pdf (tesis ful teks)
Transcript of pdf (tesis ful teks)
PENANAMAN SIKAP GOTONG ROYONG DALAM
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 3
KRONGGEN GROBOGAN
TESIS
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Administrasi Pendidikan
Oleh:
Djamari
Q 100140044
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
lllllll
iii
NOTA PEMBIMBING I
Prof. Dr. Sutama, M.Pd
Dosen Program Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Djamari
Kepada Yth
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap tesis saudara :
Nama : Djamari
NIM : Q. 100140044
Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan
Judul Tesis : Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam
sidang Ujian Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Surakarta, 8 April 2016
Pembimbing I
Prof. Dr. Sutama, M.Pd
iv
NOTA PEMBIMBING II
Dr. Suyatmini, M.Si
Dosen Program Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Djamari
Kepada Yth
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap tesis saudara :
Nama : Djamari
NIM : Q. 100140044
Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan
Judul Tesis : Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam
sidang Ujian Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Surakarta, 8 April 2016
Pembimbing II
Dr. Suyatmini, M.Si
v
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Djamari
NIM : Q100140044
Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan
Judul Tesis : Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya serahkan ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan
ringkasan-ringkasan yang telah saya jelaskan sumbernya, dan apabila di kemudian
hari terbukti tesis saya ini hasil jiplakan, maka saya rela bila gelar dan ijazah yang
diberikan universitas kepada saya akan batal saya terima.
Yang membuat pernyataan
Djamari
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan
dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
(Abu Bakar Sibli)
PERSEMBAHAN
1. Istri dan anak- anakku tercinta
2. Teman seperjuangan
3. Almamaterku
4. Pembaca Yang Budiman
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya, serta kemudahan sehingga tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulisan Tesis ini sabagai salah satu syarat akademik, untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Proses penulisan tesis tidak lepas masukan dan dorongan dari berbagai
pihak yang tidak dapat disebut satu per satu dalam bagian ini. Oleh karena itu
secara khusus pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih kepada.
1. Prof.Dr.Bambang Setiaji, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
telah memberi berbagai sarana dan fasilitas dalam menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Prof.Dr.Khudzaifah Dimyati,SH,M.Hum.Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk melanjutkan studi.
3. Prof.Dr.Sutama,M.Pd. Ketua Program Magister Administrasi Pendidikan
yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan studi.
4. Prof.Dr.Sutama,M.Pd.Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, dorongan, dan saran kepada penulis.
5. Dr.Suyatmini,S.E,M.Si.Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, dan saran kepada penulis.
6. Djoko Muljono,S.Pd.M.M.Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Brati
Kabupaten Grobogan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan
penelitian .
7. Endang Wahyu Utami,S. Pd. Kepala Sekolah beserta guru SDN 3 Kronggen
UPTD Pendidikan Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian, memberikan informasi dan
kerjasama yang baik selama proses penelitian.
viii
8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman penulis. Atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak selama ini
membantu dalam penulisan tesis, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Kritik dan saran konstruktif sangat diharapkan kepada para
pembaca demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta, 8 April 2016
Penulis,
Djamari
ix
ABSTRAK
Djamari. Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan. Tesis. Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015.
Tujuan dari penelitan ini (1) mendeskripsikan penanaman sikap gotong
royong dengan pembiasaan dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka (2)
mendeskripsikan evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka (3) mendeskripsikan kendala penanaman
sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka. T
Jenis- jenis penelitian : teknik pengumpulan data observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis data : pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan. Uji keabsahan data triangulasi.
Hasil penelitian ini adalah (1) Mendiskripsikan penanaman sikap gotong
royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka siswa bersama-sama dan membaur dengan kelas
lainnnya, kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, gotong royong
membersihkan halaman sekolah. Proses persiapan pelaksanaan kegiatan pramuka
mengadakan mugus dan membentuk panitia kepengurusan. (2) Mendiskripsikan
ihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi adalah kepala sekolah, guru sebagai
pembina pramuka dan komite sekolah yang dilaksanakan setelah selesai kegiatan,
satu bulan dan enam bulan sekali. Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah
kehadiran peserta didik, kesesuaian materi. ketercapaian program yang tetapkan
(3) Mendiskripsikan kendala yang dihadapi pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka
seperti siswa datang terlambat, siswa kurang antusiasnya dan tidak focus
menerima materi faktor cuaca. Cara mengatasi kendala yaitu dengan lebih
memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong royong,
mendisiplinkan anak yang masih sering terlambat, melakukan variasi pengajaran,
pemberian contoh nyata dari Pembina pramuka.
Keywords: pramuka, gotongroyong, ekstrakurikuler
x
ABSTRACT
Djamari. Implantation attitude of the Mutual Cooperation In
Extracurricular Activities Scouts in SDN 3 Kronggen Grobogan. Thesis. Graduate
Muhammadiyah University of Surakarta. 2015.
The purpose of this research (1) Implantation the attitude of mutual
cooperation with habituation in ekstrakurikuler scout activities (2) evaluation of
Implantation an attitude of mutual cooperation with exemplary ekstrakurikuler
scout activities (3) Implantation constraints attitude of mutual cooperation in the
activities ekstrakurikuler scout.
Data collection techniques of observation, interviews and documentation.
Data analysis techniques: data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion. Test the validity of data triangulation.
The results of this study were (1) Implantation attitude of mutual
assistance in the implementation of activities that ekstrakurikuler scout scout
extracurricular activities of students together and mingle with other woods classes,
cooperation in carrying out the task group, a gotong royong to clean the school
yard. The process of preparation of the implementation of the scouts hold mugus
and form a management committee. (2) The parties involved in the evaluation is
the principal, teachers as a scout leader and school committee held after the
completion of activities, one month and six months. Things that are evaluated
include the presence of students, the suitability of the material. achievement of the
program charge (3) Constraints faced by the implementation of extracurricular
activities such as student scouts came in late, students lack enthusiasm and focus
not receive the material to weather factors. How to overcome obstacles is to give
more tasks that can foster a sense of mutual cooperation, discipline children who
are often late, do a variety of teaching, giving concrete examples of Trustees
scout.
Keywords: scout, mutual cooperation, extracurricular
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
NOTA PEMBIMBING I .................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING II ................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 7
A. Esktrakulikuler Pramuka ............................................................... 7
B. Gotong Royong ............................................................................ 9
C. Penelitian Relevan ........................................................................ 9
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 12
A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................... 12
B. Kehadiran Penelitian ..................................................................... 13
C. Tempaat dan Waktu penelitian...................................................... 14
D. Data dan Sumber Data ................................................................. 14
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 15
F. Teknis Analisis Data ................................................................... 16
G. Keabsahan Data ............................................................................ 27
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 19
A. Paparan Data .................................................................................. 19
B. Temuan Penelitian .......................................................................... 32
C. Pembahasan .................................................................................... 35
BAB V PENUTUP ......................................................................................... . 43
A. Kesimpulan .................................................................................... 43
B. Implikasi…………………………………………………………. 45
C. Saran .............................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... . 47
LAMPIRAN ...................................................................................................... 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip gotong royong merupakan salah satu ciri khas atau
karakteristik dari bangsa Indonesia. Hal lain yang mendukung keberterimaan
perilaku gotong royong juga dapat dinyatakan pada pancasila yaitu sila ke- 3
“Persatuan Indonesia “. Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia
yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang
didambakan. Sikap Gotong Royong pada siswa harus ditanamkan lebih dini,
Menurut Soekarno dan Koentjaraningrat (2013: 11). “Gotong royong
adalah kerja bersama dalam upaya mencukupi kebutuhan dan menghadapi
permasalahan secara bersama. ”Gotong royong ini merupakan kegiatan positif
yang sudah ada sejak dulu. Dan memiliki banyak manfaat bagi individu dan
lingkungannya. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sikap
gotong royong adalah cara seseorang mengarahkan dirinya untuk
bekerjasama dengan dengan orang lain atau kelompok untuk memperoleh
hasil bersama.
Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dianggap sebagai
kegiatan yang menyianyiakan waktu, membuat lelah, membuat siswa
mengabaikan pelajaran pokoknya, dan membuang-buang uang, padahal
apabila mengikuti ekstrakurikuler Pramuka itu sangat membantu siswa
dalam mengembangkan potensi yang ada, dapat menjadikan siswa
2
menjadi disiplin dalam belajar, menumbuhkan keberanian, menjadi anak
yang rajin dan trampil (Nastiti, 2013:3)
Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan penulis di
SDN 3 Kronggen Grobogan, masih kurang sekali keinginan siswa untuk ikut
serta atau berperan dalam mengadakan gorong royong baik itu dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekolah maupun dalam hal pembangunan
sekolah dan lain-lain. Padahal sekolah sering mengadakan kegiatan gotong
royong seperti : membersihkan lingkungan sekolah, bergotongroyong dalam
mempersiapkan perlengkapan acara-acara yang ada disekolah, dan
sebagainya.
Namun hanya sedikit siswa yang mau ikut bekerja sama dalam
kegiatan bergotongroyong dan juga tidak sedikit siswa yang menganggap
kegiatan gotong royong itu adalah hal yang kampungan dan sepele. Hal ini
disebabkan karena siswa kurang terbiasa melakukan kegiatan gotong royong
dan kurangnya kesadaran dalam diri siswa, selain itu tidak sedikit siswa yang
belum memahami manfaat dari gotong royong. Padahal seorang anak yang
kurang berperan dalam hal bergotongroyong, dapat berpengaruh kurang baik
pada kehidupan bermasyarakat di masa dewasanya kelak, karena tidak
terbiasa bekerja sama dan ikut serta dalam membangun dan membersihkan
lingkungannya.
Secara umum, kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dianggap sebagai
kegiatan yang menyianyiakan waktu, membuat lelah, membuat siswa
mengabaikan pelajaran pokoknya, dan membuang-buang uang, padahal
3
apabila mengikuti ekstrakurikuler Pramuka itu sangat membantu siswa
dalam mengembangkan potensi yang ada, dapat menjadikan siswa
menjadi disiplin dalam belajar, menumbuhkan keberanian, menjadi anak
yang rajin dan trampil (Nastiti, 2013:3)
Mengingat pentingnya upaya untuk menanamkan sikap gotong royong
pada diri siswa, maka diperlukan adanya solusi untuk menanggulanginya, dan
salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan
Ekstrakurikuler pramuka . Pengembangan potensi siswa sebagaimana
dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Wibowo (2012: 94-95) bahwa kegiatan
ekstrakurikuler dapat diikuti oleh seluruh atau sebagian siswa, dirancang
sekolah sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan kedalam kalender
akademik
Gerakan pramuka adalah nama organisasi yang merupakan suatu
wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia. Tujuan
gerakan pramuka adalah terwujudnya kaum muda Indonesia menjadi
manusia yang berwatak, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki
kepedulian terhadap sesama hidup, dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Ma‟sumah, 201:6).
Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan
Ekstrakurikuler yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah
tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan
pendidikan sekolah dan keluarga, dengan prinsip dasar dan metode
4
pendidikan tertentu melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan
Darma Pramuka. Gerakan Pramuka merupakan suatu gerakan yang mulai
ditanamkan di sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.
Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi, kurikulum
pedoman kegiatan ekstrakurikuler lampiran III menyatakan
Dalam keurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI), hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari hingga Sekolah
Menengah Atas pelaksanaanya dapat bekerjasama dengan organisasi
kepramukaan setempat/terdekat.(Kemdikbud:2013
Kepramukaan didalamnya diikuti oleh berbagai siswa dengan tujuan
peserta didik yang jujur, displin, tanggung jawab, toleransi, sopan santun,
gotong royong, percaya diri.
Berdasarkan latar belakang tersebut,dapat diketahui bahwa Gerakan
Pramuka sebagai salah satu wadah dalam pembinaan serta penanaman sikap
gotong royong pada anak. Dengan memperhatikan dan melihat kenyataan
yang ada bahwa adanya Gerakan Pramuka di sekolah,maka peneliti berminat
untuk melakukan penelitian sekaligus bahan penyusunan tesis dengan judul.
Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Di SDN 3 Kronggen Grobogan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penamanam Sikap Gotong Royong
5
Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan?
Rumusan tersebut dirinci menjadi 3 fokus sebagai berikut.
1. Bagaimana penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan?
2. Bagaimana evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan?
3. Bagaimana kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan.
1. penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
2. evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
3. kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengembangan
salah satu teori penanaman sikap gotong royong melalui gerakan
6
pramuka sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya
pelaksanaan lebih lanjut dalam kondisi yang berbeda.
b. Peneliti ingin mengembangkan tekhnik-tekhnik dalam proses
penanaman sikap gotong royong yang dapat memberikan dorongan
kepada siswa untuk suka bekerjasama.
2. Manfaat atau Kegunaan Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan masukan yang
berguna tentang peranan gerakan pramuka dalam penanaman sikap
gotong royong bagi siswa .
b. Memberikan sumbangan atau masukan kepada pemerintah dalam
rangka meningkatkan kualitas kegiatan kepramukaan dalam rangka
penanaman sikap gotong royong
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ekstrakurikuler Pramuka
1 Pengertian Ekstrakurikuler
Menurut Usman (2011: 148), yang dimaksud kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang waktunya di luar waktu yang
telah ditetapkan dalam susunan program seperti kegiatan pengayaan,
perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau kegiatan lain yang
bertujuan memantapkan pembentukan kepribadian seperti kegiatan pramuka,
usaha kesehatan sekolah, palang merah Indonesia, olah raga, kesenian,
koperasi sekolah, peringatan hari-hari besar agama/nasional, dan lain-
lain.Zuchdi, dkk (2014: 4) menjelaskan bahwa:
“Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan/atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.”
Senada dengan pendapat di atas, Asmani (2011: 62-63) menjelaskan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan
yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan/atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.
8
2 Pengertian Pramuka
Di Indonesia, penggunaan istilah “Pramuka” baru resmi digunakan pada
tahun 1961. Namun sebenarnya Gerakan Pramuka telah ada sejak jaman
penjajahan Belanda dengan nama kepanduan (Pusat 21 Pengembangan Tenaga
Kependidikan, 2014: 7). Tim Pusdiklatda Wirajaya DIY (2011: 21)
menyatakan bahwa Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan di
luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Kepramukaan adalah nama kegiatan
anggota Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan
di Indonesia. Menurut Mertoprawiro Soedarsono (1992: 17), Kata pramuka
merupakan rangkaian dari tiga kata yaitu yang merupakan singkatan dari
Praja yang berarti rakyat atau warga negara, Mu adalah singkatan dari Muda,
yang berarti belum dewasa dan Ka adalah merupakan singkatan dari Karana
yang artinya adalah perbuatan, penghasilan, pertunjukan, aksi, tindakan,
upacara, perusahaan, alat, pengertian, badan, pesawat. Dengan demikian
pramuka berarti warga negara yang masih muda yang mampu berkarya.
Menurut Oliver, (2010:20) The Scouts (or the Indonesian equivalent,
Pramuka) were another key source of leaders. Student activist groups and
the scouting movement were also important factors in leaders’ histories.
Menurut Aqib dan Sujak (2011: 81), Gerakan pramuka adalah
gerakan pendidikan kaum muda yang menyelenggarakan kepramukaan dengan
9
dukungan dan bimbingan anggota dewasa. Sebagai gerakan pendidikan, usaha
gerakan pramuka tidak lepas dari pola dasar pendidikan nasional dan
merupakan salah satu sarana pendidikan, disamping sarana pendidikan yang
lain (keluarga, sekolah, kelompok sebaya, lingkungan kerja dan masyarakat).
Menurut Aqib dan Sujak (2011: 81), kepramukaan adalah proses
pendidikan di luar sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk
kegiatan menarik, menyenangkan, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di
alam.
Menurut Rahmat PSAP (2010: 10), Kepramukaan pada hakekatnya
ada 3.
a. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi
anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
b. Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar
lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
c. Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
A. Pengelolaan Kegiatan Pramuka
1. Materi Ekstrakurikuler Pramuka
Pada setiap sesi latihan siswa akan diberikan materi-materi dasar
tentang kepramukaan yang terdiri dari materi pramuka dasar untuk
pramuka Siaga sampai dengan muatan-muatan keterampilan baik untuk
meningkatkan kemampuan intelenji, mental, fisik, sosial, akademik,
10
sampai dengan profesionalisme organisasi. Menurut Bachsan (2010: 5-7)
materi-materi tersebut diantaranya :
a. Materi Kepramukaan terdiri dari materi tentang AD / ART Gerakan
Pramuka, keorganisasian gerakan pramuka, teknik dan sistem pramuka,
kegiatan operasional pramuka, bimbingan dan pengembangan diri,
penelitian dan evaluasi, sejarah dan atribut pramuka, sumpah dan janji
serta dasa darma pramuka, dan adat pramuka gugus depan.
b. Materi Wawasan terdiri dari materi tentang wawasan nusantara, dan
sosialisasi dan persiapan diri membangun masyarakat
c. Materi Kedisiplinan terdiri dari latihan Kepemimpinan dan Latihan
Peraturan Baris Berbaris ( PBB )
d. Materi Ketangkasan dan Kecermatan terdiri dari latihan tali temali dan
simpul, latihan sandi, latihan semapur, latihan halang rintang, dan
latihan tanabur alam / lintas alam.
e. Materi Survival terdiri dari Pesta Siaga, Persari, Perkemahan Sabtu
Minggu ( PERSAMI ), dan Jambore.
f. Metari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P 3 K ) terdiri dari
materi Tentang P3K, meliputi: Kesehatan Pribadi, Kesehatan
Lingkungan Tempat Tinggal, dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat
2. Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pramuka
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar. Paul B. Diedrich
11
dalam Nasution (2004) menggolongkan aktivitas belajar dalam 8 macam
yaitu :
a. Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,
domonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
b. Oral activities, seperti menanyakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi,
interupsi, dan sebaginya.
c. Listening activities, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi,
musik, pidato dan sebagainya.
d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes,
angket, menyalin dan sebagainya.
e. Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,
diagram, pola dan sebagainya.
f. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan
sebagainya.
g. Mental activities, seperti menanggap, mengingat,memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan
sebagianya.
h. Emotional activiyies, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani tenang, gugup.
Aktivitas siswa dalam kegiatan pramuka adalah kegiatan yang
dilakukan siswa dalam program pramuka yang diselenggarakan oleh
sekolah. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam kegiatan
pramuka ada 8.
1) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka
Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran
kesadaran mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang
tersimpan di dalam hati seseorang sebagai akibat karena orang
tersebut tahu akan harga dirinya. Kode kehormatan pramuka adalah
norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan
pramuka yang merupakan ukuran, norma atau standar tingkah laku
12
kepramukaan seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan terdiri
atas : (1) Janji atau Satya; dan (2) Ketentuan-ketentuan Moral
(Dharma).
2) Belajar Sambil Melakukan
Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan langsung
praktek. Contohnya adalah kegiatan gotong- royong. Pramuka
tidak hanya mempelajari pengertian gotong- royong saja, tetapi
juga langsung mempraktekkan secara langsung dengan cara yang
benar.
3) Sistem Berkelompok
Didalam pembelajaran kepramukaan menggunakan metode
berkelompok, agar peserta didik tidak bersikap individual. Sistem
berkelompok dilaksanakan supaya peserta didik memperoleh
kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin, belajar
mengurus dan mengorganisir anggota kelompok, belajar memikul
tanggung jawab, belajar mengatur diri, menyesuaikan diri dan
bekerja sama dengan sesamanya.
4) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik
Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam
perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli
dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja
dirancang sedemikian rupa agar menyenangkan, menghibur,
mendidik dan bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan
13
dikelompokkan menurut usia 7- 10 tahun masuk golongan Siaga,
usia 11-15 tahun masuk golongan Penggalang, sedangkan usia 16-
19 tahun masuk golongan Penegak. Sehingga tepat sasaran sesuai
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
5) Kegiatan di Alam Terbuka
Kegiatan kepramukaan bukan bagian dari pendidikan
formal (pendidikan sekolah) melainkan pendidikan informal.
Dengan dilakukan di alam terbuka peserta didik akan lebih
mengenal dan mencintai lingkungan, lebih bebas dalam berkreasi
dan menghindari kebosanan.
6) Sistem Tanda Kecakapan
Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara atau tata
cara untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan yang
dimiliki si pemakai tanda- tanda. Tetapi sebelum memakai tanda
kecakapan peserta didik harus menjalani serangkaian ujian yang
menjadi syarat kecakapan. Sistem tanda kecakapan dibagi atas
Tanda Kecakapan Umum (TKU) dan Tanda Kecakapan Khusus
(TKK)
7) Sistem Among
Sistem Among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan
dengan cara memberi kebebasan kepada peserta didik untuk dapat
bergerak dan bertindak dengan leluasa tanpa paksaan dengan
maksud untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
14
8) Sistem Satuan Terpisah
Sistem Satuan Terpisah diterapkan dengan memisahkan
satuan Pramuka Putri dan Putra. Satuan Pramuka Putri dibina oleh
Pembina Putri, sedangkan satuan Pramuka Putra dibina oleh
Pembina Putra. Tidak dibenarkan Pramuka Putra dibina oleh
Pembina Putri, atau sebaliknya, kecuali pada Perindukan Siaga.
Jika sistem ini diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus
dijamin serta dijaga agar tempat perkemahan putri dan putra
terpisah. Perkemahan putri dipimpin oleh Pembina putri,
sedangkan perkemahan putra dipimpin oleh Pembina Putra. Sistem
satuan terpisah dimaksudkan agar proses pendidikan bagi masing-
masing peserta didik menjadi lebih intensif dan efektif, karena
kegiatan untuk pramuka putra tidak sama dengan kegiatan untuk
pramuka putri.
Harris, (2005:5) Scouting provides youth with an opportunity to try
new things, provide service to others, build self-confidence, and reinforce
ethical standards. These opportunities not only help them when they are
young, but carry forward into their adult lives, improving their relationships,
their work lives, their family lives, and the values by which they live. Gerakan
pramuka sebagai organisasi kepemudaan yang mempunyai visi dan misi
untuk mengembangkan pendidikan di luar sekolah untuk menyiapkan
generasi muda sebagai tunas bangsa, pandu pertiwi penerima tongkat estafet
perjuangan para pendahulunya dalam melanjutkan perjuangan bangsa untuk
15
mencapai cita – cita bangsa mencapai masyarakat yang adil dan makmur
(Debrina, 2010:4). Pedoman dalam kegiatan ekstrakurikuler disusun
berdasarkan lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum
dalam pedoman kegiatan ekstrakurikuler, dan menetapkan ekstrakurikuler
wajib adalah pramuka ( Dyah Lisayanti, 2014:14)
Berdasarkan berbagai pendapat mengenai ekstrakurikuler dan
Pramuka dapat ditarik benang merah bahwasanya ekstrakurikuler Pramuka
adalah kegiatan belajar perluasan dari kegiatan kurikulum yang dilakukan di
bawah bimbingan sekolah dimana waktu pelaksanaannya di luar jam
pelajaran dengan maksud untuk membantu proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai kepramukaan yang berlandaskan terhadap kode kehormatan
Pramuka serta menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan. Murshito (2011: 33-36) menjelaskan bahwa metode
kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik
melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang
disesuaikan kondisi, situasi, dan kegiatan peserta didik.
B. Gotong Royong
Kemendikbud (2014: 70) menjelaskan bahwa gotong royong adalah
bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama
16
dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.Adapun
indikator untuk sikap gotong royong menurut Kemendikbud (2014: 70) yakni
a) terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah;
b) kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan;
c) bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan;
d) aktif dalam kerja kelompok;
e) memusatkan perhatian pada tujuan kelompok;
f) tidak mendahulukan kepentingan pribadi;
g) mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri
sendiri dengan orang lain;
h) h)mendorong orang lain untuk bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama
Berdasarkan indikator-indikator di atas dengan menyesuaikan
kebutuhan di lapangan , indikator yang digunakan dalam penelitian sikap
gotong royong siswa yakni (1) tidak mendahulukan kepentingan pribadi, (2)
aktif dalam kerja kelompok, dan (3)mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain (bermusyawarah dalam
memecahkan masalah).
C. Penelitian Relevan
Helen Alison Dollery. 2012. Making happy, healthy, helpful
citizens’:The New Zealand Scouting and Guiding Movements as
Promulgators of Active Citizenship, c.1908-1980. Selandia Baru adalah salah
satu negara pertama yang mengadopsi Pramuka pada tahun 1908, dan
mengembangkan gerakan yang terpisah untuk anak perempuan. Tesis ini
membahas sejarah organisasi dan budaya dari Selandia Baru Pramuka dan
peran mereka dalam mengembangkan kegiatan kepramukaan.Sebagai
17
organisasi sukarela gerakan beroperasi dan sangat terlibat dengan masyarakat
Selandia Baru yang lebih luas, berinteraksi dengan lembaga negara dan sipil,
dan dengan masyarakat. Pramuka secara aktif memberikan kontribusi kepada
masyarakat di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Girl Scouts of Central Illinois.2013. Girl Scout Junior Jumpstart
Guide/April 24, 2013. Pramuka adalah organisasi terkemuka di dunia yang
didedikasikan sepenuhnya untuk anak perempuan untuk memelihara
membangun karakter dan keterampilan dikehidupan nyata. Program Pramuka
adalah yang mencerminkan kebutuhan yang selalu berubah dan kepentingan
perempuan hari ini. Dalam Pramuka, anak perempuan menemukan kegiatan
yang menyenangkan, persahabatan dan kekuatan bersama-sama. Sebagai
Pramuka sukarelawan akan membantu anak perempuan mengembangkan
potensi mereka; berhubungan dengan orang lain dengan meningkatkan
pemahaman, keterampilan, dan rasa hormat; mengembangkan nilai-nilai
untuk membimbing tindakan mereka dan memberikan dasar untuk suara
pengambilan keputusan; dan berkontribusi pada peningkatan masyarakat
melalui kemampuan mereka,keterampilan kepemimpinan, dan kerja sama
dengan orang lain.
Balci-Celik, S and Deniz, M. E. (2008). A Comparison of Scouts’
Emotional Intelligence Levels With Regards to Age and Gender Variables: A
Cross-Cultural Study, Elementary Education Online, 7(2), pp. 376-383.
Retrieved December 16, 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
18
menyelidiki apakah ada atau tidak ada perbedaan antara tingkat emosional
pramuka Turki dan pramuka dari negara lain (Inggris, Portugal, Amerika,
Belanda, Norwegia dan Irlandia) berkaitan dengan variabel usia dan jenis
kelamin. Para peserta 215 pramuka yang hadir ke sebuah kamp pramuka
internasional di Inggris. 90 peserta yang Turki dan 125 berasal dari negara-
negara lain. Rentang usia pramuka adalah 11-20. Hasil menunjukkan bahwa
pramuka yang berasal dari Negara Turki memeliki ' tingkat kecerdasan
emosional yang signifikan lebih tinggi daripada pramuka negara-negara lain.
Rodley C. Pineda.2008. Exploring differences in student perceptions
of teamwork: the case of u. S. And lithuanian students. Journal of
International Business and Cultural Studies. Sikap AS dan siswa Lithuania
mengenai kerja sama tim dibandingkan. Kedua kelompok memiliki definisi
umum dari tim dan menyepakati nilai tim berkaitan dengan perkembangan
diri. Sikap mereka yang berkaitan dengan kerja sama tim yang menghasilkan
output yang lebih baik dan kepuasan mereka dengan kerja sama tim.
Ghorbani.2013.Investigating the Effect of Positive Discipline on the
Learning Process and its Achieving Strategies with Focusing on the Students'
Abilities.International Journal of Academic Research in Business and Social
SciencesMay 2013, Vol. 3, No. 5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hubungan antara disiplin positif dan masing-masing tiga strategi yang
disajikan adalah signifikan. 'Motivasi belajar dengan 71% dan siswa guru
pengendalian diri dengan 58% memiliki, masing-masing, koefisien korelasi
19
yang tinggi dengan disiplin positif dari guru dan melihat pelaku. Peringkat
pertama di guru dan kepala sekolah 'pandangan ditugaskan ke motivasi
belajar siswa dan komitmen mereka.
Rachel Pasternak.2013.Discipline, learning skills and academic
achievement.Journal Art Vol. 1(1), pp. 1-11, June 2013. Temuan dari
penelitian kuantitatif yang dilakukan di antara 143 siswa kelas lima di Israel
dan AS menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara empat
keterampilan disiplin - ketekunan, pertemuan jadwal, penetapan tujuan dan
perencanaan untuk pencapaian mereka serta penyelesaian tugas
menyenangkan -dan prestasi akademik. Tidak ada perbedaan signifikan
secara statistik diperoleh antara anak laki-laki dan perempuan, antara kelas
diuji dan antara Israel sebagai lawan siswa AS
Ehiane.2014.Discipline and Academic Performance (A Study of
Selected secondary Schools in Lagos, Nigeria).International Journal of
Academic Research in Progressive Education and Development. January
2014, Vol. 3, No. 1. Studi yang digunakan survei penelitian cross sectional
desain di mana kuesioner adalah instrumen utama dari pengumpulan data
selain panduan wawancara dan telaah dokumen. persentase sederhana dan
metode statistik Chi-square digunakan untuk menganalisis data. Namun,
temuan dari studi ini jelas menunjukkan bahwa efektif disiplin sekolah harus
didorong dalam mengontrol siswa perilaku sehingga mempengaruhi siswa
prestasi akademik umum.
20
Lilian.2012. A Study of the Attitude, Self-efficacy, Effort and
Academic Achievement of CityU Students towards Research Methods and
Statistics. SS Student E-Journal. Vol. 1, 2012, 154-183. Hasil menunjukkan
bahwa kedua sikap dan self-efficacy secara signifikan dapat memprediksi
usaha. Namun, ketika analisis regresi berganda lain dilakukan untuk
memperkirakan kekuatan prediksi dari sikap, self-efficacy dan usaha di
akademik prestasi, ditemukan bahwa upaya gagal untuk memprediksi prestasi
akademik. Untuk menyimpulkan, dalam penelitian ini, upaya hanya dapat
dianggap sebagai faktor tidak langsung tapi bukan faktor penting dalam
menjembatani hubungan antara sikap, selfefficacy dan prestasi akademik.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini ialah menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut Ghony dan Almanshur (2012: 25) menyebutkan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik
atau dengan cara-cara kuantifikasi, di mana penelitian ini menunjukkan
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,
pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, peneliti menggunakan
penelitian jenis kualitatif untuk memahami penanaman sikap gotong royong
pada kegiatan Ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan.
Penelitian ini memberikan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang
dialami tanpa intervensi apapun dari peneliti
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi. Penelitian etnografi
melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar
melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang
berbeda. Jadi etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, tetapi lebih
22
dari itu, etnografi belajar dari masyarakat (Spradley, 2010: 4). Inti dari
etnografi adalah upaya untuk memperlihatkan makna-makna tindakan dari
kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna ini
terekspresikan secara langsung dalam bahasa, dan di antara makna yang
diterima, banyak yang disampaikan hanya secara tidak langsung melalui
kata-kata dan perbuatan, sekalipun demikian, di dalam masyarakat,orang
tetap menggunakan sistem makna yang kompleks ini untuk mengatur
tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain,
serta untuk memahami dunia tempat mereka hidup. Sistem makna ini
merupakan kebudayaan mereka, dan etnografi selalu mengimplikasikan teori
kebudayaan (Spradley, 2007: 5).
B. Kehadiran Peneliti
Kedudukan peneliti adalah sebagai instrumen penelitian dan siswa
(Spradley, 2007). Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai siswa dan
sebagai instrumen.
1. Peneliti Sebagai Siswa
Maksudnya yaitu bahwa peneliti terlibat langsung di dalam proses
kegiatan penanaman sikap cinta tanah air dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SD Negeri 3 Kronggen Grobogan. Dalam hal ini peneliti
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah.
2. Peneliti Sebagai Instrumen
Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, dan
fungsinya sebagai pendukung tugas penelitian sebagai instrumen.
23
Kehadiran peneliti sebagai instrumen penelitian berupaya melakukan
pengamatan terhadap subyek penelitian dan secara terbuka. Dengan
demikian kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh
subyek atau informan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih peneliti adalah di SDN 3 Kronggen
Grobogan. Alasan penelitian di SDN 3 Kronggen, karena sekolah ini
melaksanakan latihan pramuka secara rutin, sekolah ini menanamkan sikap
gotong royong kepada siswanya melalui pembelajaran ekstrakurikuler
pramuka tersebut.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian di
SDN 3 Kronggen Grobogan adalah selama 6 ( enam ) bulan. Peneliti mulai
melaksakan penelitian pada bulan Agustus 2015. Tabel penelitian sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Jadwal penelitian
No Keterangan Bulan
Agst Sept Okt Nov Des Jan
1 Judul penelitian
2 Pembuatan proposal
3 Pembuatan instrumen
4 Seminar proposal
5 Pelaksanaan uji coba
6 Pelaksanaan penelitian
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan
24
D. Data, Sumber Data dan Nara Sumber
Herdiansyah (2010: 116) menyatakan bahwa data adalah sesuatu yang
diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang akan diolah dan
dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan
suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuaitu. Pada
penelitian ini, peneliti memakai sumber data yang berdasarkan cara
memperolehnya sesuai dengan kebutuhan dan demi kelancaran penelitian ini.
Sumber data yang dimaksud adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010: 308). Pada penelitian ini, data
primer akan diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Data primer dikumpulkan dari pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
ekstrakurikuler Pramuka SDN 3 Kronggen Grobogan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2010: 309). Data sekunder ini digunakan untuk mendukung
data yang diperoleh dari data primer. Data sekunder tersebut antara lain
buku-buku kepramukaan, Undang-undang, dan Peraturan Menteri.
3. Nara Sumber
Nara sumber dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru dan
siswa.
25
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif dikenal beberapa teknik pengumpulan data
yang umum digunakan. Sugiyono (2010: 309) menyebutkan bahwa secara
umum terdapat empat teknik pengumpulan data antara lain, observasi,
wawancara, dokumentasi, dan triangulasi (gabungan). Pada penelitian ini
semua teknik akan diintegrasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga
akan terkumpul data di lapangan yang komprehensif. Peneliti mengumpulkan
data menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut.
1. Wawancara Mendalam
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara
mendalam dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang apa
yang dikemukan, dipikirkan, dirasakan, dan apa saja yang diketahui oleh pihak
yang diwawancarai. Data yang ingin didapat dari wawancara ini adalah data
tentang penanaman model pembelajaran ekstrakurikuler pramuka SDN 3
Kronggen Grobogan.
2. Observasi
Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sitematis dengan prosedur yang terstandar Arikunto,( 2010:
265). Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mendapatkan data
lapangan tentang situasi umum lokasi penelitian, dalam hal ini pengamatan
dilakukan terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan penanaman
sikap cinta tanah air dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan.
26
Observasi dilakukan dengan partisipasi pasif dalam arti keterlibatan
peneliti sebagai orang luar. Observasi dimulai dengan observasi
menyeluruh (grand tour) untuk mendapatkan catatan-catatan lapangan
guna menjawab pertanyaan umum. Dilanjutkan dengan observasi lebih
terfokus (mini tour) untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik
guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang satuan pengalaman
yang lebih rinci.
2. Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian ini berupa program kegiatan
Ekstrakurikuler, referensi-referensi tentang kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dan dokumen penunjang lain yang mendukung penelitian. Teknik
ini dilakukan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau arsip
tentang pengelolaan ekstrakurikuler pramuka SDN 3 Kronggen Grobogan
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Namun, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data selama di lapangan. Sedangkan model
analisis yaang digunakan adalah Model Miles and Huberman (Sugiyono,
2010: 337-345). Pada teknik analisis ini terdapat tiga aktivitas dalam analisis
data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan
27
conclusion drawing/verification. Selanjutnya model interaktif dalam analisis
data ini ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 3. 1.
Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) Sumber: Sugiyono
(2010: 338)
G. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan reliabilitas (Sugiyono, 2010: 330-374). Uji keabsahan data yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas dengan cara
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Melakukan triangulasi berarti peneliti mengumpulkan data sekaligus
menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi dalam
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Pengumpulan
Data
Kesimpulan
Penarikan
Reduksi
Data
Penyajian
Data
28
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Triangulasi
teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Adapun untuk mengecek kredibilitas data, maka
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Pada penelitian ini, untuk mendapatkan data yang akurat atau absah,
peneliti melakukan wawancara tidak hanya dengan satu narasumber saja
melainkan beberapa narasumber yang berbeda-beda yang dilakukan dalam
waktu yang berbeda-beda pula.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri
progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya.
meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, intelektual, dan fisik.
Baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan
kepramukaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan yang
berkesinambungan bagi kaum muda, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat yang sasaran akhirnya adalah menjadikan
mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggung jawab dan
berpegang teguh pada nilai dan norma bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Gerakan pramuka bersifat persaudaraan artinya setiap anggota
gerakan pramuka wajib mengembangkan semangat persaudaraan antar
sesama pramuka dan sesama umat manusia. Ibu Endang Wahyu Utami,
S.Pd selaku Kepala sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan menjelaskan
mengenai penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut
29
30
(1)”Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
didasarkan pada MUGUS (Musyawarah Gugus Depan),
sebagai forum tertinggi Gerakan Pramuka di gugus depan.
Guru sebagai Pembina pramuka melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya dengan memberikan materi
pembelajaran serta mencontohkan sikap gotong royong
kepada siswa. Bentuk sederhana dari penanaman sikap
gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu ketika
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa
bersama – sama dan membaur dengan kelas lainnnya
sesuai golongan pramuka atau tingkatan pramuka”.
Hasil wawancara Kepala Sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan
sejalan dengan yang disampaikan guru SDN 3 Kronggen Grobogan
sebagai Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut
(2)”Kami selaku Pembina gerakan pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan untuk menerapkan sikap gotong
royong kepada anak-anak yaitu dengan memberikan
materi pembelajaran serta mencontohkan sikap gotong
royong kepada siswa dengan materi yang sesuai dengan
Buku Panduan Pramuka, SKU dan SKK. Bentuk sederhana
dari penanaman sikap gotong royong yang ditanamkan
kepada siswa yaitu ketika pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka siswa bersama – sama dan
membaur dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka
atau tingkatan pramuka, kerja sama dalam melaksanakan
tugas kelompok, gotong royong membersihkan halaman
sekolah dan kegiatan sabtu bersih”.
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa penanaman
sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan didasarkan pada buku panduan kegiatan Pramuka,
SKU, dan SKK. Sedangkan MUGUS (Musyawarah Gugus Depan),
sebagai forum tertinggi Gerakan Pramuka di gugus depan. Guru sebagai
Pembina pramuka melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya
31
dengan memberikan materi pembelajaran serta mencontohkan sikap
gotong royong kepada siswa. Bentuk sederhana dari penanaman sikap
gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu ketika pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa bersama – sama dan membaur
dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka atau tingkatan pramuka,
kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, gotong royong
membersihkan halaman sekolah.
Hasil Observasi yang peneliti dapatkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah adanya
kegiatan bersih- bersih di lingkungan sekolah.
Gambar :
Kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah
32
Hasil wawancara tersebut diatas sejalan dengan hasil observasi
yang peneliti lakukan yaitu Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan memberikan materi gotong royong kepada siswa dengan materi-
materi yang sesuai dengan buku panduan kegiatan Pramuka, SKU, dan
SKK. Materi- materi tersebut yang dapat diaplikasikan dengan sikap
gotong royong yang sederhana, contohnya pelaksanaan kegiatan pramuka
yang membaur dengan kelas yang lain agar terjalain kerjasama satu
dengan yang lainnya. Ketersediaan sarana kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
(3)”Pada dasarnya untuk melaksanakan penanaman sikap
gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di
SDN 3 Kronggen Grobogan, sarana dan prasarana kegiatan
cukup memadai, hampir semua peralatan sudah tersedia,
namun perlu adanya penambahan yaitu peralatan dalam
bentuk permainan”.
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa sarana dan
prasarana untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN
3 Kronggen Grobogan cukup memadai, hampir semua peralatan sudah
tersedia, namun perlu adanya penambahan yaitu peralatan dalam bentuk
permainan.
Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam
terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan,
yang sasaran akhirnya pada pembentukan watak, akhlak, dan budi
33
pekerti luhur. Ibu Endang Wahyu Utami selaku Kepala sekolah SDN 3
Kronggen Grobogan menjelaskan mengenai proses persiapan pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai
berikut
(4)”Proses persiapan pelaksanaan penanaman sikap gotong
royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan yaitu Sekolah mengadakan mugus dan
membentuk panitia (struktur organisasi). Sekolah membuat
Program jangka pendek dan jangka panjang. Sekolah
membuat jadwal kegiatan dalam latihan mingguan dan
bulanan. Mengevaluasi hasil kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dalam menanamkan sikap gotong royong”.
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwap proses
persiapan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan yaitu Sekolah mengadakan mugus dan membentuk
panitia (struktur organisasi). Sekolah membuat Program jangka pendek
dan jangka panjang. Sekolah membuat jadwal kegiatan dalam latihan
mingguan dan bulanan. Hasil wawancara tersebut sejalan dengan hasil
observasi yang peneliti lakukan yaitu peralatan untuk peneunjang kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sudah ada dengan baik dan layak untuk
digunakan untuk melaksanakan kegiatan Ekstrakurikuler pramuka di SDN
3 Kronggen Grobogan. Mengevaluasi hasil kegiatan ekstrakurikuler
pramuka. Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd selaku Kepala sekolah SDN 3
Kronggen Grobogan juga menjelaskan mengenai kemampuan guru
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebgai
berikut
34
(5)”Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam
melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, hal ini
dikarenakan mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan
Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru juga ada yang
sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML”.
Penjelasan tersebut sejalan dengan yang disampaikan guru- guru
SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut
(6)”Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam
melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, ini
dikarenakan mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan
Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru juga ada yang
sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML.
Guru yang senior membantu pemimbing pramuka junior”.
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa
Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam melaksanakan
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
sudah cukup baik, ini dikarenakan mayoritas guru sudah mengikuti
pelatihan Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru juga ada yang
sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML, guru yang senior
membantu pemimbing pramuka junior. Dari hasil observasi yang peneliti
lakukan kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam
melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik. Guru menguasai materi yang
akan disampaikan dan mampu mengendalikan anak-anak ketika
pelaksanaan Ekstrakurikuler berlangsung.
35
2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan
Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang merupkan kewajiban dari seluruh jenjang sekolah
mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.
Setiap lembaga pendididkan diwajibkan memiliki satuan karya pramuka
sehingga pramuka menjadi sesuatu yang wajib dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Pentingnya kegiatan pramuka sebagai kegiatan
ekstrakurikuler karena hakikat dari pramuka itu sendiri yang pada
dasarnya dalam membimbing generasi muda Indonesia.
Evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk menentukan atau
menilai kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada
kriteria tertentu dari program. Evaluasi harus memiliki tujuan
yang jelas, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam program.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara
objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya,
dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk
perencanaan yang akan dilakukan di depan.
Mengenai pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam evaluasi
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
dijelaskan kepala sekolah Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd sebagai
berikut
36
(7)‟Pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam evaluasi
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
adalah Kepala Sekolah, Guru sebagai Pembina Pramuka
dan Komite Sekolah”.
Kepala Sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan Ibu Endang Wahyu
Utami, S.Pd, juga menjelaskan mengenai waktu dari pelaksanaan evaluasi
sebagai berikut
(8)”Untuk evaluasi penanaman sikap gotong royong dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan dilaksanakan setiap satu bulan dan enam bulan
sekali”.
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa pihak-pihak
mana saja yang terlibat dalam evaluasi penanaman sikap gotong royong
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
adalah Kepala Sekolah, Guru sebagai Pembina Pramuka dan Komite
Sekolah. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan kepala sekolah SDN 3
Kronggen Grobogan dalam satu bulan sekali memantau pelaksanaan
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
yang dilaksanakan di SDN 3 Kronggen Grobogan. Untuk evaluasi
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
di SDN 3 Kronggen Grobogan dilaksanakan setiap satu bulan dan enam
bulan sekali.
Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan juga
menyampaikan mengenai hal-hal apa saja evaluasi yang dinilai dalam
37
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai berikut
(9)”Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran
peserta didik dan Pembina pramuka saat mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kualitas materi yang
disampaikan pembina, ketercapaian program yang sudah
tetapkan sebelumnya yaitu penanaman sikap gotong royong
dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan musyawarah
gugus depan”.
Penjelasan diatas sejalan dengan yang disampikan kepala sekolah
SDN 3 Kronggen Grobogan Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd sebagai
berikut
(10)”Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran
peserta didik dan Pembina pramuka saat mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kualitas materi yang
disampaikan pembina, ketercapaian program yang sudah
tetapkan sebelumnya yaitu penanaman sikap gotong royong
dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan musyawarah
gugus depan apakah sudah benar-benar dijalankan dan
hayati oleh semuanya baik kepala sekolah, Pembina
pramuka dan peserta didik”.
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa hal-hal
yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran peserta didik dan Pembina
pramuka saat mengikuti kegiatan penanaman sikap gotong royong dalam
ekstrakurikuler pramuka, kualitas materi yang disampaikan pembina,
ketercapaian program yang sudah tetapkan sebelumnya yaitu penanaman
sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan
musyawarah gugus depan apakah sudah benar-benar dijalankan dan hayati
oleh semuanya baik kepala sekolah, Pembina pramuka dan peserta didik.
38
Hasil observasi yang peneliti perolah setiap kegiatan penanaman sikap
gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan siswa yang hadir mengisi daftar kehadiran dengan tanda tangan
dan jam ketika dating mengikuti kegitan ekstrakurikuler pramuka. Siswa
juga memberikan surat ijin siswa yang tidak hadir dalam kegiatan pramuka
kepada Pembina pramuka. Tindak lanjut evaluasi penanaman sikap gotong
royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan sebagai berikut
(11)”Evaluasi sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan
tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan
berikutnya. Tindak lanjut hasil evaluasi kegiatan
ekstrakurikuler pramuka yaitu dengan memperbaiki
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan lebih
menarik sehingga siswa lebih antusias untuk mengikutinya,
melakukan musyawarah antara pembina, kepala sekolah,
dan komite dalam upaya peningkatan kualitas baik
pelaksanaannya, sarana prasarana serta pemberian
penghargaan yang lebih kepada pembina pramuka yaitu
dalam bentuk insentif. Dampak positif bagi siswa: dapat
melatih kemandirian, kedisiplinan serta menambah
wawasan di bidang kepramukaan. Bagi guru: guru dapat
mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan di
bidang kepramukaan khususnya dalam penanaman sikap
gotong royong”.
Evaluasi sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut
atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya. Tindak lanjut
hasil evaluasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu dengan memperbaiki
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dengan lebih menarik
sehingga siswa lebih antusias untuk mengikutinya, melakukan
musyawarah antara pembina, kepala sekolah, dfan komite dalam upaya
39
peningkatan kualitas baik pelaksanaannya, sarana prasarana serta
pemberian penghargaan yang lebih kepada pembina pramuka yaitu dalam
bentuk insentif. Dampak positif bagi siswa: dapat melatih kemandirian,
kedisiplinan serta menambah wawasan di bidang kepramukaan. Bagi
guru: guru dapat mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan
di bidang kepramukaan khususnya dalam menenemkan sikap gotong
royong.
3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan terorganisasi
dan terstruktur di luar struktur kurikulum setiap tingkat pendidikan yang
secara konseptual dan praktis mampu menunjang upaya pencapaian tujuan
pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan
perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan rasa akan
nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya
dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang
lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan
ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar. Mengenai
kendala dari penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dijelaskan
Pembina pramuka sebagai berikut
40
(12)”Masih terlihat siswa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pramuka hanya ikut-ikut saja tanpa
memahami pentingnya sikap gotong royong dalam kegiatan
pramuka tersebut terihat siswa masih belum kompak,
kurang disiplin. Guru/ Pembina pramuka masih harus
selalu memberikan contoh keteladanan dalam kegiatan
gotong royong”.
Penjelasan tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh kepala
sekolah SDN 3 Kronggen Grobogan Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd
sebagai berikut
(13)”Dari pantuan yang saya lakukan memang masih
banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sikap
gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di
SDN 3 Kronggen Grobogan seperti ada siswa yang masih
masih kurang antusiasnya anak dalam mengikuti kegiatan
pramuka, kurang disiplin masih belum menyadari manfaat
kegiatan gotong royong disampaikan oleh Pembina
pramuka, sehingga Pembina pramuka harus sabar untuk
mengulang intruksi dan keteladanan yang diberikan”.
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa masih
banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penanaman sikap
gotong royong kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Kronggen
Grobogan, masih kurang antusiasnya anak dalam mengikuti kegiatan
pramuka, kurang disiplin masih belum fokus dengan arahan yang
disampaikan oleh Pembina pramuka sehingga Pembina pramuka harus
sabar untuk mengulang intruksi yang diberikan, siswa masih kurang
disiplin masih dan belum fokus dengan arahan yang disampaikan oleh
Pembina pramuka, sehingga Pembina pramuka harus sabar untuk
mengulang intruksi yang diberikan. Pembina pramuka di SDN 3 Kronggen
41
Grobogan juga menjelaskan mengenai dampak dari kendala kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebgai berikut
(14)”Dampak dari kendala pelaksanaan penanaman sikap
gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka menjadikan
siswa kurang kompak dalam melakukan tugas-tugas yang
Pembina lakukan, Pembina harus mengulang dalam
memberikan materi maupun contoh dari pelaksanaan tugas,
siswa juga masih ramai sendiri dan kurang focus dengan
ada yang dijelaskan.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan memang terlihat
pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam ekstrakurikuler
Pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan tidak serta merta berjalan lancar
sesuai rencana, dalam pelaksanaannya masih ada hambatan yang
membuat pelaksanaan ekstrakurikuler tidak berjalan maksimal.
Ekstrakurikuler Wajib merupakan program ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik
dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler wajib disekolah salah
satunya adalah pramuka yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kegiatan pramuka sangat
baik untuk membentuk karakter anggotanya, selain mengarah pada
kedisiplinan, kegiatan pramuka juga dapat membentuk perilaku positif
bagi siswa (anggota Pramuka). Dengan aktif mengikuti kegiatan pramuka
yang dilaksanakan dengan menarik, menantang, edukatif dan rekreatif,
42
yang lama kelamaan akan membentuk karakter baik pada anggota
pramuka.
Cara mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
dijelaskan kepala sekolah Ibu Endang Wahyu Utami, S.Pd sebagai berikut
(15)”Cara mengatasi hambatan tersebut dengan lebih
memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong
royong dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan
dan dinilai sesuai kelompok serta kerja sama secara gotong
royong. Mendisiplinkan anak yang masih sering terlambat
mengikuti kegiatan pramuka, melakukan variasi pengajaran
agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti kegiatan
kita sebagai pembina harus bisa memberi contoh yang baik.
Dengan ketekunan, kesabaran, keikhlasan dan terus
menerus untuk penanaman hal tersebut serta peran serta
semua pihak untuk peduli dengan peningkatan mutu
pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti
penting dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka”.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan cara mengatasi kendala
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
di SDN 3 Kronggen Grobogan Pembina mendisiplinkan anak yang masih
sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan variasi
pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti kegiatan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi kendala penanaman sikap
gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan dijelaskan Kepala Sekolah Ibu Endang Wahyu
Utami, S.Pd sebagai berikut
(16)”Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi kendala
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
43
adalah Kepala sekolah, Guru selaku pembina siswa dan
Komite sekolah” .
Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa cara
mengatasi hambatan pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dengan
lebih memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong royong
dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan dan dinilai sesuai
kelompok serta kerja sama secara gotong royong. Mendisiplinkan anak
yang masih sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan
vaariasi pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti
kegiatan kita sebagai pembina harus bisa memberi contoh yang baik.
Dengan ketekunan, kesabaran, keikhlasan dan terus menerus untuk
penanaman hal tersebut serta peran serta semua pihak untuk peduli dengan
peningkatan mutu pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti
penting dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka
B. Temuan Penelitian
1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
a. Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
di SDN 3 Kronggen Grobogan didasarkan pada MUGUS. Bentuk
sederhana dari penanaman sikap gotong royong yaitu ketika pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa membaur dengan kelas lainnnya,
44
kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, gotong royong
membersihkan halaman sekolah.
b. Sarana dan prasarana dalam melaksanakan penanaman sikap gotong
royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan cukup memadai
c. Proses persiapan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan dengan mengadakan mugus dan membentuk panitia
(struktur organisasi).
d. Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, ini dikarenakan
mayoritas guru sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Dasar KMD dan
mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML.
2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan
a. Pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi penanaman sikap gotong royong
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu kepala sekolah, guru
sebagai pembina pramuka dan komite sekolah, yang dilaksanakan setiap
satu bulan dan enam bulan sekali
b. Hal yang di evaluasi adalah kehadiran peserta didik, kualitas materi,
ketercapaian program yaitu penanaman sikap gotong royong
c. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai dasar untuk melaksanakan
45
kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan
berikutnya.
d. Dampak positif penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah bagi siswa
dapat melatih kemandirian, kedisiplinan, memupuk kerja sama, dan
menambah wawasan di bidang kepramukaan. Bagi guru dapat
mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan di bidang
kepramukaan.
3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
a. Masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penanaman sikap
gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Kronggen
Grobogan
b. Dampak dari kendala pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam
ekstrakurikuler pramuka adalah siswa kurang kompak dalam melakukan
tugas-tugas yang Pembina lakukan, Pembina harus mengulang dalam
memberikan materi maupun contoh dari pelaksanaan tugas, siswa juga
masih ramai sendiri dan kurang fokus dengan ada yang dijelaskan
c. Cara mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dengan lebih
memberikan tugas, mendisiplinkan anak yang terlambat, vaariasi
pengajaran, pemberian contoh dari pembina pramuka
46
d. Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi kendala penanaman sikap
gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3
Kronggen Grobogan adalah Kepala sekolah, Guru selaku pembina siswa
dan Komite sekolah .
C. Pembahasan Penelitian
1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan didasarkan pada MUGUS
(Musyawarah Gugus Depan), sebagai forum tertinggi Gerakan Pramuka di
gugus depan. Guru sebagai Pembina pramuka melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawabnya dengan memberikan materi pembelajaran serta
mencontohkan sikap gotong royong kepada siswa. Bentuk sederhana dari
penanaman sikap gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu
ketika pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa bersama –
sama dan membaur dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka atau
tingkatan pramuka, kerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok,
gotong royong membersihkan halaman sekolah.
Menurut Wibowo (2012: 94-95) bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dapat diikuti oleh seluruh atau sebagian siswa, dirancang sekolah sejak
awal tahun pelajaran, dan dimasukkan kedalam kalender akademik.
Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan
47
ekstrakurikuler yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah
tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan
pendidikan sekolah dan keluarga, dengan prinsip dasar dan metode
pendidikan tertentu melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya
dan Darma Pramuka.
Sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan cukup memadai,
hampir semua peralatan sudah tersedia, namun perlu adanya penambahan
yaitu peralatan dalam bentuk permainan. Standar sarana dan prasarana
merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus terpenuhi sesuai dengan
amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24
tahun 2007.
Proses persiapan pelaksanaan penanaman sikap gotong royong
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
yaitu Sekolah mengadakan mugus dan membentuk panitia (struktur
organisasi). Sekolah membuat Program jangka pendek dan jangka
panjang. Sekolah membuat jadwal kegiatan dalam latihan mingguan dan
bulanan. Serta jadwal mengevaluasi hasil kegiatan ekstrakurikuler
pramuka. Gerakan Pramuka merupakan suatu gerakan yang mulai
ditanamkan di sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.
Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi, kurikulum
pedoman kegiatan ekstrakurikuler lampiran III menyatakan. Dalam
48
keurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI), hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari hingga Sekolah
Menengah Atas pelaksanaanya dapat bekerjasama dengan organisasi
kepramukaan setempat/terdekat.(Kemdikbud:2013)
Kemampuan guru SDN 3 Kronggen Grobogan dalam
melaksanakan penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka sudah cukup baik, ini dikarenakan mayoritas guru
sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Dasar KMD dan sebagian guru
juga ada yang sudah mengikuti pelatihan Kursus Mahir Lanjut KML. Guru
yang senior membantu pemimbing pramuka junior. Tujuan dari Gerakan
Pramuka untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian
yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa, dan memiliki kecakapan hidup
sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta
melestarikan lingkunganhidup. Tujuan dari Gerakan Pramuka sejalan
dengan fokus pendidikan karakter yang menjadi program utama
Kementerian Pendidikan Nasional, (UU No. 12 Tahun 2010 Tentang
Gerakan Pramuka Pramuka)
Hasil penelitian ini didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh
Helen Alison Dollery. 2012. Making happy, healthy, helpful citizens’:The
49
New Zealand Scouting and Guiding Movements as Promulgators of Active
Citizenship, c.1908-1980. Selandia Baru adalah salah satu negara pertama
yang mengadopsi Pramuka pada tahun 1908, dan mengembangkan
gerakan yang terpisah untuk anak perempuan. Tesis ini membahas sejarah
organisasi dan budaya dari Selandia Baru Pramuka dan peran mereka
dalam mengembangkan kegiatan kepramukaan. Sebagai organisasi
sukarela gerakan beroperasi dan sangat terlibat dengan masyarakat
Selandia Baru yang lebih luas, berinteraksi dengan lembaga negara dan
sipil, dan dengan masyarakat. Pramuka secara aktif memberikan kontribusi
kepada masyarakat di tingkat lokal, nasional dan internasional.
2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan
Pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi penanaman sikap gotong
royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan adalah kepala sekolah, guru sebagai Pembina pramuka dan
komite sekolah. Untuk evaluasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN
3 Kronggen Grobogan dilaksanakan setiap satu bulan dan enam bulan
sekali. Pramuka merupakan pendidikan di luar sekolah yang dilakukan di
alam terbuka, menentang, menyenangkan, kreatif,dan inovatif sehingga
mampu membentuk generasi muda yang berkepribadian, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, tinggi moral dan tinggi keterampilannya
(Sarkonah, 2011;3).
50
Hal-hal yang di evaluasi dalam penanaman sikap gotong royong
dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah kehadiran peserta didik
dan Pembina pramuka saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
kualitas materi yang disampaikan pembina, ketercapaian program yang
sudah tetapkan sebelumnya yaitu penanaman sikap gotong royong dalam
kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan musyawarah gugus depan apakah
sudah benar-benar dijalankan dan dihayati oleh semuanya baik Kepala
Sekolah, Pembina pramuka dan peserta didik. Kegiatan pramuka, sebagai
kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena
dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara kesatuan
republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar
1945” (Zainal Abidin, 2011;3).
Evaluasi kegiatan penanaman sikap gotong royong dalam
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan sebagai dasar
untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan
pengambilan keputusan berikutnya. Tindak lanjut hasil evaluasi
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
yaitu dengan memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
dengan lebih menarik sehingga siswa lebih antusias untuk mengikutinya,
melakukan musyawarah antara pembina, kepala sekolah, dan komite
dalam upaya peningkatan kualitas baik pelaksanaannya, sarana prasarana
serta pemberian penghargaan yang lebih kepada pembiana pramuka yaitu
dalam bentuk insentif. Dampak positif penanaman sikap gotong royong
51
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
adalah bagi siswa: dapat melatih kemandirian, kedisiplinan, memupuk
kerja sama serta menambah wawasan di bidang kepramukaan. Bagi guru:
guru dapat mengembangkan kemampuan serta menambah wawasan di
bidang kepramukaan.
Hasil penelitian ini didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh
Girl Scouts of Central Illinois.2013. Girl Scout Junior Jumpstart
Guide/April 24, 2013. Pramuka adalah organisasi terkemuka di dunia yang
didedikasikan sepenuhnya untuk anak perempuan untuk memelihara
membangun karakter dan keterampilan dikehidupan nyata. Program
Pramuka adalah yang mencerminkan kebutuhan yang selalu berubah dan
kepentingan perempuan hari ini. Dalam Pramuka, anak perempuan
menemukan kegiatan yang menyenangkan, persahabatan dan kekuatan
bersama-sama. Sebagai Pramuka sukarelawan akan membantu anak
perempuan mengembangkan potensi mereka; berhubungan dengan orang
lain dengan meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan rasa hormat;
mengembangkan nilai-nilai untuk membimbing tindakan mereka dan
memberikan dasar untuk suara pengambilan keputusan; dan berkontribusi
pada peningkatan masyarakat melalui kemampuan mereka,keterampilan
kepemimpinan, dan kerja sama dengan orang lain.
3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
52
Masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
di SDN Kronggen Grobogan seperti siswa yang datang terlambat dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, siswa masih kurang
antusiasnya dalam mengikuti kegiatan pramuka, peserta didik kurang
menyadari tentang pentingnya gotong royong, masih kurang disiplin dan
masih belum fokus dengan arahan yang disampaikan oleh Pembina
pramuka, sehingga Pembina pramuka harus sabar untuk mengulang
intruksi yang diberikan. Faktor cuaca juga menjadi penghalang, karena
pelaksanaan pramuka diruang terbuka jika terjadi hujan akan mengganggu
jalannya pelaksanan kegiatan ekstrakurikuler. Untuk kendala dari Pembina
sendiri, jika ada acara yang memang sifatnya sangat mendesak Pembina
pramuka ijin dan digantikan guru yang lainnya. Dampak dari kendala
pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka menjadikan siswa kurang kompak
dalam melakukan tugas-tugas yang Pembina lakukan, Pembina harus
mengulang dalam memberikan materi maupun contoh dari pelaksanaan
tugas, siswa juga masih ramai sendiri dan kurang fokus dengan ada yang
dijelaskan. Murshito (2011: 33-36) menjelaskan bahwa metode
kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik
melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan menantang yang
disesuaikan kondisi, situasi, dan kegiatan peserta didik.
Cara mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dengan
53
lebih memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa gotong royong
dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan dan dinilai sesuai
kelompok serta kerja sama secara gotong royong. Mendisiplinkan anak
yang masih sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan
vaariasi pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti
kegiatan . Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari
dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-
naskah dari suatu buku. Melainkan suatu permainan yang menyenangkan
dialam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,
mengadakan pengembaraan bagaikan kakak-beradik, membina kesehatan
dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan
bagi yang membutuhkannya (AZ Lukman, 2011;15).
Pembina harus bisa memberi contoh yang baik, dengan ketekunan,
kesabaran, keikhlasan, keteladanan dan terus menerus untuk penanaman
hal tersebut serta peran serta semua pihak untuk peduli dengan
peningkatan mutu pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti
penting dari penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Pihak-pihak yang terlibat dalam mengatasi
kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah Kepala sekolah, Guru
selaku pembina siswa dan Komite sekolah.
Hasil penelitian ini didukung oleh peneltian yang dilakukan oleh
Cousse (2009) Youth work and its forgotten history. A view from
54
Flanders, penelitian membhaas mengenai aktivitas pemuda khususnya
dalam kegiatan social. Disebutkan dalam penelitian ini mengenai kesulitan
pemuda dalam melakukan aktivitas social adalah mereka lebih fokus untuk
kegiatan rekreasi. Hasil penelitian menunujukkan bahwa pemuda dalam
melakukan kegiatan lebih berfokus pada manfaat yang diterimanya
54
BAB V
KESIMPULAN
A. Simpulan
1. Penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
Penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan didasarkan pada MUGUS
(Musyawarah Gugus Depan). Bentuk sederhana dari penanaman sikap
gotong royong yang ditanamkan kepada siswa yaitu ketika pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa bersama – sama dan membaur
dengan kelas lainnnya sesuai golongan pramuka, kerja sama dalam
melaksanakan tugas kelompok, gotong royong membersihkan halaman
sekolah. Proses persiapan pelaksanaan penanaman sikap gotong royong
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
yaitu Sekolah mengadakan mugus dan membentuk panitia (struktur
organisasi). Sekolah membuat Program jangka pendek dan jangka
panjang. Sekolah membuat jadwal kegiatan dalam latihan mingguan dan
bulanan.
2. Evaluasi penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
Grobogan
Pihak-pihak yang terlibat dalam evaluasi kegiatan penanaman
sikap gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen
54
55
Grobogan adalah kepala sekolah, guru sebagai Pembina pramuka dan
komite sekolah. Untuk evaluasi kegiatan penanaman sikap gotong royong
dalam ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
dilaksanakan setelah selesai kegiatan, satu bulan dan enam bulan sekali.
Hal-hal yang di evaluasi diantaranya adalah kehadiran peserta didik
pramuka, kesesuaian materi yang disampaikan pembina, ketercapaian
program yang sudah tetapkan. Tindak lanjut hasil evaluasi kegiatan
penanaman sikap gotong royong dalam ekstrakurikuler pramuka yaitu
dengan memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka
dengan lebih menarik dan keteladanan , sehingga siswa lebih antusias
untuk mengikutinya, melakukan musyawarah antara pembina, kepala
sekolah, dan komite dalam upaya peningkatan kualitas baik
pelaksanaannya, sarana prasarana serta pemberian penghargaan yang lebih
kepada pembina pramuka yaitu dalam bentuk insentif.
3. Kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan
Masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN Kronggen Grobogan seperti siswa yang
datang terlambat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
siswa masih kurang antusiasnya dalam mengikuti kegiatan, kurang
disiplin, belum fokus dengan arahan yang disampaikan, faktor cuaca juga
menjadi kendala pelaksanan kegiatan ekstrakurikuler diluar kelas. Dampak
dari kendala pelaksanaan penanaman sikap gotong royong dalam
56
ekstrakurikuler pramuka menjadikan siswa kurang kompak dalam
melakukan tugas-tugas yang diberikan, siswa belum menyadari manfaat
gotong royong, sehingga pembina harus mengulang dalam memberikan
materi intruksi/tugas-tugas yang akan dikerjakan. Cara mengatasi kendala
yaitu dengan lebih memberikan tugas-tugas yang dapat memupuk rasa
gotong royong dengan memberikan tugas kelompok, dikerjakan dan dinilai
sesuai kelompok serta kerja sama secara gotong royong. Mendisiplinkan
anak yang masih sering terlambat mengikuti kegiatan pramuka, melakukan
vaariasi pengajaran agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti
kegiatan . Pembina harus bisa memberi contoh yang baik, dengan
ketekunan, kesabaran, keikhlasan dan terus menerus untuk penanaman hal
tersebut serta peran serta semua pihak untuk peduli dengan peningkatan
mutu pengajaran pramuka agar siswa dapat mengambil arti penting dari
kegiatan ekstrakurikuler pramukaPihak-pihak yang terlibat dalam
mengatasi kendala penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan adalah Kepala
sekolah, Guru selaku pembina siswa dan Komite sekolah.
B. Implikasi
1. Jika penanaman sikap gotong royong dengan pembiasaan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan dapat berjalan
dengan lancar, siswa dan ataupun semua warga sekolah dapat terbiasa
untuk menjalankan sikap gotong royong dalam kehidupannya sehari-hari
57
2. Jika penanaman sikap gotong royong dengan keteladanan dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kronggen Grobogan bisa berjalan
berkesinambungan, tentunya akan mempermudah siswa untuk menemukan
sosok-sosok teladan yang menjadi panutannya yang kedepannya akan
berguna bagi dirinya.
C. Saran
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah mengarahkan pembina pramuka agar selalu
memberikan contoh keteladanan dalam penanaman sikap gotong royong
baik dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah.
2. Pembina Pramuka
Pembina pramuka selalu memberi contoh keteladanan dalam
penanaman sikap gotong royong dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
kegiatan sabtu bersih di sekolah, maupun dalam kehidupan sehari- hari.
3. Siswa
4. Siswa hendaknya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka
dengan penuh kesungguhan hati dan dapat mengaplikasikan sikap gotong
royong dalam kehidupan sehari-hariseperti yang ada dalam SKU dan
SKK, bukan hanya ketika mengikuti kegitan ekstrakurikuler pramuka saja.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Zainal. 2011. Buku Saku Pramuka Bonus SKU Terbaru Penegak.
Jogjakarta: Planet Ilmu
Agus Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter
Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Balci-Celik, S and Deniz, M. E. 2008. A Comparison of Scouts’ Emotional
Intelligence Levels With Regards to Age and Gender Variables: A Cross-
Cultural Study, Elementary Education Online, 7(2), pp. 376-383. Retrieved
December 16, 2008
Cousse. 2009. Youth work and its forgotten history. A view from Flanders.
International Juornal Education
Dirjen Dikdas dan Dirjen Dikmen. Peraturan Bersama Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014 –Nomor
7915/D/KP/2014 tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan
Girl Scouts of Central Illinois.2013. Girl Scout Junior Jumpstart Guide/April 24,
2013
Haris Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial
. Jakarta: Salemba Humanika.
Helen Alison Dollery. 2012. Making happy, healthy, helpful citizens’:The New
Zealand Scouting and Guiding Movements as Promulgators of Active
Citizenship, c.1908-1980.
Jamal Ma‟mur Asmani. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter
di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press.
Joko Mursitho. 2011. Kursus Mahir Dasar untuk Pembina Pramuka . Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 958. Sekretariat Kemendikbud. Jakarta.
Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
59
Ekstrakurikuler Wajib. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 959. Sekretariat Kemendikbud. Jakarta.
Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun
2006 dan Kurikulum 2013. Sekretariat Kemendikbud. Jakarta. Kurikulum
Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah. Kemendikbud. Jakarta.
Lewis. 2004. The Relation Between Extracurricular Activities With Academic And
Social Competencies In School Age Children: A Meta-Analysis.
International Juornal Education
Lukman.AZ, 2011. Buku Pintar Pramuka. Yogyakarta:Interpree book
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif ed revisi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Moh. Uzer Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional ed ke-2 . Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy,. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Karya
Oemar Hamalik. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum . Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Panjaitan, Merphin. 2013. Dari Gotong Royong Ke Pancasila. Jakarta : Permata.
Aksara
Rodley C. Pineda.2008.Exploring differences in student perceptions of teamwork:
the case of u. S. And lithuanian students. Journal of International Business
and Cultural Studies
Spradley. 2010. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana, . Edisi. II.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Tim Pusdiklatda Wirajaya DIY. 2011. Buku Panduan Kursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Dasar. Yogyakarta: Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY.
Kwarnas. 2010. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta:
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
60
Kwarnas. 2011. Syarat-Syarat Kecakapan Umum (SKU) Golongan Penegak
dan Pandega. Jakarta: Kedai Kwartir Naional Pramuka.
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 1
SYARAT KECAKAPAN UMUM (SKU) SIAGA
I.SIAGA MULA
1. Islam
- Dapat menyebutkan Rukun Iman dan Rukun Islam
- Dapat mengucapkan Syahadat dan menyebutkan artinya
- Dapat menghafal Surat Al-Fatihah dan menyebutkan artinya.
- Dapat menghafal 3 surat pendek dan menyebutkan artinya
- Dapat mengetahui tatacara berwudhu beserta doanya.
- Dapat melaksanakan gerakan sholat dan bacaannya.
- Dapat menghafal sedikitnya 3 do‟a harian
Katolik
- Dapat membuat tanda salib
- Dapat mengucapkan do‟a harian dan menyanyikan tiga buah lagu gereja
- Dapat menerima dan mensyukuri keberadaan dirinya sebagai cintaan Allah,
dan memberikan contoh-contohnya.
Protestan
- Dapat menghafal Johanes 3:16 dan berdoa sederhana
- Dapat mewujudkan ucapan syukur atas keberadaan dirinya di dunia ini
sebagai ciptaan Allah, sedikitnya 3 (tiga) hal.
- Dapat mengasihi keluarganya,
- Dapat mengasihi teman, guru dan sesamanya, baik di gudep, di sekolah dan
sekitarnya.
- Telah mengikuti sekolah minggu 4 kali berturut-turut
Hindu
- Dapat menunjukkan sikap Anjali serta dapat mengucapkan salam Panganjali
- Dapat memperagakan sikap/tatacara sembahyang
- Dapat menyebutkan nama-nama bunga yang bias dipakai sembahyang
- Dapat menyebutkan nama tempat suci untuk melaksanakan sembahyang
- Dapat menyebutkan jam atau waktu untuk melaksanakan persembahyangan
/Puja Tri Sandhya
63
Buddha
- Dapat mengucapkan salam Buddhis.
- Dapat bersikap Anjali
- Dapat melakukan Namaskara.
2. Dapat menghafal Dwisatya dan Dwidarma
3. Dapat menyebutkan jenis-jenis salam pramuka
4. Telah memiliki buku tabungan, sekurang-kurangnya dalam waktu 6 minggu
terakhir
5. Setia membayar uang iuran kepada gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan
uang yang diperoleh dari usahanya sendiri.
6. Dapat menyebutkan lambang Gerakan Pramuka dan Penciptaannya
7. Dapat menyebutkan salah satu seni budaya di daerah tempat tinggalnya.
8. Selalu bersikap hemat dan cermat dengan segala miliknya.
9. Dapat menyebutkan identitas diri dan keluarganya.
10. Dapat membedakan perbuatan baik dan perbuatan buruk.
11. Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan Siaga, sekurang-kurangnya 6
kali latihan berturut-turut.
12. Dapat dengan hafal menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya bait
pertama di depan perindukannya.
13. Dapat menyebutkan arti kiasan warna Sang Merah Putih
14. Dapat menyebutkan sedikitnya 3 hari besar nasional dan 3 hari besar
keagamaan
15. Dapat menyebutkan 5 peraturan keluarga
16. Dapat menyebutkan 3 peraturan dilingkungannya
17. Dapat menyebutkan 2 macam adat/budaya di lingkungnya.
18. Dapat menyampaikan ucapan dengan baik dan sopan serta hormat kepada
orang tua, sesama teman dan orang lain.
19. Dapat menyebutkan nama dan alamat Ketua RT, Ketua RW, Lurah dan
Camat di sekitar tempat tinggalnya,
20. Dapat menuyebutkan sila-sila Pancasila
64
21. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memeperoleh pertolongan dan dapat
menginformasikan kepada orang dewasa di sekitarnya.
22. Dapat membaca jam digital dan analog
23. Dapat menunjukan 4 arah mata angin.
24. Dapat berbahsa Indonesia dalam mengikuti pertemuan-pertemuan siaga
25. Dapat menyebutkan sedikitnya 2 macam alat komunikasi tradisional dan
modern
26. Dapat menyebutkan organ tubuh
27. Dapat menyebutkan dasar olahraga
28. Dapat melipat selimut dan merapikan tempat tidurnya,
29. Selalu berpakaian rapih dan memelihara kebersihan pribadi
30. Dapat menjalankan latihan-latihan keseimbangan, dapat melempar dan
menerima bola dengan tangan kanan dan kiri sedikitnya 5 kali tangkapan
31. Dapat menyebutkan makanan dan minuman yang bergizi ( 4 sehat 5
sempurna)
32. Dapat memelihara sedikitnya 1 macam tanaman berguna, atau 1 jenis
binatang ternak, selama kira-kira 1 bulan.
33. Dapat melipat kertas yang dibentuk menyerupai pesawat , kapal, flora dan
fauna
34. Dapat membuat simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul pangkal,
dan simpul jangkar
II.SIAGA BANTU
1. Islam
- Dapat melaksanakan Tayamum.
- Dapat melaksanakan sholat wajib
- Dapat melaksanakan Sholat berjama‟ah
- Dapat menyebutkan Rosul-rosul Allah
- Dapat melafalkan Adzan, Iqomah, untuk Putra dan Iqomah untuk putrid
- Dapat menghafal sedikitnya 6 doa harian
Khatolik
- Dapat mengucap doa harian dan menyanyikan 3 buah lagu gereja.
65
- Dapat menyebutkan hikayat dari Alkitab
- Dapat memberikan yang terbaik kepada keluarga
- Dapat memelihara salah satu ciptaan Allah
Protestan
- Dapat menyanyikan 3 nyanyian Kristen
- Dapat menyebutan hikayat dari Alkitab sedikitnya.
- Hikayat 4, dapat memberikan yang terbaik kepada keluarga
- Dapat memelihara salah satu ciptaan Allah
- Telah mingukuti sekolah minggu 8 kali berturut-turut
Hindu
- Dapat menyebutkan nama tempat-tempat suci untuk melaksanakan
persembahayangan
- Dapat ,mempraktikan tata cara sembahyang dengan doa Gayatri Mantram
- Dapat menyebutkan nama-nama pura yang ada disekitarnya.
- Dapat menyebutkan nama kitab suci agama Hindu.
- Dapat menyebutkan bagian Tri Kaya Parisudha.
- Dapat menyebutkan contoh-contoh perbuatan yang baik
- Dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
Buddha
- Dapat menycapkan kata Buddha, Dharma, Sangha ( Trir Ratna)
- Dapat melakukan sifat karuna ( kasih sayang) kepada semua makhluk
- Dapat melakukan sikap berdoa
2. Dapat melaksanakan Dwisatya dan Dwidarma
3. Dapat melakukan salam pramuka dengan benar
4. Telah mimiliki buku tabungan dan sudah menabung uang secara teratur dalam
buku tabungannya selam sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga
Mula, yang diperolah dari usahanya sendiri.
5. Setia membayar uang iuran kepada gugus depan dengan uang yang sebagian
diperoleh dari usahanya sendiri
6. Dapat menyebutkan arti lambang gerakan pramuka.
7. Dapat menyebutkan sedikitnya 5 macam seni budaya yang ada di Indonesia.
66
8. Untuk putri: dapat memasang buah baju dan menyalakan kompor/alat sejenis
lainnya. Untuk putra: dapat membuat hasta karya dengan dua macam bahan
yang berbeda.
9. Dapat menyampaikan pendapat tentang lingkungan disekitarnya
10. Dapat memperhatikan dan melaksanakan nasehat orang tua, yahnda dan
bunda serta gurunya.
11. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan sebagai siaga mula sekurang-
kurangnya 8 kali latihan.
12. Dapat memperlihatkan sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan
diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
13. Dapat memperlihatkan cara mengibarkan dan menyimpan bendera merah
putih pada upacara pembukaan dan penutupan latihan.
14. Dapat menyebutkan sedikitnya 6 hari besar nasional dan 5 orang nama
pahlawan nasional.
15. Dapat mengikuti acara-acara adat/budaya dilingkungan tempat tinggalnya.
16. Dapat menyebutkan 3 peraturan di lingkungan tempat tinggalnya.
17. Apat menjadi contoh yang baik bagi temannya.
18. Dapat menyebutkan nama kota/kabupaten, ibukota provinsi, dan kepala
daerahnya, Negara, ibukota Negara, kepala Negara dan wakilnya.
19. Dapat menyebutkan sila-sila Pancasila sesuai dengan lambangnya.
20. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperolah pertolongan pertama
pada kecelakaan dan dapat menginformasikan kepada petugas Puskesmas/
rumah sakit/ polisi.
21. Dapat menyebutkan perbedaan jam digital dan jam analog serta dapat
memperkirakan waktu tanpa bantuan alat.
22. Dapat menunjukkan 8 arah mata angin.
23. Dapat menyampaikan berita secara lisan dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
24. Dapa menggunakan alat komunikasi tradisional dan modern.
25. Dapat menyebutkan fungsi organ tubuh.
26. Dapat melakukan gerakan dasar olah raga.
67
27. Dapat mencuci, menjemur, melipat dan menyimpan pakaiannya dengan
rapih.
28. Dapat memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumah, sekolah, tempat
ibadah dan tempat lainnya.
29. Dapat melakukan senam pramuka.
30. Dapat menunjukkan bahan-bahan makanan yang bergizi.
31. Dapat memelihara sedikitnya satu macam tanaman yang berguna, atau satu
jenis binatang ternak selama kira-kira 2 bulan.
32. Dapat membuat satu macam hasta karya dari barang bekas.
33. Dapat menggunakan simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, simpul
pangkal dan simpul jangkar.
III.SIAGA TATA
1. Islam
- Dapat membaca Al – Qur‟an dan mengetahui tanda bacanya.
- Dapat menyebutkan Asmaul Husna dan artinya.
- Dapat mengetahui dan mencaeritakan salah satu kisah Rasul.
- Dapat menyebutkan 10 nama MAlaikat dan tugasnya.
Katolik
- Tahu doa Iman, doa harapan, doa cinta kasih dan doa tobat.
- Telah mengikuti perayaan Ekaristi dan tahu arti Konsekras.
- Dapat mengenal nama Pastor Paroki dan nama Uskup setempat.
- Dapat menunjukkan kemahakuasaan Allah.
- Dapat menunjukkan tindakan manusia yang bergantup kepada Allah.
Protestan
- Dapat menghafal Lukas 10:27 (hokum kasih).
- Dapat mengucap dan menggunakan doa sederhan pada kesempatan
tertentu.
- Dapat menunjukkan kemahakuasaan Allah sedikitnya 5 macam.
- Dapat menunjukkan tindakan manusia yang bergantung kepada Allah,
sedikitnya 5 macam.
- Rajin mengikui sekolah Minggu di gerejanya.
68
Hindu
- Dapat menghafal bait-bait Puja Tri Sandya.
- Dapat menyebutkan hari-hari suci agama Hindu.
- Dapat memahami perbedaan makna dari perayaan hari-hari besar/suci
agama Hindu.
- Dapat menyebutkan beberapa nama Pura besar di Indonesia.
- Dapat menyebutkan bagian dari Panca Sradha.
- Dapat menyebutkan bagian dari Panca Yadnya.
- Dapat melakukan salah satu gerakan dalam Yoga Asanas.
Buddha
- Dapat melafalkan Paritta Namaskara.
- Dapat mengucapkan Paritta Vandana.
- Dapat mengucapkan Paritta Pancasila Buddis (Bahasa Indonesia)
2. Dapat mengajak temannya untuk mengamalkan Dwisatya dan Dwidarma.
3. Dapat menjelaskan tentang Salam Pramuka kepada teman seberungnya.
4. Telah memiliki buku tabungan dan sudah menbung uang secara teratur dalam
buku tabungannya selama sekurang-kurangnya 12 minggu sejak menjadi
Siaga Bantu. Seluruh atau sebagian dari uang itu diperoleh dari usahanya
sendiri.
5. Setia mambayar uang iuran kepada gugus depan dengan uang yang diperoleh
dari usahanya sendiri.
6. Dapat membuat lambang Gerakan Pramuka dari bahan yang ada.
7. Dapat memperagakan satu macam kegiatan seni budaya asal daerahnya.
8. Telah memiliki sedikitnya 5 tanda kecakapan khusus.
9. Dapat mengkritisi sesuatu masalah yang baik.
10. Dapat menolong seseorang dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
11. Rajin dan giat mengikuti latihan perindukan sebagai Siaga Bantu sekurang-
kurangnya 12 kali latihan.
12. Dapat menceritakan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
69
13. Dapat menceritakan sejarah bendera kebangsaan Indonesia dan tahu sikap
yang harus dilakukan pada waktu bendera kebangsaan dikibarkan atau
diturunkan serta dapat memelihara bendera kebangsaan.
14. Dapat menyebutkan sedikitnya 7 hari besar nasional, 4 hari besar dunia dan
10 nama pahlawan nasinal.
15. Dapat menyebutkan akibat melanggar peraturan di keluarga, barung,
perindukan, dan sekolah.
16. Dapat menyebutkan akibat melanggar adat/ budaya di lingkungannya.
17. Dapat mengajak temannya berbuat baik dan berkata benar.
18. Dapat menyebutkan Negara-negara ASEAN dan menunjukkan bendera
kebangsaanya.
19. Dapat menyebutkan perbuatan yang baik sesuai dengan sila-sila PAncasila.
20. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama
pada kecelakaan dan menyampaikan kepada dokter, rumah sakit, polisi dan
keluarga korban
21. Dapat menceritakan dasar terjadinya perbedaan waktu yang ada di Wilayah
Indonesia.
22. Dapat menunjukkan 8 macam arah mata angin dengan menggunakan kompas.
23. Dapat menulis surat kepada teman atau saudaranya dengan menggunakan
Bahasa Indonesia.
24. Dapat merawat peralatan elektronik, peralatan listrik dan alat komunikasi
yang ada di rumahnya.
25. Dapat memelihara organ tubuh.
26. Dapat melakukan olah raga secara tim.
27. Dapat mencuci peralatan dapur.
28. Dapat memelihara kebersihan halaman di rumah, sekolah, tempat ibadah atau
tempat lainnya.
29. Dapat melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu gaya
cabang olahraga renang.
30. Dapat menyebutkan 5 macam penyakit menular.
70
31. Dapat memelihara sedikitnya dua macam tanaman berguna, atau satu jenis
binatang ternak, selama kira-kira 4 bulan.
32. Dapat membuat 2 macam hasta karya dengan bahan yang berbeda.
33. Dapat membuat sedikitnya 2 macam ikatan.
71
SYARAT KECAKAPAN UMUM (SKU)
PENGGALANG
I. PENGGALANG RAMU
1. Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan hari-hari besar agama di Indonesia
3. Dapat menyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia serta nama tempat
ibadahnya.
4. Islam
- Dapat melakukan mandi wajib dan mengerti penyebabnya.
- Dapat melakukan sholat berjama‟ah
- Hafal 5 macam surat-surat pendek
Katolik
- Dapat berdoa Rosario, dan tahu artinya.
- Mengikuti Perayaan Ekaristi hari minggu dan menjadi putera.puteri altar.
- Dapat menyanyikan tiga macam lagu gereja
Protestan
- Dapat menyanyikan beberapa nyanyian Gereja
- Dapat menceritakan dua macam hikayat dari Alkitab.
- Dapat melakukan doa sederhana pada kesempatan tertentu.
- Dapat menyebutkan hari-hari raya kristiyani
Hindu
- Dapat melafalkan dan mengerti arti dari bait puja Tri Sandhya dan
melaksanakannya / praktik dalam kehidupan sehari-hari.
- Dapat menyebutkan nama-nama para Maha Rsi/Penerima wahyu
- Dapat menyebutkan nama-nama pura dalam cakupan Sad Kahyangan
- Dapat menyebutkan tokoh-tokoh dalam epos cerita Mahabharata dan
Ramayana
- Dapat menguraikan arti dan makna kata Tatwamsi
- Dapat menguraikan arti dan menjelaskan fase kehidupan dalam ajaran Catur
Asrama
- Dapat mempraktikan satu gerakan yoga Asanas.
72
Buddha
- Dapat menjelaskan arti/makna symbol yang terdapat di Altar Buddha.
- Dapat menyanyikan lagu Pancasila Buddis
- Dapat melakukan dana paramita.
5. Dapat menjelaskan tentang emosi
6. Dapat menyampaikan pendapat dengan baik dalam suatu pertemuan pasukan
penggalang
7. Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat dari penghijauan
8. Dapat mengetahui dan memahami tentang hak perlindungan anak
9. Ikut serta dalam kegiatan perkemahan penggalang sedikitnya 2 hari, sesuai
dengan standar perkemahan
10. Dapat menyebutkan tanda-tanda pengenal Gerakan pramuka sesuai dengan
golongan dan tingkatannya.
11. Mengetahui nama ketua RT hingga Lurah, Camat dan tokoh masyarakat atau
setidaknya di tempat tinggalnya.
12. Dapat mengetahui dan menyebutkan Kode kehormatan pramuka penggalang.
13. Rajin dan giat mengekuti latihan pasukan penggalang sekurang-kurangnya 8
kali latihan berturut-turut.
14. Tahu tentang :
a. Salam pramuka
b. Motto
c. Arti Lambang Gerakan Pramuka
15. Dapat menjelaskan sejarah dan kiasan warna serta cara menggunakan bendera
merah putih.
16. Dapat menjelaskan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
dengan sikap yang benar serta dapat menyanyikan 2 lagu wajib Nasional dan
1 lagu daerah nusantara.
17. Dapat menjelaskan tentang lambang Neraga RI
18. Dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
19. Telah menabung secara rutin dan setia membayar uang iuran untuk regunya
yang diperoleh dari usahanya sendiri.
73
20. Dapat menyebutkan dan menjelaskan manfaat sedikitnya 2 jenias alat
teknologi informasi modern.
21. Dapat mengetahui dan memilah sampah
22. Dapat menjelaskan teknik pejernihan air
23. Dapat membuat dan menggunakan simpul dan menggunakan simpul mati,
simpul hidup, simpul anyam, simpul tiang, simpul pangkal dan dapat
menyusuk tali, membuat ikatan serta menyambung dua tongkat.
24. Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar
25. Mengenal macam-macam sandi, isyarat morse dan semaphone.
26. Selalu berpakaian rapih, memelihara, kesehatan dan kebersihan dari serta
lingkungannya.
27. Dapat baris-berbaris.
28. Dapat menjelaskan sedikitnya 3 cabang olahraga dan dapat melakukan 2 jenis
cabang olahraga, salah satunya olahraga Renang
29. Mengetahui adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh.
30. Selalu melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 30 menit
II.PENGGALANG RAKIT
1. Mengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya
2. Membuat laporan singkat kegiatan keagamaan yang diikutinya.
3. Dapat menjelaskan bentuk toleransi beragama antar umat beragama
dilingkungannya
4. Islam
- Dapat menyebutkan, membaca, dan menghafalkan serta memimpin 8 doa
harian secara baik dan benar di hadapan regunya.
- Dapat menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW
- Selalu melaksanakan shalat wajib dan sholat Jum‟at bagi putera
Katolik
- Mengetahui siapa Kristus.
- Dapat berdoa dengan kata-katanya sendiri
Protestan
- Mengetahui makna doa
74
- Dapat menguraikan beberapa nyanyian Gerejani yang dikenal
- Mengetahui pembagian Alkitab
- Dapat menguraikan secara singkat isi dari dua buku di dalam Perjanjian
Baru
Hindu
- Dapat melafalkan dan memahami arti bait-bait Puja Tri Sandya serta
menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Dapat berperan aktif dalam setiap upacara/pelaksanaan Panca Yadnya di
masyarakat
- Dapat memahami dan mempraktikan ajaran Tatwamsi seperti menerapkan
sikap kasih sayang dalam kehidupan nyata, menolong makhluk yang lemah,
membatu yang terkena musibah, melestarikan suaka.
- Mempraktikan sikap hidup suka beramal/ berdana dunia
- Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita.
- Dapat mempraktikan minimal tiga gerakan Yoga Asanas
- Dapat menarikan salah satu bentuk tarian sacral keagamaan Hindu ( missal:
Tari Baris, Tari Rejang, Tari Wayang Orang dan lain-lain)
Buddha
- Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama.
- Dapat menyebutkan hari-hari raya Agama Buddha.
- Dapat melakukan sikap meditasi
- Dapat menyanyikan lagu Aku Berlindung
- Dapat melakukan dana paramita
5. Dapat melaksanakan dan memimpin diskusi regu
6. Menyebutkan cirri-ciri pengendalian emosi diri
7. Melakukan kegiatan penghijauan di lingkungannya atau di daerah lainnya serta
telah menanam dan merawat tanaman penghijauan
8. Dapat menjelaskan tentang hak perlindungan anak
9. Ikut serta dalam kegiatan Lomba Tingkat dan lomba-lomba Pramuka
Penggalang, di gugus depan dan kwartir.
10. Dapat menyebutkan tanda-tanda pengenal pada pakaian seragam.
75
11. Dapat membuat struktur pemerintahan dari tingkat kelurahan hingga RT di
tempat tinggalnya.
12. Dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Satya dan Darma
Pramuka Penggalang
13. Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan penggalang sekurang-kurangnya 10
kali latihan berturut-turut.
14. Dapat menjelaskan dan melaksanakan cara member salam pramuka
15. Dapat menjelaskan sejarah bendera merah putih dan perlakuannya (
Memahami UU No. 2 Tahun 2009)
16. Dapat menjelaskan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dan
perlakuannya ( Memahami UU No. 24 Tahun 2009)
17. Dapat menjelaskan lambang Negara dan perlakuannya ( Memahami UU No.
24 2009)
18. Selalu berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
Dapat membuat laporan secara tertulis dari hasil pertemuan yang diikutinya.
19. Memiliki tabungan atas nama pribadi, Aktif menabung secara rutin dengan
menunjukan keaktifannya menabung di regunya.
20. Dapat mengoperasikan dan merawat salah satu teknologi informasi.
21. Dapat mengolah sampah serta mempraktikan cara pengolahannya secara
composting
22. Dapat melakukan proses penjernihan air secara sederahana.
23. Dapat membuat beberapa jenis pioneering, seperti :
- Rak piring - Ting jemuran
- Meja makan - Menara kaki tiga
24. Dapat menggunakan kompos dan membuat peta pita, menaksir kecepatan
arus dan kedalaman.
25. Dapat membuat dan menerjemahkan sandi, menerima berita dengan
menggunakan bahasa morse dan semahone.
26. Selalu berpakaian rapih di setiap saat dan memlihara kesehatan dan
kebersihan diri di lingkungannya.
27. Dapat memimpin regunya untuk baris berbaris.
76
28. Tahu peraturan permainan 3 cabang olahraga yang dipilihnya dan dapat
melakukan salah satu yang dipilihnya.
29. Mengetahui cirri-ciri perubahan fisik tubuh pada dirinya dan faham akan
norma-norma pergaulan.
30. Dapat menunjukkan jadwal kegiatan fisik dan gerakan tubuh yang dilakukan
setiap hari.
III.PENGGALANG TERAP
1. Taat menjalankan ibadah sesuai agamanya dan mengajak orang lain untuk
beribadah
2. Berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan baik dalam
Gerakan Pramuka mupun di masyarakat.
3. Dapat mengajak teman/orang lain untuk berperilaku toleran antar umat
beragama.
4. Islam
- Dapat bertindak sebagai imam dalam sholat berjama‟ah di perkemahan.
- Dapat menghafal 10 macam dao harian dan hafal 10 macam surat pendek
- Dapat memimpin doa
- Selalu melaksanakan sholat berjama‟ah di Masjid / Musholla
Katolik
- Tahu arti perayaan Ekaristi, dan bagian-bagian yang penting
- Tahu peralatan Misa dan warna-warna Liturgi.
- Tahu hirearki Gereja.
Protestan
- Dapat memimpin beberapa nyanyian Gerejani dalam pertemuan-pertemuan
Penggalang.
- Dapat memimpin doa dalam pertemuan-pertemuan penggalang
- Dapat menjelaskan Hukum Kasih (Lukas 10: 27 dan Matius 22:37-40)
- Dapat menjelaskan tentang dua belas pengakuan iman Rosuli.
Hindu
- Dapat melafalkan dan memhami arti bait-bait dalam mantra Puja Tri Sandya
derta dapat dan mampu memimpin pelaksanaan persembahyangan.
77
- Dapat menyebutkan bagian-bagian kepemimpinan Hindu dalam Asta Brata
- Dapat memahami serta menerapkan Ajaran Tri Hita Karana dalam
kehidupan sehari-hari
- Dapat menjelaskan pengertian dan konsep ajaran Rwa Bhineda.
- Dapat menguraikan dan memahami kaitan ajaran Catur asrama dan catur
Purusan Artha.
- Dapat mempraktikan minimal lima gerakan Yoga Asanasas.
- Dapat menarikan lebih dari satu bentuk tarian sacral kegamaan Hindu
- Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita.
Buddha
- Dapat melakukan kebaktian baik perorangan maupun bersama-sama
- Dapat melakukan meditasi.
- Dapat menyanyikan lagu Malam Suci Waisak.
- Dapat menyebutkan tempat-tempat suci Agama Buddha
- Dapat menceritakan silsilah keluarga Pangeran Sidharta Gotama.
5. Dapat mengendalikan emosi teman sebayanya.
6. Dapat memimpin pertemuan Pasukan Penggalang
7. Mengajak teman sebaya/regunya untuk melakukan kegiatan penghijauan dan
memelihara di lingkungannya atau di daerah lain.
8. Dapat mensosialisasikan kepada teman sebaya tentang hak perlindungan anak
9. Telah ikut serta dalam kegiatan Jambore/Lomba Tingakt/Perkemahan lainnya.
10. Dapat menjelaskan tanda-tanda pengenal Gerakan Pramuka
11. Dapat menjelaskan tugas dan fungsi seorang Kepala Desa/Lurah, Camat,
Bupati/ Walikota.
12. Dapat mengajak anggota regudan pasukannya untuk senantiasa mengamalkan
kode kehormatan Pramuka Penggalang.
13. Rajin dan giat mengikuti latiahan pasukan Penggalang sekurang-kurangnya
12 kali latihan berturut-turut.
14. Dapat menjelaskan dan menggunakan Salam pramuka
15. Dapat mengibarkan dan menurunkan bendera sang merah putih pada upacara
hari-hari besar nasional atau sejenisnya.
78
16. Dapat memimpin lagu Indonesia Raya di depan orang lain pada suatu
upacara. Dapat menyanyikan 4 lagu wajib, 3 lagu daerah tempat tinggalnya
dan 3 macam lagu daerah lainnya.
17. Dapat menjelaskan Lambang Negara Republik Indonesia di depan pasukan
atau teman sebayanya.
18. Dapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pertemuan
resmi.
19. Dapat menjelaskan kepada anggota regunya/pasukannya menfaat menabung
dan membayar uang iuran serta mengajak untuk melakukan gemar menabung.
20. Dapat mengajarkan penggunaan teknologi informasi sedikitnya 2 jenis
kepada teman sebayanya.
21. Ikut mensosialisasikan cara pengolahan sampah
22. Dapat mensosialisasikan cara penjernihan air
23. Dapat membuat pioneering :
- Jembatan sederhana
- Menara pandang sederhana
24. Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus, menaksir
tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman
25. Dapat menerima dan mengirim berita dengan menggunakan bendera morse
dan semaphone serta dapat membuat sandi hasil kreasi pribadi lengkap
dengan kuncinya.
26. Selalu berpakaian rapih di setiap saat dan menjadi contoh bagi teman-
temannya untuk memelihara kesehatan serta kebersihan diri di
lingkungannya.
27. Dapat memimpin dan melatih baris berbaris di pasukannya.
28. Dapat melaksanakan olahraga beregu dan melakukan 3 jenis cabang olah raga
serta tahu peraturannya ( Salah satunya olah raga renang)
29. Dapat mengatasi adanya perubahan perkembangan fisik tubuh.
30. Dapat menjelaskan manfaat dan melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya
45 menit.
79
Lampiran 2
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
TINGKAT PURWA GOLONGAN PENGGALANG
1. Syarat-syarat SKK Sholat
a. dapat menjalankan tayamum dan mandinya,
b. memahami syarat-syarat, rukun, dan yang membatalkan sholat.
Gambar 1: SKK Sholat
2. Syarat-syarat SKK Khotib
a. tahu dan dapat melaksanakan syarat dan rukun khotib,
b. dapat berkhotbah dengan sopan dan dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh umum.
Gambar 2: SKK Khotib
3. Syarat-syarat SKK Qori
a. telah membaca Al-Qur‟an juz 1 sampai dengan juz 10,
b. faham akan tajwid dan mahroj dalam membaca Al-Qur‟an.
Gambar 3: SKK Sholat
80
4. Syarat-syarat SKK Muadzin
a. faham akan arti lafal adzan,
b. dapat menyerukan adzan dengan lagu dan suara keras dan merdu,
Gambar 4: SKK Muadzin
5. Syarat-syarat SKK Penabung
a. Memiliki buku Tabanas, buku tabungan pelajar
b. Dapat menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya sekurang-
kurangnya selama 6 bulan
c. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu “Mari Menabung “ Ciptaan Imam
Santoso”
Gambar 5: SKK Penabung
6. Syarat-syarat SKK Pengatur Rumah Tangga
a. Dapat mengatur isi dan menghias suatu ruangan secara sederhana, tetapi
berseni (artistik), dengan memperhatikan komposisi, bentuk dan warna
ruang tamu, ruang tidur, ruang belajar, ruang makan, ruang tunggu, atau
ruang lainnya,
b. Dapat membuat sedikitnya dua macam hiasan sederhana dari barang-
barang yang ada di sekitanya, misalnya dengan menggunakan bunga
kebun, kertas, batu, buah-buahan, tanaman, dahan-dahan, atau bahan
lainnya,
c. Mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara
(ventilasi).
81
Gambar 6: SKK Pengatur Rumah Tangga
7. Syarat-syarat SKK Penyanyi
a. Dapat membaca not angka dan tahu tanda-tanda serta istilah not angka,
b. Dapat menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya (3 bait), 3 lagu
Indonesia lainnya, dan 3 lagu Pramuka,
c. Dapat menyanyikan sebuah lagu, baik suara pertama maupun suara
keduanya,
Gambar 7: SKK Penyanyi
8. Syarat-syarat pengatur meja makan
a. Dapat menyiapkan tempat dan menghidangkan jamuan minum the panas
dengan kue ala kadarnya,
b. Dapat menyiapkan meja untuk menghidangkan makan pagi dengan nasi
atau roti secara Eropa, dan tahu cara pengguaan sendok, garpu dan pisau
pada makan pagi,
c. Tahu dan dapat melipat serbet makan dengan bermacam cara,
d. Tahu sopan santun makan dan penyajikan makanan.
Gambar 8: SKK Pengatur Meja Makan
9. Syarat-syarat SKK Dirigen
a. Dapat membaca not angka dan tahu tanda-tanda serta istilah not angka,
82
b. Dapat menyanyikan dua buah lagu nasional/daerah dan dua buah lagu
Pramuka, baik notasi maupun kata-katanya,
c. Dapat memimpin regunya untuk menyanyikan:
(1) lagu Indonesia Raya,
(2) dua buah lagu nasional/daerahnya, dan
(3) dua buah lagu Pramuka,
d. Mengerti cara pemberian aba atau tanda birama dengan tangan untuk lagu-
e. lagu yang sederhana.
Gambar 9: SKK Dirigen
10. Syarat-syarat SKK Pengamat
a. Dapat mengingat 10 dari 15 macam benda yang dilihatnya dalam 1 menit
(dilakukan dua kali percobaan dengan benda-benda yang berlainan),
b. Dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang
dirabanya, dicium, dikecap dengan lidah, dan suara yang didengarnya,
c. Dapat mengikuti jejak sejauh 3 km, dengan menggunakan tanda jejak
sederhana dari bahan alam sekitarnya, dan dapat mencatat sedikitnya 70%
dari seluruh tanda yang dibuat penguji,
d. 1. Mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup jenis binatang yang
ada di sekitarnya, atau
2. Mengetahui nama dan mengenal 10 macam tumbuh - tumbuhan /
buah-buahan / sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan
tumbuh didaerahnya, atau
3. Mengetahui nama dan mengenal beberapa macam jamur (fungi) yang
dapat dimakan atau yang beracun, yang tumbuh di daerahnya.
83
Gambar 10: SKK Pengamat
11. Syarat-syarat SKK Gerak Jalan
a. Mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri, berjalan
(secara cepat/lambat), start waktu berlomba gerak jalan,
b. Mengerti cara mencegah dan merawat lepuh di kaki, cara beristirahat
selama dan sesudah gerak jalan,
c. Pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh
10 km untuk putera dan 8 km untuk puteri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali.
Gambar 11: SKK Gerak Jalan
12. Syarat-syrat SKK Penyelidik
a. Dapat memperlihatkan kecakapannya menyembunyikan diri atau
menyamar secara sederhana, sehingga sukar dikenali orang (camouflage),
b. Mempunyai catatan/bukti bahwa ia telah:
1. Mengetahui cara dan kebiasaan hidup dari satu jenis/macam binatang,
atau
2. Mengenal sedikitnya 2 macam tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain, baik
yang berguna maupun yang merusak/beracun bagi manusia/hewan, atau
3. Mengenal 2 macam jamur yang dapat dimakan orang atau yang beracun
dan tahu bahaya, pencegahan dan pengobatan atas keracunan itu,
c. Dapat mengenali dua orang teman/pembina/pengujinya yang menyamar
ditengah orang banyak, dan dapat memberikan laporan tentang keadaan
84
dan kegiatan yang dilakukan orang itu selama lebih kurang 10 menit yang
dilihatnya dari jarak tertentu,
d. Dapat memperlihatkan kecakapannya mengikuti (membayangi),
merunduk, atau merayap (dengan salah satu gaya merayap sesuai dengan
tempatnya), melalui jarak lebih kurang 300 meter, mendekati
penguji/orang lain di tempat tertentu secara diam-diam, tanpa terlihat dan
terdengar.
Gambar 12: SKK Penyelidik
13. Syarat-syarat SKK Juru Kebun
a. Mengenal sedikitnya 5 jenis tanaman hias, 5 jenis tanaman buah-buahaan,
dan 5 jenis tanaman sayur-sayuran,
b. Dapat membuat dan mempergunakan pupuk kompos,
c. Mengenal sedikitnya 3 macam hama dan penyakit tanaman dan tahu cara
pencegahan dan pemberantasannya,
d. Telah memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu jenis tanaman
buah-buahan, atau satu jenis tanaman sayur-sayuran sampai berbunga,
sampai berbuah, sampai dipanen, atau sedikitnya selama 3 bulan.
Gambar 13: SKK Juru Kebun
85
14. Syarat-syarat SKK Juru Potret
a. Dapat memelihara alat fotografi, dan tahu merek, ASA/DIN, masa laku
dan penggunaan beberapa jenis film,
b. Dapat menggunakan alat fotografi, dan tahu cara kerja bagian-bagiannya,
misalnya penggunaan diafrahma sesuai dengan cuaca, pengatur jarak, dan
sebagainya,
c. Telah memotret dengan tustel film, dan berhasil baik benda tak bergerak,
misalnya pemandangan alam, keadaan perkemahan, bangunan monumen,
dan sebagainya, masing-masing 3 buah.
Gambar 14: SKK Juru Potret
15. Syarat-syarat SKK Peternak Ayam
a. Telah memelihara ayam sebanyak lebih dari 10 ekor, selama sedikitnya 3
bulan,
b. Mengerti dan dapat membuat ramuan makanan ayam (termasuk untuk
anak ayam dan ayam yang sedang bertelur) serta dapat mengatur waktu
pemberian makan/minum,
c. Tahu dan dapat memelihara kandang, membersihkan dan mencegah
kemungkinan serangan penyakit/gangguan terhadap ayam,
d. Mengerti dan dapat menjelaskan manfaat daging dan telur ayam untuk
kesehatan manusia dan dapat memilih serta menyimpan telur,
Gambar 15: SKK Peternak Ayam
86
16. Syarat-syarat SKK Juru Isyarat Bendera
a. Memahami abjad Semaphore dan Morse,
b. Dapat membuat menara isyarat sederhana,
c. Memahami isyarat peluit laut,
d. Dapat menerima isyarat dengan bendera.
Gambar 16: SKK Juru Isyarat Bendera
17. Syarat-syarat SKK P3K
a. Mengetahui cara dan dapat menolong kecelakaan luka iris, luka garuk,
luka bakar/kena benda panas, benjut/memar, terkilir, hidung berdarah,
tersengat/tergigit binatang berbisa, dan debu di mata,
b. Mengetahui cara dan dapat mencegah dan menolong orang yang
mengalami hilang semangat (collapse), pingsan, matisuri (schijndood), dan
trersengat sinar matahari (zonnesteek),
c. Mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapih:
pembalut segitiga (mitella), dan pembalut panjang (zwapchtel verband)
untuk luka di jari, lengan, tangan, kepala, lutut dan betis,
d. Mengetahui letak urat-urat nadi terpenting, dan mengetahui cara
penghentian pendarahan urat nadi,
e. Dapat membuat tandu darurat dengan cepat dan rapih, dan tahu serta dapat
mengangkut penderita dengan berbagai cara, secara seorang diri maaupun
bersama dengan teman,
f. Mengetahui dan dapat melakukan dengan baik dua pernafasan tiruan
(kunstmatige ademhaling),
87
g. Mempunyai pengetahuan tentang obat-obatan/ramuan yang dapat
digunakan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan,
h. Mengetahui nama, alamat, nomor tilpon Puskesmas (poliklinik), rumah
sakit, dan dokter setempat,
Gambar 17: SKK P3K
18. Syarat-syarat SKK Menjahit
a. Dapat menisik kain yang robek memanjang, berlubang (kena rokok), robek
menyudut (seperti mulut katak) dan menambal kain koyak,
b. Dapat menjahit pakaian anak-anak/bayi, atau dapat menjahit pakaian
dalam/olahraga/renang untuk diri sendiri,
c. (1) Mengerti bagian-bagian mesin jahit (tangan/kaki) dan pemeliharannya,
dan/atau
(2) Mengambil usuran badan,
d. Mengerti dan dapat membiuat sum biasa dan sum pinggiran (open zoom).
Gambar 18: SKK Menjahit
19. Syarat-syarat SKK Pengaman kampung
a. Dapat membuat kentongan dan menerangkan kepada masyarakat
sekitarnya tentang pentingnya kentongan sebagai tanda-tanda bahaya,
berikut tanda-tandanya,
b. Membantu sedikitnya tiga kali melakukan ronda malam di
kampung/desanya.
88
Gambar 19: SKK Pengaman Kampung
20. Syarat-syarat SKK Penjelajah/Mencari Jejak
a. Dapat mengetahui sedikitnya 8 macam tanda jejak yang biasa digunakan
dalam pramuka dari berbagai macam bahan yang ada, misalnya tanda
dengan kapr, batu, kayu, rumput, dsb
b. Dapat mengikuti jejak yang dibuat pengujinya sejauh sedikitnya 3 km,
tanpa tersesat dan dilakukan sedikitnya 2 kali, serta dapat memperlihatkan
catatan tanda-tanda yang ditemukannya dengan 80% benar
c. .Dapat membaca surat sandi yang ditemukannya dalam perjalananan
dengan kesalahan maksimum 25%
d. Dapat menceritakan keadaan yang terjadi di sekitar jalan yang dilaluinya
termasuk menyebut tempat penting seperti : Puskesmas, Dokter, Kantor
Polisi, Sekolah, Bengkel, Pasar, Stasiun/Terminal, Kantor Pos dan
Telepon, Telegrap dan sebagainya.
e. Dapat mengenal beberapa macam jejak binatang yang ada disekitar tempat
tinggalnya.
Gambar 20: SKK Penjelajah/Mencari Jejak
21. Syarat-syarat SKK Juru Masak
a. Dapat membuat dapur dan tahu persyaratannya,
b. Mengetahui cara dan dapat membuat api terbuka dengan kayu tanpa
minyak,
c. Dapat menghidangkan masakan untuk 5 orang yang terdiri dari:
- nasi
89
- satu jenis lauk kering (goreng atau bakar, tanpa kuah)
- satu jenis hidangan pencuci mulut
- minuman teh atau kopi panas,
d. Mengetahui cara menyimpan makanan menurut peraturan kesehatan,
e. Pernah membantu juru masak di suatu perkemahan 24 jam,
Gambar 21: SKK Juru Masak
22. Syarat-syarat SKK Berkemah
a. Sedikitnya sudah 3 kali mengikuti perkemahan (Sabut-Minggu-Persami)
dan satu kali perkemahan yang lebih dari dua malam
b. Dapat memperlihatkan cara menyusun isi kantong punggung (rugyzak
ransel) dengan baik dan rapih.
c. Mengetahui dan dapat mendirikan tenda, regu ( untuk 6-10 orang dengan
rapid an benar, termasuk pemakaian simpul dari pembuatan paritnya.
d. Mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regu ( mengatur barang-
barang dalam tenda, isi tenda dapur, barang-barang di rak piring, rak
sepatu, dll)
e. Mengetahui dan dapat menjaga kebersihan perkemahan regu termasuk
pembuatan tempat sampah basah dan termpat sampah karing, serta
membawa pulang ke rumah alat-alat dapur dan barang-barang lainnya
dalam keadaan bersih.
Gambar 23 : SKK Berkemah
90
23. Syarat-syarat SKK Pengumpul Perangko
a. telah sedikitnya 3 bulan membuat kumpulan perangko sebanyak 200
lembar atau lebih, dari berbagai jenis,
b. Telah menyusun dan mengatur kumpulannya dengan rapih dan sistematis,
dan menuliskan keterangan-keterangan sekedarnya (misalnya tanggal
penerbitannya, masa berlakunya, dan sebagainya),
c. Mengetahui beberapa istilah yang banyak digunakan di kalangan
pengumpul perangko (philatelis), misalnya sampul hari pertama, perforasi,
roltanding, dan sebagainya,
Gambar 23: SKK Pengumpul Perangko
24. Syarat-syarat SKK Juru Peta
a. Menggunakan kompas atau alat lain untuk mecari arah kiblat,
b. Membuat denah bangunan tempat tinggalnya atau bangunan lain (satu
tingkat), termasuk halamannya dengan skala tertentu,
c. Mengerti beberapa macam tanda-tanda di peta, misalnya gunung, sungai,
kota, batas wilayah, dan sebagainya,
d. Membuat sketsa peta wilayah sekitar tempat tinggalnya dengan radius
sedikitnya 1 km dan menunjukkan letak tempat-tempat penting, misalnya
pasar, masjid/gereja, sekolah, lapangan olahraga, Puskesmas/balai
kesehatan, dan sebagaiya,
Gambar 24: SKK Juru Peta
91
25. Syarat-syarat SKK Pengendara Sepeda
a. (1) Mengerti nama, guna dan pentingnya bagian-bagian dari sebuah
sepeda,
(2) Mempunyai dan telah memelihara dengan baik sebuah sepeda
sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu tanpa mengalami kesulitan
sedikitnya selama 6 bulan
b. Mengerti peraturan dan tanda-tanda lalu lintas yang banyak dipergunakan
di jalan-jalan di daerahnya,
c. Pernah bersepeda sedikitnya sejauh 20 km untuk putera dan 15 km untuk
puteri,
d. (1) dapat membawa benda dengan salah satu tangannya sambil
mengendarai sepeda,
(2) dapat naik dan turun dari sepeda, dari sisi kanan atau kiri,
(3) khusus untuk putera: dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan,
misalnya ban bocor, dan lain-lain,
Gambar 25: SKK Pengendara Sepeda
26. Syarat-syarat SKK Penunjuk Jalan
a. Dapat menggambar sketsa daerah kecamatan/kabupaten (tergantung
kepadatan penduduknya), serta jalan-jalan menuju ke ibukota kecamatan,
kabupaten-kabupaten lain yang berdekatan,
b. Tahu dan dapat menjelaskan jalan ke:
(1) rumah RT/RW/Lurah,
(2) Pos Polisi, Hansip, Keamanan Kampung,
(3) Pos Pemadam Kebakaran,
(4) Pos PPPK, rumah sakit, dokter, apotik, PMI
92
(5) tempat ibadat, pasar, toko,
(6) stasiun bis, kereta api, taksi, oplet, dan route/jamnya
(7) hotel/losmen, restoran, warung-warung,
c. Dapat mengantar orang lain ke salah satu tempat tersebut nomor 2 pada
jarak maksimum 5 km untuk daerah yang padat penduduknya, dan 10 km
untuk daerah berpenduduk jarang,
d. Dapat menunjukkan jalan-jalan (dan bila ada nama baaru dan lama jalan
tersebut) sedikitnya di daerah/wilayah kelurahannya,
Gambar 26: SKK Penunjuk Jalan
27. Syarat-syarat SKK Korespondensi
a. Dapat membuktikan bahwa ia mempunyai sahabat pena paling sedikit 3
orang dari kwartir daerah yang berlainan,
b. Mengetahui cara dan dapat menggunakan mesin ketik atau mengetahui dan
dapat melaksanakan pencatatan surat-surat (agenda dan ekspedisi),
c. Dapat membuat surat-surat:
1) undangan,
2) ucapan terimakasih/belasungkawa,
3) pemberitahuan/izin,
4) Pengumuman
5) Telegram
d. Mengetahui cara dan dapat melaksanakan pengiriman:
1) uang poswesel,
2) Berita telegram
e. Dapat membuat sedikitnya 2 macam hiasan sederhana dan barang-barang
yang ada di sekitarnya misalnya dengan menggunakan bunga kebun,
93
kertas, batu, buah-buahan, tanaman, dahan-dahan atau bahan-bahan
lainnya.
f. Mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara (ventilasi)
Gambar 27: SKK Korespondensi
28. Syarat-syarat SKK Juru Semboyan
a. Mengerti dan dapat mengirim tanda-tanda dengan semboyan tangan dan
semboyan peluit, serta hafal abjad Morse dan Semaphore,
b. Mengetahui ukuran, warna tempat, waktu sikap dan cara penggunaan
bendera Semaphore dan Morse beserta tongkatnya,
c. Dapat mengirimkan dan menerima berita dengan peluit dan huruf abjad
Morse, serta dengan bendera semua huruf Semaphore yang terdiri dari
sekurang-kurangnya 50 huruf, dan kesalahan maksimum 20%.
Gambar 28: SKK Juru Semboyan
94
SYARAT-SYARAT TANDA KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
GOLONGAN SIAGA
1. SKK: SHOLAT:
a. Mengetahui cara dan dapat mengambil air sholat (berwudhu).
b. Dapat membaca dua kalimat syahadat.
c. Dapat beristinjak dan membersihkan najis.
Gambar 1: SKK Sholat
2. SKK: QORI:
a. Dapat menjalankan adat sopan-santun membaca Al-Qur‟an (pakaian,
sikap, kebersihan).
b. Dapat membaca maqadam Al-Qur‟an dan dua surat dari juz ‟Amma
dengan menghafal.
c. Dapat membaca surat Al Fatikhah dengan baik.
Gambar 2: SKK Qori
3. SKK: PENABUNG:
a. Memiliki buku tabungan, buku Tabanas / Simpedes/ Tappram / atau buku
Tabungan Pelajar.
b. Dapat menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya.
95
Gambar 3 : SKK Penabung
4. SKK: DO‟A (Agama Katolik)
a. Membuat tanda salib dengan ucapannya yang benar
b. Mengucapkan doa “Bapa Kami”
c. Mengucapkan doa “ Salam Maria”
Gambar 4: SKK Do‟a (Agama Katolik)
5. SKK: GEREJA (Agama Katolik)
a. Pramuka siaga harus tahu nama Pastor Parokinya
b. Harus tahu Ketua Dewan Paroki
c. Alamat Gerejanya.
Gambar 5: Gereja (Agama Katolik)
6. SKK: SAKSI KRISTUS(Agama Kristen Protestan)
a. Menggambar dan membuat sebuah salib sebagai hiasan
b. Menceritakan tentang Natal, Jum‟at Agung dan Paskah
c. Hafal perkataan Tuhan Yesus di Kayu Salib
Gambar 6: SKK Saksi Kristus
96
7. SKK: TERANG ALKITAB ( Agama Kristen Protestan)
a. Hafal sepuluh ayat dari dalam Alkitab
b. Tahu nama kitab-kitab dalam Perjanjiaan Lama
c. Tahu nama dua belas murid Tuhan Yesus
Gambar 7: SKK Terang Alkitab
8. SKK: PENGATUR RUMAH
a. Dapat mengatur dan menempatkan alat-alat rumah tangga, meja, kursi, rak
majalah, almari dan lain-lain di salah satu ruangan, misalnya : Ruang
tamu, kamar tidur, ruang kerja, ruang istirahat.
b. Dapat menyusun gambar, bunga, tanaman, tirai dan lain-lain sebagai
hiasan atau dekorasi ruangan.
c. Dapat mengatur dan menyiapkan meja makan.
Gambar 8: SKK Pengatur Rumah
9. SKK: PENGATUR MEJA MAKAN
a. Dapat menyiapkan dan menghidangkan minuman the/kopi panas untuk
keluarga sendiri/tamu
b. Dapat menyiapkan meja makan secara sederhana untuk makan
siang/malam bagi keluarganya sendiri
c. Tahu dan dapat makan dengan /tanpa sendok garpu dan tahu sedikitnya
sopan santun makan.
Gambar 9: Pengatur Meja Makan
97
10. SKK: PEMIMPIN MENYANYI (DIRIGENT)
a. Dapat menyanyikan dua buah lagu nasional/daerahnya dan dua buah lagu
pramuka baik kata-katnya maupun nootnya dengan nada dan irama yang
tepat.
b. Dapat memimpn barungnya untuk menyanyikan:
- Lagu Indonesia Raya ( bait. I)
- Sebuah lagu nasional daerah.
- Sebuah lagu pramuka
Gambar 10: SKK Pemimpin menyanyi
11. SKK: PENYANYI
a. Dapat menyanyikaa lagu Kebangsaan Indonesia Raya (bait I) dan salah
satu lagu:
- Ibu Kita Kartini
- Bagimu Negeri
- Satu Nusa Satu Bangsa
b. Dapat menyanyikan 5 buah lagu Pramuka dan tiga lagu daerahnya sendiri
c. Dapat menyanyikan not lagu-lagu tersebut nomor dua
Gambar 11: SKK Penyanyi
12. SKK: PELUKIS
a. Dapat mengenal gambar seorang tokoh nasional atau tokoh pelukis
Indonesia atau mengenai hasil karya seorang pelukis Indonesia yang sudah
terkenal
98
b. Dapat membedakan lukisan yang dibuat pensil, cat air, cat minyak atau
bahan lain, hasil karya orang lain.
Gambar 12: SKK Pelukis
13. SKK: GERAK JALAN
a. Mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri dan berjalan
(cepat/ lambat)
b. Mengerti cara mencegah dan merawat lepuh kaki,
c. Pernah mengikuti gerak jalan dalam satuan barung/perindukannya sedjauh
5 km untuk putera dan 3 km untuk puteri dan dilakukan sekurang-
kurangnya 2 kali
Gambar 13: SKK Gerak Jalan
14. SKK:PENGAMAT
a. Dapat menggunakan pancainderanya untuk mengenal dan mengingat
sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, dirama,
atau suara yang didengarnya,
b. Dapat mengikuti jejak sejauh 1 km dengan menggunakan tanda jejak
sederhana (secara Siaga),
c. Mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup dari satu jenis
binatang yang terdapat di sekitarnya, atau
d. Mengetahui nama dan mengenal macam tumbuh-tumbuhan/buah-
buahan/sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh di
daerahnya.
99
Gambar 14: SKK Pengamat
15. SKK: PERENANG
a. Berenang dengan gaya bebas sejauh 15 meter
b. Mengapung di atas punggungnya selama kurang lebih 10 detik dalam air
tawar atau 15 detik dalam air asin, atau secara tegak dengan menggunakan
gerakan kaki/tangan selama 20 detik dalam air tawar atau 30 detik pada air
asin.
c. Berenang dengan salah satu gaya tertentu sejauh sedikitnya 10 meter
d. Dapat menyelam dan melompat ke dalam air dari tepi kolam/papan loncat.
Gambar 15: SKK Perenang
16. SKK: PENCAK SILAT
a. Salah satu tipe senam pagi Indonesia/Senam Pramuka
b. Latihan dasar Pencak Silat(PaketA)
c. Senam Irama Pencak Silat
d. Permainan ketangkasan.
Gambar 16: SKK Pencak Silat
17. SKK: PETERNAK AYAM
a. Telah memelihara ayam sebanyak 5 ekor atau lebih selama sdikitnya 2
bulan
100
b. Telah memperlihatkan usaha pemelihara ayam, misalnya: memberi dan
membersihkan kendang.
Gambar 17: SKK Peternak Ayam
18. SKK: JURU KEBUN
a. Dapat mengenal sedikitnya 2 macam tanaman buah-buahan, 2 jenis
tanaman sayur-sayuran.
b. Dapat mempergunbakan pupuk kompos,
c. Telah menanam dan memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu
jenis tanaman buah-bahan, satu jenis tanaman sayur-sayuran sampai
berbunga, berbuah, sampai dipanen, atau sedikitnya selama 3 bulan.
Gambar 18 : SKK Juru Kebun
19. SKK: JURU ANYAM
a. Dapat membuat sedikitnya 3 macam barang anyaman sederhana, misalnya
beberapa cara membuat kantong ketupat, tempat tembakau (slepen),
kerangjang kecil, bleketepe(anyaman daun kelapa muda), kertas merang
jerami, rumput pandan dan sebagaimana.
b. Tahu tempat di dedapannya bahan-bahan tersebut dan cara menyiapkan
untuk dikerjakan.
Gambar 18 : SKK Juru Anyam
20. SKK: JURU POTRET
a. Tahu nama /merk film, istilah ASA/DIN, jumlah ekslemper dan batas laku
dari beberapa jenis film dan dapat memasang film di alat pemotret.
101
b. Dapat mengatur/memasang foto-foto dalam album dan dapat menjelaskan
alasannya ia mengatur demikian.
c. Dapat memotret dengan film hitam putih dri keadaan perkemahan dan
bangunan-bangunan.
Gambar 20: SKK Juru Potret
21. SKK: PENJAHIT
a. Dapat membuat sapu tangan atau alas meja (taplak) meja dengan tangan /
mesin jahit.
b. Dapat memasang kancing (lubang baju) dan membuat lubang kancing.
c. Dapat membuat tanda barung dari kain dan menjahit tanda barung kain di
bajunya.
d. - Dapat membuat pakaian untuk boneka, atau;
- Dapat membuat mainan (boneka) dari kain;
- Membuat pakaian dalam untuk sendiri;
- Membuat pakaian bayi (popok, gurita, baju, dll).
Gambar 21: SKK Menjahit
22. SKK: PENGENDARA SEPEDA
a. Mempunyai dan telah memelihara dengan baik sebuah sepeda sehingga
dapat dipergunakan sewaktu-waktu tanpa mengalami kesulitan, sedikitnya
selama 3 tahun.
b. Mengerti nama, guna dan pentingnya bagian-bagian pokok dari sebuah
sepeda
102
c. Pernah bersepeda sesikitnya sejauh 12 Km untuk putra dan 10 km untuk
Putri
d. Mengerti peraturan dan tanda-tanda lalu lintas yang banyak dipergunakan
dijalan-jalan di daerahnya.
Gambar 22: SKK Pengendara Sepeda
23. SKK: JURU MASAK:
a. Dapat memasak dan menyiapkan air minum,
b. Bersama seorang teman membuat makanan cuci mulut, dengan bahan-
bahan yang mudah didapat di daerahnya, misalnya singkong, ubi, pisang,
sagu, terigu, atau bahan lainnya,
c. Membuat satu jenis lauk-pauk sederhana yang digoreng/direbus/dibakar,
d. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hidangan 4 sehat 5 sempurna.
Gambar 23: SKK Juru Masak
24. SKK: JURU ISYARAT BENDERA
a. Mengenal benar isyarat Morse dan Semapore
b. Dapat mengirim sedikitnya 10 Huruf isyarat Morse atau Semapore
c. Dapat menerima isyarat dengan bendera huruf yang telah diketahui
tersebut pada angka 2 di atas
25. SKK: BERKEMAH
a. Sedikitnya sudah 3 kali mengikuti Perkemahan Sehari (Persari =
Dagkamp),
103
b. Dapat mengatur barang-barang di dalam tendanya,
c. Mengerti dan dapat menjaga kebersihan perkemahan barungnya.
Gambar 25: SKK Berkemah
26. SKK:PENJELAJAH
a. Dapat mengikuti jejak dengan tanda jejak sederhana sejauh sedikitnya satu
kilometer, tanpa tersesat dan sedikitnya dua kali dilakukan
b. Dapat menceritakan keadaaan yang terjadi disekitarnya jalan yang
dilaluinya termasuk tempat-tempat penting seperti : Puskesmas, Dokter,
Kantor Polisi, Sekolah, Bengkel, dll
c. Dapat mengenal beberapa macam jejak binatang yang ada disekitar tempat
tinggalnya.
Gambar 26: SKK Penjelajah
27. SKK:PENGAMAN LALU LINTAS
a. Dapat menolong orang menyebrang dan untuk itu memberhentikan lalu
lintas kendaraan yang lewat
b. Memberi penjelasan-penjelasan kepada orang lain tentang rambu-rambu,
tand-tanda dan isyarat-isyarat lalu lintas, pula tentang pakaian seragam
polisi lalu lintas.
104
Gambar 27: SKK Pengaman Lalu Lintas
28. SKK: PENGAMAN KAMPUNG/DESA
a. Dapat membunyikan tanda bahaya dari kentongan dan mengerti arti dan
maksud bunyi kentongan pincang dan kentongan uluk-uluk.
b. Menolong sedikitnya sekali dngan jalan melaporkan kepada Pos
Keamanan terdekat tentang pelanggaran pencurian atau tindakan jahat
kainnya yang terjadi di kampung/desanya.
Gambar 28: SKK Pengaman Kampung/Desa
29. SKK:PENUNJUK JALAN
a. Tahu dan dapat menjelaskan jalan-jalan ke desa/kota lain yang berdekatan
dengan tempat tinggalnya dan tahu beberapa jauhnya.
b. Dapat berbicara dan menunjukkan jalan kepada orang lain dengan tertib,
sopan, dan jelas.
c. Tahu letak rumah sakit, dokter, apotek, kantor polisi, RT/RW, Sekolah,
bengkel, pemberhentiaan kendaraan-kendaraan (terminal), stasiun KA,
Kantor Pos, Telegram, Telepon, dll yang dianggap penting yang dengan
tempat tinggalnya.
Gambar 29: SKK Penunjuk Jalan
105
30. SKK: JURU PENERANG
a. Mengetahui cara dan telah menceritakan kepada burung lain tentang
keadaan burung atau perindukannya.
b. Mengetahui cara dan telah membuat laporan singkat tantang jalannya
latihan Siaga yang telah diikutinya.
c. Dapat menggunakan alat-alat pengeras suara.
d. Mengetahui nama Surat kabar/majalah yang terbit di darahnya atau di
daerah yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Gambar 30 : SKK Penerang
31. SKK: PEMBANTU IBU
a. Bersikap ramah dan dapat bergaul dengan seluruh anggota keluargannya
b. Dapat mengurus adiknya bila ibu tidak di rumah misalnya: menyuapi
makan, mengganti pakaian, memandikan, menghibur/bermain-main dan
menidurkannya.
c. Menolong pekerjaan ringan dalam raumah tangga antar lain:
- Mencuci piring/alat lain
- Menolong di dapur
- Menyediakan minum untuk tamu/adiknya
- Membersihkan ruang tamu/kamar
Gambar 31: SKK Pembantu Ibu
106
32. SKK: PENERIMA TAMU
a. Tahu cara yang sopan mengetuk pintu, menanyakan teman yang dicarinya,
cara duduk bertamu dan cara bercakap-cakap dengan teman sebaya atau
orang lain.
b. Dapat menjawab pertanyaan tamu yang mencari ayah/Ibu/Saudaranya,
menyilahkan duduk, membuat acara untuk yang menunggu dll.
c. Dapat menerima kunjungan teman/saudaranya membuat acara yang
menarik, mengajaknya bermain berlatih, bercakap-cakap dan lain-lain
dengan baik dan sopan
Gambar 32: Penerima Tamu
33. SKK: KORESPONDENSI
a. Dapat membuktikan bahwa ia mempunyai sahabat pena paling sedikit 3
orang dari Cabang Pramuka yang berlainan di daerahnya.
b. Dapat menyampaikan surat-surat:
- Undangan (pesta, ulang tahun, pertemuan barung)
- Ucapan terimakasih/pernyataan belasungkawa
- Pemberitahuaan /ijin tidak dapat masuk sekolah latihan.
c. Tahu cara dan dapat mengirimkan surat-surat lewat pos(surat biasa, kilat,
kilat khusus, surat tercatat)
d. Dapat membuat cerita tentang latihan Siaga yang pernah diikutinya.
Gambar 33: SKK Korespondensi
107
34. SKK: P3K
a. Mengetahui cara dan dapat memberi pertolongan pada kecelakaan: luka
iris, luka garuk, luka bakar, kena benda panas, benjut/memar,
b. Mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapih:
- Pembalut segitiga untuk luka di kepala, tangan dan kaki;
- Pembalut panjang (zwachtel verband) untuk jari dan lengan/paha,
c. Mengetahui cara dan dapat menghentikan pendarahan hidung, menolong
kecelakaan akibat sengatan binatang/serangga dan debu mata,
d. Mengetahui penggunaan obat atau ramuan untuk obat luka,
e. Tahu nama dan alamat poliklinik (Puskesmas), dokter atau rumah sakit
terdekat.
Gambar 34: SKK P3K
35. SKK:PENGHIJAUAN
a. Mengerti pentingnya penghijauan halaman rumah dan lingkungan bagi
kehidupan manusia(ditinjau dari segi kesehatan, keindahan, dan
perlindungan)
b. Telah menanam tanaman hiasan atau tanaman lainnya sedikitnya satu
batang tanaman di dalam pot atau dihalaman rumahnya/di sekolahnya dan
merawatnya sedikitnya satu bulan
c. Telah membantu membersihkan halaman rumah atau sekolah atau
halaman bangunan lainnya selama sedikitnya satu bulan.
Gambar 35: SKK Penghijauan
108
Lampiran 3
Gambar :
Bagan Organisasi Gudep 02.005-02.006 SDN 3 Kronggen
109
Gambar :
Papan Nama SDN 3 Kronggen, Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan
110
Gambar :
Kegiatan Sabtu Bersih di SDN 3 Kronggen
111
112
PROFIL SEKOLAH
1.Nama Sekolah : SDN 3 Kronggen
2.Nomor statistik sekolah : 101031514014
3.NPSN : 20313736
4. Alamat Sekolah/Madrasah : Jln.Raya Purwodadi – Kudus KM 11
RT. 01 Rw. 01 Desa Kronggen.
Kecamatan : Brati
Kab / Kota : Grobogan
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 58153
Nomor Telepon / HP : 085876116496
E-Mail :
5. Status Sekolah : Negeri
6.Terakreditasi : B / 2007
7.Tahun Pendirian : 1 Nopember 1985
8.Koordinat :
9.Nama Kepala Sekolah : Endang Wahyu Utami,S.Pd.SD.
10.NIP : 19561214 197701 2 002
11. Visi Sekolah : Terwujudnya kondisi sekolah yang
Bujur: 7 ° 1‟21.13”s
Lintang: 110° 52‟22.60 „‟E
113
dipercaya oleh masyarakat untuk
mencerdaskan bangsa dalam rangka
mensukseskan wajib belajar.
114
Gambar :
Bagan Organisasi Gudep 11.15.02.005 – 11.15.02.006 SDN 3 Kronggen
115
Gambar :
Papan Nama SDN 3 Kronggen, Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan
116
Lampiran 3
PROGRAM KERJA TAHUNAN
GUDEP 11.15.02.005 – 11.15.02.006 SDN 3 KRONGGEN
I. BIDANG KEGIATAN DAN LATIHAN PESERTA DIDIK
1. Siaga
1. Meningkatkan Latihan Pramuka Siaga dari jenjang :
1) Siaga Mula
2) Siaga Bantu
3) Siaga Tata
2. Pencapaian SKK
1) Dua Macam SKK Agama
2) Dua Macam SKK Patriotisme dan seni Budaya
3) Dua Macam SKK Ketangkasan Dan Kesehatan
4) Dua Macam SKK Keterampilan dan Teknik Pembangunan
5) Dua Macam SKK Sosial, Gotong Royong, ketertiban Masyarakat,
Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup.
3. Menyiapkan Siaga Garuda sesuai dengan Persyaratan yang berlaku
4. Latihan Pemimpin …………………………… …….1 Kali
5. Perkemahan Siaga Hari .. …………………………. 2 Kali
6. Permainan Besar Siaga .. …………………………..1 Kali
117
7. Bazar Siaga …….………………………………………1 Kali
2. Penggalang
1. Pencapaian SKU
2. Meningkatkan latihan Pramuka Penggalang dari jenjang :
1) Penggalang Ramu
2) Penggalang Rakit ------- belum ada peserta didiknya
3) Penggalang Terap ------ belum ada peserta didiknya
2. Pencapaian SKK
1) 2 Macam SKK Agama
2) 2 Macam SKK Patriotisme dan Seni Budaya
3) 2 Macam SKK Ketangkasan dan Kesehatan
4) 2 Macam SKK Keterampilan dan teknik Pembangunan
5) 2 Macam SKK Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong,
Ketertiban masyarakat, Perdamaian dunia, dan Lingkungan Hidup.
3. Menyiapkan Penggalang Garuda sesuai dengan persyaratan yang
berlaku
4. Gladian Pemimpin regu …………………. ……….. 1 Kali
5. Perkemahan Sabtu minggu/ dekat …………… 4 Kali
6. Perkemahan/jauh …………………………………… 2 Kali
7. Lomba Tingkat I ……………………………………3 Kali
118
8. Bakti Masyarakat ………………………………… 2 Kali
9. Mengikuti Lomba…………………………………… 4 Kali
10. Penyegaran …………………………………….. 4 Kali
II. KEGIATAN BERSAMA DALAM SATUAN GUGUS DEPAN
1. Ulang Tahun Gugus depan
2. Hari Besar Agama dan Hari-hari Besar Nasional
3. Bakti Masyarakat di lingkungan dimana Gugus Depan berada
III. BIDANG PENDIDIKAN ORANG DEWASA
1. Mengirimkan Pembina untuk mengikuti pertemuan-pertemuan Pembina
yang diselenggarakan Oleh Kwartir Rating
2. Mengirimkan Para Pembina untuk mengikuti Kursus Pembina yang
diselenggarakan oleh Kwartir Cabang
IV. BIDANG TANDA PANGHARGAAN
Sistem Penghargaan dijalankan sebagaimana mestinya (disesuikan
dengan perkembangan jaman)
V. BIDANG SARANA DAN ADMISTRASI
Mengusahakan tersedianya :
1. Buku-buku Pegangan Pembina
2. Perlengkapan Perindukan Siaga
3. Perlengkapan Pasukan Penggalang
119
4. Sanggar Bakti Gugus Depan
5. Papan nama Gugus Depan, Stempel surat dan Perangkat buku-buku
Administrasi
6. Surat perijinan kegiatan dibuat sesuai kebutuhan
7. Hendaknya diusahakan asuransi
8. Kartu Anggota (KTA) Pembina dan Peserta didik
Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015
Ka Mabigus Pembina
Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd
120
PROGRAM KERJA BULANAN PASUKAN PENGGALANG
PANGKALAN SD NEGERI 3 KRONGGEN
NO. KEGIATAN BULAN KET
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 Penerimaan Golongan
Siaga ke Penggalang
√ √
2 Latihan SKU
Penggalang Ramu
√
3 Ujian SKU
Penggalang Ramu
√
4 Pelantikan Penggalang
Ramu
√
5 Latihan SKK √ √
6 Ujian SKK √ √ √ √ √ √ √ √
7 Latihan Tambahan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Musyawarah Gugus
Depan
√
9 Gladian Pemimpin
Regu
√ √
10 Menyiapkan
Penggalang Garuda
√ √ √ √
121
11 Latihan Gabungan √ √ √ √ √
12 Perkemahan dekat
(PERSAMI)
√ √
13 Perkemahan Jauh √
14 Lomba Memperingati
HUT RI
√
15 Lomba Antar Regu √ √ √
16 Bakti Masyarakat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 Refreshing dan Tanda
Jejak
√ √ √
18 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 Rencana Tidak Lanjut √ √
Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015
Ka Mabigus Pembina
Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd
122
MATERI PROGRAM (TEORI) LATIHAN MINGGUAN
PASUKAN PENGGALANG
NO MATERI PENCAPAIAN
SKU
KET
RAMU RAKIT TERAP
1 Kode Etik Gerakan Pramuka √ - -
2 Lambang Gerakan Pramuka √ - -
3 Salam Pramuka √ - -
4 Struktur Gerakan Pramuka √ - -
5 Stuktur Gugus Depan √ - -
6 Sifat dan Fingsi Kepramukaan √ - -
7 Sejarah Kepramukaan √ - -
8 Kepemimpinan √ - -
9 Sejarah Baden Powell √ - -
10 Pancasila √ - -
11 PDMPK √ - -
12 Tanda-Tanda Pengenal √ - -
13 Pengetahuan Kepramukaan √ - -
14 Pengetahuan Umum √ - -
15 SURVIVAL √ - -
16 Sejarah Bendera Indonesia √ - -
17 Sejarah Lagu Indonesia √ - -
123
18 Sejarah Sumpah Pemuda √ - -
19 Lambang Negara Indonesia √ - -
20 Hari-hari Bersejarah √ - -
21 Teori Berkemah √ - -
22 Pengetahuan Agama √ - -
23 Pengetahuan Lalau Lintas √ - -
24 Susunan Pemerintah DT II √ - -
25 Lagu-lagu Nasional - -
Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015
Ka Mabigus Pembina
Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd
124
MATERI PROGRAM (TEORI DAN PRAKTEK) LATIHAN MINGGUAN
PASUKAN PENGGALANG
NO MATERI TEKPRAM PENCAPAIAN SKU KETERANGAN
RAMU RAKIT TERAP
1 SANDI (Kode Rahasia)
1) Sandi Kotak I √
2) Sandi Nomor √
3) Sandi Abjad /
Balik
√
4) Sandi Rumput √
5) Sandi Gambar √
2 MORSE
1) Kode / Tulisan √
2) Bendera √
3) Peluit √
3 SEMAPHORE
1) Kode / Tulisan √
2) Bendera √
4 Tali Temali √
5 KIM √
6 PPPK dan Kesehatan √
7 Tanda Kecakapan √
125
Khusus
1) TKK Berkemah √
2) TKK Juru Masak √
3) TKK Penabung √
4) TKK Pengamat √
5) TKK Pengatur
Rumah
√
6) TKK Gerak Jalan √
7) TKK Pengaman
Kampung
√
8) TKK Penjahit √
9) TKK PPPK √
10) TKK Juru Kebun √
Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015
Ka Mabigus Pembina
Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd
126
MATERI PROGRAM (PRAKTEK) LATIHAN MINGGUAN
PASUKAN PENGGALANG
NO MATERI PENCAPAIAN SKU KETERANGAN
RAMU RAKIT TERAP
1 Baris Berbaris √
2 Pasang Bongkar Tenda √
3 Upacara √
4 Pembuatan Blankar / Tandu √
5 Pengobatan √
6 KIM √
7 Tali Temali √
8 Hasta Karya √
9 Tanda Jejak √
10 Berkemah √
11 Bernyanyi √
12 Mewarnai Gambar √
13 Olahraga √
14 Kerja Bakti √
Mengetahui Kronggen, 1 Juli 2015
Ka Mabigus Pembina
Endang Wahyu Utami, S.Pd Bejo Riyono, S.Pd