PEDOMAN PELAKSANAAN -...

93
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TA 2010 (KABUPATEN/KOTA) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 2010

Transcript of PEDOMAN PELAKSANAAN -...

Page 1: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

PEDOMAN

PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN PERBENIHAN

TANAMAN PANGAN TA 2010

(KABUPATEN/KOTA)

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DEPARTEMEN PERTANIAN

Jakarta, 2010

Page 2: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

i

Kata Pengantar

Program pengembangan perbenihan tanaman pangan pada dasarnya

ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan benih varietas unggul bermutu dalam jumlah, varietas, mutu, waktu, harga dan lokasi yang

tepat bagi petani. Penggunaan benih varietas unggul bermutu diyakini

dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan indeks pertanaman dan mutu hasil.

Seiring dengan kemajuan pertanian tanaman pangan, maka semakin besar pula tuntutan terhadap ketersediaan benih varietas unggul

bermutu sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan produksi tanaman pangan.

Untuk dapat terlaksana dan tercapainya program pengembangan perbenihan tanaman pangan yang dilaksanakan di daerah, maka

disusunlah buku ”Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010”. Pedoman ini merupakan

acuan bagi para petugas/pengelola perbenihan atau instansi yang

terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan perbenihan tanaman pangan. Diharapkan pedoman ini selanjutnya dapat dijabarkan ke dalam

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang lebih rinci setiap kegiatan untuk pencapaian sasaran penyediaan benih di daerah.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pemangku kepentingan di bidang perbenihan.

Jakarta, Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Ir. Sutarto Alimoeso, MM

NIP. 19490625.197603.1.001

Page 3: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

1

BAB I

PENDAHULUAN

Tuntutan peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian merupakan konsekuensi logis yang timbul dari perubahan kondisi lingkungan eksternal dan internal. Tuntutan ini juga tersirat dalam program utama pembangunan pertanian di Indonesia yaitu peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agroindustri.

Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, dengan memacu peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan terutama produksi komoditi utama tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu teknologi yang telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan mutu produk adalah penggunaan varietas unggul bermutu secara konsisten. Dengan demikian benih varietas unggul bermutu padi, jagung dan kedelai sebagai komoditas tanaman pangan utama harus tersedia dalam kuantitas, kualitas dan kontinuitas yang cukup.

Sampai saat ini kondisi perbenihan kita belum mampu menyediakan benih sesuai dengan kebutuhan konsumen secara tepat. Pemulia tanaman telah banyak menciptakan berbagai varietas unggul akan tetapi benih baru akan dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen jika tersedia dalam skala komersial, sesuai dengan preferensi konsumen. Untuk mencapai maksud tersebut, maka program-program

Page 4: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

2

pengembangan perbenihan diarahkan pada optimalisasi sistem perbenihan yang meliputi optimalisasi dukungan dalam pengembangan varietas baru, produksi dan distribusi benih sumber dan benih sebar, pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta optimalisasi kelembagaan produksi dan sertifikasi benih.

Program pengembangan perbenihan pada tingkat Pusat dan Daerah harus terarah, terpadu dan berkesinambungan. Pelaksanaan program pengembangan perbenihan tersebut perlu mempertimbangkan potensi, permasalahan dan kendala yang dihadapi serta sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaan program-program pengembangan perbenihan didukung dengan dana yang bersumber dari APBN (dekon dan tugas pembantuan) maupun dana APBD serta sumber dana masyarakat lainnya.

Agar kegiatan–kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien serta sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, diperlukan Pedoman Pelaksanaan yang dapat dijadikan acuan bagi para Petugas/Pengelola Perbenihan di daerah dalam melaksanakan kegiatan pengembangan perbenihan tanaman pangan Tahun Anggaran 2010.

Pedoman ini dirinci lebih lanjut oleh Provinsi dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis setiap kegiatan guna dapat memudahkan para pelaksana lapangan dalam melaksanakannya sesuai sasaran yang ditetapkan.

Page 5: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

3

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

A. Visi

Terwujudnya sistem perbenihan tanaman pangan yang mampu mendorong penyediaan benih varietas unggul bermutu secara efisien dan berkelanjutan.

B. Misi

1. Mengembangkan dan menyebarkan varietas unggul 2. Meningkatkan produksi dan distribusi benih 3. Meningkatkan pengawasan mutu dan sertifikasi

benih 4. Memantapkan kelembagaan perbenihan

C. Tujuan

1. Mengembangkan dan penyebarluasan varietas unggul yang mampu meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil

2. Meningkatkan produksi dan distribusi benih agar selalu terjamin ketersediaannya sesuai dengan kebutuhan pengguna benih

3. Meningkatkan pengawasan mutu dan sertifikasi benih agar benih yang dipergunakan oleh pengguna benih selalu terjamin mutunya

4. Memantapkan kelembagaan perbenihan dan para stakeholders agar dapat berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Page 6: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

4

D. Sasaran

1. Berkembangnya varietas unggul bermutu yang sesuai dengan preferensi pengguna benih

2. Tersedianya benih sumber dan benih sebar secara 6 (enam) tepat (varietas, mutu, jumlah, waktu dan lokasi serta harga yang terjangkau) sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna benih

3. Terjaminnya mutu benih yang diproduksi dan yang beredar

4. Optimalnya kelembagaan produksi dan pengawasan mutu benih

Page 7: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

5

BAB III

KEGIATAN PERBENIHAN DI PROVINSI

Dalam rangka mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan maka untuk memacu pengembangan perbenihan tanaman pangan di daerah, Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada tahun 2010 ini mengalokasikan anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk mendukung Peningkatan Ketahanan Pangan yang dikelola oleh Dinas Pertanian, serta anggaran Dekonsentrasi untuk Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih yang dikelola oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).

A. Kegiatan Melalui Dana Dekonsentrasi

Kegiatan perbenihan tanaman pangan di daerah yang dilaksanakan melalui penggunaan anggaran Dekonsentrasi secara rinci diuraikan sebagai berikut :

A.1. Dana Dekonsentrasi Pengembangan Perbenihan Di Bawah Satker Dinas Pertanian Provinsi

A.1.1. Koordinasi, Pengawalan dan Monev Kode : 1520.02318

a. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, meningkat pula kebutuhan pangan nasional. Saat ini

Page 8: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

6

pemenuhan kebutuhan pangan tersebut diupayakan pemenuhannya oleh Pemerintah melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan. Dukungan penyediaan benih varietas unggul bermutu bagi petani merupakan bagian yang penting dalam mendukung upaya peningkatan produktivitas tanaman. Kegiatan ini dilakukan Pemerintah melalui dana Tugas Pembantuan, dana subsidi dan pasar bebas. Dengan dukungan penyediaan benih tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mendukung peningkatan produktivitas secara berkelanjutan. Dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan peran pihak-pihak terkait baik yang berhubungan dengan legislasi maupun teknis di Pusat dan Daerah. Untuk melancarkan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan dan memantau serta mengevaluasi perkembangan pelaksanaan program-program pengembangan perbenihan dalam upaya penyediaan, produksi dan distribusi benih varietas unggul bermutu diperlukan adanya koordinasi, pengawalan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan secara intensif dan terpadu.

b. Tujuan

Melaksanakan koordinasi, pengawalan, monitoring dan evaluasi dalam melaksanakan kegiatan pengembangan perbenihan tanaman pangan.

Page 9: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

7

c. Sasaran Terlaksananya koordinasi, pengawalan, monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan perbenihan tanaman pangan.

d. Masukan

- Data dan informasi jenis komoditas, volume dan lokasi bantuan benih tanaman pangan - Dana dan SDM

e. Pelaksanaan

- Melaksanakan rapat-rapat koordinasi - Mengawal kegiatan pengembangan perbenihan

di provinsi - Mengikuti rapat-rapat perbenihan tingkat

nasional - Melaporkan seluruh hasil kegiatan pelaksanaan

kegiatan pengembangan perbenihan tanaman pangan di provinsi

f. Keluaran

Tersedianya laporan hasil koordinasi, monitoring dan evaluasi kegiatan kegiatan pengembangan perbenihan tanaman pangan.

g. Hasil

Terpantaunya kegiatan pengembangan perbenihan di daerah.

Page 10: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

8

h. Dampak Dengan terevaluasinya kegiatan pengembangan perbenihan di daerah dapat diketahui tingkat perkembangan kegiatan perbenihan di daerah.

i. Manfaat

Dengan diketahuinya tingkat perkembangan kegiatan perbenihan di daerah diharapkan akan terjadi kesinergisan dalam pelaksanaan kegiatan di Pusat dan Daerah serta sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan mendatang.

A.2. Dana Dekonsentrasi Pengembangan Perbenihan Di Bawah Satker Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH)

A.2.1. Administrasi Kegiatan Kode : 1520.00002

a. Latar Belakang Dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan pengembangan perbenihan tanaman pangan perlu adanya dukungan dengan pelaksanaan administrasi yang tertib sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Dalam hal ini diperlukan adanya usaha peningkatan di semua aspek administrasi termasuk sumberdaya manusia sebagai pelaksana kegiatan.

Page 11: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

9

Untuk meningkatkan motivasi kerja dan meningkatkan kualitas kinerja maka diperlukan adanya pembenahan baik dari sisi SDM maupun ketatausahaan. Diantaranya melalui pemberian insentif bagi pengelola administrasi yang dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang ada.

b. Tujuan

Meningkatkan tertib administrasi kegiatan.

c. Sasaran Terlaksananya tertib adminsitrasi kegiatan. d. Masukan

Dana dan SDM.

e. Pelaksanaan Melaksanakan pembayaran honor yang terkait dengan operasional Satuan Kerja.

f. Keluaran

Tersedianya honor operasional satuan kerja. g. Hasil

Pembayaran honor operasional satuan kerja. h. Dampak

Administrasi yang tertib akan memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 12: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

10

i. Manfaat Kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan mendukung dalam pencapaian sasaran kegiatan.

A.2.2. Pengadaan Peralatan Laboratorium Kode : 1520.00285

a. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan jaminan mutu benih

tanaman pangan dan menghadapi perkembangan lingkungan strategis serta mampu bersaing di pasar global, laboratorium uji mutu benih antara lain harus terakreditasi, sehingga hasil uji mutu benihnya dapat dipercaya karena telah mengikuti standar yang berlaku.

Sehubungan dengan itu untuk mempertahankan akreditasi yang telah didapatkan bagi laboratorium yang telah terakreditasi, dan upaya mendapat akreditasi bagi laboratorium uji mutu benih bagi yang belum terakreditasi, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah kelengkapan peralatan untuk uji mutu benih.

Untuk mendukung hal tersebut perlu dikembangkan penyediaan sarana pengujian yang sifatnya dapat membantu pelaksanaan kegiatan pengujian laboratorium secara tepat dan memenuhi standar pengujian laboratoris, serta untuk mengganti peralatan yang sudah tidak

Page 13: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

11

memadai atau tidak sesuai standar atau melengkapi peralatan yang belum ada.

b. Tujuan

- Memenuhi salah satu persyaratan bagi laboratorium uji mutu benih yang telah terakreditasi dan yang akan diakreditasi.

- Membantu untuk mempercepat proses pengujian mutu benih di laboratorium.

c. Sasaran

- Terpenuhinya persyaratan akreditasi bagi laboratorium uji mutu benih.

- Tersedianya fasilitas proses uji mutu benih di laboratorium yang lebih memadai

d. Masukan

- Data inventarisasi peralatan yang sudah tidak memadai/tidak standar atau yang harus dilengkapi baik untuk laboratorium uji yang ada di provinsi maupun sub laboratorium.

- Daftar peralatan yang diperlukan atau peralatan standar yang harus dimiliki oleh laboratorium uji mutu benih.

- Spesifikasi peralatan laboratorium yang dibutuhkan.

e. Pelaksanaan - Melakukan inventarisasi data jumlah dan jenis

peralatan yang sudah tidak memadai atau

Page 14: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

12

tidak memenuhi standar, dan peralatan untuk memenuhi syarat akreditasi baik untuk laboratorium uji di provinsi maupun sub laboratorium

- Menentukan jumlah dan jenis peralatan uji mutu benih yang harus diadakan sesuai dengan dana yang tersedia

- Melaksanakan pengadaan peralatan laboratorium

- Membuat laporan tentang jenis dan jumlah peralatan yang diadakan serta alokasinya, dan mengirimkan ke pusat/Direktorat Perbenihan.

f. Keluaran

Tersedianya peralatan laboratorium sesuai yang dibutuhkan.

g. Hasil

Terpenuhinya kebutuhan peralatan laboratorium.

h. Dampak Kelancaran pelaksanaan uji mutu benih laboratorium sesuai dengan standar serta keakuratan data hasil pengujian.

i. Manfaat

Kelancaran ketersediaan benih bermutu secara tepat karena optimalnya proses pelaksanaan sertifikasi benih.

Page 15: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

13

A.2.3.Penilaian dan Pelepasan Varietas Tanaman Kode : 1520.00402

1) Uji Adaptasi Varietas

a. Latar Belakang

Suatu varietas baru dinyatakan unggul dan layak untuk disebarluaskan apabila telah dilepas secara resmi oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Menteri Pertanian. Salah satu persyaratan dalam pengusulan pelepasan varietas adalah galur/mutan/hibrida/klon yang diusulkan tersebut telah dilakukan uji adaptasi pelepasan varietas, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi produksi dan kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan tumbuhnya. Hasil uji adaptasi yang memiliki keunggulan diharapkan dapat dipersiapkan untuk pelepasan varietas tanaman pangan. Uji adaptasi dilakukan sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Tujuan Melakukan penilaian varietas tanaman untuk mengetahui kemampuan atau potensi produksi, keunggulan dan sifat-sifat suatu galur/mutan/hibrida/klon dalam menyesuaikan dengan lingkungan tumbuhnya, sebagai persiapan untuk pelepasan varietas tanaman pangan.

Page 16: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

14

c. Sasaran Diketahuinya potensi, sifat agronomi serta keunggulan dari galur/mutan/hibrida/klon yang akan diusulkan untuk dilepas.

d. Masukan - Galur/mutan/hibrida/klon yang berasal dari

penyelenggara pemuliaan (Badan Litbang Pertanian, BATAN, Perguruan Tinggi, BUMN dan Swasta)

- Dana dan SDM

e. Pelaksanaan 1) Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan

sesuai dengan prosedur. 2) Melaksanakan pengolahan lahan, persemaian,

penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.

3) Melaksanakan pengamatan terhadap pertanaman adaptasi sesuai dengan parameter yang diperlukan dan telah ditentukan (data kualitatif, kuantitatif, data lingkungan dsb)

4) Menyusun dan mengirimkan laporan kemajuan pelaksanaan adaptasi secara berkala ke Pusat yaitu Direktorat Perbenihan, semua kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu waktu tanam, fase pertumbuhan, panen, pengamatan hama/penyakit dan kondisi pertanaman.

Page 17: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

15

5) Menyusun dan mengirimkan laporan akhir ke Pusat atau ke Direktorat Perbenihan secara lengkap yang meliputi data pelaksanaan kegiatan, data-data pengamatan (pertumbuhan, komponen produksi, produksi, data kualitatif, intensitas serangan hama penyakit utama, data lingkungan dsb)

f. Keluaran

Diperolehnya galur/hibrida/mutan/klon yang layak diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul nasional.

g. Hasil Terpenuhinya salah satu persyaratan pelepasan varietas.

h. Dampak Dilepasnya galur/hibrida/mutan/klon yang mempunyai kelebihan dari varietas unggul sebelumnya sebagai varietas unggul nasional, yang akan memberikan banyak pilihan bagi para petani/pengguna benih dalam menentukan varietas dan komoditas yang akan dibudidayakan.

i. Manfaat

Tersedianya varietas unggul baru di masyarakat yang dapat memberikan alternatif pilihan bagi para petani/pengguna benih dalam menentukan varietas dan komoditas untuk pertanamannya.

Page 18: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

16

2) Pemurnian Varietas

a. Latar Belakang Pemurnian varietas bertujuan untuk mendapatkan benih bersertifikat dari pertanaman yang sudah ada dan juga bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul baru melalui seleksi. Pemurnian dengan tujuan untuk mendapatkan kembali benih yang bersertifikat biasanya dilakukan pada varietas yang sudah lama atau pada varietas yang mengalami penyimpangan sifat dari standar varietas baku, sehingga pemurnian dengan tujuan ini dapat digunakan untuk mengatasi pemenuhan benih berlabel. Sedangkan pemurnian yang bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul dilakukan untuk mengetahui kebenaran varietas dan menemukan karakteristik baku pada varietas unggul lokal yang telah berkembang secara luas dan disukai petani agar bisa dikembangkan secara luas dan dilepas secara resmi menjadi varietas unggul.

b. Tujuan

- Mengembalikan mutu dan potensi suatu varietas unggul agar sesuai dengan karakteristik baku varietas yang bersangkutan, sebagai persiapan benih sumber bagi petani

- Mendapatkan varietas unggul lokal yang sesuai dengan karakteristik bakunya, sebagai persiapan pelepasan varietas

Page 19: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

17

c. Sasaran Dikembalikannya mutu suatu varietas sesuai dengan karateristik baku.

d. Masukan

- Varietas lokal yang telah berkembang dan diminati petani atau varietas unggul nasional yang telah langka ketersediaan benih sumbernya.

- Dana dan SDM

e. Pelaksanaan 1) Menentukan jenis dan varietas tanaman yang

akan dimurnikan. 2) Menetapkan lokasi, luas areal dan benih yang

akan dimurnikan. Benih yang digunakan untuk pemurnian adalah benih varietas unggul yang langka sumber benihnya dan sangat dibutuhkan petani atau varietas lokal yang telah berkembang di masyarakat yang jelas varietas dan asal usulnya.

3) Melaksanakan penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan pengendalian hama/penyakit disesuaikan dengan anjuran/rekomendasi setempat.

4) Melaksanakan pengamatan dan seleksi negatif (rouguing). Bila campuran varietas lain sangat banyak, dianjurkan untuk melakukan seleksi positif, yaitu memilih tanaman yang memenuhi kriteria baku/sesuai deskripsi varietas yang

Page 20: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

18

bersangkutan. Disamping itu juga melakukan pengamatan terhadap komponen produksi, deskripsi, serangan hama/penyakit dan kondisi pertanaman.

5) Menyusun dan mengirimkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan pemurnian varietas secara berkala ke Pusat yaitu Direktorat Perbenihan, semua kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu waktu tanam, fase pertumbuhan, rouguing (seleksi), deskripsi sementara tiap fase yang diamati dan kondisi pertanaman.

6) Benih yang dihasilkan dari pemurnian varietas dan menunjukkan ciri yang telah mantap sesuai dengan deskripsi baku agar diusahakan untuk dijadikan sebagai benih sumber untuk varietas unggul dan sebagai varietas untuk persiapan pelepasan varietas. Benih hasil pemurnian yang dihasilkan dari pertanaman ini dan telah mengikuti prosedur sertifikasi dapat menjadi benih sumber setelah mendapat pengesahan dan dilabel oleh UPTD BPSB, dan dapat disebarluaskan ke petani atau daerah pengembangan/penumbuhan yang membutuhkan.

7) Membuat dan mengirimkan laporan seluruh pelaksanaan kegiatan ke Pusat/Direktorat Perbenihan, dengan dilengkapi deskripsi sementara, terutama untuk varietas unggul lokal.

Page 21: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

19

f. Keluaran Terlaksananya pemurnian varietas bagi varietas lokal atau varietas unggul lama yang langka sumber benihnya tapi disukai petani dan dianggap tidak sesuai dengan standar varietas baku.

g. Hasil Tersedianya benih varietas lokal maupun unggul nasional yang sesuai dengan karakteristik baku dan memenuhi standar mutu.

h. Dampak Meningkatnya produksi dan ketersediaan benih bermutu yang sesuai dengan potensi varietasnya serta meningkatnya penyerapan penggunaan benih bermutu varietas unggul.

i. Manfaat Tersedianya benih bermutu yang langka benih sumbernya baik untuk varietas lokal maupun varietas unggul lama namun sangat dibutuhkan petani dan berasal dari varietas yang lebih baik mutunya.

3) Inventarisasi Penyebaran Varietas

a. Latar Belakang

Dengan beraneka macam varietas unggul tanaman pangan yang telah dilepas memberikan alternatif yang lebih banyak bagi petani untuk memilih varietas mana yang sesuai dengan kebutuhan. Sampai saat ini penggunaan varietas

Page 22: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

20

unggul di tingkat petani masih relatif rendah dan tidak semua varietas unggul yang telah dilepas digunakan petani. Hanya beberapa varietas unggul yang disukai petani dan ketersediaan benihnya sesuai dengan jumlah yang diperlukan petani. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan komposisi penyebaran varietas dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya.

Dalam rangka perencanaan peningkatan produksi perlu diketahui peta penyebaran varietas produksi tinggi, sedang dan rendah. Pemerintah secara bertahap akan terus memperluas penggunaan varietas produksi tinggi. Oleh karenanya untuk melihat komposisi dan luas penyebaran/perkembangan suatu varietas serta untuk mengetahui luasan wilayah yang telah menggunakan varietas potensi tinggi, rendah maupun sedang diperlukan kegiatan pelaksanaan inventarisasi penyebaran varietas di seluruh Indonesia dari seluruh kabupaten/kota. Hal ini sangat diperlukan guna mendukung upaya penyediaan benih bermutu varietas unggul yang yang berkembang pada suatu wilayah/daerah tertentu.

b. Tujuan 1) Mengumpulkan informasi tentang komposisi

luas penyebaran varietas unggul, varietas lokal, varietas potensi produksi tinggi, sedang dan rendah, baik yang baru dilepas maupun yang sudah berkembang/membudaya sampai

Page 23: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

21

tingkat Kabupaten/Kota/ Kecamatan sesuai dengan potensinya.

2) Menentukan program perbanyakan/ produksi dan penyediaan benih serta pengendalian organisme pengganggu tanaman tertentu melalui penggunaan benih bermutu varietas unggul.

c. Sasaran

Terinventarisasinya data penyebaran varietas unggul, varietas lokal dan varietas potensi produksi tinggi, sedang dan rendah tanaman pangan sesuai dengan potensinya dari seluruh wilayah propinsi/ kabupaten/kota.

d. Masukan - Data dan informasi luas penyebaran varietas

unggul maupun varietas lokal tanaman pangan sesuai dengan potensinya (tinggi, sedang dan rendah).

- Dana dan SDM e. Pelaksanaan

- Melaksanakan inventarisasi/pengumpulan data luas penyebaran varietas tanaman pangan dari seluruh wilayah kecamatan/kabupaten/kota, baik varietas unggul maupun varietas lokal sesuai dengan potensinya yaitu potensi (tinggi, sedang dan rendah).

- Membuat dan mengirimkan laporan data luas penyebaran varietas tanaman pangan secara

Page 24: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

22

rutin setiap bulan ke Pusat/Direktorat Perbenihan.

f. Keluaran

Laporan hasil inventarisasi penyebaran varietas tanaman pangan.

g. Hasil

Diketahuinya komposisi luas penyebaran varietas tanaman pangan di wilayah propinsi/kabupaten/ kota, akan memudahkan dalam menentukan perencanaan penyediaan benih bermutu varietas unggul dan pengembangan tanaman pangan di suatu wilayah.

h. Dampak

Penentuan perencanaan penyediaan benih dan pengembangan tanaman pangan di suatu wilayah propinsi dapat dilakukan secara tepat.

i. Manfaat Penyediaan benih bermutu dari varietas unggul dapat sesuai dengan tingkat kebutuhan petani.

A.2.4. Pengawasan Mutu & Sertifikasi Benih Tanaman Kode : 1520.00404

Page 25: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

23

1) Sertifikasi dan Pelabelan Benih a. Latar Belakang

Sertifikasi benih dilakukan dalam rangka mempertahankan mutu benih dan kemurnian varietas, baik di lapangan maupun melalui pengujian laboratorium. Proses sertifikasi di lapangan dilaksanakan dalam bentuk pemeriksaan lapangan mulai dari pendahuluan/ pemeriksaan lahan dan pertanaman yaitu pemeriksaan lapangan fase vegetatif, berbunga/generatif dan panen serta prosesing yang dilakukan oleh petugas pengawas benih. Sementara untuk pengujian mutu dilakukan uji laboratorium (uji standar dan pengujian khusus) terhadap sampel benih.

Pelabelan diberikan terhadap benih-benih yang telah memenuhi standar kelulusan lapangan, dan standar uji laboratorium. Agar benih yang dihasilkan memenuhi standar mutu benih yang telah ditentukan baik lapangan maupun laboratorium, para petugas pengawas benih perlu mendapatkan bimbingan secara teknis dalam hal sertifikasi benih dan peningkatan kemampuan (pelatihan).

Page 26: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

24

b. Tujuan - Mendapatkan benih bermutu dari varietas

unggul yang sesuai dengan standar mutu yang berlaku yang dicantumkan dalam label benih.

- Mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan perbanyakan/produksi benih serta sertifikasi maupun pelabelan benih.

- Memberikan inovasi baru dalam bentuk pengetahuan tentang perkembangan pengawasan mutu benih kepada petugas pengawas benih di daerah.

- Memeriksa dan mengawasi penangkaran benih mulai sejak pertanaman di lapangan hingga prosesing dan pengemasan benih

- Melakukan sertifikasi dan memberi label terhadap benih yang telah memenuhi standard mutu

c. Sasaran

- Dilaksanakannya kegiatan sertifikasi dan pelabelan pada UPTD Pengawasan dan Sertifikasi Benih di seluruh propinsi.

- Dihasilkannya benih bermutu varietas unggul sesuai dengan standar mutu yang berlaku, baik mutu benih lapangan maupun laboratorium

Page 27: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

25

d. Masukan - Usulan/permohonan sertifikasi benih dari

penangkar/produsen benih

- Standar mutu benih lapangan dan mutu laboratorium

- Dana dan SDM

e. Pelaksanaan - Melaksanakan pemeriksaan pertanaman di

lapangan, yaitu pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan fase vegetatif, pemeriksaan fase berbunga, dan pemeriksaan fase masak

- Melaksanakan pemeriksaan alat panen dan pengawasan panen.

- Melaksanakan pemeriksaan alat prosesing benih, gudang penyimpanan dan lain sebagainya

- Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan sampai selesai pemeriksaan lapangan dan prosesing

- Melaksanakan pengambilan contoh benih untuk pengujian benih laboratoris

- Melaksanakan pengawasan dan pemasangan label

- Membuat laporan lengkap hasil uji laboratorium

- Membuat dan mengirimkan laporan rekapitulasi hasil sertifikasi dan pelabelan benih

Page 28: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

26

secara rutin setiap bulan ke Pusat/Direktorat Perbenihan.

f. Keluaran Dihasilkannya benih bersertifikat dan berlabel sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan.

g. Hasil Meningkatnya ketersediaan benih bersertifikat kelas Benih Dasar (BD), kelas Benih Pokok (BP), kelas Benih Sebar (BR).

h. Dampak Kepercayaan petani akan manfaat benih bermutu meningkat, karena terjaminnya mutu benih yang dihasilkan.

i. Manfaat Ketersediaan dan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul meningkat.

2) Petak Pembanding

a. Latar Belakang

Dalam rangka menghasilkan benih bermutu varietas unggul tanaman pangan, kendala yang masih sering dihadapi adalah keragaman yang dijumpai di pertanaman (penangkaran benih), sehingga benih yang dihasilkan tidak terjamin

Page 29: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

27

mutunya. Terutama jika petugas pengawas benih yang melaksanakan pemeriksaan lapangan belum mengenali varietas.

Sehubungan dengan itu agar hasil pemeriksaan lapangan akurat dan efektif serta efisien, perlu adanya kegiatan petak pembanding dengan membuat petak kontrol dengan pertanaman yang berasal dari benih yang benar (asli) varietasnya dan sama dengan yang ditanam pada areal sertifikasi. Dengan adanya petak kontrol tersebut maka hasil pengamatan dari areal sertifikasi dibandingkan dengan pertanaman yang berada dalam petak kontrol, dan apabila sama maka varietas tersebut benar. Dengan adanya kegiatan ini maka pemeriksaan akan lebih efektif dan efisien.

b. Tujuan

- Meningkatkan akurasi dalam pemeriksaan lapangan dari areal sertifikasi dengan membandingkan pertanaman dalam petak pembanding.

- Pelaksanaan pemeriksaan lapangan lebih efektif dan efisien

- Meningkatkan keterampilan petugas pengawas benih di dalam melakukan pemeriksan lapangan sertifikasi benih.

Page 30: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

28

c. Sasaran - Diketahuinya varietas yang benar dari

pengamatan pada areal sertifikasi. - Terlaksananya pemeriksaan lapangan secara

efektif dan efisien - Meningkatnya keterampilan dan ketelitian

petugas pengawas benih dalam pelaksanaan pemeriksaan lapangan sertifikasi benih

d. Masukan - Benih bermutu varietas unggul yang ditanam

dalam areal sertifikasi - Standar lapangan untuk sertifikasi benih

tanaman pangan. - Dana dan SDM

Page 31: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

29

e. Pelaksanaan - Melaksanakan penentuan lokasi, dan pengujian

laboratorium untuk benih yang akan ditanam dalam petak pembanding atau petak kontrol.

- Melaksanakan pertanaman, pemupukan dan pemeliharaan tanaman.

- Melakukan pengecekan dengan membandingkan antara pertanaman pada petak pembanding/kontrol dengan areal pertanaman sertifikasi yang varietasnya sama, agar hasil pemeriksaan lapangan benar varietasnya.

- Melaksanakan pengamatan data kualitatif dan kuantitatif

- Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan sampai selesai pemeriksaan lapangan.

- Membuat laporan lengkap tentang petak pembanding.

- Membuat dan mengirimkan laporan rekapitulasi hasil petak pembanding secara rutin setiap bulan ke Pusat/Direktorat Perbenihan.

f. Keluaran Tersedianya benih bermutu sesuai standar mutu yang telah ditentukan dengan varietas yang benar secara lebih efisien dan efektif serta terukurnya kemampuan pengawas benih dalam mengamati CVL atau off type, yang dihasilkan oleh produsen benih.

Page 32: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

30

g. Hasil Terpenuhinya kebutuhan benih bermutu sesuai kelas benihnya dengan varietas yang benar secara efisien dan efektif.

h. Dampak

Petani akan meningkatkan penggunaan benih varietas unggul bermutu, karena terjaminnya mutu benih yang dihasilkan.

i. Manfaat

Ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan benih bermutu dari varietas unggul meningkat.

3) Analisa Standar Mutu Benih

a. Latar Belakang Benih varietas unggul bermutu yang dihasilkan melalui proses sertifikasi, disamping dilakukan pengawasan di lapangan, juga dilakukan pengujian calon benih di laboratorium, yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan mutu dari suatu kelompok benih yang akan digunakan untuk keperluan pengisian label maupun pengecekan data label, agar benih-benih yang dihasilkan memenuhi standar mutu benih yang telah ditentukan. Pengujian standar mutu benih di laboratorium meliputi : penetapan kadar air, pengujian kemurnian fisik, pengujian daya tumbuh dan

Page 33: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

31

penetapan Campuran Varietas Lain (CVL). Untuk kelancaran pengujian mutu benih serta agar didapatkan data hasil uji yang akurat perlu dipelihara ketelitian peralatan yang digunakan secara berkala harus dikalibrasi, sehingga tetap sesuai dengan standar.

b. Tujuan

Menganalisa mutu suatu kelompok benih (Kadar Air, Kemurnian, Daya Tumbuh dan Campuran Varietas Lain) yang telah lulus lapangan dan akan digunakan untuk pertanaman selanjutnya.

c. Sasaran

Diketahuinya mutu dari suatu benih (Kadar Air, Kemurnian, Daya Tumbuh dan Campuran Varietas Lain) yang diuji.

d. Masukan

- Sampel benih yang akan diujikan mutunya. - Standar mutu benih laboratorium - Dana dan SDM

e. Pelaksanaan

- Melaksanakan pengambilan contoh benih dari kelompok benih yang akan dilakukan uji laboratorium, dari berbagai komoditas tanaman pangan dan kelas benih

- Mempersiapkan bahan untuk pengujian di laboratorium yang meliputi penetapan kadar

Page 34: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

32

air, pengujian kemurnian fisik, penetapan campuran varietas lain, dan pengujian daya tumbuh

- Melaksanakan penetapan kadar air, pengujian kemurnian fisik, pengujian daya tumbuh dan penetapan campuran varietas lain

- Melaksanakan analisis dan penyusunan laporan hasil pengujian standar mutu benih

- Menyerahkan hasil pengujian untuk pengisian label apabila lulus uji laboratorium

- Mengirimkan laporan rekapitulasi hasil pengujian standar mutu benih secara rutin setiap bulan ke Pusat/Direktorat Perbenihan dan Balai Besar Pengkajian Pengawasan mutu Benih

- Melaksanakan kalibrasi/pemeliharaan alat-alat yang digunakan untuk pengujian benih

f. Keluaran Diketahuinya mutu benih (kadar air, kemurnian varietas, daya tumbuh dan campuran varietas lain) dari calon benih suatu kelompok benih yang diuji standar.

g. Hasil Terjaminnya mutu benih yang akan diedarkan/ perdagangkan.

h. Dampak Penggunaan benih varietas unggul bermutu terus meningkat karena benih yang digunakan benar-benar telah melalui hasil uji mutu.

i. Manfaat

- Produksi dan penggunaan benih bermutu meningkat

- Tumbuh dan berkembangnya industri/ produsen benih

Page 35: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

33

4) Analisa Benih Khusus a. Latar Belakang

Untuk mengetahui mutu suatu kelompok benih disamping dilakukan dengan analisa standar atau uji mutu strandar juga dilakukan analisa benih khusus apabila diperlukan, karena tidak semua kelompok benih bisa dilakukan dengan analisa benih standard. Dalam teknologi benih, istilah mutu benih diartikan sejumlah sifat/ciri-ciri pada benih pada benih yang dapat dilihat sebagai individu atau populasi. Pengujian khusus dimaksudkan untuk menguji tentang sifat-sifat benih yang mencirikan mutu spesifik dari benih atau kelompok benih yang terdiri dari: a) Pengujian viabilitas benih secara biokhemis b) Pengujian heterogenitas c) Penetapan berat 1.000 butir d) Pengujian kesehatan benih apabila ada indikasi

penyakit yang terbawa benih

b. Tujuan Menganalisis mutu benih di laboratorium yang

berhubungan dengan penetapan berat 1000 butir, pengujian viabilitas secara biokhemis, heterogenitas, dan kesehatan benih.

c. Sasaran

Teranalisanya mutu benih di laboratorium yang berhubungan dengan penetapan berat 1000 butir,

Page 36: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

34

pengujian viabilitas secara biokhemis, heterogenitas dan kesehatan benih.

d. Masukan - Sampel benih yang akan diuji - Perlakuan yang akan digunakan - Standar mutu untuk analisa benih khusus - Dana dan SDM

e. Pelaksanaan

- Melaksanakan pengambilan dan penerimaan contoh benih dan pemberian nomor dari kelompok benih yang ada masalah sehingga harus dilakukan uji khusus, dari berbagai komoditas tanaman pangan dan kelas benih

- Mempersiapkan bahan untuk pengujian benih khusus yang sesuai dengan keperluannya

- Melaksanakan penetapan kadar air, pengujian kemurnian fisik, pengujian daya tumbuh dan penetapan campuran varietas lain.

- Menentukan macam dan metode uji benih sesuai dengan kebutuhan.

- Melaksanakan pengujian sesuai dengan kebutuhan.

- Melaksanakan analisis dan penyusunan laporan hasil pengujian benih khusus.

- Menyerahkan hasil pengujian untuk pengisian label apabila benih telah lulus uji laboratorium.

- Mengirimkan laporan rekapitulasi hasil pengujian standar mutu benih secara rutin

Page 37: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

35

setiap bulan ke Pusat/Direktorat Perbenihan dan Balai Besar Pengkajian Pengawasan mutu Benih.

f. Keluaran Tersedianya hasil analisa benih khusus sesuai dengan kebutuhannya, untuk pengisian data label.

g. Hasil

Terjaminnya mutu benih yang akan diedarkan/perdagangkan dan menghindarkan dari permasalahan khusus yang akan mempengaruhi mutu benih.

h. Dampak

- Meningkatkan kepercayaan petani terhadap benih bermutu, karena benih yang digunakan diharapkan akan terhindar dari permasalahan khusus yang akan mempengaruhi mutu benih dipertanaman

- Meningkatkan penggunaan benih varietas unggul bermutu oleh petani

i. Manfaat - Produksi dan penggunaan benih bermutu

meningkat - Terhindar dari permasalahan khusus yang akan

mempengaruhi mutu benih di pertanaman.

Page 38: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

36

5) Uji Profisiensi a. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan pengujian mutu benih di

laboratorium di daerah dilakukan oleh analis benih

yang beragam baik tingkat pendidikan maupun

keterampilannya, sehingga hasilnya akan

beragam, untuk mengatasi hal tersebut guna

mendapatkan hasil uji yang akurat dalam rangka

pelayanan dan terjaminnya mutu benih, maka

dilakukan kegiatan uji profisiensi, dalam rangka

penilaian keseragaman hasil uji mutu benih pada

laboratorium benih di daerah. Keseragaman hasil

analisa mutu dari contoh benih yang sama dapat

tercapai apabila prosedur, sarana pengujian serta

standar penilaian yang dipakai oleh laboratorium

penguji juga sama. Nilai keseragaman tersebut

sangat penting dan patut diperhatikan karena

dengan nilai tersebut dapat diperoleh informasi

mutu benih yang diuji, variasi keadaan alat yang

digunakan, keterampilan analis maupun sarana

pengujian yang lain.

Keragaman data ini masih dapat diperbolehkan

apabila perbedaan hasil pengujian di laboratorium

masih sesuai dengan tabel toleransi yang telah

ditetapkan pada ISTA Rules 2006 tabel 5.2.

Melalui kegiatan uji profisiensi ini diharapkan

adanya keseragaman persepsi analis yang

Page 39: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

37

ditunjukkan dengan unjuk kerja analis dalam

melaksanakan pengujian benih di laboratorium

yaitu dengan penyediaan sumber daya manusia

(SDM) dan sarana prasarana yang memadai,

sehingga jaminan mutu hasil pengujian dapat

terpenuhi.

b. Tujuan Mengetahui unjuk kerja dari suatu laboratorium

yang ditunjukkan dengan adanya keseragaman hasil pengujian benih di laboratorium.

c. Sasaran

- Diketahuinya hasil unjuk kerja laboratorium mutu benih dari hasil uji profisiensi antar analis benih di laboratorium yang bersangkutan.

- Diketahuinya hasil unjuk kerja laboratorium mutu benih dari hasil uji profisiensi antar laboratorium mutu benih.

d. Masukan

- Data tenaga analis benih yang akan melakukan uji profisiensi

- Macam pengujian yang akan dilakukan ISTA Rules

e. Pelaksanaan

- Melaksanakan pengambilan contoh benih dari kelompok benih atau menerima contoh benih,

Page 40: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

38

menyiapkan bahan observasi dan media uji profisiensi

- Mempersiapkan pelaksanaan uji profisiensi

- Menentukan macam dan metode uji benih yang akan dilakukan

- Melaksanakan uji profisiensi antar analis atau antar laboratorium mutu benih

- Melaksanakan analisis dan penyusunan laporan hasil uji profisiensi

- Menentukan hasil uji profisiensi

- Mengirimkan laporan rekapitulasi hasil uji profisiensi secara rutin setiap bulan ke Pusat/Direktorat Perbenihan dan Balai Besar Pengkajian Pengawasan mutu Benih.

f. Keluaran

Tersedianya laboratorium mutu benih yang sesuai standar yang telah ditentukan.

g. Hasil

Terjaminnya hasil uji mutu benih laboratorium yang sesuai dengan standar.

h. Dampak Meningkatkan kepercayaan petani terhadap hasil uji mutu benih laboratorium, karena telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Page 41: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

39

i. Manfaat Terjaminnya mutu benih yang dihasilkan , sehingga meningkatkan keprcayaan petani terhadap mutu benih.

6) Pengembangan Metode a. Latar Belakang

Dalam rangka mendapatkan alternatif metode untuk pengujian mutu benih perlu dilakukan pengembangan metode pengujian mutu benih guna mendapatkan metode yang tepat sebagai alternatif pilihan dalam pengujian mutu benih. Dari hasil pengembangan metode ini diharapkan akan didapatkan suatu metode pengujian yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan tetapi tidak menyalahi ketentuan dan standar yang berlaku.

b. Tujuan - Mendapatkan metode uji mutu benih

laboratorium yang sesuai dengan perkembangan pengujian dan bisa diterapkan pada kondisi setempat

- Mendapatkan alternatif pilihan metode uji mutu benih laboratorium yang lebih efektif dan efisien

Page 42: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

40

c. Sasaran - Diperolehnya metode uji mutu benih

laboratorium yang sesuai dengan perkembangan dan bisa diterapkan pada kondisi setempat.

- Diperolehnya alternatif metode uji mutu benih laboratorium yang lebih efektif dan efisien.

- Sebagai metode uji pembanding terhadap metode uji yang sudah ada

d. Masukan - Data perkembangan metode uji mutu benih

laboratorium dari berbagai laboratorium uji mutu benih

- ISTA Rules

e. Pelaksanaan - Menyiapkan benih dan bahan untuk melakukan

pengujian - Menentukan berbagai metode pengujian yang

akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran dan efektifitas pengujian mutu benih

- Melaksanakan pengujian mutu benih dengan berbagai metode terhadap berbagai komoditas

- Menentukan metode uji mutu benih yang tepat dan bisa diterapkan sesuai dengan kondisi setempat dan lebih efektif dan efisien

Page 43: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

41

- Membuat laporan hasil pengujian untuk pengembangan metode uji mutu benih laboratorium

- Mengirimkan laporan hasil uji pengembangan metode secara rutin setiap bulan ke Pusat/Direktorat Perbenihan dan Balai Besar Pengkajian Pengawasan mutu Benih

f. Keluaran Tersedianya berbagai alternatif metode uji mutu benih laboratorium yang lebih efektif dan efisien dan bisa diterapkan sesuai dengan kondisi setempat.

g. Hasil Terlesaikannya permasalahan pengujian mutu benih laboratorium dengan menerapkan alternatif pilihan metode uji mutu benih yang sesuai dengan kondisi setempat.

Page 44: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

42

h. Dampak Benih bermutu varietas unggul tersedia secara tepat dan berkesinambungan, sehingga lebih efisien.

i. Manfaat Kelancaran pelaksanaan uji mutu benih laboratorium sehingga lebih efektif dan efisien.

7) Standarisasi Laboratorium Benih

a. Latar Belakang

Guna melindungi para konsumen benih dalam hal ini petani, maka benih yang beredar harus memenuhi standar minimal yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui mutu benih tersebut, sebelum benih disalurkan terlebih dahulu harus di uji di laboratorium. Dengan demikian laboratorium uji merupakan instalasi yang mempunyai andil cukup penting dalam menentukan mutu benih.

Sehubungan dengan hal tersebut, mulai dari peralatan sampai sumberdaya manusianya dalam hal ini analis hendaknya harus benar-benar dipersiapkan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Hal ini perlu memperhatikan sarana dan prasarana yang lengkap dan terkalibrasi dengan baik, oleh karena peralatan yang tidak memadai akan menyebabkan hasil uji yang tidak sempurna. Demikian juga sumber daya yang tidak

Page 45: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

43

memenuhi kualifikasi tertentu akan dapat mempengaruhi hasil ujinya.

b. Tujuan

Mendapatkan Standardisasi Laboratorium Benih yang diharapkan dapat diperoleh mutu benih yang sama dari setiap laboratorium pengujian mutu benih.

c. Sasaran Laboratorium pengujian mutu benih yang ada di daerah.

d. Masukan - Data kelengkapan peralatan laboratorium

beserta sistim operasionalnya - Data personil penguji mutu benih - Dana dan SDM

e. Pelaksanaan Standardisasi laboratorium pengujian dilakukan melalui proses sertifikasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

f. Keluaran Diperolehnya laboratorium pengujian mutu benih di daerah yang memenuhi standar nasional.

Page 46: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

44

g. Hasil Dihasilkannya benih bermutu varietas unggul tanaman pangan.

h. Dampak Mutu benih yang beredar sesuai dengan standar mutu benih yang telah ditentukan.

i. Manfaat Jaminan mutu benih yang digunakan petani dilahan usaha taninya.

8) Pengawasan Peredaran Benih

a. Latar Belakang

Dalam upaya tetap terjaminnya mutu benih yang beredar di pasaran sampai ke tangan petani atau konsumen pengguna benih, maka kegiatan pengawasan mutu tidak hanya berhenti sampai pada pengadaan benih dan pelabelan saja, tetapi mutu benih tetap diawasi sampai peredarannya di pasaran, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pemalsuan dan masih diperdagangkannya benih-benih yang sudah kadaluarsa atau menjelang atau habis masa berlakunya label. Apabila pengawas benih menemukan benih yang labelnya sudah kadaluarsa maka harus segera menghentikan penjualan/peredarannya. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pengecekan mutu benih yang beredar

Page 47: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

45

atau pengawasan terhadap benih-benih yang beredar dipasaran yang bertujuan untuk menjaga agar benih yang diperdagangkan selalu memenuhi standar mutu dan ketentuan lain yang berlaku, pengecekan mutu benih terutama dilakukan pada kelompok benih yang mutunya diragukan. Pedagang/penyalur benih harus mengajukan permohonan pelabelan ulang apabila telah mendekati habis masa berlaku label untuk perpanjangan masa kadaluwarsanya. Disamping itu untuk menangani dan menyelesaikan kasus-kasus yang mungkin terjadi dalam perdagangan benih, antara pedagang benih dengan petani konsumen benih maupun pedagang benih yang tidak memenuhi atau menyimpang dari peraturan yang berlaku maka dilakukan kegiatan untuk penanganan kasus yang berkaitan dengan peredaran benih ini. Antisipasi yang harus dilakukan apabila terjadi pemalsuan benih bisa dilakukan dengan penelusuran sampai ke produsen/penyalur benih.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan pengawasan terhadap peredaran benih serta untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat perlu adanya bimbingan terhadap para pengawas benih di daerah serta optimalisasi dan keseriusan para pengawas benih dalam kegiatan pengawasan mutu benih yang beredar di pasaran.

Page 48: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

46

Dalam rangka memantapkan pengawasan peredaran benih maka Pengawas Benih Tanaman (PBT) perlu juga memantau dan mencatat benih yang beredar di wilayah kerjanya. Yang perlu dicatat dan dipantau selain mutu/kualitasnya adalah volume, jenis/varietas, produsen dan distributornya. Apabila ditemui adanya dugaan perdagangan benih yang tidak sesuai peraturan perundangan yang telah ditetapkan maka perlu segera ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku. Untuk itu mulai tahun 2009 kinerja pengawasan peredaran benih perlu ditingkatkan.

b. Tujuan

- Mengawasi mutu benih yang beredar di pasaran terutama untuk masa berlaku label dan permasalahan/kasus-kasus yang mungkin terjadi dan lain sebagainya

- Melakukan pengambilan sampel benih yang beredar dari para pedagang/penyalur benih, untuk diuji ulang

- Menjamin mutu benih yang beredar di pasaran sampai ke tangan petani pengguna benih

- Melakukan pemantauan dan pencatatan peredaran benih antara lain volume, varietas, asal benih, produsen, distributor, kios pengecer dan keterangan lainnya setiap bulan

Page 49: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

47

c. Sasaran Terawasi dan terjaminnya mutu dan jumlah benih tanaman pangan yang beredar di pasaran.

d. Masukan

- Data produsen/penyalur benih serta mutu benih dari stock benih yang ada produsen/penyalur/kios benih

- Kasus-kasus penyimpangan terhadap mutu benih yang beredar

- Standar mutu benih laboratorium. - Dana dan SDM

e. Pelaksanaan

- Melaksanakan pendataan terhadap produsen/

penyalur benih, meliputi nama produsen/

penyalur benih, komoditas yang diusahakan,

kemampuan memproduksi dan menyalurkan

benihnya, lama berusaha, dan lain sebagainya

- Melaksanakan pengecekan terhadap mutu

benih yang diperdagangkan/beredar

- Untuk benih-benih yang rusak/habis masa

berlakunya label, dilakukan pengambilan

contoh benihnya untuk pengecekan ulang

mutu benih

- Melaksanakan penanganan kasus yang

berkaitan dengan pemalsuan dan peredaran

benih

Page 50: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

48

- Melaksanakan pembinaan kepada para

produsen/penyalur benih, baik mengenai

administrasi, teknis penyimpanan, dan lain

sebagainya

- Melaksanakan pemantauan dan pencatatan

benih yang beredar (volume, jenis, varietas,

asal/daerah benih, produsen, distributor,

kios/pedagang, merek dagang setiap bulan)

- Membuat dan mengirimkan laporan

rekapitulasi hasil pemantauan dan pengawasan

peredaran benih secara rutin setiap bulan ke

Pusat/Direktorat Perbenihan.

f. Keluaran - Terawasinya mutu benih dari seluruh benih

tanaman pangan yang beredar di pasaran - Terselesaikannya kasus-kasus yang muncul

dalam peredaran benih dan berkaitan dengan jaminan mutu benih

- Terjaminnya mutu benih tanaman pangan yang beredar dipasaran sesuai ketentuan/standar yang berlaku

- Termonitornya benih yang beredar sebagai bahan perencanaan

g. Hasil - Dapat terklasifikasikannya seluruh

produsen/penyalur benih sesuai dengan tingkat kemampuannya

Page 51: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

49

- Terjaminnya mutu benih yang beredar di pasaran

- Terselesaikannya kasus-kasus dalam peredaran benih yang terkait dengan jaminan mutu benih

- Pedagang penyalur benih menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang berlaku

- Diperolehnya data peredaran benih

h. Dampak Kepercayaan petani terhadap manfaat benih

bermutu varietas unggul meningkat.

i. Manfaat Penggunaan benih bermutu varietas unggul oleh para petani dalam usaha taninya meningkat.

9) Validasi/Uji Pembanding Metode Pengujian

Mutu Benih

a. Latar Belakang

Pengkajian pendugaan daya tumbuh benih kedelai (field emergence) melalui uji Daya Hantar Listrik (DHL) memberikan hasil adanya regresi linier dan korelasi yang tinggi antar keduanya (Taliroso, 2008); dengan penggunaan waktu pengujian yang relatif lebih singkat (± 3 hari), dengan penggunaan peralatan yang sederhana, murah dan bisa dioperasionalkan dengan mudah dan praktis.

Page 52: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

50

Pengujian DHL dilakukan dengan menggunakan alat conductivity meter. Untuk memperoleh validitas alat tersebut maka dilakukan validasi metoda di berbagai laboratorium daerah yang sudah diakreditasi dengan menggunakan benih kedelai (masa berlaku labelnya pendek ± 3 bulan).

b. Tujuan Memverifikasi hasil uji DHL untuk pendugaan daya

tumbuh benih kedelai di lapang dan di laboratorium.

c. Sasaran Terlaksananya validasi pengembangan metoda pengujian mutu benih kedelai di laboratorium melalui uji daya hantar listrik (DHL).

d. Masukan - Materi pengujian (benih dan sarana) - Peralatan conductivity meter

. - Dana dan SDM

e. Pelaksanaan - Menyediakan benih dan sarana pengujian - Menyediakan sarana pengujian - Menyediakan peralatan conductivity meter

f. Keluaran Diperolehnya metoda pengujian DHL

g. Hasil Tersedianya metode pengujian DHL untuk pengujian vigor benih.

h. Dampak Diperolehnya metode untuk menguji vigor secara tepat dan akurat.

i. Manfaat Berkembangnya pengujian laboratorium untuk benih kedelai.

Page 53: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

51

A.2.5. Pengembangan Kelembagaan Perbenihan Tanaman Pangan Kode : 1520.02318

1) Monitoring Ketersediaan dan Penyaluran Benih

a. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan penyerapan penggunaan benih bermutu varietas unggul tanaman, tidak bisa terlepas dari perencanaan perbenihan, baik kebutuhan maupun ketersediaan benih serta penyalurannya. Apabila perencanaan kebutuhan benih dilakukan dengan baik, maka hal ini akan berguna untuk merencanakan ketersediaan benihnya secara tepat sehingga benih yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan selera petani konsumen pengguna benih, dan diharapkan akan meningkatkan penyalurannya kepada konsumen pengguna benih karena meningkatnya penyerapan penggunaan benih.

Untuk itu perlu adanya informasi tentang kebutuhan maupun ketersediaan benih serta penyalurannya. Data-data ketersediaan dan penyaluran benih diperoleh dari hasil monitoring ketersediaan dan penyaluran benih. Monitoring ketersediaan untuk mengetahui ketersediaan benih dari semua kelas benih baik untuk benih sumber maupun benih sebar dan semua varietas yang diproduksi oleh produsen/penangkar benih,

Page 54: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

52

dan yang ada di pedagang/penyalur benih pemerintah atau swasta. Ketersediaan benih diperoleh dari produksi benih dan stock yang ada saat itu. Sedangkan untuk mengetahui volume benih yang beredar di pasaran dilaksanakan kegiatan monitoring penyaluran benih.Kegiatan ini dapat digunakan juga untuk menilai/mengevaluasi tingkat kemajuan petani dalam menggunakan benih bermutu (dilihat dari persentase penggunaan benih bersertifikat, benih berlabel yang tidak bersertifikat maupun benih yang tidak berlabel).

Monitoring ketersediaan dan penyaluran benih sangat diperlukan, oleh karena selama ini kegiatan monitoring dan penyaluran datanya belum optimal dan lingkupnya masih terbatas, belum kontinyu dan belum banyak dimanfaatkan oleh pengguna. Untuk keperluan penyediaan informasi perbenihan datanya didapatkan dari seluruh daerah di Indonesia tentang stock dan ketersediaan benih, maka salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Pusat/Direktorat Perbenihan adalah mengkompulasi dan mengevaluasi data hasil monitoring stok dan penyaluran benih yang dilaksanakan oleh pengawas benih di daerah dari seluruh Indonesia. Data-data tersebut oleh pengawas benih dikumpulkan dari para pedagang/penyalur benih, dimana pedagang benih harus mempunyai catatan perihal benih yang diperdagangkan, termasuk catatan tentang

Page 55: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

53

pengecekan mutu atau pelabelan ulang dan harus dimonitor/dibina oleh pengawas benih.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan informasi perbenihan, informasi perbenihan diperlukan baik oleh produsen benih, petani pengguna benih maupun pemerintah antar kabupaten atau propinsi. Produsen benih memerlukan informasi perbenihan tersebut untuk perencanaan dalam memproduksi benih yaitu kebutuhan benih yang meliputi jumlah maupun varietasnya, sehingga benih yang dihasilkan dapat tersalur secara tepat. Bagi para petani, informasi perbenihan tersebut sangat diperlukan untuk mendapatkan benih sesuai dengan jenis/varietas, jumlah, waktu dan harga yang diinginkan. Sedangkan bagi pemerintah, informasi perbenihan diperlukan untuk menetapkan kebijaksanaan dan strategi yang realistis bagi pengembangan bidang perbenihan.

b. Tujuan Memonitor ketersediaan dan penyaluran benih bermutu untuk keperluan informasi perbenihan secara komprehensif, akurat dan tepat waktu tentang stok/ketersediaan serta penyalurannya pada suatu wilayah tertentu.

c. Sasaran Termonitornya dan terinformasikannya ketersediaan dan penyaluran benih secara

Page 56: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

54

komprehensif, akurat dan tepat waktu, khususnya informasi data stok/ketersediaan benih pada suatu wilayah tertentu.

d. Masukan

- Data produksi benih padi dan palawija - Stok/ketersediaan benih padi dan palawija

dari berbagai kelas benih, varietas , lokasi, dan lain sebagainya

- Dana dan SDM

e. Pelaksanaan - Melaksanakan pengumpulan data produksi

benih bermutu padi dan palawija dari hasil penangkaran dari berbagai kelas benih dan varietas.

- Melaksanakan pengumpulan data penyaluran benih bermutu padi dan palawija dari pedagang /penyalur benih. Pedagang benih dianjurkan untuk membuat catatan penerimaan dan penyaluran benih, pengujian laboratorium dan catatan perlakukan yang diberikan pada benih.

- Melaksanakan kompulasi data - Melaksanakan analisa dan evaluasi

ketersediaan dan penyaluran benih bermutu padi dan palawija. -Melakukan penyusunan laporan hasil analisa data.

Page 57: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

55

- Melakukan pengiriman laporan secara rutin secara berkala ke Pusat/Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan.

f. Keluaran

Tersedianya data-data ketersediaan dan penyaluran (jumlah, varietas, kelas benih, harga, tujuan penyaluran) benih bermutu padi dan palawija dari berbagai kelas dan varietas.

g. Hasil Diketahuinya data-data hasil monitoring ketersediaan dan penyaluran benih bermutu padi dan palawija dari berbagai kelas dan varietas.

h. Dampak Dapat dengan mudah dan cepat memperoleh informasi ketersediaan benih baik jumlah, varietas, lokasi, harga dan lain sebagainya.

i. Manfaat Tersedianya benih bermutu padi dan palawija secara tepat sesuai dengan selera pengguna benih, serta berkembangnya sistem informasi perbenihan.

Page 58: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

56

2) Koordinasi Teknis Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih

a. Latar Belakang

Dalam program pengembangan perbenihan khususnya penyediaan benih bermutu dan jaminan mutu benih yang beredar di pasaran, pengawasan mutu dan sertifikasi benih mempunyai peran yang sangat penting karena akan berpengaruh terhadap mutu benih yang akan dihasilkan. Pengawasan mutu dan sertifikasi benih tersebut tidak terlepas dari peran para petugas pengawas benih baik petugas lapangan maupun analis benih di laboratorium dalam melaksanakan tugas pengawasan. Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut para petugas pengawas benih harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bidang mutu benih, dan seiring dengan perkembangan di bidang pengawasan mutu maka para pertugas harus mendapatkan informasi terbaru agar dalam pelaksanaan tugasnya dan saling berkoordinasi tentang teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta selalu mengikuti tuntutan perkembangan seperti kebijakan, peraturan perundangan, sistem yang digunakan, metode pelaksanaan, standar mutu lapangan atau laboratorium, serta permasalahan mutu benih yang sangat beragam. Disamping itu perlu adanya

Page 59: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

57

persamaan persepsi dan tukar pengalaman diantara para petugas pengawas benih tentang pengawasan mutu dan sertifikasi benih.

Sehubungan dengan itu untuk mengoptimalkan peran petugas dalam menghasilkan benih bermutu perlu menyelenggarakan koordinasi teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih untuk petugas pengawas benih lapangan dan analis benih laboratorium. Kegiatan ini sebagai wahana koordinasi di bidang pengawasan mutu dan sertifikasi benih dengan narasumber dari instansi maupun stake holder terkait.

b. Tujuan - Mengkoordinasikan para petugas pengawas

benih lapangan dan analis benih laboratorium guna mendapatkan informasi terbaru di bidang mutu benih

- Membahas permasalahan teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih yang meliputi penilaian kultivar, sertifikasi benih, analisa benih laboratoris dan pengawasan peredaran benih, terkait dengan kondisi saat ini, serta solusi pemecahannya

- Menyamakan persepsi diantara para petugas pengawas benih dalam hal operasional pengawasan mutu dan sertifikasi benih, serta dalam menginterpretasikan masalah teknis yang timbul

Page 60: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

58

c. Sasaran

- Terinformasikannya perkembangan pengawasan mutu dan sertifikasi benih kepada para petugas pengawas benih lapangan dan analis benih.

- Didapatkannya solusi pemecahan permasalahan pengawasan mutu dan sertifikasi benih

- Adanya persamaan persepsi diantara para petugas pengawas benih dalam operasional pengawasan mutu dan sertifikasi benih dan interpretasi masalah teknis benih

d. Masukan - Data kondisi petugas pengawas dan analis

benih, meliputi lama bertugas pada bidangnya, tingkat pengetahuan teknis, dan lain sebagainya.

- Informasi awal perkembangan dan permasalahan yang dihadapi petugas dan analis benih.

- Peraturan perundangan dan ketentuan yang

terbaru, perkembangan metode di bidang pengawasan mutu dan sertifikasi benih

- Dana dan SDM

Page 61: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

59

e. Pelaksanaan - Melaksanakan persiapan pelaksanaan

koordinasi seperti persiapan lokasi, peserta, narasumber dan lain sebagainya.

- Melaksanakan inventarisasi peserta yang terdiri dari petugas teknis atau petugas pengawas benih yang menangani tugas-tugas teknis seperti penilaian kultivar, pengawasan peredaran dan sertifikasi benih, analisa laboratorium

- Melakukan penyiapan materi koordinasi yang antara lain terdiri dari peraturan atau metode terbaru, yang berkaitan langsung pelaksanaan tugas penilian kultivar, pengawasan peredaran benih dan sertifikasi maupun analisa mutu benih

- Nara Sumber berasal dari instansi terkait di Daerah, yaitu seseorang yang memiliki keahlian/pengalaman dibidang penilaian kultivar, pengawasan peredaran dan sertifikasi benih serta analisa mutu benih

- Melaksanakan koordinasi teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih

- Menyusun pelaporan pelaksanaan koordinasi teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih, serta melaporkan ke Pusat/Direktorat Perbenihan

f. Keluaran

Terlaksananya koordinasi teknis pengawasan mutu dan sertifikasi benih, serta terwujudnya koordinasi

Page 62: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

60

dan persamaan persepsi diantara petugas pengawas dan analis benih dalam operasional pengawasan mutu dan sertifikasi benih dan pemecahan masalah.

g. Hasil Terciptanya persepsi yang sama dalam operasional pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta solusi pemecahan masalah.

h. Dampak Tugas pengawasan mutu dan sertifikasi benih dapat dilaksanakan dengan optimal.

i. Manfaat

Sasaran Pengawasan Mutu Dan Sertifikasi Benih dalam penyediaan benih bermutu dapat dilaksanakan dengan baik.

3) Pembinaan Produsen/Pengedar Benih

a. Latar Belakang

Perkembangan industri benih pada suatu daerah, tidak terlepas dari tingkat kemampuan dan pengetahuan dari produsen atau pengedar benih yang bersangkutan tentang pelaksanaan penerapan peraturan/ketentuan perbenihan yang berlaku, serta kelancaran komunikasi dan informasi antara petugas dengan produsen/pengedar benih atau antar pedagang itu

Page 63: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

61

sendiri. Untuk itu dalam upaya pengembangan industri benih maka kemampuan dan pengetahuan produsen/pengedar benih secara berkala harus ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan di bidang mutu benih, serta menumbuhkan kesadaran para produsen dan pengedar benih tentang penerapan peraturan dan ketentuan yang berlaku serta solusi pemecahan permasalahan perbenihan.

Sasaran pengembangan perbenihan masa depan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan produsen/penangkar/pengedar benih dalam memenuhi kebutuhan benih dengan kualitas tinggi dan kuantitas mencukupi permintaan dalam negeri maupun ekspor. Untuk tercapainya hal tersebut di atas diharapkan industri perbenihan di setiap daerah dapat tumbuh dan berkembang. Sebagai dasar dalam perencanaan pengembangan industri benih perlu dilaksanakan inventarisasi dan klasifikasi industri benih, untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya industri perbenihan tersebut. Pembinaan terhadap produsen/pengedar benih juga dimaksudkan untuk melindungi petani konsumen agar dapat memperoleh benih bermutu sesuai dengan tingkat mutu yang dikendaki, dan menciptakan iklim yang sehat dalam perdagangan benih.

Sebagai dasar pembinaan maka terhadap para produsen benih, baik perorangan, badan hukum

Page 64: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

62

atau instansi pemerintah yang akan memproduksi benih bina harus memiliki izin/terdaftar sebagai produsen benih. Sedangkan untuk pengedar benih harus terdaftar sebagaimana tercantum dalam Permentan No. 39/Permentan/OT.140/8/2006 dimana izin dan tanda daftar dimaksud dikeluarkan oleh Bupati/Walikota setempat

b. Tujuan

- Menginventarisir industri/produsen/pengedar serta penyalur benih tanaman pangan baik BUMN maupun Swasta, meliputi jumlah dan kapasitas serta terealisasi produksi serta penyalurannya

- Melakukan klasifikasi terhadap industri/ produsen/pengedar benih sesuai dengan tingkat perkembangannya agar dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan dan keberadaannya

- Memberikan tanda daftar kepada pengedar benih sebagai pedagang benih, serta untuk kelancaran komunikasi dan informasi antara petugas dan pedagang benih

- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan produsen/pengedar benih tentang penerapan pelaksanaan peraturan dan ketentuan perbenihan yang berlaku

Page 65: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

63

c. Sasaran Terinventarisir dan terbinanya seluruh produsen/pengedar benih.

d. Masukan

- Data kondisi produsen/pengedar benih tanaman pangan, meliputi jumlah produsen/pengedar, komoditas yang diusahakan, kapasitas produksi, dan data pendukung lainnya.

- Dana dan SDM

e. Pelaksanaan - Melaksanakan pengumpulan dan inventarisasi

data produsen/pengedar benih - Melaksanakan klasifikasi terhadap

produsen/pengedar benih - Melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan/ketentuan perbenihan kepada produsen/pengedar benih.

- Membuat dan mengirimkan laporan hasil inventarisasi, klasifikasi, pemberian tanda daftar produsen/pengedar benih ke Pusat/Direktorat Perbenihan secara berkala.

f. Keluaran

- Tersedianya data hasil inventarisasi produsen/pengedar benih dan klasifikasi industri/ produsen benih

Page 66: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

64

- Terdaftarnya produsen/pengedar benih sebagai produsen/pengedar benih

- Terbinanya produsen/pengedar benih dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan produsen/pengedar benih

g. Hasil

- Sebagai bahan/materi untuk penyusunan program dan kebijakan perbenihan, khususnya dalam upaya pengembangan industri benih

- Memberikan gambaran yang jelas tentang keberadaan produsen/pengedar benih serta kemampuan memproduksi benih

h. Dampak

Tumbuh dan berkembangannya industri benih dalam upaya penyediaan benih bermutu varietas ungul sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku.

i. Manfaat

Memudahkan dalam melaksanakan penelusuran kasus apabila terjadi kasus dalam peredaran benih bermutu varietas unggul, serta memberikan jaminan mutu terhadap benih bermutu varietas unggul yang beredar di pasaran.

4) Pengembangan Sistem Informasi Data dan

Pelaporan

Page 67: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

65

a. Latar Belakang Pada era modern ini teknologi sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Demikian pula dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan perbenihan. Perbenihan tanaman pangan sebagai ujung tombak pertanian tanaman pangan diharapkan akan lebih cepat berkembang dan dapat mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan dengan didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang memadai.

Sehubungan dengan itu perlu dibangun sebuah jaringan yang dapat dengan mudah dan cepat diakses baik dari pusat maupun dari daerah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan yang mampu mempermudah arus infomasi data dan pelaporan dari daerah ke pusat. Dengan adanya teknologi informasi ini diharapkan tidak didapati lagi kesulitan dalam memantau dan mengevaluasi perkembangan kegiatan di daerah.

b. Tujuan

Meningkatkan peranan sistem Informasi Data dan Pelaporan guna memperlancar arus data dan pelaporan dari daerah ke pusat, sehingga pusat dapat dengan mudah mengetahui perkembangan kegiatan di daerah.

Page 68: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

66

c. Sasaran

Terlaksananya Kegiatan Sistem Informasi Data dan Pelaporan.

d. Masukan Sarana pengolah data, dana dan SDM.

e. Pelaksanaan − Persiapan pelaksanaan

− Pemasangan jaringan − Penyelenggaraan Pemantapan System

Informasi Data dan Pelaporan

− Laporan dan evaluasi

f. Keluaran Tersedianya Sistem Informasi Data dan Pelaporan yang dapat memperlancar arus pelaporan data.

g. Hasil Arus informasi data dan pelaporan menjadi lebih mudah dan lancar.

h. Dampak Meminimalisir kesulitan dalam mengakses data dan pengiriman pelaporan.

i. Manfaat

Page 69: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

67

Informasi data dan Pelaporan menjadi lebih tepat waktu dan dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

5) Operasional Balai

a. Latar Belakang

Dalam menghasilkan benih bermutu varietas unggul serta menjamin mutu benih yang dihasilkan dan yang akan diedarkan ke petani harus dilakukan pengawasan mulai dari proses produksi sampai penyalurannya sampai ke petani, hal ini untuk menjamin agar mutu benih tetap terjamin sampai ke tangan petani. Pengawasan pada proses produksi dilakukan dengan penerapan prosedur sertifikasi benih mulai dari pemeriksaan lapangan dan uji mutu benih di laboratorium, serta pengawasan pada saat prosesing, dan dalam peredarannya.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengawasan serta operasional institusi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dalam rangka penyediaan benih bermutu varietas unggul yang sesuai dengan standar mutu, perlu dukungan SDM, sarana dan prasarana yang memadai serta dana untuk operasionalnya antara lain untuk keperluan administrasi perkantoran dan keuangan, surat menyurat, rapat-rapat, pemeliharaan, belanja rutin, pelaporan dan lain-

Page 70: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

68

lain. Sehubungan dengan itu dialokasikan dana untuk operasional Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka diperlukan dukungan sarana administrasi yang memadai. Karena suatu kegiatan mustahil dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila tanpa dibuktikan dengan adanya laporan yang memadai.

b. Tujuan

- Memperlancar pelaksanaan kegiatan sampai ke tingkat lokasi

- Mempedomani dan mendorong pelaksana kegiatan dalam mempersiapkan kegiatan

- Membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan baik teknis maupun administrasi

c. Sasaran

Semua kegiatan dalam anggaran Satuan Kerja baik yang dilaksanakan di Propinsi maupun di daerah/Kabupaten/Satgas.

d. Masukan Data administrasi kegiatan balai, dana dan SDM

e. Pelaksanaan

Page 71: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

69

- Melaksanakan pengadaan ATK, form administrasi/keuangan, bahan perlengkapan komputer serta pengandaan, penjilidan laporan

- Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka konsultasi ke Pusat, mengikuti pertemuan tingkat nasional

- Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka pembinaan, monitoring dan evaluasi, administrasi dan monitoring bantuan benih.

f. Keluaran

Operasional Balai dapat terlaksana secara optimal.

g. Hasil Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih dapat telaksana dengan baik.

h. Dampak Terlaksananya kegiatan balai dengan baik.

i. Manfaat Tercapainya sasaran kegiatan balai sesuai sasaran yang telah ditetapkan.

6) Insentif Pengawas Benih Tanaman

a. Latar Belakang

Page 72: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

70

Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih (BPSB) memiliki peranan yang cukup penting dalam menjamin mutu benih yang digunakan. Dalam proses produksi benih agar benih yang dihasilkan terjamin mutunya BPSB melayani proses sertifikasi benih, sedangkan untuk menjamin benih yang beredar benar-benar terjamin mutunya maka BPSB melakukan pengawasan peredaran benih.

Pengawas Benih merupakan ujung tombak bagi BPSB dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, antara lain yaitu melaksanakan kegiatan penilaian kultivar, pemeriksaan lapangan dan pengujian benih laboratorium, pengawasan pemasangan label/sertifikat, mengawasi benih-benih yang beredar serta menangani kasus-kasus perbenihan yang muncul di lapangan.

Mengingat pentingnya peran petugas Pengawas Benih Tanaman tersebut, maka perlu diberikan apresiasi antara lain melalui pemberian insentif bagi petugas Pengawas Benih Tanaman. Dengan pemberian insentif ini diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan kinerja para petugas Pengawas Benih Tanaman.

b. Tujuan - Memberikan motivasi kepada petugas

fungsional Pengawas Benih Tanaman dalam

Page 73: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

71

operasional di lapangan maupun pengujian mutu benih di laboratorium

- Meningkatkan kinerja para petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman dalam menghasilkan benih bermutu varietas unggul

- Mengurangi terjadinya penyimpangan dan pelanggaran peraturan dan ketentuan perundangan yang berlaku.

c. Sasaran

Meningkatnya kinerja petugas pengawas benih tanaman.

d. Masukan Dana, SDM

e. Pelaksanaan - Petugas adalah petugas fungsional Pengawas

Benih Tanaman baik yang di lapangan maupun sebagai analis di laboratorium dari institusi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih dari 30 propinsi

- Melaksanakan pembayaran biaya operasional Pengawas Benih Tanaman setiap bulan selama 1 (satu) tahun yaitu pada tahun 2010 yang besarnya telah ditetapkan

- Menyusun laporan dan mengirimkan laporan ke Pusat

Page 74: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

72

f. Keluaran Terlaksananya pemberian insentif pengawas benih selama tahun anggaran 2010.

g. Hasil Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih dapat telaksana dengan baik.

h. Dampak Meningkatnya kinerja para petugas pengawas benih tanaman.

i. Manfaat Meningkatnya pengawasan terhadap mutu benih

di lapangan. B. Kegiatan Melalui Dana Tugas Pembantuan

Kegiatan perbenihan tanaman pangan di daerah yang dilaksanakan melalui penggunaan anggaran Tugas Pembantuan secara rinci diuraikan sebagai berikut :

B.1. Dana Tugas Pembantuan Pengembangan Perbenihan Di Bawah Satker Dinas Pertanian Provinsi

Page 75: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

73

B.1.1. Administrasi Kegiatan Kode : 1593.00002

a. Latar Belakang

Administrasi tidak dapat dipisahkan dalam penentuan keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Keduanya harus seiring sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai prosedur. Dalam hal ini diperlukan adanya usaha peningkatan di semua aspek administrasi termasuk sumberdaya manusia sebagai pelaksana kegiatan.

Untuk meningkatkan motivasi kerja dan meningkatkan kualitas kinerja maka diperlukan adanya pembenahan baik dari sisi SDM maupun ketatausahaan. Diantaranya melalui pemberian insentif bagi pengelola administrasi yang dilaksanakan sesuai dengan ketetapan yang ada.

b. Tujuan

Meningkatkan tertib administrasi kegiatan di Balai Benih.

c. Sasaran Terlaksananya tertib adminsitrasi kegiatan di Balai Benih

d. Masukan Dana dan SDM.

Page 76: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

74

e. Pelaksanaan Melaksanakan pembayaran honor yang terkait dengan operasional Satuan Kerja.

f. Keluaran Tersedianya honor operasional satuan kerja.

g. Hasil Pembayaran honor operasional satuan kerja.

h. Dampak

Administrasi yang tertib akan memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan di balai benih.

i. Manfaat Kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan mendukung dalam pencapaian sasaran kegiatan balai benih.

B.1.2. Perbanyakan Benih/Bibit Kode : 1593.00403 1) Perbanyakan Benih Dasar (BS-BD)

a. Latar Belakang

Penggunaan benih varietas unggul bermutu, merupakan salah satu faktor dalam mencapai keberhasilan peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan. Untuk itu benih varietas unggul bermutu harus tersedia secara

Page 77: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

75

berkesinambungan mulai dari pengadaan Benih Penjenis, perbanyakan Benih Dasar, Benih Pokok sampai kepada Benih Sebar.

Alur perbanyakan benih setiap kelasnya harus terlaksana dengan baik, agar tidak mempengaruhi pada kegiatan produksi benih kelas dibawahnya. Untuk itu, tahap awal diperlukan kegiatan perbanyakan Benih Dasar (BS-BD) yang akan menghasilkan Benih Dasar (BD).

b. Tujuan Melakukan produksi Benih Dasar (BD) sebagai

Benih Sumber untuk perbanyakan Benih Pokok (BD-BP) tanaman pangan.

c. Sasaran Memenuhi kebutuhan Benih Dasar (BD) tanaman

pangan. d. Masukan

- Sarana prasarana perbanyakan - SDM dan Dana

e. Pelaksanaan - Perbanyakan Benih Dasar (BS-BD)

dilaksanakan oleh UPTD Balai Benih Provinsi. - Perbanyakan benih direncanakan secara tepat

dan cermat yang meliputi kebutuhan, lokasi, waktu tanam, jenis komoditi untuk menghindari kegagalan.

Page 78: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

76

- Cara bercocok tanam sesuai dengan anjuran perbanyakan benih.

- Pembinaan dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan, Dinas Pertanian Provinsi/ Kabupaten, sedangkan pengawasan mutu dan sertifikasinya dilaksanakan oleh BPSB TPH setempat.

- Laporan perbanyakan benih secara rutin setiap bulan dikirim ke pusat, yang meliputi rencana tanam, realisasi tanam, produksi benih, penyaluran benih dan ketersediaan benih.

f. Keluaran Tersedianya Benih Dasar (BD) tanaman pangan. g. Hasil Perbanyakan Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar

(BR) dapat dilaksanakan. h. Dampak

Perbanyakan Benih Pokok (BD-BP) maupun Benih Sebar (BP – BR) tanaman pangan dapat berjalan dengan optimal sehingga benih yang dibutuhkan petani dapat tersedia.

i. Manfaat Tersedianya Benih Dasar (BD) yang sesuai dengan

tingkat kebutuhannya.

Page 79: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

77

2) Perbanyakan Benih Pokok (BD-BP)

a. Latar Belakang Benih Pokok (BP) merupakan benih sumber untuk perbanyakan Benih Sebar (BP-BR) yang akan menghasilkan Benih Sebar (BR), dimana BR tersebut yang akan digunakan oleh petani di lahan usaha taninya. Pengadaan Benih Pokok direncanakan untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan perbanyakan Benih Sebar (BR). Kebutuhan BR setiap tahun meningkat sesuai peningkatan sasaran tanam, kebutuhan benih dan peningkatan penggunaan benih varietas unggul bermutu oleh petani, maka dilaksanakan perbanyakan Benih Pokok (BP), sehingga benih dapat tersedia sesuai kebutuhan.

b. Tujuan Menghasikan Benih Pokok (BP).

c. Sasaran Memenuhi kebutuhan Benih Pokok (BP) sebagai benih sumber untuk perbanyakan Benih Sebar (BR).

d. Masukan Sarana dan prasarana perbanyakan benih, SDM dan Dana.

Page 80: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

78

e. Pelaksanaan - Perbanyakan Benih Pokok (BD-BP)

dilaksanakan oleh UPTD Balai Benih Provinsi atau kerjasama dengan UPTD Balai Benih Kabupaten/Kota.

- Perbanyakan benih direncanakan secara tepat, cermat yang meliputi kebutuhan, lokasi dan waktu tanam,jenis komoditi setempat .

- Cara bercocok tanam sesuai dengan anjuran perbanyakan benih.

- Pembinaan dilaksanakan oleh Direktorat Perbenihan, Dinas Pertanian propinsi/ Kabupaten, sedangkan pengawasan mutu dan sertifikasinya dilaksanakan oleh BPSB TPH setempat.

- Laporan perbanyakan benih secara rutin setiap bulan dikirim ke pusat, yang meliputi rencana tanam, realisasi tanam, produksi benih, penyaluran benih dan ketersediaan benih

f. Keluaran

Tersedianya Benih Pokok (BP) tanaman pangan.

g. Hasil Perbanyakan Benih Sebar (BR) dapat dilaksanakan.

Page 81: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

79

h. Dampak Perbanyakan Benih Sebar (BP-BR) tanaman pangan dapat berjalan dengan optimal sehingga benih yang dibutuhkan petani dapat tersedia.

i. Manfaat

Tersedianya Benih Pokok (BP) sesuai kebutuhan.

B.1.3. Operasional Balai Kode : 1593.02318

a. Latar Belakang

Keberhasilan Balai Benih dalam menjalankan tugas dan fungsinya memerlukan dukungan dana operasional yang meliputi antara lain untuk sarana produksi, bahan-bahan, pengolahan tanah, prosesing hasil, dan ekploitasi peralatan, pembinaan/bimbingan, koordinasi, mengikuti pertemuan, konsultasi, dan lain-lain. Dengan dukungan dana tersebut diharapkan Balai Benih dapat meningkatkan fungsinya terutama dalam menghasilkan benih sumber tanaman pangan.

b. Tujuan Meningkatkan kelancaran operasional Balai Benih sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Page 82: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

80

c. Sasaran Meningkatkan penyediaan produksi dan penyaluran benih sumber sesuai target yang ditetapkan.

d. Masukan Kegiatan Balai, dana dan SDM.

e. Pelaksanaan

- Menginventarisir kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

- Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan prioritas dan kebutuhan.

f. Keluaran

Operasional Balai Benih dapat terlaksana secara optimal selama tahun anggaran 2010.

g. Hasil Tugas Pokok dan Fungsi Balai Benih dapat telaksana dengan baik.

h. Dampak Terlaksananya kegiatan perbanyakan benih tanaman pangan dengan baik.

i. Manfaat Tersedianya benih sumber tanaman pangan sesuai kebutuhan.

Page 83: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

81

B.2. Dana Tugas Pembantuan Pengembangan Perbenihan Di Bawah Satker Dinas Pertanian Kabupaten

B.2.1. Penangkaran Benih Kode : 1590.02144

a. Latar Belakang

Sektor pertanian khususnya tanaman pangan mempunyai peranan yang strategis dalam pemenuhan kebutuhan bahan pangan. Keberhasilan pemenuhan bahan pangan secara berkesinambungan dan mandiri akan memberikan dampak positif pada stabilitas nasional. Sementara itu, peningkatan produksi pangan belum diimbangi oleh produksi pangan yang lebih rendah dari laju peningkatan kebutuhannya.

Upaya yang dilakukan untuk peningkatan produksi ditempuh melalui sistem ekstensifikasi dan intensifikasi. Mengingat semakin sempitnya lahan untuk usaha pertanian maka sistem intensifikasi lebih banyak dikembangkan dimana salah satu teknologi yang ditawarkan adalah penggunaan benih varietas unggul bermutu.

Dengan demikian ketersediaan benih varietas unggul bermutu dalam jumlah, mutu dan kontinuitas yang cukup harus terus diupayakan. Guna tercapainya tujuan tersebut tentunya ditunjang dengan

Page 84: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

82

keberadaan institusi perbenihan yang salah satunya adalah Penangkar Benih yang sampai saat ini penumbuhannya belum optimal. Dalam upaya menumbuhkan dan memberdayakan penangkar benih tersebut diperlukan dukungan dan bimbingan dari instansi terkait.

Pada tahun 2008 Pemerintah telah memprogramkan kegiatan pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan. Mengingat manfaat dari program ini dalam penyediaan benih sumber padi, jagung, kedelai dan kacang tanah serta penumbuhan penangkar, maka program ini akan dilaksanakan pada tahun 2009 melalui dana tugas pembantuan yang dialokasikan di kabupaten/kota.

Dalam program pemberdayaan penangkar tersebut Pemerintah memberikan bantuan Benih Pokok (BP) dan bantuan biaya sertifikasi dan prosesing benih. Mekanisme dalam pelaksanaannya adalah melalui pola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Dengan adanya fasilitasi tersebut, diharapkan Penangkar Benih dapat tumbuh dan berkembang dan mampu menyediakan benih dalam jumlah sesuai kebutuhan guna memenuhi kebutuhan benih yang semakin meningkat setiap tahunnya.

b. Tujuan Menumbuhkan dan memberdayakan Penangkar Benih dalam memproduksi benih padi, jagung, kedelai dan kacang tanah dalam rangka peningkatan produksi dan

Page 85: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

83

penyediaan benih padi, jagung, kedelai dan kacang tanah.

c. Sasaran Tumbuh dan berkembangnya penangkar benih padi, jagung komposit, kedelai dan kacang tanah. Kegiatan pemberdayaan penangkar dilakukan untuk menumbuhkan penangkar baru bagi lokasi yang masih dibutuhkan tambahan penangkar baru atau untuk meningkatkan kemampuan penangkar yang sudah ada bagi lokasi yang tidak perlu lagi menambah penangkar baru.

d. Masukan - Benih Pokok (BP) padi, jagung komposit,

kedelai, dan kacang tanah

- Bantuan biaya sertifikasi yang digunakan untuk pemeriksaan lapang, uji laboratorium, dan label.

- Bantuan biaya prosesing benih.

- Dana dan SDM

e. Pelaksanaan

- Menginventarisir calon penangkar benih.

- Melaksanakan bantuan Benih Pokok (BP) padi, jagung komposit, kedelai dan kacang tanah. Khusus untuk kedelai, apabila Benih Pokok (BP) tidak tersedia dapat menggunakan Benih Sebar

Page 86: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

84

(BR) untuk diperbanyak menjadi BR1 sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.120/3/2007.

- Memberikan bantuan biaya sertifikasi dan prosesing benih.

- Melaksanakan perbanyakan Benih Sebar (BP-BR). BR yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Benih Sebar untuk pertanaman padi, jagung, kedelai dan kacang tanah.

- Melaksanakan pembinaan, bimbingan, monitoring dan evaluasi kegiatan pemberdayaan penangkar benih.

- Melaporkan seluruh hasil kegiatan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan penangkar benih secara berjenjang dari kabupaten ke Provinsi dan dari Provinsi ke Pusat.

f. Keluaran Terlaksananya penangkaran benih padi, jagung komposit, kedelai dan kacang tanah.

g. Hasil Tersedianya benih sebar padi, jagung, kedelai dan kacang tanah.

h. Dampak

Terpenuhinya kebutuhan Benih Sebar padi, jagung komposit, kedelai dan kacang tanah.

Page 87: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

85

i. Manfaat Meningkatnya penggunaan Benih varietas unggul bermutu.

-------------o0o--------------

Jakarta,

Page 88: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

86

LAMPIRAN

Page 89: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Lampiran

Form 1

KEADAAN STOK BENIH

TANAMAN PANGAN

Propinsi :

Musim Tanam : Okt-Mrt (MH)/April-Sept (MK) *)

Tahun :

Bulan :

Tanggal :

No Jenis

Tanaman

Stok (ton) Tersalur (ton) Sisa Stok (ton)

BR NS Jml BR NS Jml BR NS Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Padi

Jumlah

2 Jagung

Jumlah

3 Kedelai

Jumlah

4 Kacang Tnh

Jumlah

5 Kc. Hjau

Jumlah

6 Ubi Kayu

Jumlah

7 Ubi Jalar

Jumlah

Keterangan : *) Coret salah satu BR : Benih Sebar NS : Non Sertifikasi

Page 90: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Lampiran

Form 2

REALISASI KEGIATAN SERTIFIKASI BENIH

TANAMAN PANGAN

Propinsi :

Musim Tanam : Oktober-Maret (MH)/April-Sept (MK) *)

Tahun :

Bulan :

No Produsen Varietas Kelas Benih

Unit

Luas (Ha) Produksi

(ton) Ket

Diajukan Lulus Pem Lap

diuji Lulus

Uji

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 91: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Lampiran

Form 3

STOK DAN REALISASI PENYALURAN

BENIH SUMBER TANAMAN PANGAN

Propinsi :

Musim Tanam : Oktober-Mrt (MH)/April-Sept (MK)*)

Tahun :

Bulan :

No Jenis

Tanaman

Stok (ton) Tersalur (ton) Sisa Stok (ton)

BD BD Jml BP Jml BP Jml BP Jml

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1

Padi

Jumlah 2

Jagung

Jumlah 3

Kedelai

4

Kc.Tanah

Jumlah 5

Kc. Hijau

Jumlah 6

Ubi Kayu

Jumlah

7. Ubi Jalar

Jumlah

Page 92: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Lampiran

Form 4

PENGECEKAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN

Propinsi :

Musim Tanam :

Tahun :

Bulan :

Komoditi :

No

Jenis Tanaman (Varietas)

Berat Kelompok

Benih Yg Diuji Dicek

Hasil Pengecekan

Ket. Sesuai Label

Tidak Sesuai Label Msh

Memenuhi Standar

Dibawah Standar

1 2 3 4 5 6 7

Page 93: PEDOMAN PELAKSANAAN - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/101731... · Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan TA 2010

Lampiran

Form 5

DATA LUAS PENANGKARAN BENIH

Ket : Laporan disampaikan setiap bulan

No. Komoditas Umur

0-1 minggu

Umur

1 bulan

Umur

2 bulan

Umur

> 2 bulan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Padi

Jagung

Kedelai

Kc. Tanah

Kc. Hijau

Ubi Kayu

Ubi Jalar

(Ha) Tanggal Pelaporan :