PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI...

66
PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) DI TIGA LOKASI Oleh: NOVI DWI YULIANTI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI...

Page 1: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) DI TIGA LOKASI

Oleh:

NOVI DWI YULIANTI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

2

PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS

HASIL 30 GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) DI TIGA LOKASI

Oleh:

NOVI DWI YULIANTI

135040201111305

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

Judul Penelitian

Nama Mahasiswa

NIM

Jurusan

Prograrn Studi

Laboratorium

Menyetujui

Tanggal Persetujuan

LEMBAR PERSETUJUAN

Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30Genotip Padi (Oryza sativa L.) di Tiga LokasiNovi Dwi Yulianti

135040201 I I 1305

Budidaya Pertanian

Agroekoteknologi

Pemuliaan Tanaman

Dosen Pembimbing

Disetujui:

Mengetatrui,

Ketua Jurusan Budidaya Pertanian,

or. tr. Nurut.ilri. rrrrs.NIP. 19601012 198601 2 001

NIP. 19740525199903 I 001

Page 4: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan,

MAJELIS PENGUJI

Penguji I

a\ l1,v@V1

Dr. Ir. Andy Soeeianto. CESANIP. 19560219 198203 I 002

Penguji II

Penguji III

Dr.Ir.. Nurul Aini MS.NIP. 19601012 198601 2 001

Tanggal Lulus :

NIP. 19740525 199903 1 001

I 4 AUG 2017

Page 5: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan hasil

penelitian saya sendiri dibawah bimbingan Dr. Budi Waluyo, SP. MP. Selaku dosen

pembimbing. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan

tinggi manapun dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan

jelas ditunjukkan rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Agustus 2017

Novi Dwi Yulianti

Page 6: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Novi Dwi Yulianti yang lebih akrab dipanggil Novi. Lahir di

kota Malang pada tanggal 23 November 1995. Penulis tinggal di Dusun Krajan RT 13

RW 04, Desa Sumbermanjing Kulon, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Jawa

Timur. Penulis merupakan anak dari Bapak Nuryadi dan Ibu Tutiari dengan dua

bersaudara. Penulis mempunyai kakak yang bernama Doni Pribadi.

Penulis menempuh pendidikan SD di SD Negeri 07 Sumbermanjing Kulon,

Pagak pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan

di SMP Negeri 1 Pagak pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Pagak pada tahun 2010 sampai dengan

tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis diterima di Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melalui Jalur SNMPTN Undangan.

Pengalaman organisasi penulis pernah menjadi Anggota muda CADS (Center

for Agriculture Development Studies) pada Bendahara Inventaris CADS, Bendahara

Eksekutif CADS, Pengurus Kohati (Ketua Bidang Internal), Pengurus HMI Korkom

Brawijaya Fakultas Pertanian (Ketua Departemen Kajian). Penulis pernah menjadi

asisten praktikum Dasar Perlindungan Tanaman dan Hama Penyakit Penting

Tanaman. Penulis Magang kerja di Pt. Bisi International, Tbk.

Page 7: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan do’a

dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan

pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya

haturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

1. Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat

dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan

penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.

2. Kedua orang tua saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi

serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Ucapan terimakasih saja takkan

pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah

persembahas bakti dan cinta ku untuk kalian bapak ibuku.

3. Dr. Budi Waluyo selaku dosen pembimbing, yang selama ini telah tulus dan ikhlas

meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan

bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih

baik.

4. Bapak Ir. Putu Darsana, MP, Ph. D selaku Direktur Riset dan Pengembangan PT.

BISI International , Tbk. Farm Kediri., dab Bapak Iwan Kiswanto, SP Selaku

pembimbing lapang di PT. BISI International , Tbk. Farm Kediri, yang telah

mengizinkan saya penelitian di PT. BISI International , Tbk. Farm Kediri.

5. Saudara saya (Kakak dan Adik) serta sahabat dan teman-teman saya, yang

senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan do’anya untuk

keberhasilan ini, cinta kalian adalah memberikan kobaran semangat yang

menggebu, terimakasih dan sayang ku untuk kalian.

6. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya

persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu

pengetahuan di masa yang akan datang, Aamin.

Page 8: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

RINGKASAN

Novi Dwi Yulianti. 135040201111305. Penampilan Karakter Agronomi dan

Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza sativa L.) di Tiga Lokasi. Pembimbing

Utama Dr. Budi Waluyo, SP.MP.

Padi ialah tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi seperti

gandum dan jagung. Permintaan akan beras dari tahun ke tahun semakin meningkat

sejalan dengan pertambahan penduduk. Berdasarkan data sensus penduduk 2005-

2010 penduduk Indonesia berjumlah 233.48 juta jiwa (BPS, 2012). Kebutuhan

konsumsi beras per kapita adalah 139.5 kg per kapita, maka kebutuhan beras

mencapai 32.49 juta ton. Pada tahun 2025-2030 laju pertumbuhan penduduk

Indonesia diperkirakan 286.02 juta jiwa kebutuhan beras 39.8 juta ton. (Ditjen PSP,

2013). Hal tersebut menjadikan padi sebagai tanaman budidaya yang selalu harus

diusahakan. Penanaman varietas unggul baru tidak selalu memberikan hasil yang

memadai sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan metode-metode baru

dikembangkan untuk perbaikan tanaman antara lain dengan cara persilangan,

bioteknologi dan rekayasa genetika. Sejak penghujung abad ke-20 dikembangkan

pula tanaman padi hibrida sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

produktivitas Keberhasilan penelitian bergantung pada dua faktor, yaitu ketepatan

dugaan hasil yang berkaitan dengan keakuratan percobaan dan ketepatan dugaan

pengaruh lingkungan pada lokasi yang berkaitan dengan kemampuan peramalan

lingkungan baru. Pengujian multilokasi bertujuan untuk mendapatkan varietas yang

mempunyai produktivitas tinggi seperti yang diinginkan petani serta memiliki

stabilitas dan adaptabilitas yang luas. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk

mendapatkan genotipe padi hibrida yang berdaya hasil tinggi dan mempunyai hasil

produksi yang stabil serta menentukan lingkungan yang potensial untuk

mengembangkan padi hibrida yang berdaya hasil tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi yang dikelola oleh PT. BISI

International, Tbk Farm Kambingan, Kediri yang dilakukan pada Oktober 2016

sampai dengan April 2017. Alat yang digunakan ialah bajak (traktor), penggaris,

timbangan analitik, gunting, moisture tester. Bahan yang digunakan ialah 30 genotip

padi yang terdiri dari 20 genotip padi hibrida yang diuji, 5 genotip padi pendamping

uji, dan 5 genotip padi sebagai pembanding, pupuk organik (pupuk kandang), pupuk

anorganik (N, P, K, NPK mutiara), pestisida. Metode yang digunakan pada penelitian

ini adalah rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan berupa 30 genotip padi

diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap karakter agronomi yang terdiri dari

anakan produktif, tinggi tanaman, umur bunga, intensitas hama dan penyakit, hasil

gabah kering, bobot 1000 butir gabah, jumlah gabah total per malai (butir), jumlah

gabai isi per malai, kualitas beras (rendemen beras giling dan presentase beras

kepala). Analisis varians dilakukan pada data yang di per oleh di setiap lokasi, uji

homogenitas kuadrat tengah galat yang dilanjutkan dengan analisis varians gabungan.

Perbedaan penampilan genotip diuji menggunakan least significant increases 5%.

Page 9: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

Terdapat interaksi genotip x lingkungan yang berpengaruh terhadap penampilan

karakter tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah gabah total per malai, dan hasil

gabah. Jumlah anakan produktif dan bobot 1000 biji dipengaruhi oleh faktor genotip.

Nilai koefisien variasi percobaan berkisar antara 3.0% yaitu pada karakter umur

berbunga sampai dengan 40.1% pada bobot 1000 butir gabah. Hal tersebut

menunjukkan penampilan karakter agronomi pada tanaman padi dipengaruhi oleh

interaksi genotip x lingkungan dan genotip. Menurut Harsanti et al. (2003) genotipe

dengan nilai koefisien regresi lebih besar dari 1 maka akan beradaptasi dengan baik

pada lingkungan yang subur, dan bila koefisien regresi kurang dari 1 maka

beradaptasi baik pada lingkungan yang tidak subur. Terdapat delapan genotip padi

hibrida yang mempunyai hasil stabil dan beradaptasi luas, dan tiga genotip padi

hibrida yang beradaptasi pada lingkungan produktif. Padi hibrida yang mempunyai

penampilan stabil dan di atas rata-rata umum, yaitu HY1617RA001 (7.1 t/ha),

HY1617RA003 (6.9 t/ha), HY1617RA010 (7.5 t/ha), HY1617RA011 (7 t/ha),

HY1617RA012 (7.4 t/ha), HY1617RA014 (7.7 t/ha), HY1617RA015 (7.2 t/ha), dan

HY1617RA019 (7.5 t/ha). Padi hibrida yang beradaptasi pada lingkungan produktif

ialah HY1617RA016 (7.1 t/ha), HY1617RA017 (7.1 t/ha), dan HY1617RA020 (7.5

t/ha).

Page 10: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

SUMMARY

Novi Dwi Yulianti. 135040201111305. Agronomic Performance and Yield Stability

30 Paddy (Oryza sativa L.) Genotypes in Three Locations. Main supervisor: Dr. Budi

Waluyo, SP.MP.

Paddy is a plant that has high carbohydrate nutrient like wheat and corn. The

demand of rice was increasing years to yeras along with population growth. Based on

population census data in 2005-2010, the number of Indonesia people are 233.48

million (CBS, 2012). The rice consumption per capita is 139.5 kg per capita, so the

demand of rice up to 32.49 million tons. In 2025-2030 the growth of Indonesia's

poople was estimated 286.02 million, so it menas that 39.8 million tonnes of rice

needs. (DG PSP, 2013). It makes rice as a crop that should be sought. Planting new

varieties not always provide sufficient results, so to supply the demand of food it

needs a new methods were developed to improvement of plants, such as : cross,

biotechnology and genetic engineering. Since the end of 20th century, there was

developed a hybrid rice plants as an alternative ways to increase the productivity of

paddy. These successfull of this study depend on two factors, first is accuracy of the

allegations relating to the results of experimental accuracy and precision of alleged

influence of the environment on locations related to new environmental forecasting

capabilities. Multi-location testing aims to obtain varieties that have high productivity

as well as a farmer want and have stability and broad adaptability. The purpose of

this study is obtain hybrid rice genotypes that have high yield and has stablilized

production and determine the potential to expand hybrid rice high yield.

This research was conducted in three locations managed by PT. BISI

International, Tbk Farm Kambingan, Kediri conducted in October 2016 until April

2017. The equipment used are plow (tractor), ruler, analytical scales, scissors,

moisture tester. The materials used were 30 paddy genotypes consisting of 20

genotypes of tested hybrid paddy, 5 test companion paddy genotypes, and 5 paddy

genotypes as comparison, organic fertilizer (manure), inorganic fertilizer (N, P, K,

NPK pearl) pesticide. The field design used in this research is randomized block

design (RAK). Treatment of 30 paddy genotypes was repeated 3 times. The

observation was conducted on agronomic character consisting of productive tiller,

plant height, flower days, pest and disease intensity, dry grain yield, 1000 grain

weight of grain, total grain per panicle, grain content per panicle, milled paddy and

percentage of paddy head. The analysis of variance was performed on the data

obtained at each location, the homogeneity test of the variance error followed by a

combined variance analysis. Differences in appearance of agronomic character of

genotype were tested using least significant increases 5%.

There are genotype x environmental interactions that influence the appearance

of plant height, flowering days, total grain per panicle, and grain yield. The number

of productive tillers and weight of 1000 seeds is influenced by the genotype factor.

Experimental variation coefficient value ranges from 3.0% that is in character of

flowering days up to 40.1% at 1000 grain weight of grain. It shows the appearance of

Page 11: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

agronomic character in paddy influenced by genotype x environment and genotype

interaction. According to Harsanti et al. (2003) genotype with regression coefficient

value greater than 1 then it will adapt well to the fertile environment, and if the

regression coefficient less than 1 then adapt well to the environment that is not fertile.

There are eight hybrid paddy genotypes that have a stable and widely adapted yield,

and three hybrid paddy genotypes that adapt to a productive environment. Hybrid

paddy that has a stable appearance and above the general average, i.e. HY1617RA001

(7.1 t/ha), HY1617RA003 (6.9 t/ha), HY1617RA010 (7.5 t/ha), HY1617RA011 (7

t/ha), HY1617RA012 (7.4 T/ha), HY1617RA014 (7.7 t/ha), HY1617RA015 (7.2

t/ha), and HY1617RA019 (7.5 t/ha). Hybrid paddy adapting to the productive

environment is HY1617RA016 (7.1 t/ha), HY1617RA017 (7.1 t/ha), and

HY1617RA020 (7.5 t/ha).

Page 12: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal hasil penelitian yang

berjudul “Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi

(Oryzae sativa L.) di Tiga Lokasi” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Budi Waluyo, SP.MP. selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan,

arahan, waktu dan motivasi yang diberikan dalam penyelesaian proposal hasil

penelitian ini.

2. Bapak Ir. Putu Darsana, MP, Ph. D selaku Direktur Riset dan Pengembangan PT.

BISI International , Tbk. Farm Kediri.

3. Bapak Iwan Kiswanto, SP Selaku pembimbing lapang di PT. BISI International ,

Tbk. Farm Kediri.

4. Kedua orang tua dan atas semangat, motivasi, dan doa yang tak pernah putus,

Teman-teman kelas A Agroekoteknologi dan rumah kos Sumbersari 285 A atas

dukungan dan motivasinya, Serta Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam

terselesainya proposal hasil penelitian ini.

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi civitas akademika

FP UB, PT. BISI International Tbk, kediri, masyarakat, serta pihak lain yang

membutuhkan informasi terkait bahasan ini. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan proposal ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan ini.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 13: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

DAFTAR ISI

RINGKASAN .................................................................................................. i

SUMARRY ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

LAMPIRAN ..................................................................................................... x

1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ................................................................................................ 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3

2.1 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Padi ............................................... 3

2.2 Pemuliaan Padi Hibrida ......................................................................... 5

2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Padi .............................................................. 7

2.5 Uji Daya Hasil ....................................................................................... 7

2.6 Analisis Stabilitas dan Adaptabilitas ...................................................... 8

3. BAHAN DAN METODE .......................................................................... 10

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 10

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 11

3.3 Metode Penelitian ............................................................................... 12

3.4 Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 12

3.5 Pengamatan ........................................................................................ 14

3.6 Analisis Data ...................................................................................... 16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 19

4.1 Hasil ................................................................................................... 19

1.1.1 Keragaman Lingkungan ............................................................ 20

1.1.2 Keragaman Karakter Agronomi Hasil ....................................... 21

1.1.3 Penampilan Karakter Agronomi Hasil ...................................... 22

1.1.4 Stabilitas Hasil dan Adaptasi ..................................................... 34

1.1.5 Intensitas Serangan Hama dan Penyakit .................................... 35

4.2 Pembahasan ........................................................................................ 35

4.2.1 Keragaman Interaksi Genotip x Lingkungan yang Mempengaruhi

Penampilan Komponen Hasil Padi Hibrida .............................. 35

4.2.2 Stabilitas dan Adaptabilitas ....................................................... 41

4.2.3 Intensitas Hama dan Penyakit ................................................... 43

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 45

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 45

5.2 Saran ................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 46

Page 14: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

Teks

1 Morfologi Tanaman Padi …………………………………… 5

2 Morfologi Padi bagian Bunga dan Gabah …........................... 6

3 Metode Perakitan Padi Hibrida …………............................. 8

4 Grafik Temperatur Masing-Masing Lokasi pada Saat Penelitian. 19

5 Grafik Curah Hujan Masing-Masing Lokasi pada Saat

Penelitian……………………………………………………… 20

6 Grafik Kelembaban Udara Masing-Masing Lokasi pada Saat

Penelitian …..………………………......................................... 20

Page 15: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

LAMPIRAN

No

Halaman

Teks

1 Design Plot ………………………….…...…............................. 50

2 Dokumentasi .……………………………..…........................... 51

3 Tabel Pengamatan Hama dan Penyakit ……............................. 57

4 Anova Gabungan Anakan Produktif - Hasil .............................. 74

5 Anova Per Lokasi Anakan Produktif - Hasil .............................. 63

Page 16: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

DAFTAR TABEL

No

Halaman

Teks

1 Bahan Benih Padi ………. ……..….…...…........................... 12

2 Analisis Ragam ……………………….....….......................... 16

3 Analisis Ragam Gabungan Antar Lokasi…........................... 17

4 Analisis Ragam Karakter Agronomi dan Hasil Padi Hibrida di

Kediri, Tuban, Ponorogo ..…....…............................................ 21

5 Analisis Homogenitas Varian Galat 10 Karakter Padi di 3

Lokasi........................................................................................ 21

6 Kuadrat Tengah Analisis Gabungan Komponen Hasil dan Hasil

30 Genotip Padi pada 3 Lokasi ……........................................ 22

7 Penampilan Jumlah Anakan Produktif Padi di 3 Lokasi ........... 23

8 Penampilan Tinggi Tanaman Padi di 3 Lokasi ……………… 25

9 Penampilan Umur Berbunga Padi di 3 Lokasi ........................... 27

10 Penampilan Jumlah Gabah Total Per Malai Padi di 3 Lokasi. 29

11 Penampilan Bobot 1000 Butir Gabah Padi di 3 Lokasi……. 31

12 Penampilan Hasil Padi di 3 Lokasi ……............................... 32

13 Penampilan dan Parameter Stabilitas Hasil Padi di 3 Lokasi ... 34

Page 17: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi ialah tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi seperti

gandum dan jagung. Permintaan akan beras dari tahun ke tahun semakin meningkat

sejalan dengan pertambahan penduduk. Berdasarkan data sensus penduduk 2005-

2010 penduduk Indonesia berjumlah 233.48 juta jiwa (BPS, 2012). Kebutuhan

konsumsi beras per kapita adalah 139.5 kg per kapita, maka kebutuhan beras

mencapai 32.49 juta ton. Pada tahun 2025-2030 laju pertumbuhan penduduk

Indonesia diperkirakan 286.02 juta jiwa kebutuhan beras 39.8 juta ton (Ditjen PSP,

2013). Hal tersebut menjadikan padi sebagai tanaman budidaya yang selalu harus

diusahakan. Penanaman varietas unggul baru tidak selalu memberikan hasil yang

memadai sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan metode-metode baru

dikembangkan untuk perbaikan tanaman antara lain dengan cara persilangan,

bioteknologi dan rekayasa genetika. Sejak penghujung abad ke-20 dikembangkan

pula tanaman padi hibrida sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

produktivitas lahan sawah.

Padi hibrida berpotensi dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan

produktivitas padi. Padi hibrida dihasilkan melalui pemanfaatan fenomena heterosis

pada turunan pertama (F1) dari hasil persilangan antara dua tetua yang berbeda.

Fenomena heterosis menyebabkan tanaman F1 lebih vigor, tumbuh lebih cepat,

anakan lebih banyak, malai lebih lebat dan dapat menghasilkan sekitar 1 t/ha lebih

tinggi dibandingkan varietas unggul padi sawah inbrida (Virmani, 1999).

Penelitian uji multilokasi atau lokasi ganda memegang peranan penting dalam

pemuliaan tanaman dan penelitian lainnya di bidang agronomi. Gabungan bidang

agronomi dan pemuliaan tanaman diperlukan dalam memperbaiki karakteristik

tanaman dan uji stabilitas sebelum pelepasan suatu varietas. Melalui analisis biplot,

jumlah anakan, bobot gabah isi dan gabah hampa, tinggi tanaman dan daya hasil

tertinggi merupakan karakter yang saling berkorelasi kuat pada padi varietas Cimelati

dan Inpari (Sa’diyah et al., 2014). Keberhasilan penelitian bergantung pada dua

Page 18: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

2

faktor, yaitu ketepatan dugaan hasil yang berkaitan dengan keakuratan percobaan dan

ketepatan dugaan pengaruh lingkungan pada lokasi yang berkaitan dengan

kemampuan peramalan lingkungan baru. Rekomendasi pengembangan varietas

unggul baru memerlukan prediksi yang reliabel dan akurat terhadap produksi

(Sumertajaya, 2007). Menurut Gauch (2006), percobaan multilokasi penting untuk

mendapatkan genotip yang beradaptasi spesifik pada lingkungan tertentu, atau

genotip yang stabil pada berbagai kondisi lingkungan. Informasi semacam ini dapat

diperoleh dari beberapa percobaan. Uji multilokasi suatu genotip menunjukkan data

yang saling berinteraksi (Cullis et al., 2006). Faktor-faktor yang sering dilibatkan

dalam uji multilokasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu genotip

dan lokasi (Zobel et al., 1988).

Uji daya hasil merupakan aspek yang penting dalam program perakitan varietas

dan merupakan bagian paling akhir dari metode pemuliaan tanaman. Untuk

mendapatkan varietas yang berdaya hasil dan stabilitasnya tinggi maka perlu

dilakukan uji daya hasil dibeberapa tempat pengujian. Pengujian multilokasi

bertujuan untuk mendapatkan varietas yang mempunyai produktivitas tinggi seperti

yang diinginkan petani serta memiliki stabilitas dan adaptabilitas yang luas.

1.2 Tujuan

1. Mempelajari pengaruh interaksi genotip x lingkungan terhadap penampilan

komponen hasil dan hasil padi hibrida.

2. Untuk mendapatkan padi hibrida yang mempunyai penampilan hasil yang lebih

tinggi dan stabil dibandingkan dengan varietas pembanding.

1.3 Hipotesis

1. Terdapat interaksi genotip x lingkungan yang mempengaruhi penampilan

komponen hasil dan hasil padi hibrida.

2. Terdapat padi hibrida yang mempunyai penampilan hasil lebih tinggi dan stabil

dibandingkan dengan varietas pembanding.

Page 19: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman berumpun rang termasuk ke dalam rumput-rumputan.

Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis

dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang

(Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun sebelum Masehi. Fosil butir padi dan gabah

ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India dan diperirakan berasal dari sekitar 100

- 800 sebelum Masehi. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah,

Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam. Padi merupakan komoditas

utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat dan pemenuhan

kebutuhan pangan utama bagi penduduk (Yusuf, 2010).

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi: Spermatophyta,

Sub divisi: Angiospermae, Kelas: Monotyledonae, Keluarga: Gramineae (Poaceae),

Genus: Oryza, Spesies: Oryza spp.

Tanaman padi mempunyai akar serabut. Akar berfungsi sebagai penguat atau

penunjang tanaman untuk dapat tumbuh tegak, menyerap hara dan air didalam tanah,

kemudian diteruskan ke organ lainnya diatas tanah yang membutuhkan. Akar padi

terdiri dari dua bagian yaitu akar primer (radikula) dan akar seminal (akar adventif).

Akar seminal muncul dari janin dekat bagian buku skutellum yang disebut dengan

akar seminal, akar seminal berjumlah 1-7. Apabila terjadi gangguan fisik terhadap

akar primer, maka pertumbuhan akar-akar seminal lainnya akan dipercepat.

Kemudian akar seminal digantikan oleh akar-akar sekunder yang tumbuh dari buku

terbawah batang ( Makarim dan Suhartatik, 2009).

Batang padi terdiri atas beberapa ruas dan buku. Ruas batang padi berbentuk

bulat dan berongga, dan di antara ruas batang padi terdapat buku-buku, disetiap buku

terdapat sehelai daun. Daun dan tunas Batang berfungsi sebagai penopang tanaman.

Hasil tanaman padi didukung oleh kokohnya batang pada tanaman tersebut. Jika

batang tanaman tidak kokoh, tanaman akan mudah rebah dan menurunkan hasil

Page 20: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

4

secara drastis. Kekuatan antar buku batang dipengaruhi oleh ketebalan batang dan

kekuatan jaringan, status hara tanaman serta komposisi kimia. Pada tanaman padi

anakan pertama tumbuh pada batang utama (batang pokok), dan tumbuh di antara

dasar batang dan daun sekunder, sedangkan pada pangkal batang anakan pertama

membentuk perakaran. Anakan pertama tetap melekat pada batang utama hingga

masa pertumbuhan berikutnya. Untuk mendapatkan cadangan makanan anakan tidak

tergantung kepada batang utama karena memiliki akar sendiri. Anakan pertama

terbentuk setelah tanaman berumur 10 hari setelah tanam, maksimum 50-60 hari dan

tergantung pada varietas apa yang kita tanam. Selanjutnya diikuti dengan

pertumbuhan anakan berikutnya yang serupa dengan anakan pertama (Sudirman dan

Iwan, 2003).

Daun merupakan bagian dari tanaman yang berwarna hijau karena mengandung

klorofil yang bisa mengelola sinar matahari menjadi karbohidrat atau untuk keperluan

organ-organ tanaman lainnya. Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam

susunan yang berselang-seling, terdiri satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas

helai daun, pelepah daun yang membungkus ruas, telinga daun, lidah daun (ligule).

Adanya telinga dan lidah daun pada padi dapat digunakan untuk membedakannya

dengan rumput-rumputan pada stadia bibit (seedling) (Azhar, 2010). Tajuk

merupakan kumpulan daun yang tersusun rapi dan teratur. Tajuk menangkap radiasi

surya untuk fotosintesis. Bentuk tajuk dapat dinyatakan dalam nilai menggunakan

parameter statistik, skewness yaitu kesimetrisan luas daun (Makarim dan Suhartatik,

2009). Morfologi tanaman padi tertera pada Gambar 1.

Gambar 2 menjelaskan tentang morfologi tanaman padi bagian bunga dan biji.

Bunga padi memiliki tangkai, perhiasan dan daun mahkota yaitu palea dan lemma

yang didalamnya terdapat bakal buah (kariopsis). Di dalam malai dua kepala putik,

dan enam filamen benang sari. Pada saat bunga padi dewasa palea dan lemma

membuka 30o-60o. Keduanya membuka pada saat siang hari kisaran pukul 10-12

dengan suhu berkisar antara 30o-32oC. Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah

masak kemudian bersatu dengan lemma dan palea. Tanaman padi memiliki gabah

Page 21: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

5

yang terdiri atas biji yang terbungkus oleh sekam. Biji yang telah dikupas akan

menjadi beras (Makarim dan Suhartatik, 2009).

Gambar 1. Morfologi Tanaman Padi

Sumber: Jennings et al. (1979)

Sumber: Jennings et al. (1979)

Gambar 2. Morfologi Tanaman Padi Bagian Bunga dan Biji

Page 22: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

6

2.2 Pemuliaan Padi Hibrida

Pemuliaan tanaman yang memanfaatkan fenomena heterosis telah memberikan

hasil lebih tinggi dari varietas inbrida pada berbagai jenis tanaman. Oleh sebab itu

maka pengaruh heterosis dimanfaatkan oleh para pemulia dalam teknologi saat ini,

sistem CMS (cytoplasmic genetic male sterile) atau galur mandul jantan dan

pemulihan kesuburan (restorer) merupakan alat genetik yang efektif digunakan untuk

pemuliaan padi hibrida. Menurut Virmani et al. (1999), teknik tiga galur memerlukan

dukungan komponen- komponen sebagai berikut: 1) Galur mandul jantan (CMS =

galur A) yang 100% mandul dan stabil kemandulannya. 2) Galur pemulih kesuburan

(restorer = galur R) yang nilai heterosisnya tinggi. 3) Galur pelestari kemandulan

tepung sari (galur B) yang murni. Benih padi hibrida dihasilkan dari persilangan

antara CMS dan Restorer

Padi hibrida diharapkan memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan varietas

yang ditanam umumnya. Selain keunggulan potensi hasil, padi hibrida juga harus

mempunyai berbagai sifat unggul yang yang disenangi petani. Virmani (1994)

melaporkan bahwa berdasarkan penelitian pada musim kemarau 1986 hingga musim

hujan 1992, padi hibrida dapat meningkatkan hasil 15-20% di atas varietas inbrida.

Padi hibrida yang dihasilkan kebanyakan berlatar belakang genetik galur-galur yang

berasal dari IRRI. Akan tetapi, pemanfaatan galur-galur yang beradaptasi baik di

Indonesia mulai dilaksanakan, sehingga diharapkan padi hibrida yang dihasilkan

sudah beradaptasi terhadap kondisi agroekosistem yang sangat beragam di Indonesia.

Virmani et al. (1997) melaporkan bahwa persilangan indica/japonica tropika

prospektif menghasilkan hibrida yang unggul. Perakitan dan pengujian padi hibrida di

Indonesia telah menghasilkan tiga kombinasi hibrida harapan dan telah diuji

multilokasi pada tahun 2002. Gambar 3 menjelaskan tentangg metode perakitan padi

hibrida.

Page 23: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

7

Gambar 3. Metode Perakitan Padi Hibrida (Virmani, 1994)

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Padi

Pada sawah irigasi, curah hujan bukan merupakan faktor pembatas tanaman

padi. Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan > 200 mm dan tersebar

secara normal. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman padi ialah 24 - 290C.

Padi dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. pH tanah optimum yaitu 5,5-7,5.

Permeabilitas pada sub horison kurang dari 0,5 cm/jam.

Selain agroekosistem, cara pengelolaan tanaman juga mempengaruhi

keberlanjutan agribisnis padi. Dengan menerapkan pengelolaan tanaman terpadu

(PTT) keberlanjutan agribisnis padi dapat diwujudkan. Pada saat ini hampir seluruh

teknologi budidaya tanaman menggunakan konsep PTT (Barns, 2005)

2.4 Uji Daya Hasil

Kegiatan pemuliaan meliputi pelepasan varietas baru yang memiliki

keunggulan dalam hal tertentu dalam kebijakan kementrian pertanian. Galur yang

memiliki daya hasil stabil akan dilepaskan sebagai varietas baru sebagaimana telah

tercantum didalam persyaratan UU no. 12/ th 1992. Uji daya hasil dilakukan untuk

Page 24: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

8

mengevaluasi potensi hasil pada galur-galur terpilih yang diuji pada suatu lingkungan

tertentu, yang meliputi iklim dan tanah pada pertanamannya.

Uji daya hasil merupakan aspek penting dalam program perakitan varietas

baru. Uji daya hasil merupakan tahap akhir dari program pemuliaan tanaman. Pada

pengujian akan dilakukan seleksi terhadap galur-galur unggul homozigot yang telah

dihasilkan. Seleksi pada uji daya hasil biasanya meliputi tiga tahap yaitu uji daya

hasil pendahuluan (UDHP), uji daya hasil lanjut (UDHL), dan uji multilokasi untuk

melihat stabilitas dan adaptabilitas di berbagai lokasi sebelum dilepas menjadi

varietas baru dengan karakter yang diinginkan.

Menurut Satoto (2008) pada uji daya hasil lanjutan hibrida yang akan dilepas

ditanam berdampingan dengan hibrida yang sudah dilepas terdahulu dan varietas

inbrida yang sedang popular sebagai pembanding. Uji daya hasil termasuk aspek

penting dalam program perakitan varietas baru, para pemulia harus memutuskan

suatu galur yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan pada berbagai kondisi

lingkungan tumbuh.

2.5 Analisis Stabilitas dan Adaptabilitas

Stabilitas suatu genotip adalah kemampuan genotip untuk hidup dalam berbagai

lingkungan yang beragam, dimana fenotipenya tidak mengalami banyak perubahan

pada lingkungan lain. Stabilitas fenotipe disebabkan oleh kemampuan tanaman untuk

dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang beragam sehingga sifat fisiknya

tidak mengalami banyak perubahan (Alberts, 2004). Seorang pemulia tanaman harus

membuat percobaan pada beberapa lingkungan (lokasi) dan beberapa musim agar

yakin telah memilih genotip yang berdaya hasil tinggi dan berpenampilan stabil

(Kusumah, 2010).

Suatu genotip dapat dibagi menjadi empat klasifikasi berkaitan dengan

kemampuannya dalam beradaptasi di lingkungan (Roy, 2000), ialah (1) genotip tidak

responsif, (2) genotip toleran, (3) genotip stabil, dan (4) genotip adaptasi luas

(fleksibel). Allard dan Bradshaw (1964) menyatakan bahwa penyebab stabilitas hasil

suatu genotip adalah adanya mekanisme penyangga individu (individual buffering)

Page 25: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

9

dan populasi (population buffering) yang menyebabkan genotype dengan hasil tinggi

dan stabil akan berpenampilan baik di semua lingkungan. Terdapat dua konsep

stabilitas, yaitu stabilitas statis dan dinamis. Stabilitas statis sering disebut sebagai

stabilitas biologis (Becker dan Leon, 1988). Stabilitas ini menyatakan keragaan suatu

genotip yang relative sama dari suatu lokasi ke lokasi lainnya (homeostatis).

Sementara stabilitas dinamis atau stabilitas agronomis menyatakan rata-rata suatu

genotip di semua lokasi. Stabilitas dilihat dari respon genotip yang tidak menyimpang

dari respon ratarata semua genotip yang ditanam di lingkungan uji

Stabilitas statis biasanya berkaitan dengan daya hasil yang rendah sehingga

konsep stabilitas statis lebih direkomendasikan untuk mengevaluasi daya hasil.

Simmonds (1991) menambahkan bahwa stabilitas statis akan lebih berguna

dibandingkan dengan stabilitas dinamis di negara berkembang. Metode yang dapat

dilakukan untuk menganalisi stabilitas antara lain adalah menggunakan analisis

stabilitas parametrik, analisis stabilitas non parametrik dan metode peubah ganda atau

multivariat (Alberts, 2004). Pendekatan parametrik berdasarkan asumsi sebaran

genotip, lingkungan dan pengaruh G x E. Pendekatan parametrik sangat baik

dilakukan jika memenuhi asumsi statistik seperti galat menyebar normal dan

pengaruh interaksi dapat terpenuhi dengan baik. Jika asumsi statistik tidak dapat

dipenuhi, maka alternatif lain adalah dengan menggunakan pendekatan non

parametrik.

Nasir (2001) menyatakan uji daya hasil lanjut sebaiknya dilakukan dua musim

di beberapa lokasi untuk menekan tersingkirnya galur-galur unggul selama seleksi

akibat adanya interaksi genotip dengan lingkungannya. Arsyad et al. (2006)

menambahkan ukuran petak pada uji daya hasil pendahuluan lebih kecil

dibandingkan ukuran petak pada uji daya hasil lanjut dan uji multilokasi. Jumlah

galur uji daya hasil pendahuluan lebih banyak dari pada uji daya hasil lanjut dan uji

multilokasi, namun jumlah lokasi uji daya hasil pendahuluan lebih sedikit

dibandingkan uji daya hasil lanjut dan uji multilokasi.

Page 26: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

10

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

3.1.1 Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di lahan sewa milik PT. BISI International, Tbk

Farm Kambingan, Kediri, yang beralamatkan di Dusun Ngatup, Desa Kambingan,

Kec. Pagu, Kab. Kediri. Kode Pos 64175. Lokasi penelitian sebagai tempat uji daya

hasil yaitu pada tiga kota : Kediri, Tuban, dan Ponorogo.

1. Pagu – Kediri – Jawa Timur

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri Jawa Timur

dengan ketinggian tempat 0 mdpl – 100 mdpl.

2. Widang – Tuban – Jawa Timur

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Widang Kota Tuban Jawa Timur dengan

ketinggian 182 meter diatas permukaan laut (mdpl).

3. Sawo – Ponorogo – Jawa Timur

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sawo Kabupaten Ponorogo Jawa Timur

dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter diatas permukaan.

3.1.2 Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 mulai penyemaian hingga

pemanenan pada bulan April 2017.

Pagu – Kediri – Jawa Timur

Penyemaian dilakukan pada tanggal 07 Oktober 2016, penanaman dilakukan

pada tanggal 28 Oktober 2016, dan pemanenan dilakukan pada tanggal 10

Februari 2017.

Widang – Tuban – Jawa Timur

Penyemaian dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2016, penanaman dilakukan

pada tanggal 16 November 2016, dan pemanenan dilakukan pada tanggal 03

Maret 2017

Sawo – Ponorogo – Jawa Timur

Page 27: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

11

Penyemaian dilakukan pada tanggal 24 November 2016, penanaman

dilakukan pada tanggal 22 Desember 2016, dan pemanenan dilakukan pada

tanggal 06 April 2017.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini ialah seperangkat alat budidaya

tanaman padi, alat pengukur panjang, alat pengukur berat, alat penguji benih, dan

komputer.

Tabel 1. Genotip padi yang digunakan pada penelitian

No. Hibrida yang

diuji

No. Hibrida yang

diuji

No. Varietas/Galur

Pendamping

No. Varietas/Galur

Cek

1 HY1617RA001 11 HY1617RA011 21 Inpari 33* 26 Ciherang*

2 HY1617RA002 12 HY1617RA012 22 Intani 2 27 Intani 301

3 HY1617RA003 13 HY1617RA013 21 Chandra 28 Mapan 05

4 HY1617RA004 14 HY1617RA014 23 Brang Biji 29 Sembada 989

5 HY1617RA005 15 HY1617RA015 25 SL8-SH5 30 PP 3

6 HY1617RA006 16 HY1617RA016

7 HY1617RA007 17 HY1617RA017

8 HY1617RA008 18 HY1617RA018

9 HY1617RA009 19 HY1617RA019

10 HY1617RA010 20 HY1617RA020

Keterangan:* non hibrida

Bahan yang digunakan ialah 20 genotip hibrida harapan, 5 genotip hibrida

pendamping, dan 5 genotip padi sebagai cek (Tabel 1). Pupuk organik (pupuk

kandang), pupuk anorganik (N, P, K, NPK Mutiara), pestisida dan fungisida

digunakan selama pemeliharaan tanaman.

Hibrida dengan kode depan HY yang diuji merupakan milik dan diproduksi

PT. BISI International, Tbk. Dua puluh genotip hibrida yang diuji berasal dari

beberapa persilangan tetua CMS (cytoplasmic genetic male sterile) yang meliputi 18

A, 19 A, dan 21 A dengan tetua restorer sesuai apa yang diharapkan. Hibrida-hibrida

ini diuji tahap G3. Pada tahap G3 ini hibrida-hibrida harapan dianggap sudah stabil

pada suatu lokasi tertentu sehingga perlu dilakukan pengujian terakhir dari pemuliaan

Page 28: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

12

tanaman yang meliputi uji adaptasi untuk menentukan stabilitas hasil dan

adaptabilitas pada lokasi yang bervariasi.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di 3 lokasi yang berbeda. Percobaan di setiap lokasi

disusun berdasarkan rancangan acak kelompok. Perlakuan terdiri dari 30 genotip

padi, yang terdiri dari 20 hibrida harapan, 5 varietas pendamping, dan 5 varietas cek

yang diulang 3 kali.

Plot percobaan berupa petakan dengan ukuran 6m2 Pada setiap plot terdiri dari

90 tanaman (15 baris dan 6 lajur) dengan jarak tanamn di dalam plot 25 cm x 25 cm.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persemaian

Proses persemaian dilakukan dengan cara pemilihan benih yang bermutu bagus

yang ditandai dengan benih bernas (yang tenggelam) yang artinya benih tersebut

adalah benih yang berisi dan mempunyai kotiledon yang sempurna. Kemudian benih

bernas tersebut langsung ditebar pada lahan yang sudah diolah dengan kondisi air

macak-macak. Penyemaian dilakuakan pada tanggal 07 Oktober 2016 untuk lokasi

Kediri, Tuban pada tanggal 22 Oktober 2016, dan Ponorogo pada tanggal 24

November 2016.

3.4.2 Persiapan lahan

Pengolahan tanah dilakukan dua kali agar diperoleh pelumpuran tanah yang

baik. Penaburan bahan organik secara merata pada lahan 2 minggu sebelum

dilakukan pengolahan. Kemudian tanah digenangi air terlebih dahulu untuk

melunakkan tanah supaya mudah untuk dibajak dan dicangkul. Pengolahan tanah

dengan bajak singkal (20 cm). Galengan dibersihkan dengan cangkul dan dipopok

dengan tanah agar air dan unsur hara pada petakan tidak hilang melaluli rembesan.

Setelah tanah diolah, tanah dibiarkan selama satu minggu dan digenangi air. Tanah

diolah kembali sampai melumpur dilanjutkan dengan perataan tanah sampai siap

tanam.

Page 29: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

13

3.4.3 Penanaman

Penanaman bibit muda kurang lebih dilakukan pada 21 HST. Setiap lubang

terdiri dari 1-2 bibit. Pada saat bibit ditanam, tanah dalam kondisi jenuh air.

Penanaman menggunakan sistem jajar tegel dengan jarak 25 cm x 25 cm. jajar tegel

ialah penanaman yang tanpa ada selang/jeda antara tanaman satu dengan yang

lainnya. Penyulaman dilakukan sebanyak satu kali, yaitu sekitar satu minggu setelah

tanam dengan menggunakan sisa bibit yang masih ada. Penyulaman dimaksudkan

untuk mengisi rumpun yang mati atau kurang baik pertumbuhannya, agar diperoleh

populasi tanaman yang optimum.

3.4.4 Pemupukan

Pemupukan awal N diberikan pada umur padi sebelum 14 hst ditentukan

berdasarkan tingkat kesuburan tanah. Cara pemberian pupuk N dilakukan dengan cara

disebar merata di permukaan tanah. Pemupukan dasar dilakukan ketika padi berumur

7 HST dengan dosis 15 kg. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 20-25 HST

dengan dosis 10 kg per luas petak (6m2) untuk pemupukan kedua. Dilakukan

pemupukan ketiga jika tanaman membutuhkan pupuk tambahan, pada penelitian ini

yang dilakukan pemupukan` tambahan yaitu pada lokasi Widang-Tuban.

3.4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi pengairan, pengendalian gulma, serta pengendalian

hama dan penyakit. Pengairan dilakukan dengan selang waktu 2 hari setelah

pengairan sebelumnya. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara penyiangan ketika

padi berumur 30-45 HST. Selain pemupukan juga disemprotkan pestisida untuk

menghindari serangan hama dan penyakit. Pestisida yang digunakan ialah winder,

promectin, dan trisula untuk mengendalikan hama. Pestisida centro, warior, dan recor

untuk mengendalikan penyakit. Dosis yang digunakan ialah 10-25 ml tergantung

kebutuhan tanamannya. Penyemprotan pestisida tadak dilakukan satu-stu melainkan

dengan campuran. Yang paling dominan digunakan ialah promectin dan recor. Waktu

penyemprotan dilakukan ketika dirasa tanaman membutuhkannya. Diusahakan

menggunakan prinsip PHT untuk pengendalian hama dan penyakitnya.

Page 30: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

14

3.4.6 Panen

Panen dilakukan pada saat biji pada malai telah menguning dan kondisi malai

masih segar. Tanaman padi dipotong dengan sabit 30-40 cm di atas permukaan tanah.

Tanaman yang telah dipotong ditumpukkan kemudian dirontokkan. Plastik atau terpal

digunakan sebagai alas tanaman padi yang baru dipotong dan dirontokkan. Pada

penelitian ini perontokan menggunakan mesin perontok .

3.5 Pengamatan

1. Anakan Produktif

Jumlah anakan produktif dihitung dari anakan per rumpun yang menghasilkan

malai dari beberapa rumpun sampel yang dipilih per plotnya pada saat menjelang

panen.

2. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai malai tertinggi dari masing-

masing rumpun sampel tanaman pada saat menjelang panen.

3. Umur Bunga (HSS)

Umur bunga (hari) dihitung sejak benih disemai sampai tanaman berbunga

(keluar malai) hingga 50 %.

4. Jumlah Gabah Total Per Malai (butir)

Jumlah gabah total per malai dihitung dari total gabah isi maupun gabah hampa

per malai dari masing-masing sampel malai per plotnya.

5. Jumlah Gabah Isi Per Malai (butir)

Jumlah gabah isi per malai dihitung dari total gabah isi malai dari masing-masing

rumpun sampel malai per petaknya.

6. Presentasi Gabah Isi Per Malai (%)

Persen gabah isi per malai = jumlah gabah isi permalai

jumlah gabah total per malai x 100 %

7. Kualitas Beras (rendemen beras giling % dan presentase beras kepala %)

% Rendemen beras giling: 100

𝐴 𝑥

𝐵

100 𝑥

100

𝐶 𝑥 𝐷

Keterangan:

Page 31: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

15

A: bobot gabah sebelum digiling (gr)

B ; bobot gabah setelah digiling (gr)

C: bobot gabah pecah kulit sebelum dipoles (gr)

D: bobot beras setelah dipoles

% Beras kepala: bobot beras kepala

bobot beras setelah poles x 100 %

8. Bobot 1000 Butir Gabah (gram)

Dihitung dengan cara penimbangan 1000 butir gabah yang bernas (berisi penuh)

yang telah dirontokkan diukur dengan kadar air 14 %

= 100−KA timbang

100−14 x bobot 1000 butir gabah timbang

9. Hasil (ton/ha)

Dihitung dengan cara menimbang bobot gabah per plot pada saat pasca panen,

kemudian di konversikan kedalam Ha, dengan rumus sebagai berikut:

Hasil panen (ton / Ha) (KA 14 %) =

(𝐴 𝑥 10.000)

(𝐵) 𝑥

100−𝐶

100−𝐴

1000

Keterangan:

A: bobot gabah per petak (kg)

B: luas per petak (m2)

C: kadar air saat penimbangan (%)

10. Intensitas Hama dan Penyakit (WBC, Blast)

Untuk menghitung tingkat serangan hama dan penyakit dilakukan dengan cara

mengamati seluruh petak terhadap serangan hama dan penyakit pada saat fase

vegetatif hingga fase generatif.

3.6 Analisis Data

1. Analisis Ragam per Lokasi

Analisis ragam di setiap lokasi terhadap karakter komponen hasil dan hasil

ditujukan untuntuk mendapatkan nilai ragam galat. Model rancangan yang

digunakan berdasarkan Gomes dan Gomes (1995) ialah:

Yij = µ + αi + βj + εij

Yijk = Respon perlakuan

Page 32: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

16

µ = Nilai tengah (rata-rata)

αi = Pengaruh aditif dari kelompok ke-i

βj = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-j

εij = Pengaruh galat percobaan dari kelompok ke-i perlakuan ke-j

Analisis ragam setiap lokasi ditampilkan pada Tabel 2 analisis ragam menurut

Gomes dan Gomes (1995):

Tabel 2. Analisis Ragam

Sumber Ragam Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung

Ulangan r – 1 KT Ulangan 𝐾𝑇 𝑈𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

Genotip t – 1 KT Genotip 𝐾𝑇 𝐺𝑒𝑛𝑜𝑡𝑖𝑝

𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡

Galat (r- 1) (t- 1) KT Galat

Total r.t – 1

2. Uji homogenitas ragam galat

Uji homogenitas ragam galat pada semua lokasi perlu dilakukan sebelum analisis

varians gabungan menggunakan metode Bartlett dengan prinsip uji kecocokan Chi-

Square (LeClerg et. al, 1962) sebagai berikut:

222 lnln1

iipt sfsfC

, untuk derajat bebas (k-1)

Keterangan:

k = banyaknya varians yang diuji

C = faktor koreksi =

ti ffk

11

13

11

fi = derajat bebas setiap varians yang diuji

ft = derajat bebas dari k-buah varians yang diuji

2

is = nilai varians masing-masing lingkungan

2

ps = nilai varians gabunga

Page 33: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

17

3. Analisis Ragam Gabungan

Tabel 3. Analisis Ragam Gabungan Antar Lokasi

Sumber keragaman Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung

Lokasi (E) l -1 M l 𝑀𝑙

𝑀𝑟/𝑙

Ulangan / Lokasi (r -1)l M r / l

Genotip g -1 M g 𝑀𝑔

𝑀𝑔𝑙

Interaksi (GxE) (l -1)(g -1) M gl 𝑀𝑔𝑙

𝑀𝑒

Galat l(r -1)(g -1) Me

Total r l g-1

Sumber dari: Annicchiarico (2002). Keterangan: r: ulangan, l: lokasi, g: genotip, gl: interaksi genotip

x lokasi, M: kuadrat tengah.

Analisis ragam gabungan menggunakan model genotip tetap dan lokasi acak

(Tabel 3). Berdasarkan analisis ini akan diketahui pengaruh yang disebabkan oleh

interaksi genotip lingkungan.

4. Evaluasi Penampilan Karakter Komponen Hasil dan Hasil Padi Hibrida

Evaluasi penampilan karakter komponen hasil di uji menggunakan rumus LSI:

LSI, untuk menguji rata rata genotip di masing-masing lokasi = tα √2 𝑘𝑡𝑔

𝑟

LSI, untuk menguji rata rata genotip di seluruh lokasi = tα √2 𝑘𝑡𝑔

𝑟.𝑙

Keterangan: tα: tabel 1 arah 5%, ktg: kuadrat tengah galat analisis varian gabungan, r:

ulangan, l: lokasi

5. Analisis Stabilitas Hasil dan Adaptabilitas

Menggunakan persamaan Finlay dan Wilkinson (1963), respons genotipe yang

dimodelkan:

Y= a + bX

Keterangan: a: konstanta, b: koefisien regresi

Page 34: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

18

Pada analisis stabilitas (Finlay-Wilkinsons) digunakan regresi antara varietas

dengan rataan varietas di setiap lingkungan dalam skala log (Model yij dengan `y.j).

Rata-rata hasil semua varietas pada tiap lingkungan digunakan sebagai absis, dan

hasil tiap varietas pada tiap lingkungan digunakan sebagai ordinat. Penarikan

kesimpulan kestabilan varietas adalah :

1. b = 1 : rata-rata stabilitas.

2. b >1 : peningkatan kepekaan terhadap perubahan lingkungan (lingkungan

optimal).

b <1 : peningkatan ketahanan terhadap perubahan lingkungan (lingkungan marginal).

Page 35: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

19

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keragaman Lingkungan

Pada saat penelitian suhu rata rata per bulan pada lokasi Kediri antara bulan

Oktober 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 beragam yaitu 31oC sampai dengan

33oC, lokasi Tuban pada saat penelitian mempunyai suhu rata rata per bulan antara

bulan November 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 beragam yaitu 30 oC

sampai dengan 31 oC, Pada saat penelitian di kota Ponorogo suhu rata rata per bulan

antara bulan Desember 2016 sampai dengan bulan April 2017 beragam yaitu 30 oC

sampai dengan 32 oC tertera pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Temperatur Masing-Masing Lokasi pada Saat Penelitian

Gambar 5. Grafik Curah Hujan (mm) Masing-Masing Lokasi pada Saat Penelitian

0

20

40

60

80

100

120

(oC)

Temperatur (oC)

Ponorogo

Tuban

Kediri

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

(mm)

Curah Hujan (mm)

Ponorogo

Tuban

Kediri

Page 36: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

20

Pada saat penelitian di kota Kediri curah hujan rata rata per bulan antara bulan

Oktober 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 beragam yaitu 151.09 mm sampai

dengan 229.5 mm, untuk curah hujan rata rata per bulan pada lokasi Tuban antara

bulan November 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 beragam yaitu 299.6 mm

sampai dengan 711.08 mm, lokasi Pomorogo mempunyai curah hujan rata rata per

bulan antara bulan Desember 2016 sampai dengan bulan April 2017 yang beragam

yaitu 289.9 mm sampai 504.09 mmtertera pada Gambar 5.

Kelembaban udara rata rata per bulan pada saat penelitian di kota Kediri

antara bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 beragam yaitu 69%

samapai dengan 76%, kelembaban rata rata per bulan pada loaksi Tuban antara bulan

November 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 beragam yaitu udara 68%

sampai dengan 78%, dan kelembaban udara rata rata per bulan di kota Ponorogo

antara bulan Desember 2016 sampai dengan bulan April 2017 beragam yaitu 74%

sampai dengan 81% Ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Kelembaban Udara (%) Masing-Masing Lokasi pada Saat

Penelitian

4.2 Keragaman Karakter Agronomi Hasil

Karakter agronomi hasil tanaman padi yang ditanam di Kediri terdapat

keragaman pada beberapa variabel yaitu anakan produktif, tinggi tanaman, umur

berbunga, dan hasil. Padi yang ditanam Tuban terdapat keragaman pada karakter hasil

0

50

100

150

200

250

(%)

Kelembaban Udara (%)

Ponorogo

Tuban

Kediri

Page 37: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

21

saja. Padi yang ditanam Ponorogo terdapat keragaman pada beberapa karakter yaitu

tinggi tanaman,umur berbunga, persentase gabah isi permalai, dan hasil.

Tabel 4. Analisis ragam karakter agronomi dan hasil padi hibrida di Kediri, Tuban,

dan Ponorogo

No. Karakter Kuadrat Tengah Perlakuan di Lokasi

Kediri Tuban Ponorogo

1 Anakan produktif 8.36* 3.77 2.78

2 Tinggi tanaman (cm) 116.83** 44.83 94.91**

3 Umur berbunga (hss) 36.15** 12.60 6.78**

4 Jumlah gabah total per malai 1761.33 1378.22 477.71

5 Jumlah gabah isi per malai 751.20 683.29 512.30

6 Persentase gabah isi per malai 96.31 133.96 175.14**

7 Rendemen beras giling (%) 9.99 15.85 10.61

8 Presentase beras kepala (%) 90.53 49.91 70.30

9 Bobot 1000 butir gabah (g) 2.15 6.60 2.75

10 Hasil (t/ha) 2.50** 0.79* 7.64**

Keterangan: * berbeda nyata pada uji F5%

Tabel 5. Analisis homogenitas varians galat 10 karakter padi di 3 lokasi

Kuadrat Tengah Galat

Lokasi Db

An

akan

pro

du

kti

f

Tin

gg

i ta

nam

an (

cm)

Um

ur

ber

bu

ng

a (h

ss)

Jum

lah

gab

ah t

ota

l p

er m

alai

Jum

lah

gab

ah i

si p

er m

alai

Per

sen

tase

gab

ah i

si p

er m

alai

Ren

dem

en b

eras

gil

ing

(%

)

Pre

sen

tase

ber

as k

epal

a (%

)

Bo

bo

t 1

000

bu

tir

gab

ah (

g)

Has

il (

t/h

a)

Kediri 58 4.7 10.0 0.6 1159.2 529.0 98.2 6.7 59.5 5.3 0.5

Tuban 58 2.8 48.7 7.8 1604.2 1409.6 155.4 18.8 77.1 1.7 0.5

Ponorogo 58 4.4 22.5 0.9 941.1 812.7 40.9 7.6 78.8 6.0 0.7

2(hitung) 4.0 34.2* 117.6* 4.2 13.89 23.9 19.3 1.4 23.6 2.1

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf uji 2(0.05,db), db = derajat bebas. (di perkecil, diseragamkan)

Page 38: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

22

Sebelum dilakukan analisis ragam gabungan, hasil dari data pengamatan diuji

homogenitas galatnya dengan menggunakan uji Bartlett χ2 (Chi Square) (Gomez dan

Gomez, 1995). Hasil uji Bartlett pada beberapa galat variabel umur berbunga, anakan

produktif, tinggi tanaman, bobot 1000 butir, jumlah gabah permalai, dan jumlah

gabah isi permalai, % gabah isi, % rendemen giling, dan % beras kepala ternyata

hasilnya homogen, yaitu χ2 hitung lebih kecil dari χ2 tabel sehingga untuk selanjutnya

dapat dilakukan analisis ragam gabungan. Hasil analisis homogenitas (ragam e)

menunjukkan keragaman pada beberapa variabel yaitu pada karakter tinggi tanaman

dan umur berbunga tertera pada Tabel 5.

Tabel 6. Kuadrat tengah analisis varians gabungan komponen hasil dan hasil 30

genotip padi pada 3 lokasi

Kuadrat Tengah Karakter

Sumber

ragam

Db

An

akan

pro

du

kti

f

Tin

gg

i ta

nam

an (

cm)

Um

ur

ber

bu

ng

a (h

ss)

Jum

lah

gab

ah t

ota

l p

er

mal

ai

Jum

lah

gab

ah i

si p

er

mal

ai

Per

sen

tase

gab

ah i

si p

er

mal

ai

Ren

dem

en b

eras

gil

ing

(%)

Pre

sen

tase

ber

as k

epal

a

(%)

Bo

bo

t 1

000

bu

tir

gab

ah

(g)

Has

il (

t/h

a)

Lokasi 2 104.8* 2602.5* 1160.6* 13490.4* 8828.5* 3.7* 147.4* 1488.6* 99.7 124.7*

Ulangan

/Lokasi 6 14.0 132.8 4.385 4670.5 3052.0 19.9 31.6 292.6 14.5 1.0

Genotip 29 6.1* 101.5 * 14.3 * 3347.2 * 2176.5 102.9 15.1 96.3 6.1* 1.7*

Interaksi

GE 58 4.4 21.2* 20.6* 1116.0* 929.9 65.1 1s0.7 59.7 2.7 2.6*

Galat 174 4.0 46.4 3.1 2112.4 1878.3 100.7 11.0 71.8 4.3 0.9

Total 269

KV(%) 13.5 4.4 3.0 20.3 21.1 13.5 5.1 18.6 40.1 11.4

Keterangan : * berbeda nyata pada taraf uji 2(0.05,18), db = derajat bebas.

Pada Tabel 6 menunjukkan varian gabungan komponen hasil dan hasil 30

genotip padi pada 3 lokasi. Lokasi menyebabkan keragaman pada semua karakter

yang di uji kecuali bobot 1000 butir gabah. Genotip menyebabkan keragaman pada

karakter jumlah anakan produktif dan bobot 1000 butir gabah. Pada interaksi genotip

dan lingkungan beragam pada karaker tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah gabah

total per malai dan hasil. Nilai koefisien varians beragam 3.0 sampai dengan 40.1

Page 39: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

23

yang terendah yaitu terdapat pada karakter umur berbunga, dan yang tertinggi

terdapat pada karakter bobot 1000 butir gabah (g).

4.3 Penampilan Karakter Agronomi dan Hasil

4.3.1 Jumlah Anakan Produktif

Penampilan karakter jumlah anakan produktif di Kediri beragam dari 13.11

sampai dengan 18.44 dengan rata-rata 15.58. Dari penampilan karakter anakan

produktif pada saat dibandingkan dengan cek hasilnya bervariasi yaitu tidak terdapat

galur yang anakan produktifnya lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang

yaitu 15.93, tidak ada galur yang jumlah anakan produktifnya lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas Intani 301 yaitu14.11, tidak ada galur yang jumlah

anakan produktifnya lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu

14.93, terdapat 17 galur yang hasil anakan produktifnya lebih tinggi dibandingkan

rata-rata varietas Sembada 989 yaitu 13.59, dan ada 5 galur yang yang anakan

produktifnya lebih tinggi dibandingkan varietas PP 3 yaitu 13.50 (Tabel 7).

Anakan produktif di Tuban beragam 11.67 sampai dengan 16.65 dengan rata-

rata 13.91. Dari penampilan ini tidak ada galur yang jumlah anakan produktifnya

lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 15.93, tidak terdapat galur

yang mempunyai anakan produktif lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Intani

301 yaitu 14.11, tidak ada galur yang mempunyai anakan produktif lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu14.93, HY1617RA012 dan

HY1617RA014 mempunyai anakan produktif lebih tinggi di bandingkan rata-rata

varietas Sembada 989 yaitu 13.59, HY1617RA012 dan HY1617RA014 mempunyai

anakan produktif lebih tinggi di bandingkan rata-rata varietas PP 3 yaitu 13.50.

Anakan produktif tanaman yang ditanam di Ponorogo beragam 12.22 sampai dengan

15.78 dengan rata-rata 13.62. Dari penampilan ini tidak ada galur yang mempunyai

anakan produktif lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 15.93,

HY1617RA002 mempunyai anakan produktif lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas Intani 301 yaitu 14.11, tidak ada galur yang mempunyai anakan produktif

lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu14.93, tidak terdapat galur

Page 40: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

24

yang mempunyai anakan produktif lebih tinggi di bandingkan rata-rata varietas

Sembada 989 yaitu 13.59, HY1617RA002 mempunyai anakan produktif lebih tinggi

di bandingkan rata-rata varietas PP 3 yaitu 13.50.

Tabel 7. Penampilan Jumlah Anakan Produktif 30 Genotip Padi di 3 Lokasi

No Genotip Lokasi Rata-rata Umum

Anakan Produktif Kediri Tuban Ponorogo

1 HY1617RA001 17.33de 13.33 13.33 14.67

2 HY1617RA002 15.33d 13.33 15.33be 14.67

3 HY1617RA003 14.33 15.22 12.89 14.15

4 HY1617RA004 18.00de 13.78 13.11 14.96

5 HY1617RA005 15.78d 14.33 13.11 14.41

6 HY1617RA006 14.78 13.67 12.22 13.56

7 HY1617RA007 16.11d 15.44 15.00 15.52

8 HY1617RA008 16.00d 15.33 13.22 14.85

9 HY1617RA009 18.44de 15.44 14.11 16.00

10 HY1617RA010 17.00d 14.33 13.78 15.04

11 HY1617RA011 16.78d 12.78 14.11 14.56

12 HY1617RA012 16.44d 16.11de 14.67 15.74

13 HY1617RA013 15.44d 14.78 14.56 14.93

14 HY1617RA014 15.89d 16.00de 13.33 15.07

15 HY1617RA015 16.78d 14.89 13.11 14.93

16 HY1617RA016 17.22d 13.33 13.56 14.70

17 HY1617RA017 18.11de 15.56 13.44 15.70

18 HY1617RA018 17.33de 15.22 13.78 15.44

19 HY1617RA019 17.11d 15.33 14.33 15.59

20 HY1617RA020 14.44 14.44 13.56 14.15

21 Inpari 33 18.11de 16.56de 15.56be 16.74de

22 Intani 2 13.11 13.56 14.44 13.70

23 Chandra 13.44 15.00 15.78be 14.74

24 Brang biji 13.33 14.78 13.56 13.89

25 SL 8-SHS 15.00 11.67 15.00 13.89

26 Ciherang 18.67 14.89 14.22 15.93

27 Intani 301 15.67 14.44 12.22 14.11

28 Mapan 05 16.67 14.00 14.11 14.93

29 Sembada 989 12.44 13.11 15.22 13.59

30 PP 3 14.44 13.11 12.33 13.30

Rataan Umum 15.58 13.91 13.62 14.37

LSI 5% 2.84 2.84 2.84 0.30

1 LSI 5% + Ciherang 21.51 17.73 17.07 18.77

2 LSI 5% + Intani 301 18.51 17.29 15.07 16.96

3 LSI 5% + Mapan 05 19.51 16.84 16.96 17.77

4 LSI 5% + Sembada

989 15.29 15.96 18.07 16.44

5 LSI 5% + PP 3 17.29 15.96 15.18 16.14

Keterangan: a = nyata lebih tinggi dari Ciherang berdasarkan uji LSI 5%, b = nyata lebih tinggi dari

Intani 301 berdasarkan uji LSI 5%, c = nyata lebih tinggi dari Mapan 05 berdasarkan uji

LSI 5%, d = nyata lebih tinggi dari Sembada 989 berdasarkan uji LSI 5%, e = nyata lebih

tinggi dari PP 3 berdasarkan uji LSI 5%

Page 41: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

25

4.3.2 Tinggi Tanaman

Penampilan karakter tinggi tanaman pada tiga lokasi ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Penampilan Tinggi Tanaman 30 Genotip Padi di 3 lokasi

No Genotip Tinggi Tanaman di Lokasi Rata-rata Umum Tinggi

Tanaman (cm) Kediri Tuban Ponorogo

1 HY1617RA001 118.22 121.56 112.67 117.48

2 HY1617RA002 115.00 122.22 112.33 116.52

3 HY1617RA003 124.22abc 127.78a 116.33abcd 122.78abc

4 HY1617RA004 125.22abc 118.67 110.89 118.26

5 HY1617RA005 125.67abc 121.00 114.78abcd 120.48a

6 HY1617RA006 120.78ac 125.89 116.89abcd 121.19ac

7 HY1617RA007 128.00abc 121.56 118.11abcd 122.56abc

8 HY1617RA008 127.33abc 123.11 114.22abd 121.56abc

9 HY1617RA009 123.33abc 129.11ac 122.67abcd 125.04abc

10 HY1617RA010 129.11abc 126.89a 110.00 122.00abc

11 HY1617RA011 118.78 115.33 113.33ab 115.81

12 HY1617RA012 117.78 119.44 113.89ab 117.04

13 HY1617RA013 119.67 121.67 109.22 116.85

14 HY1617RA014 119.33 122.89 112.89ab 118.37

15 HY1617RA015 109.44 117.11 110.00 112.19

16 HY1617RA016 121.00ac 119.44 119.44abcd 119.96a

17 HY1617RA017 113.33 121.89 112.00 115.74

18 HY1617RA018 112.22 119.89 111.44 114.52

19 HY1617RA019 109.89 118.89 111.67 113.48

20 HY1617RA020 110.67 113.11 110.89 111.56

21 Inpari 33 115.33 123.22 98.67 112.41

22 Intani 2 118.00 121.56 109.00 116.19

23 Chandra 131.67abcd 125.11 123.56abcde 126.78abcd

24 Brang biji 119.89 130.33abc 102.11 117.44

25 SL 8-SHS 118.11 120.22 104.56 114.30

26 Ciherang 113.00 118.89 105.22 112.37

27 Intani 301 113.56 122.11 105.22 113.63

28 Mapan 05 112.78 120.67 106.89 113.44

29 Sembada 989 122.33 124.44 106.56 117.78

30 PP 3 129.67 126.44 115.44 123.85

Rataan Umum 118.27 122.51 107.87 116.21

LSI 5% 7.58 7.58 7.58 4.37

1 LSI 5% + Ciherang 120.58 126.47 112.80 119.95

2 LSI 5% + Intani 301 121.13 129.69 112.80 121.21

3 LSI 5% + Mapan 05 120.35 128.24 114.47 121.02

4 LSI 5% + Sembada

989 129.91 132.02 114.13 125.35

5 LSI 5% + PP 3 137.24 134.02 123.02 131.43

Keterangan: a = nyata lebih tinggi dari Ciherang berdasarkan uji LSI 5%, b = nyata lebih tinggi dari

Intani 301 berdasarkan uji LSI 5%, c = nyata lebih tinggi dari Mapan 05 berdasarkan uji

LSI 5%, d = nyata lebih tinggi dari Sembada 989 berdasarkan uji LSI 5%, e = nyata lebih

tinggi dari PP 3 berdasarkan uji LSI 5%

Page 42: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

26

Penampilan karakter tinggi tanaman, tanaman padi yang ditanam di Kediri

beragam 109.44 cm hingga 128.00 cm dengan rata-rata 118.27 cm. Dari penampilan

ini terdapat 9 galur yang mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan rata-

rata varietas Ciherang yaitu 112.37 cm, terdapat 6 galur yang mempunyai tinggi

tanaman lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Intani 301 yaitu 113.63 cm,

terdapat 9 galur yang mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas Mapan 05 yaitu 113.44 cm, tidak terdapat galur yang mempunyai tinggi

tanaman lebih tinggi di bandingkan rata-rata varietas Sembada 989 yaitu 117.78 cm,

tidak terdapat galur yang mempunyai anakan produktif lebih tinggi di bandingkan

rata-rata varietas PP 3 yaitu 123.85 cm.

Tanaman padi yang ditanam di Tuban mempunyai tinggi tanaman beragam

113.11 cm sampai dengan 130.33 cm dengan rata-rata 122.51 cm. Dari penampilan

ini genotip HY1617RA003, HY1617RA009, HY1617RA010 mempunyai tinggi

tanaman lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 112.37 cm, tidak

terdapat galur yang mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas Intani 301 yaitu 113.63 cm, genotip HY1617RA009 mempunyai tinggi

tanaman lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu 113.44 cm, tidak

terdapat galur yang mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi di bandingkan rata-rata

varietas Sembada 989 yaitu 117.78 cm, tidak terdapat galur yang mempunyai anakan

produktif lebih tinggi di bandingkan rata-rata varietas PP 3 yaitu 123.85 cm. Lokasi

Ponorogo beragam 89.67 cm hingga 122.67 cm dengan rata-rata 107.87 cm. Dari

penampilan ini terdapat 10 galur yang mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 112.37 cm, terdapat 10 galur yang

mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Intani 301

yaitu 113.63 cm, terdapat 6 galur yang mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu 113.44 cm, terdapat 7 galur yang

mempunyai tinggi tanaman lebih tinggi di bandingkan rata-rata varietas Sembada

989 yaitu 117.78 cm, tidak terdapat galur yang mempunyai anakan produktif lebih

tinggi di bandingkan rata-rata varietas PP 3 yaitu 123.85 cm.

Page 43: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

27

4.3.3 Umur Berbunga

Karakter umur berbunga di Kediri yaitu 50.00 hari setelah tanam (hst) sampai

dengan 61.00 hst dengan rata-rata 56.60 hst. Dari penampilan karakter umur

berbunga pada saat dibandingkan dengan cek di Kediri genotip HY1617RA010,

HY1617RA012, HY1617RA014 mempunyai umur berbunga lebih genjah

dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 59.00 hst, ada 16 galur yang

mempunyai umur berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata varietas Intani 301

yaitu 56.89 hst, terdapat 16 galur yang mempunyai umur berbunga lebih genjah

dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu 57.67 hst, tidak ada galur yang

mempunyai umur berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata varietas Sembada

989 yaitu 61.22 hst, tidak terdapat ada galur yang mempunyai umur berbunga lebih

genjah dibandingkan PP 3 yaitu 60.00 hst (Tabel 9.).

Umur berbunga di Tuban 53.67 hst sampai dengan 61.33 hst dengan rata-rata

57.40 hst. Genotip HY1617RA010 mempunyai umur berbunga lebih genjah

dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 59.00 hst, genotip HY1617RA009,

HY1617RA010 mempunyai umur berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata

varietas Intani 301 yaitu 56.89 hst, tidak terdapat galur yang mempunyai umur

berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu 57.67 hst, tidak

ada galur yang mempunyai umur berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata

varietas Sembada 989 yaitu 61.22 hst, genotip HY1617RA010 mempunyai umur

berbunga lebih genjah dibandingkan PP 3 yaitu 60.00 hst ketika genotip tersebut

ditanam di Tuban. Umur berbunga di Ponorogo beragam 61.00 hst sampai dengan

65.00 hst dengan rata-rata 62.87 hst. Dari penampilan karakter umr berbunga pada

saat dibandingkan dengan cek di Ponorogo tidak terdapat galur yang mempunyai

umur berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 59.00 hst,

tidak terdapat galur mempunyai umur berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata

varietas Intani 301 yaitu 56.89 hst, genotip HY1617RA015, HY1617RA016,

HY1617RA019 mempunyai umur berbunga lebih genjah dibandingkan rata-rata

varietas Mapan 05 yaitu 57.67 hst, tidak ada galur yang mempunyai umur berbunga

lebih genjah dibandingkan rata-rata varietas Sembada 989 yaitu 61.22 hst, genotip

Page 44: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

28

HY1617RA015, HY1617RA016, HY1617RA019 mempunyai umur berbunga lebih

genjah dibandingkan PP 3 yaitu 60.00 hst (Tabel 9.).

Tabel 9. Penampilan Umur Berbunga 30 Genotip Padi di 3 Lokasi

No Genotip Umur Berbunga di Lokasi Rata-rata Umum

(HST) Kediri Tuban Ponorogo

1 HY1617RA001 59.00bc 56.33 64.00 59.78b

2 HY1617RA002 59.00bc 53.67 62.67 58.44

3 HY1617RA003 59.00bc 57.33 64.33 60.22bc

4 HY1617RA004 59.00bc 53.67 63.67 58.78

5 HY1617RA005 58.00bc 56.33 64.33 59.56b

6 HY1617RA006 59.00bc 57.00 63.33 59.78b

7 HY1617RA007 59.00bc 57.33 64.00 60.11bc

8 HY1617RA008 59.00bc 57.00 62.67 59.56b

9 HY1617RA009 59.00bc 58.33b 61.00 59.44b

10 HY1617RA010 61.00abc 59.67abe 61.33 60.67bc

11 HY1617RA011 58.00bc 57.33 63.00 59.44b

12 HY1617RA012 60.00abc 57.33 63.33 60.22bc

13 HY1617RA013 59.00bc 57.33 62.33 59.56b

14 HY1617RA014 60.00abc 55.33 61.67 59.00

15 HY1617RA015 57.33bc 53.67 65.00ce 58.67

16 HY1617RA016 52.33 54.67 65.00ce 57.33

17 HY1617RA017 50.00 56.33 64.67 57.00

18 HY1617RA018 51.00 53.00 64.33 56.11

19 HY1617RA019 57.00bc 55.00 65.00ce 59.00

20 HY1617RA020 53.00 55.00 64.67 57.56

21 Inpari 33 53.33 60.00abe 64.00 59.11

22 Intani 2 61.00abc 57.33 59.00 59.11

23 Chandra 59.00bc 59.00b 60.33 59.44b

24 Brang biji 59.00bc 61.33abce 61.67 60.67bc

25 SL 8-SHS 50.00 56.33 65.00ce 57.11

26 Ciherang 57.33 57.00 62.67 59.00

27 Intani 301 52.33 55.00 63.33 56.89

28 Mapan 05 52.33 58.33 62.33 57.67

29 Sembada 989 60.00 60.00 63.67 61.22

30 PP 3 61.00 56.67 62.33 60.00

Rataan Umum 56.60 57.40 62.87 58.96

LSI 5% 2.42 2.42 2.42 1.40

1 LSI 5% + Ciherang 59.75 59.42 65.09 61.42

2 LSI 5% + Intani 301 54.75 57.42 65.75 59.31

3 LSI 5% + Mapan 05 54.75 60.75 64.75 60.09

4 LSI 5% + Sembada

989 62.42 62.42 66.09 63.64

5 LSI 5% + PP 3 63.42 59.09 64.75 62.42

Keterangan: a = nyata lebih tinggi dari Ciherang berdasarkan uji LSI 5%, b = nyata lebih tinggi dari

Intani 301 berdasarkan uji LSI 5%, c = nyata lebih tinggi dari Mapan 05 berdasarkan uji

LSI 5%, d = nyata lebih tinggi dari Sembada 989 berdasarkan uji LSI 5%, e = nyata lebih

tinggi dari PP 3 berdasarkan uji LSI 5%

Page 45: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

29

4.3.4 Jumlah gabah total per malai

Tabel 10 merupakan penampilan karakter jumlah gabah total per malai yang

di tanam pada tiga lokasi.

Tabel 10. Penampilan Jumlah Gabah Total per Malai 30 Genotip Padi di 3 Lokasi

No Genotip

Jumlah Gabah Total Per Malai

di Lokasi Rata-rata Umum Jumlah

Gabah Total Per Malai Kediri Tuban Ponorogo

1 HY1617RA001 130.53 142.34 169.30 147.39

2 HY1617RA002 160.15 169.76 153.67 161.19

3 HY1617RA003 198.02a 177.82b 195.82 190.56a

4 HY1617RA004 131.58 146.72 170.12 149.47

5 HY1617RA005 172.25 123.74 170.36 155.45

6 HY1617RA006 178.29a 160.76 167.22 168.76

7 HY1617RA007 167.44 139.99 181.33 162.92

8 HY1617RA008 160.71 143.39 191.07 165.06

9 HY1617RA009 149.49 123.32 159.59 144.14

10 HY1617RA010 124.53 141.37 169.78 145.22

11 HY1617RA011 169.48 143.08 161.69 158.08

12 HY1617RA012 205.37ac 120.56 171.76 165.90

13 HY1617RA013 176.56a 147.22 169.42 164.40

14 HY1617RA014 152.04 112.36 157.59 140.66

15 HY1617RA015 173.82a 191.75ab 181.22 182.26

16 HY1617RA016 164.47 159.12 171.40 164.99

17 HY1617RA017 149.94 154.64 172.30 158.96

18 HY1617RA018 138.52 146.63 167.95 151.03

19 HY1617RA019 153.93 129.41 142.29 141.87

20 HY1617RA020 176.73a 138.40 169.17 161.43

21 Inpari 33 145.03 109.11 165.32 139.82

22 Intani 2 178.57a 153.53 177.35 169.82

23 Chandra 205.11a 152.03 176.16 177.77

24 Brang biji 215.96abc 146.72 174.00 178.89

25 SL 8-SHS 159.43 181.81b 192.30 177.85

26 Ciherang 127.79 138.40 169.17 145.12

27 Intani 301 165.34 128.95 172.69 155.66

28 Mapan 05 159.79 170.15 178.75 169.56

29 Sembada 989 215.96 190.00 165.42 190.46

30 PP 3 208.97 165.99 200.58 191.85

Rataan Umum 175.57 158.70 177.32 170.53

LSI 5% 45.43 45.43 45.43 26.23

1 LSI 5% + Ciherang 173.21 183.83 214.59 190.55

2 LSI 5% + Intani 301 210.76 174.37 218.11 201.08

3 LSI 5% + Mapan 05 205.21 215.58 224.17 214.99

4 LSI 5% + Sembada

989 261.39 235.42 210.84 235.88

5 LSI 5% + PP 3 254.40 211.41 246.01 237.27

Keterangan: a = nyata lebih tinggi dari Ciherang berdasarkan uji LSI 5%, b = nyata lebih tinggi dari

Intani 301 berdasarkan uji LSI 5%, c = nyata lebih tinggi dari Mapan 05 berdasarkan uji

LSI 5%, d = nyata lebih tinggi dari Sembada 989 berda‘sarkan uji LSI 5%, e = nyata lebih

tinggi dari PP 3 berdasarkan uji LSI 5%

Page 46: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

30

Karakter jumlah gabah total per malai di Kediri beragam 124.53 hingga

205.37 dengan rata-rata 17.79. Dari penampilan ini pada saat dibandingkan dengan

cek di Kediri genotip HY1617RA003, HY1617RA006, HY1617RA012,

HY1617RA013, HY1617RA015, HY1617RA020 mempunyai jumlah gabah total per

malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 145.12, tidak ada

galur yang mempunyai jumlah gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan rata-

rata varietas Intani 301 yaitu 155.56, HY1617RA012 mempunyai jumlah gabah total

per malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu 169.56, tidak

ada galur yang mempunyai jumlah gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan

rata-rata varietas Sembada 989 yaitu 190.46, tidak ada galur yang mempunyai jumlah

gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas PP 3 191.85. Jumlah

gabah total per malai di Tuban beragam 109.11 hingga 191.75 dengan rata-rata

138.40. Genotip HY1617RA003 mempunyai jumlah gabah total per malai lebih

tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 145.12, HY1617RA003,

HY1617RA0015 mempunyai jumlah gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan

rata-rata varietas Intani 301 yaitu 155.56, tidak terdapat galur yang mempunyai

jumlah gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05

yaitu 169.56, tidak ada galur yang mempunyai jumlah gabah total per malai lebih

tinggi dibandingkan rata-rata varietas Sembada 989 yaitu 190.46, tidak ada galur

yang mempunyai jumlah gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas PP 3 191.85. Jumlah gabah total per malai di Ponorogo beragam 142.29

hingga 195.82 dengan rata-rata 169.17. Di Ponorogo tidak terdapat galur yang

mempunyai jumlah gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas

Ciherang yaitu 145.12, tidak ada galur yang mempunyai jumlah gabah total per malai

lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Intani 301 yaitu 155.56, tidak ada galur

yang mempunyai jumlah gabah total per malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas Mapan 05 yaitu 169.56, tidak ada galur yang mempunyai jumlah gabah total

per malai lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Sembada 989 yaitu 190.46,

tidak terdapat galur yang mempunyai jumlah gabah total per malai lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas PP 3 191.85 (Tabel 10).

Page 47: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

31

4.3.5 Bobot 1000 butir gabah (g)

Karakter bobot 1000 butir gabah ditampilkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Penampilan Bobot 1000 Butir 30 Genotip Padi di 3 lokasi

No Genotip Lokasi Rata-rata Umum Bobot 1000

Burit (g) Kediri Tuban Ponorogo

1 HY1617RA001 27.47 26.56 28.51 27.52

2 HY1617RA002 27.31 25.41 27.75 26.82

3 HY1617RA003 26.61 25.68 27.09 26.46

4 HY1617RA004 27.48 25.06 28.55 27.03

5 HY1617RA005 26.13 24.80 28.52 26.48

6 HY1617RA006 26.49 26.98 27.68 27.05

7 HY1617RA007 26.98 25.78 28.43 27.06

8 HY1617RA008 27.61 26.28 28.49 27.46

9 HY1617RA009 26.39 26.34 29.52 27.42

10 HY1617RA010 27.19 27.47 28.78 27.81

11 HY1617RA011 27.18 27.67 27.73 27.53

12 HY1617RA012 27.55 27.69 28.48 27.91

13 HY1617RA013 26.67 26.11 26.57 26.45

14 HY1617RA014 27.54 26.20 29.48 27.74

15 HY1617RA015 26.54 25.29 27.52 26.45

16 HY1617RA016 27.82 26.32 27.75 27.30

17 HY1617RA017 25.33 25.74 27.07 26.05

18 HY1617RA018 26.19 25.49 27.27 26.32

19 HY1617RA019 27.74 26.09 29.59 27.81

20 HY1617RA020 28.97 26.55 29.25 28.26

21 Inpari 33 25.65 29.56abcde 27.94 27.72

22 Intani 2 27.14 25.12 28.21 26.82

23 Chandra 25.66 20.02 26.33 24.01

24 Brang biji 26.95 25.29 26.84 26.36

25 SL 8-SHS 28.54 26.19 29.54 28.09

26 Ciherang 26.79 26.20 29.09 27.36

27 Intani 301 28.19 26.29 28.37 27.62

28 Mapan 05 27.67 25.83 26.98 26.83

29 Sembada 989 27.25 26.49 26.77 26.84

30 PP 3 28.06 25.42 28.95 27.48

Rataan Umum 27.59 26.04 28.03 27.22

LSI 5% 2.97 2.97 2.97 0.31

1 LSI 5% + Ciherang 29.76 29.16 32.05 30.33

2 LSI 5% + Intani 301 31.16 29.25 31.34 30.58

3 LSI 5% + Mapan 05 30.64 28.79 29.95 29.79

4 LSI 5% + Sembada

989 30.22 29.45 29.74 29.80

5 LSI 5% + PP 3 31.02 28.39 31.92 30.44

Keterangan: a = nyata lebih tinggi dari Ciherang berdasarkan uji LSI 5%, b = nyata lebih tinggi dari

Intani 301 berdasarkan uji LSI 5%, c = nyata lebih tinggi dari Mapan 05 berdasarkan uji

LSI 5%, d = nyata lebih tinggi dari Sembada 989 berdasarkan uji LSI 5%, e = nyata lebih

tinggi dari PP 3 berdasarkan uji LSI 5%

Page 48: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

32

Karakter bobot 1000 butir gabah di Kediri beragam 25.33 g sampai dengan

28.97 g dengan rata-rata 27.59 g. Dari penampilan ini pada saat dibandingkan dengan

cek pada lokasi Kediri tidak terdapat galur yang mempunyai bobot 1000 butir gabah

lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 27.36 g, verietas Intani

301 yaitu 27.62 g, varietas Mapan 05 yaitu 26.83 g, varietas Sembada 989 yaitu 26.84

g, dan varietas PP 3 yaitu 27.48 g. Bobot 1000 butir gabah di Tuban beragam 20.02 g

sampai dengan 29.56 g dengan rata-rata rata-rata 26.04 g. Dari penampilan ini pada

saat dibandingkan dengan cek pada lokasi Kediri tidak terdapat galur yang

mempunyai bobot 1000 butir gabah lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas

Ciherang yaitu 27.36 g, verietas Intani 301 yaitu 27.62, varietas Mapan 05 yaitu

26.83 g, varietas Sembada 989 yaitu 26.84 g, dan varietas PP 3 yaitu 27.48 g. Bobot

1000 butir gabah di Ponorogo beragam 26.33 g sampai dengan 29.89 g dengan rata-

rata rata-rata 28,03 g. Dari penampilan ini pada saat dibandingkan dengan cek pada

lokasi Kediri tidak terdapat galur yang mempunyai bobot 1000 butir gabah lebih

tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 27.36 g, verietas Intani 301

yaitu 27.62, varietas Mapan 05 yaitu 26.83 g, varietas Sembada 989 yaitu 26.84 g,

dan varietas PP 3 yaitu 27.48 g.

4.3.6 Hasil (t/ha)

Tabel 12. Merupakan penampilan karekter hasil. Karakter hasil di Kediri

beragam 5.93 t/ha sampai dengan 8.61 t/ha dengan rata-rata 6.18 t/ha. Dari

penampilan karakter hasil pada saat dibandingkan dengan cek di Kediri genotip

HY1617RA0015 dan HY1617RA0029 mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan

rata-rata varietas Ciherang yaitu 6.22 t/ha, HY1617RA0015 mempunyai hasil lebih

tinggi dibandingkan rata-rata varietas Intani 301 yaitu 6.07 t/ha, 18 galur yang yang

mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu 6.00,

semua galur yang mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas

Sembada 989 yaitu 5.41 t/ha, dan 10 galur yang yang mempunyai hasil lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas PP 3 yaitu 4.94 t/ha.

Page 49: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

33

Tabel 12. Penampilan Hasil (t/ha) 30 Genotip Padi di 3 lokasi

No Genotip Hasil di Lokasi

Rata-rata Umum Hasil (ton/ha) Kediri Tuban Ponorogo

1 HY1617RA001 7.57cde 5.08e 8.62abde 7.09cde

2 HY1617RA002 6.53cd 5.36e 8.59abde 6.82de

3 HY1617RA003 6.63cd 5.64e 8.53abde 6.93de

4 HY1617RA004 7.13cde 4.80 8.52abde 6.82de

5 HY1617RA005 7.09cde 5.08e 8.24abde 6.80de

6 HY1617RA006 6.45cd 4.78 9.27abcde 6.83de

7 HY1617RA007 6.94cd 4.43 9.08abcde 6.81de

8 HY1617RA008 6.85cd 4.56 8.56abde 6.66de

9 HY1617RA009 6.43d 4.88 9.05abcde 6.79de

10 HY1617RA010 7.00cd 5.89ae 9.59abcde 7.49abcde

11 HY1617RA011 6.71cd 5.28e 9.07abcde 7.02de

12 HY1617RA012 7.10cde 5.53e 9.51abcde 7.38abcde

13 HY1617RA013 6.70cd 5.32e 8.28abde 6.77de

14 HY1617RA014 7.52cde 5.86ae 9.67abcde 7.68abcde

15 HY1617RA015 8.61abcde 4.89 8.12bde 7.21bcde

16 HY1617RA016 7.24cde 4.86 9.33abcde 7.14bcde

17 HY1617RA017 7.27cde 4.73 9.39abcde 7.13bcde

18 HY1617RA018 6.29d 4.64 9.12abcde 6.68de

19 HY1617RA019 8.47acde 4.39 9.67abcde 7.51abcde

20 HY1617RA020 7.77cde 5.17e 9.65abcde 7.53abcde

21 Inpari 33 6.38d 5.51e 6.35e 6.08e

22 Intani 2 5.93 5.57e 6.80de 6.10e

23 Chandra 5.69 4.17 6.79de 5.55

24 Brang biji 5.43 4.54 4.09 4.69

25 SL 8-SHS 4.55 4.16 5.57 4.76

26 Ciherang 6.76 4.71 7.19 6.22

27 Intani 301 7.55 4.87 5.80 6.07

28 Mapan 05 5.39 4.90 7.72 6.00

29 Sembada 989 5.18 5.70 5.35 5.41

30 PP 3 6.00 3.94 4.89 4.94

Rataan Umum 6.18 4.82 6.19 5.73

LSI 5% 1.04 1.04 1.04 0.60

1 LSI 5% + Ciherang 7.80 5.76 8.23 7.26

2 LSI 5% + Intani 301 8.59 5.91 6.84 7.12

3 LSI 5% + Mapan 05 6.43 5.94 8.76 7.04

4 LSI 5% + Sembada

989 6.22 6.74 6.39 6.45

5 LSI 5% + PP 3 7.05 4.98 5.93 5.99

Keterangan: a = nyata lebih tinggi dari Ciherang berdasarkan uji LSI 5%, b = nyata lebih tinggi dari

Intani 301 berdasarkan uji LSI 5%, c = nyata lebih tinggi dari Mapan 05 berdasarkan uji

LSI 5%, d = nyata lebih tinggi dari Sembada 989 berdasarkan uji LSI 5%, e = nyata lebih

tinggi dari PP 3 berdasarkan uji LSI 5%

Karakter hasil di Tuban beragam 4.43 t/ha sampai dengan 6.10 t/ha dengan

rata-rata 4.82 t/ha. Dari penampilan karakter hasil pada saat dibandingkan dengan cek

di Tuban genotip HY1617RA0010 dan HY1617RA0014 mempunyai hasil lebih

tinggi dibandingkan rata-rata varietas Ciherang yaitu 6.22 t/ha, tidak terdapat

Page 50: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

34

mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Intani 301 yaitu 6.07

t/ha, tidak terdapat yang yang mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas Mapan 05 yaitu 6.00 t/ha, semua galur yang mempunyai hasil lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas Sembada 989 yaitu 5.41 t/ha, dan 10 galur yang yang

mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas PP 3 yaitu 4.94 t/ha.

Karakter hasil di Ponorogo beragam 6.00 sampai dengan 9.67 t/ha dengan rata-rata

6.19 t/ha. Dari penampilan karakter hasil pada saat dibandingkan dengan cek di

Ponorogo terdapat 19 galur yang mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas Ciherang yaitu 6.22, t/ha 20 galur yang di uji mempunyai hasil lebih tinggi

dibandingkan rata-rata varietas Intani 301 yaitu 6.07 t/ha, 12 galur yang yang

mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas Mapan 05 yaitu 6.00

t/ha, semua galur yang yang mempunyai hasil lebih tinggi dibandingkan rata-rata

varietas Sembada 989 yaitu 5.41 t/ha, 20 galur yang di uji mempunyai hasil lebih

tinggi dibandingkan rata-rata varietas PP 3 yaitu 4.94 (Tabel 12.).

4.4 Stabilitas Hasil dan Adaptasi

Sebelum dilakukan analisis ragam gabungan, hasil dari data pengamatan diuji

homogenitas galatnya dengan menggunakan uji Bartlett χ2 (Chi Square) (Gomez dan

Gomez, 1995). Hasil uji Bartlett pada beberapa galat variabel umur berbunga, anakan

produktif, tinggi tanaman, bobot 1000 butir, jumlah gabah permalai, dan jumlah

gabah isi permalai, % babah isi, % rendemen ggiling, dan % beras kepala ternyata

hasilnya homogen, yaitu χ2 hitung lebih kecil dari χ2 tabel sehingga untuk selanjutnya

dapat dilakukan analisis ragam gabungan.

Pada Tabel 13 menunjukkan stabilitas dan adaptabilitas 30 genotip padi yang

di uji di bandingkan dengan 5 varietas pembanding, dan 5 varietas pendamping.

Terdapat 13 galur yang stabil genotip HY1617RA004, HY1617RA005,

HY1617RA007, HY1617RA008, HY1617RA016, HY1617RA017, HY1617RA020

adaptif pada lingkungan yang optimal. Walau demikian hanya genotip-genotip yang

mempunyai penampilan di atas rata-rata umum yang terseleksi sebagai genotip

unggul.

Page 51: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

35

Tabel 13. Penampilan dan parameter stabilitas hasil padi di 3 lokasi

No. Genotip Rentang Rata-rata

(t/ha))

Parameter Ketetangan

(t/ha) B Se(b) Kestabilan

1 HY1617RA001 5.1 - 8.6 7.1 1.18 0.18 Stabil

2 HY1617RA002 5.4 - 8.6 6.8 1.04 0.25 Stabil

3 HY1617RA003 5.6 - 8.5 6.9 0.93 0.25 Stabil

4 HY1617RA004 4.8 - 8.5 6.8 1.23 0.08 * Lingkungan Produktif

5 HY1617RA005 5.1 - 8.2 6.8 1.05 0.08 * lingkungan Produktif

6 HY1617RA006 4.8 - 9.3 6.8 1.45 0.34 Stabil

7 HY1617RA007 4.4 - 9.1 6.8 1.52 0.05 * lingkungan produktif

8 HY1617RA008 4.6 - 8.6 6.7 1.32 0.003 * lingkungan produktif

9 HY1617RA009 4.9 - 9.1 6.8 1.35 0.31 Stabil

10 HY1617RA010 5.9 - 9.6 7.5 1.19 0.38 Stabil

11 HY1617RA011 5.3 - 9.1 7.0 1.23 0.28 Stabil

12 HY1617RA012 5.5 - 9.5 7.4 1.29 0.26 Stabil

13 HY1617RA013 5.3 - 8.3 6.8 0.96 0.12 Stabil

14 HY1617RA014 5.9 - 9.7 7.7 1.24 0.19 Stabil

15 HY1617RA015 4.9 - 8.6 7.2 1.12 0.71 Stabil

16 HY1617RA016 4.9 - 9.3 7.1 1.46 0.063 * lingkungan produktif

17 HY1617RA017 4.7 - 9.4 7.1 1.53 0.04 * lingkungan produktif

18 HY1617RA018 4.6 - 9.1 6.7 1.45 0.34 Stabil

19 HY1617RA019 4.4 - 9.7 7.5 1.77 0.41 Stabil

20 HY1617RA020 5.2 - 9.7 7.5 1.48 0.02 * lingkungan produktif

21 Inpari 33 5.5 - 6.4 6.1 0.29 0.15 Stabil

22 Intani 2 5.6 - 6.8 6.1 0.40 0.13 Stabil

23 Chandra 4.2 - 6.8 5.5 0.87 0.01 * lingkungan marginal

24 Brang biji 4.1 - 5.4 4.7 -0.11 0.43 Stabil

25 SL 8-SHS 4.2 - 5.6 4.8 0.45 0.16 Stabil

26 Ciherang 4.7 - 7.2 6.2 0.83 0.24 Stabil

27 Intani 301 4.9 - 7.6 6.1 0.37 0.81 Stabil

28 Mapan 05 4.9 - 7.7 6.0 0.89 0.42 Stabil

29 Sembada 989 5.2 - 5.7 5.4 -0.12 0.12 Stabil

30 PP 3 3.9 – 6 4.9 0.36 0.58 Stabil

Keterangan: bi = koefisien regresi; SDi = simpangan regresi; ri = nilai korelasi. Nilai bi ‘*’ dan >1 =

adaptif pada kondisi lingkungan optimal; Nilai bi ‘tn’ = stabilitas dan adaptabilitas sangat baik

disemua kondisi lingkungan; Nilai bi ‘*’ dan <1 = adaptif pada kondisi lingkungan marginal.

4.5 Keragaman Hama dan Penyakit

4.5.1 Intensitas Serangan Hama (WBC) dan Penyakit (Kresek)

Dari data hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar dari 20 galur

yang di uji memiliki ketahanan yang kuat terhadap serangan hama wereng batanng

coklat (Nilapavarta lugens). Di Kediri terdapat 1 galur yang rentan terhadap serangan

hama wereng batanng coklat yakni HY1617RA012. Di Ponorogo terdapat 1 galur

Page 52: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

36

yang rentan terhadap serangan hama wereng batanng coklat yakni HY1617RA012. Di

Tuban terdapat 3 galur yang rentan terhadap serangan wereng batanng coklat yaitu

HY1617RA005, HY1617RA006, HY1617RA019. Data pengamatan penyakit

menunjukkan bahwa sebagian besar dari 20 galur yang di uji memiliki ketahanan

terhadap serangan penyakit Blast (penyakit kresek). Serangan tersebut tidak

menyebabkan penurunan hasil yang signifikan terhadap galur yang di tanam. Hampir

setiap lokasi sama intensitas penyerangannya. Data pengamatan intersitas serangan

hama dan penyakit tertera pada Lampiran 3.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Keragaman Interaksi Genotip x Lingkungan yang Mempengaruhi

Penampilan komponen Hasil Padi Pibrida

Lokasi penelitian memberikan hasil panen rata-rata yang beragam pada lokasi

Kediri beberapa galur yang di uji mempunyai hasil yang lebih tinggi dibandingkan

varietas Mapan 05, Sembada 989, dan PP3. Ada beberapa galur yang ditanam di

Tuban mempunyai hasil yang lebih tinggi dibandingkan varietas PP 3. Ada beberapa

galur yang ditanam di Ponorogo mempunyai hasil yang lebih tinggi varietas

Ciherang, Intani 301, Mapan 03, Sembada 989, danPP 3, dan indeks lingkungannya

positif. Hasil panen rata-rata yang tinggi menunjukkan bahwa adaptabilitas suatu

galur tinggi dan lingkungan tersebut sangat mendukung dan baik untuk pertumbuhan

padi. Indeks lingkungan positif dapat juga diartikan lingkungan memberikan

kontribusi optimal terhadap rata-rata hasil tinggi. Lokasi dengan indeks lingkungan

rendah, akan memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil yang rendah (Harsanti et

al., 2003). Hasil bulir (gabah) merupakan suatu kesatuan dari gabungan komponen

hasil. Galur berbeda pada semua rerata komponen hasil, yang artinya bahwa setiap

galur mempunyai potensi yang berbeda dalam penampilan yinggi tanaman, umur

berbunga, jumlah anakan produktif, bobot 1000 butir, jumlah gabah permalai, dan

jumlah gabah isi permalai yang nantinya akan mempengaruhi rerata hasil produksi

dari tanaman itu sendiri. Lingkungan yang berbeda pada semua komponen hasil,

berarti lingkungan tersebut memberikan pengaruh yang nyata terhadap penampilan

Page 53: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

37

komponen hasil. Lingkungan yang berbeda nyata memberikan informasi bahwa

komponen hasil berbeda-beda pada ketiga lingkungan yang telah di uji. Dari hasil

pada Tabel 5 mengenai uji homogenitas menggunakan persamaan chi-square hasil

yang berbeda nyata pada taraf 5% ialah tinggi tanaman, umur berbunga.

Tinggi tanaman juga mempengaruhi hasil produksi dari tanaman, jika tanaman

terlalu tinggi dan batangnya kurang kokoh maka tanaman tersebut akan rebah dan

mengakhibatkan turunnya hasil. Karena tanaman yang rebah biasanya tidak bisa

melakukan proses fotosintesis secara maksimal, sehingga berpengaruh pada pengisian

bulir. Semakin tanaman itu rebah maka semakin banyak pula bulir yang terisi penuh

dan bisa jadi gabah hampa. Penentuan umur panen didasarkan pada umur berbunga

dan warna tajuk serta warna gabah yang kekunung-kuningan. Pemanenan hasil padi

dengan tujuan dikonsumsi dan hasil padi dengan tujuan sebagai produksi benih

memiliki kriteria dan umur panen yang berbeda. Kriteria umur tanaman yang siap

dipanen untuk dikonsumsi biasanya dilakukan ketika stadium masak kuning

sedangkan untuk tujuan poduksi benih pada pemanenan dilakukan pada fase masak

penuh sehingga fase hidupnya hasil padi produksi benih biasanya lebih lama

dibandingkan dengan hasil padi konsumsi. Fase masak kuning dicirikan dengan

tanaman yang sudah menguning baik daun maupun gabahnya, gabah sudah keras

akan tetapi masih bisa dipatahkan dengan kuku jari tangan (Bimas, 1983).

Sumber keragaman genotip yang berbeda sehingga menunjukkan adanya

perbedaan potensi anakan produktif dan bobot 1000 butir diantara genotip yang di uji.

Hal tersebut membuktikan bahwa lingkungan memberikan pengaruh pada

penampilan karakter-karakter diatas. Interaksi genotip dengan lingkungan berbeda,

dapat diartikan bahwa penampilan tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah gabah

total permalai, dan hasil disebabkan adanya perbedaan tanggap suatu genotip

terhadap lingkungan dimana ia di tanam. Perbedaan responsif genotip terhadap

lingkungannya, akan membuat tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah gabah total

permalai, dan hasil suatu kultivar belum tentu sama jika ditanam pada lokasi yang

berbeda. Interaksi genotipe dengan lingkungan dapat diartikan bahwa, suatu genotipe

memberikan responsif yang tidak sama pada lingkungan yang berbeda (Totok, 2007).

Page 54: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

38

Interaksi antara genotip dan lingkungan yang berbeda menunjukkan bahwa adanya

kombinasi antara genotip dengan lingkungan dalam penampilan komponen hasilnya.

Komponen hasil padi merupakan karakter kuantitatif yang dapat dihitung secara

sistematis, dan dapat diukur dengan menggunakan satuan tertentu. Karakter

kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen dan merupakan hasil akhir dari suatu proses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri (Nasir, 2001).

Penyerapan sinar matahari berpengaruh terhadap rerata hasil produksi.

Terbukti bahwa penanaman pada lokasi Tuban menunjukkan rerata hasil yang sangat

rendah bahkan jauh dibawah kelima varietas pembanding, dikarenakan pada lokasi

tuban terdapat naungan sehingga pertumbuhan serta perkembangannya kurang

optimal. Tanaman naungan menaungi paling parah pada ulangan 3. Karena pada

ulangan 3 penyerapan cahaya tidak maksimal sehingga pertumbuhannya juga

terhambat dikarenakan fotosintesis tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut sangat

berpengaruh terhadap jumlah ankakan produktif dan jumlah gabah isi yang dihasilkan

permalai. Fotosintesis akan menghasilkan asimilat yang nantinya akan terakumulasi

menjadi berat kering tanaman. Berat kering merupakan bagian dari efisiensi

penyerapan dan pemanfaatan sinar matahari yang tersedia selama musim penanaman.

Jika berat kering meningkat menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi penyerapan

dan pemanfaatan radiasi matahari oleh tajuk secara maksimal, sehingga asimilat yang

dihasilkan juga akan meningkat (Gardner et al., 1991). Cahaya matahari secara

keseluruhan mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil tanaman. Menurut

Joseph (2002), tanaman yang ternaungi proses pertumbuhannya akan terhambat yang

nantinya akan berpengaruh pada tinggi tanaman serta anakan produktif, bahkan malai

tidak akan terisi penuh sampai tidak dapat membentuk buah sehingga produksinya

cenderung menurun.

Karakter anakan produktif menunjukkan bahwa genotip berbeda nyata. Hal

tersebut disebabkan oleh pengaruh agroklimat (curah hujan dan kelembaban) dari

ketiga lokasi uji yang berbeda. Jika suhu udara terlalu dingin maka masa vegetatifnya

akan semakin panjang dan menimbulkan perbanyakan anakan semakin banyak. Jika

jumlah anakan terlalu banyak maka tanaman tidak bisa secara optimal melanjutkan

Page 55: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

39

vase hidupnya dan pembentukan bulir akan terhambat. Jika masa vegetatif tanaman

terlalu panjang maka hal tersebut akan berpengaruh pada umur panen yang semakin

panjang. Fagi dan Irsal (1988) menyatakan bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan

padi adalah 25oC sampai 33oC, sedangkan suhu tinggi diperlukan dalam

pembentukan anakan. Menurut Rachmawati et al. (2014), jumlah anakan berkorelasi

positif dengan hasil, dengan adanya peningkatan jumlah anakan akan cenderung

diikuti dengan penambahan hasil gabah per rumpun. Jumlah anakan produktif

sebaiknya seimbang dengan jumlah anakan vegetatif (Dewi et al., 2009).

Tinggi tanaman merupakan komponen yang tidak kalah penting dengan

variabel lainnya. Pada hasil menunjukkan bahwa interaksi genotip dan lingkungan

berbeda nyata. Tinggi tanaman juga mempengaruhi hasil produksi dari tanaman, jika

tanaman terlalu tinggi dan batangnya kurang kokoh maka akan rebah dan

mengakhibatkan turunnya hasil. Karena tanaman yang rebah biasanya tidak bisa

melakukan proses fotosintesis secara maksimal, sehingga berpengaruh pada pengisian

gabah. Semakin tanaman itu rebah maka semakin banyak pula gabah yang tidak terisi

penuh jadi gabah hampa.

Secara umum penampilan umur panen dipengaruhi oleh umur berbunga, jika

semakin cepat tanaman itu berbunga maka semakin cepat pula panennya, begitu pula

sebaliknya. Umur berbunga menunjukkan bahwa setiap varietas memberikan

responif yang berbeda terhadap lingkungan tumbuhnya. Penampilan suatu fenotipik

yang berbeda pada setiap lokasi menunjukkan bahwa adanya interaksi antara genotip

dan lingkungan (Mangundidjodjo, 2000). Penentuan umur panen didasarkan pada

umur berbunga dan warna tajuk serta warna gabah yang kekunung-kuningan. Fase

masak kuning dicirikan dengan tanaman yang sudah menguning baik daun maupun

gabahnya, gabah sudah keras akan tetapi masih bisa dipatahkan dengan kuku jari

tangan (Bimas, 1983). Yoshida (1981) menyatakan bahwa tanaman padi dengan umur

dalam, merupakan bentuk adaptasi tanaman tersebut terhadap lingkungan yang

kurang subur. Pemindahan tanaman (Transplanting) juga menentukan dangkal dan

dalamnya umur berbunga yang nantinya akan berpengaruh pada umur panen. Selain

itu agroklimat juga berperan penting dalam menentukan umur panen. Dimana

Page 56: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

40

agroklimat yang dimaksudkan disini ialah suhu, lama penyinaran (intensitas cahaya

matahari), serta kelembaban. Fagi dan Irsal (1988) menyatakan bahwa tingkat

kematangan bulir padi ditentukan oleh lama penyinaran yang diterima oleh tanaman

tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa umur padi akan semakin genjah dengan

semakin tingginya suhu udara di lokasi sekitar. Faktor suhu sangat erat kaitannya

dengan lama penyinaran. Lama penyinaran rata-rata di ketiga lokasi dimana

dilakukan penelitian 10-11 jam per hari. Suhu udara yang tinggi dan lama penyinaran

yang lama dapat mempercepat vase pertumbuhan dan proses kamatangan gabah dan

daun. Menurut Yoshida (1981) snescence (menguningnya) daun terjadi akibat

translokasi karbohidrat dan protein dari daun ke bulir terjadi lebih cepat, kemudian

dikaitkan dengan pengisian bulir juga lebih cepat sehingga kematangan juga lebih

cepat. Lingkungan tumbuh suatu individu dapat memberikan kontribusi terhadap

penampilan individu tersebut sesuai dengan potensi lingkungan tumbuh. Nilai potensi

suatu lingkungan dapat didasarkan pada indeks lingkungannya. Indeks lingkungan

bernilai negatif pada umur panen, berarti lingkungan tanam tersebut mendukung

suatu genotip untuk panen cepat.

Jumlah gabah total dipengaruhi oleh interaksi genotip dan lingkungan. Indeks

lingkungan negatif menunjukkan bahwa lingkungan kurang mendukung dalam

pertumbuhan padi (Harsanti et al., 2003). Menurut Yoshida (1981) kekurangan air

dan suhu tinggi (40oC), pada tanaman padi akan menurunkan jumlah gabah,

persentase gabah isi, dan bobot bulir. Menurut Susanto et al. (2003) tingginya gabah

hampa disebabkan kondisi lingkungan yang kurang mendukung dari segi penyediaan

air dan kemampuan tanaman menyerap sinar matahari yang nantinya akan di gunakan

sebagai bahan utama fotosintesis. Pada hasil penelitian persentase gabah isi,

rendemen beras giling tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara lokasi yang

satu dengan yang lainnya. Sejalan dengan pendapat Abdullah et al. (2008) yang

menyatakan bahwa persen gabah hampa sebagai gambaran seberapa besar gabah

yang tidak terisi penuh.

Yoshida (1981) mendefinisikan hasil padi adalah gabah pada kandungan air

14 persen. Gabah merupakan organ tanaman yang ditujukan sebagai alat

Page 57: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

41

perkembangbiakan secara generatif. Gabah terbentuk setelah terjadi penyerbukan

yang dilanjutkan pembuahan. Menurut Damardjati (1988) gabah berisi cadangan

makanan, sebagian besar terdiri dari karbohidrat dan protein yang akan digunakan

untuk siklus hidup berikutnya. Persentase beras kepala sangat dipengaruhi oleh kadar

air dimana saat gabah tersebut di giling. Kadar air yang baik untuk proses

penggilingan yaitu di antara 12-14 %. Pada hasil penelitian presentase beras kepala

tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara lokasi yang satu dengan yang

lainnya. Menurut Yoshida (1981) kekurangan air pada tanaman padi akan

menurunkan komponen hasil. Jika ketersediaan nitrisi dan air yang dibutuhkan

tanaman tercukupi maka tanaman akan berkembang biak dan mampu tumbuh secara

optimal. Jika pertumbuhannya optimal maka sejalan dengan hasilnya yang juga akan

meningkat. Karena jika pertumbuhannya optimal maka pengisian bulir akan terjadi

secara sempurna sehingga tidak banyak bilur yang hampa. Pengisian bilur secara

penuh berdampak positif pada bobot 1000 butir, karena semakin penuh pengisian

bulirnya maka bulir juga semakin berat.

Bedasarkan analisis ragam gabungan pada Tabel 6, Genotip, lingkungan dan

interaksi genotip dan lingkungan berbeda. Produksi gabah merupakan suatu

penampilan fenotipik yang dipengaruhi oleh faktor genotip, lingkungan dan interaksi

genotip lingkungan (Allard, 1960). Sumber keragaman genotip menunjukan

perbedaan pada analisis ragam hasil padi dan dapat diartikan bahwa setiap galur yang

dikaji mempunyai perbedaan potensi hasil.

Interaksi antara Genatip dan lingkungan menunjukkan perbedaan pada analisis

sidik ragam gabungan. Perbedaan pada interaksi genotip dengan lingkungan, berarti

setiap genotip yang dibahas memberikan responsif yang positif terhadap hasil yang

berbeda pada setiap lokasi yang di uji. Interaksi genotip dan lingkungan digunakan

untuk mengetahui tingkat responsifitas suatu genotip pada penanaman di berbagai

lingkungan yang berbeda. Interaksi genotip dan lingkungan juga dapat digunakan

untuk mengetahui bagaiman galur yang dapat tumbuh dengan baik di satu lokasi

tertentu dan mampu beadaptasi dengan baik.

Page 58: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

42

4.6.2 Stabilitas dan Adaptabilitas

Interaksi antara genotip dan lingkungan menjadi menjadi salah satu kendala

dalam pelaksanaan pemuliaan tanaman. Interaksi antara genotip dan lingkungan

membuat tanaman hasil dari pemuliaan bisa jadi kurang stabil bahkan tidak stabil,

karena adanya perbedaan akan penampilan setiap genotip berdasarkan kondisi

lingkungan dimana tempat tumbuhnya tanaman tersebut (Harsanti et al., 2003). Oleh

karena itu, perlu dilakukannya uji daya hasil stabilitas serta adaptabilitasnya jika

ditanam pada lokasi yang berbeda. Stabilitas hasil menjadi salah satu kriteria suatu

genotip agar dapat dibudidayakan secara luas. Pendugaan nilai stabilitas hasil dan

rerata hasil 20 galur unggul padi yang yang di uji pada tiga lokasi terdapat 13 galur

yang stabil dan 7 galur yang adaptif pada lingkungan yang optimal.

Perbedaan interaksi genotip dengan lingkungan pada analisis ragam gabungan

karakter, tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah gabah total permalai, dan hasil

menjadi dasar dalam melakukan analisis stabilitas. Karena kestabilan suatu tanaman

beradaptasi pada lokasi yang berbeda bisa dilihat dari rerata produksi hasil yang di

pengaruhi oleh beberapa karakter tersebut. Hasil analisis stabilitas rerata hasil

produksi yang dipengaruhi oleh beberapa karakter diatas dengan menggunakan

metode (Finlay dan Wilkinson) disajikan pada Tabel 17. Terdapat 13 galur yang

memenuhi kriteria stabil pada rerata hasil produksi yang dipengaruhi oleh karakter

tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah gabah total permalai, dan hasil yaitu

HY1617RA001, HY1617RA002, HY1617RA003, HY1617RA006, HY1617RA009,

HY1617RA010, HY1617RA011, HY1617RA012, HY1617RA013, HY1617RA014,

HY1617RA015, HY1617RA018, HY1617RA019, dan 7 galur yang adaptif di

lingkungan yang optimal yaitu HY1617RA004, HY1617RA005, HY1617RA007,

HY1617RA008, HY1617RA016, HY1617RA017, HY1617RA020.

Koefisien regresi yang tidak berbeda dengan 1 menunjukkan bahwa suatu

galur yang memiliki nilai bi ‘tn’ (tidak samadengan 1) yang artinya galur tersebut

stabilitas dan adaptabilitas sangat baik disemua kondisi lingkungan. Sejalan dengan

pendapat (Findlay dan Wilkinson,1963) apabila nilai bi ‘*’ dan >1= adaptif pada

kondisi lingkungan optimal; nilai bi ‘tn’ = stabilitas dan adaptabilitas sangat baik

Page 59: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

43

disemua kondisi lingkungan; nilai bi ‘*’ dan <1 = adaptif pada kondisi lingkungan

marginal. genotip stabil dan rerata hasilnya lebih tinggi dari rerata umum dapat

dikategorikan sebagai ganotipe ideal (Ambarwati dan Yudono, 2003).

Menurut Harsanti et al. (2003) genotip dengan nilai koefisien regresi lebih

besar dari 1 maka akan beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang subur, dan bila

koefisien regresi kurang dari 1 maka beradaptasi baik pada lingkungan yang tidak

subur. Nilai KK (koefisien keragaman) di tunjukkan pada tabel 5. Nilai koefisien

keragaman seperti yang di tunjukkan pada tabel diatas merupakan gambaran dari

seberapa besar pengaruh berbagai karakter yang diamati terhadap hasil. Nilai

koefisien keragaman yang sangat berpengaruh pada hasil ialah dari beberapa karakter

yaitu anakan produktif, umur berbunga, jumlah gabah permalai, dan % gabah isi.

Nilai KK yang berkisar antara 7-15 menunjukkan bahwa galur tersebut stabil

adatabilitasnya terhadap lingkungan yang berbeda. Sudimantara et al. (2013)

menjelaskan penentuan luas sempitnya variasi genetik suatu karakter yaitu karakter

yang mempunyai koefisien keragaman genetik relatif rendah dan sedang digolongkan

sebagai karakter yang bervariabilitas sempit, koefisien keragaman genetik yang tinggi

dan sangat tinggi digolongkan sebagai karakter yang bervariabilitas luas. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa koefisien keragaman genetik termasuk dalam kategori

rendah untuk semua karakter yang diamati.

4.6.3 Intensitas Serangan Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit merupakan salah satu dari penyebab tinggi atau rendahnya

hasil dari tanaman yang kita budidayakan. Yang mana apabila tanaman terserang

hama maupun penyakit dalam luasan yang luas dan tingkat serangannya sangat

intensif maka akan menyebabkan penurunan hasil produksi. Pada penelitian ini saya

mengambil hama Wereng batang coklat (Nilapavarta lugens) sebagai parameter

serangan hama. Wereng batang coklat (Nilapavarta lugens) merupakan hama yang

paling sering menyerang tanaman padi. Jika tingkat serangannya di luasan yang beasr

maka akan menyebabkan kerugian dan kegagalan panen. Jika terjadi ledakan

serangan Wereng batang coklat (Nilapavarta lugens) akan berdampak buruk pada

Page 60: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

44

hasil panen. Kerusakan pada pertanaman dapat terjadi secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung, yaitu dengan menghisap cairan sel tanaman sehingga

tanaman menjadi kering dan akhirnya mati. Sedangkan secara tidak langsung karena

hama ini dapat menjadi vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa

(Subroto et al., 1992).

Pada penelitian ini dibahas tentang galur yang tahan serta rentan terhadap

serangan hama wereng batang coklat (Nilapavarta lugens) dengan menggunakan

varietas Intani 301 sebagai varietas pembandingnya. Mengapa menggunakan varietas

Intani 301 sebagai varietas pembandingnya karena varietas Intani 301 telah di uji

ketahanannya terhadap serangan hama wereng batang coklat (Nilapavarta lugens).

Terdapat 1 galur yang rentan terhadap serangan hama wereng batang coklat

(Nilapavarta lugens) yaitu galur HY1617RA012. Sedangkan untuk lokasi Tuban

terdapat 3 galur yang rentan terhadap serangan wereng batanng coklat (Nilapavarta

lugens) yaitu HY1617RA005, HY1617RA006, HY1617RA019. Terjadinya serangan

yang lebih tinggi pada lokasi tuban disebabkan oleh terdapatnya naungan berupa

pohon besar di sekitar area pertanaman. Menurut Joseph (2002), tanaman yang

ternaungi proses pertumbuhannya akan terhambat yang nantinya akan berpengaruh

pada tinggi tanaman serta anakan produktif, bahkan malai tidak akan terisi penuh

sampai tidak dapat membentuk buah sehingga produksinya cenderung menurun,

selain itu ia akan cenderung rentan terhadap serangan hama da penyakit.

Pertumbuhan dan perkembangan populasi organisme penganggu (OPT) dipengaruhi

oleh interaksi antara organisme penganggu tanaman (OPT), tanaman, faktor

lingkungan yang mendukung.

Pada hasil yang telah diperoleh bahwa sebagian besar dari 20 galur yang di uji

memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit Blast (penyakit kresek). Serangan

tersebut tidak menyebabkan penurunan hasil yang signifikan terhadap galur yang di

tanam. Hampir setiap lokasi sama intensitas penyerangannya. Penyakit blas yang

disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae Cav. merupakan salah satu penyakit

penting pada tanaman padi di seluruh dunia (Wang et al., 2014).

Page 61: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

45

Hama dan penyakit sangat menyukai tempat yang lembab dan sedikit terkena

sinar mataharti secara langsung untuk dijadikan sebagai tempat tinggalnya. Cahaya

matahari secara keseluruhan mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi dan hasil

tanaman. Menurut Joseph (2002), tanaman yang ternaungi proses pertumbuhannya

akan terhambat yang nantinya akan berpengaruh pada tinggi tanaman serta anakan

produktif, bahkan malai tidak akan terisi penuh sampai tidak dapat membentuk buah

sehingga produksinya cenderung menurun, selain itu ia akan cenderung rentan

terhadap serangan hama da penyakit.

Hampir setiap negara penghasil padi sudah memiliki data tentang taksiran

kehilangan hasil panen padi yang disebabkan oleh penyakit Blass (penyakit kresek).

Wang et al. (2014) menyatakan bahwa kerugian hasil padi yang disebabkan oleh

penyakit Blass (penyakit kresek) di Jepang berkisar antara 20-100%; di Brasil

mencapai 100%, di India antara 5-10%; Korea 8%, China 14% dan Filipina 50-85%;

Vietnam berkisar 38-83%; di Itali antara 22-26%, dan di Iran antara 2080%. Tinggi

rendahnya rerata hasil produksi padi juga disebabkan oleh serangan penyakit.

Penyakit yang biasanya menyerang tanaman padi adalah blass yang disebabkan oleh

jamur Pyricularia grisae.

Page 62: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

46

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Interaksi genotip dan lingkungan menyebabkan keragaman pada karakter tinggi

tanaman, umur berbunga, jumlah gabah total per malai, dan hasil. Genotip

menyebabkan keragaman pada karakter anakan produktif dan jumlah 1000 butir

gabah.

2. Terdapat 8 padi hibrida yang hasilnya stabil ditanam pada lingkungan yang

berbeda dengan hasil gabah lebih tinggi dari rata-rata umum. Hibrida

HY1617RA001 mempunyai hasil gabah 7.1 t/ha. Hibrida HY1617RA003

mempunyai hasil gabah 6.9 t/ha. Hibrida HY1617RA010 mempunyai hasil gabah

7.5 t/ha. Hibrida HY1617RA011 mempunyai hasil gabah 7 t/ha. Hibrida

HY1617RA012 mempunyai hasil gabah 7.4 t/ha. Hibrida HY1617RA014

mempunyai hasil gabah 7.7 t/ha. Hibrida HY1617RA015 mempunyai hasil gabah

7.2 t/ha. Hibrida HY1617RA019 mempunyai hasil gabah 7.5 t/ha. Selain padi

hibrida yang beradaptasi luas, terdapat 3 padi hibrida yang mempunyai

penampilan yang beradaptasi spesifik pada lingkungan produktif, yaitu hibrida

HY1617RA016 mempunyai hasil gabah 7.1 t/ha, hibrida HY1617RA017

mempunyai hasil gabah 7.1 t/ha, dan hibrida HY1617RA020 mempunyai hasil

gabah 7.5 t/ha.

5.2 Saran

Dari hasil yang di dapatkan ke 20 galur yang telah disebutkan pada Bab 3

yang di uji mampu menghasilkan hasil produksi serta stabilitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan 5 varietas pembanding/cek dengan di tanam pada tiga lokasi

yang berbeda yaitu Kediri, Ponorogo, dan Tuban. Oleh sebab itu uji multilokasi ini

perlu dilanjutkan di lebih banyak lokasi yang berbeda supaya didapatkan varietas

yang mampu menghasilkan hasil produksi serta stabilitas yang tinggi.

Page 63: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

47

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah B, Tjokrowidjojo S, Sularjo. 2008. Perkembangan dan prospek perakitan

padi tipe baru di Indonesia. Jurnal Litbang pertanian 27 (1): 1-9.

Alberts MJA. 2004. A Comparison of Statistical Methods to Describe Genotype x

Environment Interaction and Yield Syability in Multi Location Maize Trials

[tesis]. Bloemfontein (ZA): University of the Free State.

Allard, R.W. 1964. Principle of Plant Breeding. John Willey and Sons. New York.

485 pp.

Allard, R.W. and A.D. Bradshaw. 1964. Implication of genotype–environmental

interaction in applied plant breeding. Crop Sci. 5:503-506.

Ambarwati, E dan P. Yudono. 2003. Keragaan Hasil Bawang Merah. Ilmu Pertanian,

10 (2):1-10.

Annicchiarico, P. 2002. Genotype x Environment Interaction Challenges and

Opportunities for Plant Breeding and Cultivar Recommendation. Rome: Food

Agriculture Organization of the United Nations.

Arsyad, D.M., A. Nur. 2006. Analisis AMMI untuk stabilitas hasil galur-galur kedelai

di lahan kering masam. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 25:78-84.

Azhar, C. 2010. Kajian Morfologi dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

Varietas Cibogo Hasil Radiasi Sinar Gamma Pada Generasi M3. Fakultas

Pertanian, Medan.

Becker, H.C., J. Leon. 1988. Stability analysis in plant breeding. Plant Breeding

101:1-23.

Barns, J, Widyantoro dan A. Sopandi. 2005. Pengembangan Varietas Unggul dan

Galur Harapan Padi Gogo Secara Partisipatif. Laporan Akhir tahun. BPTP

Lampung.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produktivitas dan Produksi Padi. [internet]. [diacu

2016 Desember 12]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id/index.hp.

Cullis, B. R., B. J. Gogel, A. P. Verbyla, and R. Thompson. 1998. Spatial analysis of

multi environment early generation trials. Biometrics 54: 1–18.

Damardjati, S.D. 1988. Struktur Kandungan Gizi Beras. Padi I. Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian, Bogor. P:105-106.

Page 64: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

48

Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik

Indonesia. 2013. [internet]. [diacu 2016 Desember 12] Tersedia dari

http://psp.deptan.go.id/index.php/page/publikasi/148.

Dewi IS, Trilaksana AC, Trikoesomaningtyas, Purwoko BS. 2009. Karakterisasi

galur haploid ganda hasil kultur antera padi. Buletin Plasma Nutfah 15 (1): 1-

12.

Finlay, K.W. and G.N. Wilkinson. 1963. The analysis of adaptation in plant breeding

program. Aust. J. Res. 13: 742-754.

Gardner, P.F., R.B. Pierce, R.L Mitchell. 1985. Fisiologi Tanaman Budidaya.

Terjemahan oleh H. Susilo. UI-Press. 1991. P:98-100.

Gauch, H .G. 2006. Statistical analysis of yield trials by AMMI and GGE. Crop Sci.

46:1488-1500.

Gomez, K. A. dan Gomez, A. A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian.

Endang Sjamsuddin dan Justika S, Baharsjah, penerjemah. Jakarta: UI Press.

Hadi, A. F. dan S. Halimatus. 2004. Model AMMI untuk analisis interaksi

genotip lokasi. Jurnal.

Harsanti, L., Hambali, Mugiono. 2003. Analisa daya adaptasi 10 galur mutan padi

sawah di 20 lokasi uji daya hasil pada dua musim. Zuriat, 14 (1):1-7.

Jennings, P. R., W. R. Coffman, and H. E. Kauffman. 1979. Rice Improvement

International Rice Research Institute. Philipines.

Kusumah, D. A. 2010. Analisis Stabilitas Hasil Cabai Hibrida (Capsicum annuum L.)

[tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

LeClerg, E. L., W.H. Leonard, and A.G. Clark. 1962. Field Plot Technique. Burgess

Publishing Company, Minneapoli, Minnesota, 373 pp

Makarim, A. K., dan E. Suhartatik. 2009. Morfologi dan Fisiologi Padi. Balai Besar

Penelitian Tanaman Padi. Subang.

Mangoendidjojo, W. 2000. Analisis interaksi genotip x lingkungan tanaman

perkebunan (Studi kasus pada tanaman teh). Zuriat, 11 (2):15-21.

Nasir. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Rachmawati RY, Kuswanto, Purnamaningsih, SL. 2014. Uji keseragaman dan

analisis sidik lintas antara karakter agronomis dengan hasil pada tujuh

genotype padi hibrida japonica. Jurnal Produksi Tanaman. 2:21-27.

Page 65: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

49

Roy, D. 2000. Plant Breeding: Analysis and Exploitation of Variation. New Dehli

(IN): Narosa Publishing House. 701 hal.

Satoto, Sudibyo T. W. U., D.Murdani, dan T.S. Kadir. 2008. Perbaikan Ketahanan

Padi Hibrida Terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri. Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi.

Sa’diyah, H., R. Sitaresmi dan D. F. Hadi. 2014. karakterisasi galur harapan padi

sawah hasil penelitian konsorsium padi nasional. Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu

Hayati dan Fisik 16(3):164-167.

Simmonds, N. W. 1991. Selection for Local Adaptation in Plant Breeding

Programme. Theor. Appl. Genet. 82:363-367.

Subroto, S.W.G., Wahyudin, T. Hendarto, H.Sawada. 1992. Taksonomi dan

bioekologi Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Kerja Sama

Teknis Indonesia-Jepang Bidang Perlindungan Tanaman Pangan (ATA-162).

Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta

Sudimantara RG, Tanti T, Muhidin, Saliartini NW. Wijayanto T. 2013.

Pendugaan diversitas genetik dan korelasi antar karakter agronomi padi gogo

(Oryza sativa L.) lokal Sulawesi Tenggara. Agriplus. Vol 23:3

Sudirman dan Ade, I. 2003. Mina Padi Budidaya Ikan Bersama Padi. Penebar

Swadaya, Jakarta. 73 hal.

Sumertajaya, I. M. 2007. Analisis Statistik Interaksi Genotype Dengan Lingkungan.

Departemen Statistiska Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian

Bogor. 33 hlm.

Susanto U, AA Daradjat dan B Suprihatno. 2003. Perkembangan pemuliaan padi

sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 22(3):125-131.

Totok, A. D. H. 2007. Pengaruh Interaksi Genotip X Lokasi Tanam. Jurnal

Pembangunan Pedesaan, 7 (1):53-60.

Virmani, S. S. 1994. Prospect of Hybid Rice in the Tropics and Subtropics. Di dalam:

Virmani SS, editor. Hybrid Rice Technology New Development and Future

Prospects. Selected papers from the International Rice Res. Conf. IRRI. Los

Banos, Philippines. Hlm. 16-19.

Virmani, S. S., B. C. Virakhtamath, C. L. Casal, R. S. Toledo, M. T. Lopez, and J. O.

Manalo. 1997. Hybrid Rice Breeding Manual. IRRI. Manila. Philippines.

Page 66: PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMI DAN STABILITAS HASIL 30 ...repository.ub.ac.id/7143/1/NOVI DWI YULIANTI.pdf · Penampilan Karakter Agronomi dan Stabilitas Hasil 30 Genotip Padi (Oryza

50

Virmani, S. S. 1999. Exploitation of heterosis for shifting the yield frontier in rice. Di

dalam: Coors JG, Pandey S, editor. Genetics and Exploitation of heterosis in

crops. Procedings of the International Symposium on the Genetics and

Exploitation of Heterosis in crops: Mexico City 17-22 August 1997.

Wisconsin: American Society of Agronomy and Crop Science Society of

America. hlm 423-438.

Wang, X, S Lee, J Wang, J Ma, T Bianco, and Y Jia. 2014. Current advances on

genetic resistance to rice blast disease. Chapter 7 in Rice-Germplam, Genetics

and Improvement (W Yan and J Bao, eds.). Available online at:

http://www.intechopen.com/books/rice-germplasm-genetics-and-

improvement/current-advances-on-genetic-resistance-to-rice-blast-disease.

(diakses 12 April 2017).

Yoshida, S. 1981. Dasar-Dasar Pengetahuan Tanaman Padi. Terjemahan oleh S.Y.

Jatmiko. Lembaga Penelitian Padi Internasional. 1992. 219 pp.

Yusuf, dan M. Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional: teori dan praktek. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Zobel, R. W., S. A. El-Shaarawy., A. M. R. Abd El-bary., H. M. Hamoud and W.

M.B. Yehia. 1998. 1704 Use of High Efficient AMMI Method to Evaluate

New Egyptian Cotton Genotypes for Performance Stability. Cotton Research

Institute, Giza, Egypt. 1-11 p.