PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK...
-
Upload
nguyencong -
Category
Documents
-
view
345 -
download
0
Transcript of PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK...
i
PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK
LOGIKA MATEMATIKA DI M.A. N.U. 04 AL MA’ARIF BOJA
TAHUN PELAJARAN 2010-2011
DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
ZIYADATUS SA’ADAH
(073511073)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ziyadatus Sa’adah
NIM : 073511073
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 6 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Ziyadatus Sa’adah
NIM. 073511073
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Judul : Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika
di M.A. N.U. Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011 Dalam
Mencapai Ketuntasan Belajar Matematika Nama : Ziyadatus Sa’adah
NIM : 073511073
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran remedial
matematika pada materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif
Boja dan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar matematika setelah
dilaksanakan pembelajaran remedial.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, interview, dan dokumentasi. Data penelitian kemudian dianalisis
dengan menggunakan model analisis interaktif yaitu dimulai pengambilan data,
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan serta verifikasi data. Dalam
menganalisis data, tidak murni menggunakan analisis kualitatif tetapi melibatkan
perhitungan-perhitungan yang sederhana. Karena data dalam penelitian ini
terdapat data yang berupa angka yaitu data nilai sebelum dan sesudah
pembelajaran remedial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran remedial matematika
khususnya pada materi pokok Logika Matematika mampu meningkatkan hasil
belajar dan mampu mencapai ketuntasan belajar matematika. Tetapi dalam proses
pembelajaran remedial masih terdapat kendala-kendala yang menjadikan
pembelajaran remedial kurang optimal. Alangkah indah jika antara guru, peserta
didik dan orang tua terdapat hubungan yang baik sehingga menemukan solusi
yang terbaik demi kemajuan sang anak.
Peserta didik yang kesulitan dalam belajar matematika khususnya pada
materi pokok Logika Matematika, cenderung mengulangi kesalahan yang sama
dalam menyelesaikan soal. Rata-rata dari mereka kurang memahami konsep dari
materi pokok Logika Matematika, dan jarangnya mereka latihan mengerjakan
soal. Sehingga pelajaran sulit untuk membekas dan cepat lupa. Oleh karena itu
guru menggunakan metode drill dan pembelajaran berpusat pada peserta didik
sehingga pembelajaran yang bermakna dapat terwujud. Namun, dalam proses
pembelajaran remedial, peserta didik masih kurang aktif dan cenderung
mengandalkan penjelasan dari guru.
Dengan penelitian ini, diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi dunia
pendidikan bahwa pembelajaran remedial penting dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dan merupakan evaluasi dan tindak lanjut dari
pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran remedial seharusnya
dilaksanakan dengan metode dan teknik yang tepat agar ketuntasan belajar dapat
terwujud.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadlirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
merupakan syarat yang wajib di penuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari
Fakultas Tarbiyah IAN Walisongo Semarang.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad S.A.W, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan
pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di
akhirat.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan bantuan dalam bentuk
apapun yang sangat berarti bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis
sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Saminanto, S.Pd., M. Sc. dan Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag. selaku pembimbing
yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengarahkan dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Segenap bapak dan ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini
4. Kepala sekolah dan staf pengajar di MA NU 04 Al Ma’arif Boja khususnya
ibu Eni Sugiarti selaku guru mata pelajaran Matematika yang telah membantu
kelancaran dalam penelitian.
5. Ayahanda Sumari dan ibunda Siti Marfu’ah beserta keluarga tercinta yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang tulus dan ikhlas
berdo’a demi selesainya skripsi ini.
6. Abah K.H. M. Subkhi Abadi dan ibu Nyai Mulyati beserta keluarga besar
pondok pesantren Miftahus Sa’adah yang telah memberikan bimbingan, do’a,
dan semangat bagi penulis
viii
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 khususnya HIMATIKA “07” dan
teman-teman kampus yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dengan do’a, materi dan motivasi
Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan apa-apa. Hanya untaian
terima kasih yang tulus dan iringan do’a, semoga Allah membahas semua amal
kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini
belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang
budiman.
Semarang, 6 Juni 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................................... ii
PENGESAHAN................................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING...................................................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................................... vi
TRANSLITERASI............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Penegasan Istilah................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah............................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI............................................................................. 8
A. Kajian Pustaka.................................................................................... 8
B. Kerangka Teoritik............................................................................... 9
BAB III : METODE PENELITIAN...................................................................... 33
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.......................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 33
C. Sumber Penelitian.............................................................................. 34
D. Fokus Penelitian................................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan data.................................................................. 35
F. Teknik analisis data............................................................................ 37
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN................................... 41
A. Gambaran Umum M.A N.U. Al Ma’arif Boja................................... 41
x
B. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika
Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Tahun Pelajaran 2010/2011. ........................................................... 46
C. Tingkat Ketuntasan Belajar Matematika Materi Pokok
Logika Matematika Pada Kelas X M.A. N.U. 04
Al Ma’arif Boja Setelah Dilakukan Pembelajaran Remedial......... 58
D. Analisis pembelajaran Remedial di M.A. N.U 04
Al Ma’arif Boja Materi Pokok Logika Matematika
Tahun Pelajaran 2010/2011............................................................. 62
BAB V : PENUTUP.............................................................................................. 71
A. Simpulan............................................................................................. 71
B. Saran .................................................................................................. 72
C. Peuntup .............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu pembelajaran, masing-masing peserta didik memiliki
kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda dalam pencapaian kompetensi.
Mereka berkompetisi dalam menyelesaikan kompetensi-kompetensi secara alami
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehingga dalam proses pembelajaran,
terjadi perbedaan kecepatan belajar antara peserta didik yang cepat menerima
pelajaran dan yang kurang cepat dalam menerima pelajaran.
Dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 tahun
2007, menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar
tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual
peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai
peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan
sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar
tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Sistem belajar tuntas adalah merupakan sistem belajar dimana proses
pembelajaran dilakukan dengan sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk
membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada peserta didik.
Dalam prosedur pembelajaran tuntas, guru dapat melanjutkan materi selanjutnya
jika sebagian besar didik menguasai materi pokok tertentu yang telah dipelajari.1
Peserta didik yang telah menguasai pengetahuan di atas75% diperbolehkan untuk
melanjutkan belajarnya pada program/materi selanjutnya.2 Menurut Benyamin S.
Blom keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai jika pengajaran yang
diberikan secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap
1 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gaung Persada
Press, 2008), Cet.5, hlm. 127
2 Cece Wijaya, Pendidikan Remedial, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 5
2
peserta didik yang mengalami kesulitan dilakukan dengan tepat. Dengan demikian
kalau 95% peserta didik di kelas tidak mencapai taraf penguasaan yang
ditentukan, kesalahan ditimpakan pada tenaga pengajar bukan pada peserta didik. 3
Namun kenyataanya terdapat beberapa peserta didik yang lamban atau
mengalami kesulitan dalam pencapaian indikator dari suatu Kompetensi Dasar
yang telah ditetapkan. Kesulitan ini dapat timbul baik dari faktor internal maupun
faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa kelemahan mental dan kekurangan
fisik. Sedangkan faktor eksternal diantaranya : situasi belajar yang tidak kondusif,
metode mengajar yang monoton, terlalu banyak tugas yang harus diselesaikan,
dan situasi rumah yang kurang mendukung untuk meningkatkan motivasi belajar.
Dengan adanya kesulitan dalam belajar tersebut, maka terdapat peserta didik yang
tidak mencapai ketuntasan. Menghadapi peserta didik dengan berbagai pribadi
dan beragam kesulitan belajar, menuntut guru untuk memilih metode yang tepat
untuk menyampaikan materi sesuai dengan perbedaan kemampuan otak peserta
didik dan berusaha keras dalam menjelaskan permasalalan dan menyajikan kata-
kata dengan ungkapan yang jelas dan dapat dipahami sesuai dengan tingkatan
para peserta didiknya. Hal ini diterapkan oleh Rasulullah dalam mengajar para
sahabat yang terdapat dalam hadis diantaranya yang diriwayatkan oleh al-Bukhari
di dalam shahihnya dari Ali bin Abi Thalib, beliau berkata:
��ن ان ��ّ�ب ا� ور���� ¸ �ّ���ا ا�ّ �س � �����نّ���!�رروا (ا"(
“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan yang mereka ketahui;
apakah kalian mau Allah dan RasulNya didustakan?” (H.R Bukhari)4
Menurut Mulyasa, tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada
penyampaian informasi kepada peserta didik. Sesuai kemajuan dan tuntutan
zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan
berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi
3 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gaung Persada
Press, 2008), Cet V., hlm 126
4 Bukhari, Kitab Al-Ilm, (Semarang: Maktabah Usaha Keluarga), �� �$رون , %.1, hlm. 37
3
kesulitan belajar.5 Di Indonesia, masih banyak sekolah yang melaksanakan proses
belajar mengajar secara klasikal yaitu dengan menyamaratakan semua individu
peserta didik di dalam kelas yang disebut asas persamaan. Pada pengajaran model
ini, guru tidak mungkin dapat memperhatikan kepentingan masing-masing peserta
didik, baik kecepatan belajarnya, kesenangan, maupun kebiasaan belajarnya.
Akibatnya sering ditemukan peeserta didik yang sering mengalami kesulitan
belajar, sehingga mereka tidak dapat mencapai skor minimal yang ditetapkan.
Adapun salah satu upaya untuk mencapai ketuntasan belajar adalah dengan
pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan
yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Dalam keseluruhan proses
pembelajaran, kasus pembelajaran remedial memegang peran penting dalam
rangka pencapaian hasil belajar yang optimal. Pembelajaran remedial merupakan
pelengkap dari proses pembelajaran utama, dan merupakan tindak lanjut
pembelajaran yang ditujukan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) Menyederhanakan
konsep yang komplek, (2) Menjelaskan konsep yang kabur, dan (3) Memperbaiki
konsep yang salah tafsir. Pembelajaran remedial harus dilakukan dengan metode
dan teknik yang tepat sesuai dengan masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh
peserta didik dan harus memperhatikan prinsip-prinsip pokok dalam pembelajaran
remedial supaya sistem belajar tuntas dapat terwujud.
Madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif Boja adalah sekolah atau madrasah
yang mana mata pelajarannya memuat mata pelajaran agama seperti Fiqih, Qur’an
Khadist, Aqidah Akhlaq, dan lain-lain, dan juga mata pelajaran umum seperti
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, Kewarganegaraan, dan masih
banyak yang lain. Waktu belajar mengajar di M.A. ini adalah 07.00-13.30.
Dengan waktu yang relatif lebih singkat tersebut dengan banyaknya mata
pelajaran yang ditempuh yaitu 21 mata pelajaran, maka peserta didik harus dapat
mengatur waktu belajar dengan baik, supaya mereka mampu mencapai ketuntasan
belajar. Selain itu para guru juga harus menggunakan metode dan teknik
5 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hlm.21
4
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi dan karakterisitik peserta didik
agar belajar tuntas dapat terwujud.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang nilainya rendah di M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja. Banyak peserta didik mengidentikkan Matematika
dengan hafalan rumus-rumus dan berhubungan dengan angka-angka. Bagi mereka
yang tidak suka dengan mata pelajaran Matematika, mereka menganggap
Matematika tidak menyenangkan. Adapun yang dipilih materi pokok Logika
Matematika karena materi ini adalah materi yang baru bagi peserta didik kelas X
karena pada jenjang pendidikan sebelumnya belum ada materi prasyarat yang
mendukung materi tersebut. Materi ini adalah satu-satunya materi pada mata
pelajaran Matematika yang banyak menggunakan kalimat berupa pernyataan-
pernyataan yang memuat nilai kebenaran atau kesalahan. Materi ini juga termasuk
materi yang di dalamnya terdapat beberapa rumus yang harus dihafalkan.
Sehingga terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Selain itu materi Logika Matematika adalah materi yang diajarkan pada awal
semester genap dan apabila terjadi ketidaktuntasan belajar maka akan
mempengaruhi pembelajaran Matematika selanjutnya. Oleh karena itu, penulis
tertarik ingin meneliti pembelajaran remedial Matematika khususnya materi
Logika Matematika yang dilakukan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tahun
pelajaran 2010/2011.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul di atas dan
demi menghindarkan dari bermaca-macam penafsiran, maka diberikan pengertian
beberapa kata yang tercantum dalam judul sehingga diketahui arti dan maknanya.
1. Pembelajaran Remedial
Adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau
membetulkan pembelajaran yang membuat jadi lebih baik6.
6 Wjs. Poerwadarmito, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2006),
Cet.III, hlm. 945
5
2. Matematika
Matematika berasal dari kata mathema yang berarti pengetahuan atau
ilmu. Matematika adalah telaah tentang pola hubungan, suatu jalan atau pola
pikir, suatu seni, suatu bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas dan akurat, serta suatu alat.7
3. Logika Matematika
Adalah salah satu materi pokok dalam mata pelajaran Matematika yang
diajarkan di kelas X semester genap.
4. Ketuntasan belajar
Belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang sebagian peserta didiknya
diharapkan mampu menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas.8 Jadi yang
dimaksud dengan ketuntasan belajar adalah peserta didik mampu mencapai
tingkat belajar tuntas sesuai dengan standar pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan
Dari paparan definisi istilah di atas dapat ditegaskan bahwa maksud judul
skripsi ini adalah pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran
khusus, yang ditujukan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar
yang dihadapi oleh peserta didik, agar sebagian besar peserta didik dapat
menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas, pada mata pelajaran Matematika
khususnya dalam materi pokok Logika Matematika yang diajarkan di kelas X
pada awal semester genap.
7Mutadi , Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PUSDIKLAT
Tenaga Teknis Keagamaan DEPAG, 2007), hlm. 14-15
8Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses Sertifikasi Guru, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 327
6
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pembelajaran remedial Matematika pada materi pokok Logika
Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran 2010/2011?
2. Apakah dengan pembelajaran remedial Matematika, peserta didik kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran 2010/2011 mampu mencapai
ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika Matematika?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pembelajaran remedial Matematika pada materi pokok
Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran
2010/2011.
2. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika
Matematika peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif tahun pelajaran
2010/2011 setelah dilakukan pembelajaran remedial Matematika.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik lebih memahami dan menguasai materi
khususnya materi Logika Matematika sehingga mampu mencapai ketuntasan
belajar Matematika.
2. Bagi Guru
Sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
melakukan pembelajaran remedial serta lebih memperhatikan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik sehingga pembelajaran tuntas bisa
terwujud.
7
3. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi lembaga pendidikan yang dapat dijadikan bahan kajian
bersama guna meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penanganan
yang efektif dalam pembelajaran remedial dengan perbedaan kemampuan yang
dimiliki peserta didik.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai pembelajaran remedial yang sudah ada sebelumnya
antara lain :
1. Penelitian Akrom Aji Chasani, 2008, Mahasiswa IKIP PGRI Semarang dengan
judul “Pengajaran Remedial Sebagai Salah Satu Alternatif Pemecahan
Kesulitan Belajar Siswa Kelas X Semester I SMA PGRI I Taman Pemalang”,
ternyata menunjukkan bahwa pengajaran remedial mampu memecahkan
kesulitan dalam belajar.
2. Penelitian oleh Dwi Endaryati, 2007, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
dengan judul “ Pelaksanaan Program Remedial Terhadap Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas IV Mata pelajaran IPA SDN Tegalrejo 04 Salatiga”, ternyata
menunjukkan dengan program remedial mampu mencapai ketuntasan belajar
dalam mata pelajaran IPA.
3. Penelitian oleh Yulita Radita, 2007, mahasiswa Universitas Negeri Semarang
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Tutor
Sebaya Dalam Pengajaran Remedial Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Semarang
Tahun Pelajaran 2006/2007”, ternyata menunjukkan bahwa dengan pengajaran
remedial melalui metode tutor sebaya mampu meningkatkan hasil belajar
Matematika.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, sebagai bahan perbandingan yang
sudah teruji keshahihannya maka penulis mengambil judul “Pembelajaran
Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di M.A. N.U. Al Ma’arif
04 Boja Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 Dalam Mencapai Ketuntasan Belajar
Matematika”. Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui proses pembelajaran
remedial Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U.
Al Ma’arif 04 Boja Kendal. Lebih lanjut lagi penulis ingin mengungkapkan
9
tingkat ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika Matematika di M.A.
N.U. Al Ma’arif 04 Boja setelah dilakukan pembelajaran remedial.
B. Kerangka Teoritik
1. Ketuntasan Belajar
a. Pengertian ketuntasan belajar
Ketuntasan Belajar terdiri dari dua kata yaitu “Ketuntasan” dan
“Belajar”, yang mana setiap kata memiliki arti tersendiri. Ketuntasan yaitu
suatu sistem yang mempersyaratkan kepada semua peserta didik untuk dapat
menguasai Standar Kompetensi (SK) yang terdiri dari beberapa komponen
Kompetensi Dasar (KD) sebagai tujuan pembelajaran secara tuntas.
Sedangkan belajar merupakan proses seorang manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan menyelesaikan sesuatu.9
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.10
James O. Wittaker mendefinisikan belajar sebagai proses
ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman, “learning may be defined as the process by which behaviour
originates or is attered through training and experience”.11
Untuk
menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan pada ranah-ranah, yaitu : ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik. Dapat disederhanakan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan tersebut
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Perubahan
9Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet IV,
hlm. 13
10 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), Cet. V, hlm. 2
11Bahruddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2009), hlm. 163
10
tingkah laku sebagai hasil belajar terjadi melalui usaha dengan mendengar,
membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati,
meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau
latihan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Dan dalam mata
pelajaran Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika ini
berarti peserta didik mengalami pemahaman dan penguasaan konsep sesuai
tujuan yang ingin dicapai berdasarkan dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang telah dijabarkan dalam beberapa indikator. Adapun
standar kompetensi dalam materi pokok Logika Matematika yaitu
“menggunakan Logika Matematika dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor”.12
Dan
kompetensi dasar sebagai berikut:13
1) Memahami pernyataan dalam Matematika dan ingkaran atau
negasinya.
2) Menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk dan
pernyataan berkuantor.
3) Merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk
atau pernyataan berkuantor yang diberikan.
4) Menggunakan prinsip logika Matematika yang berkaitan dengan
pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor dalam penarikan
kesimpulan dan pemecahan masalah.
b. Aspek-aspek ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar tersebut berbeda-beda sifat dan bentuknya
tergantung dalam bidang apa peserta didik akan menunjukkan
ketuntasannya. Menurut Benyamin.S Bloom dalam bukunya The Taxonomi
of Educational Objective-Cognitive Domain, dalam proses belajar mengajar
akan diperoleh tiga aspek yaitu: Aspek Pengetahuan (cognitive), Aspek
12 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama R.I, Model Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, 2007, t.t, hlm. 69
13 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama R.I, Model Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, 2007, hlm. 69
11
sikap (affective) dan Aspek ketrampilan (psychomotor). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses pembahasan dalam diri
manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia
maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses
belajar, tentu saja perubahan itu berencana dan bertujuan. Pada mata
pelajaran Matematika khususnya pada materi pokok Logika Matematika,
peserta didik akan mendapat dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek
afektif. Berikut ini dua ranah yang didapat dalam pembelajaran Matematika
khususnya pada materi pokok Logika Matematika.
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi.14
Yang akan diuraikan sebagai berikut:
a) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam otak. hafalan berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian, kaidah, teori, dan konsep. Misalnya peserta
didik mampu mengetahui pengertian dari “kalimat terbuka” dan
“pernyataan”.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari. Misalnya peserta didik mampu
membedakan disjungsi, konjungsi, implikasi, dan kontraposisi dari
suatu pernyataan majemuk.
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan konsep dan kaidah
atau teori untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya
peserta didik mampu menerapkan kaidah tabel kebenaran dari
pernyataan majemuk dalam menyelesaikan soal tentang kontradiksi
maupun tautologi.
d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik
e) Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru.
14
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. III, hlm. 49
12
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
2) Ranah afektif
Ranah afektif terdiri dari penerimaan, partisipasi, penilaian,
organisasi dan pembentukan pola hidup.15
Akan dijelaskan sebagai
berikut:
a) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan
kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan untuk
menyerap ilmu yang diberikan oleh guru mata pelajaran Matematika.
b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya peserta didik tidak
mencontek waktu ulangan berlangsung meskipun tidak ada pengawas.
c) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima pendapat
orang lain
d) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk system nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati
nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
Misalnya siswa dapat mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan
yang positif.
c. Belajar Tuntas
1) Pengertian belajar tuntas
Belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang sebagian peserta
didiknya diharapkan mampu menguasai tujuan pembelajaran secara
tuntas. Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses
pembelajaran KTSP adalah pendekatan dalam pembelajaran yang
mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar
kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.16 Adapun
15Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, hlm 50-51 16Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 327
13
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang tersusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan Tingkat satuan
Pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.17
2) Prinsip belajar tuntas
Harapan dari proses pembelajaran dengan pendekatan belajar
tuntas adalah untuk mempertinggi rata-rata prestasi peserta didik dalam
belajar dengan memberikan kualitas pembelajaran yang lebih sesuai,
bantuan, serta perhatian khusus bagi peserta didik yang lambat agar
menguasai Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar. Dari konsep
tersebut, dapat dikemukakan prinsip-prinsip utama pembelalaran tuntas
adalah:18
a) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik
yang bersifat umum maupun yang khusus.
b) Memberi pelajaran secara klasikal sesuai dengan unit pelajaran yang
sedang dipelajari
c) Memberikan tes kepada peserta didik pada akhir masing-masing unit
pelajaran untuk mengecek kemajuan peserta didik dalam menguasai
materi pelajaran.
d) Kepada peserta didik yang ternyata belum mencapai tingkat
penguasaan yang dituntut diberikan pertolongan khusus seperti
mendapat pengajaran dalam kelompok kecil, disuruh mempelajari
buku pelajaran lain, dan lain sebagainya.
e) Setelah semua peserta didik, paling sedikit hampir semua peserta didik
mencapai tingkat penguasaan pada unit yang pelajaran yang
bersangkutan, barulah guru mulai mengajarkan unit pelajaran
berikutnya.
17 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta :
Gaung Persada Press, 2007), hlm. 1
18Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gaung Persada
Press, 2008), Cet.V, hlm. 126-127
14
f) Setelah seluruh rangkaian unit pelajaran selesai, peserta didik
mengerjakan tes yang mencakup seluruh rangkaian unit pelajaran. Tes
akhir ini bersifat sumatif yang bertujuan mengevaluasi taraf
keberhasilan masing-masing peserta didik terhadap semua tujuan
pengajaran khusus.
Belajar tuntas bilamana dilakukan dalam kondisi yang tepat dengan
semua peserta didik mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil yang
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik
memperoleh hasil maksimal pembelajaran harus dilakukan dengan
sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran,
terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar, melaksanakan
evaluasi dan memberi bimbingan terhadap peserta didik yang gagal
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Benyamin S. Bloom menyebutkan tiga strategi dalam belajar tuntas,
yaitu mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur operasional
dan hasil belajar. Selanjutnya mengimplementasikan dalam pembelajaran
klasikal dengan menyesuaikan kemampuan individual yang meliputi :19
a) Corrective technique, pembelajaran remedial yang dilakukan dengan
memberikan pengajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta
didik dengan prosedur dan metode yang berbeda dari sebelumnya.
b) Memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang membutuhkan
atau belum menguasai bahan secara tuntas.
d. Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal adalah tingkat pencapaian Kompetensi
Dasar oleh peserta didik per mata pelajaran. Kriteria penetapan KKM
meliputi :20
19 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, hlm 125-126
20Muhaimin, et. al., Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 366
15
1) Tingkat esensial (kepentingan) indikator atau Kompetensi Dasar terhadap
Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik pada
setiap semester atau tahun pelajaran.
2) Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator
atau Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
3) Kemampuan sumberdaya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran masing-masing madrasah.
4) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik pada madrasah
yang bersangkutan.
Adapun ketuntasan belajar berisi tentang kriteria dan mekanisme
penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh
sekolah atau madrasah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :21
1) Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 – 100%, dengan
batas kriteria ideal minimum 75%.
2) Sekolah atau madrasah harus menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-
rata peserta didik, kompleksitas, dan sumber daya pendukung.
3) Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas kriteria ideal, tetapi
secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Peserta didik akan mencapai ketuntasan belajar jika nilainya sama
atau di atas standar ketuntasan minimal yang ditetapkan. Ketuntasan belajar
merupakan inti dan tujuan dari pembelajaran. Sehingga suatu pembelajaran
dikatakan optimal jika sistem belajar tuntas dapat dilakukan dan sebagian
besar hasil belajar peserta didik di atas KKM.
2. Kesulitan Belajar
a. Pengertian dan ciri-ciri kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana peserta didik tidak
dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya hambatan atau gangguan
21Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet. V, hlm. 19-20
16
dalam belajar.22 Kesulitan belajar diartikan sebagai kesukaran peserta didik
dalam menerima, menyerap, dan memahami pelajaran di sekolah.23
Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :24
1) Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang
kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
2) Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami
gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor
keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dan lain sebagainya.
3) Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami
ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸ tuna daksa,
dan lain sebagainya.
Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar dapat
dilihat dari petunjuk-petunjuk sebagai berikut :25
1) Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompok peserta didik di kelas.
2) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
Padahal peserta didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi
nilainya selalu rendah
3) Peserta didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
4) Peserta didik menunujukkan tingkah laku yang kurang wajar, seperti acuh
tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung, dan lain
sebagainya.
5) Peserta didik menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya
ditunjukkan kepada orang lain. Misalnya, menjadi pemurung, pemarah,
22 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. II
hlm. 235
23M. Alifus Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2010), Cet. IV,
hlm. 88
24Akhmad Sudrajat, “Pembelajaran Remedial Dalam KTSP”, dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/pembelajaran-remedial-dalam-ktsp/, diakses 20
Desember 2010
25 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 246-247
17
selalu bingung, selalu sedih, kurang gembira, atau mengasingkan diri dan
teman-temannya.
6) Peserta didik yang tergolong memiliki IQ tinggi yang secara potensial
mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi tetapi
kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
7) Peserta didik selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk
sebagian besar mata pelajaran tetapi di lain waktu prestasi belajarnya
menurun drastis.
b. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar dibedakan
menjadi dua yaitu :26
1) Faktor intern
Yaitu faktor yang muncul dari dalam diri peserta didik. Faktor
intern dapat berupa gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik peserta
didik yang meliputi :
a) Ranah cipta (kognitif), seperti rendahnya kapasitas intelektual dan
kecerdasan.
b) Ranah afektif, seperti labilnya emosi dan sikap.
c) Ranah psikomotorik, seperti terganggunya alat-alat indra pendengar
dan penglihat.
2) Faktor ekstern
Yaitu faktor yang muncul dari luar diri peserta didik. Faktor
ekstern berupa situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktifitas belajar peserta didik yang meliputi :
a) Lingkungan keluarga, seperti ketidak harmonisan hubungan antar
ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b) Lingkungan perkampungan atau masyarakat, seperti perkampungan
yang kumuh, dan teman sepermainan yang nakal.
26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya, 2010), Cet. XV, hlm. 170-171
18
c) Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak sekolah yang buruk
misalnya di dekat pasar, dan kondisi guru serta alat-alat belajar yang
berkualitas rendah.
Berdasarkan kedua faktor yang ada di dalam maupun di luar diri
peserta didik, penyebab timbulnya kesulitan belajar diantaranya sebagai
berikut :27
1) Rendahnya kemampuan intelektual atau kecerdasan anak
2) Gangguan-gangguan perasaan atau emosi
3) Kurangnya motivasi dalam belajar
4) Kurangnya kematangan dalam belajar
5) Latar belakang sosial yang tidak menunjang
6) Kebiasaan belajar yang kurang baik
7) Kemampuan mengingat yang lemah
8) Terganggunya alat indera
9) Proses belajar mengajar yang tidak sesuai
10)Tidak adanya dukungan dari lingkungan belajar
Dalam suatu pembelajaran, tidak sepenuhnya berjalan kondusif.
Tetapi terkadang, permasalahan muncul dan menyebabkan kondisi belajar
kurang kondusif. Di dalam buku “Educational Psichology”, Tan Oon Seng
menyatakan:
Classroom problems can be placed into one of two categories: (1)
teacher-owned problems, where the student’s behaviour causes a
problem for the teacher;or (2) student-owned problems, where the
behaviour is causing a problem for the student.28
Permasalahan di dalam kelas itu dapat dikategorikan menjadi dua. Pertama,
yaitu masalah pada guru, dimana tingkah laku peserta didik yang
menyebabkan gangguan bagi guru, dan yang kedua yaitu masalah pada
peserta didik, dimana tingkah laku yang menyebabkan gangguan bagi
27 M. Alifus Sabri, Psikologi Pendidikan, hlm. 90
28Tan Oon Seng, et. al., Educational Psychology, (Wadsworth: Thomson Learning, 2001),
hlm. 164
19
peserta didik. Sehingga apabila terjadi kesulitan atau gangguan dalam
belajar, maka ditentukan terlebih dahulu siapa yang mempunyai masalah.
Dan setelah diketahui permasalahan yang terjadi ditentukan solusi yang
tepat untuk menyelesaikannya. Jadi tidak sepenuhnya, kesulitan dalam
belajar itu disebabkan oleh peserta didik, tetapi guru juga mempunyai
kemungkinan menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta didik.
c. Bimbingan belajar
Perkembangan belajar peserta didik di sekolah tidak selalu berjalan
secara lancar, adakalanya mengalami hambatan ataupun gangguan. Apabila
peserta didik terhambat dalam belajarnya, guru tidak boleh tinggal diam dan
harus berusaha memberikan bantuan. Sebelum memberikan bantuan guru
harus berusaha untuk memahami peserta didik dengan baik. Sesuai dengan
ciri-ciri yang dimilki oleh peserta didik, maka bimbingan yang diberikan
dapat diidentifikasi sebagai berikut.29
1) Pemberian informasi tentang cara-cara belajar yang efektif, baik cara
belajar di sekolah maupun di rumah. Misalnya, cara belajar yang efektif
membuat singkatan, dan cara menggunakan atau mengisi waktu
senggang.
2) Bantuan penempatan (placement), yakni menempatkan peserta didik
dalam kelompok-kelompok kegiatan yang sesuai, seperti kelompok
belajar, kelompok diskusi, dan kelompok kerja. Bantuan penempatan ini
dapat pula berfungsi sebagai perbaikan terhadap masalah dan kesulitan
sosial yang dialami peserta didik.
3) Mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk melakukan konsultasi,
mendiskusikan kesulitan-kesulitan peserta didik serta mencari cara-cara
pemecahannya, terutama berkaitan dengan cara memberikan dorongan
agar peserta didik giat belajar, dan cara-cara melayani atau
memperlakukan peserta didik di rumah.
29 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), Cet.
VII, hlm. 125
20
4) Memberikan pembelajaran remidi (remedial teaching), yakni
mengadakan pembelajaran kembali atau pembelajaran ulang secara
khusus bagi peseerta didik yang lamban untuk mengajarkan ketinggalan
dari teman-temannya.
5) Menyajikan pembelajaran secara konkrit dan aktual terhadap peserta
didik yang lamban yakni dengan menggunakan berbagai variasi media
dan variasi metode pembelajaran, untuk membantu mereka dalam
memahami konsep-konsep pembelajaran
6) Memberikan layanan konseling bagi peserta didik yang menghadapi
kesulitan-kesulitan emosional, serta hambatan-hambatan lain sesuai
dengan latar belakang masing-masing
7) Memberikan perhatian khusus kepada peserta didik yang lamban, dan
berusaha untuk membangkitkan motivasi dan kreatifitas belajarnya
misalnya melalui hadiah dan pujian.
3. Pembelajaran Remedial Matematika
a. Pengertian pembelajaran remedial
Pembelajaran menurut Corey, adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.30
Remedial berasal dari kata
remedy (Bahasa Inggris) yang berarti obat, memperbaiki, atau menolong.
Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat
mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pembelajaran dan
membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang
maksimal.31
Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta
didik yang lamban maupun kesulitan dalam belajar untuk memperbaiki
30 Dr. H. Saiful Sagala, M.Pd, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung : CV. Alfabeta, 2009), hlm. 165-166
31 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses Sertifikasi Guru, hlm. 237
21
kekurangannya sehingga mereka berada kembali setingkat dengan teman
lainnya.32
Jadi pembelajaran remedial adalah suatu sistem belajar yang
dimaksudkan untuk mengoptimalisasikan prestasi belajar dengan cara
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik,
menemukan faktor-faktor penyebabnya, dan kemudian mengupayakan
alternatif-alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar, baik dengan cara
pencegahan maupun penyembuhan berdasarkan data dan informasi yang
lengkap dan objektif.
b. Fungsi dan tujuan pembelajaran remedial
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi pembelajaran
remedial diantaranya: fungsi korektif, fungsi pemahaman, fungsi
pengayaan, fungsi penyesuaian, fungsi akselerasi, dan fungsi terapeutik.33
1) Fungsi korektif
Yaitu melalui pembelajaran remedial dapat dilakukan pembetulan
atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa
yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran.
2) Fungsi pemahaman
Yaitu pembelajaran remedial memungkinkan guru, peserta didik,
atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
dan komprehensif mengenai pribadi peserta didik.
3) Fungsi pengayaan
Yaitu pembelajaran remedial akan dapat memperkaya proses
pembelajaran sehingga materi yang tidak disampaikan dalam
pembelajaran reguler, dapat diperoleh melalui pembelajaran remedial.
4) Fungsi penyesuaian
Yaitu pembelajaran remedial dapat membentuk peserta didik untuk
bisa beradaptasi atau menyesuaikatan diri dengan lingkungannya.
32Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. IX, hlm.
188
33 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses Sertifikasi Guru , hlm. 238
22
Artinya peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuannya
sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar.
5) Fungsi akselerasi
Yaitu dengan pembelajaran remedial dapat diperoleh hasil belajar
yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien.
Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran baik dari
waktu maupun materi
6) Fungsi terapeutik
Yaitu secara langsung atau tidak langsung, pembelajaran remedial
dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian
peserta didik yang diperkirakan menunujukkan adanya penyimpangan.
Adapun tujuan dari pembelajaran remedial adalah sebagai berikut :34
1) Agar peserta didik dapat memahami dirinya khususnya prestasi
belajarnya serta dapat mengenal kelemahan dan kelebihannya dalam
mempelajari suatu materi pelajaran.
2) Agar peserta didik dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke
arah yang lebih baik.
3) Agar peserta didik dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4) Agar peserta didik dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan yang dapat
mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.
5) Agar peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang
diberikan kepadanya, setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan
yang menjadi penyebab kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan
sikap serta kebiasaan yang baru dalam belajar.
34 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses Sertifikasi Guru, hlm. 237-238
23
c. Prosedur pembelajaran remedial
Secara garis besar prosedur pembelajaran remedial dikelompokkan
menjadi 4 tahap yaitu :35
1) Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-
kegiatan berikutnya dan menemukan kesulitan yang dihadapi (diagnosis).
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik yang meliputi : letak
kesalahan menyelesaikan masalah, kesulitan yang dihadapi, dan faktor-
faktor penyebab timbulnya kesulitan tersebut.
2) Menentukan tindakan yang harus dilakukan (prognosis). Merupakan
langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk
membantu peserta didik mengatasi kesulitannya.
3) Treatment (pelaksanaan bantuan). Berdasarkan skala prioritas yang
diberikan pada langkah prognosis, guru mencoba untuk memberikan
bantuan dengan teknik atau cara bantuan yang paling efisien dan efektif.
Bantuan yang efektif dan efisien adalah bantuan yang diperkirakan
memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang
paling hemat.
4) Melakukan evaluasi kembali sudah sejauh mana pengajaran remedial
tersebut telah dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan yang paling
utama dari evaluasi ini adalah dipenuhinya criteria tingkat keberhasilan
minimal yang diharapkan, misalnya 75 % atau 80 % (tergantung dari
kebijakan dari masing-masing sekolah). Bila terenyata masih belum
berhasil, hendaknya dilakukan kembali diagnosis, prognosis, dan
pengajaran remedial berikutnya. Siklus yang sama akan terus berlanjut
hingga kriteria minimal kelulusan telah terpenuhi.
35Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 251-255
24
d. Metode dalam pembelajaran remedial
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:36
1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan
materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua
peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami
kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan
menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
2) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan,
perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara
individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran
pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat
satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai
ketuntasan.
3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan
prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta
didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta
didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan
belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
36Akhmad Sudrajat, “Pembelajaran Remedial Dalam KTSP”, dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/pembelajaran-remedial-dalam-ktsp/, diakses 20
Desember 2010
25
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, biasanya dalam pembelajaran
remedial mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:37
1) Mengulang pokok bahasan secara seluruhnya, hal ini dilakukan jika 75%
peserta didik atau lebih belum mencapai taraf keberhasilan minimal yang
telah ditetapkan. Dan rata-rata peserta didik belum menguasai materi
secara garis besar.
2) Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai, hal ini
dilakukan jika peserta didik hanya belum menguasai pokok bahasan
tertentu dari materi yang sudah dipelajari.
3) Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal secara bersama-
sama
4) Memberikan tugas-tugas khusus
e. Pembelajaran remedial Matematika
Pembelajaran remedial Matematika harus didasarkan atas prinsip-
prinsip belajar Matematika yang meliputi :38
1) Menyiapkan anak untuk belajar Matematika
Banyak peseta didik yang kesulitan belajar karena kurang siap
dalam menerima pelajaran, khususnya mata pelajaran Matematika. Oleh
karena itu sebelum memulai suatu pembelajaran, peserta didik harus
disiapkan terlebih dahulu. Di sinilah kreatifitas tinggi seorang guru
dibutuhkan untuk menyiapkan anak untuk belajar Matematika sebelum
pembelajaran dimulai.
2) Pembelajaran dimulai dari yang kongkret ke abstrak
Peserta didik mampu memahami konsep dengan baik jika
pembelajaran dimulai dari yang konkret ke abstrak.
37 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.
III, hlm. 108
38 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), hlm. 272-275
26
3) Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengulang
Peserta didik dituntut untuk mampu mengaplikasikan berbagai
konsep secara otomatis mereka memerlukan banyak latihan dan ulangan.
Terdapat banyak cara untuk menyediakan latihan dan guru hendaknya
menggunakan metode yang bervariasi.
4) Generalisasi ke situasi baru
Peserta didik hendaknya memperoleh kesempatan yang cukup
untuk menggeneralisasikan keterampilan mereka kedalam banyak situasi.
Sebagai contoh peserta didik berlatih komputasi dengan banyak soal
cerita yang diciptakan oleh guru tau peserta didik itu sendiri.
5) Menyadari kekuatan dan kelemahan peserta didik
Sebelum membuat keputusan tentang teknik yang akan digunakan
untuk mengajar peserta didik, guru harus memahami kemampuan dan
ketidakmampuan peserta didik termasuk penguasaan Matematika.
6) Membangun fondasi yang kokoh tentang konsep dan keterampilan
Matematika.
Belajar Matematika harus dibangun atas fondasi yang kokoh
tentang konsep dan keterampilan. Fondasi yang kokoh tersebut dapat
diperoleh jika guru :
a) Menekankan pembelajaran Matematika lebih pada pemberian jawaban
atas berbagai persoalan daripada menghafal tanpa pemahaman.
b) Memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk
melakukan generalisasi ke berbagai macam aplikasi dan pengalaman
dengan berbagai cara memecahkan masalah dari apa saja yang
dipelajari.
c) Mengajarkan Matematika secara koheren yang mengaitkan antara
topik yang satu dengan yang lain.
d) Menyajikan pembelajaran yang seksama sehingga peserta didik
memperoleh latihan yang diperlukan.
27
e) Menggunakan program yang sistematis yang memungkinkan konsep
dan keterampilan yang akan diajarkan berdiri di atas konsep dan
keterampilan yang telah dikuasai dengan baik.
f) Menyajikan program Matematika yang seimbang
Program Matematika yang seimbang mencakup kombinasi dari tiga
elemen yaitu : konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran remedial diberikan hanya untuk Kompetensi Dasar
tertentu yang belum dikuasai oleh peserta didik. Pembelajaran remedial
dilakukan jika peserta didik mendapat skor nilai dibawah standar minimal
yang ditetapkan. Remedial hanya dilakukan maksimal dua kali. Peserta
didik yang telah melaksanakan pembelajaran remedial dan belum mencapai
ketuntasan belajar, maka penanganannya harus melibatkan orang tua peserta
didik. 39
Karakteristik sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran pada umumnya dan remedial pada khususnya mencakup :40
a. Berdasarkan kurikulum standar nasional peserta didik yang menguasai
pengetahuan minimal 75%. Artinya peserta didik yang telah menguasai
pengetahuan di atas75% diperbolehkan untuk melanjutkan studinya pada
program selanjutnya.
b. Kehadiran peserta didik mengikuti pelajaran di kelas tidak lebih rendah
dari 90% pada setiap harinya. Sekolah harus dapat melaksanakan strategi
pembelajaran yang bermakna.
4. Ringkasan materi Logika Matematika41
a. Pernyataan dan kalimat
terbuka
Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah
tetapi tidak sekaligus keduanya.
39 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 112
40 Cece Wijaya, Pendidikan Remedial, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995), hlm.5-7
41 Marwanta, dkk., Matematika SMA Kelas X, (Yudistira, 2009), hlm. 114-131
28
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai
kebenarannya.
b. Nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk dan negasinya
1) Konjungsi
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata
penghubung “dan”. Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam
bentuk p ∧ q disebut konjungsi dan dibaca p dan q. Konjungsi dua
pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua komponennya
bernilai benar.
Tabel kebenaran konjungsi:
p q p ∧ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
Contoh:
p:Bung Hatta lahir di Sumatra Barat............................ (B)
q: Bung Hatta meninggal di Jakarta..............................(B)
p ∧ q: Bung Hatta lahir di Sumatra barat dan meninggal di
Jakarta.......(B)
Negasi dari konjungsi p ∧ q ditulis ~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q
2) Disjungsi
Jika pernyataan p dan q dihubungkan dengan kata hubung “atau”
maka pernyataan p atau q disebut disjungsi, yang dinotasikan sebagai
p ∨ q (dibaca p atau q). Disjungsi dua pernyataan p dan q, yaitu p ∨ q
bernilai benar jika salah satu atau kedua dari pernyataan dari p dan q
bernilai benar.
29
Tabel kebenaran disjungsi:
p q p ∨ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
Contoh:
p: Citra belajar Matematika.................................................(B)
q: Citra belajar bahasa indonesia........................................(B)
p ∨ q: Citra belajar Matematika atau bahasa indonesia........(B)
Negasi dari disjungsi p ∨ q ditulis ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
3) Implikasi
Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
“jika p maka q” disebut implikasi/kondisional/pernyataan bersyarat dan
dilambangkan sebagai p . Sedangkan pernyataan p disebut
pernyataan implikatif/kondisional. Implikasi dua pernyataan p
bernilai salah hanya jika p bernilai benar disertai q bernilai salah
Tabel kebenaran implikasi:
p q p
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B
Contoh:
p: Saya memilih jurusan IPA....................................................(B)
q: Nilai rata-rata bidang studi MIPA sekurang-kurangnya 8....(B)
p : Jika saya memilih jurusan IPA, maka nilai rata-rata bidang studi
MIPA sekurang-kurangnya 8................................(B)
30
Negasi dari implikasi p ditulis ~( p ) ≡ p ∧ ~q.
4) Biimplikasi
Dua pernyataan p dan q jika dinyatakan dengan lambang p
disebut biimplikasi (bikondisional atau pernyataan bersyarat ganda).
Notasi pernyataan p dibaca p jika dan hanya jika q, yang
mengandung makna bahwa p benar dan juga q benar. Dengan
kata lain, p merupakan singkatan dua implikasi p dan q .
Biimplikasi dua pernyataan p dan q bernilai benar jika p dan q
mempunyai nilai kebenaran yang sama
Tabel kebenaran biimplikasi:
p q p
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B
Contoh:
p: 7 adalah bilangan ganjil............................(B)
q: 7 tidak dapat dibagi 2................................(B)
p : 7 adalah bilangan ganjil jika dan hanya jika 7 tidak dapat
dibagi 2.........................................................(B)
Negasi dari biimplikasi p ditulis ~( p ) ≡ (p ∨ ~q) ∧ (q ∨ ~p)
5) Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari implikasi p dapat dibentuk implikasi baru :
a) q , disebut konvers dari implikasi semula
b) ~ p⇒ ~q, disebut invers dari implikasi semula
c) ~ q⇒ ~p, disebut kontraposisi dari implikasi semula
31
6) Tautology dan kontradiksi
Tautology adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar
untuk semua kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya.
Kontradiksi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah
untuk semua kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya.
7) Penarikan Kesimpulan
Ada 3 penarikan kesimpulan yaitu :
a) Modus ponens
Premis 1 : qp ⇒ jika sakit maka ibu minum obat
Premis 2 : p ibu sakit
Konklusi : q ibu minum obat
b) Modus tollens
Premis 1 : qp ⇒ jika mesin mobil rusak maka mobil itu tidak
dapat bergerak
Premis 2 : q mobil itu dapat bergerak
Konklusi : p mesin mobil itu tidak rusak
c) Silogisme
Premis 1 : qp ⇒ jika BBM naik maka ongkos bus naik
Premis 2 : rq ⇒ jika ongkos bus naik maka uang saku naik
Konklusi : rp ⇒ jika BBM naik maka uang saku naik
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat diperlukan. Dalam
melakukan penelitian ini, digunakan pendekatan penelitian deskriptif. Karena
penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, tetapi hanya
menggambarkan gejala variabel, gejala atau keadaan yang diteliti secara apa
adanya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.42
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dalam rangka mewujudkan sistem belajar tuntas,
dan tercapainya ketuntasan belajar Matematika khususnya pada materi Logika
Matematika bagi semua peserta didik.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.43
Dalam penelitian ini, data tidak hanya berupa
kata-kata tetapi juga berupa angka diantaranya berupa data hasil belajar peserta
didik sebelum dan sesudah pembelajaran remedial.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan setelah guru mata pelajaran Matematika kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja memberikan ulangan materi pokok Logika
Matematika. Dengan data hasil ulangan tersebut dapat diketahui peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar Matematika dan peserta didik yang
42Nana Syaodih Sukmadinata, Teknik Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
RosdaKarya, 2010), Cet. VI, hlm.73
43 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja RosdaKarya,
2009), Cet. XXVI, hlm. 4
33
belum mencapai ketuntasan belajar Matematika. Dan bagi peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan belajar, diadakan pembelajaran remedial untuk
mencapai ketuntasan belajar Matematika. Adapun waktu penelitian adalah selama
sebulan mulai tanggal 2 Februari 2011 samapai 2 Maret 2011.
Tempat penelitian adalah di Madrasah Aliyah N.U. 04 AL Ma’arif Boja
yang berada di jalan Pemuda No. 109 Desa Boja Kecamatan Boja Kabupaten
Kendal.
Alasan memilih madrasah tersebut karena ingin mengetahui ketuntasan
belajar Matematika di sebuah madrasah yang berciri khas islami, dengan mata
pelajaran yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran di sekolah
menengah atas lainnya dan waktu KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang sama.
Dengan begitu banyak pelajaran yang harus ditempuh, peserta didik diharapkan
mampu mencapai ketuntasan belajar pada setiap mata pelajaran.
C. Sumber Penelitian
Arikunto menyebutkan bahwa: “yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.44
Adapun sumber data
yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data utama yang berupa kata-
kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Moleong bahwa: “Sumber data utama
dicatat melalui catatan tertulis atau perekaman video/ audio tapes, pengambilan
foto atau film”.45
Sehingga beberapa sumber data yang dimanfaatkan dalam
penelitian ini meliputi:
1. Sumber data utama (primer), yaitu sumber data yang diambil peneliti, melalui
wawancara dan observasi. Sumber data tersebut meliputi:
a. Guru mata pelajaran Matematika kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
(melalui wawancara).
44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. XIII, hlm. 129
45 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.248
34
b. Pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika
berlangsung (melalui observasi)
2. Sumber data tambahan (sekunder), yaitu sumber data diluar kata-kata dan
tindakan yakni sumber tertulis. Sedangkan sumber data tambahan / sumber
tertulis yang digunakan penulis dalam penelitian ini, terdiri atas dokumen-
dokumen yang meliputi:
a. Struktur organisasi kepengurusan M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
b. Sarana dan prasarana M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
c. Keadaan guru, staf dan karyawan M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
d. Jumlah peserta didik M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tiga tahun terakhir.
e. Nilai ulangan Matematika materi pokok kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif
Boja
f. Nilai ulangan remedial Matematika materi pokok kelas X M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja
g. Sebagian data jawaban ulangan Matematika materi pokok Logika
Matematika peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
D. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran remedial
Matematika materi pokok Logika Matematika pada kelas X M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja dan tingkat ketuntasan belajar Matematika setelah dilakukan
pembelajaran remedial. Adapun proses pembelajaran remedial Matematika
meliputi analisis hasil evaluasi pembelajaran utama, perencanaan yang dilakukan
dalam melaksanakan pembelajaran remedial, pelaksanaan pembelajaran remedial,
dan evaluasi pembelajaran remedial. Penulis juga sedikit mengungkapkan proses
saat pembelajaran utama berlangsung.
35
E. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik observasi
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.46
Pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek di tempat kejadian atau
berlangsungnya peristiwa. Sehingga observasi berada bersama obyek yang
diteliti atau diselediki.
Teknik ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran remedial
Matematika materi pokok Logika Matematika. Observasi ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi tentang aktivitas, perilaku, dan hal-hal yang lain saat
pelaksanaan pembelajaran remedial. Observasi juga digunakan untuk
mengamati nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial.
2. Teknik wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal
dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang diinginkan.47
Bisa
diartikan sebagai bentuk komunikasi antara dua orang yang ingin memperoleh
informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan
tertentu. Teknik wawancara ini menghendaki komunikasi langsung antara
peneliti dengan subjek atau responden.
Teknik wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran Matematika
kelas X MA Al Ma’arif N.U. 04 Boja. Teknik wawancara kepada guru
dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik peserta didik serta
untuk mengetahui penanganan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
remedial mulai menentukan kesulitan yang dihadapi peserta didik, penanganan
yang dilakukan, sampai usaha tindak lanjut setelah dilakukan pembelajaran
remedial.
46 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan Praktik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. II, hlm. 173
47 Dedi Mulyana, Teknik Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2003), hlm. 180
36
3. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu teknik pencarian data mengenai hal-hal yang
berupa catatan atau transkip, buku, dan surat kabar, majalah, dan lain-lain.48
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak
diperoleh dari wawancara atau observasi.
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi berupa data nilai ulangan
harian Matematika dan data nilai evaluasi pembelajaran remedial Matematika
materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja. Data nilai
ulangan harian digunakan untuk mengetahui peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar Matematika dan yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Sedangkan data nilai evaluasi pembelajaran remedial digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar Matematika setelah
dilakukan pembelajaran remedial. Selain itu, dokumentasi juga dilakukan
untuk mengetahui sarana dan prasarana M.A. N.U. Al Ma’arif 04 Boja, daftar
tenaga pengajar dan karyawan, daftar peserta didik serta lembar jawaban
peserta didik saat ulangan Matematika materi pokok Logika Matematika.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai
temuan untuk orang lain. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengelola data, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan suatu hal yang penting dan dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.49
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif analitik
yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa dengan menggunakan rumus statistika
namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai
48Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 135
49 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.248
37
dengan realita sebenarnya. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai
situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif dalam hal ini adalah tentang
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di M.A.
N.U. Al Ma’arif 04 Boja. Uraian pemaparan harus sistematik sehingga urutan
pemaparannya logis dan dapat dipahami maknanya.
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan model interaktif dalam analisis data yang melalui 4 tahap yaitu :50
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data di lapangan
baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Data yang
dikumpulkan tersebut adalah data yang berkaitan dengan pembelajaran
remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di MA Al Ma’arif
N.U. 04 Boja mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pembelajaran remedial.
Selain itu, pengumpulan data tentang gambaran umum M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan
lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertegas, memperpendek,
membuat fokus, dan membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul saat
pengumpulan data.
Tahap reduksi dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara terhadap guru
mata pelajaran Matematika M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mengenai
pembelajaran remedial mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi yang
dilakukan, serta hasil pengamatan saat pembelajaran remedial disederhanakan
menjadi susunan yang baik dan rapi kemudian ditransformasikan ke dalam
buku catatan.
50 Prof. Dr. Sugiyono, Teknik Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, (Bandung :
Alfabeta, 2008), Cet. 5, hlm. 246-252
38
3. Penyajian data
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari kata-
kata yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan logis sehingga
mudah dipahami.
Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi : menyajikan data
mengenai proses pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi; data nilai peserta didik sebelum dan sesudah
pembelajaran remedial, data kemampuan peserta didik dalam memahami dan
menguasai materi Logika Matematika sebelum dan sesudah pembelajaran
remedial, serta data mengenai gambaran umum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Setelah memahami arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan
pencatatan-pencatatan, pernyataan-pernyataan, alur sebab akibat, akhirnya
diperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan yang diambil mungkin masih
terasa kabur dan diragukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan verifikasi
kesimpulan dengan mencari data-data lain yang dapat mendukung kesimpulan
tersebut serta dapat mengecek ulang data-data yang telah diperoleh
Selain analisis data deskriptif kualitatif, juga digunakan analisis data
yang berupa angka. Analisis data yang berupa angka digunakan untuk
menganalisis tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami dan
menyelesaikan soal Logika Matematika dan untuk mengetahui rata-rata hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran remedial. Dengan menggunakan
analisis data yang berupa angka mampu menentukan tingkat ketuntasan belajar
Matematika khususnya materi Logika Matematika setelah dilakukan
pembelajaran remedial.
Setelah diperoleh hasil tes pembelajaran remedial, kemudian dihitung
rata-rata nilai peserta didik dengan rumus :
Keterangan:
: rata-rata dari seluruh nilai peserta didik
39
x : nilai masing-masing peserta didik
f : jumlah seluruh peserta didik
Setelah diketahui rata-rata dari seluruh peserta didik, maka ditentukan
tingkat ketuntasan belajar Matematika. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan
belajar secara klasikal maka dapat dicari dengan,
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran remedial
Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif 04 Boja dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
remedial dalam mencapai ketuntasan belajar Matematika, bab ini menyajikan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan di M.A tersebut berikut pembahasannya.
A. Gambaran Umum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
1. Letak geografis dan kondisi umum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif Boja merupakan madrasah Aliyah
yang bernaung pada lembaga pendidikan Ma’arif N.U. cabang Kendal.
Madrasah ini terletak di pinggir jalan, beralamat di jalan Pemuda 109 Boja
desa Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal. Madrasah ini terletak di pusat
perekonomian kota Boja yang sebelah barat, timur, dan utara berbatasan
dengan komplek pertokoan, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan
pemukiman penduduk. Sehingga lokasi madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif
Boja mudah dijangkau oleh sarana transportasi yang ada.51
Madrasah ini baru selesai dalam masa renovasi pembangunan dan masih
dalam peyempurnaan. Madrasah aliyah N.U. 04 Boja berada satu komplek
dengan M.I. N.U. Kauman Boja dan M.Ts. N.U. 06 Al Ma’arif Boja.52
Sekitar
26 tahun, madrasah ini ikut serta dalam mengembangkan pendidikan di
Indonesia, yang di dalamnya terdapat pendidikan umum dan pendidikan
agama. M.A. N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja berdiri pada tahun 1985, di atas
sebidang tanah seluas 240 m2
dengan luas bangunan 300 m2.53
51 Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 8 Februari 2011
52 Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 8 Februari 2011
53 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
41
2. Visi dan misi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Visi penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan di Madrasah Aliyah
N.U. 04 Al Ma’arif Boja adalah “Mencetak peserta didik yang beriman,
cerdas, terampil, dan berakhlaqul karimah”.54
Untuk mencapai visi tersebut, maka misi dalam penyelenggaraan
pembelajaran dan pendidikan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja adalah :
a. Menanamkan ajaran agama islam yang berfaham Ahlussunnah waljamaah.
b. Menumbuhkan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi) yang seimbang dan berdayaguna.
c. Mengembangkan kebersamaan yang arif dan santun.
d. Meningkatkan daya saing yang arif dan kompetitif.
e. Memberdayakan dalam keselarasan, keharmonisan dan keseimbangan.
3. Struktur organisasi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Organisasi disebuah sekolah sangat penting artinya sekaligus berfungsi
sangat vital dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Dengan adanya suatu
organisasi maka program pendidikan dan pembelajaran akan dapat
terealisasikan dengan baik dan lancar.
Struktur organisasi merupakan suatu gerak langkah yang diatur secara
dinamis, terkontrol, disiplioner untuk kerja sama yang baik, saling asah, asih,
dan asuh diantara warga sekolah yang ada didalamnya. Adapun yang dimaksud
struktur disini adalah merupakan susunan koordinasi kepemimpinan unit kerja
secara struktural dalam suatu organisasi yang telah dibuat oleh Kepala
Madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif Boja dan para stafnya yang ditetapkan
secara permusyawaratan (tabel 3).55
4. Keadaan sarana dan prasarana M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Sarana dan prasarana yang dimaksud yaitu segala sesuatu yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama 04 Al Ma’arif Boja yang
sekaligus merupakan kekayaan yang dimiliki.
54 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
55 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
42
a. Sarana Pergedungan dan Tata Bangunan
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama 04 Al Ma’arif Boja memiliki
gedung sendiri yang berdiri diatas tanah seluas 240 m2
dengan luas
bangunan 300 m2.56
Jumlah ruangan dalam madrasah aliyah ini 14 ruangan. Enam
ruangan untuk ruang kelas yaitu 2 ruang untuk kelas X yaitu kelas X A dan
kelas X B, 2 ruang untuk kelas XI yaitu kelas XI IPA dan kelas XI IPS, 2
ruang untuk kelas XII yaitu kelas XII IPA dan kelas XII IPS, satu ruang
perpustakaan, satu ruang untuk laboratorium IPA, satu ruang praktikum PAI
(Pendidikan Agama Islam), satu ruang untuk ruang ketrampilan, satu ruang
lab komputer, satu ruang guru, satu kantor bidang tata usaha, dan satu ruang
kepala sekolah. Semuanya dalam kondisi baik.57
b. Sarana atau Fasilitas Perkantoran
Sarana atau fasilitas perkantoran disini adalah segala sesuatu yang
merupakan kekayaan Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama 04 Al Ma’arif
Boja yang meliputi mebelair seperti meja, kursi, almari, alat-alat pendukung
pembelajaran misalnya : papan tulis, alat peraga, buku-buku pelajaran,
perpustakaan dan lain-lain. Peralatan kantor misalnya : mesin tik, komputer,
printer, tape, dan juga telepon.58
5. Keadaan guru dan karyawan M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Dalam sistem pendidikan manapun, guru dan karyawan tetap memegang
peranan penting karena peserta didik tidak mungkin belajar sendiri tanpa
bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Berkaitan
dengan peran guru sebagai fasilitator belajar bertitik tolak dari tujuan-tujuan
yang hendak dicapai maka guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan
pendidikan menjadi rencana-rencana yang lebih profesional.
56 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
57 Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 11Februari 2011
58Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 11Februari 2011
43
Sedangkan tugas utama karyawan atau staf administrasi adalah
membantu guru dan kepala sekolah tentang keadministrasian sekolah baik itu
perpustakaan, urusan kesiswaan, dan lain sebagainya. Antara guru dan
karyawan tidak bisa dipisahkan dan masing-masing tidak bisa berdiri sendiri
melainkan harus saling mengisi satu dengan yang lain. Untuk itu, penciptaan
iklim kerja yang kondusif sangat menentukan kelancaran dan kinerja yang
baik.
Jumlah tenaga pengajar di M.A. ini adalah 27, dengan 25 pengajar atau
guru tidak tetap, satu guru yayasan, dan satu guru PNS yang dipekerjakan di
M.A. tersebut. Sedangkan jumlah pegawai di M.A. ini adalah empat, dan
kesemuanya adalah pegawai tidak tetap.59
Untuk lebih jelasnya tentang
keadaan pengajar dan staf yang lainnya yang membantu jalannya proses
pendidikan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja (tabel 3).
6. Keadaan peserta didik M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pembelajaran, di
samping faktor guru, tujuan, dan metode pembelajaran. Peserta didik adalah
komponen yang terpenting diantara komponen lainnya. Dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, maka perlu diadakan penelaahan tentang peserta didik.
Hal ini berkaitan dengan dasar pertimbangan dalam pengembangan suatu
perencanaan pembelajaran, seperti: menentukan jenis, luas, dan bobot bahan
pengajaran yang akan disajikan, cara penyampaian yang akan dilakukan dan
kegiatan-kegiatan belajar lainnya. Pada tahun pelajaran 2010/2011 jumlah
peserta didik M.A. N.U. 04 Al Ma’arif adalah sebagai berikut.60
59 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
60 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
44
Kelas Jumlah Peserta
didik laki-laki
Jumlah Peserta
didik perempuan
Jumlah
keseluruhan
X A 8 21 29
X B 8 21 29
XI IPA 13 13 26
XI IPS 12 19 31
XII IPA 9 23 32
XII IPS 14 18 32
JUMLAH 64 115 179
7. Kurikulum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Kurikulum yang digunakan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja adalah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kurikulum tersebut telah
dikembangkan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Dalam merealisasikannya telah dilakukan proses belajar mengajar selama
6 hari dalam seminggu pukul 07.00 sampai 13.30. Kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler dilakukan pada sore hari setelah sekolah.
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada dasarnya ingin mewujudkan kualitas
akademik dan non akademik. Dalam masa proses perjalanan secara substansial
banyak melakukan pengembangan terhadap kurikulum. Dalam pelaksanaan
kurikulum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dikembangkan sendiri tanpa
mengurangi dan menambah standar minimal. Adapun jumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik adalah sebanyak 21 mata pelajaran.61
Seiring diberlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dalam dunia pendidikan dari tingkat dasar sampai pada tingkat menengah ke
atas, yang menerapkan sistem belajar tuntas, maka semua peserta didik dituntut
untuk mencapai ketuntasan belajar berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dijabarkan dalam beberapa indikator. Tak terkecuali di
Madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif Boja. Di madrasah ini juga menerapkan
61 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
45
sistem belajar tuntas dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di sana.
Dengan adanya sistem belajar tuntas, peserta didik harus mencapai ketuntasan
belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan oleh
pihak sekolah. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami
dan menguasai materi, mereka kadang tidak mampu mencapai ketuntasan
minimal yang ditetapkan. Sehingga guru memberikan pembelajaran remedial
terhadap mereka yang belum tuntas belajar. Di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja,
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang nilainya lebih rendah
dari mata pelajaran yang lain, sehingga terdapat beberapa peserta didik yang
belum tuntas dalam belajar Matematika. Oleh karena itu, dalam bab ini
memberikan penjelasan proses pembelajaran remedial Matematika materi
pokok Logika Matematika yang dilakukan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
tahun pelajaran 2010/2011.
B. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011.
1. Pembelajaran Matematika Materi Pokok Logika Matematika di Kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011
Pembelajaran Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja khususnya
pada materi Logika Matematika, berlangsung sebagaimana pembelajaran
Matematika pada materi-materi sebelumnya. Pembelajaran berpusat pada guru,
dan peserta didik hanya mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Guru mata pelajaran Matematika lebih sering
menggunakan metode ceramah dan metode pe nugasan, daripada menggunakan
metode diskusi. Hal ini dilakukan karena waktu pembelajaran Matematika
yang terbatas. Di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja, waktu untuk mata pelajaran
Matematika hanya dua kali pertemuan setiap minggunya, dengan setiap
pertemuan 2 jam pelajaran. Pembelajaran Matematika untuk kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada hari Rabu dan Jum’at. Untuk kelas X A,
pembelajaran Matematika pada hari Rabu berlangsung setelah istirahat kedua
dan sholat dluhur berjamaah yaitu mulai pukul 12.00-13.30, sehingga
46
pembelajaran Matematika sering kali dimulai jam 12.15 dan ketika jam 13.15,
peserta didik sudah tidak konsentrasi karena siap-siap untuk pulang. Jadi
pembelajaran efektif hanya berlangsung satu jam. Sedangkan pada hari Jum’at
berlangsung pada jam 10.15-11.45. Dan untuk kelas X B, pembelajaran
Matematika pada hari Rabu berlangsung mulai pukul 08.30-10.00, dan untuk
hari Jum’at berlangsung pukul 07.00-08.30. Dengan waktu yang telah
ditetapkan oleh pihak sekolah seperti itu, maka guru lebih sering menggunakan
metode ceramah, daripada diskusi ataupun demonstrasi dalam pembelajaran
Matematika tak terkecuali dalam materi Logika Matematika.
Ibu Eny selaku guru mata pelajaran Matematika menyebutkan bahwa
dalam pembelajaran utama sebagian besar peserta didik kelihatan sudah paham
dan “mudeng” serta dapat mengerjakan soal yang diberikan. Mereka jika
ditanya oleh ibu Eny “sudah paham anak-anak”, dan mereka jawabnya selalu
“sudah Bu......”. Dalam pembelajaran Matematika materi pokok Logika
Matematika peserta didik lebih cenderung pasif, dan guru sebagai nara sumber
yang utama. Peserta didik hanya maju ke depan untuk mengerjakan soal yang
telah diberikan oleh guru, dan peserta didik yang maju ke depan untuk
mengerjakannya hanya orang-orang tertentu saja. 62
2. Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran Matematika Materi Pokok Logika
Matematika di Kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran
2010/2011.
Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Matematika khususnya dalam
materi pokok Logika Matematika berhasil atau tidak, maka Ibu Eny
mengadakan tes evaluasi setelah materi selesai diajarkan. Berdasarkan data
hasil evaluasi Matematika materi pokok Logika Matematika, lebih dari 60%
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja belum mencapai
ketuntasan belajar.63
Ketuntasan belajar Matematika khususnya materi Logika
Matematika berdasarkan pada KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu
62 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 9 februari 2011 jam 12.00-selesai 63 Dokumentasi nilai ulangan harian Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
47
60. Adapun yang menentukan KKM adalah dari guru bidang studi masing-
masing.64
Karena gurulah yang lebih tahu tentang kemampuan murid, tingkat
esensial (kepentingan) indikator atau kompetensi dasar terhadap standar
kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik, dan tingkat
kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator atau kompetensi dasar
yang harus dicapai. Peserta didik dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar
jika nilai hasil belajarnya Di kelas XA yang jumlah peserta didiknya 29
orang, hanya 10 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar Matematika
dan 19 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan di
XB yang jumlah peserta didiknya juga 29 orang, hanya 11 peserta didik yang
mencapai ketuntasan belajar Matematika dan 18 peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar.65
Terdapat beberapa peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
yang kemampuan dalam memahami Matematika khususnya materi Logika
Matematika kurang dibandingkan dengan teman-temanya yang lain. Untuk
kelas XA peserta didik yang kemampuan sedikit rendah dibandingkan dengan
teman yang lain adalah Ari Damayanto, Abdul Fatah, dan Saiful Arif. Dan
untuk peserta didik kelas XB yang kemampuan Matematikanya kurang adalah
Mayang Mawarista, Sri Utari, dan Surfayatun. Terdapat suatu kejadian yang
menarik, pada waktu pertama kali mengajar di kelas X B Ibu Eny menyangka
bahwa Sri Utari dan Mayang Mawarista adalah peserta didik yang pandai,
mereka cepat dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Teman-
temanya masih sibuk menyelesaikan soal, mereka sudah selesai, dan dengan
bangganya mereka bersantai-santai ria. Ternyata, setelah beberapa kali
mengajar, ibu Eny mengetahui bahwa hasil pekerjaaan dari Sri Utari dan
Mayang Mawarista selalu salah, tetapi tetap saja dalam pertemuan-pertemuan
selanjutnya dalam pembelajaran Matematika, mereka cepat dalam
menyelesaikan soal dan nilai ulangan harian, nilai mid semester, dan nilai
64 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 9 februari 2011 jam 12.00-selesai
65 Dokumentasi nilai ulangan harian Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
48
semesterannya selalu lebih rendah dari teman-temannya. Ada salah satu
peserta didik bernama Zidni Syukron dari kelas X A, yang biasanya sering
maju mengerjakan soal di depan, tetapi dia termasuk dalam peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan.66
Kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami dan
menyelesaikan soal berbeda-beda antara satu anak dengan yang lain. Ada anak
yang mampu dalam menyelesaikan soal ingkaran atau negasi tetapi tidak
mampu dalam menyelesaikan soal tentang invers, konvers, dan kontraposisi.
Ada yang salah hanya di tabel kebenarannya. Ada juga yang salah dalam
menyelesaikan soal tentang penarikan kesimpulan. Berikut ini beberapa
pekerjaan peserta didik dalam mengerjakan ulangan harian Matematika materi
pokok Logika Matematika :67
Salah satu hasil pekerjaan peserta didik dalam menyelesaikan soal negasi
dengan pertanyaan, tentukan ingkaran dari “Rizqi pergi ke jakarta atau tidak
bertemu dengan Nono” adalah sebagai berikut.
Rizqi pergi ke jakarta dan bertemu Nono
Padahal jawaban yang benar adalah Rizqi tidak pergi ke jakarta dan bertemu
Nono. Jadi peserta didik tersebut belum menegasikan pernyataan rizqi pergi ke
jakarta, sedangkan untuk kata “atau” sudah dinegasikan menjadi “dan”, dan
pernyataan “ tidak bertemu Nono” sudah dinegasikan menjadi bertemu Nono.
Salah satu hasil pekerjaan peserta didik dengan pertanyaan “tentukan
konvers, invers, dan kontraposisi dari kalimat jika ulangan dibatalkan maka
semua siswa akan senang”.
Konvers : jika ulangan dibatalkan maka semua siswa akan senang
Invers: jika ulangan dibatalkan maka beberapa siswa tidak senang.
66 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 22 februari 2011 jam 12.00-selesai
67 Dokumentasi data lembar ulangan harian mateMatematika materi pokok Logika
Matematika kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
49
Kontraposisi : jika ulangan tidak dibatalkan maka beberapa siswa tidak
akan senang.
Padahal jawaban yang benar adalah.
Konvers : jika semua siswa akan senang maka ulangan dibatalkan.
Invers : jika ulangan tidak dibatalkan maka beberapa siswa tidak
senang
Kontraposisi : jika beberapa siswa tidak senang maka ulangan tidak
dibatalkan.
Dari jawaban peserta didik yang konvers, menunjukkan bahwa peserta
didik menulis ulang dari pertanyaan. Sedangkan jawaban mengenai invers,
peserta didik belum menegasikan pernyataan “jika ulangan dibatalkan”, dan
sudah menegasikan pernyataan “semua siswa akan senang” menjadi beberapa
siswa tidak akan senang”. Untuk jawaban tentang kontraposisi, peserta didik
sudah menegasikan pernyataan “jika ulangan dibatalkan” menjadi “jika
ulangan tidak dibatalkan”, dan pernyataan “semua siswa akan senang” menjadi
“beberapa peserta didik tidak akan senang”, tetapi peserta didik belum
membalik pernyataan tersebut.
Salah satu hasil pekerjaan siswa dengan pertanyaan tentukan kesimpulan
dari :
Premis 1 : jika rina rajin bertanya dan belatih soal maka ia cepat menjawab soal
ulangan
Premis 2 : Rina naik kelas atau tidak cepat menjawab soal ulangan
Premis 3 : Rina tidak naik kelas.
Jika Rina rajin bertanya dan berlatih soal maka rina naik kelas
Padahal jawaban yang benar adalah “Rina tidak rajin bertanya atau berlatih
soal”. Soal tersebut diselesaikan dengan dua tahap. Pertama, antara premis 1
dan premis 2 dilakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan modus
silogisme dan hasilnya “jika Rina rajin bertanya dan berlatih soal maka akan
50
naik kelas”. Kedua, hasil dari penarikan kesimpulan antara premis 1 dan
premis 2 dengan premis 3 dilakukan penarikan kesimpulan dengan modus
tollens dan hasilnya “Rina tidak rajin bertanya atau berlatih soal”. Dari
jawaban peserta didik me N.U.njukkan bahwa peserta didik hanya
menyelesaikan tahap pertama.
Salah satu pekerjaan peserta didik dengan pertanyaan, selidiki dengan
tabel kebenaran apakah pernyataan
kontradiksi atau tautologi
p q
B B S S B S S
B S S B B B S
S B B S B S S
S S B B S B S
Padahal jawaban yang benar adalah
p q
B B S S B S B
B S S B B B B
S B B S S S B
S S B B S S B
Dari jawaban peserta didik menunjukkan bahwa dari tiga kolom yang terakhir
peserta didik melakukan kesalahan dalam menentukan tabel kebenarannya.
Dengan adanya peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar,
maka perlu dilakukan usaha perbaikan yaitu melalui pembelajaran remedial.
51
3. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di
Kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berikut ini proses pembelajaran remedial Matematika materi pokok
Logika Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
a. Perencanaan pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
Sebelum dilakukan pembelajaran remedial, Ibu Eny mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam memahami
materi Logika Matematika, letak kesalahan peserta didik dalam
menyelesaikan soal serta faktor-faktor penyebabnya. Berdasarkan lembar
jawaban tes evaluasi Matematika materi pokok Logika Matematika,
mayoritas kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal adalah
ketidaktahuan konsep dalam materi Logika Matematika. Karena banyak
peserta didik yang menjawab salah karena memang tidak tahu rumusnya
atau belum selesai proses pengerjaannya. Hal ini disebabkan
ketidaksungguhan mereka dalam belajar serta kurang latihan dalam
mengerjakan soal. Mereka lebih tertarik untuk facebook-an serta sms-an
sama teman. Hal itu menyebabkan mereka kurang konsentrasi dan kurang
semangat dalam belajar. Selain itu materi Logika Matematika terdapat
konsep yang harus dipahami, juga rumus yang harus dihafalkan, sehingga
banyak berlatih soal adalah kunci untuk memahami dan menguasai materi
Logika Matematika. Terlebih lagi jika mereka menganggap Matematika
sebagai suatu mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Sehingga saat
ulangan mereka tidak mampu mengerjakan dengan benar dan mendapat
nilai yang jelek.68
Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dan jumlah
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, ibu Eny memutuskan
untuk melakukan pelaksanaan pembelajaran ulang dengan metode yang
berbeda dengan metode yang digunakan saat pembelajaran utama. Pada
68 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 9 februari 2011 jam 12.00-selesai
52
pembelajaran utama guru sebagai nara sumber, sedangkan pada
pembelajaran remedial berpusat pada peserta didik agar pembelajaran
bermakna dapat terwujud. Sebelum pelaksanaan pembelajaran remedial
peserta didik diminta untuk mengerjakan ulang soal ulangan harian dan
mempelajari ulang materi Logika Matematika, karena dalam pembelajaran
remedial peserta didik ditunjuk secara acak untuk menjelaskan soal ulangan
tersebut. Jadi semua peserta didik dituntut untuk belajar di rumah. Selain itu
juga menggunakan metode drill yang bertujuan agar peserta didik lebih
paham konsep dan lebih hafal rumus.69
b. Pelaksanaan pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Untuk kelas XB, pelaksanaan pembelajaran remedial dilakukan pada
hari rabu tanggal 16 Februari 2011 dengan kehadiran 28 peserta didik, dan
satu peserta didik yang tidak hadir karena sakit. Pembelajaran dilaksanakan
dalam waktu KBM (kegiatan belajar mengajar) mulai 08.30-10.00.
Sedangkan pembelajaran remedial di kelas XA dilakukan pada hari rabu
tanggal 16 februari 2011 mulai 12.00-12.30 dengan kehadiran peserta didik
26 peserta didik, dan 3 peserta didik tidak hadir. Pembelajaran remedial
Matematika materi pokok Logika Matematika ini hanya dilakukan satu kali
pertemuan dengan waktu 90 menit. Dalam waktu 90 menit tersebut, guru
memberikan penjelasan dan pembahasan ulang tentang materi yang
diremedialkan, selanjutnya guru langsung memberikan evaluasi berupa tes
untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar Matematika
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran remedial.70
Dalam hal ini yang membahas ulang soal ulangan adalah peserta
didik, guru hanya sebagai fasilitator. Sebelumnya peserta didik diminta
untuk mengerjakan lagi soal ulangan harian Matematika materi pokok
Logika Matematika dan mempelajarinya di rumah. Guru memberikan
penambahan materi yang belum disampaikan oleh peserta didik dan
69 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti 9 februari 2011 jam 12.00-selesai
70 Observasi saat pembelajaran remedial tanggal 16 februari 2011
53
memberikan penjelasan materi pada materi yang peserta didik merasa sulit
dalam memahaminya, serta membenarkan jika terjadi kesalahan baik salah
dalam pemahaman konsep maupun salah dalam proses pengerjaan akibat
kekurangtelitian dari peserta didik. Karena sifat pokok dari kegiatan
pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep yang
komplek; (2) menjelaskan konsep yang kabur; dan (3) memperbaiki konsep
yang salah tafsir. Guru menunjuk secara acak peserta didik yang membahas
soal di depan kelas, sehingga peserta didik dituntut untuk belajar terlebih
dahulu di rumah. Pembahasan soal dilakukan selama 30 menit.
Setelah membahas soal ulangan harian Matematika materi pokok
Logika Matematika disertai dengan penjelasan materi yang dirasa sulit oleh
peserta didik, guru mereview atau mengulas kembali materi tersebut dan
disela-sela itu memberi pertanyaan-pertanyaan maupun soal-soal kepada
peserta didik. Seperti, apa yang dinamakan konjungsi, disjungsi, implikasi,
dan biimplikasi? dan bagaimana tabel kebenarannya?, apa yang dinamakan
tautologi dan kontradiksi?, berapa macam penarikan kesimpulan dalam
Logika Matematika?, dan lain sebagainya. Selain pertanyaan ataupun soal
ditujukan terhadap peserta didik secara klasikal, pertanyaan juga diberikan
secara individual terhadap peserta didik yang kemampuan memahami dan
menyelesaikan soal rendah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat kepahaman dari peserta didik khususnya bagi peserta didik
yang kemampuannya kurang dalam memahami dan menguasai materi
pokok Logika Matematika dan membantu mereka untuk lebih memahami
dan menguasai materi tersebut. Kegiatan ini dilakukan selama 20 menit.
Selanjutnya peserta didik diminta untuk mempelajari materi Logika
Matematika dan memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya jika
terjadi kesulitan. Kegiatan ini dilakukan selama 10 menit sebelum
pelaksanaan tes atau evaluasi. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih
paham dan meningkatkan daya ingat sehingga dapat mengerjakan soal
remidi dengan mudah.
54
Sebagian besar peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
antusias dan semangat. Hal itu ditandai dengan renspon dari peserta didik
yang aktif dalam mengikuti pembelajaran seperti semangat dalam
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru maupun dari
teman-teman. Dalam pembelajaran remedial, secara keseluruhan peserta
didik bersikap tenang tetapi terdapat peserta didik yang kurang begitu
serius, dan itu merupakan perilaku yang wajar dalam setiap pembelajaran
karena dalam suatu kelas kemungkinan besar terdapat peserta didik yang
trouble maker. Untuk kelas X A peserta didik yang kurang memperhatikan
penjelasan guru maupun temannya dalam pembelajaran remedial adalah
Suyudi, sedangkan untuk kelas X B semua peserta didik memperhatikan
penjelasan guru maupun temannya, dan ada sedikit canda atau gurauan
dalam pembelajaran itu merupakan hal yang wajar asalkan tidak berlebihan.
Karena sedikit canda itu juga perlu dilakukan agar kondisi pembelajaran
kembali hidup dan membuat peserta didik bersemangat.71
c. Evaluasi pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Setelah proses pembelajaran remedial selesai, guru langsung
memberikan evaluasi berupa soal yang terdiri dari empat soal yang harus
diselesaikan oleh peserta didik dengan waktu 30 menit. Dengan waktu yang
singkat tersebut peserta didik harus mengerjakan empat soal yang telah
diberikan, dalam membuat soal tersebut guru juga menyesuaikan dengan
waktu pengerjaan soal. Satu soal tentang negasi atau ingkaran; satu soal
tentang konvers, invers, dan kontraposisi; satu soal tentang tautologi dan
kontradiksi dengan menggunakan tabel kebenaran; dan terakhir tentang
penarikan kesimpulan. Dalam mengerjakan soal, masih terdapat peserta
didik yang menengok temannya. Dan segera diperingatkan oleh Ibu Eny.
Tetapi juga terdapat peserta didik yang percaya diri dan mengerjakannya
sendiri.72
71 Observasi saat pembelajaran remedial tanggal 16 februari 2011 72 Observasi saat pembelajaran remedial tanggal 16 februari 2011
55
Berdasarkan hasil tes evaluasi pembelajaran remedial, ternyata masih
terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika.
untuk kelas X A semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
mampu mencapai ketuntasan belajar, tetapi terdapat 3 peserta didik yang
tidak mengikuti pembelajaran remedial dan nilai ulangannya di bawah 60.
Jadi untuk kelas X A, terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Mereka adalah Ahmad Nashirin, Muhammad Latif
Hidayat, dan Novita Sari. Sedangkan untuk kelas X B terdapat tiga peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan terdapat satu peserta
didik yang tidak mengikuti pembelajaran remedial. Tetapi karena nilai
ulangan peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran remedial di atas
60, maka dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar Matematika. Jadi
untuk kelas X B, terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Mereka adalah Ana Maratul Kibtiyah, Mayang
Mawarista, dan Siti Utari.
Karena setelah dilaksanakan pembelajaran remedial yang pertama, masih
terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, maka guru
memberikan pembelajaran remedial yang kedua. Berikut ini deskripsi proses
pelaksanaan pembelajaran remedial Matematika kedua materi pokok Logika
Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
a. Analisis evaluasi data hasil ulangan remedial pertama
Dari hasil ulangan remedial pertama, masih terdapat peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan. Untuk kelas X A semua peserta didik
yang mengikuti pembelajaran remedial pertama, mampu mencapai
ketuntasan belajar. Dalam hal ini guru dikatakan berhasil dalam melakukan
pembelajaran remedial, karena semua peserta didik yang mengikuti
pembelajaran remedial mampu mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Tetapi berhubung terdapat tiga peserta didik yang tidak mengikuti
pembelajaran remedial dan nilai ulangan Matematika materi pokok Logika
Matematika belum mencapai ketuntasan belajar, maka mereka dinyatakan
belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk yang kelas X B
56
terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan dua
diantaranya adalah peserta didik yang kemampuan Matematikanya kurang
yaitu Mayang Mawarista dan Siti Utari. Dari lembar jawaban ulangan
remedial, menunjukkan bahwa mereka belum faham betul tentang materi
Logika Matematika, karena jawabannya itu hampir mirip dengan jawaban
soal ulangan kemarin. Padahal soalnya beda. Satu peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan adalah Ana Maratul Kibtiyah, anak ini tidak hadir saat
tes evaluasi Matematika materi Logika Matematika. Dengan masih terdapat
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan maka dilakukan
pembelajaran remedial yang kedua.
b. Pelaksanaan remedial kedua materi pokok Logika Matematika
Sebelum melaksanakan pembelajaran remedial yang kedua, ibu Eny
menentukan teknik ataupun metode yang digunakan dalam pembelajaran
remedial Matematika kedua. Karena peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja yang belum mencapai ketuntasan cuma 6 orang. Maka guru
memberikan penugasan berupa mengumpulkan artikel tentang materi
Logika Matematika. penugasan ini dikerjakan di luar sekolah dan
dikumpulkan paling lambat dua hari setelah pemberitahuan.
c. Evaluasi hasil pembelajaran kedua
Dari pembelajaran yang remedial yang kedua, semua peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan mengumpulkan tugas tambahan. Jadi
dengan pengumpulan tugas tersebut semua peserta didik kelas X M.A. N.U.
04 Al Ma’arif Boja dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar
Matematika materi pokok Logika Matematika. Sehingga dengan
pembelajaran remedial, mampu mengantarkan peserta didik mencapai
ketuntasan belajar Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika.
57
C. Tingkat Ketuntasan Belajar Matematika Materi Pokok Logika
Matematika pada kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Setelah
Dilakukan Pembelajaran Remedial
Berikut ini daftar nilai ulangan atau nilai sebelum dan nilai sesudah
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.73
Daftar nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial ke-1 kelas X A
No. Nama Nilai pra
remidi Nilai post remidi
1 Abdul fatah 44 67
2 Achmad nasirin 45 Tidak hadir
3 Afiatur rohmah niah 45 90
4 Alifatul latifah 89 90
5 Ari dariyanto 45 66
6 Basaroh 63 80
7 Dwi darmayanti 41 60
8 Erna titik wijayanti 70 80
9 Hesti pratiwi 60 72
10 Lina khunnatun Nuroniyah 60 80
11 Maulida rahma 50 80
12 Mazidah khusna 88 90
13 Miftakhur rohmah 45 70
14 Muhammad muhafidhibn 50 64
15 Muhammad saiful arif 47 70
16 Muhammad latif hidayat 54 Tidak hadir
17 Nur fitriyah 70 80
18 Nur jannah 65 72
19 Nurul latifah 48 80
20 Oktiyana adriyani 47 88
21 Siti marfuah 45 77
22 Siti muslichah 51 72
23 Sri hesti lestari 62 77
24 Suyudi 51 70
25 Tuty awaliyah 42 80
26 Uswatun hasanah 41 80
27 Wahyu ana khoirun nisa 68 80
73Dokumentasi data nilai ulangan harian materi pokok logika Matematika dan data nilai
remidial kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
58
28 Zidni syukron 59 65
29 Novita sari 37 Tidak hadir
Rata-rata 53,96 76,5
Tingkat ketuntasan belajar 34,48% 89,3%
Daftar nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial ke-1 kelas X B
No Nama Nilai pra remedial Nilai post remedial
1 Abdul Rozaq 47 60
2 Ainur Chabibah 65 81
3 Ana Maratul K Tidak hadir 53
4 Anjar Kurniawan Tidak hadir 82
5 Bela Agustin 60 80
6 Danis Budiyono Tidak hadir 82
7 Epiyani 53 77
8 Fifi Oktaviana 47 71
9 Ika Afriani 60 72
10 Ika Murniawati 88 85
11 Lilik Wahyu Widiyanti 41 70
12 Manisah 47 85
13 Mayang Mawarista 45 52
14 Mita Kumala Sari 41 65
15 Muhamad Nurfaizin 63 Tidak hadir
16 Muhammad Rifa’i 35 74
17 Novita Dwi Astuti 54 85
18 Nur Laila Lutfia 60 85
19 Nur Muhammad Nasirin 44 86
20 Nurul Hekmawati 68 73
21 Octa Rafianti 78 89
22 Salafudin 67 89
23 Siti Aisah 70 75
24 Siti Munasyaroh 47 60
25 Siti Utari 35 50
26 Taufiq Nur Ihsan 54 82
27 Umi Mutmainnah 43 77
28 Vina Mazidah Khusna 45 67
29 Surfayatun 41 79
Rata-rata 54,58 74,3
Tingkat ketuntasan belajar 37,93% 89,3%
59
Berdasarkan data nilai di atas, sebagian besar nilai ulangan Matematika
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada materi pokok Logika
Matematika masih dibawah 60. Padahal kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh guru mata pelajaran Matematika adalah Sehingga banyak
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk kelas XA yang
jumlah peserta didiknya 29 orang, hanya 10 peserta didik yang mencapai
ketuntasan belajar Matematika dan 19 peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Sedangkan di XB yang jumlah peserta didiknya juga 29 orang,
hanya 11 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar Matematika dan 18
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar . Sehingga perlu
dilaksanakan usaha perbaikan yakni melalui pembelajaran remedial. Untuk kelas
X A semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial mampu
mencapai ketuntasan belajar. Karena nilai yang diperoleh di atas KKM yang
ditentukan yaitu . Tetapi terdapat tiga peserta didik yang tidak mengikuti
pembelajaran remedial dan nilai ulangan mereka belum mendapat nilai 60.
Sehingga untuk kelas X A yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika
khususnya pada materi pokok Logika Matematika adalah tiga orang. Mereka
adalah Ahmad Nashirin, Muhammad Latif Hidayat, dan Novita Sari. Sedangkan
untuk kelas X B terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar karena nilai remedialnya kurang dari 60. Mereka adalah Ana Maratul
Kibtiyah, Mayang Mawarista, dan Siti Utari. Sedangkan dalam pembelajaran
remedial kelas X B terdapat satu peserta didik yang tidak mengikuti, tetapi karena
dia memperoleh nilai ulangan maka dia dinyatakan telah mencapai
ketuntasan belajar.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika, hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan. Untuk kelas XA, sebelum diadakan
pembelajaran remedial, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
Matematika sebanyak 19 orang, dan setelah diadakan pembelajaran remedial
hanya 3 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan itu disebabkan
60
karena mereka tidak mengikuti pembelajaran remedial. Untuk kelas XB, sebelum
diadakan pembelajaran remedial, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 28 orang, dan setelah diadakan pembelajaran terdapat 3 peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Karena dengan pembelajaran remedial yang pertama, terdapat peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika , maka Ibu Eny memutuskan
untuk memberikan tugas tambahan bagi peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar Matematika khususnya pada materi pokok Logika Matematika.
Yaitu berupa mengumpulkan artikel yang berhubungan dengan materi Logika
Matematika. Dengan mengumpulkan tugas tambahan tersebut, maka peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika khususnya materi pokok
Logika Matematika dianggap dan dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar.
Pengumpulan tugas dikumpulkan dalam waktu dua hari setelah pemberitahuan,
dan diserahkan langsung kepada Ibu Eny oleh setiap peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar. Sehingga disimpulkan bahwa dengan pembelajaran
remedial, semua peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mampu
mencapai ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika Matematika sesuai
dengan KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dengan tingkat ketuntasan
belajar Matematika 100% .
D. Analisis pembelajaran Remedial di M.A. N.U 04 Al Ma’arif Boja Materi
Pokok Logika Matematika Tahun Pelajaran 2010/2011
Dari penelitian yang telah dilaksanakan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
dengan judul “Pembelajaran remedial Matematika Materi Pokok Logika Dalam
Mencapai Ketuntasan Belajar Matematika”. Berdasarkan data yang diperoleh
melalui observasi, interview, dan dokumentasi. Maka penulis akan menganalisa
temuan yang ada dan menjelaskan tentang implikasi dari penelitian.
Dari keterangan dalam teknik analisa data dalam penelitian ini,
menggunakan analisis deskriptif kualitatif maupun kuantitatif dan data yang
diperoleh baik melalui observasi, interview, dokumentasi, dari pihak-pihak yang
mengetahui tentang data yang penulis butuhkan. Adapun data yang akan
61
dipaparkan dan dianalisa oleh penulis sesuai dengan rumusan penelitian. Untuk
lebih jelasnya penulis akan membahasnya
1. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di kelas
X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011 Dalam Mencapai
Ketuntasan Belajar
Berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006, pelaksanaan kurikulum
memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan
tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi siswa yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. Ini diperjelas
pada panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa KTSP
yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan
Permendiknas No. 6 Tahun 2007, yang menerapkan sistem pembelajaran
berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual siswa.
Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk perbaikan bagi peserta
didik yang memiliki nilai kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditetapkan oleh guru masing-masing bidang studi. Hal ini dilakukan
agar peserta didik yang tidak tuntas dapat mempersiapkan diri untuk lebih
fokus sedangkan untuk waktu dan tempat pelaksanaan pembelajaran remedial
dilaksanakan telah ditentukan oleh guru.
Secara garis besar prosedur pembelajaran remedial dikelompokkan
menjadi 4 tahap yaitu :
5) Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-
kegiatan berikutnya dan menemukan kesulitan yang dihadapi (diagnosis).
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik yang meliputi : letak
kesalahan menyelesaikan masalah, kesulitan yang dihadapi, dan faktor-
faktor penyebab timbulnya kesulitan tersebut.
62
6) Menentukan tindakan yang harus dilakukan (prognosis). Merupakan
langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk
membantu peserta didik mengatasi kesulitannya.
7) Treatment (pelaksanaan bantuan). Berdasarkan skala prioritas yang
diberikan pada langkah prognosis, guru mencoba untuk memberikan
bantuan dengan teknik atau cara bantuan yang paling efisien dan efektif.
Bantuan yang efektif dan efisien adalah bantuan yang diperkirakan
memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang
paling hemat.
8) Melakukan evaluasi kembali sudah sejauh mana pengajaran remedial
tersebut telah dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan yang paling
utama dari evaluasi ini adalah dipenuhinya criteria tingkat keberhasilan
minimal yang diharapkan, misalnya 75 % atau 80 % (tergantung dari
kebijakan dari masing-masing sekolah). Bila terenyata masih belum
berhasil, hendaknya dilakukan kembali diagnosis, prognosis, dan pengajaran
remedial berikutnya. Siklus yang sama akan terus berlanjut hingga criteria
minimal kelulusan telah terpenuhi.
Dalam pembelajaran remedial Matematika khususnya materi pokok
Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif, guru mata pelajaran
Matematika kelas X sudah melakukan prosedur sesuai dengan pelaksanaan
pembelajaran remedial mulai dari menentukan kesulitan yang dihadapi peserta
didik, menentukan penanganan yang dilakukan bagi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar, melaksanakan pembelajaran remedial
(penanganan) sesuai dengan teknik dan metode yang telah ditentukan, sampai
mengevaluasi sejauh mana pembelajaran remedial mampu mencapai
ketuntasan belajar Matematika. Ibu Eny melakukan pembelajaran remedial
dengan sungguh-sungguh, namun terdapat ketidakoptimalan dalam
melaksanakan langkah-demi langkah dalam pembelajaran remedial
Matematika tersebut.
Dalam menentukan kesulitan yang dihadapi peserta didik, guru hanya
menggeneralisasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik.
63
Guru belum menentukan kesulitan-kesulitan yang spesifik yang dihadapi oleh
peserta didik secara individu. Guru menentukan kesulitan secara klasikal, yang
ditentukan dari perilaku, sifat, dan aktifitas peserta didik saat pelaksanaan
pembelajaran utama dan remedial dan dari hasil ulangan harian Matematika
materi pokok Logika Matematika. Guru seharusnya memberikan perhatian
yang lebih pada peserta didik yang kemampuannya rendah dalam memahami
dan menguasai Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika. Guru
juga lebih teliti dan cermat dalam menentukan kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi dalam memahami materi Logika Matematika, sehingga mampu
menentukan bantuan yang tepat bagi mereka dan mampu memberikan cara-
cara yang baik dalam belajar.
Waktu pelaksanaan pembelajaran remedial Matematika materi pokok
Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dilakukan pada waktu
kegiatan belajar sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang ada dan tempat di
ruang kelas masing-masing, yaitu ruang kelas X A dan ruang kelas X B. Hal ini
dilakukan karena terbatasnya waktu dari pihak guru. Dengan dilakukannya
pembelajaran remedial dalam waktu kegiatan belajar, secara tidak langsung
akan mengurangi jam untuk materi selanjutnya. Pembelajaran remedial ini
diikuti oleh semua peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja, karena
dilakukan dalam waktu kegiatan pembelajaran, sehingga bagi peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar tidak bisa melanjutkan materi
selanjutnya. Dalam hal ini, guru tidak begitu memperhatikan perkembangan
dari peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar Matematika
walaupun jumlahnya sedikit. Seharusnya bagi peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberikan progam pengayaan untuk lebih
mengembangkan pengetahuan mereka.
Teknik atau metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial ini
adalah metode drill soal, dengan pembelajaran berbasis pada peserta didik.
Metode drill dilakukan karena kurangnya latihan dari peserta didik dalam
mengerjakan soal-soal materi pokok logika Matematika sehingga banyak
peserta didik salah dalam mengerjakan soal. Penulis berpendapat bahwa
64
metode drill adalah metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran remedial
ini karena mayoritas kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal
disebabkan ketidaktahuan dan ketidakhafalan mereka pada rumus yang ada.
Dengan diterapkannya metode drill, peserta didik lebih terlatih dalam
menyelesaikan soal. Selain itu, pembelajaran remedial dilakukan dengan
berpusat pada peserta didik, agar pembelajaran bermakna dapat terwujud
karena peserta didik dilibatkan penuh dalam proses pembelajaran. Tetapi dalam
faktanya, ketika pembelajaran remedial berlangsung pembelajaran remedial
tidak sepenuhnya berpusat pada peserta didik, dan guru masih berperan sebagai
nara sumber, tetapi tidak sebesar ketika pembelajaran utama. Masih terdapat
peserta didik yang belum paham konsep maupun teori mengenai materi Logika
Matematika, sehingga guru harus terjun langsung dalam pembelajaran remedial
dan membenarkan konsep teori yang salah dan aplikasi teori yang salah tafsir.
Dalam pembuatan soal tes, guru hanya membuat satu padahal
pembelajaran remedial dilakukan pada dua kelas. Hal ini memungkinkan
kecurangan-kecurangan pada peserta di kelas X A karena pelaksanaan
pembelajaran di kelas tersebut dilakukan setelah kelas X B dilaksanakan
pembelajaran remedial. Seharusnya guru membuat soal yang berbeda antara
kelas X A dan kelas X B.
Pembelajaran remedial pada masing-masing kelas dilakukan selama 90
menit (2 jam pelajaran). Dengan proses pembelajaran yang telah disebutkan di
atas, pembelajaran kurang optimal bila dibandingkan dengan waktu yang
disediakan. Pembahasan soal ulangan dilakukan selama 30 menit. Waktu ini
sudah cukup dalam pembahasan soal ditambah dengan penjelasan guru, karena
sebelumnya peserta didik diminta untuk mengerjakan ulang dan mempelajari
kembali materi Logika Matematika di rumah. Tetapi kendalanya dengan
peserta didik menulis hasil pekerjaannya di papan tulis menyita waktu lebih
lama, padahal papan tulis sudah dibagi dua bagian. Sehingga guru kekurangan
waktu dalam memberikan penjelasan yang lebih atau penambahan tentang
materi tersebut.
65
Selanjutnya Guru mereview materi Logika Matematika dan disela-sela
itu memberi pertanyaan-pertanyaan maupun soal-soal kepada peserta didik.
Kegiatan tersebut dilakukan selama 20 menit. Dengan waktu 20 menit,
pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik hanya beberapa soal.
Pertanyaan yang diberikan juga tidak mencakup semua materi yang ada. Materi
yang ditanyakan adalah materi yang kebanyakan peserta didik menjawabnya
salah. Dalam rencana semula, guru ingin menekankan pada peserta didik yang
kemampuannya rendah, tetapi itu tidak bisa dilakukan dengan optimal karena
dari pihak peserta didik tersebut tidak berusaha untuk mencari solusi dari
kesulitan yang dihadapi, peserta didik cenderung menerima apa adanya dan
pasrah dengan kesulitan yang dihadapi. Mereka yang kemampuan
Matematikanya rendah cenderung tidak aktif dibandingkan dengan teman-
temannya yang lain. Selain itu apabila disuruh mengerjakan soal, mereka yang
berkemampuan kurang daripada teman-temannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga akan menyita waktu dan kegiatan selanjutnnya. Guru belum bisa
membantu mereka menguasai materi dalam pembelajaran yang klasikal.
Seharusnya mereka membutuhkan pengajaran secara personal atau individual
di luar pembelajaran tersebut.
Kemudian setelah kegiatan tersebut, peserta didik diminta untuk
mempelajari kembali selama 10 menit. Hal itu dilakukan agar peserta didik
lebih siap dalam mengerjakan tes evaluasi dalam pembelajaran remedial.
Kegiatan ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulas materi
yang telah disampaikan dan juga memberi kesempatan waktu peserta didik
untuk bertanya baik kepada guru maupun teman jika terdapat kesulitan dalam
memahami suatu materi.
Tes evaluasi dalam pembelajaran remedial dilakukan selama 30 menit.
Dengan waktu yang relatif singkat, peserta didik diminta untuk menyelesaikan
4 soal. Bagi peserta didik yang sudah paham tentu dapat mengerjakan soal
dengan waktu yang disediakan, tetapi mereka yang belum begitu paham dan
mengerti tentang materi tersebut mereka cenderung tergesa-gesa dalam
mengerjakannya.
66
Dari hasil evaluasi pembelajaran remedial, masih terdapat peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika, sehingga guru
memberikan tugas tambahan berupa mengumpulkan artikel mengenai materi
Logika Matematika. Dengan mengumpulkan tugas tersebut peserta didik
dianggap dan dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar Matematika. Hal
ini terdapat kelebihan dan kekurangan bagi perkembangan kemampuan peserta
didik. Dengan tugas tersebut, pengetahuan mereka bertambah mengenai materi
Logika Matematika, tetapi kemampuan mereka dalam menyelesaikan soal
tidak meningkat karena tidak diberi tugas berupa soal-soal. Dan mereka
sebenarnya membutuhkan bimbingan secara khusus dari guru untuk dapat
memahami dan menguasai suatu materi dalam hal ini materi Logika
Matematika.
2. Tingkat Ketuntasan Belajar Matematika Materi Pokok Logika Matematika di
kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja Setelah Pelaksanaan Pembelajaran
Remedial
Dari hasil pengerjaan tes evaluasi pembelajaran remedial, terdapat tiga
peserta didik kelas X B yang belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan
untuk kelas X A semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
mampu mencapai ketuntasan belajar. Tetapi terdapat tiga peserta didik dari
kelas X A yang tidak mengikuti pembelajaran remedial dan dari ketiga anak
tersebut nilai ulangan harian Matematika materi pokok Logika Matematika di
bawah 60, jadi untuk kelas X A tedapat tiga peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Dari data nilai sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran remedial
menunjukkan bahwa rata-rata nilai ulangan harian Matematika Logika
Matematika kelas X A adalah 53,96 dengan 11 peserta didik yang mencapai
ketuntasan dan 18 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Kemudian setelah dilakukan pembelajaran remedial rata-ratanya menjadi 76,5,
dengan tiga peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar karena tidak
mengikuti pembelajaran remedial. Sedangkan rata-rata nilai ulangan harian
Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X B adalah 54,58 dengan
67
10 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar Matematika dan 19 peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika. Dan setelah
dilakukan pembelajaran remedial rata-ratanya menjadi 74,3 dengan tiga peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Dari rata-rata sebelum dan
sesudah pembelajaran remedial me nunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dalam pembelajaran
Matematika khususnya pada materi pokok Logika Matematika.
Adapun tingkat ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika
Matematika secara klasikal untuk kelas X A sebelum pembelajaran remedial
adalah 34,48% dan setelah dilakukan pembelajaran remedial meningkat
menjadi 89,3%, sedangkan tingkat ketuntasan belajar Matematika untuk kelas
X B sebelum pembelajaran remedial adalah 37,93% dan setelah dilakukan
pembelajaran remedial terjadi peningkatan menjadi 89,3%. Berdasarkan
tingkat ketuntasan belajar Matematika sebelum dan sesudah dilakukan
pembelajaran remedial menunjukkan adanya peningkatan sebesar 54,82%
untuk kelas XA, sedangkan untuk kelas XB mengalami peningkatan ketuntasan
belajar sebesar 51,37%, tetapi belum mencapai tingkat ketuntasan hingga
100%, karena masih terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar.
Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diminta
untuk mengumpulkan artikel tentang materi Logika Matematika dan mereka
dianggap telah mencapai ketuntasan belajar. Keempat peserta didik yang tidak
mengikuti pembelajaran remedial, yaitu satu peserta didik kelas XB dan tiga
peserta didik kelas X A, tidak ada surat izin atau surat keterangan tidak masuk.
Hal ini mengundang banyak pertanyaan apakah mereka tidak mau mengikuti
pembelajaran remedial atau memang terdapat halangan sehingga mereka tidak
dapat masuk sekolah.
Dengan diadakannya pembelajaran remedial Matematika, mampu
meningkatkan hasil belajar Matematika materi pokok Logika Matematika
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dan juga mampu
mencapai ketuntasan belajar. Tetapi dengan pemberian tugas tambahan berupa
68
mengumpulkan artikel tentang materi Logika Matematika bagi peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan dengan mengumpulkan tugas
tersebut peserta didik dianggap telah mencapai ketuntasan belajar itu kurang
efektif dilakukan, karena mereka butuh bimbingan secara personal atau dalam
kelompok kecil. Dengan tambahan tugas tersebut, peserta didik hanya akan
mencari tugas tersebut dan dikumpulkan, membacanya sekilas dan langsung
diprint. Guru mata pelajaran Matematika tidak memberikan bimbingan secara
khusus bagi mereka karena terbatasnya waktu dari beliau. Di M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja, guru Matematika hanya satu orang, dan sedikit banyak waktunya
tersita untuk persiapan ujian sekolah kelas XII. Di sinilah dituntut
keprofesional dari seorang guru demi kemajuan peserta didiknya. Dalam hal ini
guru seharusnya lebih profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai
pembimbing, pendidik, dan motivator bagi peserta didik di sekolah. Guru
ataupun pihak sekolah seharusnya juga menghubungi dan memberitahu orang
tua mereka tentang perilaku, hasil belajar, dan sikap putra-putri mereka ketika
berada dalam lingkungan sekolah, agar dapat ditentukan perlakuan yang tepat
yang ditujukan pada mereka. Orang tua bersama dengan guru hendaknya
melakukan musyawarah bersama dan melakukan suatu kerja sama, karena
kalau di rumah orang tualah yang berperan penuh dalam mendidik,
membimbing dan mengawasi sedangkan kalau disekolah gurulah yang
mendidik, dan membimbing anak. Oleh karena itu antara peserta didik, guru,
dan orang tua harus terjalin suatu hubungan yang apik demi perkembangan dan
kemajuan peserta didik dalam belajar.
Inti dilaksanakan pembelajaran remedial ini adalah tercapainya
ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika Matematika. Pembelajaran
remedial ini membantu mengatasi peserta didik yang kesulitan dalam belajar
sehingga mampu memahami dan menguasai materi sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ditentukan. Tetapi faktanya
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja, sudah dilakukan dengan usaha yang sungguh-
sungguh dari pihak guru, tetapi masih terdapat peserta didik yang belum
69
mencapai ketuntasan belajar. Ketidaktuntasan ini disebabkan kurang
kesungguhan dari peserta didik serta citra yang tidak menyenangkan mengenai
mata pelajaran Matematika yang masih melekat di benak mereka. Tetapi
dengan adanya tugas tambahan dari guru, mereka yang belum mencapai
ketuntasan belajar dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Jadi pembelajaran remedial Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
mampu mengantarkan peserta didiknya mencapai ketuntasan belajar
Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika, tetapi penanganan
yang dilakukan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
Matematika setelah dilakukan pembelajaran remedial belum tepat diterapkan
karena mereka membutuhkan bimbingan belajar secara individual ataupun
personal.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melalui pembahasan dan analisis mengenai pembelajaran remedial
Matematika materi pokok Logika Matematika pada peserta didik kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja, maka ada yang perlu penulis tekankan dan menjadi
kesimpulan dalam skripsi ini.
1. Di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja, sebagian besar peserta didik dalam
mata pelajaran Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika belum
mencapai ketuntasan belajar karena nilai ulangannya di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan yaitu . Nilai rata-rata ulangan
harian Matematika materi pokok Logika Matematika untuk kelas X A adalah
53,96, sedangkan nilai rata-rata untuk kelas X B adalah 54,58. Oleh karena itu
guru mata pelajaran Matematika melaksanakan pembelajaran remedial untuk
mencapai ketuntasan belajar Matematika. Pelaksanaan pembelajaran remedial
dilaksanakan dalam waktu belajar mengajar yaitu pada jam pelajaran
Matematika, dan diikuti oleh semua peserta didik kelas X baik yang sudah
mencapai ketuntasan atau yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Pembelajaran remedial berupa pembelajaran ulang dengan menggunakan
metode yang berbeda dari pembelajaran utama sebelumnya. Dalam
pembelajaran remedial Matematika ini, guru menggunakan metode drill
dengan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kemudian setelah selesai
pembelajaran remedial, peserta didik diberi tes untuk mengevaluasi sejauh
mana pembelajaran remedial mampu mencapai ketuntasan belajar Matematika
khususnya materi pokok Logika Matematika. Pembelajaran remedial dan tes
evaluasi dilaksanakan selama 90 menit.
2. Pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja, sudah dilakukan dengan usaha yang sungguh-
sungguh dari pihak guru. Tetapi masih terdapat peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar Matematika, sehingga guru memberikan tugas
71
tambahan bagi mereka yang belum mencapai ketuntasan berupa
mengumpulkan artikel mengenai materi Logika Matematika. Dengan
mengumpulkan tugas tambahan tersebut peserta didik dinyatakan telah
mencapai ketuntasan belajar Matematika. Tingkat kertuntasan belajar
Matematika sebelum pembelajaran remedial untuk kelas X A adalah 34,48%
dan setelah pembelajaran remedial pertama adalah 89,3%, sehingga dilakukan
pembelajaran remedial kedua dan mencapai ketuntasan belajar 100%.
Sedangkan tingkat kertuntasan belajar Matematika sebelum pembelajaran
remedial untuk kelas X B adalah 37,93% dan setelah pembelajaran remedial
pertama adalah 89,3%, sehingga dilakukan pembelajaran remedial kedua dan
mencapai ketuntasan belajar 100%. Jadi dengan pembelajaran remedial semua
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mampu mencapai
ketuntasan belajar Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika.
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian mengenai pembelajaran remedial
Matematika khususnya pada materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04
Al Ma’arif Boja, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyumbangkan
saran-saran yang sekiranya bermanfaat bagi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada
khususnya dan para penyelenggara pendidikan pada umumnya. Saran-saran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah
Pemerintah diharapkan konsisten dengan kebijakan yang telah
dikeluarkan. Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang didalamnya terdapat sistem belajar tuntas, maka perlu usaha perbaikan
untuk mengatasi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, salah satunya
dengan pembelajaran remedial. Pemerintah diharapkan mampu mendukung
kegiatan pembelajaran remedial baik secara moril maupun materiil secara
optimal di lembaga pendidikan dan memberikan panduan yang jelas dalam
pelaksanaan pembelajaran remedial.
2. Bagi kepala sekolah
72
Perlunya pemantauan dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan
saran serta bimbingan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi guru mata pelajaran Matematika
Berusaha meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik pada mata
pelajaran Matematika melalui pembelajaran remedial dengan menggunakan
metode ataupun teknik yang tepat sesuai dengan kesulitan yang dihadapi oleh
peserta didik. Guru diharapkan lebih mengetahui karakteristik masing-masing
peserta didik dan lebih memperhatikan kemampuan individu peserta didik
dalam setiap pembelajaran.
4. Bagi orang tua (wali murid)
Orang tua seyogyanya menjadi pihak yang dapat diajak bekerjasama
dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, karena orang tua adalah pihak yang
paham dan mengerti dengan kebiasaan peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan keluarga. Orang tua diharapkan ikut proaktif sebagai tim
evaluator yang sportif. Dalam memberikan penilaian baik dalam bentuk lisan
maupun harus bersifat objektif dalam arti sesuai dengan keadaan anak yang
sebenarnya tanpa ada manipulasi.
5. Bagi peserta didik
Ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran remedial yang dilakukan
oleh guru mata pelajaran Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja serta
berusaha mengenali kesulitan yang terdapat pada diri masing-masing peserta
didik dan berusaha menemukan solusi untuk menyelesaikan kesulitan tersebut
yaitu dengan belajar yang rajin dengan cara belajar yang baik sesuai dengan
gaya belajar setiap peserta didik.
73
C. Penutup
Dengan segala kerendahan hati, penulis megucapkan syukur alhamdulillah
kepada Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayahnya atas
selesainya penulisan skripsi ini, meskipun banyak hambatan dan rintangan yang
harus dilalui dengan perjuangan. Akan tetapi dengan memohon petunjuk-Nya dan
disertai doa dan kesabaran, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tiada kata seindah doa, penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat
bagi penulis, lembaga pendidikan, masyarakat, dan khazanah ilmu pengetahuan.
Amin
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:.
Rineka Cipta, 1999.
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. III.
Bahruddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2009.
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010, Cet IV.
Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
.........., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. III.
Bukhari, kitab Al-Ilm, Semarang: Maktabah Usaha Keluarga,%.1.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama R.I, Model Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, 2007.
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.
Hamalik, Oemar , Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dan Sukses Sertifikasi Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.
Marwanta, dkk., Matematika SMA Kelas X, Jakarta: Yudistira, 2009
Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
RosdaKarya, 2009, Cet. XXVI.
Muhaimin, Pengembangan Model KTSP Pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008.
75
Mulyana, Dedi, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosda Karya, 2003.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008.
Muslich, Masnur, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, Jakarta:Bumi Aksara, 2009, Cet. V.
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta:
PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan DEPAG, 2007.
Poerwadarmito, Wjs, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2006, Cet.III.
Sabri, M. Alifus, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2010, Cet.
IV.
Sagala, Saiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
Bandung : Alfabeta, 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 2010, Cet. V.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, Bandung :
Alfabeta, 2008, Cet. V.
Sudrajat, Akhmad, “Pembelajaran Remedial Dalam KTSP”, dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/pembelajaran-
remedial-dalam-ktsp/,
Sukmadinata, Nana Syaodih, Teknik Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
RosdaKarya, 2010, Cet. VI
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung :
Remaja Rosda Karya, 2010, Cet.XV.
Tan Oon Seng, , Educational Psychology, Wadsworth: Thomson Learning, 2001.
Wijaya, Cece, Pendidikan Remedial, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Antara Teori dan
Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. I.
75
Daftar Tabel
Tabel 1 : Tabel Nilai Ulangan Matematika Materi Logika Matematika kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 2 : Tabel Nilai Ulangan Remedial Matematika Materi Logika Matematika
kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 3 : Daftar Tenaga Pengajar dan Karyawan M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 4 : Daftar peserta didik M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tiga Tahun Terakhir
Dkklll
76
Tabel 1
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN MATEMATIKA MATERI POKOK LOGIKA
MATEMATIKA MADRASAH ALIYAH NU 04 AL MA’ARIF BOJA KELAS X A
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No. Nama Nilai ulangan Keterangan
1 Abdul fatah 44 Tidak tuntas
2 Achmad nasirin 45 Tidak tuntas
3 Afiatur rohmah niah 45 Tidak tuntas
4 Alifatul latifah 89 Tuntas
5 Ari dariyanto 45 Tidak tuntas
6 Basaroh 63 Tuntas
7 Dwi darmayanti 41 Tidak tuntas
8 Erna titik wijayanti 70 Tuntas
9 Hesti pratiwi 60 Tuntas
10 Lina khunnatun nuroniyah 60 Tuntas
11 Maulida rahma 50 Tidak tuntas
12 Mazidah khusna 88 Tuntas
13 Miftakhur rohmah 45 Tidak tuntas
14 Muhammad muhafidhibn 50 Tidak tuntas
15 Muhammad saiful arif 47 Tidak tuntas
16 Muhammad latif hidayat 54 Tidak tuntas
17 Nur fitriyah 70 Tuntas
18 Nur jannah 65 Tuntas
19 Nurul latifah 48 Tidak tuntas
20 Oktiyana adriyani 47 Tidak tuntas
21 Siti marfuah 45 Tidak tuntas
22 Siti muslichah 51 Tidak tuntas
23 Sri hesti lestari 62 Tuntas
24 Suyudi 51 Tidak tuntas
25 Tuty awaliyah 42 Tidak tuntas
26 Uswatun hasanah 41 Tidak tuntas
27 Wahyu ana khoirun nisa 68 Tuntas
28 Zidni syukron 59 Tuntas
29 Novita sari 37 Tidak tuntas
Guru Mapel Matematika
Eny Sugiarti, S.Pd
77
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN MATEMATIKA MATERI POKOK LOGIKA
MATEMATIKA MADRASAH ALIYAH NU 04 AL MA’ARIF BOJA KELAS X B
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No. Nama Nilai Keterangan
1 Abdul Rozaq 47 Belum tuntas
2 Ainur Chabibah 65 Tuntas
3 Ana Maratul K Tidak hadir Belum tuntas
4 Anjar Kurniawan Tidak hadir Belum tuntas
5 Bela Agustin 60 Tuntas
6 Danis Budiyono Tidak hadir Belum tuntas
7 Epiyani 53 Belum tuntas
8 Fifi Oktaviana 47 Belum tuntas
9 Ika Afriani 60 Tuntas
10 Ika Murniawati 88 Tuntas
11 Lilik Wahyu Widiyanti 41 Belum tuntas
12 Manisah 47 Belum tuntas
13 Mayang Mawarista 45 Belum tuntas
14 Mita Kumala Sari 41 Belum tuntas
15 Muhamad Nurfaizin 63 Tuntas
16 Muhammad Rifa’i 35 Belum tuntas
17 Novita Dwi Astuti 54 Belum tuntas
18 Nur Laila Lutfia 60 Tuntas
19 Nur Muhammad Nasirin 44 Belum tuntas
20 Nurul Hekmawati 68 Tuntas
21 Octa Rafianti 78 Tuntas
22 Salafudin 67 Tuntas
23 Siti Aisah 70 Tuntas
24 Siti Munasyaroh 47 Belum tuntas
25 Siti Utari 35 Belum tuntas
26 Taufiq Nur Ihsan 54 Belum tuntas
27 Umi Mutmainnah 43 Belum tuntas
28 Vina Mazidah Khusna 45 Belum tuntas
29 Surfayatun 41 Belum tuntas
Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Mapel Matematika
Drs. Shobirin, M.Ag Eny Sugiarti, S.Pd
78
Tabel 2
DAFTAR NILAI REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK LOGIKA
MATEMATIKA MADRASAH ALIYAH NU 04 AL MA’ARIF BOJA KELAS X A
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No. Nama Nilai remedial Keterangan
1 Abdul fatah 67 Tuntas
2 Achmad nasirin Tidak hadir Belum tuntas
3 Afiatur rohmah niah 90 Tuntas
4 Alifatul latifah 90 Tuntas
5 Ari dariyanto 66 Tuntas
6 Basaroh 80 Tuntas
7 Dwi darmayanti 60 Tuntas
8 Erna titik wijayanti 80 Tuntas
9 Hesti pratiwi 72 Tuntas
10 Lina khunnatun nuroniyah 80 Tuntas
11 Maulida rahma 80 Tuntas
12 Mazidah khusna 90 Tuntas
13 Miftakhur rohmah 70 Tuntas
14 Muhammad muhafidhibn 64 Tuntas
15 Muhammad saiful arif 70 Tuntas
16 Muhammad latif hidayat Tidak hadir Belum tuntas
17 Nur fitriyah 80 Tuntas
18 Nur jannah 72 Tuntas
19 Nurul latifah 80 Tuntas
20 Oktiyana adriyani 88 Tuntas
21 Siti marfuah 77 Tuntas
22 Siti muslichah 72 Tuntas
23 Sri hesti lestari 77 Tuntas
24 Suyudi 70 Tuntas
25 Tuty awaliyah 80 Tuntas
26 Uswatun hasanah 80 Tuntas
27 Wahyu ana khoirun nisa 80 Tuntas
28 Zidni syukron 65 Tuntas
29 Novita sari Tidak hadir Belum tuntas
Guru Mapel Matematika
Eny Sugiarti, S.Pd
79
DAFTAR NILAI REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK LOGIKA
MATEMATIKA MADRASAH ALIYAH NU 04 AL MA’ARIF BOJA KELAS X B
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
No. Nama Nilai remedial Keterangan
1 Abdul Rozaq 60 Tuntas
2 Ainur Chabibah 81 Tuntas
3 Ana Maratul K 53 Belum tuntas
4 Anjar Kurniawan 82 Tuntas
5 Bela Agustin 80 Tuntas
6 Danis Budiyono 82 Tuntas
7 Epiyani 77 Tuntas
8 Fifi Oktaviana 71 Tuntas
9 Ika Afriani 72 Tuntas
10 Ika Murniawati 85 Tuntas
11 Lilik Wahyu Widiyanti 70 Tuntas
12 Manisah 85 Tuntas
13 Mayang Mawarista 52 Belum tuntas
14 Mita Kumala Sari 65 Tuntas
15 Muhamad Nurfaizin Tidak hadir Tuntas
16 Muhammad Rifa’i 74 Tuntas
17 Novita Dwi Astuti 85 Tuntas
18 Nur Laila Lutfia 85 Tuntas
19 Nur Muhammad Nasirin 86 Tuntas
20 Nurul Hekmawati 73 Tuntas
21 Octa Rafianti 89 Tuntas
22 Salafudin 89 Tuntas
23 Siti Aisah 75 Tuntas
24 Siti Munasyaroh 60 Tuntas
25 Siti Utari 50 Belum tuntas
26 Taufiq Nur Ihsan 82 Tuntas
27 Umi Mutmainnah 77 Tuntas
28 Vina Mazidah Khusna 67 Tuntas
29 Surfayatun 79 Tuntas
Guru Mapel Matematika
Eny Sugiarti, S.Pd
80
Tabel 3
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MA NU 04 ALMA’ARIF BOJA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
No. NAMA JABATAN STATUS Mata pelajaran
1 Drs. Shobirin, M.Si Kepala Sekolah PNS B. Indonesia/fiqih
2 Drs. H. Imam Syafii Waka sarpra GTY Aqidah Akhlak
3 Drs. Abdul Hamid Guru GTT Qur’an Khadist
4 Inayah, S.Pd Guru GTT Sosiologi
5 Budi Wiyanto, S.Pd Guru GTT Ekonomi
6
Darmiyanto Pembina pramuka GTT
Ekkstrakurikuler
Pramuka
7 Sab'un thohiri Pembina osis GTT Kewarganegaraan
8 Drs. Mahdi Guru GTT Fiqih
9
Ya'kub . BA Guru GTT
Sejarah Kebudayaaan
Islam
10 Dyah Qurrotu Aini, S. Pd Waka kesiswaan GTT B. Indonesia/Sejarah
11 Novita Aris Isnani, S.Pd Waka kurikulum GTT Bahasa Inggris
12 Imam Tri Pamuji, S.H Guru GTT Sejarah
13 Yayuk Beko Dewi, S.Pd Wali kelas X B GTT Keterampilan
14 Sari Asih Rimayati, A.
Md Wali kelas XI IPS GTT
Ekonomi / Sosiologi
15 Lismawati, S.Pd Guru GTT Kimia
16 Eny Sugiarti, S.Pd Wali kelas XII IPA GTT Matematika
17 Restu Astuti, S.Pd Wali kelas XI IPA GTT Biologi
18 Tri Novantara, A.Md Guru GTT Kesenian
19 Mahsunah, S.Pdi Guru GTT keNUan
20 Wulan Fitriani, S.Pd Guru GTT Fisika
21 Adindra, S.Pd Guru GTT Penjaskes
22 Yamidi, A.Md Guru GTT TIK
23 Wachidun, s.pd Guru GTT BP
24 Fajar Noviyanto Guru GTT Ekstrakurikuler
25 Dina Lia Ervina, S.PdI Wali kelas XII IPS GTT Bahasa Arab
26 Evi Setyowati, S.Pd Guru GTT Geografi
27 Nelly Irnik Darojah, SS Guru GTT Bahasa Inggris
28 Ainin izatin Kepala. TU PTT
29 M. Syaifuddin TU PTT
30 Nila Azif Administrasi PTT
31 M. Karjan SATPAM PTT
81
Tabel 4
DAFTAR JUMLAH PESERTA DIDIK MA NU 04 AL MA’ARIF BOJA TIGA
TAHUN TERAKHIR
Jumlah peserta didik MA NU 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran 2008/2009
Kelas Jumlah Peserta
didik laki-laki
Jumlah Peserta
didik perempuan
Jumlah
keseluruhan
X A 17 17 34
X B 17 17 34
XI IPA 11 21 32
XI IPS 28 12 40
XII IPA 7 30 37
XII IPS 18 26 34
JUMLAH 98 123 211
Jumlah peserta didik MA NU 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran 2009/2010
Kelas Jumlah Peserta
didik laki-laki
Jumlah Peserta
didik perempuan
Jumlah
keseluruhan
X A 10 17 27
X B 12 14 26
XI IPA 11 20 31
XI IPS 22 16 38
XII IPA 12 20 32
XII IPS 24 14 38
JUMLAH 91 101 192
Jumlah peserta didik MA NU 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran 2010/2011
Kelas Jumlah Peserta
didik laki-laki
Jumlah Peserta
didik perempuan
Jumlah
keseluruhan
X A 8 21 29
X B 8 21 29
XI IPA 13 13 26
XI IPS 12 19 31
XII IPA 9 23 32
XII IPS 14 18 32
JUMLAH 64 115 179
75
Daftar Gambar
Gambar 1 : Gambar Denah Lokasi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Gambar 2 : Gambar Struktur Organisasi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
76
Gambar 1
DENAH LOKASI M.A. N.U. 04 AL MA’ARIF BOJA
77
Gambar 2
STRUKTUR ORGANISASI MA NU 04 AL MA’ARIF BOJA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Lampiran Instrumen Penelitian
Lampiran 2 : Lampiran Soal dan Jawaban Ulangan Matematika Materi
Logika Matematika kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif
Boja Tahun Pelajaran 2010/2011
Lampiran 3 : Lampiran Soal dan Jawaban Ulangan Remedial Matematika
Materi Logika Matematika kelas X M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011
Lampiran 4 : Surat Izin Riset
Lampiran 5 : Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
A. Pedoman Wawancara
Pokok-pokok wawancara kepada guru mata pelajaran Matematika kelas
X MA NU Al Ma’arif 04 Boja meliputi :
1. Bagaimana hasil ulangan harian materi pokok Logika Matematika di kelas
X MA NU Al Ma’arif 04 Boja?
2. Berapakah rata-rata hasil ulangan mata pelajaran matematika materi pokok
Logika Matematika?
3. Berapa standar minimal yang ditetapkan dalam menentukan ketuntasan
belajar matematika materi pokok Logika Matematika?
4. Apakah terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
matematika materi pokok Logika Matematika?
5. Apakah terdapat peserta didik yang kemampuan matematikanya rendah?
6. Apa kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam memahami materi
Logika Matematika?
7. Dimanakah letak kesalahan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar dalam memahami dan menyelesaikan masalah materi pokok
Logika Matematika?
8. Apa saja faktor penyebab kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam
memahami dan menyelesaikan soal materi Logika Matematika?
9. Bagaimana perilaku, aktifitas, minat peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar saat pembelajaran utama berlangsung?
10. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran utama?
11. Kapan dan dimana dilakukan pembelajaran remedial matematika materi
pokok Logika Matematika?
12. Bagaimana penanganan (pembelajaran remedial) dan teknik ataupun
metode yang dilakukan dalam mencapai ketuntasan belajar matematika
materi pokok Logika Matematika?
13. Bagaimana proses saat pembelajaran remedial berlangsung?
14. Bagaimana perilaku, aktifitas, dan minat peserta didik saat pembelajaran
remedial?
15. Berapa peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial?
16. Bagaimana hasil evaluasi (tes) pembelajaran remedial matematika materi
pokok Logika Matematika?
17. Apakah masih terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar matematika? dan bagaimana tindakan yang diambil demi
tercapainya ketuntasan belajar matematika bagi semua peserta didik?
B. Pedoman Observasi (Pengamatan)
1. Mengamati pelaksanaan pembelajaran remedial matematika materi pokok
Logika Matematika
2. Mengamati nilai sebelum pembelajaran remedial dan nilai sesudah
pembelajaran remedial
C. Pedoman Dokumentasi
1. Profil Madrasah Aliyah N.U. Al Ma’arif Boja
a. Denah lokasi Madrasah Aliyah N.U. Al Ma’arif Boja
b. Visi dan misi Madrasah Aliyah N.U. Al Ma’arif Boja
2. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah N.U. Al Ma’arif Boja
3. Data peserta didik Madrasah Aliyah N.U. Al Ma’arif Boja tiga tahun
terakhir
4. Data nilai sebelum pembelajaran remedial dan sesudah pembelajaran
remedial
5. Soal saat ulangan materi pokok Logika Matematika dan soal saat ulangan
remidi
6. Sebagian data jawaban ulangan materi pokok Logika Matematika peserta
didik kelas X Madrasah Aliyah N.U. Al Ma’arif Boja
Lampiran 2
Soal ulangan harian matematika materi pokok Logika Matematika kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma'arif Boja
1. Tentukan ingkaran dari :
a. Riski pergi ke jakarta atau tidak bertemu dengan Nono
b. Jika tadi malam saya belajar maka saya bisa mengerjakan soal ulangan
2. Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi, dari kalimat “Jika ulangan
dibatalkan maka semua siswa akan senang”!
3. Tentukan kesimpulan dari :
Premis 1 : jika Rina rajin bertanya dan berlatih soal maka ia cepat
menjawab soal ulangan
Premis 2 : Rina naik kelas atau tidak cepat menjawab soal ulangan
Premis 3 : Rina tidak naik kelas
4. Selidiki apakah pernyataan kontradiksi, tautologi,
atau bukan keduanya!
5. Lengkapi tabel berikut :
P Q
Jawaban soal ulangan harian Matematika Materi Pokok Logika Matematika kelas
X MA NU 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran 2010/2011
1. a. Rizki tidak pergi ke jakarta dan tidak bertemu dengan Nono
b Jika tadi malam saya belajar dan saya tidak bisa mengerjakan soal
ulangan
2. Konvers : Jika semua siswa akan senang maka ulangan dibatalkan
Invers : Jika ulangan tidak dibatalkan maka beberapa siswa tidak akan
senang
Kontraposisi : Jika beberapa siswa tidak akan senang maka ulangan tidak
dibatalkan.
3. Kesimpulan : “Rina tidak rajin bertanya atau tidak berlatih soal”
4. Pertanyaan berupa tautologi
Q P
B B S S B S B
B S S B B B B
S B B S B S B
S S B B S S B
5.
P Q
B B S S B S B
B S S B S B S
S B B S B S B
S S B B B S B
Lampiran 3
TES EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL
Kerjakan soal berikut dengan teliti dan benar !
1. Tentukan negasi dari pernyataan “Fathin mendapat nilai 10 dan mendapat
hadiah”.
2. Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan “jika semua
siswa rajin belajar maka akan naik kelas”
3. Tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa pernyataan
∧p( ~q )⇒~( p ) adalah tautologi
4. Tentukan kesimpulan dari premis-premis berikut:
Premis 1 : jika berpuasa maka sehat
Premis 2 : jika sehat maka giat beraktivitas
Premis 3 : tidak giat beraktivitas
Jawaban soal tes remedial matematika materi pokok Logika Matematika kelas X
MA NU 04 Al Ma’arif Boja tahun pelajaran 2010/2011
1. Fathin tidak mendapat nilai 10 atau tidak mendapat hadiah
2. Konvers : Jika akan naik kelas maka semua siswa rajin belajar
Invers : Jika beberapa siswa tidak rajin belajar maka tidak akan naik
kelas
Kontraposisi : Jika tidak akan naik kelas maka beberapa siswa tidak
rajin belajar
3. Tabel di bawah ini adalah tautologi ∧p( ~q )⇒~( p )
P q ∧p( ~q ) ( p )
~( p
)
∧p( ~q )⇒~( p )
B B S S S B S B
B S S B B S B B
S B B S S S B B
S S B B S B S B
4. Kesimpulan : “tidak berpuasa”
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl.Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Nomor : In.06.3/D1/TL.00./66/2011 Semarang, 5 Januari
2011
Lamp. : 1 (satu) Proposal
Hal : Mohon Izin Riset
A.n : Ziyadatus Sa’adah
NIM : 073511073
Kepada Yth. :
Kepala Madrasah Aliyah
Al Ma’arif NU 04 Boja
Di Kendal
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama
Ziyadatus Sa’adah NIM : 073511073 sangat membutuhkan data
sehubungan dengan penulisan skripsi yang berjudul :“Pembelajaran
Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di MA Al
Ma’arif NU 04 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011 Dalam Mencapai
Ketuntasan Belajar Matematika”, dibawah bimbingan Saudara
Saminanto, S.Pd.,M.Sc., dan Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag.
Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk
melaksanakan penelitian di MA NU 04 Al Ma’arif Boja selama 25 hari.
Atas izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
An. Dekan,
Pembantu Dekan I
Dr. H. Ruswan, MA.
NIP. 19680424 199303 1 004
Tembusan:
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ziyadatus Sa’adah
NIM : 073511073
Tempat Tanggal Lahir : Pati, 20 November 1989
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Tadris Matematika
Alamat Rumah : Desa Tluwuk 04/02 Wedarijaksa Pati
Alamat Sekarang : Jln. Kauman No. 10 Wonolopo Mijen
Riwayat Pendidikan
1. T.K Pertiwi Tluwuk
2. S.D.N. Tluwuk
3. M.Ts. Raudlatul Ulum Guyangan-Pati
4. M.A. Raudlatul Ulum Guyangan-Pati
5. SI IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah
Semarang, 6 Juni 2011
Ziyadatus Sa’adah