PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN … · Web view... multi-media pendidikan dalam sebuah jaringan...

16
1 TUGAS INDIVIDU PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN KOMPUTER Mata Kuliah : Aplikasi Komputer & Internet Dosen Pengampu : Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom Disusun Oleh: Oleh : Nama : Sri Suwarno NIM. : Q 100 070 766 Kelas : Ungaran 3 Semester : III ( Tiga ) 1

Transcript of PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN … · Web view... multi-media pendidikan dalam sebuah jaringan...

1

TUGAS INDIVIDU

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB DAN KOMPUTER

Mata Kuliah : Aplikasi Komputer & InternetDosen Pengampu : Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom

Disusun Oleh:

Oleh :

Nama : Sri SuwarnoNIM. : Q 100 070 766

Kelas : Ungaran 3

Semester : III ( Tiga )

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Tahun 2009

1

2

I. PENDAHULUAN

Di era informasi saat ini teori belajar modern melihat pembelajaran sebagai

pencarian seseorang akan makna dan relevansi. Jika pembelajaran berjalan di luar

ingatan dan fakta-fakta, prinsip-prinsip atau prosedur-prosedur yang betul dan

masuk ke dalam bidang kreativitas, pemecahan masalah, analisa atau evaluasi,

maka siswa memerlukan komunikasi antar individu, kesempatan untuk bertanya,

tantangan, dan diskusi. Para siswa akan berinteraksi dengan work station dengan

berbagai cara berdasarkan sifat dari tugas dan gaya pembelajaran yang lebih

disukai yang berbeda untuk setiap individu.

Konteks pembelajaran seharusnya meliputi: (1) kerja mandiri dan

berinteraksi dengan materi pembelajaran, (2) bekerja secara kolaborasi dengan

teman pada tempat yang berlainan, baik secara serempak atau tidak, di mana

kedua cara ini mungkin akan menjadi multi-media, (3) siswa magang kerja dan

berinteraksi dengan para pekerja yang lebih berpengalaman, supervisor, atau

instruktur, (4) sebagai instruktur, supervisor atau kolega yang lebih pengalaman

untuk kolega-kolega lain yang kurang berpengalaman.

Seseorang mungkin akan mampu mamainkan peran-peran dalam satu hari

kerja. Para siswa juga memerlukan belajar dari rumah, tempat kerja atau ketika

berada di kendaraan umum, mereka akan membutuhkan: (1) akses ke internet

2

3

(searching, downloading), (2) pemilihan, penyimpanan dan mengedit kembali

informasi, (3) komunikasi langsung dengan instruktur, kolega-kolega dan pelajar-

pelajar lain, (4) penyatuan bahan yang diakses ke dalam dokumen kerja, (5)

membagi dan manipulasi informasi/dokumen atau proyek-proyek dengan orang

lain.

Untuk menjawab semua permsalahan dan model-model pembelajaran di era

informasi, makalah ini akan membahas mengenai: 1) pembelajaran orang dewasa

di abad 21, 2) multi-media pendidikan dalam sebuah jaringan masyarakat, dan 3)

prinsip-prinsip pedagogi dan pembelajaran on-line yang efektif antar budaya.

II. PEMBAHASAN

1.     Pembelajaran Orang Dewasa Abad 21

Dalam pembelajaran orang dewasa telah terjadi perubahan yang cepat

khususnya dalam pengembangan metode-metode pengajaran dan pengantaraan

termasuk di dalamnya pemanfaatan teknologi jaringan komputer kecepatan tinggi.

Menurut David Putman (1994) perusahaan-perusahaan media nasional di London

sedang menciptakan program-program pendidikan yang melampaui sekolah-

sekolah yang ada saat ini. Oleh karenanya seorang eksekutif senior telah

memprediksi bahwa akhir abad 20 para pendidik akan dibayar lebih besar dari

bintang-bintang film. Oleh karenanya masyarakat yang akan ikut dalam kegiatan

3

4

ini harus terlebih dahulu melakukan perubahan-perubahan termasuk visi yang

jelas bagi pembelajaran dimasa depan.

Dalam waktu 10 tahun ke depan kita akan menyaksikan perkembangan teknologi-

teknologi penting seperti : (1) integrasi komputer, televisi, dan telekomunikasi

melalui teknik-teknik dijitisasi/kompresi, (2) mengurangi biaya dan pemakaian

yang lebih fleksibel akan telekomunikasi melalui perkembangan seperti: ISDN

(Integrated Service Digital Network), Fiber Optics atau Radio Selular, (3) daya

pemrosesan data yang makin cepat melalui perkembangan micro-chip baru dan

teknik software yang sudah maju.

Sehubungan dengan kemajuan tersebut, maka Teknologi Pendidikan terlebih

dahulu harus di gerakkan pada visi tentang pendidikan dan pelatihan di abad 21.

Visi tersebut harus memperhitungkan potensial teknologi, tetapi tidak digerakkan

semata-mata oleh apa yang mungkin secara teknologi, lebih tepat apa yang dapat

kita lakukan bukan apa yang kita ingin lakukan. Stenor (gabungan perusahaan

telepon Canada) mengumumkan $8 milyard, inisiatif 10 tahun, disebut BEACON

yang akan memberikan pelayanan multi-media broadband hingga 80% - 90% dari

semua rumah dan usaha di Canada pada tahun 2004.

Dampak sosial dan pendidikan dari bertemunya media dan teknologi

(convergence) dengan kecepatan tinggi akan menjadi revolusioner dan sangat

menantang bagi institusi-institusi pendidikan yang sudah mapan. Tahun 1993,

70% dari semua pekerjaan di Amerika Serikat berada di industri-industri jasa

dengan kecendrungan terus berlanjut. Pendapatan tahun perusahaan Microsoft

lebih besar daripada pendapatan gabungan Sony dan Honda, tetapi

4

5

mempekerjakan 100 kali lebih sedikit tenaga kerja.

Berkaitan dengan kecakapan yang harus dimiliki oleh tenaga kerja menurut

Dewan Konferensi Kanada (1991) di abad 21 meliputi: (1) cakap berkomunikasi

(reading, writing, speaking, listening), (2) mampu belajar mandiri, (3) cakap

sosial: etika, sikap positif, dan tanggung jawab, (4) kerjasama tim, (5) mampu

beradaptasi dengan lingkungan yang berkembang, (6) cakap berpikir:

pemecahan ,masalah, kritis, logis menurut urutan angka, dan (7) pengetahuan

navigasi: dimana mendapatkan, cara memproses informasi. Untuk memenuhi

kebutuhan ini, maka pembelajaran di abad 21 seharusnya menganut teori belajar

modern yang melihat pembelajaran sebagai pencarian individu akan makna dan

relevansi. Jika pembelajaran berjalan di luar ingatan dan fakta-fakta, prinsip-

prinsip atau prosedur-prosedur yang betul dan masuk ke dalam bidang kreativitas,

pemecahan masalah, analisa atau evaluasi, maka siswa memerlukan komunikasi

antar individu, kesempatan untuk bertanya, tantangan, dan diskusi.

2.     Multimedia Pendidikan dalam Networked Society

Institusi pendidikan “elektronik” dibangun untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan pembelajaran abad 21 dengan peranan sebagai berikut: (1) memberi

informasi tentang kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan pelatihan dan peluang-

peluang, (2) memberi pengawasan kualitas, (3) memberi akreditasi melalui

penilaian belajar yang independen, (4) mengembangkan kurikulum yang koheren

dan tepat, (5) menjadi broker dan mensyahkan kursus-kursus dan bahan-bahan

pendidikan dan pelatihan dari pemasok, (6) memberi pelayanan penggunaan dan

5

6

komunikasi bahan-bahan pembelajaran multimedia yang user-friendly baik impor

maupun eskpor, (7) membuat jaringan antar pelajar dan antar instruktur, (8)

menciptakan bahan-bahan multi-media pendidikan berkualitas tinggi dalam

bentuk yang diperoleh, (9) mengadakan penelitian untuk kebutuhan pendidikan

dan pelatihan, dan (10) menggunakan teknologi-teknologi baru untuk

pengembangan pendidikan dan pelatihan serta mengevaluasi penggunaannya.

Inti pokok pelayanan ini adalah infrastruktur jaringan multimedia internal yang

membolehkan institusi mengakses, menciptakan, dan memberi pelayanan

multimedia pendidikan dalam aneka macam format dan aneka macam cara.

Institusi pendidikan elektronik mempunyai fungsi produksi, broker, dan

manajemen dengan input dapat berupa audio, program, maupun video, sedangkan

outputnya dapat berupa audio, program, barang cetakan, komunikasi dengan radio

selular, komunikasi melalui satelit, atau dengan server multimedia.

Lembaga pembelajaran terbuka sedang mengembangkan pendekatan manajemen

informasi terpadu yang mencakup sistem administrasi (administrative) dan sistem

pembelajaran (instructional).

Teori pembelajaran yang dijadikan dasar penelitian ini antara lain: (1) teori

pemrosesan informasi, (2) hasil penelitian Tynneson dan kawan-kawan mulai

tahun 1971 sampai tahun 1988 mengenai disain instruksional (ID). Dari hasil

penelitiannya diketahui bahwa terdapat 6 (enam) komponen utama pendidikan

yang berpengaruh langsung terhadap proses pembelajaran khusus. Ke-enam

komponen tersebut adalah: (1) proses pembelajaran, (2) tujuan pembelajaran, (3)

dasar pengetahuan, (4) variabel instruksional, (5) strategi-strategi instruksional,

6

7

dan (6) peningkatan-peningkatan berbasis komputer.

Selanjutnya dilakukan pelacakan terhadap keenam komponen tersebut dengan

menggunakan variable-variabel: (1) pengetahuan deklaratif, (2) pengetahuan

prosedural, (3) pengetahuan kontekstual, dan (4) strategi-strategi pencarian.

Sistem komputer berfungsi sebagai pengendali bagi manajemen informasi terpadu

(administrasi dan pembelajaran), dimana terdapat dua bagian pokok, yaitu: (1)

sistem pengembangan (development system) sebagai input berupa : audio, teks,

video, software, grafik, dan kombinasi media, dan (2) sistem pendistribusian

(distribution system) sebagai output berupa: media terintegrasi (optical/CD-ROM/

PCMCIA), barang cetakan (paper/reprographics), Sound (cassettes/CD-Audio),

Video (videotape/laserdisc), software (diskettes/CD-ROM/CD). Semua output

dapat diakses langsung maupun diperoleh dalam bentuk barang.

3.     Prinsip-prinsip Pedagogi dan Pembelajaran On-line Antar Budaya yang

efektif.

Pedagogi inklusif secara kultural dapat dipakai pada lingkungan-lingkungan

on-line. Tujuan pembelajaran on-line adalah menjamin bahwa pedagogi dan

kurikulum fleksibel, dapat menyesuaikan diri, dan relevan bagi siswa dari

berbagai lartar belakang bahasa, dan pendekatan mengajar, sehingga semua aspek

pedagogi bersifat mendukung akan kebutuhan-kebutuhan antar budaya.

Sumber-sumber pembelajaran untuk siswa dapat dicapai dan relevan merupakan

perhatian utama di seluruh dunia karena berada dalam arena pendidikan tanpa

7

8

batas. World Wide Web mempunyai kapasitas mencapai pemirsa yang luas,

persoalannya adalah: sampai berapa jauh pembelajaran on-line dapat memahami

pengertian lintas budaya.

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai pola sumber-sumber

pendidikan untuk penyerahan trans-nasional. Diantara kendala-kendala

pembelajaran on-line yang efektif dalam komunikasi global, seperti dilaporkan

Collis, Parisi, dan Ligorio (1996) adalah: (1) permasalahan budaya dan

lingkungan, (2) perbedaan-perbedaan gaya mengajar, (3) permasalahan yang

berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan dan budaya yang berbeda, (4)

permaslaahan bahasa dan semantic, (5) masalah-maslaah teknik yang

berhubungan dengan platform, sistem-sistem pengoperasian dan tidak adanya

interface standar.

Berangkat dari literatur jelas bahwa siswa-siswa yang belajar di suatu lingkungan

dimana perspektif ganda dan berlainan dipupuk dan dihargai menjadi pemikir-

pemikir kritis yang lebih baik, komunikator-komunikator yang lebih baik,

pemecah persoalan yang lebih baik dan pemain-pemain tim yang lebih baik

(Sugar & Bank, 1998). Seperti studi on-line global networking memperlihatkan

pendekatan mengajar yang meningkatkan dugaan komunitas on-line sedang

mempersiapkan dengan memadai semua siswa-siswanya untuk merubah dunia

(Harasim, 1990, 1994, Riel, 1993).

UNESCO (2000) melaporkan tentang kebutuhan memperluas pengalaman

pendidikan tinggi dari mayoritas mahasiswa yang tidak mau megadakan

8

9

perjalanan atau paling tidak mampu belajar di negara lain atau di institusi lain

daripada institusi yang memberi gelarnya. Bagi para pendidik ini berarti

menginternasionalisasikan kurikulum, memperluas dasar kecakapan dari gelar-

gelar dan pemberian-pemberian dan memperkuat proses pendidikan.

Kurikulum inklusif bertujuan untuk meningkatkan reciprocity (hal timbal-balik),

pengembangan arus ide dua arah dan nilai-nilai antara komunitas (Galleni &

Zhang,1997). Mengkonseptualisasikan kurikulum inklusif merupakan langkah

pertama ke arah perancangan aktivitas-aktivitas pembelajaran on-line yang tepat.

Kurikulum inklusif mempunyai ciri-ciri: (1) menilai budaya, latar belakang dan

pengalaman semua mahasiswa, (2) inklusif jender, budaya atas perbedaan-

perbedaan yang berhubungan dengan etnik, bahasa dan latar belakang sosio-

ekonomi, (3) mengakui bahwa setiap keputusan kurikulum adalah pemilihan

daripada kebenaran lengkap, (4) menjadikan eksplisit pola mata pelajaran

pendukung yang rasional, dan (5) responsif terhadap dasar pengetahuan siswa.

Komponen-komponen dasar kurikulum inklusif sebagai suatu hubungan timbal

balik antara proses penilaian, pengajaran, dan dukungan, aktivitas pembelajaran,

dan hasil-hasil pembelajaran. Ini berarti semua dimensi harus dipertimbangkan

dan bersangkut-paut dalam mengajar dan merancang lingkungan-lingkungan

Web.

9

10

III. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan

pembelajaran berbasis web dan komputer harus mempertimbangkan faktor-faktor:

1) cara belajar orang dewasa yang menganut teori belajar modern yang melihat

pembelajaran sebagai pencarian individu akan makna dan relevansi; 2) jaringan

multimedia dalam masyarakat global yang dapat memberikan pelayanan

pendidikan dalam aneka macam format dan cara; 3) memperhatikan prinsip-

prinsip pedagogik antar budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Educational Multi-Media in a Networked Sociaty. http://D/dari_e/UPH/ edmedia.html.

Future Of Learning. First Presented at The Minister’s Forum on Adult Learning.Edmonton,Alberta.(1995). http://bates.cstudies. ubc.ca/ papers/paper.html.

McLoughlin,Catherine.,(2001). Inclusivity and alignment: Principles of pedagogy, task and assessment design for effective cross-cultural online learning.ODLAA Inc.

Prospek Pendidikan Secara Online di Dunia.http://www.kopertis4.or.id /Kopertis/orasi.html.

Tynneson,Robert.(1999). Computer-Based Enhancements For The Improvement Of Learning.

http://pustekkom.depdiknas.go.id/index.php?pilih=hal&id=62, Diakses tanggal, 25 April 2009 Jam 13.45 Wib

10