pencegahan bronkitis

4
Pencegahan Bronkitis Pencegahan Primer Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar tidak sakit. Menurut Soegito (2007), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah.  a. Membatasi aktitas!keg iatan yang memerlukan tenaga yang banyak b. "idak tidur di kamar yang ber #$ dan menggunakan ba%u hangat kalau bisa hingga sampe leher  c. &indari makanan yang merangsang batuk seperti' gorengan, minuman dingin (es), dll.  d. angan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan anak dengan air hangat e. aga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan  . Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk membantu orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan' a. *iagnosis  *iagnosis dari bronkitis dapat ditegakkan bila pada anamnesa pasien mempunyai ge%ala batuk yang timbul tiba+tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya bukti pasien menderita pneumonia, common cold, asma akut dan eksaserbasi akut. Pada pemeriksaan sik pada stadium aal biasanya tidak khas. *apat ditemukan adanya demam, ge%ala rinitis sebagai maniestasi pengiring, atau aring hiperemis. Se%alan dengan perkembangan serta progresi-itas batuk, pada auskultasi dapat terdengar ronki, heeing, ekspirium diperpan%ang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah. *alam suatu penelitian terdapat metode untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia pada pasien dengan batuk disertai dengan produksi sputum yang dicurigai menderita bronkitis, yang antara lain bila tidak ditemukan keadaan sebagai berikut'  a./. *enyut %antung /00 kali per menit  a.2. 1rekuensi napas 2 kali per menit a.3. Suhu badan 340 $

Transcript of pencegahan bronkitis

8/16/2019 pencegahan bronkitis

http://slidepdf.com/reader/full/pencegahan-bronkitis 1/4

Pencegahan Bronkitis

• Pencegahan Primer

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang

sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat agar tidak sakit. Menurut

Soegito (2007), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuktidak bertambah parah.

 a. Membatasi aktitas!kegiatan yang memerlukan tenaga yang banyak

b. "idak tidur di kamar yang ber #$ dan menggunakan ba%u hangat kalau bisa

hingga sampe leher

 c. &indari makanan yang merangsang batuk seperti' gorengan, minuman dingin

(es), dll.

 d. angan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan anak

dengan air hangat

e. aga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan

 . Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi

• Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk membantu orang yang telah sakit

agar sembuh, menghambat progresitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan

mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan'

a. *iagnosis

 *iagnosis dari bronkitis dapat ditegakkan bila pada anamnesa pasien mempunyaige%ala batuk yang timbul tiba+tiba dengan atau tanpa sputum dan tanpa adanya

bukti pasien menderita pneumonia, common cold, asma akut dan eksaserbasi akut.

Pada pemeriksaan sik pada stadium aal biasanya tidak khas. *apat ditemukan

adanya demam, ge%ala rinitis sebagai maniestasi pengiring, atau aring hiperemis.

Se%alan dengan perkembangan serta progresi-itas batuk, pada auskultasi dapat

terdengar ronki, heeing, ekspirium diperpan%ang atau tanda obstruksi lainnya.

Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah.

*alam suatu penelitian terdapat metode untuk menyingkirkan kemungkinan

pneumonia pada pasien dengan batuk disertai dengan produksi sputum yang

dicurigai menderita bronkitis, yang antara lain bila tidak ditemukan keadaansebagai berikut'

 a./. *enyut %antung /00 kali per menit

 a.2. 1rekuensi napas 2 kali per menit

a.3. Suhu badan 340 $

8/16/2019 pencegahan bronkitis

http://slidepdf.com/reader/full/pencegahan-bronkitis 2/4

a.. Pada pemeriksaan sik paru tidak terdapat ocal konsolidasi dan

peningkatan suara napas.

b. Pemeriksaan sik

b./. 5eadaan umum baik' tidak tampak sakit berat dan kemungkinan ada

nasoaringitis.

 b.2. 5eadaan paru ' ronki basah kasar yang tidak tetap (dapat hilang atau

pindah setelah batuk, heeing dan krepitasi

 c. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan dahak dan rontgen dilakukan

untuk membantu menegakkan diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa

penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri, sputumnya akan seperti nanah.26 ntuk

pasien anak yang diopname, dilakukan dengan tes $+reacti-e protein, kultur

pernapasan, kultur darah, kultur sputum, dan tes serum aglutinin untuk membantu

mengklasikasikan penyebab ineksi apakah dari bakteri atau -irus. umlah

leukositnya berada /7.800 dan pemeriksaan lainnya dilakukan dengan cara tes

ungsi paru+paru dan gas darah arteri.32

 d. Pengobatan

 d./. #ntibiotika

d././. Penisilin

Mekanisme ker%a antibiotik golongan penisilin adalah dengan perlekatan pada

protein pengikat penisilin yang spesik (PBPs) yang berlaku sebagai reseptor pada

bakteri, penghambat sintesis dinding sel dengan menghambat transpeptidasi dari

peptidoglikan, dan pengaktian enim autolitik di dalam dinding sel, yangmenghasilkan kerusakan sehingga akibatnya bakteri mati. #ntibiotik golongan

penisilin yang biasa digunakan adalah amoksisilin.

d./.2. 9uinolon

:olongan ;uinolon merupakan antimikrobial oral memberikan pengaruh yang

dramatis dalam terapi ineksi. *ari prototipe aal yaitu asam nalidiksat

berkembang men%adi asam pipemidat, asam oksolinat, cinoksacin, nor<oksacin.

:enerasi aal mempunyai peran dalam terapi gram+negati ineksi saluran kencing.

:enerasi berikutnya yaitu generasi kedua terdiri dari pe<oksasin, enoksasin,

cipro<oksasin, spar<oksasin, lemo<oksasin, <eroksasin dengan spektrum aktitas

yang lebih luas untuk terapi ineksi community+ac;uired maupun ineksinosokomial. =ebih %auh lagi cipro<oksasin, o<oksasin, pe<okasin tersedia sebagai

preparatparenteral yang memungkinkan penggunaanya secara luas baik tunggal

maupun kombinasi dengan agen lain.

 d.2. Mukolitik dan >kspektoran

Bronkitis dapat menyebabkan produksi mukus berlebih. 5ondisi ini

menyebabkan peningkatan penebalan mukus. Perubahan dan banyaknya mukus

8/16/2019 pencegahan bronkitis

http://slidepdf.com/reader/full/pencegahan-bronkitis 3/4

sukar dikeluarkan secara alamiah, sehingga diperlukan obat yang dapat

memudahkan pengeluaran mukus. Mukus mengandung glikoprotein, polisakarida,

debris sel, dan cairan!eksudat ineksi. Mukolitik beker%a dengan cara memecah

glikoprotein men%adi molekulmolekul yang lebih kecil sehingga men%adi encer.

Mukus yang encer akan mendesak dikeluarkan pada saat batuk, contoh mukolitik

adalah asetilsistein.d.2./. >kspektoran

>kspektoran beker%a dengan cara mengencerkan muku dalam bronkus

sehingga mudah dikeluarkan, salah satu contoh ekspektoran adalah guaienesin.

:uaienesin beker%a dengan cara mengurangi -iskositas dan adhesi-itas sputum

sehingga meningkatkan eekti-itas mukociliar dalam mengeluarkan sputum dari

saluran pernapasan.

2./0.3. Pencegahan "ersier

Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita

bronkitis dengan terapi+terapi yang dapat membantu pernapasan. Pencegahantersier untuk penderita bronkitis dapat ditolong dengan terapi armakologi dan

terapi nonarmakologi yaitu'

 a. "erapi 1armakologi

 a./. Bronkodilatori

 Bronkodilator mempunyai aksi merelaksasi otot+otot polos pada saluran

pernapasan. #da tiga %enis bronkodilator yaitu ' Simpatomimetika, metilsantin, dan

antikolinergik.

a././. Beta+2 agonis (Simpatomimetika)

 ?bat+obat simpatomimetika merupakan obat yang mempunyai aksi serupa

dengan aktitas simpatis. Sistem sara simaptis memgang peranan penting dalam

menentukan ukuran diameter bronkus. %ung sara simpatis yang menghasilkan

norephinepherin, epinerin dan isoproterenol disebut adrenergik (*ipiro, et al.,

2004). #drenergik memiliki dua reseptor yaitu ala dan beta. @eseptor beta terdiri

beta / dan beta 2. Beta / adrenergik terdapat pada %antung, beta 2 adrenergik

terdapat pada kelen%ar dan otot halus bronkus. #drenergik menstimulasi reseptor

beta 2 sehingga ter%adi bronkodilatasi.

a./.2. MetilAantin

 "eolin merupakan golongan metil santin yang banyak digunakan, disampingkaein dan dyphylline. 5aein dan dyphylline kurang paten dibandingkan dengan

teolin.

?bat golongan ini menghambat produksi osodiesterase. *engan

penghambatan ini penguraian c#MP men%adi #MP tidak ter%adi sehingga kadat c#MP

seluler meningkat. Peningkatan ini menyebabkan bronkodilatasi. ?bat+obat

metilsantin antara lain aminolin dan teolin.

8/16/2019 pencegahan bronkitis

http://slidepdf.com/reader/full/pencegahan-bronkitis 4/4

 b. "erapi on+armakologi.

 "erapi non+armakologi dapat dilakukan dengan cara '

 b./. Pasien harus berhenti merokok

b.2. 5alau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah

sangat sesak, biarlah dai menghirup uap air tiga kali sehari.

 b.3. "aruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah

kompres lembab di atas dada sepan%ang malam sambil men%aga tubuhnya %angan

sampai kedinginan.

b.. @ehabilitasi paru+paru secara komprehensi dengan olahraga dan latihan

pernapasan sesuai yang dia%arkan tenaga medis.

 b.8. Cstirahat yang cukup.