Pas 300315 Originality and Novelty

7
Judul: Museum Energi Baru dan Terbarukan ( Pendekatan Green Building dan Respon Terhadap Iklim Tropis Pesisir) Oleh: Praba Indrasana (09512195) Dosen Pembimbing: Ir.Suparwoko. MURP., Ph.D 2013/2014 Tujuan Perancangan Museum Energi Baru dan Terbarukan yaitu untuk merancang sebuah museum yang mempunyai pola aktivitas museum yang atraktif, dengan pendekatan Green Building. Adapun lokasi yang berada pada kawasan pesisir engan teritorial daerah iklim tropis. Serta dengan segenap potensi kawasan untuk pengembangan energi baru terbarukan, untuk mendukung rancangan museum energi baru dan Terbarukan di Bantul. Pembangunan perkembangan kota Yogyakarta seperti pembangunan Bandara Internasional, serta jalur lintas selatan, baru, memicu tumbuhnya kota-kota satelit. Adapun salah satu permasalahan rill yang dapat terjadi, yaitu krisis energi terutama energi fosil. Semakin besar daya konsumsi energi fosil, yang bertolak belakang dengan semakin habisnya energi fosil. Dengan melakukan riset, serta pencarian potensi alam yang dapat dijadikan menjadi salah satu energi alternatif menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Bantul memiliki segenap potensi alam yang dapat dijadikan menjadi sumber energi, sehingga potensi tersebut dapat dikembangka menjadi energi hibrid, dan pengembangan serta penelitian potensi tersebut perlu adanya dukungan fasilitas dan infrastruktur untuk menunjang kehidupan umat manusia. Dilatar belakangi oleh beberapa faktor tersebut, maka perancangan kawasan museum energi baru terbarukan diharapkan dapat menjadi wadah atau fasilitas pengembangan potensi, serta pengembangan terhadap bidang pariwisata, dan pendidikan yang dikemas ke dalam satu kawasan museum. Adapun pengembangan museum energi baru dan terbarukan ini dengan penerapan green building serta dengan respon terhadap iklim tropis pesisir.

description

ORIGINALITY AND NOVELTY

Transcript of Pas 300315 Originality and Novelty

Judul: Museum Energi Baru dan Terbarukan ( Pendekatan Green Building dan Respon Terhadap Iklim Tropis Pesisir)Oleh: Praba Indrasana (09512195)Dosen Pembimbing: Ir.Suparwoko. MURP., Ph.D2013/2014 Tujuan Perancangan Museum Energi Baru dan Terbarukan yaitu untuk merancang sebuah museum yang mempunyai pola aktivitas museum yang atraktif, dengan pendekatan Green Building. Adapun lokasi yang berada pada kawasan pesisir engan teritorial daerah iklim tropis. Serta dengan segenap potensi kawasan untuk pengembangan energi baru terbarukan, untuk mendukung rancangan museum energi baru dan Terbarukan di Bantul.Pembangunan perkembangan kota Yogyakarta seperti pembangunan Bandara Internasional, serta jalur lintas selatan, baru, memicu tumbuhnya kota-kota satelit. Adapun salah satu permasalahan rill yang dapat terjadi, yaitu krisis energi terutama energi fosil. Semakin besar daya konsumsi energi fosil, yang bertolak belakang dengan semakin habisnya energi fosil. Dengan melakukan riset, serta pencarian potensi alam yang dapat dijadikan menjadi salah satu energi alternatif menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Bantul memiliki segenap potensi alam yang dapat dijadikan menjadi sumber energi, sehingga potensi tersebut dapat dikembangka menjadi energi hibrid, dan pengembangan serta penelitian potensi tersebut perlu adanya dukungan fasilitas dan infrastruktur untuk menunjang kehidupan umat manusia.Dilatar belakangi oleh beberapa faktor tersebut, maka perancangan kawasan museum energi baru terbarukan diharapkan dapat menjadi wadah atau fasilitas pengembangan potensi, serta pengembangan terhadap bidang pariwisata, dan pendidikan yang dikemas ke dalam satu kawasan museum. Adapun pengembangan museum energi baru dan terbarukan ini dengan penerapan green building serta dengan respon terhadap iklim tropis pesisir.Kata kunci: Museum, ergi terbarukan, green building, tropis, pesisir.

Judul: MUSEUM PERAK KOTAGEDESub Judul: Adaptive Reuse Bangunan Rumah Kalang Bekas Wisma ProyodananPenyusun: Fitri Adi Saputro 07512133Dosen Pembimbing: Putu Ayu Pramanasari Agustiananda, ST, MATahun: 2012

Kerajian Perak Kotagede merupakan salah satu peninggalan budaya yang perlu dilestarikan. Saat ini kerajinan perak Kotagede sudah mulai bergeser ke arah yang modern. Dikhawatirkan generasi penerus bangsa yang akan datang kurang memiliki indormasi mengenai kerajianan perak kotagede. Oleh karena itu maka dirancang Museum Perak Kotagede yang bertujuan untuk mempertahankan kerajinan perak Kotagede sekaligus memberikan pembelajaran kepada masyarakat umum mengenai sejarah perak Kotagede.Museum Perak Kotagede merupakan proses adaptive reuse dari bangunan rumah kalang bekas Wisma Proyodanan, banyak sekali peninggalan-peninggalan budaya di Kotagede yang saat ini kondisinya tidak terawat bahkan rusak oleh gempa. Untuk mempertahankan bangunan yang bernilai sejarah itulah maka bangunan rumah kalang bekas Wisma Proyodanan dipilih menjadi lokasi Museum Perak.Rumusan MasalahPermasalahan UmumBangaimana merancang sebuah museum yang mampu mempertahankan kerajinan perak sebagai sebuah peningalan warisan budaya serta menjadikan museum sebagai tempat pembelajaran bagi pengunjung mengenai sejarah kerajinan perak di Kotagede.Permasalahan Khususa. Bagaimana menerapkan pendekatan adaptive reuse pada bangunan rumah kalang bekas Wisma Proyodanan menjadi bangunan museum dengan mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada.b. Bagaimana merancang bangunan museum yang mampu memberikan pembelajaran yang informatif bagi pengunjung.Tujuan dan sasaranTujuanMerancang sebuah museum yang mampu mempertahankan kerajinan perak sebagai sebuah peninggalan warisan budaya serta menjadikan museum sebagai tempat Pembelajaran bagi pengunjung mengenai sejarah kerajinan perak di Kotagede.SasaranMengalih fungsikan bangunan rumah kalang bekas Wisma Proyodanan menjadi sebuah bangunan museum yang memberikan pembelajaran yang informatif tanpa menghiraukan nilai-nilai budaya yang ada.

Judul: Wisata Museum Mainan Tradisional di BantulSub judul: Transformasi mainan Tradisional sebagai Dasar PerancanganPenyusun: Ovy Wahyuni 08512132Dosen Pembimbing: Wisnu Hendrawan B., S.T., M.A.Tahun: 2012Untuk menghindari terjadinya Kepunahan Mainan Tradisional dan semakin meredupnya keberlangsungan kampung pandes sebagai kampung pengrajin mainan tradisional dibutuhkan adanya suatu wadah yang dapat membantu melestarikan kembali berbagai mainan tradisional sekaligus mengangkat kembali citra kampung pengrajin mainan tersebut.Dengan konsep transformasi dari mainan tradisional yang menggunakan teori combined metaphor sebagai dasar perancangan wisata museum mainan tradisional ini diharapkan dapat membantu menjaga kelestarian mainan tradisional yang kini mulai ditinggalkan serta dapat membantu mengangkat kembali citra dan keberlangsungan kampung dolanan pandes agar kembali dikenal oleh masyarakat.Permasalahan UmumBagaimana merancang kawasan wisata mainan tradisional dengan menggunakan transformasi dari mainan tradisionalPermasalahan KhususBagaimana merancang tata ruang untuk mewadahi pameran berbagai mainan tradisional dan ruang bermain anakBagaimana merancang bentuk, selubung dan tata massa bangunan yang sesuai dengan transformasi mainan tradisionalBagaimana merancang tata ruang luar yang terintegrasi dengan kampung Pandes Sebagai Desa Pengrajin mainan anakTujuanTerwujudnya rancangan tata ruang yang dapat mewadahi pameran berbagai mainan tradisional dan ruang bermain untuk anakTerwujudnya rancangan bentuk, selubung dan tata massa bangunan yang sesuai dengan transformasi mainan tradisionalTerwujudnya rancangan tata ruang luar yang terintegrasi dengan kampung pandes sebagai desa pengrajin mainan anakSasaranTersusunnya konsep bentuk, tata massa, tata ruang dan selubung bangunan yang menggunakan acuan teori-teori tentang transformasi metafora sehingga sesuai dengan penekanan perancangan pada transformasi dari mainan tradisional.

Judul: Museum Wayang di Surakarta. Adaptive reuse eks. Gedoeng Joeang SurakartaSub: Penekanan pada konsep layout Interior MuseumPenyusun: Haryo Dwi Listrianto 07512132Dosen Pembimbing: Putu AyuTahun: 2012Merancang museum wayang dengan memanfaatkan potensi-potensi bangunan cagar budaya kota surakarta, sebagai langkah preventif terhadap kelangsungan pelestarian kesenian wayang jawa dalam arus perkembangan zaman.SasaranMenggunakan bangunan lama sebagai daya tarik dan menumbuhkan nilai-nilai kesenian kota SurakartaBangunan yang ada diarahkan untuk dipertahakan atau dipugar dengan semaksimal mungkin memelihara keasliannya. Penggunaan bangunan lama memakai prinsip adaptive reuse dengan memperhatikan klarifikasi pemugarannya.