Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
-
Upload
hendra-thohir -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 1/28
PDK
NASKAH PUBLIKSI
MODEL PENGEMBANGAN LINGKUNGAN
KOTA EKOWISATA
(Studi di Wilayah Kota Batu)
Peneliti:Drs. Oman Sukmana, M.Si.
Nip.: 132001833
Dibiayai Melalui Proyek DPP UMM
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Nomor: E.d/577/BAA-UMM/VIII/2007
Tanggal, 7 Agustus 2007
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGApril, 2008
1
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 2/28
HALAMAN PENGESAHAN
1.a. Judul Penelitian :
MODEL PENGEMBANGAN LINGKUNGAN KOTA EKOWISATA
(Studi di Wilayah Kota Batu)
b. Bidang Ilmu : Sosial
c. Kategori Penelitian : Kategori II
2. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Drs. Oman Sukmana, M.Si.
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Gol./Pangkat/Nip : IV-a/Pembina/ 132.001.833.d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Fakultas/Jurusan : FISIP/Ilmu Kesejahteraan Sosial
f. Alamat Kantor : Lembaga Penelitian UMMJl. Raya Tlogomas No. 246 Malang, Jawa TimurTlp. (0341) 463513, 464318, 464319
Fax (0341) 460435
g. Alamat Rumah : Pondok Bestari Indah, Blok C-5/268, RT 02/XI,Klandungan, Landungsari, Malang.
Tlp. (0341) 463128, Hp. 08123200709
3. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)4. Jangka Waktu : 1 Tahun (TA. 2007/2008)
5. Biaya Penelitian :
a. Sumber dari UMM : Rp 6.00.000,-
b. Sumber lain : -
Mengetahui: Malang, April 2008
Dekan FISIP UMM, Ketua Peneliti
Drs. Budi Suprapto, M.Si, Drs. Oman Sukmana, M.Si.
Nip.UMM : 10387090041 Nip. : 132.001.833.
Menyetujui :Ketua Lembaga Penelitian
Universitas Muhammadiyah Malang
DR. Wahyu Widodo, Ir., MS.
Nip.UMM : 110.8909.0128.
2
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 3/28
MODEL PENGEMBANGAN LINGKUNGAN KOTA EKOWISATA
(Studi di Wilayah Kota Batu)
Oman Sukmana1
FISIP UMM
AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang bagaimana model pengembangan
kota Batu sebagai kota ekowisata. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Teknik analisa data menggunakan teknik deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data utama yang dilakukan adalah wawancara mendalam (indeepth
interview), observasi, dan dokumentasi. Lokasi penelitian ditentukan di kota Batu. Subjek
penelitian ditentukan secara purvosive, yaitu: (1) pejabat pemerintah terkait; dan (2) warga
masyarakat. Sedangkan informan penelitian meliputi: (1) Kepala Bappeda Kota batu; (2) pemerhati lingkungan kota, baik dari unsur masyarakat maupun perguruan tinggi; dan (3)
Kalangan LSM.
Kesimpulan hasil penelitian meliputi: (1) Kota Batu memiliki potensi sumberdayaalam dan sosial yang baik sebagai modal pengembangan kota; (2) Kota Batu merupakan
tempat refreshing dan beristirahat yang baik, jika dikemas secara baik dan terintegrasi,
maka Kota Batu sebagai kota Wisata sangat mungkin untuk diwujudkan; (3) Sikapmasyarakat sangat positif dalam mendukung pengembangan kota Batu. Pola hubungan
antara perilaku manusia dan lingkungan dalam konteks pengembangan dan pengelolaan
lingkungan Kota Batu sebagai kota wisata dengan pola hubungan gabungan antara pola
individu dapat menggunakan lingkungannya, individu berpartisipasi (ikut serta) dalam pengelolaan lingkungannya, serta individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (4)
Arah kebijakan pembangunan kota Batu berdasarkan atas visi kota Batu, yaitu: ”Batu,
Agropolitan Bernuansa Pariwisata dengan Masyarakat Madani”; (5) Arah pengembanganKota Batu: ke Arah Utara, Barat Laut, Timur Laut dan Barat Daya; pengembangan pada
kawasan Lindung dan Pengembangan pada kawasan budidaya untuk jenis kegiatan
pertanian. Sedangkan kearah Barat, Timur dan Tenggara adalah fokus pada pengembangan pada kegiatan perkotaan; (6) Berdasarkan paradigma perkembangan kota, maka model
pengembangan kota Batu sebagai kota ekowisata mengikuti paradigma perkembangan yang
berorientasi Rurban Oriented Paradigm (ROP). Sedangkan saran yang bisa disampaikanadalah: (1) Pemerintah Kota Batu perlu lebih optimal lagi dalam mengelola potensi
sumberdaya yang ada di wilayah kota Batu, sehingga dapat mendukung pengembangan
kota Batu sebagai kota wisata yang bervisi ”Batu, Agropolitan Bernuansa Pariwisata
dengan Masyarakat Madani”; dan (2) Model pengembangan kota Batu yang mengarahkepada orientasi Rurban Oriented Paradigm (ROP), sudah relevan dengan kondisi wilayah
kota Batu. Oleh karena itu perlu terus dikembangkan.
Kata kunci: Pengembangan Lingkungan Kota, Ekowisata
1 Oman Sukmana, Drs., M.Si. adalah Staff Pengajar pada Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP –
Universitas Muhammadiyah Malang.
3
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 4/28
Abstract
This research is conducted to explore on why and how the government implements the
model of the Batu city development as a ecotourism city. The qualitative approach is
utilized in this study with Descriptive-Qualitative implemented in data analysis technique.Whereas the quantitative data is also useful to strengthen the qualitative findings. Indeepth
interview, Observation and documentation, were used as data collection tools. Therespondents of this study were determined purposively that include: The local leaders, and
Residents. While the informants include: the chief of tourism department of Batu city,
ecotourism analyst both from local community and higher education, and NGO-enviroment
preservation.
The conclusion of research study ares: (1) Batu city have good potentials resources as a
capital for city developmental; (2) Batu city as refreshing area, so it is possible to be
ecotourism city; (3) The community of Batu city are supporting for Batu city developing, as
a ecotourism city; (4) The orientation of Batu city development is based on mission and
vision of Batu city, as: “Batu as agropolitan city, base on Tourism and Civil Society”; and(5) The orientation of Batu city development is using of the Rurban Oriented Paradigm
(ROP)
Key Word: Development of City, Flora Ecotourism.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota merupakan tempat bermukim warga, tempat bekerja, tempat hidup, tempat
belajar, pusat pemerintahan, tempat berkunjung dan menginapnya tamu negara, tempat
mengukur prestasi para olahragawan, tempat pentas seniman domestik dan manca negara,
tempat rekreasi dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kota perlu dikembangkan untuk memenuhi
tuntutannya yang terus meningkat. Di dalam menentukan arah kebijakan pengembangannya
perlu dibuatkan pola perencanaan pengembangan berdasarkan data yang ada dan kebutuhan
yang harus dipenuhi kota tersebut.
Pengembangan suatu wilayah perkotaan akan menimbulkan berbagai konsekuensi
terhadp lingkungan. Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kota harus memperhatikan aspek
lingkungan, termasuk penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau. Proses penataan
ruang akan mendorong pengembangan wilayah dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
masyarakat yang berkeadilan dalam lingkungan yang sehat dan berkesinambungan. Kota
4
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 5/28
Batu sebagai kota wisata, dikembangkan kearah kawasan kota ekowisata. Oleh karena itu
penataan, pengelolaan, dan pengembangan ruang kota Batu adalah merupakan hal yang
penting dan dapat dijadikan sebagai model penataan, pengelolaan, dan pengembangan
lingkungan kota yang baik.
Kota Batu adalah merupakan kota utama dalam pengembangan wisata di Jawa Timur.
Penataan, pengolaan, dan pengembangan kawasan kota berwawasan ekowisata di kota Batu
dapat dijadikan contoh (model) bagi kota lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang bagaimana model pengembangan kota
Batu sebagai kota ekowisata. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Teknik analisa data menggunakan teknik deskriptif-kualitatif. Teknik
pengumpulan data utama yang dilakukan adalah wawancara mendalam (indeepth
interview), observasi, dan dokumentasi. Lokasi penelitian ditentukan di kota Batu. Subjek
penelitian ditentukan secara purvosive, yaitu: (1) pejabat pemerintah terkait; dan (2) warga
masyarakat. Sedangkan informan penelitian meliputi: (1) Kepala Bappeda Kota batu; (2)
pemerhati lingkungan kota, baik dari unsur masyarakat maupun perguruan tinggi; dan (3)
Kalangan LSM.
Dari penelitian ini akan diperoleh informasi dasar tentang model penataan, pengelolaan,
dan pengembangan lingkungan kota yang berwawasan ekowisata. Hasil penelitian juga
dapat dikembangkan sebagai bahan bagi kajian disiplin Psikologi Lingkungan, terutama
dalam mengembangkan konsep rekayasa lingkungan fisik dan sosial (social and phisical
environmental engineering), serta dampaknya terhadap manusia, dan mata kuliah Psikologi
Pariwisata.
1.2. Rumusan Masalah
Pengembangan lingkungan kota Batu sebagai kota ekowisata, dapat dijadikan suatu
model konsep pengembangan kota yang baik, yang dapat memberikan dampak positif
timbal-balik bagi masyarakat dan lingkungan setempat. Pertanyaan dasar yang muncul
adalah bagaimana model penataan, pengelolaan, dan pengembangan kota tersebut
dilakukan? Bagaimana manfaat positifnya baik bagi masyarakat maupun lingkungan?, dan
sebagainya.
5
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 6/28
Untuk membatasi lingkup penelitian, maka masalah penelitian ini difokuskan pada
aspek-aspek berikut:
(1) Bagaimanakah gambaran kondisi, potensi, dan pemanfaatan lingkungan ekowisata di
kota Batu?
(2) Bagaimana sikap masyarakat dalam pengembangan lingkungan kota Batu sebagai kota
ekowisata?
(3) Bagaimana konsep hubungan antara masyarakat kota Batu dengan lingkungannya?
(4) Bagaimanakah konsep kebijakan pemerintah dalam pengembangan kota Batu sebagai
kota ekowisata?
(5) Bagaimanakah konsep kebijakan pemerintah dalam perencanaan pengembangan tata
kota Batu sebagai kota ekowisata?
(6) Bagaimanakah model pengembangan kota Batu sebagai kota ekowisata?
1.3 Tujuan Penelitian
Target hasil (tujuan umum) penelitian ini adalah berupa konsep dan informasi dasar
pengetahuan yang berkaitan dengan model pengembangan lingkungan kota ekowisata.
Sedangkan secara terinci target luaran (tujuan khusus) penelitian ini adalah untuk
memperoleh konsep dan informasi dasar tentang:
(1) Kondisi dan potensi, dan pemanfaatan lingkungan ekowisata di kota Batu.
(2) Sikap masyarakat dalam pengembangan lingkungan kota Batu sebagai kota
ekowisata.
(3) Konsep hubungan antara masyarakat kota Batu dengan lingkungannya.
(4) Konsep kebijakan pemerintah dalam perencanaan mengembangan tata kota Batu
sebagai kota ekowisata.
(5) Konsep kebijakan pemerintah dalam perencanaan mengembangan tata kota Batu
sebagai kota ekowisata.
(6) Konsep disain (rancangan) ideal pengembangan kota Batu sebagai kota ekowisata.
(7) Model pengembangan kota Batu sebagai kota ekowisata.
(8) Bahan materi akademik bagi pengembangan perkuliahan dalam Mata Kuliah
6
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 7/28
Psikologi Lingkungan dan Psikologi Pariwisata (Fakultas Psikologi), serta Mata
Kuliah Tingkah laku manusia dan Lingkungan (FISIP).
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Paradigma Perkembangan Kota
Secara umum terdapat dua macam paradigma pembangunan kota dalam perpsektif
spasial. Paradigma pembangunan kota yang pertama disebut sebagai Urban Oriented
Paradigm (UOP), dan paradigma kedua dikenal sebagai Rurban Oriented Development
Paradigm (ROP). Pemahaman kedua macam paradigma pembangunan kota tersebut sangat
penting agar para penentu kebijakan pembangunan kota dapat memilih paradigma
pembangunan yang tepat bagi daerahnya (Yunus, 2005).
1)
Urban Oriented Paradigm (UOP)
Menurut Yunus (2005), Urban Oriented Paradigm (UOP) adalah suatu paradigma
pembangunan kota dengan filosofi pembangunannya city is just for urban residents atau
city is just for the city itself . Kerangka berpikir tersebut dilandasi oleh banyaknya
keberadaan lahan kosong baik di bagian dalam kota dan terlebih lagi diluar kota yang dapat
dimanfaatkan untuk mengakomodasikan struktur fisikal baru. Idealisme menciptakan
bentuk fisikal kota, secara spasial sangat leluasa dan tidak terkendala oleh permasalahan
yang berarti baik sosial, kultural, ekonomi dan politik. Daerah pinggiran kota (urban fringe
areas) sebagian besar didominasi oleh lahan kosong, atau lahan tidak produktif, sehingga
setiap usaha untuk membangun fungsi-fungsi kekotaan baru sebagai bentuk perkembangan
dan pengembangan baru dapat dilaksanakan.
2) Rurban Oriented Paradigm (ROP)
Rurban Oriented Paradigm (ROP) adalah suatu paradigma pembangunan kota yangdilandasi filosofi bahwa the development of a city is not just for the city itself but also for
the rural areas. Hal ini didasari oleh adanya suatu kenyataan bahwa kota yang
bersangkutan dikelilingi oleh lahan pertanian yang produktif serta sector pertanian masih
memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Dalam menentukan kebijakan
spasial pembangunan kota, pemerintah kota harus bertindak ekstra hati-hati serta harus
7
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 8/28
mengacu pada konsep sustainable development dengan keempat dimensinya. Pembangunan
kota merupakan bagian integral dari system pembangunan nasional yang tidak dapat
diisolasi dari pembangunan sector lain, khususnya pembangunan di sector rural. Di dalam
system pembangunan nasional, pembangunan kota saling tergantung dengan pembangunan
desa sehingga apabila terjadi kekeliruan penentuan kebijakan pembangunan pada salah satu
sector akan mengakibatkan dampak negative pada sector lain. Di samping itu,
pembangunan kota tidak boleh hanya mementingkan kebutuhan daerahnya sendiri, seperti
tertuang dalam intra generation dan intra frontier dimension, namun harus selalu
memperhatikan inter generation dan inter frontier-dimension.
Rurban Oriented Paradigm (ROP) dilandasi oleh suatu konsep filsafati yang khusus
yaitu:
(1) perkembangan kota tidak boleh hanya untuk kepentingan kota itu sendiri;
(2) kehidupan kota tidak dapat dipisahkan dari kehidupan desa, sehingga program
pengembangan kota juga harus memperhatikan kepentingan desa;
(3) bentuk kota ideal tidak harus bulat atau mendekati bulat atau bujur sangkar;
(4) bentuk kota ideal tidak harus kompak memadat;
(5) pengertial ideal selalu conform dengan kondisi lingkungan biotic, abiotik dan sosio-
kultural;
(6) pembangunan kota harus memperhatikan intra dimension dan inter dimension baik
terkait dengan keberadaan generasi maupun wilayah.
b. Paradigma Pembangunan Kota di Indonesia
Membahas paradigma pembangunan kota di Indonesia masa kini sangat menarik,
karena banyak fenomena penting yang dapat diuangkap, khususnya terkait dengan aplikasi
paradigma pembangunan kotanya. Hampir semua kota di Indonesia, kalau bukan
semuanya, menunjukkan perkembangan spasial yang tidak terkendali dan sangat
bertentangan dengan konsep pembangunan beekelanjutan yang selalu dijadikan sebagai
acuan bagi setiap program pembangunan. Kenyataan di lapangan yang sangat berbeda atau
bertentangan sama sekali dengan ide sustainable development seperti dirumuskan oleh
Wolrd Comission on Environment and Development menimbulkan tanda tanya besar bagi
masyarakat: (1) apakah para penentu kebijakan pembangunan kota benar-benar paham akan
8
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 9/28
makna sustainable development ?; (2) apabila mereka paham akan arti pembangunan
berkelanjutan, mengapa gejala yang sangat bertentangan dengan ide sustainable
development dibiarkan terus berlanjut sampai sekarang?
Dalam kaitannya dengan upaya manajemen spasial kota, dua permasalahan penting
perlu ditegaskan lagi, yaitu pertama adalah hilangnya lahan pertanian subur, produktif dan
beririgasi teknis yang terlalu dini di daerah pinggiran kota. Permasalahan kedua, adalah
terjadinya densifikasi yang tidak terkendali di daerah permukiman bagian dalam kota.
Gejala hilangnya lahan pertanian subur, produktif dan beririgasi teknis di daerah pinggiran
kota, khususnya di Pulau Jawa merupakan gejala yang perlu dihentikan atau paling tidak
diperlambat prosesnya sambil menunggu kemampuan untuk mencari substitusinya. Hal ini
berkaitan dengan gejala dengan makin melebarnya kesenjangan antara produksi bahan
pangan dan konsumsinya. Makin meningkatnya jumlah penduduk akan selalu diikuti
dengan makin meningkatnya tuntutan tersedianya bahan pangan yang makin meningkat
pula, sementara itu makin menurunnya sumber daya pertanian akan selalu diikuti oleh
makin berkurangnya kemampuan untuk menyediakan bahan pangan. Oleh karena hilangnya
lahan pertanian kebanyakan terjadi di sekitar kota-kota dan berubah menjadi lahan-lahan
non-pertanian, maka perhatian serius harus diarahkan pada daerah-daerah tersebut.
Tanpa mengemukakannya secara eksplisit, telah terjadi pengorbanan sektor rural,
khususnya sektor pertanian untuk kepentingan sektor perkotaan. Pengorbanan sektor
pertanian dianggap bukan merupakan permasalahan serius dan memang seharusnya seperti
itu. Hal ini jelas menunjukkan bahwa upaya pembangunan kota dan wilayah hanya
mementingkn pencapaian kepentingan jangka pendek, bersifat sektoral dan tidak
mementingkan kepentingan sektor lain yang juga berpengaruh terhadap pembangunan kota
itu sendiri dan bersifat tidak komprehensif. Dengan kata lain sangat bertentangan dengan
konsep sustainable development . Di sinilah tercermin adanya paradigma pembangunan
kota yang bersifat urban oriented . Untuk kota-kota tertentu di luar pulau Jawa, dimana
daerah pinggiran kotanya merupakan lahan tidak produktif, tidak subur peredigma
pembangunan yang bersifat urban oriented dapat direkomendasikan, namun untuk kota-
kota lain, khususnya di Pulau Jawa, Sumatera dan Bali aplikasi paradigma tersebut
sangatlah tidak tepat.
9
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 10/28
Aplikasi ROP merupakan pilihan yang tepat untuk kota-kota yang daerah pinggiran
kotanya merupakan lahan pertanian subur, produktif dan beririgasi teknis. Kebijakan ini
sama sekali tidak bertentangan dengan anti growth concept atau tidak sama dengan upaya
menghentikan perkembangan kota, karena hal ini bertentangan dengan menghentikan
peradaban itu sendiri. Paradigma ini diaplikasikan dengan sangat arif dalam menyikapi
kondisi lingkungan abiotik, biotik dan sosio-kultural yang ada. Selama masih ada
kemungkinan memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif, mengapa harus diijinkan
mengorbankan lahan-lahan produktif? Selama masih ada kemungkinan mempertahankan
green belt mengapa jalur hijau atau ruang terbuka hijau yang ada harus dikorbankan?
Pengrobanan lahan pertanian di daerah pinggiran kota juga disebabkan adanya pendapat
yang mengatakan bahwa bentuk ideal adalam kompak dengan jarak antara pusat kota ke
sisi-sisi terluar lahan terbangun kurang lebih sama. Ekspresi keruangan kota seperti ini akan
berbentuk bulat atau bujur sangkar. Dari sisi kemudahan, efektivitas dan efisiensi
pembangunan fasilitas kota, bentuk tersebut memang merupakan ekspresi spasial paling
ideal. Namun demikian perlu diingat bahwa kondisi kota yang satu sangat berbeda dengan
kondisi kota yang lain, khususnya terkait dengan lingkungan biotik, abiotik, dan sosio-
kulturalnya seperti telah dikemukakan diatas. Upaya pemaksaan membentuk kota ke dalam
bentuk tertentu tanpa memperhatikan pertimbangan lingkungan biotik, abiotik dan sosio-
kultural dengan mengorbankan sumber daya alam penting yang ada adalah salah satu
bentuk pemerkosaan lingkungan (environmental rape).
Evaluasi keberadaan dan potensi sumber daya biotik, abiotik dan sosio-kultural
merupakan tahap awal yang harus ada terlebih dahulu untuk setiap program pembangunan.
Di sinilah awal kebijakan harus dibuat, khususnya untuk menentukan bagian-bagian mana
dari daerah pinggiran kota yang dapat dimanfaatkan untuk perluasan fisikal kota yang
disusun berdasarkan prioritas. Oleh karena keterkitan pnentuan prioritas pemilihan daerah
ini terkait dengan : (1) produktivitas lahan; (2) kesuburan lahan; (3) keberdaan saluran
irigasi. Dengan teknik skorsing dan memanfaatkan teknik geographic information. Kisaran
skor prioritas adalah dari prioritas paling tinggi dan prioritas paling rendah. Prioritas paling
tinggi berkaitan dengan paling tidak subur, paling tidak produktif dan tidak adanya saluran
irigasi dan prioritas paling rendah adalah paling subur, paling produktif dan beririgasi
teknis dengan kontinuitas alirn air sepanjang waktu. Oleh karena uraian ini hanya
10
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 11/28
menekankan pada perspektif spasial, maka beberapa tinjauan lain seperti aspek biotik dan
sosio-kultural tidak dikemukakan di dalam paragraf ini dan pada kesempatan yang berbeda
akan dibahas secara mendalam sebagai pembobot penentuan skor prioritas. Namun, dari
ketiga perspektif spasial yang dikemukakan tersebut, secara cepat penentuan prioritas dapat
dilaksanakan dengan mudah. Hasil evaluasi dapat dipetakan, sehingga pengarahan
pengembangan spasial kota dapat dilaksanakan.
ROP dilandasi oleh suatu konsep filsafati yang khusus yaitu: (1) perkembangan kota
tidak boleh hanya untuk kepentingan kota itu sendiri; (2) kehidupan kota tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan desa, sehingga program pengembangan kota juga harus
memperhatikan kepentingan desa; (3) bentuk kota ideal tidak harus bulat atau mendekati
bulat atau bujur sangkar; (4) bentuk kota ideal tidak harus kompak memadat; (5) pengertian
ideal selalu konform dengan kondisi lingkungan biotik, abiotik dan sosio-kultural; (6)
pembangunan kota harus memperhatikan intra-dimension dan inter-dimension baik terkait
dengan keberadaan generasi maupun wilayah.
C. Pengertian Ekowisata
Menurut Damanik dan Weber ( 2006), Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan
wisata khusus. Bentuknya yang khusus itu menjadikan ekowisata sering diposisikan
sebagai lawan dari wisata missal. Sebenarnya yang lebih membedakannya dari wisata
missal adalah karakteristik produk dan pasar. Perbedaan ini tentu berimplikasi pada
kebutuhan perencanaan dan pengelolaan yang tipikal.
Berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata merupakan kegiatan wisata yang
menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat
Ekowisata Internasional mengartiaknnya sebagai perjalanan wisata alam yang
bertanggungjawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to natural areas that conserves the
environment and improves the well-baing of local people). Dari definisi ekowisata tersebut,
maka ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu: pertama, Ekowisata sebagai
produk; Kedua, Ekowosita sebagai pasar; dan ketiga, Ekowisata sebagai pendekatan
pengembangan.
11
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 12/28
Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya
alam. Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya
pelestarian lingkungan. Sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata ssecara ramah lingkungan. Kegiatan
wisata yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian
lingkungan sangat ditekankan dan merupakan ciri khas ekowisata. Pihak yang berperan
penting dalam ekowisata bukan hanya wisatawan tetapi juga pelaku wisata lain (tour
operator) yang memfasilitasi wisatawan untuk menunjukkan tanggungjawab tersebut.
Menurut Deklarasi Quebec (Damanik dan Weber, 2006) menyebutkan bahwa ekowisata
merupakan suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan
yang membedakannya dengan bentuk wisata lain. Di dalam praktek hal itu terlihat dalam
bentuk wisata yang: (a) secara aktif menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya; (b)
melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan wisata
serta memberikan sumbangan positif terhadap kesejahteraan mereka; dan (c) dilakukan
dalam bentuk wisata independen atau diorganisasi dalam bentuk kelompok kecil.
Dengan kata lain, ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang
memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan
peluang kerja dan pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri.
Dari berbagai definisi ekowisata, maka selanjutnya dapat diidentifikasi beberapa prinsip
dari ekowisata, yaitu:
(1) Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan dan budaya
lokal akibat kegiatan wisata.
(2) Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di destinasi
wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupun pelaku wisata lainnya.
(3) Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun masyarakat lokal
melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kerjasama dalam pemeliharaan atau
konservasi.
(4) Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan konservasi melalui
kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.
(5) Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal dengan
menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilai-nilai lokal.
12
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 13/28
(6) Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik di daerah tujuan
wisata.
(7) Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti memberikan kebebasan
kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk menikmati atraksi wisata sebagai wujud
hak asasi, serta tunduk pada aturan main yang adil dan disepakati bersama dalam
pelaksanaan transaksi-transaksi wisata.
3. METODOLOGI PENELITIAN
a. Disain Penelitian:
Penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif, yaitu suatu model penelitian
yang berusaha untuk membuat gambaran/paparan dan menggali secara cermat sertamendalam tentang fenomena sosial tertentu tanpa melakukan intervensi dan hipotesis.
Pendekatan penelitian utama yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, sehingga
data yang utama adalah bersifat kualitatif. Akan tetapi untuk melengkapi analisis data
kualitatif, maka akan ditampilkan dan diperkuat pula dengan data-data yang bersifat
kuantitatif, dengan pemahaman bahwa penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif
yang dilengkapi dan diperkuat dengan data kuantitatif. Analisa kualitatif yang
digunakan adalah deskriptif-induktif, sedangkan data kuantitatif yang digunakan
adalah prosentase dalam bentuk tabulasi.
Jadi sesuai dengan tujuan penelitian, maka untuk data kualitatif disajikan dalam
bentuk deskripsi induktif. Sedangkan untuk data kuantitatif (data-data yang dapat
dikategorikan dalam bentuk angka-angka) analisis yang digunakan adalah deskriptif-
kuantitatif berupa persentase yang ditampilkan dalam bentuk tabulasi frekuensi ataupun
cross tabulation (tabulasi silang).
b. Penentuan Lokasi :
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau dipilih secara sengaja. Karakteristik
wilayah penelitian yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu kota Batu. Kota
Batu merupakan kota yang wisata utama di Jawa Timur, yang teruma diarahkan sebagai
kota ekowisata.
13
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 14/28
c. Penentuan Subjek Penelitian:
Subjek penelitian ditentukan dan dipilih secara sengaja sesuai dengan karakteristik
penelitian, yaitu: (1) pejabat pemerintah terkait; dan (2) warga masyarakat. Sedangkan
informan penelitian meliputi: (1) Kepala Bappeda Kota Batu; (2) pemerhati lingkungan
kota, baik dari unsur masyarakat maupun perguruan tinggi; dan (3) Kalangan LSM.
d. Teknik Pengumpulan Data :
Dalam penelitian ini, secara garis besar proses pengumpulan data menggunakan 3
(empat) metode pokok yang saling berkaitan dan melengkapi, yaitu :
(1) Indeept Interview
Teknik wawancara mendalam akan dilakukan baik terhadap subjek maupun informan,
yaitu: (1) pejabat pemerintah terkait; dan (2) warga masyarakat. Sedangkan informan
penelitian meliputi: (1) Kepala Bappeda Kota batu; (2) pemerhati lingkungan Kota,
baik dari unsur masyarakat maupun perguruan tinggi; dan (3) Kalangan LSM.
Hasil wawancara akan direkam dengan menggunakan alat rekam Walkman.
(2) Observasi
Teknik obeservasi dilakukan terhadap berbagai area ekowisata yang ada di kota Batu.
Observasi akan difokuskan pada kondisi dan karakteristik lingkungan ekowisata, dsb.
(3) Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data,
dokumen, arsip, dsb., yang berkaitan dengan pengembangan lingkungan kota Batu.
e. Jadwal Penelitian:
Secara keseluruhan, penelitian ini dilakukan selama 10 bulan, yaitu mulai bulan
Agustus2007-Mei 2008, pada tahun akademik 2007/2008.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil penelitian, maka selanjutnya dapat dijelaskan hal-hal sebagai
berikut:
(1) Kota Batu memiliki panorama yang indah sejuk dengan suhu udara minial 14,9º C dan
maksimal 24º C serta mempunyai spesifikasi khusus yaitu dikelilingi Gunung
14
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 15/28
Panderman, Gunung Banyak, Gunung Welirang, Gunung Bokong, dengan potensi
obyek dan daya tarik yang beraneka ragam, antara lain: (1) Taman Rekreasi, meliputi:
Taman rekreasi alun-alun Seribu Satu Bunga Kota Batu, Jawa Timur Park, Taman
Rekreasi Selecta, Taman Rekreasi Songgoriti, Taman Rekreasi Tirta Nirwana
Songgoriti; (2) Obyek wisata alam, meliputi: Pemandian air panas Cangar, Pemandian
air panas Songgoriti, Air terjun Coban Rais, Air terjun Coban Talun, Bumi Perkemahan
Cangar, Bumi Perkemahan Brantas, dll; (3) Obyek wisata sejarah, meliputi: Hotel
Selecta, Candi Supo Songgoriti, Patung Ganesha Torongrejo, Makam Ritual Belanda
Kuno, Goa Jepang Cangar, Goa Jepang Tlekung; (4) Obyek wisata
Souvenir/Handycraft, meliputi: Home industri kerajinan Batik Kota Batu, Home indutri
kerajinan Gerabah, Home indutri kerajinan Gong, Home indutri kerajinan Onyx, Pusat
industri Jamu Toga Materia Medika, Pusat home indusrti jamu ragil, asih, Pusat
kerajinan Jenang, Kripik, Tempe, Sari apel, Selsi Apel, Strawberi; (5) Obyek wisata
minat khusus, meliputi: Lasing olah raga Paralayang Gunung Banyak, Arung jeram,
Sepeda Gunung/Motor, Arthorium Sumber Brantas, Wisata Agro Apel Punten;(6)
Obyek wisata agro/wisata desa, meliputi: Kusuma agro wisata, wisata desa Bunga
Sidomulyo dan Gunung Sari, wisata agro apel Punten;(7) Obyek wisata budaya (Adat),
meliputi: Sedekah Bumi, Tari Sembrono, Tari Jaranan, Campur Sari, Slametan Desa,
dan lain-lain;(8) Obyek wisata religi, meliputi: Masjid An-Nur, Gereja
Kristen/Katolik/Protestan, Klenteng, Vihara Budha, Pure;(9) Obyek wisata Kuliner,
meliputi: warung makan khas Jawa, Bethania, Bebek Kuali, Batusuki Restaurant,
Jajanan Sore Alun-alun, dan lain-lain.
(2) Berdasarkan kondidi alamnya, Kota Batu merupakan tempat refreshing dan beristirahat
yang baik. Keadaan ini disebabkan karena suasana lingkungan yang mendukung, jauh
dari polusi dan ditunjang oleh sarana prasarana yang memadai. Dilihat dari kondsi iklim
yang dingin, Kota Batu sangat sesuai untuk pengembangan pariwisata yang terkait
dengan wisata peristirahatan. Hal ini ditunjang dengan banyaknya tujuan wisata dan
fasilitas penunjang wisata yang jika dikemas secara baik dan terintegrasi, maka Kota
Batu sebagai kota Wisata sangat mungkin untuk diwujudkan.
(3) Sikap masyarakat kota Batu sangat positif dan mendukung pengembangan kota Batu
sebagai kota Pariwisata. Sedangkan berkaitan dengan konsepsi hubungan antara
15
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 16/28
perilaku manusia dan lingkungan dalam konteks pengembangan dan pengelolaan
lingkungan desa wisata bunga dan desa wisata adat/budaya, maka dapat dianalisis
dengan mengacu antara lain kepada konsep Woodworth, dimana menyatakan bahwa
pola hubungan antara individu dan lingkungan dapat dikategorikan ke dalam 4 jenis,
yaitu: (1) individu dapat bertentangan dengan lingkungannya; (2) individu dapat
menggunakan lingkungannya; (3) individu dapat berpartisipasi (ikut serta) dengan
lingkungannya; dan (4) individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam konteks ini, maka pola hubungan antara perilaku manusia dan lingkungan dalam
konteks pengembangan dan pengelolaan lingkungan Kota Batu sebagai kota wisata
dengan pola hubungan gabungan antara pola individu dapat menggunakan
lingkungannya, individu berpartisipasi (ikut serta) dalam pengelolaan lingkungannya,
serta individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
(4) Arah kebijakan pembangunan kota Batu berdasarkan dari Pola Dasar Pembangunan
Kota Batu yang memuat komitmen politis daerah tentang: visi, misi serta arah
kebijakan pembangunan daerah yang didasarkan pada kondisi, potensi, permasalahan
dan kebutuhan nyata daerah, serta aspirasi masyarakat. Visi Kota Batu adalah: ”Batu,
Agropolitan Bernuansa Pariwisata dengan Masyarakat Madani”. Sedangkan Misi
pembangunan Kota Batu berdasarkan Visi Kota Batu: (1) Peningkatan imen dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta pengamalan Pancasila secara konsisten dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang madani;
(2) Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yang ditandai dengan
meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan, ketrampilan dan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) guna menghadapi era globalisasi serta mengelola
sumber daya alam yang berbasisi pada pertanian dan pariwisata yang berwawasan
lingkungan; (3) Pengembangan system ekonomi kerakyatan yang selaras dengan
berkembangnya dunia usaha ekonomi lemah dengan industrin pariwisata dan pertanian
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat serta
mengurangi kesenjangan social ekonomi maupun kemiskinan dan pengangguran; (4)
Perwujudan pelayanan prima pada masyarakat, yang meliputi penyediaan utilitas,
kemudahan perijinan dan fasilitas umum lainnya; (5) Perwujudan kehidupan social
yang dinamis dan berkembangnya seni budaya serta olah raga untuk menunjang
16
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 17/28
pariwisata daerah; (6) Perwujudan kelestarian lingkungan hidup dan terkendalinya tata
ruang wilayah; (7) Perwujudan kualitas kehidupan berpolitik yang demokratsi dan
dewasa serta penegakkan hokum dan hak asasi manusia; (8) Perwujudan Pemerintahan
yang Baik dan Bersih (Good Governance); dan (9) Perwujudan keamanan dan
ketertiban masyarakat.
(5) Adapaun skenario pengembangan Kota Batu berdasarkan kondisi fisik, ekonomi dan
social budaya yang terdapat pada:
a. Pengembangan Kota Batu ke Arah Utara, Barat Laut, Timur Laut dan Barat Daya
adalah: (1) Pengembangan pada kawasan Lindung terkait dengan keberadaan hutan
yang ada di sekitar G.Rawung, G. Anjasmoro, G. Tunggangan, G. Welirang, G.
Kembar, G. Arjuno, G. Panderman, dan G. Srandil. Selain itu kawasan ini juga
banyak terdapat sumber mata air dan sungai hulu yang keberadaannya perlu
dipertahankan dan dilestarikan; (2) Pengembangan pada kawasan budidaya untuk
jenis kegiatan pertanian (tanaman pangan dan tanaman hotikultura) dan obyek wisata
alam maupun wisata rekreasi terutama di Desa Tulubgrejo, Desa Sumbergondo, Desa
Gunungsari, Desa Bulukerto dan Desa Bumiaji.
b.Pengembangan Kota Batu kearah Barat, Timur dan Tenggara adalah: (1)
Pengembangan pada kegiatan perkotaan dengan mengelompoknya kegiatan
permukiman yang di dukung sarana dan prasarana perkotaan terutama di kelurahan
dan desa di Kecamatan Batu dan Kecamatan Junrejo; (2) Pengembangan pada
kegiatan pertanian tanaman pangan, hotikultura dan pariwisata.
Dari skenario pengembangan Kota Batu diatas, untuk pengembangan kawasan
lindung dan kawasan budidaya diterapkan pada Kawasan Lindung meliputi: (a)
Kawasan hutan yang mempunyai kemiingan 40% dan ketinggian 2.000 meter DPL; (b)
Kawasan rawan bencana baik bencana dari gunung berapi, longsor dan erosi akibat
penggundulan hutan; (c) Kawasan sempadan sungai, sumber mata air dan dibawah
Saluran Udara Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET); (d) Kawasan peresapan
air. Kawasan Budidaya, meliputi: (a) Kegiatan perkotaan diarahkan dikawasan yang
berada di ketinggian 600 – 1.000 meter dpl dan kawasan yang mempunyai kelerengan
0– 15% dan memiliki aksesbilitas dengan daerah sekitarnya; dan (b) Kegiatan pertanian
yang ada diskeitar kawasan lindung adalah kegiatan pertanian tanaman keras dan
17
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 18/28
perkebunan yang mempunyai fungsi penyangga dari kawasan lindung yang ada di
sekitarnya. Dan untuk kegiatan pertanian tanaman pangan dan holtikultura diarahkan
disekitar kawasan penyangga.
(6) Berdasarkan paradigma perkembangan kota, maka model pengembangan kota Batu
sebagai kota ekowisata mengikuti paradigma perkembangan yang berorientasi Rurban
Oriented Paradigm (ROP). Rurban Oriented Paradigm (ROP) adalah suatu paradigma
pembangunan kota yang dilandasi filosofi bahwa the development of a city is not just
for the city itself but also for the rural areas. Hal ini didasari oleh adanya suatu
kenyataan bahwa kota yang bersangkutan dikelilingi oleh lahan pertanian yang
produktif serta sector pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian
nasional.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan hl-hal sebagai berikut: (1) Kota
Batu memiliki potensi sumberdaya alam dan sosial yang baik sebagai modal
pengembangan kota; (2) Kota Batu merupakan tempat refreshing dan beristirahat yang
baik, jika dikemas secara baik dan terintegrasi, maka Kota Batu sebagai kota Wisata sangat
mungkin untuk diwujudkan; (3) Sikap masyarakat sangat positif dan mendukung
pengembangan kota Batu sebagai kota Wisata, sedangkan pola hubungan antara perilaku
manusia dan lingkungan dalam konteks pengembangan dan pengelolaan lingkungan Kota
Batu sebagai kota wisata dengan pola hubungan gabungan antara pola individu dapat
menggunakan lingkungannya, individu berpartisipasi (ikut serta) dalam pengelolaan
lingkungannya, serta individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (4) Arah
kebijakan pembangunan kota Batu berdasarkan dari Pola Dasar Pembangunan Kota Batu
yang memuat komitmen politis daerah tentang: visi, misi serta arah kebijakan
pembangunan daerah yang didasarkan pada kondisi, potensi, permasalahan dan kebutuhan
nyata daerah, serta aspirasi masyarakat. Sedangkan Visi Kota Batu adalah: ”Batu,
Agropolitan Bernuansa Pariwisata dengan Masyarakat Madani”; (5) Arah pengembangan
Kota Batu: ke Arah Utara, Barat Laut, Timur Laut dan Barat Daya; pengembangan pada
kawasan Lindung dan Pengembangan pada kawasan budidaya untuk jenis kegiatan
18
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 19/28
pertanian. Sedangkan kearah Barat, Timur dan Tenggara adalah fokus pada pengembangan
pada kegiatan perkotaan; (6) Berdasarkan paradigma perkembangan kota, maka model
pengembangan kota Batu sebagai kota ekowisata mengikuti paradigma perkembangan yang
berorientasi Rurban Oriented Paradigm (ROP).
b. Saran:
1. Pemerintah Kota Batu perlu lebih optimal lagi dalam mengelola potensi sumberdaya
yang ada di wilayah kota Batu, sehingga dapat mendukung pengembangan kota Batu
sebagai kota wisata yang bervisi ”Batu, Agropolitan Bernuansa Pariwisata dengan
Masyarakat Madani”.
2. Model pengembangan kota Batu yang mengarah kepada orientasi Rurban Oriented
Paradigm (ROP), sudah relevan dengan kondisi wilayah kota Batu. Oleh karena itu
perlu terus dikembangkan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, E., & Sujarto, D. 2005. Kota Berkelanjutan. Bandung: Alumni.
Budihardjo, E. 1999. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Daldjoeni, N. 2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Alumni.
Damanik, J., & Weber, Helmut F. 2006. Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke Aplikasi.
Damanik, J., Kusworo, H.A., & Raharjana, D.T. (peny.). 2005. Penanggulangan
Kemiskinan Melalui Pariwisata. Yogyakarta: Kepel Press.
Hakim, L. 2004. Dasar-Dasar Ekowisata. Malang: Bayu Media.
Kurnianto, Y.C. 2007. Tragis, Ruang Terbuka Hijau Hanya Dianggap Pelengkap
(Online),(http://air.bappenas.go.id/openPDF.php?fn=doc/pdf/klipping/Tragis%20Ruang%20Terbuka%20Hijau%20Hanya%20Dianggap%20Pelengkap.pdf ,
Diakses tanggal 4 Desember 2007).
Irwanto. 1998. Focus Group Discussion :Suatu Pengantar Praktis. Jakarta : Pusat kajian
pembangunan masyarakat - Unika Atmajaya.
19
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 20/28
Moleong, Lexy J. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mardalis. 1998. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.
Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Pitana, I Gde, & Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Purba, Jonny. 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Salim, Agus (Peny.). 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: TiaraWacana.
Sanapiah Faisal. 2001. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sarwono, Sarlito, W. 1995. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia.
Singarimbun, Masri, & Sofian Effendi (ed.). 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.
Sukmana, Oman. 2003. Dasar-Dasar Psikologi Lingkungan. Malang: Bayu Media.
Sukmana, Oman. 2006. Model Pengelolaan Lingkungan Binaan Desa Wisata Bunga padaKawasan Ekowisata (Studi di Desa Sidomulyo, Kota Batu). Malang: Lemlit
UMM.
Soemarwoto, Otto. 1997. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Syafrinal. 2003. Perencanaan Tata Ruang Landasan Program Pengembangan Wilayah dan
Sektor. Madani: Jurnal Ilmu Sosial, Vol. 6 (Nomor 2): 224-236.
Verdiansyah, C. (ed.).2005. Politik Kota dan Hak Warga Kota. Jakarta: Penerbit Kompas.
Yoeti, Oka A. 2006. Pariwisata Budaya: Masalah dan Solusinya.Jakarta: Pradnya Paramita.
Yunus, H.S. 2005. Manajemen Kota Perspektif Spasial. Yogyakarta: Pustakan Pelajar.
Yunus, H.S. 2006. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
*****
20
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 21/28
LAMPIRAN I:
BIODATA LENGKAP
1. Ketua Peneliti:
a. Identitas :
1. Nama Oman Sukmana, Drs., M.Si.
2. Nip. 132.001.833.
3. Tempat/Tgl. Lahir Sumedang/ 09 Pebruari 1966
4. Jenis Kelamin Laki-Laki
5. Pangkat/Gol. Pembina/ IV-a
6. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
7. Jabatan Struktural Pembantu Dekan III FISIP UMM
8. Bidang Keahlian - Ilmu Kesejahteraan Sosial
- Psikologi Sosial & Psikologi Lingkungan
9. Alamat Kantor Bidang Kemahasiswaan UMM
Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang.
Tlp./Fax.: (0341) 464320
10. Alamat Rumah Pondok Bestari Indah, Blok C-5 No. 268, Rt 02/Rw XI,
Klandungan, Landungsari, DAU, Malang, Jawa Timur.
Tlp.: (0341) 463128; Hp. : 08123200709
11. Alamat e-mail [email protected]
b. Riwayat Pekerjaan:
No. Pekerjaan Tahun Ket.
1. Dosen PNS Dpk. di FISIP UMM 1991 s/d sekarang
2. Pembantu Dekan III FISIP UMM 1999 s/d 2009
3. Sekretaris Jurusan Ilmu Kesejahteraan
Sosial, FISIP UMM.
1998 s/d 1999
21
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 22/28
c. Riwayat Pendidikan:
No Jenjang
Pendidikan
Kota/Negara Tahun
Lulus
Bidang Studi
1. SD Negeri Pari,
Kec. Buahdua
Sumedang/Indonesia 1980 -
2. SMP Negeri III Sumedang/Indonesia 1983 -
3. SMA Negeri I Sumedang/Indonesia 1986 IPA
4. S-1 FISIP UNPAD Bandung/Indonesia 1991 Ilmu KesejahteraanSosial
5. S-2 PROGRAMPASCASARJANA
UNPAD
Bandung/Indonesia 1997 Psikologi Sosial
d. Riwayat Kepangkatan/Golongan/Jabatan:
1. Pangkat/Golongan:
No. Jenjang Kepangkatan/Gol. TMT Ket.
1. CPNS 01 Maret 1992
2. Penata Muda/III-A 01 September 1993
3. Panta Muda TK I/III-B 01 Oktober 1998
4. Penata/III-C 01 Oktober 2001
5. Penata TK. I/III-D 01 April 2004
6. Pembina/IV-A 01 April 2006
2. Jabatan Fungsional:
No. Jenjang Jabatan Fungsional TMT Ket.
1. Asisten Ahli Madya 01 September 19942. Asisten Ahli 01 Juli 1998
3. Lektor Muda 31 Desember 2000
4. Lektor (Impasing) 01 Januari 2001
5. Lektor Kepala 01 Desember 2003
e. Pengalaman Pelatihan/Manajemen Kegiatan mahasiswa:
No. Kegiatan Kedudukan Tahun Tempat
1. Pembina Kemahasiswaan PD III FISIP 1999-2009 FISIP UMM
2. Pembina UKM IKBAMA Pembina UKM 2000-2002 UMM
3. Pelatihan PP OPPEK Peserta 2002 Batu/Malang
4. PIMNAS 2006 Koordinator
LKTM
2006 UMM/Malang
5. P2KK Instruktur 2007 UMM/Malang
6. LDKM Pemateri 2007 UMM/Malang
7. Supervisor KKN Supervisor 2005-sekarang UMM
8. Pelatihan Soft Skill Peserta 2007 Surabaya/Dikti
22
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 23/28
f. Pengalam Kursus/Magang:
No. Jenis Kursus/Magang Tanggal/Bulan
/Tahun
Tempat
1. Kursus Analisa Statistik Sosial 1997 Yogyakarta,
(Prof. Sutrisno Hadi, Drs.,
MA.)2. Magang Praktek Pekerja
Sosial Medis di Rumah Sakit
1998 Rumah Sakit Fatmawati
Jakarta
3. Kursus Bahasa Inggris
Program SP-1
April-Mei 2006 KBA UMM
4. Kursul TOEFL Preparation Maret-April
2008
KBA UMM
g. Mata Kuliah yang Dibina:
No. Nama Mata Kuliah Fakultas/Jurusan Ket.
1. Psikologi Lingkungan Psikologi2. Metode Pekerjaan Sosial FISIP/Kesejahteraan Sosial
3. Metode Penelitian Sosial FISIP/Ilmu Komunikasi
4. Tingkah laku Manusia danLingkungan Sosial
FISIP/Kesejahteraan Sosil
5. Etika Profesi FISIP/Kesejahteraan Sosial
6. Sosiologi dan Politik Ekonomi Ekonomi
h. Pengalaman Riset :
No. Judul Riset Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengaruh Modeling dan Reinforcement dari Kyai terhadap TingkahLaku Prososial Santri (Penelitian DPP UMM)
Hubungan Antara Persepsi Mengenai Nilai-Nilai Sosial
Kemasyarakatan dalam Islam dengan Prasangka Sosial (Penelitian
DPP UMM)
Pengaruh Kepadatan Sosial dan Persepsi tentang Lingkungan Sosial
Daerah Kumuh Perkotaan terhadap Perilaku Agresivitas Remaja(Penelitian DPP UMM)
Proses Asimilasi Sosial dalam Komunitas Masyarakat Bauran EtnisArab-Jawa (Penelitian Dosen Muda/Dikti)
Model Interaksi Sosial dalam Masyarakat Lingkungan Bauran Etnis
Arab-Jawa (Studi di kampung Embong Arab Kota Malang) (PenelitianDasar/Dikti)
Profil dan Proses Pengelolaan Badan Pelayanan Sosial Panti Asuhan
1998
1999
2000
2002
2002
2002
23
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 24/28
7.
8.
9.
10.
11.
13.
14.
Muhammadiyah (Studi pada Panti Asuhan Muhammadiyah diLingkungan Daerah Muhammadiyah Kota Malang) (Penelitian Bidang
Ilmu/DPP UMM)
Model Pemberdayaan Masyarakat Desa Lingkungan Hutan Melalui
Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di DesaBulukerto, Kecamatan Bumiaji, Batu. (Penelitian P2U/DPP UMM)
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pedesaan Melalui
Pengembangan Institusi dan Modal Sosial Lokal
(Studi pada masyarakat miskin pedesaan di wilayah kecamatan Pujon,Kabupaten Malang)
(Penelitian PBI/DPP UMM)
Pola Mekanisme Efektif Program Penyaluran Kompensasi Subsidi
BBM (PKPS-BBM) bagi Masyarakat Miskin Pedesaan (Studi
terhadap pelaksanaan program BLT di wilayah kecamatan Ngajum,kabupaten Malang) (Penelitian P2U/DPP UMM)
Efektifitas Program Penyaluran Kompensasi Pengurangan Subsidi
BBM (PKPS-BBM) Bidang Kesehatan bagi Masyarakat MiskinPedesaan
(Studi di Wilayah Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang).
Model Pengelolaan Lingkungan Binaan Desa Wisata Bunga padaKawasan Ekowisata(Studi di Desa Sidomulyo, Kota Batu).
Konsep Penataan dan Pengelolaan Ruang Publik pada Wilayah
Perkotaan (Studi di Wilayah Kota Malang)
KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN BINAAN DESA
WISATA ADAT DAN DESA WISATA BUNGA PADAKAWASAN EKOWISATA (Studi di Desa Punten dan Desa
Sidomulyo, Kota Batu-Malang) (DIKTI/ Penelitian
Fundamental/2007)
2004
2005
2005
2006
2006
2007
2007
24
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 25/28
i. Publikasi :
No. Karya Ilmiah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Dasar-Dasar Psikologi Lingkungan (Buku, Penerbit Bayu Media, 1998).
Etika Profesi Pekerjaan Sosial (Buku, Penerbit Aditya Media, 1999).
Psikologi Sosial (Diktat Kuliah, 2001).
Perilaku Beragama dalam Perspektif Psikologi Modern (Jurnal Ilmiah Bestari,1997).
Pengangguran dan Kesejahteraan Sosial (Jurnal Ilmiah Bestari No. 25 Thn XI,Januari-April, 1998).
Reformasi dan Agenda Politik Indonesia (Jurnal Ilmiah Bestari No. 25 Thn XI,
September-Desember 1998).
Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial (Buku Ajar, tahun 2002).
Kekeradan Masa dalam Persfektif Psikologi Kriminal (Jurnal Legality, Jurnal
Ilmiah Hukum, Volume 10 nomor 2, September 2002-Januari 2003.
Pengaruh Kepadatan Sosial dan Persepsi tentang Lingkungan Sosial daerah
kumuh Perkotaan terhadap Perilaku Agresif Remaja (Jurnal Psikodinamik,
Volume 7, No. 1, Januari 2005).
Sosiologi dan Politik Ekonomi (Buku, edisi pertama Nopember tahun 2005,
UMM Press).
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pedesaan melalui Pengembangan
Institusi dan Modal Sosial Lokal (Jurnal “Humanity”, Volume I, Nomor 1,
September 2005).
Model Interaksi Sosial dalam Masyarakat Lingkungan Bauran Etnis Arab-Jawa
(Jurnal Publica, Volume 2 Nomor 1, Januari 2005).
Metode Pekerjaan Sosial (Buku Ajar, 2006)
Psikologi Pariwisata (Buku Ajar, 2007)
25
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 26/28
j. Pengabdian pada Masyarakat:
No Bentuk Pengabdian
pada Masyarakat
Bentuk
Kegiatan
Tempat /
Instansi
Tanggal
Sumber
Dana Ket.
1 2 3 4 5 6 7Memberi latihan/penyuluhan/penataran/ceramah
pada masyarakat, meliputi:
1. Melaksanakan Program
Sosialisasi dan Simulasi
PEMILU 2004 padasiswa SMU Widya
Dharma Turen, Kec.
Turen, Kab. Malang.
Insidental:
Penyuluha
n,Pelatihan,
Simulasi
SMU
Widya
DharmaTuren,
Kec.
Turen,Kab.
Malang.
14
Pebruari
2004
DPP
FISIP
UMM
2 Melaksanakan ProgramSosialisasi dan Simulasi
PEMILU 2004 padaMasyarakat Desa
Sidomulyo, Kota Batu.
Insidental:Penyuluha
n,Pelatihan,
Simulasi
DesaSidomuly
o, KotaBatu
24Pebruari
2004
DPPFISIP
UMM
3. Pemateri “Pengawasan
Kampanye, Pemungutandan Penghitungan Suara
PEMILU Legisltif”. Pada
acara Rakernis
PANWASLU Kab.Malang.
Insidental:
Penyuluhan,
Pelatihan,
Hotel
SELECTA, Batu.
25-26
Pebruari2004.
PANWA
SPEMILU Kab.
Malang
4. Penyuluhan tentang
Pemberdayaan
Masyarakat di DesaBalesari, Kec. Ngajum,
Kab. Malang.
Insidental:
Penyuluha
n
Balai
Desa
Balesari,Kec.
Ngajum,
Kab.Malang
21-23
Agustus
2005
KKN
UMM
5 Penyuluhan tentang
“Proses dan MekanismePengawasan PILKADA
Kabupaten Malang”.
Pada masyarakat Desa Ngajum, Kec. Ngajum,
Kab. Malang.
Insidental:
Penyuluhan,
Pelatihan,
Balai
Desa Ngajum,
Kec.
Ngajum,Kab.
Malang.
24-25
Juni2005
KKN
UMM
26
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 27/28
6. Penyuluhan tentng‘Peran Ibu dalam
keluarga”, pada ibu-ibu
PKK RT 02/RWXI, DesaLandungsari, Kec. Dau,
Kab. Malang.
Insidental:Penyuluha
n, Diskusi
RT02/RW
XI, Desa
Lndungsar i, Kec.
Dau, Kab.Malang.
22 Des.2006
Mandiri
7 Penyuluhan & Pelatihan
Pengelolaan LingkunganSosial Desa Wisata
Bunga.
Insidental:
Penyuluhan,
Pendampi
ngan.
Desa
Sidomulyo, Kec.
Bumiaji,
Kota Batu
Semeste
r Ganjil2007/20
08
DPP
UMM
Memberi pelayanan kepada masyarakat atau
kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan
tugas pemerintah dan pembanguna, meliputi:
8. Panitia Idhul Aha 1426
H, RW XI. DesaLandungsari, Kec. Dau,
Kab. Malang.
Insidental RW XI,
DesaLndungsar
i, Kec.
Dau, Kab.
Malang.
10
Januari2006
-
9. Panitia Idhul Aha 1427
H, RW XI. DesaLandungsari, Kec. Dau,
Kab. Malang.
Insidental RW XI,
DesaLndungsar
i, Kec.
Dau, Kab.Malang.
31 Des.
2006
-
10. Khotub pada KhutbahShalat Jumat dengan
Tema: ”Hidup
Bermasyarakat”.
Insidental MasjidAl-Hilal,
RW XI,
DesaLandungs
ari, Kec.
Dau, Kab.Malang.
17Maret
2006
-
11. Khotub pada Khutbah
Shalat Jumat dengan
Tema: ”KewajibanMencari Ilmut”.
Insidental Masjid
Al-Hilal,
RW XI,Desa
Landungs
ari, Kec.
Dau, Kab.Malang.
08 Sept.
2006
-
27
8/16/2019 Model Pengembangan Lingkungan Kota Ekowisata (Studi Di Wilayah Kota Batu)
http://slidepdf.com/reader/full/model-pengembangan-lingkungan-kota-ekowisata-studi-di-wilayah-kota-batu 28/28
12 Memberi PelayananKepada Masyarakat
sebagai Ketua Rukun
Tetangga (RT) 02, RWXI, Desa Landungsari,
Kec. Dau, Kab. Malang.
Insidental RT02/RW
XI, Desa
Landungsari, Kec.
Dau., Kab.Malang.
Periode2007/
2012
-
12. Melaksanakan Fungsi
sebagai LembagaHikmah dan Kebijakan
Publik PDM Kabupaten
Malang.
Insidental PDM Kab.
Malang
Periode
2005/2010
-
k. Pengalaman Kunjungan Luar Negeri:
No. Negara Tahun Acara
1. Singapura dan Malaysia 2003 Studi Banding Pendidikan Tinggi
dan Kemahasiswaan.2. Australia, Perth 2005 Studi Banding Pendidikan ke
Murdoch University, Curtin
Universitay, Universiry of
Western Australia (UWA)
Malang, April 2008
Oman Sukmana, Drs., M.Si.
*****