRAN
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah : SMA N 1 Kota BengkuluMata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : X / GenapMateri Pokok : Hukum-hukum Dasar KimiaAlokasi Waktu :3 kali pertemuan x 3 Jam Pelajaran @45 Menit
A. Kompetensi Inti KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktifdalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dilingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkanmasalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuaikaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator
3.10 Memahami sejarah dandefinisi hukum-huum dasar kimiadan menyelesaikan perhitungankimia sederhana yangmenerapkan hukum-hukum dasarkimia
1.Memahami sejarah hukum-hukum dasarkimia (hukum Lavoisier, hukum Proust ,hukum Dalton, hukum Gay Lussac danhukum Boyle-Charles).
2.Memahami definisi hukum-hukum dasarKimia (hukum Lavoisier, hukum Proust ,hukum Dalton, hukum Gay Lussac danhukum Boyle-Charles).
3.Menganalisis data untuk menyimpulkanbeberapa hukum dasar kimia
4.Memahami penggunaan hukum dasar kimiauntuk menyelesaikan perhitungan kimia.
C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat: Memahami sejarah hukum-hukum dasar kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust ,
hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Boyle-Charles). Memahami hukum-hukum dasar Kimia (hukum Lavoisier, hukum Proust , hukum
Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro). Memahami penggunaan hukum-hukum dasar kimia untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
D. Materi PembelajaranHukum-hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri
66
Hukum-hukum dasar kimia Perhitungan kimia dalam suatu persamaan reaksi.
E. Metode PembelajaranModel Pembelajaran : Snowball ThrowingMetode : Ceramah, diskusi, bermainPendekatan : Saintifik
F. Media PembelajaranMedia : Komik KimiaAlat/Bahan : Spidol, papan tulis Kertas
G. Sumber Belajar Buku Kimia Siswa Kelas X, Muchtaridi, 2016 Buku refensi yang relevan,
H. Langkah-langkah Pembelajaran
3 kali pertemuan x ( 3 x 45 ) menit
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)Guru :Orientasi Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.Aperpepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentangmateri : Hukum-hukum dasar kimia
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung Pembagian kelompok belajar
Kegiatan Inti (100 menit)Sintaks ModelPembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Menjelaskan Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
67
mekanismepelaksanaanpembelajaransesuai denganlangkah-langkahpembelajaran.
perhatian pada topik materi Hukum-hukum dasar kimia dengancara: Melihat
Menunjukkan komik yang akan digunakan sebagai mediapembelajaran selama pembelajaran berlangsung .
MengamatiPemberian contoh-contoh materi Hukum-hukum dasar kimiauntuk dapat dikembangkan peserta didik,
Membaca.Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolahdengan membaca materi dari buku paket atau buku-bukupenunjang lain, dari internet/materi yang berhubungandengan Hukum-hukum dasar kimia. Dalam penelitian ini,digunakan pula komik kimia.
MendengarPemberian materi Hukum-hukum dasar kimia oleh gurusecara ringkas
Menjelaskanmateri kepadaketua kelompok
Guru memanggil masing-masing ketua kelompok Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai materi hukum-hukumdasar kimia
Kegiatan Diskusidan Presentasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan melaluikegiatan: Menyimak
Ketua kelompok menjelaskan materi kepada anggotakelompoknya dan anggota kelompok menyimak penjelasandari ketua kelompok
Mengamati obyek/kejadianMengamati dengan seksama materi Hukum-hukum dasarkimia yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar dancerita pada komik kimia yang digunakan.
Membaca sumber lainSecara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencaridan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber gunamenambah pengetahuan dan pemahaman tentang materiHukum-hukum dasar kimia yang sedang dipelajari. Dalamhal ini, siswa menggunakan buku pelajaran kimia.
MendiskusikanMasing-masing kelompok siswa mendiskusikan danmenyusun daftar pertanyaan atas yang akan diajukankepada kelompok lain pada saat pelaksanaan snowballthrowing yang berkaitan dengan materi Hukum-hukum dasarkimia yang sedang dipelajari.
Mempresentasikan ulangPeserta didik mengkomunikasikan secara lisan ataumempresentasikan materi Hukum-hukum dasar kimia sesuaidengan pemahaman yang mereka dapatkan dari membacakomik dan sumber lain, dan hasil diskusi kelompoknyadengan bahasa mereka sendiri
Mengumpulkan informasiMencatat semua informasi tentang materi Hukum-hukumdasar kimia yang telah diperoleh pada buku catatan
Saling tukar informasiPeserta didik dari kelompok lainnya aktif menanggapi sehingga
68
diperoleh sebuah pengetahuan baruPelaksanaanSnowballThrowing
Dengan arahan guru, peserta didik saling melemparkanlembar kerja yang berisi pertanyaan dari kelompok yang satuke kelompok yang lain.
Setelah siswa mendapat bola berisi pertanyaan, siswamenjawab pertanyaan yang ada di dalam bola tersebut danmenjelaskannya
Guru mengkritisi dan menyempurnakan jawaban siswaMenarikKesimpulanBersama
Menyimpulkan tentang point-point penting yang munculdalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau gurumelemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitandengan materi Hukum-hukum dasar kimia yang akan selesaidipelajari pada hari itu
Penutup (20 menit) Siswa dan kelompok terbaik mendapatkan reward dan yang belum diberikan
motivasi tambahan Guru dan murid bersama-sama menyimpulkan materi Tes diakhir siklus Guru menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
dan memberikan tugas Guru mengucapkan salam
Materi Siklus I1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Hukum kekekalan massa diperkenalkan oleh ilmuwan kimia Prancis, AntoineLavoisier pada tahun 1787. Saat itu, para ilmuwan mempercayai bahwa reaksipembakaran menghasilkan gas flogiston sehingga massa zat setelah pembakaranlebih sedikit daripada sebelumnya. Hal tersebut didasarkan pada percobaan yangdilakukan Pristley. Pristley memanaskan oksida raksa (red calx mercury). Reaksipemanasan padatan oksida raksa menghasilkan air raksa dan gas tidak berwarna diatasnya. Setelah ditimbang, massa air raksa lebih sedikit daripada massa oksidaraksa.
Pristley menyebut gas tidak berwarna itu dengan istilah flogiston. Namun, tidakdemikian dengan Lavoisier, ia meragukan adanya gas flogiston. Menurut dugaanny,yang dimaksud flogiston adalah gas oksigen. Kemudian, Lavoisier mengulangpercobaan Pristley untuk membuktikan dugaannya. Ia menimbang massa zatsebelum dan setelah reaksi pemanasan oksida raksa secara teliti menggunakantimbangan yang peka. Ternyata, terjadi pengurangan massa oksida raksa.
Lavoisier menjelaskan alasan berkurangnya massa oksida raksa setelahpemanasan. Ketika dipanaskan, oksida raksa menghasilkan gas oksigen sehinggamassanya akan berkurang. Lavoisier juga membuktikan kebalikannya. Jika sebuahlogam dipanaskan di udara, massanya akan bertambah sesuai dengan jumlahoksigen yang diambil dari udara. Kesimpulan Lavoisier tersebut dikenal dengannama hukum kekekalan massa.2. Hukum perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Pada tahun 1799, Joseph Proust menemukan bahwa unsur-unsur yangmenyusun kalsium karbonat (CaCO3), baik dari sumber alami ataupun dari sintesis dilaboratorium mempunyai jumlah yang tetap dan perbandingan massa yang tetappula.
Berdasarkan pengamatannya mengenai perbandingan massa, Proustmenyatakan bahwa massa setiap unsur yang membentuk suatu senyawamempunyai perbandingan yang tetap. Kesimpulan Proust dikenal dengan namahukum perbandingan tetap. Dengan menggunakan hukum perbandingan tetap
69
tersebut, kita dapat meramalkan massa unsur yang bereaksi, massa unsur yangsersisa, dan massa zat hasil reaksi.3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Gas oksigen dan gas nitrogen dapat bereaksi membentuk lebih dari satu senyawoksida nitrogen. Oksida nitrogen tersebut adalah N2O, NO, NO2, N2O3, dan N2O5.Selain O dan N, pasangan unsur lain yang dapat membentuk lebih dari satu senyawaadalah H dan O, C dan O, S dan O, serta Fe dan Cl.
Fakta-fakta yang diperoleh membuktikan bahwa ketika 2 unsur dapat membentuklebih dari satu senyawa, dan massa dari salah satu unsur jumlahnya tetap, makaperbandingan massa unsur lainnya akan berbanding sebagai bilangan bulatsederhana. Bukti tersebut diamati pertama kali oleh John Dalton dan dikenal dengannama hukum perbandingan berganda. Sebenarnya, hokum perbandingan bergandamerupakan pengembangan dari teori atom Dalton, yaitu atom-atom bergabungmembentuk senyawa, dengan angka dan perbandingan yang bulat dan sederhana.Jika komposisi berat setiap pasangan unsur yang dapat membentuk lebih dari satusenyawa diketahui, kita dapat menggunakan hukum perbandingan berganda untukmenentukan rumus kimia senyawa-senyawa yang terbentuk.4. Hukum Penggabungan Volume (Hukum Gay Lussac)
Hendry Cvendish, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris menyatakan bahwapada proses sintesis air, perbandingan volume gas hidrogen dan gas oksigen padasuhu dan tekanan yang sama selalu 2 : 1. Atas dasar percoban Cavendish, kimiawanPrancis, Joseph Gay Lussac melakukan eksperimen yang serupa pada tahun 1809,Gay Lussac mereaksikan berbagai gas. Percobaan-percoban yang dilakukan olehGay Lussac adalah sebagai berikut.d. Satu bagian volume gas hidrogen direaksikan dengan 1 bagian volume gas klorin
menghasilkan 2 bagian volume gas hidrogen klorida.e. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 bagian volume gas oksigen
menghasilkan 2 bagian volume uap air.f. Tiga bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 bagian volume gas nitrogen
menghasilkan 2 bagian volume gas amonia.Berdasarkan hasil percobaan-percobaannya, Gay Lussac menyimpulkan bahwa
volume 2 gas yang bereaksi (pada suhu dan tekanan yang sama) merupakanperbandingan dari bilangan-bilangan bulat yang sederhana. Demikian pula,perbandingan volume dari setiap produk gas terhadap volume dari masing-masingvolume gas yang bereaksi merupakan perbandingan dari bilangan-bilangan bulatyang sederhana. Kesimpulan Gay Lussac tersebut dikenal dengan hukumpenggabungan volume dan hanya berlaku untuk reaksi-reaksi gas yang susunanmolekulnya sederhana.5. Hukum Boyle-Charles
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert Boyle.Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada dalambejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalikdengan volumenya.
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques Charles.Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutupdipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Materi Siklus II1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Hukum kekekalan massa juga menginspirasi Dalton ketika mengemukakan teoriatom. Salah satu isi teori atom Dalton menyatakan bahwa atom berbentuk bolasederhana yang sangat kecil, tidak dapat dibelah, diciptakan, maupun dimusnahkan.Bukan hanya itu, hukum kekekalan massa juga dapat memberikan jawaban daripertanyaan, “Mengapa persamaan reaksi harus disetarakan?”. Perhatikan contohpersamaan reaksi berikut!Contoh soal :
70
Sebanyak 32 gram serbuk sulfur direaksikan dengan gas oksigen menghasilkangas sulfur dioksida sebanyak 64 gram. Berapakah massa gas oksigen yangbereaksi?
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)Reaksi antara logam tembaga dan gas oksigen yang menghasilkan tembaga
oksida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi sebagai berikut.2Cu(s) + O2(g) 2CuO(s)
Perbandingan massa atom relatif unsur-unsur penyusun CuO ditunjukkan dalamtabel 1
Tabel 1. Perbandingan Massa Atom Relatif Cu dan O dalam molekul CuOBerdasarkan Tabel Periodik
Massa Atom Relatif Unsur-unsur Perbandingan Massa Atom RelatifAr Cu : Ar OCu O
63, 55 16 63,55 : 16 = 3,97 : 1Sementara itu, berdasarkan hasil percobaan dengan cara mereaksikan tembaga
dengan oksigen (melalui pemanasan) didapat hasil seperti pda tabel 2Tabel 2. Perbandingan Massa Atom Relatif Cu dan O dalam senyawa
CuO Berdasarkan Hasil Percobaan
Percobaanke
SebelumPemanasan(g tembaga)
SetelahPemanasan(g tembaga)
Perbandingan Tembaga danOksigen
1 6,42 8,04 6,428,04 − 6,42 = 6,4221,62 = 3,9612 9,48 11,88 9,4811,88 − 9,48 = 9,482,40 = 3,951
Contoh soal :Perbandingan massa karbon (C) dan oksigen (O) dalam senyawa karbon
dioksida (CO2) adalah 3 : 8a. Berapa gram karbon yang dapat bereaksi dengan 24 g oksigen?b. Jika 6 g karbon direaksikan dengan 12 g oksigen, adalah unsure yang tersisa?
Berapa gram karbon dioksida yang terbentuk?c. Berapa gram karbon dan oksigen yang harus direaksikan untuk membentuk 33 g
senyawa karbon dioksida?3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Perbandingan massa atom relatif N dan O dalam NO dan N2 ditunjukkan dalamtabel 3.
Tabel 3 Perbandingan Massa Atom Relatif N dan O dalam NO dan N2OSenyawa Jumlah Atom Perbandingan Massa Atom Relatif
N dan O dalam SenyawaN ONO 1 1 14 : 16N2O 2 1 28 : 16
Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa perbandingan massa atom relatif Ndalam NO dan N2O adalah 14 : 28 = 1 : 2.
Adapun perbandingan massa atom relatif N dan O dalam N2O, N2O3, dan N2O5ditunjukkan dalam tabel 2.4.
Tabel 4. Perbandingan Massa Atom Relatif N dan O dalam N2O,N2O3,danN2O5
Senyawa Jumlah Atom Perbandingan Massa Atom RelatifN dan O dalam SenyawaN O
N2O 2 1 28 : 16N2O3 2 3 28 : 48N2O5 2 5 28 : 80
71
Dari tabel 2.4, dapat disimpulkan bahwa perbandingan massa atom relatif Odalan N2O, N2O3, dan N2O5 adalah 16 : 4 : 80 = 1 : 3 : 5. Selain O dan N, pasanganunsur lain yang dapat membentuk lebih dari satu senyawa adalah H dan O, C danO, S dan O, serta Fe dan Cl.
Tabel 5. Perbandingan Massa Atom relative beberapa Pasangan Unsur Selain O dan NPasangan
UnsurSenyawa Unsur yang Jumlahnya
BerbedaPerbandingan Massa AtomRelatif Unsur yang Berbeda
H dan O H2OH2O2
1 1 : 2
C dan O COCO2
1 1 : 2
S dan O SO2SO3
1 2 : 3
Fe dan Cl FeCl2FeCl3
1 2 : 3
Contoh soal :Gas klorin (Cl2) dan gas oksigen (O2) dapat membentuk 4 senyawa biner yang
berbeda. Berikut komposisi massa O dan Cl dalam setiap senyawa yang terbentuk.Senyawa Massa O (g) Massa Cl (g)
(1) (2) (3)A 0,2256 1,00B 0,9026 1,00
(1) (2) (3)C 1,3539 1,00D 1,5795 1,00
a. Tunjukkan bahwa hukum perbandingan berganda berlaku untuk semua senyawatersebut!
b. Jika rumus senyawa A adalah Cl2O, tentukan rumus senyawa B, C, dan D!
Materi Siklus III1. Hukum Penggabungan Volume
Hukum penggabungan volume dapat digunakan untuk menentukan volumepereaksi yang diperlukan dan hasil reaksi yang terjadi. Rumus yang digunakanadalah: = V
Keterangan :V1 : volume gas yang dicariV2 : volume gas yang diketahuia1 : koefisien yang dicaria2 : koefisien yang diketahuiJika kita mengetahui volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi
(belum diketahui rumus kimianya), kita dapat menentukan rumus kimia dari gas hasilreaksi tersebut.
Perhatikan persamaan reaksi : C3H8 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (l)Jika C3H8 yang bereaksi 0,8 liter, hitunglah pada T dan P yang sama :a. Volume O2 yang bereaksi,b. Volume CO2 dan H2O yang terjadi!Penyelesaian :Pertama-tama, setarakan persamaan reaksi yang terjadi :C3H8 (g) + 5O2 (g) 3CO2 (g) + 4H2O (l)Setelah itu, hitunglah volume setiap gas dengan menggunakan rumus :a. Volume O2 = 0,8 = 4b. Volume CO2 = 0,3 = 2,4
72
c. Volume H2O = 0,8 = 3,2Contoh soal :
Sebanyak 60 mL gas A2 bereaksi dengan 40 mL gas B2 menghasilkan 40 mL gasAxBy. Tentukan rumus gas AxBy tersebut!2. Hukum Boyle-Charles
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama RobertBoyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang beradadalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalikdengan volumenya.
Rumus Hukum Boyle adalah sebagai berikut:P V = Konstan atau P1V1 = P2 V2 = P3 V3 = ....
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama JacquesCharles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejanatertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhumutlaknya.
Rumus Hukum Boyle adalah sebagai berikut:VT = konstanatau, =
Contoh soal :1. Ruang tertutup yang volumenya 0,2 m3 berisi gas dengan tekanan 60.000 Pa.
Berapakah volume gas jika tekanannya dijadikan 80.000 Pa?2. Di dalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai volume 2 liter
dan suhu 27oC. Jika volume gas menjadi 3 liter maka suhu gas menjadi
Bengkulu, April 2019
Kepala Sekolah Peneliti
Apandi, S.Pd Dita Adinda SariNIP. 197011031993011001 NPM. A1F015021
73
CUPLIKAN MATERI KOMIK PADA SIKLUS I
Hukum Kekekalan Massa
74
Hukum Perbandingan Tetap
75
Hukum Perbandingan Berganda
76
Hukum Perbandingan Volume
77
Hukum Boyle-Charles
78
CUPLIKAN MATERI KOMIK PADA SIKLUS II
Hukum Kekekalan Massa
79
Hukum Perbandingan Tetap
80
Hukum Perbandfingan Berganda
81
CUPLIKAN MATERI KOMIK PADA SIKLUS II
Hukum Boyle-Charles
82
Hukum Perbandingan Volume
83
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU
Nama peneliti : Kelas/semester : X IPA 4 / GenapHari/tanggal : Materi : Hukum-Hukum Dasar KimiaBerilah check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai kriteria pengamatan
No Aspek yang diamatiKriteria / Skor
B C K3 2 1
I. Persiapan1 Guru menyampaikan dan menuliskan judul pelajaran2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran3 Guru mengajukan pertanyaan rprasyarat4 Guru memberikan pertanyaan /contoh dalam kehidupan
sehari-hari yang sesuai dengan materi untuk memotivasisiswaII. Kegiatan Belajar Mengajar
5 Guru menyajikan dan menjelaskan tentang hukum-hukumdasar kimia secara ringkas dan sistematis
6 Guru bersama siswa membentuk 5 kelompok untukberdiskusi tentang materi terkait
7 Guru menjelaskan materi yang akan didiskusikan kepadaketua kelompok
8 Guru membimbing siswa berdiskusi dengan media komikkimia dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
9 Guru membimbing siswa dalam membuat pertanyaanuntuk pelaksanaan snowball throwing
10 Guru membimbing siswa melaksanakan snowballthrowing (melempar bola berisi pertanyaan) dari kelompoksatu ke kelompok yang lain
11 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmenyampaikan jawaban siswaIII. Penutup
12 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaranhukum-hukum dasar kimia
Kriteria Penilaian intervalK = Kurang 12-20C = Cukup 21-29B = Baik 30-38
Bengkulu,April 2019Pengamat
84
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
Nama peneliti : Kelas/semester : X IPA 4 / GenapHari/tanggal : Materi : Hukum-Hukum Dasar KimiaBerilah check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai kriteria pengamatan
No Aspek yang diamatiKriteria / Skor
B C K3 2 1
1 Kesiapan siswa untuk memulai pelajaran2 Siswa mampu menjawab pertanyaan prasyarat yang
diajukan oleh guru3 Siswa memberikan contoh yang berkaitan dengan
materi4 Siswa memperhatikan penjelasan guru5 Siswa membentuk kelompok dengan tertib6 Siswa yang berperan sebagai ketua kelompok menemui
dan memperhatikan penjelasan guru tentang materiyang akan didiskusikan
7 Ketua kelompok menjelaskan materi kepada anggotakelompoknya
8 Siswa membaca komik dan berdiskusi mengenai materiterkait dan memilih perwakilan kelompok yang akanmempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
9 Siswa membuat pertanyaan di kertas untukpelaksanaan snowball throwing
10 Siswa melaksanakan snowball throwing dengan arahandari guru
11 Kemampuan siswa menerima dan menjawabpertanyaan dalam bola
12 Kemampuan siswa menyimpulkan materi pembelajaranKriteria Penilaian intervalK = Kurang 12-20C = Cukup 21-29B = Baik 30-38
Bengkulu,April 2019Pengamat
85
Rubrik Penilaian Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
1. Guru menyampaikan dan menuliskan judul pelajaran
B : Jika guru menyampaikan dan menuliskan judul pelajaranC : Jika guru menyampaikan namun tidak menuliskan judul pelajaranK :Jika guru sama sekali tidak menyampaikan dan menuliskan judul pelajaran
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
B: Jika guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskannyaC:Jika guru menyampaikan tujuan pemblajaran dan tidak menjelaskannyaK : Jika guru sama sekali tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru mengajukan pertanyaan prasyarat
B : Jika guru memberikan pertanyaan prasyarat sesuai dengan materi yangdiajarkan
C : Jika guru memberikan pertanyaan prasyarat tidak sesuai dengan materi yangdiajarkan
K : Jika guru sama sekali tidak memberikan pertanyaan prasyarat
4. Guru memberikan pertanyaan /contoh dalam kehidupan sehari-hari yang sesuaidengan materi untuk memotivasi siswa
B : Jika guru memotivasi siswa melalui pertanyaan dengan jelas dan sesuai denganmateri yang diajarkan
C : Jika guru memotivasi siswa melalui pertanyaan dengan jelas dan tidak sesuaidengan materi yang diajarkan
K : Jika guru sama sekali tidak memotivasi melalui pertanyaan
5. Guru menyajikan dan menjelaskan tentang hukum-hukum dasar kimia dengan ringkasdan sistematis
B : Jika guru menjelaskan materi pelajaran dengan ringkas dan sistematisC : Jika guru menjelaskan sesuai materi pelajaran dengan ringkas dan tidak
sistematisK : Jika guru menjelaskan materi pelajaran secara keseluruhan
6. Guru bersama siswa membentuk 5 kelompok untuk berdiskusi tentang materi terkait
B : Jika guru bersama siswa membentuk kelompok diskusiC : Jika hanya guru atau hanya siswa membentuk kelompok diskusiK : Jika guru dan siswa tidak membentuk kelompok diskusi
7. Guru menjelaskan materi yang akan didiskusikan kepada ketua kelompok
B : Jika guru menjelaskan materi yang akan didiskusikan disertai contoh denganbahasa yang mudah dimengerti
C : Jika guru menjelaskan materi yang akan didiskusikan tidak disertai dengancontoh dengan bahasa yang mudah dimengerti
K : Jika guru menjelaskan materi yang akan didiskusikan tidak disertai dengancontoh dan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti
8. Guru membimbing siswa berdiskusi dengan media komik kimia dan mempresentasikanhasil diskusi di depan kelas
86
B : Jika guru membimbing semua siswa mengenai petunjuk kerja kegiatan kelompokC : Jika guru membimbing sebagian siswa mengenai petunjuk kerja kegiatan
kelompokK : Jika guru tidak membimbing siswa mengenai petunjuk kerja kegiatan kelompok
9. Guru membimbing siswa dalam membuat pertanyaan untuk pelaksanaan snowballthrowing
B : Jika guru membimbing seluruh siswa membuat clue dan pertanyaanC : Jika guru membimbing sebagian siswa membuat clue danK : Jika guru tidak membimbing siswa membuat clue dan pertanyaan
10. Guru membimbing siswa melaksanakan snowball throwing (melempar bola berisipertanyaan) dari kelompok satu ke kelompok yang lain
B : Jika guru membimbing seluruh siswa melaksanakan snowball throwing yaitumelempar bola yang berisi kertas pertanyaan dari satu kelompok ke kelompoklain dan menegur siswa yang tidak mengikuti aturan
C : Jika guru membimbing sebagian siswa melaksanakan snowball throwing yaitumelempar bola yang berisi kertas pertanyaan dari satu kelompok ke kelompoklain dan tidak menegur siswa yang tidak mengikuti aturan
K : Jika guru tidak membimbing siswa melaksanakan snowball throwing dan tidakmenegur siswa yag tidak mengikuti aturan
11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan jawaban siswa
B : Jika guru memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam satu kelompokuntuk menyampaikan jawabannya masing-masing
C : Jika guru memberikan kesempatan kepada beberapa orang siswa dalam satukelompok untuk menyampaikan jawabannya masing-masing
K : Jika guru hanya memberikan kesempatan kepada 1 orang siswa dalam satukelompok untuk menyampaikn jawabannya masing-masing
12. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran hukum-hukum dasar kimiaB : Jika guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajariC : Jika guru menyimpulkan sendiri materi yang sudah dipelajariK : Jika guru bersama siswa tidak menyimpulkan materi yang sudah dipelajari
87
Rubrik Penilaian Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
1. Kesiapan siswa untuk memulai pelajaran
B : Jika semua siswa siap untuk memulai pelajaranC : Jika sebagian siswa siap untuk memulai pelajaranK : Jika hanya 1-10 siswa yang siap untuk memulai pelajaran
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan oleh guru
B : Jika siswa menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan oleh guru denganbenar
C : Jika siswa menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan oleh guru namunjawabannya salah
K : Jika siswa sama sekali tidak menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan olehguru
3. Siswa memberikan contoh yang berkaitan dengan materi
B : Jika siswa memberikan contoh sesuai dengan materiC : Jika siswa memberikan contoh namun tidak sesuai dengan materiK : Jika siswa tidak memberikan contoh pengalaman mereka
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru
B : Jika semua siswa memperhatikan dengan tenang dan tidak bergurau denganteman
C : Jika sebagian siswa memperhatikan dengan tenang dan tidak bergurau denganteman
K : Jika hanya 1 – 10 orang siswa yang memperhatikan penjelasan guru dengantenang dan tidak bergurau dengan teman
5. Siswa membentuk kelompok dengan tertib
B : Jika siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru dengan tenangC : Jika siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru dan tidak tenangK : Jika siswa membentuk kelompok tidak sesuai petunjuk guru dan tidak tenang.
6. Siswa yang berperan sebagai ketua kelompok menemui dan memperhatikanpenjelasan guru tentang materi yang akan didiskusikan
B : Jika siswa maju ke depan menemui guru memperhatikan penjelasan gurudengan konsentrasi, sikap tenang dan tidak bergurau dengan teman
C : Jika siswa maju ke depan menemui guru memperhatikan penjelasan gurudengan sikap tidak tenang dan bergurau dengan teman
K : Jika siswa maju ke depan setelah guru menjelaskan setengah dari materi yangakan didiskusikan
7. Ketua kelompok menjelaskan materi kepada anggota kelompoknya
B : Jika ketua kelompok menyampaikan materi kepada anggota kelompoknya sertamembahas materi jika ada yang kurang jelas.
C : Jika ketua kelompok menyampaikan materi kepada anggota kelompoknyanamun tidak membahas materi jika ada yang kurang jelas. .
K : Jika ketua kelompok tidak menyampaikan materi yang telah dijelaskan oleh guru
88
8. Siswa membaca komik dan berdiskusi mengenai materi terkait dan memilih perwakilankelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
B : Jika siswa membaca komik dan berdiskusi sesuai materi dan mempresentasikanhasil diskusi di depan kelas dengan jelas
C : Jika siswa membaca komik dan berdiskusi tidak sesuai materi dan tidakmempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan jelas
K : Jika siswa tidak membaca komik dan tidak berdiskusi sesuai materi
9. Siswa membuat pertanyaan di kertas untuk pelaksanaan snowball throwing
B : Jika siswa membuat pertanyaan sesuai materi untuk melaksanakan snowballthrowing
C : Jika siswa membuat pertanyaan tidak sesuai materi untuk melaksanakansnowball throwing
K : Jika siswa tidak membuat pertanyaan untuk melaksanakan snowball throwing
10. Siswa melaksanakan snowball throwing dengan arahan dari guru
B : Jika siswa melaksanakan snowball throwing sesuai dengan petunjuk guruC : Jika siswa melaksanakan snowball throwing tidak sesuai dengan petunjuk guruK : Jika siswa tidak melaksanakan snowball throwing
11. Kemampuan siswa menerima dan menjawab pertanyaan dalam bola
B : Jika siswa menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam bola dengan benarC : Jika siswa menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam bola tetapi jawaban
salahK : Jika siswa tidak menjawab pertanyaan
12. Kemampuan siswa menyimpulkan materi pembelajaran
B : Jika siswa menyimpulkan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaranC : Jika siswa menyimpulkan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajarK : Jika siswa tidak menyimpulkan pembelajaran
89
ANALISIS LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS I, II, III
Nama praktisi : Juwita Anggraeni, S.PdHari/tanggal : Selasa, 9, 16, 23 April 2019Materi : Hukum-hukum Dasar KimiaNo Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II Siklus III
P1 P2 P1 P2 P1 P2I. Persiapan1 Guru menyampaikan dan menuliskan judul
pelajaran3 3 3 3 3 3
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1 1 2 2 3 33 Guru mengajukan pertanyaan prasyarat 2 3 3 3 3 34 Guru memberikan pertanyaan /contoh dalam
kehidupan sehari-hari yang sesuai denganmateri untuk memotivasi siswa
3 2 2 3 3 3
II. Kegiatan Belajar Mengajar5 Guru menyajikan dan menjelaskan tentang
hukum-hukum dasar kimia secara ringkas dansistematis
2 2 3 2 3 3
6 Guru bersama siswa membentuk 5 kelompokuntuk berdiskusi tentang materi terkait
3 3 3 3 3 3
7 Guru menjelaskan materi yang akandidiskusikan kepada ketua kelompok
3 3 3 3 3 3
8 Guru membimbing siswa berdiskusi denganmedia komik kimia dan mempresentasikanhasil diskusi di depan kelas
2 2 3 3 3 3
9 Guru membimbing siswa dalam membuatpertanyaan untuk pelaksanaan snowballthrowing
2 2 3 3 3 3
10 Guru membimbing siswa melaksanakansnowball throwing (melempar bola berisipertanyaan) dari kelompok satu ke kelompokyang lain
2 3 3 2 3 3
11 Guru memberikan kesempatan kepada siswauntuk menyampaikan jawaban siswa
2 1 2 2 2 3
III. Penutup12 Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran hukum-hukum dasar kimia1 2 3 2 3 3
Jumlah 26 27 33 31 35 36Rata-rata skor 26,5 32 35,5
Cukup Baik Baik
Kriteria Penilaian IntervalB = Baik 30-39C = Cukup 21-29K = Kurang 12-20
90
ANALISIS LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I, II, III
Nama praktisi : Juwita Anggraeni, S.PdHari/tanggal : Selasa/ 9, 16, 23 April 2019Materi : Hukum-hukum Dasar KimiaNo Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II Siklus III
P1 P2 P1 P2 P1 P21 Kesiapan siswa untuk memulai
pelajaran1 1 2 2 2 2
2 Siswa mampu menjawab pertanyaanprasyarat yang diajukan oleh guru
2 2 3 3 3 3
3 Siswa memberikan contoh yangberkaitan dengan materi
1 1 2 2 2 3
4 Siswa memperhatikan penjelasan guru 2 2 3 3 3 35 Siswa membentuk kelompok dengan
tertib2 2 3 3 3 3
6 Siswa yang berperan sebagai ketuakelompok menemui danmemperhatikan penjelasan gurutentang materi yang akan didiskusikan
2 2 3 2 3 2
7 Ketua kelompok menjelaskan materikepada anggota kelompoknya
2 2 2 2 3 3
8 Siswa membaca komik dan berdiskusimengenai materi terkait dan memilihperwakilan kelompok yang akanmempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
1 2 2 2 3 3
9 Siswa membuat pertanyaan di kertasuntuk pelaksanaan snowball throwing
2 2 2 2 2 2
10 Siswa melaksanakan snowball throwingdengan arahan dari guru
2 2 3 3 3 3
11 Kemampuan siswa menerima danmenjawab pertanyaan dalam bola
1 2 2 2 3 3
12 Kemampuan siswa menyimpulkanmateri pembelajaran
1 1 2 2 3 3
Jumlah 19 21 29 28 33 33Rata-rata skor 20 28,5 33
Kriteria Kurang Cukup Baik
Kriteria Penilaian IntervalB = Baik 30-39C = Cukup 21-29K = Kurang 12-20
91
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIANSIKLUS I
3.10 Memahami sejarah dan definisi hukum-hukum dasar kimia dan menyelesaikan
perhitungan kimia sederhana yang menerapkan hukum-hukum dasar kimia
4.10 Menjelaskan sejarah dan definisi hukum-hukum dasar kimia dan men yelesaikan
perhitungan kimia sederhana yang menerapkan hukum dasar kimia
IPK Indikator SoalTes Non
Tes
Nomor
Soal/InstrumenPG Uraian
3.10.1 Memahamisejarahhukum-hukumdasar kimia(hukumLavoisier,hukum Proust ,hukum Dalton,hukum GayLussac danhukum Boyle-Charles).
Diberikan hasil
percobaan seorang
ilmuwan dan siswa
dapat menebak
penemu dan nama
dari hukum dasar
kimia terkait (hukum
kekekalan massa)
√ 2
Diberikan analogi
dan siswa dapat
menebak nama dari
hukum dasar kimia
terkait (hukum
perbandingan tetap)
√ 5
Diberikan hasil
percobaan seorang
ilmuwan dan siswa
dapat menebak
penemu dan nama
dari hukum dasar
kimia terkait (hukum
perbandingan tetap)
√ 6
Diberikan hasil
percobaan seorang
ilmuwan dan siswa
dapat menebak
√ 8
92
penemu dan nama
dari hukum dasar
kimia terkait (hukum
perbandingan
berganda).
3.10.2 Memahamidefinisi hukum-hukum dasarKimia (hukumLavoisier,hukum Proust ,hukum Dalton,hukum GayLussac danhukum Boyle-Charles).
Diberikan bunyi dari
suatu hukum dasar
kimia dan siswa
dapat menjawab
nama hukum
tersebut (hukum
kekekalan massa)
√ 1
Diberikan bunyi dari
suatu hukum dasar
kimia dan siswa
dapat menjawab
nama hukum
tersebut (hukum
boyle-charles)
√ 3
Siswa dapat
menjawab apa saja
faktor yang
mempengaruhi
bertambah atau
berkurangnya
volume gas (Hukum
Boyle)
√ 4
Diberikan bunyi dari
suatu hukum dasar
kimia dan siswa
dapat menjawab
nama hukum
tersebut (hukum
perbandingan
berganda)
√ 7
93
Diberikan bunyi
suatu teori dan
siswa dapat
menjawab nama
teori tersebut (teori
atom)
√ 9
Diberikan bunyi dari
suatu hukum dasar
kimia dan siswa
dapat menjawab
nama hukum
tersebut (hukum
perbandingan
volume)
√ 10
94
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIANSIKLUS II
3.10 Memahami sejarah dan definisi hukum-hukum dasar kimia dan menyelesaikan
perhitungan kimia sederhana yang menerapkan hukum-hukum dasar kimia
4.10 Menganalisis data dan menyelesaikan perhitungan kimia sederhana yang
menerapkan hukum dasar kimia
IPK Indikator SoalTes Non
Tes
Nomor
Soal/InstrumenPG Uraian
3.10.3 Menganalisisdata untukmenyimpulkanhukumLavoisier,hukum Proust ,hukum Dalton,hukum GayLussac danhukum Boyle-Chlarles.
Diberikan contoh
percobaan dan
data hasil
percobaan dan
siswa dapat
menjawab
keterkaitannya
dengan salah satu
hukum dasar kimia
(hukum kekekalan
massa)
√ 3
Diberikan contoh
percobaan dan
data hasil
percobaan dan
siswa dapat
menjawab
keterkaitannya
dengan salah satu
hukum dasar kimia
(hukum
perbandingan
tetap)
√ 6
3.10.4 Memahami
penggunaan
hukum dasar
kimia untuk
Diberikan contoh
percobaan dan
data hasil
percobaan dan
√ 1,2,4
95
menyelesaikan
perhitungan kimia.
siswa dapat
melakukan
perhitungan
dengan
menerapkan salah
satu hukum dasar
kimia
(hukum kekekalan
massa)
Diberikan contoh
percobaan dan
data hasil
percobaan dan
siswa dapat
melakukan
perhitungan
dengan
menerapkan salah
satu hukum dasar
kimia
(hukum
perbandingan
tetap)
√ 5,7
Diberikan contoh
percobaan dan
data hasil
percobaan dan
siswa dapat
melakukan
perhitungan
dengan
menerapkan salah
satu hukum dasar
kimia (hukum
perbandingan
berganda)
√ 8-10
96
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIANSIKLUS III
3.10 Memahami sejarah dan definisi hukum-hukum dasar kimia dan menyelesaikan
perhitungan kimia sederhana yang menerapkan hukum-hukum dasar kimia
4.10 Menganalisis data dan menyelesaikan perhitungan kimia sederhana yang
menerapkan hukum dasar kimia
IPK Indikator SoalTes Non
Tes
Nomor
Soal/InstrumenPG Uraian
3.10.4 Memahamipenggunaanhukum dasarkimia untukmenyelesaikanperhitungankimia
Diberikan contoh
percobaan dan data
hasil percobaan dan
siswa dapat
melakukan
pergitungan dengan
menerapkan salah
satu hukum dasar
kimia
(hukum
perbandingan
volume)
√ 1-5
Diberikan contoh
percobaan dan data
hasil percobaan dan
siswa dapat
melakukan
pergitungan dengan
menerapkan salah
satu hukum dasar
kimia
(hukum Boyle-
Charles)
√ 6-10
97
SOAL POSTTESTSIKLUS I
Nama :
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Pernyataan tersebutmerupakan bunyi dari hukum dasar kimia yang dikemukakan oleh... (Buku KumpulanSoal Dan Pembahasan, Pt. Duta, 2012)a. Boyle-Charles d. Gay-Lussacb. Lavoisier e. Daltonc. Proust
2. Percobaan mengenai merkuri oksida yang dipanaskan merupakan salah satu upaya ...untuk membuktikan hukum ... (Buku Kumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt. Duta,2012)a. Lavoisier, perbandingan tetap d. Proust, perbandingan tetapb. Proust, kekekalan massa e. Gay lussac, perbandingan volumec. Lavoisier, kekekalan massa
3. Pada tekanan tetap, volume gas apapun akan bertambah seiring meningkatnya suhu.Pernyataan tersebut dikemukaan oleh... (Buku Kumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt.Duta, 2012)a. Charles d. Gay-Lussacb. Proust e. Daltonc. Lavoisier
4. Menurut Boyle, dua hal yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya volume gasadalah... (Buku Kumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt. Duta, 2012)a. suhu dan tekanan d. suhu dan massab. suhu dan waktu e. massa dan tekananc. waktu dan tekanan
5. Sandwich dibuat dengan perbandingan roti dan telur 2:1. Meski rotinya banyak, tapijika telurnya hanya satu, maka tidak akan bisa membuat sandwich lainnya. Analogitersebut berkaitan dengan... (Buku Kumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt. Duta, 2012)a. hukum kekekalan massa d. hukum perbandingan volumeb. hukum perbandingan tetap e. hukum Boylec. hukum perbandingan berganda
6. Seorang ilmuwan Perancis yang mengemukakan bahwa suatu senyawa kimia terdiridari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tepat sama adalah... (BukuKumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt. Duta, 2012)a. Lavoisier d. Proustb. Gay-Lussac e. Daltonc. Charles-Boyle
7. Hukum yang menyatakan jika dua unsur bereaksi membentuk dua atau lebih senyawa,maka perbandingan berat salah satu unsur yang bereaksi dengan berat tertentu dariunsur yang lain pada kedua senyawa selalu merupakan perbandingan bilangan bulatdan sederhana, adalah.... (Buku Kumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt. Duta, 2012)a. hukum perbandingan berganda d. hukum kekekalan massab. hukum perbandingan tetap e. hukum Boyle-charlesc. hukum perbandingan volume
8. Seorang ilmuwan Inggris yang menemukan bahwa jumlah hidrogen yang berikatandengan karbon pada CH4 (metana) 2 kali lebih banyak dibandingkan C2H4 (etanol)adalah .... untuk membuktikan hukum .... (Buku Kumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt.Duta, 2012)a. Proust, kekekalan massa d. Dalton- perbandigan bergandab. Dalton, perbandingan berganda e. Lavoisier, kekekalan massac. Gay-Lussac, perbandingan tetap
98
9. Hipotesis yang menyatakan bahwa hal dasar dari reaksi kimia bukanlah atom,melainkan molekul yang terbentuk dari ikatan atom-atom, disebut.... (Buku KumpulanSoal Dan Pembahasan, Pt. Duta, 2012)a. teori atom d. teori unsurb. teori gas e. teori senyawac. teori molekul
10. Pada suhu dan tekanan tetap, perbandingan volume gas yang bereksi dan volumegas hasil reaksi adalah perbandingan bilangan bulat sederhana merupakan bunyihukum.... yang dikemukakan oleh .... (Buku Kumpulan Soal Dan Pembahasan, Pt.Duta, 2012)a. perbandingan volume, Lavoisier d. perbandingan volume, Gay-Lussacb. perbandingan tetap, Proust e. kekekalan massa, Lavoisierc. perbandingan volume, Dalton
99
SOAL POSTTEST
SIKLUS IINama :
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Sebanyak 10,8 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 9,6 gram oksigen dalamruang tertutup membentuk aluminium oksida menurut persamaan reaksi:
4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s)Massa aluminium oksida yang dapat terbentuk sebanyak …. (Ar Al = 27, O = 16)(Soal UN Kimia SMA Tahun 2013)a. 3,6 gram d. 20,4 gramb. 10,8 gram e. 102,0 gramc. 13,0 gram
2. Sebanyak 32 gram serbuk sulfur direaksikan dengan 32 gram gas oksigen dalamruang tertutup menghasilkan gas sulfur dioksida menurut reaksi:
2S(s) + 2O2(g) → 2SO2(g)Massa gas sulfur dioksida yang dihasilkan pada reaksi tersebut adalah... (Ar S = 32;O = 16).... (Soal UN Kimia SMA Tahun 2016)a. 30 gram d. 40 gramb. 32 gram e. 64 gramc. 34 gram
3. Pada ruangan tertutup dilakukan pembakaran 7 gram besi dengan 4 gram sulfurmenghasilkan besi sulfida sebanyak 11 gram. Kenyataan ini sesuai hukum dasarkimia, yaitu…. (Soal UN Kimia SMA Tahun 2018)a. Hukum Perbandingan Tetap (Proust)b. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)c. Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)d. Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)e. Hukum Perbandingan Molekul (Avogadro)
4. Jika massa A 4 gram dan massa B 4 gram direaksikan, zat AB yang diperoleh adalah... gram. ( Buku Kimia Kelas X, Muchtaridi, Yudhistira, 2016)a. 4 c. 8 e.12b. 6 d. 10
5. Data percobaan reaksi tembaga dengan sulfur membentuk tembaga (II) sulfidasebagai berikut:
NoPercobaan
Massa Tembaga(gram)
Massa Sulfur(gram)
Massa Tembaga (II)Sulfida (gram)
1 18 2 62 28 3 93 8 4 124 8 5 12
Berdasarkan data tersebut perbandingan massa tembaga dan massa sulfur dalamtembaga (II) sulfida adalah.... (Soal UN Kimia SMA Tahun 2014)a. 1:1 d. 2:3b. 1:2 e. 3:2c. 2:1
6. Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigensesuai persamaan reaksi:
2Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)
100
Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logammagnesium sebanyak 1 gram. Kenyataan ini sesuai hukum …. (Ar Mg = 24, O = 16)(Soal UN Kimia SMA Tahun 2012)a. Dalton d. Proustb. Lavoisier e. Gay Lussacc. Boyle
7. Perhatikan tabel berikut ini!No Massa (gram)
Pb S PbS1 10 1,6 11,62 15 15 17,43 30 4,8 34,8
Jika massa Pb yang dipakai sebanyak 25 g, massa S yang diharapkan sebanyak ….(Soal UN Kimia SMA Tahun 2017)a. 1 gram d. 5 gramb. 2 gram e. 6 gramc. 4 gram
8. Unsur belerang (S) dan unsur oksigen (O) dapat membentuk dua macam senyawa.Persentase unsur penyusun senyawa disajikan dalam tabel:
Senyawa PersentaseS O
I 50 50II 40 60
Perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa sesuai Hukum Daltonadalah....(Soal UN Kimia SMA Tahun 2017)a. 1:1 d. 2:3b. 1:2 e. 3:2c. 2:1
9. A dan B bereaksi membentuk dua senyawa. Untuk senyawa pertama 1,4 gram Abereaksi dengan 3,2 gram B. Untuk senyawa kedua 0,7 gram A bereaksi dengan 0,4gram B. Berapakah perbandingan unsur A dalam senyawa pertama terhadap unsur Adalam senyawa kedua? (wardayacollage.com)a. 1:1 d. 4:1b. 2:1 e. 1:4c. 1:2
10. Gas Klorin (Cl2) dan gas oksigen (O2) dapat membentuk 4 senyawa biner yangberbeda. Berikut komposisi massa O danCl dalam setiap senyawa yang terbentuk.
Senyawa Massa O (g) Massa Cl (g)A 0,2256 1,00B 0,9026 1,00C 1,3539 1,00D 1,5795 1,00
Perbandingan massa O dalam senyawa A, B, C, D adalah.... (Buku Kimia Kelas X,Muchtaridi, Yudhistira, 2016)
a. 1:4:6:7 d. 7:6:1:4b. 4:1:6:7 e. 6:7:1:4c. 6:4:1:7
101
SOAL POSTTESTSIKLUS III
Nama :
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Sebanyak 20 L adonan gas propana (C3H8) dan butena (C4H8) dibakar pada (T, P)sesuai persamaan:
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l)C4H8(g) + 6O2(g) → 4CO2(g) + 4H2O(l)
Volume gas CO2 sehabis pembakaran yaitu 68 L. volume gas propana dan butenadalam adonan berturut-turut yaitu …. (Soal UN Kimia SMA Tahun 2017)a. 8 L dan 12 L d. 14 L dan 6 Lb. 10 L dan 10 L e. 16 L dan 4 Lc. 12 L dan 8 L
2. Gas metana dibakar dengan oksigen, menurut reaksi belum setara berikut:
CH4(g) + O2(g)CO2(g) + H2O(g)
Perbandingan volume gas-gas dalam reaksi menurut hukum Gay Lussac adalah….(Soal UN Kimia SMA Tahun 2016)
Volume gas (L)CH4 O2 CO2 H2O
A 2 3 3 2B 1 2 2 1C 2 4 3 1D 3 6 3 6E 3 8 6 8
3. Sebanyak 40 mL gas A2 bereaksi dengan 60 mL gas B2 menghasilkan 40 mL gas AxBy.Rumus gas AxBy tersebut adalah.... ( Buku Kimia Kelas X, Muchtaridi, Yudhistira,2016)a. AB d. A3B2b. A2B e. A2B3c. AB2
4. Reaksi N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g). Jika volume nitrogen yang bereaksi 2 liter,berapakah volume hidrogen yang dibutuhkan dan volume amonia yang terbentukpada kondisi suhu dan tekanan yang sama?a. 2 L d. 4 Lb. 6 L e. 10 Lc. 8 L
5. Sebanyak 4 L CH4 dibakar habis dengan gas oksigen sesuai persamaan reaksi:CH4(g) + 2O2(g)→ CO2(g) + 2H2O(l)
Pada suhu dan tekanan yang sama. Volume gas CO2 yang dihasilkan adalah ....a. 3 L d. 8 Lb. 2,5 L e. 3,5 Lc. 4 L
6. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai tekanan P dan volume V. Jika gastersebut mengalami proses isotermal sehingga tekanannya menjadi 4 kali tekanansemula maka volume gas berubah menjadi…a. 2 kali volume awal d. ¼ kali volume awalb. ½ kali volume awal e. 3 kali volume awalc. 4 kali volume awal
7. Dalam suatu wadah tertutup, gas memuai sehingga volumenya berubah menjadi 2 kalivolume awal (V = volume awal, P = tekanan awal). Tekanan gas berubah menjadi…a. ½ kali volume awal d. 4 kali volume awal
102
b. 2 kali volume awal e. 2 ½ kali volume awalc. ¼ kali volume awal
8. Di dalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai tekanan 2 atm danvolume 1 liter. Jika tekanan gas menjadi 4 atm maka volume gas menjadi…a. 0,2 L d. 0,5 Lb. 0,75 L e. 1 Lc. 0,8 L
9. Dalam suatu wadah tertutup, gas memuai sehingga volumenya berubah menjadi 3 kalivolume awal (V = volume awal, T = suhu awal). Suhu gas berubah menjadi…a. 2T d. 4Tb. T e. 3Tc. 3,5T
10. Sejumlah gas ideal pada mulanya mempunyai volume V dan suhu T. Jika gastersebut mengalami proses isobarik sehingga suhunya menjadi 2 kali suhu semulamaka volume gas berubah menjadi…a. 2V d. 2,5Vb. 3V e. 4Vc. 5V
103
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTESTSIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III
No SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III1 B D A2 C E D3 A C B4 A C B5 B C C6 D D D7 A C A8 B D D9 A D E
10 D A A
104
DAFTAR HADIR SISWA KELAS X IPA 4SMA NEGERI 1 KOTA BENGKULU
SIKLUS I, SIKLUS II, SIKLUS III
No Nama Siswa Siklus I9 April 2019
Siklus II16 April 2019
Siklus III23 April 2019
1 AO √ √ √2 A √ √ √3 ARM √ √ √4 AI √ √ √5 DZA √ √ √6 DC √ √ √7 EAP √ √ √8 ESW √ √ √9 FAA √ √ √
10 FEA √ √ √11 GAL √ √ √12 GAP √ √ √13 GRW √ √ √14 LAA √ √ √15 MRP √ √ √16 MKS √ S √17 MA √ √ √18 MRH A √ √19 PTA √ √ S20 RPS √ √ √21 RA √ √ √22 R √ √ √23 RD √ √ √24 RIA √ √ √25 RA √ √ √26 RK √ √ √27 RAS √ √ √28 SAOP √ √ √29 SDP √ √ √30 SMN √ √ √31 TN √ √ √32 TA √ √ √33 WMA √ √ √34 WAP √ √ √
Keterangan :√ : HadirA : Tidak hadir tanpa keteranganI : Tidak hadir dengan izinS : Tidak hadir karena sakit
105
DAFTAR NILAI POSTTEST SIKLUS I
NO NAMA SISWA NILAIDAYA
SERAPINDIVIDUAL
KETUNTASANBELAJAR
1 AO 60 60% Belum tuntas2 A 70 70% Belum tuntas3 ARM 90 90% Tuntas4 AI 80 80% Tuntas5 DZA 90 90% Tuntas6 DC 50 50% Belum tuntas7 EAP 70 70% Belum tuntas8 ESW 70 70% Belum tuntas9 FEA 40 40% Belum tuntas
10 FAA 50 50% Belum tuntas11 GAL 80 80% Tuntas12 GAP 50 50% Belum tuntas13 GRW 60 60% Belum tuntas14 LAA 90 90% Tuntas15 MRP 50 50% Belum tuntas16 MKS 80 80% Tuntas17 MA 70 70% Belum tuntas18 MRH - - -19 PTA 80 80% Tuntas20 RPS 50 50% Belum tuntas21 RA 60 60% Belum tuntas22 R 50 50% Belum tuntas23 RD 60 60% Belum tuntas24 RIA 80 80% Tuntas25 RA 60 60% Belum tuntas26 RK 80 80% Tuntas27 RAS 90 90% Tuntas28 SAOP 70 70% Belum tuntas29 SDP 60 60% Belum tuntas30 SMN 70 70% Belum tuntas31 TN 80 80% Tuntas32 TA 80 80% Tuntas33 WMA 80 80% Tuntas34 WAP 60 60% Belum tuntas
Jumlah 2260Rata-rata 66,4706
Jumlah siswa yang mengikuti tes 33Jumlah siswa dengan nilai ≥ 13Jumlah siswa dengan nilai < 20
106
DAFTAR NILAI POSTTEST SIKLUS II
NO NAMA SISWA NILAI DAYA SERAPINDIVIDUAL
KETUNTASANBELAJAR
1 AO 70 70% Belum tuntas2 A 80 80% Tuntas3 ARM 90 90% Tuntas4 AI 90 80% Tuntas5 DZA 90 90% Tuntas6 DC 70 70% Belum tuntas7 EAP 70 70% Belum tuntas8 ESW 90 90% Tuntas9 FEA 70 70% Belum tuntas
10 FAA 60 60% Belum tuntas11 GAL 90 90% Tuntas12 GAP 80 80% Tuntas13 GRW 80 80% Tuntas14 LAA 90 90% Tuntas15 MRP 70 70% Belum tuntas16 MKS - - -17 MA 80 80% Tuntas18 MRH 60 60% Belum tuntas19 PTA 90 90% Tuntas20 RPS 70 70% Belum tuntas21 RA 80 80% Tuntas22 R 70 70% Belum tuntas23 RD 90 90% Tuntas24 RIA 80 80% Tuntas25 RA 80 80% Tuntas26 RK 90 90% Tuntas27 RAS 90 90% Tuntas28 SAOP 80 80% Tuntas29 SDP 80 80% Tuntas30 SMN 70 70% Belum tuntas31 TN 80 80% Tuntas32 TA 80 80% Tuntas33 WMA 90 90% Tuntas34 WAP 70 70% Belum tuntas
Jumlah 2620Rata-rata 77,06
Jumlah siswa yang mengikuti tes 33Jumlah siswa dengan nilai ≥ 22Jumlah siswa dengan nilai < 11
107
DAFTAR NILAI POSTTEST SIKLUS III
NO NAMA SISWA NILAI DAYA SERAPINDIVIDUAL
KETUNTASANBELAJAR
1 AO 80 80% Tuntas2 A 90 90% Tuntas3 ARM 100 100% Tuntas4 AI 90 90% Tuntas5 DZA 90 90% Tuntas6 DC 80 80% Tuntas7 EAP 80 80% Tuntas8 ESW 90 90% Tuntas9 FEA 70 70% Belum tuntas
10 FAA 80 80% Tuntas11 GAL 90 90% Tuntas12 GAP 90 90% Tuntas13 GRW 80 80% Tuntas14 LAA 100 100% Tuntas15 MRP 70 70% Belum tuntas16 MKS 90 90% Tuntas17 MA 80 80% Tuntas18 MRH 80 80% Tuntas19 PTA - - -20 RPS 80 80% Tuntas21 RA 90 90% Tuntas22 R 70 70% Belum tuntas23 RD 90 90% Tuntas24 RIA 100 100% Tuntas25 RA 80 80% Tuntas26 RK 90 90% Tuntas27 RAS 100 100% Tuntas28 SAOP 80 80% Tuntas29 SDP 100 100% Tuntas30 SMN 80 80% Tuntas31 TN 90 90% Tuntas32 TA 100 100% Tuntas33 WMA 90 90% Tuntas34 WAP 90 90% Tuntas
Jumlah 2860Rata-rata 84,18
Jumlah siswa yang mengikuti tes 33Jumlah siswa dengan nilai ≥ 30Jumlah siswa dengan nilai < 3
108
109
110
DOKUMENTASI
Guru memeriksa kehadiran siswa Guru menyampaikan materi
Guru bersama siswa membuatkelompok belajar
Guru menjelaskan materi padakomik kimia yang akan didiskusikan
dan dipresentasikan
111
Ketua kelompok menyampaikanmateri kepada anggota kelompoknya
yang lain
Guru membimbing siswaberdiskusi
Siswa berdiskusi Siswa menyampaikan hasildiskusi
112
Siswa melemparkan bola berisipertanyaan pada pelaksanaan
snowball throwing
Siswa menjawab pertanyaan
Siswa mengerjakan posttest Guru bersama siswamenyimpulkan pelajaran
113
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRINama Lengkap : Dita Adinda SariJenis Kelamin : PerempuanNPM : A1F015021Tempat, Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 29 Agustus 1997Agama : IslamKewarganegaraan : WNIAlamat : Jalan Wr. Supratman 4 RT.02 No.41E-mail : [email protected]/HP : 081271130131Status : Belum menikah
B. IDENTITAS PENDIDIKAN
No. JenjangPendidikan Nama Institusi Jurusan
TahunMasuk-Lulus
1 SD SDN 69 KotaBengkulu 2003-2009
2 SMP SMPN 2 KotaBengkulu 2009-2012
3 SMA SMAN 1 KotaBengkulu IPA 2012-2015
4 PerguruanTinggi Universitas Bengkulu Pendidikan
Kimia 2015-2019
C. PENGALAMAN BERORGANISASINo. Tahun Nama Organisasi Kedudukan
1 2016-2017 HIMAMIAAnggota Departemen
Internal LembagaKemahasiswaan
2 2017-2018 HIMAMIAKoordinator Departemen
Internal LembagaKemahasiswaan
3 2018-2019 HIMAMIA Dewan PertimbanganLembaga Kemahasiswaan
114
D. PRESTASI DAN PENGHARGAAN
No. JenisPrestasi/Penghargaan
Institusi PemberiPenghargaan Tahun
1 Penerima Dana HibahPKM-P KEMENRISTEKDIKTI 2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata iniadalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan sayasanggup menerima resiko.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untukmelengkapi naskah skripsi.
Bengkulu, Juli 2019
Yang menyatakan
Dita Adinda SariA1F015021