Modul Ekonomi Tertutup
-
Upload
joshua-sanchez -
Category
Documents
-
view
335 -
download
25
Transcript of Modul Ekonomi Tertutup
MODUL PERKULIAHAN
Ekonomika
Model Ekonomi Tertutup
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN S-1
09MK 84024 Yusman, SE., MM.
Abstract KompetensiPengertian model perekonomian tertutup : Model ekonomi dua sektor (Y = C + I dan Y = C + S), nilai-nilai keseimbangan model dua sektor serta benntuk kufrva-nya. Model ekonomi tiga sektor (Y = C + I + G dan Y = C + S + Tx – Tr), sistem ang-garan, peranan pemerintah dan nilai-nilai keseimbangan model tiga sektor serta angka pengganda. Kebijaksanaan fiscal ekspansif dan
Diharapkan mahasiswa dapat mema-hami tentang pengertian Pengertian model perekonomian tertutup : Model ekonomi dua sektor (Y = C + I dan Y = C + S), nilai-nilai keseimbangan model dua sektor serta benntuk kufrva-nya. Model ekonomi tiga sektor (Y = C+I+G dan Y = C+S+Tx–Tr), sistem ang-garan, peranan pemerintah dan nilai-nilai keseimbangan model tiga sektor serta angka pengganda. Kebijakan fiskal ekspansif dan
kontraktif. kontraktif.
A. Pendapatan Nasional Model Ekonomi Dua Sektor
Yang dimaksud dengan model ekonomi dua sektor adalah bahwa pelaku ekonomi
diasumsikan hanya ada dua yaitu rumah tangga konsumen dan rumah tangga produsen.
Jadi belum ada campur tangan pemerintah dalam bentuk pemungutan pajak, pembayaran
transfer pemerintah dan belanja pemerintah, maupun sektor luar negeri dalam bentuk
transaksi ekspor dan impor.
Dalam ekonomi model dua sektor, pendapatan nasional dapat dilihat dari dua sisi.
Pertama, pendapatan nasional dilihat dari sisi pengeluaran. Dari sisi pengeluaran,
pendapatan nasional dibentuk oleh variabel pengeluaran konsumsi masyarakat pada tiap
tahunnya (C) dan pengeluaran investasi dunia usaha (I). Sehingga dari sisi pengeluaran
pendapatan nasional dapat dituliskan sebagai :
Y = C + I ………………………......…………………………...........……….………...........…. 9.1
Di samping dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional juga dapat dilihat dari sisi
suntikan dan kebocoran. Dari sisi suntikan dan kebocoran, pendapatan nasional dibentuk
oleh variabel konsumsi masyarakat (C) dan tabungan masyarakat atau saving (S) dan dapat
dituliskan sebagai :
Y = C + S …………………………………………………………..…………….……….……… 9.2
1. Fungsi Konsumsi
Pengeluaran konsumsi masyarakat dalam literatur makroekonomi umumnya disimbolkan
dengan C sebagai singkatan dari kata consumption expenditure.
Secara teori, konsumsi dapat diartikan sebagai semua kegiatan yang bersifat mengurangi
atau menghabiskan nilaiguna (utilitas) barang atau jasa. Dalam makroekonomi, konsumsi
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan masyarakat dengan jalan membelanjakan
sebagian atau keselurhan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang menjadi
kebutuhannya. Sebenarnya banyak sekali faktor-faktor yang turut mempengaruhi besarnya
konsumsi, namun dalam model yang kita pakai ini, kita menggunakan asumsi bahwa besar
‘13 2
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
kecilnya konsumsi semata-mata tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat
pendapatan. Sehingga dapat dituliskan bahwa :
C = f (Y) ………………………………………………………………….……………….…….... 9.3
Dibaca sebagai besar kecilnya konsumsi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan.
Dari bentuk fungsi konsumsi di atas, kita dapat menurunkan persamaan fungsi konsumsi
sebagai berikut :
C = a + b Y …………………………….….…………………………...…………………...…… 9.4
Dimana :
C = Besarnya konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan
a = Konsumsi autonomos (intersep konsusmsi) yaitu besarnya konsumsi pada saat
pendapatan (Y) = 0
b = MPC = C/ Y = Marginal Propensity to Consume atau hasrat pertambahan
konsumsi ( C) sebagai akibat adanya pertambahan pendapatan ( Y). MPC ini juga
memperlihatkan nilai kemiringan kurva konsumsi, dimana 0 MPC 1.
Y = Tingkat pendapatan nasional.
2. Fungsi Tabungan
Secara makroekonomi, tabungan diartikan sebagai bagian pendapatan nasional yang
tidak dibelanjakan. Tabungan dianggap sebagai bentuk kebocoran dalam ekonomi karena
dengan adanya bagian pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan, hal ini akan
mengurangi pendapatan nasional. Bila pendapatan nasional dilihat dari sisi suntikan dan
kebocoran dapat dituliskan seperti pada persamaan 9.2 :
Y = C + S
dan karena C = a + b Y, maka
Y = a + b Y + S
S = -a + Y – b Y
S = -a + (1 – b) Y ……………………………..……..………………………………………….. 9.5
Dimana :
S = Besarnya tabungan (saving) pada berbagai tingkat pendapatan.
- a = Tabungan autonomos (intersep tabungan) yaitu memperlihatkan besarnya tabungan
pada saat pendapatan (Y) = 0
(1-b) = MPS = S/ Y = Marginal Propensity to Saving atau hasrat pertambahan tabungan (
S) sebagai akibat adanya pertambahan pendapatan ( Y), dimana nilai 0 MPS 1.
Y = Tingkat pendapatan nasional.
Hubungan MPC dengan MPS dan APC dengan APS :
‘13 3
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Pembuktian :
3. Fungsi Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pengusaha atau investor
dalam menanamkan dana atau modal ke dalam suatu kegiatan bisnis atau pengeluaran
yang dilakukan oleh para pengusaha untuk membeli barang-barang modal dan pendirian
industri. Dalam statistik penghitungan pendapatan nasional, investasi agregat meliputi hal-
hal sebagai berikut :
a. Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan pengeluaran
untuk pendirian industri.
b. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumah tempat tinggal.
c. Penambahan stok barang-barang modal seperti bahan mentah, barang dalam proses
dan barang jadi.
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi
finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil adalah investasi terhadap barang-barang
yang tahan lama terutama barang-barang modal yang akan digunakan dalam proses
produksi. Investasi riil ini dapat dipilah lagi menjadi : investasi tetap perusahaan (Business
Fixed Investment), investasi untuk perumahan (Residential Construction) dan investasi
‘13 4
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
MPC + MPS = 1
MPC = 1 – MPS dan
MPS = 1 – MPC
Dengan syarat :
0 ≤ MPC ≤ 1 dan 0 ≤ MPS ≤ 1
MPC = C/ Y dan MPS = S/ Y
APC + APS = 1
APC = 1 – APS dan
APS = 1 – APC
Dengan syarat :
0 ≤ APC ≤ 1 dan 0 ≤ APS ≤ 1
APC = C/Y dan APS = S/Y
Y = C + S bila kedua ruas
dikali dengan Δ maka
Δ Y = Δ C + Δ S bila kedua ruas
dibagi dengan ΔY maka
ΔY/ΔY = ΔC/ΔY + ΔS/ΔY
↓ ↓ ↓
1 = MPC + MPS terbukti
Dengan cara yang hampir sama kita dapat membuktikan bahwa APC + APS = 1
Y = C + S bila kedua ruas dibagi dengan Y maka
Y/Y = C/Y + S/Y
↓ ↓ ↓
1 = APC + APS terbukti
perubahan bersih persediaan perusahaan (Net Change in Business Inventory). Sedangkan
investasi finansial adalah merupakan investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya
pembelian saham, obligasi, valas dan lain sebagainya.
Dalam analisis pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi investasi
autonomos (autonomous investment) yang merupakan variabel eksogen dan investasi
terpengaruh (induced investment) yang merupakan variabel endogen. Investasi autonomos
adalah investasi yang besarnya ditetapkan sedemikan rupa dan tidak dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain, sering disimbolkan dengan :
atau Io .…………………………..………………………………….…………………………. 9.6
Sementara investasi terpengaruh atau induced investment besarnya dipengaruhi
oleh variabel-variabel seperti tingkat bunga (r) atau tingkat pendapatan nasional (Y) dan
dapat dituliskan sebagai :
I = f (r, Y) ….…………………………………………...……………….….…………...…………
9.7
Bila investasi dipengaruhi oleh suku bunga (r)
I = f (r) = Io – i r .…………………………………………...…………………..……...………. 9.7.a
Bila investasi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional :
I = f (Y) = Io + i Y .………………………………………....................................………....... 9.7.b
Bentuk kurva investasinya sebagai berikut :
Gambar 9.1 Investasi Sebagai Fungsi Pendapatan Nasional (Y) dan Tingkat Bunga (r)
‘13 5
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Y
I0
I = f (Y)
r2
r1
I1 I2
I
I = f (r)
I2I1
0
r
Y2
Y1
B. Cara Menurunkan Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan
1. Cara Menurunkan Persamaan Fungsi Konsumsi
Persamaan fungsi konsumsi dapat diturunkan melalui dua cara :
a. Cara Eliminasi :
Contoh :
Tahun Y C S Y C S MPC MPS2003 1.000 900 100 - - - - -2004 1.500 1.275 225 500 375 125 0,75 0,25
C = a + b Y
900 = a + b (1.000)
1.275 = a + b (1.500) _
- 375 = - 500 b
b =
Subsitusikan nilai b ini ke salah satu persamaan di atas,
900 = a + (0,75) (1.000) = a + 750 a = 150
Jadi persamaan fungsi konsumsinya berbentuk C = 150 + 0,75 Y
b. Cara Bikoordinat :
dengan perkalian silang kita peroleh :
500 C – 450.000 = 375 Y - 375.000
500 C = 75.000 + 375 Y
C = 150 + 0,75 Y
2. Cara menurunkan persamaan fungsi tabungan
Untuk menurunkan persamaan fungsi tabungan dapat dilakukan cara di atas dengan
menggunakan data pendapatan dan tabungan. Tetapi ada cara lain yang lebih mudah, yaitu
dengan mengikuti cara membentuk persamaan fungsi tabungan itu sendiri (lihat persamaan
9.2)
Y = C + S karena C = 150 + 0,75 Y maka
Y = 150 + 0,75 Y + S
S = - 150 + Y – 0,75 Y = -150 + (1 – 0,75 ) Y
S = -150 + 0,25 Y
C. Pendapatan Nasional Keseimbangan
‘13 6
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Pendapatan nasional keseimbangan model dua sektor dapat diturunkan dengan
cara menyamakan persamaan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran dengan
persamaan pendapatan nasional dari sisi suntikan dan kebocoran.
Y = C + I pendapatan nasional dari sisi pengeluaran
Y = C + S pendapatan nasional dari sisi suntikan dan kebocoran
Dalam kondisi keseimbangan :
C + I = Y = C + S
C + I = C + S
I = S ………………………………………..……………………………….…………………...… 9.8
Persamaan 9.8 merupakan syarat keseimbangan model dua sektor. Karena S = -a + (1-b) Y
maka persamaan di atas dapat kita tulis sebagai :
I = - a + (1 – b) Y
(1 – b) Y = a + I
maka persamaan pendapatan nasional keseimbangannya dapat ditulis sebagai :
YEQ = …………………………………...………………………………………...…….… 9.9
dan konsumsi keseimbangan dan tabungan keseimbangannya dapat ditulis sebagai :
CEQ = a + b (YEQ) …………………………………..............…………………………….…… 9.9.a
S = -a + (1 – b) (YEQ) …………………………………...……………………………….……. 9.9.b
Cara lain untuk menurunkan pendapatan nasional keseimbangan dapat dilakukan dengan
menurunkannya dari persamaan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran :
Y = C + I karena C = a + b Y maka
Y = a + b Y + I
Y – b Y = a + I
Y (1 – b) = a + I
YEQ =
Contoh 1:
Diketahui C = 150 + 0,75 Y, bila investasi autonomos I = 250 tentukan pendapatan nasional
keseimbangan berikut konsumsi dan tabungan keseimbangannya
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran :
Y = C + I
Y = 150 + 0,75 Y + 250
Y – 0,75 Y = 400
0,25 Y = 400
‘13 7
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
YEQ = 1.600
CEQ = 150 + 0,75 (1.600) = 1.350 dan SEQ = - 150 + 0,25 (1.600) = 250
Bila menggunakan syarat keseimbangan model dua sektor (pers. 3.8)
S = I , karena S = - 150 + 0,25 Y , dan I = 250 maka
- 150 + 0,25 Y = 250
0,25 Y = 400 YEQ = 1.600
D. Cara Menggambarkan Kurva
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menggambar kurva
pendapatan nasional keseimbangan model dua sektor ini (langkah-langkah ini pada
umumnya juga berlaku untuk model ekonomi tiga atau empat sektor yang akan dibahas
kemudian). Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Buatlah sumbu vertikal yang mewakili variabel C, S, I dan sumbu horizontal yang
mewakili variabel Y.
2. Buatlah garis dengan sudut 45o yang mencerminkan garis Y = E di mana E =
expenditure.
3. Gambarkan fungsi konsumsinya dengan cara membuat titik potong pada sumbu C dan
sumbu Y. Kurva konsumsi ini akan memotong garis Y = E pada suatu titik, pada titik
perpotongan antara garis C dengan garis Y = E ini mencerminkan besarnya Y = C dan titik
potong tersebut dinamakan titik Break even level of income atau sering disebut juga dengan
YBEP.
4. Proyeksikan titik Break even level of income tersebut ke sumbu Y yang mencerminkan
besarnya YBEP. Pada titik ini besarnya S = 0.
5. Gambarkan fungsi tabungannya dengan cara membuat titik potong pada sumbu S
(intersep tabungan). Tarik garis dari titik intersep tabungan tersebut melalui titik YBEP maka
diperoleh kurva tabungannya.
6. Gambarkan kurva investasinya melalui sumbu I. Karena investasi berbentuk autonomos
(konstanta) maka kurva investasinya membentuk garis horizontal sejajar sumbu Y. Kurva
investasi tersebut akan memotong kurva S pada suatu titik. Inilah titik dimana S = I dan bila
titik potong S = I diproyeksikan ke sumbu Y akan diperoleh pendapatan nasional
keseimbangan (YEQ).
7. Gambarkan garis Y = C + I yang sejajar kurva C dengan intersep pada sumbu tegak
sebesar (a + I).
‘13 8
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Y=E
Atau bila secara keseluruhan kurva tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
‘13 9
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
C, S, I
C, I S, I
I I
YYEQYEQ
Y=E
250
150
0 0
250
-150
400 S = - 150 + 0,25Y
C = 150 + 0,75Y
Y = C + I
Y 45o 45o
YBEP Y = C karena C = a + b Y
Y = a + b Y
Y – b Y = a
Y (1 – b) = a
YBEP ………………………………………..……………………….………… 9.10
Dari contoh di atas maka nilai YBEP =
E. Model Ekonomi Tiga Sektor
‘13 10
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
C = 150 + 0,75Y
0
Y=E
YYBEP = 600
150
- 150
250 I
S = - 150 + 0,25Y
Y = C + I
400
YEQ = 1.600
Y = C
Y > C
S > 0
S < 0
S = 0 S = I Y < C 45o
Dalam model ekonomi tiga sektor telah terdapat campur tangan pemerintah,
sehingga pelaku ekonomi terdiri dari rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen dan
rumah tangga pemerintah. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian model tiga sektor
dapat dilihat dari kegiatannya memungut pajak kepada masyarakat, melakukan belanja
pemerintah atau juga memberikan subsidi atau pembayaran transfer kepada masyarakat.
1. Sistem dan Peranan Anggaran Pemerintah
a. Sistem Anggaran.
Anggaran belanja pemerintah (Government expenditure = G) merupakan pengeluaran
yang dilakukan pemerintah untuk membiayai kegiatannya (anggaran rutin) dan untuk
membiayai pelaksanaan roda pembangunan (anggaran pembangunan).
Secara teori dikenal ada tiga bentuk sistem anggaran yang lazim diterapkan oleh
pemerintahan suatu negara :
1). Sistem anggaran defisit (deficit spending) yaitu sistem anggaran dimana
pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaannya, terutama penerimaan dari
sektor pajak (G>Tx). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah dalam
menutupi defisit anggaran yang dilaksanakannya. (i) dapat dilakukan dengan mencetak
uang baru (printing money). Bila kebijakan ini yang ditempuh, maka jumlah uang beredar
akan meningkat dan pada gilirannya akan mendorong tekanan inflasi. (ii) untuk
menutupi defisit anggaran yang terjadi pemerintah dapat menciptakan hutang publik,
yaitu dengan menerbitkan obligasi pemerintah. Bila cara ini yang ditempuh, maka
biasanya tingkat bunga cenderung naik, karena pemerintah melakukan kontraksi
moneter dan pemerintah harus menanggung pembayaran bunga obligasi yang nantinya
akan dibebankan ke dalam anggaran belanja negara (APBN). (iii) melalui penciptaan
hutang luar negeri. Penciptaan hutang luar negeri guna menutupi defisit anggaran
belanja pemerintah merupakan metoda yang paling banyak diterapkan oleh
pemerintahan negara berkembang. Cara ini dianggap yang paling mudah untuk
mengatasi masalah defisit anggaran tersebut. Namun demikian, cara ini bukan berarti
tidak ada risiko. Bila hutang luar negeri yang diciptakan tidak dikelola dengan seksama,
dan terutama bila hutang luar negeri tersebut tidak diarahkan untuk menghasilkan output
yang dapat mendatangkan devisa. Maka risiko yang akan muncul adalah semakin
beratnya beban yang ditanggung oleh neraca pembayaran luar negeri (Balance Of
Payment) yang pada gilrannya dapat menyebabkan depresiasi mata uang negara
tersebut terhadap mata uang asing lainnya serta keterpurukan ekonomi negara tersebut.
2). Sistem anggaran berimbang (Blance Budget) yaitu sistem anggaran dimana
pengeluaran pemerintah sama dengan penerimaannya (G = Tx). Sistem anggaran
inilah yang diterapkan oleh pemerintahan Orde baru selama masa kekuasaannya meski
sebenarnya pengertian berimbang di sini tidak seperti yang dimaksudkan.
‘13 11
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
2). Sistem anggaran surplus (Surplus Budget) yaitu sistem anggaran dimana
pengeluaran pemerintah lebih rendah dari sumber penerimaan negara (G<Tx).
b. Peranan Pemerintah.
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian terdahulu, fungsi dari pemerintah dalam
perekonomian suatu negara adalah sebagai administrator, regulator dan fasilitator.
Berdasarkan hal tersebut, maka peranan anggaran pemerintah dapat dipilah sebagai
berikut :
1) Peran Alokatif : yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya
ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi.
2) Peran Distributif : yakni peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya,
kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar.
3) Peran Stabilitatif : yakni peranan pemerintah dalam memelihara stabilitas
perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam keadaan disekuilibrium.
4) Peran Dinamisatif : yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses
pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju.
2. Pajak
Pajak adalah bentuk pungutan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat tanpa
disertai kontra prestasi dan diatur menurut undang-undang.
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling utama. Kadangkala pajak juga
dapat dijadikan indikator keberhasilan pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara.
Pajak dapat dilihat dari berbagai perspektif.
a. Fungsi Pajak :
1). Fungsi mengatur (regulerend), pajak dapat dijadikan instrumen dalam pengendalian
kegiatan ekonomi suatu negara.
2). Fungsi Anggaran (Budgeter), pajak sebagai salah satu sumber utama penerimaan
pemerintah atau negara yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
pemerintah.
3). Fungsi Demokrasi, penetapan pajak diatur menurut undang-undang yang
merupakan produk legislasi dari DPR.
4). Fungsi Keadilan, artinya bagi mereka yang berpenghasilan tinggi dikenai pajak yang
tinggi pula (pajak progressif), sementara bagi mereka yang tidak mampu diberikan
subsidi.
5). Fungsi Stabilisasi, pajak dapat dijadikan alat untuk menstabilkan ekonomi terutama
bila dalam keadaan inflasi yang tinggi.
b. Bentuk-bentuk Pajak :
1). Pajak Spesifik (Lump sum Tax) , yaitu pajak yang dipungut berdasar per unit
barang dengan nominal tertentu.
‘13 12
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
2). Pajak Proporsional (Ad valorem Tax), yaitu pajak yang persentase beban pajaknya
tetap untuk berbagai tingkat pendapatan sampai batas tertentu.
3). Pajak Progressif (Progressive Tax), yaitu pajak yang persentase beban pajak
bertambah besar apabila pendapatan masyarakat mulai dari batas tertentu semakin
meningkat.
4). Pajak Regressif atau Degressif (Regressive Tax or Degressive Tax), yaitu pajak
yang persentase beban pajaknya semakin menurun/meningkat apabila pendapatan
masyarakat mulai dari batas tertentu semakin meningkat/ menurun.
c. Jenis-jenis Pajak
1). Pajak Langsung, yaitu pajak yang pemungutan atau cara pembayarannya
dilakukan langsung oleh wajib pajak kepada pemerintah. Contoh PBB, PPh, Bea
Materai.
2). Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pemungutannya atau cara
pembayarannya dilakukan secara tidak langsung, atau pajak yang beban pajaknya
dapat dipindahtangankan, contoh : PPN.
3. Transfer Pemerintah :
Transfer pemerintah diartikan sebagai pengeluaran pemerintah dimana pemerintah tidak
mendapatkan balas jasa langsung. Beberapa contoh bentuk dari pada transfer pemerintah
seperti : sumbangan pemerintah yang diberikan kepada masyarakat sebagai akibat adanya
bencana alam, santunan kepada para penganggur, orang cacat dan jompo, uang pensiun
yang diterima para pensiunan PNS atau TNI dan POLRI, subsidi yang diberikan pemerintah
kepada perusahaan-perusahaan, pemberian beasiswa dan lain-lain.
F. Pendapatan Keseimbangan Model Ekonomi Tiga Sektor Dengan Autonomous
Investment dan Autonomous Tax.
Dalam model ekonomi tiga sektor, pendapatan nasional dapat dituliskan sebagai :
Y = C + I + G …………………….................................................................................
9.11
Dimana :
C = f (Yd) = a + b Yd
Yd = Y + Tr - Tx
I = I G =G Tr = Tr TX = TX
Sehingga persamaan 9.11 dapat ditulis sebagai :
Y = a + b (Y + Tr – Tx) + I + G
Y = a + bY + bTr – bTx + I + G
‘13 13
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Y – bY = a + bTr – bTx + I + G
Y (1 – b) = a + bTr – bTx + I + G
YEQ = …………………………………………..……………………… 9.12
CEQ = a + b (YEQ +Tr – Tx) ……………………………………….………………..…………. 9.12.a
SEQ = - a + (1 – b) (YEQ +Tr – Tx) ……………………………….………………….……….. 9.12.b
Catatan : Untuk model ekonomi tiga sektor dengan autonomous investment dan
autonomous tax berlaku ketentuan :
Bila Tr > Tx Yd > Y YEQ < CEQ + SEQ
Bila Tr = Tx Yd = Y YEQ = CEQ + SEQ
Bila Tr < Tx Yd < Y YEQ > CEQ + SEQ
Contoh :
Diketahui : C = 100 + 0,75 Yd dengan Tr = 50 ; Tx = 30 ; I = 210 ; G = 300
Tentukan YEQ ; CEQ dan SEQ
Jawab :
Y = C + I + G
Y = 100 + 0,75 (Y +50 -30) + 210 + 300
Y = 100 + 0,75 Y + 37,5 – 22,5 + 210 + 300
Y – 0,75 Y = 100 + 15 + 210 + 300
0,25 Y = 625
YEQ =
CEQ = 100 + 075 (2.500 + 50 – 30) = 1990
SEQ = - 100 + 0,25 (2.500 + 50 – 30) = 530
G. Deflationary Gap dan Inflationary gap
Kondisi yang ideal adalah apabila dalam suatu perekonomian berlaku pendapatan
nasional aktual (YEQ) sama dengan pendapatan nasional potensial atau pendapatan
nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh (full employment national income = Yf).
Namun kondisi seperti ini tidak selalu dapat terwujud di dalam realitasnya, yang sering
terjadi adalah YEQ < Yf atau YEQ > Yf. Kondisi ketidakseimbangan antara pendapatan
nasional aktual dengan pendapatan nasional potensial dapat dijelaskan dengan konsep
celah deflasi (deflationary gap) dan celah inflasi (inflationary gap).
1. Celah Deflasi (deflationary gap) : yaitu suatu kondisi perekonomian dimana
pendapatan nasional aktual yang terjadi lebih rendah dibanding pendapatan nasional
‘13 14
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
potensialnya (YEQ < Yf). Kondisi ini ditandai dengan : tingkat output bersifat under
employment, permintaan agregat masyarakat lebih rendah daripada penawaran agregatnya
(AD < AS) dan banyaknya sumber daya yang menganggur.
2. Celah Inflasi (inflationary gap) : yaitu suatu kondisi perekonomian dimana pendapatan
nasioal aktual yang terjadi lebih tinggi daripada pendapatan nasional potensialnya (YEQ > Yf).
Kondisi ini ditandai dengan : tingkat output yang dihasilkan bersifat over employment,
permintaan agregat masyarakat leih besar darpada penawaran agregatnya (AD > AS) dan
tingginya tekanan inflasi.
Untuk mengatasi kondisi di atas dapat digunakan konsep angka pengganda.
H. Konsep Angka Pengganda (Multiplier Effect).
Konsep angka pengganda (multiplier effect) pada dasarnya mencoba menjelaskan
perubahan pendapatan nasional sebesar (∆Y) sebagai akibat perubahan variabel-variabel
yang membentuk pendapatan nasional itu sendiri baik secara parsial maupun secara
simultan.
Secara teori dikenal ada beberapa angka pengganda :
1. Angka pengganda Konsumsi : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional
sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan konsumsi autonomos sebesar ∆a, yang dirumuskan
sebagai :
kC = …………………………………………..………………..………………….. 9.13.a
Cara Penurunan rumus :
Dalam kondisi keseimbangan model tiga sektor diperoleh :
YEQ =
‘13 15
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Yf Yf = E
YEQ
YEQ0
DG
IG
Bila konsumsi autonomos berubah sebesar ∆a maka pendapatan nasional akan berubah
sebesar ∆Y. Maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi :
Y + ∆Y = +
Bila kedua ruas dikurangi dengan Y maka,
∆Y = atau
2. Angka Pengganda Investasi : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional
sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan investasi autonomos sebesar ∆I.
kI = ……………………………………………….……….…..………….……….. 9.13.b
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah : yaitu menjelaskan perubahan
pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan pengeluaran pemerintah
sebesar ∆G.
kG = …………………………………………….…….………..………...………..
9.13.c
4. Angka Pengganda Tabungan : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional
sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan tabungan autonomos sebesar ∆ - a.
kS = ………………………………………………………….………….………..
9.13.d
5. Angka Pengganda Transfer : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional
sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan transfer sebesar ∆Tr.
kTr = ………………………………………..………………………..….……….. 9.13.e
6. Angka Pengganda Pajak : yaitu menjelaskan perubahan pendapatan nasional sebesar
∆Y sebagai akibat perubahan pajak sebesar ∆Tx.
kTx = ………………………………………...………….………….…………….. 9.13.f
Cara Penurunan rumus :
Dalam kondisi keseimbangan model tiga sektor diperoleh :
YEQ =
Bila pajak autonomos berubah sebesar ∆Tx maka pendapatan nasional akan berubah
sebesar ∆Y. Maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi :
Y + ∆Y = -
‘13 16
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Bila kedua ruas dikurangi dengan Y maka,
∆Y = atau
7. Angka Pengganda Anggaran Belanja Yang Seimbang : yaitu menjelaskan perubahan
pendapatan nasional sebesar ∆Y sebagai akibat perubahan pengeluaran pemerintah
sebesar ∆G dan perubahan pajak sebesar ∆Tx.
kB = ………………………………………………………………….………..
9.13.g
Penggunaan angka pengganda :
Dengan menggunakan contoh data di atas, misalkan pemerintah menghendaki
pendapatan nasional naik mencapai tingkat pendapatan nasional full employment
Yf = 2.550, berapa pengeluaran pemerintah harus diubah ?
Jawab :
∆Y = Yf – YEQ = 2.550 – 2.500 = 50
kG = =
Jadi untuk meningkatkan pendapatan nasional sebesar 50 diperlukan tambahan
pengeluaran pemerintah (∆G ) sebesar 12,5 sehingga pengeluaran pemerintah yang baru
adalah 312,5
Pembuktian :
Dengan memasukkan nilai G = 312,5 ke dalam persamaan di atas diperoleh :
Y = C + I + G
Y = 100 + 0,75 (Y +50 -30) + 210 + 312,5
Y = 100 + 0,75 Y + 37,5 – 22,5 + 210 + 312,5
Y – 0,75 Y = 100 + 15 + 210 + 312,5
0,25 Y = 637,5
YEQ =
Dengan cara yang sama kita dapat menggunakan angka pengganda lainnya, misalnya
angka pengganda pajak, angka pengganda transfer atau yang lain.
Bila perubahan variabel-variabel yang membentuk pendapatan nasional berubah secara
simultan (serempak), maka perubahan pendapatan nasional yang terjadi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
‘13 17
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
∆Y = kC . ∆a + kI . ∆I + kG . ∆G + kTr . ∆Tr + kTx . ∆TX……………………………...……..….. 9.13.h
Contoh, berdasarkan data soal di atas, bila ∆a = 20, ∆I = -10, ∆G = 15, ∆T r = 5 dan ∆TX = 15.
Tentukan perubahan pendapatan nasional yang terjadi.
Berdasarkan data soal di atas, maka
kC = kI = kG = =
kTr = dan kTx =
Maka ∆Y = kC . ∆a + kI . ∆I + kG . ∆G + kTr . ∆Tr + kTx . ∆TX
∆Y = 4 (20) + 4 (-10) + 4 (15) + 3 (5) + (-3) (15) = 70
Jadi nilai pendapatan nasional yang baru berdasarkan perubahan variabel-variabel tersebut
di atas adalah Y = Y + ∆Y = 2.500 + 70 = 2.570
I. Model Ekonomi Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Aoutonomous Tax
Dalam analisis ini, investasi diperlakukan sebagai variabel endogen, yaitu variabel
yang besarnya dipengaruhi oleh variabel lainnya sementara pajak bersifat autonomos.
Dengan demikian pendapatan nasional model tiga sektor dapat dirumuskan sebagai :
Y = C + I + G …………………………………………………..………….……...……...….….. 9.11
Dimana :
C = f (Yd) = a + b Yd
Yd = Y + Tr - Tx
I = f (Y) = Io + i Y
G = G Tr = Tr TX = TX
Sehingga persamaan 9.11 dapat dituliskan menjadi :
Y = a + b (Y + Tr – Tx) + Io + i Y + G
Y = a + bY + bTr – bTx + Io + i Y + G
Y – bY – iY = a + bTr – bTx + Io + G
Y (1 – b – i) = a + bTr – bTx + Io + G
YEQ = ………………………………………………...……………….. 9.14
CEQ = a + b (YEQ + Tr – Tx) …………………………………………………...…..……..….. 9.14.a
SEQ = - a + (1 – b) (YEQ + Tr – Tx) ………………………………….…………..……….….. 9.14.b
IEQ = Io + i (YEQ) …………………………………………..…………………………...…….. 9.14.c
Contoh 1:
Diketahui : C = 80 + 0,6 Yd , Tr = 50, Tx = 25, I = 255 + 0,2 Y dan G = 300
Tentukan : YEQ , CEQ , SEQ dan IEQ
‘13 18
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Jawab :
Y = C + I + G
Y = 80 + 0,6 (Y + 50 – 25) + 255 + 0,2 Y + 300
Y = 80 + 0,6 Y + 30 – 15 + 255 + 0,2Y + 300
Y – 0,6 Y – 0,2 Y = 650
0,2 Y = 650
YEQ =
CEQ = 80 + 0,6 (3.250 + 50 – 25) = 2.045
SEQ = -80 + 0,4 (3250 + 50 – 25) =1.230
IEQ = 255 + 0,2 (3.250) = 905
Angka Pengganda Model Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Autonomous
Tax :
1. Angka Pengganda Konsumsi kC = ……………..………….……… 9.15.a
2. Angka Pengganda Investasi kI = ……………………………...… 9.15.b
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah kG = ……………... 9.15.c
4. Angka Pengganda Pajak kTx = ………………..……………..…… 9.15.d
5. Angka Pengganda Transfer kTr = ………………...……………… 9.15.e
6. Angka Pengganda Tabungan kS = …………………………...…… 9.15.f
Contoh,
Berdasar data di atas (contoh 1) bila Yf = 3.210 berapa pajak harus diubah guna
menghilangkan gap tersebut.
Jawab :
∆Y = Yf – YEQ = 3.210 – 3.250 = - 40
kTx =
Jadi untuk menghilangkan gap tersebut pajak harus dinaikkan sebesar 13,333 sehingga
besarnya pajak yang baru adalah 38,333
‘13 19
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Pembuktian :
Dengan memasukkan nilai Tx = 38,33 ke dalam persamaan di atas diperoleh :
Y = C + I + G
Y = 80 + 0,6 (Y + 50 –38,33) + 255 + 0,2 Y + 300
Y = 80 + 0,6 Y + 30 – 23 + 255 + 0,2Y + 300
Y – 0,6 Y – 0,2 Y = 642
0,2 Y = 642
YEQ =
J. Model Ekonomi Tiga Sektor dengan Aoutonomous Investment dan Proportional
Tax:
Dalam analisis ini, pajak diperlakukan sebagai variabel endogen, yaitu variabel yang
besarnya dipengaruhi oleh variabel lainnya sementara investasi bersifat variabel eksogen
atau autonomos. Dengan demikian pendapatan nasional model tiga sektor dapat
dirumuskan sebagai :
Y = C + I + G ……………………………………................................................................. 9.11
Dimana :
C = f (Yd) = a + b Yd
Yd = Y + Tr - Tx
Tx = f (Y) = To + t Y TO = autonomous tax denganTo < 0, t = rate of tax
I = I G = G Tr = Tr
Sehingga persamaan 4.1 dapat dituliskan menjadi :
Y = a + b + I + G
Y = a + b(Y + Tr – To – t Y ) + I + G
Y = a + b Y + bTr – bTo – btY + I + G
Y – bY + btY = a + b Tr – b To + I + G
Y (1 – b + bt) = a + bTr – bTo + I + G
YEQ = ……………………….………………………………..…...…… 9.16
CEQ = a + b (YEQ + Tr – To - tYEQ) ………………………….…………………………..…… 9.16.a
SEQ = - a + (1 – b) (YEQ + Tr – To - tYEQ) ………………………….………………..…...… 9.16.b
TxEQ = To + t (YEQ) …………………………………………………………………….……… 9.16.c
Contoh 2.
Diketahui : C = 80 + 0,8 Yd , Tr = 50, Tx = -25 + 0,25 Y, I = 200 dan G = 300
‘13 20
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Tentukan : YEQ , CEQ , SEQ dan TxEQ
Jawab :
Y = C + I + G
Y = 80 + 0,8 (Y + 50+ 25 – 0,25 Y) + 200 + 300
Y = 80 + 0,8 Y + 40 + 20 – 0,2 Y + 200 + 300
Y – 0,8 Y + 0,2 Y = 640
0,4 Y = 640
YEQ =
CEQ = 80 + 0,8 (1.600 + 50 + 25 – 0,25 (1.600)) =1.100
SEQ = -80 + 0,2 (1.600 + 50 + 25 – 0,25 (1.600)) = 175
TxEQ = -25 + 0,25 (1.600) = 375
Angka Pengganda Model Tiga Sektor dengan Autonomous Investment dan
Proportional Tax :
1. Angka Pengganda Konsumsi kC = ……………………...……… 9.17.a
2. Angka Pengganda Investasi kI = ……………………….……… 9.17.b
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah kG = …………….. 9.17.c
4. Angka Pengganda Pajak kTx = …………………...………..…… 9.17.d
5. Angka Pengganda Transfer kTr = ……………………...….……
9.17.e
6. Angka Pengganda Tabungan kS = ……………..............……… 9.17.f
Contoh,
Berdasar data di atas (contoh 2) bila Yf = 1.650 berapa Transfer harus diubah guna
menghilangkan gap tersebut.
Jawab :
∆Y = Yf – YEQ = 1.650 – 1.600 = 50
kTr =
‘13 21
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Jadi untuk menghilangkan gap tersebut transfer harus dinaikkan sebesar 25 sehingga
besarnya transfer yang baru adalah 75
Pembuktian :
Dengan memasukkan nilai Tr = 75 ke dalam persamaan di atas diperoleh :
Y = C + I + G
Y = 80 + 0,8 (Y + 75 + 25 – 0,25 Y) + 200 + 300
Y = 80 + 0,8 Y + 60 + 20 -0,2 Y + 200 + 300
Y – 0,8 Y + 0,2 Y = 660
0,4 Y = 660
YEQ =
K. Model Ekonomi Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Proportional Tax
Dalam analisis ini, pajak dan investasi diperlakukan sebagai variabel endogen, yaitu
variabel yang besarnya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dengan demikian pendapatan
nasional model tiga sektor dapat dirumuskan sebagai :
Y = C + I + G ………………….......................................................................................... 9.11
Dimana :
C = f (Yd) = a + b Yd
Yd = Y + Tr - Tx
Tx = f (Y) = To + t Y dengan To < 0
I = f (Y) = Io + iY
G = G Tr = Tr
Sehingga persamaan 9.11 dapat dituliskan menjadi :
Y = a + b + Io + iY + G
Y = a + b(Y + Tr – To – t Y ) + Io + iY + G
Y = a + b Y + bTr – bTo – btY + Io + iY + G
Y – bY + btY - iY = a + b Tr – b To + Io + G
Y (1 – b + bt - i) = a + bTr – bTo + Io + G
YEQ = …………..…………………………………………...………… 9.18
CEQ = a + b (YEQ + Tr – To - tYEQ) …………..……………………………………...…….… 9.18.a
SEQ = - a + (1 – b) (YEQ + Tr – To - tYEQ) …………..………………….…………..….…… 9.18.b
‘13 22
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
TxEQ = To + t (YEQ) …………..……………………………………………….…………..…… 9.18.c
IEQ = Io + i (YEQ) …………..…………………………………………………….………...…… 9.18.d
Contoh 3. Diketahui : C = 150 + 0,75 Yd , Tr = 50, Tx = - 30 + 0,2 Y, I = 250 +0,2 Y, dan G
= 300
Tentukan : YEQ , CEQ , SEQ, TxEQ dan IEQ
Jawab :
Y = C + I + G
Y = 150 + 0,75 (Y + 50 +30 – 0,2 Y) + 250 + 0,2 Y + 300
Y = 150 + 0,75 Y + 37,5 + 22,5 – 0,15 Y + 250 + 0,2 Y + 300
Y – 0,75 Y + 0,15 Y – 0,2 Y = 760
0,2 Y = 760
YEQ =
CEQ = 150 + 0,75 (3.800 + 50 + 30 – 0,2 (3.800)) =2.490
SEQ = -150 + 0,25 (3.800 + 50 + 30 – 0,2 (3.800)) = 630
TxEQ = -30 + 0,2 (3.800) = 730 dan IEQ = 250 + 0,2 (3.800) = 1.010
Angka Pengganda Model Tiga Sektor dengan Induced Investment dan Proportional
Tax :
1. Angka Pengganda Konsumsi kC = ………………………...… 9.19.a
2. Angka Pengganda Investasi kI = ……………..…………..
… 9.19.b
3. Angka Pengganda Pengeluaran Pemerintah kG = …………… 9.19.c
4. Angka Pengganda Pajak kTx = …………..…………….…..… 9.19.d
5. Angka Pengganda Transfer kTr = …………………………… 9.19.e
6. Angka Pengganda Tabungan kS = …………………...…...… 9.19.f
Penggunaan angka pengganda : Berdasarkan data di atas (contoh 3), bila pendapatan
nasional full employment (Yf) = 4.000, berapakah transfer harus diubah.
Jawab :
= Yf – YEQ = 4.000 – 3.800 = 200
‘13 23
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
kTr =
Jadi nilai Tr yang baru adalah 103,333. Dengan memasukkan nilai Tr = 103,333 ke
dalam persamaan Y = C + I + G, akan diperoleh nilai pendapatan nasional sebesar 4.000.
L. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah salah satu kebijakan makroekonomi yang dilakukan
pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian (pendapatan nasional) dengan cara
mempengaruhi pasar barang atau sektor riil.
Ada dua bentuk kebijakan fiskal, yaitu :
1. Kebijakan Fiskal Ekspansif : yaitu kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk
meningkatkan perekonomian/ pendapatan nasional dengan cara meningkatkan pengeluaran
pemerintah (G ), meningkatkan pembayaran transfer (Tr ), mengurangi pungutan pajak
(Tx ).
Kebijakan ini dilakukan apabila perekonomian berada dalam kondisi deflationary gap, yang
ditandai dengan perekonomian berada dalam kondisi under employment, tingkat
pengangguran yang tinggi, pendapatan nasional aktual (Yeq) < pendapatan nasional
potensial (Yf)
Bila kebijakan ini yang dilakukan, maka akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kanan
bawah.
2. Kebijakan Fiskal Kontraktif : yaitu kebijakan fiskal yang dimaksudkan untuk
menurunkan gangguan perekonomian yang ada dengan cara menurunkan pengeluaran
pemerintah (G ), mengurangi pembayaran transfer (Tr ), meningkatkan pungutan pajak
(Tx ).
Kebijakan ini dilakukan apabila perekonomian berada dalam kondisi inflationary gap, yang
ditandai dengan perekonomian berada dalam kondisi over employment, permintaan agregat
melebihi penawaran agragatnya (AD > AS), tingkat inflasi yang tinggi
Bila kebijakan ini yang dilakukan, maka akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kiri
bawah.
‘13 24
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
r
← Kontraktif
Ekspansif →
Buku Referensi :
- Ari Sudarman, (1992), Teori Ekonomi Mikro, Buku 1 dan 2, Edisi Ketiga, Yogyakarta :
BPFE.
- Guritno Mangkoesoebroto dan Algifari, Teori EkonomiMmakro, Edisi 2, Yogyakarta,
YKPN.
- Hamdi Hady, Ekonomi Internasional: Buku 1 dan 2, Jakarta, Ghalia Indonesia.
- Lipsey Richard G and Peter O Steiner, Economics, 8 th Eds, New York, harper & Row
Publisher.
- Pindyck, Robert S. and Daniel L. Rubinfeld (1995) Mikroekonomi, Alih Bahasa : Aldi Jenie,
Edisi Keempat, Jakarta ; PT Prenhalindo.
Pratama Raharja dan Mandala Manurung, Teori EkonomiMakro : Suatu Pengantar,
Jakarta : LPFE-UI.
‘13 25
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Y0
IS
IS”
IS’
, (2000), Teori Ekonomi Mikro : Suatu Pengantar,
Cetakan Ketiga, Jakarta : LPFE-UI.
- Sadono Sukirno, Pengantar Makroekonomi, Jakarta, UPI Press.
, Pengantar MIkroekonomi, Jakarta, UPI Press.
- R. Soediyono, Ekonomi Makro Pengantar Analisa Pendapatan Nasional, Edisi Revisi,
Yogyakarta, Liberty.
___________, Ekonomi Makro Analisa IS – LM dan Permintaan – Penawaran Agregatif, -
Yogyakarta, Liberty.
Soal-soal latihan :
A. Esai :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan konsumsi dalam makroekonomi, apa yang dimaksud
dengan fungsi konsumsi?
2. Apa yang dimaksud dengan saving ? Berapa besarnya tabungan (saving) pada saat
YBEP.
3. Apa artinya autonomos saving bertanda negatif ?
4. Untuk masyarakat berpenghasilan rendah, mana yang lebih besar antara MPC dan MPS
?
5. Buktikan bahwa MPC + PMS = 1 dan APC + APS = 1. Apa saja syarat-syaratnya.
6. Apakah yang terjadi pada saat S = I.
7. Apa nama titik perpotongan antara kurva C dengan garis 45o
‘13 26
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
8. Pada saat Y = 0 besarnya konsumsi 150. Setiap terjadi tambahan pendapatan, sebesar
80% -nya akan diterjemahkan sebagai tambahan konsumsi.
Tentukan :
a. Besarnya MPC dan MPS
b. Fungís C dan S
c. YBEP
d. Nilai-nilai keseimbangan (YEQ, CEQ, dan SEQ) bila I = 250
e. Gambarkan kurvanya.
9. Pada saat S = 0 besarnya Y = 300 dan pada saat Y = 0 besarnya konsumsi = 75.
Tentukan :
a. Besarnya MPC dan MPS
b. Fungís C dan S
c. Nilai-nilai keseimbangan (YEQ, CEQ, dan SEQ) bila I = 250
d. Gambarkan kurvanya.
10. Perhatikan gambar dibawah ini :
Tentukan :
a. Besarnya MPC dan MPS
b. Fungís C dan S
c. Nilai investasi autonomosnya bila YEQ = 1.200
d. Besarnya CEQ, dan SEQ
e. Lengkapi gambar kurvanya.
11. Jelaskan peran pemerintah dalam perekonomian.
12. Jelaskan fungsi-fungsi pajak, jenis dan bentuk-bentuk pajak.
13. Jelaskan sistem anggaran pemerintah yang dikenal secara teori.
14. Apa dampak sistem anggaran defisit yang dilakukan pemerintah ORLA dan dampak
sistem anggaran pemerintah ORBA.
‘13 27
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id
Y
C, S, I
0
C = a + b YY = E
45o
100
400
15. Apa yang dimaksud dengan perekonomian dalam kondisi deflationary gap dan
inflationary gap ? Perlihatkan secara grafis.
16. Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal yang ekspansif dan kontraktif , bilakah
kebijakan itu dilakukan dan apa dampaknya ?
17. Apa yang dimaksud dengan angka pengganda (multiplier efek).
18. Data perekonomian hipotetis suatu Negara sebagai berikut :
C = 80 + 0,6 YD, Tr = 50, Tx = 20, I = 220, G = 150. Tentukan :
a. YEQ, CEQ, dan SEQ
b. Berapa Tr harus diubah bila Yf 10% lebih tinggi dari YEQ
19. Sehubungan dengan soal di atas, berapa G harus diubah apabila Yf = 1.100.
20. Berdasarkan data soal no. 8, berapa perubahan pendapatan nasional yang terjadi bila :
a ↓ 25%, Tr ↑ 20%, Tx tetap, I turun 20, G naik 10%.
‘13 28
EkonomikaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yusman, SE., MM. http://www.mercubuana.ac.id