Modul PM-08

download Modul PM-08

of 13

Transcript of Modul PM-08

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    1/13

     

    MODUL PERKULIAHAN

    Performance

    anagement

    Key Performance Indicators &

    Benchmarking

    Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

    Program

    Pascasarjana

    Magister Teknik

    Industri8

    A21537EL Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT.

    Abstract Kompetensi-  Key Performance Indicators -  SMART

     

    -  Benchmarking 

    -  Mahasiswa mampu menjelaskantentang KPI

    -  Mahasiswa mampu merancang KPIdengan SMART

    -  Mahasiswa mampu menjelaskanBenchmarking

    -  Mahasiswa mampu menerapkanbenchmarking untuk peningkatankinerja

    Key Performannce Indicators (KPI)

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    2/13

    20152 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    Pada setiap organisasi, perusahaan, atau industri tertentu, ukuran kinerja harus

    diciptakan untuk mengukur kemajuan yang sudah dicapai. Pengukuran kinerja bertujuan

    untuk meningkatkan kemajuan organisasi kearah yang lebih baik. Identifikasi hasil (outcome)

    yang diinginkan dan proses yang dilakukan untuk mencapainya, dapat menghasilkan

    pengukuran kinerja yang bermanfaat bagi organisasi.

    Key Performance Indicator (KPI) atau disebut juga sebagai Key Success Indicator

    (KSI) adalah satu set ukuran kuantitatif yang digunakan perusahaan atau industri untuk

    mengukur atau membandingkan kinerja dalam hal memenuhi tujuan strategis dan operasional

    mereka. KPI bervariasi antar perusahaan atau industri, tergantung pada prioritas atau kriteria

    kinerja (www.investopedia.com).

    KPI dibuat setelah sebuah organisasi memiliki strategi dan tujuannya. KPI membantu

    organisasi memastikan seberapa jauh kemajuan tujuan yang telah dan akan dicapainya.

    Menurut Darmin A. Pella (2008), sebuah indikator keberhasilan stratejik (strategic measures)

    yang baik perlu memenuhi unsur-unsur berikut ini:

    a. Dapat menjadi sarana perusahaan mengkomunikasikan strategi (ability of the

    organization to communicate their strategy for measures).

    b. Terkait secara langsung dengan strategi yang dipilih perusahaan (the selected measure

    adequately focuses on the strategic issue).

    c. Indikator tersebut bersifat kuantifitatif, memiliki formula tertentu dalam penghitungannya

    (quantifiable, can be evaluated objectively).

    d. Indikator tersebut dapat dihitung (the measures are quantifiable, reliabled and

    repeatable).

    e. Frekuensi pemutakhirannya bermanfaat (the frequency of updates are meaningfull).

    f. Penetapan target untuk perbaikan dapat dilakukan (meaningful targets for improvement

    are established).

    g. Kemungkinan pembandingan dengan perusahaan lain dapat dilakukan(external

    benchmarking is feasible and/or desirable).

    h. Pengukurannya masih valid (validity of measures – not old unvalid measures).i. Data dan sumber daya tersedia (availability of data and resources).

     j. Biaya pengukurannya tidak melebihi manfaatnya (cost of measures not more than benefit

    of measures).

    SMART

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    3/13

    20153 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    Dalam menyusun KPI langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari dokumen

    dokumen yang berkaitan dengan perencanaan. Setiap organisasi memiliki dokumen

    Rencana Stratejik dan Rencana Kinerja Tahunan. Dalam Dokumen tersebut Visi dan Misi

    satuan organisasi telah ditetapkan dengan memperhatikan isu-isu stratejik baik secarainternal dan eksternal. Berikutnya visi dan misi dijabarkan kepada beberapa tujuan yang

    sejalan dengan tugas, fungsi dan kewenangan dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan,

    selanjutnya telah dilakukan seleksi sasaran yang merupakan prioritas capaian lima tahunan

    dalam rangka meningkatkan eksistensi organisasi.

    Setiap sasaran dalam rencana stratejik ditetapkan pula indikator kinerja, yang

    menggambakan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan.. Indikator yang ditetetapkan

    bisa dengan indikator kualitatif atau kuantitatif. Indikator kualitatif bisa dengan menggunakan

    skala nilai misalnya baik, cukup kurang dan sebagainya. Sedangkan indikator kuantitatif bisa

    menggunakan Jumlah, persentase, rasio rata-rata dan indeks. Contoh; Jumlah peserta diklat

    yang dilatih, persentase alumni diklat yang lulus dengan kriteria memuaskan, rasio jumlah

    guru dibandingkan dengan jumlah siswa, indeks pembangunan manusia dan sebagainya.

    Pemilihan dan penetapan indikator kinerja utama harus memenuhi karakteristik indicator

    kinerja yang baik dan cukup memadai guna pengukuran kinerja unit organisasi yang

    bersangkutan yaitu: spesifik; dapat dicapai; relevan; menggambarkan keberhasilan sesuatu

    yang diukur; dapat dikuantifikasi dan diukur. Atau dengan criteria yang memiliki makna yang

    hampir sama indikator tersebut menurut Sciapo-Campo (1999) harus SMART (Specific,

    Measurable, Achievable, Relistic dan Timely.

    KPI hendaknya disusun berdasarkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur

    (measurable). KPI sebaiknya juga harus dinyatakan secara eksplisit dan rinci, sehingga

    menjadi jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi dan memonitor KPI

    sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari pengukuran tersebut. Hindari

    pengukuran yang berlebihan yang tidak banyak memberi nilai tambah.

    Penetapan KPI sebaiknya mengikuti metode SMART. Dimana

    *Spesific - harus jelas apa tindakan persis dari KPI. Harus ada satu definisi yang diterima

    secara luas dari KPI untuk memastikan pengguna yang berbeda menafsirkannya dengan cara

    yang sama dan, sebagai hasilnya, datang ke kesimpulan yang sama dan mereka dapat

    bertindak sama.

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    4/13

    20154 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    *Measurable - KPI harus terukur untuk menentukan standar, anggaran atau norma, untuk

    memungkinkan untuk mengukur nilai yang sebenarnya dan membuat nilai aktual

    dibandingkan dengan nilai yang dianggarkan/ditargetkan.

    *Achievable - Setiap KPI harus terukur untuk dapat menentukan nilai standar untuk itu. Hal

    ini sangat penting untuk penerimaan KPI dan Performance Management secara umum dalam

    organisasi yang norma ini dapat dicapai. Tidak ada yang lebih mengecewakan daripada

    berjuang untuk tujuan yang Anda tidak akan pernah mendapatkan.

    *Relevan  - KPI harus memberikan wawasan yang lebih dalam kinerja organisasi dalam

    memperoleh strateginya. Jika KPI tidak mengukur bagian dari strategi, yang bekerja pada itu

    tidak mempengaruhi kinerja organisasi. Oleh karena itu sebuah KPI tidak relevan tidak

    berguna.

    *Time Bond - Sangat penting untuk mengekspresikan nilai KPI dalam jangka waktu yang

    pasti. Setiap KPI memiliki makna hanya jika ada dimensi waktu. Realisasi dan standarisasi

    KPI karena itu harus dalam tahapa waktu.

    Specific : target harus bersifat spesifik, detail dan terfokus

    Contoh : “Meningkatkan penerimaan mahasiswa baru 900 per tahun…” 

    Measurable: dapat dikur

    Contoh : “……peningkatan mahasiswa sejumlah 20%

     Achievable: target yang telah ditetapkan merupakan hal yang realistis dan dapat dicapai

    (achievable) ada nilai atau hasil peningkatan

    Relevant : target yang dipilih merupakan aspek-aspek yang relevan dan berkaitan dengan

    tugas pokok.

    Time : waktu untuk mencapai target tersebut / deadlineContoh : “… pada akhir semester genap” 

    Definisi Benchmarking

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    5/13

    20155 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya

    manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan

    kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis

    baik secara internal maupun eksternal. Dari hasil benchmarking, suatu organisasi dapat

    memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat

    mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan.

    Beberapa definisi lain mengenai benchmarking adalah:

    1. Proses yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerjanya relatif terhadap

    kinerja perusahaan terbaik dalam industrinya, menentukan bagaimana mereka

    mencapai kinerja tersebut, dan menggunakan informasi ini untuk meningkatkan

    kinerjanya.

    2. Proses terus-menerus untuk menganalisis tata cara terbaik di dunia dengan maksud

    menciptakan dan mencapai sasaran dan tujuan dengan prestasi dunia (IBM)

    3. Pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik

    yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif unggul (Gregory H. Watson)

    4. Proses pengukuran terus-menerus atas produk, jasa, dan tata cara kita terhadap

    pesaing yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik (David

    Kearns, CEO Xerox)

    Kegiatan benchmarking tidaklah harus peristiwa yang dilakukan satu kali waktu, namun bisa

     juga merupakan kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi dapat memperoleh

    manfaat dalam meraih praktek aktifitas organisasi yang terbaik untuk mereka.

    Proses benchmarking memiliki beberapa metode. Salah satu metode yang paling terkenal

    dan banyak diadopsi oleh organisasi adalah metode 12. Langkah metode 12 terlalu luas untuk

    dijabarkan. Agar mudah, metode 12 tersebut bisa diringkas menjadi 6 bagian utama yakni

    (Camp, 1989):

      Identifikasi problem apa yang hendak dijadikan subyek. Bisa berupa proses, fungsi,

    output dsb.

      Identifikasi industri/organisasi/lembaga yang memiliki aktifitas/usaha serupa. Sebagai

    contoh, jika anda menginginkan mengendalikan turnover karyawan sukarela di

    perusahaan, carilah perusahaan-perusahaan sejenis yang memiliki informasi turnover

    karyawan sukarela.

      Identifikasi industri yang menjadi pemimpin/leader di bidang usaha serupa. Anda bisa

    melihat didalam asosiasi industri, survey, customer, majalah finansial yang mana

    industri yang menjadi top leader di bidang sejenis.

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    6/13

    20156 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

      Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang dilakukan.Anda

    bisa menggunakan survey kuantitatif atau kualitatif untuk mendapatkan data dan

    informasi yang relevan sesuai problem yang diidentifikasi di langkah awal.

      Kunjungi ’ best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci praktek usaha.

    Beberapa perusahaan biasanya rela bertukar informasi dalam suatu konsorsium dan

    membagi hasilnya didalam konsorsium tersebut.

      Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya. Setelah

    mendapatkan best practice perusahaan, dan mendapatkan metode/teknik cara

    pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja dan laksanakan program aksi

    untuk implementasinya.

    Menurut Heizer & Render (2012), Benchmarking meliputi pemilihan standar prosuk, jasa,

    biaya dan kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik dari proses atau aktivitas serupa

    dengan proses atau aktivitas Anda. Idenya adalah untuk mengembangkan suatu sasaran

    yang akan Anda capai untuk membuat sebuah satndar atau bench mark yang adapat anda

    bandingkan dengan kinerja Anda.

    Berikut langkah untuk menetapkan Benchmark:

    1. Menetapkan apa yang akan dijadikan benchmark

    2. Membentuk tim benchmark

    3. Mengudentifikasikan mitra-mitra benchmark

    4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi benchmark

    5. Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi benchmark

    Ukuran-ukuran kinerja khusus yang digunakan dalam benchmark meliputi presentase acact,

    biaya per unit atau per pesanan, waktu proses per unit, waktu respon layanan, imbal hasil

    investasi, tingkat kepuasan pelanggan, dan tingkat ingatan pelanggan. Saat kita

    memperhatikan situs web perusahaan, daftar benchmarknini mungkin agak berbeda seperti

    yang terlihat pada Tabel di bawah ini:

    Tabel 1. Faktor-faktor benchmark yang dianggap penting untuk kualitas di Fortune 500 situs

    web perusahaan (dan hasil survei) (Heizer & Render, 2012)

    Ya Tidak

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    7/13

    20157 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    1 Penggunaan meta tag (kata kunci) 70% 30%

    2 Judul laman utama yang berarti 97% 3%

    3 Nama domain yang unik 91% 9%

    4 Pendaftaran di situs mesin pencari 96% 4%

    5 Kecepatan rata-rata membuka halaman utama (dalam

    detik)

    28 K: 19,31%; 56K:10,88;

    TI:2,59

    6 Rata-rata jumlah kesalahan ejaan 0.16

    7 Jelasnya informasi kontak 74% 26%

    8 Adanya mesin pencari 59% 41%

    9 Terjemahan berbagai bahasa 11% 89%

    Demikian pula mnufaktur Inggris ICI, belajar dari Marks and Spencer (pedagang makanan

    dan pakaian) untuk memperbaiki system distribusinya.

    BENCHMARKING INTERNAL

    Saat sebuah organisasi cukup besar dan memiliki banyak divisi atau unit bisnis, sebuah

    pendekatan yang alami adalah benchmarking internal. Datanya biasanya jauh lebih mudah

    diakses daripada data dari perusahaan luar. Biasanya, terdapat suatu unit ineternal yang

    memiliki kinerja tinggi yang dapat diteladani.

    Kepercayaan XEROX kepada benchmarking memberikan hasil bukan hanya melihat L.L.

    Bean tetapi juga menelaah operasi dari banyak divisinya di berbagai negara. Contoh, Xerox

    Eropa  –  cabang yang bernilai $6 milyar daei Xerox Corp.- membentuk tim untuk melihat

    bagaimana menghasilkan penjualan yang lebih baik melalui benchmarking internal.

    Bagaimanapun juga, Perancis menjual mesin fotokopi berwarna lima kali lebih banyak darei

    divisi lain di Eropa. Dengan meniru pendekatan Prancis, yaitu pelatihan penjualan yang lebih

    baik dan penggunaan saluran perdagangan untuk menambah jumlah penjualan langsung,

    penjualan di Norwegia meningkat 15%, di Belanda 300% dan di Swiaa 328%.

    Manfaat Benchmarking

    Manfaat benchmarking diantaranya adalah:

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    8/13

    20158 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    1. Mempromosikan perbaikan terus menerus

    2. Membuat perusahaan mencari best parctises, ide-ide inovatif dan prosedur operasi

    yang efektif

    3. Dapat mengingatkan perusahaan, jika bisa jatuh karena ketatnya kompetisi

    4. Menginspirasi manajer untuk bersaing

    5. Memberikan tujuan yang objektiv sesuai kelemahan

    6. Untuk dapat menetapkan sasaran (baru) yang lebih menantang namun realistis

    7. Untuk menentukan bagaimana sasaran dapat dicapai (butir-butir tindakan untuk

    meraihnya).

    8. Untuk mendapatkan ‘terobosan’ atau cara-cara baru yang lebih efektif dan lebih efisien

    dalam peningkatan organisasi

    9. Menginspirasi ditemukannya ide-ide baru yang mampu mendongkrak pertumbuhan

    perusahaan.

    Tipe Benchmarking

    Tipe-tipe benchmarking adalah sebagai berikut:

    1. Benchmarking internal (perbandingan dari operasi internal)

    2. Benchmarking kompetitif (perbandingan pesaing khusus terhadap pesaing lain)

    3. Benchmarking fungsional (perbandingan fungsi-fungsi yang sama dalam bidang luas

    yang sama atau terhadap pemimpin di bidang tersebut)

    4. Benchmarking generik (perbandingan fungsi usaha atau proses yang sama dengan

    mengabaikan bidangnya, perbandingan fundamental misalnya ke industri)

    Proses Benchmarking

    Proses benchmarking terdiri dari tahap sebagai berikut:

    1. Keputusan mengenai apa yang akan dibenchmarking

    2. Identifikasi mitra benchmarking

    3. Pengumpulan informasi

    4. Analisis

    5. Implementasi

    Proses benchmarking diambil dari konsep PDCA. Konsep Siklus PDCA awalnya

    dikembangkan oleh Walter Shewhart, ahli statistik perintis yang mengembangkan

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    9/13

    20159 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    pengendalian proses statistik di Bell Laboratories di AS selama tahun 1930-an. Hal ini

    sering disebut sebagai `the Shewhart Cycle '. Itu diambil dan dipromosikan dengan sangat

    efektif dari tahun 1950 oleh otoritas Manajemen Mutu yang terkenal, W. Edwards Deming,

    dan akibatnya dikenal oleh banyak orang sebagai `Deming Wheel".

    Gunakan Siklus PDCA untuk mengkoordinasikan upaya perbaikan terus-menerus.

    Keduanya menekankan dan menunjukkan bahwa program perbaikan harus dimulai

    dengan perencanaan yang matang yang menghasilkan tindakan yang efektif, dan harus

    pindah lagi ke perencanaan yang matang dalam siklus terus menerus.

    Gambar 1. Plan Do Check Action (PDCA)

    Berikut adalah apa yang Anda lakukan untuk setiap tahap siklus tersebut:

    1. Berencana untuk meningkatkan operasi Anda pertama dengan mencari tahu hal-

    hal apa yang tidak beres (yang mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi), dan

    datang dengan ide-ide untuk memecahkan masalah ini.

    2. Apakah perubahan yang dirancang untuk memecahkan masalah pada skala kecil

    atau percobaan pertama. Ini meminimalkan gangguan terhadap kegiatan rutin saat

    uji coba apakah perubahan akan bekerja atau tidak.3. Periksa apakah skala kecil atau perubahan eksperimental yang mencapai hasil

    yang diinginkan atau tidak. Juga, terus Periksa kegiatan kunci (terlepas dari

    eksperimen terjadi) untuk memastikan bahwa Anda tahu apa kualitas output setiap

    saat untuk mengidentifikasi masalah baru ketika mereka muncul.

    4. Bertindak untuk menerapkan perubahan pada skala yang lebih besar jika

    percobaan tersebut berhasil. Ini berarti membuat perubahan bagian rutin dari

    aktivitas Anda. Juga melibatkan orang lain (departemen lain, pemasok, atau

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    10/13

    201510 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    pelanggan) dalam perubahan dan yang kerjasama yang mengajak mereka

    memprbaiki pada skala yang lebih besar.

    Gambar 2. Langkah-langkah benchmarking

    Langkah-langkah benchmarking diambil dari konsep PDCA, seperti pada Gambar di atasadalah sebagai berikut:

    1. Menentukan apa yang harus patokan-mana perbandingan penting? Di mana harus

    kami mencoba untuk meningkatkan dan itu tidak bekerja?

    2. Apa jenis benchmarking akan Anda gunakan? ID stakeholder dan staf yang

    terlibat. Membentuk tim proyek, termasuk stakeholder. Mempersiapkan tim untuk

    penelitian: pengukuran, survei, alur kerja diagram.

    3. Meninjau keadaan saat. Di daerah yang akan mengacu, ID ukuran kinerja kunci,

    dan tingkat kinerja Anda saat ini. Bandingkan dengan apa yang Anda tahu tentang

    tingkat praktek terbaik. ID peluang terbesar untuk perbaikan.

    4. Tinjau orgs yang relevan, jaringan (misalnya, WSQA, pemenang Baldrige);

    mempersiapkan dan mengunjungi / mengumpulkan data

    5. Menganalisis biaya, kualitas dan hasil dari mitra (s). Apakah itu "menerjemahkan"?

     Apa yang perlu diubah? Menetapkan target kinerja baru dan standar pelayanan

    menggunakan data Benchmarked.

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    11/13

    201511 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    6. Alternatif, yang memiliki kesempatan terbaik untuk bekerja / dampak terbesar pada

    langkah-langkah kunci / paling terlihat? Siapa yang butuh untuk menyetujui dan

    mengkoordinasikan? Kerjasama? Rencana komunikasi & perencanaan

    manajemen perubahan.

    7. Melibatkan kelompok kerja. Melaksanakan pelatihan. Remeasure / rebaseline.

    Link ke bisnis / rencana strategis.

    8. Akhirnya, memonitor KPI untuk melihat apakah perubahan yang berdampak.

    Rebenchmark-lain bergerak maju terlalu (GSA Pelanggan duduk misalnya).

    Pertimbangkan "kemitraan segar."

    Prasayarat Benchmarking

    Prasyarat benchmarking adalah sebagai berikut:

    1. Kemauan dan Komitmen

    2. Keterkaitan tujuan strategic

    3. Tujuan untuk menjadi terbaik, bukan hanya untuk perbaikan

    4. Keterbukaan terhadap ide-ide

    5. pemahaman terhadap proses, produk dan jasa yang ada

    6. Proses terdokumentasi, karena:

    a. Semua orang yang berhubungan dengan suatu proses harus memilikipemahaman yang sama terhadap proses yang bersangkutan

    b. Dokumentasi sebelum adanya perubahan berguna dalam pengukuran

    peningkatan kinerja setelah dilaksanakannya benchmarking

    c. Mitra benchmarking belum tentu akrab dengan proses yang dimiliki suatu

    organisasi.

    7. Ketrampilan analisis proses

    8. Ketrampilan Riset, Komunikasi dan Pembentukan Tim

    Public Sector Benchmarking

    Penggunaan benchmarking mengacu pada pgram erbandingan antar program atau

    dinas/departemen, dibagi dua:

    1.  Corporate style benchmarking

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    12/13

    201512 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id

    Berfokus secara langsung sehingga disebut “best practice” pada pendekatan ini biasanya

    organisasi berfokus pada proses pemberian layanan, misalnya:

    a.  Rekruitmen pegawai, program kerja kesejahteraan,

    b.  Manajemen kasus dalam unit stabilisasi krisis.

    Suatu organisasi mempelajari dan mengadopsi praktik terbaik dari suatu organisasi yang

    mempunyai “high performing” pada area tertentu - Benchmarking partners melalui

    konsultasi, kunjungan, pertukaran informasi.

    Pendekatan pada best-practices approach, harus secara hati-hati untuk mengkapitalisasi

    secara penuh bentuk khusus ini pada

    Bencmarking.

    2.  Stastical benchmarking

    Mencakup pengumpulan data untuk set ukuran kinerja yang sama untuk organisasi atau

    program yang serupa (Untuk menetapkan kinerja agensi tertentu sebagai program yang dapat

    dibandingkan).

    Berasal dari dua cara yang berbeda:

    1.  Kelompok organisasi atau program dengan sukarela/setuju mengajukan suatu program

    yang diberikan set ukuran kinerja secara umum (based reguler). Contohnya kepuasanpasien dan kriteria lainnya sebagai kinerja bancmark rumah sakit publik.

    2.  Pemerintah kabupaten dalam sebuah negara boleh mengajukan perjanjian kerjasama

    untuk melaksanakan set indikator kinerja.

    Perlu diperhatikan bahwa apabila Statistik benchmarking hanya fokus pada satu proses

    spesifik, hanya merupakan pendekatan tingkat awal (surface-level) yang hanya memberikan

    data pembanding. Namun jika fokus pada keseluruhan program akan menjadi pendekatan

    yang komprehensif.

    Daftar Pustaka

    Camp, R. (1989). The search for industry best practices that lead to superior performance.

    Productivity Press.

    Heizer & Render. (2012). Manajemen Operasi dan Supply Chain Manajemen.

  • 8/17/2019 Modul PM-08

    13/13

    201513 Performance Management Pusat Bahan Ajar dan eLearningDr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T. http://www.mercubuana.ac.id