Modul Tugas Besar Menggambar Mesin Genap...
Transcript of Modul Tugas Besar Menggambar Mesin Genap...
Purnami, ST., M.T.
Asisten Studio Gambar Teknik dan Mesin
Fakultas Teknik Jurusan Mesin
Universitas Brawijaya
MODUL
TUGAS BESAR
MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017 - 2018
DAFTAR ISI
BAB I ATURAN DASAR PEMBERIAN UKURAN
1.1 Garis ukur dan garis bantu ........................................................................................ 1
1.2 Tinggi dan arah angka ukur ...................................................................................... 2
1.3 Ukuran dan toleransinya ........................................................................................... 3
1.4 Cara memberi ukuran ............................................................................................... 4
BAB II POTONGAN
2.1 Potongan ................................................................................................................... 16
2.2 Arsiran ...................................................................................................................... 19
BAB III PENYEDERHANAAN GAMBAR
3.1 Ulir ............................................................................................................................ 22
3.2 Penyederhanaan elemen – elemen mesin ................................................................. 27
BAB IV ASSEMBLY DRAWING
DAFTAR PUSTAKA
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 1
BAB I
ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN
Memberi ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus ditentukan secara
jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian di dalam gambar harus dijelaskan sedetail mungkin
agar gambar tersebut mudah dipahami oleh orang yang membacanya.
1.1. Garis Ukur dan Garis Bantu
Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu melalui batas
gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus, dengan beberapa pengecualian
(pada gambar dibawah). Sebuah garis ukur dengan mata panahnya, menunjukkan besarnya
ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur seperti pada gambar 1.1 (a).
Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis.
Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2mm, garis ukur seperti pada gambar 1.1
(b). Di beberapa negara seperti Amerika, garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis
gambar, tetapi dengan jarak sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu.
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Garis Ukur dan Garis Bantu dan (b) Garis Bantu dan Garis Antara yang tampak
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 2
1.2. Tinggi dan Arah Angka Ukur
Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun
pada salinan gambar yang diperkecil. Angka dan huruf harus diletakkan ditengah-tengah dan
sedikit di atas garis ukur. Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan
ukuran horizontal atau vertikal. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah gambar,
sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari sebelah kanan gambar seperti pada
gambar 1.2.
Gambar 1.2 Ukuran-ukuran Normal
Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur dan angka ukur
vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur diberi sedikit jarak.
Sedangkan angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai garis
ukurnya, seperti pada gambar 1.3. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan pada daerah
yang diarsir pada gambar 1.3.
Gambar 1.3 Memberi ukuran pada garis ukur miring
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 3
Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada gambar 1.4. Garis ukurnya merupakan garis
lengkung. Azas dasar yang harus dipertahankan disini ialah garis ukur merupakan garis tulis.
Jadi angka harus selalu di atas garis ukur.
Gambar 1.4 Ukuran sudut
1.3. Ukuran dan Toleransinya
Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi
dengan tepat. Batas-batas ketidaktepatan ini harus dinyatakan dalam gambar juga. Cara-
caranya:
a. Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2769 “Penyimpanan
ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya”
b. Ukuran dengan ketentuan toleransi linier
c. Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai dengan
ISO/R296 “Sistem ISO tentang batas dan suaian: Bagian I Umum, toleransi dan
penyimpangan”
d. Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I
“Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukkan dalam gambar”. Dalam
hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yang telah
ditentukan oleh ukuran ini.
Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi. Ini disebut
dimensi referensi dan tidak operasi produk atau pemeriksa.
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 4
Gambar 1.5 Macam-macam jenis ukuran dan toleransi
1.4. Cara-Cara Memberi Ukuran
A. Memberi Ukuran dimensi linear
Pada dasarnya ukuran-ukuran linear harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur, dan
angka ukur seperti pada gambar 1.6 (a). Dalam beberapa hal garis ukur dapat langsung
ditarik antara garis gambar, tanpa garis bantu seperti pada gambar 1.6 (b). Garis gambar atau
garis sumbu dapat dipergunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh dipakai sebagai garis
ukur.
(a) (b)
Gambar 1.6 (a) Contoh memberi ukuran (b) Garis gambar sebagai garis bantu
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 5
B. Memberi Ukuran benda yang tirus
Pada benda atau bagian benda yang miring sedikit, garis-garis bantu horizontal
maupun vertikal menjadi tidak jelas. Dalam hal demikian garis-garis bantu digambar miring
dan sejajar. Gambar 1.7 memperlihatkan bagaimana caranya yang baik.
Gambar 1.7 Garis bantu miring
C. Huruf dan lambang yang ditambahkan pada angka ukur
Huruf dan lambang dapat ditambahkan pada angka ukur untuk beberapa bentuk
benda. Dengan demikian gambar pandangan dapat dikurangi.
a. Lambang diameter ( Ø )
Lambang diamter diletakkan di depan angka ukur dengan ukuran yang sama
besar dengan angka ukur seperti pada gambar 1.8 . Dengan menggunakan lambang
ini maka gambar pandangan samping tidak diperlukan lagi.
Gambar 1.8 Lambang diameter
b. Lambang jari-jari ( R )
Sama seperti lambang diameter huruf “R” harus diletakkan di depan angka
ukur. Jika garis terlalu pendek untuk penempatan angka ukur, angka ukurnya dapat
ditempatkan pada perpanjangan garis ukur. Anak panah garis ukur diletakkan di
dalam jika perpanjangannya kedalam, dan diletakkan di luar jika perpanjangannya
keluar.
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 6
Gambar 1.9 Lambang Jari-jari
c. Lambang bujur sangkar ( □ )
Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlikatkan pada pandangan
tertentu saja. Jika bentuknya tidak jelas dari gambar, maka dengan mempergunakan
lambang tersebut dapat dihemat gambar dan waktu.
Gambar 1.10 Lambang bujur sangkar
d. Lambang bola ( SR atau SØ )
Jari-jari atau diameter dari bentuk bola dapat dijelaskan dengan lambang
tersebut.
Gambar 1.11 Lambang bola
e. Lambang kemiringan / chamfer ( x x 45o )
Kemiringan, yaitu bagian ujung benda yang dipotong miring, biasannya
dengan sudut 45o, ukurannya dicantumkan sebagai “x x 45o”. Disini huruf x
menyatakan ukuran dalamnya pemotongan.
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 7
Gambar 1.12 Lambang chamfer
D. Susunan Ukuran
a. Ukuran berantai
Ukuran berantai seperti pada gambar 1.13 (a) hanya boleh diterapkan bilamana
kemungkinan pengumpulan toleransi tidak akan mempengaruhi persyaratan
fungsional dari benda bersangkutan
b. Ukuran sejajar
c. Ukuran-ukuran berimpit
Pada cara ini, titik pangkal yang menunjukkan garis atau bidang referensi harus
dilingkari. Angka ukurnya harus diletakkan dekat anak panah searah dengan garis
bantu bersangkutan.
d. Ukuran-ukuran kombinasi
Ukuran kombinasi terjadi akibar penggunaan ukuran berantai dan sejajar bersama-
sama.
Gambar 1.13 Susunan Ukuran
ATURAN-ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 8
e. Ukuran dengan koordinat
Gambar 1.14 Ukuran dengan koordinat
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 16
BAB II
POTONGAN (IRISAN)
Untuk menggambarkan bagian-bagian berongga biasanya dipergunakan garis gores
yang menyatakan garis-garis tersembunyi. Akan tetapi, jika hal ini dilakukan akan dihasilkan
gambar yang rumit dan sulit dimengerti, maka dari itu untuk mendapatkan gambar dari
gambaran dari bagian-bagian yang tersembunyi tersebut, bagian yang menutupi dibuang.
Gambar demikian disebut gambar potongan atau yang biasa disebut potongan.
Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, dan potongannya disebut
potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu dasar. Dalam hal
ini potongannya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah.
Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-gambar proyeksi, berlaku juga untuk
gambar potongan. Adapun macam-macam potongan antara lain:
2.1 Potongan
A. Potongan dalam satu bidang
a. Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongannya dan
tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar.
b. Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus
dijelaskan pada garis potongnya.
A. Potongan oleh lebih dari satu bidang
a. Potongan meloncat
Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan-potongan
dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan seperti pada gambar 3.1 (a).
b. Potongan oleh dua bidang berpotongan
Bagian-bagian simetris dapat digambar pada dua bidang potong yang saling
berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang
lain menyudut dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, settelah
diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar sehingga berhimpit pada
bidang proyeksi pertama.
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 17
c. Potongan pada bidang berdampingan
Dapat dibuat dengan bidang-bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya
seperti pada gambar 3.1 (b).
(a) (b)
Gambar 2.1 Potongan lebih dari satu bidang
B. Potongan Separuh
Bagian-bagian simetris dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan
setengahnya lagi sebagai pandangan. Dalam gambar ini garis-garis yang tersembunyi tidak
perlu digambar dengan garis gores lagi karena sudah jelas potongannya.
Gambar 2.2 Potongan Separuh
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 18
C. Potongan oleh lebih dari satu bidang
Potongan setempat dan potongan penuh. Gambar potongan setempat digunakan
untuk menggambar benda kerja yang dipergunakan dari bagian kecil dari benda yang
tersembunyi. Untuk mendapatkan gambar yang tersembunyi dapat juga dilakukan dengan
penggambaran penuh.
Gambar 2.3 Potongan Setempat
D. Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan
Benda-benda tertentu seperti ruji-ruji roda, tuas, pelek, rusuk penguat atau kait
dapat digambar dengan pandangan setempat. Gambar-gambar seperti tersebut diatas, untuk
bagian-bagian tertentu dapat digambar potongan setempat. Atau setelah gambar
potongannya diputar, maka gambar tersebut dapat dipindahkan ke tempat lain.
(a) (b)
Gambar 2.4 (a) Potongan diputar ditempat (b) Potongan diputar dan dipindahkan
E. Bagian benda atau benda yang tidak boleh dipotong
Bagian – bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah
memanjang. Namun dapat digambar dengan potongan setempat. Begitu pula benda – benda
seperti pasangan mur baut, paku keling, pasak, poros, dsb. Pada gambar assembly biasanya
terdapat bagian gambar yang dipotong dan tidak dipotong.
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 19
2.2. Arsiran
Hal – hal yang perlu diperhatikan saat memberikan arsiran pada gambar benda yang
dipotong adalah sebagai berikut:
A. Sudut dan ketebalan garis arsiran
Sudut arsiran adalah 45º terhadap garis sumbu, atau terhadap garis batas gambar,
sedangkan ketebalan arsiran digunakan garis tipis dengan perbandingan ketebalan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Hubungan macam garis dan ketebalan garis
Macam Garis Ketebalan Garis (mm)
Garis gambar/tepi 1 0,7 0,5
Garis ukur/bantu 0,7 0,5 0,35
Garis tipis/arsir 0,5 0,35 0,25
Dari tabel diatas kita dapat menentukan ketebalan garis arsiran yang disesuaikan
dengan garis gambarnya. Jika garis tepi/garis gambar mempunyai ketebalan 0,5 mm maka
garis – garis arsirnya dibuat setebal 0,25 mm. sudut dan ketebalan garis arsiran dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 2.5 Contoh Arsiran
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 20
B. Pengarsiran pada bidang yang luas dan bidang berdampingan
Untuk potongan benda yang luas, arsiran pada bidang potongnya dilaksanakan pada
garis tepi garis – garis batasnya. Untuk pemotongan meloncat atau pemotongan bercabang,
ada bidang – bidang potong yang berdampingan, maka batas – batas bidang yang
berdampingan tersebut harus dibatasi oleh garis gores bertitik (sumbu) dan pengarsirannya
harus turun atau naik dari ujung arsiran lainnya.
Gambar 2.6 Arsiran pada bidang luas dan bidang berdampingan
C. Pengarsiran benda – benda tipis
Untuk gambar potongan benda – benda tipis atau profil – profil tipis maka
pengarsirannya dibuat dengan cara dilabur.
Gambar 2.7 Arsiran benda tipis
D. Angka ukuran pada arsiran
Jika angka ukuran terletak pada arsiran (yang mana tak bisa dihindari) maka angka
ukuran dan sekelilingnya tidak diarsir.
Gambar 2.8 Angka ukuran pada arsiran
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 21
E. Macam – macam garis arsiran dan material
Tabel 2.2
Macam-macam arsiran berdasarkan jenis material
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 22
BAB III
PENYEDERHANAAN GAMBAR
Pada umumnya penyajian gambar harus menyatakan bentuk benda secara tepat. Untuk
menghemat waktu penggambar dan pembaca, telah ditetapkan cara-cara penyederhanaan
gambar untuk beberapa elemen mesin.
3.1. Ulir
A. Jenis Ulir dan Funginya
Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir dalam tiap gang
(pitch), dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini dilihat dari standar yang
digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik, dan sebagainya.
1. Jenis ulir menurut arah gerakan jalur ulir
Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan menjadi dua macam ulir yaitu ulir
kiri dan ulir kanan. Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir
kanan dilihat kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga dicek dengan memutar pasangan
dari komponen-komponen yang berulir misalnya mur dan baut. Apabila sebuah mur
dipasangkan pada baut yang kemudian diputar (searah jarum jam) ternyata murnya
bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.
Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan arah jarum jam)
ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut termasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir
kanan kalau melepas mur dari bautnya maka mur harus diputar ke kiri. Sedangkan pada
ulir kiri, untuk melepaskan murnya adalah dengan memutar mur ke kanan. Yang paling
banyak digunakan adalah ulir kanan.
Gambar 3.1 Jenis ulir menurut arah gerakan jalur ulir
2. Jenis ulir menurut jumlah ulir tiap gang (pitch)
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat dibedakan menjadi
ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang
satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir,
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 23
dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya,
misalnya ganda dua, ganda tiga, dan ganda empat. Melihat bentuknya, maka satu
putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari satu putaran
ulir tunggal.
Gambar 3.2 Ulir menurut pitch
3. Jenis ulir menurut bentuk sisi ulir
Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir segitiga,
segiempat, trapesium, parabol (knuckel). Bentuk ulir ini juga ada kaitannya dengna
standar yang digunakan. Berikut ini beberapa contoh dari bentuk ulir.
Gambar 3.3 Contoh bentuk ulir
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 24
B. Penyederhanaan gambar ulir
Pada umumnya ulir digambar secara sederhana, dimana diameter luar ulir digambar
dengan garis tebal dan diameter dalamnya dengan garis tipis atau sebaliknya seperti pada
gambar 2.4. Cara cara menggambarnya adalah sebagai berikut :
a. Diameter luar dari ulir luar dan diameter dalam dari ulir dalam digambar dengan garis
tebal.
b. Diameter dalam, disebut juga dengan diameter teras, dari ulir luar, dan siameter luar
dari ulir dalam digambar dengan garis tipis.
c. Garis yang menunjukkan batas antara ulir lengkap dan tidak lengkap, ditarik dengan
garis tebal.
d. Menurut perjanjian garis yang menunjukakan akar dari ulir tidak lengkap digambar
dengan garis tipis, yang membuat sudut 30o dengan sumbu baut.
e. Ujung lubang mata bor digambar dengan sudut puncak 120o.
f. Garis-garis batas ulir, yaitu garis-garis yang menunjukkan batas dalam dan luar dari
ulir digambar dengan garis gores, bila ulirnya tersembunyi.
g. Bagian ulir yang dipotong, diarsir sampai batas luarnya.
h. Pada gambar proyeksi melintang akar ulir digambar sebagai bagian dari lingkaran,
biasanya tiga per empat lebih dengan garis tipis.
i. Dalam gambar susunan diameter luar ulir digambar dengan garis tebal dan diameter
dari ulir dalamnya digambar dengan garis tebal mulai dari batas ulir.
Gambar 3.4 Penyajian Ulir
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 25
C. Penunjukan ulir
1. Ulir Metrik sesuai ISO
2. Ulir Inci sesuai ISO
Tabel 3.1 Lambang jenis-jenis ulir dan penunjukannya dalam gambar
Jenis Ulir Lambang Penunjukannya
Ulir metrik kasar M M 8
Ulir metrik halus M 8 x 1
Ulir unified kasar UNC 3/8 – 16 UNC
Ulir unified halus UNF No. 8 – UNF
Ulir trapesium 30o Tr Tr 18
Ulir Pipa Ulir dalam tirus Rc Rc ¾
Ulir dalam lurus Rp Rp ¾
Ulir Pipa
Luar
Selalu lurus R R ½
M 50 x 3 - 2 LH
Jenis Ulir Metrik
Ukuran Ulir 50 mm – Diameter Luar
Kisar 3 mm
Kelas 2
LH Kiri (LH – Left Hand)
1/4 - 28 UNF – 3A LH
Ukuran Ulir ¼ inci – Diameter Luar
Jumlah Kisar 28 tiap inci
Jenis Ulir UNF – Unified National Fine
Kelas 3A
Arah lilitan Kiri (LH – Left Hand)
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 26
Gambar 3.5 Contoh Gambar bagian-bagian berulir
D. Cara menggambar mur dan baut
Pada gambar 2.6 merupakan cara menggambar mur dan baut.
Gambar 3.6 Cara menggambar baut dan mur
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 27
E. Cara menggambar sekrup mesin
Pada gambar 2.7 merupakan cara menggambar sekrup
Gambar 3.7 Macam-macam sekrup
3.2 Penyederhanaan elemen-elemen mesin
Tabel 3.1
Penyederhanaan Roda Gigi
Nama Penyederhanaan
Spur Gear
Bevel Gear
Worm Wheel
Worm
POTONGAN (IRISAN)
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 28
Tabel 3.2
Penyederhanaan Komponen Mesin
Nama Pandangan Penyederhanaan
Straight Knurling
Diamond Knurling
Square on Shaft
Bearings
Splined Shafts
Holes on Circular Pitch
Semi-elliptic leaf spring
Semi-elliptic leaf spring
With eyes
Pandangan Potongan Disederhanakan
Cylindrical compression
spring
Cylindrical tension
spring
ASSEMBLY DRAWING
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 29
BAB IV
ASSEMBLY DRAWING
Gambar assembling merupakan salah satu yang menunjukkan macam-macam bagian
mesin dalam posisi pengerjaan. Gambar ini diklasifikasikan menjadi gambar working assembly,
gambar sub-assembly, gambar installation assembly, dll. Gambar working assembly biasanya
dibuat untuk mesin sederhana dengan bagian-bagian kecil mesin, setiap bagian dilengkapi
dengan dimensi. Gambar sub-assembly ialah gambar assembling dari tiap bagian yang
berhubungan sehingga membentuk bagian yang lebih kompleks. Sedangkan gambar
installation assembly berfungsi untuk menunjukkan hubungan antar unit yang berbeda dari
mesin, memberi lokasi dan dimensi dari sedikit bagian yang penting.
Gambar 4.1 Contoh assembly drawing
ASSEMBLY DRAWING
MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR MESIN
GENAP 2017-2018 29
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, N. Sugiarto, dan Takeshi Sato. 2013. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta:Balai Pustaka
Hendarsin, H., dan Warren J.Luzader. 1999. Menggambar Teknik. Jakarta:Erlangga
Narayana, K.L. dkk. 2006. Machine Drawing. New Delhi:New Age International
STUDIO GAMBAR
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. MT Haryono 167 Malang – Jawa Timur
Telp (0341) 553286, http: mdmesin.teknik.ub.ac.id