Penegakan Diagnosa Fistula Ani

4
Penegakan Diagnosa 1. Anamnesis Dari anamnesis biasanya ada riwayat kambuhan abses perianal dengan selang waktu diantaranya, disertai pengeluaran nanah sedikit-sedikit. Pada colok dubur umumnya fistel dapat diraba antara telunjuk dianus (bukan di rectum) dan ibu jari dikulit perineum sebagai tali setebal kira-kira 3mm (colok dubur bidigital). Jika fistel agak lurus dapat disonde sampai sonde keluar di kripta asalnya. Fistel perineum jarang menyebabkan gangguan sistemik, fistel kronik yang lama sekali dapat mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma planoseluler kulit. 1 . Tanda dan gejala sebagai berikut 2 : Nyeri pada saat bergerak, defekasi dan batuk Ulkus Keluar cairan purulen Benjolan (Massa fluktuasi) Pruritus ani Demam Kemerahan dan iritasi kulit di sekitar anus General malaise Penyebab utama fistula kompleks adalah sebagai berikut 1 : Radang usus Divertikulitis Sebelumnya terapi radiasi untuk kanker prostat atau dubur

description

Fistula ANi

Transcript of Penegakan Diagnosa Fistula Ani

Page 1: Penegakan Diagnosa Fistula Ani

Penegakan Diagnosa

1. Anamnesis

Dari anamnesis biasanya ada riwayat kambuhan abses perianal dengan selang waktu diantaranya,

disertai pengeluaran nanah sedikit-sedikit. Pada colok dubur umumnya fistel dapat diraba antara

telunjuk dianus (bukan di rectum) dan ibu jari dikulit perineum sebagai tali setebal kira-kira

3mm (colok dubur bidigital). Jika fistel agak lurus dapat disonde sampai sonde keluar di kripta

asalnya. Fistel perineum jarang menyebabkan gangguan sistemik, fistel kronik yang lama sekali

dapat mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma planoseluler kulit.1. Tanda dan gejala

sebagai berikut2 :

Nyeri pada saat bergerak, defekasi dan batuk

Ulkus

Keluar cairan purulen

Benjolan (Massa fluktuasi)

Pruritus ani

Demam

Kemerahan dan iritasi kulit di sekitar anus

General malaise

Penyebab utama fistula kompleks adalah sebagai berikut1 :

Radang usus

Divertikulitis

Sebelumnya terapi radiasi untuk kanker prostat atau dubur

Tuberkulosis

Terapi steroid

Infeksi HIV

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik  di daerah anus (dengan pemeriksaan digital/rectal toucher) ditemukan

satu atau lebih eksternal opening  fistula atau teraba adanya fistula di bawah permukaan kulit.

Eksternal opening fistula tampak sebagai bisul (bila abses belum pecah)  atau tampak sebagai

saluran yang dikelilingi oleh jaringan granulasi. Internal opening fistula dapat dirasakan sebagai

Page 2: Penegakan Diagnosa Fistula Ani

daerah indurasi/ nodul di dinding anus setinggi garis dentata. Terlepas dari jumlah eksternal

opening, terdapat hampir selalu hanya satu internal opening.3

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan fistula perianal harus

dilengkapi dengan rektoskopi untuk menentukan adanya karsinoma atau proktitis TB, amuba,

morbus Crohn. Fistulografi kadang berguna pada keadaan kompleks. Fistulografi dilakukan

dengan injeksi kontras melalui pembukaan internal, diikuti dengan anteroposterior, lateral dan

gambaran X-ray oblik untuk melihat jalur fistula.1

Gambar 1 : Fistulografi tampak anteroposterior

Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah EUA (Examination Under Anasthesia), hal-

hal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan adalah3 :

- Bisa melihat bukaan primernya

- Discharge mungkin bisa dilihat

- Bisa juga untuk mengeksplorasi fistula sehingga dapat menemukan kedua bukaan

sekundernya.

Pemeriksaan lain yang juga dapat dilakukan adalah CT Scan, yang dilakukan dengan

kontras intravena dan rektal merupakan metode non invasif untuk melihat ruang perirektal.

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengidentifikasi abses-abses anorektal dengan letak

dalam, tapi jarang digunakan untuk evaluasi preoperatif fistula perianal.2

Page 3: Penegakan Diagnosa Fistula Ani

USG endoanal digunakan untuk menentukan hubungan antara traktus primer dengan

sfingter anal, untuk menentukan apakah simpel atau kompleks dengan perpanjangan, dan untuk

menentukan lokasi bukaan primer.3

MRI mempunyai resolusi jaringan yang bagus kapabilitas multiplanar sehingga sangat

akurat dalam mengidentifikasi bukaan internal dan traktus fistula. Hal ini membuat MRI menjadi

pilihan utama dalam mengidentifikasi fistula yang kompleks.3

Diagnosis banding pada pasien fistula perianal adalah hidradenitis supurativa yang

merupakan radang kelenjar keringat apokrin yang biasanya membentuk fistula multipel subkutan

yang kadang ditemukan di perineum dan perianal. Penyakit ini biasanya ditemukan di ketiak dan

umumnya tidak meluas ke struktur yang lebih dalam. Sinus pilonidalis terdapat hanya di lipatan

sakro-koksigeal dan berasal dari sarang rambut dorsal dari tulang koksigeus atau ujung tulang

sakrum. Fistel proktitis dapat terjadi pada Morbus Crohn, TBC, amubiesis, infeksi jamur, dan

divertikulitis. Kadang fistula koloperineal disebabkan oleh benda asing atau trauma.1

Daftar Pustaka

1. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3. Jakarta :Penerbit

Buku Kedokteran EGC.2010..Hal 793-4

2. Sabiston D, Oswari J.Buku Ajar Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994.

3. Arnold W, Ganzer U, editor. European Manual of Medicine : Colonproctology.

Germany: Sfinger-Verlag Berlin Heidelberg; 2008.p.53-9.