MODUL KESEHATAN MENTAL DALAM KEBIDANAN Untuk …
Transcript of MODUL KESEHATAN MENTAL DALAM KEBIDANAN Untuk …
MODUL
KESEHATAN MENTAL DALAM KEBIDANAN
Untuk Mahasiswa Semester VI
Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
PENYUSUN
Andari Wuri Astuti., MPH., Ph.D
Dr. Mufdlilah., M.Sc
Fayakun Nur Rohmah., S.ST., MPH
Anajrwati., S.Si.T., MPH
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : Kesehatan Mental Dalam Kebidanan
Kode MK/SKS : MID6031/2 SKS
Status Mata Kuliah : Wajib
Koordinator
Andari Wuri Astuti., MPH., Ph.D
Dosen Pengampu :
Andari Wuri Astuti., MPH., Ph.D
Dr. Mufdlilah., M.Sc
Fayakun Nur Rohmah., S.ST., MPH
Anajrwati., S.Si.T., MPH
Ketua Prodi Profesi Bidan
Herlin Fitriani Kurniawati, S.SiT., M.Kes
Koordinator MK
Andari Wuri Astuti., MPH., Ph.D
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dapat
menyelesaikan modul Kesehatan Mental sehingga dapat mendukung pembelajaran .Modul ini
berisi mengenai kesehatan mental sepanjang daur hidup perempuan. Capaian pembelajaran yang
diharapkan pada pembelajaran ini adalah Ketepatan memahami,menilai dan mempresepsikan
mengenai pengertian kesehatan mental dalam kesehatan, melakukan manajemen stress dan
komunikasi (S5, PP12), memahami psikologi perkembangan manusia dalam fase kehidupan (S5,
PP5)
Modul ini diperuntukkan bagi mahasiswa Prodi Kebidanan Program Sarjana dan
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi semester VI. Modul ini memberikan pengalaman
belajar sebanyak 2 sks dengan rincian: 1.5 SKS Teori (11x2x50 menit), 0.5 SKS Seminar
(7x2x50 menit).
Semoga Modul ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I. VISI, MISI DAN TUJUAN PRODI
A. Visi Prodi ..................................................................................................
B. Misi Prodi..................................................................................................
C. Tujuan Prodi..............................................................................................
BAB II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... .
B. Deskripsi Mata Kuliah ............................................................................... .
C. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah .......................................................... .
D. Bahan Kajian (topic tree) ........................................................................... .
E. Deskripsi Proses Pembelajaran .................................................................. .
F. Keprasyaratan ............................................................................................. .
G. Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa ............................................................
H. Sarana .........................................................................................................
BAB III. MATERI ................................................................................................
BAB…. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... .
LAMPIRAN
BAB I
VISI, MISI, TUJUAN PROGRAM STUDI
A. VISI KEILMUAN
Menghasilkan bidan profesi pilihan yang unggul dalam upaya promotif-preventif
berdasarkan Evidenced Based in Midwifery (EBM) dan nilai-nilai Islam Berkemajuan
Tahun 2035.
B. MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat tentang
kebidanan berdasarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan guna memenuhi kebutuhan dan
tuntutan tenaga Profesi Bidan.
2. Mengembangkan pemikiran dan pemberdayaan perempuan berbasis nilai-nilai Islam
Berkemajuan untuk meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak.
3. Mengembangkan program kebidanan yang unggul dalam upaya promotif dan preventif
berdasarkan Evidenced Based in Midwifery (EBM) berbasis nilai-nilai Islam
C. TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, berilmu-pengetahuan dan teknologi
berwawasan kesehatan, professional, berjiwa enterpreneur yang menjadi kekuatan
penggerak (driving force) dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
2. Menghasilkan karya-karya ilmiah bidang kebidanan yang menjadi rujukan dalam
pemecahan masalah kebidanan.
3. Menghasilkan karya inovatif dan aplikatif di bidang kebidanan yang berkontribusi
pada pemberdayaan dan pencerahan.
4. Menghasilkan model implementatif di bidang kebidanan yang berkontribusi pada
upaya promotif dan preventif berdasarkan Evidence Based in Midwifery (EBM) dan
nilai-nilai Islam berkemajuan untuk peningkatan kesehatan ibu dan anak.
5. Menghasilkan pemikiran dan pemberdayaan perempuan berwawasan kesehatan dan
Islam Berkemajuan sebagai penguat moral spiritual dalam implementasi Catur Dharma
Perguruan Tinggi.
BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan
tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan
menghargai orang lain di sekitar. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan
mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada
akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan
mental dan berikut ini adalah tiga jenis kondisi yang paling umum terjadi.
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan
dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut
dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka akan timbul gangguan mental atau penyakit mental.
Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan
dengan orang lain, membuat pilihan, dan dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan
bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif
(OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu,
seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan. Pengertian Kesehatan
Mental
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan
dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut
dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka akan timbul gangguan mental atau penyakit mental.
Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan
dengan orang lain, membuat pilihan, dan dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan
bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif
(OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu,
seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.
B. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini mahasiswa akan belajar mengenai gambaran umum menegnai kesehatan
mental yang bisa terjadi pada perempuan sepanjang daur kehidupan. Pengalaman belajar
meliputi kuliah kelas besar dan seminar dan penugasan. Mata Kuliah ini memiliki bobot 2 SKS
yang terdiri dari 1,5 sks teori dan 0,5 seminar.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
MATA KULIAH (CP
MK)
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian kesehatan mental dalam
kesehatan (S5, PP5)
2. Mahasiswa mampu melakukan manajemen stress dan komunikasi
(S5, PP12)
3. Mahasiswa mampu memahami psikologi perkembangan mansia
dalam fase kehidupan (S5, PP5)
D. TOPIC TREE (BAHAN KAJIAN) KESEHATAN MENTAL
E. DESKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN
A. Kuliah Teori.
Kuliah teori dasar untuk untuk memahami mengenai gambaran umum kesehatan mental
pada perempuan sepanjang daur kehidupan.
Kesehatan Mental
kesehatan mental dalam
kesehatan
manajemen stress dan komunikasi
psikologi perkembangan mansia dalam
fase kehidupan
B. Kuliah E-Learning
Aktivitas perkuliahan dalam bentuk e-learning ini pembelajaran yang dilakukan secara
virtual. Dosen dan mahasiswa tidak harus bertatap muka secara langsung dikelas.
Pembelajaran pada kuliah e-learning ini juga bertujuan untuk untuk memahami
mengenai kesehatan mental pada perempuan sepanjang daur hidup.
F. KEPRASARATAN/PRE ASSESMENT
Mahasiswa harus mengikuti kegiatan KBM minimal:
A. Kuliah Teori 75%
G. PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
A. Pembelajaran Teori 70%
UTS : 30%
UAS : 40%
B. Pembelajaran Seminar 10%
C. Tugas 20%
KONVERSI PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
NO HURUF SKOR BOBOT KUALITATIF
1 A 80-100 4.00 Pujian (sangat baik)
2 A- 77-79 3.75 Lebih dari baik
3 AB 75-76 3.50
4 B+ 73-74 3.25
5 B 70-72 3.00 Baik
6 B- 66-69 2.75 Lebih dari cukup
7 BC 63-65 2.5
8 C+ 59-62 2.25
9 C 55-58 2.00 Cukup
10 C- 51-54 1.75 Hampir cukup
11 CD 48-50 1.50
12 D 41-47 1.00 Kurang
13 E ≤40 0.00 Sangat kurang
H. SARANA PENUNJANG
Sarana dan prasarana di kampus:
A. Ruang kuliah membutuhkan 1 ruang untuk klasikal
B. Ruang tutorial
C. Perpustakaan
D. Hot spot
BAB III
MATERI
1. Materi I
1. Pengantar Mental Health dalam kesehatan (S5, PP5)
2. Manajemen stress dan komunikasi (S5, PP12)
3. Psikologi perkembangan manusia dalam fase kehidupan (S5, PP5)
1) Judul Materi
Pengantar Mental Health dalam kesehatan
2) Capaian Pembelajaran
a. Ketepatan memahami, menunjukan dan menjelaskan mengenai pengertian kesehatan
mental dalam kesehatan (S5, PP5)
3) Materi
1. Batasan psikologi dan sosial kesehatan, latar belakang munculnya psikologi dan
perkembangannya
a. Konsep sehat dan sakit.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947). Sehat menurut UU No.23,1992 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur
fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang
dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
internal (psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik,
sosial, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun
(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya
terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek,
tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak
sakit.Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi
impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal
yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.
Perilaku yang berkaitan dengan kesehatan adalah faktor yang sangat menentukan
terjadinya suatu gangguan atau kondisi sakit, maupun kondisi sehat yang dialami
individu. Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku individu untuk meningkatkan dan
menjaga kesehatan individu yang bersangkutan. Sedangkan Health habits merupakan
perilaku yang dibangun atau dibentuk dan dimunculkan secara otomatis oleh individu.
Selanjutnya adalah pencegahan dini yang merupakan penanaman perilaku sehat dan
mengubah perilaku atau kebiasaan buruk terkait kesehatan. Adapun faktor-faktor yang
dapat memengaruhi individu untuk hidup sehat yaitu:
1. Faktor demografi
2. Faktor usia
3. Nilai-nilai yang dianut oleh individu
4. Kontrol pribadi
5. Pengaruh sosial
6. Tujuan pribadi
7. Gejala-gejala sakit yang dialami
8. Akses pelayanan kesehatan
9. Faktor kognitif
Berikut di bawah ini adalah beberapa teori yang dapat digunakan dalam
membahas atau mengkaji mengenai perubahan perilaku sehat, diantaranya:
1. Attitude Change and health behavior:
a. Educational appeals : asumsinya bahwa individu akan mengubah perilakunya
apabila mendapat informasi yang benar.
b. Fear Appeals : asumsinya bahwa jika individu merasa takut bahwa perilaku
dirinya mengganggu kesehatan, maka yang bersangkutan akan mengubah
perilaku untuk mengurangi ketakutan.
c. Message Framing : pesan-pesan kesehatan apapun dapat ditanggapi positif atau
negatif.
2. The health belief model: Menurut pendapat model ini, bahwa individu yang
mempraktikkan perilaku sehat tertentu, bergantung pada dua (2) faktor yaitu
apakah individu tersebut menghadapi ancaman terhadap kesehatannya, dan
apakah individu tersebut percaya bahwa latihan perilaku hidup sehat tertentu akan
efektif untuk mengurangi ancaman yang ada. Model ini dapat memprediksi
lingkungan yang bagaimana yang dapat mengubah perilaku hidup sehat seseorang
atau individu. Selain itu, the health belief model juga menekankan peran penting
dari efikasi diri (self-efficacy) dalam perubahan perilaku sehat.
3. The theory of planned behavior: Menurut teori ini, bahwa perilaku sehat adalah
hasil langsung dari behavioral intention yang meliputi attitude, subjective norms,
perceived behavioral control.
b. Faktor-faktor psikologi dan sosiologi yang mempengaruhi kesehatan
c. Mengkaji teori Health Belief behavioral, Teori Green dalam merubah perilaku sehat
Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan dari
individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker,
1984).Health belief model juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk teoretis
mengenai kepercayaan individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005). Health belief
model adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan kepercayaan
individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu akan melakukan perilaku
sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun penggunaan
fasilitas kesehatan.Health belief model ini sering digunakan untuk memprediksi
perilaku kesehatan preventif dan juga respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan
penyakit akut dan kronis.Namun akhir-akhir ini teori Health belief model digunakan
sebagai prediksi berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Konsep utama
dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukan oleh kepercaaan individu atau
presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk menghindari terjadinya suatu
penyaki
d. Mendiskusikan pendekatan modifikasi perilaku sehat dalam berbagai setting
e. Pendekatan komunikasi terapetik/konseling
f. Pendekatan support mental
4) Prosedur Pembelajaran
1. 4 kali pertemuan tatap muka
2. 1 kali pertemuan e-learning
3. 1 kali seminar
5) Prosedur Penilaian
10 soal multiple choices Pengantar Mental Health dalam kesehatan
6) Referensi
1. Sarafino, E. P., 1998. Health Psychology. Biopsychosocial Interventions. Third
Edition. USA:
2. John Wiley & Sons. b. Taylor, S.E., 2009. Health Psychology. Seventh Edition.
USA: McGraw-Hill.
3. http://digilib.uinsby.ac.id/13200/5/Bab%202.pdf
WORKSHEETS (LEMBAR KERJA)
Mata Kuliah : Kesehatan Mental dalam Kebidanan
Materi : Pengantar Mental Health dalam kesehatan
Nama :
No Komponen Pembahasan
1 Faktor-faktor yang
dapat memengaruhi
individu untuk
hidup sehat
:
2 Teori perubahan
perilaku sehat :
3 Faktor-faktor
psikologi dan
sosiologi yang
mempengaruhi
kesehatan
:
4 Pendekatan
modifikasi perilaku
sehat dalam
berbagai setting
:
5 Pendekatan
komunikasi
terapetik/konseling
:
1. Materi II
1) Judul Materi
Manajemen stress dan komunikasi (S5, PP12)
2) Capaian Pembelajaran
Ketepatan memahami, menunjukan dan menjelaskan mengenai implantasi, Ketepatan
memahami, menunjukkan dan menjelaskan mengenai manajemen stress dan komunikasi
(S5, PP12)
3) Materi
a. tinjauan tentang stress
Hawari (dalam Yusuf, 2004) berpendapat bahwa istilah stres tidak dapat
dipisahkan dari distress dan depresi, karena satu sama lainnya saling terkait. Stres
merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya dan
apabila fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan depresi
merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya. Dalam banyak hal
manusia akan cukup cepat untuk pulih kembali dari pengaruh-pengaruh pengalaman
stres. Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa
sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu merespon
peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku.
Pada saat seseorang mengalami stres ada dua aspek utama dari dampak
yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis
(Sarafino, 1998) yaitu : a. Aspek fisik Berdampak pada menurunnya kondisi
seseorang pada saat stres sehingga orang tersebut mengalami sakit pada organ
tubuhnya, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan. b. Aspek psikologis Terdiri
dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku. Masing-masing gejala
tersebut mempengaruhi kondisi psikologis 11 seseorang dan membuat kondisi
psikologisnya menjadi negatif, seperti menurunnya daya ingat, merasa sedih dan
menunda pekerjaan. Hal ini dipengaruhi oleh berat atau ringannya stres. Ada dua
macam stres yang dihadapi oleh individu yaitu : a. Stres yang ego-envolved : stres
yang tidak sampai mengancam kebutuhan dasar atau dengan kata lain disebut dengan
stres kecilkecilan. b. Stres yang ego-involved : stres yang mengancam kebutuhan
dasar serta integritas kepribadian seseorang. Stres semacam ego involved
membutuhkan penanganan yang benar dan tepat dengan melakukan reaksi
penyesuaian agar tidak hancur karenanya.
b. hubungan stress dengan berbagai penyakit
1. Pada sistem saraf pusat dan endokrin
Sistem saraf pusat adalah yang paling bertanggung jawab dalam merespon stres,
mulai dari pertama kali stres muncul sampai stres menghilang. Sistem saraf
pusat menghasilkan respon “fight-or-flight” saat tubuh mengalami stres. Juga,
memberikan perintah dari hipotalamus ke kelenjar adrenal untuk melepaskan
hormon adrenalin dan kortisol. Saat kortisol dan adrenalin dilepaskan, hati
menghasilkan lebih banyak gula dalam darah untuk memberi energi pada tubuh
Anda. Jika tubuh Anda tidak menggunakan semua energi tambahan ini, maka
tubuh akan menyerap gula darah kembali. Namun, bagi orang yang renta
terhadap diabetes tipe 2 (seperti orang obesitas), gula darah ini tidak bisa diserap
semua sehingga mengakibatkan kadar gula darah meningkat. Pelepasan hormon
adrenalin dan kortisol menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan
lebih cepat, pelebaran pembuluh darah di lengan dan kaki, dan kadar glukosa
darah meningkat. Saat stres mulai menghilang, sistem saraf pusat juga yang
pertama kali memerintahkan tubuh untuk kembali ke normal.
2. Pada sistem pernapasan
Stres membuat pernapasan Anda lebih cepat sebagai upaya untuk mengalirkan
oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini mungkin tidak masalah bagi banyak orang,
tetapi bisa menyebabkan masalah pada orang dengan asma atau emfisema. Napas
cepat atau hiperventilasi juga dapat menyebabkan serangan panik.
3. Pada sistem kardiovaskular
Saat Anda mengalami stres akut (stres dalam waktu singkat, seperti karena
terjebak macet di jalan), detak jantung akan meningkat, serta pembuluh darah
yang menuju ke otot besar dan jantung akan melebar. Hal ini menyebabkan
peningkatan volume darah yang dipompa ke seluruh tubuh dan meningkatkan
tekanan darah. Pada saat stres, darah perlu dialirkan dengan cepat ke seluruh
tubuh (terutama otak dan hati) untuk membantu menyediakan energi bagi tubuh.
4. Pada sistem pencernaan
Saat stres, peningkatan detak jantung dan pernapasan dapat mengganggu sistem
pencernaan Anda. Anda mungkin akan makan lebih banyak atau lebih sedikit dari
biasanya. Risiko Anda mengalami heartburn, refluks asam, mual, muntah, atau
sakit perut juga meningkat. Stres juga dapat memengaruhi pergerakan makanan
dalam usus Anda, sehingga Anda bisa mengalami diare atau sembelit.
5. Pada sistem otot rangka
Otot-otot Anda akan menegang saat stres dan kemudian akan kembali normal lagi
saat Anda sudah tenang. Namun, jika Anda mengalami stres yang berkelanjutan,
maka otot Anda tidak mempunyai waktu untuk rileks. Sehingga, otot-otot yang
tegang ini akan mengakibatkan Anda mengalami sakit kepala, nyeri punggung,
serta nyeri di seluruh tubuh.
6. Pada sistem reproduksi
Stres juga berpengaruh pada gairah seksual Anda. Mungkin gairah seksual Anda
akan menurun saat Anda sedang mengalami stres kronis. Namun, pria lebih
banyak menghasilkan hormon testosteron selama stres, yang dapat meningkatkan
gairah seksual dalam jangka pendek. Jika stres berlangsung dalam waktu lama,
kadar hormon testosteron pria akan mulai menurun. Hal ini dapat mengganggu
produksi sperma, yang akan menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi.
7. Pada sistem imun
Saat Anda stres, tubuh merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Jika
stres yang Anda rasakan bersifat sementara, ini akan membantu tubuh Anda
dalam mencegah infeksi dan penyembuhan luka. Namun, jika stres terjadi dalam
waktu lama, maka tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan
menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing.
Sehingga, orang yang mengalami stres kronis akan lebih rentan untuk terkena
penyakit, seperti influenza, flu biasa, atau penyakit infeksi lainnya. Stres kronis
juga membuat Anda lebih lama untuk sembuh dari sakit atau cedera.
8. Mendiskusikan koping dan manajemen stress
Strategi coping didefinisikan secara terperinci oleh Folkman (1984) sebagai bentuk
usaha kognitif dan perilaku yang dilakukan seseorang untuk mengatur tuntutan
internal dan eksternal yang timbul dari hubungan seseorang dengan lingkungan, yang
dianggap menganggu batas-batas yang dimiliki oleh individu tersebut. Coping yang
dimaksud terdiri dari pikiran-pikiran khusus dan perilaku yang digunakan individu
untuk mengatur tuntutan dan tekanan yang timbul dari hubungan individu dengan
lingkungan, khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan. Coping adalah
suatu upaya individu untuk menanggulangi situasi stres yang menekan akibat
masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan perubahan kogntif maupun perilaku
guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.
9. Stress sebagai stimulus dan respon
10. Berbagai penyakit yang muncul karena stress dan stres yang menimbulkan penyakit
11. Variabel yang memoderatori stress seperti personality, coping style, strategi koping,
dukungan sosial, manajemen stress
4) Prosedur Pembelajaran
1. 2 kali pertemuan tatap muka
2. 1 kali seminar
5) Prosedur Penilaian
10 soal multiple choices Manajemen stress dan komunikasi
6) Referensi
1. https://uad.ac.id/id/atasi-stres-dengan-manajemen-coping
2. French, S.E., Lenton, R., Walters, V., Eyles, J. (2000). An Empirical Evaluation of an
Expanded Nursing Stress Scale. Journal of Nursing Measurement, 8(2), 161-78.
3. Greenberg. (2002). Comprehensive Stress Management. 7th ed. New York :
McGraw-Hill Companies, Inc
WORKSHEETS (LEMBAR KERJA)
Mata Kuliah : Kesehatan Mental dalam Kebidanan
Materi : Manajemen stress dan komunikasi
Nama :
No Komponen Pembahasan
1 Hubungan stress
dengan berbagai
penyakit
:
2 Koping dan
manajemen stress
:
3 Stress sebagai
stimulus dan
respon
:
4 Penyakit yang
muncul karena
stress dan stres
yang menimbulkan
penyakit
:
1. Materi III
1) Judul Materi
Psikologi perkembangan manusia dalam fase kehidupan (S5, PP5)
2) Capaian Pembelajaran
1. Ketepatan memahami, menunjukkan dan menjelaskan mengenai Psikologi
perkembangan manusia dalam fase kehidupan (S5,PP5)
3) Materi
1. Proses adaptasi pada bayi sesuai tahap perkembangannya:
a. Keadaaan psikologis bayi dan anak
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat, dalam passage (peredaran waktu) tertentu.Perkembangan dalam pengertian
sempit bisa disebutkan sebagai:“Proses pematangan fungsi-fungsi yang non-fisik”
Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis. Sebab
perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan,
yaitu:
1) Fakto herediter (warisan sejak lahir, bawaan)
2) Faktor lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan
3) Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa
menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi
c. Masalah-masalah psikologi pada anak yang sering terjadi
Gangguan kesehatan mental timbul dalam berbagai bentuk. Seringkali gejala
gangguan mental yang satu bisa mirip seperti gangguan mental yang lainnya. Inilah
mengapa gangguan mental menjadi sulit didiagnosis. Berikut jenis-jenis gangguan
kesehatan mental.
1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD merupakan gangguan yang terjadi pada kinerja otak sehingga
menyebabkan pengidapnya menjadi hiperaktif, impulsive dan sulit memusatkan
perhatian. Walaupun gangguan mental ini lebih sering terjadi pada anak-anak,
namun bukan tidak mungkin orang dewasa juga bisa mengalaminya.
2. Gangguan Kecemasan
Orang yang mengidap gangguan kecemasan seringkali menunjukkan perilaku
cemas yang berlebihan, secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga akhirnya
mengganggu kehidupan sehari-harinya.
3. Bipolar
Gangguan bipolar adalah perubahan suasana hari secara drastis dan
menyebabkan pengidapnya menunjukkan fase mania atau fase depresif secara
berkala. Fase mania ditandai dengan perilaku yang ekstrem dan emosi yang
meluap-luap, sedangkan fase depresif membuat orang tersebut merasa sedih dan
lesu.
4. Depresi
Depresi juga merupakan gangguan suasana hati, namun gejala yang dirasakan
oleh pengidapnya berupa rasa sedih terus menerus, putus asa, dan tidak ada
semangat untuk hidup.
5. Skizofrenia
Kebanyakan orang selama ini mengira pengidap skizofrenia adalah orang yang
bisa mendengar suara-suara tertentu atau yang memiliki kepribadian ganda.
Nyatanya, hal itu kurang tepat. Skizofrenia merupakan gangguan yang
menyebabkan pengidapnya sulit membedakan antara realita dengan pikirannya
sendiri, sehingga mereka sering mengalami delusi, halusinasi, dan paranoid
d. Kebutuhan bimbingan psikologi
6. Perkembangan psikologi pada anak:
a. Masa pra sekolah
b. Masa sekolah
c. Masa pubertas
7. status kesehatan perempuan
a. Wanita sebagai ibu:
b. Fungsi keibuan
c. Sifat keibuan
d. Ralasi ibu dan anak
e. Ibu tiri dan ibu angkat
f. Periode Klimaktorium Menopause
g. Perilaku aneh pada klmakterium
h. Kondisi psikis wanita setengah baya
8. Teori komunikasi
9. Pengembangan relasi sosial
4) Prosedur Pembelajaran
1. 4 kali pertemuan tatap muka
2. 1 kali pertemuan e-learning
3. 2 kali seminar
5) Prosedur Penilaian
10 soal multiple choices Psikologi perkembangan psikologi
6) Referensi
1. https://uad.ac.id/id/atasi-stres-dengan-manajemen-coping
2. French, S.E., Lenton, R., Walters, V., Eyles, J. (2000). An Empirical Evaluation of an
Expanded Nursing Stress Scale. Journal of Nursing Measurement, 8(2), 161-78.
3. Greenberg. (2002). Comprehensive Stress Management. 7th ed. New York : McGraw-
Hill Companies, Inc
4. Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
5. Hurlock, E. (1998). Psikologi Perkembangan: pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
6. LN Yusuf. S. 2012. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
7. Santrock, J.W. (2003). Life- Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Edisi
Kelima. Jilid 2. Alih Bahasa: Damanik, J., dan Chusairi, A. Jakarta: Erlangga.
8. Sarwono, S.W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali.
9. Wals, F. (2003). Family resilience. A Framework for Clinical Practice. Family
Process. Vol. 42, Issue 1, pages 1–18, March 2003
WORKSHEETS (LEMBAR KERJA)
Mata Kuliah : Kesehatan Mental dalam Kebidanan
Materi : Psikologi perkembangan manusia dalam fase kehidupan
Nama :
No Komponen Pembahasan
1 Proses adaptasi
pada bayi sesuai
tahap
perkembangannya
:
2 Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perkembangan
psikologi
:
3 Masalah-masalah
psikologi pada
anak
:
BAB VIII
PENUTUP
Demikian modul ini kami susun sebagai acuan pembelajaran Kesehatan Mental pada semester
VI Prodi Kebidanan Program Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi. Atas
semua bantuan dan kerjasama yang diberikan kami mengucapkan Jazakumullah khairan katsiir.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarafino, E. P., 1998. Health Psychology. Biopsychosocial Interventions. Third Edition.
USA:
2. John Wiley & Sons. b. Taylor, S.E., 2009. Health Psychology. Seventh Edition. USA:
McGraw-Hill.
3. http://digilib.uinsby.ac.id/13200/5/Bab%202.pdf
4. Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
5. Hurlock, E. (1998). Psikologi Perkembangan: pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
6. LN Yusuf. S. 2012. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
7. Santrock, J.W. (2003). Life- Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Edisi
Kelima. Jilid 2. Alih Bahasa: Damanik, J., dan Chusairi, A. Jakarta: Erlangga.
8. Sarwono, S.W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali.
9. Wals, F. (2003). Family resilience. A Framework for Clinical Practice. Family
Process. Vol. 42, Issue 1, pages 1–18, March 2003