PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN …
Transcript of PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN …
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN OBJEK WISATA
GREENCANYON SUNGAI GETHUK DI DESA SOCOKANGSI, JATINOM, KLATEN
Community Empowerment in the Development of Gethuk River's Greencanyon Tourism Object in
Socokangsi Village, Jatinom, Klaten.
Oleh : Choirul Muhammad Bayu Aji Wibowo dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si, Fakultas Ilmu
Sosial UNY, [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan
Objek Wisata Greencanyon Sungai Gethuk di Desa Socokangsi, Jatinom, Klaten serta faktor pendorong
dan penghambatnya. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk Di Desa Socokangsi, Jatinom Klaten sudah terwujud merujuk pada
indikator pemberdayaan masyarakat menurut Ambar Teguh S. yaitu: tahap Penyadaran dan
pembentukan perilaku, tahap transformasi kemampuan masyarakat, tahap peningkatan kemampuan
intelektual. Hal ini dibuktikan dengan: 1) masyarakat bersama pemerintah desa sepakat untuk
mengembangkan potensi wisata Greencanyon Sungai Gethuk. 2) adanya perubahan mata pencaharian
masyarakat. 3) kemampuan masyarakat dalam berpikir dan mengembangkan ide. Faktor
penghambatnya adalah kurangnya SDM yang professional, kurangnya koordinasi antar stakeholder,
kurangnya solidaritas masyarakat, pola pikir masyarakat, dan belum adanya aktor swasta yang terlibat
dalam pengembangan Objek Wisata Greencanyon Sungai Gethuk.
Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, Pengembangan Objek Wisata Greencanyon
ABSTRACT
This study aimed to deeply understand community empowerment in the development of Gethuk
River's Greencanyon Tourism Object in Socokangsi Village, Jatinom, Klaten, and also its supporting
and inhibiting factors. The research design used was descriptive with qualitative approach. The result
indicated that community empowerment in the development of Gethuk River's Greencanyon tourism
object in Socokangsi Village, Jatinom, Klaten had been carried out, it could be seen from three
indicators that were: awareness and behaviour building stage, transformation phase of society ability,
stage of intellectual ability improvement. This showed by: 1) community and the village's government
agreed to develop the tourism potential of Gethuk River's Greencanyon 2) the change of community's
livelihood 3) community’s ability to think and develop idea. The inhibiting factors were the lack of
professional human resources, the lack of coordination among stakeholders, the lack of community's
solidarity, community's mindset, and the absence of private actors involved in the development of Gethuk
River's Greencanyon tourism object.
Keywords : Community empowerment, development of Gethuk River's Greencanyon tourism object
498
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
PENDAHULUAN
Industri Pariwisata merupakan
industri yang bersifat strategis, karena
industri pariwisata merupakan salah satu
sektor yang mendorong pertumbuhan
ekonomi. Industri pariwisata merupakan
kegiatan yang tidak mengenal batas ruang
dan wilayah. Pengaruh globalisasi dan
perkembangan teknologi informasi
membuat mobilitas pergerakan manusia
lebih cepat, ekonomis, efisien dan lebih
nyaman. Berwisata merupakan salah satu
kebutuhan manusia. Rekreasi, mencari
pengalaman, kekaguman, nostalgia,
keindahan dan beberapa alasan lain sering
membuat orang untuk melakukan
perjalanan ke berbagai produk pariwisata
dan fasilitas yang tersedia. (Dinas
Pariwisata DIY, 2014).
Pembangunan kepariwisataan di
Indonesia memang diarahkan agar kegiatan
pariwisata menjadi sektor andalan yang
mampu menggerakkan sektor-sektor
ekonomi lain. Menurut Oka A Yoeti (2008:
2) prospek ekonomi dalam industri
pariwisata di Indonesia sangat besar dan
menggembirakan mengingat pariwisata
dianggap “penyelamat” atau “primadona”
penghasil devisa bagi negara. Pemerintah
indonesia sering melakukan promosi wisata
guna menarik wisatawan mancanegara, hal
ini dilakukan untuk meningkatkan
pendapatan devisa negara di sektor
pariwisata. Pemerintah juga tidak lupa
untuk melakukan promosi wisata untuk
menarik perhatian wisatawan domestik,
meskipun wisatawan domestik tidak
berkontribusi mendatangkan devisa bagi
negara, namun kontribusinya dalam
menggerakkan perekonomian negara tidak
bisa dipandang sebelah mata. Karena
wisatawan domestik mampu menggerakkan
sektor transportasi, perhotelan, industri
kreatif dsb. Menurut data yang dihimpun
dari Badan Pusat Statistik Nasional (BPSN)
jumlah wisatawan domestik dari tahun
2011-2016 adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Perkembangan Wisatawan
Domestik di Indonesia
Tahun 2011-2015
Tahun
Wisatawan Domestik
Jumlah Pertumbuhan
(%)
2011 6,750,416 8.26
2012 7,453,633 10.42
2013 8,024,876 7.66
2014 7,899,070 -1.57
2015 7,908,534 0.12
2016
(Jan-Okt)
6,677,918 1.97
(Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional)
Pertumbuhan jumlah wisatawan
domestik dari tahun ke tahun seringkali
mengalami fluktuasi atau dalam artian
mengalami pasang surut. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan wisatawan
499
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
domestik bergantung pada pertumbuhan
ekonomi dan tingkat daya beli masyarakat.
Sejak diterbitkannya UU No. 10 tahun
2009 tentang kepariwisataan, banyak
berkembang desa-desa wisata baru di
berbagai daerah di Indonesia. Kabupaten
Klaten terletak di Provinsi Jawa Tengah,
memiliki beragam potensi wisata alam.
Kabupaten Klaten memiliki luas wilayah
sekitar 655,56 km2 terbagi dalam 26
kecamatan, 391 Desa, 10 kelurahan dan
3.703 dukuh. Letak geografis yang dimiliki
Kabupaten Klaten mendukung untuk
berkembangnya sektor pariwisata berbasis
wisata alam. Adapaun data yang dihimpun
dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Klaten terkait pertumbuhan
jumlah objek wisata di Kabupaten Klaten.
Tabel 2. Pertumbuhan jumlah Objek
Wisata Di Kabupaten Klaten
Tahun 2011-2015
Tahun Jumlah
2011 82
2012 82
2013 82
2014 82
2015 123
(Sumber : Dinas Pariwasata, Pemuda dan
Olahraga Klaten)
Berdasarkan data rekapitulasi
jumlah objek wisata sebagaimana yang
tercatat dalam tabel diatas, tampak bahwa
terjadi pertumbuhan destinasi objek wisata
yang sebanyak 41 objek di tahun 2015.
Salah satu objek wisata alam yang
sedang dalam tahap pengembangan adalah
Objek Wisata Greencanyon Sungai Gethuk
atau Tebing Sungai Gethuk yang berada di
Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom,
Klaten. Objek Wisata Greencanyon Sungai
Gethuk sudah dikembangkan dan dikelola
oleh masyarakat selama kurang lebih dua
tahun ini sudah mendapatkan sejumlah
apresiasi positif dari sejumlah wisatawan
yang sudah berkunjung ke lokasi wisata.
Melihat potensi wsiata serta animo positif
dari sejumlah wisatawan yang berkunjung
membuat masyarakat sekitar Sungai Gethuk
tergerak untuk mampu mengelola dan
mengembangkan potensi wisata
Greencanyon Sungai Gethuk menjadi objek
wisata baru yang memiliki nilai keunikan
dan layak dipertimbangkan untuk menjadi
sebuah destinasi wisata baru di Kabupaten
Klaten. Melalui pemberdayaan masyarakat,
masyarakat diajak oleh Pemerintah Desa
Socokangsi untuk bersama-sama mengelola
dan mengembangkan potensi wisata yang
ada di Objek Wisata Greencanyon agar
dapat berkembang menjadi objek wisata
baru yang menarik untuk dikunjungi.
Dikembangkannya Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk
memungkinkan terbukanya lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat Desa
Socokangsi. Selain itu, juga dapat
berkontribusi terhadap pemasukan berupa
pendapatan asli desa untuk Desa
Socokangsi. Objek Wisata Greencanyon
Sungai Gethuk masih memerlukan
500
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
beberapa perbaikan dan pembangunan
beberapa fasilitas penunjang pariwisata
seperti Kios Pedagang, Tempat Ibadah dan
fasilitas penunjang lainnya, hal ini
dimaksudkan untuk melengkapi sarana dan
prasarana di sekitar Objek Wisata
Greencanyon. Adapun pengelolaan yang
ada di Objek Wisata Greencanyon Sungai
Gethuk masih belum terkelola dengan baik,
hal ini dikarenakan belum terjalinnya
koordinasi dan komunikasi yang baik dari
aktor-aktor yang terlibat dalam
pengembangan dan pengelolaan Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk. Di
tambah lagi kurangnya dukungan dan
perhatian dari Dinas Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Klaten terhadap
potensi wisata yang di Objek wisata
Greencanyon Sungai Gethuk berdampak
pada terhambatnya pengembangan baik
sarana, prasarana serta pengelolaan wisata.
Adanya kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh
Pemerintah Desa Socokangsi dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
diharapkan dapat mengangkat potensi-
potensi lokal seperti budaya dan kesenian
yang ada di Desa Socokangsi ke kancah
domestik yang nantinya dapat menunjang
atau menambah daya tarik Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk sebagai salah
satu daya tarik wisata yang wajib
dikunjungi. Hal ini selaras dengan
pernyataan yang dikeluarkan oleh Jim lfe
(1995:182) yang menyatakan
pemberdayaan merupakan kegiatan
memberikan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keterampilan kepada
warga untuk meningkatkan kemampuan
mereka dalam menentukan masa depannya
sendiri dan berpartisipasi dalam
pembangunan yang dapat mempengaruhi
kehidupan dari masyarakatnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberdayaan adalah
upaya pemberian sumber daya-sumber daya
yang dapat menunjang kebutuhan
masyarakat agar dapat mencapai
kemandirian di masa depan. Dengan
memberdayakan masyarakat dalam
mengembangkan pariwisata diharapkan
dapat membantu mengurangi angka
kemiskinan dan pengangguran serta
melibatkan masyarakat dalam bidang
pembangunan.
Dengan adanya kegiatan
pemberdayaan masyarakat, kondisi
masyarakat di Desa Socokangsi diharapkan
mampu untuk mendayagunakan potensi
pariwisata yang ada di Desa Socokangsi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Totok dan Poerwoko
(2012:27) istilah pemberdayaan juga dapat
diartikan sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang di inginkan oleh individu,
kelompok dan masyarakat luas agar mereka
memiliki kemampuan untuk melakukan
pilihan dan mengontrol lingkungannya agar
dapat memenuhi keinginan-keinginannya,
501
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
termasuk dalam hal aksesbilitasnya
terhadap sumberdaya yang terkait dengan
pekerjaannya, aktivitas sosialnya, dll. Hal
ini tercermin dari keinginan masyarakat
untuk dapat mengelola dan
mengembangkan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk. Masyarakat
menuntut untuk diadakannya pelatihan dan
sosialisasi kepada pemerintah Desa
Socokangsi sebagai salah satu cara untuk
agar mampu mengelola potensi wisata
Greencanyon Sungai Gethuk.
Menurut Sumodiningrat dalam
Ambar Teguh, (2004: 82) pemberdayaan
tidak bersifat selamanya melainkan sampai
target masyarakat mampu untuk mandiri,
meski dari jauh dijaga agar tidak jatuh lagi.
dilihat dari pendapat tersebut dapat
diartikan abhwa pemberdayaan merupakan
suatu proses belajar hingga masyarakat
mampu mencapai status mandiri. Untuk
bisa dikatakan mandiri, masyarakat
diharuskan setidaknya mampu melewati
beberapa tahapan pemberdayaan
masyarakat. karena untuk layak disebut
masyarakat mandiri diperlukan tahapan-
tahapan yang perlu dilakukan. Adapun
tahapan pemberdayaan masyarakat yang
harus dilakukan oleh masyarakat, menurut
Suparjan & Hempri S. (2003: 44) ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan
antara lain:
a) Meningkatkan kesadaran kritis atau
posisi masyarakat dalam struktur sosial
politik. Hal ini berangkat dari asumsi
bahwa sumber kemiskinan berasal dari
konstruksi sosial yang ada pada
masyarakat itu sendiri.
b) Kesadaran kritis yang muncul
diharapkan membuat masyarakat
mampu membuat argumentasi terhadap
berbagai macam eksploitasi sekaligus
membuat pemutusan terhadap hal
tersebut.
c) Peningkatan kapasitas masyarakat.
Dalam konteks ini perlu dipahami,
bahwa masalah kemiskinan bukan
sekedar persoalan kesejahetraan sosial
tetapi berkaitan dengan faktor politik,
ekonomi, sosial dan budaya.
d) Pemberdayaan juga perlu
meningkatkan dengan pembangunan
social, budaya, dan masyarakat.
Sedangkan menurut Ambar Teguh S.
(2004:83), ada beberapa tahapan
pemberdayaan masyarakat yang harus
dilalui agar masyarakat dapat dikatakan
mandiri, antara lain :
a) Tahap penyadaran dan pembentukan
prilaku menuju prilaku sadar dan
peduli sehingga merasa membutuhkan
peningkatan kapasitas diri.
b) Tahap transformasi kemampuan
berupa wawasan pengetahuan,
kecakapan ketrampilan agar terbuka
wawasan dan memberikan
keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di dalam
pembangunan.
c) Tahap peningkatan kemampuan
intelektual, kecakapan- ketrampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan
kemampuan inovatif untuk
menghantarkan pada kemandirian.
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teori tahapan pemberdayaan
502
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
masyarakat menurut Ambar Tegus S.
(2004:83). Teori tahap pemberdayaan
masyarakat menurut Ambar Tegus S dipilih
karena dalam penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui dan menganalisis bagaimana
pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
Sungai Gethuk di Desa Socokangsi,
Jatinom, Klaten.
Penelitian ini penting dilakukan karena
diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
memberikan gambaran, masukan, dan
rekomendasi kepada organisasi pemerintah
terkait pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan objek wisata.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor
Desa Socokangsi pada 28 Februari sampai
dengan 25 April 2018.
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini meliputi: 1) Staff
Pengembangan wisata Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten, 2)
Kepala Desa Socokangsi, 3) Kabid
Pembangunan Desa Socokangsi, 4)
Pengurus BUMNDes, 5) Warga Desa
Socokangsi, 6) Pengurus Pokdarwis dan
Karang Taruna, 7) Pengunjung.
Data dan Sumber Data
Data primer diperoleh melalui
wawancara dan observasi di lapangan
sedangkan data sekunder diperoleh dari
data dokumen dari aktor yang terlibat yang
didapat di lokasi penelitian.
Instrumen Penelitan
Instrumen utama didalam penelitian
ini adalah peneliti sendiri (Moleong, 2010:
163). Peneliti sebagai pengumpul data
utama dengan menggunakan alat bantu
berupa pedoman wawancara, pedoman
observasi, alat perekam, kamera, serta
dokumen terkait pemberdayaan
masyarakat. Peneliti memvalidasi diri
sebagai isntrumen dengan mengembangkan
wawasan terkait pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk Di Desa
Socokangsi Jatinom Klaten.
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan observasi non partisipan.
Peneliti melakukan pengamatan terkait
kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dalam pengembangan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk di Desa
Socokangsi, Jatinom, Klaten.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik wawancara semi
terstruktur.
503
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
3. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari data
sekunder yang terdiri dari surat kabar,
arsip, jurnal, peraturan perundangan
dan dokumentasi kegiatan pelatihan.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi sumber dengan mengajukan
pertanyaan yang sama kepada berbagai
informan penelitian selama proses
wawancara.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian
ini menggunakan teknik analisis interaktif
yang dikemukakan oleh Miles dan
Huberman yang meliputi: 1) Pengumpulan
data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data, dan
4) Penarikan kesimpulan dan verifikasi
(Sugiyono, 2011: 246).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Ambar Teguh S. (2004:83)
mengemukakan bahwa pemberdayaan
masyarakat tidak bersifat selamanya
melainkan sampai target masyarakat
mampu untuk mandiri, dan kemudian
dilepas untuk mandiri. Dilihat dari pendapat
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberdayaan masyarakat sebenarnya
melalui suatu masa proses belajar,
beradaptasi hingga mencapai status
kemandirian. Sebagaimana disampaikan
diatas bahwa proses belajar dalam rangka
pemberdayaan masyarakat akan
berlangsung secara bertahap.
Dalam Pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk di Desa
Socokangsi, Jatinom, Klaten menggunakan
indikator pemberdayaan masyarakat dari
Ambar Teguh S.(2004:83) yaitu Tahap
penyadaran dan pembentukan perilaku,
tahap transformasi kemampuan, dan tahap
peningkatan kemampuan intelektual.
Tahap Penyadaran dan Perubahan
Perilaku
Pada tahap awal ini masyarakat
dituntut secara nyata mampu menyadari
akan potensi-potensi yang ada di
wilayahnya yang dapat dikembangkan lebih
lanjut agar dapat memiliki kebermanfaatan
bagi masyarakat dalam meningkatkan
perekonomian maupun kesejahteraan
masyarakat. Kegiatan pemberdayaan
masyarakat merupakan kegiatan yang
dilakukan kepada masyarakat agar
masyarakat memiliki kesadaran akan
memenuhi kebutuhan -kebutuhannya
sendiri sehingga berdampak pada timbulnya
keinginan masyarakat untuk perlu
meningkatkan kapasitas diri mereka.
Tumbuh dan berkembangnya perilaku sadar
dan peduli tidak bisa terjadi begitu saja,
dibutuhkan motivasi atau dorongan yang
dapat membuat masyarakat untuk bergerak
504
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
dan aktif untuk melakukan identifikasi
kebutuhan yang nantinya dapat dipenuhi
melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Aktor yang berperan dalam
membangun dan memberdayakan
masyarakat salah satunya adalah
pemerintah. Dalam penelitian ini
pemerintah Desa Socokangsi berperan
sebagai aktor yang menggerakan
masyarakat melakukan berbagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Pemerintah
Desa Socokangsi mendorong masyarakat
untuk meningkatkan perilaku peduli dan
sadar terhadap potensi-potensi yang ada
disekitarnya dengan cara melakukan
identifikasi potensi-potensi yang ada di
lingkungan sekitar masyarakat. Dari
beragam potensi yang ada di masyarakat
kemudian di identifikasi lebih lanjut agar
masyarakat mengetahui keadaan dan
kebutuhan mereka untuk kemudian
dikembangkan menjadi bentuk-bentuk
kegiatan yang berdampak pada segi
perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat. Pengembangan Objek Wisata
Greencanyon merupakan salah satu
kegiatan yang dapat mendorong tercapainya
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan
perekonomian. Hal ini diperkuat oleh
pendekatan the inner resources approach
yang di kemukakan oleh Ross (2000) dalam
Mangats Tampubolon, (2001:17). Pada
pendekatan ini menekankan pentingnya
merangsang masyarakat untuk mampu
mengidentifikasi keinginan-keinginan dan
kebutuhannya sendiri. Pendekatan ini
mendidik warga masyarakat menjadi lebih
peduli terhadap kegiatan aktif dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi
dengan memberdayakan potensi yang telah
dimiliki. Pada dasarnya pendekatan ini
melatih masyarakat untuk mampu
mengelola potensi-potensi atau sumber
daya yang dimiliki secara mandiri hal ini
sesuai dengan temuan penelitian di
lapangan yang menunjukkan bahwa
kesadaran masyarakat Desa Socokangsi
untuk mengelola potensi pariwisata yang
ada di sekitarnya timbul dari kemampuan
masyarakat dan kesadaran dalam melihat
peluang dan kesempatan serta keinginan
untuk mampu mengelola sumber daya yang
dimiliki secara mandiri. Hal ini diperkuat
oleh Nursaid, (2016: 224) yang menyatakan
bahwa penerapan sikap sadar wisata
diharapkan akan mengembangkan
pemahaman dan pengertian yang
proporsional antar berbagai pihak, sehingga
pada gilirannya akan mendorong
masyarakat berperan serta dalam
pariwisata.
Dalam konteks pengembangan Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk peran
kerjasama antara masyarakat dan
Pemerintah Desa Socokangsi sudah
berjalan dengan baik. Hal ini sesuai selaras
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur
Rika Puspita Sari (2012), bahwa
505
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
pengembangan pariwisata di Desa
Beriharjo dilakukan dengan melibatkan
masyarakat desa setempat. Diharapkan
dengan melibatkan masyarakat dalam
pengembangan kepariwisatan akan
berdampak pada terciptanya kesempatan
berharga dan penting untuk
memberdayakan masyarakat dan
memungkinkan potensi masyarakat
berkembang lebih lanjut dan dapat berperan
aktif dalam pembangunan wisata yang
berkelanjutan.
Tahap Transformasi Kemampuan
Perubahan kemampuan masyarakat
dalam pengembangan Objek Wisata
Greencanyon terjadi setelah diadakannya
pelatihan-pelatihan dari beberapa LSM
yang ada seperti Sekolah Sungai, BMK
(Barisan Muda Klaten) dan Omah Kebo.
Dampak dari adanya pelatihan-pelatihan
yang diadakan oleh berbagai LSM tersebut
secara tidak langsung telah berdampak
pada peningkatan skill dan keterampilan
warga masyarakat khususnya dalam hal
mengelola sobjek wisata dan keterampilan
untuk berinovasi guna kepentingan
pengembangan objek wisata,
keterampilan-keterampilan yang dimiliki
oleh masyarakat diantaranya adalah
kemampuan untuk melakukan beberapa
pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang
pariwisata seperti Mushola, Toilet dan
beberapa fasilitas penunjang lainnya selain
itu keterampilan warga dalam mengelola
konsep yang diinginkan terkait dengan
Objek Wisata Greencanyon diwujudkan
dengan membuat masterplan atau
rancangan sebagai acuan basis
pengembangan pariwisata.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Jim
Ife, 1995:182) yang menyatakan bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah
memberikan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan, dan keterampilan kepada
warga masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menentukan
masa depannya sendiri. Pengadaan
pelatihan-pelatihan dan pembinaan baik
dari LSM maupaun Pemerintah Desa
Socokangsi berdampak pada adanya
peingkatnya kemampuan dan keterampilan
masyarakat dalam mengelola dan
mengembangkan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk. Pendapat dari
Jim Ife (1995:182) diperkuat oleh pendapat
dari Mardi Yatmo Hutomo (2000: 7-10)
bahwa dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat salah satunya adalah bantuan
pendampingan. Dengan adanya
pendampingan baik dari LSM maupun
pemerintah baik pusat maupun desa maka
diharapkan akan mendorong, memotivasi
dan menggerakan masyarakat untuk dapat
mengembangkan dan mengelola Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk
menjadi lebih baik lagi kedepannya.
506
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
Hal ini selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nur Rika Puspitasari (2012)
bahwa pelatihan-pelatihan dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk
memberdayakan masyarakat dan bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan serta
keterampilan masyarakat sehingga secara
tidak langsung akan berdampak pada
pengembangan kepariwisataan yang ada.
Tahap Peningkatan Kemampuan
Intelektual
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan di lapangan, pada tahap
peningkatan kemampuan intelektual warga
masyarakat Desa Socokangsi telah
mengalami kondisi tersebut. Pada tahapan
peningkatan intelektual ini, masyarakat
yang tadinya tidak memiliki skill dalam
mengelola sebuah objek wisata secara
perlahan mampu untuk mengelola dan
mengembangkan Objek Wisata
Greencanyon. hal tersebut terjadi seiring
dengan diadakannya pelatihan-pelatihan
dari LSM dan Dinas terkait sehingga
membuat peningkatan kemampuan,
keterampilan serta pengetahuan warga
masyarakat dalam mengembangkan Objek
Wisata Greencanyon. Secara keterampilan
warga mampu membangun fasilitas-
fasilitas yang menunjang kegiatan
pengembangan Objek Wisata
Greencanyon. Selain itu pemingkatan
kemampuan dalam berinovasi dan berfikir
konseptual tertuang pada masterplan yang
dibuat masyarakat Desa Socokangsi sebagai
acuan pengembangan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk. Meskipun
pada dasarnya Objek Wisata Greencanyon
tidak memiliki masterplan yang tetap yang
tertuang dalam RPJM Desa akan tetapi
dengan kemampuan inovasi dan berpikir
konseptual membuat warga masyarakat
mampu mengembangkan Objek Wisata
Greencanyon, menjadi salah satu objek
wisata yang potensial. Hal ini tak lepas dari
peran peningkatan kemampuan intelektual
masyarakat dalam mengeksplorasi ragam
potensi dan sumber daya yang ada di
sekitarnya. Selain itu peningkatan
kemampuan intelektual masyarakat juga
turut berdampak pada perubahan mata
pencaharian beberapa warga masyarakat hal
ini tentu merupakan sebuah peningkatan
yang dimana mampu merubah point of
interest masyarakat yang tadinya
menambang pasir di Sungai Gethuk
perlahan bergeser menjadi pedagang dan
penjual jasa di sekitar Objek Wisata
Greencanyon. hal ini didukung oleh teori
dari Ambar Teguh S.(2004:79) yang
menyatakan bahwa pemberdayaan
masyarakat mencakup 3 hal yakni,
pengembangan(enabling), potensi/daya
(empowering), dan terciptanya
kemandirian. Dalam penelitian ini,
masyarakat sudah mampu mengembangkan
potensi wisata dari Objek Wisata
507
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
Greencanyon Sungai Gethuk secara
swakelola dan sudah mampu untuk
mengelola secara mandiri meskipun masih
harus mendapat pendampingan dari
pemerintah Desa Socokangsi. Hal ni
dilakukan guna menekan adanya potensi-
potensi yang dapat menyebabkan konflik.
Dalam tahap peningkatan Kemampuan
Intelektual ini dapat disimpulkan bahwa
seiring dengan diadakan pelatihan-
pelatihan dari berbagai LSM serta
sosialisasi terkait dengan pengembangan
pariwisata telah berdampak pada
meningkatnya kemampuan, kesadaran dan
keterampilan masyarakat dalam
mengembangkan dan mengelola Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk,
khususnya kemampuan dalam berfikir
konseptual. Selain itu, partisipasi yang baik
dari masyarakat dalam pembangunan dan
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
telah berdampak pada meningkatkannya
perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat. partisipasi yang baik dapat
menunjang keberlangsungan
pengembangan objek wisata, hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Alfitri(2006) bahwa partisipasi
masyarakat dalam pengembangan objek
wisata dapat menggerakan perekonomian
masyarakat melalui usaha kecil yang dapat
menunjang kegiatan pariwisata.
Pengembangan pariwisata turut membantu
menggeliatnya ekonomi kerakyatan di
kalangan masyarakat bawah. Penelitian
Alfitri(2006) juga didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sugi Rahayu
Dkk(2015) yang menyatakan bahwa
kegiatan pariwisata dapat membangun jiwa
kewirausahaan dan kreatifitas masyarakat
sehingga akan terjadi multiplier effect yang
dapat mensejahterakan masyarakat.
Faktor Penghambat Pemberdayaan
Masyarakat
Dalam pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat dalam pengembangan Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk di
Desa Socokangsi Jatinom Klaten masih
menemui beberapa hambatan baik eksternal
maupun internal. Diantaranya.
1. Kurangnya Sumbe Daya Manusia
Pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
Sungai Gethuk terkendala dari segi Sumber
Daya manusia. Dalam hal ini belum ada
SDM yang benar-benar mampu untuk
mengelola Objek Wisata Greencanyon
secara professional. Dengan kata lain Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk
membutuhkan SDM yang menguasai
bidang pariwisata. Pelatihan yang telah
dilakukan kepada masyarakat belum
mampu mengatasi keterbatasan SDM dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
sehingga cukup berdampak pada
pengembangan wisata yang berjalan
lambat.
508
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
2. Kurangnya koordinasi antar aktor
Kurangnya koordinasi antar aktor
dalam pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
berdampak pada sering munculnya konflik-
konflik antar aktor dan memperbesar
peluang terjadinya kesalahan komunikasi
yang menghambat jalanya pengembangan
Objek Wisata Greencanyon. selain itu
koordinasi dan komunikasi yang buruk
turut memepengaruhi hubungan antar aktor
yang terlibat dalam pengembangan Objek
Wisata Greencanyon. Selain itu juga dapat
memperbesar resiko terjadinya perpecahan
antar aktor yang terlibat.
3. Solidritas Masyarakat
Buruknya koordinasi dan komunikasi
ditambah seringnya konflik-konflik yang
terjadi tidak berdampak pada semakin
tingginya solidritas yang kuat di
masyarakat. Alhasil hubungan antar warga
masyarakat menjadi renggang dan mudah
terpecah oleh konflik-konflik yang tercipta
dari buruknya koordinasi dan komunikasi
yang ada. Hal ini bisa berdampak pada
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
Sungai Gethuk di Desa Socokangsi,
Jatinom, Klaten.
4. Pola Pikir Masyarakat
Pola pikir masyarakat yang masih
menganut animisme dan dinasmime
membuat pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
menjadi terhambat. Hal ini tak lepas dari
kepercayaan masyarakat akan tuah-tuah
yang akan di dapat apabila melanggar mitos
atau kepercayaan yang telah turun-temurun
ada dari nenek moyang. Selain itu pola pikir
yang homogen dan cenderung konservatif
turut menghambat kemajuan masyarakat
serta menghambat pengembangan Objek
Wisata Greencanyon Sungai Gethuk.
5. Belum adanya aktor swasta
Penolakan warga masyarakat terhadap
aktor swasta dan keenganan pemerintah
desa untuk menindaklanjuti kerjasama
dengan pihak swasta justru mengakibatkan
terhambatnya pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan Objek Wisata
Greencanyon hal ini berakibat pada
turunnya minat swasta untuk berinvestasi di
Objek Wisata Greencanyon. pola pikir
warga masyarakat yang masih homogen
dan konservatif membuat kehadiran aktor
swasta menjadi tidak diinginkan. Karena
berpandangan aktor swasta akan
mengekploitasi sumber daya yang mereka
punya sehingga masyarakat tidak akan bisa
menikmati potensi yang dimilikinya.
SIMPULAN DAN SARAN
Pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
Sungai Gethuk di Desa Socokangsi Jatinom
Klaten Sudah terwujud berdasarkan tiga
tahapan indikator menurut Ambar Teguh
509
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
S.(2004: 83). Hal ini dapat dilihat dari tiga
indikator yaitu tahap penyadaran dan
perubahan perilaku, tahap transformasi
kemampuan dan tahap peningkatan
kemampuan intelektual.
Pada tahap ini penyadaran dan
perubahan perilaku, kesadaran masyarakat
dan pembentukan perilaku peduli terhadap
potensi pariwisata terjadi secara naluriah.
Hal ini didukung oleh pemerintah Desa
Socokangi, timbulnya kesadaran
masyarakat ini muncul akibat kepekaan
sosial masyarakat dalam melihat potensi
peluang untuk mengembangkan potensi
pariwisata di sekitar Objek Wisata Sungai
Gethuk. Keinginan masyarakat untuk dapat
mengelola dan mengembangkan potensi
yang ada di sekitar Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk telah
berdampak pada tingginya minat dan
partisipasi masyarakat untuk dapat
meningkatkan kapasitas diri agar mampu
mengembangkan dan mengelola Objek
Wisata Greencanyon menjadi objek wisata
yang mampu menarik minat wisatawan.
Selanjutnya, tahap transformasi
kemampuan, Pada tahapan ini masyarakat
yang sadar akan kebutuhan meningkatkan
kapasitas dalam mengelola Objek Wisata
Greencanyon diberi pelatihan-pelatihan
oleh LSM-LSM yang berguna untuk
meningkatkan kemampuan dan
keterampilan serta pengetahuan untuk dapat
mengelola dan mengembangkan Objek
Wisata Greencanyon. Hal ini kemudian
berdampak pada peningkatan kemampuan
masyarakat dari yang tidak memiliki
kemampuan menjadi memiliki
keterampilan dan kemampuan untuk
mengelola dan mengembangkan Objek
Wisata Greencanyon. Selain itu juga
terdapat perubahan dalam mata pencaharian
warga masyarakat sehari-hari yang dimana
awalnya masyarakat hanya bekerja sebagai
penambang pasir di Sungai Gethuk
perlahan beralih menjadi pedagang di
sekitar Objek Wisata Greencanyon Sungai
Gethuk.
Terakhir adalah tahap peningkatan
kemampuan intelektual, pada tahap ini
Peningkatan kemampuan intelektual
masyarakat lebih kepada kemampuan
masyarakat untuk mengembangkan
potensi-potensi berupa ide, gagasan atau
konsep yang mendukung pengembangan
dan pengelolaan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk. Kemampuan
masyarakat dalam mengembangkan
fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata dan
promosi wisata melalui berbagai macam
media secara mandiri tidak lepas dari
adanya peningkatan kemampuan intelektual
masyarakat dalam mengembangkan dan
mengelola Objek Wisata Greencanyon
Sungai Gethuk. Peningkatan kemapuan
intelektual masyarakat turut berpengaruh
pada perubahan pola pikir masyarakat
510
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
dalam melihat potensi-potensi yang ada di
sekitarnya.
Selain itu juga terdapat hambatan
dalam pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan Objek Wisata Greencanyon
Sungai Gethuk di Desa Socokangsi Jatinom
Klaten. Diantaranya : kurangnya SDM yang
professional di bidang pariwisata,
kurangnya koordinasi antar aktor,
kurangnya solidritas masyarakat, pola pikir
masyarakat yang masih homogen, dan
belum adanya aktor swasta yang terlibat
dalam pengembangan Objek Wisata
Greencanyon.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa Merekrut SDM yang
berkualitas guna memperbaiki
pengelolaan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk di Desa
Socokangsi, Jatinom Klaten.
2. Pemerintah Desa seharusnya menjalin
kerjasama dengan aktor swasta untuk
mempermudah strategi pengelolaan
dan pengembangan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk.
3. Meningkatan partisipasi dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat
dalam pengembangan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk.
4. Masyarakat perlu menyiapakan
Sumber Daya Manusia yang memadai
dan berkompeten untuk mengelola
Objek Wisata Greencanyon Sungai
Gethuk.
5. Melakukan kerjasama dengan baik
dengan LSM, swasta maupun
pemerintah guna mendukung
pengembangan Objek Wisata
Greencanyon Sungai Gethuk.
DAFTAR PUSTAKA
Alfitri. (2006). Partisipasi Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pengembangan Wisata Sungai Musi
Di Kota Palembang. Dalam artikel
Ilmiah Penelitian Mahasiswa 2006.
Universitas Sriwijaya
Ife, Jim. (1995). Community Development:
Creating Community Alternatives-
vision, Analysis and Practice.
Sydney: Addison Wesley Longman
Australia Pty Ltd.
Lexy J, Moleong. (2005). Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mardi Yatmo Hutomo. (2000).
Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Bidang Ekonomi: Tinjauan Teoritis
dan Implementasi. Jakarta :
BAPPENAS.
Nursaid, A. (2016). Peran Kelompok Batik
Tulis Girimulyo Dalam mendukung
Ketahanan Ekonomi Keluarga( Studi
Di Dusun Giriloyo, Desa Wukisari,
Kecamatan Imogiri, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta). Jurnal Ketahanan
Nasional, Volume 22, No. 2 Hal 217-
236.
Oka A, Yoeti. (1992) Pengantar Ilmu
Pariwisata. Bandung: Ofset Angkasa.
Puspitasari. Nur Rika 2012. Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Pengembangan
Objek Wisata Oleh Kelompok Sadar
511
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
Wisata Dewabejo Di Desa Beriharjo,
Kecamatan Karangmojo, Kabupaten
Gunungkidul. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahayu, Sugi dkk. 2015. Pengembangan
Community Based Tourism Sebagai
Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Di Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Humaniora UNY, Vol.21 No.1
April 2016, 1-13
Sulistiyani, Ambar Teguh. (2004),
Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantiatif, Kualitatif, dan R &D.
Bandung : Alfabeta
Suparjan, Hempri Suyatna. (2003).
Pengembangan Masyarakat dari
Pembangunan sampai
Pemberdayaan, Yogyakarta: Aditya
Media.
Tampubolon, Mangatas. 2001. Pendidikan,
Pola Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemberdayaan Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan
Sesuai Tuntutan Otonomi Daerah.
Jurnal Pendidikan Nomor 32
November 2001.
Totok dan Poerwoko. (2012).
Pemberdayaan Masyarakat dalam
Prespektif Kebijakan Publik.
Bandung: Alfabeta.
512
Pemberdayaan Masyarakat..(Choirul Muhammad B.A.W. dan Sugi Rahayu, M.Pd.,M.Si)
513