Neary - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/56602/13/karil6.neuroanatomi-min.pdf · Bagian...
Transcript of Neary - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/56602/13/karil6.neuroanatomi-min.pdf · Bagian...
,igT
Neuroanatomi
CONSULT
A R CrossmanD Neary
5:;l;J,'.,*L,$Jan S Purba
t
Lengkap dengan akses penuh ke eBook dan
sumber elektronik asli dalam bahasa lnggrisdi unrw.studentconsult.inkling.culr
tr
qI
\I
/\
L
rr
I l\'!(-HtrR('t{It.L_lvtN(;s't'oN Ii
HSt \lt tt
Didukung oleh pERDOSS|
NeuroanatomiBUKU AJAR ILUSTRASI BERWARNA
Alan R Crossmotl pr,o osc
Emeritus Professor of Anatomy
Faculty of Life Sciences
The University of Manchester
Manchester, UK
David Neary MD FRcP
Professor of Neurology
The University of Manchester
Manchester, UK
llustrasi oleh Ben Crossman
Editor Edisi Bahasa lndonesia:
Jan S Purba MDPhD
Subdivisi Neuroimunologi dan Neuroinfeki
Departemen Neurologi
Fakultas Kedokteran
Universitas lndonesia
Rumah Sakit Umum Pusat NasionalCipto Mangunkusumo
Jakarta, lndonesia
EDISI KELIMA
ELSEVIER
CHURCHILLTIVINGSTONE
ilil
il
CHURCHILLLIVINGSTONE
EI.SEVIER
CHURCHILL LMNCSTONE an imPrint of Elsevier Umited'
@ 2015, Elsevier Limited. All riShts reserved.
Fourth edition o Elsevier Limited 2m0, Third edition @ Elsevier Limited 2005
S€cond edition €l Etsevier Limited 2m0, First edition O Pearson Professional Limited 1995
Indonesian edition: Copyright o 2015 by Elsevier (singapore) Pte Ltd. All rights reserved.
Edisi Bahasa Indonesia: Hak cipta O 2015 Elsevier (Singapore) Pte. Ltd' Hak cipta
dilindungi.
This fifth edition of Neuroanatomy: An Illustrated Colour Text by Alan Crossman and
David Nealv is published by arrangement with Elsevier Ltd.
Edisi kelima Neuroanatomi: Buku Aiar Ilustrasi Berr+'ama oleh AIan crossman dan David
Neary diterbitkan atas Persetuiuan oleh Elsevier Ltd.
Dlarang menerbitkar atau menvebarkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apa pun dan deagan cara aPa PurL baik secara elektronik rEuPun mekanis, termasuk
memfotokopi, merekam, atau sistem penyimpanan dan pengambilan informasi, tanpa izin
tertulis dari penerbit.
Izin dapat diminta dari Health Sciences Righs Department, Elsevier di Singapura:
telepon: +6fry9 0200, faksimili: +65'6733 1817.
Elsa,ier (Sbqapore) Pte Ltd3 Killiney Road
*08-01. Winsland Houx I Singapore 239579
PerhatianBaik Penerbit maupun Editor tidak bertanggung jawab atas segala kerugian
atau cedera dan/atau kerusakan pada s€seorang atau properti yang teriadi
akibat atau berkaitan dengan penggunaan isi materi dalam buku ini.
Merupakan tanggung jawab dokter yang menangani pasien, berdasarkan
keahlian dan pengetahuan masing-masing untuk menentukan terapi terbaik
dan metode penerapan pada pasien.
PenerbitManajer Penerbitan: Hooi Ping Chee
Editor Pengembangan : Suthichana Tharmopalan
Manajer layanan Peaerbitan: Vioian Tan
ISBN:UK: 97847020-540$1Sin gapura : 97 8-987437 1 -524
yotrr source for books,iournolsond muttim€dhin the heqhh rciemes
www.elsevie rheo ltlr.com
I
\Uforking togetherto grow libraries indeveloping countriesBook Aid
lnternationa)
The
P|lb6hoispdirybbtas
Fparmrdrcn !dfromal!h.!lblt
I
I
Dicetak di Indonesia.
www.elsevier.com . wwvrlt)ookaid.org
vl I
-I
Spesialist, yang telah menviapkan gambar-
gambar MR, atas kebaikan GE Healthcare,
tempat Ben Crossman memProduksi
gambar sampul. Kami iuga ingin
menvampaikan rasa terima kasih pada
para kolega dan mahasiswa kedokteran diseluruh dunia y'ang telah mengirimkankomentar-komentar vang membangunpada edisi sebelumnya dan saran-saran
perbaikan.
Penulis sangat menghargai antusiasme
berkelanjutan Elsevier terhadap
Neuroanatomi untuk periode lebih dari
dua dekade. Dalam persiaPan edisi
kelima ini, kami ingin mengucaPkan
terima kasih kepada teman-teman sekerja
di Elsevier-dan secara khusus kepada
Smior Content Strategist Jercm1' Bowers
dan Sanior Content Deaelopment Specialist
Poppy' Garrawali atas dorongan
s€mangat dan dukungannva.
Manchester2015
A R CrossmanD Neary
T Ucapan terima kasih edisi lndonesia
lsabella Kurnia Liem, lvtD, PhD, PA
Kefua Departemen AnatomiFakultas Kedokterao Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
Muhaurad Thohar Arifin, NrD, phD, pA, spBS(K)
Bagian Anatomi dan Sub Bagian Bedah Saraf
Fakultas Kedokteran, Universitas DiponegoroSemarang Indonesia
Santoso Gunardi, MD, IvIS, PAK(K)
Dosen Luar Biasa Departemen AnatomiFakultas Kedokteran, Universitas lndonesia
|akarta, Indonesia
Prof. Soediono Aswin, MD, phD. pA(K)
Pakar Neurosain dan Pakar Anatomi (Konsultan Senior)Bagian Anatomi, Embriologi dan AntropologiFakultas Kedokteran, Universitas Gadjah MadaYogl'akarta, IndonesiaKetua Den'an Penvunting Jumal Anatomi Indonesia
Jakarta, Inclonesia
Viskasari Pintoko l&Iania$ MD. lvt rGs, phD, pA(K)
Departemen Anatomi dan HistologiFakultas Kedokteran, Universitas AirlanggaSurabaya, Indonesia
terima kasih edisi asli
Seperti di masa lalu, kami berutang budikepada Profesor David I Brooks, DrIvlarco Catani, Profesor Paul D Griffiths,Profesor Alan Jackson, Profesor David
Mann, Dr R Anne Mckinnev dan Dr Carv
C Schoenu,old vang telah menyiapkan
gambar-gambar pindaian dan vang lain,
vang meningkatkan ilustrasi buku ini.Kami juga sangat berterima kasih kepada
Dr Adrianne Noe dan Archibald J Fobbs
untuk menviapkan fotofoto Potonganotak dari Yakovler-Haleem Collection dan
kepada Timothv jones, MR Product
----l
Daftar isi
, Pendahuluan dan ikhtisar 1
I -l-sel sistem saraf 32
: i:stem saraf tepi 36
{ Sisiem saraf otonom $
i lembungkus sistem saraf pusat
: S:.stem ventrikel s6
- \askularisasi sistem saraf pusat cr
: \ledula spinalis
n Batang otak el
- \ervus kranialis dan nukleus nervus kranialis to2
i1 Serebelum n7
il Talamus r24
-i Hemisfer serebri dan korteks serebri r3r
i{ Canglia basalis 16
- i Sistem penglihatan rss
16 Hipotalamus, sistem limbik dan sistem olfaktorius 160
i7 Pemecahan masalah nt
v
{
I
Daftar kata tts
lndeks gejala penderita r83
Indeks 184
eiirna kasih edisi asli
Seperti di masa lalu, kami berutang budikepada Profesor David J Brooks, DrMarco Catani, Profesor Paul D Griffiths,Profesor Alan fackson, Profesor DavidMann, Dr R Anne Mckinney dan Dr GaryC Schoenwold yang telah menyiapkangambar-gambar pindaian dan yang lain,yang meningkatkan ilustrasi buku ini.Kami juga sangat berterima kasih kepadaDr Adrianne Noe dan Archibald J Fobbs
untuk menyiapkan foto-foto potonganotak dari Yakovlev-Haleem Collection dankepada Timothy Jones, MR Product
Spesialist, yang telah menyiapkan gambar-gambar MR, atas kebaikan GE Healthcare,tempat Ben Crossman memproduksigambar sampul. Kami juga inginmenyampaikan rasa terima kasih padapara kolega dan mahasiswa kedokteran diseluruh dunia yang telah mengirimkankomentar-komentar yang membangunpada edisi sebelumnya dan saran-saranperbaikan.
Penulis sangat menghargai antusiasmeberkelanjutan Elsevier terhadapNeuroanatomi untuk periode lebih dari
dua dekade. Dalam persiapan edisikelima ini, kami ingin mengucapkanterima kasih kepada teman-teman sekerjadi Elsevier-dan secara khusus kepadaSenior Content Strategist ]eremy Bowersdan Senior Content Deoelopment Specialist
Poppy Garraway, atas dorongansemangat dan dukungannya.
Manchester
2015A R Crossman
D Neary
riffia kasih edisi Indonesia
Isabella Kurnia Liem, MD, phD, pA
Ketua Departemen AnatomiFakultas Kedokterary Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
Muhamad Thohar Arifin, MD, phD, pA, SpBS(K)Bagian Anatomi dan Sub Bagian Bedah SarafFakultas Kedokterary Universitas DiponegoroSemarang, Indonesia
Santoso Gunardi, MD, MS, rAK(K)Dosen Luar Biasa Departemen AnatomiFakultas Kedokteran, Universitas IndonesiaJakarta, Indonesia
Prof. Soediono Aswin, MD, phD, pA(K)
Pakar Neurosain dan Pakar Anatomi (Konsultan Senior)Bagian Anatomi, Embriologi dan AntropologiFakultas Kedokteran, Universitas Gadjah MadaYogyakarta. IndonesiaKetua Dewan Penyunting Jurnal Anatomi IndonesiaJakarta, Indonesia
Viskasari Pintoko Kalanjati, MD, M.Kes, phD, pA(K)
Departemen Anatomi dan HistologiFakultas Kedokteran, Universitas AirlanggaSurabat,a, indonesia
60
Hipotalamus 161
Anatomi topografis hipotalamus 161
Nukleushipotalamikus 162Sistem limbik 164
Amigdala 165
Septum 166Korteks orbitalis frontalis 166
Formasi hipokampal 167
Girus singuli 167
Sistem olfaktorius 169
Bab 16
maupun sosial. Perilaku adalah sesuatu yang relatif sederhana
dan mempunyai ciri khas pada hewan tingkat rendah yang
dituiukan hanya untuk memuaskan dorongan rasa haus, lapar,
kebutuhan seksual dan pertahanan diri, dalam suatu
pengulangan berdasarkan naluri. Sistem limbik, berhubunganerat dengan hipotalamus, penting untuk perilaku beradaptasi,
termasuk kemampuan untuk mempelajari respons baruberdasarkan pengalaman sebelumnya (ingatan/memori).Perilaku manusia yang kompleks dan tidak stereotipikalmerupakan suatu usaha untuk melestarikan individu baik didalam ruang fisik maupun juga di dalam lingkungan sosial
yang selalu berubah-ubah (homeostasis individual). Hubunganantara area-area neokorteks dengan lingkungan dan individu-individu yang lain mungkin digunakan sebagai sumber
analisis in-formasi eksteroseptif untuk melahirkan suatu.adapatasi personal dan respons sosial. Struktur-struktur yangsecara filogenetik lebih muda tersebut sebagian berhubungandengan sistem limbik.
Sebagai kesimpulan, hipotalamus, sistem limbik dan asosiasi
neokorteks berhubungan secara timbal-balik dalam suatu
model hirarki antara struktur internal dari individu danIingkungan. Perlu diketahui bahwa tingkat paling atas darievolusi pada manusia adalah sistem olfaktorius: sangat
Agar dapat bertahan hidup dengan baik, diperlukan suatu
proses adaptasi biokimiawi dan {isiologik secara berkelanjutanyang berperan dalam menjaga keseimbangan lingkunganinternal tubuh (homeostasis). Sinyal-sinyal interoseptor dariorgan-organ internal dan cairan-cairan tubuh mengawalirespons homeostatik; sehingga, lingkungan fisik dan kimiainternal tetap seimbang dan stabil. Hipotalamus bertanggung-jawab atas hal ini.
In{ormasi eksteroseptif dari dunia luar akan menentukanrespons perilaku, yang bertujuan untuk mencapai'homeostasis' secara individu baik terhadap lingkungan fisik
Korpus kalosum
Forniks
Kelenjar pinealis
Mesensefalon
Nukleus posterioris
Korpus mamilaris
Nukleus venkomedialis
Talamus
Komisura anterior
Nukleus paravenkikularis
Nukleus supraoptik
Nukleus suprakiasmatik
Kiasma optikum
Gambar 16.'l Penampang sagital diensefalon. Diagram menunjukkan aspek medial hipotalamus. Perkiraan lokasi beberapa nukleus utama
hipotalamus diperlihatkan.
Nukleus-nukleus dorsomedialis
sistem limbik dan
Bab 16 Hipotalamus, sistem limbik dan sistem olfaktorius I6t
lnfundibulum
optikum
portal kelenjar
Kelenjar hipofisisposterior
anterior
Gambar 16.3 Sistem portal kelenjar hipofisis yangmenghubungkan bagian anterior dan posterior dari kelenjar hipofisis.
Gambar 'l 6.2 Nukleus-nukleus supraoptik dan paraventrikularisberproyeksi menuju kelenjar hipofsis posterior melalui traktush ipota la m o h ipofi sia lis.
penting untuk mengenali lingkungan pada hewan-hewantingkat rendah, di mana pada manusia dikalahkan oleh dominasivisuspasial yang berhubungan erat dengan sistem limbik.
Anatomi topografis hipotalamusHipotalamus merupakan bagian diensefalon paling ventral,terletak di bawah talamus dan ventromedialis dari subtalamus(Gambar 16.1, juga lihat Gambar 12.1-12.3). Hipotalamusmembentuk lantai bagian bawah dinding lateral ventrikelketiga, di bawah sulkus hipotalamikus (Gambar 12.2). Di dasarotak, bagian-bagian dari hipotalamus dapat terlihat ditempatiarea kecil yang dikelilingi oleh krus serebri, kiasma optikumdan traktus optikus (Gambar 12.1).Di antara batas rostral duakrus serebri, pada sisi garis tengah, terietak dua benjolanmembulat, korpus mamilaris, di mana di dalamnya terdapatnukleus mamilaris hipotalamikus. Pada garis tengah, tepat dibagian kaudal kiasma optikum, terletak area yang sedikitmeninggi yaitu tuber sinereum, di mana dari bagian ujungnyaterdapat tangkai halus yaitu infundibulum (prosesusinlundibularis) atau tangkai kelenjar hipofisis. Struktur tersebutmelekat pada kelenjar hipofisis, yang merupakan strukturseukuran kacang polong yang terletak pada sela tursika dari ossfenoidalis. Kelenjar hipofisis terdiri atas dua bagian besar danjelas berbeda secara sitologis, yakni hipofisis posterior atauneurohipofisis dan kelenjar hipofisis anterior atauadenohipofisis (Gambar 16.2-16.3). Kelenjar hipofisis posteriorrnerupakan struktur neuronal sebagai perpanjangan bagiandistal infundibulum sementara kelenjar hipofisis anterior bukanberasal dari jaringan neuralis. Kedua bagian kelenjar hipofisistersebut, dihubungkan secara erat oleh sistem vaskular portalkelenjar hipofisis (Gambar 16.3), vang berasal dari arterialripofisis super ior. Faktor-faktor pelepas (rel ensing fnctor-q), \,angclisintesis di hipotalamus, disalurkan menuju adenohipofisismelalui sistem vaskular tersebut untuk mengontrol pelepasanhormon-hormon kelenjar hipofisis anterior.
Nukleus Paraventrikularis
--
Korpus mamilaris
lnfundibulum
Traktus
hipotalamohipofi sialis
Kelenjar hipofisisposterior
Komisura
anterior
Nukleus
supraoptik
Nervus optikus
'Kiasma optikum
Kelenjar hipofisis
anterior
Hipokampus
Amigdata 1 Tatamus
\e f qSirkulasi darah L*p Hipolalamus 'i@{
formasi
fB
Status fisik, kimia
dan hormonal
-,,H, \ i;'i:i[:!-
solitaries , i Nukleus
A . monoaminergik
E , batang otak
Sistem saraf
, otonom :
Gambaf 16.4 lnput neuralis dan non-neuralis hipotalamus.
Hipotalamus mempunyai kesanggupan untukmengintegrasikan sinyal-sinyal interoseptif dari organ-organinternal dan rongga-rongga yang berisi cairan dan membuatpenyesuaian-penyesuaian terhadap lingkungan intemalberdasarkan nilai-nilai sistem masukan dan luaran yang ada.
Stimulus ke hipotalamus berasal dari sirkulasi dan juganeuralis (Gambar 16.4). Sirkulasi darah memberikan sinyal-sinyal fisik (suhu, osmolalitas), kimiawi (gula darah, statusasam-basa) dan isyarat hormonal tubuh, tumbuh-kembangnyadan kesiapan untuk bereaksi (misalnya seks, hisapan,pembelaan diri, melarikan diri, dan seterusnya). Sinyal-sinyalneural datang dari berbagai sumber. Stimulus terbesar berasaldari struktur-struktur limbik, hipokampus dan amigdala.Serabut-serabut dari hipokampus membentuk forniks, suatukomponen besar yang berujung pada nukleus mamilarismedialis di korpus mamilaris (Gambar 16.5-16.7). Serabut-
serabut dari amigdala vang menuju hipotalamus betlalanmelewati stria terminalis. Nukleus solitarius dari medula
'62 NEUROANATOMI
oblongata berproyeksi ke hipotalamus, membawa informasiyang dikumpulkan oleh sistem saraf otonom medula
=oblongata berupa tekanan di dalam otot polos dinding organ-organ (baroreseptor) dan komposisi kimia dari rongga-ronggaberisi cairan tubuh (kemoreseptor). Dalam keadaan sadarhubungan ini tersambung denganjaras yang berasal daribatang otak. Proyeksiproyeksi asenden monoaminergik kefasikulus media telensefalus dan formasi retikular terjadi baiksecara langsung maupun tidak langsung melalui talamus.
Hipotalamus memberikan respons-respons terhadap berbagairangsangan baik melalui sistem sirkulasi maupun neuralis(Cambar 16.8). Hubungan yang erat dengan kelenjar hipofisisdan akses khusus dengan sirkulasi (sistem portal) memberikanperan'orkestrator sistem endokrin' pada hipotalamus untukmengatur secara langsung sinstesis dan pelepasan hormon.Luaran aktivitas neuronal dari hipotalamus diarahkan menujuberbagai regio dari aksis serebrospinal akson. Serabut-serabutdesenden diteruskan ke batang otak dan sebagian di antaranya
mencapai medula spinalis. Dengan demikian, hubunganterbentuk dengan berbagai nukleus pada batang otak, termasukformasi retikular, yang mempengaruhi siklus bangun-tidur.Hubungan ini di kontrol oleh neuron-neuron preganglioniksimpatik dan parasimpatik dari sistem saraf otonom. Jarasasenden menuju sistem limbik, kesemuanya secara langsungmelewati talamus, menuju korteks orbitalis frontalis serebri.Hipotalamus dapat menginisiasi perilaku motorik secaranaluriah melalui komunikasi dengan sistem limbik dan bagianlimbik dari korpus striatum (nukleus akumbens). Lebih lanjut,hipotalamus dapat mempengaruhi, atau bahkan menyebabkanperilaku adaptif yang lebih kompleks karena hubungannyayang erat dengan sistem limbik dan korteks asosiasi orbitalisfrontalis.
Nukleus hipotalamikusDi hipotalamus ditemukan beberapa nukleus, akan tetapihanya beberapa di antaranya yang akan dideskripsikan di sini(Gambar 16.1). Regio yang terletak di sisi medial dan ventraldari struktur-struktur subtalamus disebut sebagaihipoatalamus lateral. Struktur-struktur tersebut dilewati olehserabut-serabut longitudinalis, termasuk fasikulus mediatelensefalus. Area hipotalamus lateral penting bagi kontrolperilaku pengaturan pengambilan makanan dan cairan secarafisiologis. Lesi-lesi pada hipotalamus lateral menyebabkanafagia dan adipsia.
Regio hipotalamus medial berisi berbagai macam nukleus,akan tetapi hanya beberapa di antaranyayangtelah diketahuifungsinya deng,an pasti. Di sisi anterior terletak nukleussupraoptik, paraventrikularis dan suprakiasmatik. Nukleussupraoptik dan paraventrikularis keduanya memproduksihormon-hormon yang bekerja secara sistemik, yang dilepaskandari kelenjar hipofisis posterior ke dalam sirkulasi umum.Nukleus supraoptik memproduksi oksitosin dan vasopresin(hormon antidiuretik), yang berfungsi untuk meningkatkanreabsorbsi air oleh ginjal. Nukleus paravenkikularismensintesis vasopresin dan oksitosin. Pada wanita, aktivasinukleus paraventrikularis, dan pelepasan hormon oksitosin,
Kolumna
forniks
Nukleus
talamus
Tungkai
forniks
Korpus
mamilaris
Hipokampus
Gambar 16.5 tnterkoneksi antara struktur-struktur sistem limbikyang membentuk sirkuit Papez.
Singulum Nukleus talamus anterior
Korpus kalosumKorpus forniks
Kolumna forniks
Traktus
mamilotalamikus
Korpus mamilaris
Gambar 16.6 Penampangaspekmedial diensefalonuntukmemperlihatkanhubunganantaraforniks,korpusmamilarisdantraktusma milotalamikus.
Kornu anterior
Girus singuli
Traktus mamilotalamikus
Korpus mamilaris
Gambar I6.7 sirkuit Papez berproyeksi menuju aspek medial hemisfer serebri.
dirangsang oleh hisapan mamila. Rangsangan inimenyebabkan keluarnya air susu ibu yang diproduksi olehkelenjar mamaria dan menyebabkan kontraksi muskulus uteri.
Akson-akson dari sel-selnukleus supraoptik danparaventrikularis diproyeksikan ke neurohipofisis melaluihaktus hipotalamohipofisis (Gamb ar 1,6.2). produk-produkneuroendokrin diangkut melalui traktus tersebut menujuneurohipofisis, di mana produk-produk tersebut dilepaskan kedalam jaringan kapiler menuju sirkulasi umum.
Nukleus supraoptik berisi neuron-neuron osmosensitif yangteraktifasi oleh perubahan-perubahan osmolalitas sirkulasidarah. Peningkatan osmolalitas menyebabkan pelepasanvasopresin. Aktivitas ini menyebabkan tubulus ginjalmeningkatkan reabsorbsi ai1, sehingga mempertahankanhomeostasis air.
Hipotalamus juga mensintesis faktor-faktor pelepas (releasing
factors) dan penghambat-pelepas (release-inhibiting factors), y angmengendalikan pelepasan hormon-hormon olehadenohipofisis. Adenohipofisis memprod uksi adrenocor ticotropi chormone (ACTH), luteinising hormone (LH), follicle-stimulatinghormone (F SH), tlryroid-stimulatin g hormone (T SH), grow thhormone dan prolaktin, yang dilepaskan ke dalam sirkulasiumum. Hormon-hormon pelepas yang mengendalikanhormon-hormon tersebut dilepaskan dari ujung-ujung neuronhipotalamikus ke dalam jaringan kapiler dari sistem portalkelenjar hipofisis (Gambar 16.3). Saluran-saluran vaskular ini,yang mana merupakan bagian dari tangkai hipofisis,membawa hormon-hormon pelepas menuju adenohipofisis,dan bekerja pada sel-sel sekresi hormon. Di dalam sistem ini,neurotransmiter dopamin disintesis oleh neuron-neuron darinukleus arkuatus hipotalan'rikus dan dilepas ke dalamneurohipofisis oleh akson-akson yang berjalan di traktushipotalamohipofisis (Gambar 9.14). Dopamin bekerjamenghambat sekresi prolaktin oleh adenohipofisis. Sintesisfaktor-faktor pelepas (releasing factors) pada hipotalamusdiatur secara timbal-balik oleh hormon-hormon yangdiproduksi oleh organ-organ target.
Bab 16 Hipotalamus, sistem limbik dan sistem otfaktorius I63
Nukleus talamusanterior
Forniks
Hipotalamus
r Hipotalamus merupakan bagian dari diensefalon; dihubungkandengan kelenjar hipofisis oleh infundibulum.
r Hipotalamus memiliki fungsi otonom, neuroendokrin danfungsi limbik dan terlibat dalam koordinasi mekanismehomeostatik.
r Hipotalamus memproduksi hormon-hormon yang dilepaskandari kelenjar hipofisis posterior dan juga faktor-faktor pelepas(releasing factors) yang mengendalikan sekresi hormon-hormon dari kelenjar hipofisis anterior.
r Nukleus-nukleus supraoptik dan paraventrikularis darihipotalamus memproduksi vasopresin dan oksitosin.
r Vasopresin dan oksitosin dibawa menuju kelenjar hipofisisposterior melalui traktus hipotalamohipofi sis.
r Kelenjar hipofisis anterior memproduksi: hormon-hormonadrenokortikot ropik, I utei nisi ng hormon, follicle-stimu latinghormone (FSH), thyroid-stimulating hormon (TSH), hormonpertumbuhan dan prolaktin. Faktor-faktor yangmengendalikan sekresi hormon-hormon tersebut dilepaskan
Tumor-tumor hipotalamus dankelenjar htpofbisTumor dan penyakit-penyakit lain pada
hipotalamus dan kelenjar hipofisis dapat menyebabkangangguan produksi hormon-hormon sirkulasi. Hal tersebutdapat menyebabkan kelainan pertumbuhan (dwarfismus,gigantismus dan akromegali), fungsi seksual (pubertasprekoks, hipogonadismus), kontrol cairan tubuh (diabetesinsipidus dan terus-menerus merasa haus), makan (obesitasdan bulimia) dan kontroi korteks adrenal (sindrom dariCushing, dan insufisiensi adrenalis). Karena kelenjar hipofisisterletak berdekatan dengan kiasma optikum tumor-tumorpada kelenjar hipofisis (adenoma kelenjar hipofisis) dapatmenyebabkan gangguan lapangan pandang bitemporalis.
NEUROANATOMI
ke dalam sistem portal hipofisis dari tangkai hipofisis dan
" dibawa menuju kelenjar hipofisis anterior.
r Hipotalamus bagian lateral dan nukleus ventromedialis
mengendalikan kebiasaan makan dan minum.
Nukleus suprakiasmatik bertindak sebagai kontrol iramasirkadian dan siklus bangun-tidur. Nukleus ini menerimabeberapa serabut aferen langsung dari retina.
Lebih ke kaudal, nukleus dorsomedial dan ventromedialisterletak di dalam dinding lateral ventrikel ketiga. Nukleusventromedialis, seperti hipotalamus lateral, bertindak sebagai
kontrol perilaku makan dan minum. Nukleus ventromedialismerupakan pusat kontrol rasa kenyang fisiologis dan lesi padadaerah ini menyebabkan peningkatan abnormal perilakumakan. Pada bagian paling kaudal dari hipotalamus terletaknukleus posterior dan nukleus mamilaris media, yang terletakdi dalam korpus mamilaris. Korpus mamilaris merupakanbagian dari sistem limbik, menerima aferen dari hipokampusdan diproyeksikan ke nukleus anterior talamus dan batang otak.Hipotalamus merupakan pusat pengafuran sistem saraf otonom di
akumbens @.*lr Korteks orbitofrontalis
otak. Secara umum, aktivasi daerah hipotalamus posterior
berhubungan dengan respons simpatik, sedangkan aktivasi
hipotalamus anterior berhubungan dengan aktivitas parasimpatik.
Sistem limbik
Sistem limbik secara filogenetik kuno terdiri atas beberapastruktur kortikal dan subkortikal, dengan koneksi yangkompleks dan luas. Hal ini menjadi dasar fundamentalneuralis terhadap aspek naluri dan emosi dari perilaku serta
fungsi ingatan. Sistem ini kaya akan interkoneksi denganhipotalamus (Gambar 1,6.4, 1,6.8), di mana kondisi emosidipengaruhi dan diperantarai oleh, perubahan-perubahankondisi fisiologis dan biokimia. Nama sistem limbik berasaldari lokasi dari beberapa komponen utamanya yang terletakpada pinggiran medial dari hemisfer serebri (le grand lobe
limbique). Sistem limbik terdiri atas beberapa struktur denganinterkoneksi kompleks dan beberapa serabut-serabut utamadari jaras-jaras yang diproyeksikan ke hipotalamus (Gambar16.9). Masukan yang kuat ke sistem limbik dari berbagai areaasosiasi neokorteks berkaitan dengan kompleks perilaku yang'terarah oleh suatu tujuan' ke perilaku primitif, naluriah danhomeostasis internal dalam suatu kaskade koneksi neuralis(Gambar 16.10,16.71). Secara sederhana, masukan ataustimulus bisa didapat dari dunia luar dari berbagai bentuk(penglihatan, pendengaran, perabaan) dan memperhalusnya dikorteks asosiasi parieto-oksipitalis (fungsi perseptuospasial).In{ormasi ini kemudian dibawa menuju korteks asosiasifrontalis yang berperan dalam perilaku perencanaan (regulasi)dan juga menuju area asosiasi temporalis inferior, di manainformasi dapat mencapai stafus supramodal dan memiliki arti(proses semantik). Pintu masuk informasi ke dalam sistemlimbik dapat melalui amigdala ataupun secara tidak langsungmelewati formasi hipokampal, melalui area entorkinal.Amigdala sangat penting dalam arti tambahan motivasi danpengalaman emosi. InJormasi yang masuk ke dalam formasihipokampal memungkinkan adanya kaitan denganpengalaman-pengalaman terdahulu, karena formasihipokampal penting dalam proses ingatan dan pembelajaran(ingatan episodik).
Perilaku
kE
Sistem limbik
6
Nukleus
dmotorlk
1Talamus
-. .'. .'.-._:_"\Keleniar hipoflsis i#u Hipotalamus
l_{: sHormon-hormon i I Sistemsarafotonom-E
*Kontrol organinlernal
Formasi retikular
H6.., .5 _.
Keadaan sadar/tidur.
Korteks temporalis inferior
=E!v
Amigdala {n I r r*-} Septum
Hipotalamus
Girus singuli Talamus
Gambar'l 6.9 Bagian-bagianutamasistemlimbikdanhubungannyadenganhipotalamus.Jaras-jarasserabutsarafditandai dengankotak-kotak yang berwarna lebih gelap.
l
I
T
lIl:
Ih
PpC(
IrS(
:+
\
Gambar 16.8 Luaran neuralis dan non-neuralis hipotalamus.
rE
*@
Korteks orbitofrontalis llelgllr€ fFormasi hipokampal
wg,N&FE_d _s@@@ Jaras amigdalofugalanterior
'4
: Homeostasis r
Bab 16 Hipotatamus, sistem limbik dan sistem otfaktorius lGl
lnformasi darilingkungan
Sistem saraf otonom
Sistem endokrrn
Gambar'l 6'10 Hubungandasarantaraarea-areaasosiasi padaneokorteks,sistemlimbikhipotalamusdanjaras-jarasluaranutamanya.
Gambar 1 6.1 1 lnterkoneksi antara regio-regio pada neokorteksasosiasi dan komponen bagian-bagian dari sistem limbik.
Sistem limbik dapat mempengaruhi berbagai responsmotorik yang sesuai dengan analisis informasi terkait, melaluiproyeksi-proyeksi ke nukleus akumbens, yang merupakanbagian dari ganglia basalis, dan respons-respons otonomikmelalui proyeksi-proyeksi ke hipotalamus.
Sistem limbik: motivasi dan emosiPerilaku yang bertujuan bergantung pada status motivasi yangmengawalinya dan status emosi terkait dengan hasilnya.Perilaku ini bermula dari hubungan dengan imbalan,hukuman atau menghindar dari hukuman berdasarkanperilaku yang lalu. Pada hewan tingkat rendah perilakupengulangan relatif sederhana, mendasar clan berupa responscepat terhadap rangsangan sekitar. Bahkan kera tidak dapatmenunda respons perilaku terhadap rangsangan lingkur-rgansekitar tersebut lebih dari beberapa menit saja. pada n-ranusia,
status emosi/motivasi juga memungkinkan respons cepatterhadap rangsangan lingkungan seperti adanya ancamanbahaya. Namury perkembangan area-area asosiasi padaneokorteks memungkinkan perilaku adapatasi muncul dandikembangkan setelah beberapa lama, misalnya tahunan.
Status motivasi dapa! pada manusia dan hewan, bersifatnaluriah, misalnya pada timbulnya rasa takut, melarikan diri,makan-minum dan perilaku seksual, serta perilaku yangmemungkinkan pelestarian hidupnya di dalam suatulingkungan. Emosi-emosi primer muncul pada manusia (danmungkin juga pada primata tingkat tinggi) sebagai responsindividual terhadap lingkungan dan terlihat sebagai suaturespons ekspresi wajah yang tetap saat dihadapkan pada rasagembira dan tertekan, terkejut dan jiji( takut dan marah yangmuncul di semua peradaban manusia.
Pada manusia, 'emosi sosial, merupakan suafu pengalamandan diekspresikan bisa berbeda di antara individu, misalnyacinta dan benci, cemburu dan iri hati, kebanggan diri dan rasabersalah, empati dan simpati. Suasana hati mencerminkanstatus afeksi yang diperpanjang, yang dapat merefleksikanrespons-respons yang sesuai terhadap lingkungan atau dapatjuga bersifat patologis, misalnya depresi, cemas dan ekstasi.'
Ekspresi status emosi merupakan kondisi motorik danotonomik. Gerakan-gerakan ekspresi waja[ nada dan tinggisuara serta gerakan anggota tubuh menyampaikan emosi yangdirasakan dan terjadi tanpa sadar dan di bawah kontrolganglia basalis (nukleus akumbens). Respons-responsotonomik terdiri atas pipi vang rnemerah, bulu kuduk berdiri,merinding, berkeringat, rasa hangat dan air rnata. Kesemuanyaberganturrg patla luaran otonomik dari hipotalamus.
AmigdalaAmigdala terletak berdekatan dengan polus temporalis, diantara kornu inferior ventrikel lateralis dan komplekslentiformis (Gambar "16.1.2, juga tihat Gambar 13.g). Amigdalamenerima aferen dari korteks asosiasi temporalis inferior,talamus, septunl dan traktus olfaktorius. Selain itu, amigdala
fi Hipokampus j\--r-Sistem saraf otonom
Formasi retikular
i6 NEUROANATOMI
N ukleus kaudatus ------------r\Korpus kalosum
Kapsula intema
Septum
Globus palidus
Komisura 26[9del
-Amigdala
Gambar 'l 6.12 eenampang koronal otak memperlihatkan lokasi amigdala dan komisura anterior serta hubungannya dengan ganglia
basalis, Pewarnaan Mulligan (lihat Gambar 1.7).
juga menerima proyeksi-proyeksi yang mengandung
katekolamin dan serotonin yang berasal dari batang otak
melalui fasikulus media telensefalus. Proyeksi eferen utamadari amigdala adalah stria terminalis, yang berjalan pada
dinding ventrikel lateralis, mengikuti kecembungan nukleus
kaudatus, dan berakhir di hipotalamus. Jaras amigdalofugalventral juga berproyeksi ke hipotalamus. Proyeksi-proyeksieferen ke nukleus akumbens, bagian'limbik' dari ganglia
basalis, memungkinkan respons perilaku motorik.
SeptumSeptum, atau regio septalis, terletak di bawah bagian rostral
korpus kalosum (Gambar 13.6 dan 16.12). Septum merupakanpenghubung antara amigdala dengan proyeksi-proyeksi ke
hipotalamus melalui fasikulus media telensefalus. Septum juga
berhubungan dengan nukleus monoaminergis di batang otak.
Hubungan tersebut melalui serabut-serabut yang berproyeksi
ke nukleus habenula dari diensefalon dan membentuk striamedularis talami. Nukleus habenula kemudian berproyeksi,melalui fasikulus retrofleksus, ke nukleus interpedunkularis,yang kemudian berlanjut ke batang otak dan juga ke
hipotalamus. Dengan demikian, terdapat dua jaras utamamenghubungkan septum, hipotalamus dengan nukleusmonoaminergis dari batang otak.
Korteks orbitalis frontalisNeokorteks frontalis membentuk konveksitas frontalis dankorteks orbitalis frontalis. Konveksitas frontalis menerimainformasi aferen mengenai dunia luar dari korteks asosiasi
posterior. Proyeksi-proyeksi dari korteks asosiasi posterior ke
neokorteks temporalis inferior juga memungkinkan masuknyainformasi tersebut ke sistem limbik (amigdala dan formasi
hipokampal). Korteks orbitalis frontalis juga menerimamasukan dari konveksitas frontalis namun lebih kuatterhubung dengan sistem limbik. Selain terdapatnya proyeksi-proyeksi dari orbitalis frontalis ke neokorteks temporalisinferior melalui fasikulus unsinatus yang besar, terdapat juga
proyeksi langsung dari orbitalis frontalis ke hipotalamus.Dengan demikian konveksitas frontalis terhubung dengan
fungsi kognitif eksekutif dan perilaku perencanaan yangmerupakan respons terhadap informasi dari lingkungan luaryang terkumpul di neokorteks posterior. Sebaliknya, korteksorbitalis frontalis berhubungan erat dengan struktur-strukturyang memperantarai insting naluriah, dorongan motivasi danemosi yang mempengaruhi perilaku. Pada subjek yang sehat,
Kelainan-kel ainan mo tia asi dan emosiPada dementia frontotemporalis (FTD), penyakitdegeneratif, terdapat atrofi neokorteksprefrontalis dan amigdala. Penderita mengalami
defisit kognitif eksekutif yang menyebabkan gangguan
perencanaan dan organisasi dan juga perubahan kepribadiandengan gangguan personal, okupasional dan sosial karena
i kerusakan korteks prefrontalis. Emosi-emosi utama dan sosial
, dan perasaan takut akan bahaya pada penderita tersebut
hilang karena kerusakan amigdala. Penderita ini menjadi. sangat apatis saat kelainan menyebar melewati regio-regio' dorsolateral frontalis. Pada beberapa penderita FTD, terdapat
I kelainan selektif pada neokorteks orbitalis frontalis. Jika hal
: tersebut terjadi, fungsi kognitif eksekutif relatif utuh, namun; perilaku penderita mengalami disinhibisi, di mana penderita
I menjadi lebih aktif dan tidak terkontrol. i
Bab 16 Hipotalamus, sistem limbik dan sistem olfaktorius 16i
mamilaris
Kornu inferiorventrikel lateralis
Hipokampus.
Ga mbar 1 6. 1 3 pindaia n Magnetic Resonance tmaging lMRl)penampang koronal memperlihatkan hipokampus dan komponen-komponen sistem limbik. (Atas kebaikan professor A Jackson, WolfsonMolecular lmaging Centre, University of Manchester, Manchester, UK.)
persepsi, misalnya pengetahuan tentang dunia. Ingatansemantik bergantung pada fungsi neokorteks girus temporalismedia dan inferior. lngatan implisit terdiri atas proses belajarkemampuan sensorik motorik, misalnya kemampuan menyetirmobil atau memainkan suatu alat musik, dan hal ini bergantungpada sistem motorik kortikal-subkortikal dan bukan padaformasi hipokampal ataupun neokorteks temporalis.
Formasi hipokampalFormasi hipokampal terdiri atas hipokampus, girus dentatusdan bagian dari girus parahipokampalis. Hipokampusterbentuk dari lipatan ke dalam bagian inferomedial dari lobustemporalis ke arah ventrikel lateralis, di sepanjang garis fisurakoroideus (Gambar 1.6.1,3, 7 6.14, j uga lihat Gambar 13.g _1g.12).Girus dentatus terletak di antara girus parahipokampalis danhipokampus.
Formasi hipokampal menerima aferen utamanya darikorteks temporalis inJerior melarui area entorkinar dari lobustemporalis. Formasi hipokampal juga menerima serabut_serabut dari area entorkinal dan hipokampus kontralateralmelalui sistem forniks dan komisura hipokampal. Jaras eferenutama dari hipokampus adalah forniks (Gambar 16.5_16.7,juga lihat Gambar L2.2, I3.2, 13.7_13.12). Forniks merupakanfasikulus prominen berbentuk huruf C yang menghubungkanhipokampus dengan korpus mamilaris hipotalamus danseptum. Serabut-serabut eferen berkumpul pada permukaanventricular hipokampus sebagai fimbria. Serabut_serabuttersebut melintas ke posterior dan ke superior, untukkemudian bersambungan dengan krus forniks, yang akanmelengkung ke depan di bawah splenium korpus kalosum(Gambar L6.15). Dua krus menyatu di garis tengah, di bawahkorpus kalosum, untuk membentuk korpus forniks (GambarL6.6); beberapa serabut menyilang ke sisi yang berlawananmelalui sebagian kecil dari komisura hipokampalis. Saatmelintas di bawah korpus kalosum, korpus forniks terbagimenjadi dua kolumna. Keduanya melengkung ke bawah.membenfuk batas anterior foramen interventrikularis, danmemasuki hipotalamus, di mana sebagian besar dari serabut_serabut tersebut berakhir di korpus mamilaris. Sebaliknya,korpus mamilaris, berproyeksi ke kelompok nukleus talamusanterior melalui traktus mamilotalamikus dan ke batang otakmelalui traktus mamilotegmentalis. Nukleus talamus anteriormemiliki hubungan yang luas dengan girus singuli. Eferendari hipokampus juga berproyeksi ke nukleus akumbens,sehingga memungkinkan adanya respons motorik.
Girus singuliGirus singuli dan girus parahipokampalis salingmenyambung di sekitar splenium korpus kalosum (Gambar13.16). Cirus singuli berproyeksi ke girus parahipokampalismelalui serabut-serabut singulum (Gambar tZ.Zg, LS.ZZ danhalaman 142). Dengan demikian struktur-struktur utamasistem limbik terhubung melalui suatu rangkaian, yangrnembentuk sirkuit papez (Gamb ar 76.5,76.6).
Girus dentatus
Fimbria
Pleksus koroideus
'Bagian dari
nukleus
kaudatus
Komu inferiorventrikel lateralis
Hipokampus
Girus parahipokampalis
Gambar 16.14 eenampang transversal melewati hipokampus dankornu inferior ventrikel lateralis.
aspek-aspek'kognitif ' dan,afektif , perilaku bekeria bersama_sama dalam memecahkan suatu masalah yang ada dilingkungan sekitar. Kedua mekanisme tersebut merupakansubjek yang merupakan hasil dari pengalaman terdahulu,yang berhubungan dengan imbalan dan hukuman: keduanvabergantung pada sistem ingatan pada sistem limbik.
Sistem limbik: emosi dan memoriSistem limbik: ingatan/memori Ingatan terhadap kejadian dan konotasi morivasi dan emosi diTerdapat 3 jenis proses ingatan. Ingatan episodik termasuk masa lalu merupakan satu-satunva petunjuk bagi perilakubelajar dan mengingat kembali kejadian-kejadian otobiografi, kompleks sosial di masa datang. Ingatan ini juga merupakandarikehidupan seseorang dan bergantung pada formasi kaitan penting )'ang memungkinkan seseorang bereaksi cepathipokampal beserta koneksi-koneksi terkait. Ingatan semantik pada situasi yang berpotensi mengancam.memerlukan pengetahuan akan arti verbal dan konsep Masukan dari beberapa aspek fungsional sistem limbik
68 NEUROANATOMI
Kaput nukleus kaudatus Kornu anterior
ventrikel lateralis
Kornu inferior ventrikel lateralis Pleksus koroideus
Gambar 16.15 Sistemhipokampus-fimbria-forniks.Otakdilihatdari atas.Korteksserebri dansubstansiaalba,termasukkorpuskalosum,telahdisisihkan untuk memperlihatkan ventrikel lateralis beserta isinya. (A) Pleksus koroideus utuh pada ventrikel lateralis; (B) pleksus koroideus disisihkan.
Kel ain an-kel ain an in g at anPada penyakit Alzheimer, terdapat atrofi berat
dari formasi hipokampal (Gambar 1.6.1.6) yangmenyebabkan amnesia terhadap kejadian-
kejadian yang relatif baru dan kemampuan mempelajari
in-formasi-informasi baru yang bersifat otobiografis, misalnya
hilangnya ingatan secara episodik.Pada dementia semantik, suatu kelainan degeneratif, terdapat
atrofi girus neokorteks temporalis media dan inferior. Penderita
secara progresifkehilangan makna kata-kata dan persepsi, seperti
pengetahuan tentang dunia (ingatan semantik). Seperti contoh,
penderita tidak mengetahui arti narna dari suatu obyek dan tidak
dapat mengenali rvajah (agnosia asosiasi). Namun, penderita relatif
masih mempertahankan ingatan otobiografis dari pengalamannya
sendiri, karena formasi hipokampal tidak terkena secara langsung
pada kelainan ini.
penting dalam penyelesaian masalah atau fungsi eksekutif,aspek kognitif yang secara keseluruhan bergantung padafungsi aspek dorsolateral dari neokorteks asosiasi frontalis.
Aspek orbitalis dari neokorteks frontalis berhubungan eratdengan sistem limbik dalam memproses status motivasi danemosi.
Pada respons cepat terhadap rangsangan lingkungan, area-area asosiasi pada neokorteks terlibat dalam fungsi kognitifdan, untuk selanjutnya inJormasi sensorik yang masuk dapatditeruskan memasuki sistem limbik melalui talamus.Rangsangan yang dari sistem limbik ini menimbulkanterjadinya respons perilaku otomatik seperti pada situasimelawan atau menghindar melarikan diri (fight or flight) yangdimulai lervat ganglia basalis (nukleus akumbens).
Kerjasama antara dua bagian sistem limbik menjelaskanterjadinya pengalaman-pengalaman yang sangat emosionalmudah clipelajari dan kemudian diingat. Sangatlah pentingbagi seseorang untuk dapat mengingat kembali semuapengalaman masa lalu vang berkaitan dengan hukuman atauimbalan, misalnya menghindari helr,an buas, tanaman ataupunlingkungan yang berbahaya.
8ab 16 Hipotalamus, sistem limbik dan sistem olfaktorius
Gambar 16"1 6 Penampang koronal melewati hemisfer serebri dari penderita deng,an penyakit arzheimer, rrisan memperrihatkanffili'ff,.ffi1[:Hf:*ff]::|".:il]:e'J[lfii;"'aan hipokumius-t*, rl"u.i.."'a,,ip,."r*|",'o. r,,r-.nn, crini.urNeurosciences,
1i
| (ensefalopati dari Wernicke). penyembuhu., r"b"giu., auputterjadi, namun penderita kesulitan mengingat kejilan yangIalu (amnesia retrograd) ataupun untuk-rne"mpelajari hal_hal
frT_9*:r,i anterograd). Hal ini dikenat ,"irgui psikosisdari Korsakoff. Sindromses u dah mengarami, "r"-1H:::LT::Lii:#"i?#mengikutsertakan formasi hipokampal.
- Kejang yang berasal dari lobus temporalis, atau kejangkompleks parsial dari daerah dekat dengan
"_igiA" a".hipokampus dapat menyebabkan te4adiiy" p"niJu-*
Kel ainan-kelain an lobu s limbikPenyalahgunaan alkohol, yang dapatmenyebabkan kekurangan tiamin, dapatmenyebabkan perdarahan kapiler pada batang
otak bagian atas dan struktur_struktur limbik. penderitadapat mengalami penurunan kesadaran dan koma
penghiduan, suasana hati dan -"**i yr"g t"*"pf"rc.
Sistem limbik
r Amigdala terletak dekat dengan ujung temporalis. Amigdalamenerima proyeksi dari sistem olfaktorius dan kortekstemporalis. dan memiliki koneki resiprokal dengan septum.r Formasi hipokampal terdiri atas hipokampus, giirs dentatusdan girus parahipokamparis dari robus turpor-urir. struktur inimenerima serabut-serabut dari korteks entorkinal danmemproyeksikannya melewati forniks menuju korpusmamilaris dari hipotalamus.
r Komponen-komponen utama sistem limbik terhubung dalamsirkuit Papez.
Reseptor-reseptor olfaktorius merupakan sel-ser khusus,berupa sel-sel saraf bersilia yang terletak di daiam epitefolfaktorius pada rongga hidungl Akson_akson r"l tu.r"U.rtbergabung menjadi bungkusan_bungkusan ku.il yu.,g banyakjumJahnya (nervi olfaktorius sebenain y a) y angmemasukirongga tengkorak melalui foramina lamina kribiformis daritulang etmoidalis (lihat Gambar 5.1) dan t"*raiu., menempeike bulbus olfaktorius pada permukuu., i.,f".io.ioUus frontalis(Gambar 16.17, juga lihat Gambar 10.1). proses awar informasiolfaktorius terjadi di dalam bulbus ofatto.lur, yang berisisel-sel interneuron dan mitral besar; akson_aks# dari sel_selmitral besar meninggalkan bulbus melewati traktus
olfaktorius_
Tiaktus olfaktorius Iewat ke belakang pada permukaanbasalis lobus frontalis dan, tepat seb"l.iri _"nlupul t"rrufUli1"" optikum, sebagian besar serabut-r"ruUri traktusolfaktorius berbelok ke lateral, membentuk stria ofattoriuslateralis (Gambar 1,6.1.7). Serabut_serabut l.,i te*ut menuju kekedalaman fissura lateralis, di mana serabutserabut tersebutmenyilang untuk mencapai Iobus temporalis. serabut_serabuttersebut berakhir utamanya di korteks olfaktorius primerpada unkus (Gambar 16.17, jugalihat Gambar 13 .2), padaaspek inferomedial lobus temporalis, dan di amigdala yangberdekatan dengan struktur tersebut. 8".r";;;;:^ denganunkus, bagian anterior dari girus parahipokampalis, atau areaentorkinal, terdapat korteks olfaktrius rroriuri Ko.teksprimer dan asosiasi disebut juga sebagai korteks pirifonnisdan bertanggung jawab untuk mengairesiasi runi"a.,ga.,olfaktorius. proveksi olfaktorius uaJtrh ,.,it ai
"ilto.u ,lrt"-sensorik di mana proveksi ini terdiri atas urutan dua neuronsaja di antara reseptor-reseptor sensorik dan korteks serebridan tidak berproyeksi melewati talamus.
Sistem olfaktorius
fo NEUROANATOMI
Lobus frontalis
Stria olfaktorius lateralis
Traktus optikus
Krus serebri
Girus parahipokampalis
Substansia perforata posterior
AnosmiaAnosmia disebabkan oleh kerusakan nervusolfaktorius. Pada anosmia terjadi gangguanhilangnya penghiduan dan juga kemampuan
merasakan enak tidaknya makanan. Namury aspek-aspek
dasar dari pengecapan, seperti manis, asin, pahit dan masam,
masih ada. Anosmia sering terjadi setelah trauma kepala dandapat terjadi saat tumor-tumor meninges (meningioma)menginfiltrasi nervus olfaktorius.
Pada penyakit Alzheimer, terdapat atrofi unkus. Penderitadapat mendeteksi keberadaan bau-bauan namun tidak dapatmengidentifikasi bau tersebut, maupun mengenali bau-bauanserupa, maupun membedakan bau-bauan yang berbeda-beda
: (agnosia apresiasi penghiduan). Pada dementia semantik,. terdapat atrofi amigdala dan neokorteks temporalis inferior.
Penderita dapat mendeteksi bau, mengenali danmembedakan bau-bauan, namun tidak dapat dengan tepat
: menyebutkan nama, deskripsi ataupun identitas dari bautersebut (agnosia asosiasi penghiduan).
Bulbus olfaktorius
Traktus olfaktorius
Nervus optikus
Substansia perforata anterior
Korpus mamilaris
Unkus
Sistem olfaktorius
r Serabut-serabut saraf olfahorius berakhir pada bulbus
olfaktorius.
r Serabut-serabut derajat kedua berjalan di dalam traktus
olfaktorius dan berakhir pada korteks olfaktorius primer pada
unkus di lobus temporalis.
r Bersebelahan dengan struktur di atas, bagian anterior girusparahipokampalis, atau korteks entorkinal, membentuk korteks
olfaktorius asosiasi.
Gambar 16.17 Permukan anterior dari otak. Gambar menunjukkan bulbus dan traktus olfaktorius, stria olfaktorius lateralis dan area olfaktoriusprimer dari korteks serebri (unkus).
i 171
Bab 17.Pemecahan masalah
Pendahuluan 171Masalah-masalah 172Pemecahan masalah pada gambar 178
Pendahuluan
Buku neuroanatomi pada dasarnya berisi ulasan anatomidibandingkan dengan buku teks klinis. Namun demikian,menguasai neuroanatomi merupakan dasar untuk membuatsuatu diagnosis neurologis klinis. Hal tersebut dikarenakanbeberapa sindrom klinis bermula dari suatu lesi pada sistemneuromuskular yang ditentukan berdasarkan lokasi lesi secaratopografis serta dihubungkan dengan penyebabnya. Jadi,dengan menggabungkan pengetahuan tentang neuroanatomi
(
Nervus kranialis
dan sistem motorik
tl
Refleks+efleks
,l--i,
\,,/-;
Refleks abdomen atautendon normal
Kehilangan refleks
abdomen atau tendon
Peningkatan refleks-refl ekstendon
Respons fleksi telapak kaki
).-t
Koordinasi
i;M-J
t\-
\/^ ),i /\, /\\I / i r \\// I \ \',_qtt/ l^ \ \Nr il I
r /\ I1l\/tll\i/\tItl(/ / \'\vv
[1a'
/\t\I
I
IAIA
filt
1tliu(
Ai/\tr[L
"' ./ ), A\;\ // I l\,\$'fir' l*n* \ \r$
i/\ i..( I l).
.)) [+l
\ -)..
\}I$
f".l x.r.lrt'rnmuskutus
Kelemahan dan atrofimuskulus
Kelemahan spastik
Y lnkontinensia
I Respons ekstensi telapak kaki
Gambar 1 7.1 Gambaran prototipe untuk ilustrasi sindrom utama dari sistem neuromuskular.
dengan keahlian praktis pemeriksaan klinis, lokasi lesi padasuatu kasus dapat menentukan tingkat akurasi yang tinggisebelum melakukan suatu investigasi dengan peralatancanggih. Begitu suatu sindrom klinis ditetapkan serta lokasilesi pada sistem saraf ditentukary maka dimungkinkan untukmenduga penyebab lesi berdasarkan gejala klinis daripenderita melalui anamnesis. Diagnosis akhir ditentukandengan menggunakan pemeriksaan-pemeriksaan yang terarahuntuk menentukan lokasi dan penyebab lesi secara akurat.
Guna mencontoh proses diagnosis tersebut, disusunlahsuatu seri tugas pemecahan masalah. Seri ini disusunmenggunakan informasi yang cukup dari suatu tanda dangejala kasus neurologis klinis yang memungkinkan untukmelakukan deduksi guna menentukan lokasi suatu lesi padasistem neuromuskular.
i
/JI
{ Gerakanterkoordinasi
Gerakan tidak terkoordrnasi,
ataksia
Kehilangan propriosepsi
dan raba
ffi nil^wnvuasa nyeri dan suhu t
! xrlitrnoun sensorik
't2 NEUROANATOMI
Pada paragraf.-paragraf di bawah ini, dimuat suatu simpulanmasalah yang sederhana dari berbagai sindrom anatomi klinismenggunakan diagram-diagram, setelah sebelumnyadiuraikan suatu pemeriksaan klinis dari nervus kranialis,fungsi motorik, refleks, sensorik, koordinasi dan status mental,seperti yang tercantum pada buku-buku teks metode klinis.Gambar-gambar pada bab ini disesuaikan dengan standarseperti yang tertera pada gambar 17.L.
Gambar-gambar pada Bab ini menampilkan ringkasanbeberapa sindrom anatomi klinis utama seperti yang tertera dibawah ini (Gambar 17.2-17.13), dengan pengecualian tidakditampilkannya lokasi dari lesi yang dimaksud. Pada setiapkasus, tugas yang harus dikerjakan adalah melakukanpemeriksaan untuk menentukan lokasi suatu lesi. Penyebab
Kelemahan spastik
p lnkontinensia
Gambar 17.2
Nervus kranialis dan
sistem motorik
Kelemahan dan atrofi
muskulus
Refleks+efleks
- Kehilangan refleks abdomen
+++ Peningkatanrefleks-reflekstendon
f Respons ekstensi telapak kaki
Refleks-refleks
ll
- Kehilangan refleks tendon
Kehilangan sensorik
Sensasi
Koordinasi
Gerakan tidak terkoordinasi,ataksia
Koordinasi
Ii
Gerakan tidak terkoordinasi,ataksia
F--arti
L.iGambar 17.3
Nervus kranialis dan
sistem motorik
i-j
Kehilangan sensorik
/\
i-.-l
Kehilangan propriosepsi
dan raba
Bab 17 Pemecahan masalah
( Gerakantidakterkoordinasi,ataksia
173
Nervus kranialis dan
sistem motorik
+++ Peningkatan refleks+efleks
tendon
t Respons ekstensi telapakkaki
Normal
fi nl^nsnvuasa nyeri dan suhu
Normal Normal
tl {t! relemanan spastik
Gambar 17.4
Nervus kranialis dan
sistem motorik
Kelemahan dan atrofi
muskulus
Gambar 17.5
I
E
Refleks+efleks
'74 NEUROANATOMI
Gambar 17.6
! xetemai,an spastik
Nervus kranialis dan
sistem motorik
Nervus kranialis dan
sistem motorik
Refleks+efleks
- Kehilangna refleks abdomen
+++ Peningkatan refleks+efleks
tendon
f Respons ekstensi telapakkaki
Refleks+efleks
Normal
I x.nilunoun sensorik Gerakan tidak terkoordinasi,ataksia
I
Normal, . Kelelahan muskulus
Gambar 17.7
Normal
ti
! Kehitangan sensorik
Bab 17 Pemecahan masalah 175
Koordinasi
Gerakan tidak terkoordinasi,ataksia
ffi xete,manandan akofiMUSKUIUS
! xetemar,.n spastik
p lnkontinensia
Gambar 17.8
+++
t
Kehilangan refleks
abdomen atau tendon
Peningkatan refl eks+eflekstendon
Respons ekstensi telapak kaki
Nervus kranialis dan
sistem motorik
i', '.l Kelemahrndrn"' I atrofi muskulus
Gambar 17.9
ttKehilangan refleks tendon f Kehilangan sensorik
Sensasi
l
\.l
-I(j
0-<
t\-./A A\.-
,/) (\6l r -- \ \-\lthr 1n\\t't$
t /\ l
...1 I \ (...ii \l
...) ( J {...Ll\tt
Refleks+efleks
tlc' ',\;4
/-
.76 NEUROANATOMI
Nervus kranialis dan
sistem motorik
Kelemahan dan
atroli muskulus
lnkontinensia
Refleks-refleks
Gambar'17.10
Nervus kranialis dan
sistem motorik
Kelemahan dan
atrofi muskulus
Kelemahan spastik
Kehilangan refleks abdomen ! X.nitunOrn sensorik
Refleks+efleks
Gerakan tidak terkoordinasi,ataksia
Gerakan tidak terkoordinasi,ataksia
+++
lI
Kehilangan refleks abdomen I Xrnit.nOrn sensorik
Peningkatan refl eks-refl eks
tendon
Respons ekstensi telapak
kaki
+{
Gambar I7.'l I
i--., i--i
| --.
!--
\
a
Nervus kranialis dan
sistem motorik Refleks+efleks
17
Kehilangan sensorik
Gambar 17.'12
Nervus kranialis dan
sislem molorik
I xetemanan spasrik
Y tnkontinensia
- Kehilangan refleks abdomen ! X.niAnOrn sensorik
+++ Peningkatan refleks+eflekstendon
I Respons ekstensi telapakkaki
( Gerakan tidak terkoordinasi,
ataksia
Kelemahan dan
atrofi muskulusNormal
Refleks+efleks
Gambar 17.'13
I
Normal
tt
.178 NEUROANATOMI!+s' .. .
lesi-lesi tersebut juga dapat diketahui dengan mempelajariGambar 7.35-1..43 (Penyebab beberapa penyakit neurologis;
' Bub 1.; yang menghubungkan antara penyebab dengan lokasineuroanatomi dari suatu lesi.
Gambar 17.2:Lesi medula spinalis segmen servikal atas (lihatGambar 8.24E).
Gambar 17.3: Neuropati sensorimotorik perifer (lihat Gambar3.10).
Gambar 17.4: Hemiseksi medula spinalis (lihat Gambar 8.24C).Gambar 17.5: Miopati (lihat Gambar 3.2).
Gambar 17 .6: Lesi hemisfer serebri unilateral (lihat Gambar13.19).
Gambar: 17.7; Miastenia gravis (lihat Gambar 3.8).
Gambar 17.8: Lesi medula spinalis segmen servikal bawah (lihatGambar 8.24D).
Gambar 77.9:Lesi radiks medula spinalis (lihat Gambar 8.7).
Gambar 17.10: Lesi medula spinalis segmen lumbalis (lihatGambar 8.24A).
Gambar 17.11: Lesi batang otak unilateral (lihat Gambar 9.17).
Gambar 17.12:Lesi pleksus brakialis (korda inferior; C8-T1)(lihat Gambar 3.12).
Gambar 17.13: Lesi medula spinalis segmen torakal (lihatGambar 8.248).