Pemeriksaan Fisis Urine
-
Upload
lilia-aprilia -
Category
Documents
-
view
62 -
download
11
Transcript of Pemeriksaan Fisis Urine
Pemeriksaan urinalisis
A. Pemeriksaan fisis urine
1. Warna urine
a. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Tabung ukur
3. Urine
b. Cara kerja:
1. Masukkan 3-5ml urine ke dalam tabung rekasi
2. Amati warna urine ditinjau dalam sikap serong
c. Hasil
Sampel urine berwarna kuning muda
d. Kesimpulan
Urine normal berwarna kuning muda sampai kuning tua. Tergantung berat jenis
dan jumlah pigmen yang berasal dari makanan dan darah yang memberi warna
pada urine. Hal ini berarti bahwa warna sampel urine normal.
2. Kejernihan urine
a. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Tabung ukur
3. Urine
b. Cara kerja:
1. Masukkan 3-5ml urine ke dalam tabung reaksi
2. Amati kejernihan urine ditinjsu dalam sikap serong
c. Hasil
Sampel urine jernih
d. Kesimpulan
Kejernihan urine dinyatakan dengan jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.
Urine normal berwarna jernih, namun apabila agak keruh perlu dilihat
kekeruhannya sewaktu dikeluarkan atau setelah dibiarkan, karena urine normal
1
akan menjadi agak keruh bila dibiarkan atau didinginkan, kekeruhan ringan
tersebut disebut nubeculla yaitu kekeruhan yang terjadi dari lendir sel-sel epithel
dan leukosit yang lambat dan mengendap. Hal ini berarti sampel urine normal.
3. pH urine
a. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Kertas nitrasin
3. Tabung ukur
4. Urine
b. Cara kerja:
1. Masukkan urine ke dalam tabung reaksi
2. Celupkan ujung kertas nitrasin ke dalam urine
3. Tungggu 1 menit dan bandingkan perubahan warna yang terjadi dengan skala
warna yang tersedia
c. Hasil
Perubahan warna yang terjadi pada kertas nitrasin menunjukkan pH 5
d. Kesimpulan
pH urine normal berkisar antara 4,5-7,5. Sedangkan pada sampel urine
menunjukkan angka 5. Hal ini berarti pH sampel urine normal.
4. Berat jenis urine
a. Alat dan bahan:
1. Gelas urinometer
2. Urinometer
3. Aquadest
4. Urine
b. Cara kerja:
1. Tera alat urinometer pada aquadest sebelum digunakan pada urine untuk
mengetahui penyimpangannya
2
2. Tuang urine yang bersuhu kamar ke dalam gelas urinometer. Busa yang
mungkin terjadi dibuang dengan menggunakan sepotong kertas saring atau
stetes ether
3. Masukkan urinometer ke dalam gelas tersebut. Agar urinometer bebas
terapung pada waktu dibaca, harus ada cukup banyak urine dalam gelas
4. Sebelum membaca berat jenis pada tangkai urinometer, urinometer harus
lepas dari dinding gelas (tidak menempel pada dinding), untuk melepaskan
putarlah urinometer dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
5. Bacalah berat jenis urine setinggi meniskus bawah
c. Hasil
Hasil tera menunjukkan angka 0,003
Hasil pengukuran urinometer pada urine 1,005 sehingga hasil akhirnya menjadi
1,005-0,003=1,002
d. Kesimpulan
Berat jenis urine erat kaitannya dengan diuresis, makin besar diuresis makin
rendah berat jenisnya, begitu pula sebaliknya. Tingginya berat jenis memberi
kesan tentang pekatnya urine. Berat jenis urine normal berkisar antara 1,003-
1,030. Sedangkan hasil pada sampel urine adalah 1,002. Sehingga berat jenis
urine tergolong tidak normal.
B. Pemeriksaan protein urine (reaksi Heller)
a. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Asam nitrat pekat
3. Pipet
4. Tabung ukur
5. 3-5ml sampel Urine
b. Cara kerja:
1. Masukkan 3-5ml urine dalam tabung reaksi
2. Tuangkan asam nitrat pekat pelan-pelan dengan menggunakan pipet melalui
dinding tabung sehingga terbentuk dua lapisan
3
c. Hasil
Tidak terbentuk cincin putih pada perbatasan kedua lapisan tersebut
d. Kesimpulan
Hasil positif adanya protein dalam urine adalah dengan terbentuknya cincin putih.
Hal ini berarti sampel urine tidak mengandung protein (negatif)
C. Pemeriksaan glucose urine (cara fehling)
a. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Reagen Fehling A (cupri sulfat 69,3 gr+aqudest ad. 1000ml)
3. Reagen fehling B (K Na tartrat 346 gr+Na hidroksida 100gr+aquadest ad.
1000ml)
4. Tabung ukur
5. Bunzen
6. Korek api
7. Penjepit tabung
8. Urine
9. pipet
b. Cara kerja:
1. Campurkan 2ml reagen Fehling A dan 2ml Fehling B dalam 1 tabung
2. Kemudian tambahkan 1ml urine ke dalam tabung
3. Panaskan dengan api kecil sampai mendidih
4. Amati perubahan warnanya
c. Hasil
Warna urine tetap biru tua
d. Kesimpulan
Hasil positif adanya glukosa dalam urin ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi
merah. Terbentuknya berdasarkan terjadinya reaksi reduksi ion cupri menjadi cupro. Hal ini berarti
sampel urine tiak mengandung glucose (negatif)
4
D. Pemeriksaan bilirubin urine (cara Horrison)
a. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Reagen Fouchet (lar Trichlor asam cuka 25gr dalam 100ml aqudest+10ml lar
ferri chloride 10gr dalam 100ml aquadest)
3. Larutan BaCl2 10%
4. Kertas saring
5. Tabung ukur
6. Corong kaca
7. Urine
8. Pipet
b. Cara kerja:
1. Masukkan 3ml urine ke dalam tabung
2. Tambahkan 3ml larutan BaCl2 10% ke dalam tabung
3. Kemudian saring endapan yang terjadi dengan kertas saring
4. Tetesi endapan di kertas saring dengan 1-2 tets reagen Fouchet
5. Amati perubahan warnanya
c. Hasil
Tidak terjadi perubahan warna
d. Kesimpulan
Jika tidak terjadi perubahan warna berarti urine tidak mengandung bilirubin. Bila
terdapat bilirubin di dalam urine bisa berasal dari peningkatan conyugated bilirubin di
dalam darah. Hal ini berarti sampel urine tidak mengandung bilirubin (negatif).
E. Pemeriksaan urobilinogen urine (Wallace-Diamond test)
a. Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi
2. Reagen Ehrlich (Hidro chloric acid concentrate 150ml; paradimethylamino
benzaldehide 0,7gr; aquadest 100ml)
3. Tabung ukur
4. Pipet
5
5. Urine
b. Cara kerja:
1. Masukkan 5ml urine ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5ml reagen Ehrlich ke dalam tabung
3. Campurkan dan biarkan selama 5 menit
4. Cara melihat warna dengan melihat isi tabung melalui mulut tabung dengan
memegang suatu kertas putih pada dasar tabung
c. Hasil
Urine berwarna pink muda agak oren
d. Kesimpulan
Dalam keadaan normal urobilin terdapat di dalam urine, tapi dalam jumlah terbatas,
yaitu : 4 mg/hari. Setelah urine dikeluarkan dari tubuh kita, beberapa jam kemudian
uribilinogen akan berubah menjadi urobilin oleh adanya cahaya. Dalam keadaan
normal setelah reagen dicampurkan urine akan berwarna pink muda. Hal ini berarti k
ngtyvadar urobilinogen pada sampel urin normal.
6
C. Lampiran
Gb 1. Pengukuran pH urine dengan kertas nitrasin
Gb 2. Mengukur berat jenis urine dengan urinometer
7