pemasangan gips

21
PROTAP PERAWATAN PEMASANGAN GIPS KONSEP TEORI Definisi Gips dalam bahasaa latin disebut kalkulus, dalam bahasa ingris disebut plaster of paris, dan dalam belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral yang terdapat di alam berupa batu putih tang mengandung unsur kalsium sulfat dan air. Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak sesuai dengan kontur tubuh tempat gips di pasang. Gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi bagian tubuh dengan mengunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass. Jadi gips adalah alat imobilisasi eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plester atau fiberglass. Indikasi pemasangaan gips adalah klien dislokasi sendi, fraktur, penyakit tulang spondilitis TBC, pasca operasi, skliosis, spondilitis TBC, dan lain-lain. Gips merupakan alat fiksasi untuk penyembuhan patah tulang. Gips memiliki sifat menyerap air dan bila itu terjadi akan timbul reaksi eksoterm dan gips akan menjadi keras. Sebelum menjadi keras, gips yang lembek dapat dibalutkan melingkari sepanjang ekstremitasdan dibentuk sesuai dengan bentuk ekstremitas. Gips yang dipasang melingkari ekstremitas disebut gipas sirkuler sedangkan jika gips dipasang pada salah satu sisi ekstremitas disebut gips bidai. Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus secara keras area yang mengalami patah tulang.

description

SOP pemasangan gips

Transcript of pemasangan gips

Page 1: pemasangan gips

PROTAP PERAWATAN PEMASANGAN GIPS

KONSEP TEORI

Definisi

Gips dalam bahasaa latin disebut kalkulus, dalam bahasa ingris disebut plaster of paris,

dan dalam belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral yang terdapat di alam

berupa batu putih tang mengandung unsur kalsium sulfat dan air. Gips adalah alat

imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak sesuai dengan kontur tubuh tempat gips di

pasang.

Gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk imobilisasi bagian tubuh dengan

mengunakan bahan gips tipe plester atau fiberglass. Jadi gips adalah alat imobilisasi

eksternal yang terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan formula khusus

dengan tipe plester atau fiberglass. Indikasi pemasangaan gips adalah klien dislokasi sendi,

fraktur, penyakit tulang spondilitis TBC, pasca operasi, skliosis, spondilitis TBC, dan lain-lain.

Gips merupakan alat fiksasi untuk penyembuhan patah tulang. Gips memiliki sifat

menyerap air dan bila itu terjadi akan timbul reaksi eksoterm dan gips akan menjadi keras.

Sebelum menjadi keras, gips yang lembek dapat dibalutkan melingkari sepanjang

ekstremitasdan dibentuk sesuai dengan bentuk ekstremitas. Gips yang dipasang melingkari

ekstremitas disebut gipas sirkuler sedangkan jika gips dipasang pada salah satu sisi

ekstremitas disebut gips bidai.

Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk membungkus secara keras

area yang mengalami patah tulang.

Gips adalah imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh tempat

gips dipasang ( brunner dan suddart, 2000 ).

Gips adalah balutan ketat yang digunakan untuk immobilisasi bagian tubuh dengan

menggunakan bahan gips tioe plester dan fiberglass (Barbara Engram ,1999).

Jadi gips adalah alat immobilisasi eksternal yag terbuat dari bahan mineral yang

terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plster atau fiberglass.

Page 2: pemasangan gips

Tujuan Pemasangan Gips

Untuk menyatukan kedua bagian tulang yang patah agar tak bergerak sehingga

dapat menyatu dan fungsinya pulih kembali dengan cara mengimobilisasi tulang yang patah

tersebut dalam posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak

yang terletak didalamnya.

a. Imobilisasi kasus pemasangan dislokasia sendi.

b. Fiksasai fraktur yang telah direduksi.

c. Koreksi cacat tulang (mis., skoliosis ).

d. Imobilisasi pada kasus penyakit tulang satelah dilakukan operasi (mis.,spondilitis)

e. Mengoreksi deformitas.

Jenis – Jenis Gips

Kondisi yang ditangani dengan gips menentukan jenis dan ketebalangips yang dipasang.

Jenis-jenis gips sebagai berikut:

1. Gips lengan pendek.

Gips ini dipasang memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tanga, dan

melingkar erat didasar ibu jari.

2. Gips lengan panjang.

Gips ini dipasang memanjang. Dari setinggi lipat ketiak sampai disebelah prosimal

lipatan telapak tangan. Siku biasanya di imobilisasi dalam posisi tegak lurus.

3. Gips tungkai pendek.

Gips ini dipasang memanjang dibawah lutut sampai dasar jari kaki, kaki dalam sudut

tegak lurus pada posisi netral,

4. Gips tungkai panjang

Gips ini memanjang dari perbatasan sepertiga atas dan tengah paha sampai dasar jari

kaki, lutut harus sedikit fleksi.

5. Gips berjalan.

Gips tungkai panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat dan dapat disertai telapak

untuk berjalan

6. Gips tubuh.

Gips ini melingkar di batang tubuh

Page 3: pemasangan gips

7. Gips spika.

Gips ini melibatkan sebagian batang tubuh dan satu atau dua ekstremitas (gips spika

tunggal atau ganda)

8. Gips spika bahu.

Jaket tubuh yang melingkari batang tubuh, bahu dan siku

Gips spika pinggul.

Gips ini melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas bawah (gips spika tunggal atau

ganda)

Bahan – Bahan Gips

a. Plester.

Gips pembalut dapat mengikuti kontur tubuh secara halus . gulungan krinolin diimregasi

dengan serbuk kalsium sulfat anhidrus ( Kristal gypsum ). Jika basah terjadi reaksi kristalisasi

dan mengeluarkan panas. Kristalisasi menghasilkan pembalut yang kaku . kekuatan penuh

baru tercapai setelah kering , memerlukan waktu 24-72 jam untuk mongering. Gips yang

kering bewarna mengkilap , berdenting, tidak berbau,dan kaku, sedangkan gips yang basah

berwarna abu-abu dan kusam, perkusinya pekak, terba lembab, dan berbau lembab.

b. Nonplester.

Secara umum berarti gips fiberglass, bahan poliuretan yang di aktifasi air ini mempunyai

sifat yang sama dengan gips dan mempunyai kelebihan karna lebih ringan dan lebih kuat,

tahan air dan tidak mudah pecah.di buat dari bahan rajuutan terbuka, tidak menyerap,

diimpregnasi dengan bahan pengeras yang dapat mencapai kekuatan kaku penuhnya hanya

dalam beberapa menit.

c. Nonplester berpori-pori

Sehingga masalah kulit dapat di hindari . Gips ini tidak menjadi lunak jika terkena

air,sehingga memungkinkan hidro terapi. Jika basah dapat dikeringkan dengan pengering

rambut.

Indikasi Pemasangan Gips

1. Untuk pertolongan pertama pada faktur (berfungsi sebagai bidal).

2. Imobilisasi sementara untuk mengistirahatkan dan mengurangi nyeri misalnya gips

korset pada tuberkulosis tulang belakang atau pasca operasi seperti operasi pada

skoliosis tulang belakang.

Page 4: pemasangan gips

3. Sebagai pengobatan definitif untuk imobilisasi fraktur terutama pada anak-anak dan

fraktur tertentu pada orang dewasa.

4. Mengoreksi deformitas pada kelainan bawaan misalnya pada talipes ekuinovarus

kongenital atau pada deformitas sendi lutut oleh karena berbagai sebab.

5. Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis.

6. mobilisasi untuk memberikan kesempatan bagi tulang untuk menyatu setelah suatu

operasi misalnya pada artrodesis.

7. Imobilisas setelah operasi pada tendo-tendo tertentu misalnya setelah operasi tendo

Achilles.

8. Dapat dimanfaatkan sebagai cetakan untuk pembuatan bidai atau protesa.

Bentuk – Bentuk Pemasangan Gips

a. Bentuk lembaran sehingga gips menutup separuh atau dua pertiga lingkaran

permukaan anggota gerak.

b. Gips lembaran yang dipasang pada kedua sisi antero-posterior anggota gerak

sehingga merupakan gips yang hampir melingkar.

c. Gips sirkuler yang dipasang lengkap meliputi seluruh anggota gerak.

d. Gips yang ditopang dengan besi atau karet dan dapat dipakai untuk menumpu atau

berjalan pada patah tulang anggota gerak bawah

Tekhnik Pemasangan Gips

a. Persiapan alat

1. Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang akan di gips

2. Baskom berisi air biasa ( untuk merendam gips )

3. Baskom berisi air hangat.

4. Gunting perban .

5. Bengkok.

6. Perlak dan alasnya.

7. Waslap.

8. Pemotongan gips .

9. Kasa dalam tempatnya.

10. Alat cukur.

Page 5: pemasangan gips

11. Sabun dalam tempatnya.

12. Handuk.

13. Krim kulit.

14. Spons rubs

15. Padding

b. Prosedur kerja.

1. Siapkan klien dan jelaskan prosedur yang akan dikerjakan.

2. Siapkan alat –alat yang akan digunakan untuk pemasangan gips .

3. Daerah yang akan dipasang gips dicukur, dibersihkan, dan dicuci dengan sabun,

kemudian dikeringkan dengan handuk dan diberi krim kulit.

4. Sokong ekstremiras atau bagian tubuh yang akan digips .

5. Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang ditentukan

dokter selama prosedur.

6. Pasang spongs rubbs ( bahan yang menyerap keringat ) pada bagian tubuh yang akan

dipasang gips, pasang dengan cara yang halus dan tidak mengikat. Tambahkan

bantalan ( padding ) di daerah tonjolan tulang dan pada jalur syaraf.

7. Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembung –

gelembung udara dari gips harus keluar. Selanjutnya, diperas untuk mengurangi

jumlah air dalam gips.

8. Pasang gips secara merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips secara melingkar

mulai dari distal ke proksimal tidak terlalu kendur atau terlalu ketat. Pada waktu

membalut, lakukan dengan gerakan bersinambungan agar terjaga ketumpah

tindihan lapisan gips. Dianjurkan dalam jarak yang tetap. Lakukan dengan gerakan

yang bersinambungan agar terjaga kontak yang constant dengan bagain tubuh.

9. Setelah selesai pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk dengan

pemotongan gipa atau cutter.

10. Bersihkan partikel bagian gips dari kulit yang terpasang.

11. Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan dengan telapak tangan. Jangan

diletakkan pada permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan hindari tekanan

pada gips.

Page 6: pemasangan gips

Tekhnik Pelepasan Gips

a. Alat yang diperlukan untuk pelepasan gips.

1. gergaji listrik/pemotongan gips.

2. gergaji kecil manual.

3. gunting besar.

4. baskom berisi air hangat.

5. gunting perban.

6. bengkok dan plastic untuk tempat gips.

7. sabun dalam tempatnya.

8. handuk .

9. perlak dan alasnya.

10. Waslap.

11. krim atau minyak

b. Cara pelepasan gips

1. jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan.

2. yakinkan klien bahwa gergaji listrik atau pemotongan gips tidak akan mengenai kulit.

3. gips akan dibelah dengan menggunakan gergaji listrik.

4. gunakan pelindung mata pada klien dan petugas pemotong gips.

5. potong bantalan gips dengan gunting.

6. sokong bagian tubuh ketika gips dilepas.

7. cuci dan keringkan bagian yang habis di gips dengan lembut, oleskan krim atau

minyak.

8. ajarkan klien secara bertahap melakukan aktivitas tubuh sesuai program terapi.

9. ajarkan klien agar meninggikan ekstremitas atau menggunakan elastis perban jika

perlu untuk mengontrol pembengkakan.

Hal – Hal yang perlu diperhatikan dalam Pemasangan Gips

a. Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan.

b. Gips patah tidak bisa digunakan.

c. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien.

d. Jangan merusak / menekan gips.

e. Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk.

Page 7: pemasangan gips

f. Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama.

Kelebihan Pemasangan Gips

a. Mudah didapatkan.

b. Murah dan mudah dipergunakan oleh setiap dokter.

c. Dapat diganti setiap saat.

d. Dapat dipasang dan dibuat cetakan sesuai bentuk anggota gerak.

e. Dapat dibuat jendela/lubang pada gips untuk membuka jahitan atau perawatan luka

selama imobiliasi.

f. Koreksi secara bertahap jaringan lunak dapat dilakukan membuat sudut tertentu.

g. Gips bersifat rediolusen sehingga pemeriksaan foto rontgen tetap dapat dilakukan

walaupun gips terpasang.

h. Merupakan terapi konservatif pilihan untuk menghindari operasi.

Kekurangan Pemasangan Gips

a. Pemasangan gips yang ketat akan memberikan gangguan atau tekanan pada

pembuluh darah, saraf atau tulang itu sendiri.

b. Pemasangan yang lama dapat menyebabkan kekakuan pada sendi dan mungkin

dapat terjadi :

1. Disus osteoporosis dan atrofi.

2. Alergi dan gatal-gatal akibat gips.

3. Berat dan tidak nyaman dipakai oleh penderita.

Perawatan Gips

1. Gips tidak boleh basah oleh air atau bahan lain yang mengakibatkan kerusakan gips.

2. Setelah pemasangan gips harus dilakukan follow u yang teratur, tergantung dari

lokalisasi pemasangan.

3. Gips yang mengalami kerusakan atau lembek pada beberapa tempat, harus diperbaiki.

Page 8: pemasangan gips

Asuhan Keperawatan Klien yang Terpasang Gips

Pengkajian

Pengkajian secara umum perlu di lakukan sebelum pemasangan gips terhadap gejala dan

tanda, status emosional, pemahaman tujuan pemasangan gips, dan kondisi bagian tubuh

yang akan di pasang gips. Pengkajian fisik bagian tubuh yang akan di gips meliputi status

neurovaskuler, lokasi pembengkakan, memar , dan adanya abrasi. Data yang perlu di kaji

klien setelah gips di pasang meliputi:

1. Data subyektif: adanya rasa gatal atau nyeri ,keterbatasan gerak, dan rasa panas

pada daerah yang di pasang gips

2. Data obyektif: apakah ada luka di bagian yang akan digips. Misalnya luka operasi,

luka akibat patah tulang; apakah ada sianosis; apakah ada pendarahan ;apakah ada

iritasi kulit;apakah atau bau atau cairan yang keluar dari bagian dari bagian tubuh

yang di gips.

Diagnosis keperawatan

Berdasarkan data pengkajian , diagnosis keperawatan utama pada klien yang

menggunakan gips meliputi:

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pemasangan gips.

2. Nyeri berhubungan dengan terpasangnya gips,gangguan muskuloskeletal, iskemia

jaringan perifer.

3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat

pemasangan gips; laserasi dan abrasi.

4. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer dengan faktor resiko respons

fisiologis terhadap cedera atau gips restriksi.

5. Kurangnya pengetahuan (tentang pembatasan aktifitas dan tujuan tindakan yang

diprogramkan) berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien.

Intervensi keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan pemasangan gips.Tujuan : pasien dapat melakukan mobilisasi sesuai kemampuan.

Kriteria hasil :

Melakukan latihan sendi dan jari-jari.

Pertisipasi aktif dalam perawatan.

Page 9: pemasangan gips

Menggunakan alat bantu dengan aman

Intervensi Rasional

1. Kaji derajat imobilitas dan

perhatikan persepsi pasien

terhadap imobilisasi.

2. Bantu klien untuk latihan sendi

yang tidak di imobilisasi.

3. Bantu klien lakukan latihan jari-

jari kaki bila klien dipasang gips

tungkai.

4. Dorong klien untuk partisipasi

aktif dalam perawatan diri.

5. Ubah posisi secara periodik.

6. Bantu klien dalam mobilisasi

dengan alat bantu secara aman.

7. Kolaborasi : konsul dengan ahli

treapi fisik atau rehabilitasi

spesialis.

1. Pasien mungkin dibatasi oleh

persepsi diri tentang keterbatasan

fisik aktual, memerlukan informasi

untuk meningkatkan kemajuan

kesehatan.

2. Menghindari kekakuan sendi pada

daerah yang tidak terpasang gips.

3. Mencegah terjadinya kekakuan pada

bagian yang terpasang gips.

4. Meningkatan kekuatan otot dan

sirkulasi, meningkatkan kontrol

pasien dalam sirkulasi, dan

meningkatkan kesehatan diri

langsung.

5. Mencegah/menurunkan insiden

komplikasi kulit.

6. Mobilisasi dini menurunkan

komplikasi tirah baring dan

meningkatkan kesehatan diri

langsung.

7. Berguna dalam membuat aktivitas

individual/program latihan. pasien

dapat memerlukan bantuan jangka

panjang.

Page 10: pemasangan gips

2. Nyeri berhubungan dengan terpasangnya gips, gangguan muskuloskeletal, iskemia jaringan.

Tujuan : nyeri terkontrol.

Kriteria hasil:

Meninggikan ekstremitas yang di gips.

Merubah posisi

Menggunakan analgetik oral bila diperlukan.

Intervensi Rasional

1. Kaji nyeri secara hati-hati;

mengenai lokasi, sifat, skala dan

intensitas nyeri.

2. Pertahankan imobilisasi bagian

yang sakit dengan tirah baring.

3. Anjurkan/bantu klien untuk

meninggikan ektremitas ynag

terpasang gips.

4. Bantu klien untuk merubah posisi

daerah yang tidak terpasang gips.

5. Dorong menggunakan tehnik

manajemen stress, contoh :

relasksasi, latihan nafas dalam,

imajinasi visualisasi, sentuhan

6. Tindak lanjuti nyeri yang tidak

dapat dikontrol dengan

peninggian, kompres dan

kolaborasi penggunaan analgetik

1. Untuk mengetahui intensitas nyeri dan

pemilihan intervensi selanjutnya.

2. Menghilangkan nyeri dan mencegah

kesalahan posisi /tegangan jaringan

yang terpasang gips.

3. Meningkatkan aliran balik vena,

menurunkan edema, dan menurunkan

nyeri.

4. Menghindari kekakuan pada daerah

lain sehingga menyebabkan nyeri pada

daerah lain.

5. Memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkann rasa kontrol, dan dapat

meningkatkan kemampuan koping

dalam maanajemen nyeri.

6. Kompres dapat menurunkan sensasi

nyeri. Analgetik diperlukan untuk

menurunkan nyeri.

Page 11: pemasangan gips

3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya penekanan akibat pemasangan gips; laserasi dan abrasi.

Tujuan : Intergritas kulit klien

Kriteria hasil :

Tidak memperlihatkan tanda dan gejala infeksi sistemik.

Tidak memperlihatkan tanda infeksi lokal misalnya cairan, bau, dan

ketidaknyamanan lokal.

Memperlihatkan kulit yang utuh saat gips dibuka

Intervensi Rasional

1. Lakukan perawatan laserasi dan abrasi,

sebelum pemasangan gips.

2. Bersihkan kulit dengan seksama dan

lakukan perawatan sesuai anjuran

dokter, gunakan balutan steril

3. Ubah posisi dengan sering. Dorong

penggunaan trapeze bila mungkin.

4. Observasi adanya tanda infeksi sistemik :

dari bau gips, cairan purulent yang

mengotori gips.

5. Kolaborasi : Informasikan kepada tim

medis terhadap apa yang sudah terjadi/

apabila infeksi terjadi.

1. Mencegah kerusakan integritas

kulit selama terpasang gips.

2. Mencegah terjadinya

kontaminasi bakteri pada daerah

yang terpasang gips. Terutama

bagi fraktur yang terbuka.

3. Mengurangi tekanan konstan

pada daerah yang sama dan

meminimalkan resiko kerusakan

kulit. Trapeze dapat

menurunkan abrasi.

4. Adanya infeksi dapat

menyebabkan osteomielitis jika

tidak tertanggulangi dengan

segera.

5. Membantu untuk menindak-

lanjuti infeksi sehingga tidak

memperparah keaddaan pasien.

Page 12: pemasangan gips

4. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer dengan faktor resiko respons

fisiologis terhadap cedera atau gips restriksi

Tujuan : Terjaganya peredaran darah yang adekuat pada ekstremitas

Kriteria Hasil :

Memperlihatkan warna kulit yang normal

Mengalami pembengkakan minimal

Mampu memperlihatkan pengisian kapiler yang adekuat

Memperlihatkan gerakan aktif jari tangan dan kaki

Melaporkan sensasi normal pada bagian yang digips.

Intervensi Rasional

1. Kaji aliran kapiler ekstremitas yang

dipasang gips, bandingkan dengan

sebelahnya.

2. Kaji status neurologis secara sering

dan teratur.

3. Tinggikan daerah yang terpasang

gips.

4. Pantau ekstremitas yang terkena

mengenai adanya nyeri,

pembengkakan, perubahan warna,

parestase, denyut yang hilang,

paralisis, dan suhu dingin.

5. Dorong klien untuk menggerakkan

jari tangan dan kakinya setiap jam.

Minta klien untuk melakukan

dorsofleksi ibujari kaki.

1. Kembalinya warna kulit harus cepat

(3-5 detik). Warna kulit yang pucat

menunjukkan gangguan

arterial.sianosis diduga ada

gangguan vena.

2. Tidak adekuatnya perfusi jaringan

dapat juga ditandai dengan

penurunan status neurologis.

3. Meningkatkan aliran balik

vena.pembengkakan dan edema

cenderung terjadi setelah

pengangkatan gips.

4. Menunjukkan adanya iskemia pada

jaringan yang terpasang gips.

5. Membantu untuk melancarkan

perfusi jaringan pada daerah perifer

yang terpasang gips.

Page 13: pemasangan gips

6. Laporkan ke tim medis bila ada

nyeri progresif yang tidak dapat di

obati dengan pemberian analgetik

6. Gangguan aliran darah dan iskemia

yang parah perlu intervensi darurat

untuk menghilangkan tekanan dan

memperbaiki sirkulasi.

5. Kurangnya pengetahuan (tentang pembatasan aktifitas dan tujuan tindakan yang diprogramkan) berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien

Kriteria hasil :

meninggikan ekstremitas yang terkena

berlatih sesuai intruksi

Menjaga gips tetap kering

Melaporkan setiap masalah yang timbul

Tetap melakukan tindak lanjut atau mengadakan perjanjian dgn dokter.

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan klien

dan keluarga tentang

pembatasan aktifitas,

pemeriksaan diagnostik dan

tujuan tindakan yang

diprogramkan.

2. Berikan informasi mengenai

masalah patologik, tujuan, dan

harapan program yang diberikan.

3. Jelaskan tentang antisipasi

adanya gangguan rasa nyaman,

misalnya panas akibat reaksi

pengerasan gips.

4. Sampaikan bahwa bagian yang di

gips tidak dapat digerakkan

selama gips masih terpasang.

5. Diskusikan intruksi pasca

pengangkatan gips misalnya ;

informasikan klien bahwa kulit

1. Mengetahui tingkat pengetahuan

klien dan keluarga sehingga dapat

mengurangi ansietas.

2. Memberikan dasar pengetahuan

dimana pasien dapat mebuat pilihan

informasi.

3. Mengurangi ansietas yang diderita

pasien akibat ketidaktahuan klien

tentang gips.

4. Mencegah terjadinya cedera /

memperlambat penyembuhan.

5. Mengurangi ansietas klien atas

keadaan setelah pengangkatan gips.

Kulit memerlukan waktu yang lama

Page 14: pemasangan gips

dibawah gips secara umum

lembab dan tertutup,

informasikan juga bahwa otot

akan kelihatan lembek/atrofi.

untuk kembali ke penampilan normal.

Kekuatan otot akan menurun akibat

lama tidak digerakkan.

Evaluasi hasil yang diharapkan

1. Memperlihatkan peningkatan kemampuan mobilitas

a. mempergunakan alat bantu yang aman

b. berlatih untuk meningkatkan kekuatan

c. Mengubah posisi sesering mungkin

d. melakukan latihan sesuai kisaran gerakan sendi yang tidak tertutup gips

2. Melaporkan berkurangnya nyeri

a. meninggikan ekstremitas yang di gips

b. melakukan teknik manajemen nyeri

c. menggunakan analgetik oral

3. Memperlihatkan penyembuhan abrasi dan laserasi

a. tidak memperlihatkan tanda dan gejala infeksi

b. Memperlihatkan kulit yang utuh saat gips dibuka

4. Terjaganya peredaran darah yang adekuat pada ekstremitas

a. Memperlihatkan warna kulit yang normal

b. Mengalami pembengkakan minimal

c. Mampu memperlihatkan pengisian kapiler yang adekuat

d. Memperlihatkan gerakan aktif jari tangan dan kaki

e. Melaporkan sensasi normal pada bagian yang digips.

5. Klien secara aktif berpartisipasi dalam program terapi

a. meninggikan eksterimitas yang terkena.

b. berlatih sesuai intruksi

c. Menjaga gips tetap kering.

d. Melaporkan setiap masalah yg timbul.

e. Tetap melakukan tindak lanjut atau mengadakan perjanjian dengan dokter

f. Tidak memperlihatkan adanya komplikasi

Page 15: pemasangan gips
Page 16: pemasangan gips

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3. Jakarta :

EGC.

Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC.

Lukman, Nurnaningsih. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Suratun dkk (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal SAK. Jakarta: EGC.

Internet (diakses pada tanggal 1 November 2012):