Motivasi Word
-
Upload
doortua-butarbutar -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
Transcript of Motivasi Word
Modul/Tatap Muka Ke. 10
Motivasi
1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM ( TPU ) :
Setelah selesai mempelajari modul Psikologi SDM yang kesepuluh ini mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan tentang, Pengertian motivasi, prinsip-prinsip
dalam motivasi dan teori-teori dalam motivasi dengan baik dan benar.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS ( TPK ) :
Setelah selesai mempelajari modul Psikologi SDM yang kesepuluh ini mahasiswa
dapat :
1. Menjelaskan tentang Pengertian motivasi dengan baik dan benar
2. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam motivasi dengan baik dan benar
3. Menjelaskan tentang teori-teori motivasi dengan baik dan benar
3. MATERI POKOK :
1. Pengertian motivasi
2. Prinsip-prinsip dalam motivasi
3. Teori-teori motivasi
4. DISKRIPSI SINGKAT
Modul Psikologi SDM yang kesepuluh ini meliputi penjelasan tentang,
Pengertian motivasi, prinsip-prinsip dalam motivasi dan teori-teori dalam motivasi
dengan baik dan benar.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 1
10. MOTIVASI
10.1. PENGERTIAN MOTIVASI KERJA
Motivasi terbentuk dari sikap (attitute) karyawan dalam menghadapi situasi
kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positip
terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
mencapai kinerja maksimal.
Sikap mental karyawan haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia
secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya,
karyawan dalam bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi
dan kondisi serta berusaha keras mencapai target kerja (tujuan utama
organisasi).
10.2. PRINSIP-PRINSIP DALAM MOTIVASI
Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan, yaitu:
a. Prinsip partisipasi; Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu
diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang
akan dicapai oleh pemimpin.
b. Prinsip Komunikasi; Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi
yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
c. Prinsip mengakui andil bawahan; Pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan
pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d. Prinsip pendelegasian wewenang; Pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat
mangambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan
membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 2
e. Prinsip memberi perhatian; Pemimpin memberikan perhatian terhadap
apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja
apa yang diharapkan oleh pemimpin.
10.3. TEORI-TEORI MOTIVASI
Secara psikologis, aspek yang sangat penting dalam kepemimpinan kerja
adalah sejauhmana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya
agar mereka mampu bekerja produktif dengan penuh tanggung jawab. Hal ini
karena beberapa alasan, antara lain:
Karyawan harus didorong untuk bekerjasama dalam organisasi.
Karyawan harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha sesuai
dengan tuntutan kerja.
Motivasi karyawan merupakan aspek yang sangat penting dalam
memelihara dan mengembangkan SDM dalam organisasi.
Teori motivasi dipahami agar pimpinan mampu mengidentifikasi apa yang
memotivasi karyawan bekerja, hubungan perilaku kerja dengan motivasi dan
mengapa karyawan berprestasi tinggi. Teori-teori motivasi dapat
dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1). Teori motivasi dengan pendekatan isi (Content Theory).
2). Teori motivasi dengan pendekatan proses (Process Theory).
3). Teori motivasi dengan pendekatan penguat (Reinforcement Theory).
Teori motivasi dengan pendekatan isi lebih banyak menekankan pada faktor
apa yang membuat karyawan melakukan suatu tindakan tertentu. Contohnya
teori motivasi Abraham Maslow. Teori motivasi pendekatan proses tidak
hanya menekankan pada faktor apa yang membuat karyawan bertindak,
tetapi juga bagaimana karyawan tersebut termotivasi. Contohnya teori
motivasi berprestasi dari David Mc.Clelland. Teori motivasi dengan
pendekatan penguat, lebih menekankan pada faktor-faktor yang dapat
meningkatkan suatu tindakan dilakukan atau yang dapat mengurangi suatu
tindakan. Contohnya teori motivasi dari Skinner (Operant Conditioning).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 3
10.3.1.Teori-teori Kebutuhan tentang Motivasi
a. Maslow's Need Hierarchy Theory
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang di alami antara suatu kenyataan dengan dorongan
yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka
pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkan
perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Kita
tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti
kebutuhannya.
Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut:
Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum,
perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang
paling dasar.
Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
Kebutuhan untuk rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai
serta dicintai.
Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan
dihargai oleh orang lain.
Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk
menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan 1
kritik terhadap sesuatu.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 4
Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow ditunjukkan dengan bentuk
piramida pada bagan berikut:
b. Hezberg Two Factor Theory
Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg. la menggunakan
teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Penelitian Herzberg
diadakan dengan melakukan wawancara terhadap subjek insinyur dan
akuntan. Masing-masing subjek diminta menceritakan kejadian yang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 5
SelfActualization(Doing your
thing)
Esteem(Self and peer value)
Belongingness(Friendship, affiliation, love)
Safety and security(Freedom physical, and mental
feeling of being secure)
Physicological Needs(Food, dringk, sex, shetter from pain)
Gambar 4.1.
Bagan hirarki kebutuhan menurut Abraham Maslow
(Sumber : Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1983)
dialami oleh mereka baik yang menyenangkan (memberikan kepuasan)
maupun yang tidak menyenangkan atau tidak memberikan kepuasan.
Kemudian, hasil wawancara tersebut dianalisis dengan analisis isi
(content analysis) untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
kepuasan atau ketidakpuasan.
Dua faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas
menurut Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan
faktor pemotivasian (motivational factors). Faktor pemeliharaan disebut
pula dissatisfiers, hygiene factors, job context, extrinsic factors yang
meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan,
hubungan dengan pengawas, hubungan dengan subordinate, upah,
keamanan kerja, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor
pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic
factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan
(advancement), work itself, kesempatan berkembang, dan tanggung
jawab.
c. Achievement Theory
Prof. Dr. David C. Mc.Clelland, seorang ahli psikologi bangsa Amerika
dari Universitas Harvard, dalam teori motivasinya mengemukakan bahwa
produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh "virus mental" yang ada
pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong
seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus
mental yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) dorongan kebutuhan, yaitu:
1). Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi),
2). Need of affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan),
3). Need of power (kebutuhan untuk menguasai sesuatu).
Berdasarkan teori Mc.Clelland tersebut sangat periling dibinanya virus
mental manajer dengan cara mengembangkan potensi mereka melalui
lingkungan kerja secara efektif agar terwujudnya produktivitas
perusahaan yang berkualitas tinggi dan tercapainya tujuan utama
organisasi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 6
Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri
seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas
dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jhonson (1984:101) yang
mengemukakan bahwa: "Achievement motive is impetus to do well
relative to some standard of excellence".
Sebagai contoh, manajer yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi
cenderung akan bekerja sebaik-baiknya agar dapat mencapai prestasi
kerja dengan predikat terpuji.
David C. Mc.Clelland (1961:112) mengemukakan 6 (enam) karakteristik
orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu:
1). Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2). Berani mengambil dan memikul resiko.
3). Memiliki tujuan yang realistik.
4). Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasi tujuan.
5). Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang
dilakukan.
6). Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
Edward Murray (1957) berpendapat bahwa karakteristik orang yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut:
1). Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
2). Melakukkan sesuatu dengan mencapai kesuksesan.
3). Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan
keterampilan.
4). Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu.
5). Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan.
6). Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti.
7). Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.
Berdasarkan pendapat Mc.Clelland dan Edward Murray, dapat
dikemukakan bahwa karakteristik manajer yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi antara lain:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 7
1). Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2). Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang relistik
serta berjuang untuk merealisasikannya.
3). Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani
mengambil resiko yang dihadapinya.
4). Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan
hasil yang memuaskan.
5). Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai
bidang tertentu.
Karakteristik manajer yang motif berprestasinya rendah dapat
dikemukakan antara lain:
1). Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu
pekerjaan atau kegiatan.
2). Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan
tujuan yang realistik, serta lemah melaksanakannya.
3). Bersikap apatis dan tidak percaya diri.
4). Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
5). Tindakannya kurang terarah pada tujuan.
10.3.2 Teori Kognitif tentang Motivasi
a. Expectancy Theory
Teori pengharapan dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Kemudian teori
ini diperluas oleh Porter dan Lawler. Keith Davis (1985: 65)
mengemukakan bahwa “Vroom explains that motivation is a product of
how much one wants something and one's estimate of the probability that
a certain will lead to it".
Vroom menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari
bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang
memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 8
Pernyataan di atas berhubungan dengan rumus di bawah ini:
Valensi x Harapan x Instrumen = Motivasi
Keterangan:
Velensi merupakan kekuatan hasrat seseorang untuk mencapai
sesuatu.
Harapan merupakan kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi
tertentu
Motivasi merupakan kekuatan dorongan yang mempunyai arah pada
tujuan tertentu.
Instrumen merupakan insentif atau penghargaan yang akan diberikan.
Valensi lebih menguatkan pilihan seorang pegawai untuk suatu hasil. jika
seorang pegawai mempunyai keinginan yang kuat untuk suatu kemajuan,
maka berarti valensi pegawai tersebut tinggi untuk suatu kemajuan.
Valensi timbul dari internal pegawai yang dikondisikan dengan
pengalaman.
Selanjutnya Keith Davis (1985: 66) mengemukakan bahwa "Expectancy is
the strength of belief that an act will be followed by particular outcomes. It
represents employee judgement of the probability that achieving one
result will lead it another result. Since expectancy is action outcome
association, it may range from 0 to 1 . If an employee see no probability
that an act will lead to a particular outcome, then expentancy is At the
other extreme, if the action outcome relationship indicates certenly, then
expentancy has a value of one. Normally employee expentancy is
somewhere between these two extremes."
Pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang
diikuti dengan hasil khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan
pegawai yang memungkinkan mencapai suatu hasil dapat menuntun hasil
lainnya. Pengharapan merupakan suatu aksi yang berhubungan dengan
hasil, dari range 0-1. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkan
hasil maka harapannya adalah 0. Jika aksinya berhubungan dengan hasil
tertentu maka harapannya bernilai 1. Harapan pegawai secara normal
adalah di antara 0-1.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 9
Untuk lebih jelasnya, pelaksanaan teori harapan ini dapat diperhatikan
pada bagan berikut:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 10
Valence strongDesire of
Promotion
Action Greater effort Taining cources
MotivationIncreased drive
Valence strongDesire of
Promotion
Primary Outcomes Promotion Higher pay
Secondary Outcomes Higher status Recognition from associate Purchase of product and service that
the family wants.
Renewed drive satisfactionTendency to continue to be motivated
( Sumber : Keith Davis, 1985 : 79 )
Keterangan:
Produk dari valensi dan harapan adalah motivasi yang meningkatkan
dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan aksi dalam mencapai
tujuannya. Aksinya dapat dilakukan pegawai dengan cara berusaha lebih
besar atau mengikuti kursus pelatihan. Hasil yang akan dicapai secara
primer adalah promosi jabatan dan gaji lebih tinggi. Hasil sekundernya,
antara lain status menjadi lebih tinggi, pengenalan kembali, keputusan
pembelian produk, dan pelayanan keinginan keluarga. Dengan demikian,
lebih besar dorongan pegawai dalam mencapai kepuasan.
b. Equity Theory
Teori ini dikembangkan oleh Adam. Adapun komponen dari teori ini
adalah input, outcome, comparison person, dan equity-in-equity.
Wexley dan Yulk (1977) mengemukakan bahwa "input is anything of
value that an employee perceives that he contributes to his job". Input
adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang
pelaksanaan kerja. Misalnya, pendidikan, pengalaman, skill, usaha,
peralatan pribadi, jumlah jam kerja.
Outcome is anything of value that the employee perceives he obtains from
the job. (Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan
pegawai). Misalnya, upah, keuntungan tambahan, status simbol,
pengenalan kembali, (recognition), kesempatan untuk berprestasi atau
mengekspresikan diri.
Sedangkan comparison person may be someone in the same
organization, someone in a different organization, or even the person
himself in a previous job. (Comparison person adalah seorang pegawai
dalam organisasi yang sama, seseorang pegawai dalam organisasi yang
berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya). Menurut teori
ini, puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari
membandingkan antara input-outcome pegawai lain (comparison person).
Jadi, jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang (equity) maka
pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi, apabila terjadi tidak
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 11
seimbang (inequity) dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over
compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya)
dan, sebaliknya, under conpensation inequity (ketidakseimbangan yang
menguntungkan pegawai lain yang menjadi pembanding atau comparison
person).
c. Goal-Setting Theory
Teori penetapan tujuan ini merupakan teori motivasi dengan pendekatan
kognitif yang dikembangkan oleh Edwin Locke. la berkesimpulan bahwa
penetapan suatu tujuan tidak hanya berpengaruh pada pekerjaan saja,
tetapi juga merangsang karyawan untuk mencari atau menggunakan
metode kerja yang paling efektif. Begitu pula Edwin Locke berpendapat
bahwa melibatkan para karyawan dalam menetapkan tujuan dapat
menumbuhkan motivasi kerja dan pencapaian prestasi kerja maksimal.
Dengan demikian, penetapan tujuan merupakan strategi pemotivasian
yang krusial dalam upaya para karyawan bekerja produktif dan sekaligus
memotivasi mereka untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Drs. Dimiyati M, Psikologi sebagai pengatar
2. Drs. Saifudin Aswar
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB A. Budiantoro, M.Eng, MBA.
PSIKOLOGI S D M 12