modul-3gono-2011.doc
Transcript of modul-3gono-2011.doc
BAB IITRIGONOMETRI
KOMPETENSI
Memanipulasi aljabar untuk merancang rumus trigonometri dan menyusun
suatu bukti.
INDIKATOR
Setelah mempelajari modul ini diharapkan :
1. Mahasiswa dapat menentukan besaran sudut (radian/derajat)
2. Mahasiswa dapat memanipulasi bentuk trigonometri yang satu ke bentuk
trigonometri yang lain.
3. Mahasiswa dapat membandingkan nilai sinus,kosinus, dan tangent suatu
sudut.
4. Mahasiswa dapat membuktikan rumus identitas trigonometri
MATERI
Trigonometri sebagai suatu metode dalam perhitungan untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan perbandingan-perbandingan pada bangun
geometri, khususnya dalam bangun yang berbentuk segitiga. Pada prinsipnya
trigonometri merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan besar sudut,
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, dimana terdiri dari dua buah kata
yaitu trigonom berarti bangun yang mempunyai tiga sudut dan sisi (segitiga)
dan metrom berarti suatu ukuran. Dari arti dua kata di atas, trigonometri dapat
diartikan sebagai cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang
perbandingan ukuran sisi suatu segitiga apabila ditinjau dari salah satu sudut
yang terdapat pada segitiga tersebut. Dalam mempelajari perbandingan sisi-sisi
segitiga pada trigonometri, maka segitiga itu harus mempunyai tepat satu
sudutnya (900) artinya segitiga itu tidak lain adalah segitiga siku-siku.
1. SATUAN SUDUT
Dalam pembicaraan tentang trigonometri, tidak lepas dari konsep sebuah sudut,
karena dalam fungsi trigonometri domain fungsi tersebut berupa sudut. Sebuah
sudut dihasilkan oleh putaran sebuah sinar terhadap titik pangkalnya. Terdapat
beberapa satuan untuk menyatakan besar sudut :
Derajat siksagesimal, dimana satu putaran penuh dibagi menjadi 360 bagian
yang sama. Setiap bagian disebut 10 . Sehingga satu putaran penuh = 360 0
Radian.
Satu radian adalah besarnya sudut yang menghadap busur lingkaran yang
panjangnya sama dengan jari-jari.
AOB = 1 rad
Hubungan radian dengan derajat
360 = rad
= 2 rad
180 = rad
pendekatan 1 rad = 57,3.
rr
OA
B
2. PERBANDINGAN TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA SIKU-SIKU
Gambar di samping adalah segitiga
siku-siku dengan titik sudut sikunya
di C. Panjang sisi di hadapan sudut A
adalah a, panjang sisi di hadapan
sudut B adalah b dan panjang sisi di
hadapan sudut C adalah c.
Terhadap sudut :
Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut
Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut
Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa
Berdasarkan keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan
trigonometri terhadap sudut sebagai berikut:
1.
2.
3.
A
B
C
ca
b
Perbandingan Trigonometri
4.
5.
6.
Dari perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:
3. KOORDINAT KARTESIUS DAN KOORDINAT KUTUB
Cara lain dalam menyajikan letak sebuah titik pada bidang xy selain koordinat
kartesius adalah dengan koordinat kutub.
Pada gambar A titik P(x,y) pada koordinat kartesius dapat disajikan dalam
koordinat kutub dengan P(r, ) seperti pada gambar B.
Jika koordinat kutub titik P(r, ) diketahui, koordinat kartesius dapat dicari
dengan hubungan:
sehingga koordinat kutubnya adalah
P( )
4. NILAI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI UNTUK SUDUT ISTIMEWA
y
x X
YP(x,y)
O
Koordinat kartesius
y
x X
Y P(r, )
r
O
Koordinat kutub
Sudut istimewa adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat dicari
tanpa memakai tabel matematika atau kalkulator, yaitu: 0, 30, 45,60, dan 90.
Sudut-sudut istimewa yang akan dipelajari adalah 30, 45,dan 90.
Untuk mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa digunakan
lingkaran satuan x2 + y2 = 1 seperti gambar berikut ini.
a. Sudut 450
Perhatikan segitiga OAB dengan OAB= 450 ,maka :
OA=OB
OA2 + OB2 = OC2
OA2 + OA2 = r2
2OA2 = 1
OA2 = OA = = OB
Sehingga koordinat P( x,y) adalah (
b. Sudut 300
Perhatikan segitiga sama sisi yang terbentuk, yakni segitiga OAB, dan C
terletakpada AB. dengan sudut COB = 30o . Segitiga OAB adalah segitiga sama
sisi dengan r =1, CB=CA= dan OC= .
Sehingga P(x,y) adalah
Tabel nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa.
0 30 45 60 90
sin 0 1
cos 1 0
tan 0 1 tak
O
B
A
Y
X
45O
O
B
C
Y
X
30O
30O
A
terdefinisi
cot tak
terdefinisi1 0
Gambar grafik :
5. PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUATU SUDUT DI BERBAGAI
KUADRAN
P adalah sembarang titik di kuadran I dengan koordinat (x,y). OP adalah garis
yang dapat berputar terhadap titik asal O dalam koordinat kartesius, sehingga
XOP dapat bernilai 0 sampai dengan 90. Perlu diketahui bahwa
y
x X
YP(x,y)
r
1
O
y=sin x
y= cos x
y= tangent x
dan r 0
Berdasarkan gambar di atas keenam perbandingan trigonometri baku dapat
didefinisikan dalam absis (x), ordinat (y), dan panjang OP (r) sebagai berikut:
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Dengan memutar garis OP maka XOP = dapat terletak di kuadran I, kuadran
II, kuadran III atau kuadran IV, seperti pada gambar di bawah ini.
6. RUMUS PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI
Sudut-sudut yang berelasi dengan sudut adalah sudut (90 ), (180 ),
(360 ), dan -. Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama khusus,
misalnya penyiku (komplemen) yaitu untuk sudut dengan (90 - ) dan
pelurus (suplemen) untuk sudut dengan (180 - ). Contoh: penyiku sudut
50 adalah 40, pelurus sudut 110 adalah 70.
1. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (90 - )
Dari gambar, Titik P1 (x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan garis y
x, sehingga diperoleh:
Titik di berbagai kuadran
y
x X
YP(x,y)
r
1
O
y
x X
YP(x,y)
r
2
O
y
x
X
Y
r
P(x,y)
3
O
y
xX
Y
r
P(x,y)
4
O
y
x X
Y
P(x,y)r
(180-)
P1(x1,y1)
r1
x1
y1
O
Gb. . sudut yang berelasi
a. XOP = dan XOP1 = 90 -
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r
Dengan menggunakan hubungan di atas dapat diperoleh:
a.
b.
c.
Dari perhitungan tersebut maka rumus perbandingan trigonometri sudut
dengan (90 - ) dapat dituliskan sebagai berikut:
2. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (180 - )
Titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik
P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu
y, sehingga
a. XOP = dan XOP1 = 180 -
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r
maka diperoleh hubungan:
a.
b.
cos180 cos1
1
r
x
r
x
c.
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:
a. d. b. e. c. f.
a. d.
b. e.
c. f.
y
x
X
Y
P(x,y)
r
(90-)
P1(x1,y1)
r1
x1
y1
y = x
Gb. sudut yang berelasi
O
3. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (180 + )
Dari gambar di samping titik P1(x1,y1) adalah
bayangan dari titik P(x,y) akibat pencerminan
terhadap garis y x, sehingga
a. XOP = dan XOP1 = 180 +
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r
maka diperoleh hubungan:
a.
b.
c.
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:
4. Perbandingan trigonometri untuk sudut dengan (- )
Dari gambar di samping diketahui titik
P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat
pencerminan terhadap sumbu x, sehingga
a. XOP = dan XOP1 = -
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r
maka diperoleh hubungan
a.
b.
c.
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:
a. d.
b. e.
c. f.
y
x X
YP(x,y)
r
(180+)
P1(x1,y1)
r1
x1
y1
O
Gb. sudut yang berelasi
y
x
X
YP(x,y)
r
(360-1)
P1(x1,y1)
r1
x1
y1
O -
Sudut yang berelasi
Untuk relasi dengan (- ) tersebut identik dengan relasi dengan 360 ,
misalnya sin (360 ) sin
7. IDENTITAS TRIGONOMETRI
Dari gambar di samping diperoleh , dan .Sehingga
Begitu pun untuk :
8. Rumus-rumus Trigonometri untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut
a. Rumus cos ( + ) dan cos ( )
Pada gambar di samping diketahui garis CD
dan AF keduanya adalah garis tinggi dari
segitiga ABC. Akan dicari rumus cos ( +
).
Pada segitiga sikusiku CGF
…………..(1)
Pada segitiga sikusiku AFC,
…………..(2)
a. d.
b. e.
c. f.
y
x X
Y P(x, y)
r
O
Gb. . rumus identitas
sin2 +cos2 1Jadi
A D E B
C
G F
…………..(3)
Pada segitiga sikusiku AEF,
…………..(4)
Dari (1) dan (2) diperoleh
GF AC sin sin
Karena DE GF maka DE AC sin sin
Dari (3) dan (4) diperoleh
AE AC cos cos
Sehingga AD AE DE
AC cos ( + ) AC cos cos AC sin sin
Jadi untuk menentukan cos ( ) gantilah dengan lalu disubstitusikan ke
rumus cos ( + ).
cos ( ) cos ( + ())
cos cos () sin sin ()
cos cos sin (sin )
cos cos + sin sin
b. Rumus sin ( + ) dan sin ( )
Untuk menentukan rumus sin ( + ) dan sin ( ) perlu diingat rumus
sebelumnya, yaitu: sin (90 ) cos dan cos (90 ) sin
sin ( + ) cos (90 ( + ))
cos ((90 ) )
cos (90 ) cos + sin (90 ) sin
sin cos + cos sin
Untuk menentukan sin ( ), seperti rumus kosinus selisih dua sudut gantilah
dengan lalu disubstitusikan ke sin ( + ).
sin ( ) sin ( + ( ))
sin cos () + cos sin ()
sin cos + cos (sin )
sin cos cos sin
c. Rumus tan ( + ) dan tan ( )
cos ( + ) cos cos sin sin
cos ( ) cos cos + sin sin
sin ( + ) sin cos + cos sin
sin ( ) sin cos cos sin
Dengan mengingat , maka
Jadi
Untuk menentukan tan ( ), gantilah dengan lalu disubstitusikan ke tan
( + ).
tan ( ) tan ( + ( ))
Jadi
d. Rumus Trigonometri Sudut Rangkap
Dari rumusrumus trigonometri untuk jumlah dua sudut, dapat dikembangkan
menjadi rumus trigonometri untuk sudut rangkap.
sin 2 sin ( + ) sin cos + cos sin 2 sin cos
cos 2 cos ( + ) cos cos sin sin cos2 sin2
Rumusrumus variasi bentuk lain yang memuat cos 2 dapat diturunkan dengan
mengingat rumus dasar cos2 + sin2 1.
cos 2 cos2 sin2 cos 2 cos2 sin2
cos2 (1 cos2) (1 sin2) sin2
2cos2 1 1 2 sin2
Sehingga
sin 2 2 sin cos
cos 2 cos2 sin2
1) cos 2 cos2 sin2
2) cos 2 2cos2 1
3) cos 2 1 2 sin2
e. Mengubah Rumus Perkalian ke rumus Penjumlahan/Pengurangan
Dari rumus cosinus untuk jumlah dan selisih 2 sudut diperoleh:
cos ( + ) cos cos sin sin
cos ( ) cos cos + sin sin
cos ( + ) + cos ( ) 2 cos cos
cos ( + ) cos cos sin sin
cos ( ) cos cos + sin sin
cos ( + ) cos ( ) 2 sin sin
Dari rumus sinus untuk jumlah dan selisih 2 sudut
diperoleh:
sin ( + ) sin cos + cos sin
sin ( ) sin cos cos sin
sin ( + ) + sin ( ) 2 sin cos
sin ( + ) sin cos + cos sin
sin ( ) sin cos cos sin
sin ( + ) + sin ( ) 2 sin cos
LATIHAN :
+
cos ( + ) + cos ( ) 2 cos cos
cos ( + ) cos ( ) 2 sin sin
+
sin ( + ) + sin ( ) 2 sin cos
sin ( + ) sin ( ) 2 cos sin
1. Dalam diketahui bahwa cos A = dan cos B = . Berapakah harga
cos C?
2. Buktikan bahwa dalam berlaku :
tgn A + tgn B + tgn C = ( tgn A+B) ( 1-tgA tgn B)+ tgn C
3. Buktikan :
4. Hitunglah tanpa kalkulator : sin 540sin 180
5. Ubahlah bentuk penjumlahan /pengurangan tersebut ke dalam bentuk perkalianSin A + sin B + sin C –sin (A + B+C)
DAFTAR PUSTAKA
Bernadeta Etty W, Suparno & Hutomo. (1996). Bahan Ajar STM. Yogyakarta:
PPPG Matematika.
Hyatt, H.R. & Small,L. (1982). Trigonometry a Calculator Approach. Canada: John
Wiley and Sons, Inc.
Kenneth S. Miller & John B. Walsh. (1962). Elementary and Advanced
Trigonometry. New York: Harper & Brothers Publisher.
Richard G. Brown. (1994). Advanced Mathematics . California: Houghton Mifflin
Company.
Tumisah P. Jono & Mukimin.(2002). Trigonometri Bahan Ajar Matematika SMK.
Yogyakarta: PPPG Matematika.
Winarno& Al. Krismanto. (2001). Bahan Standarisasi SMU Trigonometri.
Yogyakarta: PPPG Matematika.