PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB...

70
PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN “SMR” CEKUNGAN SUMATERA TENGAH BERDASARKAN DATA ANOMALI TIME-LAPSE MICROGRAVITY (Skripsi) Oleh DIAN PRATIWI KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA 2017

Transcript of PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN “SMR”CEKUNGAN SUMATERA TENGAH BERDASARKAN DATA ANOMALI

TIME-LAPSE MICROGRAVITY

(Skripsi)

Oleh

DIAN PRATIWI

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

2017

Page 2: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

ABSTRAK

PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN “SMR”CEKUNGAN SUMATERA TENGAH BERDASARKAN DATA ANOMALI

TIME-LAPSE MICROGRAVITY

Oleh

DIAN PRATIWI

Telah dilakukan penelitian tentang monitoring proses injeksi pada lapangan“SMR” Cekungan Sumatera Tengah dengan menggunakan metode gayaberatmikro. Metode time-lapse microgravity merupakan pengembangan dari metodegayaberat (x,y,z) dengan menambahkan dimensi keempat yakni waktu (t).Monitoring dilakukan pada lapangan-lapangan produksi yang telah melakukanEOR (Enchanced Oil Recovery) yakni proses menginjeksikan air kedalamreservoar untuk mendorong dan menguras sisa-sisa minyak pada pori-pori batuanreservoar ke sumur produksi. Pengolahan data gayaberat mikro dilakukan denganmencari selisih nilai gayaberat observasi antara pengukuran kedua dan pertama,selanjutnya melakukan analisis spektral untuk memisahkan anomali padakedalaman reservoar dan noise. Anomali time-lapse microgravity memiliki nilaisebesar -132.28 µGal hingga 54.89 µGal. Anomali positif berhubungan denganproses injeksi, sedangkan anomali negatif berhubungan dengan proses produksipada daerah penelitian. Analisis filtering menunjukan terdapat dua zona dinamikafluida, yakni akibat proses dinamika air permukaan (air tanah diatas reservoar)dan yang terjadi pada reservoar. Zona pengurangan fluida terjadi pada daerah-daerah dengan jumlah sumur produksi lebih banyak dari sumur injeksi.Pengurangan densitas terjadi pada lapisan reservoar yakni pada kedalaman 600 mhingga 1000 m dengan nilai maksimum pengurangan sebesar -3.1x10-3 gr/cm3.Model inversi gayaberat time-lapse menunjukkan adanya beberapa sumur injeksiyang kurang efektif sehingga perlu dihentikan injeksinya.

Kata kunci: Monitoring, Enchanced Oil Recovery (EOR), Cekungan SumateraTengah, Gayaberat Mikro.

i

Page 3: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

ABSTRACT

THE MONITORING OF WATER INJECTION PROCESS IN “SMR”FIELD CENTRAL SUMATERA BASIN BASE ON TIME-LAPSE

MICROGRAVITY ANOMALI DATA

By

DIAN PRATIWI

There had been done a regional research about the monitoring of injection processin "SMR" field of Central Sumatera Basin using microgravity method. The time-lapse microgravity method is the development of the gravity method (x, y, z) byadding the fourth dimension of time (t). Monitoring is carried out on productionfields that have performed EOR (Enchanced Oil Recovery) that is the process ofinjecting water into the reservoir to push and drain the remains of oil in the poresof the reservoir rock to the production well. The microgravity data processing isdone by finding the difference between observed gravity values between the firstand the second measurements, then performing the spectral analysis to separatethe anomaly at reservoir depth and noise. The time-lapse microgravity anomalyhas a value of -132 μGal to 54 μGal. Positive anomalies are related to the injectionprocess, whereas the negative anomalies are related to the production process inthe study area. Filtering analysis shows that there are two zones of fluid dynamics,which is due to the process of surface water dynamics (groundwater abovereservoir) and that occurs in the reservoir. Fluid reduction zones occur in areaswith more production wells than injection wells. Density reduction occurs in thereservoir layer at a depth of 600 m to 1000 m with a maximum reduction value of-0.0031gr/cm3. The gravity time-lapse inversion model shows the existence ofseveral injection wells that are less effective and therefore need to be stoppedinjecting.

Keywords: Monitoring, Enchanced Oil Recovery (EOR), Central Sumatera basin,Microgravity

ii

Page 4: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN “SMR”CEKUNGAN SUMATERA TENGAH BERDASARKAN DATA ANOMALI

TIME-LAPSE MICROGRAVITY

Oleh

DIAN PRATIWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Geofisika

Fakultas Teknik Universitas Lampung

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

2017

Page 5: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas
Page 6: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas
Page 7: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas
Page 8: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Natar, yang masih menjadi bagian

administratif Kabupaten Lampung Selatan, pada tanggal 15

Maret 1995. Penulis merupakan anak Ketiga dari pasangan

Bapak Sumardi dan Ibu Kelanawati. Penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Natar Kabupaten

Lampung Selatan hingga selesai pada tahun 2007.

Selanjutnya, penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah di SMP Negeri 22

Bandar Lampung hingga tahun 2010 dilanjutkan di SMA Negeri 8 Bandar

Lampung hingga tahun 2013.

Selanjutnya, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik, Jurusan

Teknik Geofisika, Universitas Lampung. Pada tahun 2013, penulis terdaftar

sebagai anggota Korps Muda BEM (KMB) Universitas Lampung. Selanjutnya

mulai 2014 hingga akhir perkuliahan, Penulis bergabung menjadi staff Fieldtrip di

Society of Exploration Geophysicist (SEG) SC Unila, Staff Fieldtrip The

American Association of Petroleum Geologist serta anggota aktif Biro Dana dan

Usaha Himpunan Mahasiswa (HIMA) TG Bhuwana Universitas Lampung.

Pada bulan Januari-Maret 2016, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

Desa Gedung Rejo Sakti, Kecamatan Penawar Aji, Kabupaten Tulang Bawang,

Page 9: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

viii

Provinsi Lampung. Selanjutnya, di bulan Agustus-September 2016, penulis

tercatat melakukan Kerja Praktek (KP) di Balai Penelitian dan Pengembangan

Teknologi Kebencanaan Geologi, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sub-Bidang

Gunung Api dengan tema penelitian “Analisis Data Mikrozonasi dengan

Menggunakan Metode HVSR Untuk menentukan Zona Rawan Kegempaan

Kabupaten Bantul”.

Pada April-Juni 2017, penulis melakukan penelitian Tugas Akhir (TA) pada PT.

Chevron Pasific Indonesia, Rumbai Pesisir, Riau hingga akhirnya penulis berhasil

menyelesaikan pendidikan sarjananya pada tanggal 4 Oktober 2017 dengan

mengambil judul “PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA

LAPANGAN “SMR” CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

BERDASARKAN DATA ANOMALI TIME-LAPSE MICROGRAVITY”.

Page 10: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin

Dengan penuh rasa syukur, ku persembahkan skripsi ini kepada:

Kedua Orangtuaku

Ibu Kelanawati dan Bapak Sumardi

Kakak-kakakku

Zainul Mas’ud FR, Siti Masitoh dan Restu Hayati

Keponakanku

Randi Andika, Raihan bobby dan Rafif Al Farraby

Page 11: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

x

MOTTO

بان تكذ ربكما آالء فبأي “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.”

(QS. Ar Rahman: 13)

Where there is a will, there is a way…(Angela Merkel)

Page 12: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,

hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan

judul “PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN “SMR”

CEKUNGAN SUMATERA TENGAH BERDASARKAN DATA ANOMALI

TIME-LAPSE MICROGRAVITY”. Adapun dalam pelaksanaan dan penulisan

laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas dari

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan

penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan wawasan bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis

Dian Pratiwi

Page 13: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xii

SAN WACANA

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat nikmat, hidayah dan

karunia-Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam pelaksanaan

dan penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan dukungan

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terimakasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan yaitu:

1. Bapak Sumardi dan Ibu Kelanawati, atas motivasi dan dorongannya selama

ini, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pendidikan program sarjana

Teknik Geofisika Universitas Lampung. Semoga Allah SWT selalu

melindungi dan memberkahi kalian.

2. Kakak-kakakku, Zainul, Siti Masitoh, Restu dan ponakan-ponakanku Dika,

Bobby, Rafif yang terus memberikan semangat, canda dan tawa kepada

penulis.

3. Bapak Dr. Muh. Sarkowi, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing pertama yang

memberikan motivasi serta arahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

4. Bapak Dr. Nandi Haerudin, S.Si., M.Si. selaku pembimbing kedua yang

memberikan banyak masukan serta motivasi dalam menyelesaikan Tugas

Akhir.

5. Bapak Dr. Ahmad Zaenuddin, M.T. selaku Kepala Jurusan Teknik Geofisika

dan Dosen Penguji Tugas Akhir yang banyak memberi support serta arahan.

Page 14: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xiii

6. Dosen-dosen Teknik Geofisika Universitas Lampung yang saya hormati,

terimakasih atas semua ilmu yang diberikan, Semoga Allah memberikan

balasan yang terbaik.

7. PT. Chevron Pasific Indonesia, selaku Perusahaan yang memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir dan skripsi ini.

8. Bapak Agung Wiyono, S.Si., M.Si. selaku pembimbing lapangan yang terus

membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Bapak Riski Kurniawan, S.T., M.T. selaku pembimbing lapangan yang telah

membagi ilmu, serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Rekan seperjuanganku Teknik Geofisika angkatan 2013 yang telah memberi

semangat dan support dalam menyelesaikan laporan ini. Teruntuk Abdi, Alis,

Agung, Atika, Cahaya, Deswita, Aji, Imbron, Dody, Edi, Endah, Farkhan,

Bunga, Aloy, Colay, Dono, Ujep, Fajri, Dwi, Egi, Niko, Bana, Bela, Vide,

Suryadi, Noris, Priesta, Yase, Yeni, Feni, Wuri, Winda, Widya, Pipit, Ririn,

Elin, Hanun, Reza, Nafis, Ulfa, Harris, Eci, Helton, Putu, Rafi, Shiska, Udin

dan kholil terimakasih kawan kebersamaannya, tanpa kalian gelar ini lebih

sulit untuk diraih.

11. Teman Seperjuangan TA Wuri, Ditha, Eca, Mas Arif, Ridwan, Fandy, Ferdi,

Salam, Dede Yoga, Siwan, Rianda, dan Ivan, untuk kebersamaan selama dua

bulan, untuk setiap tingkah konyol yang menghibur, dan untuk suka duka

selama Tugas Akhir.

12. Kak Doni dan Kak Taufik untuk semua ilmu dan bantuan kepada penulis.

Page 15: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xiv

13. Kakak-kakak dan adik-adik Teknik Geofisika Universitas Lampung yang

selalu membantu dan memberikan semangat dan ilmu bagi penulis.

14. Sahabat zaman alay Fika, Febria dan Fatimah, untuk dukungan kepada

penulis, dan untuk persahabatan selama 9 tahun.

15. Manusia belakang layar, Okti, Laksmi, Ayu, Mirza, Suci, Lidya, Ade, untuk

setiap motivasinya dan untuk ilmu pantang menyerahnnya.

16. Teman-teman KKN, Agnes, Siti, Mba Nurul, Yosela, Kak Yosef, dan

Wawan.

17. Untuk DIAN PRATIWI anda LUAR BIASA.

18. Dan berbagai pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan

satu-persatu.

Semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan

saran yang membangun penulis sangat harapkan untuk kebaikan penulis untuk

menjadi lebih baik.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2017

Page 16: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... ...i

ABSTRACT......................................................................................................... ..ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... .iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... .iv

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ..v

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. .vi

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... .ix

MOTTO ............................................................................................................... ..x

KATA PENGANTAR......................................................................................... .xi

SANWACANA ....................................................................................................xii

DAFTAR ISI........................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xvii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1B. Tujuan Penelitian ......................................................................................3C. Batasan Masalah........................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Fisiologi Daerah Penelitian .......................................................................5B. Struktur dan Teknonik Daerah Penelitian .................................................6C. Sratigrafi Regional Daerah Penelitian.......................................................9

Page 17: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xvi

D. Petroleum System Daerah Penelitian ........................................................16

III. TEORI DASAR

A. Konsep Dasar Metode Gayaberat..............................................................20B. Time-Lapse Microgravity..........................................................................22C. Koreksi pada Metode Time-Lapse Microgravity ......................................27D. Analisis Spektral .......................................................................................32E. Filter Moving Average...............................................................................35F. Pemodelan Inversi .....................................................................................36

IV. METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Waktu, dan Tema Penelitian ........................................................39B. Diagram Alir .............................................................................................40C. Alat dan Bahan..........................................................................................40D. Prosedur Penelitian....................................................................................41

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Anomali Gayaberat Time-lapse.................................................................50B. Filtering Moving Average .........................................................................53C. Pemodelan Kebelakang (Inverse Modelling) ............................................56

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...............................................................................................61B. Saran..........................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal penelitian ....................................................................................39

Page 19: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta regional Cekungan Sumatera Tengah ........................................6

Gambar 2. Penampang Cekungan Sumatera Tengah pada arah NE-SW ............7

Gambar 3. Perkembangan tektonik tersier Cekungan Sumatera Tengah ............10

Gambar 4. Tektonostratigrafi Cekungan Sumatera Tengah ................................11

Gambar 5. Gaya tarik menarik antara dua benda ................................................21

Gambar 6 Anomali time-lapse microgravity dan sumbernya..............................24

Gambar 7. Penampang skematik anomali 4D microgravity................................24

Gambar 8. Kurva Ln A terhadap k .......................................................................35

Gambar 9. Diagram alir .......................................................................................40

Gambar 10. Daerah yang dilakukan slicing.........................................................43

Gambar 11. Grafik hubungan Ln A dan K ...........................................................44

Gambar 12. Area penelitian.................................................................................48

Gambar 13. Penampang seismik 2D ...................................................................49

Gambar 14. Topografi daerah penelitian.............................................................49

Gambar 15. Kontur anomali gayaberat observasi ...............................................49

Gambar 16. Peta anomali time-lapse microgravity .............................................52

Gambar 17. Peta anomali regional ......................................................................54

Gambar 18. Peta anomali residual.......................................................................55

Gambar 19. Penampang 3D dari anomali regional .............................................57

Gambar 20. Peta sebaran densitas .......................................................................58

Page 20: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

xviii

Gambar 21. Penampang vertikal model inversi ..................................................59

Gambar 22. Pergerakan fluida aibat keberadaan sumur injeksi dan produksi.....60

Page 21: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sempat mencapai kejayaan produksi minyak bumi pada tahun 1995

yang mencapai 1,6 juta barel per hari (bph) , namun seiring berjalannya

waktu produksi minyak bumi Indonesia semakin menurun secara bertahap

disebabkan rasio penggantian cadangan migas tidak sebanding dengan migas

yang dikeluarkan akibatnya cadangan minyak terus merosot. Tahun 2016

lifting minyak bumi Indonesia diperkirakan hanya mencapai 812 ribu barel

per hari (bph) sementara konsumsi minyak nasional mencapai 1,6 juta barel

per hari.

Ada dua langkah untuk meningkatkan produksi migas di Indonesia, pertama

yaitu dengan mengoptimalkan produksi cekungan-cekungan sedimen yang

sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon, kedua adalah diimbangi dengan

pencarian cadangan-cadangan baru dengan cara melakukan penelitian-

penelitian cekungan-cekungan frontier di daerah-daerah yang belum pernah

dieksplorasi atau masih sedikit data-data geologi ataupun geofisika (Setiadi,

2010). Pengoptimalan produksi dilakukan dengan membangun sumur-sumur

injeksi atau yang lebih dikenal dengan EOR (Enchanced Oil Recovery) yakni

proses menginjeksikan air kedalam reservoar untuk mendorong dan menguras

sisa-sisa minyak pada pori-pori batuan reservoar ke sumur produksi.

Page 22: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

2

Dari kegiatan EOR ini perlu dilakukan monitoring untuk mengamati

perubahan apakah kegiatan EOR dapat mempertahankan kesetimbangan

reservoar atau justru merusak. Metode geofisika untuk monitoring yang

banyak digunakan adalah metode time-lapse seismic atau 4D seismik dan

time-lapse microgravity atau 4D gravity. Namun pada metode 4D seismik ini

biaya yang digunakan cukup besar kemudian dampak dari akuisisi data

terhadap lingkungan dan sosial yang cukup signifikan menyebabkan metode

4D seismik jarang digunakan. Selanjutnya dengan metode 4D gravity atau

time-lapse microgravity dijadikan metode alternatif untuk monitoring

pergerakan fluida reservoar, karena implementasinya yang mudah, cost

effective serta ramah lingkungan.

Time-lapse microgravity merupakan perkembangan dari metode gayaberat

(x,y,z) dengan menambahkan dimensi keempat yaitu waktu (t). Metode time-

lapse microgravity terdiri dari dimensi panjang (x), lebar (y), tinggi (z) dan

perubahan waktu (∆t). Adapun perubahan waktu yang dimaksud yakni

pengukuran gayaberat secara berulang baik harian, mingguan, bulanan

maupun tahunan. Teknik perubahan waktu (selang waktu) ini yang digunakan

untuk mengidentifikasi perubahan fluida bawah permukaan. Dalam penelitian

ini fluida yang dimaksud adalah minyak (0.7 gr/cm3) dan air (1 gr/cm3).

Keduanya memiliki selisih nilai densitas yang kecil sehingga diperlukan alat

yang sensitif untuk mengukur densitas bawah permukaan.

Akuisisi data penelitian ini menggunakan alat Gravimeter Lacoste &

Romberg tipe G1158, tipe G826 dan tipe G508 yang memiliki ketelitian 0.05

mGal. hasil pengukuran gayaberat mikro selang waktu kemudian ditunjukan

Page 23: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

3

untuk monitoring pergerakan fluida pada reservoar terutama akibat proses

injeksi air. Dalam kaitannya dengan metode gayaberat mikro selang waktu,

proses injeksi air berarti proses penambahan massa air ke dalam reservoar

sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kandungan fluida atau

perubahan densitas fluida pori batuan reservoar selama periode waktu

tertentu.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah :

1. Mengidentifikasi pola anomali time-lapse microgravity daerah penelitian.

2. Menentukan kedalaman dari pengurangan fluida yang terjadi pada daerah

penelitian.

3. Menentukan zona pengurangan fluida pada daerah penelitian.

4. Menentukan efektifitas kegiatan produksi dan injeksi pada daerah

penelitian.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini adalah:

1. Dilakukan pada lapangan “SMR” Cekungan sumatra tengah dengan

menggunakan 1676 titik pengukuran, koordinat sumur injeksi dan sumur

produksi tanpa data sumur (log) dan section seismik untuk melihat struktur

patahan.

2. Data yang digunakan adalah data anomali gayaberat lokal dari pada bulan

Maret 2016 dan Juli 2016.

3. Asumsi yang digunakan pada penelitian ini berupa

a. Titik pengukuran tidak mengalami perubahan koordinat.

Page 24: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

4

b. Anomali gayaberat time-lapse disebabkan oleh adanya perubahan fluida

dibawah permukaan. Fluida yang dimaksud adalah minyak bumi dan

air.

c. Kondisi reservoar diasumsikan memiliki tekanan yang sama pada

seluruh lapisannya.

Page 25: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Fisiologi Daerah Penelitian

Secara fisiografi, daerah penelitian berada pada Cekungan Sumatera Tengah.

Cekungan Sumatera Tengah merupakan cekungan busur belakang yang

berkembang di sepanjang tepi barat dan selatan Paparan Sunda terletak di

Baratdaya Asia Tenggara. Cekungan ini terbentuk akibat subduksi Lempeng

Samudera Hindia yang menunjam ke bawah Lempeng Benua Eurasia pada

awal Tersier (Eosen-Oligosen) dan merupakan seri dari struktur half graben

yang terpisah oleh blok horst. Cekungan ini berbentuk asimetris berarah

Baratlaut-Tenggara. Bagian yang terdalam terletak pada bagian Baratdaya

dan melandai ke arah Timurlaut. Pada beberapa bagian half graben ini diisi

oleh sedimen klastik non-marine dan sedimen danau (Eubank dan Makki,

1981).

Cekungan sumatera tengah terletak diantara cekungan sumatera utara dan

sekungan sumatera selatan. Cekungan sumatera tengah dibatasi oleh bukit

barisan disebelah barat, di bagian timur dibatasi oleh semenanjung malaysia,

dibagian baratlaut dibatasi oleh busur asahan dan dibagian tenggara dibatasi

oleh tinggian tigapuluh, seperti terlihat pada Gambar 1.

Page 26: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

6

Gambar 1. Peta regional cekungan sumatera tengah (Heidrick dan Aulia,1993)

B. Struktur dan Tektonik Daerah Penelitian

Tektonik Cekungan Sumatera Tengah, seperti halnya cekungan-cekungan

lainnya di Sumatera tidak terlepas dari pengaruh interaksi lempeng, yaitu

subduksi Lempeng Samudera Hindia kebawah tepi Lempeng Sunda.

Cekungan Sumatera Tengah terbentuk karena adanya penunjaman secara

miring (oblique subduction) Lempeng Samudera Hindia ke bawah Lempeng

Benua Asia. Penunjaman ini mengakibatkan terjadinya gaya tarikan pada

Cekungan Sumatera Tengah yang merupakan cekungan belakang busur

(Heidrick dan Aulia, 1993) (Gambar 2).

Page 27: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

7

Gambar 2. Penampang Cekungan Sumatera Tengah pada arah NE-SW (Heidrick dan Aulia, 1993)

Page 28: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

8

Cekungan Sumatera Tengah juga mengalami gaya tektonik kompresi yang

dihasilkan oleh suatu sistem sesar mendatar menganan akibat dari oblique

subduction di bagian barat dan barat daya Sumatera (Yarmanto dan Aulia,

1988). Perkembangan tektonik pada cekungan sumatera tengah menjadi

empat tahapan yaitu F0, F1, F2 dan F3 yang terlihat pada Gambar 2.

1. Periode Deformasi F0 (pra-Tersier)

Pada pra-Eosen terjadi deformasi kompresional pada basment yaitu

amalgamasi dari unsur-unsur kerak benua dan kerak samudra. Hal ini

menghasilkan zona lemah yang menyebabkan terbentuknya sesar-sesar

yang berarah Utara-Selatan, Baratlaut-Tenggara, dan Timurlaut-Tenggara.

Pola-pola cekungan di pulau sumatera berikutnya akan mengikuti pola

zona-zona lemah ini.

2. Periode Deformasi F1 (Eosen-Oligosen)

Pada kala Eosen-Oligosen terjadi deformasi ekstensional dengan arah

Barat-Timur ± 20o, yang mengakibatkan reaktivasi struktur-struktur tua

yang terbentuk sebelumnya (F0). Periode F1 terjadi pada waktu 50-26 Ma

dan menghasilkan geometri horst dan graben. Pada saat yang sama terjadi

pengendapan Kelompok Pematang ke dalam graben-graben yang

terbentuk.

3. Periode Deformasi F2 (Miosen Awal)

Pada kala Miosen Awal terjadi fase amblesan (sag phase) diikuti oleh

pembentukan sesar mendatar menganan secara regional dan pembentukan

transtensional fracture zone (Gambar 2). Sesar-sesar yang terbentuk berarah

Page 29: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

9

relatif Baratlaut-Tenggara. Berkembang sesar mendatar menganan pada sesar-

sesar tua yang berarah Utara-Selatan. Akibat sesar mendatar menganan, maka

pada sesar-sesar tua yang berarah Timurlaut-Baratdaya mengalami

transtensional, sehingga terbentuk normal fault, graben, dan half graben, lalu

pada sesar-sesar yang berarah Baratlaut- Tenggara mengalami

transpressional. Episode F2 terjadi bersamaan pengendapan Kelompok

Sihapas, yaitu antara 26-13 Ma.

4. Periode Deformasi F3 (Miosen Tengah)

Pada kala Miosen Tengah terjadi gaya kompresi yang menghasilkan struktur

reverse dan thrust fault sepanjang jalur sesar mendatar yang terbentuk

sebelumnya. Proses kompresi ini bersamaan dengan pembentukan sesar

mendatar menganan di sepanjang Bukit Barisan. Struktur yang terbentuk

umumnya berarah Baratlaut-Tenggara. Pembentukan struktur ini disertai

dengan pengendapan Formasi Petani dan Formasi Minas, mulai 13 Ma hingga

saat ini.

Page 30: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

10

Gambar 3. Perkembangan tektonik tersier cekungan sumatera tengah (Heidickdan Aulia, 1993)

C. Stratigrafi Regional Daerah Penelitian

Sejarah geologi Cekungan Sumatera Tengah sangat dipengaruhi oleh sejarah

tektoniknya. Oleh karena itu pembahasan mengenai stratigrafi Cekungan

Sumatera Tengah akan diletakkan dalam kerangka tektonostratigrafi

(Gambar 4). Cekungan Sumatera Tengah dibagi menjadi empat unit

Page 31: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

11

stratigrafi. Urutan tersebut (dari tua-muda) menurut (Eubank dan Makki

dalam Heidrick dan Aulia, 1993), yaitu:

Gambar 4. Tektonostratigrafi Cekungan Sumatera Tengah (Heidrick danAulia, 1993)

1. Batuan Dasar (Basement)

Batuan dasar berumur pra-Tersier ini terbagi menjadi tiga satuan litologi

(Gambar 2.6) yaitu: Mallaca Terrane, Mutus Assemblage, Kualu Terrane

dan Mergui Terrane (Eubank dan Makki dalam Heidrick dan Aulia, 1993),

dan terdapat pula Pre-Tertiary Granitic Intrusion.

a. Mallaca Terrane disebut juga Kelompok Kuarsit yang terdiri dari

kuarsit, argilit, batugamping kristalin, pluton-pluton granit, dan

granodiorit berumur Yura. Kelompok ini dijumpai pada coastal plain

yaitu di bagian Timurlaut.

Page 32: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

12

b. Mutus Assemblages (Kelompok Mutus), merupakan zona suture yang

memisahkan antara Mallaca Terrane dan Mergui Terrane. Kumpulan

Mutus ini terletak di sebelah Baratdaya dari coastal plain dan terdiri

dari baturijang radiolaria, meta-argilit, serpih merah, lapisan tipis

batugamping, dan batuan beku basalt.

c. Mergui Terrane, kelompok ini terletak di bagian Barat dan Baratdaya

dari Kelompok Mutus. Kelompok ini tersusun oleh greywacke, pebbly-

mudstone dari Formasi Bohorok, serta kuarsit. Kemudian ada juga

argilit, phyllite, batugamping, dan tuff dari Formasi Kluet, serta

sandstone-shale. Lalu terdapat juga Alas limestone.

d. Kualu Terrane, kelompok ini terletak di bagian Baratlaut dari

Kelompok Mergui, berumur Perm-Karbon, tersusun oleh filit, sabak,

tuff, dan batugamping.

e. Pre-Tertiary Granitic Intrusion.

2. Kelompok Pematang

Kelompok Pematang menumpang secara tidak selaras diatas batuan dasar.

Sedimen-sedimen pada kelompok ini umumnya diendapkan pada

lingkungan danau, sungai dan delta. William dan Kelley (1985) membagi

Kelompok Pematang menjadi lima formasi, yaitu: Formasi Lower Red

Beds, Formasi Brown Shale, Formasi Coal Zone, Formasi Lake Fill, dan

Formasi Fanglomerate.

a. Formasi Lower Red Beds, tersusun atas batulumpur (mudstone),

batulanau, batupasir, dan sedikit konglomerat. Distribusi dari formasi

ini sangat sulit ditentukan karena sangat terbatasnya pemboran dalam.

Page 33: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

13

Tetapi ada indikasi formasi ini diendapkan pada lingkungan rawa atau

danau.

b. Formasi Brown Shale, menumpang diatas Formasi Lower Red Beds dan

dibeberapa tempat menunjukan adanya kesamaan fasies secara lateral.

Litologi penyusun terdiri dari serpih berlaminasi, kaya material organik,

berwarna coklat sampai hitam yang mengindikasikan diendapkan pada

kondisi air tenang. Pada cekungan yang lebih dalam dijumpai

perselingan batupasir yang diperkirakan diendapkan oleh mekanisme

arus turbidit. Formasi Brown Shale merupakan batuan induk (source

rock) di Cekungan Sumatera Tengah.

c. Formasi Coal Zone, dibeberapa tempat ekuivalen secara lateral dengan

Formasi Brown Shale, tetapi ditempat lain menumpang di atasnya.

Litologinya berupa serpih, batubara, dan sedikit batupasir.

d. Formasi Lake Fill, tersusun atas batupasir fluvial dan delta,

konglomerat, dan serpih endapan danau dangkal. Ketebalan formasi ini

mencapai 2.000 kaki dengan proses deposisi yang berjalan cepat pada

sistim fluvio-lacustrine-delta yang kompleks.

e. Formasi Fanglomerate, tersusun atas batupasir dan konglomerat dengan

sedikit batulumpur berwarna merah sampai hijau. Formasi ini terutama

diendapkan sepanjang batas gawir sesar sebagai suatu seri sistim

endapan alluvial fan. Formasi ini secara vertikal dan lateral mengalami

transisi menuju Formasi Lower Red Beds, Brown Shale, Coal Zone, dan

Lake Fill. Ketiga formasi terakhir yaitu Coal Zone Formation, Lake

Fill, Formation, dan Fanglomerat Formation.

Page 34: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

14

3. Kelompok Sihapas

Kelompok Sihapas terutama terdiri dari batupasir dengan sedikit selingan

serpih, lapisan batugamping dijumpai secara lokal di bagian bawah.

Batupasir dari Kelompok Sihapas mempunyai ukuran butir sedang sampai

kasar dan merupakan reservoar yang baik. Kelompok Sihapas mempunyai

pola parasikuen yang menghalus kearah atas dan diendapkan mulai dari

akhir Oligosen sampai pertengahan Miosen. Kelompok Sihapas yang

diendapkan secara tidak selaras di atas Kelompok Pematang terdiri dari

Formasi Menggala, Bangko, Bekasap, Duri dan Telisa. Berikut adalah

rincian dari formasi- formasi dalam Kelompok Sihapas (Pertamina

BPPKA, 1996) :

a. Formasi Menggala, terdiri dari batupasir halus-kasar dan konglomerat

serta sedimen-sedimen klastik yang diendapkan pada fluvial braided

stream dan secara lateral ke arah utara berubah menjadi marine deltaic.

Pada bagian depocenternya formasi ini mempunyai ketebalan lebih dari

9000 kaki. Formasi Menggala berubah secara lateral dan vertikal kearah

barat menjadi marine shale yang termasuk dalam Formasi Bangko

sedangkan ke arah timur berubah menjadi lingkungan transisi dan laut

terbuka yang termasuk dalam Formasi Bekasap.

b. Formasi Bangko, terdiri dari batulempung yang diendapkan pada

lingkungan laut terbuka mulai dari lingkungan paparan (shelf) sampai

delta plain dan batulempung karbonatan dengan perselingan batupasir

lanauan dan berubah secara lateral menjadi batugamping pada daerah

yang sedikit menerima suplai material klastik. Formasi Bangko

Page 35: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

15

berfungsi sebagai batuan tudung (cap rock) bagi batupasir yang ada

dibawahnya. Batupasir dalam formasi Bangko merupakan reservoar

yang bernilai dan telah diproduksi di lapangan Petani, Bangko,

Menggala dan Pinang. Adanya pengaruh lingkungan laut menyebabkan

pengendapan foraminifera yang berfungsi sebagai penunjuk umur

formasi ini yaitu Miosen Awal (N1-N2).

c. Formasi Bekasap, terdiri dari suatu seri sedimen mulai dari lingkungan

transisi, laut terbuka dan delta. Litologi terdiri dari batupasir

glaukonitan, batugamping dan batubara. Batupasir mengkasar ke atas

dalam delta kompleks Sihapas terbentuk hampir di seluruh Paparan

Sunda. Batupasir Bekasap merupakan lapisan sedimen yang secara

merata menutup Sumatera Tengah dan akhirnya menutup semua

tinggian yang terbentuk sebelumnya. Selanjutnya Formasi Bekasap

merupakan reservoar penting dan telah diproduksi di lapangan

Menggala, Duri, Kotabatak dan Zamrud. Kandungan foraminifera

menunjukkan umur Miosen Awal (N2-N3).

d. Formasi Duri, merupakan suatu seri batupasir yang terbentuk pada

lingkungan inner neritic deltaic di bagian utara dan tengah cekungan.

Seri tersebut dicirikan oleh batupasir berbutir halus sampai menengah

yang secara lateral menjadi batulempung laut dalam dari Formasi

Telisa. Formasi Duri merupakan suatu reservoar utama yang telah

diproduksi melalui lapangan minyak Duri, Bangko, dan Petani. Formasi

ini mempunyai tebal lebih dari 300 kaki dan berumur sekitar Miosen

Awal (N3).

Page 36: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

16

e. Formasi Telisa, terbentuk dari Formasi Bekasap dan Duri secara lateral

dan vertikal berubah menjadi batulempung laut dari Formasi Telisa

yang terbentuk pada lingkungan neritik luar yang menunjukkan periode

penggenangan maksimum laut di Sumatera Tengah. Formasi Telisa

merupakan suatu batuan penutup (cap rock) regional bagi Kelompok

Sihapas. Tebal formasi ini lebih dari 9000 kaki. Formasi Telisa berumur

Miosen Awal-Tengah (NN4-NN5). Batupasir dalam Formasi Telisa

merupakan reservoar yang potensial dan telah diproduksi melalui

lapangan Bulu South, Beruk Northeast, Kotabatak dan Minas.

4. Kelompok Petani

Kelompok Sihapas ditumpangi oleh Kelompok Petani yang terdiri dari

Lower Petani yang merupakan endapan laut dan Upper Petani yang

merupakan endapan laut sampai delta. Formasi Petani diendapkan mulai

dari lingkungan laut dangkal, pantai dan ke atas sampai lingkungan delta

yang menunjukkan regresi air laut. Formasi Petani terdiri dari batupasir,

batulempung, dan batupasir gloukonitan dan batugamping yang dijumpai

pada bagian bawah dari seri sedimen tersebut, sedangkan batubara banyak

dijumpai pada bagian atas dan terjadi pada saat pengaruh laut semakin

berkurang.

Batupasir mempunyai komposisi dominan kuarsa, berbutir halus sampai

kasar, pada umumnya tipis-tipis, mengandung sedikit lempung dan secara

umum mengkasar ke atas. Di beberapa tempat batupasir membentuk lensa-

lensa dengan penyebaran yang terbatas yang menunjukkan pengendapan

Page 37: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

17

pada lingkungan offshore bar dan delta front/delta lobe sand sejajar dengan

pantai purba. Formasi Petani secara keseluruhan mempunyai tebal 6000

kaki berumur Miosen Akhir-Pliosen Awal atau N9-N21. Perkiraan umur

pada bagian atas Formasi Petani kadang-kadang membingungkan karena

tidak adanya fosil laut. Karena di bawah Formasi Petani terdapat

batulempung Telisa yang tebal, maka hidrokarbon yang berada pada

batupasir Petani tidak komersial. Gas biogenik terdapat dalam jumlah yang

besar dan telah dijadikan target eksplorasi terutama di Lapangan Seng dan

Segat.

5. Formasi Minas

Formasi Minas merupakan endapan Kuarter yang diendapkan tidak selaras

di atas Formasi Petani. Formasi Minas tersusun atas lapisan-lapisan tipis

gravel, pasir lempung dan merupakan endapan-endapan alluvial.

D. PetroleumSystemDaerah Penelitian

Cekungan Sumatera Tengah menjadi sangat menarik karena di dalamnya

terkandung potensi minyak bumi yang sangat besar. Hal ini

dimungkinkan karena cekungan tersebut memiliki syarat-syarat yang

cukup untuk menghasilkan minyak bumi, yaitu batuan induk (source

rock), reservoar (reservoir), batuan tudung (cap rock), dan jebakan (trap).

1. Batuan Induk

Batuan induk pada Cekungan Sumatera Tengah berasal dari Kelompok

Pematang yang terdiri dari batuan berukuran halus, terutama shale

yang diendapkan pada lingkungan danau dengan kondisi reduktif,

Page 38: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

18

sehingga sangat kaya akan material organic. Ketebalan batuannya

mencapai 600 kaki sehingga mampu menghasilkan minyak bumi pada

angka yang ekonomis. Hasil studi membuktikan bahwa bagian utama

dari Kelompok Pematang, yaitu Brown Shale merupakan batuan induk

utama pada Cekungan Sumatera Tengah.

2. Reservoar

Keberadaan batuan induk yang sangat potensial ini didukung pula oleh

tersedianya reservoar yang cukup baik pada Kelompok Sihapas yang

berada tepat di atasnya. Kelompok batuan ini terdiri dari batupasir

dengan sisipan shale, diendapkan pada lingkungan delta. Ketebalannya

mencapai 3300 kaki merupakan angka ekonomis untuk batuan reservoar

(Mertosono dan Nayoan, 1974).

3. Batuan Tudung

Batuan tudung (seal/cap rock) dihasilkan oleh Formasi Telisa yang

diendapkan di atas Kelompok Sihapas. Formasi ini terbentuk pada fase

regresi maksimum sehingga menghasilkan batuan berukuran halus,

terutama dari fasies marine shale, dengan ketebalan 1600 kaki. Batuan

ini menutupi Kelompok Sihapas sehingga minyak bumi akan bermigrasi

ke tempat yang lebih tinggi.

4. Perangkap

Perangkap (trap) utama pada Cekungan Sumatera Tengah adalah

perangkap struktur (Eubank dan Makki, 1981). Hal disebabkan

Cekungan Sumatera Tengah berada pada pinggiran dari lempeng yang

Page 39: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

19

bergerak aktif, sehingga banyak dihasilkan struktur sesar dan lipatan

yang berpotensi menjebak minyak bumi. Perangkap stratigrafi terjadi

karena perubahan fasies selama pengendapan Kelompok Sihapas yang

berjalan dari arah darat menuju laut.

Page 40: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

20

III. TEORI DASAR

A. Konsep Dasar Metode Gayaberat

Metode Gayaberat adalah metode dalam geofisika yang dilakukan untuk

menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa

cebakan mineral dari daerah sekeliling (r = gr/cm3). Metode ini adalah

metode geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu

metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur

geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff

terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi

atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat massa dari

kedalaman berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau

filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian

sangat tinggi (mGal), dengan demikian anomali kecil dapat dianalisa. Hanya

saja metode pengukuran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk

mendapatkan hasil yang akurat (Sarkowi, 2009).

Teori yang mendukung Ilmu gravitasi terapan adalah hukum Newton (1687)

yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik antara dua partikel bergantung

dari jarak dan massa masing-masing partikel tersebut, yang dinyatakan

sebagai berikut :

Page 41: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

21

( ) = − .(1)

Dimana :

F (r) : Gaya Tarik Menarik (N)

m1 , m2 : Massa benda 1 dan massa benda 2 (kg)

r : Jarak antara dua buah benda (m)

G : Konstanta Gravitasi Universal (6,67 x 10-11 m3 kg s-2)

m2 r m1

Gambar 5. Gaya Tarik menarik antara dua benda

Newton juga mendefinisikan hubungan antara gaya dan percepatan. Hukum II

Newton tentang gerak menyatakan gaya sebanding dengan perkalian massa

benda dengan percepatan yang dialami benda tersebut.= (2)

Percepatan sebuah benda bermassa m2 yang disebabkan oleh tarikan benda

bermassa M1 pada jarak R secara sederhana dapat dinyatakan dengan := = (3)

Bila ditetapkan pada percepatan gaya tarik bumi persamaan di atas menjadi := = (4)

Dimana :

g : Percepatan gaya tarik bumi

M : Massa bumi

m : Massa benda

Page 42: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

22

F : Gayaberat

R : Jari-Jari bumi

Pengukuran percepatan gravitasi pertama kali dilakukan oleh Galileo,

sehingga untuk menghormati Galileo, kemudian didefinisikan :

1 Gall = 1 cm/s2 = 10-2 m/s2 (dalam c.g.s)

Satuan anomali gayaberat dalam kegiatan eksplorasi diberikan dalam orde

miligal (mGall) :

1 mGall = 10-3 Gall

1 μGall = 10-3 mGall = 10-6 Gall = 10-8 m/s2

Dalam satuan m.k.s, gravitasi diukur dalam g.u.(gravity unit) atau μm/s2 :

(Octonovrilna, 2009)

1 mGall = 10 g.u. = 10-5 m/s2

B. Time-lapse Microgravity

Metode time-lapse microgravity merupakan pengembangan dari metode

gayaberat (x,y,z) dengan menambahkan dimensi ke empat nya yakni waktu

(t). Prinsip dari metode ini adalah mengukur gayaberat secara berulang baik

harian, mingguan, bulanan maupun tahunan pada daerah yang sama dengan

menggunakan gravimeter yang mempunyai akurasi dalam orde mikroGall

(µGall) dan tingkat akurasi altimeter dalam skala milimeter (mm). Time-lapse

Microgravity digunakan untuk memonitoring suatu perubahan densitas bawah

permukaan yang disebabkan oleh perpindahan massa dari suatu tempat ke

tempat lain, Enchanced Oil Recovery (EOR), pengurangan massa di bawah

permukaan, amblesan (subsidence), maupun penurunan muka air tanah

(Kadir, 2004).

Page 43: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

23

1. Konsep dasar Time-Lapse Microgravity

Kadir (1999) mengungkapkan bahwa untuk benda 3 dimensi dengan

distribusi densitas ρ = (a,ß, γ), dengan efek gayaberat di titik P(x, y, z)

pada permukaan pada selang waktu tertentu (Δt) diberikan oleh :∆ ( , , , ∆ ) = ∫ ∫ ∫ ∆ ( ,ß, ,∆ )( )[( ) ( ß) ) ] /∾∾∾∾∾ ß (5)

Jika perubahan gayaberat untuk geometri tertentu misalnya pada prisma

tegak maka persamaan diatas dapat ditulis ulang menjadi persamaan :

∆ ( , , , ∆ )= . ∆ ( , , , ∆ ) (6)

dimana K adalah fungsi Green yang berhubungan dengan geometri dan

volume benda anomali, sedangkan :

∆ ( , , , ∆ )= ( , , , ') – ( , , , ) (7)

Anomali time-lapse microgravity didefinisikan sebagai selisih harga

pembacaan gayaberat setiap stasiun pada waktu yang berbeda. Pada

pengukuran time-lapse microgravity, pengukuran gayaberat dilakukan

pada titik-titik yang sama sehingga diasumsikan tidak terjadi perubahan

topografi dan tidak terjadi pergeseran titik ukur. Salah satu faktor yang

mempengaruhi perubahan gayaberat adalah faktor dinamika fluida bawah

permukaan.

Gambar 6 mengilustrasikan pergantian fluida 1 dengan kontras densitas ρ0

oleh fluida 2 dengan kontras densitas ρ1 dan direpresentasikan oleh

perubahan nilai gayaberat (Δg) yang diukur di permukaan pada selang

waktu tertentu sebagai respon dari aktifitas injeksi fluida kedalam

reservoar. Gambar 7 merupakan model penampang skematik yang

mengilustrasikan respon anomali gayaberat akibat proses injeksi air ke

Page 44: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

24

dalam reservoar. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa injeksi air akan

memberikan nilai anomali time-lapse microgravity positif.

Gambar 6 Anomali time-lapse microgravity dan sumbernya (Kadir, 2004)

Gambar 7. Penampang skematik anomali 4D microgravity (Kadir, 2004)

2. Perubahan Medan Gravitasi (Δg)

Perubahan medan gravitasi bumi juga dipengaruhi oleh benda-benda di

angkasa maupun bumi yang berotasi pada porosnya secara teratur, bumi

yang berbentuk sferoidal (agak pepat di kutub-kutubnya), dan mempunyai

ketidakteraturan densitas secara lateral. Akibatnya terdapat perbedaan

harga gravitasi (variasi/anomali gravitasi) untuk setiap tempat yang

Page 45: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

25

berbeda di permukaan bumi. Untuk menentukan ketelitian data di daerah

yang akan dimonitoring perlu dilakukan pengukuran kembali sebanyak 3

kali untuk melihat perubahan medan gravitasi (Δg) pada suatu daerah

penelitian di titik pusat yang sama namun pada waktu yang berbeda. Hal

ini dilakukan untuk melihat perubahan nilai gravitasi pada daerah tersebut

berdasarkan perubahan massa dibawah permukaan (Niploy, 2014).

3. Perubahan Rapat Massa (Δρ)

Berdasarkan perubahan medan gravitasi, kita akan memperoleh sebaran

nilai perubahan rapat massa (Δρ) yang memberikan informasi batas-batas

reservoar, daerah reservoar yang mengalami perubahan massa (bernilai

positif jika massa bertambah, bernilai negatif apabila terjadi pengurangan

massa). Perubahan massa yang terjadi dalam reservoir panasbumi dihitung

dengan menggunakan Theorema Gauss, berdasarkan perubahan gravitasi

yang terukur di permukaan dengan persamaan :∆ = . ∑∆ ∆ (8)

dimana Δg adalah nilai interpolasi perbedaan gravitasi yang telah

terkoreksi dalam suatu grid, dan ΔS adalah luas grid tersebut. Harga ΔM

yang positip berarti terjadi tambahan massa, sementara harga yang negatif

mengindikasikan kehilangan massa. Jumlah pengisian alamiah R yang

masuk kedalam reservoir dapat diketahui dengan menggunakan

persamaan:

= ∆ + (9)

D adalah total massa yang dikeluarkan (massa yang diproduksi dari sumur

+ massa yang keluar secara alamiah), dan ΔM adalah perubahan massa

7

Page 46: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

26

dihitung berdasarkan persamaan diatas dari pengukuran gravitasi mikro

(Silitonga, 2001). Dari nilai perubahan rapat massa inilah kita dapat

mengetahui pola arah pergerakan fluida reservoar dibawah permukaan.

Dan sebagai geoscientist, kita dapat menganalisa dan memberikan saran

terhadap pemasangan sumur injeksi yang sesuai sehingga daerah reservoar

yang mengalami pengurangan massa dapat terisi kembali dan

menstabilkan sistem reservoar panas bumi dan memperpanjang umur

reservoar (Silitonga, 2001).

4. Perubahan Densitas pada reservoir

Anomali time-lapse microgravity berhubungan langsung dengan adanya

perubahan rapat massa (densitas) yang diakibatkan oleh perubahan

material yang mengisi volume pori sumber anomali pada selang waktu

tersebut. Rapat massa yang didefinisikan dengan ρ merupakan

perbandingan massa terhadap volume suatu benda (Fransbudit, 2008).= (10)

Satuan densitas dalam SI adalah kg/m3. Untuk densitas batuan berpori,

maka sebagian volumenya adalah volume pori yang dinyatakan dalam

porositas, sehingga densitas bulknya (ρ) merupakan jumlahan dari densitas

matrik materi padatnya ρm dan densitas fluidanya ρf ditulis sebagai := ( − Ф) + Ф (11)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya densitas dari suatu

material, antara lain adalah (Sukmono dan Abdullah, 2001):

1. Komposisi kimia

2. Suhu dan tekanan

Page 47: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

27

3. Komposisi mineral

4. Rongga rekahan dan porositas

5. Material pengisi.

Suatu batuan dengan pori-pori yang terisi oleh fluida (air, minyak, dan

gas) dapat diberikan sebagai rapat massa dengan n komponen. Fraksi dan

rapat massa fraksi masing-masing Vi dan ρi dapat dinyatakan dengan

persamaan := ∑ (12)

Jika fraksi diasumsikan menjadi dua bagian yaitu fraksi matriks padat

dengan porositas tertentu, fraksi fluida maka persamaan diatas menjadi := + (13)

Jika saturasi fluida sama dengan rasio volume fluida (Vf) dengan volume

pori (Vp) dan porositas (ϕ) sama dengan rasio volume pori (Vp) dan

volume total (V), maka diperoleh persamaan := ( − ) + (14)

Dimana :

ρres = Rapat massa reservoar (gr/cm3)

ρm = Rapat massa matriks (gr/cm3)

ρf = Rapat massa fluida (gr/cm3)

Sf = Saturasi fluida, perbandingan Vf dan Vp (%)

Ф = Porositas (%)

Persamaan diatas menjelaskan perubahan rapat massa pada reservoar

dipengaruhi oleh perubahan saturasi fluida atau perubahan massa

Page 48: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

28

komponen-komponennya, apabila rapat massa komponen (tidak ada

perubahan temperatur atau tekanan) pembentuknya tetap dan porositas

reservoar tidak berubah. Sehingga perubahan rapat massa pada reservoar

hanya dipengaruhi oleh pergantian fluida yang terjadi selama rentang

waktu tertentu. Pergantian fluida yang dimaksudkan adalah adanya proses

injeksi atau produksi yang dilakukan (ρ2) yang akan menyebabkan

terjadinya pengurangan atau penambahan fluida dari kondisi awal ρadanya

proses injeksi ataupun produksi. Kontras densitas yang terjadi pada daerah

penelitian selama rentang waktu tertentu, diberikan oleh persamaan

sebagai berikut (Fransbudit, 2008) :∆ = − (15)

Dimana= ( − ) + (16)= ( − ) + ( + (17)

Sehingga∆ = ϕ (18)

Dimana :

Sw = Saturasi air (%)

So = Saturasi minyak (%)

ρw = Densitas air (gr/cm3)

ρo = densitas minyak (gr/cm3)

C. Koreksi-Koreksi pada Metode Time-Lapse Microgravity

Kadir (2006) menyatakan bahwa anomali Bouguer akibat perubahan kontras

massa pada stasiun P untuk waktu t1 dan t2 diberikan oleh:

Page 49: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

29

∆ ( 1)= Gobs (t1) -G + h(t1) + bph (t1) + c ∆h(t1) (19)

∆ ( 2)= Gobs (t2) -G + h(t2) + bph (t2) + c ∆h(t2) (20)

Dengan asumsi bahwa geometri reservoar tidak berubah selama selang waktu

tertentu (pengukuran pertama dan kedua), maka semua koreksi yang terkait

dengan elevasi yakni koreksi free air, Bouguer dan koreksi terrain tidak perlu

dilakukan sehingga persamaan diatas dapat ditulis (Fransbudit, 2008) :

∆ ( 2)- ∆ ( 1) = ( 2) – ( 1) (21)

Dimana :

∆ ( 1) = Anomali bouguer pada 1

∆ ( 2) = Anomali bouguer pada 2

( 1) = Gayaberat observasi pada 1

( 2) = Gayaberat observasi pada 2

G = Gayaberat teoritis pada lintang

= Konstanta free air

b = Konstanta Bouguer

c = Konstanta terrain

h = Ketinggian

maka koreksi yang dilakukan untuk mereduksi noise-noise yang ditimbulkan

pada pembacaan gayaberat adalah sebagai berikut :

1. Koreksi pasang surut

Koreksi Pasang Surut (Tidal) adalah koreksi yang disebabkan oleh

efek tarikan massa yang disebabkan oleh benda-benda langit, terutama

bulan dan matahari. Harga koreksi ini berubah-ubah setiap waktu secara

periodik tergantung dari kedudukan benda-benda langit tersebut. Koreksi

8

Page 50: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

30

ini merupakan gaya tarik bulan dan matahari pada permukaan bumi maka

harga tersebut ditambahkan pada harga baca dan pengamatan, jika koreksi

tersebut merupakan lawan dari gaya tarik makaperlu dikurangkan.

Koreksitersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang

telah dibuat dalamsebuah paket program komputer. Secara matematis,

koreksi Tidal dapat dituliskan sebagai berikut := ( − ) + ( − ) (22)

= ( − ) + ( − ) (23)

Dengan :

gM : Komponen tegak pasang surut akibat bulan

gs : Komponen tegak pasang surut akibat matahari

ra : Jarak pusat bumi dan bulan

s : Jarak pusat bumi dan matahari

G : Konstanta Gravitasi Universal

Mm : Massa bulan

Ms : Massa Matahari

r : Jarak titik pengamatan ke pusat bumi

θ : Sudur Zenit Bulan ditentukan dengan := . . + ( )+( ) ( )

(24)

λ : Bujur tempat pengamatan

θ : Sudut Geosentris Bulan

Ibln : Inklinasi Bulan

Page 51: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

31

lm : Bujur Orbit bulan

x : right ascention

γ : Sudut Zenit Matahari ditentukan dengan := . . + ( )+( ) ( )

(25)

γ : Sudut Geosentris Matahari

Imthr : Inklinasi Matahari

ls : Bujur Orbit Matahari

Sehingga besarnya nilai koreksi pasang surut adalah := + (26)

Dimana :

Gtidal : Nilai gravitasi terkoreksi tidal (mGal)

gm : Nilai gravitasi saat pengukuran (mGal)

gs : Nilai gravitasi tidal (mGal)

2. Koreksi Apungan (Drift Correction)

Gravimeter biasanya dirancang dengan sistem keseimbangan pegas dan

dilengkapi massa yang tergantung bebas diujungnya. Karena pegas tidak

elastis sempurna, maka sistem pegas tidak kembali ke kedudukan semula.

Koreksi alat karena sifat pegas yang tidak kembali ke kedudukan semula

disebut koreksi apungan (Drift Correction). Koreksi ini dilakukan untuk

mengoreksi kesalahan pembacaan gravimeter pada saat melakukan

pengukuran nilai gravitasi di suatu tempat.

Page 52: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

32

Drift adalah penyimpangan pembacaan nilai gravitasi yang disebabkan

oleh beberapa faktor seperti elastisitas pegas pada alat, pengaruh suhu, dan

goncangan selama survei. Semua alat gravimeter harus cukup peka untuk

kepentingan pengukuran geofisika secara komersial, karena alat memiliki

variasi terhadap waktu (umur). Hal tersebut dikarenakan faktor internal

yakni adanya struktur dalam alat yang berupa pegas sangat halus sehingga

perubahan mekanis yang sangat kecil akan berpengaruh terhadap hasil

pengukuran (Susilawati, 2005).

Untuk mengatasi kesalahan pembacaan gravimeter pada saat pengukuran

nilai gravitasi maka perlu dilakukan sistem pengukuran tertutup (looping)

pada base station dalam satu kali survei, yaitu dengan pembacaan di awal

dan akhir pada (base station), sehingga perbandingan nilai awal dan akhir

dapat diketahui. Perbedaan inilah yang disebabkan oleh kesalahan

pembacaan gravimeter. Besarnya koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut

(Gunawan, 2005):= ( − ) (27)

Dimana :

= Drift Correction pada titik acuan pengamatan

= nilai gravitasi di titik acuan waktu awal

= nilai gravitasi di titik acuan waktu akhir

= waktu awal pengambilan data

= waktu akhir pengambilan data

= waktu pengamatan di titik pengamatan ke-n

Sehingga diperoleh nilai gayaberat terkoreksi drift adalah :

Page 53: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

33

= – (28)

D. Analisis Spektral

Analisis spektral dilakukan untuk untuk mengestimasi lebar jendela serta

estimasi kedalaman anomali gayaberat. Analisis spektral dilakukan dengan

cara mentransformasi Fourier lintasan yang telah ditentukan pada peta kontur

Anomali Bouguer Lengkap. Secara umum, suatu transformasi Fourier adalah

menyusun kembali/mengurai suatu gelombang sembarang ke dalam

gelombang sinus dengan frekuensi bervariasi dimana hasil penjumlahan

gelombang-gelombang sinus tersebut adalah bentuk gelombang aslinya

(Kadir, 2000).

Untuk analisis lebih lanjut, amplitudo gelombang-gelombang sinus tersebut

ditampilkan sebagai fungsi dari frekuensinya. Secara matematis hubungan

antara gelombang s(t) yang akan diidentifikasi gelombang sinusnya (input)

dan S(f) sebagai hasil transformasi Fourier diberikan oleh persamaan berikut:( ) = ∫ ( ) (29)

Dimana = √−Pada metode gayaberat, spektrum diturunkan dari potensial gayaberat yang

teramati pada suatu bidang horizontal dimana transformasi Fouriernya

sebagai berikut (Blakelly, 1996):

( ) = dan = | | | | (30)

Dimana z1 > z0, | | ≠ adalah potensial gayaberat, µ adalah anomali rapat

masa, γ adalah konstanta gayaberat dan r adalah jarak.

Page 54: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

34

Percepatan gayaberat dihubungkan pada potensial gravitasi oleh persamaang = ∇U. Gerak vertikal gravitasi yang diisebabkan oleh suatu titik massa

adalah turunan derivative dari potensial gayaberatnya:= (31)

( ) = (32)

( ) = (33)

Transformasi Fourier pada lintasan yang diinginkan adalah:( ) = | |( ) , > (34)

Jika distribusi rapat massa bersifat random dan tidak ada korelasi antara

masing-masing nilai gayaberat, maka m=1, sehingga hasil transformasi

Fourier anomali gayaberat menjadi:= | |( ) (35)

Dimana adalah amplitudo A dan C adalah konstanta.

Untuk memeroleh hubungan antara amplitudo (A) dengan bilangan

gelombang (k) dan kedalaman (z0-z1) dilakukan dengan melogaritmakan

persamaan = | |( ), sehingga bilangan gelombang k berbanding lurus

dengan spektral amplitudo.= | |( ) (36)= ( − )| | + (37)

Persamaan di atas dapat dianalogikan dalam persamaan garis lurus:= + (38)

dimana ln A sebagai sumbu y, | | sebagai sumbu x, dan ( − ) sebagai

kemiringan garis (gradien). Oleh karena itu, kemiringan garisnya

merupakan kedalaman bidang dalam dan dangkal. | | sebagai sumbu x

Page 55: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

35

didefinisikan sebagai bilangan gelombang yang besarnya dan satuannya

cycle/meter, dengan adalah panjang gelombang. Hubungan dengan Δxdiperoleh dari persamaan:= = ∆ (39)

Nilai sama dengan Δx, ada faktor lain pada Δx yang disebut konstanta

penggali, sehingga = . , konstanta N didefinisikan sebagai lebar

jendela, jadi lebar jendela dapat dirumuskan sebagai berikut:= ∆ (40)

Dimana adalah domain spasi yang akan digunakan dalam Fast Fourier

Transform (FFT), dan kc adalah bilangan gelombang cutoff.

Gambar 8. Kurva Ln A terhadap k (Fitriana, 2011)

Semakin besar nilai k, maka nilai frekuensi akan tinggi. Hubungan bilangan

gelombang k dengan frekuensi f adalah = 2 , frekensi yang sangat rendah

berasal dari sumber anomali regional dan frekuensi tinggi berasal dari sumber

anomali residual

Zona Regional

Zona ResidualZona Noise

Batas Zona regional-residual

Ln A

K

Page 56: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

36

E. Filter moving Average

Nilai gayaberat yang terukur di permukaan merupakan penjumlahan dari

berbagai macam anomali dan struktur dari permukaan sampai inti bumi,

sehingga anomali Bouguer yang diperoleh merupakan gabungan dari

beberapa sumber anomali dan struktur. Anomali Bouguer adalah superposisi

dari anomali yang bersifat regional dan yang bersifat residual atau lokal.

Anomali regional berkaitan dengan kondisi geologi umum secara keseluruhan

pada daerah yang bersangkutan, dicirikan oleh anomali yang berfrekuensi

rendah, sedangkan anomali residual dicirikan oleh anomali yang berfrekuensi

tinggi.

Untuk memeroleh anomali yang terasosiasi dengan kondisi geologi yang

diharapkan dan untuk meningkatkan resolusi sebelum diinterpretasi secara

kuantitatif, maka perlu dilakukan pemisahan anomali regional dan residual,

sehingga anomali yang diperoleh sesuai dengan anomali dari target yang

dicari. Pemisahan anomali juga dimaksudkan untuk membantu dalam

interpretasi gayaberat secara kualitatif. Pemisahan anomali ini salah satunya

dapat dilakukan dengan filter moving average. Moving average dilakukan

dengan cara merata-ratakan nilai anomalinya. Hasil perata-rataan ini

merupakan anomali regionalnya, sedangkan anomali residualnya diperoleh

dengan mengurangkan data hasil pengukuran gayaberat dengan anomali

regional. ∆ ( ) = ∆ ( ) ⋯ ∆ ( ) ⋯ ∆ ( )(41)

Dimana, i adalah nomor stasiun, N adalah lebar jendela, N adalah nilai

bilangan N dikurangi satu dan dibagi dua dan ∆ adalah besarnya anomali

Page 57: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

37

regional. Sedangkan penerapan moving average pada peta dua dimensi, harga

pada suatu titik dapat dihitung dengan merata-ratakan semua nilai di dalam

sebuah kotak persegi dengan titik pusat adalah titik yang akan dihitung

harganya. Misalnya moving average dengan lebar jendela 3, maka:∆ ∑ ∆ ( ) (42)

Nilai anomali residual ∆ dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:∆ = ∆ − ∆ (43)

Dimana adalah anomali Bouguer total (Diyanti, 2014).

F. Pemodelan Mundur (Inverse Modeling)

Inverse Modeling adalah pemodelan berkebalikan dengan pemodelan ke

depan. Pemodelan inversi berjalan dengan cara suatu model dihasilkan

langsung dari data. Pemodelan jenis ini sering disebut data fitting atau

pencocokan data karena proses di dalamnya dicari parameter model yang

menghasilkan respon yang cocok dengan data pengamatan. Diharapkan

untuk respon model dan data pengamatan memiliki kesesuaian yang tinggi,

dan ini akan menghasilkan model yang optimum, (Supriyanto, 2007).

(Grandis, 2009) mendefinisikan teori inversi sebagai suatu kesatuan

teknik atau metode matematika dan statistika untuk memeroleh informasi

yang berguna mengenai suatu sistem fisika berdasarkan observasi terhadap

sistem tersebut. Sistem fisika yang dimaksud adalah fenomena yang yang

kita tinjau, hasil observasi terhadap sistem adalah data sedangkan

informasi yang ingin diperoleh data adalah model atau parameter model.

Dalam mengestimasi parameter model sebenarnya ditemukan berbagai

permasalahan, namun permasalahan tersebut umumnya dibahas sebagai

Page 58: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

38

permasalahan regresi linier. Konsep regresi linier ini digunakan untuk

memformulasikan masalah inversi linier yang berlaku lebih umum. Model

terbaik atau optimum diperoleh, jika kesalahan tersebut minimum.

Page 59: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

IV. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Waktu dan Tema Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilakukan di :

Tempat : PT. Chevron Pacific Indonesia

Alamat : Jalan Rumbai KM 2,5, Lembah Damai, Rumbai Pesisir,

Kota Pekanbaru, Provinsi Riau

Tanggal : 25 April – 16 Juni 2017

Tema : Pemantauan Proses Injeksi Air pada Lapangan “SMR” Cekungan

Sumatera Tengah Berdasarkan Data Anomali Time-Lapse

Microgravity

Tabel 1. Jadwal PenelitianNo. Kegiatan April Mei Juni Juli Agust Sept okt1 Studi Literatur2 Pengolahan Data3 Penulisan Laporan

Awal4 Seminar Usul

Penelitian5 Pengolahan Data

Lanjutan6 Interpretasi7 Penulisan Laporan

Akhir8 Seminar Hasil9 Kompre

Page 60: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

40

B. Diagram Alir

Gambar 9. Diagram Alir

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Laptop Lenovo

2. Data pengukuran Bulan Maret 2006

G.Obs Maret 2006 G.Obs Juli 2006

Mulai

Anomali Time Lapse Microgravity (∆G2-∆G1)

Analisis Spektral

filtering

Anomal Regional Anomali Residual

yes

noStruktur Geologi

Kedalaman Reservoar

Model 3D

Selesai

Inversi

Peta Dinamika Fluida

Page 61: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

41

3. Data pengukuran Bulan Juli 2006

4. Data koordinat sumur injeksi dan produksi pada daerah penelitian

5. Software Microsoft Excel 2010

6. Software Oasis Montaj 8.3.3

D. Prosedur Pengolahan Data

1. Perhitungan Time-Lapse Microgravity

Pada penelitian ini digunakan data dalam bentuk gayaberat observasi (G.

Obs) atau nilai gayaberat yang telah dikoreksi terhadap tide dan drift

dengan jumlah data sebanyak 1676. Data berasal dari dua pengukuran

yakni pada bulan Maret 2006 dan pada bulan Juli 2006. Perhitungan

time-lapse dilakukan dengan mengurangkan nilai G. Obs pada

pengukuran kedua yakni pada bulan Juli tahun 2006 dengan pengukuran

pertama yakni pada bulan Maret tahun 2006. Perhitungan tersebut

dilakukan dengan software microsoft excel. Pengurangan ini

dimaksudkan untuk mengetahui selisih nilai pada pengukuran untuk

selanjutnya dimodelkan sehingga mengetahui sebaran perubahan nilai

densitas daerah penelitian.

2. Pemetaan Anomali Gayaberat Observasi dan Anomali Time-Lapse

Microgravity

Pemetaan anomali gayaberat lokal dilakukan dengan Software Oasis

Montaj 8.3.3. dalam pemetaan ini langkah pertama yang dilakukan adalah

membuat database. Dalam database data yang diinput adalah data dalam

format excel dengan komponen UTM X, UTM Y dan nilai G. Obs pada

Page 62: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

42

bulan maret dan pada bulan juli. Kemudian dengan menu grid-kriging pilih

data yang akan dipetakan yakni G. Obs bulan maret dan G. Obs bulan juli

untuk dibuat konturnya. Dengan demikian kita akan mendapatkan kontur

sebaran anomali lokal pada bulan maret dan pada bulan juli.

Time-Lapse microgravity merupakan selisih nilai beberapa pengukuran

gayaberat. Pemetaan Anomali Time-Lapse Microgravity dilakukan dengan

Software Oasis Montaj 8.3.3. sama seperti pemetaan pada anomali

gayaberat observasi dalam pemetaan anomali time-lapse microgravity ini

langkah pertama yang dilakukan adalah membuat database. Dalam

database data yang dimasukan adalah data dalam format excel dengan

komponen UTM X, UTM Y dan nilai anomali time-lapse. Kemudian

dengan menu grid lalu kriging pilih data yang akan dipetakan yakni

anomali time-lapse untuk dibuat konturnya. Dengan demikian kita akan

mendapatkan kontur sebaran anomali time-lapse antara bulan juli dan

maret.

3. Analisis spektrum

Analisis spektrum dilakukan untuk mendapatkan estimasi kedalaman serta

lebar window yang nantinya akan digunakan dalam proses filtering data.

Analisis spektrum dilakukan pada anomali time-lapse, dengan cara

membuat slice sebanyak 5 line seperti yang terlihat pada Gambar 10,

untuk dilakukan proses Transformasi Fourier (FFT).

Page 63: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

43

Gambar 10. Daerah yang dilakukan slicing

Hasil dari proses FFT adalah nilai real dan imajiner dari setiap slice yang

selanjutnya akan diproses dengan menggunakan perangkat lunak Ms.Excel

untuk mendapatkan nilai amplitudo (A), ln A, frekuensi dan nilai bilangan

gelombang k. Selanjutnya akan didapatkan grafik hubungan bilangan

kelombang (k) dengan ln amplitude anomali gayaberat mikro time-lapse

(ln A) yang terlihat pada Gambar 11

1000 3000 5000

1000

3000

5000

Page 64: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

44

Gambar 11. Grafik hubungan Ln A dan K

Page 65: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

45

Dari grafik diatas didapat batas k yang merupakan batas anomali gayaberat

mikro time-lapse dan noise. Selanjutnya didapatkan window sebesar 11.

4. Filtering Data

Filtering dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghilangkan noise

pada anomali gayaberat mikro time-lapse. Metode yang digunakan dalam

proses filtering ini adalah moving average. Moving average merupakan

perata-rataan dari data anomali gayaberat, hasil dari metode ini adalah

anomali regional, dan untuk anomali residual diperoleh dari selisih antara

anomali gayaberat mikro time-lapse dengan anomali regional. Anomali

regional menggambarkan dinamika fluida pada reservoar, sedangkan

anomali residual menggambarkan noise. Perangkat lunak yang digunakan

untuk proses filtering adalah Geosoft, proses pemisahan anomali dimulai

dengan menginputkan data anomali gayaberat mikro time-lapse kedalam

perangkat lunak Geosoft lalu nilai lebar jendela yang didapatkan pada

proses analisis spektral dimasukkan sebagai nilai input pemisahan.

5. Pemodelan Inversi

Pemodelan inversi berjalan dengan cara suatu model dihasilkan

langsung dari data. Pemodelan inversi pada dasarnya adalah proses data

fitting karena dalam prosesnya dicari parameter model yang menghasilkan

respon yang fit dengan data pengamatan. Kesesuaian antara respon model

dengan data pengamatan umumnya dinyatakan oleh suatu fungsi obyektif

yang harus diminimumkan. Proses pencarian minimum fungsi obyektif

tersebut berasosiasi dengan proses pencarian model optimum.

Page 66: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

46

Pemodelan inversi dilakukan dilakukan pada anomali regional. Anomali

regional akan menggambarkan dinamika fluida pada lapisan reservoar.

Data yang diinput adalah grid anomali regional. Pembuatan model ini

tidak menggunakan data topografi, karena kedalaman yang akan

digunakan adalah 500 m hingga 3000 m. Adapun langkah pembuatan

model yakni menginput data, kemudian membuat polygon daerah yang

akan dibuat model inversinya, selanjutnya menentukan mesh (model sel

bumi) yang sesuai dan yang terakhir adalah memasukan kedalaman yang

diinginkan. Model inversi 3D yang didapat kemudian di slice horizontal

pada kedalaman reservoar yakni 600 m sebagai top reservoar, 1000 m

sebagai bottom reservoar dan 800 m sebagai bagian tengah reservoar. Serta

dibuat pula slice vertikal yang melewati sumur injeksi dan produksi untuk

memudahkan interpretasi penulis.

Page 67: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah :

1. Anomali time-lapse memiliki nilai sebesar -132.28 µGal hingga 54.89

µGal. Anomali positif kemungkinan berhubungan dengan proses injeksi,

sedangkan anomali negative kemungkinan berhubungan dengan proses

produksi pada daerah penelitian.

2. Analisis filtering menunjukan terdapat dua zona dinamika fluida. Zona

pertama adalah akibat proses dinamika air permukaan (air tanah diatas

reservoar) dan zona kedua adalah dinamika fluida yang terjadi pada

reservoar di kedalaman >600 m.

3. Hasil pemodelan inversi 3D menunjukan :

a. Pengurangan densitas terjadi pada lapisan reservoar yakni pada

kedalaman 600 m hingga 1000 m.

b. Zona pengurangan densitas terjadi pada daerah-daerah dengan jumlah

sumur produksi lebih banyak dari sumur injeksi yang menandakan

terjadinya pengurangan fluida.

c. Perubahan nilai densitas disebabkan oleh aktifitas injeksi dan produksi,

sedangkan pergerakan dari fluida injeksi dikontrol oleh struktur sesar

serta geometri reservoar.

d. Model inversi gayaberat time-lapse menunjukan adanya beberapa

Page 68: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

62

sumur injeksi yang alian fluidanya tidak bergerak kearah sumur

produksi, sehingga perlu dihentikan injeksinya.

B. Saran

Adapun saran yang coba diberikan oleh penulis adalah untuk melakukan

pemodelan data time-lapse microgravity sebaiknya ditambahkan dengan data

log, serta petrofisika untuk melihal model dinamika fluida yang lebih baik.

Page 69: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

DAFTAR PUSTAKA

De Coster, G.I., 1974, The Geology of the Central Sumatra Basin, Proceedings ofthe Indonesian Petroleum Association 3rd Annual Convention, Jakarta.

Eubank, R.T., dan Makki, A.C., 1981, Structural Geology of the Central Sumatraback-arc Basin, Proceedings of the Indonesian Petroleum Association, ThirdAnnual Convention, p. 153-174.

Fitriana, I., 2011, Penentuan Struktur Bawah Permukaan Berdasarkan Analisadan Pemodelan Data Gayaberat, Geophysics Program Study Departementof Physics, University of Indonesia.

Fransbudit, 2008, Pemodelan 3D data gayaberat mikro time-lapse, Skripsi, TeknikGeofisika ITB.

Gunawan, H., 2005, Analisa Kuantitatif Data Gravitasi Untuk melokalisir JebakanTimah Primer, Skripsi, Sarjana Jurusan Fisika Universitas Indonesia.

Heidrick, T.L., dan Aulia, K., 1993, A Structural and Tectonic Model of theCoastal plains Block, Central Sumatra Basin, Indonesia, Proceedings of theIndonesian Petroleum Association, 22/1, 285-3 17.

Heidrick, T.L., dan Aulia, K., 1996, Regional Structural Geology of the CentralSumatra Basin, Petroleum geologi of Indonesian basin, Pertamina BPPKAIndonesia. 13-156.

Hyne, J. N., 1991, Nontechnical Guide to Petrloeum Geology, Exploration,Drilling and Production 3rd Edition. PennWell Books.

Kadir, W.G.A., 1999, The 4D Gravity Survey at its subsurface Dinamics : ATheoritical Approach, Proceeding of 24th HAGI Annual Meeting, Surabaya,p. 94-99.

Kadir, W.G.A., 2000, Eksplorasi Gayaberat dan Magnetik, Jurusan TeknikGeofisika Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, ITB.

Kadir, W.G.A., 2004, Penerapan metode gayaberat mikro 4D untuk prosesmonitoring, Journal JTM, X, 3.p. 170-179.

Page 70: PEMANTAUAN PROSES INJEKSI AIR PADA LAPANGAN …digilib.unila.ac.id/28693/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan ini penulis menyadari bahwa selesainya proses ini tidak lepas

Kadir, W.G.A. 2006. Numerical Modelling of Time Lapse Microgravity Methodon Water Injection Simulation. Poster Session Persidangan UKM – ITB.

Kelly, P.A., B. Martani, dan H.H. Williams, 1995, Brown Shale Formation:Paleogene lacustrine source rocks of central Sumatra, in B.J. Katz, ed.,Petroleum source rocks: New York, Springer-Verlag, p. 283-308.

Mertosono, V.S., dan Nayoan, G.A.S., 1947, The Tertiary Basinal Area of CentralSumatra, Proceedings of the Indonesian Petroleum Association, ThirdAnnual Convention, p. 63-76.

Niploy, P.F., 2014, Pemodelan inversi 3D data time-lapse microgravity lapangan“X” Sumatera Selatan, Skripsi, Teknik Pertambangan UVRI Makassar.

Octonovrilya, L., dan Pudja, I. P., 2009. Analisa Perbandingan Anomaly Gravitasidengan persebaran intrusi air asin (Studi kasus Jakarta 2006-2007). JurnalMeteorologi dan Geofisika Vol.10 No.1 : AMG.

Setiadi, I.P., 2012, Studi Cekungan Taniambar Menggunakan Metoda Gayaberat.Laporan Penelitian Lapangan Pusat Survey Geologi, Bandung.

Silitonga, P.H., 2001, Interpretation Microgravity in Kamojang Field, GeothermalInstitute, Auckland University.

Sukmono, S., dan Abdullah, A., 2001, Karakterisasi reservoar seismik, Bandung:Laboratorium Geofisika Reservoar Departemen Teknik Geofisika InstitutTeknologi Bandung.

Susilawati, 2005, Reduksi dan Interpretasi Data Gravitasi, E-Repository, JurusanFisika Fakultas MIPA- USU.