MOTIVASI MENIKAH DINI PADA WANITA MUDA (Studi … · Aspek kematangan Emosi ... 4. Deskripsi...
Transcript of MOTIVASI MENIKAH DINI PADA WANITA MUDA (Studi … · Aspek kematangan Emosi ... 4. Deskripsi...
i
MOTIVASI MENIKAH DINI PADA WANITA MUDA
(Studi Fenomenologi Pada Wanita Muda di Desa Karanganyar)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat
Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Progam Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Yogo Tri Rahayu Ningrum 141114062
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
The reason most goals are not achieved is that we spend our time doing second
things first.
(WISDOM)
Hidup tidak hanya sebatas untuk menemukan gagasan, butuh tindakan agar tidak
hanya menjadi sebatas angan
(Yogo T.R.N)
Hidup tidak menghadiahkan sesuatu apapun kepada kita tanpa kerja keras
(Raminten)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk,
Tuhan Yang Maha Esa
Universitas Sanata Dharma
Progam Studi Bimbingan dan Konseling
Keluarga Bapak SuPomo dan Ibu Yogi Saputri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MOTIVASI MENIKAH MUDA PADA WANITA MUDA
(Studi Fenomenologi Pada Wanita Muda di Desa Karanganyar)
Yogo Tri Rahayu Ningrum
Progam Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma
2018
Permasalahan penelitian ini adalah “Motivasi apa saja yang mendorong
wanita muda untuk menikah dini?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui
motivasi wanita muda di desa karanganyar dalam mengambil keputusan untuk
menikah.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Sedangkan metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sebagian
besar data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara serta didukung oleh
studi literature. Subjek penelitian adalah 3 wanita muda yang melakukan
pernikahan dini. Setelah melakukan wawancara, peneliti melakukan analisis data
dalam bentuk deskripsi hasil observasi dan wawancara yang dilakukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya motivasi remaja
menikah karena keinginannya sendiri dan sudah merasa mantap dengan
pasangannya. Faktor kesiapan organ reproduksi dan usia yang sudah memenuhi
kriteria untuk menikah sah secara hukum menjadi alasan wanita muda melakukan
pernikahan dini. Dua dari tiga wanita muda yang melakukan pernikahan dini
belum memikirkan matang-matang resiko dari keputusan yang diambil. Subjek
Markonah sudah memikirkan secara matang tentang keputusannya namun
Markonah belum dapat mengendalikan emosinya secara baik. Dukungan dan
pendampingan dari pihak keluarga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Keluarga yang menjadi poros utama pendidikan untuk anak juga memliki peranan
penting dalam wanita mengambil keputusan.
Kata kunci: motivasi, remaja, menikah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE MOTIVATION ON MARRIED EARLY FOR YOUNG WOMEN
(A Phenomenology Study on Young Women in Karanganyar Village)
Yogo Tri Rahayu Ningrum
Guidance and Counseling Study Program
Sanata Dharma University
2018
The problem of this study was "What does the motivation that encourages
young women to get married early?". The purpose of this research was to know
the motivation of young woman in Karanganyar (village) in making decision to
get married.
This research was a qualitative research. While the method used was
qualitative method with phenomenology approach. Most of the data was collected
through observation and interviews and supported by literature studies. Research
subjects were 3 young women who experience an early marriage. After
conducting the interview, the researcher performs the data analysis as description
of the observation and the interview result that was conducted.
The results of this study indicate that in general the motivation of early
married for adolescence is because of their own desires and already feel steady
with his partner. Factors of reproductive organs readiness and age that have met
the criteria for legitimate marriage legally become the reason for young women to
get early marriage. Two of the three young women who have had an early
marriage have not thought through the risks of the decisions that they take. One of
the subject, Markonah, has thought carefully about his decision but Markonah
has not been able to control his emotions well. Support and assistance from the
family affects in decision making. Families that become the main supporter of
children education also have an important role for women in making decisions.
Keywords: motivation, teenagers, early marriage
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-NYA sehingga kam dapat menyusun dan menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar S1 dari Progam Studi Bimbingan dan Konseling.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak
dapat terselesaikan tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.S.i selaku Dekan Fakultas Kependidikan
dan Ilmu pendidikan yang tealah membantu proses pengesahan
skripsi ini
2. Dr.Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Progam Studi Bimbingan dan
Konseling yang selalu memberikan semangat untuk menyesaikan
skripsi ini.
3. Ag.Krisna Indah Marheni,SPd.,M.A selau Dosen Pembimbing yang
senantiasa siap membantu dan sabar membimbing saya untuk
menyelesaikan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen Progam Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmunya selama
peneliti menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
5. Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan materil dan moril
dengan sepenuh hati kepada peneliti
6. Teman-teman Prodi BK angkatan 2014 yang telah membantu peneliti
berproses dalam menempuh studi.
7. Agnes Endah Primelasari yang selalu menemani begadang dan
memberikan saran ketika tidak ada inspirasi, dan selalu setia
mendengarkan curhat dadakan dadakan dari peneliti.
8. K.P Praatiwi Yuliana Bertin yang selalu mengingatkan saya untuk
segera menyelesaikan skripsi, menghibur dikala saya sedang tidak
“OK”.
9. Maria Heni Anggraeni yang telah membantu saya untuk berproses dan
menemani saya untuk menghilangkan stress.
10. Henik Rahmawati Azizah & Latifaul Khasanah, sahabatku yang selalu
mendengarkan keluh kesah peneliti.
11. Teman-teman Resimen Mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang
telah menepa peneliti untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh.
12. Yudha 39 Favian, Damar, Clara, Ucik, Kenni yang telah menerima dan
membantu peneliti selama menjalani proses pendidikan di MENWA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................iii
HALAMAN MOTTO...................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................vii
ABSTRAK...................................................................................................viii
ABSTRACK....................................................................................................ix
KATA PENGANTAR....................................................................................x
DAFTAR ISI.................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Identifikasi Kasus.................................................................................7
C. Pembatasan Masalah............................................................................8
D. Fokus Penelitian..................................................................................8
E. Tujuan Penelitian................................................................................9
F. Manfaat Penelitian..............................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................10
A. Hakikat Motivasi...............................................................................10
1. Pengertian Motivasi..............................................................10
2. Jenis-jenis motivasi...............................................................11
3. Aspek-aspek Motivasi...........................................................12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Hakikat Remaja.................................................................................15
1. Pengertian Remaja................................................................15
2. Aspek-aspek Perkembangan Remaja....................................16
3. Aspek kematangan Emosi ....................................................20
C. Hakikat Pernikahan...........................................................................21
1. Pengertian pernikahan...........................................................21
2. Tujuan Pernikahan................................................................23
3. Syarat dalam Pernikahan......................................................24
4. Peran Umur dalam Prnikahan...............................................25
D. Faktor-faktor yang Mendorong Terjadinya Pernikahan Dini............27
E. Dukungan Keluarga Terhadap Pernikahan Dini................................29
F. Keputusan Wanita Menikah Dini Pada Usia Muda...........................30
G. Kajian Penelitian yang Relevan.........................................................32
H. Kerangka Pikir...................................................................................33
BAB III..........................................................................................................35
A. Jenis Penelitian..................................................................................35
B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................36
C. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................36
D. Teknis dan Instrumen Pengambilan Data..........................................37
E. Keabsahan Data.................................................................................43
F. Tknik-teknik Pengambilan Data........................................................43
BAB IV..........................................................................................................46
A. Hasil Penelitian..................................................................................46
1. Deskripsi Seting Penelitian...................................................46
2. Deskripsi Subjek Penelitian..................................................51
3. Deskripsi Motivasi Menikah.................................................51
4. Deskripsi Faktor-faktor keputusan Menikah.........................58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
5. Peran Keluarga dalam Keputusan Menikah Dini..................69
B. Pembahasan.......................................................................................71
1. Motivasi Wanita Muda Menikah...........................................71
2. Faktor-Faktor Wanita Muda Memutuskan Menikah.............71
3. Kematangan Emosi Wanita Muda.........................................73
4. Peran Keluarga dalam Mendukung Wanita Muda................73
BAB V...........................................................................................................75
1. Kesimpulan........................................................................................75
2. Saran..................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................77
LAMPIRAN..................................................................................................78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1: pedoman wawancara motivasi menikah
2. Tabel 2: pedoman wawancara faktor-faktor keputusan menikah
3. Tabel 3: pedoman wawancara kematangan emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagi seorang wanita mengambil keputusan menikah di usia muda
memang tidak mudah. Memutuskan untuk menikah itu berarti siap
menerima kehadiran orang lain yang menetap dalam kehidupan pribadi.
Wanita muda yang telah melangsungkan pernikahan berarti memulai
kehidupan baru yang berbeda dengan kehidupannya sebelum menikah.
Kehidupan wanita muda sebelum menikah masih merasa bebas, hanya
bertanggungjawab dengan diri sendiri, masih bergantung dengan orangtua.
Setelah menikah wanita diharapkan untuk mandiri dan bukan hanya dapat
megurus diri sendiri tetapi juga suami dan anaknya.
Wanita yang memutuskan untuk menikah harus siap secara fisik
maupun mental serta finansial. Kesiapan fisik meliputi kesehatan tubuh
secara menyeluruh, sedangkan kesiapan mental meliputi kesiapan emosi
dari individu yang akan menikah. Memutuskan untuk menikah itu berarti
siap menerima segala resiko dan tantangan yang terjadi setelah
pernikahan. Membangun sebuah keluarga yang harmonis itu tidaklah
mudah, perlu ada komitmen yang kuat untuk mencapai itu. Perjalanan
dalam membangun rumah tangga tidak selalu manis. Masalah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
rumah tangga bukan hanya masalah dengan pasangan namun bisa
juga bermasalah dengan lingkungan sekitar.
Pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
(UU No 1 th 1974). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa perkawinan itu bersifat mengikat dan kekal. Oleh sebab itu ketika
seseorang akan memutuskan untuk menikah hendaknya
mempertimbangkan banyak hal. Menikah bukan hanya berjangka satu atau
dua hari saja, namun untuk selamanya. Pernikahan pada usia yang masih
muda akan mengundang banyak masalah karena pasangan belum matang
dari sisi psiklogis. Segi sosial ekonomi pasangan yang menikah muda
biasanya belum memiliki pekerjaan tetap. Wanita di dalam suatu
pernikahan dini mengalami dampak yang lebih besar dibandingkan laki-
laki yang menikah di usia muda. Hal ini berkaitan dengan berbagai bentuk
kesiapan yang harus dipersiapkan wanita yang menikah muda. Salah satu
kesiapan yang harus disiapkan adalah kesiapan secara emosi yang
berdampak pada keseharian wanita (Papalia & Old.1995:59).
Seperti halnya yang terjadi di desa Karanganyar. Para wanita muda
di desa ini banyak yang memutuskan untuk menikah diusia muda. Rata-
rata wanita di desa karanganyar menikah pada usia 16 tahun. Usia yang
masih terbilang masih sangat muda untuk seorang wanita. Bahkan masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
termasuk remaja tahap akhir. Pada usia tersebut menurut hukum di
Indonesia memang sudah dinyatakan sah untuk melangsungkan sebuah
pernikahan. Namun scara psikologis pada usia tersebut wanita belum
matang secara emosi, organ seksual, dan mental. Menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)tahun 2006,
usia ideal menikah pada wanita adalah 21 tahun. Selain itu juga secara
finansial wanita berusia 16 tahun belum terlalu mapan. Hal itu disebabkan
karena sebagian di antara mereka ketika memutuskan untuk menikah
masih pengangguran dan masih menjadi tangguangan orangtua. Setelah
menikah orangtua berharap anak bisa lebih mandiri baik secara ekonomi
maupun sosial. Sebagian besar dari mereka setelah menikah masih tinggal
satu rumah dengan orangtua. Tinggal dalam satu rumah dengan orangtua
seringkali apa yang menjadi kebutuhan anak dan menantu masih menjadi
tangguang jawab orangtua. Sehingga sering menimbulkan konflik antara
anak dan orangtua.
Jika dilihat dari sisi tugas perkembangannya di usia tersebut
seorang wanita secara fisik sudah cukup matang namun scara
perkembangan emosi masih sering labil. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya keluhan- keluhan baik dari wanita itu sendiri, orangtua, dan juga
mertua. Para orangtua mengeluhkan perihal anaknya yang meski sudah
menikah tetapi masih terlalu lekat dengan orangtuanya. Mertua juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengeluhkan karena menantunya yang kurang dekat dengan mertua dan
sikap yang diharapkan kurang sesuai dengan yang diinginkan oleh mertua.
Menurut Makmun Khairin ( 2013:130 ) motivasi adalah energi
aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang
yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga
mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan
adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. Motivasi
dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik.
Kedua hal tersebut menjadi faktor pendorong untuk memenuhi kebutuhan.
Selain jenis dari motivasi faktor lain yang mendukung tercapainya
kebutuhan adalah aspek-aspek dari motivasi itu sendiri, antara lain: aspek
internal dan aspek eksternal. Aspek internal meliputi persepsi, harga diri,
harapan, kebutuhan, kepuasan kerja. Aspek eksternal meliputi jenis dan
sifat pekerjaan, kelompok kerja, situasi lingkungan, sistem imbalan yang
di terima.
Motivasi awal wanita muda untuk menikah adalah ingin
mendapatkan hidup yang lebih baik, secara finansial, moral, dan sosial.
Keinginan wanita untuk mendapatkan hidup sejahtera menjadi salah satu
alasan wanita memutuskan menikah di usia dini. Selain itu terdapat dua
faktor yang mendukung keputusan wanita muda untuk menikah, yaitu:
faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong meliputi rasa cinta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
konformitas, legalitas. dan fakor penarik adalah hal-hal yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia.
Wanita muda yang memutuskan untuk menikah muda seringkali
merasa bahagia hanya pada awal pernikahan. Satu tahun berlalu mulai
nampak kerenggangan diantara pasangan. Banyak dari mereka yang sering
menceritakan di sosmed mengenai kehidupan rumah tangganya. Selain itu
tidak jarang mereka juga mengumbar masalah – masalah pribadinya
kelingkungan sosial, sehingga menjadi perbincangan di masyarakat
sekitar. Harapan mereka dengan membuat status di sosial media agar
pasangan mereka mengerti apa yang sebenarnya para wanita rasakan.
Namun hasilnya tidak semua pasangan peka dan mengerti keinginan
wanita, tidak jarang status yang diunggah justru menjadi pemicu
pertengkaran diantara pasangan dan bahkan berujung di pengadilan.
Selain itu hasrat untuk hidup bebas masih sering hinggap dalam pikiran
para wanita muda. Mulai dari sering berkumpul dengan teman, nongkrong,
jalan-jalan tanpa anak dan berfokus pada karier.
Seperti yang terjadi kepada tiga subyek penelitian saya yaitu Farah
(22), Markonah (21), Narti (18). Farah menikah pada usia 17 tahun,
setelah lulus SMA Farah memilih untuk menikah dengan pacarnya yang
tidak lain adalah tetangga dekatnya. Alasan Farah untuk menikah karena
dibujuk oleh pacarnya yang takut jika terlalu lama pacaran Farah akan ke
lain hati. Selain itu Farah juga sudah merasa mantap dengan pacarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Keputusan Farah untuk menikah di dukung oleh keluarganya. sedangkan
Markonah menikah pada usia 17th. Markonah menikah dengan laki-laki
pilihan orangtuanya jarak usia dengan suaminya terbilang cukup jauh yaitu
18th. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Markonah sebisa mungkin
mengimbangi suaminya. Kemudian Narti menikah pada usia 16th, setelah
lulus SMP Narti memutuskan untuk menikah dengan pacarnya yang juga
baru lulus SMP. Alasan Narti menikah muda karena sudah merasa cocok
dan siap untuk menikah. Selain itu karena pacarnya yang akan pergi keluar
jawa untuk bekerja membuat narti semakin yakin untuk menikah.
Keputusan Narti dan pasangan awalnya kurang disetujui orangtuanya.
Orangtuanya merasa masih terlalu muda untuk menikah, apalagi usia narti
masih 16 th. Namun karena keinginan Narti yang kuat akhirnya keluarga
merestui.
Dari ketiga subyek di atas menikah pada usia yang hampir sama
yaitu antara 16 - 17 tahun. Farah menikah pada usia 17th alasan menikah
karena sudah merasa siap dan sudah mantap dengan pacar. Markonah
menikah pada usia 17th alasan menikah karena dijodohkan oleh orangtua
dan sudah merasa cocok dengan pilihan orangtua. Narti menikah pada usia
16th alasan menikah karena sudah merasa cocok dengan pacar dan merasa
sudah siap menikah. Ketiganya memiliki permasalahan yang hampir sama,
mereka mengeluhkan kehidupan pernikahan yang mereka harapkan dapat
lebih bisa sejahtera ternyata sulit untuk dipertahankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tujuan pernikahan yang diharapkan dapat lebih menyejahaterakan
kehidupannya namun tidak terpenuhi, sering kali membuat wanita enggan
untuk berdiam diri. Para wanita muda mulai memikirkan karier setelah
beberapa waktu menikah dan memiliki anak. Sebab mereka merasa tidak
bisa mengandalkan penghasilan dari suaminya. Keputusan wanita untuk
bekerjapun terkadang masih menimbulkan masalah baru karena dengan
wanita bekerja mereka jarang mengurus anak, tanggung jawab mengurus
anak dilimpahkan ke kakek atau nenek. Sebagian nenek atau kakek sering
menggerutu karena merasa terbebani ketika harus di beri tanggung jawab
mengasuh cucu. Banyak pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan oleh
kakek atau nenek yang sedikit terabaikan karena harus mengasuh cucu
selama seharian penuh.
Bermula dari banyaknya wanita muda yang memutuskan untuk
menikah pada usia dini pada wanita di Desa Karanganyar, membuat
peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam motivasi, faktor-fakor serta
kesiapan emosi yang mendukung wanita muda untuk memutuskan
menikah di usia muda. Peneliti tertarik pada subjek wanita karena menurut
peneliti, wanita cenderung terkena dampak yang lebih besar dalam
pernikahan daripada laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Identifikasi Kasus
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian sebagai
berikut:
1. Motivasi apa saja yang mendorong wanita muda memutuskan
untuk menikah.
2. Faktor-faktror yang mendukung pengambilan keputusan wanita
muda untuk menikah
3. Kesiapan emosi wanita muda untuk menikah.
4. Peran keluarga dalam mendukung pengambilan keputusan
pernikahan.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas, penulis
membatasi penelitian pada wanita muda di desa Karanganyar dalam
mengambil keputusan untuk menikah. Adapun cara untuk mengetahui
motivasi dan faktor-faktor wanita muda dalam memutuskan untuk
menikah menggunakan wawancara dengan kriteria yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Fokus Penelitian
Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis
memfokuskan penelitian pada:
1. Motivasi apa sajakah yang mendorong wanita muda di desa
karanganyar dalam mengambil keputusan untuk menikah?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung wanita muda
mengambil keputusan untuk menikah?
3. Bagaimanakah kesiapan emosi wanita muda di desa karanganyar
untuk keputusan menikah?
4. Seperti apakah dukungan keluarga dalam mengambil keputusan?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui motivasi wanita muda di desa karanganyar dalam
mengambil keputusan untuk menikah.
2. Mengetahui faktor apa saja yang mendukung wanita muda untuk
menikah
3. Mengetahui kesiapan emosi wanita muda untuk menikah.
4. Mengetahui peran keluarga dalam mendukung pengambilan
keputusan wanita muda untuk menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan daat memberi wawasan dan
pengetahuan di bidang Bimbingan dan Konseling dalam
memberikan konseling keluarga tentang berbagai hal mengenai
pernikahan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi reverensi bagi:
a. Orangtua
1) Lebih mempertimbangkan untuk
memberikan restu kepada anak.
2) Mengawasi perkembangan anak
b. Wanita muda
1) Mempertimbangkan keputusan untuk
menikah di usia dini
2) Lebih selektif untuk memilih pasangan
c. Peneliti lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Makmun Khairin ( 2013:130 ) motivasi adalah
energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada
diri seseorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan
juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau
melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau
keinginan yang harus terpuaskan.
Djamarah (2002:34) motivasi sebagai perubahan energi dari
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feling dan
didahului engan tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan
energi dalam diri seseorang berbentuk suatu aktivitas nyata berupa
kegiatan fisik. Sebab seseorang mempunyai tujuan tertentu maka
seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya
dengan segala upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Jenis-jenis Motivasi
Wahyuni (2013) mengemukakan bahwa motivasi dibagi
menjadi dua jenis sebagai berikut:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu itu
sendiri atau atas kemauan diri sendiri tanpa paksaan maupun
dorongan dari orang lain (Notoatmodjo,2012). Ada dua jenis
motivasi intrinsik:
1) Determinasi Diri
Dalam pandangan ini, siswa ingin percaya bahwa
mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan
karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Di sini, motivasi
internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik
apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil
tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
2) Pilihan Personal
Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan
bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan
terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.
Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit
tetapi juga tidak terlalu mudah.
b. Motivasi Ekstrensik
Jenis motivasi yang timbul disebabkan oleh adanya
pengaruh dari luar diri individu. Motivasi ektrensik bisa
dikarenakan adanya pengaruh dari keluarga (orangtua),
lingkungan dan imbalan.
Kedua jenis motivasi diatas memiliki peranan penting bagi
wanita untuk mengambil keputusan. Baik motivasi intrinsik
atau motivasi ektrensik sama-sama mempengaruhi keputusan
yang diambil.
3. Aspek-Aspek Motivasi
Menurut Menurut Makmun Khairin ( 2013:130) terdapat
dua aspek yang mempengaruhi motivasi individu, yaitu:
a. Aspek Internal; berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1) Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi
atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada
proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang
dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku
seseorang untuk bertindak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Harga diri dan prestasi mengenai diri sendiri; faktor ini
mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk
berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat dan
memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu
dalam lingkungan masyarakat serta mendorong individu untuk
berprestasi.
3) Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan
ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4) Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk
menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh,
sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kabutuhan
akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari
atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap
tekanan yang dialaminya.
5) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang
muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan
yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri
atas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan
sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia
akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan
pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi
oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan
dimaksud.
2) Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau
organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan
perilaku tertentu. Peranan kelompok atau organisasi ini dapat
membantu individu mendapatkan kebutuhan akan niloai-nilai
kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi
individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
3) Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi
secara efektif dengan lingkungannya.
4) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik
atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang
yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapatmengubah arah
tingkah laku dan satu objek ke objek yang lain yang mempunyai
nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat
mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai
maka akan timbul imbalan.
B. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja dalam (Papalia dan Olds, 2001) adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakir pada usia akir
belasan tahun atau awal dua puluh tahun. Perkembangan transisi pada
remaja yang melinbatkan perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial
dengan beragam bentuk di latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi
yang berbeda beda.
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence berasal
dari bahasa latin adolescare yang artinya “tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang
masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam
rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu
mengadakan reproduksi (ali & Asrori, 2006).
Menurut Rice (dalam gunarso, 2004) masa remaja adalah masa
peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu
yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal penting
menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut
adalah hal yang bersifat ekternal yaitu adanya perubahan lingkungan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
hal yang bersifat internal yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang
membuat remaja relatif lebih bergejolak dibandingkan dengan masa
perkembangan lainnua (storm and stress peroid).
Masa remaja disebut sebagai masa penghubung atau masa
peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini
terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan
fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (kartono,
1995).
2. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja
Ada beberapa aspek yang menjadi ciri dalam perkembangan
masa remaja. Aspek perkembangan remaja dibagi menjadi tiga aspek
dengan beberapa bagian, yaitu:
a. Aspek fisik
Papalia & Olds (2014: 05) menjelaskan bahwa perkembangan
fisik adalah perubhan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris,
dan keterampilan motorik. Tubuh remaja mulai berali dari tubuh
kanak-kanak menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya ialah
kematangan. Perubahan fisik otak strukturnya semakin sempurna
untuk meningkatkan kemampuan kognitif.
Pada masa remaja terjadi suatu pertumbuhan fisik yang cepat
disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang
ditunjukkan dengan kemampuan melaksanankan fungsi reproduksi.
b. Aspek Kognitif
Piaget (dalam Papalia & Old, 201) mengemukakan bahwa
pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari
struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk
berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini
sebagai tahap operasi formal (suatu tahap dimana soerang sudah
mampu berpikir secara abstrak).
Pada tahap ini remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi
tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu
yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi
pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk
berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir
sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan
untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (santrock, 201)
c. Perkembangan Emosi
Semiawan (dalam Ali & Ansori, 2006) mengibaratkan: terlalu
besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak meja karena bukan anak-
anak lagi tetapi juga belum dewasa. Masa remaja biasanya memiliki
energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
belum sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman,
tidak tenang, dan khawatir serta kesepian yang berlebihan.
Ali & ansori (2006) juga menambahkan bahwa perkembangan
emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah
lakunya. Perkembangan emosi remaja juga demikian halnya. Fluktuasi
gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada
tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut.
d. Pengertian Emosi
Darwis (2006) mengungkapkan bahwa Keberadaan emosi bagi
setiap individu memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Emosi dalam prakteknya mempunyai peranan penting bagi
perilaku manusia. Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata
bahasa latin „movere‟ yang berarti menggerakkan, bergerak.
Kemudian ditmbah dengan awalah „e‟ untuk memberi arti bergerak
menjauh.
Menurut Du Preez (anthony Dio Martin, 2008”91), emosi
adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu dan hasil reaksi
kognitif terhadap situasi spesifik. Selain itu Anthony Dio Martin
(2008:24) menyebutkan bahwa emosi pada prinsipnya
menggambarkan perasaan manusia meghadapi berbagai situasi yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Golman (2004: 411) mengungkapkan bahwa emosi merujuk
pada suatu prasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan
biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.
e. Kematangan Emosi
Kartono (dalam gusti A.S. dan Margareta M.S.P. 2-1-:36),
mendefinisan kematanagn emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi
mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, oleh
karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola
emosional pada masa kanak-kanak. Individu yang telah mencapai
kematangan emosi dapat mengendalikan emosinya.
Anthony De Martin (2008 : 73) menjelaskan bahwa kematangan
emosional tercapai ketika seseorang mampu menerima hal-hal negatif
dari lingkungan tanpa membalasnya dengan sikap negatif pula,
melainkan dengan kebaikan. Menurut Alport (Anggia K.E. M,
2009:72) individu yang sehat dan matang emosinya, tidak dikontrol
dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar.
3. Aspek-aspek Kematangan Emosi
Overstreet (dalam Casmini, 2004:32) mengungkapkan ada
enam aspek kematangan emosi, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a) Sikap Untuk Belajar
Remaja bersikap terbuka untuk belajar menambah
pengetahuan dari pengalaman hidupnya dan pengalaman orang
disekitarnya untuk digunakan dalam menjalani kehidupannya.
b) Memiliki Rasa Tanggung Jawab
Remaja yang matang emosinya mampu mengambil
keputusan atau melakukan suatu tindakan dan dan berani
menanggung resikonya. Remaja yang matang emosinya tahu bahwa
setiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Hal ini
berarti bahwa remaja yang matang secara emosi tetap dapat meminta
saran atau meniru tingkah laku yang baik dari lingkungannya.
c) Memiliki Kemampuan untuk berkomunikasi dengan Efektif
Remaja yang matang emosinya memiliki kemampuan untuk
menungkapkan apa yang akan dikemukakan. Selain itu, remaja
mampu mengungkapkan pemikiran dan perasaannya dengan
percaya diri, tepat, dan peka terhadap situasi.
d) Memiliki Kemampuan untuk Menjalin Hubungan Sosial
Remaja yang matang emosinya mampu melihat kebutuhan
orang lain dan memberikan potensi dirinya untuk dibagikan pada
orang lain yang membutuhkan. Remaja mampu menunjukkan
ekspresi cintanya dan mampu menerima cinta dari orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
e) Beralih dari Egosentrisme ke Sosiosentrisme
Remaja mampu melihat dirinya sebagai bagian dari
kelompok. Remaja mengembangkan hubungan afeksi, saling
mendukung dan bekerja sama. Untuk itu diperlukan adanya
empati, sehingga remaja dapat memahami perasaan orang lain.
f) Falsafah Hidup yang Terintegrasi
Remaja yang matang emosinya mampu memperhatikan fakta-
fakta tertentu secara tersendiri dan menggabungkannya untuk
melihat arti keseluruhan yang muncul. Dengan demikian, remaja
dapat mempertimbangkan tindakan sekarang dan rencana masa
depan. Remaja melakukan pertimbangan didasarkan pada penilaian
yang objektif dan terlepas dari prasangka.
C. Hakekat Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan
Menurut Undang-undang perkawinan No.1 tahun 1974, yang
dimaksud dengan perkawinan yaitu:
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Selain itu Perkawinan adalah komitmen emosional dan hukum
dari dua orang untuk membagi kedekatan emosional dan fisik, berbagi
bermacam tugas dan sumber-sumber ekonomi. (Olson and deFrain,
2006). Dalam perkawinan ada ikatan lahir dan batin, yang berarti
bahwa dalam perkawinan itu perlu adanya ikatan tersebut diantara
pasangan. Ikatan lahir adalah ikatan yang terlihat, ikatan formal yang
sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Ikatan formal ini bersifat
nyata, baik yang mengikat dirinya, yaitu suami dan isteri, maupun bagi
orang lain, yaitu masyarakat luas. Oleh karena itu perkawinan pada
umumnya diinformasikan kepada masyarakat luas agar masyarakat
dapat mengetahuinya. Ikatan batin adalah ikatan yang tidak nampak
secara langsung. Antara suami dan isteri harus saling mencintai satu
dengan yang lain, tidak ada paksaan dalam perkawinan. Kedua ikatan
tersebut harus ada dalam perkawinan. Bila salah satu tidak ada maka
akan menimbulkan masalah diantara pasanagan itu sendiri.
Supaya mendapatkan ikatan lahir dan batin yang kuat diantara
pasangan perlu adanya persiapan sebelum pernikahan. Keputusan
seseorang untuk menikah merupakan keputusan yang berat karena
memerlukan kesiapan di segala hal. Selain itu juga karena pernikahan
merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan
psikologis maupun fisiologis. Secara psikologis, suami isteri
mendapatkan suatu kepuasan batin yang tidak cukup hanya diucapkan
dengan kata-kata, namun lebih dalam sesuatu yang dapat dirasakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dinikmati, misalnya rasa aman dan rasa suka cita. Perasaan perasaan
positif dalam pernikahan akan dapat terwujud apabila prosesnya
berjalan dengan baik.
Beberapa pasangan yang memutuskan menikah diusia muda
masih belum mampu konsisten dengan komitmen sebelum menikah.
Komitmen (Commitment) dalam Kamus Bahasa Inggris (Echols dan Shadily,
1992) diartikan sebagai janji, tanggungjawab. Senada dengan pengertian
tersebut, Cooper dan Makin (dalam Nurtjahjanti & Khasanah N (2006)
menyatakan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan batin untuk tetap
mempertahankan ketergantungan dan rasa percaya bahwa individu tidak akan
meninggalkan hubungan tersebut.
Perubahan sikap dan perilaku pada pasangan setelah menikah
banyak dirasakan pada awal pernikahan. Hal itu wajar terjadi karena
masih dalam tahap penyesuain diri yang berubah status dari lajang
menjadi suami atau istri.
2. Tujuan Pernikahan
Seperti yang sudah tercantum dalam UU No.1 th 1974 dijelaskan
bahwa tujuan pernikahan adalah untuk membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain
itu Masdar Helmy (dalam Bachtiar, 2004) mengemukakan bahwa tujuan
perkawinan selain memenuhi kebutuhan hidup jasmani dan rohani
manusia, juga membentuk keluarga dan memelihara serta meneruskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
keturunan di dunia, mencegah perzinahan, agar tercipta ketenangan dan
ketentraman jiwa bagi yang bersangkutan, ketentraman keluarga dan
masyarakat. Dengan demikian tujuan pernikahan tidak hanya sebatas
untuk memenuhi salah satu kebutuhan fisiologis atau psikologis individu
saja tetapi juga harus ada kesamaan tujuan dalam membina keluarga.
Terkadang tujuan yang tidak sama antara suami-isteri dapat menjadi
sumber permasalahan dalam dalam keluarga itu. Tujuan yang sama dalam
pernikahan harus diresapi oleh masing-masing pasangan dan disadai
bahwa tujuan tersebuat akan dicapai secara bersama-sama, bukan hnya
isteri atau suami saja. Tanpa adanya kesatuan tujuan di dalam keluarga dan
tanpa adanya kesadaran dalam mencapi tujuan keluarga secara bersama-
sama, keluarga akan mendapatkan hambatan-hambatan yang akhirnya
dapat memicu keretakan rumah tangga.
1. Syarat dalam Pernikahan
Sebuah perkawinan terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masing-masing pasangan agar sah menikah secara hukum.
Persyaratan tersebut tercantum dalam Undang-Undang perkawinan tahun
1974 BAB II pasal 6 sampai 12, yang salah satu pasalnya berbunyi:
a. Perkawinan hanya diijinkan jika pria sudah mencapi umur 19
(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
(enam belas) tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta
dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh
kedua orangtua pihak pria maupun pihak wanita.
c. Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua
orangtua tersebut dalam pasal 6 ayat (3) dan (4) undang-undang ini,
berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal
in dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam pasal (6) ayat (6).
Pasal-pasal di atas memaparkan persyaratan-persyaratan yang
wajib ditaati oleh pasangan yang akan melangsungkan sebuah
pernikahan. Jika salah satu syarat dalam pasal tersebut tidak dipenuhi
maka pernikahan dianggap tidak sah.
Selain syarat hukum diatas, untuk melakukan sebuah pernikahan
perlu memenuhi syarat secara psikoligis, antara lain:
a. Kepribadian
Aspek kepribadian sangat dalam memutuskan untuk
menikah agar masing-masing pasngan mampu saling
menyesuaikan diri. Sehat secara jasmani maupun rohani
b. Pendidikan
Aspek pendidikan juga diperlukan agar mampu mendidik
keturunannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Peranan Umur Dalam Pernikahan
Usia seseorang ketika melakukan sebuah penikahan
mempengaruhi dinamika dalam membangun sebuah keluarga.
Menurut Walgito (2010) usia berpengaruh keapda dua faktor, yaitu
faktor Fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor fisiologis
Dalam undang-undang perkawinan secara tegas dinyatakan
bahwa dalam perkawinan pria harus sudah berusia 19 tahun
sedangkan perempuan harus sudah berusia 16 tahun, kurang
dari itu harus ada dispensasi.
Umur di atas bila dilihat dari segi fisiogis, seseorng pada
umumnya sudah masak, inni berarti bahwa pada umur
tersebut pasangan ini dapat membuahkan keturunan, karena
dari segi biologis organ-organ reproduksi dan sexsualitas
telah berfungsi.
b) Faktor psikologis
Dilihat dari segi psikologi perkembangan, dengan semakin
bertambahnya usia seseorang, diharapkan akan lebih
matang lagi psikologisnya.
Jika ditinjau lebih dalam lagi pada wanita umur 16 tahun,
belumlah dapat dikatakan bahwa anak tersebut telah dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
secara psikologis. Demikian pula dengan pria yang berusia
19 tahun, belum dapat dikatakan bahwa mereka matang
secara psikologis. Pada umur 16 tahun maupun umur 19
tahun pada umumnya masih digolongkan pada usia remaja
atau adolesensi (Hurlock,1959).
Umur bukanlah suatu patokan yang mutlak, tetapi sebagi
ancer-ancer dalam pernikahan. Dengan bertambahnya umur
seseorang diharapkan keadaan fisikologis dan psikologisnya juga
akan bertambah matang.
D. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Pernikahan
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk
melakukan sebuah pernikahan. Menurut David Knox (1975) ada 3 (tiga)
alasan positif mengapa seseorang melakukan pernikahan, yaitu : emotional
security, companionship, desire to be a parent. Selanjutnya ia mengatakan
bahwa alasan salah untuk menikah adalah physiacal attractiveness,
economic security, pressure from parents, peers, partners or pregnancy,
escape, rebellion or rescue.
Pakar lain turner dan helm (1983) menyebutkan ada dua faktor motif
seseorang menikah yaitu:
a) Faktor Pendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Hal-hal yang menjadi faktor pendorong untuk melakukan
perkawinan adalah cinta, konformitas, legimitasi seks dan anak.
b) Faktor Penarik
Hal-hal yang menjadi faktor penarik untuk melakukan perkawinan
adalah persahabatan, berbagi rasa dan komunikasi. Dengan
perkataan lain dapat juga dikatakan bahwa melalui perkawinan
akan dapat dipenuhi beberapa kebutuan manusia yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis dan material
2) Kebutuhan psikologis
3) Kebutuhan sosial
4) Kebutuhan religius
E. Dukungan Keluarga Terhadap Pernikahan Dini
Keputusan wanita muda menikah di usia dini tidak lepas dari peran
keluarga. Menurut Soerjono (Soekanto, 2012:212) mengungkapkan bahwa
peran adalah proses dinamis suatu kedudukan (status) apabila seseorang
melaksanakan hak dan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka diamenjalankan suatu peranan.
Para ahli kesehatan mental berpendapat bahwa rumah baik adalah
rumah yang memperkenalkan segala kebutuhan remaja agar merasa bebas
sehingga dapat membantu dan memotivasi berjalan secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Selain itu memberi kesempatan serta nasihat yang mengarah pada
kebebasan dan bertanggung jawab. Arahan orangtua terhadap anaknya
sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja. Perbedaan suasana
rumah tangga tempat remaja berada memungkinkan intensitas pembinaan
yang berbeda pula.
Baik atau tidaknya suasana keluarga dapat dilihat dari relasi dalam
keluarga. Karakteristik relasi dalam keluarga dibagi menjadi beberapa
kategori, yaitu:
1. Relasi pasangan suami - isteri
Suami istri memberi landasan warna bagi keluarga
keseluruhan relasi terhadap anggota keluarga yang lain. Kunci
dalam kelanggengan perkawinan adalah keberhasilan melakukan
penyesuaian di antara pasangan. Penyesuaian dapat bersifat
dinamis, memerlukan skap dan cara berpikir yang luwes.
2. Relasi orangtua – anak
Anak-anak menjalani proses tumbuh kembang dengan
lingkungan dan hubungan. Pengaruh perilaku pengasuhan,
merupakan faktor kunci dalam hubungan orangtua-anak yang
dibangun sejak usia dini.
3. Relasi antar saudara
Hubungan antara saudara dicirikan oleh tiga karakteristik.
Pertama, kekuatan emosi, dan dalam pengungkapan emosi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terhambat. Empsi yang menyertai dengan saudara dapat bersifat
negatif dan positif. Kedua, keintiman antar saudara kandung
saling mengenal secara pribadi, dalam hal ini dapat menjadi
dukungan maupun konflik. Ketiga, perbedaan sifat pribadi dapat
memperlihatkan efeksi, kepedulian, kerjasama, dan dukungan.
F. Keputusan Wanita Menikah Dini Pada Usia Muda
Sebuah pernikahan dikategorikan sebagai pernikahan dini ketika
individu yang menikah masih dibawah usia ideal yang di tentukan oleh
hukum dan pencapaian tugas perkembangan. Pada wanita usia yang
dianggap sah oleh hukum di Indonesia 16 tahun, karena pada usia tersebut
sorang wanita sudah mengalami pubertas dan bisa untuk diarahkan.
Namun menurut pandangan psikologi pada usia 16 tahun seorang wanita
belum siap untuk menikah, karena perkembangan secara organ seksual,
emosi, dan sosialnya belum optimal.
Menikah dengan perkembangan yang optimal menimbulkan
banyak resiko. Wanita yang organ seksualnya belum berkembang secara
optimal beresiko mengalami kelariran bayi prematur, kematian janin,
kanker dinding rahim dan infeksi menular seksual (IMS) (AAP Committee
on Adoption and Dependent Care, 2001 dalam Diane E.Papalia, 2014).
Secara emosi remaja juga cenderung masih labil. Terkadang remaja masih
masih bimbang dalam mengambil keputusan. Secara sosial remaja banyak
di pengaruhi oleh teman sebaya dan pola asuh orangtua. Hubungan dengan
orangtua dan teman sebaya berdampak pada kualitas hubungan romantis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pernikahan orangtua atau memiliki hubungan romantis dapat menjadi
model bagi anak-anak di masa remaja (Bouchey & Furman,2003).
Pada zaman emansipasi seperti sekarang masih banyak wanita
yang memutuskan untuk menikah diusia dini. Hal ini berkaitan dengan
masa pubertas anak-anak yang lebih awal, sehingga hormon-hormon
pertumbuhan pada anak-anak menuju remaja bertambah lebih cepat. Selain
itu keputusan mereka untuk menikah didukung pula oleh pihak keluarga.
Seperti halnya yang terjadi di desa Karanganyar, beberapa wanita
menikah pada usia yang masih sangat belia. Alasan mereka memutuskan
untuk menikah muda pun beragam. Kebanyakan dari mereka memilih
menikah muda adalah untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Namun
keputusan mereka ntuk menikah tidak semua diimbangi dengan kesiapan
mental dan emosinya.
G. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman Marowy (2010)
tentang pengambilan keputusan terhadap usia kawin muda. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Non Probability
Sampling dengan populasi ±73 orang. Berdasarkan data dapat
disimpulkan bahwa yang berperan dalam pengambilan keputusan
melakukan perkawinan adalah atas dasar inisiatif sendiri (keputusan
sendiri) dengan presentase responden sebanyak 67.5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Penelitian yang dilakukan Mulyana dan Ridwan (2008) dengan judul
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia Menikah Muda pada
Wanita Dewasa Muda. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskripsif korelasional dengan pendekatan studi kontrol kasus.
Sampel Yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 64 orang
responden. Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa faktor yang
berhubungan dengan menikah muda, yaitu: ada hubungan antara
pendidikan orangtua dengan kejadian menikah muda pada dewasa
muda, ada hubungan antara orangtua saat menikah dengan kejadian
menikah muda pada wanita dewasa muda, ada hubungan antara
pendidikan individu dengan kejadian menikah pada wanita usia muda.
3. Penelitian yang dilakukan sari dan susanti (2013) dengan judul
Kesiapan Menikah pada Dewasa muda dan Pengaruhnya Terhadap
Usia. Penelitian ini menggunakan metode desain cross sectionalI
dengan jumlah responden sebanyak 110 orang. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kesiapan menikah juga berpengaruh pada
usia menikah. Semakin tinggi kesiapan usia dan kemampuan
komunikasi maka semakin muda usia menikah, namun semakin tinggi
kesiapan finansial dan empati maka semakin tua usia menikah.
H. Kerangka Pikir
Menikah merupakan suatu hubungan antara 2 orang yang terdiri
dari laki-laki dan perempuan yang saling terikat untuk membangun rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tangga yang sah dimata hukum. Bagi seorang wanita memutuskan untuk
menikah bukanlah suatuhal yang mudah. Lika-liku perjalanan rumah
tangga menjadilema tersendiri untuknya. Wanita yang memutuskan
menikah diusia muda cenderung kurang siap dalam hal emosi dan pola
pikir yang dewasa.
Menikah diusia yang masih belia tentu saja menjadi tantangan
tersendiri bagi seorang wanita. Tuntutan menjadi seorang istri dan peran
sebagai seorang ibu menjadi satu pertimbangan yang matang ketika
memutuskan untuk menikah. Ketika sudah memutuskan untuk menikah
wanita juga harus siap menghadaoi segala kemungkinan yang terjadi
dalam pernikahan.
Setiap hubungan masalah adalah suatu bumbu untuk
mengharmoniskan keluarga, namun tidak semua wanita dapat menyikapi
masalah dengan bijak. Masalah menjadi semakin kompleks ketika wanita
memilih untuk lari dari maslah yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
fenomenologi. Menurut Lexy J.Moleong (2011:6), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain secara holistik, serta dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suattu konteks khusus yang alamiah dan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Karakteristik dalam penelitian ini sesuai dengan karakteristik
penelitian kualitatif seperti pendapat Lincoln dan Guba (dalam Lwxy J.
Moleong, 2007:8) yaitu: mempunyai latar alamiah, menggunakan manusia
sebagai alat (instrumen), menggunakan metode kualitatif (pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen), analisis data dilakukan secara
induktif, teori dasar, deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka), lebih mementingkan proses daripada
hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus
untuk keabsahan data, desain bersifat sementara (penelitian kualitatif
menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan
di lapangan), hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Penelitian ini berbentuk studi kasus yang ditunjukan untuk
memahami permasalahan-permasalahan dari sudut pandang atau perspektif
partisipan (subyek yang diteliti). Penelitian ini mengungkap tentang
keputusan menikah dini pada wanita usia muda. Pemilihan metode ini
didasari pada fakta bahwa gambaran pernikahan dini pada wanita muda.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Subjek dari penelitian ini diambil dari tiga wanita muda yaitu:
Farah (22), Markonah (21) dan Narti (18) yang tinggal di Desa
Karangannyar Kabupaten Boyolali Jawa tengah pada tahun 2018.
C. Subjek dan Objek Penelitian (DOP)
Supaya mendapatkan informasi yang lengkap dan valid, peneliti
mencari subjek penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Subjek penelitian yang dimaksud adalah wanita muda yang menikah dini.
Penelitian ini mengungkap hal-hal yang mendukung keputusan wanita
muda untuk menikah dini. Secara spesifik yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah wanita muda yang telah melakukan dini dalam
rentang usia 15-18 tahun.
Penentuan subjek dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
purposive. Menurut Sugiyono (2010:300), teknik purposive adalah
teknik pengambilan sempel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Penentuan subjek dalam penelitian ini diambil berdasarkan pada ciri dan
karakteristik sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Penelitian subjek
Subyek yang diteliti adalah tiga remaja putri yang melakukan
pernikahan di usia 15-18 tahun, tinggal dengan mertua, berasal dari
desa Karanganyar. Penentuan kriteria ini dikarenakan dalam
pernikahan dini, wanita muda putri mengalami dampak yang lebih
besar dibandingkan laki-laki berkaitan dengan berbagai bentuk
kesiapan dala menjalani kehidupan rumah tangga.
2. Penentuan usia pernikahan
Remaja putri yang menikah pada usia 15-18 tahun. Kreteria
ini diilih untuk menegaskan bahwa subjek yang diteliti adalah usia
remaja dengan usia pernikahan
D. Teknik dan Instrumen Pengambilan Data
menurut Patton (dalam Asih Fitriani, 2012:48) terdapat 2 macam
metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara
dan observasi.
1. Wawancara Mendalam (In-dept Interview)
Menurut Moleong (2011: 186), wawancara merupakan
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pedoman wawancara bebas terpimpin. Digunakannya pedoman
dalam melakukan wawancara bertujuan agar wawancara dapat
dikendalikan dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan
sehingga memungkinkan variasi pertanyaan yang disesuaikan
dengan situasi di lapangan.
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada ketiga
remaja putri yang melakukan pernikahan dini untuk mendapatkan
gambaran tentang hal-hal yang mendukng keputusannya menikah
dini.
Berikut merupakan kisi-kisi pedoman wawancara seperti
pada table berikut :
Tabel 1 PEDOMAN WAWANCARA MOTIVASI WANITA MUDA MENIKAH
No Aspek-Aspek Indikator Pertanyaan
1 Persepsi Persepsi Individu terhadap penikahan
a. Bagaimana pandngan anda terhadap subuah pernikahan?
b. Apakah menikah adalah keinginan anda sendiri?
2 Harga diri Individu berusaha untuk menjadi pribadi yang mandiri
c. Apakah pasangan anda saat ini pilihan anda sendiri atau pilihan orangtua?
d. Bagaimana cara anda memposisikan diri sebagai menantu dan juga sebagai istri?
3 Harapan Harapan-harapan individu e. Apa yang anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dalam pernikahan harapkan dari sebuah pernikahan?
f. Untuk saat ini, sejauh mana harapan itu tercapai?
4 Kebutuhan Pernikhan bagi individu sebagai pemenuh kebutuhan
g. Apakah anda merasa dengan menikah semua kebutuhan anda udah terpenuhi
5 Jenis dan sifat pekerjaan
Pengaruh pekerjaan terhadap keharmonisan rumah tangga
h. Apakah pekerjaan anda saat ini sesuai dengan keinginan anda?
i. Apakah pekerjaan anda mempengaruhi pernikahan anda?
Tabel 2 PEDOMAN WAWANCARA FAKTOR-FAKTOR MENIKAH
No Aspek-Aspek Indikator Pertanyaan
1 Fisik a. Individu mampu
mengenali
perkembangan organ
seksual
b. Terjadi perubahan fisik
pada individu
1) Saat anda akan
menikah apakah
anda melakukan
tes kesehatan
secara
menyeluruh?
2) Adakah perubahan
fisik setelah
menikah?
3) Apakah mentruasi
anda teratur?
2 Kognitif c. Individu mampu
berpikir dan bertindak
lebih logis
4) Ketika anda
memutuskan
untuk menikah
sudahkah anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memikirkan segala
resikonya?
5) Apakah anda
sudah memiliki
Planning setelah
menikah?
3 Sosial d. Individu mampu
bersosialisasi dengan
lingkungan
6) Apakah anda dekat
dengan mertua
anda?
7) Apakah anda dekat
dengan saudara
suami anda?
8) Apakah
pernikahan anda
mempengaruhi
pekerjaan anda?
9) Apakah anda
mengikuti kegiatan
di lingkungan
tempat tinggal
anda?
4 Emosi e. Individu mampu
mengelola emosi
10) Apakah anda
sering bertengkar
dengan pasangan
anda?
11) Apakah anda
mengalami
perubahan siklus
emosi setelah
menikah?
12) Apakah anda akan
marah ketika
pendapat anda
tidak di pakai oleh
pasangan anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
13) Bagaimana cara
anda mereduksi
amarah anda?
Tabel 3 PEDOMAN WAWANCARA KEMATANGAN EMOSI
No Aspek-Aspek Indikator Pertanyaan
1 Sikap untuk
belajar
Individu memiliki sikap yang terbuka
untuk belajar menambah
pengetahuan dan pengalaman
hidupnya.
a. Apakah anda
mau menerima
kritik dan saran
dari orang-orang
di sekitar anda?
b. Apakah anda
mendapat
banyak
pengalaman dari
orang-orang di
sekitar anda?
2 Memilii rasa
tanggung
jawab
Individu mampu mempertanggung
jawabkan keputusan yang diambil
c. Apakah anda
menyesal
setelah
menikah?
d. Bagaimana cara
anda
menanggapi
cibiran dari
orang-orang di
sekitar terhadap
keputusan anda?
3 Memiliki
kemampuan
untuk
berkomunikasi
dengan efektif
Individu mampu mengungkapkan
perasaan dan pikirannya secara
tepat dan peka terhadap situasi
e. Apakah anda
terbuka dengan
pasangan anda?
4 Memiliki Individu mampu melihat kebutuhan f. Apakah anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kemampuan
untuk
menjalin
hubungan
sosial
orang lain dan memberikan potensi
dirinya
sering datang di
undangan
tetangga?
5 Beralih dari
egosentrisme
ke
sosiosentrisme
Individu mampu melihat dirinya
bagian dari kelompok
g. Apakah anda
melibatkan diri
anda
sepenuhnya
ketika berada di
lingkungan
masyarakat?
6 Falsafah hidup
yang
terintegrasi
Individu mampu
mempertimbangkan tindakan
sekarang dna rencana masa depan
dengan penilaian yang objektif
h. Apa harapan
anda kedepan?
2. Observasi
Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan.
Sementara itu, pengamatan yang digunakan menggunakan
pengamatan terstruktur yaitu melakukan pengamatan dengan
menggunakan pedoman observasi pada saat pengamatan dilakukan.
Peran peneliti sebagai pengamat dalam hal in tidak sepenuhnya ikut
berperan serta (partisipan) melainkan melaksanakan fungsi-fungsi
pengamatan.
Pengamatan ini dilakukan di tempat tinggal remaja putri
dan tempat-tempat remaja putri melakukan aktivitas. Selain itu,
pangamatan juga dilakukan saat jalannya wawancara untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengkroscek atau mengklarifikasi kebenaran data hasil wawancara
yang diperoleh.
E. Keabsahan Data
Peneliti menggunakan trianggulasi dengan sumber dan metode
untuk pemeriksaan keabsahan data. Pada penelitian ini, trianggulasi
sumber dilakukan peneliti dengan mengecek informasi dari hasil
wawancara yang diperoleh dari wanita muda yang menikah dini dengan
observasi yang dilakukan peneliti di tempat tinggal remaja putri dan
tempat –tempat remaja putri menjalani aktivitas sehari hari.
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
pada konsep Miles &Huberman (dalam Lexy J moleong, 2005: 307), yaitu
Interactive model.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data yaitu suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Selama pengumpulan data berlangsung terjadilah tahapan reduksi
selanjutnya (membuat ringkasan, metode, menelusuri tema,
membuat gugus-gugus, menulis memo). Reduksi data ini berlanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
terus sesudah penelitian lapangan sampai pada laporan akhir
lengkap tersusun.
Pada penelitian ini reduksi data dimulai saat peneliti
meakukan penelitian di lapangan. Selama pengumpulan data
mengenai faktor-faktor yang mendukung remaja putri memutuskan
untuk menikah dini, peneliti membuat catatan-catatan hasil
penelitian. Hasil penelitian dapat berupa hasil wawancara dan hasil
observasi. Setelah itu, peneliti membuat ringkasan sesuai dengan
hasil penelitian.
2. Penyajian Data
Pada tahap ini, peneliti menyusun hasil penelitian yang
menggambarkan motivasi, faktor dan kematangan emosi wanita
yang menikah pada usia dini. Seluruh data yang disajikan
berbentuk tulisan. Peneliti kemudian menyajikan data yang
diperoleh dengan memilah-milah berdasarkan ketegori yang
relevan.
3. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)
Penarikan kesimpulan ini, peneliti menyimpulkan hasil
penelitian yang telah dipilah-pilah sesuai kategori yang relevan.
Penyajian laporan penelitian di konsultasikan dengan dosen
sehingga diperoleh hasil yang sistematis dan mudah dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Setting Penelitian
Penelitian mengenai motivasi pada wanita muda yang
melakukan pernikahan dini ini dilaksanakan di Desa Karanganyar,
Kabupaten Boyolali. Desa karanganyar merupakan salah satu desa di
Kecamatan Musuk yang secara umum desa kondisi desa ini daerah
datar dan mata pencaharian penduduknya bervariatif namun mayoritas
petani dan buruh.Peneliti memilih Desa Karanganyar sebagai tempat
penelitian karena di desa ini sebagian dari penduduk wanita memilih
untuk menikah di usia muda. Selain itu peneliti juga tinggal di Desa
tersebut sehingga memudhkan peneliti untuk mencari data.
2. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini informasi di dapat bersumber dari tiga wanita
muda yang melakukan pernikahan dini. Nama subjek yang digunakan
peneliti adalah nama samaran, hal ini di maksudkan agar subjek lebih
terbuka dan memberikan rasa aman kepada subjek sehingga tujuan dari
penelitian ini dapat tercapai dengan baik Deskripsi mengenai profil
remaja putri yang melakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Depkripsi mengenai profil dari tiga wanita yang melakukan pernikahan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Ketiga subjek dalam penelitian ini adalah wanita muda yang melakukan
pernikahan dini yang bertempat tinggal di Desa Karangannyar Kabupaten
Boyolali. Berikut Deskripsi Subjek berdasarkan hasil wawancara dan observasi
yang dilakukan oleh peneliti:
a. Subjek Farah
Farah adalah seorang perempuan berusia 22 tahun yang menikah pada usia
17 tahun. Secara fisik Farah memiliki tubuh yang proporsional dan tinggi badan
158 cm, berkulit kuning, berambut panjang dan lurus serta berwarna pirang. Farah
memang termasuk perempuan yang ramah, cerewet dan mudah bergaul dengan
orang-orang di sekitarnya. Farah menikah setelah lulus SMA, saat menikah Farah
baru saja merayakan kelulusannya. Farah menikah saat berusia 17 tahun dan
N
o
Keterangan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3
1 Nama Farah Markonah Narti
2 Usia 22 tahun 21 tahun 18 tahun
3 Usia
pernikahan
5 tahun 4 tahun 5 bulan 2 tahun 3
bulan
4 Pendidikan SMA SMA SMP
5 Alamat Boyolali Boyolali Boyolali
6 Agama Islam Islam Islam
7 Posisi dalam
keluarga
Anak tunggal Anak ke 1 dari 2
bersaudara
Anak ke 2
dari 3
bersaudara
Latar Belakang Keluarga
8 Ayah Tidak diketahui Pegawai Agraria Tukang Kayu
9 Ibu Berdagang Ibu Rumah
Tangga
Ibu Rumah
Tangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
suaminya berusia 21 tahun. Awalnya Farah menikah dengan suaminya karena
dibujuk oleh suaminya dan Farah juga telah merasa siap. Orangtua Farah tidak
melarang farah untuk menikah karena keputusannya semua diserahkan ke Farah.
Ibu farah menyetujui keputusan farah karena calon suami farah adalah
tetangganya sendiri dan ibu Farah sudah mengenal calon menantunya.
Setelah menikah Farah tinggal bersama suami dan mertunya. Suami farah
memiliki satu adek yang masih duduk di kelas 1 SMP. Saat ini farah telah
memiliki seorang anak perempuan yamh berusia 3 tahun empat bulan. Farah lebih
sering menghabiskan waktu di rumah orangtuanya karena farah dan suami
membantu ibu farah menjaga toko kelontong miliknya.
Saat ini farah bekerja sebagai penyanyi dangdut. Penghasilan farah dari
menyanyi lebih banyak disbanding penghasilan suaminya sebagai buruh pabrik.
Hal tersebut sering menjadi pemicu pertengkaran di keluarga mereka.
Secara ekonomi keluarga Farah tergolong dalam keluarga biasa namun
gaya hidup farah terbilang cukup mewah dengan pakaian dan sepatu bermerk dan
perhiasan.
b. Subjek Markonah
Markonah merupakan wanita muda berusia 21 tahun yang menikah pada
usia 17 tahun. Beberapa bulan setelah lulus SMK markonah dijodohkan dengan
suaminya yang bernama Koko secara fisik Markonah bertubuh gemuk dengan
tinggi badan 154 cm, berkulit cokelat dan barambut keriting panjang. Markonah
memamg termasuk perempuan yang cerewet, penurut, ramah dan terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Markonah menikah karena keinginan dari orangtuanya dan calon suai markonah
juga merupakan pilihan dari orangtua markonah.
Markonah merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Almarhum Ayah
Markonah seorang PNS yang bekerja di agraria dan Ibunya seorang ibu rumah
tangga, adek Markonah masih kelas 3 SMP.
Saat menikah Usia Markonah baru 17 tahun dan suami markonah berusia
35 tahun. Perbdaan usia yang terbilang cukup jauh tidak membuat Markonah
untuk membangkang keinginan orangtuanya. Sebelum menikah Markonah bekerja
di salah satu perusahaan textile di Boyolali bagian Personalia. Markonah akirnya
memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena ingin fokus untuk menjadi
istri.
Setelah menikah Markonah tinggal bersama mertua dan suaminya. Saat ini
Markonah telah memiliki satu anak perempuan yang berusia 2 tahun tujuh bulan.
Markonah saat ini online daster dan celana kolor. Sumai Markonah bekerja di
DLAJR Yogyakarta. Secara ekonomi keluarga mertua Markonah tergolong
sederhana. Ayah mertua santi tidak bekerja karena kondisinya yang sudah tua dan
ibu mertua Markona berjualan nasi sayur.
c. Subjek Narti
Narti adalah wanita muda berusia 18 tahun yang menikah pada usia 16
tahun. Secara fisik narti memiliki tubuh yang pendek, agak gemuk, kulit sawo
matang, rambut hitam panjang dengan tiggi badan 145 cm. Narti termasuk anak
yang agak cerewet dan mudah bergaul dengan orang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Narti merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak Narti perempuan
telah menikah dan ikut suaminya tinggal di luar kota. Adik Narti perempuan
duduk di kelas empat SD. Setelah lulus SMP ana tidak melanjutkan sekolah
karena keterbatasan biaya yang dimiliki orangtuanya, disi lain Narti memang
sudah mantap untuk memilih bekerja untuk membantu biaya sekolah adiknya.
Ayah Narti Bekerja sebagai tukang kayu yang penghasilannya tidak menentu dan
Ibu Narti menjadi ibu rumah tangga.
Sebelum menikah Narti bekerja sebagai penjaga toko, namun setelah
menikah Narti memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Pada awalnya
keputusan Narti untuk menikah di tentang oleh keluarganya karena usianya yang
masih sangat muda. Namun karena Narti sudah merasa mantap dengan pacarnya
akirnya orangtua merestuinya.
Setelah menikah Narti tinggal bersama mertuanya, suami narti pergi
merantau ke kalimantan. Narti sebenarnya ingin ikut suami merantau ke
kalimantan, namun suaminya tidak mengijinkan dengan alasan belum mapan di
perantauan. Hubungan Narti dengan mertuanya terbilang cukup baik, narti dan
mertua sering bertegur sapa dan saling berkomunikasi. Secara ekonomi keluarga
mertua Narti tergolong sederhana. Ayah Narti bekerja sebagai tukang kayu dan
Ibu mertua Narti juga seorang petani.
3. Deskripsi Motivasi Menikah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, berikut hasil penelitian dari ketiga subjek mengenai
motivasi keputusan menikah dini pada wanita muda. Motivasi wanita muda untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menikah dari ke tiga subjek berbeda-beda. Perbedaan itu dapat dilihat dari aspek
persepsi, harga diri, harapan, kebutuhan dan sifat pekerjaan. Berikut pembahasan
mengenai gambaran motivasi wanita muda yang melakukan pernikahan dini:
1) Subjek Farah (nama samaran)
a) Persepsi
Persepsi yang diungkapkan subjek terkait dengan gambaran pengungkapan
persepsi remaja terhadap pernikahan sebagai berikut:
“nikah itu menurutku susah seneng bareng-bareng, saling setia, dan komitmen”
Pernikahan bagi Farah adalah susah senang selalu bersama, saling setia dan
komitmen. Bagi farah saling setia dan komitmen itu penting dalam sebuah
hubungan. Belajar pengalaman dari ibu farah yang merupakan single parent,
berjuang memenuhi kebutuhan farah sendiri. Ayah Farah meninggalkan ibu Farah
karena wanita lain. Ayah dan Ibu Farah bercerai sejak Farah masih berusia 3
tahun. Farah sangat dekat dengan Ibunya apapun yang dirasakan Farah
diungkapkan kepada ibunya, dan Ibunyapun selalu berusaha untuk memenuhi
keinginan Farah. Keluarga mertua Farah masih lengkap dan terlihat baik-baik saja.
a) Harga diri
Farah menikah dengan suaminya yang bernama Joko atas kemauan dan
pilihannya sendiri. Setelah menikah Farah tinggal bersama suami dan mertuanya.
Menjalani hidup di tempat baru dan keluarga baru membuat Farah harus
beradaptasi lagi. Diawal pernikahan Farah sudah dapat beradaptasi dan dekat
dengan mertua karena memang tetangga dekat jadi tidak butuh waktu yang lama
untuk farah beradaptasi. Namun sekarang hubungan Farah dan mertua agak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
merenggang karena Farah tidak merasa nyaman dengan perlakuan dan kata-kata
dari mertua. Bukan hanya hubungannya dengan orangtua tetapi hubungan dengan
suamipun juga merenggang karena perbedaan pendapat dan penghasilan.
b) Harapan
Harapan Farah dengan menikah Farah mendapatkan sosok laki-laki
sebagai pengganti ayahnya. Sebagai sosok yang dewasa, mengaomi, dapat
memenuhi kebutuhan Farah, dan sosok itu Farah temukan pada diri suaminya.
c) Kebutuhan
Berbicara kenutuhan, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda
tergantung gaya hidup dan keinginan masing-masing individu, kebutuhan dapat
berkurang ataupun bertambah setiap hari. Begitu juga yang dialami Farah,
keinginan farah dengan memenuhi kebutuhannya namun nyatanya tidak semudah
itu, Farah harus ikut banting tulang untuk mencukupi kebutuhannya.
d) Jenis dan sifat pekerjaan
Pekerjaan yang di jalani saat ini tidak selalu sama dengan apa yang
diinginkan. Sebelum menikah Farah ingin bekerja di dunia kesehatan. Namun
setelah menikah Farah berubah haluan, saat ini Farah bekerja sebagai penyanyi
dangdut. Keputusan Farah untuk menyanyi awalnya di dukung oleh sang suami,
namun kerena Farah sering pulang lewat tengah malam suami Farah kurang suka
dan tidak nyaaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2) Subjek kedua Markonah
a) Persepsi
Menurut markonah menikah itu menjalankan perintah tuhan dan
dijalankan karena tuhan akan sakinah, mawadah, warohmah. Markonah menikah
karena keinginan dari orangtua. Markonah yang memang notabennya anak yang
penurut tidak mau mengecewakan orangtuanya. Pada awalnya berat untuk
Markonah memutuskan untuk menikah karena banyak yang ingin dicapai dulu
sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b) Harga diri
Suami dari Markonah adalah pilihan orangtuanya, awalnya markonah
tidak menyangka akan secepat ini berumah tangga, hanya berselang beberapa
bulan setelah kelulusan Markonah menikah. Setelah menikah Markonah tingal
Bersama mertua dan suaminya. Hubungan Markonah dengan mertua sangat baik
mertua Markonah menganggap Markonah sebagai anaknya sendiri bahkan Mertua
markonah lebih dekat dengan Markonah daripada dengan anak-anaknya sendiri.
c) Harapan
Markonah yang sudah terlanjur memilih untuk menikah berharap agar
anaknya kelak tidak sepeti dirinya, Menikah dan menjadi ibu rumah tangga diusia
muda. Untuk mencapai harapan itu Markonah telah menyiapkan sejak dini
kebutuhan untuk masa depan anaknya, mulai dari menabung dan mengajarkan
pendidikan agama sejak dini.
d) Kebutuhan
Setelah menikah Markonah merasa kebutuhannya tercukupi. Rezekinya
tidak pernah berhenti selalu ada dan datang dari mana saja. Menurut markonah
selagi mau usaha dan berdoa kepada Tuhan rezeki itu akan datang dengan
sendirirnya.
e) Jenis dan sifat pekerjaan
Pekerjaan yang dijalani Markonah sebelum dan sesudah menikah berbeda.
Sebelum menikah Markonah bekerja di salah satu Garmen di Boyolali bagian
personalia. Namun setelah menikah Markonah memilih resign dan menjadi ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
rumah tangga sepenuhnya. Setelah melahirkan Markonah menemukan titik
jenuhnya kemudian markonah berjualan jajanan setelah ada insiden yang
membahayakan Markonah berhentu jualan. Kemudian sekarang Markonah beralih
berdagang daster dan celana kolor.
3) Subjek ketiga Narti
a) Persepsi
Narti menikah pada usia 16 tahun. Menurut Narti pernikahan yaitu suka
duka bersama, segala sesuatu diputuskan bersama. Narti menikah atas
kemauannya sendiri dan Narti merasa sudah mantap dengan pacarnya. Narti ayng
saat itu telah lulus SMP namun tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan
biaya memilih bekerja. Setelah satu tahun bekerja dan saat itu Narti sudah punya
pasangan akirnya Narti memutuskan untuk menikah.
b) Harga diri
Perbedaan keyakinan antara Narti dan suami tidak lantas membuat Narti
berpaling darin pasangannya. Narti menika dengan laki-laki pilihannya sendiri.
Setelah memutuskan menikah Narti iku keyakinan sang suami dan suami serta
mertuanya. Tidak lama setelah menikah suami Narti pergi merantau ke
kalimantan. Narti dirumah hanya dengan mertuanya karena saudara-saudara dari
suaminya juga merantau. Hubungan Narti dengan mertua baik. Narti dan mertua
sering bertegur sapa dan berkomunikasi.
a) Harapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Harapan Narti dengan menikah dapat menjalankan perintah agama dan
bisa hidup susah senang bersama orang yang dicintainya. Namun harapan itu
belum terwujud karena sang suami yang tinggal jauh dari pandangan membuat
Narti hanya dapat menunggu watu itu terjadi yaitu bersanding dengan suaminya
setiap hari.
b) Kebutuhan
Saat ini karena jarak Narti dengan suami yang sangat jauh kebutuhan
secara umum dapat terpenuhi, namun unruk kebutuhan biologis dan kebutuhan
psikologis belum terpenuhi.
c) Jenis dan sifat pekerjaan
Saat ini Narti fokus menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak. Ada
keinginan dari Narti untuk bekerja namun mengingat anak Narti yang masih kecil
membuat Narti berfikir ulang untuk meninggalkan anaknya dan memilih bekerja.
4. Deskripsi faktor-faktor perkembangan yang mempengaruhi keputusan wanita
muda untuk menikah
Keputusan wanita muda untuk menikah dini tidak lepas dari faktor-faktpr
perkembangan yang mendorong wanita muda untuk menikah. Berikut faktor-
faktor yang mendorong subjek memutuskan untuk menikah:
1) Farah
a) Fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Sebelum melakukan pernikahan Farah melakukan tes kesehatan di
puskesmas. Tujuan dari tes kesehatan tersebut untuk mengetahui kesehatan secara
menyeluruh dari calon pengantin. Pada sat melakukan tes kesehatan fisik Farah
ditemani dengan suami. Setelah menikah Farah tidak mengalami peningkatan
berat badan yang signifikan bahkan saat hamilpun berat badan Farah tidak naik
secara drastis. Biasanya ibu-ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang
cukup signifikan sekitar 8-15 kg, namunbtidak dengan Farah, saat hamil Farah
hanya naik sekitar 4-6kg saja.
b) Kognitif
Sebelum farah memutuskan untuk menikah, Farah telah memikirkan segala
resikonya. Farah memang tidak pernah memikirkan jika rumah tangganya akan
berujung perceraian. Keputusan Farah untuk bercerai juga diungkapkan oleh
sahabat Farah:
“Farah meh cerai ro bojone nduk, jare peh wes ra betah ndue bojo riso ngopeni,
dasare farah wes ndue gendakan seng iso luweh ngopeni, jaluk opo wae di turuti”
Lebih lanjut sahabat farah mengungkapkan bahwa suami Farah masih berusaha
mempertahankan rumah tangganya.
“tapi mas jarwo jek berusaha mempertahankan, soale jek cinta jare trus wes ndue
anak barang anake jek cilik neh, padahal mas jarwo i sering sambat sek peh
Farah ki kan egone duwur to, nek ra dituruti nesu-nesu”
Berdasarkan pada tanggapan diatas peneliti menyimpulkan bahwa farah belum
memikirkan segala resikonya dengan matang.
c) Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Farah dapat dikatakan sebagai orang yang cerewet, ramah dan mudah
bersosialisasi. Hal itu dibuktikan dengan pernyataan Farah ketika menjawab
“apakah anda sering bersosialisasi dengan masyarakat sekitar?
“Iyo mbak, aku sering dolan neng tonggo-tonggoku nek pas aku jenuh, aku yo
kerep melu arisan ibu-ibu, yo dadi uwong seng podo kancane to mbak”
Hal senada juga diungkapkan oleh sahabat Farah, sebagai berikut:
“Farah i wonge cerewet, gampang bergaul, tapi nek ngomong ceplas-ceplos”
Kedekatan Farah dengan tetangga tidak diimbangi kedekatannya dengan
mertuanya. Farah mengatakan bahwa dirinya memang tidak dekat lagi dengan
mertuanya seperti yang diungkapkan berikut:
“Aku nek ro mertuoku ncen ra akrab mbak, ndisik pas aku rung nikah lumayan
deket mbak tapi bandang wes nikah aku lagi reti sifat-sifate mertuoku sek sak
nyatane. Sue-sue marai aku ra betah neng ngomah mergo omongane mertuoku”
Sahabat Farah juga mengungkapkan hal yang senada perihal hubungan Farah
dengan mertuanya:
“Farah ro mertuane ki ra akur, nek petuk yo kadang ra tekok. La yo Farah nek
neng njobo ngondo mertuone ngelek elek sek peh ngene ngono, mertuone yo
ngono o nek ditokoni tentang mantune jawabe e..mboh”
Pernyataan Farah dan sahabat diatas semakin memperkuat bahwa hubungan Farah
dan mertua tidak sehat.
d) Emosi
Berdasarkan hasil observasi, Farah belum dapat mengelola secara baik. Hal itu
terlihat ketika Farah sedang marah, Farah bertutur kata dengan nada tinggi dan
mengumpat seperti yang diungkapkan oleh sahabat Farah:
“Farah ki nek nesu misuh-misuh, sampean reti dewe to nduk nek pas nesu mergo
hal sepele dek’e centa cente omongan sak uni-unine dek’e.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Ketika peneliti mengkonfirmasi tentang bagaimana Farah mengendalikan
emosinya, Farah menanggapi:
“Aku yo ngeneki mbak, emang aku nek nesu muni-muni ncen tak akoni mbak aku
nek omongan ceplas ceplos tapi aku ngomong neng ngrepe wonge sisan mbak”
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa Farah belum dapat mengelola emosinya
dengan baik.
2) Markonah
a) Fisik
Markonah menikah pada usia 17 tahun, Markonah menikah bukan karena
keinginannya sendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh Markonah ketika peneliti
bertanya, apakah anda menikah karena keinginan anda sendiri?
“Enggak mbak, aku menikah karena bapakku mbak”
Peneliti mengkonfirmasi kepada ibu Markonah, hal yang sama diungkapkan:
“Iyo nduk, Markonah memang dijodohke”
Ketika peneliti menanyakan lebih lanjut perihal alasan perjodohan tersebut ibu
Markonah mengatakan:
“aku ki yo ora ngerti pastine nduk, layo mungkin bapake wes feeling rep
meninggal ki dadi terus ndue ide rep nikahke markonah ngono”
Markonah dipertemukan dengan calon suami kurang lebih dua bulan sebelum
menikah. Calon suami Markonah merupakan tetangga dari bulinya. Dua minggu
setelah pertemuan itu Markonah dilamar oleh calon suaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Sebelum menikah Markonah melakukan tes kesehatan secara menyeluruh, di
puskesmas rujikan dari KUA mulai dari tes keperawanan, tes kehamilan, dan tes
kesehatan fisik. Setelah menikah Markonah mengalami perubahan fisik yang
sangat signifikan. Apalagi waktu hamil markonah mengalami kenaikan berat
badan mencapai 17 kg. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Markonah sebagai
berikut:
“Aku bar menikah mundak le..opo meneh pas hamil mundak 17 kg jal.”
Sampai lahiranpun berat badan Markonah tidak turun juga. Napsu makan
Markonah meningkat drastis.
b) Kognitif
Memutuskan menikah muda, bagi Markonah merupakan pilihan yang berat. Di
saat yang sama karier dari markonah sedang berada di puncak. Kerja kerasnya
mencapai titik dimana Markonah bekerja sesuai dengan passionnya. Hingga pada
akirnya Markonah memilih untuk mengikuti keinginan orangtuanya yaitu
menikah. Markonah tau jika dia memutuskan menikah itu berarti Markonah harus
meninggalkan pekerjaannya dan melaepas keinginannya untuk kuliah. Seperti
yang diungkapkan Markonah sebagai berikut:
“aku jujur mbak, menikah ki mergo bapakku bapakku dewe sing mungkin wes
ndue felling kali ya mbak dadi aku kudu nikah. Aku ngeri mbak resikone aku yo
bingung kudu piye nek aku ra nurut aku wedi kualat tapi nek aku nuruti aku rung
siap. Akire mbak aku solat istikoroh sek metu neng mimpiku nikah, dadi yaowis
aku milih nikah mbak.”
Ibu Markonah juga sependapat dengan Markonah:
“Ndisik Markonah sire ragelem nikah nduk, neng di jiat karo bapake sidone
gelem”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan markonah sangat mempertimbangkan
setiap keputusan yang diambilnya.
c) Sosial
Diliihat dari segi sosial markonah sebelum menikah merupakan orang yang sangat
ramah dan senang bersosialisasi. Di Desa Markonah sering mengikuti berbagai
kegiatan, salah satunya mengaji. Setelah menikah Markonah masih melakukan
sering bersosialisasi dengan tetangganya dan lingkunganya namun sudah tidak se-
aktif dulu sebelum menikah. Markonah mengungkapkan:
“aku ndisik pas runk nikah memang aktif mbak neg kegiatan ndeso, yo ben podo
kancane ngono wae,,”
Lebih lanjut markonah menjelaskan:
“Nek setelah menikah aku memang yo mengurangi mbak, wes ra aktif koyo ndisik
soale aku wes ndue bojo, disisi lain bojoku yo ora ngolehne aku terlalu aktif neng
jobo, kan aku yo wis ra dolaan-dolan ro sampean to mbak go yo mergo kui,
daripada aku padu karo bojoku pilih meneng kan”
Dulu sealin aktif di organisasi desa Markonah juga ktif mengaji dan juga sebagai
ustazah. Hal tersebut diungkapkan oleh ibu Markonah sebagai berikut:
“Markonah ndisik memang aktif mbak neng masyarakat opo meneh neng mesjid,
kan dek’e ustazah, nek saiki yo jek neng mesjid tapi nek kegiatan desa ngono wes
rapatio melu wong diseneni ro bojone opo meneh dolan-dolan ngono.”
Markonah tidak hanya dekat dengan ibu kandungnya saja tetapi juga dengan
mertuanya, kedekatan Markonah dengan mertuanya terlihat ketika Markonah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
menyuapi ibu mertuanya yang sedang sakit. Ibu Markonah juga mengungakapkan
hal yang sama mengenai kedepakatan Markonah dengan mertuanya:
“Wo yo pancen cerak markonah mbi mbokne mertuo ki wes dianggep koyo anake
dewe”
Bedasarklan keterangan diatas menunjukkan bahwa Markonah memang secara
sosial sudah bagus namun suami kurang mendukung.
d) Emosi
Menurut peneliti emosi dari Markonah masih cukup labil. Dimana Markonah
masih terbawa perasaannya, ketika dia sedang tidak mood maka semua orang
yang disekitarnya bisa menjadi sasarannya. Contonya: markonah sedang memiliki
masalah dengan suaminya, ketika bertemu temannya dan diajak bercanda
markonah berbalik marah dan ketika temannya menegur markonah menangis.
Markonah mengungkapkan bahwa dirinya memang mudah terpancing emosinya.
Setelah melahirkan Markonah juga mengalami baby blues selama satu bulan.
“aku pancen tempramen mbak dadi neng bojoku nesu aku melu nesu, kadang
bojoku yo sok raiso ngemong aku mbak, tapi saiki aku pelan-pelan belaja sih
mbak ngalah ngono. Opo meneh pas aku hamil sensitif banget aku opo-opo tak
tangisi aku baby blues barng tek sebulan. Aku nek wes lekas munggah to biasane
aku trus lungo nek ora yo wudhu solat bablas deh”
Ibu markonah juga mengungkapkan bahawa Markonah memang masih sering
marah-marah tanpa sebab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
“Markonah pancen jek labil ngono lho dadi kerep muring-muring ra jelas ki. Opo
meneh ndek pas hamil raono opo-opo ra di kapak-kapake we nangis dewe.
Berdasarkan penuturan diatas menunjukkan bahwa Markonah memang masih labil
namun markonah sedang berusaha untuk memperbaiki diri agar lebih bisa
mengendalikan emosinya.
3) Narti
a) Fisik
Narti memutuskan menikah atas dasar keinginannya sendiri. Saat menikah Narti
menikah pada usia 16 tahun. Sebelum melangsungkan pernikahan Narti juga
melakyukan tes kesehatan secara menyeluruh di Puskesmas.
Saat hamil Narti mengalami kenaikan berat badan yang cukup drastis. Berat badan
Narti naik hingga 20 kg. Setelah melahirkanpun berat badan Narti hanya turun
5kg.
“aku sakiki lemu banget yu, hamil wingi ki aku munggah 20 kg bandang lairan
aku mung mudun 5 kg rok.”
Lebih lanjut Narti juga menjelaskan bahwa dirinya juga mengalami baby blues
selama hampir 2 bulan.
“aku yo mengalami baby blues meh dua bulanan mbak, dadi aku nek anakku
nangis yo melu nangis aku bingung anakku meh tak apakke”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Narti mengenai perubahan fisik dari
Narti.
“Iyo mbak bar nikah pas meteng kae mbledak mbak dadi lemune ra njamak.
Ditinggal bojone barang yo ra kuru.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pertumbuhan fisik seseorang memang tidak dibatasi usia. Pada umumnya
pertumbuhan fisik berupa tinggi badan dan gigi tumbuh akan terhenti pada usia 22
tahun.
b) Kognitif
Ketika peneliti menanyakan apakah “sebelum menikah apakah anda sudah
memilirkan segala resikonya?” berilut jawaban dari Narti:
“kan ndisik sak durunge nikah karepku iso melu bojoku to mbak, ternyata ora aku
ditinggal neng ngomah. Ben iso ngopo-ngopo bareng, terus nek ngeneki yo aku
kan koyo berjuang dewe yu ngopo-ngopo dewe ngurus anak yo dewe”
Pernyataan Narti diatas menunjukkan bahwa Narti belum sepenuhnya memikirkan
resiko dari sebuh pernikahan dini.
c) Sosial
Narti yang beberapa bulan setelah menikah ditinggal oleh suaminya untuk
merantau membuat Narti sering di hinggapi rasa kesepian. Untuk menghilangkan
rasa kesepian itu Narti sering pergi dengan anaknya ketempat tetangga. Jika anak
Narti sedang rewel maka Narti akan menitipkan anaknya kepada orangtua atau
mertuanya.
“aku nek pas kesepian nang ngomah sering metu yu neng nggone tonggo-
tonggoku opo neng salon opo dolan ngono. Nek anakku gek rewel aku gek ra
mood anak k tak tinggal nggone mbokku opo tak kek e mertuoku ngono la
dariapada karo aku tak seneni”
Di desa memang narti cukup mudah bergaul dengan mertuanyapun juga
berkomunikasi baik meskipun untuk kedekatannya tidak terlalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
d) Emosi
Menurut peneliti Narti belum mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Narti
menyadari bahwa dirinya belum dapat mengelola emosinya. Seperti yang
diungkapkan saat wawancaraa sebagai berikut:
”tak akoni mbak aku pancen nek nesu ngamuk mabk, banting barang, tur aku
emang gampang kesulut emosiku, makane aku ki berharap entuk bojo sek sabar
ora nesu-nesu wae”
Lebih lanjut peneliti menanyakan “apakah semua yang anda cari ada pada sumai
anda?‟ Narti mengungkapkan;
”Awale mbiyen pas pacaran iyo ketok sabar mbak tapi mbandang dadi bojo
brubah, aku ra ngerti ngopo tur saiki nek mulih ra ngulih i kluargane tapi ngulihi
konco-koncone kok”
Dalam membangun sebuah keluarga memerlukan komitmen yang kuat agar tidak
mudah roboh, yang terjadi di rumah tangga Narti selain selain pengelolaan emosi
narti yang belum matang dari pribadi suami yang mulai tidak menomor satukan
keluarga bisa menjadi pemicu keretakan sebuah hubungan.
5. Peran keluarga dalam keputusan menikah dini
1) Subjek Farah
Mendengar keputusan Farah untuk menikah pada awalnya ibu Farah masih merasa
ragu karena Farah masih muda dan baru saja lulus sekolah selain itu Farah juga
masih manja. Ibunya sering menyiapkan kebutuhan-kebutuhan Farah. Namun
karena bujuk rayu dari Farah dan melihat keseriusan dari caon mantu membuat
ibunda Farah luluh.
Melihat kondisi rumah tangga Farah saat ini membuat ibunya merasa sedih,
seperti masa lalunya datang kembali. Ibu Farah berpisah dengan suami karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
orang ketiga. Haruskah kejadian itu terulang dan terjadi pada anaknya? namun
ibunya Farah tidak bisa berbuat apa-apa jika itu sudah menjadi tekat dan
keputusan Farah.
2) Subjek Markonah
Kedua orangtua Markonah sangat tegas dalam mendidik anaknya. Markonah dan
adiknya sangat nurut dengan kedua orangtuanya. Sampai setelah lulus SMA
bapak Markonah menjodohkannya dengan pria yang baru ia kenal Markonah
manut. Menurut Markonah segala sesuatu yang diputuskan oleh bapak dan ibunya
adalh yang terbaik untuk dirinya. Saat bapak Markonah memutuskan untk
menjodohkan Markonah ada sedikit kebimbangan pada diri ibu Markonah. Ibu
tahu Markonah belum siap menikah, Markonah masih memiliki cita-cita untuk
kuliah dan lagi saat ini karir Markonah sedang berada di puncak, Markonah
sedang menikmati hasil perjuangannya di bidang personalia. Kegundahan hati ibu
Markonah ia lantunkan lewat solat istikoroh, hingga pada akirnya ibu Markonah
bermimpi tentang sebuah pernikahan.
3) Subjek Narti
Hubungan Narti dengan kedua orangtuanya memang tidak terlalu dekat. Narti
jarang sekali menceritakan keluhannya kepada kedua orangtuanya. Ketika Narti
memutuskan untuk menikah kedua orangtua awalnya belum merestui karena
orangtuanya masih berharap Nari mau melanjutkan ke jenjang SMA. Harapan
orangtua Narti meski hidupnya dalam keterbatasan ekonomi anak-anaknya bisa
sekolah lebih tinggi agar kelak hidupnya lebih dari kedua orangtuanya. Namun
karena narti juga mantap dengan pilihannya dan Narti enggan untuk melanjutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sekolah dengan alasan capek untuk berpikir akirnnya kedua orangtua Narti
merestui keputusan Narti untuk menikah.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini peneliti akan membahas motivasi, faktor-faktor,
kematangan emosi dan peran keluarga wanita yang memutuskan menikah dini.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Wanita Muda Memutuskan menikah
Motivasi menikah dini pada wanita muda yaitu suatu kondisi yang
mendasari keinginan untuk menikah pada usia muda. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa motivasi menikah dari subjek Farah adalah ingin
mendapatkan teman hidup yang ada saat susah maupun senang dan membuat
hidup lebih sejahtera serta mendapatkan figur laki-laki sebagai sosok ayah. Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh David Knox (1975) sebagian besar
wanita muda menikah di usia muda adalah untuk menyejahterakan diri. Subjek
Santi juga memiliki motivasi yang hampir sama ketika memutuskan untuk
menikah yaitu suka duka bersama pasangan. Berbeda dengan Farah dan Santi,
Markonah menikah atas dasar keinginan orangtuanya. Alasan Markonah
mengiyakan keinginan dari sang ayah adalah karena markonah menghormati dan
menghargai keputusan sang ayah, menurut Markonah segala sesuatu yang
diputuskan oleh ayahnya akan baik untuk dirinya kedepan.
2. Faktor-faktor Wanita Muda Memutuskan Menikah
Faktor-faktor yang medukung wanita muda memutuskan menikah dini.
Faktor-faktor yang digali peneliti merupakan faktor-faktor yang dilihat dari aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
perkembangan remaja yang meliputi perkembangan fisik, kognitif sosial, dan
emosi.
Dilihat dari perkembangan fisik ketiga subjek yaitu Farah, Markonah, dan
Narti sudah memenuhi kriteria, karena baik Farah, Markonah Maupun narti sudah
pebertas salah satu tandanya yaitu mengalami menstruasi. Hal tersebut sesuai
dengan teori Papalia & Old (2014, 08) Wanita dikatakan matang secara reproduksi
salah satu cirinya ditandai dengan menstruasi.
Dilihat dari segi kognitif subjek Farah dan Narti memiliki pola pikir yang
hampir sama. Farah memutuskan menikah atas dasar keinginannya sendiri. Narti
juga tidak jauh berbeda dengan Farah, Narti menikah atas keinginannya sendiri
dengan calon suami pilihannya sendiri juga. Kedua subjek sudah memikirkan
segala resikonya ketika memutuskan untuk menikah dan sudah merasa mantap
dengan pilihannya. Namun kenyataannya yang mereka pertimbangkan tidak
sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Berdasarkan observasi kedua subjek
memang tidak menyesal setelah menikah, namun dari raut ekspresinya ada
kekecewaan dari beberapa peristiwa yang terjadi di dalam rumah tangganya. Hal
ini sesuai dengan teori Eisenberg & Morris (dalam Papalia & Old, 2014) yang
menyatakan bahwa sering kali remaja menuunjukkan periode ketidakseimbangan
secara jelas ketika maju dari satu tingkat ketingkat lain. Berbeda dengan Narti dan
Farah, Markonah menikah atas keinginan orangtua Markonah sudah
mempertimbangkan matang-matang keputusannya untuk menikah. Menurut
Markonah segala sesuatu akan baik jika dilakukan karena allah. Hal tersebut
sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh kohlberg, yang menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
remaja mudah terjatuh dalam sistem etnik seperti peraturan agama, daripada
berdasarkan sistem keadialan (Papalia & Old, 2014).
3. Kematangan Emosi Wanita Muda yang Memutuskan Menikah
Subjek Farah, Markonah, maupun Narti belum mampu mengontrol
emosinya dengan baik. Kecenderunagan Farah, Markonah, dan Narti ketika
sedang marah cenderung meledak-ledak. Aspek kematangan emosi ini berkaitan
dengan bagaimana cara subjek menghadapi setiap permasalahan yang ada pada
dirinya. Farah, Markonah dan Narti sama-sama siap menjalani pernikahan. Hal
tersebut sesuai dengan teori Murray (2000:70) yang mengemukakan bahwa salah
satu ciri remaja yang matang secara emosi dapat menunjukkan rasa kasih sayang
dan menerima cinta dari orang yang disayangi. Teori tersebut juga sejalan
dengan teori Kohlberg (Papalia & Old, 2014) individu yang telah mencapai
tingkat kosmik adalah individu yang mempertimbangkan dampak tindakannya
bukan hanya unruk dirinya tetapi juga untuk orang lain.
4. Peran Keluarga dalam Mendukung Wanita Muda Menikah
Keluarga menjadi poros utama bagi wanita untuk mengambil sebuah
keputusan. Tanpa restu dan dukungan dari orangtua ketiga subjek tidak akan
menikah. Pola hubungan yang terjadi di dalam keluarga menentukan
bagaimana perilaku anak di lingkungan sosialnya. Hal ini sejalan dengan teori
Eisenberg & morris (Papalia & Old 2014) yang menyatakan bahwa remaja
dengan dukungan orangtua yang otoritatif, menstimulasi mereka untuk
bertanya serta memperluas penalaran moral mereka cenderung memiliki
penalaran tingkat tinggi. Orangtua yang memberikan kebebaskan anak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
berdampak pada kemandirian anak. Pada saat usia remaja anak yang diberikan
kebebasan orangtua untuk mengeksplore dunianya akan cenderung lebih
mandiri daripada anak yang terlalu di kekang oleh orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan beberapa hal berikut sebagai jawaban atas pokok permasalahan dalam
penelitian ini:
1. Peneliti menyimpulkan bahwa motivasi wanita muda menikah dini adalah
adanya pasangan, restu orangtua, dan kemantapan dari diri subjek untuk
menikah.
2. Faktor-faktor yang mendasari keputusan wanita muda untuk menikah adalah
sudah mengalami pubertas, sudah merasa siap, memiliki pasangan yang
sesuai, dan sudah memasuki usia yang sah secara hukum.
3. Secara fisik dan sosial ketiga subjek sudah matang, karena sudah mengalami
pubertas dan sudah dapat bersosialisasi dengan masyarakat. Namun secara
kematangan emosi untuk menikah belum siap karena dari cara subjek
menghadapi masalah belum dapat mengelola emosinya dengan baik.
4. Dukungan dari keluarga juga membantu subjek melewati suka duka dalam
pernikahan. Meski diawal keputusan subjek menikah kurang disetujui oleh
orangtua namun pada akirnya ornagtua pula yang menjadi tempat kembali dari
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini maka peneliti menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi orangtua diharapkan untuk lebih mempertimbangkan lagi apa
yang menjadi keputusan dari anak dan lebih mengawasi perilaku
sosial anak.
2. Bagi wanita muda diharapkan lebih dipikirkan matang-matang
segala resiko dari setiap keputusannya dan lebih selektif dalam
memilih pasangan.
3. Bagi peneliti lain diharapkan penelitian ini dapat menjadi reverensi
untuk dapat dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dariyo. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Bimo Walgito. (2004). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset.
BKKBN. (2005). Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: BKKBN.
Hurlock, E.B. (1980) Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Asmidayati. (2014) Kematangan Emosi Pada Remaja Putri Yang Melakukan Pernikahan
Dini Di Desa Kaliagung Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Universitas Negri Yogyakarta.
Pada tanggal 30 mei 2014.
Republik Indonesia, (1974). Undang-Undang Tahun 1974 tentang Perkawinan. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & D). Bandung: Alfabeta.
Saiful Anwar. (2006). Pernikahan pada Usia Muda dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan
Berumah Tangga. Skripsi. UIN SUKA.
Papalia & Old. (2014). Adolescence, Perkembangan Remaja. (Penerjemah: Shinto B.
Adelar & Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
HASIL WAWANCARA
1. SUBJEK PERTAMA
Nama subjek : Farah (nama samaran)
Waktu wawancara : 08 Juli 2018
Tempat : Rumah mertua Farah
1. Bagaimana pandangan anda terhadap sebuah pernikahan ?
“nikah itu menurutku susah seneng bareng-bareng, saling setia,
dan komitmen”
2. Sudah berapa lama anda menikah?
“Saya menikah dengan suamiku wes lima tahun mbak”
3. Apakah pasangan anda saat ini pilihan anda sendiri atau pilihan
orangtua?
“Sampean ngerti dewe kan mbak, aku pacaran karo bojoku ki wes
ket jaman smp, dadi yo pilihanku dewe mbak”
4. Lalu untuk menikah adalah keinginan anda sendiri?
“jano aku disik yo jek bingung mbak, aku ki gek bar lulusan wae
trus bojoku ngajak rabi alesanne ben gek iso bareng-bareng tapi
jek nganggur, niatku meh golek kerjo sek tapi aku yo pengen gek
sah dadi yo tak iyoni.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
5. Ketika anda memutuskan untuk menikah apakah anda sudah
memikirkan segala resikonya?
“pas iku durung sih mbak, kan yo saat iku sek tak pikir mung
hubunganku karo dekke, tur aku nonton mb pami (nama samaran)
nikah koyone uripe soyo makmur wae”
6. Apakah anda sudah memiliki Planning setelah menikah?
“aku rencanake mbi bojoku bar nikah aku nglanjutke usahane
mamakku nunggu warung tapi sue-sue aku ra tlaten”
7. Berapa usia anda waktu menikah?
“Pas nikah umur 17 aku mbak, kan bar lulus SMA kae langsung
nikah”
8. Saat anda akan menikah, apakah anda melakukan tes kesehatan
secara menyeluruh?
“Ora mbak, mung njaluk surat keterangan sehat soko puskesmas”
9. Apakah menstruasi anda teratur?
“kalo teratur tiap bulannya iya mbak, tapi nek tanggale kerep
mundur”
10. Apakah ada perubahan fisik setelah menikah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
“nek awakku ket ndisik yo semene-semene wae, tapi pas wes ndue
anak mundak sitik banget tapi ra ketoro”
11. Berapa kilo mbak naikknya?
“mung unda undi petang kilo (4kg)mbak mundak e mung sitik”
12. Apakah anda merasa dengan menikah semua kebutuhan anda akan
terpenuhi?
“ya pengenku ngono mbak, kan wis urip ora dewe, duwe bojo ono
sek ngopeni, dadi yo meski ora kabeh kebutuhan terpenuhi tapi
setidaknya tercukupi jebul ora tak rewangi polah yo ora kabeh
kecukupan.”
13. Ketika anda memutuskan untuk menikah, Apa yang anda harapkan
dari sebuah pernikahan itu?
“ya sek tak harapke aku punya sosok laki-laki sebagai pengganti
bapakku,iso ngopeni aku, ngemong aku,ngayomi aku. Bapakku
disik ninggalke mamakku demi wong wedok liyo, aku ra pengen
kejadian mamaku terulang lagi”
14. Emmm, lalu mb apakah sosok yang anda cari ada pada suami mbak
farah?
“Disik wektu pacaran aku koyo bener-bener menemukan sosok
yang aku cari, makane aku gelem dijak nikah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
15. Bagaimana perasaan mbak farah setelah menikah?
“Yo seneng mbak, akirnya wes sah ngopo-ngopo wae ora dadi
fitnah”
16. Apakah anda dekat dengan saudara suami anda?
“Enggak terlalu sih mb, yo cerak tapi ora sek cerak banget,
jarang-jarang yoan aku jagongan mbi adine bojoku”
17. Kalau dengan mertua anda, bagaimana relasi anda dengan mertua
anda?
“yo biasa wae sih mbak, disik awale aku cerak banget mbi
morotuoku loro-lorone, tapi saiki wes ra patio mergo omongane
atos, aku ra nyaman”
18. Emm..status anda kan tinggal bersama mertua dan anda sedang
merasa kurang nyaman dengan mertua anda. Bagaimana cara anda
memposisikan diri sebagai seorang isteri dan juga sebagai
menantu?
“Yo nek sebagai istri aku menjalankan tugas-tugasku misal nyuci,
nyapu, nek sebagai menantu yo ndisik mertuaku tak masakke tak
apik-apik i tapi saiki ra patio tak gagas, kan saiki aku ro bojoku
luwih sering neng omah kulon (rumah orangtua farah) njogo
warung paling ngetan nek bengi tok”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
19. Emm ...apakah anda terbuka dengan pasangan anda?
“Yo terbuka mbak, nek aku ono opo wae tak omongke, raketung leh
ku omong ro muring-muring”
20. Ketika anda marah bagaimana cara anda mereduksi amarah anda?
“Nek aku nesu biasane aku muring-muring disik mbak, truns lungo
sedelo, mengko ngono kui biasane langsung medun”
21. Apakah anda mau menerima kritik dan saran dari orang lain?
“kritik dan saran dari orang lain tak trimo, tapi mung seng seko
wong-wong sek tak percoyoi, tapi yo ora kabeh tak trimo mbak”
22. Apakah anda mendapat banyak pengalaman dari orang lain?
“iyo mbak sering di ceritani konco-konco ngono kui ak kadang-
kadang dadi mikir-mikir yoan nek arep ngopo-ngopo”
23. Apakah anda seing datang di undangan tetangga?
“Iyo nek di lingkungan Rt ngono diundang mbak, tapi nek neng
deso yo mung sek jek waris”
24. Bagaimana cara anda menanggapi cibiran-cibiran dari oranglain
terhadap keputusan anda?
“nek aku tak uring-uring mbak sopo sekmwani nyinyiri aku, duwe
lambe kok kokean komentar”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
25. Apakah anda melibatkan diri anda sepenuhnya di masyarakat?
“melibatkan diri sepenuhnya, ora sih mbak soale aku ki kadang
males karo lambene tonggo-tonggo i lho, dadi yo mung sok-sok
nek pas aku gelem karo pas cocok-mbi wong-wonganne”
26. Pekerjaan anda saat ini, apakah sesuai dengan keinginan anda?
“Nek sesuai dengan keinginan ora sih mbak, tapi aku maku yo
seneng karo pekerjaanku sek saiki wong yo penghasilane luwih
akeh soko bojoku”
27. Kalau boleh tau, pekerjaan apa yang anda inginkan?
“Pengenku disik dadi neng nggon kesehatan mbak”
28. Apakah pekerjaan anda mempengaruhi pernikahan anda?
“Jelas mbak, aku sering padu karo bojoku mergo saiki
penghasilanku luweh gede soko bojoku, aku iso ngene ngono soko
usahaku dewe”
29. Apakah suami anda merestui anda bekerja dibidang menyanyi?
“oleh-oleh wae nek dekke sek ngeterke, tapi kan bojoku kerjo neng
pabrik dadi raiso sak wayah-wayah ngeterke”
30. Apakah pernkahan anda mempengaruhi pekerjaan anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
“Hoko mbak, kan ndisk pengen golek gawean sek mapan, koyo
neng kesehatan tapi mergo saiki wes ndue anak yo glok sek iso di
sambi”
31. Apakah anda menyesal menikah?
“Nek menyesal ki yo ora yo mbak, Cuma sedih wae saat iki aku ki
sering padu karo bojoku mergo aku sering nyanyi mulih esuk, trus
omonganne mertuaku ki yo nyekit ora ngopeni aku we komentar
wae, sengit aku”
32. Apa harapan anda kedepan?
“Pengen nyenengke anakku, anakku dadi anak seng sholeh, terus
ibo berkarya neng nyanyi, entuk kepastian soko bojoku”
33. Kepastian dari suami?
“iyo mbak nek bojoku gelem berubah, ngijinke aku tetep nyanyi yo
aku bertahan, tapi nek jek arep sak penakke kono yo tak pegat”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. SUBJEK KEDUA
Nama subjek : Markonah (nama samaran)
Waktu wawancara : 10 Juli 2018
Tempat : Rumah Saudara dari Ibu Markonah
1. Tahun berapakah anda melakukan pernikahan?
“Tahun 2014 eh iya mbak 15 februari 2014”
2. Apakah sebelum menikah anda melakukan tes kesehatan secara
menyaeluruh?
”Iyo no mbak, sok kowe nek nikah yo ngono mbak tes kesehatan neng
puskesmas rujukan soko KUA”
3. Apakah anda sebelum dan sesudah mmenikah mens secara teratur?
“teratur mbak teratur aket saiki yo teratur, aku KB ayudi mbak dadi yo
tetep teratur”
4. Apakah anda mengalami perubahan fisik setelah menikah?
“tambah nokok bu, jelas tambah lemune”
5. Bagaimana pandangan anda terhadap pernikahan?
“Pernikahan i nek awakdewe intine dijalani karena tuhan bakal sakinah
mawadah warohmah, ngono kui tapi nek awak dewe mburu donya yo ra
bakal ketekan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
6. Apakah anda menikah pilihan sendiri atau pilihan orangtua?
“aku jujur menikah mergo bapakku mbak, wontuoku mbujuk aku mungkin
baakku wes kroso nek arep meninggal, trus aku solat istikoroh milih nikah
opo kuliah opo kerjo tapi sek muncul neng mimpiku menikah, dadi yo uwis
akire aku pilih menikah”
7. Lalu untuk pasangan anda saat ini juga merupakan pilihan dari orangtua
anda?
“Iyo no mbak, ndisik aku kan niatku kerjo trus nyambi kuliah to, tapi
wongtuoku di jodohke karo bojoku saiki trus gek kon ndang rabi yo aku
gelem-gelem wae, wong yo bojoku wes sesuai keinginanku ora gampang
marah-marah trus iso ngemong aku”
8. Ketika anda memutuskan untuk menikah apakah anda sudah memikirkan
semua resikonya?
“Urung sih mbak tapi tak pasrahke karo allah ben di permudah, nyatane
saiki aku yo menikmati dadi ibu-ibu”
9. Apa harapan anda setelah menikah?
”Harapan setelah menikah mergo saiki wes ndue anak yo berharap
anakku kudu iso luwih apik katimbang aku ben podo kancane”
10. Untuk saat ini, sejauh mana harapan itu tercapai?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
“Alhamdulilah mbak go nggo anakku aku wes mempersiapkan tabungan nggo
masa depane, saiki anaku wes paud gelem ngaji, rejekiku yo ngalir terus dadi
yo wes tercapai ngono mbak”
11. Apakah anda dekat dengan mertua anda?
“cerak banget mbak mertuoku wes tak anggep koyo mbokku dewe”
12. Saat ini anda tingal bersama mertua, bagaimana anda memposisikan diri
sebagai menantu dan sebagai istri?
“aku to sebgai menantu yo cerak ro mbokku koyo anak ro mbok nek karo
bojoku yo koyo sahabatku,katimbang karo anake wae luwih cerake neng
aku nek curhat opo-opo neng aku, wong karo bojoku luwih cerak neng aku
allhamdulilah aku yo ratau padu mbi wongtuoku”
13. Apakah anda mengalami perubahan siklus emosi setelah menikah?
“Pas meteng kae emosi wae kae ki mbak”
14. Perubahane seperti apa mbak?
“yo gampang nesu dadi sensitif gampang nangis ra diapakapakke wae
nangis bar lahiran aku baby blues barang”
15. Berapa lama anda mengalami baby blues?
“semingguan luwih mbak”
16. Apakah anda sering bertengkar dengan suami anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
“Alhamdulilah jarang bu, aku jarang banget tengkar mbi bojoku, nek aku
munggah bojoku medun, nek bojoku munggah aku lungo tapi ra lungo
adoh opo mulih neng ngomahe mbokku ora mung sedilit nengdi ngono”
17. Bagaimana cara anda mereduksi emosi anda?
“njupuk wudhu salat, nek ora yo lungo dolan nggone tonggoku jagongan
ngono, wes ra sido emosi
18. Apakah anda akan marah jika pendapat anda tidak di setujui oleh suami
anda?
“orai mbak biasa wae, malah sering ngalah aku, bojoku yo ngono kok nek
aku rewel ngono dekke sing ngalah”
19. Untuk pekerjaan anda saat ini, apakah sesuai dengan keinginan anda?
“Sesuai-sesuai wae sih mbak go, soale kan aku memang pengen
wirausaha to trus saiki ak usaha dodolan daster ro katok njupuk neng
jogja tak dol neng kene ngono kui, rencana aku meh bakul sego th ngarep
nek ra sasi ngarep, nunggu anakku mulai sekolah sek dadi ben iso
disambi”
20. Apakah pekerjaan anda mengganggu pernikahan anda?
“Ora mbak, tidak sama sekali nek ndisik kan sak durunge nikah kan aku
kerjo neng pabrik tapi setelah nikah aku genti wirausaha”
21. Apakah suami anda mendukung pekerjaan anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
“Sangat mendukung mbak, bojoku ki opo wae sek tak lakoke selagi kui
positif mesti di dukung kok”
22. Apakah anda sering mengikuti kegiatan di lingkungan anda?
“iyo mbak neng kene aku melu ngaji dadi bu ustazah”
23. Apakah anda melibatkan diri sepenuhnya ketika berada di lingkungan
masyarakat?
“Iya mbak, nek enek undangan rewang opo ngopo ngono aku mesti
mangkat, melu kumpulan ibu-ibu ngono kui intine yo ben podo kancane”
24. Apakah anda menyesal telah menikah?
“menyesal ora sih mbak semua sudah terjadi, seng penting dijalani
dengan iklas lan berdoa terus yak mesti dadi berkah, wongyo nek ra
ketemu bojoku rabakal dadi alika.”
25. Apa harapan anda kedepannya?
“Harapan kedepanne aku karo bojoku tetep harmonis menjadi semakin
lebih baik, anakku iso dadi anak sek soleha”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
SUBJEK KETIGA
Nama subjek : Narti (nama samaran)
Waktu wawancara : 11 Juli 2018
Tempat : Rumah orangtua Narti
1. Bagaimana pandangan anda tentang pernikahan?
“pernikahan iku menurutku suka duka bersama mbak, opo-opo
diputuske bareng ora mung sepihak.”
2. Sudah berapa tahun anda menikah?
“Aku nikah 2016 april mbak, dadi dua tahunan lah”
3. Apakah menikah merupakan keinginan anda sendiri?
“Iya mbak, aku menikah mergo uwis mantep lan are melu bojoku
neng kalimantan tapi bojoku ra ngolehke”
4. Lalu apakah pasangan anda juga pilihan anda sendiri?
“Iyo mbak aku pacaran mbi bojoku sejak SMP”
5. Apakah sebelum anda menikah sudah memikirkan semua
resikonya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
“nek mikirke resikone uwis mbak, koyo aku ditinggal bojoku
ngeneki wes tak pikir mbak, jebul yo abot sanggane”
6. Apakah sudah memiliki planning setelah menikah?
“Uwis mbak planningku bar nikah meh melu kerja suamiku, tapi
dek’e raoleh jare nek neng kono wes duwe papan nembe melu
mrono ngono, aku yo manut wae”
7. Sebelum menikah apakah anda melakukan tes kesehatan secara
menyeluruh?
“Iyo mbak, tes kesehatane neng puskesmas, tes hamil opo ora
ngono”
8. Apakah mentruasi anda sebelum dan sesudah menikah teratur?
“Endak mbak, aket ndisik emang ra teratur sih, dari kadang
teratur sebulan kadang dua bulan sekali ra mesti”
9. Sudah pernah di periksakan belum?
“Uwis mbak tapi jare doktere ndak papa ngunu”
10. Apakah anda perubahan fisik setelah menikah?
“Ono mbak soyo lemu banget too”
11. Apa yang anda harapkan dari sebuah pernikahan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
“menjalankan perintah agama mbak, dan biso susah seneng karo
uwong sek tak tresnani”
12. Untuk saat ini sejauh mana hapan tersebut tercapai?
“Untuk saat ini urung mbak, la bojoku adoh, kan aku pengene
susah seseng iso barengtapi yo wis bersyukur sih mbak wes iso
nyanding karo bojoku meski dekke saiki adoh.”
13. Apakah anda terbuka dengan pasangan anda?
“menurutku cukup terbuka opo sek tak rasakke tak omongke nenh
bojoku mbak”
14. Apakah anda sering bertengkar sengan pasangan anda?
“jarang mbak, kan bojoku adoh dadi nek pas mulih ngono kae
sering ribut, soale dek’e nek mulih ki ngulih i kancane kluargane
yo tep ditinggal”
15. Seberapa sering suami anda pulang dalam satu tahun?
“Iyo iso ping 4 ping 5 mbak, tergantung nek bojoku lagi pengen
mulih yo mulih”
16. Maaf kalau boleh tahu apa pekerjaan suami anda?
“Nyopiri neng perkebunan sawit mbak”
17. Bagaimana cara anda mereduksi amarah anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
“Dolan mbak nek saiki ndolani anak”
18. Apakah anda dekat dengan mertua anda?
“Nek cerak banget yo ora mbak, tapi yo sering nyapa, ngobrol-
ngobrol ngono”
19. Saat ini anda tinggal bersama mertua, bagaimana cara anda
memposisikan diri sebagai menantu dan sebagai istri?
“sebagai menantu aku nyedak i mertuoku mbak, yo meski ra cerak-
cerak banget, nek sebagai istri yo manut karo bojoku mbak”
20. Apakah anda mengalami perubahan siklus emosi setelah menikah?
“Iyo mbak, saiki aku iso luwih sabar mergo wes ndue anak bojoku
adoh dadi yo kudu iso teteg”
21. Apakah anda merasa dengan menikah semua kebutuhan dapat
terpenuhi?
“Nek saiki yo kebutuhan secara umum terpenuhi mbak tapi
kebutuhan ati karo biologis yo ora”
22. Apakah anda mau menerima kritik dan saran dari orang-orang di
sekitar anda?
“Aku menerima kritik dan saran dari orang-orang terdekat, tapi yo
sek mutu omonganne”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
23. Apakah anda mendapat banyak pengalam dari orang-orang
disekitar anda?
“iyo mbak terutama tetanggaku yo sek podo-podo LDRan karo
bojone, yo kerep dikandani-dikandani ngono kui”
24. Bagaimana cara anda menghadapi cibiran-cibiran dari orang-orang
di sekitar terhadap keputusan anda?
”Ndableg mbak, sek ngalkoni aku kok wong liyo do repot nyinyir,
yo tak nengke(diamkan) wae, nek le omong neng ngarepku tak
sauri”
25. Apakah anda sering menghadiri undangan tetangga?
“Nek diundang yo teko mbak nek ora yo ora”
26. Apakah anda melibatkan diri anda sepenuhnya di masyarakat?
“Iya tergantung waktu mbak, nek pas aku selo aku melu, tapi nek
pas sibuk yo ora”
27. Apakah saat ini anda bekerja?
“ora mbak, aku mung dadi ibu rumah tangga, la anakku renek sek
ngurus e”
28. Apakah pernikahan anda mempengaruhi pekerjaan anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
“iyo mbak dasare yo LDR barang dadi aku kerep ngroso dadi
single mom ngono kae, la meh piye nek tak tinggal kerjo mesakke
anakku tapi nek r kerjo yo ra duwe duet.”
29. Kalau bisa memilih pekerjaan, anda ingin bekerja apa?
“yo opo wae yu sek penting hala karo nek iso sek iso di sambi”
30. Apakah anda menyesal setelah menikah?
“ora mbak, aku ra nyesel mung yo nikah ki susah seneng kudu
dilakoni”
31. Apa harapan anda kedepan?
“aku iso dadi siji mbi bojoku, iso ngadep bendino ben ora mung
nyonggo dewe, bojoku iso luwih mengutamakan keluarga”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI