Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa...

36
1 PERSEPSI PENERIMA BANTUAN BERAS MISKIN (Studi Kasus Di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang) PENDAHULUAN Kemiskinan, pertumbuhan penduduk, ketimpangan distribusi pendapatan, pengangguran, adalah masalah-masalah yang kerap ditemui di Negara Berkembang seperti halnya Indonesia. Dalam menangani setiap masalah yang kerap muncul di Negara Berkembang, tentunya tidaklah mudah mengingat banyaknya faktor penyebab yang dapat menimbulkan masalah-masalah di atas. Intervensi atau campur tangan pemerintah memiliki peran yang sangat penting guna meminimalkan bahkan menghilangkan masalah-masalah yang kerap muncul. Salah satu bentuk intervensi yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan membuat kebijakan untuk menanggulangi permasalahan di atas, seperti membuat kebijakan untuk mengurangi kemiskinan melalui pemberian bantuan beras untuk rakyat miskin atau yang lebih populer dikenal dengan RASKIN. Kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi karena bukan kehendak si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya (BAPPENAS,1993). Hal ini berarti, sekuat apapun orang miskin berusaha untuk terbebas dalam permasalahan kekurangan yang ada padanya, jika tidak didukung oleh situasi yang memadai tidak akan terbebas dari perangkap kemiskinan tersebut. Banyak pihak-pihak dalam pemerintah berusaha menanggulangi kemiskinan ini guna mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, dalam kenyataannya hal ini tentunya tidaklah semudah dalam membalikkan telapak tangan. Menurut BPS penurunan angka kemiskinan dari tahun 2000-Maret 2013 mangalami kisaran penurunan sebanyak 7.77% yaitu dari 19.14% pada tahun 2000, menjadi 11.37% pada Maret 2013. Para Ekonom menghubungkan sulitnya penurunan angka kemiskinan di Indonesia dengan salahnya tata kelola pemerintah di dalam membuat kebijakan untuk mengurangi kemiskinan yang ada di Indonesia (Kompas: Kamis, 10 maret 2011). Peran serta pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjadi tombak yang sangat penting, mengingat kemiskinan bukanlah permasalahan yang sepele dalam suatu bangsa. Kebijakan pemerintah yang

Transcript of Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa...

Page 1: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

1

PERSEPSI PENERIMA BANTUAN BERAS MISKIN

(Studi Kasus Di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang)

PENDAHULUAN

Kemiskinan, pertumbuhan penduduk, ketimpangan distribusi pendapatan, pengangguran, adalah

masalah-masalah yang kerap ditemui di Negara Berkembang seperti halnya Indonesia. Dalam

menangani setiap masalah yang kerap muncul di Negara Berkembang, tentunya tidaklah mudah

mengingat banyaknya faktor penyebab yang dapat menimbulkan masalah-masalah di atas.

Intervensi atau campur tangan pemerintah memiliki peran yang sangat penting guna

meminimalkan bahkan menghilangkan masalah-masalah yang kerap muncul. Salah satu bentuk

intervensi yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan membuat kebijakan untuk

menanggulangi permasalahan di atas, seperti membuat kebijakan untuk mengurangi kemiskinan

melalui pemberian bantuan beras untuk rakyat miskin atau yang lebih populer dikenal dengan

RASKIN.

Kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi karena bukan kehendak si miskin,

melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya

(BAPPENAS,1993). Hal ini berarti, sekuat apapun orang miskin berusaha untuk terbebas dalam

permasalahan kekurangan yang ada padanya, jika tidak didukung oleh situasi yang memadai

tidak akan terbebas dari perangkap kemiskinan tersebut. Banyak pihak-pihak dalam pemerintah

berusaha menanggulangi kemiskinan ini guna mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang lebih

baik dari sebelumnya. Namun, dalam kenyataannya hal ini tentunya tidaklah semudah dalam

membalikkan telapak tangan. Menurut BPS penurunan angka kemiskinan dari tahun 2000-Maret

2013 mangalami kisaran penurunan sebanyak 7.77% yaitu dari 19.14% pada tahun 2000,

menjadi 11.37% pada Maret 2013. Para Ekonom menghubungkan sulitnya penurunan angka

kemiskinan di Indonesia dengan salahnya tata kelola pemerintah di dalam membuat kebijakan

untuk mengurangi kemiskinan yang ada di Indonesia (Kompas: Kamis, 10 maret 2011). Peran

serta pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjadi tombak yang sangat penting, mengingat

kemiskinan bukanlah permasalahan yang sepele dalam suatu bangsa. Kebijakan pemerintah yang

Page 2: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

2

dibuat dalam penanggulangan kemiskinan, diharapkan dapat terwujud secara tepat sehingga

masalah kemiskinan dapat teratasi guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Pembangunan adalah hal yang tidak dapat dihindarkan dari pemberantasan kemiskinan.

Pemerintah yang menjadi pelaku penguasa yang sesungguhnya memiliki peran untuk melakukan

pembangunan melalui kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya. Dari banyaknya masalah yang

kerap ditemui dalam perekonomian, disini peneliti akan lebih condong di dalam masalah

kemiskinan yang kerap kali menjadi perbincangan dalam pemberitaan ekonomi. Seperti yang

sudah dijelaskan diatas bahwa salah satu kebijakan pemerintah dalam menanggulangi

kemiskinan ini adalah melalui pemberian bantuan beras untuk rakyat miskin (RASKIN),

kebijakan yang telah dibuat pemerintah ini dibuat dengan tujuan untuk menanggulangi

kemiskinan dengan cara membantu rakyat miskin di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya melalui RASKIN.

Pemberian bantuan RASKIN dimulai pada tahun 1998, pada saat Indonesia mengalami krisis

moneter. Menurut Badan Urusan Logistik (BULOG) tujuan dari pemberian RASKIN ini adalah

untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Realisasi

RASKIN selama 2005 - 2009 berkisar antara 1,6 juta ton - 3,2 juta ton. Dengan harga tebus

Rp.1.000/kg sampai dengan 2007 dan Rp.1.600/kg sejak tahun 2008, RASKIN bukan hanya

telah membantu rumah tangga miskin dalam memperkuat ketahanan pangannya, namun juga

sekaligus menjaga stabilitas harga. RASKIN telah mengurangi permintaan beras ke pasar oleh

sekitar 18,5 juta pada tahun 2009. Selain itu, perubahan harga tebus dari Rp.1.000/kg menjadi

Rp.1.600/kg juga dengan mempertimbangkan anggaran dan semakin banyaknya rumah tangga

sasaran yang dapat dijangkau untuk mendapatkan RASKIN.

Penanggulangan kemiskinan melalui pemberian RASKIN adalah salah satu bagian strategi dari

setiap rencana pembangunan yang ada di Indonesia. Pelaksanaan pembangunan dikatakan

berhasil jika mengalami peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Sukirno, 2006:11 Pembangunan berarti suatu proses yang menyebabkan pendapatan

perkapita penduduk suatu Negara meningkat secara berkesinambungan dalam jangka panjang.

Berbeda dengan definisi Sukirno, Michael Todaro dalam bukunya “Ekonomi Pembangunan

Page 3: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

3

2006” mengatakan bahwa pembangunan tidak hanya sekedar soal pengukuran tingkat

pendapatan, masalah ketenagakerjaan, atau penaksiran tingkat ketimpangan penghasilan secara

kuantitatif saja, namun bahwa pembangunan harus mampu mencangkup tiga nilai inti dari

pembangunan yaitu Basic need yang mencangkup kecukupan dan kelangsungan hidup dalam

memenuhi kebutuhan pokok, self-esteem(harga diri) yang menyangkut menjadi manusia

seutuhnya, serta freedom(kebebasan) kemampuan sikap yang terbebas dari sikap

menghamba/tergantung.

Banyak peneliti (Jamhari:2012, Ramadayani:2013, Yulaswati:2012) yang sudah meneliti tentang

kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan RASKIN ini, namun kerap kali yang dilihat

adalah dari sisi efektivitas, yaitu apakah RASKIN yang diberikan kepada rakyat miskin itu

memiliki kualitas yang baik, harga yang tepat, serta diberikan kepada rakyat yang tepat atau

tidak, serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin didalam memenuhi kebutuhan

pokoknya atau tidak. Padahal sebagai inti pembangunan yang seseungguhnya, seharusnya

bantuan pemerintah dalam memberikan RASKIN mampu meningkatkan harga diri, memberikan

kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat sebagai wujud inti atas adanya

pembangunan.

Dalam Koran Kompas yang dimuat di “Kompas.com” pada tanggal 3 Juli 2013 menuliskan

bahwa masih adanya rakyat yang tidak miskin, namun mengaku miskin agar dapat menerima

bantuan RASKIN. Dalam hal ini, disini peneliti menyimpulkan bahwa adanya penurunan harga

diri dalam masyarakat tersebut dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah melalui bantuan

RASKIN. Masih dalam berita Kompas, dimuat pula adanya warga miskin yang membuang hasil

pemberian RASKIN karena kualitas yang sangat buruk dan warga ini mengungkapkan meskipun

dalam kehidupannya miskin, namun dia tidak berarti mau mengkonsumsi beras dengan kualitas

yang buruk. Hal ini berarti, adanya tuntutan yang tinggi dari rakyat miskin dalam pemberian

bantuan pemerintah melalui RASKIN, agar pemerintah memberikan bantuan yang mampu

meningkatkan harga diri masyarakat tersebut.

Page 4: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

4

Dalam Yewangoe 1989 menuliskan sebuah kisah yang disampaikan oleh C.S Yeo yang

menceritakan adanya seorang yang bernama Lee Pak Sook yang berusia 68 tahun yang tinggal di

Malaysia yang memiliki pekerjaan sebagai penjual bubur kacang merah, serta dalam usianya

yang sudah lanjut tersebut, Lee harus berjalan kurang lebih satu mill untuk menjajakan

dagangannya. Suatu hari ia mendapat kesempatan untuk tinggal di panti werdha agar Lee tidak

usah bersusah payah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, Lee tidak dapat tahan

akan kehidupan yang serba diatur serta terlalu bangga untuk hanya hidup dari belas kasihan

orang. Pada akhirnya Lee kembali pada irama kehidupannya seperti sedia kala. Dari kasus

tersebut, dapat disimpulkan bahwa meskipun Lee dipandang miskin, namun ia tidak pernah

kehilangan semangat hidup untuk mencapai masa depan yang serba lebih baik, serta untuk

meningkatkan harga dirinya untuk menjadi manusia yang seutuhnya.

Dari banyaknya kasus-kasus di atas, peneliti akan mencoba melihat dari sisi yang berbeda, yaitu

apakah kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan RASKIN yang diberikan kepada

rakyat miskin, mampu meningkatkan pembangunan melalui nilai inti dari pembangunan yaitu

kecukupan, harga diri, serta memberikan kebebasan kepada rakyat miskin, atau justru sebaliknya

yaitu membuat masyarakat miskin semakin tidak tercukupi, serta menurunkan harga diri rakyat

miskin bahkan ketergantungan rakyat miskin kepada pemerintah selaku pembuat kebijakan.

Masalah Penelitian

Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang sebelumnya, rumusan masalah yang akan

diteliti oleh peneliti adalah apakah kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan beras untuk

rakyat miskin(RASKIN), mampu mengimplementasikan nilai inti dari pembangunan, yaitu

“Basic need”, “self esteem” serta “freedom”, atau justru membuat rakyat miskin menjadi tidak

maju tidak dapat menghargai diri sendiri, atau bahkan sangat bergantung kepada pemerintah.

Persoalan Penelitian

1. Apakah penerima RASKIN merasa tercukupi dalam kebutuhannnya setelah menerima bantuan

tersebut?

Page 5: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

5

2. Apakah penerima RASKIN mampu meningkatkan Harga Dirinya didalam menerima bantuan

tersebut?

3. Apakah penerima RASKIN memiliki kebebasan penuh dan dapat hidup mandiri setelah

menerima bantuan tersebut?

Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi nilai inti pembangunan yaitu kecukupan, harga diri serta kebebasan

dalam menerima bantuan tersebut.

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti dan pembaca: membantu peneliti, serta pembaca untuk menambah

pengetahuan ekonomi khususnya dalam bidang ekonomi kemiskinan.

Bagi Pemerintah selaku pembuat kebijakan: membantu memberikan masukan pemerintah

untuk membuat kebijakan yang tepat khususnya didalam penanggulangan kemiskinan.

KAJIAN TEORI

Teori Persepsi, Kemiskinan dan Faktor Penyebab Kemiskinan

Berhubungan dengan topik penelitian, disini peneliti akan menjelaskan mengenai persepsi,

kemiskinan yang menjadi bagian dari penelitian. Sensasi merupakan bagian dari persepsi.

Persepsi muncul karena adanya suatu sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”yang artinya

adalah alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungan yang ada

disekitarnya. Persepsi adalah arti dan makna tertentu yang diberikan oleh manusia atas fenomena

tertentu berkenaan dengan rangsangan yang diterima oleh panca inderanya atau dengan kata lain,

persepsi adalah bagaimana kita memandang dunia.(Schiffman dan Kanuk, 1987:178).

Page 6: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

6

Dalam mengukur kemiskinan, BPS (Badan Pusat Statistik) menggunakan konsep kemampuan

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dari hal ini, kemiskinan diartikan sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan

makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang

memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

Pengertian kemiskinan bukanlah pengertian yang mudah untuk diutarakan, mengingat maksud

dan tujuan yang digunakan untuk mengategorikan kemiskinan tersebut berbeda-beda. Pengertian

kemiskinan dari waktu kewaktu perlu diverifikasi lebih lanjut untuk disesuaikan dengan

keadaaan yang ada pada sekarang. Lalu apakah itu kemiskinan? Untuk menjawab perbedaan

penggunaan pengertian kemiskinan, disini akan dijelaskan perbedaanya. Menurut jurnal yang

ditulis oleh Prapto Yuwono yang berjudul “KEMISKINAN: MAKNA,SEBAB, DAN

SOLUSINYA” menjelaskan tentang perbedaan pengertian kemiskinan yaitu sebagai berikut:

a. Kemiskinan Spiritual dan Kemiskinan Material

Kemiskinan spiritual adalah perasaan miskin akibat cara pandang seseorang ketika

membandingkan penghasilannya dengan pihak lain yang lebih tinggi dari

penghasilannya. Sedangkan, kemiskinan material adalah kondisi tidak terpenuhinya

kebutuhan hidup minimum (KHM) dari suatu rumah tangga.

b. Kemiskinan Relatif dan Kemiskinan Absolut

Kemiskinan relatif adalah kondisi miskin karena posisi penghasilannya di bawah 50%

penghasilan per kapita. Sedangkan Kemiskinan Absolut adalah kondisi miskin

berdasarkan berdasarkan volume standar setiap jenis kebutuhan.

Labih lanjut lagi, Yuwono mengartikan kemiskinan sebagai gejala yang menunjukkan

ketidakwajaran sistem sosial-ekonomi di suatu daerah yang disebabkan oleh tiga sebab yaitu:

a. Akibat dari perbuatan atau pilihan pribadi

Yang dimaksud akibat atau pilihan pribadi adalah pilihan yang diambil sesorang dalam

menjalani kehidupannya yang dapat menjerumuskan kedalam kemiskinan. Contohnya,

Page 7: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

7

kesukaan mabuk-mabukan, malas, mengkonsumsi narkoba yang dapat menimbulkan

kebutuhan keluarga terabaikan.

b. Akibat keterbelakangan

Keterbelakangan terjadi karena rendahnya aksesibilitas penduduk miskin ini pada

sumberdaya yang diperlukan, seperti tanah, modal, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Akibat dari masalah struktural

Masalah ini timbul karena adanya kekuatan dari luar kelompok miskin yang

mempermiskin kehidupan ekonomi mereka. Kemiskinan dipandang sebagai akibat

struktur yang eksploitatif dan tidak adil. Struktur demikian bertolak dari kemiskinan

spiritual, yaitu perasaan miskin secara individual melihat orang lain yang lebih mampu

secara ekonomi. Lebih lanjut lagi, Yuwono mengemukakan bahwa kemiskinan spiritual

ini timbul dari ilusi uang (money illusion), yaitu penghargaan terhadap uang atau

kekayaan melampaui peri kemanusiaan, sehingga orang rela bersaing dan mengalahkan

orang lain hanya untuk uang. Akibatnya kekuasaan merupakan idaman, dan kepentingan

penguasa mengedepan.

Berbeda dengan Yuwono, Mudrajad Kuncoro (2003: 131), menilai penyebab kemiskinan

dipandang dari tiga segi ekonomi yaitu:

1. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan

sumber daya alam yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk

miskin hanya memiliki sumber daya alam dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.

2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas

sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya

upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini dikarenakan

rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi atau karena

keturunan. Selanjutnya, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

Page 8: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

8

3. Ketiga, kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of

poverty).Ketika pendapatan mereka rendah, maka permintaan konsumsi dan tabungan

mereka rendah. Dengan permintaan dan tabungan yang rendah, maka investasi mereka

rendah. Dengan investasi yang rendah, maka produktivitas mereka rendah pula, yang

pada gilirannya akan mengakibatkan pendapatan mereka rendah.

Teori Harga Diri, Kebebasan, serta Kecukupan

a. Harga Diri

Menurut Frey dan Carlock dalam Oktario (2011) harga diri adalah istilah penilaian yang

mengacu pada penilaian yang positif, negatif, netral dan ambigu yang merupakan bagian

dari konsep diri, namun bukan berarti cinta diri sendiri. Sedangkan menurut Coopersmith

(1967) mengartikan harga diri sebagai penilaian yang dibuat individu mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan dirinya, yang diekspresikan melalui bentuk sikap setuju, sehingga

sejauh mana individu menyukai dirinya sebagai individu yang mampu, penting, sukses,

dan berharga. Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa harga diri

adalah evaluasi terhadap diri sendiri baik hal negatif maupun positif dalam diri seseorang

untuk mengetahui jati diri yang sebenarnya yang kemudian diekspresikan.

Harga diri menjadi komponen yang sangat penting dalam pembangunan, karena hal ini

menyangkut tentang jati diri seseorang didalam menjalani sebuah kehidupan. Dalam

pelaksanaan pembangunan harus mampu meningkatkan harga diri masyarakat untuk

menghargai diri sendirinya, termasuk pelaksanaan pembangunan melalui kebijakan

pemerintah didalam memberikan RASKIN. Apabila nilai harga diri tersebut mengalami

penurunan, maka pembangunan yang dilakukan belum bisa dikatakan berhasil. Untuk

mengetahui tentang harga diri seseorang, berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri

individu yang memiliki harga diri.

Menurut Frey dan Carlock (1987) dalam Oktario (2011) menuliskan ciri-ciri individu

yang memiliki harga diri adalah sebagai berikut:

Page 9: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

9

1. Menghargai dirinya sendiri

2. Menganggap dirinya berharga

3. Menganggap dirinya sama dengan orang lain

4. Tidak berpura-pura menjadi sempurna

5. Mengenali keterbatasannya

6. Berharap untuk bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi

Lebih lanjut lagi, frey dan Carlock (1987) menjelaskan mengenai komponen-komponen

harga diri yaitu sebagai berikut:

a. Merasa mampu, yaitu perasaan bahwa individu mampu mencapai tujuan yang

diinginkan. Menjadi individu yang mampu berarti memiliki keyakinan dalam hal

pikiran, perasaan dan perilaku yang sesuai dengan realita dirinya. Jika dalam hal ini

individu berhasil melaksanakannya berarti harga dirinya mengalami peningkatan.

b. Merasa berguna, yaitu perasaan individu bahwa ia berguna dalam menjalankan

kehidupannya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah bahwa individu bisa menguatkan

diri serta menghormati dirinya sendiri. Jika seorang individu menganggap dirinya

tidak berguna/tidak layak, berarti individu mengalami penurunan harga diri.

Untuk pembentukan harga diri yang baik, seorang individu harus mampu mengevaluasi

dirinya sendiri. Dalam proses evaluasi tersebut, tidak dapat dibentuk dengan waktu yang

singkat, melainkan harus dipelajari selama individu menjalankan proses pengalaman

kehidupannya. Hal ini senada dengan Branden (1981) yang mengatakan bahwa harga diri

diperoleh melalui proses pengalaman yang terus-menerus terjadi dalam diri seseorang.

Untuk melihat apakah kebijakan dari pemerintah didalam memberikan bantuan RASKIN

mampu mengimplementasikan nilai inti pembangunan melalui harga diri, penilaian yang

digunakan oleh peneliti meliputi penilain dengan menggunakan ciri-ciri (karakteristik)

dari individu yang memiliki harga diri. Jika individu penerima bantuan RASKIN sesuai

Page 10: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

10

dengan karakteristik dari seseorang yang memiliki harga diri, berarti individu tersebut

mampu meningkatkan harga dirinya.

b. Kebebasan

Kebebasan berasal dari kata dasar bebas yang artinya adalah tidak terikat. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bebas berarti, lepas sama sekali, sehingga dapat

bergerak, berbicara, berbuat dengan leluasa. Dengan demikian kebebasan dapat diartikan

sebagai keadaan yang tidak terikat serta tidak tergantung kepada situasi apapun sehingga

dapat berekspresi dengan leluasa.

Dalam buku yang ditulis oleh Amartya Kumar Sen menjelaskan bahwa kebebasan adalah

hal yang terpenting dari adanya suatu pembangunan. Sen melihat bahwa suatu

pembangunan harus mampu merealisasikan kebebasan yang riil dalam masyarakat secara

luas. Untuk mewujudkan pandangan tersebut, diwajibkan bahwa suatu kemiskinan harus

dihilangkan, serta perluasan peluang ekonomi harus dimaksimalkan. Hal ini karena suatu

ketidakbebasan seringkali disebabkan oleh adanya kemiskinan yang berwujud dari

kelaparan sehingga menyebabkan orang-orang sulit untuk bertahan hidup. Sen

memandang bahwa kebebasan individu sebagai dasar yang oleh karena itulah

pembangunan harus dipandang sebagai usaha untuk memperluas kebebasan subtantif atau

“kemampuan manusia”. Kebebasan subtantif ini berkaitan dengan perspektif “modal

manusia”. Namun cakupan perspektif “modal manusia” lebih sempit, karena ia hanya

memfokuskan perhatian kepada upaya manusia dalam meningkatkan produksinya atau

cara agar manusia menjadi lebih produktif sehingga mampu memberi sumbangan yang

besar bagi pertumbuhan ekonomi.

Selain Amartya Kumar Sen, dalam bagian pengantar yang ditulis oleh Dister (1988)

menjelaskan bahwa kebebasan manusia terdapat berbagai macam-macam anggapan,

pendapat serta pandangan yang ada. Dalam mempelajarinya, kita langsung dihadapkan

pada fakta bahwa antara pendapat yang satu dengan yang lain tidak hanya terdapat

perbedaan yang cukup besar, tetapi sering kali juga pertentangan. Maksud dari

perselisihan tersebut adalah bahwa manusia tidak memiliki kebebasan yang mutlak,

Page 11: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

11

namun melainkan memiliki kebebasan yang relatif. Mengapa demikian? Karena pada

dasarnya kebebasan manusia dibatasi oleh situasi dan kondisi manusia itu sendiri. Maka

dari itu, manusia tidak pernah seratus persen bebas. Kebabasan yang dimiliki manusia

merupakan tugas bagi manusia yang dapat dilaksanakan oleh manusia untuk mewujudkan

kebahagiaan hidup. Manusia tidak mungkin menyadari kebebasan jika ia tidak

melakukan sesuatu, jika ia tidak menjelmakan kemungkinan kebebasan kedalam situasi

yang konkrit (Dister 1988:17).

Jika kita memiliki kebebasan, itu berarti untuk selamanya kita mampu berpikir jernih dan

menilai sesuatu atas dasar keyakinan, pikiran sehat dan hati nurani sendiri. Memiliki

kebebasan berarti memiliki wewenang untuk memilih dari segala pilihan yang ada

dengan penuh tanggung jawab (Todaro 2006:28). Kebebasan menjadi keinginan yang

mendasar didalam kehidupan manusia karena hal ini adalah salah satu komponen dasar

kehidupan manusia. Kebebasan yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk terbebas

dari sikap menghamba serta memiliki kemampuan untuk memilih serta berdiri tegak

sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek materiil dalam kehidupan yang

ada. Kebebasan menjadi faktor yang sangat penting didalam pelaksanaan pembangunan

karena hal ini yang akan menentukan apakah sebuah pembangunan yang dilakukan oleh

pemerintah selaku pembuat kebijakan mampu memberikan kebebasan penuh terhadap

manusia dalam menjalankan segala aspek kehidupannya. Kebebasan disini juga harus

diartikan sebagai kebebasan terhadap ajaran-ajaran yang dogmatis

c. kecukupan

Kecukupan secara umum dapat diartikan sebagai keadaan yang tidak kurang serta mampu

memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya. Kecukupan yang dimaksud adalah

kemampuan manusia didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, dan apabila

kebutuhan dasar tersebut tidak tercukupi maka akan menimbulkan kondisi

keterbelakangan absolute (Todaro 2003). Hal ini menjadi salah satu prasarat untuk

menyatakan keberhasilan Pembangunan Ekonomi untuk kebaikan kualitas kehidupan.

Kecukupan yang dimaksudkan tidak hanya menyangkut kebutuhan pangan, namun juga

Page 12: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

12

menyangkut kebutuhan pokok- pokok yang lainnya, seperti sandang, papan, kesehatan,

keamanan, serta pendidikan. Dengan adanya pembangunan diharapkan dapat

meningkatkan kecukupan masyarakat didalam memenuhi kebutuhan pokok untuk

meningkatkan kualitas kehidupan. Seseorang dikatakan cukup dalam kebutuhannya jika

segala kebutuhan terutama kebutuhan pokok mampu terpenuhi.

Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu menurut Musawa (2009) menunjukkan bahwa pemberian RASKIN

terkesan dipaksakan karena adanya keterbatasan waktu serta adanya kesalahan antara yang

seharusnya menerima dengan yang tidak menerima RASKIN. Menurut wasono dan yulaswati

(2012) menyimpulkan bahwa kualitas RASKIN serta bobot yang diberikan kepada rakyat miskin

mengalami masalah sehingga masyarakat yang menerima tidak puas. Sedangkan menurut

Winarni UNTAG semarang menyimpulkan bahwa pemberian program RASKIN sudah berjalan

dengan baik dan tepat sasaran. Amalia (2013) menyimpulkan dalam penelitiannya, bahwa

pemberian progam RASKIN telah memberikan bantuan RASKIN yang sangat dibutuhkan oleh

kelompok miskin yang menjadi targetnya. Menurut Sapudin (2013) dalam penelitiannya,

menyimpulkan bahwa prosedur dalam pendistribusian RASKIN diketahui telah melanggar

aturan dalam pendistribusian RASKIN sehingga realitas tersebut mengindikasikan telah terjadi

pelanggaran atas hak-hak dasar masyarakat miskin. Jamhari (2012) menyimpulkan bahwa

pemberian RASKIN belum efektif, yaitu dalam pemberian RASKIN tidak tepat sasaran dan

tidak tepat harga. Menurut Ramadayani (2013) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa

pemberian progam RASKIN tidak berjalan dengan efektif, tidak tepat harga serta tidak sesuai

prosedur dalam pemberian bantuan RASKIN.

Page 13: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

13

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti ini bersifat deskriptif-analitis. Penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya”

tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto 2009:234) Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia analitis berarti (analisis) yang artinya adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Penelitian Deskriptif menurut Muhammad dan

Soekanto dalam (Musawa 2009:65) adalah penelitian yang bersifat memaparkan dalam rangka

menggambarkan selengkap mungkin suatu keadaan yang terjadi ditempat tertentu, atau suatu

gejala yang ada, atau suatu peristiwa tertentu yang terjadi dalam masyarakat dalam konteks

penelitian. Dengan demikian, penelitian yang bersifat deskriptif-analitis dapat diartikan sebagai

penelitian yang bersifat memaparkan untuk menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi

ditempat tertentu guna mengetahui keadaan yang sebenarnya. Berhubungan dengan topik

penelitian maka penelitian ini akan berupaya menjelaskan serta menggambarkan selengkap

mugkin mengenai persepsi masyarakat miskin didalam menerima RASKIN guna meningkatkan

pembangunan melalui inti pembangunan yaitu “basic need”, “self esteem” serta “freedom”.

Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Penelitian dilakukan di desa tersebut, karena masih banyaknya warga yang menerima bantuan

RASKIN dari pemerintah sehingga sangat mendukung topik penelitian.

Sasaran Penelitian

Rumah Tangga Sasaran yang menerima RASKIN dan memiliki kartu RASKIN maupun yang

tidak memiliki kartu penerima RASKIN

Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung

oleh peneliti melalui lokasi penelitian

Page 14: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

14

Teknik Pengumpulan data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti baik secara langsung maupun

tidak langsung untuk mengetahui serta mendapatkan informasi.Dengan adanya

pengamatan(Observasi) peneliti dapat memperoleh gambaran langsung yang terjadi

dilapangan. Berdasarkan topik penelitian, observasi yang akan dilakukakan oleh peneliti

adalah pengamatan langsung mengenai persepsi yang menyangkut gambaran peristiwa

kepada masyarakat miskin didalam menerima bantuan RASKIN.

b. Wawancara

wawancara adalah komunikasi dua arah yang dilakukan oleh individu antar individu

maupun individu dengan kelompok. Wawancara dilakukan oleh peneliti guna

mendapatkan jawaban yang sebenarnya dari informan yang sesuai dengan topik

penelitian. Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti disini dengan cara

mewawancarai penerima bantuan RASKIN berdasarkan daftar pertanyaan yang disusun

oleh peneliti.

Teknik analisis data

a. Pencatatan

Pencatatan dilakukan oleh peneliti guna mendokumentasikan hasil observasi maupun

wawancara yang telah didapat.

b. Pengelompokan data

Setelah data dicatat yang dilakukan oleh peneliti adalah mengelompokan data agar sesuai

dengan jenis kebutuhan penelitian.

c. Verifikasi

Verifikasi dilakukan oleh peneliti agar data-data yang diperoleh sesuai dengan tujuan dari

penelitian.

Page 15: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

15

HASIL dan ANALISIS

Gambaran Umum Tentang Bantuan RASKIN

RASKIN merupakan salah satu bentuk bantuan pemerintah yang diberikan kepada rakyat miskin

guna memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Bantuan

pemerintah yang diberikan ini berupa beras yang diberikan langsung kepada rumah tangga

miskin melalui distributor penanganan RASKIN. Pemberian bantuan RASKIN dimulai sejak

tahun 1998 pada saat Indonesia mengalami krisis moneter. Pada awalnya tujuan RASKIN adalah

sebagai progam darurat (social safety net), namun pada saat ini sudah mengalami perluasan

tujuan yaitu sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Bentuk bantuan beras

ini diberikan kepada rakyat miskin Indonesia, mengingat sebagian besar penduduk Indonesia

mengkonsumsi beras untuk memenuhi kebutuhan pangannnya. Hal ini terbukti dengan adanya

rata-rata penduduk Indonesia yang mengkonsumsi beras sebesar 113,7kg/jiwa/tahunnya (Bps,

2011 dalam PEDUM RASKIN 2014).

Menurut badan urusan logistik (BULOG) data pemberian RASKIN menggunakan data Rumah

Tangga Miskin (RTM) yang diperoleh dari data BPS yang sampai saat ini menjadi dasar

pelaksanaan progam RASKIN. Dari jumlah RTM yang tercatat sebanyak 19,1 juta RTS(Rumah

Tangga Sasaran), baru dapat diberikan kepada 15,8 juta RTS pada tahun 2007, dan baru dapat

diberikan kepada seluruh RTM pada tahun 2008. Dengan jumlah RTS 19,1 juta pada tahun 2008,

berarti telah mencakup semua rumah tangga miskin yag tercatat dalam Survei BPS tahun 2005.

Jumlah sasaran ini juga merupakan sasaran tertinggi selama RASKIN disalurkan. Penggunaan

data RTS hasil pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2008 (PPLS – 2008) dari BPS

diberlakukan sejak tahun 2008 yang juga berlaku untuk semua program pengentasan kemiskinan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

Dalam pelaksanaan / realisasi RASKIN, BULOG menyampaikan bahwa selama tahun 2005 -

2009 pemberian bantuan RASKIN berkisar antara 1,6 juta ton - 3,2 juta ton. Dengan harga tebus

Rp.1.000/kg sampai dengan 2007 dan Rp.1.600/kg sejak tahun 2008, RASKIN bukan hanya

telah membantu rumah tangga miskin dalam memperkuat ketahanan pangannya, namun juga

sekaligus menjaga stabilitas harga. RASKIN telah mengurangi permintaan beras ke pasar oleh

Page 16: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

16

sekitar 18,5 juta pada tahun 2009. Selain itu, perubahan harga tebus dari Rp.1.000/kg menjadi

Rp.1.600/kg juga dengan mempertimbangkan anggaran dan semakin banyaknya rumah tangga

sasaran yang dapat dijangkau. Harga ini juga masih lebih rendah dari harga pasar yang saat itu

rata-rata sekitar Rp.5.000 – 5.500/kg.

Pada tahun 2014, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menulis mengenai

pedoman umum dalam pemberian RASKIN (Pedum Umum RASKIN 2014). Pedoman ini

merupakan kebijakan makro dalam pelaksanaan program RASKIN secara nasional. Dalam

pedoman ini tertulis mengenai tujuan, manfaat, serta sasaran dalam pelaksanaan program

RASKIN. Perencanaan serta penganggaran program RASKIN mengacu pada Undang-Undang

No. 23 tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2014.

Dalam anggaran tersebut, pemerintah mengalokasikan dana untuk alokasi subsidi pangan dengan

kebijakan sebagai berikut:

a. Anggaran subsidi RASKIN tahun 2014 disediakan dalam APBN tahun 2014, DIPA

(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) kementrian keuangan. Kebijakan pemerintah pusat

dalam Penganggaran Program Raskin hanya untuk pengadaan beras dan penyalurannya

sampai TD(Titik Distribusi).

b. Sesuai dengan Undang-Undang No.18 tahun 2012 tentang Pangan (Pasal 18 dan 58) dan

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.:900/2634/SJ tanggal 27 Mei 2013, maka

pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) mengalokasikan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) untuk penyaluran Raskin dari TD sampai dengan RTS-PM.

Penyediaan anggaran tersebut mencakup antara lain untuk: biaya operasional Raskin,

biaya angkut raskin dari TD ke TB hingga ke RTS-PM, subsidi harga tembus Raskin,

dana talangan Raskin, tambahan alokasi Raskin kepada RTS-PM diluar Pagu yang

ditetapkan maupun tambahan alokasi Raskin untuk RTS-PM didalam Pagu yang

ditetapkan.

Page 17: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

17

Tujuan, Sasaran, serta Manfaat RASKIN

A. Tujuan

Tujuan Program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui

pemenuhan sebagian kebutuhan pangan beras.

B. Sasaran

Sasaran program RASKIN 2014 adalah berkurangnya beban pengeluaran 15.530.897 RTS dalam

mencukupi kebutuhan pangan beras melaui penyaluran beras bersubsidi dengan alokasi sebanyak

15kg/RTS/bulan.

C. Manfaat

1. Stabilisasi harga beras di pasaran.

2. Pengendalian inflasi melalui intervensi Pemerintah dengan menetapkan harga beras

bersubsidi sebesar Rp.1.600,-/kg, dan menjaga stok pangan nasional.

3. Peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga sasaran, sekaligus mekanisme

perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.

4. Peningkatan akses pangan baik secara fisik (beras tersedia di TD), maupun ekonomi (harga

jual yang terjangkau) kepada RTS.

5. Sebagai pasar bagi hasil usaha tani padi.

6. Membantu pertumbuhan ekonomi daerah.

Page 18: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

18

Alur Pemberian RASKIN

Sumber: http://www.bulog.co.id/images/alur_raskin_new.gif

Dari alur distribusi RASKIN diatas dapat dijelaskan bahwa pemberian bantuan RASKIN dimulai

dari adanya Surat Perintah Alokasi (SPA) yang diberikan kepada Kabupaten/Kota kemudian

diberikan kepada perum BULOG berdasarkan pagu RASKIN. SPA tersebut juga menyangkut

rincian di masing-masing Kecamatan dan Desa/Kelurahan.Setelah SPA diterima oleh perum

Page 19: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

19

BULOG maka berdasarkan SPA tersebut, perum BULOG menerbitkan Surat Perintah

Pengeluaran Barang/Delivery Order (SPPB/DO) beras untuk masing- masing Kecamatan atau

Desa/Kelurahan kepada satuan kerja RASKIN.

Satuan kerja RASKIN kemudian mengambil beras ke gudang Perum BULOG serta mengangkut

dan menyerahkan RASKIN kepada Pelaksana Distribusi RASKIN dititik Distribusi. Dari titik

Distribusi tersebut, penyerahan/penjualan beras kepada RTS-PM ( Penerima Manfaat) RASKIN

dilakukan oleh salah satu dari tiga Pelaksana Distribusi RASKIN, yaitu Kelompok Kerja (Pokja),

atau Warung Desa (Wardes) atau Kelompok Masyarakat (Pokmas). Dari titik inilah terjadi

transaksi secara tunai dari RTS – PM RASKIN ke Pelaksana Distribusi.

Dasar Hukum Pemberian RASKIN

(Sumber: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)

Dalam pemberian bantuan RASKIN pemerintah menggunakan dasar hukum dalam pemberian

bantuan ini. Dasar hukum yang digunakan untuk landasan pemberian RASKIN adalah sebagai

berikut:

1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Masyarakat.

2. Undang-Undang No. 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 8 Tahun

1985.

3. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.

5. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012, tentang Pangan.

6. Undang-Undang No. 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) Tahun Anggaran 2014.

7. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan.

8. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG.

9. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

10. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota.

Page 20: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

20

11. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP).

12. Peraturan Presiden RI No. 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

13. Peraturan Presiden RI tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014

14. Inpres No. 3 tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah / Beras dan Penyaluran Beras

oleh Pemerintah.

15. Permendagri No. 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

16. Permenkeu tentang Penunjukan Kementerian Sosial sebagai Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA) Program Raskin;

17. Kepmenko Kesra No. 57 Tahun 2012 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat;

18. Instruksi Mendagri No.: 541/3150/SJ tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu

Perlindungan Sosial (KPS) dan Penanganan Pengaduan Masyarakat;

19. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.: 900/2634/SJ tahun 2013 tentang Pengalokasian

Biaya Penyaluran Raskin dari Titik Distribusi ke Titik Bagi.

Semua dasar hukum diatas digunakan pemerintah sebagai landasan atau dasar dalam

pemberian bantuan RASKIN yang merupakan salah satu strategi pemerintah dalam

menanggulangi kemiskinan yang ada di Indonesia.

Gambaran Umum Desa Candirejo

Desa Candirejo adalah salah satu desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang, Jawa Tengah. Letak Geografi Desa Candirejo, disebelah Utara adalah Desa kesongo

dan Kelurahan Blotongan, disebelah selatan Desa Jombor, serta disebelah Timur Kelurahan

Pulutan (Salatiga) dan disebelah Barat adalah Rawa Pening. Perwilayah Desa Candirejo

didominasi oleh pekarangan bangunan yang mencapai 94.632 ha. Jumlah kemiskinan yang ada di

desa Candirejo yaitu sebanyak 247 jiwa.

Pembagian perwilayahan desa candirejo adalah sebagai berikut:

Page 21: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

21

Tabel 1.1

Pembagian Wilayah Desa Candirejo

NO WILAYAH LUAS

1 TANAH KERING

a. Pekarangan / Bangunan 94.632 Ha

b. Tegal / Kebun 16.211 Ha

c. Ladang Pengembalaan

2 TANAH UNTUK FASILITAS UMUM

a. Lapangan Olahraga 1.200 Ha

b. Taman Rekreasi

c. Kuburan / Jalan 3.729 Ha

Sumber:

Kelurahan Desa Candirejo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari lahan yang ada di desa Candirejo

digunakan sebagai pekarangan dan bangunan. Kemudian seluas 16.112 ha dari lahan yang ada

digunakan sebagai tegal/ kebun.

Tabel 1.2

Pembagian Dusun Desa Candirejo

NO NAMA DUSUN LAKI-LAKI PEREMPUAN

TOTAL PENDUDUK

1 DEMPEL 306 304 610

2 KINTELAN KIDUL 307 342 649

3 KINTELAN LOR 315 327 642

4 KARANG PAWON 335 339 674

5 KUMPULREJO 141 150 291

Page 22: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

22

6 CANDI LOR 183 212 395

7 CANDI TENGAH 317 343 660

8 CANDI KIDUL 207 238 445

9 KLEGO 176 180 356

10 KALIPANGGANG 311 286 597

11 CANDI INDAH 225 260 485

TOTAL 5804

Sumber: Kelurahan Desa Candirejo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk yang ada di desa candirejo memiliki total

penduduk sebanyak 5804 jiwa serta jumlah penduduk paling sedikit ada di dusun Kumpulrejo

yaitu sebanyak 291 jiwa, serta penduduk terbayak ada di dusun karang pawon yaitu sebanyak

674 jiwa.

Tabel 1.3

Mata Pencaharian Desa Candirejo

NO JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH

1 PEDAGANG 134

2 ANGKUTAN 60

3 PNS DAN ABRI 107

4 PENSIUNAN 84

5 PETANI 505

6 BURUH TANI 400

7 PENGUSAHA 271

8 BURUH INDUSTRI 140

9 BURUH BANGUNAN 281

10 NELAYAN 60

11 PETERNAK 2

12 SWASTA 110

Page 23: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

23

13 LAIN-LAIN 154

TOTAL 2308

Sumber: Kelurahan Desa Candirejo

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis mata pencaharian yang tertinggi adalah “petani” yang

mancapai 505 jiwa, kemudian diikuti oleh “buruh tani” yang mencapai 400 jiwa. Buruh

bangunan yang ada di desa Candirejo sebesar 281 jiwa, pengusaha sebesar 271 jiwa, buruh

industry 140 jiwa, swasta 110 jiwa, nelayan 60 jiwa, sedangkan yang paling sedikit berada pada

mata pencaharian sebagai peternak yaitu 2 jiwa.

Pemberian Program Raskin Di Desa Candirejo

Dalam pemberian bantuan RASKIN pemerintah melalui tim koordinasi memberikan tanggung

jawab kepada kepala Desa/Lurah/Kepala Pemerintahan setempat atas pelaksanaan program

Raskin di wilayahnya. Melalui rapat dari tim yang ada dikelurahan Candirejo, Desa ini

melaporkan kepada pemerintah, bahwa terdapat 247 jiwa miskin yang harus mendapatkan

bantuan RASKIN. Penilaian kemiskinan di Desa ini berdasarkan laporan tiap RT yang kemudian

dilaporkan ke-RW. Dari tiap-tiap RW yang ada, kemudian melaporkan ke Kelurahan setempat.

Pihak RT setempat menilai kemiskinan yang ada diwilayahnya dilihat dari kondisi rumah tangga

yang ada secara langsung. Penilaian ini berdasarkan kondisi rumah masyarakat, serta pola hidup

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.

Pemberian bantuan RASKIN di Desa candirejo dihargai dengan harga rata-rata tiap kilogram

beras yang didapat dengan harga Rp. 1.900,-. Dari banyaknya beras 15kg per-karung penerima

dapat membeli dengan harga Rp. 28.000,- yang kemudian dibagikan kepada kelompok penerima

bantuan tersebut. Dari setiap kelompok karung beras dibagi 4-6 orang penerima RASKIN.

Pembentukan kelompok pembagian bantuan RASKIN berdasarkan inisiatif dari warga yang

menerima RASKIN.

Page 24: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

24

Tabel 1.4

Jumlah penerima Raskin menurut RW dari tahun 2008-2013

RW JUMLAH RT

JUMLAH RTS (Rumah Tangga Sasaran)

JUMLAH RASKIN DITERIMA (Per RTS=dalam(kg))

I 4 20 15

II 4 24 15

III 4 28 15

IV 4 27 15

V 2 15 15

VI 3 23 15

VII 4 29 15

VIII 3 20 15

IX 3 20 15

X 4 23 15

XI 6 18 15

TOTAL 41 247

Sumber: Kelurahan Desa Candirejo

Dari data yang didapat peneliti, Kelurahan menyampaikan bahwa masing-masing warga yang

menerima bantuan RASKIN mendapat jatah beras sebanyak 15kg. Hal ini, bertentangan dengan

fakta-fakta yang terjadi dilapangan bahwa warga penerima RASKIN mendapat jatah beras

dengan rata-rata 2-7 kg.

Pemberian Raskin Desa Candirejo dari Tahun 2008-2013 tidak mengalami perubahan jumlah

jiwa penerima bantuan Raskin. Menurut data yang ditulis di Desa ini, Kelurahan menyampaikan

bahwa jumlah penerima Raskin yaitu sebanyak 247 jiwa yang terdaftar sebagai warga miskin

semuanya mendapatkan bantuan RASKIN. Dalam pemberian bantuan RASKIN ini, memiliki

karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan keputusan masing-masing Dusun.

Ada beberapa Dusun yang membagikan bantuan RASKIN secara merata kepada tiap warganya

untuk menerima RASKIN, ada pula yang membagikan bantuan RASKIN khusus warganya yang

Page 25: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

25

kurang mampu. Sebagai contohnya, Dusun Karang Pawon yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak membagikan merata bantuan RASKIN kepada tiap warganya yang masing-masing

warganya mendapat jatah beras dengan rata-rata sebanyak 2 kg. Menurut pengamatan yang

dilakukan peneliti, disini peneliti melihat bahwa terjadi sikap iri dari warga Karang Pawon

terhadap penerima RASKIN semula, kemudian warga tersebut mengadu kepada pihak RT.

Dengan adanya aduan-aduan dari warga, kemudian diputuskan bahwa pemberian RASKIN di

Dusun ini dibagikan secara merata.

Dengan adanya peristiwa tersebut, tentunya sangat merugikan penduduk golongan rendah

sebagai penerima adanya bantuan RASKIN. Disini peneliti menyimpulkan bahwa suatu

pembangunan yang ditujukan guna mengurangi kemiskinan tidak dapat berjalan dengan baik,

namun justru bersifat diskriminatif yang menghilangkan nilai inti dari suatu pembangunan yaitu

kecukupan, harga diri serta kebebasan dari sikap bergantung dari pemerintah. Dengan adanya

peristiwa tersebut, peneliti juga melihat bahwa pemberian bantuan RASKIN justru membuat

masyarakat yang memiliki kehidupan lebih baik menjadi kehilangan atau mangalami penurunan

harga diri. Hal ini dilihat dari sikap masyarakat yang justru tidak malu untuk memperoleh jatah

beras miskin yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat miskin.

Berikut akan disampaikan mengenai hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti

serta termasuk jawaban dari setiap pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti. Wawancara

dilakukan dengan 25 orang yang menjadi bagian dari penerima bantuan Raskin yang ada di desa

Candirejo. Dari wawancara yang dilakukan peneliti, terdapat bahwa sebagian besar jawaban

responden mengaku sangat senang dalam menerima bantuan RASKIN serta tidak malu dalam

menerima bantuan tersebut serta tetap berharap bahwa pemerintah akan tetap memberikan

bantuan RASKIN. Berikut adalah contoh jawaban-jawaban dari setiap responden:

“saya sangat senang dalam menerima bantuan RASKIN dan tidak malu lah mumpung mendapat

jatah beras murah. Saya tetap berharap bahwa pemerintah tetap memberikan RASKIN untuk

waktu-waktu yang akan datang. Mengenai soal cukup atau tidaknya, ya sedikit membantu

kebutuhan saya.Jika suatu saat pemerintah menghentikan bantuan ini, mau tidak mau ya tidak

mendapat jatah beras lagi.” (Ibu Temu: penerima bantuan RASKIN dari th. 2003-2013)

Page 26: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

26

“Dalam menerima RASKIN tentunya tidak malu, namanya juga dikasih ya saya terima saja

daripada mubadir. Untuk waktu mendatang semoga pemerintah tetap memberikan bantuan

RASKIN. Jika suatu saat diberhentikan sangat disayangkan, kalaupun benar-benar berhenti ya

mau gimana lagi, harus diterima lah.” (Ibu Wiji: penerima bantuan RASKIN baru, yang semula

tidak mendapat bantuan)

Dari jawaban diatas, peneliti melihat bahwa bantuan RASKIN belum mampu

mengimplementasikan pembangunan yang sebenarnya. Dengan adanya jawaban-jawaban

tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi kecenderungan sikap menghamba dari masyarakat setelah

menerima bantuan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya jawaban dari responden yang

menyatakan akan tetap berharap bahwa pemerintah memberikan bantuan RASKIN secara terus-

menerus. Hal ini berarti bahwa suatu pembangunan yang dilakukan pemerintah belum mampu

memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat sebagai penerima adanya bantuan. Adanya

bantuan ini juga diharapkan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah bisa memberikan

kebebasan kepada masyarakat mengingat kebebasan merupakan salah satu hal terpenting

manusia dalam menjalankan hidupnya. Kebebasan disini bisa dinilai agar masyarakat setelah

menerima bantuan tidak bergantung kepada pemerintah dikemudian hari melainkan memiliki

semangat serta tekat untuk hidup maju termasuk dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.

Hal yang tidak kalah penting dari adanya pembangunan yaitu harga diri. Harga diri menjadi

komponen yang sangat penting dalam pembangunan karena hal ini menyangkut mengenai jati

diri seseorang dalam menjalankan kehidupannya. Dengan adanya bantuan RASKIN ini justru

membuat masyarakat tidak dapat menghargai diri-sendiri termasuk menurunkan harga dirinya

dalam menerima bantuan tersebut. Adanya sikap masyarakat yang justru tidak malu dan merasa

senang dalam menerima bantuan akan membentuk karakter masyarakat yang semakin

mengalami penurunan harga diri. Penurunan harga diri ini diperparah dengan adanya sikap dari

masyarakat yang semula tidak menjadi target pemberian bantuan RASKIN justru meraih cara

apapun termasuk menurunkan harga dirinya dengan merasa miskin agar dapat menerima bantuan

yang diberikan oleh pemerintah.

Page 27: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

27

Sebagai wujud implementasi pembangunan yang sebenarnya seharusnya bahwa suatu bantuan

yang diberikan kepada masyarakat harus mampu untuk meningkatkan harga diri masyarakat

untuk dapat menghargai diri sendiri serta merasa mampu dan berguna dalam mencapai tujuan

hidupnya, termasuk memiliki semangat serta tekat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Dengan adanya sikap serta mental penerima RASKIN yang tetap bergantung kepada pemerintah

serta mengalami penurunan harga diri, membuat masyarakat sebagai penerima adanya suatu

bantuan akan membentuk karakter masyarakat menjadi buruk. Adanya suatu pembangunan guna

pengentasan kemiskinan diharapkan bahwa masyarakat setelah menerima bantuan, mampu

meningkatkan harga dirinya dengan cara menghargai diri sendiri, menganggap dirinya berharga,

mengenali keterbatasanya sehingga akan berkembang lebih baik lagi serta tidak bergantung

kepada pemerintah dikemudian hari.

Dengan adanya bantuan RASKIN ini pula, masyarakat sebagai penerima bantuan tidak mampu

mencukupi kebutuhan pokoknya melalui beras RASKIN. Hal ini diakibatkan bahwa jatah beras

miskin yang seharusnya diterima masyarakat miskin sebesar 15kg menjadi tidak terpenuhi

dengan adanya pembagian merata kepada masyarakat. Adanya penurunan harga diri dari

masyarakat yang semula tidak menerima bantuan membuat masyarakat sebagai penerima

bantuan tidak tercukupi melalui RASKIN.

Komponen yang tidak kalah penting dari adanya pembangunan ekonomi selain perbaikan

struktur sosial, sistem kelembagaan, adalah perubahan sikap serta perilaku masyarakat itu sendiri

(Arsyad, 2010:31). Dalam penelitian ini, peneliti akan menyampaikan mengenai efek positif

serta negatif dari pemberian RASKIN. Hal ini dimaksudkan agar suatu program pembangunan

dapat berjalan secara maksimal guna mewujudkan pembangunan yang sebenarnya.

Tabel 1.5

Efek Positif dan Negatif dari pemberian bantuan RASKIN

EFEK POSITIF EFEK NEGATIF

RASKIN menjadi bantuan yang cukup

cocok bagi masyarakat miskin yang

Adanya bantuan ini justru menjadikan

peluang-peluang baru bagi masyarakat

Page 28: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

28

sebagian besar ada di Indonesia. Hal ini

dilihat dari adanya rata-rata penduduk

Indonesia yang mengkonsumsi beras

sebesar 113,7kg/jiwa/tahunnya (Bps,

2011).

Pemberian bantuan RASKIN ini cukup

membantu masyarakat miskin didalam

memenuhi kebutuhan pokonya malalui

beras, namun belum sepenuhnya

menolong masyarakat miskin didalam

memenuhi kebutuhan pokoknya

yang semula tidak menjadi target

pemberian RASKIN, menempuh jalan

apapun termasuk menurunkan harga

dirinya agar dapat menerima bantuan

RASKIN. Jika hal ini dibiarkan akan

justru menghambat realisasi

pembangunan guna mengurangi

kemiskinan yang ada di Indonesia

mengingat salah satu nilai inti dari

adanya pembangunan adalah harga diri

(“self-esteem”)

Adanya bantuan RASKIN ini, justru

membuat masyarakat tidak menjadi

bebas, serta tetap bergantung kepada

pemerintah, sehingga membentuk

mental serta perilaku masyarakat yang

tidak mandiri. Selain hal tersebut,

adanya sikap masyarakat serta

pengawasan yang kurang dari

pemerintah membuat RASKIN belum

mampu memenuhi kebutuhan. Hal ini

dikarenakan adanya masyarakat yang

semula tidak menerima RASKIN,

justru mengambil hak masyarakat

penerima RASKIN untuk mendapatkan

RASKIN, sehingga masyarakat sebagai

penerima bantuan tidak tercukupi.

Page 29: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

29

Sebagai wujud dari pembangunan yang sebenarnya, seharusnya pemerintah dalam memberikan

RASKIN memperhatikan hasil dari suatu kebijakan tersebut melalui nilai inti dari pembangunan

yaitu “Basic need”, “self esteem” serta “freedom”. Adanya bantuan RASKIN yang diberikan

kepada masyarakat miskin, harus mampu membentuk mental/sikap masyarakat agar tidak

bergantung kepada pemerintah dikemudian hari, serta mampu meningkatkat harga diri

masyarakat untuk memiliki semangat yang baik didalam menghargai diri sendiri.

Dalam pengentasan kemiskinan yang ada di Indonesia, guna mewujudkan sikap/mental

masyarakat agar mendukung adanya suatu pembangunan dibutuhkan strategi/kebijakan yang

tepat agar suatu pembangunan dapat berjalan secara efektif. Menurut Arsyad (2010:307-309)

menuliskan bahwa strategi/kebijakan dalam pengentasan kemiskinan adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan Sumber Daya manusia

Di Indonesia, pendidikan baik formal maupun non-formal memiliki peran yang sangat

penting dalam mengurangi kemiskinan jangka panjang. Pengurangan kemiskinan tersebut

dapat dilakukakan dengan cara perbaikan produktivitas, efisiensi secara umum, maupun

melalui pelatihan-pelatihan golongan miskin dengan bekal ketrampilan yang dibutuhkan

yang dibutuhkan yang pada akhirnya akan menguntungkan serta meningkatkan pendapatan

mereka.

b. Pembangunan Pertanian dan Perdesaan

Dari data empiris menuliskan bahwa sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting

dalam pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan yang ada di Indonesia. Ada 3

aspek dalam pertanian yang telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi

pengurangan kemiskinan yang ada. Kontribusi terbesar bagi peningkatan pendapatan

perdesaan dan pengurangan kemiskinan perdesaan dihasilkan dari adanya revolusi teknologi

dalam pertanian padi, termasuk pembangunan irigasi.

Profitabilitas produksi padi telah meningkat sekitar dua per tiga(dalam ukuran riil) antara

tahun 1969 dan 1987, ketika varietas unggul menggantikan varietas tradisional. Pendapatan

Page 30: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

30

pertanian pada tahunan diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat, dari sekitar Rp.

34.000 per ha menjadi lebih dari Rp. 82.000 pada tingkat harga pada tahun 1969 (Huppi dan

Revalion, 1989).

Kontribusi yang lain hadir dari program pemerintah untuk meningkatkan produksi dari

tanaman keras. Misalnya, lebih dari 200.000 petani di luar jawa tealah dibantu untuk

menanam karet, kelapa, dan kelapa sawit. Dengan adanya bantuan tersebut, akhirnya

pembangunan kawasan luar Jawa juga mengurangi dalam penurunan angka kemiskinan.

c. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Adanya peranan dari LSM mempunyai peran yang tidak kalah penting dalam pengentasan

kemiskina. Keterlibatan aktif dari LSM didalam program-program pemerintah cenderung

akan meningkatkan “penerimaan” masyarakat perdesaan terhadap program-program

pemerintah dan pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi masrarakat itu sendiri.

Pemerintah selaku pembuat kebijakan yang ada di Indonesia, diharapkan mampu memantau serta

melihat hasil dari adanya kebijakan, termasuk kebijakan pemberian RASKIN dalam

menanggulangi kemiskinan. Adanya program RASKIN,diharapkan dapat membentuk sumber

daya manusia yang baik agar masyarakat sebagai target pemberian RASKIN tidak mengalami

penurunan harga diri serta tidak bergantung kepada pemerintah dikemudian hari. Dengan adanya

pemberian RASKIN diharapkan pula agar pemerintah mampu melakukan kerja sama yang baik

melalui LSM setempat, hal ini dimaksudkan agar masyarakat miskin memiliki wadah dalam

membentuk ketrampilan guna merubah masyarakat yang miskin untuk menjadi masyarakat yang

mandiri.

Dengan adanya strategi/kebijakan yang telah ditulis Arsyad diatas, diharapkan dapat mengurangi

adanya kemiskinan yang ada di Indonesia. Selain hal tersebut,keterlibatan dari masyarakat

seluruh baik pemerintah maupun masyarakat pada umumnya, juga memiliki peran yang sangat

penting. Kerjasama yang baik serta komunikasi dalam hal pemberian informasi antara

pemerintah terhadap masyarakat juga menentukan keberhasilan adanya suatu

pembangunan.Pembentukan sikap/mental masyarakat agar mendukung adanya suatu

pembangunan bisa dilakukan melalui pemberian pelatihan karakter serta seminar-seminar melaui

Page 31: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

31

LSM setempat serta pembentukan tempat-tempat bagi masyarakat miskin untuk perkembangan

hidupnya sehingga memiliki semangat untuk maju kearah yang lebih baik.

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Dari rangkaian penelitian diatas, disini peneliti menyimpulkan bahwa pemberian bantuan

RASKIN belum sepenuhnya mampu mengimplementasikan nilai inti dari pembangunan

yaitu: “Basic need”, “self esteem” serta “freedom”. Hal ini dikarenakan adanya sikap dari

setiap masyarakat penerima bantuan RASKIN yang kurang mendukung untuk

mewujudkan adanya suatu pembangunan. Adanya kecenderungan dari sikap masyarakat

miskin yang tetap bergantung atas pemberian bantuan RASKIN dari pemerintah,

dikhawatirkan dalam jangka panjang akan terus merugikan pemerintah sebagai pelaku

pelaksana kebijakan yang ada di Indonesia. Adanya bantuan RASKIN ini belum

terlaksana secara baik mengingat pelaksanaan pemberian RASKIN tidak sesuai dengan

target dari pemberian bantuan. Adanya pengawasan yang kurang dari pihak-pihak yang

bertanggung jawab dalam pelaksanaan RASKIN, dikhawatirkan membuat masyarakat

secara terus-menerus mengalami penurunan harga diri, serta tidak tercukupi dalam

memenuhi kebutuhan pokonya. Hal ini dilihat dari adanya masyarakat yang tidak merasa

malu untuk menerima jatah beras yang seharusnya bukan menjadi jatahnya. Jika hal ini

terus dibiarkan akan menghambat pembangunan ekonomi, karena salah satu faktor

penentu adanya suatu pembangunan adalah sikap/perilaku masyarakat itu sendiri.

IMPLIKASI DAN SARAN

IMPLIKASI

Dalam pengentasan kemiskinan melalui program RASKIN yang ada di Indonesia,

pemerintah seharusnya melakukan strategi/kebijakan yang tepat seperti membentuk

Page 32: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

32

Sumber Daya Manusia yang baik melalui pelatihan-pelatihan ketrampilan kepada

masyarakat miskin, agar dapat hidup mandiri dikemudian hari serta manjadikan

masyarakat sebagai penerima bantuan dapat seutuhnya dalam menjalani hidup agar tidak

bergantung kepada pemerintah. Hal ini bisa dilakukan dengan maksimal jika pemerintah

melakukan kerjasama kepada LSM yang memiliki peranan penting dalam pengentasan

kemiskinan di Indonesia.

SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

Untuk penelitian yang akan datang, diharapkan bahwa peneliti meneliti kebijakan pemerintah

dalam pemberian RASKIN dengan membandingkan satu daerah ke daerah lain, mengingat

penelitian ini hanya dilakukakan dengan mengambil data satu daerah saja yaitu desa

Candirejo, kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang, JATENG.

Page 33: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

33

DAFTAR PUSTAKA:

Buku dan Jurnal:

Alimah, 2012. Analisis Kualitas Pelayanan Progam Raskin Terhadap Pencapaian Progan 6T

Amalia, 2013. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Progam Raskin Di Bandar Lampung

Arikunto, suharsimi. 2009. Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Coopersmith.S. 1967. The Antecedents of Self Esteem. San Fransisco: W.H.Freman&CO.

Dister, Niko Syukur, 1988, Filsafat Kebebasan. Yogyakarta : Kanisius

Frey, D.,& Carlock, C.J. 1987. Enchancing Self Esteem.

Ginandjar Kartasasmita, 1996, Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan

Pemerataan, CIDES, Jakarta

Jamhari, 2012. Efektifitas Distribusi Raskin Di Pedesaan Dan Perkotaan Indonesia

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Ketiga,

Yogyakarta :UPP AMP YKPN.

Lincolin Arsyad. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan

STIM YKPN Yogyakarta.

Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, edisi

kedelapan, Erlangga, Jakarta

Michael P. Todaro & Stephen C. Smith, 2006, Pembangunan Ekonomi, edisi kesembilan,

Erlangga, Jakarta

Muhammad, Abdulkadir. 2007. Metodelogi penelitian. Bandung: Citra aditya

Musawa, Mariyam. 2009. Studi Implementasi Program Beras Miskin (RASKIN) Di Wilayah

GajahMungkur, Kota Semarang

Page 34: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

34

Ramadayani, 2013. Efektifitas pelaksanaan progam RASKIN Di Desa Kubang Jaya Kecamatan

Siak Hulu Kabupaten Kampar

Sapudin, 2013. Sikap Aparatur Desa Dalam Pendistribusian Beras Miskin(RASKIN) Di Desa

Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya

schiffman dan kanuk, 1987, perilaku konsumen, jakarta: binampa aksara

Sen, Amartya Kumar, 1999, Develpoment As Freedom, New York: Random House

Soekanto, Soejono. 1997. Pengantar Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Tim Koordinasi RASKIN Pusat, 2014, Pedoman Umum Pemberian RASKIN 2014

Wasono, Yulaswati.2012. Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Program Keluarga Harapan dan

subsidi Beras untuk Rumah Tangga Miskin

Winarni, Study Implementasi Program Raskin di Desa Kebumen Kecamatan Sukorejo

Kabupaten Kendal. UNTAG semarang.

Yewangoe, A.A. 1989. Theologia Crusis Di Asia. Jakarta : Gunung Mulia

Yuwono, Prapto. Kemiskinan: Makna, Sebab, dan Solusinya.

Web:

http://regional.kompas.com/read/2013/07/03/1901513/Bupati.Waykanan.Ancam.Laporkan.Warg

a.yang.Mengaku.Miskin

http://regional.kompas.com/read/2013/10/04/1518271/Bercampur.Kerikil.Warga.Buang.Raskin.k

e.Jalan

http://regional.kompas.com/read/2013/10/06/1347223/Raskin.yang.Dibagikan.Bulog.Pamekasan.

Tak.Layak.Konsumsi

http://www.bulog.co.id/sekilasraskin_v2.php

http://www.edukasiana.net/2011/04/pengertian-kebijakan-pemerintah.html

“KBBI” http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

http://bps.go.id/menutab.php?kat=1&tabel=1&id_subyek=23

Page 35: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

35

LAMPIRAN PERTANYAAN:

NO KETERANGAN INDIKATOR PERTANYAAN

1. HARGA DIRI 7. a. Menghargai dirinya sendiri

8. b. Menganggap dirinya berharga

9. c. Menganggap dirinya sama dengan

orang lain

d. Tidak berpura-pura menjadi

sempurna

e. Mengenali keterbatasannya.

f. Berharap untuk bertumbuh dan

berkembang lebih baik lagi

1.Bagaimana perasaan anda setelah menerima Raskin? Apakan Anda merasa puas atau justru malu setelah menerima bantuan tersebut?

2.Apakah anda merasa nyaman setelah menerima bantuan tersebut?

3.Bagaimana perasaan anda juga didalam kehidupan bermasyarakat? Apakah anda merasa memiliki kehidupan yang setara dengan orang-orang yang ada disekitar anda?

4.Setelah menerima bantuan tersebut, apakah anda merasa bahwa kehidupan anda menjadi lebih baik( merasa sempurna) atau bahkan semakin tidak baik?

5.Apakah anda setelah menerima bantuan tersebut, anda memilki semangat untuk berkembang lebih baik?

6.Setelah menerima bantuan tersebut, apakah anda mempunyai tekad untuk merubah diri anda agar terbebas dari permasalahan ekonomi?

Page 36: Persepsi Penerima Bantuan Beras Miskin (Studi Kasus Di Desa …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5712/3/T1_222010006_Full... · kecukupan, serta memberikan kebebasan masyarakat

36

2. KEBEBASAN a. Mempunyai wewenang

b. Tanggung jawab

c. Tidak akan tergantung dari orang lain

d. Tidak penuh dengan pengharapan

(memiliki tekad untuk berubah dan

perubahan tersebut tidak akibat adanya

pengharapan terhadap orang lain

melainkan kesadaran karena memiliki

tanggung jawab)

1.Apakah anda setelah menerima bantuan tersebut, anda memiliki kebebasan penuh dalam menjalankan kehidupan anda?

2.Setelah menerima bantuan tersebut apakah anda semakin mempuyai semangat untuk meningkatkan tanggung jawab anda agar kehidupan anda menjadi lebih baik lagi?

3.apakah anda menginginkan agar pemerintah selalu memberikan bantuan tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhan anda? Jika tidak sebaiknya pemerintah harus bagaimana?

3. KECUKUPAN 1.Terpenuhinya kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, kesehatan, keamanan)

1.Apakah anda merasa cukup setelah menerima bantuan tersebut?

2.Apakah RASKIN mampu memenuhi kebutuhan pangan Anda?

3.Seberapa besar RASKIN mampu membantu kebutuhan pangan Anda?