Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
-
Upload
andi-wahyudin -
Category
Documents
-
view
3.378 -
download
40
Transcript of Pedoman penerapan jaminan_mutu_bokar_final
PEDOMAN
PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU BOKAR
DIREKTORAT MUTU DAN STANDARDISASI DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………... ii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………. iii
I PENDAHULUAN …………………………....... 1
II. TUJUAN DAN SASARAN ……………………. 2
III. RUANG LINGKUP ……………………………. 3
IV. ACUAN NORMATIF ………………………….. 3
V. ISTILAH DAN DEFINISI …………………....... 4
VI. PERSYARATAN UPPB ………………………. 5
VII PERSYARATAN PENERAPAN JAMINAN MUTU BOKAR ……………….........................
6
VIII PENERBITAN SURAT KETERANGAN ASAL – BOKAR (SKA-B) ...............................
14
LAMPIRAN ……………………………………..
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uraian Halaman
1 Contoh AD dan ART UPPB ................... 17
2 Contoh Format Dokumen Penerapan Sistem Jaminan Mutu UPPB ...................
34
3 I. Koagulan yang telah diteliti oleh Pusat Penelitian Karet PT Riset Perkebunan Nusantara (No surat 169/RPN/IV/2011) dan
II. Rekomendasi Bahan Penggumpal Lateks dari Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Karet Sembawa, Palembang, Sumatera Selatan (Surat Nomor : 112/BPS/KHP/IV/2011).
………………………………………………
72 4 Laporan Penerbitan SKA-B ……………. 74
1
PEDOMAN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU
BOKAR
I. PENDAHULUAN
Karet merupakan salah satu komoditi pertanian andalan dan merupakan sumber penerimaan devisa negara Indonesia yang cukup penting. Sebagai negara penghasil karet terbesar ke dua di dunia setelah Thailand, produktivitas dan mutu bokar Indonesia masih belum seperti yang diharapkan. Dalam rangka pengembangan mutu bokar telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 38/Permentan/OT.140/8/2008 tanggal 12 Agustus tahun 2008 tentang Pedoman Pengolahan Dan Pemasaran Bahan Olah Karet (Bokar) yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri perdagangan No.53/M-DAG /PER /10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standar Indonesia Rubber. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan tersebut perlu pembinaan pembinaan penerapan jaminan mutu di tingkat UPPB, agar bokar yang dihasilkan dan diperdagangkan memenuhi standar yang dipersyaratkan. Bagi UPPB yang telah menerapkan Sistem Jminan Mutu akan memperoleh nomor register dari Dinas kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan dan selanjutnya UPPB tersebut dapat menerbitkan Surat Keterangan Asal Bokar (SKA B). Adanya SKA-B merupakan jaminan bahwa Bokar yang diperdagangkan tersebut dihasilkan oleh UPPB yang sudah diregistrasi. Dalam rangka memfasilitasi proses penerapan jaminan mutu Bokar untuk nilai tambah dan daya saing ekspor maka Ditjen PPHP Pedoman Jaminan Mutu yang dapat menjadi acuan bagi UPPB dalam menerapkan Standar Jaminan Mutu.
2
dan reviatalisasi perkebunan melalui Gerakan Nasional Perbaikan mutu Bahan Olahan Karet (Bokar). Kebijakan tersebut harus ditindaklanjuti dengan pembinaan penerapan jaminan mutu di tingkat Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) agar bokar yang diperdagangkan memenuhi standar yang dipersyaratkan. Penerapan sistem jaminan mutu juga bertujuan untuk menjamin konsistensi mutu bokar dan ketertelusuran asal-usul produk yang dihasilkan. Penerapan jaminan mutu produk hasil pertanian adalah sertifikat jaminan mutu dan atau label yang menyatakan kesesuaian produk terhadap Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang diacu atau keterangan lain dari otoritas yang berwenang yang menunjukan jaminan mutu produk. Untuk mendapatkan sertifikat jaminan mutu, UPPB harus menerapkan sistem jaminan mutu agar mutu bokar memberikan nilai tambah dan daya saing terhadap produk pertanian. Dalam rangka memfasilitasi penerapan sistem jaminan mutu pada UPPB, maka Direktorat Mutu dan Standardisasi, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian perlu menyusun Pedoman Penerapan Sistem Jaminan Mutu Bokar Bersih pada UPPB.
II. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Sebagai acuan bagi UPPB dalam menerapkan Sistem Jaminan Mutu Bokar agar mampu menghasilkan bokar yang bermutu secara konsisten.
2. Sasaran
Dalam penerapan sistem jaminan mutu Bokar sasarannya adalah : UPPB dan Pembina mutu/penyuluh.
3
III. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi persyaratan UPPB; persyaratan penerapan jaminan mutu bokar, penerbitan Surat Keterangan Asal Bokar (SKA-B). IV. ACUAN NORMATIF
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274).
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411).
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara 4437).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 199,Tambahan Lembaran Negara 4020).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara 4737).
7. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 08/MPP/Kep/5/1986 tentang Standardisasi, Sertifikasi, Akreditasi dan Perdagangan jis keputusan Menteri Perindustrian dan Perdangan Nomor 384/MPP/Kep/8/1999.
8. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu.
4
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/2/2007.
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26/Permentan/ OT.140/2/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan /OT.140/2/2007 tentang Pelaksanaan Sistem Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian.
12. Peraturan Menteri Pertanian No.38/Permentan/OT.1401/8 /2008 tentang Pedoman dan Pengolahan Bahan Olah Karet (Bokar).
13. Peraturan Menteri perdagangan No.53/M-DAG /PER /10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standar Indonesia Rubber.
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/ Permentan/ OT.140/ 12/ 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
V. ISTILAH DAN DEFINISI
1. Lateks adalah getah segar berbentuk cair dan berwarna
putih susu yang keluar dari sadapan pohon karet Hevea brasiliensis.
2. Bahan olah karet yang selanjutnya disebut BOKAR adalah lateks dan atau gumpalan yang dihasilkan pekebun kemudian diolah lebih lanjut secara sederhana sehingga menjadi bentuk lain yang bersifat lebih tahan untuk disimpan serta tidak tercampur dengan kontaminan.
3. Kontaminan adalah bahan lain bukan karet yang tercampur dalam proses pengolahan bokar dan berpengaruh menurunkan mutu.
4. Unit Pengolahan dan Pemasaran BOKAR yang selanjutnya disebut UPPB adalah satuan usaha atau unit usaha yang dibentuk oleh dua atau lebih kelompok pekebun sebagai
5
tempat penyelenggaraan bimbingan teknis pekebun, pengolahan, penyimpanan sementara dan pemasaran BOKAR.
5. Surat Tanda Registrasi UPPB yang selanjut-nya disebut STR-UPPB adalah dokumen tertulis sebagai bentuk legalitas terdaftar dari pemerintahan kabupaten/kota yang menunjuk-kan bahwa kegiatan pengolahan dan pemasaran BOKAR mendapat bimbingan dan pembinaan dari pemerintah.
6. Surat Keterangan Asal Bokar yang selanjutnya disebut dengan SKA B adalah dokumen tertulis yang diterbitkan UPPB sebagai pelengkap administrasi dalam proses perdagangan bokar yang menjelaskan tentang nama dan alamat pengolah, jenis, berat timbangan serta tingkat mutu BOKAR.
7. Pedagang Bokar adalah perorangan warga Negara Indonesia dan atau perusahaan yang terdaftar pada instansi berwenang yang melakukan kegiatan pembelian BOKAR di tingkat usahatani dan menjualnya kembali kepada pabrik pengolahan Bokar atau industri karet.
8. Nomor Registrasi adalah nomor yang diberikan kepada UPPB yang berada di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
VI. PERSYARATAN UPPB
Persyaratan UPPB dalam penyiapan sistem jaminan mutu bokar adalah :
1. UPPB dibentuk oleh satu atau lebih kelompok pekebun. 2. Luas areal kebun minimal 100 ha dengan produksi lateks
minimal 800 kg setiap tiga hari. 3. Memiliki fungsi pengolahan dan atau pemasaran bokar. 4. Memiliki tenaga teknis terampil untuk mengembangkan
keterampilan dan pendampingan, kegiatan penyadapan, penggunaan peralatan, pelaksanaan pengolahan dan atau pemasaran serta pengenalan baku/persyaratan mutu.
6
5. Mengembangkan usaha dengan melakukan kemitraan antara lain meliputi kerjasama penyediaan bahan penggumpal, sarana produksi, pemasaran, transportasi dan permodalan.
6. Mempunyai kepengurusan minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang tidak bisa dirangkap oleh pengurus kelompok pekebun.
7. UPPB mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) yang disusun dan ditetapkan berdasarkan musyawarah anggota kelompok pekebun.
8. UPPB mempunyai sarana kerja untuk bidang administrasi dan teknis sesuai dengan fungsinya.
VII. PERSYARATAN PENERAPAN JAMINAN MUTU
BOKAR Persyaratan penerapan sistem jaminan mutu Bokar terdiri atas : 1. Persyaratan Manajemen 1.1 Organisasi :
UPPB dapat berfungsi sebagai unit lembaga produksi yang menghasilkan dan atau memperdagangkan produk bokar bermutu, harus mempunyai susunan pengurus minimal sebagaimana tercantum pada struktur organisasi di bawah ini.
7
Bagan. 1 Struktur Organisasi UPPB Contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran 2.
1.1.1 Kriteria Pengurus UPPB dipersyaratkan sebagai berikuti : 1) Berasal dari anggota Poktan/pokbun; 2) Dipilih sesuai dengan AD dan ART UPPB; 3) Tidak mempunyai jabatan rangkap di kelompok.
1.1.2 Tugas dan Fungsi Pengurus minimal mempunyai tugas
sebagai berikut : 1.1.2.1 Ketua :
1) Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi pelaksanaan tugas serta bertanggungjawab penuh terhadap operasional unit usaha UPPB;
2) Melakukan inovasi dan pengembangan terhadap unit usaha untuk meningkatkan kompetensi, omset dan laba
3) Mencari peluang pasar; 4) Melakukan koordinasi dengan instansi teknis;
Bendahara
Ketua
Sekretaris
Bidang Pembelian dan
Pemasaran
Bidang
Saprodi
Bidang
Teknis
Bidang
Pengawasan
PPoktan/Gapoktan
8
5) Memfasilitasi pertemuan anggota minimal satu kali dalam setahun pada waktu setelah pengawasan internal dilakukan;
6) Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi.
1.1.2.2 Sekretaris :
1) Membantu ketua dalam menyusun dan melaksanakan administrasi;
2) Bersama dengan bidang pengawasan mendata anggota dengan form pendaftaran yang minimal berisi : Nama Petani, Nama Kelompok, Nama UPPB, Nomor Anggota, Lokasi Kebun (Desa, Kec), Luas Lahan, Jumlah Tegakan (TBM/TM), Prediksi Produksi);
3) Mengagendakan surat masuk dan surat keluar 4) Menyimpan arsip-arsip UPPB; 5) Membuat buku/kartu anggota; 6) Membuat laporan pertemuan-pertemuan di UPPB.
1.1.2.3 Bendahara :
1) Membantu ketua dalam urusan keuangan; 2) Membuat buku kas harian; 3) Membuat laporan bulanan transaksi penjualan; 4) Membuat laporan bulanan pengeluaran; 5) Menyimpan rekening UPPB; 6) Membuat laporan keuangan setiap bulan maupun
laporan akhir tahun; 7) Menyiapkan perhitungan sisa hasil usaha dibuat setiap
akhir bulan berjalan untuk memudahkan penghitungan bonus dan dana jasa bagi pengurus UPPB.
1.1.2.4 Bidang Teknis :
1) Melakukan kunjungan secara teratur kepada kelompok petani, saran-saran guna peningkatan kualitas produk serta jika ada permasalahan;
9
2) Melakukan penyuluhan kepada kelompok petani dalam rangka peningkatan produktivitas, penanganan pasca panen dan pengolahan bokar bersih serta pemasarannya;
3) Membantu kelompok dan atau pekebun melakukan pendataan untuk keperluan pengisian buku harian petani;
4) Melakukan pembinaan kepada kelompok petani agar dapat mengolah hasil sesuai standar internal.
1.1.2.5 Tugas Bidang Saprodi :
1) Menyediakan kebutuhan saprodi pekebun anggota / kelompok;
2) Menyalurkan kebutuhan saprodi kepada anggota / kelompok;
3) Membuat laporan penyaluran saprodi.
1.1.2.6 Tugas Bidang Pengawasan : 1) Melakukan pendaftaran / registrasi petani / kelompok; 2) Melakukan kunjungan secara rutin ke tempat-tempat
pooling/pembelian untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan;
3) Menyusun laporan/dokumentasi terhadap hasil pengawasan, disampaikan kepada Ketua untuk dapat ditindaklanjuti.
1.1.2.7 Tugas Bidang Pembelian dan Pemasaran:
1) Melakukan pembelian bokar dari petani anggota
gapoktan sesuai prosedur pembelian yang ada; 2) Melakukan pengecekan kualitas bokar yang akan dibeli; 3) Melakukan pencatatan terhadap data-data termasuk
volume produk hasil pembelian yang dilakukan; 4) Menjamin bahwa bokar terjaga mutunya selama
pengangkutan dari kelompok tani ke gudang; 5) Melakukan pemasaran bokar; 6) Membuat laporan pembelian dan pemasaran.
10
2. Persyaratan Dokumentasi
Dalam rangka penerapan sistem jaminan mutu, dokumen mutu yang dipersiapkan meliputi : dokumen penerapan sistem jaminan mutu bokar, Standar Prosedur Operasi (SPO) mulai dari penyadapan, pengolahan, penyimpanan sampai dengan pemasaran bokar sesuai dengan lingkup kegiatan UPPB. Dokumen pendukung dan formulir catatan yang diperlukan dalam rangka penerapan SPO bokar. Contoh dokumen penerapan sistem jaminan mutu bokar pada lampiran 2. 3. Persyaratan teknis
3.1. Persyaratan teknis mutu bokar meliputi :lateks kebun, sit angin,
slab dan lump yakni : 3.1.1 Baku mutu lateks kebun sebagai berikut :
1) Kadar Karet Kering (KKK) tidak melebihi 20%; 2) Bersih dari benda lain berupa kayu, daun dan
atau kontaminan; 3) Berwarna putih dan berbau segar.
3.1.2 Baku mutu sit angin sebagai berikut:
1) Bahan penggumpal yang digunakan asam semut atau bahan penggumpal lain yang direkomendasikan;
2) ketebalan lembaran sit untuk : • Mutu I : tebal >3 mm, • Mutu II : 5 mm dan • Mutu III : 10 mm;
3) Tidak terdapat kontaminan. 3.1.3 Baku mutu slab sebagai berikut :
1) bahan dasar diperoleh dari gumpalan lump mangkok dan atau gumpalan buatan dengan bahan penggumpalan asam semut;
11
2) gumpalan digiling atau dikempa untuk mengeluarkan air/serumnya;
3) ketebalan slab : • mutu I paling tebal 50 mm, • mutu II 100 mm • mutu III 150 mm.
4) tidak mengandung kontaminan; 5) selama penyimpanan tidak direndam dalam air atau terkena
sinar matahari langsung.
3.1.4 Baku mutu lump sebagai berikut : 1) tidak mengandung kontaminan 2 ) ketebalan lump :
• mutu I : < 50 mm, • mutu II : 100 mm • mutu III : 150 mm.
3) selama penyimpanan tidak direndam dalam air atau terkena sinar matahari langsung.
3.2. Bahan Penggumpal.
Bahan penggumpal yang digunakan adalah asam semut atau bahan penggumpal lain yang tidak merusak mutu karet sesuai rekomendasi Lembaga Penelitan Karet yang tercantum dalam Lampiran 3.
3.3 Persyaratan Pengolahan Bokar 3.1 Lateks. 1) Lateks merupakan bentuk awal produk yang diperoleh
melalui teknik penyadapan yang benar, dilakukan oleh tenaga terampil dengan meggunakan peralatan yang baik.
2) Teknik penyadapan yang benar merupakan cara penyadapan pohon dengan mempertimbangkan kondisi pohon, pola penyadapan, waktu dan frekwensi;
3) Tenaga terampil merupakan tenaga penyadap dari dalam
12
dan / atau luar keluarga pekebun untuk menghasilkan lateks tanpa merusak bidang sadap tanaman;
4) Peralatan yang baik merupakan peralatan yang digunakan pada kegiatan penyadapan hingga pengumpulan lateks memenuhi persyaratan kebersihan dan tidak korosif;
5) Untuk memperoleh lateks kebun sebagai berikut: - lateks hasil penyadapan di mangkok sadap dalam jangka
waktu paling lama 5 jam setelah penyadapan dikumpulkan pada wadah yang bersih dan kering.
- untuk menghindari penggumpalan secara alami, gunakan bahan pengawet sesuai anjuran lembaga penelitian karet.
- Apabila terjadi penggumpalan segera dipisahkan dari wadah agar tidak berpengaruh secara menyeluruh.
3.2. Sit angin Untuk mengolah lateks menjadi sit angin adalah sebagai berikut. 1) Lateks yang belum mengalami penggumpalan alami (pra-
koagulas) terlebih dahulu diencerkan dengan air bersih hingga kadar karet kering (KKK) menjadi 15%;
2) Lateks yang telah diencerkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, lebih dahulu disaring dengan alat penyaring berukuran 20 mesh;
3) Lateks yang telah disaring dimasukkan dalam bak penggumpal dan dibubuhi bahan penggumpal asam semut atau bahan penggumpal lainnya yang direkomendasikan;
4) Lateks dalam bak penggumpal yang telah dibubuhi bahan penggumpal dibiarkan membeku selama 2 hingga 6 jam sampai terbentuk gumpalan siap digiling; Gumpalan yang diperoleh dikeluarkan dari bak penggumpal kemudian dipipihkan dengan cara menekan gumpalan menggunakan tangan atau alat lain di atas alas yang dijaga kebersihannya;
5) Lembaran gumpalan kemudian digiling tipis dengan menggunakan mesin giling tangan (hand-mangel) polos sebanyak 4 kali, dan setiap kali menggiling jarak gigi pengatur disetel agar menghasilkan lembaran sit setebal 5 mm, kemudian digiling satu kali dengan gilingan beralur hingga
13
diperoleh ketebalan sit 3 mm; 6) Lembaran sit kemudian dicuci dengan air bersih untuk
mrnghilangkan bahan penggumpal yang tertinggal; 7) Lembaran sit yang diperoleh dikeringkan dengan cara
digantung diatas rak untuk diangin anginkan di udara terbuka selama paling kurang 10 hari dan tidak terkena sinar matahari langsung.
3.3 Slab Untuk menghasilkan slab sesuai baku mutu adalah sebagai berikut : 1) slab diperoleh dengan cara mengumpulkan lateks hasil
penyadapan dalam wadah dan selanjutnya dituang dalam bak penggumpal dengan ketebalan 50 mm, ditambahkan bahan pengumpal, diaduk dan dibiarkan hingga menggumpal;
2) gumpalan (koagulum) yang diperoleh selanjutnya dipipihkan dengan tangan atau pemukul kayu di atas yang bersih atau dengan menggunakan gilingan tangan (hand mangel), atau dengan menggunakan bahan dasar lump mangkok hasil penyadapan, yang dipipihkan dahulu dengan tangan atau pemukul kayu diatas alas yang bersih;
3) lump mangkok yang sudah dipipihkan ditata berjajar satu lapis dengan rapi dalam bak pembuku yang bersih dengan ketebalan tidak lebih 50 mm, kemudian disiram dengan lateks yang bersih dan telah dicampur dengan bahan penggumpal hingga terbungkus seluruhnya oleh lapisan lateks;
4) Gumpalan yang telah dipipihkan berbentuk slab tipis dengan ketebalan 50 mm;
5) selanjutnya ditiriskan diatas rak selama 1-2 minggu dan dihindarkan dari sinar matahari langsung.
3.4 Lump Untuk menghasilkan lump sesuai baku mutu adalah sebagai berikut : 1) Lump mangkok dipipihkan dengan tangan atau
menggunakan pemukul kayu di atas alas yang bersih hingga menjadi pipih;
14
2) gumpalan pipih selanjutnya digiling dengan gilingan tangan (hand mangel) polos atau menggunakan kempa khusus hingga tipis;
3) gumpalan tipis yang dihasilkan ditiriskan dan dianginkan di atas rak selama 1-2 minggu dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung.
VIII. PENERBITAN SURAT KETERANGAN ASAL - BOKAR
(SKA-B)
Berdasarkan persyaratan UPPB yang sudah ditetapkan di atas, maka prosedur penerbitan SKA-B sebagai berikut : 1. UPPB mengajukan permohonan register secara tertulis kepada
Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan; 2. Apabila permohonan tersebut disetujui, akan dilakukan penilaian
lapangan; 3. Berdasarkan penilaian dokumen dan lapangan apabila hasilnya
sesuai maka Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan dapat menerbitkan rekomendasi Surat Tanda Register (STR);
4. Selanjutnya UPPB yang telah mendapat (STR) dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan, berhak menerbitkan SKA-B;
5. Isi SKA-B minimal memuat hal-hal sebagai berikut : Nama UPPB : Alamat UPPB : Telp/Faks : Nomor Register UPPB : Nomor SKA-B :
No Jenis Bokar
Volume (kg)
Tujuan Penjualan Ket
15
SKA-B tersebut ditandatangani oleh Ketua UPPB atau yang diberi kuasa dan diberi stempel UPPB serta jumlah salinan SKA-B dibuat sesuai dengan kebutuhan termasuk untuk arsip.
6. UPPB wajib melaporkan SKA-B yang diterbitkan setiap bulan kepada Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan meliputi jumlah SKA-B, Volume tonase (kg), tujuan penjualan dll. Contoh formulir tercantum dalam lampiran 4.
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam penerbitan SKA-B maka perlu diatur ketentuan –ketentuan sebagai berikut :
1. UPPB hanya boleh menerbitkan SKA-B yang dihasilkan oleh anggotanya;
2. Untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan oleh Industri Crumb Rubber, UPPB boleh membeli bokar dari UPPB lain dengan syarat menunjukan SKA-B milik UPPB masing-masing;
3. Bagi UPPB yang menerbitkan SKA-B untuk bokar yang bukan dari anggotanya akan dijatuhi sanksi.
16
Contoh SKA-B : SURAT KETERANGAN ASAL BOKAR
(SKA –B)
Nama UPPB : Sekawan Alamat UPPB : Desa muaro, Kec. Batanghari Kab.
Muaro Jambi Telp/Faks : 0741-66454 /0741- 66453 Nomor Register UPPB : 02-14-0411-0001 Nomor SKA-B : 14-0411-0001
No Jenis Bokar
Volume (kg)
Tujuan Penjualan Ket
1 Lump 100 Pabrik Indokaret Jl.Durian No 40 Jambi
- 2 Sheet 100
Muaro Jambi, 14 April 2011 Ketua UPPB (Sukirno) Keterangan : 1. Tulisan yang tercetak miring diatas dapat diganti sesuai
kebutuhan. 2. Pengertian Nomor Register UPPB 02-14-0411-0001
- 02 : Provisi Sumatera Utara - 14 : Kabupaten Langkat - 0411 : bulan April tahun 2011 - 0001 : nomor urut register 1
3. Pengertian Nomor SKA-B 14-0411-0001 - 14 : tanggal penerbitan SKA-B - 04 : bulan penerbitan SKA-B - 11 : tahun penerbitan SKA-B - 0001 : nomor urut SKA-B (dalam 4 digit)
LAMPIRAN
17
Lampiran 1. CONTOH AD dan ART UNIT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BOKAR (UPPB) ………..(Sebut Namanya)
ANGGARAN DASAR UPPB ...................
BAB I NAMA TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 1 1. Badan usaha ini bernama Unit Pengolahan dan Pemsaran Bokar
( UPPB) ................. Selanjutnya dalam anggaran dasar ini di sebut UPPB.
2. UPPB berkedudukan di : Desa : ............................ Kecamatan : ............................ Kabupaten : .............................
3. UPPB dapat membuka jaringan pelayanan berupa kantor cabang/perwakilan di tempat lain dalam wilayah negara Republik Indonesia.
BAB II LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP
Pasal 2 1. UPPB berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. 2. UPPB berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong.
Pasal 3
UPPB dalam melaksanakan kegiatannya berdasar pada prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya simpanan masing-masing anggota.
18
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian.
BAB III
TUJUAN DAN USAHA Pasal 4
1. UPPB bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya yang berdomisili di lingkungan tempat berdirinya UPPB.
2. UPPB bertujuan untuk mendidik, meningkatkan serta mewadahi pengurus dan anggotanya untuk mengembangkan kemampuan usaha (entrepreneurship) yang berguna bagi dirinya pribadi dan masyarakat dalam arti luas.
Pasal 5
Untuk mencapai maksud dan tujuan UPPB menyelenggarakan usaha : 1. Melaksanakan perdagangan bokar : pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan dan memasarkan. 2. Pengadaan-penyaluran saprodi karet. 3. Pengadaan-penyaluran sembako dan kebutuhan sekunder
lainya untuk kepentingan anggota dan masyarakat. 4. Menyelenggarakan unit simpan pinjam untuk anggota. 5. Mengadakan kerja sama/kemitraan. 6. Menjalankan usaha dibidang jasa – jasa lainnya.
BAB IV KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 6
1. Anggota adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa. 2. Keanggotaan ditandai telah mengisi form pendaftaran dan telah
menandatangani surat pernyataan kepatuhan terhadap peraturan yang dikeluarkan pengurus UPPB.
3. Yang dapat diterima menjadi anggota adalah WNI yang memenuhi syarat : a. Berdomisili di wilayah Kabupaten Muaro Jambi
19
b. Sanggup untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan sukarela sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar ini.
c. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan lain yang telah disepakati dalam rapat anggota serta peraturan – peraturan yang berlaku.
4. Keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat di buktikan dengan catatan dalam buku anggota dan kartu anggota .
Pasal 7
1. Setiap anggota mempunyai kewajiban :
a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota
b. Melunasi simpanan pokok dan simpanan sukarela yang telah diputuskan dalam rapat anggota.
c. Berpartisipasi dalam usaha yang telah diselenggarakan oleh UPPB
d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan
e. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.
2. Setiap anggota mempunyai hak : a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara
dalam rapat anggota. b. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus dan atau
karyawan UPPB ..................... c. Meminta diadakan rapat anggota dan rapat anggota luar
biasa sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar ini.
d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta.
e. Mendapatkan pelayanan dari UPPB yang sama antar sesama anggota.
f. Meminta keterangan mengenai perkembangan UPPB ..............
g. Mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota terhadap UPPB .......................
20
h. Mendapatkan Sisa Hasil Penyelesaian apabila UPPB ...................dibubarkan.
Pasal 8
1. Keanggotaan UPPB ................... berakhir, bilamana anggota :
a. Meninggal dunia. b. Berhenti atas permintaan sendiri. c. Diberhentikan oleh pengurus karena :
- tidak memenuhi syarat keanggotaan - tidak ikut berpartisipasi dalam UPPB ...................
selama 1 (satu) tahun berturut-turut - terbukti melakukan tindak pidana kejahatan
2. Permintaan berhenti secara tertulis kepada pengurus. 3. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat
dibuktikan dengan catatan dalam buku anggota. 4. Seseorang yang diberhentikan oleh pengurus sebagai anggota,
dapat meminta pertimbangan kepada rapat anggota berikutnya.
BAB V RAPAT ANGGOTA
Pasal 9 1. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
UPPB. 2. Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam
setahun. 3. Rapat anggota mempunyai wewenang antara lain :
a. Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
b. Menetapkan kebijaksanaan umum di bidang organisasi, managemen dan usaha UPPB.
c. Memilih pengurus. d. Mengesahkan pertanggung jawaban pengurus dalam
melaksanakan tugasnya termasuk laporan keuangan/neraca dan perhitungan hasil usaha.
e. Pembagian sisa hasil usaha. 4. Rapat anggota dapat diadakan atas :
a. Permintaan tertulis dari 10% jumlah anggota. b. Keputusan rapat pengurus.
21
Pasal 10
1. Rapat anggota sah jika di hadiri lebih dari separuh jumlah
anggota. 2. Apabila quorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak
tercapai, maka pelaksanaan rapat anggota ditunda untuk paling lama tujuh hari.
3. Apabila pada pelaksanaan rapat anggota kedua sebagai mana dimaksud dalam ayat 2 quorum tetap tidak terpenuhi, maka rapat anggota dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh 1/2 +1 dari anggota yang hadir dan keputusannya sah serta mengikat bagi semua anggota.
Pasal 11
1. Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan atas musyawarah mufakat.
2. Jika dalam keputusan rapat anggota tidak tercapai secara mufakat, maka keputusan diambil melalui pemungutan suara (voting) dengan ketentuan sebagai berikut : a. Keputusan sah apabila disetujui oleh suara terbanyak. b. Setiap anggota hanya mempunyai hak satu suara. c. Anggota yang tidak hadir tidak dapat memakilkan suaranya.
3. Setiap penyelenggaran rapat anggota, harus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh pimpinan dan notulis rapat.
4. Setiap keputusan rapat anggota harus di tandatangani oleh ketua dan sekretaris UPPB.
5. Rapat anggota paling lambat diadakan paling lambat 3 (tiga) bulan dari tahun buku yang telah lampau.
Pasal 12
Untuk merubah Anggaran Dasar UPPB harus diadakan rapat anggota luar biasa. Perubahan Anggaran Dasar harus dihadiri oleh sekurang-kurang nya ¾ dari jumlah anggota yang hadir dan keputuannya sah apabila disetujui.
22
BAB VI DEWAN PENASEHAT
Pasal 13
1. Dewan Penasehat UPPB adalah yang diterapkan oleh rapat anggota dan telah memenuhi syarat yang tertentu.
2. Anggota dewan penasehat UPPB dapat memberikan saran dan atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan UPPB baik diminta ataupun tidak diminta akan tetapi tidak mengikat pengurus.
3. Anggota dewan penasehat tidak menerima gaji akan tetapi dapat diberikan uang gaji sesuai dengan keputusan rapat anggota.
BAB VII
PENGURUS Pasal 14
1. Pengurus UPPB dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat
anggota. 2. Pemilihan pengurus dilaksanakan secara demokratis dan tata
cara pemilihannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 3. Pengurus adalah pemegang kuasa rapat anggota. 4. Yang dapat dipilih menjadi pengurus adalah :
a. Bertaqwa kepada Allah SWT. b. Memiliki sifat jujur, ketrampilan kerja dan perilaku yang baik
didalam maupun diluar UPPB. c. Tidak pernah dihukum akibat melakukan perbuatan tercela.
5. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan anggota pengurus yang masa jabatannya habis dapat dipilih kembali.
6. Nama dan susunan pengurus ditulis dalam buku pengurus.
Pasal 15 1. Setelah tahun buku UPPB ……………….. ditutup, paling lambat
1(satu) bulan sebelum diadakan rapat anggota tahunan, pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat antar lain :
a. Keadaan organisasi dan usaha UPPB serta hasil usaha yang dicapai.
b. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku dan perhitungan hasil usaha tahun yang berjalan serta penjelasan atas dokumen tersebut.
23
c. Laporan ini harus ditandatangani oleh ketua, sekretaris dan bendahara UPPB.
2. Pengurus berhak dan berwenang, antara lain:
a. Mengangkat pengelola (karyawan) sesuai dengan perkembangan UPPB dan atau mengangkat pembantu pengurus dari anggota.
b. Menggunakan fasilitas atau sarana maupun dana yang tersedia sesuai keputusan rapat anggota.
c. Menerima dan atau menolak anggota baru serta memberhentikan anggota.
d. Menerima Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai keputusan rapat anggota.
e. Meminta jasa audit dan atau jasa lainnya kepada akuntan publik.
f. Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha UPPB.
Pasal 16
1. Setiap pengurus dapat diberhentikan oleh anggota apabila :
a. Melakukan kecurangan yang menimbulkan kerugian bagi UPPB dan atau anggotanya.
b. Tidak mentaati anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan rapat anggota.
c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan pertentangan dengan gerakan dalam rangka mensejahterakan anggotanya.
BAB VIII
PEMBUKUAN Pasal 17
1. UPPB wajib menyelenggarakan pembukuan tentang usahanya 2. Tahun buku UPPB mulai tanggal 1 Januari s/d 31 Desember. 3. UPPB wajib pada setiap tutup tahun buku mengadakan
perhitungan hasil usaha dan membuat laporan keuangan. 4. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus
ditandatangani oleh anggota pengurus. 5. Pengurus dapat menentukan kebijakan sistem administrasi
pembukuan.
24
Pasal 18 Setiap anggota dan pengurus dapat menelaah buku catatan perhitungan keuangan dan laporan kinerja keuangan UPPB.
BAB IX MODAL USAHA
Pasal 19 1. Modal UPPB terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. 2. Modal sendiri dapat berasal dari :
a. Simpanan pokok b. Simpanan sukarela c. Laba hasil usaha d. Hibah e. Donasi
3. Modal pinjaman dapat berasal dari : a. Anggota b. Bank dan lembaga keuangan lainnya c. Sumber lainnya yang sah
4. Selain modal sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1, UPPB dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari hasil usaha UPPB dan yang berasal dari modal penyertaan.
Pasal 20
1. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya sendiri pada
UPPB simpanan pokok sebesar Rp,- ……………………………..dan simpanan sukarela yang besarnya tidak ditentukan. Simpanan pokok dan simpanan sukarela akan diperhitungkan sebagai dasar perhitungan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan proporsinya yang akan diperhitungkan pada setiap tutup buku.
2. Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus, akan tetapi pengurus dapat mengijinkan anggota untuk melunasinya dalam waktu paling lama 2 (dua) kali angsuran.
3. Pada waktu keanggotaan berakhir simpanan pokok dan simpanan sukarela dapat diminta kembali secara akumulatif. Persyaratan pengembalianya diatur lebih lanjut dalam rapat anggota.
25
4. Uang simpanan pokok dan simpanan sukarela tidak dapat diminta kembali selama masih menjadi anggota aktif.
BAB X SISA HASIL USAHA
Pasal 21 Sisa hasil usaha UPPB merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh pembagiannya diatur sebagai berikut :
1. 15% untuk dana pengembangan (modal kerja) UPPB 2. 30% untuk dana pengurus UPPB 3. 12,5% untuk dana anggota UPPB 4. 12,5% untuk dana karyawan (insentif bonus untuk
peningkatan kinerja Unit Usaha UPPB) 5. 2,5% untuk dana sosial 6. 15% untuk kas 7. 12,5% untuk bagi hasil Simpanan Suka Rela (SSR)
Pembagian dan persentase dapat diubah sesuai dengan keputusan rapat anggota.
BAB XI SANKSI-SANKSI
Pasal 22 1. Setiap anggota yang melanggar ketentuan sebagaimana yang
diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus, Keputusan Rapat Anggota dan Peraturan lainnya yang berlaku akan dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan pertama, kedua, ketiga, skorsing sampai pemberhentian dengan hormat.
2. Setiap anggota yang tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha dan mencemarkan nama baik UPPB, dikenakan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat.
3. Rapat anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan pengurus apabila tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus, Keputusan Rapat Anggota dan Peraturan lainnya yang berlaku.
26
4. Karyawan yang melanggar surat perjanjian/kontrak kerja hingga mengakibatkan kerugian bagi UPPB dapat diberhentikan dan penyelesaian kewajiban atas kerugian yang diderita oleh UPPB dilakukan secara musyawarah /kekeluargaan.
5. Sanksi-sanksi dimaksud pada ayat 1, 2, 3 dan 4 tidak menutup kemungkinan dilakukan penuntutan oleh UPPB sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
BAB XII
ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 23
Rapat anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga yang memuat ketentuan pelaksanaan dalam Anggaran Dasar UPPB serta hal-hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Anggaran Dasar ini.
BAB XIII PENUTUP Pasal 24
Demikian Anggaran Dasar UPPB .................................. ini ditetapkan oleh Rapat Anggota pada tanggal ..........................................2011.
27
ANGGARAN RUMAH TANGGA UPPB............................
BAB I UMUM Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga memuat peraturan pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Pasal 2
Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.
Pasal 3
Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah, ditambah atau dikurangi melalui keputusan Rapat Anggota dengan memperhatikan pasal 1, ART ini.
BAB II KEANGGOTAAN
Pasal 4 1. Keanggotaan UPPB........................ bersifat sukarela dan terbuka 2. Setiap anggota adalah orang yang telah menyetujui dan
bersedia untuk mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Ketentuan-Ketentuan UPPB..........................lain.
3. Keanggotaan baru dinyatakan sah apabila sudah membayar simpanan pokok dan tercatat dalam bentuk buku daftar anggota.
4. Seorang anggota UPPB.................... dinyatakan sah berhenti dari keanggotaannya, baik atas dasar kemauan sendiri maupun karena diberhentikan oleh UPPB.........................., apabila keberhentiannya itu sudah dicatat di dalam daftar anggota dengan mencantumkan tanggal dan sebab-sebab berhentinya kemudian ditandatangani oleh ketua.
28
BAB III PENGURUS
Pasal 5 1. Pengurus dipilih dan disahkan oleh Rapat Anggota. 2. Pengurus memimpin dan mengelola UPPB...................... secara
penuh berdasarkan aturan UPPB. 3. Pengurus paling sedikit terdiri dari unsur Ketua, Sekretaris dan
Bendahara. 4. Pengurus menyusun dan menetapkan peraturan tentang
kepegawaian UPPB....................... 5. Pengurus wajib bertanggungjawab atas keabsahan dan
kerahasiaan serta keamanan dokumen UPPB…………………………………
6. Pengurus dapat diberikan imbalan jasa sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar UPPB.
7. Pembagian tugas pengurus merupakan hak prerogatif dari ketua dengan memperhatikan masukan-masukan dan pertimbangan dari pengurus yang lain.
8. Tugas-tugas pengurus secara bersama-sama atau sendiri-sendiri yang belum diatur dalam AD/ART UPPB………………………… ditetapkan dalam Peraturan khusus.
BAB IV
KARYAWAN Pasal 6
1. Apabila usaha UPPB………………………. sudah cukup
berkembang dan tidak mungkin dikelola oleh pengurus saja, maka pengurus dapat mengangkat karyawan.
2. Karyawan menerima gaji dari UPPB dengan berpedoman kepada Anggaran Dasar.
3. Ketentuan mengenai tugas dan kewajiban karyawan diatur dalam peraturan khusus.
29
BAB V UNIT USAHA UPPB.......................
Pasal 7
1. Perdagangan bokar : pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan memasarkan sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 5 merupakan usaha dasar sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Untuk mendukung perdagangan Bokar, dibentuk unit usaha pengadaan penyaluran saprodi karet minimal untuk keperluan anggota..
3. Menyelenggarakan unit simpan pinjam untuk anggota untuk mendukung anggota yang membutuhkan bantuan keuangan bagi peruntukan usahanya dan keperluan pribadi lainnya.
4. Dalam usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat disekitar berdirinya UPPBi sesuai dengan Anggaran DasarUPPB pasal 5 ayat 1, UPPB mengadakan Unit Usaha Pelayanan Kebutuhan Pokok dan kebutuhan sekunder lainnya sebagai usaha bagi UPPB.
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bidang perkaretan. 6. Menjalankan usaha dibidang jasa – jasa lainnya.
Pasal 8
1. Hasil keuntungan dari Unit Usaha UPPB akan diperhitungkan
sebagai laba hasil usaha UPPB. 2. Penghitungan laba hasil usaha (SHU) UPPB yang berasal dari
unit usaha dilakukan secara proporsional sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar UPPB pasal 21.
Pasal 9
Untuk meningkatkan kinerja unit usaha UPPB, maka diberikan insentif yang besarnya diatur dan ditetapkan dalam rapat anggota sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar pasal 21 point 4.
30
BAB VI UNIT USAHA PERDAGANGAN BOKAR
Pasal 10
Susunan Kepengurusan dari usaha UPPB ............ adalah sebagai berikut :
a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara d. Bidang Pembelian dan Pemasaran e. Bidang teknis f. Bidang Pengawasan g. Bidang Saprodi
Pasal 11
Pembagian dan deskripsi tugas dari masing-masing personil adalah : 1. Ketua
a. Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi pelaksanaan tugas serta bertanggungjawab penuh terhadap jalannya operasional unit UPPB.
b. Melakukan inovasi dan pengembangan terhadap unit usaha untuk meningkatkan kompetensi, omset dan laba.
c. Mencari peluang pasar. d. Melakukan koordinasi dengan Instansi teknis. e. Pertemuan minimal satu kali dalam setahun pada waktu
setelah Pengawasan internal dilakukan. f. Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan
tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi.
2. Sekretaris
a. Membantu Ketua dalam menyusun dan melaksanakan administarasi.
b. Melakukan pendaftaran anggota. c. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar. d. Menyimpan arsip-arsip UPPB. e. Membuat buku/kartu anggota. f. Membuat laporan pertemuan-pertemuan di UPPB.
31
3. Bendahara a. Membantu ketua dalam urusan keuangan. b. Membuat Buku kas harian. c. Membuat laporan bulanan transaksi penjualan. d. Membuat laporan bulanan pengeluaran. e. Menyiapkan perhitungan Sisa Hasil Usaha sesuai dengan
proporsi sebagaimana dimaksud dalam AD RT yang dibuat setiap akhir bulan berjalan untuk memudahkan penghitungan bonus dan dana jasa bagi pengurus UPPB.
4. Bidang Pembelian dan Pemasaran
a. Bertanggungjawab atas pembelian Bokar dari petani anggota pokbun/Gapokbun sesuai prosedur pembelian.
b. Melakukan pengecekan kualitas Bokar yang akan dibeli. c. Menjamin bahwa Bokar terjaga mutunya selama
pengangkutan dari kelompok tani ke gudang. d. Memasarkan bokar. e. Membuat laporan transaksi pembelian dan pemasaran bokar
per bulan. 5. Bidang teknis
a. Melakukan kunjungan secara teratur kepada kelompok petani, saran-saran guna peningkatan kualitas produk serta jika ada permasalahan.
b. Melakukan penyuluhan kepada kelompok petani dalam rangka peningkatan produktivitas, penanganan pasca panen dan pengolahan Bokar bersih serta pemasarannya.
c. Membantu kelompok dan atau pekebun melakukan pendataan untuk keperluan pengisian Buku Harian Petani.
d. Melakukan pembinaan kepada kelompok petani agar dapat mengolah hasil sesuai standar internal.
e. Membuat laporan pelaksanaan teknis penerapan system jaminan mutu bokar anggota.
6. Bidang Pengawasan
a. Melakukan penagawasan terhadap petani/kelompok anggota UPPB.
b. Melakukan pengawasan secara rutin atau berlaka ke tempat-tempat pooling/pembelian untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan.
32
c. Menyusun Laporan/dokumentasi terhadap hasil pengawasan.
7. Tugas Bidang Saprodi
a. Menyediakan kebutuhan saprodi pekebun anggota/kelompok.
b. Menyalurkan kebutuhan saprodi kepada anggota/kelompok. c. Membuat laporan penyaluran saprodi. d. Mencari dan mendapatkan sumber yang paling murah untuk
pemenuhan saprodi dan atau barang kebutuhan sekunder dari UPPB.
e. Bertanggungjawab atas pelayanan dan penjualan saprodi dan barang kebutuhan sekunder UPPB, sembako yang disediakan oleh UPPB.
f. Mencatat dan membuat laporan transaksi penjualan harian saprodi dan barang kebutuhan sekunder.
g. Membuat rekapitulasi total penjualan saprodi.
BAB VII PENGATURAN KEUANGAN
Pasal 12 1. Dalam penyelenggaraan Unit Usaha Kebutuhan Pokok,
pengurus berhak untuk mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Pasal 21 mengenai Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).
2. Perhitungan alokasi keuangan sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 21 point 2 adalah sebagai berikut : a. Ketua ........ ......................% b. Sekretaris : ......................% c. Bendahara ...................... % d. Bagian Pembelian dan Pemasaran ............% e. Bagian Saprodi .............% f. Bagian Teknis .............% g. Bidang Pengawasan .............%
3. Perhitungan alokasi keuangan yang berkenaan dengan insentif
bonus untuk peningkatan kinerja unit usaha UPPB sebagaimana
33
yang dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 21 point 4 adalah sebagai berikut : a. Ketua ........ ......................% b. Sekretaris : ......................% c. Bendahara ...................... % d. Bagian Pembelian dan Pemasaran ............% e. Bagian Saprodi .............% f. Bagian Teknis .............% g. Bidang Pengawasan .............%
BAB VIII
KONSINYASI Pasal 13
Dalam penyelenggaraan usahanya, Unit Usaha Saprodi UPPB dapat mengadakan kerjasama dengan pihak lain berupa konsinyasi barang dagangan dengan perincian pembagian keuntungan sebagai berikut :
a. UPPB …………………. % b. Pemilik barang/investor ………..%
BAB IX PERATURAN KHUSUS
Pasal 14
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Khusus.
BAB X
PENUTUP Pasal 15
Demikian Anggaran Rumah Tangga ini dibuat dan disahkan oleh Rapat Anggota pada tanggal ........ tahun 2011
34
Lampiran 2 : Contoh Format Dokumen Penerapan Sistem Jaminan Mutu UPPB .
DOKUMEN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU
UPPB
Nama UPPB
……………………………….
Alamat :
Desa : … Kecamatan : … Kabupaten : … Provinsi : ….
Nomor Salinan : Pemegang salinan : Status Distribusi : Terkendali
Tidak Terkendali
35
LEMBAR PENGESAHAN
DOKUMEN PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU UPPB
Nama Unit Usaha : ………………………….
Lokasi, tanggal-bulan-tahun
Tim Penyusun: Disahkan, ole h
Ketua Pimpinan UPPB (…………………..) (…………………..)
Tanda tangan dan Nama Tanda tangan dan Nama
36
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 1 Tanggal Pengesahan :
PERUBAHAN DOKUMEN
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari …. Paraf Koordinator UPPB :
Pencatatan perubahan dokumen selalu dimutakhirkan dan dilakukan dengan format sebagai berikut : Perubahan Dokumen
Tabel Perubahan
No
Nomor dokumen
Mencabut Memasukan Paraf
Revisi ke ../
tanggal Halaman
Revisi ke ../
tanggal Halaman
37
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 2 Tanggal Pengesahan :
DISTRIBUSI DOKUMEN
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari … Paraf Koordinator UPPB :
Distribusi dokumen sistem jaminan mutu dicatat dan selalu dimutahirkan dengan menggunakan formulis sebagai berikut :
Tabel Distribusi Dokumen
No No Dokumen Pemegang Dokumen
Keterangan Nama Jabatan
1 Asli A Kepala UPPB Terkendali
2 Copy 1 B Kepala Bidang … Tidak
terkendali
3 Copy 2 C
4 Copy 3 D
5
6
7
38
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 3 Tanggal Pengesahan :
DAFTAR INDUK DOKUMEN
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari … Paraf Koordinator UPPB :
Dokumen sistem mutu di daftar dan selalu dimutahirkan menggunakan formulir sebagai berikut :
Nomor Dokumen
Nama Dokumen
Tanggal pengesa
han/ Revisi
Pejabat yang mengesahkan
Dokumen Penun jang
Ketera ngan
39
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 4 Tanggal Pengesahan :
DAFTAR ISI Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari …. Paraf Koordinator UPPB :
LEMBAR PENGESAHAN 1. PERUBAHAN DOKUMEN 2. DISTRIBUSI DOKUMEN 3. DAFTAR INDUK DOKUMEN 4. DAFTAR ISI 5. KEBIJAKAN MUTU 6. ORGANISASI DAN STAF UPPB 7. PROFIL UPPB 8. STANDAR INTERNAL 9. SOP PERSIAPAN PENYADAPAN KARET 10. SOP PENYADAPAN KARET 11. SOP PRODUKSI SIT ANGIN 12. SOP SLAB 13. SOP LUMP 14. SOP PENERIMAAN DAN PENJUALAN BOKAR DI UPPB 15. KELUHAN PELANGGAN
40
Nama UPPB
PANDUAN UPPB
Nomor : 5 Tanggal Pengesahan :
KEBIJAKAN MUTU
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari … Paraf Koordinator UPPB :
Visi Misi 1. 2. 3.
41
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 6 Tanggal Pengesahan :
ORGANISASI DAN
STAF UPPB
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari … Paraf Koordinator UPPB :
1. Bagan Organisasi, minimal meliputi :
a. Ketua UPPB b. Bendahara c. Sekretaris d. Bidang Pembelian dan pemasaran e. Bidang Saprodi f. Bidang teknis g. Bidang pengawasan
Bagan 1. Bagan Alir Organisasi
Bendahara
Ketua
Sekretaris
Bidang Pembelian dan
Pemasaran
Bidang
Saprodi
Bidang
Teknis
Bidang
Pengawasan
PPoktan/Gapoktan
42
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 6 Tanggal Pengesahan :
ORGANISASI DAN STAF UPPB
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari Paraf Koordinator UPPB :
2. Kriteria dan Uraian Tugas 2.1 Kriteria Pengurus UPPB dipersyaratkan sebagai berikut :
1) Berasal dari anggota Gapoktan. 2) Dipilih sesuai dengan AD/ART UPPB. 3) Tidak mempunyai jabatan rangkap di kelompok atau di
Gapoktan. 2.2 Tugas dan Fungsi Pengurus : 2.2.1 Ketua :
1) Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi pelaksanaan tugas serta bertanggungjawab penuh terhadap jalannya operasional unit usaha UPPB
2) Mencari peluang pasar. 3) Mengorganisir pelaksanaan registrasi. 4) Melakukan koordinasi dengan Instansi teknis. 5) Pertemuan minimal 1 kali dalam setahun pada waktu
setelah Pengawasan internal dilakukan dan sebelum dimulai pembelian.
6) Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi.
2.2.2 Sekretaris.
1) Membantu Ketua dalam menyusun dan melaksanakan administarasi
2) Bersama dengan Bidang Pengawsan mendata anggota dengan form pendaftaran yang minimal berisi : Nama Petani, Nama Kelompok, Nama UPPB, Nomor Anggota,
43
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 6 Tanggal Pengesahan :
ORGANISASI DAN STAF UPPB
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari Paraf Koordinator UPPB :
3) Lokasi Kebun (Desa, Kec), Luas Lahan, Jumlah
Tegakan (TBM/TM), Prediksi Produksi). 4) Mengagendakan surat masuk dan surat keluar. 5) Menyimpan arsip-arsip UPPB. 6) Membuat buku/kartu anggota. 7) Membuat laporan pertemuan-pertemuan di UPPB.
2.2.3 Bendahara :
1) Membantu ketua dalam urusan keuangan. 2) Membuat Buku kas harian. 3) Membuat laporan bulanan transaksi penjualan. 4) Membuat laporan bulanan pengeluaran. 5) Menyimpan rekening UPPB. 6) Membuat laporan keuangan setiap bulan maupun
laporan akhir tahun. 7) Menyiapkan perhitungan Sisa Hasil Usaha dibuat setiap
akhir bulan berjalan untuk memudahkan penghitungang bonus dan dana jasa bagi pengurus UPPB.
44
2.2.4 Bidang Teknis
1) Melakukan kunjungan secara teratur kepada kelompok petani, saran-saran guna peningkatan kualitas produk serta jika ada permasalahan.
2) Melakukan penyuluhan kepada kelompok petani dalam rangka peningkatan produktivitas, penanganan pasca panen dan pengolahan Bokar bersih serta pemasarannya.
3) Membantu kelompok dan atau pekebun melakukan pendataan untuk keperluan pengisian Buku Harian Petani.
4) Melakukan pembinaan kepada kelompok petani agar dapat mengolah hasil sesuai standar internal.
2.2.5 Tugas Bidang Saprodi
1) Menyalurkan kebutuhan saprodi kepada anggota/kelompok.
2) Menyediakan kebutuhan saprodi pekebun anggota/kelompok.
3) Membuat laporan penyaluran saprodi.
2.2.6 Tugas Bidang Pengawasan
1) Melakukan pendaftaran/registrasi petani/kelompok. 2) Melakukan kunjungan secara rutin ke tempat-tempat
pooling/pembelian untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan.
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 6 Tanggal Pengesahan :
ORGANISASI DAN STAF UPPB
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari Paraf Koordinator UPPB :
45
3) Menyusun Laporan/dokumentasi terhadap hasil
pengawasan.
2.2.7. Tugas Bidang Pembelian dan Pemasaran:
1) Melakukan pembelian Bokar dari petani anggota pokbun/Gapokbun sesuai prosedur pembelian yang ada.
2) Melakukan pengecekan kualitas Bokar yang akan dibeli. 3) Melakukan pencatatan terhadap data-data termasuk
volume produk hasil pembelian yang dilakukan. 4) Menjamin bahwa Bokar terjaga mutunya selama
pengangkutan dari kelompok tani ke gudang. 5) Melakukan pemasaran Bokar. 6) Membuat laporan pembelian dan pemasaran.
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 6 Tanggal Pengesahan :
ORGANISASI DAN STAF UPPB
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari Paraf Koordinator UPPB :
46
3. PERSONALIA
NO. NAMA BAGIAN KUALIFIKASI /
PENDIDIKAN PELATIHAN
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 6 Tanggal Pengesahan :
ORGANISASI DAN STAF UPPB
Revisi / tanggal revisi : Halaman : …dari Paraf Koordinator UPPB :
47
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 7 Tanggal Pengesahan :
PROFIL UPPB
Revisi / tanggal revisi :
Halaman : …dari …
Paraf Koordinator UPPB :
1. Data UPPB:
1) Nama : ………………………………
2) Alamat : ………………………………
3) AD/ART UPPB di tetapkan pada ...........,................,.......
4) Jumlah Anggota : ………………………………
5) Luas Lahan : ………………………………
6) Proses Produksi : ………………………………
2. Profil Usaha :
Pengolahan Bokar Simpan Pinjam Penyaluran Saprodi Penyaluran Sembako Kemitraan Usaha
48
Nama UPPB
PANDUAN UPPB
Nomor : 8 Tanggal Pengesahan :
STANDAR INTERNAL
Revisi / tanggal revisi :
Halaman : …dari …
Paraf Koordinator UPPB :
1. Acuan Standar •••• Peraturan Menteri Pertanian Nomor
38/Permentan/Ot.140/8/2008 Tentang Pedoman Pengolahan Dan Pemasaran Bahan Olah Karet (Bokar)
•••• Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor : 53/m-dag/per/10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard Indonesian Rubber yang diperdagangkan
•••• SNI 06-2047-2002 tentang Bahan Olahan Karet 2. Standar Internal
Contoh standar internal penerapan sistem jaminan mutu pada pengolahan dan pemasaran Bokar :
STANDAR INTERNAL UPPB BOKAR
Dari hasil diskusi dengan Tim Penyusun Dokumen UPPB, maka di sepakati beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh anggota kelompok :
1. Setiap petani/Kelompok tani yang akan menjadi anggota harus didata dan mengisi formulir registrasi yang disampaikan Petugas bidang Pengawasan.
2. Setiap petani/Kelompok tani yang akan menjadi anggota wajib menandatangani Surat pernyataan akan mematuhi aturan UPPB.
3. Setiap petani/Kelompok tani yang disarankan mengambil saprodi pada UPPB.
4. Petani/Kelompok tani diwajibkan masuk UPPB. 5. Petani/Kelompok tani wajib memproduksi bokarnya sesuai
SOP yang ditentukan UPPB dan juga bersedia diawasi oleh petugas UPPB dalam penerapan sistem jaminan mutu Bokar.
49
Nama UPPB
PANDUAN UPPB
Nomor : 8 Tanggal Pengesahan :
STANDAR INTERNAL
Revisi / tanggal revisi :
Halaman : …dari …
Paraf Koordinator UPPB :
6. Bila Petani/Kelompok setelah diawasi tidak menjalankan SOP Pengolahan Bokar, akan diberikan sangsi, mulai dari peringatan sampai dengan dikeluarkan menjadi anggota.
7. Pengurus UPPB ditunjuk berdasarkan musyawarah dan mufakat sesuai AD/ART UPPB.
8. Pengurus UPPB yang ditunjuk wajib mendahulukan kepentingan anggotanya dalam rangka mensejahterakan anggotanya.
9. UPPB menetapkan bahan penggumpal seperti tercantum pada Lampiran 3 dan disarankan anggota untuk menggunakannya.
10. Anggota UPPB dapat meminjam sarana kerja, peralatan pengolahan kepada UPPB dengan biaya yang telah ditetapkan pengurus.
11. Pengurus UPPB akan meregistrasi UPPBnya ke Dinas Perkebunan.
12. Pengurus UPPB menjamin kontrak jual beli dengan pabrik pengolaha Bokar atau pedagang Bokar dalam rangka memenuhi kuota volume kontrak jual beli.
13. Setiap hari UPPB menyediakan informasi harga pembelian Bokar kepada anggota UPPB dengan cara menempelkan dipapan pengumuman UPPB setempat.
14. Persyaratan Kualitatif Lateks Kebun � Lateks kebun tidak boleh dicampur dengan air, bubur
lateks ataupun serum lateks. � Lateks kebun tidak boleh dimasuki benda-benda lain
seperti kayu ataupun kotoran lain. � Lateks kebun tidak terlihat nyata adanya kotoran. � Lateks kebun berwarna putih dan berbau segar.
50
Nama UPPB
PANDUAN UPPB
Nomor : 8 Tanggal Pengesahan :
STANDAR INTERNAL
Revisi / tanggal revisi :
Halaman : …dari …
Paraf Koordinator UPPB : Sit Angin � Digumpalkan dengan asam semut atau bahan
penggumpal lain atau gumpalan alami lateks kebun di dalam wadah sadap.
� Tidak boleh dicampur dengan gumpalan yang tidak segar.
� Gumpalan dapat digiling atau dikempa untuk mengeluarkannya.
� Tidak nyata adanya kotoran. � Selama penyimpanan tidak boleh direndam didalam air
atau terkena sinar matahari langsung.
51
Nama UPPB
S O P Nomor : 9 Tanggal :
PERSIAPAN
PENYADAPAN KARET
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
Tujuan : Untuk mempersiapkan penyadapan
Ruang Lingkup : Penentuan matang sadap, Persiapan buka sadap
Definisi : Nihil
Acuan : Pedoman Penanganan Pasca Panen Karet Dit. Penanganan Pasca Panen Ditjen PPHP 2007
Penanggung Jawab : Petani Karet
Langkah -Langkah :
1. Penentuan Matang Sadap 1) Umur Tanaman : 5-6 tahun 2) Lilit Batang
� Lilit batang 45 cm atau lebih pada ketinggian 100cm dari pertautan okulasi
� Pengukuran dilakukan mulai tanaman berumur 4 tahun, diulang setiap 6 bulan
3) Matang sadap kebun � Jumlah tanaman yang matang sadap pohon sudah
mencapai 60% atau lebih
52
2. Persiapan Buka Sadap � Penggambaran bidang sadap dilakukan pada kebun
matang sadap kebun hanya pada tanaman yang matang
sadap pohon � Tinggi bukaan sadap 130 cm diatas pertautan
okulasi � Arah dan sudut kemiringan irisan sadap - Arah irisan sadap dari kiri atas ke kanan
bawah memotong pembuluh lateks yang posisinya miring dari kanan atas ke kiri bawah
- Sudut kemiringan irisan sadap 30o – 40o terhadap bidang datar (untuk bidang sadap bawah) dan 45o (untuk bidang sadap atas).
� Panjang irisan ½ S (irisan miring sepanjang ½ spiral)
� Letak bidang sadap pada arah Timur-Barat (pada jarak antar tanaman yang pendek), sama dengan arah pergerakan penyadapan)
2) Pemasangan talang dan mangkuk sadap � Talang terbuat dari seng lebar 2,5 cm panjang ±
8cm � Dipasang pada jarak 5-1 0cm dari ujung irisan
sadap bagian bawah mangkuk dipasang pada jarak 15-20 cm dibawah talang sadap
Dokumen terkait : Nihil
Nama UPPB
S O P Nomor : 9 Tanggal :
PERSIAPAN
PENYADAPAN KARET
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
53
Nama UPPB
S O P Nomor : 9.1 Tanggal :
PENYADAPAN KARET
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
Tujuan : Untuk mendapatkan lateks
Ruang Lingkup : Penyadapan
Definisi : Nihil
Acuan : Pedoman Penanganan Pasca Panen Karet Dit. Penanganan Pasca Panen Ditjen PPHP 2007
Penanggung Jawab : Petani Karet
Langkah -Langkah :
• Penyadapan dilakukan pada pagi hari (Pukul 05.00 – 07.30) • Peralatan sadap harus bersih, Pisau sadap harus bersih dan
tajam • Kemiringan bidang sadap 45 derajat • Kedalaman irisan sadap : 1 mm – 1,5 mm • Ketebalan irisan sadap : 1,5 mm – 2 mm • Frekuensi penyadapan
o hari sekali (d/3) untuk 2 tahun pertama o hari sekali (d/2) untuk tahun selanjutnya
• Lateks diangkut ketempat pengolahan dengan meminimalkan goncangan dan tidak terkena sinar matahari langsung
• Mencampur latex yang diperoleh dari penyadapan dengan amonia
Dokumen terkait : Nihil
54
Nama UPPB
S O P Nomor : 9.2 Tanggal :
PRODUKSI SIT ANGIN (Unsmoked Sheet/USS)
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
Tujuan : Untuk mendapatkan lateks sit angin
Ruang Lingkup : Penyaringan Lateks, Pengenceran, pembekuan, pemeraman
Definisi : Nihil
Acuan : 1. Permentan No.8 Tahun 2008, Pedum Pasca Panen Karet.
2. Pedoman Penanganan Pasca Panen Karet Dit. Penanganan Pasca Panen Ditjen PPHP 2007.
Penanggung Jawab : Petani Karet
Langkah -Langkah :
55
Nama UPPB
S O P Nomor : 9.2 Tanggal :
PRODUKSI SIT ANGIN (Unsmoked Sheet/USS)
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
56
Nama UPPB
S O P Nomor : 9.2 Tanggal :
PRODUKSI SIT ANGIN (Unsmoked Sheet/USS)
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
Langkah-langkah
1. Lateks kebun disaring dengan saringan 20 mesh (saringan terbuat dari baja anti karat).
2. Pengenceran dengan menambahkan air bersih ke dalam lateks hingga diperoleh Kadar Kering Karet (KKK) baku 12-15%. Air yang digunakan untuk pengenceran harus jernih, tidak berbau, tidak berwarna. Pemberian air dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak berbusa.
3. Lateks yang telah diencerkan selanjutnya diambil 5-6 liter dituang ke dalam bak pembeku (bak terbuat dari bahan aluminium atau plastic ukuran 50 cm X 25 cm X 6 cm), kemudian ditambahkan 370 ml asam forma/semut 1%, diaduk.
4. Busa yang timbul selama pembekuan dibuang dan untuk menghindari adanya kotororan bak perlu ditutup. Pembekukan selama 15—30 menit.
5. Ditambahkan air di bagian atas bekuan untuk mencuci sisa asam selanjutnya diperam selama urang lebih 1 jam.
6. Bekuan yang dihasilkan digiling lima kali dengan gilingan polos dan sekali dengan gilingan beralur sambil disemprot dengan air.
7. Lemabaran sit yang diperoleh kemudian dimasukan ke dalam bak pencuci untuk menghilangkan sisa asam, sisa serum dan kotoran yang menempel selama penggilingan.
8. Penirisan yaitu : lembaran sit yang telah dicuci tiris untuk menghilangkan air di permukaan lembaran dengan menggantung pada rak-rak tempat teduh, kurang lebih 15 menit.
9. Selanjutnya di keringkan di dalam gudan pengering, selama pengeringan dinding gudang dibuka pada siang hari dan ditutup pada malam hari untuk mengatur kelembaban dan temperatu ruang pengeringan. Lama pengeringan 5 hari.
Dokumen terkait : Nihil
57
Nama UPPB
S O P Nomor : 9.3 Tanggal :
PRODUKSI SLAB Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
Tujuan : Untuk membuat slab lump sesuai standar
spesifikasi Ruang Lingkup : Pencetakan Slab Lump, Pengeringan,
Definisi : Nihil
Acuan : 1.
Penanggung
Jawab
: Petani Karet
Langkah -
Langkah
:
58
Nama UPPB
S O P Nomor : 9.3 Tanggal :
PRODUKSI SLAB Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
59
Nama UPPB
S O P Nomor : 9.3 Tanggal :
PRODUKSI SLAB
Revisi Tgl : Halaman : …dari …. Disahkan :
Langkah-langkah :
1. Lateks hasil penyadapan dituang dalam bak penggumpal dengan ketebalan 50 mm, ditambahkan bahan pengumpal, diaduk dan dibiarkan hingga menggumpal.
2. Gumpalan (koagulum) yang diperoleh selanjutnya dipipihkan dengan tangan atau pemukul kayu di atas yang bersih atau dengan menggunakan gilingan tangan (hand mangel).
3. Bila menggunakan bahan dasar hasil penyadapan lump mangkok, lump mangkok yang sudah dipipihkan ditata berjajar satu lapis dengan rapi dalam bak pembuku yang bersih dengan ketebalan tidak lebih 50 mm, kemudian disiram dengan lateks yang bersih dan telah dicampur dengan bahan penggumpal hingga terbungkus seluruhnya oleh lapisan lateks.
4. Gumpalan yang telah dipipihkan berbentuk slab tipis dengan ketebalan 50 mm selanjutnya diitiriskan diatas rak selama 1-2 minggu dan dihindarkan dari sinar matahari langsung.
Dokumen terkait : Nihil
60
Nama UPPB S O P
Nomor : 9.4 Tanggal :
PRODUKSI LUMP
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
Tujuan : Untuk membuat lump
Ruang Lingkup : Pencetakan Lump,
Definisi : Lump adalah lateks kebun yang dibiarkan membeku secara alamiah
Acuan : Permentan No.8 Tahun 2008, Pedum Pasca Panen Karet.
Penanggung Jawab : Petani Karet
Alur proses :
Langkah kerja : Lateks kebun dibiarkan membeku di dalam mangkok atau untuk mempercepat pembekuan ditambahkan asam format/asam semut atau pembelu asap caik ke dalam mangkok Dokumen terkait : Nihil
61
Nama UPPB S O P
Nomor : 10 Tanggal :
PENERIMAAN DAN
PENJUALAN BOKAR DI UPPB
Revisi Tgl : Halaman : …dari …. Disahkan :
Tujuan : Untuk mmeningkatkan jaminan mutu dan nilai jual Bokar
Ruang lingkup : Penerimaan dan penimbangan Bokar, penyimpanan, penjualan, penerimaan hasil penjualan dan pembayaran di Kelompok.
Definisi : Codeh adalah metode uji mutu dengan cara melakukan
memotong / membelah Bokar Acuan : Permentan No. 38 Tahun 2008 Penanggung Jawab : Bidang Pembelian dan Pemasaran Langkah-Langkah Prosedur : 1. Penerimaan dan Penimbangan Bokar
a. Penerimaan dan Penimbangan Bokar - Penerimaan Bokar ditingkat kelompok tani dilakukan
oleh bagian produksi dengan melakukan uji mutu secara visual (codeh) dan dibandingkan dengan spesifikasi Bokar Dok A.1
- Bokar yang diterima dari anggota kelompok terdaftar sesuai daftar anggota petani Form F. 1
- Bokar yang tidak memenuhi standar tidak diterima, dan Bokar yang memenuhi standar diterima.
- Bokar yang diterima dan Bokar yang tidak diterima ditimbang kemudian dicatat dalam Form F-2
62
Nama UPPB S O P
Nomor : 10 Tanggal :
PENERIMAAN DAN
PENJUALAN BOKAR DI UPPB
Revisi Tgl : Halaman : …dari Disahkan :
b. Penerimaan di tingkat Gapoktan
- Penerimaan Bokar di tingkat Gapoktan dilakukan oleh bagian produksi dengan melakukan uji mutu secara visual (codeh) dan dibandingkan dengan spesifikasi Bokar Dok A-1
- Bokar yang diterima dari KT yang terdaftar sesuai daftar anggota Gapoktan yang tercatat Form F-3
- Bokar yang tidak memenuhi standar tidak diterima dan Bokar yang memenuhi standar diterima.
- Bokar yang diterima dan tidak diterima ditimbang serta dicatat menggunakan Form F-4
c. Penyimpanan - Penyimpanan sementara di gudang dikelompokkan
sesuai dengan umur simpan. - Tidak boleh terkena sinar matahari langsung - Tidak boleh terkena air - Tempat penyimpanan harus bersih - Tidak boleh langsung menyentuh lantai (diletakan
diatas papan /palet) - Harus diberi jalur untuk jalan.
d. Penjualan
- Penjualan Bokar dicatat sesuai dengan Form F-2.5 - Bak sarana pengangkut harus dibersihkan terlebih
dahulu sebelum Bokar dimuat - Jumlah muatan tidak boleh melebihi kapasitas muatan
sarana angkutan - Tenaga muat Bokar digudang harus disiapkan dan
sudah terlatih (memilih dan menyusun sesuai umur simpan Bokar)
63
Nama UPPB S O P Nomor : 10 Tanggal :
PENERIMAAN DAN
PENJUALAN BOKAR DI UPPB
Revisi Tgl : Halaman : …dari …. Disahkan :
- Setelah dimuat harus ditutup dengan terpal yang diikat dengan kuat untuk menghindari cuaca yang tidak baik (mempertahankan mutu Bokar)
- Seksi pemasaran harus mengawal Bokar sampai tujuan pasar dan membawa Surat Pengantar Bokar (DO)
e. Penerimaan Hasil Penjualan - Seksi pemasaran harus melapor ke pembagian
pembelian Bokar - Seksi pemasaran harus mengikuti proses penimbangan
dan mencatat hasil penimbangan - Menerima hasil penjualan dan diserahkan ke bendahara
gapoktan (Cek atau Cash)
f. Pembayaran di Kelompok - ... - ...
Dokumen terkait : - Dokumen A- 1 : Spesifikasi Bokar - Form F- 1 : Daftar Anggota Kelompok - Form F- 3 : Daftar Penerimaan Bokar Kelompok - Form F- 3 : Daftar Anggota Gapoktan - From F- 4 : Daftar Penerimaan Bokar Gapoktan - Form F-2.5 : Kartu Penjualan
64
FORM F-1 : DAFTAR PETANI ANGGOTA KELOMPOK
FORM F-2 : CATATAN PENERIMAAN BOKAR KELOMPOK
FORM F- 3 : DAFTAR POKTAN ANGGOTA UPPB
No Nama
Kelompok
Alamat Nomor
Register
Produk
yang
dihasilkan
Keterangan
No. Nama
Petani
Alamat Nomor
Register
Produk yang
dihasilkan
Keterangan
Tanggal Nama
Petani
No
Register
Jenis/Jmlh
Bokar
yang
diterima
Tanda
Label
Jenis /
Jumlah
Bokar
yang
ditolak
Keterangan
65
Dokumen A-1 : Spesifikasi Bokar Persyaratan Kualitatif
Lateks Kebun � Lateks kebun tidak boleh dicampur dengan air, bubur
lateks ataupun serum lateks. � Lateks kebun tidak boleh dimasuki benda-benda lain
seperti kayu ataupun kotoran lain � Lateks kebun tidak terlihat nyata adanya kotoran � Lateks kebun berwarna putih dan berbau segar.
Sit Angin � Digumpalkan dengan asam semut atau bahan
penggumpal lain atau gumpalan alami lateks kebun di dalam wadah sadap.
� Tidak boleh dicampur dengan gumpalan yang tidak segar
� Gumpalan dapat digiling atau dikempa untuk mengeluarkannya
� Tidak nyata adanya kotoran � Selama penyimpanan tidak boleh direndam didalam air
atau terkena sinar matahari langsung.
66
Persyaratan Kuantitatif (Spesifikasi Persyaratan Mu tu)
No. Parameter Satuan Persyaratan
Lateks Kebun
Sit Slab Lump
1. Kadar Karet min
Mutu I % 28 - - - Mutu II % 20 - - - 2. Ketebalan (T)
Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV
mm - 3 ≤ 50 50 mm - 5 51 - 100 100 mm - 10 101 - 150 150
mm - - > 150 > 150 3 Kebersihan
(B) - Tidak ada
kotoran Tidak ada kotoran
Tidak ada kotoran Tidak ada kotoran
4 Jenis Koagulan
- - Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet serta penggumpal alami
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet serta penggumpal alami
67
TABEL. KELUHAN PELANGGAN
Nama UPPB
PANDUAN UPPB Nomor : 11 Tanggal Pengesahan :
KELUHAN PELANGGAN
Revisi / tanggal revisi : Halaman : ….dari.. Paraf Koordinator UPPB :
No Nama dan Alamat Pelanggan
Tanggapan Tanggal Penyelesaian Tanggal Penanggung jawab
68
Form. F4 Formulir Pendaftaran Anggota FORMULIR PENDAFTARAN ANGGOTA (Contoh)
I. IDENTITAS ANGGOTA Nama Anggota : Nama Petugas Pendaftar : Nama Kelompok Pekebun : Tanggal Pendaftaran : Alamat (Distrik, Kampung) : Tempat Penjualan :
II. KONDISI KEBUN ANGGOTA
No
Nama Lokasi /
Blok Kebun
Luas Kebun (m
2)
Status Kebun
(Sendiri/sewa)
Jumlah Tegakan Kebutuhan Saprodi /th
Umur Tanam
an
Tanaman Menghasilkan (TM)
Tanaman Belum
Menghasilkan (TBM)
Pupuk (kg)
Pestisida
Peralatan (unit)
Lainnya
69
III. PRODUKSI BOKAR
No Nama Lokasi / Blok Kebun
Produksi Bokar (kg) Lateks Lump slab Sit
angin Sit asalan
Dll..
IV. CATATAN PETUGAS (jika ada)
70
Form : F 5 Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : ……………………………………………
Tempat/Tgl. Lahir : ……………………………………………
Alamat : ……………………………………………
Jabatan` : Anggota Kelompok pekebun …………
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Saya akan mengikuti semua aturan main yang ditetapkan oleh Unit Pengolahan (UPPB) sesuai dengan sesuai dengan standar internal yang ditetapkan.
2. Saya akan melakukan penanganan pasca panen Bokar sesuai dengan SOP yang telah disepakati.
3. Apabila saya melanggar dengan sengaja atau tidak sengaja, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan standar internal yang ditetapkan dalam kelompok.
Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
……………..,………… 2011
Yang membuat pernyataan,
Meterai Rp 6000
( ………………………….) Anggota
71
Form.6 KARTU PENJUALAN
Gapoktan/Pokbun ........... NAMA ANGGOTA : ............................................................ KODE ANGGOTA : ............................................................
ALAMAT : ...............................................................................................
HASIL PENJUALAN TAHUN 200…
PERKIRAAN HASIL : .................................KG
TGL
PENJUALAN
JUMLAH
(KG) HARGA/ KG (RP)
TOTAL HARGA
(RP)
TANDA TANGAN PEMBAYARAN
(RP)
TANDA TANGAN
PETANI PENIMBANG PETANI JURU BAYAR
CATATAN:
Lembar 1 Kartu Penjualan dipegang oleh Petani Lembar 2 Kartu Penjualan dipegang oleh Pembeli
72
Lampiran 3 : III. Koagulan yang telah diuji oleh Pusat Penelitian Karet
PT Riset Perkebunan Nusantara (No surat 169/RPN/IV/2011).
No
Merk
Produsen
Spesifikasi
Pemakaian
1 Sintas 90 PT. Sintas Kurama Perdana
Cairan jernih Bahan aktif asam format
Direkomendasikan dengan dosis 4 ml koagulan/kg karet kering
2 ODIA PT. Cocotama Makmur Abadi
Cairan coklat jernih Bahan aktif asap cair
Direkomendasikan dengan dosis 22 ml koagulan/kg karet kering
3 Deorub K PT. Global Deorub
Cairan coklat jernih Bahan aktif Asap cair
Direkomendasikan dengan dosis 15 ml koagulan/kg karet kering
4 Specta PT. Kian Bangun Pradiza
Cairan jernih Direkomendasiskan dengan dosis 41,9 mg/kg karet kering untuk ADS (Air Dried sheet)
73
IV. Rekomendasi Bahan Penggumpal Lateks dari Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Karet Sembawa, Palembang, Sumatera Selatan (Surat Nomor : 112/BPS/KHP/IV/2011). Tabel 1. Jenis bahan dan dosis koagulan untuk BOKAR
No. Jenis/Nama Bahan Dosis 1. Asam semut 4 cc/kg karet kering atau 180 cc
(2%)/kg lateks 2. - Asap cair
murni - Asap cair
formula (Deorub K)
- Asap cair formula (Deorub SOP)
- 33 cc/kg/ karet kering atau 100 cc (10%)/kg lateks
- 17 cc/kg karet kering atau 100 cc (5%)/kg lateks
- 17 cc/kg karet kering atau 100 cc (5%)/kg lateks
Tabel 2. Spesifikasi asap cair
No. Parameter Nilai Hasil Metode 1. Warna - Coklat tua Visual 2. Berat
Jenis g/ml Minimal 1.0005 ASTM D1298-
85 3. Derajat
Keasaman (pH)
- Minimal 3 Kertas pH (pH meter)
4. Kadar asam
% Minimal 2 Metode titrasi
5. Kadar Fenol
% Minimal 2 -
6. Kadar Air % Maksimal 85 Titrasi Karl Fischer
7. Odour - Over level Odourmeter
74
Lampiran 4. Laporan Penerbitan SKA-B Yth. .. Kepala Dinas yang membidangi Perkebunan Kabupaten/Kota….. Di ………… Terlampir disampaikan laporan realisasi penerbitan SKA-B dari UPPB………..bulan ……tahun…..sebagai berikut :
Laporan Realisasi Penerbitan SKA-B UPPB…….
Bulan : ….. Tahun : ….. Desa/Kec.Kab : ….. No. No. SKA-B Volume
(ton) Tujuan
Penjualan Keterangan
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
………………,20….. Kepala UPPB
…………….