Pembelajaran Behaviorisme Dengan Konstruktivisme

download Pembelajaran Behaviorisme Dengan Konstruktivisme

of 7

description

Penerangan ringkas mengenai Behaviorsme dan Konstruktivisme

Transcript of Pembelajaran Behaviorisme Dengan Konstruktivisme

  • Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kitasendiri (von Glaserfeld dalam Pannen dkk, 2001:3). Konstruktivisme sebagai aliran filsafat, banyak mempengaruhikonsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran. Konstruktivisme menawarkan paradigma baru dalam duniapembelajaran. Sebagai landasan paradigma pembelajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktifsiswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memilikikemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.Seruan tersebut memberi dampak terhadap landasan teori belajar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Semula teoribelajar dalam pendidikan Indonesia, lebih didominasi aliran psikologi behaviorisme. Akan tetapi saat ini, para pakarpendidikan di Indonesia banyak yang menyerukan agar landasan teori belajar mengaju pada aliran konstruktivisme.Akibatnya, oreintasi pembelajaran di kelas mengalami pergeseran. Orentasi pembelajaran bergeser dari berpusatpada guru mengajar ke pembelajaran berpusat pada siswa.Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana kosong yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untukdijejali informasi oleh gurunya. Atau siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk menerima pengatahuan dari gurunya.Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar guru. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu.Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber informasi. Sedangkan sumber belajar yang lain bisa temansebaya, perpustakaan, alam, laboratorium, televisi, koran dan internet.Bagi aliran konstruktivisme, guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunyasumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar danmengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Hudojo, 1998:5-6). Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajarbukan bagaimana guru mengajar.Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab gurudalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa sertamenyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa (Suherman dkk, 2001:76).Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untukbelajar secara aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun, mendiskusikan,membandingkan, bekerja sama, dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997: 53).Memperhatikan uraian diatas, nampanya pembelajaran dengan pendekatan problem posing sejalan dengan prinsippembelajaran berparadigma konstruktivisme. Melalui pembelajaran dengan pendekatan problem posing, siswa bisabelajar aktif dan mandiri. Ia akan membagun pengetahuannya dari yang sederhana menuju pengetahuan yangkompleks. Dan dengan bantuan guru, siswa bisa diarahkan untuk mengaitkan suatu informasi dengan informasi yanglainnya sehingga terbentuk suatu pemahaman baru.Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mendukung proses tersebut adalah pembelajaran matematikadengan pendekatan problem posing. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa pembelajaran dengan pendekatanproblem posing memiliki dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu Rusefendi dalam Surtini (2004:49)mengatakan bahwa upaya membantu siswa memahami soal dapat dilakukan dengan menulis kembali soal tersebutdengan kata-katanya sendiri, menuliskan soal dalam bentuk lain atau dalam bentuk operasional. Kegiatan inilah yangdikenal dengan istilah problem posing. Oleh karena itu dengan pembelajaran problem posing ini, siswa diharapkandapat membuat soal sendiri yang tidak jauh beda dengan soal yang diberikan oleh guru dari situasi-situasi yang adasehingga siswa terbiasa dalam menyelesaikan soal termasuk soal cerita dan diharapkan dapat meningkatkan prestasibelajar siswa.

    Belajar Menurut Pandangan Teori BehavioristikMenurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage,Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teoriini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulusadalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme | and1 volleyball http://and1volleyball.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-behaviorism...

    1 of 7 31/07/2013 1:27

  • terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidakpenting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalahstimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima olehsiswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuranmerupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

    Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bilapenguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respondikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2)Primary and Secondary Reinforcement;(3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5)Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, danSkinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik.

    a.1 Teori Belajar Menurut ThorndikeMenurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yangmerangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkapmelalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yangdapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatanbelajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimanacara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teorikoneksionisme (Slavin, 2000).Ada tiga hukum belajar yang utama, yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell,Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.a.2 Teori Belajar Menurut WatsonWatson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus danrespon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakuiadanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggapfaktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalahseorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisikaatau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dandiukur.

    a.3 Teori Belajar Menurut Clark HullClark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertianbelajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teorievolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahanhidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drivereduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus(stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun responyang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teoriini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme | and1 volleyball http://and1volleyball.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-behaviorism...

    2 of 7 31/07/2013 1:27

  • a.4 Teori Belajar Menurut Edwin GuthrieAzas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertaisuatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler,1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinyaproses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkantidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agartidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan responbersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulusagar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yangtepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Siswa harusdibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugasyang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).

    a.5 Tori Belajar Menurut SkinnerKonsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokohsebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. MenurutSkinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yangkemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokohsebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulusyang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yangdihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilahyang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkahlaku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, sertamemahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuaensi yang mungkin timbul akibatrespon tersebut. Skinner juga mengmukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mentalsebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alatyang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.

    B. Analisis Tentang Teori BehavioristikKaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimanareinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang siswa dalam berperilaku. Pendidik yangmasih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isipengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian,bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997)Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yangada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik.Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkanfaktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajaryang dikemukakan Skiner.Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yangkompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang dapatdiubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme | and1 volleyball http://and1volleyball.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-behaviorism...

    3 of 7 31/07/2013 1:27

  • penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, walaupunmereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa duaanak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunyaterhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandanganbehavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka tidak memperhatikanadanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dantidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitumembawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebasberkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang berpengaruh yang mempengaruhi proses belajar.Jadi teori belajar tidak sesederhana yang dilukiskan teori behavioristik.Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannyahukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negativereinforcement) cenderung membatasi siswa untuk berpikir dan berimajinasi.Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Namun ada beberapa alasanmengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu:1) Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara.2) Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si terhukum) bilahukuman berlangsung lama.3) Hukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar iaterbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lainyang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang diperbuatnya.Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Penguat negatif tidak sama denganhukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar responyang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harusdikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. Misalnya, seorang siswa perlu dihukum karenamelakukan kesalahan. Jika siswa tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harusditambahkan. Tetapi jika sesuatu tidak mengenakkan siswa (sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi(bukan malah ditambah) dan pengurangan ini mendorong siswa untuk memperbaiki kesalahannya, makainilah yang disebut penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan positif (positivereinforcement). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun bedanya adalah penguat positifmenambah, sedangkan penguat negatif adalah mengurangi agar memperkuat respons.

    D. Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan PembelajaranAliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktek pendidikandan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilakuyang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya,mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu denganmenggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikanreinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.Istilah-istilah seperti hubungan stimulus respon, individu atau siswa pasif, perilaku sebagai hasil yangtampak, pembentukan perilaku (shaping) dengan penataan kondisi secara ketat, reinforcement dan hukuman,ini semua merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam teori behavioristik. Teori ini hingga sekarangmasih merajai praktek pembelajaran di Indonesia. Hal ini tampak dengan jelas pada penyelenggaraan

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme | and1 volleyball http://and1volleyball.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-behaviorism...

    4 of 7 31/07/2013 1:27

  • pembelajaran dari tingkat yang paling dini, seperti kelompok bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,Sekolah Menengah, bahkan sampai Perguruan Tinggi, pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan)disertai dengan reinforcement atau hukuman masih sering dilakukan.Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuanpembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behvioristik memandang bahwa pengetahuan adalahobyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalahperolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge)keorang yang belajar atau siswa. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yagsudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dariproses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Siswa diharapkanakan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahamioleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid (Degeng, 2006).Demikian halnya dalam proses belajar mengajar, siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalumembutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkankurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standart-standart tertentu dalam proses pembelajaran yangharus dicapai oleh para siswa. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar siswa diukur hanya pada hal-halyang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat unobservable kurang dijangkau dalam prosesevaluasi.Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerakyang bebas bagi siswa untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri.Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan responsehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya siswa kurang mampu untuk berkembangsesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, makasiswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulusecara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebihbanyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahanpengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuandikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturandipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa atau peserta didik adalah objek yang berperilakusesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri siswa(Degeng, 2006).Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkanbelajar sebagi aktivitas mimetic, yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yangsudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan padaketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaranmengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada bukuteks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajibtersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper andpencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secarabenar sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugasbelajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, danbiasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme | and1 volleyball http://and1volleyball.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-behaviorism...

    5 of 7 31/07/2013 1:27

  • siswa secara individual (Degeng, 2006

    Komparasi Pembelajaran Behaviorisme dengan KonstruktivismeBEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK

    Pandangan Tentang Pengetahuan, Belajar dan PembelajaranPengetahuan: objektif, pasti, tetap Pengetahuan : non- objektif, temporer, selalu

    berubahBelajar: perolehan pengetahuan Belajar: pemaknaan pengetahuanMengajar: memindahkan pengetahuan ke orangyang belajar

    Mengajar: menggali makna

    Mind berfungsi sebagai alat penjiplak strukturpengetahuan

    Mind berfungsi sebagai alat menginterpretasisehingga muncul makna yang unik

    Si pembelajar diharapkan memiliki pemahamanyang sama dengan pengajar terhadappengetahuan yang dipelajari

    Si pembelajar bisa memiliki pemahaman yangberbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari

    Segala sesuatu yang ada di alam telah terstruktur,teratur, rapi.Pengetahuan juga sudah terstruktur rapi

    Segala sesuatu bersifat temporer, berubah, dantidak menentu.Kitalah yang memberi makna terhadap realitas

    Masalah Belajar dan PembelajaranKeteraturan KetidakteraturanSi pembelajar dihadapkan pada aturan-aturanyang jelas yang ditetapkan lebih dulu secara ketat

    Si pembelajar dihadapkan kepada lingkunganbelajar yang bebas

    Pembiasaan (disiplin) sangat esensial Kebebasan merupakan unsur yang sangatesensial

    Kegagalan atau ketidak-mampuan dalammenambah pengetahuan dikategorikan sebagaiKESALAHAN, HARUS DIHUKUMKeberhasilan atau kemampuan dikategorikansebagai bentuk perilaku yang pantas dipuji ataudiberi HADIAH

    Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atauketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yangberbeda yang perlu DIHARGAI

    Ketaatan kepada aturan dipandang sebagaipenentu keberhasilan

    Kebebasan dipandang sebagai penentukeberhasilan

    Kontrol belajar dipegang oleh sistem di luar diri siPembelajar

    Kontrol belajar dipegang oleh si Pembelajar

    Tujuan pembelajaran menekankan padapenambahan pengetahuanSeseorang dikatakan telah belajar apabila mampumengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari

    Tujuan pembelajaran me-nekankan padapenciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitaskreatif-produktif dalam konteks nyata

    Masalah Belajar dan Pembelajaran: Strategi PembelajaranKeterampilan terisolasi Penggunaan pengetahuan secara bermaknaMengikuti urutan kurikulum ketat Mengikuti pandangan si PembelajarAktivitas belajar mengikuti buku teks Aktivitas belajar dalam konteks nyataMenekankan pada hasil Menekankan pada prosesMasalah Belajar dan Pembelajaran: Evaluasi

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme | and1 volleyball http://and1volleyball.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-behaviorism...

    6 of 7 31/07/2013 1:27

  • Respon pasif Penyusunan makna secara aktifMenuntut satu jawaban benar Menuntut pemecahan gandaEvaluasi merupakan bagian terpisah dari belajar Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar

    Diposkan 4th November 2010 oleh Risfandi Setyawan

    Pembelajaran Behaviorisme dengan Konstruktivisme | and1 volleyball http://and1volleyball.blogspot.com/2010/11/pembelajaran-behaviorism...

    7 of 7 31/07/2013 1:27