Pemeriksaan Fisis Urine

9
Pemeriksaan urinalisis A. Pemeriksaan fisis urine 1. Warna urine a. Alat dan bahan: 1. Tabung reaksi 2. Tabung ukur 3. Urine b. Cara kerja: 1. Masukkan 3-5ml urine ke dalam tabung rekasi 2. Amati warna urine ditinjau dalam sikap serong c. Hasil Sampel urine berwarna kuning muda d. Kesimpulan Urine normal berwarna kuning muda sampai kuning tua. Tergantung berat jenis dan jumlah pigmen yang berasal dari makanan dan darah yang memberi warna pada urine. Hal ini berarti bahwa warna sampel urine normal. 2. Kejernihan urine a. Alat dan bahan: 1. Tabung reaksi 2. Tabung ukur 3. Urine b. Cara kerja: 1. Masukkan 3-5ml urine ke dalam tabung reaksi 2. Amati kejernihan urine ditinjsu dalam sikap serong 1

Transcript of Pemeriksaan Fisis Urine

Page 1: Pemeriksaan Fisis Urine

Pemeriksaan urinalisis

A. Pemeriksaan fisis urine

1. Warna urine

a. Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi

2. Tabung ukur

3. Urine

b. Cara kerja:

1. Masukkan 3-5ml urine ke dalam tabung rekasi

2. Amati warna urine ditinjau dalam sikap serong

c. Hasil

Sampel urine berwarna kuning muda

d. Kesimpulan

Urine normal berwarna kuning muda sampai kuning tua. Tergantung berat jenis

dan jumlah pigmen yang berasal dari makanan dan darah yang memberi warna

pada urine. Hal ini berarti bahwa warna sampel urine normal.

2. Kejernihan urine

a. Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi

2. Tabung ukur

3. Urine

b. Cara kerja:

1. Masukkan 3-5ml urine ke dalam tabung reaksi

2. Amati kejernihan urine ditinjsu dalam sikap serong

c. Hasil

Sampel urine jernih

d. Kesimpulan

Kejernihan urine dinyatakan dengan jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh.

Urine normal berwarna jernih, namun apabila agak keruh perlu dilihat

kekeruhannya sewaktu dikeluarkan atau setelah dibiarkan, karena urine normal

1

Page 2: Pemeriksaan Fisis Urine

akan menjadi agak keruh bila dibiarkan atau didinginkan, kekeruhan ringan

tersebut disebut nubeculla yaitu kekeruhan yang terjadi dari lendir sel-sel epithel

dan leukosit yang lambat dan mengendap. Hal ini berarti sampel urine normal.

3. pH urine

a. Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi

2. Kertas nitrasin

3. Tabung ukur

4. Urine

b. Cara kerja:

1. Masukkan urine ke dalam tabung reaksi

2. Celupkan ujung kertas nitrasin ke dalam urine

3. Tungggu 1 menit dan bandingkan perubahan warna yang terjadi dengan skala

warna yang tersedia

c. Hasil

Perubahan warna yang terjadi pada kertas nitrasin menunjukkan pH 5

d. Kesimpulan

pH urine normal berkisar antara 4,5-7,5. Sedangkan pada sampel urine

menunjukkan angka 5. Hal ini berarti pH sampel urine normal.

4. Berat jenis urine

a. Alat dan bahan:

1. Gelas urinometer

2. Urinometer

3. Aquadest

4. Urine

b. Cara kerja:

1. Tera alat urinometer pada aquadest sebelum digunakan pada urine untuk

mengetahui penyimpangannya

2

Page 3: Pemeriksaan Fisis Urine

2. Tuang urine yang bersuhu kamar ke dalam gelas urinometer. Busa yang

mungkin terjadi dibuang dengan menggunakan sepotong kertas saring atau

stetes ether

3. Masukkan urinometer ke dalam gelas tersebut. Agar urinometer bebas

terapung pada waktu dibaca, harus ada cukup banyak urine dalam gelas

4. Sebelum membaca berat jenis pada tangkai urinometer, urinometer harus

lepas dari dinding gelas (tidak menempel pada dinding), untuk melepaskan

putarlah urinometer dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk

5. Bacalah berat jenis urine setinggi meniskus bawah

c. Hasil

Hasil tera menunjukkan angka 0,003

Hasil pengukuran urinometer pada urine 1,005 sehingga hasil akhirnya menjadi

1,005-0,003=1,002

d. Kesimpulan

Berat jenis urine erat kaitannya dengan diuresis, makin besar diuresis makin

rendah berat jenisnya, begitu pula sebaliknya. Tingginya berat jenis memberi

kesan tentang pekatnya urine. Berat jenis urine normal berkisar antara 1,003-

1,030. Sedangkan hasil pada sampel urine adalah 1,002. Sehingga berat jenis

urine tergolong tidak normal.

B. Pemeriksaan protein urine (reaksi Heller)

a. Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi

2. Asam nitrat pekat

3. Pipet

4. Tabung ukur

5. 3-5ml sampel Urine

b. Cara kerja:

1. Masukkan 3-5ml urine dalam tabung reaksi

2. Tuangkan asam nitrat pekat pelan-pelan dengan menggunakan pipet melalui

dinding tabung sehingga terbentuk dua lapisan

3

Page 4: Pemeriksaan Fisis Urine

c. Hasil

Tidak terbentuk cincin putih pada perbatasan kedua lapisan tersebut

d. Kesimpulan

Hasil positif adanya protein dalam urine adalah dengan terbentuknya cincin putih.

Hal ini berarti sampel urine tidak mengandung protein (negatif)

C. Pemeriksaan glucose urine (cara fehling)

a. Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi

2. Reagen Fehling A (cupri sulfat 69,3 gr+aqudest ad. 1000ml)

3. Reagen fehling B (K Na tartrat 346 gr+Na hidroksida 100gr+aquadest ad.

1000ml)

4. Tabung ukur

5. Bunzen

6. Korek api

7. Penjepit tabung

8. Urine

9. pipet

b. Cara kerja:

1. Campurkan 2ml reagen Fehling A dan 2ml Fehling B dalam 1 tabung

2. Kemudian tambahkan 1ml urine ke dalam tabung

3. Panaskan dengan api kecil sampai mendidih

4. Amati perubahan warnanya

c. Hasil

Warna urine tetap biru tua

d. Kesimpulan

Hasil positif adanya glukosa dalam urin ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi

merah. Terbentuknya berdasarkan terjadinya reaksi reduksi ion cupri menjadi cupro. Hal ini berarti

sampel urine tiak mengandung glucose (negatif)

4

Page 5: Pemeriksaan Fisis Urine

D. Pemeriksaan bilirubin urine (cara Horrison)

a. Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi

2. Reagen Fouchet (lar Trichlor asam cuka 25gr dalam 100ml aqudest+10ml lar

ferri chloride 10gr dalam 100ml aquadest)

3. Larutan BaCl2 10%

4. Kertas saring

5. Tabung ukur

6. Corong kaca

7. Urine

8. Pipet

b. Cara kerja:

1. Masukkan 3ml urine ke dalam tabung

2. Tambahkan 3ml larutan BaCl2 10% ke dalam tabung

3. Kemudian saring endapan yang terjadi dengan kertas saring

4. Tetesi endapan di kertas saring dengan 1-2 tets reagen Fouchet

5. Amati perubahan warnanya

c. Hasil

Tidak terjadi perubahan warna

d. Kesimpulan

Jika tidak terjadi perubahan warna berarti urine tidak mengandung bilirubin. Bila

terdapat bilirubin di dalam urine bisa berasal dari peningkatan conyugated bilirubin di

dalam darah. Hal ini berarti sampel urine tidak mengandung bilirubin (negatif).

E. Pemeriksaan urobilinogen urine (Wallace-Diamond test)

a. Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi

2. Reagen Ehrlich (Hidro chloric acid concentrate 150ml; paradimethylamino

benzaldehide 0,7gr; aquadest 100ml)

3. Tabung ukur

4. Pipet

5

Page 6: Pemeriksaan Fisis Urine

5. Urine

b. Cara kerja:

1. Masukkan 5ml urine ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 0,5ml reagen Ehrlich ke dalam tabung

3. Campurkan dan biarkan selama 5 menit

4. Cara melihat warna dengan melihat isi tabung melalui mulut tabung dengan

memegang suatu kertas putih pada dasar tabung

c. Hasil

Urine berwarna pink muda agak oren

d. Kesimpulan

Dalam keadaan normal urobilin terdapat di dalam urine, tapi dalam jumlah terbatas,

yaitu : 4 mg/hari. Setelah urine dikeluarkan dari tubuh kita, beberapa jam kemudian

uribilinogen akan berubah menjadi urobilin oleh adanya cahaya. Dalam keadaan

normal setelah reagen dicampurkan urine akan berwarna pink muda. Hal ini berarti k

ngtyvadar urobilinogen pada sampel urin normal.

6

Page 7: Pemeriksaan Fisis Urine

C. Lampiran

Gb 1. Pengukuran pH urine dengan kertas nitrasin

Gb 2. Mengukur berat jenis urine dengan urinometer

7