Penegakan Diagnosa Fistula Ani
-
Upload
jhe-sie-angelina -
Category
Documents
-
view
95 -
download
6
description
Transcript of Penegakan Diagnosa Fistula Ani
Penegakan Diagnosa
1. Anamnesis
Dari anamnesis biasanya ada riwayat kambuhan abses perianal dengan selang waktu diantaranya,
disertai pengeluaran nanah sedikit-sedikit. Pada colok dubur umumnya fistel dapat diraba antara
telunjuk dianus (bukan di rectum) dan ibu jari dikulit perineum sebagai tali setebal kira-kira
3mm (colok dubur bidigital). Jika fistel agak lurus dapat disonde sampai sonde keluar di kripta
asalnya. Fistel perineum jarang menyebabkan gangguan sistemik, fistel kronik yang lama sekali
dapat mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma planoseluler kulit.1. Tanda dan gejala
sebagai berikut2 :
Nyeri pada saat bergerak, defekasi dan batuk
Ulkus
Keluar cairan purulen
Benjolan (Massa fluktuasi)
Pruritus ani
Demam
Kemerahan dan iritasi kulit di sekitar anus
General malaise
Penyebab utama fistula kompleks adalah sebagai berikut1 :
Radang usus
Divertikulitis
Sebelumnya terapi radiasi untuk kanker prostat atau dubur
Tuberkulosis
Terapi steroid
Infeksi HIV
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik di daerah anus (dengan pemeriksaan digital/rectal toucher) ditemukan
satu atau lebih eksternal opening fistula atau teraba adanya fistula di bawah permukaan kulit.
Eksternal opening fistula tampak sebagai bisul (bila abses belum pecah) atau tampak sebagai
saluran yang dikelilingi oleh jaringan granulasi. Internal opening fistula dapat dirasakan sebagai
daerah indurasi/ nodul di dinding anus setinggi garis dentata. Terlepas dari jumlah eksternal
opening, terdapat hampir selalu hanya satu internal opening.3
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan fistula perianal harus
dilengkapi dengan rektoskopi untuk menentukan adanya karsinoma atau proktitis TB, amuba,
morbus Crohn. Fistulografi kadang berguna pada keadaan kompleks. Fistulografi dilakukan
dengan injeksi kontras melalui pembukaan internal, diikuti dengan anteroposterior, lateral dan
gambaran X-ray oblik untuk melihat jalur fistula.1
Gambar 1 : Fistulografi tampak anteroposterior
Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah EUA (Examination Under Anasthesia), hal-
hal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan adalah3 :
- Bisa melihat bukaan primernya
- Discharge mungkin bisa dilihat
- Bisa juga untuk mengeksplorasi fistula sehingga dapat menemukan kedua bukaan
sekundernya.
Pemeriksaan lain yang juga dapat dilakukan adalah CT Scan, yang dilakukan dengan
kontras intravena dan rektal merupakan metode non invasif untuk melihat ruang perirektal.
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengidentifikasi abses-abses anorektal dengan letak
dalam, tapi jarang digunakan untuk evaluasi preoperatif fistula perianal.2
USG endoanal digunakan untuk menentukan hubungan antara traktus primer dengan
sfingter anal, untuk menentukan apakah simpel atau kompleks dengan perpanjangan, dan untuk
menentukan lokasi bukaan primer.3
MRI mempunyai resolusi jaringan yang bagus kapabilitas multiplanar sehingga sangat
akurat dalam mengidentifikasi bukaan internal dan traktus fistula. Hal ini membuat MRI menjadi
pilihan utama dalam mengidentifikasi fistula yang kompleks.3
Diagnosis banding pada pasien fistula perianal adalah hidradenitis supurativa yang
merupakan radang kelenjar keringat apokrin yang biasanya membentuk fistula multipel subkutan
yang kadang ditemukan di perineum dan perianal. Penyakit ini biasanya ditemukan di ketiak dan
umumnya tidak meluas ke struktur yang lebih dalam. Sinus pilonidalis terdapat hanya di lipatan
sakro-koksigeal dan berasal dari sarang rambut dorsal dari tulang koksigeus atau ujung tulang
sakrum. Fistel proktitis dapat terjadi pada Morbus Crohn, TBC, amubiesis, infeksi jamur, dan
divertikulitis. Kadang fistula koloperineal disebabkan oleh benda asing atau trauma.1
Daftar Pustaka
1. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3. Jakarta :Penerbit
Buku Kedokteran EGC.2010..Hal 793-4
2. Sabiston D, Oswari J.Buku Ajar Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994.
3. Arnold W, Ganzer U, editor. European Manual of Medicine : Colonproctology.
Germany: Sfinger-Verlag Berlin Heidelberg; 2008.p.53-9.