OBSERVASI LICHENES

46
OBSERVASI LICHENES LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Botani Cryptogamae oleh: Kelompok 4 Kelas B Abhelia Permata Sari 1406350 Fathimah Nurul Afifah 1406131 Lina Indrawati 1405181 Sarah Meilani Fadillah 1403153 Yunni Handayanie 1403302 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

description

Laporan Praktikum Lichen

Transcript of OBSERVASI LICHENES

Page 1: OBSERVASI LICHENES

OBSERVASI LICHENES

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Botani Cryptogamae

oleh:

Kelompok 4

Kelas B

Abhelia Permata Sari 1406350

Fathimah Nurul Afifah 1406131

Lina Indrawati 1405181

Sarah Meilani Fadillah 1403153

Yunni Handayanie 1403302

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

Page 2: OBSERVASI LICHENES

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lichen bukanlah jenis lumut tetapi merupakan dua macam organisme yang

hidup bersimbiosis mutualisme, yaitu algae dan jamur. Lichenes dapat ditemukan

di pohon-pohon ataupun bebatuan. Golongan algae yang dapat bersimbiosis

membentuk lichen adalah familia Cyanophyceae dan Chlorophyceae. Tidak

semua golongan jamur dapat bersimbiosis menjadi lichenes, akan tetapi hanya

golongan Ascomycetes dan Basidiomycetes. Pada lichenes kandungan jamur lebih

dominan dibandingkan dengan algae. Jamur pada lichen berfungsi untuk

mengokokohkan tubuhnya dan mengisap air ataupun zat-zat makanan. Sedangkan

fungsi algae dalam lichenes adalah untuk melakukan fotosintesis. Oleh karena itu,

simbiosis antaran algae dan jamur pada lichenes bersifat simbiosis mutualisme.

Beberapa lichenes dapat menghasilkan zat kimia dan zat asam yang dapat

melapukkan bebatuan hingga menjadi tanah. Lichenes juga dapat dijadikan

sebagai indikator polusi udara, contohnya Usnea sp. bila ditemukan lichenes

tersebut hidup berarti udara didaerah tersebut belum terpolusi. Klasifikasi lichenes

didasarkan pada: jenis jamur yang bersimbiosis, tipe pembentukan tubuh buahnya

(ascocarpium, basidiocarpium), kleistitesium, dan tipe thallusnya. Berdasarkan

kriteria tersebut, jika lichenes dianggap tingkat divisi, maka lichenes dapat dibagi

menjadi dua kelas yaitu Basidiolichenes dan Ascolichenes. Sesungguhnya para

ahli masih mengalami kesulitan untuk menempatkan lichenes dalam sistematika

tumbuhan, karena ada dua individu yang menyusunnya, yang masing-masing

memiliki taksonomi sendiri. (Suroso AY, 1998)

Setiap spesies lichenes memiliki bentuk yang unik, fungsi, dan juga

manfaatnya. Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium, kami membuat

laporan praktikum ini yang juga merupakan salah satu indikator penilaian pada

mata kuliah Botani Cryptogamae dan diharapkan pula dapat menjadi sumber

referensi dalam mempelajari lichenes.

Page 3: OBSERVASI LICHENES

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan observasi Lichenes adalah:

Tabel 2.1 Tabel Alat

No. Alat Jumlah

1. Laptop 1 unit

2. Kamera 1 unit

3. Alat tulis (Buku catatan, pulpen, dll.) 1 unit per anggota kelompok

4. Buku Botani Cryptogamae 1 unit

5. Jurnal Praktikum Botani Cryptogamae 1 unit per anggota kelompok

2. Bahan

Bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan observasi Lichenes adalah:

Tabel 2.2 Tabel Bahan

No. Bahan Jumlah

1. Bioplastik awetan Graphis sp. 1 buah

2. Bioplastik awetan Parmelia sp. 1 buah

3. Bioplastik awetan Physcia sp. 1 buah

4. Bioplastik awetan Peltigera sp. 1 buah

5. Bioplastik awetan Cladonia sp. 1 buah

6. Bioplastik awetan Usnea sp. 1 buah

7. Bioplastik awetan Ramalina sp. 1 buah

8. Bioplastik awetan Lobaria sp. 1 buah

9. Bioplastik awetan Cetraria sp. 1 buah

10. Bioplastik awetan Cora Pavonia 1 buah

11. Bioplastik awetan Lepraria sp. 1 buah

Page 4: OBSERVASI LICHENES

12. Bioplastik awetan Lecanora sp. 1 buah

13. Bioplastik awetan Caloplaca sp. 1 buah

14. Bioplastik awetan Graphis elegan 1 buah

B. Langkah Kerja

Diagram Alur 2.1 Diagram Alur Pengamatan Lichenes

1. Bioplastik dan herbariun dari tumbuhan lichenes disiapkan.

2. Masing-masing bioplastik dan herbarium diamati.

3. Bioplastik dan herbarium diamati bagian-bagian morfologinya dan diidentifikasi.

4. Hasil pengamatan dicatat

Page 5: OBSERVASI LICHENES

No Klasifikasi Gambar Observasi Gambar Referensi Gambar Sketsa

1. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Ostropales

Familia : Graphidaceae

Genus : Graphis

Spesies : Graphis sp. Gambar 3.1 Graphis sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.2 Graphis sp.

(Animalparty, 2006)

Gambar 3.3 Sketsa Graphis sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

2. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Peltigerales

Familia : Peltigeraceae

Genus : Peltigera

Spesies : Peltigera sp.

Gambar 3.4 Peltigera

(Dokumentasi Kelompok, 2015)Gambar 3.5 Peltigera

(Argyllshire, 2009)

Gambar 3.6 Sketsa Peltigera

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

2. Tabel Klasifikasi

Tabel 3.2 Tabel Klasifikasi

Page 6: OBSERVASI LICHENES

3. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Physciaceae

Genus : Physcia

Spesies : Physcia sp.

Gambar 3.7 Physcia sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.8 Physcia

(Silverside, 2002)

Gambar 3.9 Sketsa Physcia sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

4. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Parmeliaceae

Genus : Parmelia

Spesies : Parmelia sp.Gambar 3.10 Parmelia

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.11 Parmelia

(Lindsey, 2011)

Gambar 3.12 Sketsa Parmelia

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Page 7: OBSERVASI LICHENES

5. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Parmeliaceae

Genus : Usnea

Spesies : Usnea sp.Gambar 3.13 Usnea

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.14 Usnea

(Tigerente, 2005)

Gambar 3.15 Sketsa Usnea

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

6. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Cladoniaceae

Genus : Cladonia

Spesies : Cladonia sp.

Gambar 3.16 Cladonia

(Dokumentasi Kelompok, 2015)Gambar 3.17 Cladonia

(Tigerente, 2005)Gambar 3.18 Sketsa Cladonia

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Page 8: OBSERVASI LICHENES

7. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Ramalinaceae

Genus : Ramalina

Spesies : Ramalina sp.

Gambar 3.19 Ramalina

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.20 Ramalina

(Silverside, 2013) Gambar 3.21 Sketsa Ramalina

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

8. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Peltigerales

Familia : Lobariaceae

Genus : Lobaria

Spesies : Lobaria sp. Gambar 3.22 Lobaria

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.23 Lobaria

(Pope, 2015) Gambar 3.24 Sketsa Lobaria

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Page 9: OBSERVASI LICHENES

9. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Parmeliaceae

Genus : Cetraria

Spesies : Cetraria sp.

Gambar 3. 25 Cetraria

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.26 Cetraria

(Salguero, 2007)Gambar 3.27Sketsa Cetraria

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

10. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Lecanoriaceae

Genus : Lecanora

Spesies : Lecanora sp. Gambar 3.28 Lecanora

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.29 Lecanora

(Sharnoff, 2015) Gambar 3.30 Sketsa Lecanora

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Page 10: OBSERVASI LICHENES

11. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Teloschistales

Familia : Teloschistaceae

Genus : Caloplaca

Spesies : Caloplaca arnoldii

Gambar 3.31 Caloplaca

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.32 Caloplaca

(Stridvall, 2010)

Gambar 3.33 Sketsa Caloplaca

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

12. Kingdom: Plantae

Divisio : Agaricomycota

Classis : Agaricomycetes

Ordo : Agaricales

Familia : Hygrophoraceae

Genus : Cora

Spesies : Cora pavoniaGambar 3.34 Cora pavonia

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.35 Cora pavonia

(Yirka, 2014)Gambar 3.36 Sketsa Cora

pavonia

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Page 11: OBSERVASI LICHENES

13. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Ostropales

Familia : Graphidaceae

Genus : Graphis

Spesies : Graphis elegan

Gambar 3.37 Graphis elegan

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Gambar 3.38 Graphis elegan

(GBIF, 2008) Gambar 3.39 Sketsa Graphis

elegan

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

14. Kingdom: Plantae

Divisio : Ascomycota

Classis : Lecanoromycetes

Ordo : Lecanorales

Familia : Stereocaulaceae

Genus : Lephraria

Spesies : Lephraria sp.

Gambar 3.40 Lephraria sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015) Gambar 3.41 Lephraria sp.

(Eubel, 2006)

Gambar 3.40 Sketsa Lephraria

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Page 12: OBSERVASI LICHENES

B. Pembahasan

Lichenes disebut pula sebagi lumut kerak, karena terlihat seperi kerak yang

menempel di pohon, tebing, ataupun batuan. Pada umumnya lichen hidup sebagi

epifit yaitu tumbuhan yang hidup menumpang pada tumbuhan lain. Lichen tahan

terhadap kekeringan. Lichen berkembang biak dengan fragmentasi thallus atau

soredium. Pada awalnya lichen terjadi bila spora jamur yang tumbuh bertemu

dengan algae yang sesuai.

Lichen dibagi menjadi dua kelas besar dilihat dari Mikobionnya yaitu

Basidiolichenes dan Ascolichenes. Ascolichenes dibagi menjadi enam ordo yaitu

Caliciales, Graphidales, Cyanophyales, Lecanorales, Caloplacales, dan

Peltigerales.

1. Spesies

a. Basidiolichenes

a) Cora pavonia

Gambar 3.41 Cora pavonia

(Jeramillo, 2015)

Cora pavonia memiliki pikobion Chlorophyta dan mikobion

Basidiomycetes. Cora pavonia memiliki tipe thallus foliose. Cora

pavonia memiliki warna thallus hijau. Cora pavonia memiliki bentuk

thallus lembaran. Cora pavonia memiliki tipe buah basidiokarp karena

bersimbiosis dengan Basidiomycetes. Pada Cora pavonia memiliki

alur thallus dan memiliki rizin. Ciri khas dari Cora pavonia adalah

terdapat alur pada thallusnya. Cora pavonia memiliki kemiripan

seperti Padina sp.. Cora pavonia tidak memiliki apotesium.

Page 13: OBSERVASI LICHENES

b. Ascolichenes

1) Graphidiales

a) Graphis sp.

Gambar 3.42 Graphis sp.

(Animalparty, 2006)

Graphis sp. adalah salah satu spesies Lichen yang bertipe

thallus cructose yang membuat bentuk thallusnya pipih karena

thallus nampak bersatu dengan substrat. Pikobion Graphis sp.

adalah alga biru atau Cyanophyta dengan mikobion Ascomycotina.

Graphis sp. memiliki warna thallus putih dan tidak memiliki alur

thallus. Tipe tubuh buah Graphis sp. ialah apotesium yang berwarna

hitam berbentuk garis dan berada di tengah. Graphis sp. tidak

memiliki rizin. Ciri khas yang dimiliki oleh genus Lichen ini adalah

bentuk apotesium garis.

b) Graphis elegans

Gambar 3.43 Graphis elegans

(Flickrhivemind, 2015)

Tidak jauh berbeda dengan Graphis sp., Graphis elegan

memiliki tipe thallus crustose dan berwarna putih. Pikobionnya

Apotesium

Thallus

Page 14: OBSERVASI LICHENES

merupakan alga biru (Cyanophyta) dan mikobionnya merupakan

Ascomycetes. Ciri khas pada spesies ini adalah memiliki bentuk

apotesium berupa garis yang tegak dan terdapat di tengah thallus.

Bentuk thallus pipih, tidak memiliki alur thallus maupun rizin.

2) Lecanorales

a) Parmelia sp.

Gambar 3.44 Parmelia

(Lindsey, 2011)

Parmelia adalah salah satu spesies Lichen yang bertipe thallus

foliose yang membuat bentuk thallusnya lembaran dan thallus

dapat dengan mudah dipisahkan dari substratnya. Pikobion

Parmelia adalah alga hijau atau Chlorophyta dengan mikobion

Ascomycotina. Parmelia memiliki warna thallus kehijauan dan

tidak memiliki alur thallus. Tipe tubuh buah Parmelia ialah

apotesium yang berbentuk cawan dan berada di tengah thallus.

Parmelia memiliki rizin, bentuknya seperti rambut di bagian

bawah thallus yang berfungsi sebagai alat pelekatan dengan

substrat.

Apotesium

Page 15: OBSERVASI LICHENES

b) Physcia sp.

Gambar 4.45 Physcia

(Barth, 2008)

Physcia merupakan simbiosis dari alga Cyanophyta dengan

jamur Ascomycetes. Cyanophyta yang hidup bersimbisis dengan

jamur ini menyebabkan warna Physcia menjadi biru kehijauan.

Tipe thallus foliose yang berarti lebaran dengan rizin sebagai alat

untuk menempel. Apothecium merupakan bentuk kotak sporanya

yang terletak di tengah thallus. Ciri khas genus ini yaitu

apothecium menyembul di tengah thallus.

c) Cladonia sp.

Gambar 4.46 Cladonia chloropaea

(Storey, 2015)

Cladonia merupakan simbiosis dari alga hijau dengan jamur

Ascomycetes, berbentuk gilig sehingga memiliki tipe thallus

fructicose. Berwarna hijau dengan apothtecium di terminal thallus.

Thallus

Thallus

Page 16: OBSERVASI LICHENES

Lichen ini mirip dengan terompet, ciri khas Cladonia yaitu

thallusnya yang bercabang.

d) Usnea sp.

Gambar 3.47 Usnea sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Usnea sp. adalah salah satu lichenes yang merupakan simbiosis

dari chlorophyta dengan ascomycetes. Tipe thallus dari lichenes ini

yaitu fruticose dengan bentuk thallus gilig. Warna dari thallus

Usnea sp. yaitu putih kehijauan. Thallusnya tidak memiliki alur.

Tipe tubuh buah dari lichenes ini yaitu apothecium dengan bentuk

apotheciumnya yaitu cawan. Letak dari apothecium ini berada di

ujung. Usnea sp. tidak memiliki rizin. Ciri khas dari spesies ini

adalah thallusnya gilig dan berserabut, sehingga spesies ini

bentuknya mirip akar serabut.

e) Ramalina sp.

Gambar 3.48 Ramalina sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Thallus

Thallus

Page 17: OBSERVASI LICHENES

Ramalina sp. adalah salah satu lichenes yang merupakan

simbiosis dari chlorophyta dengan ascomycetes. Tipe thallus dari

Ramalina sp. yaitu fruticose dengan bentuk thallus pita. Warna dari

thallus Ramalina sp. ini yaitu hijau. Thallus dari Ramalina sp.

tidak memiliki alur. Tipe tubuh buah dari spesies ini yaitu

apothecium dengan bentuk apotheciumnya cawan dan letak

apothecium berada di ujung. Tidak memiliki rizin. Ciri khas dari

species ini yaitu memilik thallus yang pipih. Spesies ini mirip

dengan tumbuhan tinggi.

f) Cetraria sp.

Gambar 3.49 Cetraria

(Ditchburn, 2015)

Cetraria sp. memiliki pikobion Chlorophyta dan mikobion

Ascomycetes. Cetraria sp. memiliki tipe thallus foliose, tipe

thallus ini lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya.

Cetraria sp. memiliki thallus berwarna hijau. Cetraria sp. memiliki

tipe tubuh buah apothecium. Pada Cetraria sp. tidak memiliki alur

thallus. Cetraria sp. memiliki rizin atau alat untuk melekat pada

permukaan substrat. Ciri khas dari Cetraria sp. adalah rizin yang

terlihat jelas. Cetraria sp. memiliki kemiripan dengan selada.

Cetraria sp. memiliki bentuk apotesium cawan yang letaknya di

tengah thallus.

Thallus

Page 18: OBSERVASI LICHENES

g) Lephraria sp.

Gambar 3.50 Lephraria

(Khitsum. 2013)

Lephraria sp. memiliki pikobion Chlorophyta dan mikobion

Ascomycetes. Lephraria sp. memiliki tipe thallus crustose.

Lephraria sp. memiliki warna thallus hijau. Lephraria sp. bentuk

thallusnya berupa butiran. Lephraria sp. memiliki bentuk thallus

butiran. Lephraria sp. memiliki tipe tubuh buah apothecium.

Lephraria sp. tidak memiliki alur thallus dan rizin. Ciri khas dari

Lephraria sp. adalah thallusnya yang berelief. Kemiripan seperti

penyakit lepra. Memiliki bentuk apotesium cawan yang berada di

tengah thallus.

h) Lecanora sp.

Gambar 3.51 Lecanora

(Valero, 2013)

Lecanora merupakan Lichenes yang merupakan simbiosis dari

Chlorophyta dan Ascomycetes. Memiliki tipe thallus crustose,

berwarna abu-abu dan bentuk thallusnya pipih, memiliki apotesium

Thallus

Thallus

Page 19: OBSERVASI LICHENES

yang banyak dan bentuk apotesiumnya berupa cawan dan letaknya

di tengah thallus. Lecanora sp., tidak memiliki rizin dan alur

thallus.

3) Caloplacales

a) Caloplaca

Gambar 3.52 Caloplaca

(Droker, 2014)

Caloplaca sp. merupakan salah satu Lichenes yang merupakan

simbiosis dari Chlorophyta dan Ascomycetes. Spesies ini tidak

memiliki alur thallus, dan tipe thallusnya termasuk ke dalam

crustose. Ciri khas dari spesies ini adalah memiliki apotesium yang

berwarna jingga. Bentuk apotesium erupa cawan dan memiliki

kemiripan dengan oncom.

4) Peltigerales

a) Peltigera sp.

Gambar 3.53 Peltigera membranacea

(Wiikipedia, 2014)

Thallus

Thallus

Page 20: OBSERVASI LICHENES

Peltigera merupakan lichen hasil simbiosis alga biru-hijau

dengan jamur Ascomycetes. Lichen ini memiliki bentuk thallus

loliose dengan rizin sebagai alat penempelan. Berwarna biru

hijau dengan apothecium menyembul di ujung thalus. Bentuk

apothecium cawan. Ciri khas lichen ini yaitu apothecum yang

menyembul tegak di ujung thallus.

b) Lobaria sp.

Gambar 3.54 Lobaria sp.

(Dokumentasi Kelompok, 2015)

Lobaria sp. adalah salah satu lichenes yang merupakan

simbiosis dari chlorophyta dengan ascomycetes. Spesies ini

memiliki tipe thallus foliose dengan bentuk thallus lembaran dan

berwarna hijau kebiruan. Thallus dari spesies ini tidak memiliki

alur. Tipe buah dari Lobaria sp. yaitu apothecium dengan bentuk

apothecium cawan dan terletak di tengah. Lichenes ini memiliki

rizin. Ciri khas dari spesies ini yaitu lobusnya lebar.

2. Nilai-Nilai

a. Nilai Praktis

Lumut Kerak, atau secara ilmiah disebut Lichens, yang sering tertukar

dengan lumut. Sedikit meluruskan, walau disebut Lumut Kerak, tetapi

bukanlah Lumut atau tumbuhan tingkat tinggi lainnya. Lichens adalah

kumpulan 3 mahluk hidup, yakni; fungi, alga dan bakteri, yang hidup

Thallus

Page 21: OBSERVASI LICHENES

dalam satu tempat. Lumut Kerak adalah asosiasi dari 3 mahluk hidup

hidup secara mutualistik ''berdampingan''.

Lichens adalah tumbuhan pioner, atau perintis yang hidup sebelum

tumbuhan tingkat tinggi hidup. Selain sebagai tumbuhan perintis, Lichens

dijadikan indikator pencemaran udara. Lichens sangat rentan terhadap

pencemaran udara dan air, sebab sangat rentan terhadap Sulfur Oksidan

dan bahan pencemar lainnya. Selain bahan beracun, Lichens juga rentan

terhadap suhu dan kelembapan. Lichens bisa dijadikan indikator ada

tidaknya pencemaran udara, serta kondisi lingkungan.

Lichens atau Lumut Kerak yang terdiri dari 3 mahluk hidup, tidak bisa

hidup dan berdiri sendiri, tetapi saling tergantung satu dengan yang

lainnya. Fungi yang terlihat sebagai lumut kerak menjadi media atau

tempat hidup bagi bakteri dan alga, dengan menjaga kelembapan dan

tempat perlindungan 2 simbionnya. Alga, yang termasuk klorophyta

menyediakan sumber makanan untuk fungi dengan kemampuannya

berfoto sintesis. Bakteri Sianobakteria bertugas menambat dan

menyediakan nitrogen yang berguna sebagai nutrisi untuk pertumbuhan.

Interaksi yang sinergis dari 3 mahluk hidup yang tinggal dalam satu

lingkungan kecil ''microcosmos'' dan saling bergantung satu dengan yang

lainnya.

Namun dibalik kerukunan 3 mahluk tersebut, tidaklah mutlak sebagai

hubungan yang saling menguntungkan dan berdampingan. Fungi tidak

dapat hidup tanpa keberadaan alga atau bakteri, sedangkan alga dan

bakteri dapat hidup sendiri. Dibalik ketergantungan Fungi terhadap Alga

dan bakteri, ternyata Fungi sedikit jahat terhadap Alga yang telah

mendukung kehidupannya. Fungi menyerang dan membunuh sel-sel Alga,

namun tak sebanding dengan pertumbuhan Alga yang jauh lebih cepat.

Fungi juga menyerap nutrisi dari Alga dan bakteri, namun tidak mau

memberikan sedikit makanannya kepada 2 koleganya. Dari interaksi

tersebut, ada hubungan yang antagonis dan sinergis, namun tetap saling

bergantung satu dengan yang lainnya.

Page 22: OBSERVASI LICHENES

Keberadaan Lichens mungkin bagi kita tidak terlalu berpengaruh,

namun dari sisi ekologi memiliki peran yang cukup vital. Salah satunya

adalah untuk indikator pencemaran dan organisme pengurai. Bayangkan

tanpa ada Lichens, kayu tidak menjadi lapuk, dan mungkin pabrik Cat

tidak laku karena tembok tidak berlumut dan kusam. Dari sisi

farmakologis, ada beberapa Lichens yang bisa dijadikan obat. Lumut

Janggut, atau dalam bahasa Lokal Ki Angin (Jawa), dan memiliki nama

ilmiah Usnea misaminensis berkahsiat sebagai obat herbal. Ada 25 spesies

serupa yang bisa dijadikan obat. Usnea berkhasiat untuk mengobati masuk

angin, desentri, diare bahkan bisa dijadikan sebagai campuran kosmetik

''bedak''. Usnea mengandung saponi, flavanoid, polifenol sebagai anti

oksidan, sedangkan asam usnin sebagai anti biotik. Beberapa perusahaan

Jamu, telah menggunakan Usnea sebagai salah satu bahan baku

pembuatan jamu herbal. Tak salah, jika banyak Usnea dicari karena

memiliki nilai ekonomi yang tinggi (kompasiana.com).

b. Nilai Intelektual

Lichen merupakan simbiosis antara alga Cyanophyta atau Chlorophyta

dan jamur Ascomycetes atau Basidoimycetes. Jamur pada lichen berfungsi

untuk mengokokohkan tubuhnya dan mengisap air ataupun zat-zat

makanan. Sedangkan fungsi algae dalam lichenes adalah untuk melakukan

fotosintesis. Oleh karene itu, simbiosis antaran algae dan jamur pada

lichenes bersifat simbiosis mutualisme. Begitupun manusia yang tidak

bisa hidup indivudial atau sendiri untuk menggapai impiannya. Manusia

membutuhkan pendidik contohnya untuk menggapai cita-citanya dan

pendidikpun butuh siswa agar proses belajar mengajar bisa dilaksanakan.

Pendidik dan siswapun saling membutuhkan begitupun dengan jamur dan

algae saling memnutuhkan untuk membentuk lichenes.

Page 23: OBSERVASI LICHENES

c. Nilai Sosial Politik

Lichen merupakan organisme majemuk yang merupakan gabungan

antara alga dan jamur. Lichen adalah simbiosis antara ganggang dengan

jamur, ganggangnya berasal dari ganggang hijau (Chlorophyta) atau

ganggang biru (Cyanophyta), jamurnya berasal dari Ascomycotina atau

Basidiomycotina. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen

akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah. Hal yang

bisa kita petik dari Lichen, kita mengetahui bahwa manusia adalah

makhluk sosial, manusia memang dapat hidup sendiri, namun ketika

manusia hidup sendiri mereka akan mengalami kesulitan hidup, seperti

halnya komponen Lichen (jamur dan alga) apabila ditumbuhkan secara

terpisah.

d. Nilai Pendidikan

Lichenes merupakan simbiosis dua macam tumbuhan yaitu golongan

algae (Cyanophyceae atau Chlorophyceae) dengan golongan jamur

(Ascomycetes atau Basidiomycetes). Jamur pada lichenes berfungsi

mengokohkan tubuhnya dan mengisap air atau pun zat-zat makanan,

sedangkan algaenya berfungsi melakukan fotosintesis. Karena itu,

simbiosis antara kedua jenis tumbuan tersebut bersifat simbiosis

mutualistis. (Yudianto, 1992).

Dalam bidang pendidikan, kita harus belajar dari lichenes, untuk

mencapai tujuan pendidikan contohnya sekolah diperlukan simbiosis

mutualistis antara siswa dengan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar,

seorang guru memberikan pendidikan kepada para siswanya. Selain itu,

siswanya pun memberikan evaluasi terhadap gurunya agar guru tersebut

dapat mengevaluasi dirinya sendiri untuk mendidik siswanya lebih baik

lagi.

Page 24: OBSERVASI LICHENES

e. Nilai Religi

“Eksistensi ciptaan menunjukkan eksistensi Sang Pencipta,

Kerumitan ciptaan menunjukkan keagungan Sang Pencipta,

Mempelajari kerumitan ciptaan berarti mempelajari Keagungan Sang

Pencipta”

Pernahkah kita memperhatikan alam semesta tempat kita hidup? Di

dalamnya terdapat berbagai macam materi, baik yang bernyawa maupun

tidak, bergerak ataupun relatif diam, dan energi-energi dalam bentuk

panas, cahaya, listrik dan lain sebagainya. Pernahkah pula kita

memperhatikan langit di malam hari? Saat itu kita akan melihat kerlipan

benda-benda luar angkasa yang bersinar, dan kemudian memberikan

gagasan pada kita akan luasnya alam semesta. Pernahkah memperhatikan

bagaimana lichen terbentuk? Suatu keajaiban yang luar biasa dua makhluk

berbeda bergabung membentuk makhluk lain yang memiliki tampak dan

sifat berbeda.

Alam semesta tertata dengan sedemikian teraturnya dengan suatu

ketetapan yang pasti mulai dari sebuah atom hingga keteraturan berbagai

galaksi. Seperti terbit-terbenamnya matahari, berbagai posisi bintang di

malam hari, gerakan elektron pada atom, atau hukum-hukum fisika,

biologi, kimia, geologi dan lain-lain merupakan bukti empiris dari adanya

hukum-hukum alam (Sunatullah) yang telah ditentukan terlebih dahulu

dan tidak berubah. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-

A’la (87): 3, “Dan Dialah Allah yang menentukan kadar (masing-masing)

dan memberi petunjuk.” (Aneesudin, 2000:8).

Banyak orang yang sering menghubungkan antara logika dengan

tauhid. Melaluinya banyak yang menjadi semakin yakin terhadap adanya

Sang Pencipta, namun banyak pula yang malah terjebak dalam

ketidakmampuan memahami “ayat-ayat-Nya” sehingga akhirnya menjadi

atheis.

Segala fenonomena yang terjadi di alam semesta tidak berlangsung

begitu saja, semua kejadian disebabkan oleh kejadian lain termasuk

Page 25: OBSERVASI LICHENES

terbentuknya lichen. Bahkan ilmu pengetahuan berkembang diawali atas

rasa penasaran terhadap “law of causality”.

Contoh sederhana, seorang anak yang terkena diare pasti sebelumnya

pernah memakan makanan atau minuman yang tidak higienis, atau

memakan sesuatu yang tidak dapat ditoleransi oleh sistem pencernaannya.

Contoh lain, seorang sopir yang mobilnya mogok akan berpikir mengenai

kemungkinan penyebab dan memperbaikinya. Seseorang lapar pastinya

sebelumnya belum memakan sesuatu, dan akhirnya dia akan memikirkan

dan mencari makanan. Sebuah bangunan dirancang oleh arsitek dan

dibangun oleh pekerja bangunan. Planet-planet berjalan pada orbitnya di

dalam system tata surya akibat adanya gaya-gaya tertentu. Bersama

dengan hadirnya kita di bumi telah ada sebelumnya, gunung-gunung,

hutan-hutan, dan lautan, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, orang-orang berilmu akan mencari sebab-sebab dibalik

terwujudnya fenomena-fenomena yang menakjubkan itu. Hingga tak

pernah terucap dari mulut mereka, “Semua yang ada di dunia telah ada

setelah kita lahir dan tetap seperti itu hingga sekarang, maka semua itu

terwujud dengan sendirinya”. Keingintahuan yang mendalam memaksa

kita menyelidiki asal-usul dan menyelidiki keteraturannya yang

menakjubkan.

Selanjutnya lahirlah pertanyaan baru, “Apakah alam semesta yang

setiap bagiannya saling berkaitan dalam suatu system yang besar itu

terwujud dengan sendirinya, atau ia memperoleh wujudnya dari sesuatu

yang lain?”, dan “Apakah system yang mengagumkan ini dikendalikan

oleh suatu kekuasaan dan pengetahuan yang tidak terbatas, atau terjadi

dengan begitu saja?”.

Jawaban dari pertanyaan ini didapatkan dari bukti yang melimpah di

alam semesta ini. Kita akan menemukan bahwa setiap ciptaan

membutuhkan makhluk yang lain, dan bergerak berdasarkan aturan regular

yang telah ditentukan, kemudian ia akan lenyap dan digantikan oleh

makhluk yang lain. Makhluk-makhluk ini tidak pernah mewujudkan

Page 26: OBSERVASI LICHENES

dirinya sendiri, menciptakan arah perkembangan sendiri, ataupun berperan

sedikitpun dalam mewujudkan atau mengorganisasikan eksistensi mereka

sendiri.

Bahkan diri kita tidak memilih karakteristik kemanusiaan kita sendiri,

kita telah diciptakan bersama dengan karakteristik kemanusiaan tersebut.

Akal kita selanjutnya akan berkata bahwa semua system keteraturan alam

semesta ini tak mungkin hadir secara kebetulan dan terwujud begitu saja.

Akal tak bisa menerima bahwa batu bata terkumpul sendiri lalu

membentuk sebuah rumah.

Berdasarkan pada teori peluang (dalam Matematika), jika kita

menuliskan huruf A-Z (26 huruf) pada kertas masing-masing satu huruf

lalu mengocoknya, kemudian kita ambil satu-satu dan meletakannya di

atas meja berurutan. Maka peluang muncul kemunculan huruf-huruf

tersebut berurutan secara alfabetis adalah kurang dari 25 x 10-28 atau

kurang dari seperempatratus triliun triliun.

Dalam tubuh manusia dengan berat badan 70kg terdapat sekitar tujuh

triliun triliun triliun atom (99% terdiri atas unsur H, O, dan C). Maka

bayangkan betapa kecil kemungkinan tujuh triliun triliun triliun atom ini

membentuk, berinteraksi, menyusun dengan sangat kompleks secara

‘kebetulan’ sehingga seorang manusia terwujud di dunia dengan

kelengkapan system kehidupannya?

Bagaimana juga dengan manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk

lainnya yang berjumlah tak terhitung baik di darat maupun di laut yang

tertata rapi membentuk rantai-rantai ekosistem dan berbagai keteraturan

serta kesalingterikatan?

Bagaimana pula dengan planet-planet di alam semesta yang secara

kasat mata terlihat melayang-layang tanpa tiang dan mengikuti berbagai

aturan yang sangat nyata seperti hukum Keppler? Semuanya tidak

mungkin terjadi begitu saja.

Bagaimana pula dengan lichen yang merupakan hasil simbiosis dari

alga dan jamur? Apakah itu semua terjadi begitu saja? Apakah jamur tiba-

Page 27: OBSERVASI LICHENES

tiba bertemu dengan alga dan bersimbiosis? Mengapa jamur tertentu

memilih alga tertentu? Jawabannya itu telah ada yang mengatur.

Jadi, realisme instinktif manusia menyatakan bahwa alam pastinya

memiliki satu Penopang yang merupakan Sumber Wujud, Pencipta, dan

bahwa Wujud serta Sumber Kekuasan dan ilmu pengetahuan yang tidak

terbatas ini adalah Tuhan (Allah Subhanahu wa ta’ala), sumber segala

wujud dalam system eksistensi (filsafatsains.net).

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dia (Musa) berkata, Rabb

kamilah yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk

kejadiannya, lalu memberinya petunjuk.” (Q.S. 20:50).

Page 28: OBSERVASI LICHENES

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Lichenes atau yang dikenal sebagai lumut kerak merupakan tumbuhan

yang berasal dari simbiosis antara pikobion dan mikobion. Pikobion

adalah golongan algae yang membentuk Lichenes dan biasanya

merupakan alga bersel satu yang termasuk ke dalam Divisi Cyanophyta

dan Chlorophyta. Mikobion adalah golongan jamur (Fungi) yang

membentuk Lichenes dan biasanya merupakan golongan Ascomycetes dan

Basidiomycetes. Bentuk thallus Lichenes meneyerupai kerak da nada yang

berupa lembaran, pita, atau seperti tumbuhan perdu dan biasa menempel

pada pohon, tebing atau batuan. Jamur pada lichenes berfungsi untuk

mengkokohkan tubuhnya dan mengisap air ataupun zat-zat makanan,

sedangkan algaenya berfungsi untuk melakukan fotosintesis. Pada

umumnya Lichenes hidup sebagai epiphyta dan tahan terhadap kekeringan.

Perkembangbiakkan Lihenes dengan fragmentasi thallus dan soredium.

2. Lichenes yang ada di alam sangatlah banyak jenisnya dan sangat

branekaragam. Pada praktikum yang kelompok kami lakukan saja, kami

mengamati 14 spesies Lichenes yang berbeda, yaitu : Graphis sp., Graphis

elegan, Parmelia sp, Physcia sp., Peltigera sp., Cladonia sp., Usnea sp.,

Ramalina sp., Lobaria sp., Cetraria sp., Cora pavonia, Lephraria sp.,

Lecanora sp., dan Caloplaca sp.

3. Dari 13 genus yang kami amati, semuanya tentulah memiliki ciri khas,

yaitu :

Tabel 4.1 Ciri khas genus pada Lichenes

Nama genus Ciri Khas

Graphis Memiliki bentuk apotesium garis

Parmelia Thallus foliose biru-hijau seperti daun

wortel

Page 29: OBSERVASI LICHENES

Physcia Thallusnya terlihat menjari

Peltigera Apothecium menyembul di ujung

thallus

Cladonia Memiliki thallus yang dikotom

Usnea Memiliki thallus gilig sempit seperti

rambut

Ramalina Thallusnya berbentuk pita

Lobaria Memiliki lobus lebar

Cetraria Memiliki rizin yang terlihat jelas

Cora Memiliki alur thallus

Lephraria Thallusnya berrelief

Lecanora Memiliki apotesium banyak

Caloplaca Apotesium berwarna jingga

Page 30: OBSERVASI LICHENES

DAFTAR PUSTAKA

Aneesuddin, Mir. (2000). Fatwa Al-Qur’an Tentang Alam Semesta. Jakarta:

Serambi.

Dhave, Danang. (2011). Lumut Kerak, Dibenci tapi Dicari. [Online]. Tersedia:

http://www.kompasiana.com/dhave/lumut-kerak-dibenci-tetapi-

dicari_550acf11a33311b9102e3ab4 [17 November 2015].

Mahayana, Dimitri. (2012). Tauhid for Teens, Bukti 1. [Online]. Tersedia:

http://filsafatislam.net/mengenal-tuhan-bukti-1 [22 Agustus 2015].

Yudianto, Suroso Adi. (1992). Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito.

Gambar 3.2. Animal Party. (2006). Graphis. [Online]. Tersedia:

https://en.wikipedia.org/wiki/Graphis_(lichen)#/media/Fil

e:Graphis_scripta_(EU).jpg [12 November 2015].

Gambar 3.5. Argyllshire. (2009). Peltigera. [Online] Tersedia:

http://www.lichens.lastdragon.org/Peltigera_horizontalis.html. [Online].

Tersedia: http://www.lichens.lastdragon.org/Peltigera_horizontalis.html. [12

November 2015].

Gambar 3.8. Silverside. (2002). Physcia. [Online] Tersedia:

http://www.lichens.lastdragon.org/Physcia_aipolia.html. [12 November 2015].

Gambar 3.11. Lindsey. (2011). Parmelia. [Online] Tersedia:

http://www.gbif.org/species/2605963. 12 November 2015.

Gambar 3.14. Tigerente. (2005). Usnea. [Online] Tersedia:

https://en.wikipedia.org/wiki/Usnea#/media/File:Usnea_australis.jpg [12

November 2015].

Gambar 3.17. Tigerente. (2005). Cladonia. [Online] Tersedia:

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1a/CladoniaSpec01.jpg

[13 November 2015].

Gambar 3.20. Silverside. (2013). Ramalina. [Online] Tersedia:

http://www.lichens.lastdragon.org/Ramalina_farinacea.html [13 November

2015].

Page 31: OBSERVASI LICHENES

Gambar 3.23. Pope, Ralph. (2015). Lobaria. [Online] Tersedia:

http://www.fs.fed.us/wildflowers/plant-of-the-week/lobaria_pulmonaria.shtml.

[13 November 2015].

Gambar 3.26. Salguero, Alberto. Cetraria. (2007). [Online] Tersedia:

https://en.wikipedia.org/wiki/Cetraria#/media/File:Cetraria_aculeata_habito.jp

g [13 November 2015].

Gambar 3.29. Sharnoff. (2015). Lecanora. [Online] Tersedia:

http://www.sharnoffphotos.com/lichensC/lecanora_chlarotera.html. [13

November 2015].

Gambar 3.32. Stridvall. (2015). Caloplaca. [Online] Tersedia:

http://www.stridvall.se/lichens/gallery/Caloplaca/D80A0710?full=1. [13

November 2015].

Gambar 3.35. Yirka, Bob. (2014). Cora pavonia. [Online] Tersedia:

http://phys.org/news/2014-07-south-american-lichen-species-fungi.html [13

November 2015].

Gambar 3.38 GBIF. (2008). Graphis elegans. [Online] Tersedia:

http://www.gbif.org/species/5260850/classification. [13 November 2015].

Gambar 3.41. Uebel. (2006). Lepraria. [Online] Tersedia:

https://en.wikipedia.org/wiki/Lepraria#/media/File:Lepraria_lobificans_(EU).j

pg. [13 November 2015].

Gambar 3.42. Jeramillo. (2015). Dictyonema cf glabratum (Hygrophoraceae).

[online]. Tersedia:

https://www.flickr.com/photos/129392105@N02/16443513089/.com [14

November 2015].

Gambar 3.42 Animal Party. (2006). Graphis. [Online] Tersedia:

https://en.wikipedia.org/wiki/Graphis_(lichen)#/media/File:Graphis_scripta_(

EU).jpg. [12 November 2015].

Gambar 3.43 Flickrhivemind. (2014). Graphis elegans. [Online]. Tersedia :

http://flickrhivemind.net/Tags/graphisscripta/Interesting. [16 November

2015].

Page 32: OBSERVASI LICHENES

Gambar 3.44. Lindsey. (2011). Parmelia. [Online] Tersedia:

http://www.gbif.org/species/2605963. [12 November 2015].

Gambar 3.45. Barth, Roland E. (2008). Physcia sp. [Online]. Tersedia:

http://www.fnanaturesearch.org/index.php?

option=com_naturesearch&task=view&id=557 [17 November 2015].

Gambar 3.46 Storey, Malcomn. (2015). Cladonia chlorophea. [Online]. Tersedia:

http://www.discoverlife.org/20/q?search=Cladonia+chlorophaea [17

November 2015].

Gambar 3.47. Copalis. (2007). Usnes sp. [Online] Tersedia :

http://nwnature.net/lichens/index.htm. [13 November 2015].

Gambar 3.48. Cork, Country. Ramalina sp. [Online] Tersedia :

http://www.irishlichens.ie/pages-lichen/l-05.html. [13 November 2015].

Gambar 3.49. Ditchburn. (2015). Lichens. [Online]. Tersedia:

http://www.dereila.ca/woods/page5.html. [14 November 2015].

Gambar 3.50. Khitsum. 2013. Lepraria neglecta (Zoned Dust Lichen). [online].

Tersedia: http://www.wisconsinmushrooms.com/Leprarianeglecta.html. [14

November 2015].

Gambar 3.51. Valero, Jacinta Luch. (2013). Lecanora sp. [Online]. Tersedia :

https://www.flickr.com/photos/70626035@N00/8650790430 [16 November

2015].

Gambar 3.51. Flickrhivemind. (2014). Graphis elegans. [Online]. Tersedia :

http://flickrhivemind.net/Tags/graphisscripta/Interesting. [16 November

2015].

Gambar 3.52. Wikipedia. (2014). Peltigera membranacea. [Online]. Tersedia:

https://en.wikipedia.org/wiki/Peltigera_membranacea [17 November 2015].

Gambar 3.53. Perthshire, Taymouth. 2002. Lobaria sp. [Online] Tersedia :

http://www.lichens.lastdragon.org/Lobaria_amplissima.html [13 November

2015].