MINIPROJECT ppt(1)

60
dr. LYDIA THERESIA dr. DIATIKA dr. ARNI ANGRAINI dr. HAFIZH WIDI CAHYONO dr. WENNY ADRIANA dr. FANNY SARY ERMADANI MINI PROJECT dr. H. EKA ALPASRA PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA 2015-2016 Dokter Pendamping

description

study

Transcript of MINIPROJECT ppt(1)

Page 1: MINIPROJECT ppt(1)

dr. LYDIA THERESIAdr. DIATIKAdr. ARNI ANGRAINIdr. HAFIZH WIDI CAHYONOdr. WENNY ADRIANAdr. FANNY SARY ERMADANI

MINI PROJECT

dr. H. EKA ALPASRA

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIAPUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA2015-2016

 

Dokter Pendamping

Page 2: MINIPROJECT ppt(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP

DAN PERILAKU MASYARAKAT

TERHADAP PENYAKIT POLIO

DI POSYANDU SEMANGKA

KECAMATAN TEMBILAHAN

KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PROVINSI RIAU TAHUN 2016

Page 3: MINIPROJECT ppt(1)

BAB IPENDAHULUAN

Page 4: MINIPROJECT ppt(1)

Polio disebabkan virus polio dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan permanen, penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur, namun paling rentan pada kelompok umur kurang dari 3 tahun.

Pertama kali terjadi di Eropa Barat pada abad ke 18.

Page 5: MINIPROJECT ppt(1)

Kasus polio di Indonesia pada

tahun 2005 terjadi pertama di Cidahu,

Sukabumi, Jawa Barat

Cepat menyebar ke Provinsi Banten,

DKI Jakarta, Jawa Timur,Jawa Tengah

dan Lampung.

Total terdapat 295 kasus polio

pertama 10 Provinsi dan 22

Kabupaten/Kota di Indonesia.

Page 6: MINIPROJECT ppt(1)

Provinsi Riau mendapat target penemuan AFP sebanyak 28 kasus

(Proyeksi penduduk Sensus BPS tahun 2006 & 2007)

- Tahun 2006, telah berhasil menemukan kasus AFP dan

memeriksakannya ke Laboratorium sebanyak 34 kasus dengan 68 spesimen

atau AFP Rate (2,4-Tahun 2007 ( sampai 31 Agustus ) ditemukan 31 kasus atau AFP rate (3,28)

anak usia < 15 tahun ARTINYA : Provinsi Riau telah berhasil melampaui

target yang diberikan.

Page 7: MINIPROJECT ppt(1)

LATAR BELAKANG

Dari  68 spesimen tahun 2006 dan 62 spesimen tahun 2007 hasil

pemeriksaan dinyatakan Negatif Virus Polio atau Non Polio. Ini

menandakan di Riau sudah tidak lagi mempunyai virus Polio.

Tidak boleh cepat puas karena ancaman virus Polio import  masih

tetap ada tahun 2005 Indonesia kemasukan

virus Polio import dari Negara Sudan  

Page 8: MINIPROJECT ppt(1)

RUMUSAN MASALAH

“Adakah Hubungan Pengetahuan,Sikap

dan Perilaku Masyarakat

terhadap Penyakit Polio di Posyandu

Semangka”

Page 9: MINIPROJECT ppt(1)

Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Penyakit Polio di Posyandu Semangka

TUJUAN UMUM

Page 10: MINIPROJECT ppt(1)

Untuk mengetahui hubungan

Pengetahuan Masyarakat terhadap

Penyakit Polio di Posyandu Semangka

Untuk mengetahui hubungan Sikap

Masyarakat terhadap Penyakit Polio di

Posyandu Semangka

Untuk mengetahui hubungan Perilaku

Masyarakat terhadap Penyakit Polio di

Posyandu Semangka

TUJUAN KHUSUS

Page 11: MINIPROJECT ppt(1)

MANFAAT PENELITIAN

Bagi Puskesmas Tembilahan Kota

Bahan masukan untuk menilai

gambaran tingkat pengetahuan Masyarakat

terhadap pentingnya

imunisasi Polio dengan

kepatuhan melaksanakan Imunisasi di Posyandu

Semangka di wilayah kerja UPT

Puskesmas Tembilahan Kota sehingga dapat menjadi acuan

dalam hal meningkatkan program yang

ada.

Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai gambaran tingkat pengetahuan Masyarakat terhadap pentingnya imunisasi

Polio dengan kepatuhan

melaksanakan Imunisasi di

Posyandu Semangka

Bagi Peneliti

Sebagai proses dan melatih kemampuan dalam melaksanakan

penelitian di masyarakat memperoleh

gambaran-gambaran untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan Masyarakat tentang

pentingnya imunisasi Polio dengan

kepatuhan melaksanakan Imunisasi di

Posyandu Semangka

Page 12: MINIPROJECT ppt(1)

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 13: MINIPROJECT ppt(1)

DEFINISIPenyakit polio penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (QQ_Scarlet, 2008).

Infeksi virus polio terjadi di dalam saluran pencernaan yang menyebar ke kelenjar limfe regional sebagian kecil menyebar ke sistem syaraf (Chin, 2006: 482)

Yuwono dalam Arifah (2008) menambahkan bahwa syaraf yang diserang adalah syaraf motorik otak dibagian grey matter dan kadang kadang menimbulkan kelumpuhan.

Page 14: MINIPROJECT ppt(1)

Penyebab penyakit

Poliovirus (genus enterovirus) tipe 1, 2 dan 3, semua tipe dapat menyebabkan kelumpuhan.

Tipe 1 dapat diisolasi dari hampir semua kasus kelumpuhan, tipe 3 lebih jarang, demikian pula tipe 2 paling jarang.

Tipe 1 paling sering menyebabkan wabah. Sebagian besar kasus vaccine associated disebabkan oleh tipe 2 dan 3. (Surya, 2007).

Page 15: MINIPROJECT ppt(1)

Gejala KlinisGejala yang bisa muncul berupa • asimptomatik• poliomyelitis

abortif• poliomyelitis

Nonparalitik• poliomyelitis

paralitis

Masa inkubasi penyakit 7—14

hari, tetapi kadang-kadang terdapat kasus dengan masa inkubasi 5-35

hari.

Page 16: MINIPROJECT ppt(1)

Gejala KlinisPoliomyelitis Abortif mendadak beberapa jam saja. Gejalanya muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi, nyeri abdomen, malaise dan timbul keluhan seperti anoreksia, nausea.

Poliomyelitis Nonparalitik gejala klinisnya sama dengan poliomyelitis abortif tetapi hanya nyeri kepala, nausea, dan muntah yang lebih berat. Ciri penyakit ini adalah nyeri dan kaku otot belakang leher, dan tungkai hipertonia.

Poliomyelitis Paralitik merupakan kelumpuhan secara akut, disertai dengan demam dan gejala seperti Poliomyelitis Nonparalitik (Chin, 2006: 482 – 485). Sebanyak 4-8% penderita dapat mengalami demam tinggi, sakit punggung dan otot yang bisa berlangsung antara 3-7 hari disertai gejala seperti meningitis aseptik yang akan pulih 2-10 hari (Cono dan L.N, 2007).

Page 17: MINIPROJECT ppt(1)

Reservoir & Cara-cara penularan

Manusia satu-satunya reservoir dan sumber penularan biasanya penderita tanpa gejala (inapparent infection) terutama anak-anak.

Transmisi langsung : droplet serta feses penderita yang menyebar melalui jari yang terkontaminasi pada peralatan makan, makanan, dan minuman.

Penularan tidak langsung melalui sumber air dimana virus berada dalam air buangan masuk ke sumber – sumber air tersebut akibat sanitasi yang rendah. (Wahyuhono, 2008)

Page 18: MINIPROJECT ppt(1)

Lanjutan cara-cara penularan…

Peralatan dan barang-barang yang tercemar dapat berperan sebagai media penularan.

Belum ada bukti serangga dapat menularkan virus polio, sedangkan air dan limbah jarang sekali dilaporkan sebagai sumber penularan.

Kontaminasi virus melalui makanan dan air yang dipakai bersama dalam suatu komunitas untuk semua keperluan sanitasi dan makan-minum, menjadi ancaman untuk terjadinya wabah (Surya, 2007).

Page 19: MINIPROJECT ppt(1)

Kerentanan dan kekebalanSemua orang rentan terhadap infeksi virus polio

Kekebalan spesifik yang terbentuk bertahan seumur hidup, baik sebagai akibat infeksi virus polio maupun inapparent. Serangan kedua jarang terjadi.

Bayi yang lahir dari ibu yang sudah diimunisasi mendapat kekebalan pasif yang pendek.

Resiko tinggi tertular polio : kelompok-kelompok yang menolak imunisasi, kelompok minoritas, para migran musiman, anak-anak yang tidak terdaftar, kaum nomaden, pengungsi dan masyarakat miskin perkotaan (Ditjen PP & PL, 2006).

Page 20: MINIPROJECT ppt(1)

Faktor – Faktor yang Memungkinkan Timbulnya Poliomyelitis1) Tingginya angka Tripple Negatif • Belum adanya antibodi terhadap virus polio

2) Perbaikan Lingkungan• Daerah dengan sanitasi buruk menjadi sumber penularan penyakit

3) Perkembangan Pesat dibidang transportasi• Mempercepat penyebaran virus

4) Keadaan Sosial Ekonomi• sosial ekonomi & tingkat pendidikan rendah menyebabkan

pengetahuan mengenai sumber & cara penularan penyakit polio sangat kurang.

Page 21: MINIPROJECT ppt(1)

AFP ( Acute Flaccid Paralysis)

Definisi AFP adalah kelumpuhan flaccid (layuh) tanpa penyebab lain pada anak kurang dari 15 tahun.

Flaccid paralysis terjadi pada kurang dari 1% dari infeksi poliovirus dan lebih dari 90% infeksi tanpa gejala atau dengan demam tidak spesifik.

Meningitis aseptik muncul pada sekitar 1% dari infeksi (Cono, J and L.N., 2007).

Page 22: MINIPROJECT ppt(1)

Gejala klinis

Gejala klinis minor : demam,

sakit kepala, mual dan muntah.

Gejala klinis mayor : nyeri

otot berat, kaku kuduk dan

punggung, serta dapat terjadi

flaccid paralysis.

Kelumpuhan akut : (rapid progressive)

1-14 hari sejak terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa

tebal/kebas) sampai

kelumpuhan maksimal.

Kelumpuhan flaccid :

kelumpuhan yang bersifat lunglai, lemas

atau layuh bukan kaku, atau terjadi penurunan tonus otot

(RSPI, 2007).

Page 23: MINIPROJECT ppt(1)

Penyakit yang dapat menyebabkan AFP

Polio Myelitis Anterior Akut

Guillain Bare Syndrom (GBS)

Myelitis Transvers

Page 24: MINIPROJECT ppt(1)

IMUNISASI

Page 25: MINIPROJECT ppt(1)

Imunisasi polio…

Tujuh penyakit pada program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, POLIO, campak dan hepatitis-B (Atmosukarto, 2011).

Imunisasi rutin : Oral Polio Vaccine (OPV) yaitu virus polio yang sudah dilemahkan, pada bayi minimal 4 kali pemberian sebanyak 2 tetes vaksin setiap kali pemberian sesuai dengan jadwal.

Cakupan diharapkan > 80 % bayi berusia satu tahun di setiap desa. Tujuannya adalah memberikan perlindungan (kekebalan humoral) (Judarwanto, 2006).

Page 26: MINIPROJECT ppt(1)

Pekan Imunisasi Nasional

Berbeda dengan strategi imunisasi rutin, PIN adalah pemberian imunisasi polio (OPV) pada anak usia balita tanpa melihat status imunisasi anak sebelumnya

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dilaksanakan : dengan pertimbangan masih banyak ditemukan cluster dengan banyak sasaran imunisasi tidak lengkap atau tidak ditemukan catatan status imunisasi polionya

Page 27: MINIPROJECT ppt(1)

Stategi Eradikasi Polio untukbebas polio 2018

Strategi Eradikasi Polio

(Polio Endgame Strategy) :

• Pelaksanaan penguatan herd imunity dan intensifikasi rutin imunisasi dengan sweeping dan backlog fighting

• Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada Maret 2016

• Penggantian vaksin polio tetes trivalent (toPV) menjadi vaksin polio tetes bivalen (bOPV) pada April 2016

• Sosialisasi pelaksanaan vaksin polio suntik (IPV) ke dalam imunisasi rutin bayi pada Juli 2016

Page 28: MINIPROJECT ppt(1)

Strategi penggantian vaksin polio

tetes trivalent (tOPV) menjadi vaksin polio bivalen (bOPV) penting untuk kita ketahui

tOPV mengandung tiga serotipe (1,2,3) dan penggunaannya telah berhasil mengeradikasi virus polio tipe 2 dimana kasus terakhir dilaporkan tahun 1999.

Saat ini lebih dari 90 % kasus cVDPV dan diperkirakan 40% kasus VAPP berkaitan dengan tipe 2 sebagai komponan dari tOPV

Page 29: MINIPROJECT ppt(1)

Lanjutan..

Pemberian minimal satu dosis IPV akan mengurangi risiko VAPP dan cVDPV.

OPV akan diganti secara bertahap dimulai dengan menghilangkan serotipe 2 dari tOPV menjadi bOPV yang

hanya mengandung sero tipe 1 dan 3 sehingga bisa terus melindungi transmisi virus polio liar tipe 1 dan 3.

Penggunaan OPV harus dihentikan ketika semua virus polio liar sudah dieradikasi.

Page 30: MINIPROJECT ppt(1)

BAB IIIMETODE MINI

PROJECT

Page 31: MINIPROJECT ppt(1)

Kerangka konsep

Page 32: MINIPROJECT ppt(1)

HipotesisAda hubungan

antara pengetahuan ibu dengan Penyakit Polio di wilayah

Posyandu Semangka

Ada hubungan antara sikap Masyarakat

dengan Penyakit Polio di wilayah

Posyandu Semangka

Ada hubungan antara perilaku

Masyarakat dengan Penyakit Polio di wilayah

Posyandu Semangka

Page 33: MINIPROJECT ppt(1)

Variabel Penelitian

Variabel bebas (independent

variable)

• Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di wilayah kerja Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Variabel terikat (dependent

variable)

• Penyakit Polio, dimana data kejadian Penyakit Polio di peroleh dari hasil perhitungan kuisioner tentang kejadian Penyakit Polio di wilayah kerja Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Page 34: MINIPROJECT ppt(1)

Rancangan Penelitian

Metode penelitian observasional dengan desain cross sectional study dengan cara mengamati subject penelitian dan status paparan pada individu dari populasi tunggal pada suatu periode.

Status paparan : pengetahuan, sikap dan perilaku korespondensi serta Penyakit Polio. Dan populasi tunggal diperoleh dari Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

Page 35: MINIPROJECT ppt(1)

Waktu & lokasi kegiatan

20 Januari 2016 di Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

Page 36: MINIPROJECT ppt(1)

Populasi

Populasi penelitian yaitu Masyarakat di wilayah

Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

Page 37: MINIPROJECT ppt(1)

Sampel

Menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampling dengan cara menentukan orang yang akan diteliti dengan kriteria inklusi sampel yang akan diambil adalah:

• Berumur > 17 tahun atau sudah menikah• Tidak mengalami gangguan mental dan fisik• Bersedia menjadi responden

Page 38: MINIPROJECT ppt(1)

Metode penentuan jumlah sampel..Rumus Slovin:

Page 39: MINIPROJECT ppt(1)

Instrumen Mini Project

Kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan penduduk di Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

• Data pribadi• Kejadian Penyakit Polio pada Posyandu Polio• 12 pertanyaan mengenai pengetahuan masyarakat

terhadap Polio pada Balita. • 8 pernyataan mengenai sikap masyarakat terhadap

Polio pada Balita. • 5 pernyataan mengenai perilaku masyarakat terhadap

Polio pada Balita.

Page 40: MINIPROJECT ppt(1)

Teknik Penilaian

Pengukuran tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, dan perilaku serta penyakit polio wilayah Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota. Menggunakan skala pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986) dengan definisi sebagai berikut :

• Baik : responden dapat menjawab dengan benar > 80 % dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

• Sedang : responden dapat menjawab dengan benar antara > 61-79% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

• Kurang : responden dapat menjawab benar < 60 % dari nilai keseluruhan pertanyaan yang diberikan.

Page 41: MINIPROJECT ppt(1)

BAB IVHASIL PENELITIAN

Page 42: MINIPROJECT ppt(1)

4.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

• Tabel 4.1.1NO Tingkat Pendidikan F Jumlah Jiwa (%)

1 SD 47 25,40

2 SMP 38 20,54

3 SMA 48 25,94

4 D3 26 14,05

5 SARJANA 26 14,05

Total 185 100

Page 43: MINIPROJECT ppt(1)

Berdasarkan Keterangan di atas, Responden di Posyandu Semangka yang menempati proporsi tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 48 orang (25,94%)

• Diagram 4.1.1

SD 25,40%

SMP 20,54%

SMA 25,94%

D3 14,05%SARJANA 14,05%

Page 44: MINIPROJECT ppt(1)

4.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

• Tabel 4.1.2NO Umur (tahun) F Jumlah Jiwa (%)

1 17-25 37 20,00

2 26-35 67 36,21

3 36-50 43 23,24

4 >50 38 20,54

Page 45: MINIPROJECT ppt(1)

• Diagram 4.1.2

Page 46: MINIPROJECT ppt(1)

4.1.3.Data Suspect Penyakit Polio di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tembilahan Kota• Tabel 4.1.3

Page 47: MINIPROJECT ppt(1)

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan angka kejadian suspect polio terbanyak yakni pada tahun 2015 sebanyak 5 orang

Diagram 4.1.3

Page 48: MINIPROJECT ppt(1)

 4.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Polio Pada Bayi dan Balita di Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

NO Jumlah Nilai Benar F Jumlah Jiwa (%)

1 Baik/ ≥ 80 % 73 39,45

2 Sedang/ ≥ 61-79% 62 34,59

3 Kurang/ ≤ 60% 50 27,02

Jumlah   185 100

Page 49: MINIPROJECT ppt(1)

Diagram 4.1.4

Berdasarkan Keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit polio.

Page 50: MINIPROJECT ppt(1)

NO Jumlah Nilai Benar F Jumlah Jiwa (%)

1 Baik/ ≥ 80 % 81 43,78

2 Sedang/ ≥ 61-79% 54 29,18

3 Kurang/ ≤ 60 % 50 20,72

Jumlah   185 100

4.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Polio Pada Bayi dan Balita di Posyandu Semangka UPT Tembilahan Kota

Page 51: MINIPROJECT ppt(1)

Diagram 4.1.5

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik tentang penyakit polio

Page 52: MINIPROJECT ppt(1)

NO Jumlah Nilai Benar F Jumlah Jiwa (%)

1 Baik/ ≥ 80 % 83 44,86

2 Sedang/ ≥ 61-79% 57 30,81

3 Kurang/ 60% 45 24,32

Jumlah   185 100

4.6.1 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Polio Pada Bayi dan Balita di Posyandu Semangka UPT Tembilahan Kota

Page 53: MINIPROJECT ppt(1)

Diagram 4.1.6

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku yang baik tentang penyakit polio

Page 54: MINIPROJECT ppt(1)

BAB VKESIMPULAN

Page 55: MINIPROJECT ppt(1)

Dari keseluruhan data yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan penyakit polio dimana diperoleh dari data spss nilai P 0,042 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan

Dari keseluruhan data yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap masyarakat dengan penyakit polio dimana diperoleh dari data spss nilai P 0,021 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan

Dari keseluruhan data yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku masyarakat dengan penyakit polio dimana diperoleh dari data spss nilai P 0,034 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan

Page 56: MINIPROJECT ppt(1)

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 185 orang yang diambil dari populasi masyarakat di Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Dilihat dari usia responden pada umumnya berusia 26-35 tahun (36,21%)

Dilihat dari segi pendidikan responden pada umumnya memiliki tingkat pendidikan terbanyak yakni SMA (25,94%)

Page 57: MINIPROJECT ppt(1)

Data Suspect Penyakit Polio yang didapat selama 5 tahun yang terbanyak yakni pada tahun 2015 dimana sekitar 5 orang penderita polio (41,66%), tahun 2011 sebanyak 2 orang (16,66%), 2012 sebanyak 1 orang (8,33%), tahun 2013 sebanyak 2 orang (16,66%) dan tahun 2014 sebanyak 2 orang (16,66%)

Dari data yang diperoleh tidak ditemukan adanya pasien dengan kasus positif polio

Sebagian besar responden memiliki Pengetahuan baik mengenai penyakit polio yakni 73 orang (39,45%) yang artinya sebagian besar responden mengerti mengenai penyakit polio, penyebab polio, penularan polio, pencegahan polio, dan khususnya mengenai vaksinasi polio

Page 58: MINIPROJECT ppt(1)

Sebagian besar responden memiliki Sikap baik mengenai penyakit polio yakni 81 orang (43,78%) yang artinya sebagian besar responden setuju untuk memberikan imunisasi polio kepada anak mereka, menyarankan imunisasi polio kepada orang tua yang lain, tahu bagaimana prosedur bila menemukan kecurigaan terhadap polio dan responden tidak khawatir terhadap efek samping vaksin yang diberikan

Sebagian besar responden memiliki Perilaku baik mengenai penyakit polio yakni 83 orang (44,86%) yang artinya sebagian besar anak-anak responden sudah mendapatkan imunisasi polio, sebagian besar responden sudah mengetahui tentang PIN (Pekan Imunisasi Nasional) polio serta dengan sukarela mengikuti PIN

Page 59: MINIPROJECT ppt(1)

SARAN

Meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit polio di Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Dengan adanya penelitian ini, bagi Puskesmas diharapkan dapat membuat program yang bersifat promotif dan preventif tentang Polio kepada seluruh masyarakat di Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Melakukan pendekatan dan motivasi kepada masyarakat yang belum ikut serta dalam upaya pencegahan,sehingga seluruh masyarakat di Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat ikut serta dalam usaha pencegahan angka kesakitan akibat Polio

Page 60: MINIPROJECT ppt(1)