New Agama Stev
-
Upload
stevan-wedi-kurniawan -
Category
Documents
-
view
79 -
download
2
description
Transcript of New Agama Stev
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Hidup Muslim
Di dunia ini manusia sebagai makhluk hidup di bumi disebut juga makhluk sebagai
makhluk sosial, makhluk yang berakal, makhluk agamis dan makhluk yang monodualistik
(perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia terletak pada peranan yang
diembannya yaitu sebagai Khalifah Fil- Ardh atau khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan
pembeda yang jelas dengan makhluk ciptaanAllah yang lain seperti malaikat, jin, iblis, setan,
hewan, tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya yang tidak diketahui oleh manusia.
Wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah Swt kepada manusia
untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu hal yang sulit dan berat, karena Allah Swt.tidak
akan membebankan kewajiban kepada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Kita diberikan akal oleh Allah Swt dan dengan akal itu pula kita dapat bertindak dan memulai
sesuatu. Memfungsikan akal akal dapat kita pahami sebagai upaya manusia dalam
menetapkan langkah – langkah secara terarah dan terukur dan menentukan tujuan hidup serta
merealisasikannya dalam kehidupan nyata manusia.
Karena akal bukanlah benda yang statis , maka akal haruslah dilatih, dikembangkan
dan disempurnakan kemampuannya. Mengembangkan akal adalah suatu kewajiban manusia
dan dengan cara demikian daya piker, daya nalar, daya analisa , daya cipta rasa dan karsa
manusia dapat tumbuh dan bersemi dalam diri sseseorang. Pemanfaatan potensi atau berbagai
macam daya yang dimiliki seseorang pada hakekatnya apat dijadikan sebagai criteria dalam
menentukan berperan atau tidaknya seseorang sebagai khalifah Allah Swt. Mengambil peran
itu pada hakekatnya adalah bagian dari usaha mencapai tujuan penciptaan manusia di muka
bumi.
Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah Swt hanya untuk
mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam artian secara sungguh-sungguh (hanif)
merencanakan , melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Perintah itu bisa
berupa ibadah mahdhah dan bisa juga ibadah goiru mahdhah. Kedua macam ibadah ini pada
1
dasarnya tidak dapat dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi seorang muslim.
Melaksakan kedua ibadah tersebut secara berimbang , utuh dan saling mendukung adalah
tujuan hiup seorang muslim.
Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan kemampuan
dan tuntunan yang benar dari Rasulullah saw akan memberikan dampak positif dalam
membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan
pengalaman ibadah manusia dan sesuai pula dengan kehendak Allah Swt. Namun demikian,
realitas kehidupan kita menunjukan bahwa sebagian besar muslim cenderung untuk
memisahkan ibadah dengan kehidupan duniawi. Mereka berpendapat bahwa ayng dikatakan
ibadah hanyalah sebatas ibadah mahdhah saja seperti shalat,puasa, zakat, haji, dan lain-lain,
sedangkan ibadah yang berhubungan dengan kehidupan dunia dipersepsikan sebagai aktifitas
yang bukan termasuk dalam ruang lingkup atau ranah (domain)ibadah kepada Allah Swt.
Kecendrungan seperti ini sudah mendarah daging bahkan telah mengakar secara salah
kaprah di kalangan kita, dan pemahaman seperti itu cenderung diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya secara tradisional. Hal ini mengakibatkan kita jauh tertinggal dari
kehidupan duniawi sebagai wahana menuju kemajuan kehidupan yang dijanjikan oleh Allah
Swt. Pada zaman Rasulullah Saw dan para sahabat, umat islam berusaha melaksanakan ajaran
atau isi Al-qur’an secara benar dan menyeluruh dalam segala segi kehidupan seorang muslim
betapapun kecilnya disetiap saat dan di setiap tempat. Dengan meningkatkankualitas ibadah
ritual(mahdhah), maka akan memberikankekuatan ruhaniah dalam diri seseorang dan
selanjutnya akan meningkatkan kekuatan lahiriyah untuk memperbaiki kualitas kehidupan
duniawinya. Dengan perkataan lain seorang muslim seyogyanya memandangbahwa
kehidupan dunia ini sebagai suatu medan peperangan yang harus dimenangkan olehnya dan
sekaligus sebagai lading menumbuhkan amal shalih untuk bekal kehidupan akhirat.
Menggunakan ibadah mahdhah sebagai sumber kekuatan untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt dan sekaligus mengharapkan ridho-Nya adalah tujuan mereka. Demikian
pula , membentuk dan mengembangkan kekutatan ruhaniah sebagai tenaga pendorongan
(driving force) dalam menyelesaikan setiap problematika kehidupan duniawi juga merupakan
tujuan hidup manusia dapat disimpulkan bahwa semua itu adalah ibadah manusia yang
sekaligus juga tujuan hidup manusia.setelah manusia berupaya sekuat tenaga dalam
mempersembahkan ibadahnya kepada Sang Pencipta, maka hasil dari semua ibadah itu
2
diserahkan kepada Allah Swt. Setelah segenap potensi dan kemampuan manusia telah
dicurahkan secara baik , benar ,terarah dan terukur maka kita tinggal bertawakal, berserah diri
dan menerima apapun yang dikaruniakan-Nya.
Mengembalikan pemahaman umat islam secara benar haruslah dimulai dengan
meluruskan dan membenarkan terlebih dulu menetapkan atau perumusan tujuan hidupnya.
Mengapa demikian? Pertanyaan ini dapat kita jawab secara sederhana karena sudah terlalu
banyak para ahli filsafat dan pemikir-pemikir islam yang telah menyimpangdari inti ajaran al
Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw. Mereka mendefinisikan berbagai macam tujuan hidup
manusia dengan rumusan-rumusan yang cenderung berorientasi pada materialism,
eksistensialisme, ataupun hedonism sebagaimana tercermin dalam konsep pahala dan dosa.
Di tengah- tengah ketidaksengajaan menyerap bahkan mendarah dagingkan tujuan
hidup yang telah dirumuskan oleh para filsuf , para pemikir islam, dan diri kita masing-
masing maka islam telah merumuskan tujujan hidup itu yang lebih universal , sempurna dan
menyeluruh untuk setiap pemeluknya untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Mengetahui tujuan hidup manusia secara utuh , jelas dan gambling akan dapat membawa
umat islam kepada tingkat kualitasas kehidupan tertinggi di dunia dan di akhirat karena juga
akan memberikan kehidupan yang penuh dengan ketenangan , keberuntungan , kebahagiaan
yang hakiki dan sesuai dengan harapan kodrat kemanusiaan itu sendiri.
Tujuan hidup manusia dalam pandangan islam telah tercantum dalam ayat suci Al-
Qur’an. Bukan hanya rumusan tujuan hidupnya saj yang dicantumkan , akan tetapi
bagaimana cara mencapainya pun juga secara jelas disebutkan. Pada kesempatan ini melalui
modul bahan diskusi, kita mencoba untuk memahami dengan cara menganalisis tujuan hidup
muslim dalam Al-Qur’an dan merumuskan bagaimana cara mengaplikasikan ayat tersebut
dalam kehidupan nyata kita sehari-hari.
1.2 Latar Belakang Masalah Fungsi Hidup Muslim
Sebagaimana yang telah kita bicarakan pada sesi pertama dirkusi tentang “Tujuan
Hidup Muslim”, maka pada pertemuan kedua ini kita akan mengkaji apa fungsi hidup muslim
itu? Secara sederhana, fungsi dapat didefinisikan sebagai suatu akibat atau konsekuensi dari
3
dilakukannya suatu sebab. ‘Akibat atau konsekuensi’ itu kadang-kadang dapat kita kenali
dengan jelas dan gamblang, sebagaimana jelasnya pemahaman kita mengenai fungsi utama
air sebagai penghilang rasa haus atau dahaga. Sebaliknya, ‘akibat atau konsekuensi’ bisa juga
terkesan samar dan tidak dapat segera kita kenali dengan baik dan benar karena keterbatasan
pemahaman kita.
Sebagai contoh misalnya bagi seorang anak yang masih kecil dengan tingkat
pemahaman terbatas, akan sangat sulit mengenali apa sebenarnya fungsi dari seorang ayah
dibanding dengan ibunya. Dalam kasus seorang ayah menyuruh anaknya belajar atau kalau
perlu memaksa anaknya belajar, maka si anak bertanya-tanya apakah memang fungsi seorang
ayah selalu berkaitan dengan sesuatu hal yang terkesan kurang bersahabat. Dengan perkataan
lain, pada saat itu si anak tidak tahu fungsi seorang ayah dalam rumah tangga. Namun, ketika
ia mulai besar sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemahaman dan penalaran si anak,
maka ia baru mengetahui apa fungsi seorang ayah tersebut. Misalnya, ia akan menjawab
sendiri pertanyaan berikut: ‘Ooh, ya, kalau begitu tindakan dan sikap ayah dahulu kepadaku
ketika aku masih kecil, berfungsi untuk menyadarkan aku dari kemalasanku belajar atau dari
kenakalanku yang lain’.
Manusia sebagai makhluk yang berakal diberi hak dan wewenang oleh Allah SWT.
Untuk bertindak sesuai dengan hak dan kewenangannya itu. Namun demikian, penggunaan
hak dan wewenang yang dimiliki oleh seseorang akan memunculkan suatu konsekuensi di
kemudian hari berupa pertanggungjawaban dari penggunaan hak dan wewenang tersebut.
Apakah dalam pelaksanaan tugasnya atau wewenangnya sudah sesuai dengan tuntutan dan
tuntunan pihak yang memberikannya (Allah Swt.) atau sebaliknya hanya menurut selera
manusia itu sendiri yang berlandaskan pada akal pikirannya semata yang bersifat terbatas dan
nisbi (relatif).
Jika manusia lebih cenderung menempatkan akal pikiran semata di atas norma agama
yang hak dan bersifat absolut karena memang berasal dari Sang Maha Pencipta Allah Swt.,
maka kehancuran dan malapetaka yang akan terjadi kemudian. Kita sering menyaksikan
adanya suatu penindasan, penjegalan dan perampasan hak, ketidakadilan, dan kedholiman di
permukaan bumi, karena semata-mata sistem kehidupan manusia di bumi yang serba
kompleks ini secara dominan hanya dikelola berlandaskan kemampuan akal pikiran manusia
4
yang terbatas. Ini bukan berarti bahwa akal pikiran manusia sebagai sesuatu yang tidak
bermanfaat, tetapi seharusnya penggunaan akal pikiran itu sinergi dengan tuntunan Sang
Pencipta.
Allah Swt. Menempatkan manusia setingkat lebih tinggi di atas makhluk lain di muka
bumi, karena manusia diharapkan menjadi pelindung dan pemakmur bumi dengan
memanfaatkan segala potensi yang ada untuk memudahkan manusia dalam melaksanakan
peranan hidupnya. Fungsi yang cukup besar dan mulia itu merupakan anugerah yang tak
ternilai harganya. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian, maka manusia akan didorong
untuk lebih giat dan kuat dalam merencanakan sesuatu dan melaksanakan rencana yang telah
dibuatnya. Ringkasnya, tidak ada istilah santai apalagi bermalas-malasan dalam berbuat bagi
siapa saja yang mengetahui fungsi hidupnya secara utuh dan benar.
Kebanyakan kita tidak menyadari tentang fungsi hidupnya, dan sebagian lagi
mungkin tidak mengetahui sama sekali tentang itu. Akibat ketidaktahuannya tentang funsi
hidupnya menyebabkan seseorang tidak memiliki gairah untuk hidup. Bahkan, yang lebih
mengerikan lagi adalah adanya anggapan bahwa hidup ini sebagai suatu beban yang amat
berat yang harus segera diakhiri. Namun, tidaklah demikian halnya bagi kita yang menyadari
secara benar tentang fungsi hidupnya. Hidup ini sebenarnya sangatlah menarik dan
menggairahkan karena memang sebagai salah satu anugerah utama dan sangat berharga dari
Allah Swt. Kepada manusia. Bahkan di antara kita ada yang bercita-cita ingin hidup selama-
lamanya untuk memfungsikan dirinya sebgaimana yang diharapkan oleh Allah Swt. Marilah
kita lihat, apa sebenarnya fungsi hidup seorang muslim itu menurut pandngan Al Quran.
1.3 Latar Belakang Masalah Peranan Hidup Muslim
Baru saja kita membahas tentang ‘Fungsi Hidup Muslim’ yang sangat berkaitan
dengan peranan hidupnya. Jika fungsi hidup lebih banyak ditekankan pada aspek konsekuensi
yang diterjemahkan ke dalam wewenang dan tanggung jawab, maka peranan lebih
difokuskan pada segi aplikasi dalam kehidupan seorang muslim. Secara sederhana peranan
dapat diartikan sebagai apa yang diharapkan oleh pihak lain yang seharusnya dilakukan oleh
seseorang. Pihak lain yang dimaksudkan di sini dapat berarti Tuhan (Allah Swt) dan secara
5
kolektif dapat berupa masyarakat, lembaga social kemasyarakatan atau bahkan individu
(perorangan)
Kita menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat hidup sendirian
karena kodrati manusia memang sebagai makhluk social. Dalam kenyataan sehari-hari
banyak ditemui orang-orang yang secara sengaja atau tidak sengaja membiasakan hidupnya
melawan sunnatullah atau melawan arus, yaitu dengan membudayakan pola hidup
individualistis sebagaimana kita saksikan di negara-negara ‘maju’ (sekuler) atau di kota-kota
besar di Indonesia. Pola hidup seperti ini justru membuat mereka stress, terpojok, bahkan
menyulitkan diri sendiri. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena mereka melawan
fitrah hidupnya sebagai makhluk yang memerlukan orang lain atau karena mereka melawan
tuntutan social atau harapan sosialnya.
Pada kesempatan diskusi ketiga ini, kita telah mencoba mengenali apa yang
diharapkan diperankan oleh seorang muslim yang tercermin dari sikap perilaku (conduct),
keragaan (appearance), dan prestasi (achievement). Dengan demikian maka kita bersama-
sama bertanya dan sekaligus menjawab apa peranan seorang muslim menurut pandangan Al
Q ur’an?
6
BAB II
CAPAIAN KOMPETENSI
2.1 Tujuan Diskusi Tujuan Hidup Muslim
Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:
a. Dapat mengerti tujuan hidupnya berdasarkan pemahaman terhadap Al Quran.
b. Dapat menjelaskan perbedaan antara tujuan hidup muslim dengan tujuan
hidup manusia lainnya.
c. Dapat menjelaskan pengertian ibadah kepada Allah SWT.
2.2 Tujuan Diskusi Fungsi Hidup Muslim
Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:
a. Mampu menjelaskan pengertian fungsi hidup muslim
b. Mampu menjelaskan pengertian “rahmatan lil ‘alamin”.
c. Mampu menghayati fungsi hidupnya sebagai pembawa rahmat bagi sekalian
alam.
2.3 Tujuan Diskusi Peranan Hidup Muslim
Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:
a. Memahami peranan hidupnya sebagai seorang muslim dalam kehidupan di
dunia sesuai dengan tuntunan Al Qur an.
b. Mampu merumuskan pengertian “khalifah fil ardh” dalam hubungannya
dengan pengelolaan potensi alam raya ini
c. Mampu menjelaskan cara pendekatan yang digunakan untuk menyadarkan
umat sebagai khalifah di muka bumi.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Tujuan Hidup Muslim
3.1.1 Diskusi Kelompok
Adapun hasil diskusi/jawaban dari pertanyaan yang didiskusikan pada kuliah aktif
mengenai topik Tujuan Hidup Muslim adalah sebagai berikut :
a. Dengan memperhatikan Surat Adz-Zaariyaat (51) : 56, Al-Fatihah (1) : 5-7, Al-Baqarah
(2) : 83-84, Al-A’raaf (7) : 73-74, Huud (11): 50-52 dan 61. Apakah tujuan hidup seorang
muslim ?
Tujuan hidup seorang muslim yang utama adalah beribadah/menyembah kepada Allah
SWT.
Surat Adz-Dzariyaat (51) : 56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku.
Surat Al Fatihah (1) : 5-7
Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan
Bimbing ( antar )lah kami ( memasuki ) jalan lebar dan luas
( yaitu ) jalan orang orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka bukan
( jalan ) yang dimurkai dan bukan ( pula jalan ) orang orang yang sesat
Surat Al Baqarah (2) : 83-84
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi
janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): Kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu
8
(saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan
memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.
Surat Al A’raf (7) : 73-74
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia
berkata:” Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu.
Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, maka kamu
ditimpa siksaan yang pedih “.
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesudah kaum Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan
istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk
dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela
di muka bumi membuat kerusakan.
Surat Al A’raf (7) : 85-86
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka Syuaib. Ia
berkata:” Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu.
Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi
manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman “.
Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar
jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu (berjumlah)
sedikit, lalu Allah memperbanyak (jumlah) kamu. Dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
Surat Hud (11) : 50-52
Dan kepada kaum Aad (Kami utus) saudara mereka Hud. Ia berkata: “Wahai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah
mengada-adakan saja.
9
Wahai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak
lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan
(nya)?”
Dan (dia berkata): “Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu,
dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa.”
Surat Hud (11) : 61
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Wahai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”
b. Dengan memperhatikan Surat Adz-Zaariyaat (51) : 55-58, maka bagaimana Anda dapat
menghubungkan atau merumuskan relasi (hubungan) antara berdzikir dan beriman pada
ayat 55, rizki pada ayat 57-58, dan kekuatan tangguh pada ayat 58 dengan beribadah
kepada-Ku pada ayat 56 ?
Surat Adz-Dzariyaat (51) : 55
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat
bagi orang-orang yang beriman.
Surat Adz-Dzariyaat (51) : 57-58
Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi Aku makan.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi
Sangat Kokoh.
Surat Adz-Dzariyaat (51) : 56
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku.
Juga memperhatikan “laa ta’buduuna illallaah” dalam ayat 83 surat Al-Baqarah
dengan berbuat baik kepada Ibu Bapak, kaum kerabat, anak yatim, dan orang miskin
(manusia seluruhnya), kemudian baru tunaikan shalat dan tunaikan zakat. Bagaimana
10
Anda dapat menjelaskan pengertian beribadah kepada Allah Swt. dalam ayat ini
dengan prestasi manusia ?
Surat Al Baqarah (2) : 83
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi
janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
c. Dengan memperhatikan ayat 50 dengan 51 dan 52 surat Huud (11), Allah Swt.
menghubungkan beribadah kepada Allah Swt. dengan menurunkan rahmat (dalam ayat
ini misalnya berupa hujan) dan menambah kekuatan (manusia) sekaligus Allah Swt.
menyuruh kita agar jangan berbuat dosa. Dengan demikian, maka apakah benar
pengertian ibadah kepada Allah Swt. lebih banyak ditekankan pada pencapaian prestasi
(ahsanu ‘amala atau amalan yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakul karimah) manusia
di dunia ?
Surat Hud (11) : 50-52
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi
peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah. Sesungguhnya
aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum
mereka, melainkan mereka mengatakan: ” Ia itu adalah seorang tukang sihir atau
orang gila “.
3.1.2. Kesimpulan Hasil Diskusi
a. Tujuan hidup seorang muslim
Dari kesimpulan diskusi dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan hidup seorang muslim
adalah :
1. Tujuan hidup seorang muslim yang terutama adalah beribadah kepada Allah
karena Allah telah berfirman “..Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
11
kecuali utuk beribadah kepada-Ku. “ jadi dapat kita ketahui dan kita pahami
bahwa manusia diciptakan untuk beribadah, dan jin juga beribadah kepada-Nya,
berarti apabila kita tidak beribadah kepada Allah, maka derajat kita lebih rendah
dari pada Jin.
2. Relasi / hubungan antara berdzikir, beriman, rizki dan kekuatan tangguh dengan
beribadah kepada-Ku adalah berdzikir adalah suatu media bagi orang yang
beriman untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga untuk
menenangkan hati orang-orang yang beriman. Berzikir juga merupakan salah satu
cara bagi kita untuk mensyukuri atas segala apa yang telah dianugrahkan kepada
kita. Berzikir akan membuat kita lebih merasa dekat kepada Allah dan Allah pasti
akan memberikan kebaikan kepada kita jika kita terus berzikir pada-Nya. Dengan
berdzikir, kita akan selalu mengingat Allah di mana pun kita berada sehingga hati
kita pun menjadi tenang, serta Allah pun akan selalu merahmati, memberi
petunjuk, dan meridhai setiap langkah kita dalam mencari rezeki-Nya. Allah SWT
yang maha mempunyai kekuatan yang kokoh, tangguh, dan pemberi rezeki. Allah
tidak akan meminta apapun dari ciptaan-Nya. Kekuatan dan kekuasaan Allah
tidak akan pernah berkurang. Allah memerintahkan ciptaan-Nya untuk beribadah
kepada-Nya. Ibadah membutuhkan iman yang kuat dan kekuatan yang tangguh,
dan untuk menguatkan iman kita, kita harus berdzikir untuk mengingat Allah swt.
Semakin tinggi iman kita, maka semakin kuat ibadah kita untuk Allah, maka Allah
akan memudahkan rezeki kepada orang yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya
dan yang selalu mengingatnya dan beribadah kepada-Nya.
3. Dengan memperhatikan surat Al-Baqarah ayat 83 dapat kita ambil kesimpulan
bahwa kita sebagai seorang muslim diperintahkan oleh Allah untuk berbuat baik
kepada orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang- orang miskin, kita juga
disuruh untuk bertutur kata yang baik, melaksanakan salat, dan menunaikan shalat
yang relasinya kita harus berbuat baik kepada semua dan tetap menjaga ibadah
kita kepada Allah.
Penegertian beribadah kepada Allah menurut ayat ini adalah bisa kita pahami
bersama bahwa dalam ayat ini adalah bahwasanya dalam hidup kita disuruh untuk
12
tidak hanya mengerjakan ibadah mahdah saja yaitu hanya shalat, berpuasa,
berzikir, dan berdo’a saja, namun kita harus juga melaksanakan ibadah ghairu
mahdah yaitu berbuat baik kepada orang tua,kerabat, anak-anak yatim, dan orang-
orang miskin, serta bertutur kata yang baik.
4. Pengertian ibadah kepada Allah Swt. lebih banyak ditekankan pada pencapaian
prestasi (ahsanu ‘amala atau amalan yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakul
karimah) manusia di dunia ?
Benar, ibadah kepada Allah lebih ditekankan kepada amalan yang baik karena
kita harus selalu mengerjakan amalan dengan sebaik mungkin dan tidak
mengerjkakannya dengan setengah-setengah dan relasinya apabila kita telah
melaksnakan ibadah dengan sebaik-baiknya maka tentu saja segala tindak tunduk
perbuatan yang kita kerjakan akan selalu baik karena semua yang kita kerjakan
akan sesuai dengan tuntunan agama Allah, sehingganya tidak mungkin apabila
seseoprang yang ibadahnya baik namun perilakunya buruk karena kedua hal itu
berjalan beriringan secara seimbang.
3.2 Fungsi Hidup Muslim
3.2.1 Diskusi Kelompok
a. Apa fungsi hidup seorang muslim? Perhatkan: Surat Al Anbiya (21): 107 dan An Nahl
(16) : 89
Surat Al Anbiya (21): 107
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam”.
Surat An Nahl (16) : 89
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi
atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri”.
13
b. Apa pengertian dari “rahmatan lil ‘alamin”? Periksalah secara seksama dan tarik
kesimpulan dari Surat An Naml (27) : 17-19
Surat An Naml (27) : 17-19
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu
mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)”.
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Wahai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdoa: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-
Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.
c. Bagaimana mewujudkan fungsi tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari di dunia ini?
Perhatikan Surat Al Baqarah (2) : 218; An Nisaa (4) :175; Al An’am (6) : 154; Al A’raf
(7) : 56; Yusuf (12) : 53-57; dan Yunus (10) : 21-24.
Surat Al Baqarah (2) : 218
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di
jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Surat An Nisaa (4) :175
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada
(agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar
daripada-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan
yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.
Surat Al An’am (6) : 154
Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk
menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang berbuat kebaikan, dan untuk
menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman
(bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.
Surat Al A’raf (7) : 56
14
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima)
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik.
Surat Yusuf (12) : 53-57
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang
yang rapat kepadaku”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia
berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi lagi dipercayai pada sisi kami”.
Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”.
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia
berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami
melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
selalu bertakwa.
Surat Yunus (10) : 21-24
Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya)
bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang)
tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah: “Allah lebih cepat pembalasannya (atas
tipu daya itu)”. Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.
Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu
membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan
mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari
segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung
(bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-
Nya semata-mata. (Mereka berkata): “Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan
kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur”.
15
Maka setelah Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di
muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia, sesungguhnya (bencana)
kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah
kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang
Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-
tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga
apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan
pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah
kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang., Lalu Kami jadikan (tanam-
tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah
tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami)
kepada orang-orang yang berfikir.
3.2.2 Kesimpulan Hasil Diskusi
a. Fungsi Hidup Seorang Muslim
Fungsi hidup seorang muslim seperti yang telah disebutkan dalam al-qur’an adalah
sebagai rahmatan lil ’alamin yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam. Menjadi rahmat
bagi seluruh alam dalam hal ini haruslah dengan berpedoman kepada tuntunan agama.
b. Pengertian “Rahmatan lil ‘alamin”
“Rahmatan lil ‘alamin” maksudnya adalah kehadirannya membawa kebaikan dan
ketentraman bagi seluruh alam, menjaga keindahan dan keamanan seluruh alam sertta
tidak berbuat kerusakan dengan cara yang semena-mena. Dan juga kita tidak dibolehkan
untuk menyakiti makluk lain tanpa alasan yang jelas atau hanya untuk kesenangan
semata. Dan kita juga sangat dilarang oleh Allah untuk menyakiti makluk, sekecil semut
pun kita tidak boleh membunuh dan menyakitinya tanpa alasan, karena makluk sekecil
semut pun merupakan makluk ciptaan Allah yang selalu patuh kepada-Nya dan pasti
diciptakan oleh Allah juga untuk memberikan manfaat kepada umat manusia.
c. Perwujudan Fungsi Hidup Seorang Muslim
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, dapat di sintesis bagaiamana cara mewujudkan fungsi kita
sebagai seorang muslim. Cara mewujudkan fungsi kita sebagai muslim adalah :
16
Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
Menjaga ketentraman dan keserasian alam tidak merusak dan menghancurkan apa-apa
yang telah Allah anugrahkan kepada kita.
Berdo’a dan berserah diri kepada Allah.
Berhijrah dan berjihad di jalan Allah SWT.
Berpegang teguh pada agama Allah.
Berbuat kebaikan antarsesama manusia dan makhluk ciptaan-Nya
Tidak berbuat kerusakan di muka bumi.
Senantiasa selalu berdoa kepada Allah swt.
Selalu bersyukur terhadap nikmat yang ia berikan.
Pandai menjaga diri (menahan hawa nafsu).
Menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu di jalan-Nya.
3.3. Peranan hidup Muslim
3.3.1 Diskusi Kelompok
Adapun hasil diskusi/jawaban dari pertanyaan yang didiskusikan pada kuliah aktif
mengenai topik Peranan Hidup Muslim adalah sebagai berikut:
a. Dalam surat Al-Baqarah (2) : 30, Alah Swt. menegaskan akan menjadikan manusia
sebagai khalifah di muka bumi.
a.1. Jika kita perhatikan lanjutan surat tersebut dalam ayat 31, 32, 33, 34, dan seterusnya
maka apakah hubungan antara khalifah dengan asmaa’ (nama-nama) dan aliimun hakiim
(Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana)?
Surat Al-Baqarah (2) : 30-37
17
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ” Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi “. Mereka berkata:” Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? “Tuhan berfirman:” Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:” Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
Mereka menjawab:” Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana “.
Allah berfirman:” Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini
“. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah
berfirman:” Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa
yang kamu sembunyikan?”
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:” Sujudlah kamu kepada
Adam, “maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takbur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Dan Kami berfirman:” Wahai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim.
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaithan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan
semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi
yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan”.
18
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
a.2. Juga apa hubungan antara khalifah dengan hudan (petunjuk) pada ayat 38 ?
Surat Al-Baqarah (2) : 38
Kami berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
a.3. Apa peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim ?
b. Dalam surat An-Naml (27) : 60-61, Allah Swt. menegaskan penciptaannya dan
memberikan berbagai rahmat, kemudian mempertanyakan : Apakah di samping Allah
Swt. ada tuhan yang lain ? Demikian juga dalam ayat 62, Allah Swt. menegaskan bahwa
Dia memperkenankan do’a, dan menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi juga
mempertanyakan : Apakah di samping Allah Swt. ada tuhan yang lain ? Kemudian
disebutkan bahwa : Amat sedikitlah kamu berdzikir. Demikian juga dalam ayat 63 dan
64. Bagaimana anda dapat menghubungkan atau mencari relasi mengenai hal-hal yang
ditegaskan oleh Allah Swt. tentang : “Penciptaan langit dan bumi dan pemberian rahmat-
Nya, memperkenankan do’a, dan menjadikan kamu sebagai khalifah” di satu sisi dengan
pertanyaan : “Apakah di samping Allah Swt. ada tuhan lain ? Dan amat sedikitlah kamu
berdzikir ?” di sisi yang lain.
Surat An Naml(27) : 17-19
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu
mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Wahai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh
Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdoa: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
19
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-
Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.
c. Dalam surat Hud (11) : 61, Nabi Shaleh As. Meminta kaummnya untuk beribadah kepada
Allah Swt. dan menegaskan bahwa Dia telah:
Surat Hud (11) : 61
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Wahai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”
c.1. Menciptakan kamu (manusia) dari bumi (tanah).
c.2. Memberikan kewajiban kepada manusia sebagai pemakmur bumi.
c.3. Menyuruh manusia selalu beristighfar dan bertaubat.
c.4. Menyatakan dekat dengan manusia dam memperkenankan doa.
Kemudian perhatikan surat Al-An’am (6): 165, di situ kita temui pertanyaan Dia
menjadikan khalifah di muka bumi dan menegaskan sebagian manusia derajatnya lebih
tinggi dari sebagian yang lain. Mengapa sebagian manusia yang sama-sama berperan
sebagai khalifah di muka bumi derajatnya bisa lebih tinggi dari yang lain ? Perhatikan surat
Al-An’am (60) : 160-162, dan Hud (11) : 61, apa hubungan antara berdoa dan berdzikir,
beristighfar, dan bertaubat serta memakmurkan bumi (QS. An-Naml 27 : 62-63 ) agar
manusia mampu berperan sebagai khalifah Allah Swt. di muka bumi ?
surat Al-An’am (60) : 160-162
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya;
dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan
melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan).
20
Katakanlah:” Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
(yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk
orang-orang yang musyrik “.
Katakanlah:” Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam
Surat Hud (11) : 61
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Wahai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”
Surat An-Naml 27 : 62-63
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia)
sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat
sedikitlah kamu mengingati (Nya)
Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa
(pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan)
rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah
terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).
d. Rumuskan beberapa langkah bagaimana cara mengefektifkan peranan hidup seorang
muslim berdasarkan hasil analisis dan sintesis pada butir a, b, dan c ?
3.3.2 Kesimpulan Hasil Diskusi
a. Manusia sebagai khalifah di muka bumi
a.1. hubungan antara khalifah dengan asmaa’ (nama-nama) dan aliimun hakiim (Maha
Mengetahui dan Maha Bijaksana)
Pada penciptaan manusia (adam) seperti yang telah diceritakan dalam ayat tersebut
bahwa Allah telah mengajarkan kepada nabi Adam nama-nama benda, maksud dari
nama-nama benda dalam ayat ini adalah ilmu pengetahuan, jadi setelah diciptakannya
adam oleh Allah, Dia mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada Adam yang sampai
21
saat ini kita kembangkan dan kita kuasai. Allah memberikan kepada kita pengetahuan
dengan baik agar kita bisa menjalan peranan hidup kita sebagai khalifah atau pemimpin di
muka ini dengan sebaik-baiknya.
a.2. hubungan antara khalifah dengan hudan (petunjuk)
Hubungan antara khalifah dengan hudan, yaitu dalam menjalankan peranan hidup
sebagai seorang pemimpin di muka bumi ini kita harus berpedoman kepada al-qur’an dan
hadist yang telah Allah berikan dan diwasiatkan oleh rasul yang berfungsi sebagai
pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia agar bisa hidup dengan benar sesuai dengan
aturan dan ketentuan agama dan dalam menjalankan peranannya sebagai pemimpin di
muka bumi ini dengan sebaik-baiknya tanpa jauh dari agama dan tidak membuat Allah
muraka kepada kita.
a.3. peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim
Peranan hidup yang harus dilaksanakan seorang muslim dan diharapkan dapat
dilaksanakan dengan sebaiknya adalah :
`1. Sebagai hamba Allah kilta harus senantiasa beribadah kepada-Nya mejalankan segala
perintah dan menjauhi semua larangan-Nya.
2. Fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini adalah menjaga ketentraman dan
kedamaian di muka bumi, berbuat kebaikan kepada semua, belajar dan mengajarkan
kebaikan.
b. Bahwa tiada ila (Tuhan) selain Allah. Dia lah yang menciptakan alam semesta beserta
isinya. Allah sebagai Zat yang Maha Pencipta telah menciptakan langit dan bumi beserta
seluruh isinya. Allah merupaka Tuhan Yang Maha Esa, Dia tidak mempunyai sekutu dan
tidak pula beranak, allah adalah tuhan yang satu-satunya dan senantiasa mengurus seluruh
makluk ciptaan-Nya. Dia juga merupakan Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Pengabul
do’a setiap hamba-Nya, dan Dia lah yang telah menjadikan manusia sebagai khalifah di
muka bumi ini dan menjadikan manusia dengan segala kelebihannya dibandingkan
dengan makluk lain utnuk menguasai dan menjadi pemimpin di muka bumi ini. Tidak ada
tuhan selain Allah, Dialah tuhan satu-satunya yang dapat mengurus semua makluk an
kehidupan. Namun pada kenyataannya manusia di muka bumi ini amat sedikit sekali
bersyukur kebanyakan dari kita lalai akan segala nikmat yang telah Allah berikan dan
22
terlupa akan kekuasaan-Nya dan tidak sedikit diantara kita yang merpesekutukan Allah
dengn yang lain dan menyombongkan diri.
c. Dalam surat Hud : 61 telah ditegaskan bahwa Allah telah :
1. Menciptakan manusia dari bumi
2. Memberikan kewajiban kepada manusia sebagai pemakmur bumi.
3. Menyuruh manusia selalu beristigfar dan bertaubat
4. Menyatakan dekat dengan manusia dan memperkenankan do’a.
Dan juga dalam al-qur’an telah disebutkan bahwa Allah telah menjadikan khalifah di
muka bumi, dan manusia telah terpilih sebagai khalifah di muka bumi, manusia
dipilih oleh Allah karena memiliki ilmu pengetahuan, akal pikiran, serta telah
diberikannya hawa dan nafsu serta hati yang membuat derajat manusia lebih tinggi
dari makluk lain. Antara manusia yang satu dengan manusia lainnya bisa saja
memiliki derajat yang lebih tinggi hal ini disebabkan perbedaan keimanan dan
ketaqwaanya kepada Allah dan juga karena perbedaan tingkatan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya.
d. Langkah-langkah dalam mengefektifkan peranan hidup seorang muslim ialah:
1. Selau beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah sebagai pencipta seluruh alam.
2. Menyadari fungsi dan tugasnya sebagai hamba Allah
3. Tidak mempersekutukan Allah
4. Berzikir dan selalu mengingat Allah.
5. Menjadikan Rasulullah sebagai pedoman dan panutan
6. Menjadikan al-qur’an sebagai petunjuk bagi kehidupan.
7. Menyadari fungsi sebagai rahmat bagi seluruh alam.
8. Menjaga hubungan baik dengan semua
9. Menjaga keamanan dan ketentraman bumi.
10. Menjaga dan melindungi seluruh makluk ciptaan Allah.
23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Adapin kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Tujuan hidup seorang muslim adalah beriman kepada Allah SWT.
2. Peranan manusia di dunia ialah Sebagai Khalifah,yaitu seorang pemimpin.
3. Adapun fungsi seorang hidup muslim adalah rahmat bagi seluruh alam semesta,
dimana islam merupakan agama yang damai.
4. Fungsi hidup seorangmuslim adalah tidak mengingkari nikmat, dan berpegang
teguh pada Al – Qur’an dan As sunnah.
5. Meyakini bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan berserah diri kepada Allah
6. Tujuan, fungsi, dan peranan hidup haruslah dijalankan secara seimbang dengan
berpedoman kepada tuntunan ayat-ayat al-qur’an agar tidak salah dalam
melangkah.
7. Seorang muslim jika mengikuti petunjuk – petunjuk yang diberikan oleh Allah
SWT kepada umatmanusiadan umat tersebut mengikuti petunjuk tersebut, maka
Allah SWT menjamin bahwa umatmuslim tersebut tidak akan pernah ragu dan
tidak akan pernah takut pada apapun, kecuali pada Allah SWT.
8. Sebagai khalifah di muka bumi haruslah berimankepada Allah SWT dengan
mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
9. Perananhidup yang diharapkan seorang muslim adalah beribadah kepada Allah
SWT dan selalu berjuang untuk mengikuti petunjuk – petunjuk Allah SWT,
karena dengan beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, maka manusia
merupakan makhluk yangsangat mulia dihadapan Allah SWT. Beribadah ini
24
bukan hanya asal – asalan tetapi juga harus di;akukan dengan sungguh-sungguh
baik sunah apalagi wajib.
4.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis yaitu:
1. Alangkah baiknya jika waktu untuk berdiskusi lebih lama dikarenakan materi –
materi yang ditujukan kandungannya cukup luas.
2. Diharapkan diskusi aktif ini jika berjalan terus karena akan bermanfaat bagi
mahasiswa itu sendiri,dimana mahasiswa akan aktif dalam suatu diskusi dan
trampil dalam berbicara.
3. Diskusi aktif ini akan memberi banyak sekali manfaat untuk mahasiswa itu
sendiri.
25
26