pembentukan gigi1

13
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG I.Pembentukan dental lamina, dental papila dan enamel organ. -Proses primary epithelial thicketing Selama minggu keenam dari perkembangan embrionik, Epitelium ektodermal rongga mulut (stomodeum) mengalami proliferasi ke arah ektomesenkim yang berada dibawahnya kemudian menebal untuk membentuk primary epithelial band. Pada minggu keenam sampai minggu kedelapan primary epithelial band mulai berkembang. Perkembangan primary epithel band ke arah bukal membentuk vestibular band yang nantinya akan membentuk vestibulum dan gingiva. Sedangkan perkembangan primary epithelial band ke arah lingual kedalam ektomesensim membentuk dental lamina. Dental lamina berkembang pada regio yang akan ditempati gigi sulung berlanjut ke arah posterior pada regio permanen molar. Dental lamina juga mengarah kedistal dan bersama epithelium di atasnya membentuk tuberositas maksilaris dan ramus mandibula.

Transcript of pembentukan gigi1

Page 1: pembentukan gigi1

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG

I.Pembentukan dental lamina, dental papila dan enamel organ.

-Proses primary epithelial thicketing

Selama minggu keenam dari perkembangan embrionik, Epitelium ektodermal rongga mulut (stomodeum) mengalami proliferasi ke arah ektomesenkim yang berada dibawahnya kemudian menebal untuk membentuk primary epithelial band. Pada minggu keenam sampai minggu kedelapan primary epithelial band mulai berkembang. Perkembangan primary epithel band ke arah bukal membentuk vestibular band yang nantinya akan membentuk vestibulum dan gingiva. Sedangkan perkembangan primary epithelial band ke arah lingual kedalam ektomesensim membentuk dental lamina. Dental lamina berkembang pada regio yang akan ditempati gigi sulung berlanjut ke arah posterior pada regio permanen molar. Dental lamina juga mengarah kedistal dan bersama epithelium di atasnya membentuk tuberositas maksilaris dan ramus mandibula.

Legend: A, dental lamina; B, Mesenchymal neural crest

Page 2: pembentukan gigi1

-Tahap bud stage, cup stage dan bell stage.

a.Bud Stage

Pada minggu ketujuh tampak penebalan dengan interval jarak tertentu pada dental lamina sesuai dengan geligi sulung. Penebalan ini membentuk enamel organ awal. Kemudian terjadi kondensasi ektomesensim di bawah enamel organ awal. Kemudian terjadi kondensasi ektomesenkim di bawah enamel organ yang akan berkembang menjadi dental papila, dan folicular sac. Dental papila nantinya akan berkembang menjadi pulpa dan dentin. Sedangkan folicular sac nantinya akan membentuk osteoblas, fibroblas, dan sementoblas. Folicular sac ini berfungsi untuk proteksi, nutrisi, dan sementogenesis. Enamel organ bersama kondensasi ektomesenkim inilah yang disebut sebagai benih gigi.

b.Cup stage

Pada minggu kesembilan terjadi invaginasi papillary surface enamel organ membetuk cekungan dangkal di atas dental papilla. Pada tahap ini enamel organ

Page 3: pembentukan gigi1

terdiri dari External Enamel Epithellium (EEE), Internal Enamel Epithellium (IEE), dan Stellate Reticulum (sebuah inti tengah dari jaringan anyaman longgar).

External Enamel Epithellium (EEE) ini berupa satu lapis sel kubus (monolayer sel kubus). EEE ini pada bagian luarnya berhubungan dengan ektomesenkim dental sac. Sedangkan pada bagian dalamnya berhubungan dengan Stellate Reticulum.

Inner Enamel Epithellium terdiri dari satu lapis sel columnar. Pada bagian dalamnya berhubungan dengan dental papilla. Sedangkan bagian atsnya atau luarnya berhubungan dengan Stellate Reticullum. IEE ini membentuk cekungan pada permukaan papilar enamel organ. Pada lapisan dalam berkondensasi membentuk enamel knot yang mengarah pada dental lamina. Enamel knot berfungsi untuk mengatur pertumbuhan enamel. Kondensasi selular squamos, atau stratum intermedium, mengelilingi permukaan stella reticulum dari epithellium enamel dalam, serta diperkirakan ikut membantu ameloblas dalam membentuk enamel. Epithellium enamel dalam dan luar membentuk cervical loop atau epithellial root sheath dari lapisan epithellial akar hertwig.

Stellate reticulum merupakan inner cell mass diantara External Enamel Epithellium dan Inner Enamel Epithellium, yang berasal dari Epithellial. Karakteristik Stellate Reticulum adalah Intercelluarspace yang melebar oleh karena terdorongnya sel oleh mucous yang kaya mukopolisakarida. Sel-selnya memiliki ikatan desmosom.

Selama capstage juga terjadi aktivitas selama mesenkim yaitu sel-sel pada dental papila menebal karena aktifitas mitotik dan perlahan dikelilingi oleh enamel organ sampai dengan proloferasi sel pada cervical loop. Pada tahap capstage juga terjadi peningkatan vaskularisasi, dental sac menebal dan semakin fibrous serta tamapak saraf yang nantinya akan berdiferensiasi menjadi pulpa.

Page 4: pembentukan gigi1

Legend: A, Enamel organ; B, Dental lamina; C, Vestibular lamina; D, Dental Papilla; E, Dental sac

c.Bell Stage

Pada tahap ini telah terbentuk enamel organ seperti lonceng (tingkat lonceng). Hasil proliferasi cervical loop adalah bentukan mahkota gigi. Sel-sel mesenkim papila yang berdampingan dengan lapisan gigi dalam kemudian berdiferensiasi menjadi odontoblas yang kelak akan menghasilkan dentin. Sel tua berdiferensiasi pada daerah puncak mahkota. Sel imature pada regio proliferative cervical loop.

Pada tahap Bell Stage, ditemukan dua sel dalam Inner Enamel Epithellium, yaitu: 1.Pada regio korona terbentuk sel mature ameloblast

2.Terbentuk Stratum Intermedium yang terletak antara IEE dan Stellatum Retikulum.

Pada tahap Bell Stage ini juga terjadi perkembangan mahkota. Mahkota berkembang dari arah puncak menuju ke arah cervikal. Kemudian terjadi pendepositan insisal edge atau cusp. Amelogenesis tidak dimulai sebelum lapisan pertama dentin dibentuk oleh odontoblast. Terdapat reciprocal control oleh

Page 5: pembentukan gigi1

ameloblast terhadap odontoblast dan sebaliknya. Mediator kontrolnya yaitu adal membrane-bound granule pada basal lamina yang kaya RNA. Sebelum amelogenesis dan dentinogenesis dimulai, basal lamina menghilang.

Legend: A, Inner enamel epithelium; B, Outer enamel epithelium; C, Stellate reticulum; D, Successional lamina; E, Dental lamina; F, Dental papilla; G, Dental

sac.

II. Pembentukan dentin

-Proses pembentukan odontoblas

Epitelium enamel dalam berinteraksi dengan sesl-sel ektomesensim dari papila gigi, dengan sel-sel perifernya yang berdeferensiasi menjadi odontoblas. Pembentukan dentin dari odontoblas dimulai dan diperlukan untuk menginduksi preameoblas menjadi ameoblas, untuk membentuk enamel. Epitelium enamel dalam dari lapisan akar menginduksi deferensiasi odontoblas, tetapi kurang memiliki stratum intermedium, sehingga gagal berdiferensiasi sendiri menjadi ameoblas pembentuk enamel, karena itulah tidak ada enamel pada akar. Tubula dentin mengandung serabut yang merupakan kelanjutan sel odontoblas pada perbatasan

Page 6: pembentukan gigi1

rongga pulpa. Sel-sel ini berfungsi menyalurkan rangsangan dari dentin ke sel-sel saraf. Seperti rangsangan thermis (panas/dingin), rangsang khemis (asam/manis) dan rangsang mekanis (benda keras). Rangsang ini mula-mula diterima email, kemudian diteruskan ke dentin. Melalui tubula dentin dengan serabut-serabutnya, diteruskan ke sel-sel saraf dalam rongga pulpa.

-Proses pembentukan matriks dentin

Pada saat preodontoblas berdiferensiasi menjadi odontoblas, predentin mulai didepositkan menjadi dentin. Odontoblas nukleus meninggalkan sekretory end of the cell tempat deposisi predentin. Kemudian odontoblas mengeluarkan tonjolan-tonjolan protoplasma kearah dentino-enamel junction yan terbenam dalam dentin matriks dan bergerak mundur. Setelah itu akan timbul sabut-sabut kolagen dari dental papila yang berjalan spiral diantara odontoblas dan pada membrana pre-formativa, menyebar seperti kipas yang disebut sabut von koff.

-Mineralisasi Dentin

Odontoblas akan terus menghasilkan predentin yang diikuti pengapuran sampai tebal dentin tercapai. Pengapuran berupa bulatan-bulatan globular yang kemudian mengadakan fusi sehingga menghasilkan lapisan homogen. Pengapuran linear kearah pulpa sejajar arah mundurnya odontoblas. Selain itu mineralisasi yang tidak sama akan menghasilkan garis von Ebner. Gangguan-gangguan pengapuran akan menghasilkan garis-garis dari Owen.

Page 7: pembentukan gigi1

-Struktur dan fungsi dentin

Dentin berasal dari jaringan mesoderm yaitu susunan dan asal yang sama dengan jaringan tulang. Dentin memiliki kemampuan untuk regenerasi bila dihubungkan dengan jaringan pendukung gigi. Dentin lebih keras karena mengandung banyak bahan kimia anorganik 69 persen.

Dentin terletak dibawah enamel pada mahkota dan dibawah sementum pada akar gigi. Di dalam dentin terdapat pembuluh-pembuluh yang sangat halus. Mulai dari batas rongga pulpa sampai ke batas enamel dan semen. Pembuluh ini juga mengandung serabut yang merupakan kelanjutan sel odontoblas pada perbatasan rongga pulpa. Sel-sel ini berfungsi menyalurkan rangsangasn dari dentin ke sel-sel saraf. Seperti rangsang thermis (panas atau dingin), rangsang khemis (asam/manis), dan rangsang mekanis (benda keras). Rangsang ini mula-mula diterima oleh enamel, kemudian diteruskan ke dentin melalui tubula dentin dengan serabut-serabutnya diteruskan ke sel-sel saraf dalam rongga pulpa.

Pada dentin terdapat tubulus dentin yang terdapat pada dentin sekunder yang berfungsi mensuplai makanan dari pulpa dan melindungi ruang pulpa yang mempunyai banyak pembuluh darah dan syaraf.

Page 8: pembentukan gigi1

III.Pembentukan enamel

-Proses pembentukan ameloblas.

Setelah dentinoenesis, preameloblast berdiferensiasi menjadi ameloblast yang akan mendepositkan enamel. Epitelium enamel dalam dari lapisan akar menginduksi deferensiasi odontoblas, tetapi kurang memiliki stratum intermedium, sehingga berdeferensiasi sendiri menjadi ameloblas pembentuk enamel, karena itulah tidak ada enamel pada akar. Epitelium enamel dalam dari lapisan akar menginduksi deferensiasi odontoblas, tetapi kurang memiliki stratum intermedium, sehingga gagal berdeferensiasi sendiri menjadi ameloblas pembentuk enamel, karena itulah, tidak ada enamel pada akar. Ameloblas epitelium enamel dalam dan odontoblas di dekatnya, bersama-sama membentuk membran bilaminar, yang memanjang melalui mitosis dibawah kontrol genetik dan bervariasi diantara benih-benih gigi pada berbagai daerah.Ameloblas mensekresi matrik protein dari amelogenin dan enamelin yang nantinya termineralisasi menjadi enamel rod atau prisma, ketika keduanya teretraksi dari dentin. Ameloblas memperbanyak Tome’s process dengan cepat setelah dimulai amelogenesis sehingga proses ini bertanggung jawab untuk produksi enamel rods.

-Proses pembentukan matriks enamel

Setelah selapis dentin dibentuk, ameloblas segera mengadakan aktifitas dengan mengeluarkan cairan sepanjang dentin sehingga terbentuklah enamel matriks yang pertama. Enamel matriks ini disebut dentino-enamel membran dan kemudian berdifusi dengan bahan interprismatik. Kemudian ameloblast mengeluarkan tonjolan sitoplasma sepanjang kurang lebih 4 mikro yang disebut Tome’s Proccesus yang mengandung banyak granula. Tome’s Proccesus ini kemudian berubah menjadi enamel matriks yang terjadi dari perifer ke arah dalam. Proses ini terus terjadi sampai ketebalan enamel tecapai.

Page 9: pembentukan gigi1

-Proses mineralisasi enamel

Mineralisasi enamel terjadi dalam dua tingkat. Yang pertama, mineralisasi terjadi segera setelah terbentuk segmen pertama dan bahan interprismatiknya. Terjadi pengapuran 30% dan terbentuk kristal apatit. Yang kedua, Maturasi enamel dengan pengapuran 100%. Proses mineralisasi dan maturasi ini dimulai dari puncak mahkota ke arah cervikal dan Dentino-Enamel Junction ke arah perifer. Kemudian terjadi integrasi dari dua proses tersebut.

Page 10: pembentukan gigi1

-Struktur dan Fungsi enamel

Email, berasal dari jaringan ektoderm, susunannya agak istimewa yaitu penuh dengan garam-garam CA. Bila dibandingkan dengan jaringan-jaringan gigi yang lain, email adalah jaringan yang paling keras, paling kuat, oleh karena itu ia merupakan pelindung gigi yang paling kuat terhadap rangsangan-rangsangan pada waktu pengunyahan. Tiap organ enamel selama perkembangannya, berbuah dari bentuk benih kecil, membesar melalui mitosis yang berjalan cepat dari sel-sel basal ke tahap bell yang besar, yang menentukan bentuk ketiga tahap perkembangan organ enamel-Proses mineralisasi dentin.

Enamel merupakan jaringan yang paling keras dari gigi yang berfungsi melindungi gigi dari panas, dingin, sensitif.