Modul MEK1

download Modul MEK1

of 61

description

Fisika Dasar

Transcript of Modul MEK1

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 0

    MEKANIKA TEKNIK 1 [ Pengantar Mekanika, Sistem Gaya dan Keseimbangan]

    PPRR

    OOGG

    RRAA

    MM SS

    TTUU

    DDII

    TTEE

    KKNN

    II KK PP

    EERR

    AANN

    CCAA

    NNGG

    AANN

    MMEE

    KKAA

    NNII KK

    KKEEMMEENNTTEERRIIAANN PPEENNDDIIDDIIKKAANN NNAASSIIOONNAALL

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAAKKTTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 1

    BAB 1

    PENGANTAR MEKANIKA

    1.1 PERKEMBANGAN ILMU MEKANIKA

    Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang membahas keadaan suatu benda, baik dalam keadaan diam

    atau bergerak akibat pengaruh gaya-gaya yang beraksi pada benda. Ilmu ini sangat penting perannya

    dalam sistem analisis kerekayasaan. Kerekayasaan adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan

    penciptaan dari sistem-sistem yang baru untuk pemanfaatan umat manusia. Proses penciptaan dapat

    ditempuh melalui riset merancang, membangun serta mengembangkan. Dalam riset dan perkembangan

    yang modernpun ilmu mekanika juga masih diterapkan, salah satunya dalam kekuatan dari struktur dan

    mesin.

    Ilmu mekanika adalah ilmu fisika yang tertua, maka ilmu ini mengalami perkembangan sehingga

    melahirkan cabang-cabang ilmu yang baru dalam bidang rekayasa.

    Pada dasarnya ilmu mekanika dibagi menjadi 3 kelompok dan pengelompokkan ini berdasarkan sifat

    materi pembangun bendanya, yaitu:

    1. Mekanika benda padat (solid body)

    2. Mekanika kontinum

    3. Mekanika fluida (cairan dan gas)

    Mekanika benda padat dibagi menjadi dua yaitu:

    Statika benda kaku; dimana benda dianggap kaku sempurna (rigid) dan pengaruh gaya-gaya luar yang

    bekerja pada benda tidak menyebabkan timbulnya percepatan translasi atau

    percepatan sudut, jadi benda masih dalam keadaan diam (kalau awalnya diam)

    atau bergerak translasi dengan kecepatan konstan (kalau awalnya bergerak).

    Dinamika benda kaku; bila gaya-gaya luar yang bekerja pada benda menyebabkan timbulnya percepatan

    translasi atau percepatan sudut atau benda dalam keadaan dinamis.

    Jadi mekanika benda padat dibagi menjadi dua yaitu statika dan dinamika.

    Dinamika benda kaku bisa dibagi menjadi dua cabang yaitu kinematika dan kinetika. Kinematika adalah

    ilmu yang mempelajari tentang gerak benda (kecepatan dan percepatan) tanpa memperdulikan gaya-gaya

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 2

    penyebab timbulnya gerak. Bila gaya-gaya penyebab timbulnya gerak diperhatikan maka ilmunya disebut

    kinetika.

    Mekanika kontinum bila peninjauan hanya ditujukan pada salah satu partikel pembangun benda maka

    disebut mekanika partikel, tetapi bila peninjauan secara curah (bulk) maka disebut mekanika berubah

    bentuk (deformable bodies) yang bila dikawinkan dengan statika maka menjadi ilmu kekuatan

    material/bahan. Adapun bila ditinjau dari sifat perubahan bentuk yang terjadi terhadap gaya-gaya yang

    bekerja maka dapat dibagi lagi menjdi dua, yaitu bila gaya-gaya yang bekeja pada benda ditiadakan dan

    benda kembali ke bentuk semula maka topiknya menjadi elastisitas, sebaliknya bila bentuk benda tidak

    kembali ke bentuk semula (deformasi kekal) maka topiknya disebut plastisitas. Topik elastisitas hanya

    dipakai dalam rancang bangun dari suatu struktur, sedangkan topik plastisitas banyak dipakai dalam

    proses-proses pembentukan misalnya proses tempa dan ekstrusi. Bila topik elastisitas dan dinamika

    dikawinkan maka timbul ilmu mekanika getaran.

    Mekanika fluida dibagi dalam dua studi yaitu mengenai cairan (fluida termapatkan; bentuk tak tetap, ukuran tetap) dan gas (fluida taktermapatkan; bentuk tak tetap, ukuran tak tetap) yang dalam keadaan

    diam disebut hidrostatika (statika fluida) dan dalam keadaan bergerak disebut hidrodinamika (dinamika

    fluida). Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran gas misalnya udara, disebut aerodinamika. Bila fluida

    memiliki sifat antara pada dan cair maka topik lanjutannya mengenai viskoelastisitas yang banyak

    dikembangkan pada perkembangan teknologi cat. Topik-topik lanjut dalam mekanika ditampilkan pada

    Gambar 1.1.

    Mekanika Ruang Mekanika Giroskop

    Getaran Plastisitas Elastisitas

    Hypersonics Viskoelastisitas

    TOPIK LANJUTAN DALAM MEKANIKA

    Dinamika Benda Kaku (kinematika & Kinetika)

    Statika Benda Kaku

    Mekanika Berubah Bentuk (Ilmu Kekuatan

    Material/Bahan) Mekanika Partikel

    Aerodinamika Hidrodinamika

    Hidrostatika

    MEKANIKA BENDA PADAT MEKANIKA KONTINUM MEKANIKA FLUIDA

    LANDASAN MEKANIKA TERAPAN AKSIOMA, HUKUM, PRINSIP

    Gambar 1.1 Perkembangan Ilmu Mekanika Dalam Ilmu Rekayasa

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 3

    1.2 KONSEP DASAR MEKANIKA

    Konsep-konsep dasar yang digunakan dalam mekanik adalah ruang, waktu, massa, dan gaya. Konsep ini

    sukar untuk didefinisikan; harus diterima atas dasar intuisi dan pengalaman untuk digunakan sebagai

    kerangka acuan (referensi) dalam studi mengenai mekanik.

    Konsep Ruang; kedudukan suatu titik, dimana posisi titik ini didefinisikan dengan tiga jarak diukur dari

    suatu titik acuan atau titik asal yang dikenal sebagai koordinat titik tersebut yang dapat

    dinyatakan dalam sistem linear atau angular.

    Konsep Waktu; waktu kejadian (peristiwa) terjadi dan merupakan besaran dasar dalam dinamika. Waktu

    tidak dapat dimasukkan langsung dalam analisis persoalan statika.

    Konsep Massa; merupakan ukuran kuantitatif dari inersia (sifat atau perilaku dari suatu materi yang

    menyebabkan hambatan terhadap perubahan gerak). Digunakan untuk menentukan dan

    membedakan benda atas dasar suatu percobaan mekanika. Misalnya, dua benda

    dengan massa yang sama, akan ditarik oleh bumi dengan cara yang sama, juga akan

    menunjukkan sifat hambatan yang sama ketika mengalami perubahan gerak translasi

    (gerakan yang setiap garis pada benda itu tetap sejajar terhadap kedudukan awalnya

    pada setiap saat). Massa merupakan hal penting untuk persoalan statika.

    Konsep Gaya; aksi suatu benda terhadap benda lain atau suatu aksi yang cenderung mengubah

    keadaan diam suatu benda yang dikenainya. Gaya ini dapat beraksi melalui suatu

    kontak langsung atau dari suatu jarak tertentu.

    1.3 PRINSIP DASAR MEKANIKA BENDA KAKU

    Dalam mekanika benda kaku ada enam prinsip yang melandasi dalam proses pemecahan masalah, yaitu:

    1. Hukum Paralellogram atau Jajaran Genjang; hukum ini menyatakan bahwa dua buah gaya yang

    beraksi pada suatu partikel dapat diganti dengan sebuah gaya, yang disebut dengan gaya resultan,

    yang diperoleh dengan menggambarkan diagonal jajaran genjang dengan sisi kedua gaya tersebut.

    (lihat Gambar 1.2)

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 4

    Gambar 1.2 Operasi Penjumlahan Vektor

    2. Prinsip Transmisibilitas; prinsip ini menyatakan bahwa gaya-gaya yang berkerja pada benda kaku

    dapat dipindahkan titik tangkapnya dengan besar dan arah yang sama sepanjang garis kerjanya tanpa

    berpengaruh terhadap keadaan benda semula. (lihat Gambar 1.3)

    Gambar 1.3 Prinsip Transmibilitas

    3. Hukum Newton I; jika resultan gaya yang bekerja pada partikel = 0, partikel akan diam (jika awalnya

    diam) atau terus bergerak lurus dengan kecepatan tetap (jika awalnya bergerak). Hukum inilah yang

    melandasi mekanika statika.

    4. Hukum Newton II; jika resultan gaya yang bekerja pada partikel 0, maka partikel akan mengalami

    percepatan yang searah dan sebanding dengan resultan gayanya. Hukum ini yang mendasari dalam

    persamaan mekanika dinamika.

    5. Hukum Newton III; gaya-gaya aksi dan reaksi antara benda yang berinteraksi/kontak mempunyai besar

    yang sama, berlawanan arah dan segaris kerja. Hukum ini sebagai dasar untuk memahami tentang

    konsep gaya.

    6. Hukum Gravitasi Newton; bila dua partikel masing-masing bermassa M dan m, keduanya terpisah

    sejauh r, maka akan timbul gaya tarik menarik yang arahnya saling berlawanan, segaris kerja dan

    sama besar, dimana besarnya berbanding lurus terhadap perkalian antar massa, dan berbanding

    terbalik terhadap kuadrat jaraknya. Hukum inilah yang menjabarkan tentang berat benda.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 5

    2

    ..

    r

    mMGF

    Dimana: F = Gaya tarik menarik

    G = Konstanta gravitasi

    Gambar 1.4 Hukum Gravitasi Newton

    Suatu contoh yang penting adalah gaya tarik bumi pada suatu partikel yang terletak pada permukaan

    bumi. Gaya F yang dilakukan oleh bumi pada partikel tersebut kemudian didefinisikan sebagai berat

    partikel W, maka W yang merupakan berat partikel dengan massa m dapat dinyatakan sebagai W= mg.

    1.4 LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL MEKANIKA BENDA KAKU

    Supaya tidak terjadi kekacauan dalam penyelesaian soal pada mekanika benda kaku, maka sebaiknya

    memperhatikan langkah-langkah berikut ini:

    1. Perumusan masalah yang ada harus dinyatakan dengan jelas dan tepat, terutama pada saat

    pengambilan asumsi (anggapan). Perumusan ini memuat data yang diberikan dan menunjukkan informasi yang diperlukan.

    2. Solusi harus berpinjak pada teorema-teorema yang diturunkan dari keenam prinsip dasar mekanika

    benda kaku.

    3. Buatlah model-model fisik dari persoalan yang ada, misalnya membuat diagram benda bebas atau

    grafik yang membantu dalam penyajian hasil.

    4. Susun persamaan matematik dari model fisik yang ada.

    5. Periksa apakah jumlah persamaan matematik yang tersedia sudah mencukupi dengan jumlah variabel

    yang dicari, apabila belum mencukupi bangunlah persamaan matematik yang baru dan persamaan

    tersebut harus berpangkal pada hukum-hukum fisika yang ada hubungannya dengan asumsi dalam

    persoalan kita. Persoalan akan mengalami jalan buntu bila asumsi yang diambil kurang tepat. Bila

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 6

    jumlah persamaan matematikanya lebih besar dari jumlah variabel yang dicari, maka persoalan akan

    terjawab bila diberi syarat batas, dimana jumlah syarat batasnya harus sama dengan selisih jumlah

    persamaan matematik yang tersedia terhadap jumlah variabel yang dicari. Jika jawaban yang didapat

    bernilai negatif (), itu berarti asumsi arah yang dilakukan salah. Ini merupakan prosedur normal dan

    bukan berarti terjadi kesalahan.

    CONTOH SOAL 1.1

    Tentukan reaksi gaya normal (gaya yang teak lurus terhadap permukaan

    kontak) antara lantai dan balok, seperti yang diperlihatkan pada gambar

    disamping.

    Penyelesaian:

    DBB balok

    Benda diam dalam arah y, Fy = 0

    Dari DBB, Fy = 0; N W = 0, N = W = m.g

    1.5 SISTEM SATUAN

    Ilmu mekanika banyak melibatkan empat besaran dasar, yaitu, panjang, massa, gaya, dan waktu. Satuan

    yang digunakan untuk mengukur besaran tersebut dapat dipilih secara bebas karena semuanya harus taat

    asas (konsisten) denga hukum Newton II (F = m.a). Sistem satuan yang ada pada saat ini ada beberapa,

    diantaranya sistem satuan Inggris (US) dan sistem Metrik (SI).

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 7

    Tabel 1.1 Sistem Satuan

    Tabel 1.2 Awalan Metrik dalam Sistem Internasional

    Sistem Satuan SI: Sistem Satuan Internasional, disingkat SI, telah diterima diseluruh dunia dan

    merupakan versi terbaru dari sistem metrik. Berdasarkan perjanjian internasional, satuan SI akan

    menggantikan system-sistem satun yang lain. Pada Tabel 1 dalam satuan SI satuan massa dalam kilogram

    (kg), panjang dalam meter (m), dan waktu dalam detik (s) dipilih sebagai satuan dasar, dan gaya dalam

    Newton (N) diturunkan dari ketiga satuan dasar yang disebut satuan turunan.

    Jadi, gaya (N) = massa (kg) x percepatan (m/s2) atau N = kg.m/s2.

    Sehingga kita tahu bahwa 1 newton adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1

    m/s2 pada massa seberat 1 kg. dari percobaan gravitasi dimana berat (W) dan g adalah percepatan akibat

    gravitasi, maka bedasarkan hukum Newton II,

    W (N) = m (kg) x g (m/s2)

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 8

    Gambar 1.5 Gaya 1 Newton

    Sistem Satuan Amerika: Sistem Satuan Amerika disingkat A.S, juga disebut sistem foot-pound-second

    (FPS), sistem yang lazim dipakai dalam berbagai urusan dan industri di negara-negara yang berbahasa

    Inggris. Walaupun sistem ini akan digantikan dengan satuan SI, namun bukan berarti bahwa sistem FPS

    tidak digunakan lagi dalam bidang rekayasa, karena itu para rekayasawan harus mampu bekerja dengan

    kedua sistem satuan tersebut. Seperti Tabel 1 satuan panjang dalam feet (ft), waktu dalam second (s) dan

    gaya dalam pound (lb) semuanya sebagai satuan dasar, dan massa dalam slug adalah satuan turunan

    dari hukum Newton III. Jadi gaya (lb) = massa (slug) x percepatan (ft/sec2) atau

    Slug = lb.sec2/ft

    Pernyataan tersebut memberikan arti bahwa 1 slug adalah massa yang mengalami percepatan sebesar 1

    ft/sec2 bila bekerja gaya 1 lb. Dari percobaan gravitasi dimana berat (W) adalah gaya garavitasi dan g

    adalah percepatan gravitasi.

    )sec/(

    )()(

    2ftg

    lbWslugm

    Gambar 1.6 Gaya 1 Pound

    Dalam satuan A.S, pound juga dipakai sebagai satuan dari massa. Sehingga satuan gaya dan massa perlu

    dibedakan, maka satuan gaya ditulis lbf dan satuan massa lbm. Satuan gaya yang lain misalnya kilopound

    (kip) yang sama dengan 1000 lb, dan ton yang sama dengan 2000 lb.

    Sistem SI diistilahkan sebagai sistem absolute karena pengukuran dari besaran dasar dalam hal ini adalah

    massa yang tidak bergantung dari sekelilingnya. Sebaliknya sistem A.S diistilahkan sebagai sistem

    gravitasi karena pengukuran besaran dasarnya dalam hal ini adalah gaya yang didefinisikan sebagai

    tarikan gravitasi (berat) yang beraksi pada massa standar pada keadaan tertentu (permukaan laut dengan

    garis lintang 45). Pound standar adalah gaya yang diperlukan untuk mempercepat satu-pound massa

    dengan percepatan sebesar 32,1740 ft/sec2.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 9

    Gambar 1.7 Massa 1 Pound

    Konversi Satuan: Sering terjadi seorang insinyur ingin mengubah dalam sistem satuan SI suatu hasil

    perhitungan yang dinyatakan dalam sistem satuan A.S, atau sebaliknya. Karena satuan waktu sama untuk

    kedua sistem tersebut, maka hanya tiga satuan dasar yang perlu diubah dan diingat.

    Tabel 2. Konversi Satuan

    Besaran Sistem A.S Sistem SI

    Panjang 1 ft 0,3048 m 1 in 25,4 mm 1 mi 1,609 km

    Gaya 1 lbf 4,448 N 1 kip 4,448 kN

    Massa 1 slug 14,59 kg 1 lbm 0,4536 kg 1 ton 907,2 kg

    CONTOH SOAL 1.2

    Momen suatu gaya dinyatakan dalam satuan M = 47 lb.in. ubahlah satuan tersebut ke dalam SI N.m.

    Pemecahan masalah:

    M = 47 lb.in = 47(4,448 N)(25,4 mm)

    = 5310 N.mm = 5,31 N.m

    Ketelitian Numerik: Ketelitian penyelesaian suatu soal tergantung pada dua hal: (1) ketelitian data yang

    diberikan; (2) ketelitian perhitungan yang dilakukan. Saat ini kalkulator saku elektronik banyak sekali

    digunakan oleh para mahasiswa. Teknik kecepatan dan tepatan kalkulator ini memudahkan perhitungan

    numerik dalam banyak persoalan. Tetapi hendaknya para mahasiswa tidak menuliskan angka signifikasi

    (digit) lebih dari yang diperlukan, hanya karena angka-angka tersebut mudah diperoleh. Ketelitian lebih dari

    0,2% jarang sekali digunakan dalam mencari jawaban dari banyak masalah teknik.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 10

    Harga standar untuk percepatan gravitasi g pada permukaan laut pada garis lintang 45. Pada dua sistem

    SI dan A.S harganya adalah:

    Satuan SI: g = 9,80665 m/s2

    Satuan A.S: g = 32,1740 ft/sec2

    Dalam praktiknya harga-harga tersebut didekati dengan harga 9,81 m/s2 dan = 32,2 ft/sec2, harga tersebut

    dalam bidang rekayasa dianggap sudah cukup teliti.

    CONTOH SOAL 1.3

    Diberikan diameter bumi adalah 7920 mil, tentukan kelilingnya.

    Penyelesaian:

    7920 memiliki tiga angka signifikasi (nol tidak termasuk). Sekarang kamu harus menentukan berapa

    angka signifikasi yang akan digunakan untuk , biasanya digunakan tiga angka signifikasi (3,14). Untuk

    demonstrasi, kita akan mengunakan enam angka signifikasi.

    Rumus keliling: C = D = 3,14159 x 7920 = 24881,39280 mil

    Jadi, jawaban yang benar untuk tiga angka signifikasi adalah 24900 mil atau dapat ditulis 2,49(104) mil.

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Sebuah benda dengan berat 3000 ton pada permukaan laut dengan garis lintang 45. Tentukan massa

    benda tersebut dalam satuan SI dan A.S.

    2. Ubahlah ke dalam sistem satuan A.S lb.ft suatu hasil perhitungan yang diperoleh dalam sistem satuan

    SI. Bila momen gaya adalah M = 40 N.m.

    3. 250 kg/cm2 = ? MPa

    4. Berapa newton berat dari 200 lb?

    5. Buat jawaban dalam satu angka signifikasi.

    .......482

    )7.6(14,3.

    2

    a

    .......49,680,0064.284 b 3.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 11

    BAB 2

    SISTEM-SISTEM GAYA

    Dalam bab ini dan bab-bab berikutnya akan dibahas sifat dan pengaruh bermacam-macam gaya yang

    bekerja pada struktur dan mekanisme teknik. Sistem ialah suatu yang menjadi pusat perhatian kita dalam

    pengkajian suatu masalah, jadi sistem-sistem gaya yang menjadi pusat perhatian kita adalah gaya.

    Dalam statika, perhatian kita terutama dipusatkan pada penggambaran gaya-gaya yang bekerja pada

    benda kaku/tegar dalam keadaan diam.

    Pada penyelesaian problem statika selalu terdapat persamaan matematika yang dapat diselesaikan,

    artinya: jumlah persamaan dan jumlah variabel yang tidak diketahui sama banyaknya. Persamaan yang

    demikian disebut persamaan tentu dan problem statika yang mempunyai persamaan tentu dinamakan

    statika tentu.

    Fungsi dari statika

    1. Menentukan gaya-gaya reaksi dan gaya-gaya yang belum diketahui dengan memperhatikan syarat-

    syarat kesetimbangan.

    2. Menentukan gaya resultan atau momen untuk mengetahui akibatnya pada sistem.

    2.1 SKALAR DAN VEKTOR

    Skalar adalah suatu besaran yang hanya memiliki besar, tanpa punya arah, misalnya: massa, waktu,

    volume, laju, dan energi.

    Vektor adalah suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Misalnya: gaya, momen-gaya, momen-

    kopel, kecepatan, percepatan dan momentum.

    Vektor geser adalah vektor yang harus dipresentasikan pada garis kerjanya dengan arah dan besar yang

    tetap, tanpa memperhatikan letak titik tangkapnya, dimana vektor hanya memberikan pengaruh luar saja.

    Vektor tetap adalah vektor yang harus dipresentasikan pada titik tangkap dengan arah dan besar yang

    tetap, dimana vektor yang bekerja memberikan pengaruh dalam.

    Vektor bebas adalah vektor yang dapat dipresentasikan dalam ruang dimanapun berada dengan arah dan

    besar yang tetap, tanpa memperhatikan letak titik tangkapnya dan garis kerja vektor.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 12

    2.2 GAYA

    2.2.1 PENGERTIAN GAYA

    Gaya didefinisikan sebagai aksi dari suatu benda terhadap benda lain. Suatu gaya cenderung

    menggerakkan sebuah benda menurut arah kerjanya, ketika diterapkan pada benda kaku akan

    menghasilkan gerak translasi atau gerak translasi dan rotasi.

    Pada persoalan statika, gaya dapat berasal dari beban. Berdasarkan wujudnya beban tersebut dapat

    diidealisasikan sebagai (1) beban terpusat, (2) beban terbagi merata, (3) beban tak merata (beban bentuk

    segitiga, trapesium dsb). Beban-beban ini membebani konstruksi (balok, kolom, rangka, batang dsb) yang

    juga diidealisasikan sebagai garis sejajar dengan sumbunya.

    (1) Beban terpusat adalah beban yang titik singgungnya sangat kecil yang dalam batas tertentu luas

    bidang singgung tersebut dapat diabaikan. Sebagai contoh beban akibat tekanan roda mobil atau

    motor, pasangan tembok setengah batu di atas balok, beton ataupun baja dsb. Satuan beban ini

    dinyatakan dalam Newton atau turunannya kilonewton (kN). Lihat Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Beban Terpusat

    (2) Beban merata adalah beban yang bekerja menyentuh bidang konstruksi yang cukup luas yang tidak

    dapat diabaikan. Beban ini dinyatakan dalam satuan Newton/meter persegi ataupun newton permeter

    atau yang sejenisnya lihat Gambar 2.2.

    Gambar 2.2 Beban Merata

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 13

    (3) Beban tidak merata dapat berupa beban berbentuk segitiga baik satu sisi maupun dua sisi, berbentuk

    trapesium dsb. Satuan beban ini dalam newton per meter pada bagian beban yang paling besar lihat

    Gambar 2.3.

    Gambar 2.3 Beban Tidak Merata

    Beban dapat dibedakan sebagai beban langsung dan beban tidak langsung. Beban langsung adalah

    beban yang langsung mengenai benda, sedang beban tidak langsung adalah beban yang membebani

    benda dengan perantaraan benda lain.

    Gaya dapat digambarkan dalam bentuk garis (atau kumpulan garis) yang memiliki dimensi besar, garis

    kerja, arah kerja dan titik tangkap. Satuan gaya menurut Sistem Satuan Internasional (SI) adalah Newton

    dan turunannya (kN). Akan tetapi ada yang memberi satuan kg gaya (kg). Bila gravitasi bumi diambil 10

    m/detik2 maka hubungan satuan tersebut adalah 1 kg gaya (atau sering ditulis 1 kg) ekuivalen dengan 10

    Newton.

    Gambar 2.4 Penggambaran Gaya

    Aksi dari suatu gaya pada benda dipisahkan menjadi dua pengaruh yaitu:

    1. Gaya luar, untuk Gambar 2.5 pengaruh luar P terhadap bracket adalah gaya-gaya reaksi yang bekerja

    ke bracket akibat aksi dari baut dan pondasi yang menahan gaya P. Jadi gaya luar yang bekerja pada

    benda dapat dibedakan menjadi dua jenis, gaya kerja (aksi) dan gaya hasil (reaksi).

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 14

    2. Gaya dalam, pengaruh dalam P terhadap beacket mengakibatkan gerakan-gerakan dalam dan

    distribusi gaya melalui material pembangun bracket. Hubungan gaya-gaya dalam dan gerakan-gerakan

    dalam yang melibatkan sifat material akan dipelajari lebih lanjut pada ilmu kekuatan material.

    Dalam pengkajian mekanika benda kaku dimana perhatian hanya ditujukan pada pengaruh netto dari gaya-

    gaya luar saja, maka tidaklah perlu membatasi aksi dari gaya yang bekerja hanya pada titik tangkapnya

    saja. Jadi gaya P yang bekerja pada bracket (Gambar 2.5c) akan sama pengaruhnya bila terletak di A atau

    di B asalkan masih terletak pada kerja vektor P (prinsip transmisibilitas), akibatnya gaya yang bekerja pada

    benda kaku dapat diperlakukan sebagai vektor geser.

    Gambar 2.5 Sistem Gaya

    2.2.2 KOMPOSISI GAYA

    Komposisi gaya terdiri dari:

    1 Gaya-Gaya Kolinier = gaya-gaya yang garis aksinya berada pada satu garis lurus. Tidak dibedakan

    apakah berlawanan arah atau tidak.

    2 Gaya-Gaya Koplanar = gaya-gaya yang garis aksinya terletak pada satu bidang rata.

    3 Gaya-Gaya Paralel = suatu sistem yang semua gayanya sejajar.

    4 Gaya-Gaya Konkuren = suatu sistem berisi gaya-gaya yang garis aksinya melalui sebuah titik.

    5 Gaya-Gaya NonKonkuren = suatu sistem berisi gaya-gaya yang garis aksinya tidak berpotongan pada

    satu titik. Sistem gaya paralel termasuk kedalam sistem gaya nonkonkuren.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 15

    Komposisi gaya diperlihatkan pada Gambar 2.6.

    Gambar 2.6 Komposisi Gaya

    2.2.3 KESETARAAN GAYA

    Kesetaraan gaya adalah kesamaan pengaruh antara gaya pengganti (resultan) dengan gaya yang diganti

    (gaya komponen) tanpa memperhatikan titik tangkap gayanya. Dengan demikian ada suatu keadaan

    tertentu, walaupun gaya sudah setara atau ekuivalen, ada perbedaan pengaruh antara gaya pengganti

    dengan yang diganti. Pada prinsipnya gaya dikatakan setara apabila gaya pengganti dan penggantinya

    baik gerak translasi maupun rotasi besarnya sama. Pada Gambar 2.7 gaya P yang bertitik tangkap di A

    dipindahkan di B dalam garis kerja yang sama adalah setara (dalam arti efek gerak translasi dan rotasinya)

    tetapi hal ini dapat berpengaruh terhadap jenis gaya yang dialami benda, pada waktu titik tangkap gaya di

    A mengalami gaya tekan, sedang pada waktu di B benda mengalami gaya tarik.

    Gambar 2.7 Ekuivalen Gaya

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 16

    2.2.4 KESEIMBANGAN GAYA

    Keseimbangan gaya adalah hampir sama dengan kesetaraan gaya bedanya pada arah gayanya. Pada

    kesetaraan gaya antara gaya pengganti dengan gaya yang diganti arah yang dituju sama, sedang pada

    keseimbangan gaya arah yang dituju berlawanan, gaya pengganti (reaksi) arahnya menuju titik awal dari

    gaya yang diganti (aksi). Pada Gambar 2.8 divisualisasikan keseimbangan gaya.

    Gambar 2.8 Keseimbangan Gaya

    Dengan kata lain keseimbangan gaya yang satu garis kerja dapat dikatakan bahwa gaya aksi dan reaksi

    besarnya sama tapi arahnya berlawanan. Pada statika bidang (koplanar) ada dua macam keseimbangan

    yaitu keseimbangan translasi (keseimbangan gerak lurus) dan keseimbangan rotasi (keseimbangan gerak

    berputar). Untuk mencapai keseimbangan dalam statika disyaratkan

    Fy = 0 (jumlah gaya vertikal = 0),

    Fx = 0 (jumlah gaya horisontal = 0) dan

    M=0 (jumlah momen pada sebuah titik =0).

    Penandaan arah gaya adalah semua gaya kearah kanan (horisontal) dan kearah atas (vertikal) diberi tanda

    plus (), kebalikannya diberi tanda minus ().

    2.3 MOMEN GAYA

    Momen gaya terhadap suatu titik didefinisikan sebagai putaran akibat gaya yang mempunyai jarak

    terhadap sumbu putarnya. Dalam kasus momen bidang (2D), besar momen adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya ke titik putar/ sumbu. Yang dirumuskan dengan:

    Mo = F d

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 17

    Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.7, d adalah jarak tegak lurus (perpendicular) dari titik O ke

    garis kerja gaya F. Arah MO berlawanan jarum jam (counter-clockwise), maka berdasarkan ketentuan

    tanda diberikan tanda negatif ().

    Gambar 2.9 Momen Gaya

    Momen adalah besaran vektor, dimana garis kerjanya terletak sepanjang sumbu putarnya, sedangkan

    arahnya mengikuti aturan tangan kanan.

    Salah satu dari prinsip mekanika yang cukup penting adalah Teori Varignon atau prinsip resultan momen

    yang menyatakan bahwa:

    Momen sebuah gaya terhadap sebuah titik sama dengan jumlah momen dari komponen-

    komponen gaya tersebut terhadap titik yang sama.

    Untuk membuktikan pernyataan tersebut diatas maka lihat Gambar 2.8. Dimana momen gaya R yang

    bekerja pada titik A diuraikan menjadi dua komponen P dan Q. Titik 0 dipilih sembarang sebagai pusat

    momen, kemudian tarik garis AO dan proyeksikan vektor P, R, Q ke garis tegak lurus garis AO, berikutnya

    tariklah masing-masing garis dari titik O ke garis kerja dari masing-masinh vektor P, R, Q sehingga

    diperoleh lengan momen p, r, q dari masing-masing gaya ke titik O dan berikan tanda sudut dari masing-

    masing vektor ke garis AO dengan notasi , , .

    Gambar 2.10 Pembuktian Teori Varignon

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 18

    Karena prinsip parallelogram untuk sisi-sisi P dan Q, maka ac = bc, sehingga:

    ad = ab + bd = ab + ac, atau

    Rsin = Psin + Qsin,

    dimana sin = p/AO, sin = r/AO, sin = q/AO,

    sehingga apabila persamaan di atas dikalikan denga AO maka akan diperoleh persamaan:

    R.r = P.p + Q.q

    Yang membuktikan bahwa momen dari sebuah gaya terhadap suatu titik sama dengan jumlah momen dari

    dua komponen gayanya terhadap titik yang sama. Teorema Varignon tidak hanya dibatasi untuk kasus dua

    komponen saja melainkan dapat juga dipakai untuk menjumlahkan momen dari tiga gaya atau lebih

    terhadap suatu titik. Teorema ini dapat juga diterapkan pada momen dari vektor tetap atau vektor geser.

    CONTOH SOAL 2.1

    Tentukanlah momen di titik O, akibat gaya F seperti yang diperlihatkan pada

    gambar.

    Penyelesaian:

    Untuk menentukan besar momen di titik O dapat dilakukan dengan cara:

    (a) Menggunakan d jarak tegak lurus dari titik O ke garis kerja gaya F, besar dan arah momen adalah

    Mo = F.d (CCW)

    (b) Menggunakan komponen-komponen gaya F, besar dan arah momen adalah

    Mo = Fx.a - Fy.b (CCW)

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 19

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Komponen gaya F dalam arah y dari tarikan tangan manusia pada

    handel sebesar 70 lb. Hitunglah komponen gaya dalam arah x serta

    besarnya gaya resultan F.

    2. Gaya sebesar 40N bekerja pada roda gigi seperti pada gambar

    berikut. Tentukan besarnya momen terhadap pusatnya.

    3. Given: A 40 N force is applied to the wrench. Find: The moment of the

    force at O.

    4. Given: A 400 N force is applied to the frame and = 20. Find:

    The moment of the force at A.

    5. Using the CCW direction as positive, the net moment of the two forces about point P is.

    A) 10 N m B) 20 N m C) - 20 N m D) 40 N m E) - 40 N m

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 20

    2.4 MOMEN KOPEL

    Momen kopel yang didefinisikan sebagai momen akibat adanya dua buah gaya yang sejajar dengan besar

    sama tetapi arahnya berlawanan yang dipisahkan oleh jarak d adalah jarak tegak lurus (perpendicular).

    Gambar 2.11 Momen Kopel Skalar

    Untuk analisa skalar momen kopel dirumuskan dengan:

    Mo = F d

    Sedangkan untuk analisa vektor momen kopel dirumuskan dengan:

    Mo = r F

    r adalah suatu posisi vektor dari garis aksi F ke garis aksi F.

    Gambar 2.12 Momen Kopel Vektor

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 21

    CONTOH SOAL 2.2

    A torque or moment of 12 N m is required to rotate the wheel. Which one of the two grips of the wheel

    above will require less force to rotate the wheel?

    Penyelesaian:

    Nm

    mN

    d

    MF

    dFM

    304.0

    .12

    .

    Nm

    mN

    d

    MF

    dFM

    403.0

    .12'

    '.

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Given: Two couples act on the beam. The resultant couple is zero. Find: The magnitudes of the forces

    P and F and the distance d.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 22

    2. P and F and the distance d. In statics, a couple is defined as __________ separated by a perpendicular distance.

    A) two forces in the same direction.

    B) two forces of equal magnitude.

    C) two forces of equal magnitude acting in the same direction.

    D) two forces of equal magnitude acting in opposite directions.

    3. F1 and F2 form a couple. The moment of the couple is given by ____ .

    A) r1 F1 B) r2 F1

    C) F2 r1 D) r2 F2

    4. A couple is applied to the beam as shown. Its moment equals _____ Nm.

    A) 50 B) 60

    C) 80 D) 100

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 23

    2.5 PRINSIP PERPINDAHAN GAYA

    Bila sebuah gaya F dititik A akan dipindahkan sebuah titik titik B sejauh c, maka cara perpindahannya

    adalah:

    a. Gaya yang sama besar dan berlawanan arah F dan F ditambahkan pada titik B. Maka terlihat bahwa

    gaya di A dan gaya yang sama besar dan berlawanan arah di B membentuk kopel M = F.c, yang pada

    contoh arahnya berlawanan arah jarum jam.

    b. Jadi gaya yang mula-mula bekerja dititik A telah digantikan dengan gaya yamg sama besar dan

    sebuah kopel dititik B.

    c. Gabungan gaya dan kopel dikenal sebagai sistem kopel-gaya. Dengan membalikkan prosedur diatas

    dapat menghasilkan sebuah gaya tunggal.

    Gambar 2.13 Prinsip Perpindahan Gaya

    Jika system gaya bekerja pada bidang x-y (2-D), prinsip perpindahan gaya mengikuti tiga persamaan

    scalar berikut ini.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 24

    CONTOH SOAL 2.3

    Plan:

    1) Sum all the x and y components of the forces to find FRA.

    2) Find and sum all the moments resulting from moving each force to A.

    3) Shift the FRA to a distance d such that d = MRA/FRy

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Given: A 2-D force and couple system as shown. Find:

    The equivalent resultant force and couple moment acting at

    A and then the equivalent single force location along the

    beam AB.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 25

    2. A general system of forces and couple moments acting on a rigid body can be reduced to a ___ .

    A) single force.

    B) single moment.

    C) single force and two moments.

    D) single force and a single moment.

    3. The original force and couple system and an equivalent force-couple system have the same _____

    effect on a body.

    A) internal B) external

    C) internal and external D) microscopic

    4. Consider two couples acting on a body. The simplest possible equivalent system at any arbitrary point

    on the body will have

    A) one force and one couple moment.

    B) one force.

    C) one couple moment.

    D) two couple moments.

    2.6 RESULTAN SISTEM-SISTEM GAYA PADA BIDANG

    Resultan gaya-gaya dari suatu sistem gaya adalah gaya tunggal pada sistem gaya yang mana dapat

    menggantikan gaya-gaya asli suatu sistem gaya tanpa merubah pengaruh luar pada suatu benda kaku.

    2.6.1 RESULTAN GAYA-GAYA KOLINEAR

    1) Gaya-Gaya Kolinier Satu Arah

    Gambar 2.14(a) Resultan Gaya Kolinier Satu Arah

    Secara analitis: R = P1 + P2 + P3

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 26

    2) Gaya-Gaya Kolinier Arah Berlawanan

    Gambar 2.14(b) Resultan Gaya Kolinier Arah Berlawanan

    Secara analitis: R = P1 + P2 - P3

    2.6.2 RESULTAN GAYA-GAYA KONKUREN

    1) Dua Gaya Konkuren

    Secara grafis dua gaya F1 dan F2 yang konkuren dapat dijumlahkan menurut hukum jajaran genjang

    untuk mendapatkan jumlahnya atau resultan R seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.11(a). Jika

    kedua gaya bekerja pada titik tangkap yang berbeda, jumlah vektor R atau resultan R dengan prinsip

    transmisibilitas seperti Gambar 2.11(b), hukum segitiga dapat juga dipakai untuk memperoleh resultan

    R seperti Gambar 2.11(c).

    Gambar 2.15 Resultan Dua Gaya Konkuren

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 27

    Arah gaya Resultan adalah:

    x

    y

    F

    F1tan

    .

    Secara analitis besarnya gaya Resultan adalah:

    cos2 212

    2

    2

    1 FFFFR

    2) Beberapa Gaya Konkuren

    Secara grafis gaya resultan dapat ditentukan dengan jajaran genjang gaya dan atau dengan segi

    banyak.

    Gambar 2.16(a) Resultan Beberapa Gaya Konkuren

    Secara analitis gaya-gaya yang akan dicari resultannya diuraikan dalam arah sumbu X dan sumbu Y.

    Titik tangkap gaya-gaya harus dilalui oleh kedua sumbu tersebut. Sumbu X dapat horisontal ataupun

    miring. Dipilih mana yang memudahkan perhitungan. Yang penting kedua sumbu itu saling tegak lurus.

    Perhatikan Gambar 2.13(b). Dalam gambar dipilih sumbu X horisontal dan sumbu Y vertikal. P1

    diuraikan menjadi X1 = P1 cos a1 dan Y1 = P1sin a1; P2 diuraikan menjadi X2 = P2 cos a2 dan Y2 = P2 sin

    a2 dan seterusnya sehingga Pn diuraikan menjadi Xn = Pn cos an dan Yn = Pn sin an. Jadi diperoleh:

    Xr= P1 cos a1 + P2 cos a2 + + Pn cos an

    atau secara umum ditulis:

    Xr =S Pn cos an

    Dengan cara yang sama diperoleh: Yr = S Pn sin an

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 28

    Gambar 2.16(b) Resultan Beberapa Gaya Konkuren

    CONTOH SOAL 2.4

    Diketahui gaya-gaya konkuren seperti Gambar 2.13 dibawah ini. P1 = 15

    kN, P2 = 20 kN, P3 = 25 kN dan P4 = 30 kN. Gaya-gaya tersebut masing-

    masing membentuk sudut a1 = 30, a2 = 135, a3 = 240 dan a4 = 315.

    Ditanyakan besar dan arah resultan.

    Penyelesaian:

    Cara analitis:

    Misalnya sumbu X dan Y dibuat horisontal dan vertikal. Untuk memudahkan hitungan dibuat tabel sebagai

    berikut:

    Besar resultan:

    kNR

    R

    53,22

    )22,21(56,7 22

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 29

    Arah resultan:

    290

    70

    56,7

    22,21tan 1

    atau

    Secara grafis:

    Dengan menggunakan segi banyak gaya.

    Skala gaya: 1 cm = 5 kN

    2.6.3 RESULTAN GAYA-GAYA TIDAK KONKUREN

    Resultan gaya-gaya tidak konkuren, ada tiga hal yang akan dicari yaitu: besar, arah, letak resultannya.

    Secara grafis dapat dilakukan dengan menggunakan metode jaring. Langkah melukis sebagai berikut:

    1. Tentukan skala gaya dan skala jarak.

    2. Gambarlah gaya P1 dan P2 dan tentukan letak titik kutubnya.

    3. Titik kutub letaknya sembarang, yang penting garis yang terbentuk dapat dipindahkan dalam poligon

    gaya.

    4. P1, garis 1, dan garis 2 membentuk segitiga, maka ketiganya harus bertemu pada satu titik di diagram

    jarak dengan cara memindahkannya ke diagram jarak yang harus sejajar.

    5. Lakukan hal yang sama untuk yang lainnya.

    6. Titik potong garis terakhir dan garis pertama merupakan letak resultan yang dicari, sedang besarnya

    resultan dan arahnya dapat diukur dan dilihat pada lukisan kutub.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 30

    Gambar 2.17 Resultan Gaya-Gaya Tidak Konkuren

    Cara analitis untuk menghitung besarnya resultan adalah R = P1 + P2. Arah resultan sesuai dengan arah

    P1 dan P2. Sedang letak resultan dapat dihitung berdasarkan keseimbangan momen komponen (gaya

    yang dipadu) dengan momen resultan (gaya paduannya). Dimisalkan letak resultan sejauh x dari titik B.

    Statis momen terhadap titik B.

    mx

    R

    aPx

    xRaP

    MB

    7,1

    3

    )5.(1).(

    0).().(

    ;0

    1

    1

    Jadi letak resultan 1,7 m dari titik B.

    CONTOH SOAL 2.5

    Sebuah batang dengan tumpuan benam. Pada batang terdapat 3 buah gaya yang memiliki jarak tertentu

    dari tumpuan. Tentukan (a) resultan ketiga gaya tersebut dan (b) jarak dari tumpuan.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 31

    Solusi

    Langkah 1: Buat diagram gaya dengan skala tertentu

    Contoh: Skala jarak: 1 m = 10 mm

    Langkah 2: Buat garis kerja gaya F1, F2, dan F3

    Langkah 3: Buat diagram gaya (FR=F1+F2+F3) yang berpusat dititik 0 (posisi titik 0 jangan terlalu dekat atau

    terlalu jauh) dengan skala tertentu, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut.

    Contoh: Skala gaya: 10 N = 5 mm

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 32

    Langkah 4: untuk menentukan jarak FR (d) terhadap tumpuan, dilakukan langkah sebagai berikut:

    1. F1, garis 1, dan garis 2 membentuk segitiga maka ketiganya harus bertemu pada satu titik di diagram

    jarak dengan cara memindahkannya ke diagram jarak yang harus sejajar.

    2. Lakukan hal yang sama pada:

    - garis 2, F2, dan garis 3

    - garis 3, F3. dan garis 4

    - garis 1, garis 4, dan FR

    3. Pertemuan titik terakhir adalah FR yang ditarik hingga memotong batang, maka jarak FR adalah

    perpotongan FR dengan batang dan titik tumpuan.

    Untuk mengetahui besar jarak d dengan mengukur langsung pada diagram jarak dan dibandingkan dengan

    skala jarak yang dibuat.

    Contoh: (hasil pengukuran menggunakan software AutoCAD)

    d = 47,857 mm

    maka jarak d adalah:

    m 4,8

    m 0

    47,857

    d

    xmm

    mmd 1

    1

    FR = 140 N, d = 4,8 m

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 33

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Dua buah gaya P dan Q beraksi pada suatu paku A. Tentukan

    resultannya.

    2. Tentukan resultan R dari tiga gaya tarikan yang bekerja pada

    baut mata.

    3. Hitunglah besar, arah dan letak resultan

    gaya P1, P2, P3 dan P4 secara grafis dan

    analitis dari susunan gaya seperti gambar.

    4. Tiga gaya sejajar yang ditunjukkan. Tentukan besar , arah, dan

    jaraknya dari titik A.

    5. Dua buah gaya dan satu kopel yang ditunjukkan. Tentukan

    besar , arah, dan jaraknya dari titik C.

    6. Dua buah gaya yang ditunjukkan. Tentukan besar , arah, dan

    jaraknya dari titik A.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 34

    BAB 3

    KESEIMBANGAN

    3.1 KESEIMBANGAN

    Suatu sistem dalam keadaan seimbang apabila semua gaya dan momen yang bekerja pada sistem saling

    menghilangkan, artinya bahwa jumlah gaya dan momen adalah nol.

    Pada folmulasi diatas dimana Fres = 0 dan Mres = 0 .

    3.2 DIAGRAM BENDA BEBAS

    Untuk menentukan gaya-gaya yang belum diketahui, yang paling utama dilakukan adalah membuat sistem

    bebas dari tumpuan/ sambungan.

    Diagram benda bebas merupakan suatu penggambaran diagramatik dari benda atau kombinasi benda

    yang terpisah yang ditinjau sebagai benda tunggal, dan menunjukkan semua gaya yang dikenakan

    padanya dengan kontak mekanis dengan benda-benda lain yang seolah-olah telah dihilangkan.

    Jika sistem terdiri dari beberapa bagian yang saling bersambungan, maka harus ditentukan bagian maka

    yang akan dianalisa, baru kemudian bagian tersebut dipisahkan dari tumpuan/ sambungan.

    Bila terdapat gaya benda yang cukup besar, seperti tarikan gravitasi, maka gaya ini harus ditunjukkan pada

    diagram benda bebas tersebut.

    Diagram benda bebas merupakan satu-satunya tahapan terpenting dalam penyelesaian persoalan

    mekanika.

    Tahap pembuatan diagram benda bebas (DBB) adalah sebagai berikut:

    1. Tentukan bagian dari sistem mekanik yang akan dianalisa. Bagian yang dipilih harus mencerminkan

    persoalan yang akan dipecahkan.

    2. Gambarkan sistem atau bagian dari sistem terpisah dari sambungan dan tumpuan.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 35

    3. Menggambar semua gaya-gaya luar dan momen yang terjadi pada tiap titik tumpuan maupun

    sambungan sedemikian rupa sehingga seluruh pengaruh pada sistem tergambarkan dengan lengkap.

    4. Pada pemisahan suatu sistem ke bagian-bagiannya, perlu kontrol apakah semua gaya dalam

    digambarkan dengan arah yang berlawanan.

    5. Mengecek kembali apakah dengan pembebanan yang ada sistem dalam keadaan seimbang.

    6. Membuat persamaan statika untuk memecahkan masalah.

    3.3 MACAM-MACAM TUMPUAN DAN SIFATNYA

    Reaksi yang ditimbulkan pada suatu struktur dua-dimensi tegar dapat dibagi menjadi tiga kelompok, sesuai

    dengan tiga jenis tumpuan atau sambungan:

    1. Reaksi yang ekivalen dengan sebuah gaya yang diketahui garis aksinya. Tumpuan ini dinamakan

    dengan Tumpuan Geser. Tumpuan ini mencegah gerakan suatu titik hanya pada satu arah. Pada

    arah ini terlihat garis kerja gaya tumpuan.

    Simbol:

    Tumpuan/Sambungan Reaksi Besaran Tak Diketahui

    1

    1

    1

    atau atau

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 36

    2. Reaksi yang ekivalen dengan gaya yang arahnya tak-diketahui. Tumpuan ini dinamakan dengan

    Tumpuan Engsel/Jepit Putar/Sendi. Tumpuan ini mencegah gerakan pada dua arah. Pada titik

    tumpu terdapat dua garis kerja gaya yang saling tegak lurus.

    Simbol:

    Tumpuan/Sambungan Reaksi Besaran Tak Diketahui

    2

    3. Reaksi yang Ekivalen dengan suatu Gaya dan suatu Kopel. Tumpuan ini dinamakan dengan Tumpuan

    Benam. Tumpuan ini mencegah semua arah gerakan dan rotasi (putaran).

    Simbol:

    Tumpuan/Sambungan Reaksi Besaran Tak Diketahui

    3

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 37

    Jenis-jenis penerapan gaya pada sistem mekanis untuk analisa dua-dimensi diperlihatkan pada Gambar

    3.1.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 38

    CONTOH SOAL 3.1

    Contoh-contoh mekanisme dan struktur bersama-sama dengan diagram benda bebas yang benar.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 39

    SOAL-SOAL LATIHAN

    1. Tambahkan gaya-gaya apa saja yang perlu dalam setiap kasus tersebut untuk membentuk diagram

    benda bebas (DBB) yang sempurna pada kolom paling kanan

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 40

    2. Buatlah perubahan atau tambahan apa saja yang diperlukan dalam masing-masing kasus tersebut

    untuk membentuk diagaram benda bebas (DBB) yang benar dan lengkap pada kolom paling kanan.

    Berat benda diabaikan kecuali ada pernyataan lain.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 41

    3. Gambarlah diagram benda bebas (DBB) yang lengkap dan benar dari masing-masing benda yang

    membentuk sistem mekanik dari gambar-gambar berikut. Semua gaya, yang diketahui dan yang tidak

    diketahui harus diberi tanda. (Catatan: arah dari beberapa komponen reaksi tidak selalu dapat

    ditentukan sebelum perhitungan numerik).

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 42

    3.4 KESEIMBANGAN DALAM DUA DIMENSI

    Suatu sistem dikatakan seimbang dalam dua dimensi apabila semua gaya dan momen yang bekerja pada

    sistem terletak pada suatu bidang tunggal, misal bidang x-y, dimana jumlah gaya adalah nol dan jumlah

    momen dari semua gaya yang bekrja pada sistem terhadap sebuah sumbu yang sejajar garis normal

    bidang gayanya adalah nol.

    Secara vektorial dua dimensi kesetimbangan dapat dicapai bila:

    1. Jumlah semua gaya pada arah sumbu-x sama dengan nol.

    Fx=0;

    2. Jumlah semua gaya pada arah sumbu-y sama dengan nol.

    Fy=0;

    3. Jumlah semua momen sama dengan nol.

    M=0;

    Jika salah satu persamaan tersebut tidak terpenuhi, maka sistem menjadi tidak seimbang

    3.4.1 KATEGORI KESIMBANGAN

    Penerapan persamaan kesetimbangan biasanya dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

    1. Kesetimbangan gaya-gaya kolinear, yang hanya memerlukan satu persamaan gaya dalam arah x,

    karena semua persamaan lain secara otomatis dipenuhi.

    DBB

    0Fx

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 43

    2. Kesetimbangan gaya-gaya yang terletak pada sebuah bidang x-y dan kongkuren di titik O,

    membutuhkan dua persamaan gaya saja.

    DBB

    0; 0 FyFx

    3. Kesetimbangan gaya-gaya sejajar dalam sebuah bidang, memerlukan satu persamaan gaya dalam

    arah x dan satu persamaan momen terhadap sumbu z yang tegak lurus terhadap bidang gaya.

    DBB

    0; 0 MzFx

    4. Kesetimbangan sebuah sistem umum dari gaya-gaya pada suatu bidang x-y, membutuhkan dua

    persamaan pada bidang tersebut dan satu persamaan momen terhadap sumbu z yang tegak lurus

    terhadap bidang tersebut.

    DBB

    0 ; 0 ; 0 MzFyFx

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 44

    CONTOH SOAL 3.2

    In the following sketch, the length of the ladder is 40 ft and the man is

    standing 30 ft up the ladder. Consider the ladder weightless. Solve for

    ground and wall forces acting on the ladder.

    Penyelesaian masalah:

    DBB Ladder

    Persamaan keseimbangan

    ).........(..........FwFAx

    FwFAx

    FX

    1

    0

    ;0

    150

    0150

    ;0

    lbFAy

    FAy

    Fy

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 45

    )( 65320

    2250

    3.40

    )5,0.30.(150

    0)60sin.40.()60cos.30.(150

    ;0

    21

    JawablbFw

    Fw

    Fw

    M A

    Subtitusikan nilai Fw ke persamaan (1)

    lbAx

    FwAx

    65

    .).........1(

    )( 5,16315065 2222

    JawablbFAFAFA YX

    (Jawab)FA

    FA -

    Y

    X- 4,23150

    65tantan 11

    Gaya-gaya yang bekerja pada ladder

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 46

    3.4.2 KONDISI KESEIMBANGAN

    Ada dua kondisi kesetimbangan yang sering terjadi, yaitu:

    1. Kesetimbangan pada komponen dua-gaya; untuk batang dua-gaya seperti pada gambar, batang

    dikatakan setimbang jika gaya-gaya tersebut sama besar, berlawanan arah, dan kolinear. Dalam

    ilustrasi ini berat batang dapat diabaikan bila dibandingkan dengan gaya yang diterapkan.

    2. Kesetimbangan pada komponen tiga-gaya; komponen dikatakan setimbang jika garis kerja ketiga buah

    gaya konkuren atau paralel.

    3. Kesetimbangan pada komponen empat-gaya; gaya resultan F1-F2 dan gaya resultan F3-F4 arahnya

    berlawanan dan segaris kerja.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 47

    3.4.3 ANALISA KESEIMBANGAN SECARA GRAFIS

    Dalam analisa kesetimbangan seringkali digunakan penyelesaian secara grafis.

    1. Kesetimbangan Tiga-Gaya

    Berlaku untuk:

    1. Gaya-gaya yang tidak sejajar.

    2. Dua dari tiga garis kerja gaya diketahui.

    3. Ketiga garis kerja gaya harus bertemu pada satu titik dalam suatu system.

    4. Satu dari ketiga gaya diketahui besar dan arahnya

    5. Menggunakan poligon gaya

    Sebagai ilustrasi:

    Perhatikan gambar (a),

    Gaya F1 diketahui arah dan besarnya, gaya F2 hanya diketahui arahnya, dan diberikan titik m pada garis

    kerja gaya F3.

    Yang diperlukan adalah menentukan harga F2 dan arah maupun besar F3. Mula-mula diperoleh arah F3

    yakni harus melalui perpotongan F1 dan F2.

    Poligon gaya-gaya ditunjukkan dalam gambar (b).

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 48

    CONTOH SOAL 3.3

    In the following sketch, the length of the ladder is 40 ft and the man is

    standing 30 ft up the ladder. Consider the ladder weightless. Solve for

    ground and wall forces acting on the ladder.

    Solusi (Sket dibuat dengan skala tertentu mengunakan software AutoCAD)

    1. Buat sket dengan skala tertentu.

    Contoh; Skala jarak: 10 ft = 10 mm

    2. Buat garis kerja gaya Fm dan FW. Garis kerja gaya FA dari titik A menuju ke perpotongan garis kerja

    Fm dan FW.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 49

    3. Gambarkan gaya Fm dengan skala tertentu yang dimulai dari titik 0F.

    Diketahui; Fm = 150 lb

    Contoh; Skala gaya: 150 lb = 50 mm

    4. Pindahkan garis kerja gaya FA dan FW ke ujung-ujung gaya Fm.

    5. Menentukan besar gaya FA dan FW.

    Untuk mengetahui besar gaya FA dan FC dengan mengukur panjang gaya pada poligon gaya dan

    dibandingkan dengan skala gaya yang dibuat.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 50

    Contoh: (hasil pengukuran menggunakan software AutoCAD)

    FA = 54,486 mm

    FW = 21,651 mm

    maka besar gaya FA dan FW adalah:

    b 0

    4,486

    lbF

    lxmm

    mmF

    A

    A

    163458,163

    1505

    5

    65953,64

    b 150 05

    1,6512

    lbF

    lxmm

    mmF

    W

    W

    Bandingkan dengan hasil analitis.

    2. Kesetimbangan Empat-Gaya/ Culman

    Dengan syarat:

    1. Keempat garis kerja gaya diketahui.

    2. Satu dari keempat gaya diketahui besar dan arahnya.

    3. Maksimum dua gaya sejajar.

    4. Menggunakan poligon gaya

    Sebagai ilustrasi:

    Perhatikan gambar (a), sebuah penghubung dalam kesetimbangan di bawah aksi empat buah gaya, yakni:

    F1 diketahui secara lengkap, sedangkan F2, F3, dan F4 hanya diketahui arahnya.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 51

    Penyelesaian grafisnya dapat dianalisa dengan mencatat bahwa jika momen-momen diambil terhadap titik

    m, maka resultan gaya F1 dan F2 harus melalui titik m sehingga persamaan momen dapat dipenuhi.

    Gambar (d) memperlihatkan arah resultan.

    Gambar (e) memperlihatkan penentuan F2 dengan arah resultan F1 dan F2 yang telah diketahui. Dengan

    alasan yang serupa, resultan F3 dan F4 harus sama besar dan berlawanan arah dengan resultan F1 dan F2

    untuk kesetimbangan.

    CONTOH SOAL 3.4

    Galah seragam sepanjang 15 m memiliki massa 150 kg dan disangga

    oleh ujung-ujungnya yang licin pada dinding vertikal dan oleh tarikan T

    dari kabel vertikal. Hitunglah reaksi di A dan B.

    Solusi

    1. Buat sket dengan skala tertentu.

    Contoh; Skala jarak: 1 m = 5 mm

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 52

    2. Gambarkan gaya FW dengan skala tertentu yang dimulai dari titik 0F.

    Diketahui; FW = 150.(10) N = 1500 N

    Contoh; Skala gaya: 1500 N = 50 mm

    3. Pindahkan garis kerja gaya FA dan garis resultan gaya.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 53

    4. Gambarkan poligon gayanya.

    5. Pindahkan garis kerja FB dan T. Dimana resultan gaya FRBT berlawanan arah dengan resultan gaya

    FRWA.

    6. Gambarkan poligon gayanya.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 54

    7. Menentukan besar gaya FA , FW, dan FB.

    Untuk mengetahui besar gaya FA , FW, dan FB dengan mengukur panjang gaya pada poligon gaya dan

    dibandingkan dengan skala gaya yang dibuat.

    Contoh: (hasil pengukuran menggunakan software AutoCAD)

    FA = 11,059 mm, T = 50 mm, FB = FA = 11,059 mm

    maka besar gaya FA , FW, dan FB adalah:

    N 331,77

    N 0

    1,059

    BA

    BA

    FF

    xmm

    mmFF 1500

    5

    1

    N 1

    N 0

    0

    500

    15005

    5

    T

    xmm

    mmT

    SOAL-SOAL LATIHAN

    Selesaikan soal-soal berikut dengan menggunakan persamaan kesetimbangan dan atau dengan

    penyelesaian secara grafis.

    1. Hitunglah reaksi di A dan B pada balok yang dibebani dan disangga

    seperti gambar disamping.

    2. Batang seragam dengan roda pada ujung-ujungnya mempunyai massa

    30 kg dan disangga oleh permukaan horisontal dan vertikal dan oleh

    kawat AC. Hitung tegangan T pada kawat dan reaksi terhadap roda di A

    dan di B.

    3. Galah seragam sepanjang 15 m memiliki massa 150 kg dan disangga oleh

    ujung-ujungnya yang licin pada dinding vertikal dan oleh tarikan T dari

    kabel vertikal. Hitunglah reaksi di A & B.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 55

    4. Balok persegi seragam memiliki massa 500 kg dan disangga dalam

    posisi setimbang oleh tumpuan geser di B dan bidang kasar di A.

    Hitung besar reaksi A dan B.

    5. Sebuah balok diletakkan di bawah kepala martil cakar seperti yang

    ditunjukkan dalam gambar untuk memudahkan mancabut paku. Jika

    tarikan sebesar 200 N pada pegangan palu diperlukan untuk

    mencabut paku, hitung tegangan T pada paku tersebut dan besar

    gaya A yang dikenakan paku pada balok. Bidang sentuh di A cukup

    besar sehingga tidak terjadi selip.

    6. Sebuah gaya 800 N beraksi pada braket seperti yang diperlihatkan.

    Hitunglah reaksi di B.

    7. Lempeng beton bermassa 25 Mg dikerek perlahan ke

    posisi vertikal oleh kabel dengan tarikan sebesar P

    seperti yang tertera pada gambar bila dilihat dari

    samping. Pada posisi = 60, hitung tarikan T pada

    kabel jangkar horisontal dengan hanya menggunakan

    satu persamaan kesetimbangan.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 56

    8. Hitung besar gaya yang disangga oleh jepit putar di B untuk engkol

    bel yang dibebani dan disangga seperti gambar disamping.

    9. Hitunglah besar gaya yang disangga oleh jepit putar di A oleh aksi

    beban sebesar 1,5 kN yang dikenakan pada siku-siku. Abaikan

    gesekan pada slot.

    10. Untuk menyesuaikan pasang naik dan pasang

    surut dari laut, jembatan dan dermaga ke rakit

    apung disangga oleh 2 tumpuan geser. Jika

    pusat massa jembatan seberat 3000 kg tersebut

    terletak di G, hitung tarikan T pada kabel

    horisontal yang diikatkan pada pasak dan cari

    gaya di bawah tumpuan geser A.

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 57

    LEMBAR KUNCI JAWABAN

    SOAL-SOAL LATIHAN BAB 1

    1. SI= 26698896 N

    US= 6006546.95 lb

    2. M = 29,5 lb.ft

    3. 19,62 MPa (1 Pa = 1 N/m2)

    4. 889,6 N

    5. a. 0,3

    b. 400

    SOAL-SOAL LATIHAN BAB 2

    MOMEN GAYA

    1. FX= 29,17 lb

    F= 75,84 lb

    2. MO= 5638,2 N.mm (CW)

    3. MO= 7107,2 N.mm (CW)

    4. MA= 1162,2 N.m (CCW)

    5. B) 20 N.m

    MOMEN KOPEL

    1. P= 500 N, F= 300 N and d= 3,96 m

    2. D) two forces of equal magnitude acting in opposite directions.

    3. B) r2 F1

    4. A) 50

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 58

    PRINSIP PERPINDAHAN GAYA

    1. Resultant force FR = 65.9 N, = 49.8 (Kw IV)

    MRA = 10.56 N.m (CW)

    d = 0.21 m

    2. D) single force and a single moment.

    3. B) external

    4. B) one force.

    RESULTAN GAYA

    1. Grafis FR= 98 N 35

    Trigonometrik FR= 97.7 N 35,04

    3. Analitis FR= 62,1 N 81,9

    4. Analitis FR= -10 N, d= 0

    5. Analitis FR= 2 N, d= 0

    6. Analitis FR= 483,6 N 71,9 , d= 108,3 mm

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 59

    SOAL-SOAL LATIHAN BAB 3

    PERSAMAAN KESETIMBANGAN

    1. A= 2966.5 N , B= 5933,1 N

    3. A= B= 327 N

    4. A= 3.24 kN dan B= 2,26 kN

    5. T= 800 N, A= 755 N

    6. B= 800 N, MB= 204896 N.mm

    8. FB= 240,1 N, = 30 (Kw IV)

    9. A= 1,97 kN

    10. A= 15 kN, T = 8,66 kN

  • Mekanika Teknik 1 PcM-2011

    PPOOLLIITTEEKKNNIIKK MMAANNUUFFAATTUURR NNEEGGEERRII BBAANNGGKKAA BBEELLIITTUUNNGG 60

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Beer & Jhonson, Mekanika untuk Insinyur Statika Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 1996

    2. Meriem & Kreige, Mekanika Teknik Statika Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1991

    3. James R. Thrower, Technical Statics and Strength of materials, Delmar Publishers inc, New York, 1986

    4. Agus Suprianto, MT, Bahan Ajar Mekanika Teknik Statika, Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Diponegoro, Semarang, 2008

    5. Tim Fakultas Teknik, Modul Menghitung Gaya dalam Statika Bangunan, Universitas Negeri

    Yogyakarta, 2001