MODUL 1

19
B A H A N A J A R MATA KULIAH PLANKTONOLOGI ( KLD 212 P ) M O D U L : TERMINOLOGI PLANKTONOLOGI O l e h : Dr. Ir. Muhammad Zainuri, DEA NIP. 131 675 256

description

plankton

Transcript of MODUL 1

Page 1: MODUL 1

B A H A N A J A R

MATA KULIAH

PLANKTONOLOGI

( KLD 212 P )

M O D U L :

TERMINOLOGI PLANKTONOLOGI

O l e h :

Dr. Ir. Muhammad Zainuri, DEANIP. 131 675 256

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2 0 0 2

Page 2: MODUL 1

BAB I

DEFINISI DAN TERMINOLOGI PLANKTON

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan :

1. Mengetahui definisi serta terminologi plankton dan planktonologi

2. Menyebutkan definisi serta terminologi plankton dan planktonologi

3. Menunjukkan definisi serta terminologi plankton dan planktonologi berdasarkan

batasan - batasan parameter dan contoh - contohnya

Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir pelajaran bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menyebutkan beberapa definisi serta terminologi plankton dan planktonologi,

berdasarkan peneliti, parameter biologi, parameter ukuran, parameter siklus hidup dan

parameter perwilayahan

2. Menjelaskan definisi serta terminologi plankton dan planktonologi berdasarkan

parameter sebutan, rincian dan contoh - contoh jenis.

3. Menjelaskan fungsi keberadaan plankton dan planktonologi berdasarkan parameter

sebutan, rincian dan contoh - contoh jenis.

Pendahuluan

Lautan dan samudera memiliki luas mencapai 2/3 dari permukaan bumi. Wilayah

yang sedemikian luasnya merupakan komponen penyumbang terhadap keberadaan dan

keanekaragaman sumberdaya. Sumberdaya perairan merupakan komponen penting

terhadap berbagai proses sirkulasi energi yang ada di bumi.

Sumberdaya perairan dinilai berdasarkan tingkat produktivitas yang

dihasilkannya, yang dilatar belakangi dengan kajian fisik, kimiawi maupun hayati.

Berdasarkan parameter hayati yang ada didalam perairan, maka salah satu komponen

yang harus diperhatikan adalah plankton. Plankton merupakan salah satu komponen

yang berperanan penting pada produktivitas perairan. Peran tersebut berkaitan dengan

siklus energi, dimana plankton bertindak produser utama dari bahan - bahan anorganik,

melalui proses fotosintesa, dan pada beberapa biota bertindak sebagai konsumer tingkat

pertama pada jaring - jaring makanan di perairan.

1

Page 3: MODUL 1

Definisi dan terminologi plankton

Istilah plankton , pertama kali digunakan oleh Hensen pada tahun 1887

( Sachlan, 1982 ). Kasiyan Romimohtarto ( 1984 ) menyatakan bahwa kata plankton

berasal dari kata kerja Yunani yang berarti “ mengembara “. Istilah tersebut lahir dari

penelitian Johannes Müller pada tahun 1845 dengan menggunakan alat yang sekarang

dikenal sebagai jaring plankton untuk mengumpulkan burayak ( larva ) bintang laut ( sea

star / urchin ) dalam usaha mempelajari daur hidupnya ( Odum, 1976 ). Hasil

pengamatannya menemukan adanya biota yang “ mengapung “ yang cukup melimpah,

yang pada tahap selanjutnya disebut plankton. Menurut Tregouboff & Rose ( 1957 )

plankton adalah : biota yang melayang di perairan dan bersifat autotropik dan

heterotropik. Sejalan dengan pendapat tersebut Bougis ( 1974 ) mendefinisikan plankton

adalah biota yang melayang di perairan dan bersifat autotropik dan heterotropik, dimana

mampu mengabsorpsi materi anorganik dan mensintesa materi organik. Wimpeny

( 1966 ) mendefinisikan plankton sebagai berikut :

plankton is the community of organisms that drift passively in the water

in which they float,

atau plankton adalah komunitas biota yang melayang di perairan dan

terbawa arus secara pasif.

Sedangkan Newell dan Newell ( 1977 ) menyatakan bahwa :

the term plankton is applied to all those animals and plants which live

freely in the water and which, because of their limit power of

locomotion, are more or less passively drifted by water currents

atau terminasi plankton diaplikasikan kepada flora dan fauna dimana

hidup melayang bebas di perairan dan karena keterbatasan kemampuan

pergerakannya akan terhanyut terbawa oleh arus.

Selanjutnya Sachlan ( 1982 ) mendefinisikan plankton sebagai jasad - jasad renik yang

melayang didalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit, dan selalu mengikuti arus.

Lebih lanjut Kasijan Romimohtarto ( 1984 ) mendefinisikan plankton sebagai fauna dan

flora yang umumnya berukuran sangat kecil an gerakannya banyak dipengaruhi oleh

gerakan air. Hutabarat ( 1986 ) mendefinisikan plankton sebagai suatu biota yang

berukuran kecil yang hidupnya terombang - ambing oleh arus di lautan bebas. Nontji

dkk ( 1987 ) mendefinisikan plankton adalah biota yang hidupnya terapung, atau

melayang didalam air yang pergerakannya sangat tergantung pada arus.

2

Page 4: MODUL 1

Omori dan Ikeda ( 1992 ) mendefinisikan plankton adalah :

plankton is a community including both plants and animals that

consists of all those organisms whose powers of locomotion are

insufficient to prevent them from being passively transported by

currents,

atau komunitas biota yang terdiri dari flora dan fauna dimana

pergerakannya relatif lemah dibandingkan dengan kemampuan arus untuk

membawanya.

Sedangkan menurut Kasiyan Romimohtarto dan Sri Juwana ( 1998 ) plankton adalah

flora dan fauna yang umumnya berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat

dengan mata biasa, yang hidupnya menghanyut dan terbawa oleh gerakan air kemana

saja air itu bergerak.

Berdasarkan kepada berbagai terminologi dan definisi tersebut maka dapatlah

dibagi menjadi beberapa pengertian yaitu :

1. Plankton adalah sekelompok atau sebuah komunitas biota yang tersusun oleh flora dan

fauna.

2. Plankton adalah biota yang diklasifikasikan berukuran tertentu dan relatif kecil.

3. Plankton adalah biota yang kemampuan pergerakannya relatif lemah, pasif dan

karenanya cenderung bergerakterbawa oleh arus.

4. Plankton adalah sekelompok biota yang anggotanya mempunyai kemampuan

autotropik dan heterotropik.

Meskipun dinyatakan bahwa pergerakannya sangat lemah, namun beberapa plankton

yang berukuran besar, seperti Rhizostomae dengan ukuran panjang dari beberapa mikron

sampai dengan 20 mm. Sedangkan beberapa taxa yang lain mempunyai kemampuan

berenang secara aktif. Sedangkan beberapa biota yang lain berkemampuan melakukan

migrasi vertikal. Secara praktis mayoitas biota planktonik dapat dikumpulkan dengan

jaring atau filter dengan ukuran pori - pori standar, dan karenanya memungkinkan

klasifikasi dilakukan berdasarkan parameter ukuran tubuh. Pembatasan yang jelas

diantara plankton dan nekton sangatlah sulit. Cumi - cumi kecil, udang - udang pelagik

danbeberapa ikan seperti Myctophidae dan Cyclothon dengan ukuran tubuh diantara 20 -

100 mm disebut dengan mikronekton. Kedua biota tersebut diperlakukan sebagai

plankton dan nekton.

Klasifikasi plankton flora dan fauna

3

Page 5: MODUL 1

Klasifikasi plankton flora dan fauna didasarkan kepada siklus hayati yang

memang berbeda nyata. Tregouboff & Rose ( 1957 ), Bougis ( 1974 ), Newell & Newell

( 1977 ), dan Sachlan ( 1982 ) mengemukakan bahwa plankton terbagi menjadi

phytoplankton dan zooplankton. Kasijan Romimohtarto ( 1984 ) menyatakan bahwa

plankton nabati atau phytoplankton yang terdiri dari tumbuh - tumbuhan atau tumbuh -

tumbuhan yang hidup sebagai plankton. Selanjutnya dinyatakan bahwa yang dimaksud

dengan plankton hewani atau zooplankton adalah plankton yang terdiri dari binatang -

binatang atau binatang - binatang yang hidup sebagai plankton. Bougis ( 1974 )

menjelaskan lebih lanjut bahwa yang dimaksud dengan zooplankton atau

plancton animal, est constitué par l’ensemble des organismes

hétérotrophes à nutrition animale, qui, ne pouvant synthétiser leur

subtance organique, l’obtiennent du milieu extérieur par absorption de

particules, vivantes ou non ( phagotrophie )

atau plankton hewani yang terdiri dari sejumlah biota heterotrof sampai

dengan fauna nutritif yang tidak mampu mensintesa substansi organik

dimana diperoleh dari lingkungan luar disekitarnya dengan mengabsorpsi

partile, baik hidup maupun tidak ( phagotropi ).

Selanjutnya dikemukakan pula bahwa sifat heterotropik zooplankton akan berlawanan

dengan sifat autotrof dari phytoplankton.

Klasifikasi plankton berdasarkan ukuran

Klasifikasi plankton dilaksanakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan

ukuran. Meskipun beberapa pengelompokan tersebut bersifat parametrik, namun akan

menjadi lebih bermakna terhadap pengamatan jaring - jaring makanan pada sistem

komunitas planktonik. Pengelompokan plankton bedasarkan ukuran dilaksanakan pada

symposium “ Pengukuran Produksi Primer di Laut “ yang dilaksanakan di Bergen pada

tahun 1957 ( Cushing et al., 1958 ) adalah sebagai berikut :

1. Ultraplankton, berukuran < 5 m

2. Nanoplankton, berukuran diantara 5 - 60 m

3. Microplankton, berukuran diantara 60 - 500 m

4. Mesoplankton, berukuran diantara 0.5 - 1 mm

5. Macroplankton, berukuran diantara 1 - 10 mm

6. Megaloplankton, berukuran > 10 mm

4

Page 6: MODUL 1

Klasifikasi tersebut masih sering digunakan pada beberapa buku ilmiah, meskipun

demikian hal tersebut sangat subyektif, dan kisaran ukuran dari beberapa kelompok

plankton tidak dapat selalu disamakan. Oleh karenanya klasifikasi tersebut tidak akan

bermakna bila akan digunakan sebagai parameter pengukuran hubungan kuantitatif

diantara beberapa kelompok plankton. Dussart ( 1965 ) membagi plankton dua

kelompok besar yaitu :

1. Nanoplankton, adalah biota yang dapat melewati plankton net berukuran 20 m.

2. Net plankton, adalah biota yang dapat dijaring atau dikumpulkan dengan plankton net

berukuran 20 m tersebut.

Selanjutnya peneliti tersebut membagi plankton kedalam lima klasifikasi berdasarkan

fungsi eksponensial :

2 x 10 n m

dimana meliputi :

1. Ultrananoplankton, berukuran < 2 m

2. Nanoplankton, berukuran diantara 2 - 20 m

3. Microplankton, berukuran diantara 20 - 200 m

4. Mesoplankton, berukuran diantara 200 - 2000 m

5. Megaloplankton, berukuran > 2000 m

Pada klasifikasi tersebut terminasi macroplankton dan mesoplankton yang secara

frefuentatif sering digunakan dikelompokkan kedalam bagian yang sama. Demikian pula

perbedaan diatara megaloplankton dan micronekton menjadi tidak jelas. Berdasarkan

kepada landasan yang dikemukakan oleh Dussart ( 1965 ) tersebut, Omori dan Ikeda

(1992) mengajukan klasifikasi berdasarkan ukuran sebagai berikut :

1. Ultrananoplankton, berukuran < 2 m

2. Nanoplankton, berukuran diantara 2 - 20 m

3. Microplankton, berukuran diantara 20 - 200 m

4. Mesoplankton, berukuran diantara 200 m - 2 mm

5. Macroplankton, berukuran diantara 2 - 20 mm

6. Mikronekton, berukuran diantara 20 - 200 mm

7. Megaloplankton ( Plankton Gelatin ), berukuran > 20 mm

Kelompok 1 sampai dengan 3 disebut dengan Water Bottle Plankton atau plankton yang

dikumpulkan dengan mempergunakan botol sampel, sedangkan kelompok 4 sapai 6

disebut dengan Net Plankton atau plankton yang dikumpulkan dengan mempergunakan

5

Page 7: MODUL 1

plankton net berukuran 200 m. Pada klasifikasi tersebut micronekton tidak dipisahkan

dengan megaloplankton, dikarenakan mikronekton beranggotakan biota - biota bertulang

belakang atau bercangkang luar, seperti ikan dan crustacea, sedangkan megaloplankton

beranggotakan plaktongelatin seperti salpa dan medusa, dimana secara umum biota

tersebut relatif lemah ( fragile ) dan sulit ditangkap dengan menggunakan net secara utuh

tanpa ada kerusakan tubuh. Untuk memperjelas klasifikasi plankton yang diajukannya,

maka disampaikan klasifikasi beserta mayoritas biota yang termasuk kedalam

klasifikasinya sebagai berikut :

1. Ultrananoplankton, contoh : bakteri bebas

2. Nanoplankton, contoh : fungi, flagellata kecil, diatom kecil

3. Microplankton, contoh : sebagian besar species phytoplankton, foraminifera,

ciliata, rotifera, naupli copepoda

4. Mesoplankton, contoh : cladocera, coppepoda dan beberapa stadia larva

5. Macroplankton, contoh : pteropoda, copepoda, euphasida, chaetognata

6. Mikronekton, contoh : cephalopoda, euphasida, sergestida, myctophida

7. Megaloplankton ( Plankton Gelatin ), contoh : scyphozoa, thalicea

Klasifikasi plankton berdasarkan ekologis

Klasifikasi plankton berdasarkan ekologis akan terbagi menjadi dua kelompok

besar, yaitu berdasarkan habitat dan berdasarkan distribusi kedalaman. Klasifikasi

berdasarkan kepada habitat adalah sebagai berikut :

1. Plankton Laut ( Marine Plankton / Haliplankton ), yaitu plankton yang terdiri dari :

a. Plankton Oseanik ( Oseanic Plankton ), adalah plankton yang tinggal di lapisan

perairan diatas landasan kontinen.

b. Plankton Neritik ( Neritic Plankton ), adalah plankton yang tinggal di lapisan

perairan dari pantai sampai dengan kedalaman 200 meter diatas landasan kontinen

c. Plankton Air Payau ( Brackishwater Plankton ), adalah plankton yang tinggal di

perairan estuaria, pantai dan perairan payau

2. Plankton Air Tawar ( Freshwater Plankton / Limnoplankton ) adalah plankton yang

tinggal di perairan - perairan darat, seperti sungai, danau

Sedangkan klasifikasi plankton berdasarkan distribusi kedalaman adalah sebagai

berikut :

6

Page 8: MODUL 1

1. Pleuston, adalah biota plankton yang menempati bagian permukaan air laut, dimana

selalu berhubungan dengan udara. Kelompok plankton ini seringkali diklasifikasikan

kedalam kategori tersendiri dari plankton dikarenakan pergerakannya lebih banyak

dipengaruhi oleh angin dibandingkan dengan arus. Contohnya : Physalia dan Velella

( Hydrozoa ).

2. Neuston, adalah biota plankton yang tinggal pada lapisan permukaan dari kedalaman

beberapa sampai dengan 10 millimeter.

3. Epipelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan sampai

dengan kedalaman 300 m pada siang hari.

4. Mesopelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan

diantara 300 sampai dengan 1000 meter pada siang hari.

5. Bathypelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan

diantara 1000 sampai dengan 3000 - 4000 meter pada siang hari.

6. Abyssopelagic Plankton, adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan

lebih dari 3000 - 4000 meter.

7. Epibenthic Plankton ( Demersal atau Bottom Living Plankton ), adalah biota

plankton yang menempati lapisan perairan mendekati dasar atau secara temporer

berkaitan dengan lapisan permukaan dasar.

Definisi kedalaman dalam bentuk epi, meso dan bathypelagic plankton sangat bervariasi

dan tergantung kepada karakterisitik lingkungan air. Klasifikasi tersebut diatas

didasarkan kepada pendapat para ahli. Sementara berdasarkan hasil penelitian yang

berkaitan erat dengan pola distribusi vertikal zooplankton, maka pembagian berikut jauh

lebih bermakna, yaitu :

1. Epiplankton Atas, adalah biota plankton yang dijumpai pada lapisan permukaan

perairan dari 0 sampai dengan 150 meter pada siang hari.

2. Epiplankton Bawah, adalah biota plankton yang dijumpai pada lapisan permukaan

perairan dari 150 sampai dengan 300 meter pada siang hari.

3. Mesoplankton Atas, adalah biota plankton yang dijumpai pada lapisan permukaan

perairan dari 300 sampai dengan 700 meter pada siang hari.

4. Mesoplankton Bawah, adalah biota plankton yang dijumpai pada lapisan permukaan

perairan dari 700 sampai dengan 1000 meter pada siang hari.

Selanjutnya bagi biota plankton yang diklasifikasikan kepada Epibenthic Plankton,

seringkali dipisahkan dengan Nectobenthos, yaitu biota plankton yang dijumpai

menempel pada daun dan akar lamun serta ganggang, dan mempunyai kecenderungan

menempati lapisan perairan mendekati dasar atau secara temporer berkaitan dengan

lapisan permukaan dasar.

7

Page 9: MODUL 1

Klasifikasi plankton berdasarkan siklus hidup

Berdasarkan kepada siklus hidupnya, maka biota plankton dapat dibedakan

menjadi :

1. Holoplankton ( Permanent Plankton ), adalah biota plankton yang kehidupannya

sebagai plankton dijumpai sepanjang siklus hidupnya.

2. Meroplankton ( Transitory atau Temporary Plankton ), adalah biota plankton yang

kehidupannya sebagai plankton hanya dalam waktu temporer tertentu, dibandingkan

dengan keseluruhan siklus hidupnya, seperti telur dan atau stadia larva.

Produktivitas Primer

Odum ( 1971 ) mendefinisikan produktivitas primer dari suatu sistem ekologis,

komunitas, atau bagian dari hal tersebut adalah suatu tingkatan dimana enegi radiant

tersimpan oleh proses/aktivitas fotosintesa dan kemosintesa yang dilakukan oleh biota

produser, dengan hasil produksi berupa materi organik yang dapat digunakan sebagai

pakan.

Pada definisi ini perhatian kepada proses, produser dan bahan yang dihasilkan berusaha

untuk dihubungkan kedalam suatu rangkaian dan pada akhirnya diperjelas dengan

kegunaan / fungsi dari produk. Oleh karenanya wajar bila kemudian diperjelas dengan

definisi berikurnya yaitu :

Gross Primary Productivity atau Produktivitas Primer Keseluruhan yaitu tingkatan

total dari proses photosintesa, termasuk didalamnya bahan organik yang dipakai untuk

respirasi. Definisi ini seringkali dikenal dengan nama Total Photosynthesis atau Total

Assimilation.

Net Primary Productivity atau Produktivitas Primer Bersih adalah tingkatan

penyimpanan bahan organik kedalam jaringan tanaman yang dikurangkan dengan

sejumlah yang digunakan untuk proses respirasi. Definisi ini sering dikenal dengan

Apparrent Photosysthesis atau Net Assimilation. Secara praktis biasanya jumlah yang

8

Page 10: MODUL 1

digunakan oleh respirasi ditambahkan untuk mendapatkan nilai Gross Primary

Productivity.

Net Community Productivity adalah tingkat penyimpanan bahan organik yang tidak

digunakan pada proses heterotropik ( yaitu Produktivitas Primer Bersih dikurangi

konsumsi heterotropik ). Hal ini bisanya diukur pada perioda pertumbuhan setiap tahun

atau sepanjang tahun.

Secondary Productivities adalah energi yang tersimpan pada tingkat konsumer. Hal ini

susah dibedakan diantara jumlah keseluruhan ( gross ) dan jumlah bersih ( net )

dikarenakan konsumer hanya menggunakan bahan yang telah dihasilkan dalam bentuk

pakan jadi siap konsumsi, dimana kehilangan karena proses respirasi dan konversi

kedalam jaringan diasumsikan sebagai suatu proses yang menyatu.

Le Gal ( 1988 ) mendefinisikan produktivitas primer adalah suatu aktivitas

biologi yang berkaitan dengan dinamika fiksasi nilai CO2 menjadi materi organik. Pada

definisi ini titik berat pembicaraan tidak lagi pada biomassa produser dan kuantitas

bahan organik yang dihasilkan, akan tetapi berkaitan erat dengan kapasitas dan

kemampuan melaksanakan dan menghasilkan dari proses tersebut.

Treguer ( 1986 ) mendefinisikan produktivitas primer adalah suatu sintesis

autotropik dari materi organik, khususnya phytoplankton bagi daerah lautan. Pada

definisi ini kata produktivitas dimaknakan sama dengan siapa pelaku proses atau

produser.

Treguer ( 1986 ) mendefinisikan produktivitas adalah kapasitas memproduksi,

atau hasil produksi atau rendemen, yaitu keterkaitan antara hasil produksi dan elemen

dari sistem produksi / produser, yang menjadi bagian dari biotop atau biocenose.

Definisi ini menjelaskan secara rinci bahwa suatu produk akan berkaitan erat dengan

dengan sistem yang menghasilkannya. Dan sistem pengkasil tersebut adalah bagian dari

suatu komunitas natural hayati.

Biotop adalah permukaan atau volume yang memiliki karakteristik fisika dan kimia

yang sama, dimana ditinggali oleh satu species atau satu komunitas tertentu.

Biocenose adalah Sekelompok fauna atau flora yang hidup pada satu biotop

Produksi Bruto adalah kuantitas materi organik yang diperoleh

9

Page 11: MODUL 1

Produksi Netto adalah produksi bruto dikurangi sejumlah yang hilang karena proses

metabolisme : respirasi, ekskresi dll

Produser

Odum ( 1971 ) mendefinisikan produser adalah biota autotropik, sebagian besar

tanaman, yang mampu memproduksi makanan dari bahan anorganik sederhana.

Sedangkan Odum ( 1983 ) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan produser

adalah unit subsistem yang menggunakan beberapa jenis aliran energi kualitas tinggi

sebagai amplifier / penguat yang berinteraksi untuk mengkonversikan energi kualitas

rendah ke energi dengan kualitas lebih tinggi, biasanya menghasilkan energi netto ke

unit - unit lain. Pada definisi ini satuan proses sudah dinyatakan kedalam suatu

parameter tertentu yaitu energi. Meskipun demikian, satuan tersebut membutuhkan

intepretasi lebih lanjut kedalam satuan kuantitatif.

Treguer ( 1986 ) mendefinisikan produksi adalah kuantitas materi hasil produksi

berdasarkan satuan permukaan / luas dan atau berdasarkan satuan volume dengan

kaitannya fungsi waktu. Pada definisi ini penekanan kata produksi mengarah ke

kuantitas, yang dihubungkan dengan satuan / parameter penjelas.

Phytoplankton, Produser dan Rantai / Jaring – jaring Makanan

Kedudukan phytoplankton pada sistem ekologi dikenal sebagai produser primer,

dalam hal ini pengamatan dan pembicaraan diarahkan tidak lagi sebagai satuan

taksonomi dan volumetrik, akan tetapi berkaitan erat dengan khlorophyil dan jumlah

satuan energi yang dipindahkannya. Prinsip dasar yang dipakai dalam sistem ekologi,

yang pada nantinya bergerak kepada jaring - jaring makanan, adalah kuantifikasi dari

phenomena dan atau proses biologis, dalam hal ini untuk memudahkan adalah produk

yang dihasilkannya.

Phytoplankton dengan sejumlah khlorophyl yang dimilikinya akan memproduksi

bahan organik. Pada penghitungan atau pengamatan sehari - hari, biasanya hanya

dipergunakan berapa jumlah pertambahan biomassa / berat dan atau jumlah individu /

volume dari phytoplankton. Pengamatan biomassa / berat seringkali susah dilakukan,

terutama bila bersifat individual. Sedangkan pengamatan secara populatif, seringkali

terbentur kepada kondisi alam yang tidak memungkinkan mengumpulkan sejumlah

10

Page 12: MODUL 1

individu dengan species yang sama dalam keadaan murni. Namun dari metoda

pertambahan biomassa / berat ini akan menghasilkan kuantitas yang dapat digunakan

secara nyata untuk menghitung berdasarkan satuan waktu. Selanjutnya apabila diketahui

kandungan khlorophyl per biomassa phytoplankton, dan jumlah pertambahan yang

dicapai berdasarkan waktu, maka akan dapat dihitung dan atau diramalkan, jumlah

biomassa akhir yang akan didapat ( atau produksi akhir ) dimana produksi tersebut akan

digunakan sebagai input / data masukan pada perhitungan sistem ekologi.

Pengamatan berdasarkan volume / jumlah individu, pada prinsipnya sama.

Namun asumsi yang selalu dipakai adalah setiap individu dihitung secara kuantitatif

sebagai nilai satu, tanpa memperhitungkan stadia, volume dan atau proses yang

terkandung pada satuan individu tersebut. Hal ini menyebabkan kesulitan pada

intepretasi proses biologis pada sistem ekologi nantinya. Namun akan mempermudah

untuk perhitungan sebagai input / data masukan dalam model sistem ekologi.

Peranan phytoplankton selanjutnya lebih cenderung kepada proses transfer energi

melalui suatu seri mangsa memangsa, yang dikenali dengan rantai dan jaring - jaring

makanan. Berdasarkan kepada fungsi tersebut, maka seringkali untuk memudahkan

asumsi kuantitatif, terbentuklah strata jaring makanan atau TROPHIC LEVEL.

Phytoplankton diletakkan pada level pertama. Hal ini berarti kedudukannya

sebagai produser ( primer ), atau sumber energi. Meskipun demikian, patut diingat

bahwa peletakan pada trophic level pertama ini mempermudah anggapan, namun dalam

konsep energi tidak sepenuhnya benar. Karena sirkulasi transfer energi pada bakteri,

yang mendegradasi bahan organik menjadi bahan anorganik yang selanjutnya akan

digunakan oleh phytoplankton, diletakkan pada trophic level 0 ( nol ). Kedudukan

phytoplankton secara kuantitatif berada pada sat kesatuan trophic level pertama. Hal ini

berarti, ada dua nilai yang bakal digunakan menjadi parameter, yaitu biomassa dan

jumlah individu, dimana satuan yang dipakai adalah energi ( perpindahan sejumlah

biomassa atau individu yang dikonsumsi menjadi biomassa / jaringan dan atau jumlah

individu konsumer.

Bahan Bacaan

Bougis, P., 1974. Ecologie du Plancton Marin. Masson et Ed., 200p.

Newell, C.E & Newell, R.C., 1977. Marine Plankton. Hutchinson & Co. 231p

Romimohtarto, K., 1984. Penelitian dan Metode Penelitian Zooplankton Laut. Proceeding Seminar Biologi Laut dan Perikanan Pantai, 1984. 25p.

11

Page 13: MODUL 1

Wickstead, J.H., 1976. Marine Zooplankton. Edward Arnold Pub., 60p.

Wimpeny, R.S., 1966. The Plankton of the sea. Am. Elsev. Pub. Co., 373p.

Sahlan, M., 1982. Planktonologi. 140p.

12