PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

160
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BADAN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENYULUHAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL RI 2018 Konsultan: Dr. Lidya Triana PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN PANGAN NON TUNAI Muslim Sabarisman, dkk.

Transcript of PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

Page 1: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN SOSIALBADAN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENYULUHAN SOSIAL

KEMENTERIAN SOSIAL RI2018

Konsultan:Dr. Lidya Triana

PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN PANGAN NON TUNAI

Muslim Sabarisman, dkk.

Page 2: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

Muslim Sabarisman, dkk.

PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN PANGAN NON TUNAI - Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI, 2018; x + 152 halaman 14, 5 x 21 cm

Konsultan:Dr. Lidya Triana

Penulis:

Muslim Sabarisman, Achmadi Jayaputra, M Syawie, Indah Huruswati, Agus Budi Purwanto, Suyanto,

Bambang Pudjianto, Muhtar, Ayu Diah Amalia, M. Belanawane Sulubere

Perwajahan:Tim Peneliti

ISBN: 978-602-53459-6-8

Cetakan I: September 2018

Diterbitkan oleh:Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial,

Kementerian Sosial RI - JakartaJl. Dewi Sartika No. 200 Cawang II Jakarta Timur,

Telp.021-8017146, Fax.021-8017126

Sanksi Pelanggaran Pasal 72

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidanakan dengan penjara masing-masing

paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000, 00 (satu juta rupiah) atau

pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000, 00 (lima juta

rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum

suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait sebagaimana di maksud

pada ayat (1) dipidanakan dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp.500.000.000, 00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, Tim Penelitian Cepat (Quick Research) “Pemenuhan Gizi Keluarga Miskin Penerima bantuan Pangan Non Tunai” dapat menyelesaikan buku hasil penelitiannya sesuai waktu yang direncanakan.

Perlu kami sampaikan bahwa penelitian cepat (QR) “Pemenuhan Gizi Keluarga Miskin Penerima Bantuan Pangan Non Tunai” ini dilaksanakan pada 4 (empat) lokasi, yaitu Kota Jambi Provinsi Jambi, Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur, dan Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Bahwa kemiskinan masih merupakan permasalahan sosial bagi Pemerintah. Hal ini terlihat pada data BPS September 2017 bahwa penduduk miskin dengan pengeluaran per kapita per bulan masih dibawah garis kemiskinan berjumlah 26,58 juta orang atau 10,12%, kondisi ini berkurang sekitar 1,19 juta orang dibandingkan kondisi bulan Maret 2017 yang tercatat sebesar 27,77 juta orang atau (10,64%). Salah satu Program Penanganan Kemiskinan yang diberikan Pemerintah untuk Keluarga Miskin adalah Bantuan Sosial Pangan.

Pada Tahun 2016 Pemerintah mengamanatkan bahwa penyaluran bantuan sosial dan subsidi harus diberikan secara Non Tunai dan disalurkan melalui sistem perbankan. Oleh karena itu, pada tahun itu juga dilaksanakan transformasi Program Beras Miskin (Raskin) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Dalam jangka panjang, penyaluran bantuan pangan secara non tunai diharapkan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan dan pemenuhan dasar Keluarga Penerima Manfaat (KPM), khususnya

Page 4: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

iv

kebutuhan dasar terutama pangan, serta terpenuhinya gizi seimbang bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sesuai dengan tujuan program Bantuan sosial BPNT.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial sebagai Unit penunjang Kementerian Sosial, tetap komitmen dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan program khususnya di lingkungan Kementerian Sosial dan menyampaikan rekomendasi untuk perbaikan program kesejahteraan sosial di masa mendatang.

Kami menyadari buku hasil Penelitian cepat ini masih jauh dari sempurna baik dalam proses pengumpulan data, pembahasan, dan penyajian hasilnya, untuk itu kami mohon masukan dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak.

Akhir kata kepada seluruh tim peneliti, pembimbing, dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan Penelitian Cepat ini dari sejak awal hingga tersusunnya buku ini, disampaikan ucapan terima kasih.

Jakarta, September 2018

Kapuslitbang Kesos,

Mulia Jonie

Page 5: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

DAFTAR DIAGRAM ................................................................................ ix

BAB 1: PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1. Latar Belakang ........................................................................ 1

2. Permasalahan ....................................................................... 5

3. Tujuan dan Manfaat ................................................................. 8

4. Kajian Pustaka ....................................................................... 9

5. Metode .................................................................................... 30

6. Sistematika Penulisan ........................................................... 35

7. Susunan Organisasi ................................................................. 36

BAB II: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELIITIAN DAN PROFIl KELUARGA PENERIMA MANFAAT ............................. 37

1. Kota Jambi ................................................................................ 37

2. Kota Tasikmalaya ..................................................................... 55

3. Kota Surabaya ........................................................................... 61

4. Kota Makassar ........................................................................... 78

BAB III: PEMENUHAN GIZI KELUARGA DAN UPAYA PEMENUHANNYA ........................................................ 96

1. Pemenuhan Gizi dan Upaya Yang Dilakukan di Kota Jambi ............................................................................ 96

2. Pemenuhan Gizi dan Upaya Yang Dilakukan di Kota Tasikmalaya ................................................................. 102

3. Pemenuhan Gizi dan Upaya Yang Dilakukan di Kota Surabaya ...................................................................... 107

4. Pemenuhan Gizi dan Upaya yang Dilakukan di Kota Makassar ..................................................................... 113

Page 6: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

vi

BAB IV: PENUTUP ..................................................................................... 129

1. Kesimpulan .............................................................................. 129

2. Rekomendasi .......................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 135

SEKILAS PENULIS ................................................................................... 137

INDEKS ..................................................................................................... 147

Page 7: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional ................................................................ 34

Tabel 2. Luas Wilayah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kecamatan di Kota Jambi Tahun 2014 .................................... 39

Tabel 3. Data Keluarga Miskin Penerima BPNT Kota Jambi ............... 46

Tabel 4. Angka dan Garis Kemiskinan Kota Surabaya ......................... 63

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Makassar, 2017 .............................................. 80

Tabel 6. Rekap Data Per Kecamatan dari Basis Data Terpadu (BDT) di Kota Makassar ...................................................................... 81

Tabel 7. Data Penerima BPNT Kota Makassar .................................... 83

Tabel 8. Jumlah Keluarga Miskin yang Menerima Raskin Menurut Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2016 .............................. 83

Tabel 9. Total Pengeluaran KPM untuk Belanja Pangan Perbulan ..... 101

Tabel 10. Total Pengeluaran KPM untuk Belanja Pangan Perbulan ..... 107

Tabel 11. Frekuensi Makan Dalam Sehari .............................................. 118

Tabel 12. Penerimaan Jenis BPNT ........................................................... 119

Tabel 13. Makan Sayuran dalam Satu Minggu ............................................ 120

Tabel 14. Makan Tahu Tempe dalam Satu Minggu ..................................... 121

Tabel 15. Makan Telur dalam Satu Minggu ................................................. 123

Tabel 16. Makan Ikan dalam Satu Minggu .................................................. 123

Tabel 17. Makan Buah dalam Satu Minggu ................................................ 124

Tabel 18. Minum Ssus dalam Satu Minggu ................................................. 125

Tabel 19. Makan Daging dalam Satu Bulan ................................................. 125

Tabel 20. Makan Ayam dalam Satu Bulan .................................................... 126

Tabel 21. Pemenuhan Gizi Keluarga ....................................................... 127

Page 8: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Provinsi Jambi ................................................................. 38

Gambar 2. Warung ..................................................................................... 49

Gambar 3. Kondisi Rumah KPM ............................................................... 49

Gambar 4. Peta Kota Tasikmalaya ............................................................. 55

Gambar 5. E-Warong “Harapan Kita” Tempat Pengambilan BPNT KPM 57

Gambar 6. Petugas Puldat Wawancara dengan KPM di Rumah

Kontrakannya .......................................................................... 58

Gambar 7. FGD dengan Pemangku Kepentingan di Aula Dinsos Kota Tasikmalaya ............................................................................. 59

Gambar 8. Peta Kota Surabaya ................................................................. 62

Gambar 9. Peta Kota Makassar ................................................................. 79

Gambar 10. Kehidupan Keluarga KPM .................................................... 90

Gambar 11. Pengambilan Bansos BPNT .................................................. 93

Gambar 12. Lingkungan KPM, tinggal di rumah kontrakan .................. 102

Gambar 13. Paket BPNT bagi KPM (Beras 9 Kg, 6-7 butir telur) ............ 105

Page 9: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Jenis Pekerjaan Responden di Kota Surabaya ...................... 66

Diagram 2. Pendidikan Responden di Kota Makassar ........................... 85

Diagram 3. Penghasilan Kepala Keluarga Responden ............................ 88

Diagram 4. Pememnuhan Gizi Keluarga di Kota Surabaya .................... 109

Diagram 5. Pengeluaran Belanja Pangan Perbulan ................................. 112

Diagram 6. Upaya Pemenuhan Gizi KPM di Kota Surabaya ................... 113

Diagram 7. Pengeluaran Belanja Pangan ................................................. 117

Page 10: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …
Page 11: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

1Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemiskinan, merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan dikaji, karena kemiskinan tidak semata ketiadaan, kekurangan, dan keterdesakan ekonomi. Penting dipahami bahwa kemiskinan juga merupakan perwujudan dari realitas kegagalan seseorang atau sekelompok orang dalam memenuhi kebutuhan hidup, hak dasar, keadilan dalam perlakuan hukum, kesetaraan gender dan kehidupan yang beradab dan bermartabat.

Kondisi kemiskinan di Indonesia tercatat pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan mencapai 26, 58 juta orang (10, 12 persen), berkurang sekitar 1, 19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang

Page 12: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

2 Pendahuluan

sebesar 27, 77 juta orang (10, 64 persen) (BPS; 2017). Meski jumlah penduduk miskin mengalami pengurangan di tahun 2017, masalah kemiskinan tetap menjadi perhatian utama untuk ditanggulangi. Hal tersebut sesuai dengan instruksi Presiden dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, bahwa kemiskinan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh.

Program-program untuk mengurangi beban penduduk miskin dan rentan terus dilaksanakan oleh pemerintah, diantaranya melalui kebijakan pengembangan dan penguatan sistem penyediaan layanan dasar, peningkatan efektivitas program Bidik Misi, penataan asistensi sosial seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Program selanjutnya seperti: perluasan cakupan kepesertaan jaminan sosial, serta integrasi data kependudukan dan kepesertaan jaminan sosial. Salah satu program pengentasan kemiskinan yang dirasa cukup berhasil misalnya, bantuan tunai bersyarat melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Sementara itu program-program lainnya yang terus berlanjut seperti: transformasi beras untuk keluarga sejahtera (Rastra) menjadi bantuan pangan, serta keberlanjutan subsidi energi dan pupuk, bantuan iuran jaminan kesehatan/KIS, bantuan pendidikan melalui KIP, bantuan sosial di luar sistem keluarga, dan jaminan sosial lainnya yangdiharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan.

Salah satu program penanganan kemiskinan yang di berikan oleh pemerintah, yaitu bantuan sosial pangan. Pada tahun 2016 pemerintah mengamanatkan bahwa penyaluran bantuan sosial dan subsidi harus dilakukan secara non tunai

Page 13: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

3Pendahuluan

dan melalui sistem perbankan. Oleh karenanya pada tahun itu juga dilaksanakan transformasi Program Beras Miskin (Raskin) menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Ini dilakukan melalui penyediaan bahan pokok oleh Bulog dan penyaluran secara non tunai. Pada saat itu pemerintah berharap agar masyarakat bisa memperoleh bahan pangan yang semakin berkualitas, dalam jumlah yang sesuai, dan dapat dibeli dengan semakin mudah dan terjangkau.

BPNT merupakan bantuan pangan dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di e-Warong Kube PKH atau pedagang bahan pangan yang bekerjasama dengan Himbara. Tujuan penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai adalah untuk meningkatkan ketepatan kelompok sasaran; memberikan gizi lebih seimbang; lebih banyak pilihan dan kendali kepada rakyat miskin; mendorong usaha eceran rakyat; memberikan akses jasa keuangan pada rakyat miskin; dan mengefektifkan anggaran.

Sistem yang dipakai dalam penyaluran BPNT ini menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang multi fungsi, yaitu sebagai e-wallet yang dapat menyimpan data penyaluran bantuan pangan serta berfungsi sebagai kartu tabungan. Dengan sistem ini, BPNT akan langsung disalurkan ke rekening penerima manfaat dan hanya dapat digunakan untuk membeli bahan pangan berupa beras dan telur sesuai item yang ditetapkan pemerintah.

Dalam jangka panjang, penyaluran bantuan pangan secara non tunai diharapkan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan dan pemenuhan ekonomi penerima manfaat, terutama memberikan dampak kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam kemampuannya untuk memenuhi

Page 14: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

4 Pendahuluan

kebutuhan dasar terutama pangan, seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.

Keluarga Penerima Manfaat adalah keluarga yang menerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai, yang merupakan program perlindungan sosial dari Kementerian Sosial. BPNT ini diberikan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTSM diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.

Pada tahun 2017 penerima BPNT sebanyak 1,2 juta KPM tersebar di 44 kabupaten/kota. Setiap KPM memperoleh Rp.110.000, - yang disalurkan melalui Himbara untuk dicairkan di e-Warong terdaftar dalam bentuk beras dan gula. Pada tahun 2018, pemerintah memperluas penyaluran BPNT di 54 kabupaten/kota untuk 438. 975 KPM, sehingga total penyaluran BPNT selama 2017-2018 sebanyak 1,7 juta KPM di 98 kabupaten/kota yang dilayani oleh 2.300 e-Warong. Jika tahun 2017 lokasi penyebaran BPNT lebih banyak fokus di Jawa, maka di tahun 2018 lebih banyak fokus di luar Jawa. Secara bertahap, bantuan pangan akan diperluas ke seluruh kota dan kabupaten sesuai dengan kesiapan sarana dan prasarana penyaluran non tunai di daerah.

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut. Faktor mendasar yang menyebabkan seseorang tidak

Page 15: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

5Pendahuluan

mendapatkan nutrisi dengan baik sehingga terjadi gizi buruk, adalah masalah ekonomi, pola pikir, dan perilaku kesehatan yang minim serta pelayanan kesehatan yang masih belum merata dan maksimal. Faktor lainnya berupa kualitas pangan, yakni rendahnya asupan vitamin dan mineral, buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani, dan faktor lain seperti, pendidikan, infrastruktur, budaya, dan lingkungan.

Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan sumber daya manusia. Membiarkan penduduk menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan keterlibatan seluruh pihak terkait.

Untuk itu sebagai upaya meningkatkan pemenuhan gizi seimbang, pemerintah melalui Kementerian Sosial memberikan program bantuan sosial pangan dengan salah satu tujuannya adalah memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM. Penggunaan BPNT tahun 2018 hanya untuk komoditas beras dan telur telah mempertimbangkan kajian berdasarkan kebutuhan masyarakat soal gizi dan kebutuhan yang diperlukan masyarakat terutama keluarga miskin.

2. Permasalahan

Pemerintah hingga saat ini menyalurkan BPNT kepada 1, 2 juta KPM senilai Rp.110.000, 00 per bulan per KPM. Penggunaan BPNT hanya untuk komoditas beras dan telur, yang dulu bisa digunakan untuk membeli beras, minyak goreng

Page 16: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

6 Pendahuluan

dan gula. Hal ini telah mempertimbangkan kajian berdasarkan kebutuhan masyarakat soal gizi dan kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Beras adalah makanan pokok kemudian telur tentu saja mengandung protein. Prioritas kebutuhan beras dan telur adalah kebutuhan yang paling mendasar dan patut diprioritaskan. “Jadi jangan lagi ada yang mau beli selain beras dan telur sehingga uang yang ada itu betul-betul secara efektif digunakan sesuai tujuan bantuan itu” (republika.co.id, 2018)

Pertumbuhan dan masalah gizi merupakan masalah yang multi dimensi, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penyebab langsung gizi kurang adalah makantidak seimbang, baik jumlah dan mutu asupan gizinya, di samping itu asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat adanya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung adalah tidak cukup tersedianya pangan di rumah tangga, kurang baiknya pola pengasuhan anak terutama dalam pola pemberian makan pada balita, kurang memadainya sanitasi dan kesehatan lingkungan serta kurang baiknya pelayanan kesehatan. Semua keadaan ini berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan dan kemiskinan. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya.

Standar kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan makro, yaitu kecukupan kalori energi (karbohidrat) dan kecukupan protein. Di Indonesia belum diterapkan standart kecukupan gizi secara mikro, seperti kecukupan vitamin dan mineral (Pramono; 2009).

Adapun kriteria gizi seimbang menurut Pedoman Pelaksanaan BPNT melalui Direktorat Fakir Miskin Perkotaan,

Page 17: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

7Pendahuluan

bahwa gizi seimbang adalah karbohidrat dan protein yang mengandung 2100 kalori yang dapat diwakili oleh komoditas beras dan telur sebagai sumber tenaga atau energi seseorang untuk beraktivitas.

Hasil penelitian Puslitbang kesos tahun 2017 tentang Tingkat Kepuasan BPNT di tiga lokasi (Yogyakarta, Palembang, dan Makasar) dari 150 responden, 44, 70 persen menyatakan tidak puas karena merasa bantuan belum memenuhi gizi seimbang, sehingga ada keinginan untuk menggantinya dengan antara lain susu atau daging. Kandungan gizi belum sesuai karena beras, gula, dan minyak tersebut, menurut penerima manfaat tidak bisa dinilai kandungan gizinya (Achmadi dkk; 2017).

Kemudian dari hasil studi kasus di delapan Provinsi Indonesia, yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan World Food Program (WFP) di tahun 2017 menyatakan secara nasional: 1) memungkinkan rumah tangga untuk membeli pangan bergizi menggunakan bahan makanan yang tersedia di pasar lokal, yang mana beras, telur, sayuran hijau dapat berkontribusi terbesar untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan biaya termurah, dan beras, telur, serta sayuran hijau memenuhi kebutuhan gizi dengan harga termurah; 2) biaya pangan bergizi untuk sebuah rumah tangga rata-rata sebesar Rp.1.191.883,00 perbulan; 3) menyatakan juga secara nasionall 62 persen rumah tangga dapat membeli pangan bergizi; 4) ketersediaan pangan bukan hambatan utama bagi rumah tangga untuk mendapatkan gizi yang lebih baik. Daya beli menjadi hambatan utama bagi rumah tangga kurang mampu, dan selera, kenyamanan atau pengetahuan dapat menjadi hambatan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, bantuan sosial pangan dituntut dapat memberikan kualitas pangan yang

Page 18: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

8 Pendahuluan

baik, dengan tujuan terpenuhinya gizi yang lebih seimbang kepada KPM untuk mengurangi masalah gizi buruk. Sebagai upaya meningkatkan pemenuhan gizi yang lebih seimbang bagi KPM, maka perlu dilakukan penelitian sejauhmana dan upaya pemenuhan gizi seimbang KPM non tunai dalam usaha pemenuhan gizi seimbangnya. Tujuan utamanya adalah agar tidak lagi ditemui permasalahan gizi buruk di masyarakat penerima manfaat.

Dari kondisi tersebut, maka untuk fokusnya penelitian ini permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah BPNT dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga miskin?

2. Apa upaya keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan gizi?

3. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan Penelitian

a. Teridentifikasinya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga miskin melalui BPNT,

b. Teridentifikasinya upaya keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarganya.

b. Manfaat Penelitian

1. Masukan bagi unit operasional Kementerian Sosial dalam penyelenggaraan BPNT selanjutnya,

2. Sebagai bahan referensi bagi pengembangan program bantuan sosial fakir miskin,

3. Sebagai bahan referensi dalam studi yang berkaitan dengan program bantuan sosial fakir miskin.

Page 19: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

9Pendahuluan

4. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berikut ini akan menguraikan tentang konsep keluarga penerima manfaat, teori-teori keluarga serta penelitian atau kajian tentang keluarga, bantuan sosial pangan, dan pemenuhan gizi keluarga. Bahasan tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menganalisis Pemenuhan Gizi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai.

a. Keluarga Penerima Manfaat

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan; 1998). Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989), keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Keluarga merupakan kesatuan sosial yang menjadi tempat pertama dan utama bagi setiap individu untuk tumbuh dan berkembang atau sebagai tempat pertama untuk proses sosialisasi. Sehubungan dengan eksistensinya tersebut, keluarga melaksanakan sejumlah fungsi. Menurut Mariam dan Jhonson (2008; 42) macam- macam fungsi keluarga yaitu:

1. Fungsi biologis

Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi memelihara dan merawat kesehatan.

2. Fungsi psikologis

Suami memberikan kasih sayang dan rasa aman,

Page 20: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

10 Pendahuluan

memberikan perhatian kepada anggota keluarga terutama kepada istri.

3. Fungsi ekonomi

Mencari sumber penghasilan keluarga, mengatur penggunaan keuangan, menabung untuk kebutuhan keluarga, kebutuhan makan dan minuman, pakaian, tempat tinggal.

4. Fungsi perasaan

Dilihat dari bagaimana keluarga  merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.

5. Fungsi agama

Dilihat dari bagaimana keluaga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota kelurga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.

Dari kelima fungsi keluarga menurut Mariam dan Jhonson, terdapat fungsi ekonomi, yaitu keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap perkembangan individu, apabila kita perhatikan bahwa adanya perekonomian yang cukup, maka lingkungan material yang dihadapi individu di dalam keluarganya itu lebih luas. Hubungan orang tua dan keluarga dalam status sosial–ekonomi serba cukup dan akan kurang mengalami tekanan–tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah hidupnya yang memadai dengan mencari sumber penghasilan keluarga, mengatur penggunaan keuangan, menabung untuk kebutuhan keluarga, kebutuhan makan dan minuman, pakaian, tempat tinggal.  

Terkait dengan peranan keluarga, Soekanto (2004) mengemukakan, bahwa keluarga sebagai unit pergaulan

Page 21: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

11Pendahuluan

terkecil dalam masyarakat, mempunyai peranan-peranan sebagai berikut; 1) pelindung bagi pribadi-pribadi anggotanya, dimana ketenteraman dan ketertiban diperoleh dalam keluarga; 2) merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materiil memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya; 3) menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah pergaulan hidup; dan 4) merupakan wadah terjadinya proses sosialisasi awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Selanjutnya, dikemukakan lebih lanjut oleh Budisantoso yang dikutip oleh Suradi (2005), bahwa setiap keluarga mengembangkan prinsip-prinsip yang berlaku di dalam organisasi sosial pada umumnya, yakni adanya pengaturan hubungan sosial antar anggotanya (social alignment), cita-cita atau tujuan bersama yang mengikat (social media), ketentuan sosial yang disepakati sebagai pedoman dalam relasi sosial (social standard) dan penegakan ketertiban hidup bersama (social control). Keluarga sebagai wahana untuk mencapai tujuan ketertiban interaksi antar orang tua, orang tua dengan anak dan antar anak.

Keluarga miskin  secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya tidak berharta-benda (Poerwadarminta, 1976). Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain.

Kemiskinan dipandang sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas

Page 22: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

12 Pendahuluan

ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

Hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain: ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal. Sesuai Undang Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Fakir Miskin, melalui Peraturan Menteri Sosial Nomor: 146/HUK/2013 mendefinisikan fakir miskin dan orang tidak mampu masuk dua kategori, yaitu teregister dan belum teregister.

Teregister adalah warga yang tidak memiliki atau telah memiliki mata pencaharian tapi tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar, tidak mampu berobat, tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam setahun untuk setiap anggota rumah tangga, hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama, serta memiliki dinding rumah dari kayu atau bambu berkualitas rendah.

Adapun yang belum teregister adalah gelandangan, pengemis, korban tindak kekerasan, dan penghuni rutan, sehingga diasumsikan tidak mampu untuk membayar iuran dirinya sendiri maupun anggota keluarganya.

Kriteria Keluarga Miskin (Gakin) menurut BKKBN (2014): keluarga yang tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih dari enam  indikator penentu kemiskinan alasan ekonomi. Enam indikator penentu kemiskinan tersebut adalah:

1. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih

Page 23: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

13Pendahuluan

2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan bepergian

3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah

4. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor

5. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru

6. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi untuk tiap penghuni

Sedangkan kriteria keluarga miskin menurut BPS  menggunakan pendekatan basic needs, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan  maupun non makanan yang bersifat mendasar. Batas kecukupan pangan  dihitung dari besarnya rupiah yang dikeluarkan untuk makanan yang  memenuhi kebutuhan minimum energi 2100 kalori perkapita perhari.   Batas kecukupan non makanan dihitung dari besarnya rupiah yang  dikeluarkan untuk non makanan yang memenuhi kebutuhan minimumseperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain.

Ada 14 kriteria miskin menurut standar BPS,   Pengertian kemiskinan antara satu Negara dengan Negara lain juga berbeda. Pengertian kemiskinan di Indonesia dibuat oleh BPS. Lembaga tersebut mendefinisikan kemiskinan dengan membuat kriteria besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan. Dalam konteks itu, pengangguran dan rendahnya penghasilan menjadi pertimbangan untuk penentuan kriteria tersebut. Kriteria miskin BPS tersebut adalah:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang

Page 24: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

14 Pendahuluan

2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam dalam satu kali seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000 per bulan

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD.

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.500.000 seperti sepeda motor kredit/non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Jika minimal 9 variabel terpenuhi, maka dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Keluarga Penerima Manfaat

Page 25: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

15Pendahuluan

dalam Pedoman BPNT, adalah keluarga yang menerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai, yang merupakan program perlindungan sosial dari Kemensos. BPNT ini diberikan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTSM diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.

b. Bantuan Sosial Pangan

Bantuan sosial pangan adalah bantuan sosial terkait pangan, yang terdiri dari Bansos Rastra dan Bantuan Pangan Non Tunai. Bantuan sosial melalui Beras Sejahtera (Rastra) adalah bantuan sosial dalam bentuk beras berkualitas medium kepada KPM sejumlah 10 kg setiap bulannya tanpa dikenakan harga/biaya tebus. Bantuan Pangan Non Tunai adalah bantuan sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk non tunai dari pemerintah kepada KPM senilai Rp110.000, 00 setiap bulannya melalui mekanisme uang elektronik yang digunakan hanya untuk membeli beras premium sebanyak delapan kilogram dan sepuluh butir telur di pedagang bahan pangan atau disebut e-Warong yang bekerja sama dengan bank penyalur Himbara. Bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran serta memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM secara tepat sasaran dan tepat waktu.

Penerima Manfaat Bansos Rastra adalah Keluarga dengan kondisi sosial ekonomi 25 persen terendah di daerah pelaksanaan, selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat. Bantuan sosial beras nama dan alamatnya termasuk di dalam Daftar KPM dan ditetapkan oleh Menteri Sosial. Sumber

Page 26: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

16 Pendahuluan

data KPM Bansos Rastra adalah Data Terpadu Program PenangananFakir Miskin, selanjutnya disebut DT-PPFM, yang merupakan hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) di tahun 2015. DT-PPFM dikelola oleh Kelompok Kerja Pengelola Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin. Kelompok kerja data terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Adapun tujuan Program Bantuan Pangan secara non tunai ini selain meningkatkan ketepatan kelompok sasaran, juga untuk memberikan gizi yang lebih seimbang, memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada rakyat miskin, mendorong usaha eceran rakyat, serta memberikan akses jasa keuangan pada rakyat miskin, dan mengefektifkan anggaran. Selain itu, penyaluran bantuan pangan secara non tunai juga diharapkan dapat berdampak bagi peningkatan kesejahteraan dan kemampuan ekonomi penerima manfaat. Inisiatif penyaluran bantuan pangan secara non tunai mulai dilaksanakan pada tahun 2017 di beberapa daerah terpilih yang memiliki akses dan fasilitas memadai.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta untuk mendorong keuangan inklusif. Melalui penyaluran bantuan sosial non tunai dengan menggunakan sistem perbankan, diharapkan dapat mendukung perilaku produktif penerima bantuan serta meningkatnya transparansi dan akuntabilitas program bagi kemudahan mengontrol, memantau, dan mengurangi penyimpangan. Sebagai salah satu program bantuan pemerintah, Rastra diamanatkan agar dapat disalurkan secara

Page 27: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

17Pendahuluan

non tunai dengan bertransformasi dari bantuan pola subsidi menjadi bantuan sosial pangan.

Secara spesifik Presiden RI pada Rapat Kabinet Terbatas tentang Program Penanggulangan Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi tanggal 16 Maret 2016 memberikan arahan, bahwa mulai Tahun Anggaran 2017 penyaluran manfaat Raskin agar dilakukan melalui kupon elektronik (e-voucher), sehingga dapat tepat sasaran dan lebih mudah dipantau. E-voucher ini selanjutnya digunakan oleh penerima manfaat untuk membeli beras serta bahan pangan lainnya, sesuai jumlah dan kualitas yang diinginkan. Penyaluran BPNT merupakan upaya reformasi program subsidi Raskin atau Rastra. Skema ini diharapkan menjadi efektif dan berkualitas dalam memenuhi 6 T yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi.

Penyaluran bantuan pangan secara non tunai mulai dilaksanakan pada tahun 2017 di 44 kota dan pada bulan Januari-Februari 2018 telah mencapai 86 persen yang memiliki akses dan fasilitas memadai. Bantuan yang sudah disalurkan hingga 86 persen tersebut dinikmati oleh 1,2 juta KPM, dengan kepuasan 90 persen dan kedepan akan ditambah 24 kabupaten/kota (Beritasatu. com, Maret 2018).

Secara bertahap, bantuan pangan akan diperluas ke seluruh kota dan kabupaten sesuai dengan kesiapan sarana dan prasarana penyaluran non tunai. Mulai tahun 2018, subsidi Rastra juga dialihkan menjadi bantuan sosial. Dengan demikian, mulai tahun 2018 Bantuan Pangan akan disalurkan ke masing-masing Kabupaten/Kota dalam bentuk non tunai atau natura, yaitu tetap dalam bentuk beras ditambah telur. Sebagian kabupaten yang sarana prasarana penyaluran non tunainya belum memadai dan belum siap, tetap menyalurkan

Page 28: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

18 Pendahuluan

Rastra namun tanpa harga tebus yang harus dibayarkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) (Kementerian Sosial; 2017).

Adapaun tujuan dan manfaat Program Bantuan Pangan Non Tunai adalah sebagai berikut.

Tujuan BPNT:

1. Mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan;

2. Memberikan gizi yang lebih seimbang kepada KPM;

3. Meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan Bantuan Pangan bagi KPM;

4. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan;

5. Mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Manfaat BPNT:

1. Meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan;

2. Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT);

3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan sehingga dapat meningkatkan kemampuan ekonomi yangsejalan dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI);

4. Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial;

5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil di bidang perdagangan.

Selanjutnya secara umum prinsip penyaluran program bantuan sosial BPNT ini, adalah sebagai berikut:

Page 29: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

19Pendahuluan

1. Mudah dijangkau dan digunakan oleh KPM;

2. Memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM tentang kapan, berapa, jenis, dan kualitas bahan pangan (beras dan telur) sesuai dengan preferensi;

3. Mendorong usaha eceran rakyat untuk melayani KPM;

4. Memberikan akses jasa keuangan kepada KPM.

Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai dilaksanakan melalui jaringan sistem pembayaran elektronik interoperabilitas dan interkoneksi yang dapat melibatkan Bank Penyalur, Prinsipal, dan Perusahaan Switching. KPM dapat menukarkan Bantuan Pangan Non Tunai mereka dengan bahan pangan melalui e-warong, yaitu pasar tradisional, warung, toko kelontong, e-Warong KUBE, Warung Desa, Rumah Pangan Kita (RPK), Agen Laku Pandai, Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) yang menjual bahan pangan, atau usaha eceran lainnya.

c. Pemenuhan Gizi Keluarga

Kebutuhan pokok yang mendasar bagi setiap manusia terdiri dari kebutuhan sandang, pangan dan papan. Pada zaman yang modern ini kebutuhan manusia semakin beragam. Hal tersebut tercermin pada tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan semakin meningkat, sehingga mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam hal menentukan mana kebutuhan primer dan mana kebutuhan sekunder. Namun, dari sekian banyak kebutuhan manusia, kebutuhan pangan, sandang, dan papan masih menjadi kebutuhan pokok yang mesti selalu menempati urutan atas dalam hal permintaan kebutuhan masyarakat (Suryana: 2008).

Pendapat Ismet (Suryana; 2008) pangan merupakan suatu kebutuhan dasar utama bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan

Page 30: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

20 Pendahuluan

bagi setiap orang pada setiap waktu merupakan hak azazi yang harus dipenuhi. Sebagai kebutuhan dasar dan hakazazi manusia, pangan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa dan Negara. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi suatu Negara. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat terjadi jika ketahanan pangan terganggu, yang pada akhirnya dapat membahayakan stabilitas nasional.

Berdasar kenyataan tersebut masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap saat di suatu wilayah menjadi sasaran utama kebijakan pangan bagi pemerintahan suatu negara. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi manusia. Pangan yang bermutu, bergizi, dan berimbang merupakan suatu prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat. Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi merupakan faktor penting dalam usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan daya saing bangsa.

Kebutuhan pangan sangat dibutuhkan oleh manusia, sehingga ketersediaanya harus terjamin dan terpenuhi sebagai syarat utama guna mewujudkan masyarakat yang bermartabat serta sumberdaya yang berkualitas. Dalam hal konsumsi pangan, tidak terlepas dari faktor sosial budaya, kepercayaan, nilai dan norma-norma, harga, prestise, selera dan rasa sikap toleransi adalah sangat berperan dalam menentukan sikap seseorang dalam memilih makanan.

Tubuh manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidup tanpa mengkonsumsi makanan. Makanan adalah essensial bagi tubuh. Di dalam makanan tersedia berbagai

Page 31: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

21Pendahuluan

macam zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Diantara zat gizi penting tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak berupa zat gizi makro, serta vitamin dan mineral dan air berupa zat gizi mikro. Peran zat-zat gizi tersebut diantaranya adalah sebagai sumber energi, proses pertumbuhan dan membantu keteraturan proses metabolisme dalam tubuh.

Setiap manusia memiliki kebutuhan gizi masing-masing. Kebutuhan gizi manusia tergantung pada luas permukaan tubuh terkait dengan tinggi badan dan berat badan, aktifitas fisik, dan kondisi khusus terkait dengan adanya penyakit, hamil atau menyusui dan lain-lain. Secara umum, kebutuhan energi manusia didapatkan dari karbohidrat, protein, dan lemak. Proporsi energi yang berasal dari karbohidrat, protein dan lemak masing-masing adalah 60 persen - 70 persen, 10 persen - 15 persen, dan 15 persen – 20 persen. Sedangkan kebutuhan protein, umumnya adalah 1 gr/kg berat badan. Sebenarnya dengan mengkonsumsi secara cukup makanan kita secara seimbang, kita mampu mencukupi kebutuhan gizi sehari-hari. Jadi makan seimbang baik secara kualitas maupun kuantitas, kita bisa jadi sehat.

Indikator ketahanan pangan juga menggambarkan kondisi yang cukup baik. Akan tetapi masih banyak penduduk Indonesia yang belum mendapatkan kebutuhan pangan yang mencukupi. Sekitar tiga puluh persen rumah tangga Indonesia mengatakan, bahwa konsumsi mereka masih berada dibawah kebutuhan konsumsi yang semestinya. Lebih dari seperempat anak usia dibawah 5 tahun memiliki berat badan dibawah standar, dimana 8 persen berada dalam kondisi sangat buruk. Bahkan sebelum krisis, awal tahun 2000 sekitar 42 persen anak dibawah umur lima tahun mengalami gejala terhambatnya pertumbuhan (kerdil) disebabkan kekurangan gizi. Gizi yang

Page 32: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

22 Pendahuluan

buruk dapat menghambat pertumbuhan anak secara normal, membahayakan kesehatan ibu dan mengurangi produktivitas angkatan kerja. Ini juga mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit pada penduduk yang berada pada kondisi kesehatan yang buruk dan dalam kemiskinan (Suradi; 2015).

Malnutrisi atau gizi buruk merupakan suatu keadaan tubuh manusia yang mengartikan bahwa asupan nutrisi dan gizi yang mengalir di tubuh manusia buruk. Gejala gizi buruk atau malnutrisi ini pada umunya ditandai dengan penurunan berat badan secara drastis dalam waktu yang cukup singkat. Gizi buruk biasanya diakibatkan oleh pemilihan jenis makanan atau asupan makanan yang tidak tepat atau bisa karena sebab lain seperti penyakit infeksi yang nutrisi dan gizi di dalam tubuh tidak terserap dan tercerna dengan baik.

Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan energi, protein dan nutrisi mikro seperti vitamin yang kurang atau tidak mencukupi atau bahkan berlebihan yang akhirnya menyebabkan gangguan kesehatan. Tidak sedikit orang yang salah kaprah mengenai gizi buruk dan kelaparan. Tentunya gizi buruk dan kelaparan merupakan dua jenis penyakit yang berbeda. Orang yang menderita kelaparan cenderung diakibatkan oleh kurangnya atau tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup. Kelaparan yang didetita dalam jangka waktu yang cukup lama akan menuju kearah gizi buruk. Namun banyak diantaranya masyarakat yang tanpa disadari akan menderita gizi buruk jika tidak memiliki asupan makanan yang cukup dengan mengandung vitamin, nutrisi dan mineral yang mencukupi untuk tubuh manusia.

Berikut tanda-tanda tubuh kekurangan gizi: 1) Tanda paling umum yaitu penurunan berat badan yang tidak direncanakan. Meski begitu, ada pula orang bertubuh gemuk yang kekurangan

Page 33: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

23Pendahuluan

gizi karena asupan yang dia konsumsi bukanlah makanan yang sehat; 2) Gampang lelah; 3) Konsentrasi menurun; 4) Depresi; 5) Tidak mampu menjalankan tugas yang biasa dikerjakan; 6) Mudah terkena infeksi karena penurunan sistem kekebalan tubuh; 7) Proses penyembuhan luka lambat; 8) Mudah kedinginan; 9) Perubahan  mood  atau suasana hati; 10) Kehilangan selera makan; 11) Mudah terjatuh karena otot melemah (www.alodokter.com, 2017)

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam UUD 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah NKRI sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme  menggunakan    makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga (Irianto; 2006)

Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan

Page 34: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

24 Pendahuluan

mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel.

Lemak adalah salah satu zat gizi yang mempu memperlambat sekresi asam lambung dan  memperlambat pengosongan lambung sehingga memberikan efek kenyang lebih lama konsultan kolesterol. Protein adalah zat gizi yang berperan dalam pertumbuhan, pembentukan dan perbaikan semua jaringan, dapat dijumpai misalnya pada kacang-kacangan. Vitamin adalah zat gizi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, jadi vitamin dapat didapatkan dengan cara mengkonsumsi buah-buahan dan juga sayuran. Seperti halnya vitamin, mineral adalah gizi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi.

Kebutuhan gizi menjadi sangat penting terutama bagi perkembangan atau pertumbuhan anak. Menurut Briliantono M. Soewarno, status gizi anak dikatakan normal bisa diukur dari perkembangan tinggi badannya “Status gizi anak yang normal itu kalau badan anak tidak pendek namun tak juga kurus, ” ujar Brilianto yang juga dokter Ahli Tulang ini (Novella; 2012).

Pengertian zat gizi adalah zat pada makanan yang dibutuhkan oleh organisme dalam pertumbuhan dan perkembangan yang digunakan secara langsung oleh tubuh yang meliputi protein, vitamin, mineral, dan lemak. Zat gizi dapat diperoleh dari makanan yang didapatkan dalam bentuk sari makanan dari hasil pemecahan pada sistem pencernaan.

Page 35: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

25Pendahuluan

Zat gizi terbagi menjadi dua yakni zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat – zat gizi organik ialah seperti lemak, vitamin, karbohidrat, dan protein. Sedangkan zat gizi anorganik adalah air dan mineral. Bukan itu saja zat gizi juga dikelompokkan atas beberapa macam seperti macam-macam zat gizi berdasarkan sumbernya, macam-macam zat gizi berdasarkan jumlahnya, dan macam-macam zat gizi berdasarkan fungsinya.

a. Macam-macam zat gizi berdasarkan sumbernya;

1. Zat Gizi Nabati, zat gizi nabati ialah sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan 

2. Zat Gizi Hewani, gat gizi hewani ialah zat gizi yang berasal dari hewan 

b. Macam-macam zat gizi berdasarkan jumlahnya 

1. Zat Gizi Makro atau Makronutrisi: Makronutrisi ialah zat gizi atau nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang besar dengan satuan gram. Contoh; protein, karbohidrat, dan lemak.  

2. Zat Gizi Mikro atau Mikronutrisi: Mikronutrisi ialah zat gizi atau nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit atau kecil. Contoh; air, vitamin dan mineral.  

c. Macam-macam zat gizi berdasarkan fungsinya: 

1. Sumber Energi bagi Tubuh: maksud dari sumber energi bagi tubuh atau tenaga bagi tubuh digolongkan pada jenis gizi. Seperti lemak, protein dan karbohidrat.  

2. Pembangun dan Penjaga Tubuh: maksud dari pembangun dan penjaga tubuh digolongkan pada jenis gizi. Seperti mineral, protein, vitamin dan lemak.  

3. Pengatur Kerja dalam Tubuh: maksud dari pengatur kerja dalam tubuh ialah untuk mengatur proses metabolisme yang ada dalam tubuh yang digolongkan pada jenis gizi. Seperti air, lemak, protein dan mineral.

Page 36: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

26 Pendahuluan

Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk hidup.

Fungsi Gizi:

1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak

2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari

3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain

4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein)

Konsep Dasar Gizi Sehat untuk Keluarga

Adapun konsep dasar gizi sehat untuk keluarga, merupakan zat-zat gizi yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi berfungsi untuk kelangsungan semua proses biologis dalam tubuh. Zat gizi dibutuhkan untuk proses membangun dan memelihara organ tubuh manusia.

Di Indonesia sejak 1955 dikenalkan konsep pola makan “4 sehat 5 sempurna” agar masyarakat memahami pola makan yang benar. Akan tetapi, menurut Soekirman Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam perkembangannya ternyata konsep ini sudah tak tepat. Pasalnya, sejak era 1990 muncul problem gizi di masyarakat di antaranya kegemukan dan obesitas.

Konsep lama menekankan pentingnya empat golongan makanan berupa sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan buah sumber vitamin dan mineral untuk pemeliharaan. Seiring perkembangan ilmu gizi, konsep ini sudah tak sesuai dengan kondisi sebenarnya, karena kebutuhan manusia akan gizi berbeda-beda tergantung berbagai faktor. Karena itulah, dikembangkan konsep atau pola gizi seimbang.

Page 37: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

27Pendahuluan

Menurut Soekirman, prinsip gizi seimbang adalah kebutuhan jumlah gizi disesuaikan dengan golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, serta aktivitas fisik. Tak hanya itu, perlu diperhatikan variasi jenis makanan. Bahan makanan dalam konsep gizi seimbang terbagi atas tiga kelompok.

a. Gizi seimbang:

1. Sumber energi/tenaga: Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan, sagu, jagung, dan lain-lain.

2. Sumber zat pengatur: sayur dan buah-buahan

3. Sumber zat pembangun: ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom, susu kedelai.

Pengaturan porsi atau jumlah yang dikonsumsi disesuaikan dengan golongan usia, aktivitas, jenis kelamin. Sebagai contoh panduan umum untuk orang dewasa untuk makan dalam sehari: sumber tenaga: 3 - 5 piring nasi, sumber zat pengatur: 1 ½ – 2 mangkok sayur, 2 - 3 potong buah, dan sumber zat pembangun: 2 - 3 potong lauk hewani, 3 potong lauk nabati.

Selain itu, konsep gizi seimbang pun menetapkan tiga belas pesan dasar sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman. Tujuannya agar status gizi serta kesehatan yang optimal dapat tercapai serta dipertahankan.

Pengaturan Gizi Sehat untuk Keluarga

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi setiap anggota keluarga. Keluarga di desa berbeda dengan keluarga di kota dalam hal pengaturan waktu makan dan menu makan keluarga. Hal ini terkait dengan tingkat pendidikan, status ekonomi, status sosial, kebiasaan dan aktivitas kerja yang berbeda.

Page 38: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

28 Pendahuluan

Sebaiknya makanan keluarga diusahakan dapat memenuhi selera makan seluruh anggota keluarga, tetapi juga tetap diperhitungkan besarnya budget (anggaran) yang dibutuhkan. Menu makanan keluarga sebaiknya disusun minimal untuk 10 hari dan menu tersebut maksimal berlaku selama dua bulan. Tetapi tidak mengubah kemungkinan bahwa menu keluarga dapat diberlakukan selama sebulan sekali. Hal ini bertujuan untuk menghindari kejenuhan anggota keluarga terhadap menu tersebut. Penyusunan menu keluarga yang demikian lebih menguntungkan daripada setiap hari harus merencanakan menu keluarga.

Adapun keuntungan tersebut antara lain sebagai berikut;

1. Mengetahui seringnya suatu jenis bahan makanan atau makanan itu disajikan sehingga tidak menimbulkan kebosanan (kejenuhan).

2. Tidak memerlukan waktu khusus setiap hari untuk menyusun menu keluarga yang baik.

3. Lebih mudah untuk membuat variasi menu yang sesuai dengan keinginan seluruh anggota keluarga.

4. Banyaknya bahan makanan dan biaya yang diperlukan untuk konsumsi makanan dapat diperhitungkan dengan baik.

5. Pola menu makanan keluarga akan merata setiap harinya, dalam artian tidak terlalu sederhana maupun tidak terlalu mewah.

Menjaga Gizi Sehat untuk Keluarga

Pola makan gizi seimbang adalah pola makan bervariasi, sangat disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk diterapkan. Di Indonesia, pola makan gizi seimbang diilustrasikan dengan hidangan tumpeng yang terdiri dari

Page 39: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

29Pendahuluan

empat tingkat. Masing-masing tingkat menjelaskan anjuran jenis dan jumlah masing-masing zat gizi seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lemak. Sebaiknya dikonsumsi dalam satu hari, serta anjuran berolahraga dan konsumsi air sebanyak 8 gelas dalam sehari. Memilih pangan padat gizi dan bervariasi merupakan kunci keberhasilan ibu untuk menyiapkan hidangan enak dan menyehatkan.

Supaya kebutuhan gizi dapat terpenuhi, harus menkonsumsi macam-macam makanan sehat. Makan yang baik adalah makan dengan terpenuhinya kebutuhan gizi dalam tubuh, jadi bukan mengenai kuantitasnya. Keberagaman makanan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya. Kebutuhan protein tidak selalu di dapatkan dengan mengkonsumsi telur saja, namun bisa memanfaatkan sumber protein lainnya supaya lebih bervariasi, seperti tahu, tempe, ikan, dan yang lainnya. Berikanlah gizi terbaik dalam pola makan keluarga, ini sangat membantu keluarga untuk terhindar dari berbagai penyakit dan obesitas. Ada beberapa kebutuhan nutrisi yang harus di cukupi supaya terhindar dari obesitas dan beberapa jenis penyakit.

Kegiatan yang bertujuan untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat telah lama dilakukan oleh pemerintah melalui salah satu program yaitu Posyandu, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.

Page 40: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

30 Pendahuluan

Sumber: Kemenkes.

Adapun kriteria gizi seimbang menurut Pedoman Pelaksanaan BPNT melalui Direktorat Fakir Miskin Perkotaan, bahwa gizi seimbang adalah karbohidrat dan protein yang mengandung 2100 kalori yang dapat diwakili oleh komoditas beras dan telur sebagai sumber tenaga atau energi seseorang untuk beraktivitas.

Selanjutnya dalam penelitian ini, untuk memudahkan serta untuk melihat pemenuhan gizi kepada keluarga KPM, maka dibuat kategorisasi jenis komoditas pangan dengan variabel pemenuhan gizi KPM, dan sembilan jenis bahan pangan sebagai indikatornya yang dijadikan pertanyaan dalam quesioner penelitian, yaitu jenis makanan sayuran, tahu, tempe, telur, ikan, buah, susu, daging, dan daging ayam. Jenis makanan ini oleh peneliti dikategorisasikan sebagai komoditas pangan untuk pemenuhan gizi bagi keluarga KPM, yang tersedia di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.

5. Metode

Ruang lingkup penelitian Pemenuhan Gizi Keluarga Miskin Penerima Bantuan Pangan Non-Tunai Dalam Pemenuhan Gizi Seimbang KPM ini, dilakukan terbatas, yaitu pada KPM penerima program bantuan sosial BPNT Non PKH, pelaksana

Page 41: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

31Pendahuluan

program bantuan sosial dan pendamping program di daerah lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method jenis sekuensial yang dilakukan kuantitatif terdahulu untuk melihat sejauhmana pemenuhan gizi seimbang bagi KPM program BPNT.

Kemudian pendekatan kualitatif dalam melihat bagaimana upaya KPM dalam pemenuhan gizi seimbang. Pemilihan sampel penelitian menggunakan purposive dengan mempertimbangkan respresentasi wilayah yang ada di Indonesia pada wilayah perkotaan sasaran program BPNT di perkotaan yang sudah dilaksanakan di 44 kabupaten/kota. Lokasi yang menjadi sasaran kajian pada empat kota: Jambi, Makasar, Tasikmalaya, dan Surabaya.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah KPM BPNT Rastra dengan sasarannya adalah ibu rumah tangga, dengan alasan KPM Rastra hanya memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) saja, yang berupa natura atau imbalan berupa barang seperti beras, minyak goreng dan gula. Penentuan jumlah responden dalam kajian ini berjumlah 80 orang atau 20 orang per lokasi kajian yang terpilih sebagai sampel.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap KPM. Penelitian ini didukung data kualitatif untuk lebih mendalami bagaimana perilaku KPM dalam pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan KPM dan FGD dengan Dinas Sosial setempat dan unit terkait, pendamping program, dan tokoh masyarakat, dan Lurah.

Dalam penelitian kajian cepat ini, pengumpulan data mix method ini, dilakukan selama enam hari dengan menyesuaikan pemanfaatan waktu efektif yang ada. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

Page 42: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

32 Pendahuluan

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara

2. Wawancara

Wawancara mendalam terhadap KPM terutama diarahkan untuk memperoleh informasi terkait banyaknya anggota keluarga, manfaat program dalam pemenuhan kebutuhan gizi seimbang, kebutuhan beras/telur dalam keluarga per hari, dan BPNT yang diterima, serta pendapat subjektif tentang kemampuan KPM dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizinya. Sedangkan wawancara terhadap pelaksana diarahkan untuk menggali informasi tentang permasalahan dan potensi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

3. Diskusi Kelompok Terarah

Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion = FGD) Mengumpulkan data dan informasi melalui diskusi kelompok terhadap permasalahan dan hasil yang sudah tercapai terkait program BPNT yang sudah dilaksanakan di daerah secara homogen. , dengan peserta FGD adalah KPM penerima bantuan sosial pangan

4. Pengamatan

Pengamatan atau observasi adalah serangkaian pengamatan terhadap fakta di lapangan yang terjadi

Page 43: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

33Pendahuluan

selama proses penelitian. Observasi dilakukan terhadap topik yang diteliti, misalnya konsumsi BPNT oleh KPM, ketersediaan komoditas yang menunjang gizi seimbang di rumah, manu-menu yang dikonsumi anggota keluarga sehari-hari. Misalnya seminggu terakhir memasak apa saja, variasi menu makanan bergizi. Observasi dan wawancara dilakukan sekaligus sehingga saling melengkapi dan dapat menggali makna kejadian yang terlihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian obyektif yang sedang diamati tersebut.

5. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dan informasi dengan mengkaji dokumen tertulis seperti hasil-hasil penelitian terdahulu terkait pelaksanaan Rastra dan BPNT, untuk mendalami aspek-aspek kebijakan seperti peraturan, perundang-undangan, pedoman umum BPNT serta literatur lainnya yang mendukung penelitian.

Dalam hal analisa data, informasi yang terkumpul dari hasil penelitian di lapangan akan disortir, dikategorisasikan, kemudian disajikan atau dideskripsikan dalam bentuk narasi, tabel, atau grafik persentase. Analisis datanya seperti yang di ungkapkan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009; 246) adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Koesioner berupa angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada respondenuntuk Jawaban yang bersifat jelas secara tegas dan konsisten yaitu dengan menggunakan skala Likert.

Pengukuran dengan menggunakan skala likert, menurut Sugiyono (2010) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

Page 44: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

34 Pendahuluan

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dengan alternatif Jawaban dalam penelitian ini, adalah: selalu (7 kali dalam seminggu), sering (5 - 6 kali dalam seminggu), kadang-kadang (3 - 4 kali dalam seminggu), jarang (1 - 2 kali dalam seminggu), dan tidak pernah (0 kali dalam seminggu). Untuk memudahkan dalam melihat pemenuhan gizi keluarga penerima manfaat bantuan sosial pangan BPNT, maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:

Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional IndikatorPemenuhan Gizi Keluarga Penerima Manfaat BPNT

Keluarga KPM makan dalam sehari

1 kali2 kali3 kali

Keluarga makan sayur dalam satu minggu

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

Keluarga makan tempe tahu dalam satu minggu

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

Keluarga makan telur dalam satu minggu

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

Keluarga makan ikan dalam satu minggu

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

Page 45: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

35Pendahuluan

Keluarga makan buah dalam satu minggu

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

Keluarga minum susu dalam satu minggu

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

Keluarga makan daging dalam satu bulan

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

Keluarga makan ayam dalam satu bulan

SelaluSeringKadang-kadangJarangTidak pernah

6. Sistematika Penulisan1. Persiapan yang diawali dengan penyusunan rancangan

penelitian dan penyusunan instrumen, melalui diskusi-diskusi terhadap ide dan masukan yang dituangkan kedalam kerangka penelitian.

2. Pengumpulan data, yang dilakukan di empat kota terpilih yaitu; Jambi, Tasikmalaya, Makasar, dan Surabaya. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara, studi dokumentasi, observasi dan diskusi kelompok.

3. Tahap Analisis Data dan Pelaporan. Informasi data primer maupun skunder yang terkumpul disortir, dikategorisasikan dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel atau grafik, kemudian menganalisis data yang telah terkumpul ditabulasikan sesuai dari hasil wawancara di

Page 46: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

36 Pendahuluan

lapangan untuk di deskripsikan ke dalam bentuk laporan hasil penelitian kajian cepat.

7. Susunan Organisasi

Pengarah : Kepala Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial

Penanggung Jawab

: Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Konsultan : Dr. Lidya Triana

Ketua Tim : Muslim Sabarisman

Anggota Tim : Achmadi JayaputraM SyawieIndah HuruswatiAgus PurwantoSuyantoBambang Pudjianto MuhtarAyu Diah AmaliaM. Belanawane Sulubere

Page 47: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

37Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

BABIIGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAN PROFIL KELUARGA PENERIMA MANFAAT

Bab dua akan menguraikan bagaimana gambaran umum lokasi penelitian, tentang geografis, kondisi kemiskinan, data jumlah penerima bantuan sosial pangan, dan profil responden penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), sebagai berikut:

1. Kota Jambi

A. Kondisi Geografis dan Demografis Kota Jambi

Kota Jambi dengan luas wilayah ± 205. 38 km² (berdasarkan UU No. 6 tahun 1986), terletak pada kordinat:

01° 30’ 2. 98″ – 01° 7’ 1.07″ Lintang Selatan

103° 40’ 1. 67″ – 103° 40 0. 23″ Bujur Timur

Koordinat tersebut menunjukkan keberadaan Kota Jambi yang terletak di tengah-tengah pulau Sumatera. Secara geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian barat cekungan

Page 48: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

38 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Sumatera bagian selatan yang disebut Sub-Cekungan Jambi, yang merupakan dataran rendah di Sumatera Timur.

Ditilik dari topografinya, Kota Jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m diatas permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang keseluruhan lebih kurang 1.700 km, dari Danau Atas – Danau Bawah (Sumatera Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di wilayah Kota Jambi) dengan kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai Batanghari membelah Kota Jambi menjadi dua bagian disisi utara dan selatannya.

Gambar 1. Peta Provinsi Jambi

Kota Jambi adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota dari provinsi Jambi, Indonesia. Kota Jambi adalah ibu kota Provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari 10 daerah kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi. Secara historis, Pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan Ketetapan

Page 49: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

39Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Gubernur Sumatera No. 103/1946 sebagai Daerah Otonom Kota Besar di Sumatera, kemudian diperkuat dengan Undang-undang No. 9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom Kota Besar dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah. Dengan dibentuknya Provinsi Jambi tanggal 6 Januari 1948, maka sejak itu pula Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi, dengan demikian Kota Jambi sebagai Daerah Tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Provinsi yakni Provinsi Sumatera, Provinsi Sumatera Tengah dan Provinsi Jambi sekarang.

Memperhatikan jarak waktu antara Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan dibentuknya Pemerintah Kota Jambi, tanggal 17 Mei 1946, terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Pembentukan Pemerintah Otonom Kota Besar Jambi saat itu sangat dipengaruhi oleh jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945. Meskipun menurut catatan sejarah, pendirian Kota Jambi bersamaan dengan berdirinya Provinsi Jambi (6 Januari 1957), namun hari jadinya ditetapkan sebelas tahun lebih dahulu, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi No. 16 tahun 1985 yang disyahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi dengan Surat Keputusan No. 156 tahun 1986, bahwa Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi adalah tanggal 17 Mei 1946, dengan alasan bahwa terbentuknya Pemerintah Kota Jambi (sebelumnya disebut Kotamadya sebelum kemudian menjadi Kota saja), adalah tanggal 17 Mei 1946 dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No. 103 tahun 1946, yang diperkuat dengan UU No. 9 tahun 1956. Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Provinsi Jambi pada tanggal 6 Januari 1957 berdasarkan UU No. 61 tahun 1958.

Tabel 2. Luas Wilayah dan Pembagian Daerah Administrasi

Menurut Kecamatan di Kota Jambi Tahun 2014:

Page 50: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

40 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

KecamatanLuas Wilayah

(km2)Jumlah

KelurahanJumlah RT

Kota Baru 77, 78 10 316

Jambi Selatan 34, 07 9 307

Jelutung 7, 92 7 231

Pasar Jambi 4, 02 4 58

Telanaipura 30, 39 11 264

Danau Teluk 15, 70 5 43

Pelayangan 15, 29 6 46

Jambi Timur 20, 21 10 221

Jumlah/Total  205, 38  62  1. 484

Sumber: Jambi Dalam Angka 2014 (Bagian Pemerintahan Umum Setda Kota Jambi)

Jambi adalah sebuah kota di Indonesia yang beribu kota provinsi Jambi dan terletak di pulau sumatra. Provinsi Jambi jaga merupakan pelabuhan yang ramai yaitu di sungai batang hari dan jaga pusat produksi karet. Ada beberapa kota yang terdekat dari kota Jambi, antara lain: 1) Kota Mendalo, 2) Kota Padang, 3) Kota Kinati, 4) Tanjung Johar, 5) Pal Merah, dan 6) Kota Muaro Kumpai.

Provinsi Jambi mempunyai sembilan kabupaten dan dua kota antara lain: 1) Kabupaten Kerinci, 2) Kabupaten Bungo, 3) Kabupaten Tebo, 4) Kabupaten Merangin, 5) Kabupaten Sarolangon, 6) Kabupaten Batang Hari, 7) Kabupaten Muaro Jambi, 8) Kabupaten Tanjung Jabung Barat, 9) Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 10) Kota Jambi, dan 11) Kota Sungai Penuh.

Batas wilayah Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0 45 ls antara 101 10 sampai 104 55 bujur timur dan sebelah utara berbatasan dengan provinsi Riau, sebelah timur dengan selat berhala sebelah selatan berbatasan denganprovinsi

Page 51: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

41Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

sumatra selatan (palembang) sebelah barat berbatasan dengan provinsi sebelah barat(padang). luas wilayah Jambi adalah 53. 435 km.

Agama yang dianut oleh kebanyakan masyarakat Jambi adalah agama Islam hal ini sesuai dengan selako adat Jambi;” adat bersendi sara’, sara’ bersendi kitabulloh”. Sara’ menurut masyarakat Jambi adalah ajaran Islam yang bersumber al-quran dan hadits. Jadi wajar kalu mereka (masyarakat Jambi) kebanyakan memeluk agama Islam. Dalam kehidupan sehari hari memang hampir tidak ada desa trnsmigasi ada tempat ibadah selain tempat ibadah orang Islam, hal ini memang di karenakan mayoritas penduduk di daerah Jambi 75% beragama Islam. Ada sebagian kecil yang beragama non Islam seperti: kristen, katolik, hindu, dan budha.

Dalam keseharian bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jambi adalah bahasa melayu, Jawa, dan sunda. Adapun bahasa yang digunakan oleh penduduk asli (pribumi) adalah bahasa melayu seperti yang berbunyi di dalam selako daerah Jambi yang berbunyi: dimano bumi dipijak di situ langit di junjung, di mano ranting di patah di situ air di sauk, di mano tamilang di cacak di situ tanaman tumbuah, di mano merantihnyo rebah di situ damarnya terserak. Adapun yang di maksud selako di atas kita harus bisa beradap tasi, di mana kita berada kita harus mengikuti peraturan di tempat itu.

Provinsi Jambi termasuk kota yang masih berpenduduk jarang, apalagi dibanding dengan penduduk di pulau Jawa. Namun yang menarik dari penduduk provinsi Jambi adalah: banyaknya penduduk laki-laki dibanding dengan perempuan. Provinsi Jambi dihuni oleh berbagai kelompok–kelompok atau suku-suku, antara lain: aceh, china, batak, madura, sunda, Jawa, makasar, dan ada juga suku anak dalam (kubu). Mereka

Page 52: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

42 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

di terima di Jambi karena masyarakat Jambi mendefinisikan orang Jambi adalah” yang sudah setengah tahun jagung di Jambi disitu bumi di pijak di situ langit di junjung”. Artinya sudah enam bulan berada di Jambi dan menghormati adab Jambi.

Pada awal perdirinya provinsi Jambi, lembaga pendidikan yang ada adalah madrasah. Pendidikan umum tingkat SLTP baru ada pada tahun 50 an. SLTA pada akhir 50 an. pendidikan tinggi umum berdiri pada awal tahun 60 an. Begitu jaga lembaga pendidikan tinggi agama Islam. Hampir semua perangkat pemerintahan adalah lulusan madrasah yang tersebar di seluruh pelosok Jambi dan pusatnya berada di kota seberang kota Jambi. Pada tahun 1915 berdirilah 4 madrasah secara serempak , yaitu Madrasah Nurul Islam di Tanjung Kasir, Nurul Iman di Ulu Gedong, Saadatuddarain di Tahtul Yaman dan Al-Jauharain di Tanjung Johar. Madrasah-madrasah tersebut letaknya berdekatan dan menjadi pusat mencari ilmu bagi seluruh masyarakat Jambi sampai ke plosok bahkan sampai ke Riau dan sumatra selatan. Setelah aura keempat pesantren itu memudar, masyarakat Jambi menyekolahkan anak-anaknya ke Sumatra Barat, namun karena dinilai tidak sesuai, dengan ahlussunah waljamaah, mereka beralih menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren yang beranggap beraliran ahlussunah waljamaah, seperti musthopawiyyah purba baru sumatra utara, bahkan pernah tercatat santri dari Jambi sebanyak seribu orang. Pesantren lainnya yang dituju oleh masyarakat Jambi adalah pesantren Salaf dipulau Jawa.

Jambi sebagai daerah pemukiman atau pemusatan penduduk bahkan sebagai pusat kedudukan pemerintahan telah berjalan dari masa ke masa. Sejarah Dinasti Sung menguraikan bahwa Maharaja  San-fo-tsi  (Swarnabhumi)

Page 53: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

43Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

bersemayam diChan-pi. Utusan dari  Chan-pi  datang untuk pertama kalinya di istana Kaisar China pada tahun 853M. Utusan ke dua kalinya datang pula pada tahun 871M. Informasi ini menorehkan bahwa  Chan-pi  (yang diidentifikasikan Prof. Selamat Mulyana sebagai Jambi) sudah muncul diberita China pada tahun–tahun tersebut. Dengan demikian Chan-pi atau Jambi sudah ada dan dikenal pada abad ke 9M. Berita China Ling Pio Lui (890-905M) juga menyebut Chan-pi (Jambi) mengirim misi dagang ke China.

Silsilah Raja-raja Jambi tulisan Ngebih Suto Dilago Priayi Rajo Sari pembesar dari kerajaan Jambi yang berbangsa 12, menulis Putri Selaro Pinang Masak anak rajo turun dari Pagaruyung di rajakan di Jambi. Dari sebutan Pinang dalam bahasa Jawa (Sunda) dilapas sebagai Jambe sehingga ditenggarai banyak orang sebagai asal kata Jambi. Jadi ada perubahan bunyi dan huruf dari Jambe ke Jambi. Identifikasi ini menginformasikan kata Jambe-Jambi terbuhul pada abad ke 15 yaitu di masa Puteri Selaro Pinang Masak memerintah dikerajaan Jambi Tahun 1460-1480.

Raden Syarif (yang kemudian diungkapkan kembali oleh Datuk Sulaiman Hasan) dari “Riwayat Tanjung Jabung Negeri Lamo” mencatat bahwa Puteri Selaro Pinang Masak mengilir dari Mangun Jayo ke Tanjung Jabung di pandu oleh sepasang itik besar (Angso Duo) yang mupur ditanah pilih pada tanggal 28 Mei 1401. Legenda Tanah Pilih ini berbeda versi dengan Ngebi Suto Dilago. Silsilah Raja-raja Jambi menyebut Orang Kayo Hitam (salah seorang putera dari pasangan puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko Berhalo) yang mengilir mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran petuah mertuanya Temenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh.

Page 54: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

44 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Profesor Moh. Yamin mengidentifikasi Jambi berada disekitar Kantor Gubernur Jambi di Telanaipura sekarang. Indikasi ini atas dasar mulai dari kawasan Mesjid Agung Al-falah sampai ke Pematang pinggiran Danau Sipin terdapat deretan struktur batuan bata candi yang diantaranya menunjukan sebagai komplek percandian yang cukup besar dikawasan kampung Legok.

Tidak tertutup kemungkinan penemuan tanah pilih oleh sepasang Angso yang mupur tersebut adalah pembukaan kembali Kota Chan-pi yang ditinggal karena kerajaan SwarnaBhumi (San-fo-tsi) diserang oleh Singosari dalam peristiwa Pamalayu tahun 1275M dan pindah ke pedalaman Batang Hari yang kemudian dikenal sebagai Darmasraya (Sumatera Barat). Dua Puteri Melayu/Darmasraya yaitu Dara Petak dan Dara Jingga diboyong oleh Mahisa Anabrang ke Singosari pada tahun 1292. Ternyata di saat itu Singosari telah runtuh oleh pemberontak dan kemudian mendapat serbuan tentara Khu Bilaikhan. Singosari berganti menjadi Majapahit dengan Rajanya Raden Wijaya. Salah seorang keturunan Puteri melayu itu yaitu dari pasangan Dara Jingga yaitu Adityawarman kembali ke Darmasraya kemudian mendirikan dan menjadi Raja di Pagaruyung (1347-1375M). Anaknya yang bernama Ananggawarman meneruskan teratah kerajaan Pagaruyung. Keturunan Ananggawarman salah satunya adalah Puteri Selaro Pinang Masak yang dirajakan di Jambi. (Sejarah Kota Jambi, 2012) Sumber: Pemerintah Kota Jambi, Sejarah Kota Jambi.

B. Kondisi Kemiskinan Kota Jambi

Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Jambi pada bulan September 2017 mencapai 278, 61 ribu orang (7, 90 persen), berkurang sebesar 7, 94 ribu orang dibandingkan

Page 55: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

45Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

dengan penduduk miskin pada Maret 2017 yang sebesar 286, 55 ribu orang (8, 19 persen).   

Selama periode Maret-September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 2, 13 ribu orang (dari 120, 62 ribu orang pada Maret 2017 menjadi 118, 49 ribu orang pada September 2017), sedangkan di daerah perdesaan berkurang 5, 81 ribu orang (dari 165, 93 ribu orang pada Maret 2017 menjadi 160, 11 ribu orang pada September 2017).  

Selama periode Maret-September 2017, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebesar 10, 94 persen, turun menjadi 10, 53 persen pada September 2017. Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan juga turun dari 6, 92 persen pada Maret 2017 menjadi 6, 66 persen pada September 2017.  

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan) baik untuk di perkotaan maupun perdesaan. Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan pada September 2017 tercatat 73, 43 persen, sementara di perdesaan jauh lebih tinggi yang mencapai 79, 68 persen.  

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, daging sapi, gula pasir, telur ayam ras, daging ayam ras dan cabe merah. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan,

Page 56: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

46 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

perlengkapan mandi dan pakaian jadi perempuan dewasa.  

Pada periode Maret-September 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin mengecil.

Adapun jumlah Penerima Bantuan Pangan Non Tunai di Kota Jambi Tahun 2017, sebagai berikut:

Tabel 3. Data Keluarga Miskin Penerima BPNT Kota Jambi

No Kecamatan Jumlah KPM

1. Alam Barajo 2. 451

2. Danau Sipin 2. 466

3. Danau Teluk 758

4. Jambi Selatan 1. 165

5. Jambi Timur 4. 413

6. Jelutung 2. 706

7. Kota Baru 2. 301

8. Pal Merah 2. 731

9. Pasar Jambi 704

10. Pelayangan 838

11. Telanaipura 1. 948

Total KPM 22. 481

Sumber: Dinsos Kota Jambi Penelitian 2018

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk program BPNT di Kota Jambi seluruhnya berjumlah 26. 751 KPM, yang masing-masing telah mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dari jumlah KPM BPNT di Kota Jambi ini, datanya sudah masuk dalam Basis Data

Page 57: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

47Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Terpadu (BDT) Kementerian Sosial Republik Indonesia tahun 2018, sekaligus dapat diakses melalui Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Kementerian Sosial yaitu melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial-Next Generation (SIKS-NG). Memang saat ini, masih dalam tahap verifikasi dan validasi data KPM untuk program BPNT di Kota Jambi oleh pihak-pihak terkait, masing-masing yakni dilakukan pendataan oleh ketua RT, Lurah dan Camat, TKSK, serta petugas Dinas Sosial setempat. Yang nantinya, justru hasil verifikasi dan validasi terhadap data-data KPM untuk program BPNT di Kota Jambi ini, besar kemungkinan bisa saja bertambah, dan/atau bisa juga berkurang.

Berdasarkan data diatas jumlah KPM penerima bantuan sosial BPNT yang sudah tersalurkan di Kota Jambi sebanyak 22. 481 KK, dengan jumlah penerima BPNT Non PKH sebanyak 6. 163 KPM dan 16. 138 adalah KPM PKH yang mendapat bantuan BPNT. Kecamatan Jambi Timur paling banyak terdapat warga miskin dan KPM BPNT (PKH dan non PKH), memiliki penduduk dari berbagai suku (multi etnis). Sementara Kecamatan Pelayangan, bertolak belakang kondisinya dengan kecamatan Jambi Timur.

C. Responden Penerima BPNT

Profil Responden Penerima Manfaat BPNT

Responden penerima manfaat BPNT di Kota Jambi ini sebanyak 20 orang hampir semuanya (90 persen) dari kaum ibu dan laki-laki hanya dua orang saja. Untuk memperoleh data kuantitatif diajukan pertanyaan kepada 20 responden KPM, selain itu juga dilakukan kedalaman informasi dengan indepth-interview dengan 6 orang responden KPM BPNT Non PKH. Disamping itu juga dilakukan fokus group discusion (FGD) dengan 15 orang pemangku kepentingan di wilayah Kecamatan

Page 58: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

48 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Jambi Timur dan Pelayangan Kota Jambi, lembaga pemerintah Kota Jambi, serta lembaga masyarakat yang terkait dengan penelitian ini. Alasan pemilihan lokasi di Jambi Timur karena paling banyak terdapat warga miskin dan KPM BPNT (PKH dan Non PKH), memiliki penduduk dari berbagai suku (multi etnis). Sementara Kecamatan Pelayangan, bertolak belakang kondisinya dengan Kecamatan Jambi Timur dan kebanyakan dari etnis melayu arab. Lokasinya terletak di seberang sungai Batanghari, berjarak 12, 5 km dari ibu Kota Jambi.

Umur responden, sebagian besar masih usia produktif 35 persen diantara 49 sampai 59 tahun, 30 % usia antara 37 sampai 48 tahun Disusul kemudian mereka yang berumur antara 26 -36 tahun yang masih sangat produktif. Selebihnya usia yang sudah memasuki non prduktif 10 persen dengan usia diatas 59 tahun.

Pendidikan mereka, 25 persen responden menyatakan tamat SMP dan tamat SMA, ditemukan juga responden tidak tamat SD 20 persen dan bahkan tidak tamat sekolah 15 persen, namun dari sekian banyak yang sekolahnya masih rendah di Kota Jambi terdapat responden KPM yang tingkat pendidikannya lulus sarjana S1.

Pekerjaan responden, 35 persen menyatakan sebagai ibu rumah tangga, karena mereka menyatakan lebih baik mengurus suami dan anak-anak dan pekerjaan rumah, kemudian 25 persen lainnya bekerja sebagai buruh (tukang cuci dan buruh membuat kue) dan berdagang kecil-kecilan di depan rumah atau berkeliling kampung terdekat.

Lima puluh persen jumlah anak responden antara 3-4 anak. Kemudian, yang mempunyai anak 1–2 anak sebanyak 40 persen, 5-6 anak hanya 20 persen. Adapun jumlah anggota keluarga responden, yang tinggal dalam satu keluarga sebagian

Page 59: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

49Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

besar (45 persen) terdiri dari 5-6 orang anggota keluarga, kemudian yang memiliki 1-2 anggota keluarga sebanyak 15 persen, dan yang mempunyai 3-4 orang anggota keluarga sebanyak 40 persen.

Dari segi penghasilan kepala keluarga dari dua puluh responden, dua puluh persen menyatakan penghasilan mereka dibawah Rp.600.000, sedangkan yang mempunyai penghasilan antara 600 ribu sampai satu juta limaratus rupiah sebanyak 50 persen, dan selebihnya pengahsilannya mencapai di atas Rp.1.500.000. Sedangkan dari status tempat tinggal mereka kebanyakan rumah orang tua dan rumah sendiri sebanyak 40 persen KPM dan 20 persen mereka tinggal dengan menumpang rumah orang lain

Kepemilikan aset KPM, seperti kepemilikan tanah 80 % mereka tidak punya tanah dan 60 persen KPM punya rumah walaupun mereka menempati rumah (warisan) orang tuanya. Hampir semua KPM mempunyai kendaraan roda dua atau motor, sebagian besar mereka gunakan untuk usaha seperti ojek dan keperluan keluarga seperti antar jemput anak.

Gambar 2.Warung

Gambar 3.Kondisi Rumah KPM

Page 60: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

50 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

D. Profil Informan Kota Jambi

Nama : Ruslaini

Usia : 42 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kec. Pelayangan, Kel. Tahtul Yaman, Kota Jambi

Pengetahuan Gizi Keluarga dan manfaatnya

Tentang gizi keluarga saya kurang tahu, yah, bagi saya asal kenyang aja saya, anak dan bapak nya bisa makan ngga tahu yang dimakan bergizi apa ngga, yang penting anak kelihat gemuk sehat, karena saya dan keluarga asal bisa makan cukup kenyang sehari tiga kali, kalau makan kita ngga pernah tuh memikirkan kandungan gizi apa yang ada di tiap makanan yang kita makan

Jenis BPNT yang diterima Bahan pangan yang diterima dari BPNT adalah beras saja sebanyak 10 Kg. Alhamdulillah dapat bantuan beras walaupun kurang dalam satu bulan. Katanya di Jambi ini semuanya dapet beras saja tidak ada telur, karena beras lebih penting, kan telur bisa kita beli satu atau dua butir telur bisa beli gimana maunya kita

Bantuan BPNT dapat meningkatkan kebutuhan gizi keluarga

Tentu saja bantuan BPNT yang kami terima cukup bermanfaat dan membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan makan sehari hari, Yah menurut saya dengan makan beras dapat memberikan tenaga untuk bekerja karena berasnya bagus, kalau soal gizi saya tidak mengerti yang penting asal bisa makan dan kenyang.

Page 61: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

51Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Pengambilan BPNT dan peruntukannya/mensiasatinya

Apabila bantuan sudah turun perbulan langsung terima dan dimanfaatkan untuk makan keluarga dalam sebulan walaupun 10Kg beras tidak mencukupi dalam sebulan hanya 20 hari saja, jadi yang sepuluh harinya saya suka beli beras ke warung

Terpenuhinya Kebutuhan Gizi Keluarga

Alhamdulillah…Sementara ini menurut kami dengan keadaan masih banyak kekurangan cukup terpenuhi, kami mengusahakan kebutuhan untuk makan sayur, buah, tahu tempe dalam menu makan ada variasinya sesuai selera dan keinginan makan keluarganya supaya tidak bosan, jadi kami suka mengolah bahan makanan yang ada atau bahan makanan yang dikasih tetangga seperti ubi, singkong dan kelapa.

Faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga

Seperti yang kami sebutkan bahwa kami selalu mengusahakan agar kebutuhan makan keluarga dapat terpenuhi, jadi selama ini untuk kebutuhan gizi kami cukup terpenuhi.

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

Seandainya kebutuhan gizi belum terpenuhi berusaha untuk menambah membeli makanan yang dianggap bergizi, jadi kami dengan sabar, mensykuri, dan sampai saya mencari kerja serabutan seperti mencuci baju tetangga, jualan kue, cari rebung di hutan untuk dijual, upahan buat kue dan hasilnya itu hanya untuk kebutuhan makan keluarga saja.

Ketersedian bahan pangan lokal bergizi

Di lingkungan sekitar kami paling yang ada tanaman kangkung, singkong, ubi, pisang dan kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk olahan makanan.

Page 62: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

52 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Pantangan yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi makanan dalam keluarga

Tidak ada pantangan yang penting halal

Harapan terkait bantuan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi

Menurut penuturan responden “Uang panjang langkah” yang artinya dengan uang bisa dibelikan apa saja, jadi kalau dapetnya beras saja yang lainnya ngga kebeli, seperti garam, gula, ikan, daging dan bahan olahan makanan yang lainnya. Yah kalau bisa bantuan itu terima uang saja yah…Rp.250 ribu sudah cukup kali. Kalau buat makan bisa diatur tapi kalau buat jajan anak… itu yang susah ngaturnya kepengen nya banyak…sambil tersenyum

Nama : MisrahUsia : 53 TahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : Kec. Talang Banjar, Kel. Lorong Kayu Pingai, Kota

Jambi

Pengetahuan Gizi Keluarga dan manfaatnya

Tentang gizi keluarga saya tidak mengetahui banyak, yah…. , yang saya tahu dengan makan bisa nambah tenaga, bisa mikir, bisa bekerja dan bisa kenyang saja, yah memang kami membutuhkan makan yang bergizi tapi kami makan yang ada saja sesuai yang bisa kami beli buat makan keluarga, kalau untuk asupan gizi yang baik paling buat cucu saya yang harus minum susu, itu juga tidak tiap hari selalu minum susu. Buat anak gizi penting untuk pertumbuhan dan kesehatannya kedepan.

Jenis BPNT yang diterima

Yang saya tahu bantuan bahan pangan yang diterima dari BPNT adalah beras saja sebanyak 10 Kg. Tidak boleh dibelikan yang lain, kalau boleh mungkin saya akan belikan minyak dan tepung sebagai modal usaha saya.

Page 63: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

53Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Bantuan BPNT dapat meningkatkan kebutuhan gizi keluarga

Saya tidak tau apakah bantuan beras dapat meningkatkan kebutuhan gizi keluarga, kan…kebutuhan makan sehari-hari bukan beras aja untuk lauk pauknya yang lain, kan… harus beli kewarung. Tapi syukur juga dapat beras bantuan yang hanya cukup untuk memenuhi gizi sebagai penambah tenaga dan kenyang bisa makan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari.

Pengambilan BPNT dan peruntukannya/mensiasatinya

Semenjak pertama dapat kartu di tahun 2017 sampai sekarang belum ada saldo yang masuk. Saya belum pernah menerima dan memanfaatkan BPNT setiap bulannya dan saya tidak tahu kenapa saldo uang yang 110 ribu itu tidak ada kosong di ATM nya, saya tiab bulan selalu ngecek ke ATM tapi tetap saja kosong, saya sering menanyakan baik ke pendamping maupun ke Dinsos tapi Jawabanya hanya “Sabar…yah…bu…”. Sampai ada tetangga yang sama mendapat BPNT karena saldo di kartunya kosong terus dan tidak bisa dimanfaatkan akhirnya si Ibu itu merobek kartunya saking keselnya gituh…

Terpenuhinya Kebutuhan Gizi Keluarga

Alhamdulillah…Sementara ini menurut kami dengan keadaan keluarga kekurangan, kebutuhan gizi cukup terpenuhi, kami mengusahakan kebutuhan untuk makan sayur, buah, tahu tempe dalam menu makan ada variasinya sesuai selera dan keinginan makan keluarganya supaya tidak bosan, jadi kami suka mengolah bahan makanan gorengan tahu tempe dan sayuran hijau yang murah saja walaupun harus membeli.

Page 64: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

54 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga

Saya berkeinginan selalu mengusahakan agar kebutuhan makan keluarga dapat terpenuhi, namun keadaan ekonomi keluarga kami untuk kebutuhan gizi kami kurang terpenuhi karena tidak punya uang untuk membeli makanan yang enak dan bergizi terutama beli ikan, daging ayam, daging sapi dan susu buat cucu saya. Kan sudah saya bilang selama ini, saya tidak mendapatkan bantuan pangan beras BPNT jadi saya harus mencari uang untuk biaya makan sehari-hari apalagi saya seorang janda…. .

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

“Silahkan pak di coba gorengan tempe sama bala-balanya mumpung hangat…. ” Terimakasih bu…rupanya si ibu dan anak-anaknya jualan gorengan bala-bala, tahu, tempe dan minuman ringan di warung meja kecil di depan rumahnya. Nah… begini pak saya untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga saya, saya berjualan gorengan, yah lumayan hasil nya bisa untuk makan keluarga saya.

Ketersedian bahan pangan lokal bergizi

Di lingkungan sekitar kami paling yang ada tanaman kangkung, singkong, ubi, pisang dan kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk olahan makanan.

Pantangan yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi makanan dalam keluarga

Tidak ada pantangan pak

Harapan terkait bantuan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi

Harapan saya saldo yang dikartu saya yang selama kurang lebih 6 bulan ini harus ada, tidak hilang dan bisa dimanfaatkan segera, karena saya membutuhkannya, yah lumayan lah pak…buat nambah-nambah kebutuhan yang lainnya.

Page 65: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

55Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

2. Kota Tasikmalaya

Kondisi Geografis dan Demografis

Kota Tasikmalaya, dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001, terdiri dari 8 kecamatan (15 kelurahan, 54 desa). Dalam perkembangannya, tahun 2008, terjadi peruba-han. Semua desa menjadi kelurahan, jumlahnya tetap, yakni 69 kelurahan, tetapi jumlah kecamatan menjadi 10 wilayah. Kota Tasikmalaya luasnya 185, 83 km2.

Gambar 4. Peta Kota Tasikmalaya

Sumber: Dinsos Kota Tasikmalaya, 2018.

Kecamatan dan kelurahan di Kota Tasikmalaya: (1) Kecamatan Kawalu terdiri atas Kelurahan: Leuwiliang, Urug, Gunungtandala, Gununggede, Talagasari, Tanjung, Cibeuti, Karanganyar, Cilamajang, dan Karsamenak; (2) Kecamatan Tamansari terdiri atas Kelurahan: Setiamulya, Setiawargi, Sumelap, Sukahurip, Tamansari, Tamanjaya, Mulyasari, dan

Page 66: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

56 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Mugarsari; (3) Kecamatan Cibeureum terdiri atas Kelurahan: Ciherang, Ciakar, Margabakti, Awipari, Kotabaru, Kersanagara, Setiajaya, Setiaratu, Setianagara; (4) Kecamatan Purbaratu terdiri atas Kelurahan: Singkup, Purbaratu, Sukanagara, Sukaasih, Sukajaya, dan Sukamenak; (5) Kecamatan Tawang terdiri atas Kelurahan: Kahuripan, Cikalang, Empangsari, Tawangsari, dan Lengkongsari; (6) Kecamatan Cihideung terdiri atas Kelurahan: Tugujaya, Tuguraja, Nagarawangi, Yudanagara, Cilembang, dan Argasari; (7) Kecamatan Mangkubumi terdiri atas Kelurahan: Karikil, Cigantang, Sambongjaya, Sambongpari, Linggajaya, Mangkubumi, Cipari, dan Cipawitra; (8) Kecamatan Indihiang terdiri atas Kelurahan: Panyingkiran, Parakannyasag, Sirnagalih, Indihiang, Sukamajukidul, dan Sukamajukaler; (9) Kecamatan Bungursari terdiri atas Kelurahan: Cibunigeulis, Bantarsari, Sukajaya, Sukamulya, Sukarindik, Bungursari, dan Sukalaksana; (10) Kecamatan Cipedes terdiri atas Kelurahan: Panglayungan, Cipedes, Nagarasari, dan Sukamanah.

Kota Tasikmalaya berbatasan dengan Kabupaten Tasimalaya dan Kabupaten Ciamis di sebelah utara, selebihnya pada bagian barat, timur, dan selatan, seluruhnya berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya (BPS Kota Tasikmalaya, 2017). Tahun 2016, penduduk Kota Tasikmalaya berjumlah sekitar 659.606 Jiwa (BPS, 2017). Kajian ini dilakukan di Kelurahan Nagarasari dan Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes, dengan pertimbangan homoginitas penerima manfaat dan lokasi.

B. Kondisi Kemiskinan Kota Tasikmalaya

Dari jumlah penduduk Kota Tasikmalayan yang berjumlah 659.606 jiwa tersebut, berdasarkan data BPS (2017), angka kemiskinannya mencapai 66.000 jiwa, sekitar 15 persen dari

Page 67: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

57Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

jumlah (https://initasik.com/angka-kemiskinan-kota-tasik-masih-tertinggi-di-Jawa-barat/). Jumlah penduduk miskin Kota Tasikmalaya tersebut terbanyak di Provinsi Jawa Barat, dan melebihi rata-rata kemiskinan nasional, dimana per-Maret 2018, angka kemiskinan nasional sekitar 9,83 persen.

Berdasarkan basis data terpadu (BDT) tahun 2015, penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Tasikmalaya berjumlah 49.617 keluarga penerima manfaat (KPM). Namun, yang mempunyai Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) berjumlah 46-an ribu KPM. Dengan demikian terdapat selisih 3000 KPM yang seharusnya menerima BPNT, tetapi tidak menerimanya.

Gambar 5. E-Warong “Harapan Kita” Tempat Pengambilan BPNT KPM.

Sumber: Dokumentasi peneliti, 11 Agustus 2018.

KPM di Kota Tasikmalaya mencairkan bantuan sosial pangan (Beras, Telur) di 72 Warung Gotong Royong Elektronik (Warong Elektronik) 69 kelurahan, 10 kecamatan.

Page 68: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

58 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

C. Responden Penerima BPNT

Responden Penerima Manfaat BPNT

Responden penerima manfaat BPNT di Kota Tasikmalaya ini sebanyak 20 orang (kaum ibu). Untuk memperoleh kedalaman informasi, dilakukan indepth-interview dengan 6 orang KPM BPNT. Disamping itu juga dilakukan focus group discusion (FGD) dengan 15 orang pemangku kepentingan di wilayah Kecamatan Cipedes.

Gambar 6. Petugas Puldat Wawancara dengan KPM di Rumah Kontrakannya

Sumber: Dokumentasi peneliti, 9 Agustus 2018.

Umur responden, sebagian besar (40 persen) diatas 59 tahun. Disusul kemudian mereka yang berumur antara 49-59 tahun (30 persen). Selebihnya (30 persen), mereka yang berumur dibawah 49 tahun dan diatas 25 tahun.

Pendidikan mereka, 50 persen responden menyatakan tidak tamat sekolah dasar (SD), dan 50 persen lainnya menamatkan SD. Pekerjaan responden, 45 persen menyatakan murni sebagai ibu rumah tangga, kemudian 35 persen lainnya bekerja seadanya, seperti: tukang cuci, setrika, dan jualan kecil-kecilan (warung di rumah), jualan kue keliling, dan jualan sayur-sayuran.

Page 69: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

59Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Gambar 7. FGD dengan Pemangku Kepentingan di Aula Dinsos

Kota Tasikmalaya

Sumber: Dokumentasi peneliti, 10 Agustus 2018.

Jumlah anak responden, sebagian besar responden (50 persen) menyatakan 1-2 anak. Kemudian, yang mempunyai anak 3-4 anak sebanyak 25 persen, 5-6 anak 20 persen, dan yang menyatakan mempunyai 1 anak, 5 persen. Jumlah anggota keluarga responden, sebagian besar (50 persen) menyatakan terdiri dari 3-4 orang anggota keluarga, kemudian memiliki 1-2 anggota keluarga sebanyak 25 persen, mempunyai 5-6 orang anggota keluarga sebanyak 20 persen, dan 1 persen lainnya menyatakan anggota keluarga mereka sebanyak 7-8 orang.

D. Profil InformanNama : TT

Umur : 44 Th

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kel. Nagara Sari Kec. Cimpedes Kota Tasikmalaya

1 Pengetahuan gizi keluarga dan manfaatnya

Cukup makan (nasi, sayur, lauk, susu, minuman) supaya badan sehat.

Page 70: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

60 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

2 Bahan pangan yang diterima (BPNT) selama ini

1. Beras, gula, minyak;2. Beras, telur.

3 BPNT membantu meningkatkan gizi keluarga

Ya (Beras, Telur)

4 Pengambilan bantuan pangan (peruntukan/mekanisme)

Tiap bulan (di akhir bulan–tgl 26/27/28) melalui pemberitahuan TKSK/Pengelola e-Warong

5 Dengan adanya bantuan pangan, apakah gizi keluarga terpenuhi

Namanya bantuan, ya belum

6 Penyebab gizi keluarga tidak terpenuhi (selama ini)

Kurang makan

7 Jika tidak terpenuhi, upaya yang dilakukan?

Beli, pinjam (Saudara/tetangga)

8 Ketersediaan bahan pangan lokal bergizi

Beras

9 Pantangan makanan (penyakit, budaya, mitos)

Tidak ada

10 Harapan bantuan pangan untuk pemenuhan gizi keluarga

Jumlah bantuan (beras, telur) ditambah

Nama : SB

Umur : 47 Th

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kel. Sukamanah Kec. Cimpedes Kota Tasikmalaya

1 Pengetahuan gizi keluarga dan manfaatnya

Cukup makan (nasi, sayur, lauk, susu, minuman) supaya badan sehat.

2 Bahan pangan yang diterima (BPNT) selama ini

1. Beras, gula, minyak;2. Beras, telur.

3 BPNT membantu meningkatkan gizi keluarga

Ya (Beras, Telur)

4 Pengambilan bantuan pangan (peruntukan/mekanisme)

Tiap bulan (di akhir bulan –tgl 26/27/28) melalui pemberitahuan TKSK/Pengelola e-Warong

Page 71: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

61Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

5 Dengan adanya bantuan pangan, apakah gizi keluarga terpenuhi

Namanya bantuan, ya belum

6 Penyebab gizi keluarga tidak terpenuhi (selama ini)

Kurang makan

7 Jika tidak terpenuhi, upaya yang dilakukan?

Beli, pinjam (Saudara/tetangga)

8 Ketersediaan bahan pangan lokal bergizi

Beras

9 Pantangan makanan (penyakit, budaya, mitos)

Tidak ada

10 Harapan bantuan pangan untuk pemenuhan gizi keluarga

Jumlah bantuan (beras, telur) ditambah

3. Kota Surabaya

A. Kondisi Geografis dan Demografis

Surabaya adalah ibu kota Propinsi Jawa timur yang dikenal sebagai Kota Pahlawan. Letak kota Surabaya adalah 07 derajat 9 menit -07 derajat 21 menit LS (Lintang Selatan) dan 112 derajat 36 menit-112 derajat 54 menit BT (Bujur Timur). Ketinggian 3-6 meter diatas permukaan air laut (dataran rendah), kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di daerah Lidah & Gayungan dengan ketinggian 25-50 meter diatas permukaan air laut. Batas Wilayah Kota Surabaya yaitu: Sebelah Utara (Selat Madura), Sebelah Timur (Selat Madura), Sebelah Selatan (Kabuoaten Sidoarjo) dan Sebelah Barat (Kabupaten Gresik). Luas wilayah Kota Surabaya adalah 33.306,30 Ha. Jumlah Kecamatan di Kota Surabaya adalah 31 Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan ada sebanyak 160 Desa/Kelurahan. Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura,

Page 72: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

62 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura. Ciri khas masyarakat asli Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya sangat terbuka. Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat Surabaya sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain. Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 3,110,187 Orang di Tahun 2012, Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan (Sumber: Surabaya.go.id)

Gambar 8. Peta Kota Surabaya

Sumber: pn-Surabaya. go. id

B. Kondisi Kemiskinan Kota Surabaya

Jumlah kemiskinan di kota Surabaya pada Tahun 2014 menurut data BPS Kota Surabaya:

Page 73: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

63Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Tabel 4. Angka dan Garis Kemiskinan Kota Surabaya

Angka dan garis kemiskinan serta jumlah penduduk miskin kota Surabaya tahun 2010-2014

Kemiskinan 2010 2011 2012 2013 2014

Angka Kemiskinan (%) 7.07 6.58 6.23 6 5.79

Garis Kemiskinan (Rp) 282586 310074 339208 372511 393151

Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)

195.7 183.3 175.1 169.4 164.36

Trend tersebut menunjukkan dalam kurun waktu 4 tahun

angka kemiskinan di Kota Surabaya cenderung mengalami penurunan. Salah satu upaya penurunan kemiskinan adalah melalui pengadaan program bantuan sosial salah satunya adalah bantuan sosial pangan yang diberikan oleh Kementerian Sosial RI. Bantuan tersebut adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pemenuhan gizi keluarga sudah dilakukan oleh pemerintah dengan memberi bahan pangan yang cukup seperti BPNT berupa beras dan telur. Nilainya Rp.95.818.800,- kepada 72.590 keluarga pada tahun 2017. Pengaturan penggunaan bahan pangan menjadi kearusan keluarga bersangkutan. Sebab setiap bulan ada pertemuan berupa bimbingan dan penyuluhan, terakhir secara serentak di laksanakan pada hari Rabu tanggal 8 Agustus 2018. Antara lain ;

1. Posyandu memberi pemahaman terhadap keluarga muda yang terkait dengan permakanan, gizi dan kesehatan. Laporan disampaikan ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

2. Perguruan Tinggi, khususnya terkait dengan permakanan dan pemenuhan gizi keluarga berupa petunjuk makanan sehat dan pendampingan. Hanya saja dalam waktu tertentu seperti bakti sosial, Kuliah Kerja Nyata, dan kunjungan.

Page 74: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

64 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

3. Karang Werdha memberi pemahaman terhadap lanjut usia terkait dengan pemeliharaan kesehatan dan permakanan.

Bantuan Pangan Non Tunai di satu pihak ada yang beranggapan telah mengurangi pengeluaran, sehingga di awal pembagian keluarga hanya membeli lauk pauk. Sedangkan pertengahan bulan sampai akhir bulan biasanya perlu biaya untuk membeli bahan pangan pokok dan lauk pauknya. Bantuan pangan sebesar Rp.110.000 untuk keluarga kecil dengan jumlah anggota 2-4 orang hanya cukup selama 12-15 hari. Bagi keluarga dengan anggotanya lebih dari 6 orang cukup selama 10 hari. Menyikapi tersebut ada 2 kemungkinan yaitu; a) berhemat dengan membeli bahan pangan dan lauk pauk sesuai dengan biaya yang dimiliki. Misalnya kalau ada beras, tinggal beli lauk pauk lengkap atau membeli sesuai kebutuhan. Sisa uang yang ada untuk keperluan berikutnya, b) Membeli makanan jadi sesuai dengan kemampuan (nibani). Misalnya soto ayam atau rawon semangkok Rp.15.000. keluarga hanya mau membeli Rp.10.000 saja. Membeli nasi dan lauk pauk didalam orek-orek tahu dan tempe paling murah Rp.6000/bungkus dan paling mahal Rp.15.000/bungkus. Keluarga cenderung membeli nasi yang lebih murah.

Berdasarkan data BDT jumlah fakir miskin yang ada di kota Surabaya adalah 158.058, dengan Jumlah penerima manfaat BPNT sebesar 72.591. Melihat kondisi kemiskinan di Kota Surabaya, terdapat beberapa kebijakan dalam penanganan kemiskinan, berikut kebijakan penangaanan kemiskinan di Kota Surabaya:

1. Secara khusus Dinas Sosial Kota Surabaya melalui Inovasi Iso Mangan. Dilaksanakan mulai tahun 2012 dengan menyalurkan makanan sehat dan bergizi sekali tiap hari terhadap 7.627 penerima manfaat. Jumlahnya tiap tahun

Page 75: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

65Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

terus bertambah sampai tahun 2018 menjangkau 29.249 penerima manfaat. Mereka terdiri atas lima kelompok; disabilitas, lanjut usia, anak terlantar, orang terlantar, dan anak yatim dan atau piatu dari keluarga fakir miskin. Makanan dimasak oleh kelompok masyarakat sebagai peran sertanya dalam membantu masyarakat miskin. Seperti Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Werdha, dan Kelompok Pengajian. Makanan siap saji dalam kotak nasi terbuat dari plastik. Makanan terdiri dari enam jenis; nasi, sayur, tahu dan tempe, lauk pauk, buah-buahan dan air mineral 220cc. makanan diantar kerumah masing-masing oleh petugas khusus. Waktu antar makanan pukul 9-11.00 dan waktu ambil kotak makanan mulai pukul 13.00.

2. Ada juga dukungan baru dari komunitas dengan sebutan Sego Rongewu. Komunitas tersebut menyiapkan nasi bungkus lengkap dengan nasi dan lauk pauk yang dijual kepada orang miskin atau orang terlantar seharga Rp.2000/bungkus. Pelaksanaannya belum rutin dan belum merata karena waktu tertentu dan ditempat tertentu.

3. Bahan Pangan berupa beras tersedia di warung dan toko. Hanya saja kurang daya beli karena latar belakang pekerjaan orang tua atau penanggung Jawab keluarga yang bersangkutan. Ada banyak warung makanan yang menjual makanan nasi bungkus, lontong sayur, dan soto. Harga termurah Rp.6000/bungkus dan tertinggi harga Rp.15.000/bungkus atau porsi. Membeli makanan dianggap memberatkan karena pengeluaran lebih banyak. Sehingga tiap keluarga perlu menyikapinya dan menghemat pengeluaran.

C. Responden Penerima BPNT

1. Responden Penerima Manfaat BPNT

Responden penerima BPNT semuanya sudah

Page 76: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

66 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

berkeluarga. Mayoritas usia responden adalah kebanyakan kaum lanjut usia yaitu sebanyak 35% dari total responden. Hal ini dikarenakan KPM non PKH adalah kebanyakan lanjut usia menurut pendamping BPNT. Hanya satu orang yang berumur dibawah 36 tahun.

Penerima BPNT mayoritas diwakili oleh kaum perempuan. Sebab sesuai dengan syarat yang ditentukan untuk kaum perempuan yang tercantum dalam Kartu Keluarga Sejahtera. Merekalah yang melakukan administrasi awal sesuai dengan nama yang tercantum dalam kartu keluarga masing-masing dan transaksi selanjutnya. Kebanyakan mereka masih berkeluarga atau kawin, hanya tiga responden dengan status janda yang mempunyai tanggungan beberapa anggota keluarga.

Diagram 1. Jenis Pekerjaan Responden di Kota Surabaya

Dilihat dari aspek pekerjaan, sebagian responden sebagai ibu rumah tangga (70 %). Mereka tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya mengandalkan penghasilan upah yang diperoleh suami dan sebagian ada yang bekerja sebagai pedagang umumnya pedagang warungan dan ada juga yang enjadi pengantar jemput anak sekolah. Sebab suami kebanyakan bekerja di sektor

Page 77: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

67Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

informal seperti tukang bangunan, pesuruh, pedagang makan dan minuman. Sebagai tukang bangunan mengerjakan bagian rumah yang sederhana dengan menerima upah secara harian. Upah tukang bangunan berkisar Rp.100.000, - - Rp.150.000, -per hari. Itu diperoleh ketika ada pekerjaan. Sebaliknya jika tidak ada pekerjaan, maka tidak ada penghasilan. Selama menunggu pekerjaan berikutnya, kepala keluarga atau istrinya melakukan penghematan. Selain itu berhutang dalam jangka waktu pendek sekitar satu minggu dilunasi. Pekerjaan yang dilakukan lebih banyak di sekitar rumah seperti membuka kios dengan menjual makanan dan minuman berharga murah. Malam hari tidak jualan.

Selain itu ada yang bekerja sebagai pedagang (25%) diantaranya berjualan di rumah. Hanya sebagian ibu rumah tangga mendapat bantuan dari anggota keluarga lain, terutama yang sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari rumah orang tuanya. Akan tetapi pemberian tersebut tidak rutin, sehingga kebutuhan keluarga selalu ditentukan dengan ada tidaknya bantuan dari anggota keluarga lain. Ada dua bentuk perdagangan. Pertama, berdagang makanan dan minuman dengan membuka kios di rumah atau dekat rumah. Penghasilan yang diperoleh untuk menunjang kebutuhan tambahan keluarga. Penghasilan utama tergantung pada suami. Penghasilan dari dagang di warung untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sebagai upaya menabung dalam menutupi kekurangan yang diperlukan. Kedua, berdagang nasi bungkus. Kegiatan ini dilakukan tiap hari di rumah menggunakan meja sebagai tempat dagangan. Kegiatan dimulai sekitar pukul 6 – 9, nasi dijual seharga Rp.7.000, - per bungkus. Satu bungkus terdiri dari nasi dengan lauk pauk seperti ikan, dan tempe. Lauk pauk tiap hari bisa berubah diganti dengan telur atau bakwan. Harga tersebut dianggap

Page 78: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

68 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

memenuhi belanja warga sekitarnya karena dianggap murah dan terjangkau. Jika nasi sudah habis, maka selesailah kegiatan yang dilakukan. Menjelang sore ibu rumah tangga tersebut berbelanja bahan-bahan makanan yang akan dijual esok harinya. Ada juga yang menerima pesanan nasi bungkus dalam jumlah tertentu sekitar 50 – 1.000 bungkus.

Bidang jasa yang dilakukan kaum perempuan antara lain jasa mencuci pakaian, antar jemput Anak Sekolah dan pembantu rumah tangga. Mencuci pakaian dilakukan di rumah orang lain dengan cara mencuci sampai mengeringkannya. Sebagai pembantu rumah tangga, biasanya kaum perempuan melakukan di dekat rumahnya. Oleh karena itu tidak memerlukan ongkos. Penghasilan yang diperoleh biasanya secara mingguan. Pendapatan tersebut digunakan untuk menutupi kebutuhan rumah tangga. Bisa saja kaum perempuan memiliki upah sendiri untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Disebabkan bekerja sendiri, tidak ada suami dan penghasilan untuk belanja sehari-hari.

Dilihat dari aspek pendidikan responden rata-rata berpendidikan rendah, mayoritas menamatkan pendidikan SLP Tamat sebesar 30%, kemudian SD Tidak Tamat sebesar 25%, namun ditemukan sebanyak 15% KPM yang mampu menamatakan pendidikannya hingga SMA. Bagi mereka ini terhalang karena biaya pendidikan orang tua, sehingga tidak bisa sekolah lebih tinggi. Selain itu ada yang kawin dalam usia muda. Hal ini biasa dalam keluarga sederhana mengawinkan anak sebagai upaya untuk mengurangi beban keluarga. Kehidupan mereka dimulai dari terjadinya perkawinan yang merupakan babak baru dalam menata rumah tangga. Diketahui juga ada yang sekolah lebih tinggi, terdapat responden yang tamat SMA (15 %). Biasanya keluarga ini

Page 79: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

69Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

mempunyai cara kerja dan pandangan yang berbeda dengan yang berpendidikan rendah. Responden dimaksud memiliki usaha dalam melindungi kebutuhan keluarga yang diperoleh selain dari penghasilan suami.

Jumlah anggota keluarga terdiri dari jumlah anak dan jumlah anggota keluarga. Jumlah anak 75% mempunyai anak 3 – 4 orang, dan selebihnya mempunyai anak 1 – 2 orang (20%). Jumlah tersebut merupakan bentuk ideal rumah tangga di perkotaan. Sebab pengasuhan anak paling banyak dua orang karena bentuk rumah yang kecil dan belanja sehari-hari yang harus dipenuhi. Terutama keperluan sehari-hari yang dikaitkan dengan penghasilan harian dari suami atau ibu rumah tangga tersebut. Oleh karena itu sudah biasa jika ada anak yang sudah dewasa lalu bekerja dan kawin, maka anak yang bersangkutan harus hidup dengan suaminya dekat rumah induk atau pindah ke tempat lain. Bentuk ini merupakan pengurangan anggota keluarga secara sengaja. Biasanya kepala rumah tangga tidak memikirkan pendidikan lanjut bagi anggota keluarga disebabkan penghasilan yang dianggap kurang.

Hanya satu rumah tangga yang memiliki tujuh anak (5%). Keluarga ini pengecualian dengan bentuk rumah tangga yang terdiri dari anak-anak atau anggota keluarga tambahan. Anggota keluarga anak-anak dimaksudkan, anak biologis yang lahir dari pasangan kawin tersebut. Mereka tinggal dalam satu rumah, sehingga anggota keluarga dalam bentuk banyak. Tetapi jika saatnya anggota keluarga ada yang bekerja atau kawin, maka akan pindah ke tempat yang baru dan anggota rumah tangga tersebut semakin berkurang. Bentuk lainnya ditemukan anggota keluarga dalam bentuk banyak karena menampung anggota keluarga tertentu seperti orang tua utuh dan orang tua yang sudah janda atau duda. Bisa juga karena mengontrak

Page 80: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

70 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

rumah dirasakan mahal, maka anggota keluarga yang kawin masih tetapi tinggal di rumah tersebut. Apa lagi ditambah dengan anak atau cucu dari kepala keluarga inti senior.

Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tangga, kebanyakan berjumlah 3 – 4 orang (75%). Bentuk keluarga ideal yang sesuai dengan jumlah anak yang dilahirkan di rumah tersebut. Ini disebut sebagai keluarga kecil yang tinggal dalam keluarga kecil. Kehidupan keluarga kecil dilihat dari bentuknya yang terdiri dari ruang tamu sekaligus sebagai tempat tidur. Kamar mandi dan kakus biasanya berada di rumah rumah yang digunakan secara bersama dengan tetangga lainnya. Anggota keluarga secara tetap pada saat berumur kurang dari 10 tahun karena mereka harus dekat dengan orang tua terkait dengan pendidikan yang ditempuh setingkat dasar dan menengah. Sedangkan anggota keluarga yang sudah dewasa atau sudah bekerja biasanya jarang tinggal dalam rumah tersebut yang dirasakan semakin sempit dan terbatas. Misalnya bagi yang bekerja, cenderung mengontrak rumah dekat tempat bekerja bersama rekan-rekannya. Tujuannya mengurangi biaya angkutan dan pengeluaran hanya untuk makan.

Bagi yang tidak bekerja atau menganggur lebih sering berada di luar rumah bersama teman sepermainan. Inilah yang mencerminkan kepadatan penduduk perkotaan karena berada di warung atau di persimpangan jalan.

D. Profil Informan

Nama : Nurhayati

Usia : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kec. Gubeng, Kel. Kertajaya, Kota Surabaya

Page 81: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

71Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Deskripsi Kemiskinan:

Nirhayati, suami dan 1 anaknya tinggal bersama di rumah orangtuanya yang dibagi atau dipetak-petakan kedalam beberapa keluarga. Dengan ukuran rumah 2x3m nurhayati hidup dengan keterbatasan dimana ruang tidur bercampur dengan dapur dan ruang keluarga. Rumah nurhayati didepan jalan yang sempit dan pemukiman padat penduduk. Dengan penghasilan suami yang kurang dari Rp.500.000 ia harus pandai mengolah kebutuhan pangan di keluarganya. Kebutuhan pangan berupa beras nurhayati mendapatkan BPNT, karna masih menumpang dirmah orang tua, beras BPNT dibagi2 kepada beberapa keluarga yang tinggal didalam rumah orangtuanya.

Pengetahuan Gizi & Manfaat

“Gizi ya vitamin, susu, ikan”“Manfaatnya ya untuk kesehatan”KPM BPNT, N, mengatakan bahwa ``````

BPNT “Tahun 2017 itu sa gangsing, berasnya ngga enak, keras kuning, 20kg itu ga uweenak, dapet gula 2kg 2 plastik, trus minyake cap tawon 1liter tapi dapet 2, udah itu aja”“Tahun 2018, kalo ada telurnya beras 7.5kg ya, telurnya 10 biji itu mulai januari, berasnya enak itu mba, 11ribuan itu, titi wae mun enak berase”, kalo beras saja 10kg harga 11 ribu”

BPNT Meningkatkan Kebutuhan Gizi Keluarga

“iya membantu, ya dari teur ya, ya iya juga beras kan karbohidrat, kalo ada telur nda ada berasnya kan ga enak, telur membantu gizi keluarga untuk anak sekolah”

Pencairan BPNT dan peruntukan

“bantuannya diambil sekaligus kalo disini, dihabiskan”

Kebutuhan Gizi keluarga terpenuhi

“belum terpenuhi ya karena ngga ada biaya untuk memenuhinya ga bisa beli... ”

Page 82: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

72 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Faktor yang menyebabkan tidak terpenuhi Gizi Keluarga

“ya nda ada uangnya nda ada biaya”

Upaya yang dilakukan gizi tidak terpenuhi

“ya apa adanya aja seadanya... ga bisa ngapa-ngapain”

Lingkungan tersedia bahan pangan bergizi

“Ya tidak mba, rumahnya saja seperti ini, rumah padat penduduk, gang sempit, nanam dimana... hahaha. sawah juga ga ada di kota... ya kalo didesa banyak lahan kalo disini ngepress... tidur aja kayak begini umpel2an... hahahaha”

Pantangan dalam konsumsi makan

“ngga ada ya apa aja dimakan aja lah ini aja udah susah... ”

Harapan KPM ttg bahan pangan pemenuhan gizi keluarga

“ya harapannya kalo gizi ya susu ya mba kalo bisa ditambah. . susu kan penting untuk anak, kami sih susah ya beli susu mahal padahal penting untuk tumbuh anak, susu itu kan dibutuhin tiap hari tapi mahal saya beli 1 dus 78000 itu SGM 900gr. Kalo lainnya kayak ayam itu mudah dibeli lah kan ga harus ayam 1 ekor belinya, bisa beli cekernya aja itu Cuma 5000, apa kepalanya aja untuk kaldu juga beli sedikit aja, harrganya juga ga terlalu mahal, kalo daging mahal ya tapi ga terlalu dibutuhin sih..”

Nama : SarkatiUsia : 70 TahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : Kec. Gubeng, Kel. Pucangsewu, Kota Surabaya

Deskripsi Kemiskinan:

Sarkati, lansia 70 tahun hidup bersama dengan keponakkannya. Rumah berukuran 2x4m dan bertingkat, ia tinggal dilantai bawah dan lantai atas ditempati oleh keluarga keponakannya. Setiap hari ia hanya mampu makan seadanya

Page 83: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

73Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

dengan olahan tahu tempe dan sayur, ia mengaku tidak mampu membeli ikan dan daging atau ayam.

Pengetahuan Gizi & Manfaat

“gizi yo sayursayuran, ikan buah-buahan, ya manfaatnya biar badan sehat”

BPNT “Januari sampe Juni dapet beras dan telur, mo Juli dapet beras tapi la enak berasnya neng leher”

BPNT Meningkatkan Kebutuhan Gizi Keluarga

“manfaatnya bantuan ya mengurangi belanjaan beras. Cuma beras dan telur mba ya kurang juga ya”

Pencairan BPNT & peruntukan

“iya diambil sekaligus perbulan diambilin dari bu nurul (kader) ”

Kebutuhan Gizi keluarga terpenuhi

“ya dikatakan terpenuhi ya tidak juga ya cukup saja lah, ,

Faktor yang menyebabkan tidak terpenuhi Gizi Keluarga

“ya karena uangnya kurang, ya kita hidup apa adanya aja lah mba, kami lebih sering makan tahu tempe telur kalo daging jarang ya tapi kalo beli jajan rawon ya makan daging juga. . kadang juga jajan soto ada ayamnya tapi ga pernah beli ayam. . ”

Upaya yang dilakukan gizi tidak terpenuhi

“saya kalo buah dikasih tetangga tiap hari mba. . wong dia penjual buah ni rumahnya samping saya ini, ya jadi setiap hari makan buah, kalo disini sempit lahanne koyo ngene mba puadet rumah, ada yang nanem buah tapi belimbing wuluh (sayur) ya ga iso dimakan. Ya daging nda pernah beli ya kalo jajan aja bakso rawon kan daging-daging juga mba. . hehehehe. apa adanya ajalah, tapi saya seringnya makan tempe tahu ya dioseng ya di bacem, olah2an saja, sayur juga mesti ya, ya lodeh ya sayur asem”

Lingkungan tersedia bahan pangan bergizi

“ngga ada mba, orang begini bantaran kali depan rumah, padet kaya gini nda ada yang nanem-nanem”

Page 84: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

74 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Pantangan dalam konsumsi makan

“ngga ada mba, walaopun sudah tua ya tetep saja makan tapi juga daging ngga beli ya itu tempe tahu sayur ya begitu-begitu saja”

Harapan KPM ttg bahan pangan pemenuhan gizi keluarga

“yaa pasrah aja lah mba sama keadaan yang penting bantuan perbulan turun dan lancar. . ”

Nama : Nuryani. Usia : 58 tahun. Janda. Jenis Kelamin : PerempuanAlamat : Kec. Gubeng, Kota Surabaya

Deskripsi Kemiskinan:

Tinggal di rumah orang tua. Satu halaman terdiri dari dua bangunan. Masing-masing berukuran 4 x 6 meter. Di satu rumah yang ditempati ibu Nuryani dihuni tujuh orang lagi terdiri dari; orang tuanya, tiga anaknya perempuan – dua sudah kawin, dan satu belum kawin, serta tiga cucu. Mereka tidur Satu rumah lagi dikontrak, dihuni dua orang yang bekerja sebagai penjual tahu dan tempe. Ibu Nuryani, sejatinya sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan yang ditekuni sekitar 10 tahun menerima pesanan makanan jadi. Setahun ini mendapat kepercayaan dititipi anak tetangga karena kedua orang tuanya bekerja. Pesanan makanan kebanyakan makanan jadi dalam kotak. Dialami paling sedikit 10 kotak, seringnya sampai 50 kotak, dan pernah mencapai 300 kotak. Harganya Rp.15.000, -/kotak. Bisa juga lebih murah seharga Rp.12.000, -/kotak. Jumlah pesanan makanan tidak rutin, tetapi sudah ada langganan dari sebuah sekolah dan sebuah rumah sakit dalam seminggu pasti memesan sekitar 50 bungkus. Pesanan makanan paling sering dikerjakan yaitu makan pagi dan makan siang. Pesanan untuk

Page 85: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

75Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

makan pagi persiapannya sudah dimulai sore hari sebelum harinya karena sudah harus diambil sekitar pukul enam. Terutama memotong sayuran dan lauk pauk. Masak nasi dan sayur harus dilaksanakan sekitar pukul tiga malam. Saat ibu Nuryani menerima pesanan dibantu oleh orang tuanya (80 tahun, janda), dan kedua anaknya yang tinggal serumah. Ada juga tetangga yang memesan makanan dengan jumlah sesuai keinginan, sehingga dibuat dalam wadah tertentu seperti untuk hajatan, sunatan, ulang tahun, dan sejenisnya. Penghasilan dan pemenuhan makan sehari-hari diperoleh dari tiga sumber; bantuan pangan non tunai, keuntungan pemesanan makanan, dan jasa penitipan anak Rp.500.000,-/bulan. Hal ini diperkirakan memenuhi kebutuhan gizi karena sewaktu tidak ada pesanan akan membuat masakan sesuai dengan keinginan. Ketika mendapat pesanan, maka keluarga dapat makan dari menu yang sama.

Nama : Sudarti. Usia : 60 tahun. Kawin. Pekerjaan : Tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Alamat : Kec. Gubeng. Kota Surabaya

Deskripsi Kemiskinan:

Menempati rumah mertua ukuran 6 x 5 meter. Satu halaman terbagi dua pintu. Satu pintu sebagai tempat tinggal orang tua, dua orang anak, seorang menantu, dan seorang cucu. Satu pintu yang tinggal di rumah tersebut terdiri dari; ibu Sudarti, suami (62 tahun), anak perempuan (29 tahun), dan cucu perempuan (11 tahun). Suami dan anaknya bekerja di toko. Kehidupan sehari-hari ditambah lagi dengan momong cucu karena orang tuanya bekerja. Orang tuanya tinggal di tempat lain.

Page 86: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

76 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Bantuan yang diterima dapat mengurangi pengeluaran karena mendapat bahan pangan berupa beras dan telur. Sehari-hari makan dari warung yang boleh dimakan kapan saja, sehingga pengeluaran makanan tidak tentu. Pemenuhan gizi sudah mengikuti pola yang diterapkan dari Posyandu. Kebutuhan pangan diperoleh dari suami dan pemberian anak yang sudah bekerja. Kebutuhan lauk pauk untuk sendiri dan anggota keluarga lain dengan mengambil atau membeli dari warung sewaktu dikelola anaknya. Halaman rumah dijadikan warung kopi buka sehari semalam terbagi dalam dua kali penjualan berbeda (shif). Pertama, mulai sekitar pukul 05.00– 17.00. Kedua, mulai pukul 18.00 – 05.00. Warung tersebut menyediakan makanan dan minuman. Makanan seperti mie, kue, permen, tempe, tahu, dan lain-lain. Tersedia minuman seperti kopi, teh, susu, dan minuman botol. Selain itu juga menjual rokok. Modal masing-masing yaitu anak ibu Sudarti dan keponakannya.

Pengetahuan gizi

• Pengetahuan gizi diperoleh dari Posyandu yang disampaikan kader gizi, bidan, dan pendamping. Pemenuhan gizi bagi keuarga dengan cara pemeriksaan kesehatan, penimbangan badan, pemberian makanan tambahan yang sehat, penyuluhan permakanan dan kesehatan keluarga. Terbaru kegiatan berlangsung serentak di Kota Surabaya hari Rabu tanggal 8 Agustus 2018. Pelaksana kader Posyandu di lokasi masing-masing.

• Gizi sebagai bahan pangan yang harus dipenuhi berasal dari beras, ikan, dan sayuran. Gizi terpenuhi sesuai dengan kemampuan keluarga dan kemampuan kepala keluarga atau suami dan istri yang memiliki pekerjaan. Sebab ada suami yang mendukung pekerjaan isteri disebabkan suami

Page 87: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

77Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

tidak mempunyai pekerjaan tetap. Istri yang bekerja secara formal dan informal mempunyai pekerjaan tetap sebagai pedagang makanan.

• Gizi terpenuhi dan diperhatikan bagi keluarga yang memiliki bayi atau anak-anak. Mereka sangat memerlukan gizi baik, tetapi belum semuanya mampu memenuhinya karena tergantung penghasilan keluarga. Jika keluarga bekerja, maka gizi minimal terpenuhi berupa makanan pokok dan tambahannya seperti sayur dan ikan atau daging. Lauk pauk tersebut didapat sesuai dengan penghasilannya.

• Gizi terpenuhi untuk keluarga yang memiliki bayi atau anak-anak. Didukung dengan jenis pekerjaan orang tua. Secara tetap mempunyai penghasilan tetap dan cukup, sehingga kebutuhan minimal terpenuhi.

Tidak terpenuhi kebutuhan gizi

• Pekerjaan kepala keluarga atau penanggung Jawab keluarga. Kebanyakan suami bekerja di sektor informal seperti tukang dan kerja serabutan, sehingga penghasilan tidak tetap. Penghasilan yang diperoleh dengan konsep cukup makan.

• Daya beli bahan pangan disebabkan harga bahan pangan turun dan naik. Terutama telur yang tidak stabil, sehingga keluarga membeli seperlunya. Harga beras yang tidak menentu disikapi dengan pembelian secukupnya dan sesuai dengan kondisi uang.

Pantangan

• Umumnya tidak ada pantangan makan pokok atau bahan makanan tambahan.

• Pantangan hanya pada keluarga yang mempunyai lanjut usia. Para lanjut usia tidak bisa makan daging karena darah tinggi atau kolesterol. Makanan pengganti tahu dan tempe.

Page 88: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

78 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

• Pantangan tertentu, ada anggota keluarga yang tidak bisa makan ikan laut karena alergi.

Harapan

• Bahan pangan ada yang menginginkan diganti dengan susu, kacang hijau, dan daging. Susu dan kacang hijau mudah didapat, murah dan mudah dibeli. Sedangkan daging hanya tertentu.

• Pembelian bahan pangan dibolehkan di toko tertentu yang sudah ada karena ukurannya tepat dan kualitasnya selalu bagus. Selama ini beras yang diterima kadang-kadang bagus dan kadang-kadang kurang bagus. Keluarga tidak bisa melakukan tukar dengan yang bagus. Jadi harus menerima bahan pangan.

• Perhitungan untuk satu keluarga dengan anggota 3 – 4 orang memerlukan bahan pangan berupa beras 30 Kg/bulan. Selama ini uang yang diterima dianggap dapat mengurangi pengeluaran, sehingga selebihnya dicari sendiri.

4. Kota Makassar

A. Kondisi Geografis Dan Demografis

Secara geografis, Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibu kota Makassar memiliki posisi yang sangat strategis, karena terletak di tengah-tengah Kepulauan Indonesia. Tentunya dilihat secara ekonomis daerah ini memiliki keunggulan komparatif, dimana Selat Makassar telah menjadi salah satu jalur pelayaran internasional, disamping itu Kota Makassar telah pula ditetapkan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Kota makassar, terletak di pesisir pantai barat Sulawesi Selatan, merupakan dataran rendah dengan ketinggian yang

Page 89: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

79Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

bervariasi antara 1-25 meter di atas permukaan laut. Secara Astronomis Kota Makassar terletak antara 119024’17’38” Bujur Timur dan 508’6’19” Lintang Selatan. Berdasarkan posisi geografisnya, kota Makassar memiliki batas-batas: Utara - Kabupaten Maros; Selatan - Kabupaten Gowa, Barat - Selat makassar; Timur - Kabupaten Maros.

Gambar 9. Peta Kota Makassar

Pada akhir tahun 2016, luas Wilayah Administrasi Kota Makassar tarcatat 175,77 Km persegi yang meliputi 15 kecamatan. Secara Administratif Kota Makassar terdiri dari 15 kecamatan, yaitu: Kecamatan Mariso, Mamajang, Tamalate, Rappocini, Makassar, Ujung Panjang, Wajo, Bontoala, Ujung Tanah, Kep. Sangkarrang, Taloo, Panakukkang, Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea. Pada tahun 2016, jumlah kelurahan di Kota Makassar tercatat memiliki 153 Kelurahan, 1.002 Rukun Warga, dan 4.965 Rukun Tetangga. Adapun jarak antara ibukota Kota Makassar menuju ke Kota Kecamatan Rappocini sebagai lokasi penelitian berjarak: 7 kilometer.

Page 90: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

80 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Penduduk Kota Makassar berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 1.469.601 jiwa yang terdiri atas 727.314 jiwa penduduk laki-laki dan 742.287 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2015, penduduk kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 1,39 persen dengan masing-masing presentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,43 dan penduduk perempuan sebesar 1,36 persen. Kepadatan penduduk di Kota makassar tahun 2016 mencapai 8,361 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan penduduk di 15 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Makassar dengan jumlah kepadatan sebesar 33.634 jiwa/km2 dan terendah di kecamatan Tamalanrea sebesar 3,523 jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 2,96 persen dari tahun 2015.

Tabel. 5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kota Makassar, 2017

No. Kelompok Umur Laki laki Perempuan Jumlah

1. 0-4 70.626 67.503 138.129

2. 5-9 63.647 61.087 124.734

3. 10-14 39.704 56.957 110.661

4. 15-19 79.016 81.117 100.133

5. 20-24 97.980 95.241 193.227

6. 23-29 69.180 57.707 136.887

7. 30-34 55.959 58.771 114.730

8. 35-39 48.957 52.927 101.884

9. 40-44 47.053 51.121 98.174

10. 45-49 41.816 43.511 85.327

11. 50-54 31.661 31.932 63.593

Page 91: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

81Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

12. 55-59 23.543 25.364 48.507

13. 60-64 25.956 17.597 33.553

14. 65 + 22.210 31.452 53.661`

Total 727314 742287 1469601

Sumber: Kota Makasar dalam Angka, 2017

B. Kondisi Kemiskinan Kota Makassar

Berdasarkan rekap data penduduk miskin per kecamatan dari Basis Data Terpadu (BDT) di Kota Makassar pada tahun 2018. Pada data tersebut tergambar bahwa Kecamatan yang paling besar jumlah penduduk miskinnya yaitu pada Kecamatan Tamalate sebesar 60.908 penduduk, sebaliknya data penduduk yang paling sedikit terdapat pada Kecamatan Ujung pandang yaitu sebesar 4.688 penduduk. Secara rinci dapat dilihat pada tabel kemiskinan sebagai berikut:

Tabel. 6. Rekap Data Per Kecamatan dari Basis Data Terpadu (BDT)

di Kota Makassar

No. Kecamatan Jumlah Peserta

1. Panakkukang 39.042

2. Birinkanaya 49.827

3. Tamalanrea 15.227

4. Ujung Tanah 17.217

5. Ujung Pandang 4.688

6. Tallo 48.547

7. Bontoala 19.150

8. Manggala 30.748

9. Rappocini 32.809

10. Mamajang 15.782

11. Wajo 6.435

12. Mariso 22.244

Page 92: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

82 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

13. Makassar 34.820

14. Kep. Sangkarrang 9.491

15. Tamalate 60.908

T o t a l 406.835

Sumber: Dinas Sosial Kota Makassar, 2017

Bantuan Pangan Non Tunai adalah bantuan pangan dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya melalui Mekanisme akun Elektronik yang digunakan hanya untuk membeli pangan di E-Warong KUBE PKH/pedagang bahan pangan yang bekerja sama dengan Bank (Agen) Himbara. Dalam pelaksanaannya, Penyaluran BPNT dilaksanakan secara bertahap yang dimulai tahun 2017 di 44 Kab/Kota, salah satu kota tersebut adalah Makassar. Pemilihan lokasi pelaksanaan BPNT berdasarkan antara lain, kesiapan infrastruktur pembiayaan dan jaringan telekomunikasi, kesiapan pasokan bahan pangan dan usaha eceran, serta dukungan dari pemerintah setempat.

Penerima program BPNT akan dibuatkan akun elektronik dalam bentuk rekening tabungan yang berkarakteristik Basic Saving Account (BSA) dan memperoleh instrumen pembayaran dan tanda pengenal berupa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang diserahkan melalui Bank HIMBARA (BNI, Mandiri, BRI, dan BTN). Kartu tersebut merupakan media penyaluran berbagai tuntutan sosial yang dalam program BPNT dapat dimanfaatkan untuk pembelian bahan pangan secara non Tunai di e_waroeng yang telah bekerja sama dengan Bank HIMBARA.

Mengacu pada keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 4/HUK/2018 pada tanggal 15 Juli 2018 tentang penetapan perubahan jumlah keluarga penerima manfaat serta tahap penyaluran bantuan sosial beras sejahtera

Page 93: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

83Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

dan bantuan pangan non tunai 2018, bahwa Kota Makassar mendapatkan kouta penyaluran sebanyak 31.012 KPM dengan berdasar pada by name by address dari basis data terpadu 2015. Adapun rincian jumlah KPM per kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel. 7Data Penerima BPNT Kota Makassar

No. Kecamatan Jumlah Peserta

1. Panakkukang 2.775

2. Birinkanaya 2.782

3. Tamalanrea 1.630

4. Ujung Tanah (Kep. Sangkarrang) 2.886

5. Ujung Pandang 216

6. Tallo 3.904

7. Bontoala 913

8. Manggala 2.012

9. Rappocini 2.521

10. Mamajang 1.154

11. Wajo 316

12. Mariso 1.578

13. Makassar 2.521

14. Tamalate 5.193

T o t a l 30.401

Sumber: Dinas Sosial Kota Makassar, 2017

Tabel. 8 Jumlah Keluarga Miskin yang Menerima Raskin Menurut

Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2016

No. KecamatanSasaran

Raskin (KK)Perencanaan

Beras (KG)

1. Panakkukang 4.972 74.580

2. Birinkanaya 4.211 63.155

Page 94: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

84 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

3. Tamalanrea 1.905 28.575

4. Ujung Tanah (Kep. Sangkarrang)

2.974 44.610

5. Ujung Pandang 485 7.275

6. Tallo 5.714 85.710

7. Bontoala 1.535 23.025

8. Manggala 2.857 42.855

9. Rappocini 4.139 62.085

10. Mamajang 1.625 24.375

11. Wajo 433 6.495

12. Mariso 1.985 29.775

13. Makassar 3.933 58.995

14. Tamalate 7.449 111.735

T o t a l 44.217 603.755

Sumber: Dinas Sosial Kota Makassar, 2017

C. Responden Penerima BPNT

a. Profil Responden Penerima Manfaat BPNT

Diketahui bahwa umur responden penerima manfaat BPNT di Kota Makassar antara 49 sampai 59 tahun berjumlah 40 persen, yang berumur antara 37 tahun sampai 48 persen sebanyak 35 persen, yang berusia di atas 59 tahun ada 15 persen, dan responden yang berusia antara 26 tahun sampai 36 tahun ada 10 persen. Dari data tersebut sebenarnya diketahui bahwa sebagian besar responden tergolong pada usia produktif sebesar 85 persen, dan sisanya tergolong responden usia lanjut.

Selanjutnya menurut jenis kelamin diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, dan sisanya 5 persen berjenis kelamin laki-laki. Sesuai dengan ketentuan bahwa perempuanlah yang tercantum

Page 95: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

85Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

dalam Kartu Keluarga Sejahtera. Besarnya responden perempuan tersebut boleh dikatakan ada kecenderungan bahwa perempuan lebih teliti dalam menggunakan atau mengelola bantuan sosial yang diterima.

Diagram 2. Pendidikan Responden di Kota Makassar

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan data dari diagram tersebut di atas dapat terungkap bahwa latar belakang responden sebagian besar memiliki pendidikan rendah yaitu tidak tamat sekolah dasar sebesar 35 persen, dan tidak sekolah ada 20 persen. Adapun responden yang berpendidikan tamat SD ada 15 persen dan tamat SMA juga ada 15 persen. Yang berlatar belakang tamat SMP ada 10 persen dan tidaka tamat SMA ada 5 persen. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD dan tidak tamat SD sebesar 50 persen dan tidak sekolah sebesar 20 persen. Responden yang tamat SMA dan tidak tamat SMA berjumlah 20 persen, dan sisanya berjumlah 10 persen berlatar pendidikan tingkat SMP. Dengan data tersebut sementara terbukti bahwa sebagian besar masyarakat miskin berlatarbelakang pendididkan relative rendah (70 persen). Kondisi seperti ini disebabkan karena

Page 96: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

86 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

masalah biaya pendidikan dan ada pula yang harus menikah pada usia dini agar mengurangi beban orang tuanya.

Dari jenis pekerjaan sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 95 persen dan sisanya 5 persen bekerja sebagai buruh. Ibu rumah tangga dalam hal ini sangat mengandalkan pendapatan dari suami yang bekerja di sektor informal dan pekerjaan yang tidak tetap dengan menerima upah harian. Seperti pekerjaan buruh sebagai tukang bangunan yang menerima upah harian berkisar anatara Rp.100.000 sampai Rp.160.000 perharinya. Sementara pada saat tertentu, para kepala rumah tangga tidak memiliki pekerjaan. Untuk menopang kehidupan rumah tangga, ada sebagian ibu rumah tangga yang membuka warung kecil-kecilan di rumah, seperti berdagang makanan dan minuman ringan. Adapula yang membantu suami mencari tambahan penghasilan dengn menjadi buruh cuci harian di sekitar rumahnya. Namun tidak jarang pula yang menopang kebutuhan keluarga dengan meminjam dulu pada kerabat atapun pada tetangga yang lebih beruntung hidupnya. Responden yang bekerja sebagai pedagang dan yang bergerak di bidang jasa tidak ada.

Berdasarkan data diagram di atas diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki anak antara 3 sampai 4 anak berjumlah 60 persen, yang memiliki anak antara 5 sampai 6 anak ada 30 persen, dan sisanya 10 persen memiliki anak 1 atau 2 orang.

Jumlah anak yang berjumlah 1-2 orang pada kondisi saat ini merupakan bentuk keluarga yang sangat dimungkinkan karena keluarga kecil berdampak pada kebutuhan belanja yang relatif sedikit. Apalagi kalau rumah tangga dimaksud merupakan keluarga yang berpenghasilan relatif rendah.

Page 97: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

87Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Jumlah anggota keluarga kebanyakan berjumlah 5-6 orang, hal ini merupakan bentuk keluarga sesuai dengan adanya jumlah anak dalam keluarga tersebut, dalam kondisi rumah keluarga yang rata-rata berukuran sekitar 70 m2 maka jumlah keluarga seperti ini harus memperhitungkan dalam pengaturan fungsi kamar. Kadang-kadang fungsi ruang tamupun digunakan pada malam hari sebagai ruang tidur bersama. Untuk anak yang sudah beranjak dewasa dan mulai bekerja, terkadang tidak tinggal dalam rumah keluarga namun mulai mengontrak deket tempat bekerja bersama rekan sekerja. Hanya terkadang di hari-hari libur anak yang sudah dewasa kembali ke rumah keluarga besarnya.

Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh bahwa jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu keluarga antara 5 sampai 6 orang berjumlah 90 persen, dan sisanya yang 10 persen jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu keluarga anggotanya berjumlah 3 sampai 4 orang. Adapun jumlah anggota yang tinggal dalam satu keluerga yang anggotanya antara 7 samapi 8 orang tidaka ada.

Berdasarkan pengolahan data dari diagram tersebut di bawah, diketahui bahwa bahwa penghasilan kepala keluarga sebagian besar berpenghasilan kurang dari Rp.600.000 ada 60 persen, dan yang berpenghasilan antara Rp.600.001 samapai Rp.1.500.000 berjumlah 40 persen. Dari data ini boleh dikatakan bahwa keluarga tersebut layak untuk memperoleh bantuan sosial (beras dan telur), khususnya yang berpenghasilan kurang dari Rp.600.000. Dengan bantuan ini mereka cenderung bisa mengurangi beban dalam pemenuhan kebutuhan dasar pangan.

Page 98: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

88 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Diagram 3. Penghasilan Kepala Keluarga Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018.

Berdasarkan pengolahan data terungkap bahwa responden yang memiliki tanah ada 40 persen, dan sebagian besar (60 persen) tidak memiliki tanah. Dari data ini boleh dikatakan bahwa yang tidak memiliki tanah cenderung berkorelasi dengan mereka yang berpenghasilan kurang dari Rp.600.000. Artinya mereka yang berpendapatan kurang dari 600.000 ribu mereka juga tidak memiliki tanah, jadi hal ini cukup menguatkan memang selayaknya mereka memperoleh bantuan sosial.

Terkait dengan kepemilikan tanah diketahui pula, bahwa responden yang memiliki rumah sebesar 45 persen, dan yang tidak memiliki rumah jumlahnya lebih besar yaitu 55 persen. Jadi cukup wajar kalau mereka memperoleh bantuan sosial, hal itu diantaranya bisa dilihat dari segi pemilikan rumah. Dari data tersebut terlihat mereka cenderung masih tinggal di rumah orang tua atau kontrak.

Selanjutnya untuk status tempat tinggal responden sebagian besar menyebutkan 45 persen milik sendiri, yang

Page 99: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

89Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

menyebutkan status tempat tinggalnya milik orang tua ada 40 persen, dan sisanya status tempat tinggalnya menyewa/kontrak berjumlah 15 persen.

Untuk tabungan Responden, dari hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh responden tidak memiliki tabungan. Kondisi seperti ini bisa dipahami, mengingat kebutuhan primer dalam hal memenuhi kebutuhan makan dirasakan masih kurang, bahkan terkadang untuk memenuhinya dilakukan dengan meminjam uang untuk sekedar mencukupi.

D. Profil Informan

Nama : Nurmala

Umur : 49 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pengetahuan Gizi dan Manfaatnya

Tentang gizi keluarga yang saya ketahui yaitu mengenai bahan makana yang dapat membuat badan sehat, misalnya sayuran, buah-buahan. Dengan gizi diharapakan pertumbuhan badan lebih sehat dan jika anak makan dengan gizi yang cukup tentunya perkembangannya akan lebih baik

Jenis BPNT Bahan pangan yang diterima dari BPNT adalah beras dan telur (beras 10 liter dan 8 butir telur).

Bantuan BPNT dapat meningkatkan kebutuhan gizi Keluarga

Dengan bantuan ini sekecil apapun jelas ada manfaatnya Tentu saja bantuan BPNT yang kami terima cukup bermanfaat dan membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar sehari hari sungguhpun masih perlu beli untuk kekurangannya

Pengambilan BPNT dan peruntukannya/mensiasatinya

Apabila bantuan sudah turun seringnya kami ambil sekaligus setiap bulan

Page 100: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

90 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Terpenuhinya Bantuan Gizi Keluarga

Sementara ini menurut kami dengan segala keterbatan kami anggap sudah cukup gizi

Faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga

Seperti yang kami sebutkan bahwa bahwa gizi belum maksimal terpenuhi, memang dari bantuan yang diterima sedikit banyak bisa menambah gizi keluarga

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

Seandainya kebutuhan gizi beleum terpenuhi berusaha untuk menambah membeli makanan yang dianggap bergizi

Ketersedian bahan pangan lokal bergizi

Di lingkungan sekitar belum banyak tersedia pangan lokal (setempat) yang umum dikonsumsi

Pantangan yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi makanan

Dalam kaitan ini tidak ada pantangan dalam mengkonsumsi makanan dalam keluarga

Harapan terkait bantuan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi

Mengharapkan bantuannya ditambah agar dapat memenuhi gizi yang diharapkan.

Gambar 10.Kehidupan Keluarga KPM

Gambar: Kehidupan Keluarga Informan, dalam 1 rumah dihuni 3 keluarga.

Page 101: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

91Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Nama : Rabasia

Umur : 40 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Gizi Keluarga dan manfaatnya

Yang saya ketahui tentang gizi yaitu pertumbuhan badan kita itu bertambah timbangan. Kalau timbangannya naik berarti ada manfaatnya.

Jenis BPNT Jenis bahan pangan yang diterima adalah beras, telur dan gula

Bantuan BPNT dapat meningkatkan kebutuhan gizi klg

Bahan pangan yang kami terima tersebut sedikit dapat meningkatkan gizi keluarga dengan adanya telur yang kami terima, memang perlu ditambah sih

Pengambilan BPNT dan peruntukannya/mensiasatinya

Iya diterima sekaligus, tapi sambil kita perhitungkan pemakaiannya ( sedikit demi sedikit)

Terpenuhinya Bantuan Gizi Keluarga

Belum, tapi Alkhamdulillah ada bantuan untuk menambah gizi walaupun belum terpenuhi

Faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga

Masalah ekonomi, terbatasnya pendapatan keluarga sehingga belum bisa memenuhi gizi sebagaimana yang diharapkan

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

Adanya bantuan dari keluarga sungguhpun tidak rutin

Ketersedian bahan pangan lokal bergizi

Sementara ini belum tersedia.

Pantangan yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi makanan

Sementara ini tidak ada pantangan dalam mengkonsumsi makanan.

Harapan terkait bantuan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi

Alkhamdulillah selama ini ada saja bantuan dari keluarga untuk memenuhi gizi khususnya untuk anak-anak

Page 102: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

92 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Nama : Rosmini Umur : 50 tahunJenis Kelamin : Perempuan

Gizi Keluarga dan manfaatnya

Bahwa masalah gizi adalah bila dapat manambah pertumbuhan badan manfaatnya badan menjadi sehat

Jenis BPNT Jenis bantuan yang diterima beras, minyak dan telor

Bantuan BPNT dapat meningkatkan kebutuhan gizi klg

Untuk jenis bantuan telur sedikit banyak dapat meningkatkan gizi

Pengambilan BPNT dan peruntukannya/mensiasatinya

Biasanya bantuan pangan kami ambil sekaligus tapi kemudian dibagi hari perhari

Terpenuhinya Bantuan Gizi Keluarga

Dengan bantuan tersebut belum bisa terpenuhi gizi keluarga.

Faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga

Karena penghasilan keluarga belum bisa untuk memenuhi gizi yang diharapakan

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

Berusaha meningkatkan modal usaha agar pendapatannya bisa untuk memenuhi gizi keluarga

Ketersedian bahan pangan lokal bergizi

Sementara ini belum ada bahan pangan local untuk mendukung gizi keluarga

Pantangan yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi makanan dalam keluarga

Selama ini tidak ada pantangan yang mempengaruhi konsumsi makanan, itu hanyalah mitos

Harapan terkait bantuan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi

Alkhamdulillah udah dapat bantuan harapannya bantunnya bisa ditambah

Page 103: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

93Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Gambar 11. Pengambilan Bansos BPNT

KPM sedang melakukan pengambilan bantuan pangan

Pengambilan bahan pangan Telur dan Beras di Agen

Nama : M. YasirUmur : 47Jenis Kelamin : Laki-laki

Gizi Keluarga dan manfaatnya Tentang gizi adalah kebutuhan keluarga untuk dapat bekerja sehari-hari manfaatnya untuk pertumbuhan anak agar bisa tumbuh dengan baik atau sehat.

Jenis BPNT Jenis BPNT yang diterima antara lain bersa dan telur (beras 12 liter dan telur 5 biji)

Bantuan BPNT dapat meningkatkan kebutuhan gizi klg

Bantuan pangan yang diterima tentunya dapat meningkatkan meningkat kebutuhan pangan keluarga

Pengambilan BPNT dan peruntukannya/mensiasatinya

Bantuan pangan biasanya kami ambil sekaligus

Terpenuhinya Bantuan Gizi Keluarga

Ya bantuan yang diterima boleh dikatakan dapat membantu gizi keluarga terutama karena ada telurnya memang bantuaannya perlu ditambah

Page 104: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

94 Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga

Karena keterbatasan penghasilan sehingga gizi belum dpat terpenuhi sebagaimana yang diharapkan

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

Berusaha bagaimana menyiapkan makanan yang bergizi bisa didapat karena bantuan keluarga atau teman

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

Berusaha bagaimana menyiapkan makanan yang bergizi bisa didapat karena bantuan keluarga atau teman

Ketersedian bahan pangan lokal bergizi

Tentang ketersediaan pangan lokal bergizi di lingkungan kami belum ada

Pantangan yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi makanan

Selama ini tidak ada pantangan untuk makan

Harapan terkait bantuan pangan untuk pemenuhan kebutuhan gizi

Kalau bisa pemerintah meningkatkan lagi bantuan agar gizi keluarga bisa terpenuhi

Nama : SyamsiahUmur : 60 tahunJenis Kelamin : Perempuan

Gizi Keluarga dan manfaatnya Tentang gizi adalah untuk menyehatkan badan adapun yang dimakan seperti sayur-sayuran (bayem wortel dan kangkung

Jenis BPNT Jenis BPNT yang diterima antara lain bersa dan telur (beras 6 kg dan telur 6 biji)

Bantuan BPNT dapat meningkatkan kebutuhan gizi klg

Bantuan pangan yang diterima tentunya dapat meningkatkan meningkat kebutuhan pangan keluarga

Pengambilan BPNT dan peruntukannya/mensiasatinya

Bantuan pangan biasanya kami ambil perbulan atau sekaligus

Terpenuhinya Bantuan Gizi Keluarga

Belum terpenuhi yang penting bisa makan per harinya sudah bersyukur

Page 105: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

95Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Profil Keluarga Penerima Manfaat

Faktor penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga

Sudah tidak bekerja lagi, dan biasanya dibantu oleh anak

Upaya-upaya yang dilakukan jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi

Diberi bantuan tambahan gizi oleh keluarga seperti kentang tomat dan wortel

Ketersedian bahan pangan lokal bergizi

Tentang bahan makanan lokal yang bergizi keliatannya tidak ada

Page 106: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

96 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

BABIIIPEMENUHAN GIZI KELUARGA DAN UPAYA PEMENUHANNYA

1. Pemenuhan Gizi dan Upaya Yang Dilakukan di Kota Jambi

A. Pemenuhan Gizi Keluarga

Berdasarkan isian kuesioner, dari 20 orang responden penerima BPNT di Kecamatan Pelayangan Kelurahan Kampung Arab dan Kecamatan Jambi Timur Kelurahan Talang Banjar, diperoleh informasi, 55 persen KPM menyatakan rata-rata keluarga mereka makan tiga kali sehari, yaitu waktu pagi, siang dan malam hari. Pada pagi hari kebanyakan mereka hanya makan sarapan nasi dan telur atau diolah menjadi nasi goreng. Keluarga penerima manfaat yang makan dua kali sehari sebanyak 45 persen mereka makan hanya dua kali dalam sehari, makan siang dan makan waktu sore hari menjelang sampai malam. Menurut informasi dari responden untuk makan pagi mereka beranggapan bahwa, sarapan pagi hanya makan dan

Page 107: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

97Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

minum yang ringan saja seperti makan gorengan dan minum kopi atau teh manis, jadi kalau untuk makan yang pake nasi hanya waktu makan siang dan makan malam.

Untuk variasi makan sehari-hari, seperti: sayuran, tahu tempe, telur, ikan, daging, daging ayam dan buah-buahan serta minum susu, diperoleh informasi KPM rata-rata jarang (1-2 kali dalam seminggu) dan kadang-kadang (3-4 kali dalam seminggu), sebagian besar responden untuk makan sayur 40 persen menyatakan selalu, kemudian 35 persen menyatakan kadang-kadang makan sayuran dan 15 persen jarang makan sayuran, bahkan satu responden tidak pernah makan sayuran dalam satu minggu.

Untuk memenuhi kebutuhan protein, khususnya nabati, diperoleh informasi, keluarga KPM makan tahu dan tempe dalam satu minggu, sebagian besar 35 persen menyatakan kadang-kadang saja. KPM yang menyatakan sering hanya 5 persen atau hanya tiga responden saja. Selebihnya 30 persen selalu (7 kali dalam seminggu) dan 20 persen menyatakan jarang makan tahu tempe.

Selanjutnya kebutuhan protein yang berasal dari telur frekuensi KPM makan telur dalam satu minggu, sebagian besar 40 persen menyatakan jarang dan yang selalu makan telur dalam satu minggu 30 persen. KPM makan telur melalui BPNT, 25 persen menyatakan kadang-kadang, dan 5 persen lainnya tidak makan telur. KPM yang menyatakan selalu dan sering makan telur dengan cara membeli di warung di luar BPNT, karena telur bisa dibeli butiran dan disesuaikan dengan kebutuhan makan bagi KPM dan keluarganya

Adapun frekuensi KPM makan ikan dalam satu minggu, dalam upaya pemenuhan protein hewani, selain telur, diperoleh informasi, 65 persen KPM menyatakan jarang makan

Page 108: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

98 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

ikan, 15 persen menyatakan selalu, dan 10 persen lainnya menyatakan kadang-kadang makan ikan. Padahal diperoleh informasi dari hasi FGD, untuk komoditas ikan sebagai kebutuhan pangan yang bergizi di Kota Jambi tersedia banyak, karena letak geografis dekat dengan lautan dan terbentang sungai Batanghari yang luas.

Selanjutnya KPM makan buah dalam satu minggu, dalam pemenuhan gizi seimbang KPM, diperoleh informasi 75 persen responden menyatakan jarang makan buah, bahkan 15 persen dari 20 responden menyatakan tidak pernah makan buah. Kalaupun mereka makan buah didapat dari pemeberian hasil kebun tetangga. Berkaitan KPM minum susu dalam satu minggu, 50 persen menyatakan tidak pernah minum susu, 30 persen menyatakan jarang, dan selebihnya 10 persen menyatakan jarang dan kadang-kadang minum susu, itupun di keluarga KPM yang minum susu hanya yang mempunyai anak balita.

Mengenai KPM yang sering tidaknya makan daging (dalam kurun waktu satu bulan terakhir), sebagian besar responden yaitu 14 responden menyatakan tidak pernah makan daging, 6 responden menyatakan jarang makan daging. Informasi agak berbeda ketika ditanyakan sering tidaknya makan ayam (dalam kurun satu bulan terakhir), masing-masing 40 persen KPM menyatakan jarang dan 20 persen kadang-kadang makan daging ayam, sementara 10 persen tidak pernah makan daging ayam, yang sering dan selalu makan ayam terdapat masing-masing 15 persen atau hanya 3 KPM dari 20 responden. Perlu diketahui bahwa mereka bisa makan daging jika ada yang memberi atau di saat ada hajatan keluarga, hari raya keagamaan danj itupun hanya setahun sekali.

Melihat dari data tersebut menunjukkan bahwa pemenuhan gizi bagi KPM, warga yang kurang mampu

Page 109: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

99Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

biasanya memang tidak paham dengan gizi atau terpenuhinya gizi keluarga. Masyarakat sudah dijelaskan melalui penyuluhan tentang gizi tetapi nampaknya masyarakat tidak fokus terhadap kebutuhan gizi, yang penting menurut mereka, mereka bisa makan dan cukup kenyang terlihat sehat. Hal itu terlihat dari pernyataan responden yang menyatakan masih kurangnya konsumsi baik sayur mayur, tahu tempe, buah-buahan, susu, ayam bahkan daging yang mengandung gizi sebagai asupan untuk pertumbuhan dan kesehatan anggota keluarganya.

B. Upaya Pemenuhan Gizi

Aspirasi masyarakat bantuan sosial melalui BPNT bagi keluarga miskin (KPM) berupa beras dan telur, sangat membantu walaupun sifatnya hanya sementara, dan dirasa oleh masyarakat kurang memenuhi kebutuhan gizi jika hanya bantuannya berupa beras dan atau telur saja. Oleh karena itu kiranya diperlukan upaya dari KPM untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lebih seimbang untuk kebutuhan makan sehari-hari keluarga mereka.

Perlu diketahui bantuan sosial BPNT bagi KPM di Kota Jambi, sebagai aspirasi dari penerima manfaat itu sendiri, menginginkan bantuan hanya berupa beras saja tidak dengan telur, karena telur bisa dibeli dengan cara dicicil atau butiran di warung. Maka sebagai upaya dalam memenuhi gizi keluarga KPM, untuk kebutuhan membeli beras dalam satu minggu (diluar BPNT), terdapat 40 persen mereka mengeluarkan uang Rp.50 ribu sampai Rp.100 ribu per minggu, dan diketahui 25 persen membeli beras dalam satu minggu diatas Rp.100 ribu, 15 persen kurang dari 25 ribu rupiah bahkan terdapat dua KPM (10 %) tidak beli beras, karena BPNT dirasakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam satu bulan,

Page 110: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

100 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

selebihnya 10 % KPM mengeluarkan uang 25 sampai 50 ribu rupiah.

Melihat dari jumlah beras yang dibeli berdasarkan jumlah kilo gram dalam satu minggu, 35 persen menyatakan mereka membeli beras kurang dari 5 Kg, 30 persen membeli antara 5 sampai 10 Kg, 15% KPM membeli beras diatas 15 Kg, dan terdapat 10 persen KPM tidak membeli dan 10 persennya membeli beras antara 11 sampai 15 Kg dalam satu minggu. Jumlah pengeluaran dan jumlah Kg keluarga membeli beras dalam satu minggu tergantung dari jumlah anggota keluarga yang makan, semakin banyak anggota keluarganya semakin tinggi juga pengeluaran uang dan jumlah Kg untuk membeli beras. Kemudian jika anggota keluarganya sedikit, yaitu antara 2 sampai 3 anggota keluarga yang ada dalam satu rumah, maka dapat dikatakan cukup relatif terpenuhi dari bantuan BPNT saja.

Adapun upaya KPM untuk membeli telur dalam satu minggu (di luar BPNT), diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden 75 persen kurang dari Rp.25 ribu dan 85 persen kurang dari 5 Kg membeli telur, hal ini mereka menyatakan untuk telur bisa dibeli dengan cara di cicil atau butiran sesuai keinginan/kebutuhan mereka. Kemudian, KPM yang membeli telur antara Rp.25.000 sampai Rp.50.000; sebanyak 15 persen responden, dan selebihnya 5 persen responden, menyatakan membeli telur antara Rp.50.000 sampai Rp.100.000, dan 5 persen tidak membeli.

Sebagai upaya KPM dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga, diketahui dari 20 responden, total pengeluaran KPM untuk belanja pangan perbulan dalam upaya pemenuhan gizi keluarga, masing-masing 65 persen yang menyatakan pengeluaran kebutuhan pangan di atas Rp.1 juta 200 ribu,

Page 111: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

101Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

sedangkan yang pengeluarannya antara Rp.600 ribu sampai Rp.900 ribu sebanyak 15 persen (3 responden), 10 persen (2 responden) pengeluarannya Rp.900 ribu sampai Rp.1 juta 200 ribu dan sisanya masing-masing satu persen dibawah Rp.300 ribu dan antara tiga ratus ribu sampai enam ratus ribu rupiah. Sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Total Pengeluaran KPM untuk Belanja Pangan Perbulan

Total Pengeluaran Belanja Pangan Perbulan

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid

dibawah Rp.300.000 1 5.0 5.0 5.0

Rp.300.001 - Rp.600.000 1 5.0 5.0 10.0

Rp.600.001 - Rp.900.000 3 15.0 15.0 25.0

Rp.900.001 - Rp.1.200.000 2 10.0 10.0 35.0

Diatas Rp.1.200.000 13 65.0 65.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Hasil kajian, 2018.

Upaya-upaya KPM dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga, seperti pemenuhan akan sayuran (kebutuhan nabati), buah-buahan, dan kebutuhan hewani, dapat ditarik kesimpulan dari hasil kuesioner yang diJawab oleh responden, menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan gizi keluarga didapat dengan cara membeli. Kemudian upaya lainnya untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarganya 40 persen adalah dengan cara meminjam (berhutang), 35 persen pemenuhan makan diberi oleh anaknya yang sudah bekerja, serta 25 persen KPM rutin ke pos yandu yang ada di sekitar lingkungan rumahnya.

Page 112: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

102 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

2. Pemenuhan Gizi dan Upaya Yang Dilakukan di Kota Tasikmalaya

A. Pemenuhan Gizi keluarga KPM

Berdasarkan isian kuesioner, dari 20 orang responden penerima BPNT di Kelurahan Nagarasari dan Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, diperoleh informasi, 75 persen KPM menyatakan rata-rata keluarga mereka makan dua kali sehari, yaitu waktu pagi dan sore hari. Siang hari, keluarga mereka tidak (perlu) makan nasi. Namun, selebihnya (25 persen) responden menginformasikan, makan tiga kali, yaitu sarapan pagi, makan siang dan makan waktu sore hari.

Lauk makan, yang sekurangnya dengan sayuran, diperoleh informasi, frekwensi makan sayur-mayur, sebagian besar responden (60 persen) menyatakan kadang-kadang pakai (makan) sayur-mayur, 20 persen, jarang pakai sayur-mayur, 15 persen sering pakai sayur-mayur, dan 5 persen lainnya selalu pakai sayur-mayur.

Gambar 12. Lingkungan KPM, tinggal di rumah kontrakan

Sumber: Dokumentasi peneliti, 11 Agustus 2018.

Page 113: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

103Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Dari pengamatan menunjukkan, KPM tinggal di pemukiman padat, tidak cukup mempunyai pekarangan untuk menanam sayuran di sekitar tempat tinggalnya (pekarangan). Jika ingin sayuran, diperolehnya dengan cara membeli. Namun, yang (masih) dimungkinkan adalah menanam sayuran di pot. Untuk memenuhi kebutuhan protein, khususnya nabati, diperoleh informasi, keluarga KPM makan tahu dan tempe dalam satu minggu, sebagian besar (45 persen) menyatakan kadang-kadang saja. KPM yang menyatakan sering, sebanyak 35 persen. Selebihnya (20 persen) menyatakan jarang makan tahu tempe. Untuk kebutuhan protein hewani, frekuensi KPM makan telur dalam satu minggu, sebagian besar (60 persen) menyatakan jarang. KPM makan telur melalui BPNT, 25 persen menyatakan kadang-kadang, 10 persen selalu makan telur, dan 5 persen lainnya sering makan telur. KPM yang menyatakan selalu dan sering makan telur dengan cara membeli di luar BPNT.

Adapun frekuensi KPM makan ikan dalam satu minggu, dalam upaya pemenuhan protein hewani, selain telur, diperoleh informasi, 75 persen KPM menyatakan jarang makan ikan, 15 persen menyatakan kadang-kadang, dan 10 lainnya menyatakan tidak pernah makan ikan. Melalui FGD diperoleh informasi, harga ikan relatif lebih mahal jika dibandingkan telur dan tahu tempe. ES menuturkan hal itu: “ . . . di sini (Tasikmalaya), harga ikan lebih mahal daripada telur dan tahu tempe . . . uang dari mana keluarga miskin untuk membeli ikan ?” 10 Agt 2018).

Berkaitan makan buah (dalam satu minggu), dalam pemenuhan gizi seimbang KPM, diperoleh informasi 60 persen responden menyatakan makan buah, akan tetapi dari pemberian kerabat (anak, orang tua), dan tetangga. 15 persen KPM menyatakan kadang-kadang saja makan buah, dan

Page 114: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

104 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

selebihnya (25 persen) KPM menyatakan tidak pernah makan buah. Selanjutnya, berkaitan KPM minum susu dalam satu minggu, 55 persen menyatakan tidak pernah minum susu, 30 persen menyatakan jarang, dan selebihnya (15 persen) menyatakan kadang-kadang minum susu.

Kemudian, mengenai sering tidaknya makan daging (dalam kurun waktu satu bulan terakhir), sebagian besar responden (45 persen) menyatakan tidak pernah makan daging, 40 persen menyatakan jarang, dan selebihnya (15 persen) meyatakan kadang-kadang makan daging. Informasi agak berbeda ketika ditanyakan sering tidaknya makan ayam (dalam kurun satu bulan terakhir), masing-masing 40 persen KPM menyatakan kadang-kadang dan jarang makan daging ayam, sementara 10 persen masing-masing menyatakan sering dan tidak pernah makan daging ayam. Maknanya adalah KPM masih sering makan ayam dibandingkan makan daging dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Data tersebut menunjukkan bahwa pemenuhan gizi bagi KPM, yang penting adalah cukup makan dari sisi karbohydrat (makan nasi). Hal itu terlihat dari (masih) kurangnya konsumsi baik sayur mayur, tahu tempe, buah-buahan, susu, ayam bahkan daging. Hal itu diperkuat hasil indept-interview dengan KPM BPNT bahwa: “makanan bergizi buat kami adalah cukup makan, dan mengadung nasi, sayur, lauk, minuman” (TT, 9 Agt 2018).

B. Upaya Pemenuhan Gizi KPM

Bantuan sosial melalui BPNT bagi keluarga miskin (KPM) berupa beras dan telur, bersifat supporting (membantu), yang sudah barang tentu tidak memenuhi seluruh kebutuhan pangan KPM. Oleh karena itu, (masih)

Page 115: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

105Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

diperlukan upaya maksimal dari KPM untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari keluarga mereka.

Gambar 13. Paket BPNT bagi KPM (Beras 9 Kg, 6-7 butir telur)

Sumber: Dokumentasi peneliti, 11 Agt 2018

Dalam upaya memenuhi gizi keluarga tersebut, ketika ditanyakan, pengeluarannya untuk membeli beras dalam satu minggu (diluar BPNT), diperoleh informasi, 30 persen responden menyatakan membeli beras kurang dari Rp.25.000. Kemudian, masing-masing 25 persen KPM menyatakan membeli beras antara Rp.25.000-Rp.50.000; dan 20 persen responden lainnya membeli beras diatas Rp.100.000.

Berdasarkan jumlah uang yang dikeluarkan tersebut, beras yang dibeli KPM (dalam jumlah kilogram beras) yang dibeli dalam satu minggu, yang kurang dari 5 kilogram, sebanyak 40 persen responden, disusul kemudian KPM yang membeli beras antara 5-10 kilogram beras (35 persen), kemudian yang membeli antara 11-15 kilogram beras sebanyak 20 responden, dan selebihnya (5 persen) responden menyatakan membeli beras diatas 15 kg beras.

Page 116: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

106 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Hasil pengamatan menunjukkan, sebagian besar KPM yang membeli beras kurang dari 5 kilogram dan tentu dalam jumlah rupiah kurang dari Rp.25.000; karena keluarga kecil (lanjut usia), yang relatif hampir terpenuhi melalui BPNT. Sebaliknya, KPM yang membeli beras dalam jumlah lebih banyak, antara 11-15 kilogram bahkan diatas 15 kilogram, karena jumlah anggota keluarga mereka lebih banyak. Oleh karena itu, tentu membutuhkan jumlah uang yang lebih banyak untuk membeli beras.

Adapun upaya KPM untuk membeli telur dalam satu minggu (di luar BPNT), diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden (70 persen) menyatakan membeli telur kurang dari Rp.25.000;. Kondisi ini berkaitan dengan jumlah keluarga yang relatif kecil (lanjut usia) tersebut diatas. Kemudian, KPM yang membeli telur antara Rp.25.000;-Rp.50.000; sebanyak 25 persen responden, dan selebihnya 5 persen responden, menyatakan membeli telur antara Rp.50.000;-Rp.100.000; karena jumlah anggota keluarga mereka relatif lebih banyak.

Dengan demikian, total pengeluaran KPM untuk belanja pangan perbulan dalam upaya pemenuhan gizi keluarga, khususnya beras dan telur (diluar BPNT): masing-masing 30 persen yang menyatakan dibawah Rp.300.000 dan diatas Rp.1.200.000;. Kemudian, antara Rp.900.000-Rp.1.200.000; 20 persen, antara Rp.600.000;-Rp.900.000; sebanyak 15 persen, sisanya (5 persen) KPM belanja antara Rp.300.000-Rp.600.000; sebagaimana terlihat pada matrik berikut:

Page 117: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

107Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Tabel 10. Total Pengeluaran KPM untuk Belanja Pangan Perbulan

Frequency PercentValid

PercentCumulative

Percent

Valid

Dibawah Rp.300.000 6 30,0 30,0 30,0

Rp.300 001 - Rp.600.000 1 5,0 5,0 35,0

Rp.600.001 - Rp.900.000 3 15,0 15,0 50,0

Rp.900.001 - Rp.1.200.000 4 20,0 20,0 70,0

Diatas Rp.1.200.000 6 30,0 30,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Sumber: Hasil kajian, 2018.

3. Pemenuhan Gizi dan Upaya Yang Dilakukan di Kota Surabaya

A. Pemenuhan Gizi Keluarga KPM

Sebanyak 20 KPM yang dijadikan sampel menerima bantuan pangan BPNT berupa Beras dan Telur Pada Bulan Januari hingga Juni 2018. Pada Bulan Juli 2018 BPNT yang diterima hanya berupa beras. Hal tersebut terjadi dikarenakan menurut salah satu pengakuan pendamping BPNT bahwa masyarakat lebih menginginkan beras yang lebih baik kualitasnya, sehingga tidak bermasalah jika telur tidak tersedia. Telur juga merupakan bahan pangan yang sulit untuk penyimpanannya jika tidak memiliki kulkas cepat busuk dan tidak dapat bertahan lama. Bahan pangan yang pernah diterima 2018 ;

a. Januari – Pebruari: Beras (9Kg) satu karung, dan minyak goreng (1 lt)

b. Maret – April: Beras (9 Kg) dan telur (10 butir)

c. Juni – Juli: beras 18 Kg dua karung

Page 118: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

108 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

• Bahan pangan pokok: Jenis bahan pangan yang diterima kualitas bagus karena jenis premium. Penerimaan pertama paket yang harus diterima keluarga.

• Makanan pokok berupa beras tersedia di warung dan toko sekitar rumah. Termasuk pasar rakyat seperti di Kelurahan Pucang Sewu, keluarga dapat membeli beras sesuai dengan kemampuannya.

• Pilihan bahan makanan dengan cara makan di warung. Seperti lontong sayur, ada daging sapi atau daging ayam; soto mengandung daing ayam; lontong ditambah lauk pauk berupa abon atau daging ayam. Keluarga jarang makan daging utuh satu ekor sebab yang dibeli hanya bagian tertentu seperti ceker, paha, atau dada.

• Catatan pembanding:

a. Beras di agen bank;

• Penerima lanjutan dari rastra 2017,

• Berat, diterima satu karung 8 Kg atau 9 Kg, seharusnya 10 Kg. Tetapi tidak tertulis di karung. Kekurangan timbangan tersebut dijadikan pengganti ongkos menaikturunkan beras yang dilakukan penyalur bahan pangan,

• Mutu beras kadang-kadang bagus atau pernah kurang bagus

• Pernah dua kali keluarga dapat beras dengan minyak goreng atau telur. Keterangan yang diperoleh sebagai paket yang harus diterima.

b. Beras di warong-elektronik PKH

• Penerima bahan pangan peserta PKH,

• Berat, diterima sesuai takaran tertulis 10 Kg. Harga beli dari pemasok Rp.10.500,-/Kg, harga jual ke keluarga tetap Rp.11.000,-/Kg. Selisih tersebut

Page 119: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

109Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

menjadi hak warong-elektronik untuk ongkos turun naikkan barang dan keuntungan atau pendapatan yang digunakan untuk operasional dan piket pengelola yang dapat Rp.600.000,-/bulan,

• Mutu beras bagus atau jenis premium. Harga dari agen beli Rp.10.500,-/Kg,

• Keluarga hanya menerima beras seharga Rp.110.000,-.

Sebanyak 95% dari total KPM tidak menerima bantuan pangan non BPNT, namun ditemukan pula sebanyak 5% dari total KPM menerima bantuan pangan non BPNT, bantuan tersebut berupa bantuan permakanan yang diterima oleh lanjut usia, bantuan pangan ini berupa makanan yang telah siap saji dengan menu yang disesuaikan dengan kebutuhannya.

Diagram 4. Pememnuhan Gizi Keluarga di Kota Surabaya

Sumber: Pengolahan data hasil Penelitian 2018.

Pemenuhan Kebutuhan Gizi Keluarga di Kota Surabaya sebanyak 80% dari total responden dikategorikan cukup terpenuhi, dan sebanyak 20% dikategorikan kurang

Page 120: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

110 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

terpenuhi. Hal ini disebabkan pada umumnya membeli dan bahan pangan sesuai dengan kemampuan. Banyak warung yang menjual bahan pangan dan warung makanan. Secara tidak langsung kebutuhan gizi misalnya berupa daging terpenuhi, misalnya hasil olahan berupa daging terpenuhi.

Untuk bahan pangan ayam dikarenakan malah harganya untuk membeli 1 ekor ayam maka kebanyakn responden hanya mampu membeli potongan bagian ayam (tidak secara utuh), misalnya hanya membeli cekernya atau daging bagian tertentu untuk dibuat atau diolah menjadi masakan untuk keluarga. Bahan pangan dampingan yang selalu dimakan berupa tempe dan tahu.

Pemenuhan gizi dikaitkan dengan penghasilan masing-masing keluarga sehingga tiap keluarga tidak selalu sama. Misalnya jika ada uang baru membeli bahan pangan secukupnya saja. Contoh bila ada uang Rp.10.000 maka dihabiskan pada hari yang sama mendapat uang untuk membelanjakan bahan pangan. Terkait dengan kondisi rumah mereka tidak ada cara penyimpanan bahan makanan sehingga bahan pangan hanya dapat diolah secepatnya, 1-2 kali makan misalnya.

Sebaliknya ada keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pangan sehari penuh, pertama ada keluarga yang mempunyai usaha penjualan bahan makanan (warung; warung nasi, warung makanan dan kue, menjual nasi bungkus pagi, menerima pesanan makanan dalam jumlah yang banyak). Mendapat kiriman uang dari anggota keluarga yang sudah bekerja secara rutin, dan mendapat jasa sampingan seperti kaum laki-laki menjadi tukang parkir (pekerja serabutan).

Page 121: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

111Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Kaum perempuan menerima penitipan anak (tetangganya). Pembelian beras dalam seminggu oleh 55% responden sebanyak kurang dari 5 kg hal tersebut sesuai dengan pengeluaran membeli beras Rp.50.001 – 100.000. Pembelian telur dalam seminggu kebanyakan kurang dari Rp.25.000, karena telur yang dibeli 1 kali itu minimal 1 kg dengan harga normal yang berisi sekitar 16 butir telur. Untuk keluarga kecil 4 orang menghabiskan 1 kg perminggu, sebanyak 17 responden atau 85% responden. Yang lebih dari 5 kg yaitu 20% dari total responden. Penggunaannya disesuaikan dengan jumlah keluarga yang akan makan misalnya 4 orang itu cukup 3 sampai 4 butir. Jika anak-anak 1 butir untuk 2 kali makan. Sisanya mempunyai anggota keluarga lebih dari 6 orang. Sehingga dalam 1 hari tidak tentu tergantung dari jumlah anggota keluarga yang makan pada hari itu. Ada juga keluarga yang makan diluar (jajan seperti rawon, soto, pecel, buah potong).

Sasarannya lanjut usia, anak yatim, anak terlantar dan kaum difabel. Mereka memperoleh makan 1 kali sehari, tiap hari, diantar dirumah pukul 09.00 dan 11.00. Menu makanan terdiri dari 6 jenis; nasi, lauk pauk, ayam, ikan, telur, tempe tahu sayur buah dan air mineral 1 gelas. Menu makanan tiap hari berbeda, 4 hari sekali ganti menu. Program ini disebut “Iso Mangan” (kerjasama dengan IKPSM (ikatan pekerja sosial masyarakat karang werdha dan majelis taklim)). Program masyarakat lain disebut “Sego Rongewu” (kelompok masyarakat menyediakan nasi bungkus dengan harga 2000 rupiah perbungkus, sasarananya adalah kaum terlantar, difabel dan lanjut usia. Pelaksanaannya belum rutin karena hanya menyasar kelompok tertentu dan waktunya tertentu pula sebab sumber dana berasal dari

Page 122: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

112 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

sumbangan masyarakat, sehingga banyak sedikitnya nasi bungkus tergantung dari banyaknya dana yang masuk. Iso Mangan dimulai sejak Tahun 2012.

Dari 20 KPM terpilih di Kota Surabaya Kecamatan Gubeng, mayoritas pengeluaran Keluarga nya untuk membeli bahan pangan atau konsumsi perbulannya adalah sebanyak 35% jumlah pengeluarannya Rp.300.001 – Rp.600.000, sedangkan sebanyak 25% dari total responden jumlah pengeluarannya adalah diatas Rp.1.200.000. Jumlah diatas Rp.1.200.000 adalah KPM dengan kondisi jumlah anggota keluarganya banyak yaitu sekitar diatas 5 orang anggota dalam keluarga. Sehingga upaya pemenuhan gizi keluarganya pun otomatis banyak untuk membeli konsumsi pangan. Pada responden yang pengeluarannya dibawah Rp.300.000 adalah KPM yang kondisi sosial ekonomi nya sangat minim, kebanyakan sebagai Ibu Rumah Tangga dan suami hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Upaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya pun sangat minim, asalkan dapat makan dalam sehari pun mereka sudah bersyukur.

Diagram 5. Pengeluaran Belanja Pangan Perbulan

Page 123: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

113Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

B. Upaya Pemenuhan Gizi KPM

Upaya pemenuhan gizi keluarga KPM berupa sayur mayur, buah-buahan dan pemenuhan kebutuhan gizi hewani. Banyak upaya yang dilakukan oleh KPM untuk upaya pemenuhan sayur mayur misalnya kebanyakan 100% dari total responden membeli, karena sayur mayur tidak mudah didapat apalagi untuk menanam karena lahan kota sempit dengan pemukiman. Untuk upaya pemenuhan gizi berupa buah, sebanyak 90% dari total responden membeli buah-buahan kebanyakan adalah buah potong yang dijual Rp.1000/buah. Dan 10%nya dikasih tetangga yang berjualan buah. Untuk pemenuhan kebutuhan hewani sebanyak 100% dari total responden membeli karena tidak dapat berternak dan kebutuhan hewani biasanya mahal.

Diagram 6. Upaya Pemenuhan Gizi KPM di Kota Surabaya

4. Pemenuhan Gizi dan Upaya yang Dilakukan di Kota Makassar

A. Pemenuhan Gizi Keluarga

Sebagai upaya pemenuhan gizi keluarga, dapat diketahui bahwa responden yang makan tiga sehari sebesar 60 persen,

Page 124: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

114 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

dan responden yang makan dua kali sehari berjumlah 40 persen. Adapun yang makan sekali sehari bagi responden tidak ada. Dalam informasi ini bisa dikatakan bahwa pola makan responden dari intensitasnya relative sadah baik, rata-rta mereka makan antara tiga atau dua kali. Sungguhpun apakah yang dimakan sudah memenuhi gizi keluarga atau belum, yang penting bagi mereka bisa makan dengan kenyang.

Kemudian terungkap bahwa frekuensi keluarga yang makan sayuran dalam seminggu responden yang menJawab selalu makan sayuran (seminggu 7 kali) ada 35 persen, yang menJawab jarang makan sayuran dalam seminggu (1 2 kali) berjumlah 30 persen. Yang menJawab sering (seminggu 5 – 6 kali) ada 15 persen, dan yang mrnJawab kadang-kadang makan sayuran dalam seminggu (3-4 kali seminggu) ada 20 persen.

Selanjutnya frekuensi keluarga yang makan tahu tempe dalam seminggu yang menJawab jarang (seminggu 1-2 kali) sebesar 30 persen, dan yang menJawab kadang-kadang (seminggu 3-4 kali) ada 30 persen juga, dan yang menJawab sering (seminggu 5-6 kali ) makan tahu tempe dalam seminggu ada 20 persen.

Untuk keluarga yang makan telur yang frekuensi kadang-kadang (seminggu 3-4 kali) menduduki peringkat teratas berjumlah 50 persen, disusul yang makan telur frekuensinya sering (seminggu 5-6 kali) ada 30 persen, dan yang makan telur frekuensinya jarang (seminggu 1-2 kali) ada 20 persen.

Konsumsi responden makan ikan dalam seminggu terungkap bahwa yang kadang-kadang (seminggu 3-4 kali) mengkonsumsi ikan sebesar 50 persen, yang selalu (seminggu 7 kali) berjumlah 25 persen. Yang jarang (seminggu 1-2 kali) ada 15 persen, dan yang mengkonsumsi ikan dengan frekuensi sering (seminggu 5-6 kali) adqa 10 persen.

Page 125: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

115Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Kebutuhan makan buah responden, diketahui bahwa keluarga yang mengkonsumsi buah dalam seminggu yang tergolong jarang sebesar 60 persen, dan yang tergolong dengan frekuensi sering ada 5 persen serta yang tergolong kadang-kadang berjumlah 35 persen.

Pemenuhan keluarga yang minum susu yang terutama bagi keluarga yang mempunyai anak balita, dalam seminggu yang frekuensi tidak pernah minum susu cukup besar yaitu berjumlah 50 persen. Yang frekuensinya jarang ada 45 persen, dan yang frekuensisinya kadang-kadang minum susu dalam seminggu ada 5 persen.

Berdasarkan informasi yang didapat dari hasil kuesioner kepada responden, dapat dikatakan bahwa frekuensi keluarga yang makan daging dalam seminggu frekuensinya jarang (seminggu 1-2 kali) ada 25 persen, dan yang tidak pernah makan daging jumlah frekuensinya paling besar yaitu 75 persen. Hal ini karena kebanyakan mereka tidak mampu membeli dikarenakan harganya mahal, kalaupun mereka makan daging kebanyakan dari hasil pemberian tetangga yang mampu dan jika ada upacara keagamaan dan pas ada hajatan keluarga atau tetangganya.

Begitu juga untuk makan ayam, diketahui bahwa frekuensi keluarga yang makan ayam dalam sebulan datanya diketahui sebagai berikut yang mengkonsumsi ayam dengan frekuensi jarang (sebulan satu kali) berjumlah 65 persen, menysul yang mengkonsumsi dengan frekuensi kadang-kadang (sebulan dua kali) ada 25 persen, dan yang tidak pernah mengkonsumsi ayam dalam sebulan ada 10 persen.

Berdasarkan informasi keluarga penerima bantuan (KPM) memperoleh beras 10 kg dan telur 5 biji perbulan, ada juga yang memperoleh telur sampai 8 biji. Jika tidak memenuhi KPM biasanya beli sendiri untuk menambah gizi bagi keluarga.

Page 126: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

116 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Ketika ditanya sampai berapa membeli tambahan telur per minggu, mereka menJawab sekitar kurang lebih Rp.25.000. Dalam hal ini terungkap juga bahwa terpenuhi atau tidak terpenuhinya gizi keluarga tergantung dari penghasilan keluarga semakin tinggi pendapatan cenderung gizi keluarag dapat terpenuhi. Persepsi atau pengetian tenatng gizi keluarga menurut mereka adalah yang penting pertumbuhan baan anak bisa tumbuh dengan baik atau dengan sehat. Yang menarik mereka mengatakan seberapa pun bantuan sosial yang kita terima kita harus bersyukur.

B. Upaya Pemenuhan Gizi KPM

Pengeluaran untuk komoditas beras, diketahui bahwa pengeluaran responden yang membeli beras dalam seminggu sebesar Rp.50.001 sampai Rp.100.001 berjumlah 75 persen, pengeluaran responden yang besarnya anatara Rp.25.000 sampai 50.000 ada 15 persen, dan sisanya 10 persen yang membeli beras di atas Rp.100.000.

Kemudian diketahui bahwa responden yang mengeluarkan uang dalam seminggu untuk membeli telur yang kurang dari Rp.25.000 ada 55 persen, yang membeli telur antara Rp.25.000 sampai Rp.50.000 sebesar 35 persen, dan yang membeli telur antara Rp.50.001 sampai Rp.100.000 ada 10 persen.

Selanjutnya responden yang yang membeli beras di luar bantuan BPNT, dalam seminggu antara 11 kg samapi 15 kg ada 30 persen, dan yang membeli beras 5 samapai 10 kg beras ada 25 persen. Yang membeli di atas 15 kg seminggu ada 25 persen, dan yang membeli kurang dari 5 kg ada 20 persen.

Demikian juga untuk keperluan makan telur diketahui bahwa responden yang membeli telur dalam seminggu yang non BPNT antara ½ sampai 1 Kg sebesar 65 persen, dan yang membeli telur anatara 2-3 kg ada sebesar 35 persen.

Page 127: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

117Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Untuk total Pengeluaran Belanja Pangan Perbulan, dari 20 responden menyatakan total pengeluaran untuk belanja pangan dalam sebulan antara Rp.300.001 – Rp.600.000 sebesar 75 persen, yang mengeluarkan belanja pangan sebulan di bawah Rp.300.000 ada 20 persen, dan jumlah pengeluaran antara Rp.600.001 – Rp.900.000 ada 5 persen.

Diagram 7. Pengeluaran Belanja Pangan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018

Adapun sebagai upaya dan cara KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi, seperti jenis sayur mayur kebanyakan dengan membeli jumlahnya 100 persen. Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan Jawaban seluruh Responden menyatakan 100% dilakukan dengan membeli. Upaya Pemenuhan kebutuhan hewani Jawaban seluruh Responden menyatan 100% dilakukan dengan membeli juga. Artinya, berdasarkan informasi dari responden bahwa upaya pemenuhan gizi keluarga KPM seperti buah-buah, sayur mayur dan yang berkaitan dengan pemenuhan gizi hewani dilakukan seluruhnya dengan cara membeli.

Page 128: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

118 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Adapun upaya atau cara lain yang dilakukan responden untuk memenuhi gizi keluarga adalah dengan meminjam kepada keluaga atau tetangga sebesar 75 persen. Dan yang menarik dalam kaitan memenuhi gizi keluarga responden secara rutin mendatangi Posyandu sebesar 25 persen. Jadi mereka agar dapat menimal jenis yang bagaimana agar dapat memnuhi gizi disemaptakan untuk mencari informasi ke Posyandu.

Pemenuhan Gizi Keluarga Penerima Manfaat

Hasil dari pengumpulan data di lapangan dengan jumlah responden 80 KPM yang menjadi sample, diketahui yang memanfaatkan bantuan sosial BPNT di empat lokasi penelitian menunjukkan bahwa frekuensi untuk makan sehari-hari mayoritas dari total responden yaotu sebanyak 59 % menyatakan keluarga mereka untuk makan dalam 3 kali sehari, hal tersbeut sesuai dengan kebiasan pola makan yang berlaku pada masyarakat umumnya makan dilakukan pada pagi siang dan sore hari. Sisanya untuk kebutuhan makan 41 % makan dua kali sehari hal tersebut seperti yang terjadi di Kota Tasikmalaya; di Tasikmalaya makan pagi dan sore hari, diwaktu siang biasanya makan makanan ringan (cemilan) seperti singkong, ubi dan makanan tambahan lainnya, hal tersebut merupakan kebiasaan masyarakat setempat. Seperti yang di tunjukkan dalam diagram dibawah ini:

Tabel 11.Frekuensi Makan Dalam Sehari

Page 129: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

119Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Kemudian dalam penerimaan jenis bantuan sosial pangan dari pemerintah yang diterima oleh KPM, yaitu berupa beras dan atau telur didapat 75 persen mereka mengambil beras dan telur sesuai dengan Pedoman Umum BPNT dengan jumlah rupiah Rp.110 ribu, sedangkan yang mengambil beras saja sebanyak 25 persen KPM. Perlu diketahui 25% KPM yang mengambil beras saja sebagai kebutuhan pangan keluarganya, dari hasil quesioner di Kota Jambi terdapat 20 responden yang dijadikan sample, semuanya memanfaatkan hanya beras saja. Dengan alasan bahwa untuk kebutuhan telur, mereka bisa membeli dengan cara menyicil atau membeli butiran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan keluarga mereka sebagai menu dan olahan makanan. Hasil ini dipertegas dengan tabel diagram Bansos BPNT dibawah ini:

Tabel 12.Penerimaan Jenis BPNT

Pemenuhan kebutuhan pangan sebagai bentuk pemenuhan gizi bagi keluarga KPM, seperti sayuran, tahu tempe, telur, ikan, buah, susu, daging dan daging ayam, diketahui dari hasil quesioner dan wawancara mendalam cukup bervariasi Jawabanya. Seperti makan sayuran diketahui mereka makan dalam seminggu dikatakan kadang-kadang yang artinya mereka makan sayur dalam satu minggu 3–4 kali sebanyak 42.5 % dari 80 responden KPM. Sedangkan KPM yang menyatakan jarang (1–2 kali dalam seminggu) sebanyak 20 persen, ada pula KPM yang selalu makan sayur atau seminggu

Page 130: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

120 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

tujuh kali terdapat 22.5%, bahkan 1.3% KPM tidak pernah makan sayur dalam seminggu. Jadi melihat dari pemenuhan kebutuhan sayuran bagi KPM dapat dikatakan terpenuhi, yang dapat dirata-ratakan mereka bisa makan sayuran dalam satu minggu bisa satu sampai tujuh kali makan sayuran sebagai menu makan keluarga sehari-harinya. Seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13. Makan Sayuran dalam Satu Minggu

Mayoritas sebanyak 42. 5% dari total responden kadang-kadang makan sayuran dalam satu minggu (3-4 kali). Hal tersebut banyak terjadi di Kota Tasikmalaya, meskipun tidak menanam sendiri dan tidak membeli namun harga relatif lebih terjangkau. Sebanyak 20% responden menyatakan jarang makan sayuran dalam semingg, hal tersebut dapat dilihat di Kota Makassar dikarenakan KPM belum menyadari pentingnya sayuran akan kesehatan tubuh, belum paham mengenai gizi. Sebanyak 22, 5% responden menyatakan selalu makan sayuran dikarenakan harga sayuran masih dapat terjangkau oleh KPM, KPM dapat mengambil sayuran di lahan tetangga dan mereka menganggap sayuran penting sebagai variasi menu makan sehari-hari sehingga menyediakan menu sayuran sehari-hari.

Page 131: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

121Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Kemudian untuk pemenuhan gizi protein nabati yang terdapat di bahan pangan tahu tempe dapat dikatakan terpenuhi, hal ini mereka menyatakan untuk komoditas tahu tempe tersedia di warung atau di pasar sebagai menu makan sehari-hari yang murah, dan tahu tempe sebagai makanan olahan yang di jual menjadi gorengan yang sering kita jumpai. Melihat tabel yang ada dibawah ini, menyatakan pemenuhan tahu tempe hampir setiap hari KPM dapat makan. Seperti KPM yang makan tahu tempe dalam satu minggu yang tidak pernah hanya satu KPM saja dari 80 KPM sebagai responden, yang lainnya bisa makan satu sampai tujuh kali makan dalam seminggu, yang artinya dalam satu minggu mereka bisa makan tahu tempe jarang (1-2 kali) dan selalu ( 7 kali).

Tabel 14.

Makan Tahu Tempe dalam Satu Minggu

Sebanyak 31,5% dari total responden menyatakan kadang-kadang makan tahu tempe dalam satu minggu. Hal tersebut seperti yang terjadi di Kota Tasikmalaya, dengan alasan komoditas tersebut mudah didapat dan harga relatif murah. Sebanyak 27,5% dari total responden menyatakan sering makan tahu tempe dalam 1 minggu, hal tersebut seperti terjadi di Kota Surabaya. Komoditas tahu tempe menurut KPM adalah menu yang harus tersedia dalam menu makanan sehari-hari

Page 132: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

122 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

dengan beberapa olahan tempe atau tahu sehingga makanan yang disajikan dapat variatif, harga komoditas tahu dan tempe juga terjangkau oleh KPM. Sebanyak 17,5% responden mengaku jarang makan tempe tahu dalam satu minggu, seperti terjadi di Kota Makassar karena tahu dan tempe tidak mudah didapatkan di pasaran.

Demikian juga dengan komoditas pangan telur, bagi KPM telur merupakan protein hewani yang bisa di dapat dengan cara membeli butiran dan cukup murah serta tersedia di warung eceran yang ada di sekitar lingkungan rumah. Selain itu untuk kebutuhan telur dapat diperoleh dari bantuan BPNT sebanyak 8 butir. Jadi untuk gizi protein hewani dari telur dirasakan KPM dapat terpenuhi dalam satu minggu, yang mana dalam seminggu bisa satu sampai tujuh kali makan telur dalam seharinya, yang artinya KPM bisa makan telur satu kali setiap hari sebanyak 15% KPM, yang jarang dan kadang-kadang sebanyak 35% KPM, yang sering makan telur sebanyak 13.8%, sisanya tidak pernah makan telurhanya 1.3 persen saja, dengan alasan KPM tidak menyukai makan telur dan menjadi pantangan bagi keluarganya.

Sebanyak 35% dari total responden jarang makan telur dalam satu minggu. Kasus di Tasikmalaya, ketika diwawancarai KPM mengaku jarang makan telur karena jika KPM mendapatkan 4 atau 6 butir dia memberikan atau membagi telur yang didapatkan ke tetangga yang lebih membutuhkan dan tidak mendapatkan bantuan sosial BPNT. Di Kota Jambi, menerima BPNT hanya beras saja tanpa telur (Hanya beras saja dikarenakan merupakan kesepakatan KPM; beras yang didapat 10 kg dengan kualitas premium), menurut KPM telur dapat dibeli secara eceran atau butiran, ada juga responden yang mengatakan membeli telur pada saat suami mendapatkan uang.

Page 133: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

123Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Tabel 15. Makan Telur dalam Satu Minggu

Sebanyak 48,8% dari total responden jarang makan ikan dalam satu minggu. Hal tersebut dikarenakan harga komoditas ikan cukup mahal terutama ikan laut dan kurang dapat dijangkau oleh KPM, makan ikan jika diberi oleh tetangga setelah memancing di sungai atau balong (kolam) hal tersebut terjadi di Kota Tasikmalaya. Sebanyak 26,3% dari total responden menyatakan kadang-kadang makan ikan dalam seminggu karena ikan merupakan suatu komoditas tersedia banyak namun daya beli yang cukup rendah sehingga tidak dapat makan ikan secara rutin hal tersebut seperti terjadi di Kota Makassar.

Tabel 16. Makan Ikan dalam Satu Minggu

Page 134: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

124 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Sebanyak 56,3% dari total responden menyatakan jarang makan buah dalam satu minggu karena komoditas buah kurang tersedia di pasar, lokasi pasar juga jauh, dan kalaupun makan buah dikasih oleh tetangga, hal tersebut seperti terjadi di Kota Jambi. Sebanyak 23,8% dari total responden menyatakan kadang-kadang makan buah dalam satu minggu. Seperti beberapa kasus di Kota Surabaya, makan buah kadang-kadang karena komoditas buah seperti buah potong mudah didapat dan dengan harga yang masih cukup terjangkau, harga buah potong ketika diwawancarai KPM mengaku harga Rp.1000, seperti buah potong pepaya dan melon.

Tabel 17. Makan Buah dalam Satu Minggu

Sebanyak 43,8% dari total responden menyatakan tidak pernah minum susu dalam satu minggu. Di Tasikmalaya misalnya, susu merupakan komoditas yang tidak pernah dibeli karena harga mahal dan lebih mementingkan komoditas makanan lain dibanding susu. Sebanyak 30% dari total responden menyatakan jarang minum susu dalam satu minggu karena harga tidak terjangkau oleh KPM sebagai responden. Dikatakan bisa memenuhi kebutuhan makan saja, KPM sudah bersyukur seperti terjadi di Kota Makassar.

Page 135: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

125Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Tabel 18. Minum Ssus dalam Satu Minggu

Sebanyak 61,3% dari total responden menyatakan tidak pernah makan daging dalam satu bulan. Hal tersebut dikarenakan harga komoditas daging mahal sekali dan tidak dapat dijangkau oleh KPM. Pada umumnya mereka bisa makan daging pada saat tertentu misalnya saat acara hajatan, dan hari besar keagamaan.

Tabel 19. Makan Daging dalam Satu Bulan

Sebanyak 40% dari total responden menyatakan jarang makan ayam dalam satu bulan, dikarenakan hanya makan ayam ketika ada acara hajatan. Sedangkan sebanyak 35% dari total responden menyatakan kadang-kadang makan ayam satu kali dalam sebulan. KPM mungkin tidak dapat membeli ayam secara utuh, namun mereka dapat membeli bagian dari ayam

Page 136: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

126 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

dengan harga yang dapat dijangkau. Seperti yang terjadi pada KPM di Kota Surabaya, KPM makan ayam tidak secara utuh, misalnya hanya mampu membeli ceker ayam senilai Rp.5000 atau sayap untuk dibuat sayur sop atau soto ayam.

Tabel 20. Makan Ayam dalam Satu Bulan

Dari sembilan bahan makanan yang harus dipenuhi untuk tercukupinya gizi keluarga sejumlah 59 % dari total responden tidak terpenuhi, dikarenakan mereka lebih mengutamakan makanan pokok berupa beras, mereka tidak memperhatikan komoditas pangan lainnya dan tidak memikirkan permasalahan kebutuhan gizi, yang penting mereka bisa makan dan kenyang serta keluarga terlihat sehat dan gemuk. Permasalahan mendasar yaitu faktor pendapatan atau penghasilan Kepala Keluarga yang rendah, yang menyebabkan mereka tidak ada kemampuan dalam mencukupi pemenuhan gizi keluarga yang diharapkan. Dari total responden sebanyak 41% terpenuhi gizi keluarga. Karena komoditas pangan yang berupa tahu, tempe, sayuran, dan buah dapat terpenuhi oleh mayoritas KPM, karena mereka menganggap empat komoditas tersebut harganya murah, tersedia, dan terjangkau.

Page 137: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

127Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

Tabel 21. Pemenuhan Gizi Keluarga

Upaya Pemenuhan Gizi Keluarga

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga penerima manfaat, dari 80 KPM sebagai responden tidak semuanya dapat memenuhi kebutuhan sembilan jenis bahan pangan yang bergizi yang sudah ditentukan di dalam pertanyaan quesioner penelitian, seperti sayuran, tahu, tempe, telur, ikan, buah, susu, daging, dan daging ayam.

Sebagai upaya KPM dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarganya, berbagai upaya dilakukan oleh KPM bagaimana cara supaya kebutuhan komoditas 9 bahan pangan tersebut dapat terpenuhi, berikut beberapa upaya yang dilakukan KPM:

1. Sebagian besar KPM dalam memenuhi kebutuhan pangan sebagai kebutuhan makan keluarga mereka, di usahakan dengan cara membeli, karena KPM di lokasi penelitian merupakan masyarakat miskin perkotaan yang hampir semuanya tidak mempunyai lahan pekarangan. Perlu diketahui KPM membeli kebutuhan pangan tersebut, karena pangan tersebut tersedia baik di pasar maupun warung yang terdekat dengan rumahnya. Kemudian komoditas pangan tersebut murah atau terjangkau sesuai dengan kemampuan daya beli yang mereka punya, seperti sayuran, tahu tempe, buah, dan ikan air tawar.

2. Selain dengan cara membeli untuk memenuhi kebutuhan pangan, terkadang mereka didapat dari hasil pemberian

Page 138: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

128 Pemenuhan Gizi Keluarga dan Upaya Pemenuhannya

tetangga baik berupa panganan makanan dan buah, hasil kebun tetangga yang punya pekarangan, maupun dari hajatan dan hari besar keagamaan.

3. Karena penghasilan Kepala Keluarga yang rendah dan tidak tetap serta pekerjaan lebih dominan sebagai buruh, tukang, dan buruh serabutan di sektor informal. Beberapa KPM terutama kaum ibu, mengupayakan pemenuhan gizi keluarga dengan cara berupaya mencari penghasilan lebih (bekerja serabutan), untuk membantu pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari, seperti jasa mencuci baju, jualan kue atau gorengan kecil-kecilan di depan rumah, dan mencari barang bekas yang sudah di buang dan bisa dijual kembali ke penampung. Sealin itu ditemukan ada salah satu KPM di Kota Jambi yang mempunyai usaha membuat perangkap tikus dari bahan kawat yang bisa dijual di pasar dan sudah ada yang menapungnya untuk dijual.

4. Beberapa KPM dalam pemenuhan kebutuhan makan didapat dari pemberian anaknya yang sudah bekerja dan mempunyai keluarga sendiri yang sudah terpisah dari rumah orang tuanya, baik itu berupa uang maupun berupa panganan makanan.

5. Upaya lain dalam pemenuhan kebutuhan pangan, banyak KPM memenuhinya dengan cara meminjam atau berhutang uang ke tetangga dan ke sanak saudaranya.

6. Beberapa KPM rutin mengikuti kegiatan Pos Yandu yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, dengan harapan mendapat pemberian panganan/makanan yang bergizi dan penyuluhan tentang kesehatan keluarga.

Page 139: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

129Penutup

BABIVPENUTUP

1. Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari hasil Jawaban kuesioner dengan responden, wawancara mendalam dan Focus Group Discusion, dapat disimpulkan dalam penelitian ini, bahwa sebagian besar dari mereka menggambarkan bahwa bantuan yang diterima belum bisa memberikan variasi menu bagi gizi keluarga. Sebagai pemahaman terhadap pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dibedakan dalam 9 jenis bahan pangan, yaitu beras, ikan, daging, ayam, telur, susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tentang pemenuhan gizi keluarga, terukur persepsi responden tentang terpenuhi atau tidak terpenuhinya gizi keluarga.

Hasil dari 80 quesioner tentang pemenuhan gizi keluarga yang di Jawab oleh KPM sebagai responden, menggambarkan bahwa sejumlah 59% dari total responden tidak terpenuhi

Page 140: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

130 Penutup

kebutuhan gizinya. Hal ini disebabkan karena mereka lebih mengutamakan makanan pokok (beras) tidak memperhatikan permasalahan gizi. Beras menjadi kebutuhan paling utama diantara jenis bahan pangan yang harus dipenuhi, karena beras merupakan makanan pokok bagi setiap rumah tangga responden. Oleh karenanya adanya bantuan sosial BPNT terutama komoditas berupa beras, menjadi sangat bermanfaat bagi warga miskin dan rentan. Di empat lokasi penelitian, beras merupakan bahan makanan yang tidak tergantikan dan karenanya ketersediaannya selalu diharapkan. Namun bukan berarti dengan adanya bantuan BPNT, mengurangi beban penghasilan KPM untuk menggantikannya dengan memenuhi kebutuhan gizi lainnya. Tetap saja karena faktor pendapatan atau penghasilan Kepala Keluarga yang sangat minim, menyebabkan daya beli mereka tetap tidak mampu memenuhi gizi keluarga yang diharapkan.

Namun dari sembilan komoditas sebagai indikator bahan pangan yang bergizi, kemampuan KPM untuk memenuhi gizi keluarganya, hanya mampu memenuhi empat komoditas saja. Sejumlah 41% responden sisanya, yang mengatakan terpenuhi gizi keluarga, menganggap bahwa jenis pangan berupa tahu, tempe, sayuran dan buah bisa terpenuhi karena harga murah, tersedia dan terjangkau.

Kemudian banyak dari mereka menyatakan pemahaman/pengetahuan tentang pemenuhan gizi keluarga masih rendah, banyak KPM yang mempersepsikan bahwa bantuan sosial pangan BPNT yang diberikan oleh pemerintah dianggap tidak terkait langsung dengan pemenuhan gizi seimbang. Mereka menganggap jika dalam satu keluarga anggota keluarganya terlihat gemuk dan tidak sakit, mereka menilai bahwa keluarga mereka pemenuhan gizinya baik. Hal ini dikarenakan

Page 141: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

131Penutup

pengetahuan KPM tentang gizi seimbang sangat rendah, mereka hanya memikirkan bagaimana bisa makan kenyang dalam satu hari bisa dua atau tiga kali, dengan harapan ketersediaan komoditas beras dalam satu bulan selalu ada.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh KPM Non PKH di perkotaan dalam pemenuhan gizi keluarga, salah satunya adalah dengan memanfaatkan bantuan sosial pangan BPNT dari pemerintah berupa beras dan atau telur seharga Rp.110 ribu, yang dibelanjakan di e-warong yang ada di dekat lingkungan rumah tempat tinggalnya. Namun karena bantuan BPNT hanya beras dan atau telur, bagi mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lainnya.

Banyak dari mereka untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lainnya selain beras dan telur, dengan cara membeli komoditas pangan yang bergizi di pasar atau di warung terdekat, tentunya komoditas tersebut harganya dapat terjangkau oleh KPM atau komoditas tersebut harganya murah, kemudian meminjam uang atau berhutang ke sanak saudara untuk membeli komoditas pangan sebagai menu makan bagi keluarganya. Selanjutnya upaya lain yang dilakukan oleh KPM adalah dengan berusaha mencari penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai buruh jasa dengan harapan mendapat upah yang bisa dibelanjakan langsung untuk kebutuhan makan sehari-hari keluarganya.

Kemudian ada juga dari mereka yang pasrah tidak ada upaya, yang hanya bisa mengharapkan dari bantuan sosial yang diterimanya, mendapat dari pemberian tetangganya, jika ada acara hajatan dan acara hari raya besar keagamaan. Alasan lain mereka tidak ada upaya karena di rumah tempat tinggal mereka di perkotaan, tidak mempunyai pekarangan atau halaman yang bisa ditanami tanaman sayuran maupun

Page 142: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

132 Penutup

buah. Sebagian lagi dari mereka mendapat pemberian dari anaknya yang sudah bekerja, baik dalam bentuk uang maupun pemberian dalam bentuk panganan makanan yang bergizi.

1. Rekomendasi

Program BPNT merupakan upaya membangun sistem perlindungan sosial bagi masyarakat yang dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan melalui peningkatan gizi keluarga penerimanya. Program ini sebaiknya terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar dampak terhadap penurunan angka kemiskinan bisa dirasakan, namun dengan beberapa catatan sebagai berikut:

1. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa terjadi kecemburuan sosial di masyarakat karena masih ada warga tidak mampu dan memenuhi komponen namun belum tersentuh bantuan BPNT. Sebaliknya, ada warga yang termasuk kategori sejahtera namun justru tercatat sebagai peserta. Oleh sebab itu, sebaiknya untuk penambahan peserta baru (saturasi) di tahun-tahun mendatang melibatkan pendamping yang benar-benar mengetahui kondisi di lapangan.

2. Agar pelaksanaan program pengentasan kemiskinan melalui Program BPNT dapat efektif dan mencapai sararan, disarankan diambil beberapa kebijakan sebagai berikut: Bahan pangan yang diterima pada Program BPNT seharusnya tidak hanya terbatas pada beras dan atau telor, karbohidrat dan protein saja, namun jika dimungkinkan ada bahan pangan lain. Pada dasarnya penambahan jenis bahan pangan kepada KPM dapat dilakukan karena semakin banyak opsi yang ditawarkan, maka KPM lebih bisa memilih sesuai kebutuhannya.

3. Perlunya komplementaritas program-program lainnya untuk mendukung keberhasilan BPNT karena fakta di

Page 143: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

133Penutup

lapangan menunjukkan bantuan BPNT tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga karena hanya bantuan 1 (satu) komponen. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kondisi ekonomi penduduk miskin seharusnya ada kebijakan Pemerintah memberikan stimulan modal usaha bagi fakir miskin melalui kegiatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Program KUBE juga dapat dilengkapi dengan rehabilitasi rumah tidak layak huni dan perbaikan sarana lingkungan di lokasi yang memerlukan.

4. Bantuan pangan yang diterima di luar bantuan pangan Non Tunai (BPNT) sampai saat ini menurut KPM belum ada. Harapannya dari pemerintah daerah setempat bisa memberikan program bantuan pangan agar pemenuhan gizi keluarga terpenuhi walaupun belum maksimal. Perlu koordinasi dengan OPD lain untuk terpenuhi asupan gizi lainnya seperti ikan dari dinas perikanan, dan ketahanan pangan selain Dinas Sosial yang tidak mungkin bekerja sendiri. Secara umum stakeholder Daerah sependapat bahwa KPM perlu mendapat hak-hak kebutuhan dasar mereka (Pangan, Kesehatan, pendidikan) secara komplementaritas dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan.

5. Penguatan pengembangan pangan lokal berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan peran akademisi, badan litbang di berbagai level pemerintahan, serta industri sebagai bagian dari upaya perbaikan gizi masyarakat.

6. Disamping itu diharapkan juga oleh para KPM Non PKH akan lebih baik bansos BPNT ditambah jumlahnya sesuai jumlah anggota keluarga, agar keluarga bisa memenuhi gizi seimbang sebagaimana yang diharapkan.

Page 144: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

134 Penutup

7. Peran pemerintah daerah dalam penanganan kemiskinan, salah satunya dengan mengeluarkan surat edaran tentang program gizi sehat bagi masyarakat miskin. Sehingga ada sinergi dengan dinas-dinas lainnya serta lembaga swadaya masyarakat yang ada, sehingga bisa tercukupi, misalnya dinas perikanan, peternakan, dinas pangan, Posyandu, PKK dan lainnya.

Page 145: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

135Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, dkk. (2017). Kepuasan Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Tunai dan Non Tunai, Kajian di Tiga Kota, Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial RI.

Badan Pusat Statistik, (2017). Presentase Penduduk Miskin September 2017 Mencapai 10, 12 persen. Biro Pusat Statistik, Jakarta: https://bps. go. id/index. php/brs/1379. Di akses tanggal 10 Juli 2018.

Bappenas dan Word Food Program (WFP), (2017). Hasil Studi Biaya Pangan, Studi Kasus di Sembilan Provinsi Indonesia, Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.

Irianto, Djoko Pekik, (2006). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: CV Andi Offet.

Kementerian Kesehatan RI, (2014). Pedoman Gizi Seimbang, Jakarta: Kemenkes RI. Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA.

Kementerian Sosial RI, (2017). Pedoman Pelaksanaan Bantuan Pangan Non Tunai, Jakarta: Kementerian Sosial RI.

Maryam, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Novella (2012). Gizi Seimbang Berdasarkan Umur, Jakarta: http://monikamoningka. blogspot. com/2017/11/gizi-seimbang-berdasarkan-umur. Di akses tanggal 11 Juli 2018.

Pemerintah Kota Jambi. (2012). Sejarah Kota Jambi. Website: jambikota.go.id.

Page 146: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

136 Daftar Pustaka

Peraturan Presiden RI. No. 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Pramono. (2009). Standar Pemenuhan Gizi. http//s1gizi.stikeshusadaborneo.wordpress.com.

Republik Indonesia (2014), Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Republik Indonesia, (2011). Undang-undang No 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin.

Salvicion dan Ara Celis, (2003), Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga.

Soekirman, (2012). Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Makro di Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB). Gizi. depkes. go. id, diakses pada tanggal 10 Juli 2018.

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suradi, (2013). Perubahan Sosial Dan Ketahanan Keluarga: Meretas Kebijakan Berbasis Kekuatan Lokal, Majalah Sosio Informasi Vol. 18, No.02, Tahun 2013, Jakarta: P3KS Press.

Page 147: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

137Sekilas Penulis

SEKILAS PENULIS

MUSLIM SABARISMAN, lahir tanggal 24 Juni 1970 di Bandung, Jawa Barat, menamatkan program DIV Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung tahun 1995. Pendidikan dan Pelatihan yang pernah diikuti antara lain Diklat Penanggulangan Bencana Balatbangsos Depsos (2005), Diklat Dasar Penelitian BBPPKS Lembang (2005), Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Pertama LIPI (2007), Diklat Analisis Dampak Lingkungan dan Sosial BBPPKS Lembang (2007). Saat ini sebagai peneliti Muda di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Badan Pendidikan dan Penelitian Kementerian Sosial RI. Penelitian yang pernah diikuti Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program Subsidi Panti dalam Mendukung Kelangsungan Pelayanan Panti Sosial, Implementasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin (Studi Evaluasi di Delapan Provinsi Indonesia), Pemberdayaan Fakir Miskin Di Kawasan Kawasan pantai, Pelayanan Sosial Rehabilitasi Sosial Anak di Panti Sosial Marsudi Putera (Evaluasi Program Penanganan Anak Nakal),Penelitian Pemberdayaan Keluarga (Studi Evaluasi di Sumatera Barat,Sulawesi Utara,Jawa Timur dan kalimantan Selatan), Penelitian Profil Pendamping Dalam Perlindungan Anak Berkonflik Dengan Hukum (Studi Kasus di Provinsi Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Barat), Pendampingan Sosial Bagi Anak Berhadapan Dengan Hukum di Kota Mataram, Penelitian Sikap Masyarakat Terhadap Trafficking Anak di Daerah Pengirim (Study Kasus di Provinsi Kalimantan Barat dan Jawa Timur), Penelitian Gaya Hidup Sebagai Penyebab Terjadinya Trafficking Anak, RESTORATIVE JUSTICE

Page 148: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

138 Sekilas Penulis

Penangan Anak Berhadapan Dengan Hukum Berbasis Masyarakat di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah, Penelitian Pemberdayaan Mayarakat Miskin kawasan Pantai di Provinsi Kalimantan Barat. Pengembangan Kebijakan, Srategi dan Model PELAYANAN TERPADU DAN GERAKAN MASYARAKAT PEDULI KABUPATEN/KOTA SEJAHTERA (PANDU GEMPITA) Kajian Kebijakan. Persfektif Komitmen Tim Kerja Dalam Pengembangan Rumah Layak Huni Bagi Keluarga Miskin di Bondowoso, Permasalahan dan Penanganan Anak Jalanan di Kota Bandung, Peluang dan Tantangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Berau Kalimantan Timur, Fenomena Kenakalan Remaja dan Kriminalitas, Peran Dinas Sosial Dalam Penanggulangan Kemiskinan Di Kota Sukabumi. DEPRESI : Suatu Tinjauan Psikologis, Fenomena Geng Motor Di Beberapa Kota Jawa Barat, Fenomena Kenakalan Remaja Dan Kriminalitas.

ACHMADI JAYAPUTRA, Lahir 2 November 1957 di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Pendidikan: Tahun 1978–1984 kuliah di Jurusan Antropologi FSUI; 1984 – 1986 kuliah Ilmu Tauhid pada Universitas Islam Syekh Yusuf; 2000 – 2002 memperoleh kesempatan kuliah pada Program Pascasarjana Kekhususan Pengembangan Masyarakat pada Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Pekerjaan: (1) Jabatan fungsional), sejak tahun 1985 diterima sebagai pegawai pada Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial. Tahun 1986 - 1990 Asisten Peneliti Madya; 1990 – 1994 Ajun Peneliti Muda; 1994 – 1998 Ajun Peneliti Madya; 1998 – 2000 Peneliti Muda; 2000 – 2002 Peneliti Madya; 2002 – 2004 Ahli Peneliti Muda; 2010 Peneliti

Page 149: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

139Sekilas Penulis

Utama Bidang Pelayanan dan Kesejahteran Masyarakat. Sejak 1986 sebagai pengajar Antropologi Sosial Budaya dan Sistem Budaya Indonesia di Universitas Muhammadiyah Jakarta; (2) Jabatan struktural, Tahun 1994–1998 sebagai Kepala Sub Bidang Statistik dan Dokumentasi, Puslitbang RBS; 1998-1999 sebagai Kepala Sub Bidang Perumusan Rencana dan Program, Puslitbang PKS; 2001–2004 sebagai Kepala Bidang Analisis dan Bimbingan Sosial, Pusbangtansosmas; 2004–2005 sebagai Kepala Bidang Kerjasama dan Publikasi, Puslitbang UKS; 2006 – 2007 sebagai Kepala Bidang Program, Puslitbang Kesos; 2007 – 2009 sebagai Kepala Bidang Program dan Evaluasi, BBPPKS Padang.

Topik dan Penelitian yang pernah ditulis antara lain; 2003; Pemberdayaan Pranata Sosial dalam Menangani Masalah Narkoba di Mataram dan Manado; 2004: Pelayanan Sosial Bencana Alam Aceh; 2005: Pelayanan Lanjut Usia di Indonesia; 2006: Peranan Organisasi Sosial dalam Penanganan Sosial di Kupang; 2007: Desa adat Gayo, Pelayanan Sosial TKI di KBRI Kuala Lumpur Malaysia; 2009: Kesejahteraan Sosial di Kepulauan Riau, Kecamatan Linge Terpencil, Aceh Tengah, Rancang Bangun Model Kebijakan Pengembangan Industri Rumah Tangga pada Kawasan Masyarakat Miskin di Jabodetabek, Tipologi Desa Berketahanan Sosial; 2010: Pemberdayaan Desa Berketahanan Sosial di Sumatera Barat, Pemberdayaan Masyarakat Daerah Tertinggal, Suku Bangsa di Indonesia; 2011; Kesiapan Komunitas dalam Pengendalian Konflik Sosial, Pemberdayaan Desa Berketahanan Sosial di Desa Samba Bakumpai, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah; 2012: Evaluasi Jaminan Sosial Lanjut Usia, Penanggulangan Kemiskinan Melalu RS RTLH, Jaminan Sosial Orang Dengan Kecacatan.

Page 150: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

140 Sekilas Penulis

MOCHAMAD SYAWIE, Lahir di Pekalongan 10 Mei 1955, memperoleh gelar S1 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Sosiologi Gadjah Mada Yogyakarta. Gelas S2 Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Program Studi Sosiologi

Riwayat Pekerjaan :

• 1984 - 1986 Kanwil Depsos Provinsi Lampung, 1986-1987 Petugas Sosial Kecamatan (PSK) di Kecamatan Padangratu Lampung Tengah

• 1988 - 1994 Balai Besar Penelitian Pengembangan dan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta.

• Dosen Luar Biasa Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta (1995 sampai sekarang-2012

• Pernah mengajar di STIE IBII Jakarta, STIE Trisakti Jakarta (1998- 2001).

• Peneliti pada Pusat Penelitian Kesos Badan Litbang Kementerian. Sosial Jakarta. Peneliti pada Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial, Jabatan terakhir Peneliti Madya di Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat Badiklit Kessos Kementerian. Sosial (2002 – sampai sekarang).

• Anggota Redaksi Jurnal Ketahanan Sosial Masyarakat (2004 – 2010).

• Anggota Tim Penilai Penneliti Instani (TP2I) Kementerian. Sosial 2012-2014), juga pernah menjabat Sekretaris TP2I (2009-2011)

• Aktif menulis pada jurnal ilmiah (JURNAL, INFORMASI, dan TANSOSMAS, JURNAL Ekonomi Trisakti).

• Menjadi Editor dalam beberapa penelitian.

• Penelitian yang sudah dilakukan; Masyarakat Berketahanan

Page 151: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

141Sekilas Penulis

Sosial Perspektif Multikultural, Struktur-Struktur Mediasi Dalam Masyarakat Berketahanan Sosial, Pemetaan Pranata Sosial Pada Komunitas Lokal, Jaringan Ketahanan Sosial Masyarakat, Model Pengembangan dan Penguatan Ketahanan Sosial Mayarakat; Masalah Kebutuhan Dan Sumber Daya Di Daerah Teringgal

• Aktif mengikuti seminar dan pelatihan yang berkaitan dengan metode penelitian dan yang berkaitan dengan pengembangan ketahanan sosial masyarakat.

INDAH HURUSWATI, Peneliti Madya pada Puslitbang Kesos, Kementerian Sosial RI. Pendidikan terakhir S2-Antropologi, FISIP UI. Menggeluti penelitian sejak tahun 2009 hingga 2017 dan lebih banyak fokus pada bidang kemasyarakatan: masyarakat perdesaan dan perbatasan. Pada tahun 2013 hingga 2017 ikut meneliti dan membangun (development research) sistem layanan dan rujukan terpadu yang menjadi program prioritas Kementerian Sosial.

AGUS BUDI PURWANTO, Peneliti Madya di Puslitbang Kesos, Kementerian Sosial RI. Alumni IKIP Jakarta, program studi Pembangunan Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah tahun 1987. Penelitian yang dilakukan multi years pada 2013-2015 “Pengembangan Kebijakan, Strategi dan Model Pelayanan Terpadu dan Gerakan Masyarakat Peduli Kabupaten/Kota Sejahtera (Pandu Gempita)”: Studi di lima Kabupaten/Kota. Tahun 2009-2012, (1) Studi Etnografi Masalah, Kebutuhan dan Sumber Daya Daerah Tertinggal dan Perbatasan Antar Negara. (2) Laboratorium Kesejahteraan Sosial: Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Wilayah Perbatasan, dll.

Page 152: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

142 Sekilas Penulis

SUYANTO, Lahir di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Jogyakarta, tanggal 10 Desember 1958. Memperoleh Gelar Sarjana dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Tahun 1989. Saat ini menjabat Peneliti Madya pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI.

Penulis sering menulis berbagai artikel yang diterbitkan di media/Jurnal atau Buku. Beberapa penelitian yang dilakukan antara tahun 2010-2013 (saja), meliputi:

• Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tertinggal Melalui Pengembangan Ekonomi Pedesaan (Studi Kasus di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Barat), Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat, Badan Pendikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial. Tahun 2010.

• Pemberdayaan Masyarakat Daerah Tertinggal: Identifikasi Kebutuhan, Sumberdaya dan Permasalahan Masyarakat desa Jambu & Desa Engkangin-Kalimantan Barat serta Desa Sendangmulyo dan Desa Mlatirejo Jawa Tengah Tahun 2010.

• Masalah, Kebutuhan dan Sumberdaya di Daerah Tertinggal Studi Kasus di Sepuluh Kabupaten Tertinggal Tahun 2011.

• Pemberdayaan Keluarga Miskin di Sekitar Industri Pertambangan Tahun 2011.

• Kesiapan Komunitas Dalam Pengendalian Konflik Sosial (Studi(Studi Kasus di tiga Kota). Tahun 2011.

• Bantuan Stimulan Pemulihan Sosial Studi Evaluasi Bantuan Stimulan Bahan Bangunan Rumah Berupa Uang Melalui Kelompok Masyarakat Penerima Bantuan Tahun 2012.

Page 153: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

143Sekilas Penulis

• Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Paska Pemutusan Hubungan Kerja” (Studi Kasus Industri Tekstil diKecamatan Dayeukolot, Kabopaten Bandung-Jawa Barat). Pusat Penelitian dan Pengembangan Usaha Kesejahteraan Sosial 2010.

• Studi Kebijakan Pengembangan Sinergitas Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, tahun 2013.

BAMBANG PUDJIANTO, lahir di Jakarta tangal 11 Oktober 1967. Saat ini menekuni bidang Kelitbangan dan telah melakukan berbagai penelitian. Latar Belakang pendidikan yang pernah dilalui, yaitu pada jenjang Strata 1 diselesaika tahun 1991 di Universitas Padjajaran Bandung dengan jurusan Kesejahteraan Sosial, selanjutnya mengambil jurusan Psikologi Sosial di Pascasarjana UGM pada tahun 2000.

Beberapa tulisan ilmiah pernah diterbitkan berbagai media Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sejak 2010 saja meliputi:

• Masalah, Kebutuhan dan Sumber Daya di Daerah Perbatasan (Kabupaten Karimun Prov. KEPRI dan Kabupaten Kapuas Hulu Prov. Kalimantan Barat), Puslitbang Kessos, 2010.

• Masalah, Kebutuhan dan Sumber Daya Di Daerah Tertinggal (Kabupaten Maluku Tenggara Barat Prov Maluku dan kabupaten Rote Ndau Prov NTT), Puslitbangkesos, 2011.

• Bantuan Stimulan Pemulihan Sosial; Studi Evaluasi

Page 154: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

144 Sekilas Penulis

Bantuan Stimulan Bahan Bangunan Rumah Berupa Uang Melalui Kelompok Masyarakat Penerima Bantuan, Puslitbangkesos, 2012.

• Kinerja Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Puslitbangkesos, 2013.

• Selebihnya untuk mengembangkan keilmuan dan menambah wawasan, pernah bergabung sebagai pengajar pada beberapa perguruan tinggi antara lain di Bina Sarana Informatika Jakarta dan Universitas Kertanegara Jakarta, serta menjadi anggota redaksi Majalah Jurnal, Puslitbang Kesos selama 9 tahun.

MUHTAR, lahir di Magetan (1960). Pendidikan terakhir Pasca Sarjana (S2) Program Studi Sosiologi Kekhususan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UI (2004). Mengawali sebagai PNS pada Departemen Sosial (kini: Kementerian Sosial) di (Kantor Wilayah) Propinsi Sumatera Selatan tahun 1991. Pernah menjadi Pemimpin Proyek Bantuan Kesejahteraan Sosial (BKS) tahun 1993/1994 dan 1994/1995. Tahun 1996 pindah ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial. Sejak itu terlibat aktif dalam penelitian bidang kesejahteraan sosial, dan sejak 1999 menekuni sebagai peneliti. Topik-topik penelitian yang diikuti dalam lima tahun terakhir: Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan, Dampak PKH bagi RTSM, Studi Kebijakan Implementasi Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Sosial, Rapid Asesmen Daerah Aliran Sungai Ciliwung, dan Perlindungan Sosial bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI). Dalam upaya

Page 155: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

145Sekilas Penulis

menyosialisasikan hasil penelitian, aktif menulis pada majalah di lingkungan Kementerian Sosial. Short course yang pernah diikuti antara lain: Pelatihan Peneliti Muda, Pelatihan Analisis Dampak Lingkungan Sosial (Andalsos), Pengolahan Data Kuantitatif (SPSS), Penulisan Populer Ilmiah, dan Presentation Skill. Kursus Bahasa Inggris yang pernah diikuti adalah di FIB-UI (2005-2006) dan di LIA (2006); Saat ini sebagai anggota dewan redaksi Majalah Jurnal Sosiokonsepsia Puslitbangkesos.

AYU DIAH AMALIA, lahir pada 6 Februari 1983 di Jakarta. Peneliti Muda pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI. Menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Program Studi Sosiologi (2006) dan pendidikan Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Konsentrasi Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Sosial Univeritas Indonesia Tahun 2013. Kepakaran Peneliti : Sosiologi Umum. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan bersama Tim diantaranya :

• Studi Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Alam Melalui TAGANA

• Kontribusi Organisasi Sosial Terhadap Pembangunan Sosial,

• Evaluasi Indikator Utama Kementerian Sosial,

• Studi Kepuasan KPM Terhadap Fungsi Ewarong,

• Kepuasan KPM terhadap Bantuan Tunai dan Bantuan Non Tunai,

• Komplementaritas Program Bantuan Sosial dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar,

Page 156: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

146 Sekilas Penulis

Penelitian mandiri ;

Pelaksanaan Program Elderly Day Care Services di PSTW Budhi Dharma Bekasi, Evaluasi Outcomes Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra di PSBN Wyata Guna Bandung Dinamika Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Social Network dalam Ewarong.

M. BELANAWANE SULUBERE, Lahir di Jakarta, tanggal 8 Oktober 1983. Pendidikan tinggi dari Jurusan Antropologi FISIP UI (2006). Tahun 2010 mulai bergabung sebagai staf di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI. Akhir tahun 2013 menjadi pejabat Peneliti Pertama di lembaga tersebut. Mulai mengikuti beberapa penelitian di bidang kesejahteraan sosial dan menulis artikel dalam majalah di kampus dan lembaganya sendiri.

Page 157: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

147Indeks

INDEKS

AAdministrasi 17, 66Agen Layanan Keuangan Digital 19Akademisi 133Analisa Data 33Asistensi 2

BBadan Pusat Statistik (BPS) 16Bansos 15, 16, 93, 119Bappenas 7, 16, 135Beras Sejahtera 15BKKBN 12BPNT 3, 4, 5, 6, 7, 8, 15, 17, 18, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 46, 47, 48, 50, 51, 52, 53,

54, 57, 58, 60, 63, 64, 65, 66, 71, 73, 82, 83, 84, 89, 91, 92, 93, 94, 96, 97, 99, 100, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 109, 116, 118, 119, 122, 130, 131, 132, 133

DDinas Pangan 134Dinas Perikanan 133, 134Diskusi Kelompok Terarah 32

EEvaluasi 137E-voucher 17E-Warong viii, 57, 82

FFakir Miskin 8, 12, 64, 65, 133

GGeografis 37, 40, 78, 98

Page 158: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

148 Indeks

Gerakan Nasional Non Tunai 18Gizi 9, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 34, 50, 51, 52, 53, 71, 72, 73, 76, 77,

89, 90, 91, 92, 93, 94, 96, 99, 102, 104, 107, 109, 113, 116, 118, 127, 135, 136

IIntegrasi 2

KKarbohidrat 6, 7, 21, 23, 25, 29, 30, 71, 132Kartu Indonesia Pintar 2Kartu Indonesia Sehat 2Kartu Keluarga Sejahtera 2, 3, 31, 57, 66, 82, 85Keluarga Penerima Manfaat (KPM) iii, iv, 3, 18, 46Kesejahteraan 137Kesejahteraan Sosial 143Kota Jambi 37, 38, 39, 40, 44, 46, 47, 48, 50, 52, 96, 98, 99, 119, 122, 124, 128,

135Kota Makassar 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 113, 120, 122, 123, 124Kota Surabaya 61, 62, 63, 64, 66, 70, 72, 74, 75, 76, 107, 109, 112, 113, 121,

124, 126Kota Tasikmalaya 55, 56, 57, 58, 59, 60, 102, 118, 120, 121, 123KPM 3, 4, 5, 8, 15, 16, 17, 18, 19, 30, 31, 32, 33, 34, 46, 47, 48, 49, 57, 58, 66,

68, 71, 72, 74, 82, 83, 90, 93, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 109, 112, 113, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 145, 148

KUBE 19, 82, 133, 146Kuesioner 32

LLembaga Swadaya Masyarakat 134

MMasyarakat 137Materiil 11

NNatura 17, 31

Page 159: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

149Indeks

OOPD 133

PPasar Tradisional 19PBDT 16Pemberdayaan 137Pemberdayaan Keluarga 137Pemenuhan Gizi 96Pengamatan 32peternakan 134Posyandu 29, 63, 76, 118, 134

RRaskin 3, 17, 83Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) 4, 15

SSaturasi 132Skala Likert 33Social Alignment 11Social Control 11Social Media 11Social Standard 11Sosial 137Sosio-Ekonomi 10Stimulan 133Strategi Nasional Keuangan Inklusif 18Studi Dokumentasi 33Sustainable Development Goals/SDGs 18Switching 19

TToko Kelontong 19

UUsaha Ekonomi Produktif 133

Page 160: PEMENUHAN GIZI KELUARGA MISKIN PENERIMA BANTAUAN …

150 Indeks

WWarung Desa 19Wawancara 32, 58World Food Program 7

ZZat Gizi 25