NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

37
Pendahuluan Proses kelahiran bayi merupakan keajaiban. Dalam beberapa saat, janin yang keriput dan basah, berubah menjadi bayi yang hidup bebas. Transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin merupakan hal yang vital. Janin harus dapat menghindarkan diri dari potensi kerusakan yang terjadi saat kelahiran, beradaptasi secara fisiologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, dan setelah kelahiran, menghindarkan diri dari bahaya lingkungan seperti hipotermia dan infeksi, karena dia masih rentan terhadap bahaya tersebut. Periode intrapartum dan neonatal awal merupakan masa yang amat berbahaya bagi bayi yang mengalami hipoksia atau malnutrisi intrauterin, lahir preterm, dan mempunyai kelainan kongenitas mayor. Isi Anamnesis Untuk bayi prematur, hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu: 1 Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat kehamilan, pernah sakit atau tidak, makan obat-obatan, atau tetanus toxoid. Riwayat kelahiran, yaitu : o Tanggal lahir, o Tempat lahir, o Ditolong oleh siapa, o Cara kelahiran, 0

description

Neonatus kurang bulan, berat badan lahir rendah, dan ikterus fisiologis

Transcript of NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Page 1: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Pendahuluan

Proses kelahiran bayi merupakan keajaiban. Dalam beberapa saat, janin yang keriput

dan basah, berubah menjadi bayi yang hidup bebas. Transisi dari kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstrauterin merupakan hal yang vital. Janin harus dapat menghindarkan diri dari

potensi kerusakan yang terjadi saat kelahiran, beradaptasi secara fisiologis untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, dan setelah kelahiran, menghindarkan diri

dari bahaya lingkungan seperti hipotermia dan infeksi, karena dia masih rentan terhadap

bahaya tersebut. Periode intrapartum dan neonatal awal merupakan masa yang amat

berbahaya bagi bayi yang mengalami hipoksia atau malnutrisi intrauterin, lahir preterm, dan

mempunyai kelainan kongenitas mayor.

Isi

Anamnesis

Untuk bayi prematur, hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu:1

Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat kehamilan, pernah sakit atau tidak,

makan obat-obatan, atau tetanus toxoid.

Riwayat kelahiran, yaitu :

o Tanggal lahir,

o Tempat lahir,

o Ditolong oleh siapa,

o Cara kelahiran,

o Kehamilan ganda,

o Keadaan segera setelah lahir, pasca lahir, hari-hari pertama kehidupan,

o Masa kehamilan,

o Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan,

kurang atau besar)

Riwayat pertumbuhan, yaitu kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur.

Riwayat perkembangan, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor kasar, motor

halus, dan sosial-personal.

Riwayat imunisasi

Riwayat makanan

0

Page 2: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Riwayat penyakit yang pernah diderita

Riwayat keluarga

Corak reproduksi ibu

Data perumahan

Pemeriksaan Fisik Rutin pada Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan ukuran dan usia gestasi penting untuk memperkirakan usia gestasi janin

dan membandingkan ukuran tubuh bayi dengan rentang normal untuk usia gestasi. Riwayat

ibu akan memberi satu taksiran, tetapi mungkin salah jika ibu memiliki pola menstruasi yang

tidak teratur sebelum konsepsi. Gestasi juga dapat dinilai dari gambaran fisik bayi, yaitu

kulit, genitalia eksterna, telinga, payudara, serta dari perilaku nonmuskular.

Berat, lingkar kepala, dan panjang kepala ke tumit hendaknya ditentukan dan dicatat.

Lingkar kepala diukur pada diameter oksipital ke frontal terbesar. Panjang diukur dari puncak

kepala (verteks) sampai telapak kaki dengan tungkai bayi dalam keadaan ekstensi penuh.

Pengukuran ini kemudian dibandingkan untuk gestasi terhadap grafik pertumbuhan optimum,

sesuai untuk populasi spesifik, harus digunakan bila tersedia.2

Pemeriksaan medis yang komprehensif dalam 24 jam setelah lahir, yaitu pemeriksaan

rutin pada bayu lahir harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk:2

Mendeteksi setiap kelainan suatu anomali kongenital yang signifikan terjadi saat lahir

pada usia 10-20 kasus per 1000 kelahiran hidup.

Mengkonfirmasi dan atau mempertimbangkan penatalaksanaan lebih lanjut untuk setiap

kelainan yang terdeteksi sebelum lahir.

Mempertimbangkan masalah potensial yang terkait dengan riwayat kehamilan maternal

atau gangguan familial.

Memungkinkan orang tua untuk bertanya tentang apapun dan meningkatkan perhatian

kepada bayi mereka.

Menentukan apakah terdapat perhatian khusus oleh pengasuh mengenai perawatan bayi

setelah pulang.

Memberikan promosi kesehatan, khususnya pencegahan sindrom kematian bayi

mendadak (sudden infant death syndrome,SIDS).

Persiapan

Catatan:

Periksa catatan antenatal, kelahiran, dan persalinan maternal.

1

Page 3: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Peralatan:

Meteran pengukur

Stetoskop

Oftalmoskop

Lingkungan:

Ruangan yang bersih.

Privasi, dengan pencahayaan yang sesuai.

Periksa bayi pada ranjang dengan alas yang kaku.

Jika mungkin kedua orangtua ikut menyaksikan.

Selalu cuci tangan dan bersihkan stetoskop sebelum setiap pemeriksaan.

Bayi:

Bayi harus telanjang selama pemeriksaan berlangsung sehingga semua bagian tubuh

dapat terlihat.

Diperlukan keadaan bayi yang nyaman dan relaks untuk pemeriksaan yang sukses.

Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru

lahir, antara lain:2

Mata : periksa dengan oftalmoskop untuk melihat refleks

merah. Jika tidak ada refleks tersebut, yaitu pupil

berwarna putih (katarak, glaukoma, retinoblastoma)

maka rujuk bayi langsung ke ahli mata. Periksa juga

mata yang tampak normal, misalnya untuk koloboma,

suatu defek berbentuk kunci pada iris.

Plethora atau pucat : jika dicurigai, periksa hematokrit.

Telinga : letak rendah, malformasi atau tanda/ lubang

periaurikular.

Tangan : periksa jari tambahan, garis tangan palmar.

Ikterus : jika terjadi dalam 24 jam pertama, perlu pemeriksaan

lebih lanjut.

Jantung : auskultasi. Denyut jantung normal110-160 kali/menit

namun dapat menurun sampai 80 kali/menit selama

tidur. Murmur jantung.

Punggung & Tulang belakang : periksa dari atas sampai bawah. Kerutan sakral di

Bawah garis celah natal – umum dijumpai dan jinak.

Jika terletak proksimal dari celah natal maka

2

Page 4: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

memerlukan ultrasonografi untuk mengidentifikasi jika

terdapat jalur ke medula spinalis, walaupun jarang.

Periksa punggung untuk pertumbuhan rambut,

pembengkakan, nervus, atau lesi lain di atas tulang

belakang yang dapat menunjukkan kelainan vertebra

atau medula spinalis, misalnya spina bifida okulta atau

penyatuan medula. Jika ditemukan maka rencanakan

ultrasonografi, dan MRI mungkin diperlukan.

Nadi femoralis : menurun pada koarktasio aorta. Jika dicurigai maka

periksalah dengan mengukur tekanan darah di keempat

ekstremitas. Perbedaan > 15 mmHg dianggap

signifikan. Menguat pada duktus arteriosus paten.

Tonus otot : amati pergerakan keempat ekstremitas. Rasakan ketika

menggendong (jaga kepala ketika mengangkat bayi).

Pada posisi telungkup, bayi aterm (cukup bulan) akan

mengangkat kepalanya ke posisi horizontal.

Tampilan umum, postur, : apakah normal ?

pergerakan

Fontanel dan struktur : terasa normal

tengkorak

Wajah : setiap gambaran dismorfik misalnya trisomi 21

(sindrom down).

Langit-langit/palatum : inspeksi dan palpasi untuk mengidentifikasi celah

langit-langit.

Sianosis Lidah : jika ragu periksa saturasi oksigen dengan oksimeter

nadi.

Pernapasan dan pergerakan : amati adanya gawat napas. Peningkatan laju

dinding dada pernapasan, napas cuping hidung, grunting (napas

berbunyi), retraksi dada (sternal dan interkostal).

Abdomen : hati normal 1-2 cm di bawah tepi kosta, ujung limpa

dan ginjal kiri mungkin dapat teraba. Setiap masa –

periksa lebih lanjut dengan ultrasonografi.

Panggul : periksa displasia perkembangan panggul.

Genitalia : periksa testis di dalam skrotum dan penis normal pada

3

Page 5: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

bayi laki-laki serta anatomi normal pada bayi

perempuan.

Anus : periksa patensi.

Kaki : periksa talipes.

Gambar 1. Memeriksa Refleks Merah2

4

Page 6: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Gambar 2. Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir2

5

Page 7: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Refleks Primitif 3

Menggenggam tangan dan kaki sejak lahir hingga usia 4 bulan

Moro refleks kejut sejak lahir hingga usia 4 bulan

angkat bayi dengan menyangga kepala, dan biarkan kepala terjatuh beberapa sentimeter.

Bayi akan tampak terkejut, melemparkan tangan ke luar dan kemudian meletakkannya

kembali di badannya.

Asymmetric tonic neck reflex (ATNR) – sejak lahir hingga usia 7 bulan

Saat menggelengkan kepala ke salah satu sisi, tangan dan kaki ipsilateralnya akan

bergerak ke luar.

Refleks menghisap (rooting) – sejak lahir

Saat menyentuh sekitar wajah bayi, ia akan berputar, membuka mulutnya seolah-olah

akan menghisap jari.

Adanya refleks Moro dan ATNR yang persisten adalah abnormal, dan dapat menjadi indikasi

adanya palsi serebral.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur:3

rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru,

analisa gas darah,

kadar gula darah,

kadar kalsium darah,

kadar bilirubin.

APGAR

Skor Apgar atau nilai Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali

pada tahun 1952 oleh seorang ahli anestesiologi, Dr. Virginia Apgar, sebagai sebuah metode

sederhana untuk segera cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir dan sekaligus

mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan adanya tindakan segera terhadap

bayi baru lahir. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat

akronim dari kata APGAR, yaitu Activity (aktivitas), Pulse (nadi), Grimace (mimik),

Appearance (tampilan kasat mata), dan Respiration (pernapasan).4

6

Page 8: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Tes ini biasanya diberikan kepada bayi sebanyak dua kali, yaitu pada menit pertama

setelah lahir dan dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah lahir. Hal-hal yang dinilai

adalah:

Tabel 1. Skor APGAR4

Penilaian 0 1 2

Appearance (warna

kulit)

Seluruh tubuh bayi

berwarna kebiru-

biruan atau pucat

Warna kulit tubuh

normal, tetapi

tangan dan kaki

berwarna kebiruan

Warna kulit seluruh

tubuh normal

Pulse (denyut

jantung)

Tidak ada denyut

jantung

Denyut jantung

kurang dari 100 kali

per menit

Denyut jantung

lebih atau di atas

100 kali per menit

Grimace (respon

refleks)

Tidak ada respon

terhadap stimulasi

Wajah meringis saat

distimulasi

Meringis, menarik,

batuk, atau bersin

saat distimulasi

Activity (tonus otot)Lemah, tidak ada

gerakan

Lengan dan kaki

dalam keadaan

fleksi dengan sedikit

gerakan

Bergerak aktif dan

spontan

Respiration

(pernapasan)Tidak bernapas

Menangis lemah,

seperti merintih,

pernapasan lambat

dan tidak teratur

Menangis kuat,

pernapasan baik dan

teratur

Bayi dengan hasil total 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum

berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa bayi

tersebut tidak sehat atau tidak normal. Hasil yang rendah dalam penilaian itu, menunjukkan

bahwa anak membutuhkan tindakan yang sifatnya segera, seperti menyedot/mengeluarkan

cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk membantu pernapasan, tindakan

tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi secara umum.

Pada menit ke-5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan, dan jika skor bayi Anda

tidak naik hingga nilai 7 atau lebih dan pertimbangan lainnya dari keadaan bayi maka dokter

dan perawat akan melanjutkan tindakan medis yang perlu untuk dilakukan, pemantauan

intensif dan penilaian ini diteruskan setiap 5 menit sampai normal atau sampai 20 menit. Jika

skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat

7

Page 9: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

mengalami kerusakan syaraf jangka panjang.4 Juga ada risiko kecil tapi signifikan

akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan

cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera

dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

Beberapa bayi yang lahir dengan masalah pada organ jantung dan paru-paru akan

membutuhkan tindakan medis lanjutan, sedangkan yang lain hanya membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan luar.

Jika Apgar menunjukan skor 7-10 berarti bayi normal. Skor yang agak rendah yaitu 4-6

berarti bayi memerlukan tindakan segera, dan tindakan yang lebih intensif dilakukan pada

bayi dengan skor 0-3.4

Grafik Lubchenco

Gambar 3. Grafik Lubchenco4

8

Page 10: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Diagnosis Kerja

Bayi berusia 34 minggu mengalami kelahiran kurang bulan, berat badan sesuai usia

kehamilan (NKB-SMK), dengan berat badan lahir rendah (<2500 gram), dan ikterus

fisiologis.

Etiologi

Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. Lima belas persen

dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari

1 janin).5

Masalah pada ibu biasanya berupa:5

Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya

Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak

diketahui

Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau

infeksi selaput ketuban)

Kelainan pada rahim atau leher rahim

Ketuban pecah sebelum waktunya

Plasenta previa.

Pre-eklamsi (suatu keadaan yang bisa terjadi pada trimester kedua kehamilan,

yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam air kemih dan

pembengkakan tungkai)

Diabetes mellitus

Penyakit jantung.

Faktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya persalinan prematur adalah:5

Kehamilan usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun)

Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur

Golongan sosial-ekonomi rendah

Keadaan gizi yang kurang

Penyalahgunaan obat.

Manifestasi Klinis

Gambaran fisik bayi prematur:5

Ukuran kecil

9

Page 11: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg)

Kulitnya tipis, terang, dan berwarna pink (tembus cahaya)

Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan)

Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput

Rambut yang jarang

Telinga tipis dan lunak (lembek)

Tangisannya lemah

Kepala relatif besar

Jaringan payudara belum berkembang

Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung

belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi cukup bulan)

Reflek menghisap dan reflek menelan yang buruk

Pernapasan yang tidak teratur

Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit (anak laki-laki)

Labia mayora belum menutupi labia minora (pada anak perempuan).

Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan prematur merupakan penyebab kematian

neonatal yang tinggi yaitu sebesar 30,3%. Neonatal dengan BBLR beresiko mengalami

kematian 6,5 kali lebih besar daripada bayi yang lahir dengan berat badan normal.

BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak di masa yang akan

datang. Dampak dari bayi lahir dengan berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan

lambat, kecenderungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah daripada bayi

yang berat lahirnya normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan

fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang

tinggi.6

Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat kurang

dari 2500 gram atau kurang dari 5,5 pon. Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi

yang dilahirkan makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Berdasarkan batas timbulnya

permasalahan pada derajat prematuritas, dapat digolongkan: 6

a. Bayi yang sangat prematur, dengan masa gestasi 24 – 30 minggu

b. Bayi dengan derajat prematur sedang, yaitu masa gestasi 31 – 36 minggu

c. Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu

sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari).

10

Page 12: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

d. Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau

lebih (294 hari atau lebih

Dengan pengertian seperti di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

a. Prematuritas murni

Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan

berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-

sesuai untuk masa kehamilan.

b. Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk

masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin

dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR, antara lain: 6

1. Faktor Ibu

Karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 17 tahun dan umur lebih

dari 34 tahun, status sosial ekonomi yang kurang, status perkawinan yang tidah

sah, tingkat pendidikan yang rendah). Umur yang terlalu muda atau kurang dari

17 tahun dan umur yang terlalu lanjut lebih dari 34 tahun merupakan kehamilan

resiko tinggi. Disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk hamil

(endometrium belum sempurna) pada usia dibawah 17 tahun sedangkan pada

umur diatas 35 tahun endometrium yang kurang subur serta memperbesar

kemungkinan untuk menderita kelainan kongenital, sehingga dapat berakibat

terhadap kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin dan

beresiko untuk mengalami kelahiran prematur. Angka kejadian prematuritas

tertinggi ialah pada usia kurang dari 20 tahun.

Faktor sosial ekonomi, budaya berhubungan dengan tingkat pendidikan,

pekerjaan ibu, ekonomi keluarga. Pendidikan secara tidak langsung akan

mempengaruhi hasil suatu kehamilan khususnya terhadap kejadian bayi dengan

berat badan lahir rendah. Hal ini dikaitkan dengan pengetahuan ibu dalam

memelihara kondisi kehamilan serta upaya mendapatkan pelayanan dan

pemeriksaan kesehatan selama kehamilan.

Ekonomi keluarga dapat menunjukkan gambaran kemampuan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil yang berperan dalam pertumbuhan

janin. Keadaan sosial ekonomi sangat berperan terhadap timbulnya

11

Page 13: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.

Hal ini disebabkan keadaan gizi yang kurang baik dan periksa hamil.

Risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR

(paritas, berat badan dan tinggi badan, pernah melahirkan BBLR, jarak

kelahiran). Bila berat badan kurang dari 40 kg dan tinggi badan ibu kurang dari

145 cm, cacat bawaan, pernah melahirkan BBLR, abortus spontan dan faktor

genetik. Paritas adalah jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu.

Paritas yang beresiko melahirkan BBLR adalah paritas nol yaitu bila ibu

pertama kali hamil dan paritas lebih dari empat. Hal ini dapat berpengaruh pada

kehamilan berikutnya karena kondisi rahim ibu belum pulih jika untuk hamil

kembali. Semakin kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar resiko

melahirkan BBLR. Kejadian tersebut disebabkan oleh komplikasi perdarahan

antepartum, partus prematur dan anemia berat. Jarak kelahiran kurang dari 2

tahun meningkatkan risiko melahirkan BBLR 2,04 kali lebih besar daripada

jarak kelahiran lebih dari 2 tahun.

Status kesehatan reproduksi ibu berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, infeksi

dan penyakit selama kehamilan, riwayat kehamilan dan komplikasi kehamilan).

Bayi berat lahir rendah terjadi apabila ibu mengalami gangguan/komplikasi

selama kehamilan seperti hiperemesis gravidarum yaitu komplikasi mual dan

muntah pada hamil muda bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan

dehidrasi dan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan

energi, perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar estrogen.

Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan asupan

makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin. Penyakit yang

berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan antepartum,

trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus dan penyakit infeksi menjadi salah

satu penyebab BBLR karena janin tumbuh lambat atau memperpendek usia

kehamilan ibu. Penyakit infeksi akut antara lain disebabkan oleh masuknya

mikroorganisme patogen dalam tubuh kemudian dapat menyebabkan timbulnya

tanda-tanda atau gejala penyakit. Mikroorganisme penyebab infeksi dapat

berupa bakteri, protozoa, jamur dan virus (rubella, toksoplasma). Hal tersebut

dapat menyebabkan kelainan dan penularan kongenital pada bayi sehingga bayi

yang dilahirkan prematur. Patogenesis kejadian BBLR juga diakibatkan oleh

penyakit TB paru, malaria, penyakit non infeksi seperti penyakit jantung, asma

12

Page 14: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

dan kurang gizi (KKP) karena status gizi yang buruk. Penyakit-penyakit

tersebut dapat mengganggu proses fisiologis metabolisme dan pertukaran gas

pada janin berakibat terjadinya partus prematur sehingga beresiko BBLR.

Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan yang menunjukkan kadar

haemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari nilai normal yaitu 11 g/100

ml. Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel

darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pengaruh

anemia terhadap kehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematur,

perdarahan antepartum. Adanya penyakit selama hamil meningkatkan risiko 6

kali lebih besar untuk terjadi BBLR dibandingkan tidak ada penyakit. Ibu hamil

yang menderita edema tungkai dan anemia mempunyai resiko 18 kali lebih

besar untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai

gangguan selama kehamilan. Faktor resiko lain yang berkembang seperti stress,

faktor fisik dan psikososial. Kondisi kejiwaan ibu juga sangat berpengaruh

kepada janin. Oleh sebab itu keadaan mental ibu selama kehamilan juga harus

dijaga dan diperhatikan, antara lain dengan cara memberikan motivasi kepada

ibu selama pemeriksaan kehamilan. Dukungan psikologis dan perhatian akan

berdampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil, sehingga wanita

hamil merasa nyaman dan dapat menjaga emosional selama kehamilannya.

Gangguan emosional dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin yang

dikandungnya serta menghambat asuhan neonatal pascapersalinan.

Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal, tenaga

kesehatan tempat periksa hamil, umur kandungan saat pertama kali pemeriksaan

kehamilan) juga dapat beresiko untuk melahirkan BBLR. Jenis pelayanan

kesehatan yang harus dilakukan oleh ibu hamil adalah pemeriksaan

kehamilan/pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal harus dilakukan, sehingga

kondisi ibu dan janin dapat dikontrol dengan baik. Ibu hamil juga dianjurkan

untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap

trimester sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 kali. Kualitas pelayanan

antenatal meliputi sifat/struktur dan jenis pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan. Dalam hal ini pelayanan antenatal yang kontinu/ kadang-kadang

serta layanan antenatal yang ditujukan pada segmen kehamilan beresiko.

Kejadian BBLR 1,5 hingga 5 kali lebih tinggi pada ibu yang jarang atau tidak

melakukan pelayanan antenatal.

13

Page 15: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

2. Faktor Janin:6

Hidraamion/polihidramnion yaitu keadaan dimana banyaknya air ketuban

melebihi 2000 cc, pada keadaan normal banyaknya air ketuban dapat mencapai

1000 cc untuk kemudian menurun lagi setelah minggu ke 38 sehingga hanya

tinggal beberapa ratus cc saja. Hidraamnion dianggap sebagai kehamilan resiko

tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak, pada hidramnion

menyebabkan uterus regang sehingga dapat menyebabkan partus prematur.

Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda.

Kehamilan ganda/ kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.

Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada

kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Berat badan bayi yang

umumnya baru lahir pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram. Frekuensi

hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan ganda daripada

kehamilan tunggal. Pada kehamilan kembar cenderung untuk terjadinya partus

prematur.

Keadaan lain yang mungkin terjadi BBLR yaitu cacat bawaan akibat kelainan

kromosom (sindroma down, turner) serta cacat bawaan karena infeksi

intrauterine (menyebabkan gangguan pada bayi dalam bentuk fetal dismaturity)

sehingga janin lahir dengan berat badan yang lebih kecil atau mati dalam

kandungan, BBLR dapat terjadi akibat ketuban pecah dini yaitu keluarnya

cairan jernih dari vagina pada kehamilan lebih dari 20 minggu sebelum proses

persalinan berlangsung. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi janin. Bila usia

kehamilan belum cukup bulan, namun ketuban sudah pecah sebelum waktunya

maka hal tersebut dapat mengakibatkan kelahiran prematur sehingga bayi yang

dilahirkan beresiko untuk BBLR.

Tabel 2. Perubahan-Perubahan Maturasional Dalam Tampilan dan Perkembangan Sesuai

Usia Kehamilan6

Gestasi 23-25 minggu 29-31 minggu 37-42 minggu

Berat lahir

(persentil ke-50)

Pada usia 24 minggu: Pada usia 30 minggu: Pada usia 40 minggu:

Laki-laki = 700 g Laki-laki = 1,5 kg Laki-laki = 3,55 kg

Perempuan = 620 g Perempuan = 1,4 kg Perempuan - 3,4 kg

14

Page 16: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Kulit

Sangat tipis, bergelatin Ketebalan medium

Kulit tebal dan pecah-

pecah pada tangan dan

kaki

Berwarna merah gelap di

seluruh tubuhMerah muda

Merah muda pucat, merah

muda di seluruh tubuh

Telinga, bibir, telapak

tangan, dan telapak kaik

TelingaDaun telinga lembut

Terdapat kartilago pada

tepi daun telinga

Kartilago daun telinga

keras pada tepi daun

telinga

Tidak ada rekoil Mulai ada rekoil Mengalami rekoil segera

Payudara

Jaringan payudara tidak

teraba

Satu atau kedua

payudara membentuk

nodul berukuran 0,5-1,0

cm

Satu atau kedua payudara

membentuk nodul lebih

dari 1,0 cm

Genitalia

Laki-laki: Skrotum rata, testis

tidak teraba

Pria: skrotum =

beberapa rugae,

Laki-laki: skrotum =

rugae, testis = di skrotum

Perempuan: klitoris menonjol,

labia mayor terpisah jauh

testis = di kanalis

ingunalis

Perempuan: di labia minor

dan klitoris tertutup

Labia minor terpisah jauh

Perempuan = labia

minor dan klitoris

sebagian tertutup

PosturEkstensi, tidak teratur, tidak

terkoordinasi

Sedikit fleksi pada

tungkai bawah

Fleksi, pergerakan

ekstremitas halus

Penglihatan

Kelopak mata dapat tertutup

atau sebagian terbuka

Pupil bereaksi terhadap

cahaya

Melihat wajah.Mengikuti

wajah, garis melengkung

Tidak ada atau sedikit

pergerakan mata

dan kontras terang/gelap

pada semua arah

Pendengaran

Terkejut oleh suara bisingMemutar kepala dan mata

ke sumber suara

Lebih menyukai kata-kata

dan suara ibu

Pernapasan

Membutuhkan bantuan

pernapasan

Kadang-kadang

membutuhkan bantuan

pernapasan

Kebutuhan bantuan

pernapasan umum tidak

terjadi

Apnea belum terjadi Apnea belum terjadi Apnea jarang terjadi

Menghisap dan Isapan tidak terkoordinasi Terkoordinasi pada usia

15

Page 17: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

menelan gestasi 34-35 minggu

Pemberian

makan

Biasanya membutuhkan TPN

(Total parenteral nutrition)

Makan lewat selang

(nasogastrik)

Pada cukup bulan,

menangis ketika lapar

Kadang-kadang

membutuhkan TPNMakan sesuai kebutuhan

Bernapas, menghisap, dan

menelan secara

terkoordinasi

Pengecapan

Bereaksi terhadap rasa

pahit

Membedakan manis,

asam , pahit

Lebih menyukai manis

Interaksi

Jarang bisa berinteraksiMembuat kontak mata

dan waspada penuh

Mudah terbebani oleh

stimulus sensorik

Menangis Sangat pelan Keras

Siklus

bangun tidurStatus tidur intermediat

Status tidur dan bangun

sangat jelas

Ikterus Fisiologis

Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada minggu

pertama > 2 mg/dL. Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar billirubin

akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mg/dL pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian akan

menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar 1 mg/dL

selama 1 sampai 2 minggu. Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin

puncak akan mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan terjadi lebih

lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6 minggu. Pada

bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan

puncak yang lebih tinggi dan lebih lama, begitu juga dengan penurunannya jika tidak

diberikan fototerapi pencegahan. Peningkatan sampai 10-12 mg/dL masih dalam kisaran

fisiologis, bahkan hingga 15 mg/dL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin. Kadar

normal bilirubin tali pusat kurang dari 2 mg/dL dan berkisar dari 1,4 sampai 1,9 mg/dL.7

Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun

cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan

dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60% dan 80%. Untuk kebanyakan bayi fenomena

16

Page 18: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan. Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh

faktor tunggal tapi kombinasi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas

fisiologis bayi baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada

bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan penurunan

clearance bilirubin.

Peningkatan ketersediaan bilirubin merupakan hasil dari produksi bilirubin dan early

bilirubin yang lebih besar serta penurunan usia sel darah merah. Resirkulasi aktif bilirubin di

enterohepatik, yang meningkatkan kadar serum bilirubin tidak terkonjugasi, disebabkan oleh

penurunan bakteri flora normal, aktifitas β-glucuronidase yang tinggi dan penurunan

motilitas usus halus.

Tabel 3. Faktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologis.7

Dasar Penyebab

Peningkatan bilirubin yang tersedia

- Peningkatan produksi bilirubin

- Peningkatan resirkulasi melalui

enterohepatik shunt

Penurunan bilirubin clearance

- Penurunan clearance dari plasma

- Penurunan metabolisme hepatik

Peningkatan sel darah merah

Penurunan umur sel darah merah

Peningkatan early bilirubin

Peningkatan aktifitas β-glucuronidase

Tidak adanya flora bakteri

Pengeluaran mekonium yang terlambat

Defisiensi protein karier

Penurunan aktivitas UDPGT

Pada bayi yang diberi minum lebih awal atau diberi minum lebih sering dan bayi

dengan aspirasi mekonium atau pengeluaran mekonium lebih awal cenderung mempunyai

insiden yang rendah untuk terjadinya ikterus fisiologis. Pada bayi yang diberi minum susu

formula cenderung mengeluarkan bilirubin lebih banyak pada mekoniumnya selama 3 hari

pertama kehidupan dibandingkan dengan yang mendapat ASI. Bayi yang mendapat ASI,

kadar bilirubin cenderung lebih rendah dan defekasinya lebih sering. Bayi yang terlambat

mengeluarkan mekonium lebih sering terjadi ikterus fisiologis.

Pada bayi yang mendapat ASI terdapat dua bentuk neonatal jaundice yaitu early

(berhubungan dengan breast feeding) dan late (berhubungan dengan ASI). Bentuk early onset

17

Page 19: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

diyakini berhubungan dengan proses pemberian minum. Bentuk late onset diyakini

dipengaruhi oleh kandungan ASI ibu yang mempengaruhi proses konjugasi dan ekskresi.

Penyebab late onset tidak diketahui, tetapi telah dihubungkan dengan adanya faktor spesifik

dari ASI, yaitu: 2α-20β-pregnanediol yang mempengaruhi aktifitas UDPGT atau pelepasan

bilirubin konjugasi dari hepatosit; peningkatan aktifitas lipoprotein lipase yang kemudian

melepaskan asam lemak bebas ke dalam usus halus; penghambatan konjugasi akibat

peningkatan asam lemak unsaturated; atau β-glukuronidase atau adanya faktor lain yang

mungkin menyebabkan peningkatan jalur enterohepatik.8

Tabel 4. Derajat Ikterus Berdasarkan Kramer dibagi 8

Derajat

ikterusDaerah ikterus

Perkiraan kadar

bilirubin

I Kepala dan leher 5,0 mg%

II Sampai badan atas (di atas umbilikus) 9,0 mg%

III

Sampai badan bawah (di bawah

umbilikus) hingga tungkai atas (di atas

lutut)

11,4 mg/dl

IV Sampai lengan, tungkai bawah lutut 12,4 mg/dl

V Sampai telapak tangan dan kaki 16,0 mg/dl

Tatalaksana9

Medikamentosa

Jika kemungkinan akan terjadi kelahiran prematur, biasanya diberikan obat tokolitik

untuk menghentikan kontraksi dan kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru

bayi.

Makanan diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan ke dalam lambung bayi

karena fungsi menghisap dan menelan pada bayi prematur masih belum matang. Pada

prematur yang ekstrim, makanan diberikan melalui infus. Pada usia sekitar 34 minggu, bayi

mulai disusui ASI atau susu botol.

Bayi prematur sangat cepat kehilangan panas dan mengalami kesulitan dalam

mempertahankan suhu tubuh, sehingga mereka biasanya ditempatkan di dalam suatu

inkubator. Mungkin bayi memerlukan bantuan respirator dan tambahan oksigen.

18

Page 20: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

Non Medikamentosa

1. Mempertahankan Suhu Normal Bayi

Pada bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram ˂ atau umur kehamilan ˂36 pekan,

perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal. Bayi tersebut

dapat dengan cepat mengalami hipotermi (suhu tubuh di bawah normal) dan perlu waktu

lebih lama untuk menghangatkannya kembali. Risiko komplikasi dan kematian meningkat

secara bermakna bila suhu lingkungannya tidak optimal. Salah satu cara untuk

mempertahankan suhu normal bayi prematur dengan metode Kanguru Mother Care (KMC)

atau Perawatan Bayi Lekat (PBL). Metode ini bermanfaat untuk menstabilkan suhu bayi

dengan berat badan ˂2500 gram, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan

bayi dengan berat badan ˂1800 gram. KMC adalah kontak kulit di anatara ibu dan bayinya

secara dini, terus menerus, dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. KMC bisa

dimulai segera setelah bayi lahir atau setelah bayi stabil, dan dapat dilakukan di rumah

setelah bayi boleh pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meski belum bisa menyusu,

yaitu dengan tetap memberikan ASI peras menggunakan sendok. Cara melakukan KMC

adalah sebagai berikut:

• Berilah bayi pakaian, popok, topi, dan kaos kaki yang sudah dihangatkan lebih dahulu

(misal dengan cara disetrika)

• Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak dan langsung kontak ke kulit ibu dan

pastikan kepala bayi sudah terfiksasi di dada ibu. Posisikan bayi dalam “frog position”

yaitu tertekuk pada siku dan tungkai, sementara kepala dan dada bayi terletak di dada ibu

dengan kepala bayi agak mendongak.

• Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah dengan selimut yang sudah dihangatkan

sebelumnya. Tidak perlu baju khusus selama baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan

nyaman selama kontak dengan kulit ibu.

• Dapat juga menggunakan baju berukuran lebih besar dari badan ibu, kemudian bayi

diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, dan ibu memakai selendang yang

dililitkan ke perut ibu agar bayi tidak terjatuh.

• Bila baju ibu tidak cukup menyokong bayi, dapat menggunakan kain lebar yang elastik atau

kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi (semacam gendongan).

• Ibu tetap dapat beraktivitas biasa selama KMC. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah duduk

atau bisa juga dengan meletakkan beberapa bantal di punggung ibu. KMC sangat dianjurkan

karena memiliki banyak manfaat, yaitu dapat meningkatkan hubungan emosional antara ibu

19

Page 21: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

dan bayi; menstabilkan suhu tubuh, pernafasan, dan denyut jantung bayi; meningkatkan

pertumbuhan dan berat badan bayi; mengurangi stres pada ibu dan bayi; menenangkan bayi

(sehingga tidak rewel).

2. Pemberian Asi

Bayi prematur perlu diberi susu lebih sering dibanding bayi cukup bulan karena mereka

membakar kalori lebih cepat. Makin kecil tubuhnya, makin sering nutrisi perlu

diberikan.Umumnya refleks hisap dan menelan sudah cukup baik pada bayi prematur dengan

masa kehamilan > 34 minggu (berat lahir > 2000 gram), sehingga bayi dapat dicoba langsung

menyusu pada ibunya. Bila refleks mengisap bayi sudah muncul, ia dapat langsung menetek

pada ibu. Bila belum, susu diberikan dengan sendok khusus. Bayi prematur, disesuaikan

dengan berat badannya, akan mendapatkan nutrisi secara bertahap tergantung kondisinya.

Bila ia lahir amat kecil, bayi mendapat nutrisi bertahap mulai dari selang (waktu masih di

Rumah Sakit) hingga akhirnya bisa menetek pada ibu. Agar ASI tersedia, ibu harus diajarkan

cara memompa atau memerah ASI secara teratur dan yang paling penting adalah ibu tidak

boleh stres, cukup istirahat dan makan. Ibu yang stres oleh karena bayi dipisahkan dari

ibunya, dapat menghambat produksi ASI. Pada waktu pemulangan dari rumah sakit, sebagian

besar bayi prematur membutuhkan pemberian makan paling sedikit tiap tiga jam. Ibu harus

menyusui tiap 1,5-2 jam dalam sehari pada 24-48 jam pertama setelah pulang dari rumah

sakit untuk memastikan produksi susu yang cukup. Setelah itu, bayi normalnya disususi tiap

2-3 jam atau 8-10 kali per hari. Enam sampai 8 popok basah per 24 jam menunjukkan asupan

cairan yang cukup. Bila bayi menolak disusui, ibu harus mencoba lagi dalam setengah sampai

satu jam. Ibu dapat mendorong bayi untuk menyusu dengan mengeluarkan tetes-tetes susu,

mendorong puting atau memposisikan bayi.

3. Waktu Istirahat

Bayi prematur tidur lebih banyak daripada bayi cukup bulan. Kendati demikian, bayi

prematur juga bangun lebih sering dibandingkan bayi cukup bulan. Periode tidur rata-rata

bayi prematur lebih singkat daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur juga memerlukan

waktu beberapa hari atau minggu untuk dapat pindah dari lingkungan NICU (Neonatal

Intensive Care Unit) ke rumah. Mengurangi kebisingan dan meredupkan lampu secara

bertahap terbukti dapat membantu bayi tertidur lelap. Usahakan bayi tidur telentang karena

telah diketahui bahwa posisi telungkup berkaitan dengan meningkatnya resiko terjadinya

sudden infant death syndrome (SIDS). Hindari juga kasur yang terlalu empuk dan permukaan

20

Page 22: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

lainnya yang dapat memerangkap udara pernapasan, karena bisa juga meningkatkan risiko

terjadinya SIDS.

4. Konsultasi pada Ahlinya

Kelahiran bayi prematur yang lebih awal dari waktunya sering menyisakan

permasalahan karena belum matangnya organ-organ tubuh. Untuk itu, orangtua dengan bayi

prematur hendaknya selalu mengamati perkembangan anaknya dan sering berkonsultasi

dengan ahlinya. Permasalahan yang biasanya muncul seperti masalah penglihatan dan

pendengaran.

Strabismus (juling) lebih sering ditemukan pada bayi prematur. Karena juling dapat

menjadi tanda kelainan di dalam mata, konsultasi dengan dokter mata umumnya diperlukan.

Pada banyak bayi berat lahir sangat rendah, juling pada usia enam minggu menghilang saat

mencapai usia 9 bulan. Juling yang timbul saat usia 9 bulan cenderung menetap. Dianjurkan

melakukan pemeriksaan awal pada usia 4-6 minggu, dengan follow-up tergantung hasil

pemeriksaan awal. Masalah pendengaran yang sering muncul pada bayi prematur adalah

ketulian, hal ini disebabkan oleh beberapa keadaan seperti hiponatremia (kadar natrium

dalam darah yang rendah), alkalosis metabolik dan penggunaan ventilator mekanik dalam

waktu lama. Penggunaan obat golongan aminoglikosida atau furosemide merupakan faktor

resiko tambahan. Orang tua harus memperhatikan adanya tanda-tanda hilangnya pendengaran

pada bayi. Respons bayi terhadap suara keras dapat diperiksa oleh dokter dan kemampuan

mengerti dan mengekspresikan bahasa dapat dinilai dengan alat pemeriksaan untuk mengukur

perkembangan. Konsultasi dengan ahli THT dapat dilakukan jika orang tua melihat tanda-

tanda hilangnya pendengaran atau jika ditemukan kelainan saat pemeriksaan.

Komplikasi10

1. Sindroma gawat pernapasan (penyakit membran hialin).

2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan refleks menghisap

atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan otak atau serangan apneu.

3. Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian makanan.

4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)

5. Displasia bronkopulmoner.

6. Penyakit jantung.

7. Jaundice.

8. Infeksi atau septikemia.

21

Page 23: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

9. Anemia.

10. Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah, bisa tinggi

(hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).

11. Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.

12. Keterbelakangan mental dan motorik.

Pencegahan

Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan

pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan pemeriksaan selama kehamilan.

Statistik menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik bisa mengurangi

angka kejadian prematuritas, kecil untuk kehamilan dan angka kesakitan akibat persalinan

dan pada masa baru lahir.

Prognosis

Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal,

misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/ makin kecil berat bayi makin tinggi angka

kematian), terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus

seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini

selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ

yang rendah dan gangguan lainnya

Kesimpulan

Daftar Pustaka

1. Lissauer T, fanaroff A. At a glance neonatology. Jakarta: Erlangga Medical Series;

2009.h. 46-137.

2. Lorna D. Pemeriksaan kesehatan bayi. Jakarta: EGC; 2011.h. 9-49.

3. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes on paediatrics. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga;

2004.h.59, 65.

4. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri Rudolph. Edisi ke-20.

Jakarta: EGC; 2007.h.1065-6.

5. David H. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008.h.44-73.

22

Page 24: NKB-SMK, BBLR, Ikterus Fisiologis

6. Sistiarani C. Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang berisiko terhadap

kejadian BBLR. 2008 Agustus. h. 9-29.

7. Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 2000.h.2146-7.

8. Richard BE. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2010.h.754.

9. Kosim MS, Yunanti A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Buku ajar neonatalogi. Jakarta:

Badan Penerbit IDAI;2010.h.147-53.

10. Tom L, Avroy F. At a Glance neonatologi. Dalam: Amalia S, penyunting. Neonatologi:

Kedokteran perianatal, bayi baru lahir yang normal, dan bayi preterm. Jakarta: Erlangga;

2009.p.33,52-3,68

23