Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Platform ...

12
CYBERNETICS, Vol.5, No.01, Mei 2021, pp. 26~37 P-ISSN 2579-9835 E-ISSN 2580-1465 26 Received April 12, 2021; Revised Mei 31, 2021; Accepted Mei 31, 2021 Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Platform PengembanganSistem Informasi Geografis Aset Pemerintah Syahru Rahmayuda 1) , Cucu Suhery 2*) , Ilhamsyah 3) 1)32) Sistem Informasi Universitas Tanjungpura Pontianak 2) Rekayasa SIstem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl.Profesor Dokter H.Hadari Nawawi, Kalimantan Barat, Indonesia Abstrak Pengelolaan aset pemerintah merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan tata kelola ruang wilayah di suatu daerah. Pengelolaan data aset menjadi suatu pertimbangan pemerintah yang harus direncanakan untuk penataan tata ruang kota. Sistem Informasi Geografis adalah solusi yang dapat memetakan data aset pemerintah dalam bentuk peta digital. Pada penelitian ini bertujuan untuk memetakan pengelolaan aset pemerintah dalam bentuk informasi peta digital dengan teknologi Sistem informasi Geografi dan Leaflet Javascript. Leaflet Javascript merupakan Library opensource Javascript yang dapat menampilkan peta digital dalam bentuk marker atau point dan polygon. Studi kasus penelitian ini berupa data aset pemerintah yang divisualisasikan kedalam peta digital dengan bentuk point dan polygon. Pada setiap point maupun polygon memiliki informasi masing-masing aset pemerintah. Hasil analisa pengujian menyimpulkan bahwa pemanfaatan Library Leaflet Javascript pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah memiliki nilai skor rata-rata dengan uji Sistem Usability Scale sebesar 76.71 dengan kategori baik dan penilaian skala cukup. Kata kunci: Aset Pemerintah, Sistem Informasi Geografis, Leaflet Javascript Abstract Management of asset government is very important to development of regional spatial management region . Management of data asset must be think to government that planned for urban spatial planning. Geographic Information System is a solution that can mapping asset data government in the form of digital . In this study aims to map the management of government assets in the form of digital map information with Geographic Information Systems and Javascript Leaflet technology. Javascript Leaflet is an open source Javascript library that can display digital maps in the form of markers or points and polygons. This research is supply data asset of government and visualized into a digital map in the form of points and polygons. Every point and polygon has information about each government asset. The results of the test analysis concluded that the use of the Javascript Library Leaflet on the Government Asset Geographical Information System has an average score with the Usability Scale Test of 76.71 with a good category and moderate rating scale. Keywords: Asset of Government, Geographic Information System, Leaflet Javascript 1. Pendahuluan Saat ini banyak lembaga pemerintah mengambangkan data spasial dalam bentuk Sistem Informasi Geografis (SIG), data spasial dapat di integrasikan melalui analisis sebagai alat pendukung pengambilan keputusan. Data spasial merupakan komponen terpenting yang dapat menjelaskan sebuat peta menjadi informasi yang berguna. Dalam banyak kasus, dataset spasial mengandung atribut tambahan yang menggambarkan kondisi demografis atau sosial ekonomi di suatu wilayah. Data ini berguna untuk pembuatan keputusan strategis yang berhubungan dengan masalah pemerintahan dan bisnis di wilayah tersebut[21]. Analis SIG memiliki berbagai tantangan dalam menggabungkan dataset non-spasial ke dataset spasial

Transcript of Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Platform ...

CYBERNETICS, Vol.5, No.01, Mei 2021, pp. 26~37 P-ISSN 2579-9835

E-ISSN 2580-1465

◼ 26

Received April 12, 2021; Revised Mei 31, 2021; Accepted Mei 31, 2021

Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Platform PengembanganSistem Informasi Geografis Aset

Pemerintah

Syahru Rahmayuda1), Cucu Suhery2*), Ilhamsyah3) 1)32)Sistem Informasi Universitas Tanjungpura Pontianak

2)Rekayasa SIstem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl.Profesor Dokter H.Hadari Nawawi, Kalimantan Barat, Indonesia

Abstrak

Pengelolaan aset pemerintah merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan tata kelola ruang wilayah di suatu daerah. Pengelolaan data aset menjadi suatu pertimbangan pemerintah yang harus direncanakan untuk penataan tata ruang kota. Sistem Informasi Geografis adalah solusi yang dapat memetakan data aset pemerintah dalam bentuk peta digital. Pada penelitian ini bertujuan untuk memetakan pengelolaan aset pemerintah dalam bentuk informasi peta digital dengan teknologi Sistem informasi Geografi dan Leaflet Javascript. Leaflet Javascript merupakan Library opensource Javascript yang dapat menampilkan peta digital dalam bentuk marker atau point dan polygon. Studi kasus penelitian ini berupa data aset pemerintah yang divisualisasikan kedalam peta digital dengan bentuk point dan polygon. Pada setiap point maupun polygon memiliki informasi masing-masing aset pemerintah. Hasil analisa pengujian menyimpulkan bahwa pemanfaatan Library Leaflet Javascript pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah memiliki nilai skor rata-rata dengan uji Sistem Usability Scale sebesar 76.71 dengan kategori baik dan penilaian skala cukup.

Kata kunci: Aset Pemerintah, Sistem Informasi Geografis, Leaflet Javascript

Abstract

Management of asset government is very important to development of regional spatial management region . Management of data asset must be think to government that planned for urban spatial planning. Geographic Information System is a solution that can mapping asset data government in the form of digital . In this study aims to map the management of government assets in the form of digital map information with Geographic Information Systems and Javascript Leaflet technology. Javascript Leaflet is an open source Javascript library that can display digital maps in the form of markers or points and polygons. This research is supply data asset of government and visualized into a digital map in the form of points and polygons. Every point and polygon has information about each government asset. The results of the test analysis concluded that the use of the Javascript Library Leaflet on the Government Asset Geographical Information System has an average score with the Usability Scale Test of 76.71 with a good category and moderate rating scale.

Keywords: Asset of Government, Geographic Information System, Leaflet Javascript 1. Pendahuluan

Saat ini banyak lembaga pemerintah mengambangkan data spasial dalam bentuk Sistem Informasi Geografis (SIG), data spasial dapat di integrasikan melalui analisis sebagai alat pendukung pengambilan keputusan. Data spasial merupakan komponen terpenting yang dapat menjelaskan sebuat peta menjadi informasi yang berguna. Dalam banyak kasus, dataset spasial mengandung atribut tambahan yang menggambarkan kondisi demografis atau sosial ekonomi di suatu wilayah. Data ini berguna untuk pembuatan keputusan strategis yang berhubungan dengan masalah pemerintahan dan bisnis di wilayah tersebut[21]. Analis SIG memiliki berbagai tantangan dalam menggabungkan dataset non-spasial ke dataset spasial

CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼

Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Peta Digital Pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah (Rahmayuda Syahru Rahmayuda, dkk)

27

agar dapat menyajikan informasi dataset yang sesuai dalam membuat keputusan yang konklusif [11].

Pemerintah mempunyai berbagai macam jenis aset dan bangunan,berupa fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, dan lain sebagainya. Aset adalah sumber daya, yang meliputi tagihan,barang, uang, dan investasi yang dapat diukur dalam besaran uang dan dikuasai serta atau dimiliki oleh pemerintah dan memberi nilai manfaat ekonomi atau sosial di masa depan berdasarkan UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara Pasal 51 ayat 1. Dengan pertumbuhan Kota/Kabupaten yang pesat, maka hal ini akan mendorong bertambahnya jumlah aset dan bangunan Pemerintah Daerah secara signifikan. Tetapi, Pemerintah Daerah belum melakukan pengelolaan dengan baik terhadap jumlah dan jenis aset bangunan tersebut. Ini akan menyebabkan Pemerintah Daerah kesulitan untuk mendata aset-aset bangunan yang dikuasai dan atau dikelola. Hal ini menyebabkan beberapa aset bangunan milik Pemerintah Daerah yang lepas ke pihak swasta dikarenakan permasalahan legal pada aset bangunan tersebut karena belum memiliki sertifikat, sehingga bangunan tersebut dapat diambil alih kepemilikannya oleh pihak swasta.

Pesatnya perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis dan perluasan konsep data telah menyebabkan perlunya pengelolaan peta digital. Sistem Informasi Geografis datang sebagai evolusi perkembangan kartografi [17]. Leaflet adalah JavaScript Library yang berifat opensource dalam membangun peta interaktif yang Mobile friendly [19]. Leaflet js memberikan kemudahan dalam pengaplikasian kode sumber ke berbagai jenis peta digital dalam bentuk web. Karena leaflet bersifat open source, komunitas pengembang telah banyak berkontribusi plugin gratis untuk menyelesaikan berbagai tugas pemetaan. Agar tujuan pengelolaan aset secara terencana, terintegrasi, dan mampu menyediakan data dan informasi yang diingginkan, maka diperlukan sebuah Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan memanfaatkan library leaflet javascript sebagai pengelolaan pemetaan aset dalam bentuk peta digital. Sistem Informasi Geografis (SIG) dan leaflet js bertujuan untuk memberikan informasi dalam bentuk web sehingga akan mempermudah pemerintah daerah dalam memantau dan mengelola sumber daya aset yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan library leaflet javascript sebagai peta digital yang diterapkan pada sistem informasi geografis aset pemerintah. 2. Metode Penelitian

Metodologi penelitian menggunakan Kerangka Kerja Penelitian Hevner dalam menggambarkan secara keseluruhan proses Pemanfaatan Leaflet Javascript sebagai Platform Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah yang dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Metodologi penelitian menggunakan hevner [8].

◼ E- ISSN 2580-1465

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 26 – 37

28

Framework Hevner dibagi menjadi 3 bagian yaitu Environment (lingkungan), Is Research (riset) dan Knowladge Base (basis pengetahuan) yaitu sebagai berikut: 2.1 Environment (Lingkungan) Lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah inventarisasi aset pemerintah. Adapaun masalah yang dihadapi adalah pengelolaan inventarisasi aset pemerintah saat ini masih belum terorganisasi dengan baik, sehingga pemerintah sulit untuk mengetahui kondisi dan letak lokasi aset tersebut berada. Sebagai contoh rambu lalu lintas, halte masih memakai peta statis sehingga dinas perhubungan sulit untuk mengecek kondisi aset tersebut hilang atau rusak. Laporan jumlah aset masih di catat secara manual dalam satu pembukuan yang memungkinkan akan terjadi kesalahan dalam penulisan laporan. Dari masalah tersebut peneliti langsung mempersiapkan dasar-dasar pengetahuan untuk memecahkan masalah tersebut. 2.2 Information System Research (Riset) Information System Research (Riset) adalah kerangka kerja untuk memecahkan masalah yang ada. Dapat dilihat pada gambar 1 terdapat dua entitas yang saling berkaitan dimana entitas pertama berkenaan dengan langkah penelitian dan entitas kedua berkenaan dengan pengembangan sistem, Pada aliran penelitian yaitu teknik pengumpulan data, dapat dilihat sabagai berikut :

a. Observasi

Melakukan pengamatan dan pencatatan yang berkaitan dengan kebutuhan sistem yang akan dibangun. Studi kasus ataupun lokasi dalam penelitian ini adalah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Mempawah.

b. Wawancara

Berdasarkan informasi kebutuhan fungsional sistem dari kegiatan observasi, telah didapat brainware atau pengguna sistem tersebut adalah operator dan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Mempawah. Kegiatan wawancara memberikan gambaran umum sebuah sistem yang akan dibuat berdasarkan hasil wawancara dengan pengguna sistem,karena yang faham akan kondisi sistem tersebut adalah orang-orang yang menggunakan sistem yang akan dibuat. Berdasarkan hasil wawancara terdapat saran agar sistem yang dikembangkan dapat ditampilkan dalam bentuk visual yaitu peta digital dengan jenis spasial data berupa point dan polygon. Hasil dari wawancara menjadi dasar pemilihan metode penelitian ini, yaitu kegiatan penelitian ini dilakukan sampai penampilan peta digital.

c. Studi Pustaka

Kegiatan Studi Kepustakaan membuat suatu konsep teori yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian sebagai dasar penelitian, dasar teori penelitian berdasarkan sumber-sumber rujukan berupa buku dan jurnal yang berasal dari sumber terbaru dan sesuai dengan topik penelitian. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan berbagai pustaka untuk mengkaji penelitian terdahulu sesuai dengan topik penelitian.

d. Analisa Sistem

Menganalisa masalah kebutuhan sistem dan menentukan hasil analisa sistem yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi geografis serta paket library leaflet javascript yang akan di implementasikan ke dalam peta digital.

e. Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem ini berhubungan dengan input, proses, dan ouput, pada masing-masing tahapan, tahapan input digunakan untuk memproses data dari sumber yang diambil pada tahapan teknik pengumpulan data yang di ekstrak pada proses input, kemudian dilanjutkan dengan tahapan proses yaitu tahapan mengimplementasi library leaflet javascript dengan Sistem Informasi Geografis aset pemerintah yang terhubungan dengan database, selanjutnya tahapan terakhir dari pengembangan sistem yaitu output, pada tahapan terakhir, sistem akan menampilkan visual peta digital.

CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼

Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Peta Digital Pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah (Rahmayuda Syahru Rahmayuda, dkk)

29

Pada langkah berikut yaitu pengembangan sistem dapat kita lihat pada gambar 2, pada proses pengembangan sistem memiliki kerangka sistem yang menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan aplikasi ini, berikut ini gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka sistem

Kerangka sistem yang akan dibangun seperti terlihat pada Gambar 2, tahapan input berupa: data spasial aset pemerintah menggunakan sampel data dinas yang mengelola aset daerah di salah satu dinas yang berada di suatu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Pada tahapan proses terdapat library leaflet javascript, yang dijadikan kode sumber implementasi pemetaan dalam bentuk peta digital pada Sistem Informasi Geografis aset pemerintah. Hasil dari pengolahan data spasial aset pemerintah berupa peta dalam bentuk point dan polygon sehingga akan mempermudah pemerintah dalam memantau dan mengelola aset dan bangunan milik pemerintah. Langkah berikutnya yaitu evaluasi atau pengujian sistem. Pada tahapan ini, hasil dari implementasi di evaluasi. Tahap terakhir pada penelitian ini yaitu pengujian sistem dengan menggunakan teknik black box dan pengujian usability. Teknik black box adalah metode pengujian dengan yang berfokus pada fungsional sistem yang telah dibangun, serta memperhatikan kesesuaian hasil dari sistem yang diharapkan, sedangkan pengujian usability adalah untuk menilai kualitas sistem yang telah dibangun. Pengujian usability menggunakan metode System Usability Scale (SUS), dengan rentang nilai SUS adalah dengan skor 0–100[3]. Kuesioner menggunakan 5 poin skala likert, dengan responden akan memberikan penilaian “Sangat Tidak Setuju”, “Tidak Setuju”, “Netral”, “Setuju”, dan “Sangat Setuju” pada 10 pertanyaan SUS dengan penilaian subyektif. Setiap item pertanyaan memiliki skor berkisar antara 1 hingga 5. Pada item pertanyaan dengan nomor ganjil skor setiap pertanyaannya yang didapat dari skor pengguna akan dikurang 1, setiap pertanyaan dengan nomor genap, skor akhir didapat dari nilai 5 dikurang dari skor pertanyaan dari responden, kemudian skor SUS adalah berdasarkan dari hasil penjumlahan skor setiap pertanyaan yang dikali konstanta 2.5. Perhitungan skor berlaku untuk 1 orang responden, perhitungan selanjutnya, skor SUS dari tiap responden dicari skor rata-ratanya dengan cara menjumlahkan semua skor dan dibagi dengan total responden [5]. Berikut ini rumus perhitungan SUS dapat dilihat pada persamaan 1 dibawah ini.

�̄� =∑ 𝑥

𝑛

Persamaan 1. Perhitungan system usability scale (SUS) [5]

◼ E- ISSN 2580-1465

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 26 – 37

30

Nilai x adalah skor rata-rata, nilai sigma x adalah jumlah skor SUS, dan nilai n adalah jumlah responden. Kesimpulan dari penilaian SUS setelah dihitung dari skor rata-rata SUS pada semua responden dimasukkan kedalam ketegori mana hasil pengujian dengan skor rata-rata. Berikut kategori hasil pengujian dari skor rata-rata yang ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3

Kategori Hasil Pengujian dari Skor Rata-Rata SUS [5].

Berikut ini 10 pertanyaan dari System Usability Scale (SUS) yang dipakai dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Item Pertanyaan System Usability Scale (SUS) [5].

Kode Item Pertanyaan

Q1 Saya akan menggunakan sistem ini lagi

Q2 Saya merasa sistem susah untuk di gunakan

Q3 Saya merasa sistem ini sangat mudah dipakai

Q4 Saya membutuhkan orang lain atau teknik untuk mengoperasikan sistem ini

Q5 Saya merasa fitur-fitur yang terdapat di sistem ini berjalan dengan baik

Q6 Saya merasa banyak hal yang tidak konsisten disistem ini

Q7 Saya merasa orang lain akan cepat memahami sistem ini

Q8 Saya merasa sistem ini membingungkan

Q9 Saya merasa tidak ada hambatan menggunakan sistem ini

Q10 Saya merasa perlu membiasakan diri terlebih dahulu sebelum memakai sistem ini

2.3 Knowledge Base

Knowledge base (basis pengetahuan) yaitu dasar-dasar ilmu yang digunakan dalam memecahkan masalah yang ada, dasar ilmu inilah yang menjadi panduan peneliti untuk melakukan pemecahan masalah. Dasar-dasar ilmu yang digunakan pada penelitian adalah pemrograman berbasis objek dimana ini merupakan bidang ilmu teknik pengkodingan secara objek oriented, PHP dan javascript merupakan bahasa pemrograman untuk membangun web, database, serta web service.

3. Hasil dan Analisis 3.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan data dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Mempawah. Adapun data-data yang diambil untuk kebutuhan Sistem Informasi Geografis di BPKAD yaitu : Aset Terminal, Aset Rambu Lalu Lintas, Aset Lahan Parkir, Aset Lampu Penerangan Jalan Umum, Toponomi Utilitas, Toponomi Bangunan, Toponomi Sarana Kesehatan, Toponim Pendidikan dan IPTEK, Toponim Transportasi, Toponim Pemerintah, Toponim Permukiman, Toponim Peribadatan, Toponim Perekonomian dan Perdagangan Toponim Pariwisata, Seni dan Budaya, Toponim Sungai, Toponim Bukit. Sistem Informasi

CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼

Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Peta Digital Pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah (Rahmayuda Syahru Rahmayuda, dkk)

31

Geografis Aset Pemerintah bertujuan untuk mempermudah pengelolaan data dan iventarisasi aset pemerintah dengan menampilkan data aset dalam bentuk peta digital. Peta digital pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah dibangun menggunakan library leaflet javascript. Leaflet js berperan penting dalam menampilkan data aset dalam bentuk point dan polygont yang berdiri pada lapisan layar peta digital. Berikut adalah hasil tampilan dari pemanfaatan libray leaflet javascript dalam bentuk peta digital untuk menampilkan poin aset pemerintah. Tag div yang disisipkan pada selector id dengan nama map, pada Selector ID pada tag DIV memiliki nilai map yang mengandung makna javascript, tag DIV yang berisi nilai map javascript akan tampil secara dinamis ukurannya.berikut ini gambar 4 nilai map yang disisipkan pada Selector ID di Tag DIV html.

Gambar 4. Memanggil peta pada selector ID di tag DIV

Setelah kita menyisipkan fungsi map javascript di html, dapat dilihat pada gambar 5 baris 56 sampai 61, library Leaflet Javascript di masukkan ke halaman html agar peta dasar dan poin dapat ditampilkan secara visual di web browser.

G

Gambar 5. Menginclude koding library leaflet javascript ke html Selanjutnya terlihat pada gambar 6 baris 71 sampai 75 terdapat script yang berfungsi untuk memetakan peta dasar berdasarkan garis lintang dan garis bujur sesuai wilayah yang dikehendaki.

Gambar 6. Code javascript menampilkan peta dasar

Untuk membaca data aset pemerintah, kita akan menambahkan code javascript ke peta yang telah kita buat tadi pada gambar 6, terlihat pada gambar 7 script javascript untuk menampilkan point atau marker ke peta dasar.

Gambar 7. Code javascript memanggil marker atau point Hasil dari script pada masing-masing gambar diatas, akan dilihatkan pada gambar 8. berikut ini tampilan peta digita pada bentuk point atau marker.

◼ E- ISSN 2580-1465

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 26 – 37

32

Gambar 8 Peta digital dengan library leaflet javascript dalam bentuk point

Selanjutnya menampilkan peta digital dalam bentuk polygon, pada dasarnya teknik

menampilkan peta digital pada bentuk polygon hampir sama dengan pembahasan diawal tentang menampilkan peta digital dalam bentuk point.hanya pembedanya pada fungsi leaflat js nya. Pada bentuk point menggunakan fungsi marker sedangkan pada bentuk polygon menggunakan fungsi polygon, berikut ini gambar 9 tampilan peta digital pada bentuk polygon.

Gambar 9. Peta digital dalam bentuk polygon

Berikut ini adalah potongan script pada saat akan menpath paket library leaflet javascript untuk bentuk polygon dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini.

Gambar 10. Path link library leaflet javascript pada pola polygon

Selanjut kita mengambil data batas wilayah administrasi perkabupaten yang ada di daerah Kalimantan Barat dalam bentuk polygon yang bertipe file Geojson dengan nama file RBI_Administrasi.js, berikut ini koding dalam bentuk gambar 11.

Gambar 11. Link file data batas wilayah administrasi dengan tipe file javascript

Setelah data wilayah administrasi dimasukkan pada kode sumber selanjutnya diatur file tersebut ke bentuk polygon. Berikut ini koding untuk menampilkan polygon ke peta digital yang dilihat pada gambar 12.

CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼

Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Peta Digital Pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah (Rahmayuda Syahru Rahmayuda, dkk)

33

Gambar 12. Koding untuk menampilkan data wilayah dalam bentuk polygon

Berikut adalah beberapa tampilan yang dihasilkan dari pengembangan Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah sebagai berikut : 3.1.1 Tampilan Login Berikut ini adalah tampilan login dapat dilihat pada Gambar 13. Login adalah proses pintu masuk untuk pengguna agar dapat mengakses aplikasi SIG. Tujuan login adalah mengatur proses identifikasi. Halaman Login adalah sebuah menu yang digunakan agar dapat masuk ke dalam sebuah aplikasi SIG . Jika sudah dilakukan proses sign in pada aplikasi SIG , maka user dapat masuk ke aplikasi dengan cara memasukan username pada kolom username, dan memasukan password pada kolom password.

Gambar 13. Halaman login

3.1.2 Tampilan Dashboard Dashboard adalah sebuah interface yang menyajikan informasi dalam bentuk laporan, tabel, dan indikator visual [20]. Tampilan Dashboard berisi rekapitulasi toponim permukimam, toponim pertahanan dan keamanan, toponim peribadatan, toponim perekonomian dan perdagangan, toponim pariwisata, seni, dan budaya, toponim pariwisata, seni, dan budaya, toponim sungai, toponim danau, toponim gunung, toponim bukit, dan toponim lain yang berhubungan dengan aset daerah Kabupaten Mempawah. Halaman dashboard ini di kelola oleh administrastor yang mempunyai hak akses penuh untuk mengelola sistem. Tampilan halaman dashboard seperti pada Gambar 14.

◼ E- ISSN 2580-1465

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 26 – 37

34

Gambar 14. Tampilan dashboard

3.1.3 Tampilan Grafik Berdasarkan Aset Berikut ini adalah Gambar 15 merupakan tampilan halaman grafik rupa bumi berdasarkan unsur toponim dan grafik berdasarkan aset. Setiap nilai aset terdapat nilai kuantitatif berupa total persentase masing-masing aset.

Gambar 15. Tampilan grafik aset 3.1.4 Manajemen Aset Pemerintah

Halaman manajemen aset pemerintah terdiri form simpan, form edit, hapus data aset serta form tampil data aset. Manajemen kelola aset ini akan menginputkan sebuah nilai koordinat dalam bentuk latitude dan longitude, dua titik ini memiliki fungsi untuk menempatkan titik poin ke peta digital yang telah kita seting pada leaflet javascript.untuk menginputkan titik koordinat aset dapat dilihat pada form simpan data aset, sedangkan pada form edit dapat kita lakukan edit data aset jika kita akan memperbaiki data aset yang salah, pada hapus terdapat di halaman tampil data aset, dengan bentuk tombol ikon hapus. Sedangkan data aset aka ditampilkan pada form tampil aset, dihalaman tampil aset dapat melakukan pencarian data aset pemerintah. Berikut ini adalah gambar 16 yaitu halaman manajemen kelola aset pemerintah.

CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼

Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Peta Digital Pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah (Rahmayuda Syahru Rahmayuda, dkk)

35

Gambar 16. Halaman manajemen aset 3.2. Analisa

Pada tahapan analisa merupakan tahapan akhir dalam penelitian pemanfaatan leaflet javascript pada Sistem Informasi Geografis aset Pemerintah, pada tahapan ini menggunakan dua pengujian yaitu pengujian black box dan pengujian usability, untuk pengujian black box lebih memperhatikan pada fungsional sistem yang dibangun, serta memperhatikan kesesuaian hasil dari sistem dengan hasil yang diharapkan. Sedangkan pengujian usability lebih ditekankan pada desain User Interface (UI) sehingga dapat disimpulkan apakah aplikasi yang telah dibuat tersebut memenuhi unsur usability atau User Experience.

3.2.1 Pengujian Fungsionalitas Sistem

Tahap pertama dalam pengujian dengan metode black box yaitu pengujian fungsional sistem untuk menunjukkan kinerja sistem informasi geografis secara keseluruhan. Pengujian ini memperhatikan persyaratan fungsionalitas sistem dengan melakukan uji coba data oleh tim pengembang sistem, yaitu dengan cara melihat skenario memasukkan data yang benar dan data yang salah pada setiap item uji dan skenario menampilkan link hasil query peta. Adapun rencana pengujian fungsional dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengujian fungsional

No Item Uji Pengujian

1 Proses login dan logout Verifikasi login dan logout berhasil

2 Pengolahan data administrator Proses tambah, edit, hapus berhasil

3 Pengolahan data user Proses tambah, edit, hapus berhasil

4 Pengolahan data aset dan peta Proses tambah, edit, hapus berhasil

5 Menampilkan data dashboard dengan sesuai

input data

Dapat menampilkan dashboard sesuai

data

6 Sistem dapat menampilkan data peta Sistem dapat menampilkan peta sesuai

◼ E- ISSN 2580-1465

CYBERNETICS Vol. 5, No. 01, Mei 2021 : 26 – 37

36

berdasarkan unsur alami permintaan

7 Sistem dapat menampilkan data peta

berdasarkan unsur buatan

Sistem dapat menampilkan peta sesuai

permintaan

8 Sistem dapat menampilkan data peta

berdasarkan unsur aset

Sistem dapat menampilkan peta sesuai

permintaan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada tabel 2, disimpulkan bahwa sistem yang telah dibangun telah berhasil dan diterima. Hal ini karena secara fungsional sistem sudah sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan output yang diharapkan oleh client dan pengembang sistem.

3.2.2 Pengujian Usability Pengujian usabilitas Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah berbasis web menggunakan metode System Usability Scale (SUS) menyimpulkan bahwa Total Skor Rata-rata untuk pengujian dengan SUS yang melibatkan 35 responden menghasilkan nilai 76.71. Hasil Skor Rata-Rata SUS ini di kategorikan berdasarkan gambar 3 nilai 76.71 masuk dalam kategori GOOD dengan grade scale C Artinya secara usability berdasarkan data tersebut mendapatkan penilaian dapat diterima atau layak.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Inventarisasi Aset Daerah di Kabupaten Mempawah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Leaflet JS dapat diimplementasikan dalam bentuk point atau marker yang mampu meyajikan data spasial dalam bentuk peta wilayah dan data non spasial secara akurat melalui Sistem Informasi Geografis Inventarisasi Aset Pemerintah. Penelitian ini berhasil memadukan sistem informasi geografis berbasis web yang dapat menampilkan informasi aset yang ada di Kabupaten Mempawah dengan leaflet javascript yang mudah diakses oleh masyarakat umum. Hasil dari pengujian usability sistem user sebesar 76.71 termasuk kategori baik dengan grade skala cukup yang artinya sistem layak digunakan dan hasil pengujian fungsionalitas, seluruh fungsionalitas dapat berjalan dengan baik. References

[1] Anhar.”Panduan Menguasai PHP dan Mysql Secara Otodidak”.Jakarta:Pt Transmedia

2010.

[2] Aronoff, S.“Geographic Information System: A Management Perspective”.WDL

Pub.Ottawa 1989.

[3] Bangor, Aaron, Philip Kortum, and James Miller."Determining what individual SUS

scores mean: Adding an adjective rating scale". Journal of usabilitystudies4, no. 3

(2009): 114-123.

[4] Bentley, L. D., Whitten, J. L.”System Analysis and Design for the Global

Enterprise”.Sevent Edition. New York: McGraw-Hill (2007).

[5] Brooke, John. "SUS: a retrospective".Journal of Usability Studies 8, no. 2 (2013): 29-40.

[6] Gordon B, D.”Management Information System: Conceptual Fondations, Structures,

and Development”.McGrawHill Kogakusha 1974.

[7] Haryanto, Bambang.”Rekayasa Sistem Berbasis Objek”.Bandung : Informatika (2004).

[8] Hevner, Alan R., March, Salvatore T., Park, Jinsoo and Ram, Sudha.”Design Science in

Information Systems Research”.MIS Quarterly (2004).

CYBERNETICS E-ISSN 2580-1465 ◼

Pemanfaatan Leaflet Javascript Sebagai Peta Digital Pada Sistem Informasi Geografis Aset Pemerintah (Rahmayuda Syahru Rahmayuda, dkk)

37

[9] Jaya, Tri Snadhika.”Pengujian Aplikasi dengan Metode Blackbox Testing Boundary

Value Analysis”. Jurnal Pengembangan IT (JPIT), 3(2), 45-48 (2018).

[10] Junaedi, Nang.”Analisa Kepuasan Mahasiswa Terhadap Sistem Informasi

Perpustakaan Universitas Merdeka Madiun Menggunakan Framework Pieces”.Journal

of Computer, Information Systems, And Technology Management, 1(2), 59-67 (2018).

[11] Rob, A.M.”Application of Geographical Information System in Understanding Spatial

Distribution of Asthma”.Informing Science Journal, Volume 6 (2003).

[12] Rahardjo, Budi.”Belajar Otodidak Framework Yii”.Bandung : Informatika (2015).

[13] Simarmata, Janner.”Rekayasa Web”.Yogyakarta: Andi Offset (2010).

[14] Sholiq.”Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML”.Yogyakarta:

Graha Ilmu (2006).

[15] Sudargo, P.”Pemrograman Berorientasi Objek Menggunalan Delphi”.Yogyakarta: Andi

Yogyakarta (2004).

[16] Sommerville, I.”Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak) ”.Edisi 6 Jilid 1.

Jakarta: Erlangga (2003).

[17] Taranjot Singh Bhatia, Harpinder Singh, P.K Litoria, Brijendra Pateriya.”Web GIS

Development using Open Source Leaflet and Geoserver Toolkit”. IJCST V ol . 9, I ssue

3, July-September 2018.

[18] Kadir, A.”Pengenalan Sistem Informasi”.Yogayakarta: Andi (2003).

[19] Koutsopoulos, K.“Geographic information systems and spatial analyses”.Athens:

Papasotiriou Publishing: 2002.

[20] Ilhamsyah, Setyaningsih A.F,Rahmayuda S.”Sistem Informasi Evaluasi Kualitas Kinerja

Dosen dalam Menentukan Key Performance Indicator”.Jurnal Edukasi dan Penelitian

Informatika Vol.5,No: 2 Hal 132-138, Agustus 2019.

[21] Permana, R. dan Lesmana, C. “Pemetaan Kesiapan Sekolah Mengimplementasikan

Kurikulum 2013 Berbasis SIG”. Jurnal cybernetic. Vol.4. No.02.Nov 2020, Pp. 101-108.