Minggu5cystititskonsep

25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. LM DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: CYSTITIS DI RUANG YASINTA RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG A. Konsep Dasar Medik 1. Pengertian Cystitis adalah; - Inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra (Smetlzer,Suzzane,2002). - Inflamasi kandung kemih yang menyerang pasien wanita dimana terjadi infeksi E. coli (Lewis, 2004). - Inflamasi kandung kemih (Weller,Barbara,2005). Kesimpulan: cystitits adalah inflamasi kandung kemih yang biasa menyerang pasien wanita yang disebabkan oleh penyebaran infeksi. 2. Anatomi dan fisiologi sistem perkemihan Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih.

Transcript of Minggu5cystititskonsep

Page 1: Minggu5cystititskonsep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. LM DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: CYSTITIS DI RUANG YASINTA RUMAH SAKIT SANTO YUSUP

BANDUNGA. Konsep Dasar Medik

1. PengertianCystitis adalah;- Inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh penyebaran infeksi dari

uretra (Smetlzer,Suzzane,2002).- Inflamasi kandung kemih yang menyerang pasien wanita dimana terjadi infeksi E. coli

(Lewis, 2004).- Inflamasi kandung kemih (Weller,Barbara,2005).Kesimpulan: cystitits adalah inflamasi kandung kemih yang biasa menyerang pasien wanita yang disebabkan oleh penyebaran infeksi.

2. Anatomi dan fisiologi sistem perkemihanSistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya

membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih.

Gambar 1. Anatomi sistem perkemihan(http://ilper.files.wordpress.com/2012/04/urin1.jpg?w=542)

Page 2: Minggu5cystititskonsep

a. GinjalSetiap hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1

juta nefron, yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang tangan.

Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.

b. UreterMerupakan Lanjutan dari kedua pelivs renalis membawa uri ke vesica urinaria. Terbagi menjadi 2 yaitu: Ureter pars abdominalis dan ureter pars pelvic.Panjang ureter: 25cm.Terdapat 3 daerah penyempitan yaitu: pada batas pelvic renalis dan permulaan keluar ureter,pada waktu masuk avum pelvic menyilang A. illiaca communis dan pada waktu masuk ke dalam vesica urinaria(osteum ureteric vesicae).Batas-batas Ureter: Ureter dextra :Anterior : duidenum, ileum terminalis, a.v. colica dextra, a.v. testicularis/ovarica dextraPosterior: m psoas dextra, bifurcatio a. iliaca communic dextraUreter Sinistra :Anterior : Colon sigmoid, Mesocolon sigmoid, a.v llae & a.a Jejunalis, a.v testiculari/orarica sinistra.Posterior: M. Psoas Sinistra, Bifurcatio a. iliaca comunis Sinistra.

Anatomi Mikroskopis UreterTerdiri dari lapisan mukosa,muskularis dan adeventisia.Tunia mukosa

mempunyai Lamina propia berupa jaringan ikat jarang dibawah epitel.Tunika muskularis terdiri dari 3 lapisan otot polos ,yaitu : sebelah dalam berjalan longitudinal,di bagian tengah sirkular dan di sebelah luar longitudinal.

c. Vesika urinaria

Page 3: Minggu5cystititskonsep

Merupakan kantong urin(Buli-buli) yang merupakan tempat muara saluran urinarius ureter dextra dan sinistra yang terdapat  dalam rongga pelvis.(Isi normal penuh) .

Struktur Anatomi Vesika Urinaria .Berbentuk piramida 3 sisi -> Apex menuju ventral atas dan basis (Fundus) menuju

darso caudal.Corpus diantara apex dan fundus vesicae.Pada bagian kiri/kanan Fundus Vesicae terdapat tempat muara kedua ureter => Orificum Uretericum Vesicae.Daerah tersebut berbentuk segitiga,di kenal dengan => Trigonal Vesicae.Pada basis caudal terdapat keluar urin menuju urethra => Orificum Urethra Internum Vesicae.Pada Apex Vesicae terdapat Jaringan ikat yang merupaka sisa embryologis dari "Urachus" yang menuju umbilifus -> Ligamentum Vesico umbilacalis Medianum.Mempunyai lapisan fibrosa,serosa dan tunica muscularis dari apex ke fundus dan Stratum circulare yang melingkari orificium Internum Vesicae yang berfungsi : Merangsang urin keluar vesicae yang dikenal dengan -> M. Destrusor vesicae dan M. Sphinter vesicae pada Orificum vesicae mempertahankan urin dalam vesicae.Pada daerah trigonal vesicae terdapat otot yang merupakan lanjutan dari stratum longitudinalis yang menghubungkan.Kedua Orifucium uretericum dan membentuk Plica Inter Uretericum berfungsi untuk menutup vesicae jika sudah penuh.

Vaskularisasi Vesika Urinaria : 

Gambar 2. Vesika urinaria(http://antranik.org/wp-content/uploads/2011/12/female-urinary-bladder-and-urethra-internal-

and-external-urethral-sphincter.jpg?909acb)

Page 4: Minggu5cystititskonsep

- Vesicalis Superior cbg dari A. Hypogastrica- A, Vesicalis Inferior cbg dari A. Hypogastrica

Persarafan Vesika Urinaria:Oleh saraf otonom para sympatic yang berasal dari N. Splanchnicus Pelvicus (sacral 2-3-4) dan saraf simpatis ganglion symphaticus (Lumbal 1-2-3).

Lapisan Vesika Urinaria yaitu disusun oleh 3 lapisan ,yaitu: Lapisan mukosa,lapisan muskular dan Lapisan adventisia/serosa. Lapisan sel yang menyusun epitel yang terenggang dapat ditemukan sel payung dengan dindiing apikalnya berwarna asidofil.Dibawah epitel terdapat lamina propia.Tunika muskularis : tersusun oleh lapisan-lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah.Tunika adventasia : berupa jaringan ikat,sebagia vesika urinaria ditutupi oleh loritoneum(serosa).

Urine dikeluarkan melalui uretra. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria: hanya 4 cm panjangnya dibandingkan dengan panjang sekitar 20 cm pada pria. Perbedaan anatomis ini menyebabkan insiden infeksi saluran kemih asendens lebih tinggi pada wanita. Dengan demikian, hitung koloni yang lebih daripada 100.000 sel bakteri per milimeter urine dianggap bermakna patologis. Sfingter eksternal adalah otot rangka dan berada di bawah pengendalian volunter. Uretra pada pria memiliki fungsi ganda sebagai saluran untuk urine dan spermatozoa, melalui koitus.

d. Proses Pembentukan Urine Pada Ginjal Manusia

Mula-mula darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan

amonia mengalir ke dalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini

terjadi karena adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan

mengerutnya arteri yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir

filtrasi dari glomerulus ditampung oleh kapsul Bowman dan menghasilkan

filtrat glomerulus atau urine primer. Secara normal, setiap hari kapsul Bowman dapat

menghasilkan 180 L filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus atau urine primer masih

banyak mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa, garam-garam, dan

asam amino. Perhatikan Tabel 1. 

Page 5: Minggu5cystititskonsep

Tabel 1. Komposisi Utama Urine Primer

Molekul Kadar per Gram

Air 900

Protein 0Glukosa 1Asam amino 0,5Urea 0,3Ion anorganik 7,2

Filtrat glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di

tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorpsi. Seperti asam

amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl-, HCO3- , dan K+ . Sebagian ion-ion ini

diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan sebagian yang lain secara difusi. Proses

reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya filtrat menuju lengkung

Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorpsi zat-zat yang masih

berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan

tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak

mampu lagi mengabsorpsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut

akan diekskresikan bersama urine.

Darah yang masuk ke glomerulus setiap menitnya 1,2 liter atau seperempat dari

seluruh jumlah darah yang dipompa. 

Selain reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+,

NH4+ disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti penisilin juga

disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam

darah. Misalnya dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam

urine. Sekresi K+ juga berfungsi untuk menjaga mekanisme homeostasis. Apabila

konsentrasi K+ dalam darah tinggi, dapat menghambat rangsang impuls serta

menyebabkan kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh karena

itu, K+ kemudian disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan

bersama urine.Setiap harinya tubulus mengabsorpsi filtrat berupa air sebanyak 178 L,

garam 1.200 g, dan glukosa sebanyak 250 g.

Page 6: Minggu5cystititskonsep

Tubulus Terpanjang

Kapsul Bowman sampai tubula merupakan satu saluran. Pada orang dewasa

panjang seluruh tubula diperkirakan 7.500.000 sampai 15.000.000 cm atau kurang lebih

7,5 sampai 15 km.

Pada saat terjadi proses reabsorpsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara

otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai

contoh, konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Di bagian

lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi

agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung

Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan

urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle

bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis.

Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding

lengkung Henle bagian bawah menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel

terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.

Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak

masuk saat di lengkung Henle ascending membuat konsentrasi filtrat menjadi

isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus kolektivus.

Duktus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari filtrat secara

difusi.

Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari filtrat secara osmosis.

Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi tinggi. Dari duktus kolektivus,

urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter

menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara

bagi urine.

Page 7: Minggu5cystititskonsep

Simaklah Tabel 2. berikut ini agar lebih mudah memahami proses pembentukan urine.

Nama Proses Yang Terjadi Contoh Molekul Yang DiprosesFiltrasi di glomerulus

Darah mengalir masuk ke glomerulus. Darah mengalami proses filtrasi.

Air, glukosa, asam amino, garam, urea, dan amonia

Reabsorpsi di tubulus

Terjadi difusi dan transpor aktif molekul-molekul dari tubulus kontortus proksimal ke darah.

Air, glukosa, asam amino, dan garam

Sekresi di tubulus

Terjadi transpor aktif molekul-molekul dari darah ke tubulus kontortus distal.

Amonia, ion hidrogen, penisilin, dan asam urat

Reabsorpsi air

Terjadi reabsorpsi air di sepanjang tubulus terutama di duktus kolektivus.

Garam dan air

Ekskresi Terbentuk urine yang sesungguhnya.

Air, garam, urea, amonium, dan asam urat

Urine ditampung di dalam kantong kemih (vesica urinaria) hingga mencapai kurang lebih

300 cc. Kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran urine ini diatur oleh

otot sfinkter. Perhatikan Gambar 3. mengenai sistem urinaria pada manusia. 

Pembentukan urine dari plasma darah menyebabkan terjadinya banyak perubahan kandungan

zat, seperti yang terlihat pada Tabel 3.

Komponen PlasmaFiltrat Nefron

Urine KonsentrasiSubstrat Yang

TersaringUrea 0,03 0,03 1,8 60x 50%Asam urat 0,004 0,004 0,05 12x 91%Glukosa 0,10 0,10 Tidak ada – 100%Asam amino

0,05 0,05 Tidak ada – 100%

Jumlah garam anorganik

0,9 0,9 < 0,9 – 3,6 < 1 – 4x 99,3%

Protein dan koloid lain

8,0 Tidak ada Tidak ada – –

Di dalam urine tidak lagi terdapat protein dan glukosa. Apabila di dalam urine terdapat

senyawa-senyawa tersebut, ini menunjukkan adanya gangguan pada ginjal.

Page 8: Minggu5cystititskonsep

3. EtiologiLebih dari 90% episode bacterial cystitis akut disebabkan oleh E. coli.

Staphylococcus saprophyticus, yang merupakan coagulase-negative staphylococcus, adalah penyebab cystitis kedua pada wanita muda. Patogen lain adalah bakteri enteric, contohnya Klebsiella, Proteus, dan Enterobacter. Organisme ini sering resisten terhadap banyak antoibiotik.Penyebab cystitis lain, khususnya yang dikateterisasi, diabetes atau yang imunosupresi adalah Pseudomonas aeruginosa, dan jamur seperti Candida dan Torulopsis glabrata. 

Gram-negative bacteria            Gram-positive bacteria            - E- coli (80%)                         - Enterococcus sp            - Klebsiella peumoniae                        - S. aureus            - Proteus mirabilis                               - S. epidermidis            - Enterobacter aerogens                      - S. coagulase negative            - Pseudomonas aeruginose            - Serratia Sp            - Salmonella

MycobacteriaDenovirus type 11 & 12Candida albican 

4. Epidemiologi- Neonatal laki-laki lebih sering terkena ISK daripada perempuan dan lebih sering ISK

yang terinfeksi oleh bakteri E. coli.- Wanita mempunyai insiden ISK yang lebih tinggi karena uretra yang pendek, kebersihan

perineal yang buruk dan sering menahan kencing.- Insiden pada anak-anak sebelum sekolah sekitar 2% dan 10 kali lebih sering pada

perempuan.- Sekitar 5% perempuan yang masih sekolah menderita ISK. Jarang pada laki-laki.- Wanita dewasa : pria dewasa = 30:1- 40 % dari semua wanita pernah sekurang-kurangnya 1 kali menderita ISK. Lenih dari

20% wanita muda dengan cystitis akut menderita ISK berulang.- Insiden meningkat seiring bertambahnya usia dan kegiatan seksual.Wanita

postmenopausal mempunyai resiko lebih besar terinfeksi karena prolaps uterine atau kandung kemih, kehilangan estrogen yang menyebabkan perubahan pada flora vagina, hilangnya lactobacilli dalam flora vagina sehingga adanya kolonisasi periuretra dengan gram negative (E. coli) dan adanya factor resiko diabetes.

5. Faktor Resiko

Page 9: Minggu5cystititskonsep

- Abnormalitas dari saluran kemih yang merusak atau memperlambat aliran urin yang memudahkan bakteri tumbuh di kandung kemih. Seperti adanya batu kemih dan pembesaran kelenjar prostate.

- Pernah dikateterisasi pada kandung kemih.- Penderita diabetes.- Pasien imunosupresi.- Hubungan sexual- Pasien dengan kandung kemih neurogenic atau divertikulum- Wanita postmenopause dengan prolaps kandung kemih- Wanita hamil (4-10%)- Wanita yang memakai kontrasepsi spermicide atau diafragma

6. PatofisologiMasuknya mikroorganisme ke dalam slauran kemih dapat melalui :Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi tersebut.HematogenLimfogenEksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistiskopi

Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan asending, tetapi dari kedua cara ini asendinglah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Infeksi asending dapat terjadi mulai dari kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina, masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih kemudian naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.infeksi ini sebagai sistisis, dapat terbatas di kandung kemih saja/dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah/getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.

Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal/hidronefrosis. Di samping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluks vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

Patogenesis

Page 10: Minggu5cystititskonsep

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.

          Secara ascending yaitu:Masuknya mikroorganisme dalm kandung kemih, antara lain: faktor

anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

           Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

Secara hematogen yaitu:Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah

penyebaran infeksi secara hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

7. Manifestasi klinikPada pasien dengan systitis, berikut ini gejala yang sering muncul :a. Disuriab. Rasa panas seperti rasa terbakar saat berkemihc. Ada nyeri pada tulang punggung bagian bawahd. Urgensi ( rasa terdesak saat berkemih )e. Nocturia ( cenderung sering kencing pada malam hari akibat penurunan kapasitas

kandung kemih )f. Pengosongan kandung kemih yang tidak sempurnag. Inkontinensia urinh. Retensi urini. Nyeri supra pubik

8. Komplikasi Pyelonefritis. Infeksi darah melalui penyebaran hematogen (sepsis).

9. Test diagnostic1. Urinalisis

Page 11: Minggu5cystititskonsep

- Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK.- Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)

sediment air kemih- Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih.- Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan

glomerulus ataupun urolitiasis.

2.  Bakteriologis- Mikroskopis- Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifikHitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.

4. Metode tesTes diagnosa untuk menentukan bakteriuria yaitu:- Tes sedimentasi, mendeteksi secara mikroskopis adanya kuman dan lekosit di

endapan urin. Tes positif perlu dipastikan dengan dip-slide test.- Tes nitrit ( Nephur R ), menggunakan strip mengandung nitrat yang dicelupkan di

urin. Semua gram negatif dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit.- Dip- slide test, menggunakan persemaian kuman di kaca objek yang sesuai inkubasi

ditentukan  jumlah koloninya secara mikroskopis.- Pembiakan lengkap, dilakukan sesudah terjadinya residitif 1-2 kali, terlebih pada ISK

anak-anak dan pria.- Tes ABC ( antibody coated bacteria ) adalah cara imunologi guna menentukan Isk

yang letaknya lebih tinggi. Tubuli secara lokal membentuk antibodi terhadap kuman yang bereaksi dengan antigen yang berada di dinding kuman.

5. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) :Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).

6. Tes- tes tambahan :Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.

Page 12: Minggu5cystititskonsep

7. Penatalaksanaan medisa. Pengobatan secara umum

Terhadap panas, muntah, dehidrasi dan lain lain. Disamping ISK anak juga dianjurkan untuk banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing Pengobatan simptomatik terhadap keluhan sakit kencing dapat diberikan fenazopiridin (pyridium) 7-10 mg/kgBB/hari. Di samping itu perlu juga mencari dan mengurangi atau menghilangkan faktor predisosisi seperti obstipasi, alergi, investasi cacing dan memperhatikan kebersihan perineum meskipun usaha usaha ini kadang kadang tidak selalu berhasil.

b. Pengobatan khususPenanggulangan ISK ditujukan terhadap 3 hal, yaitu :

1) Pengobatan terhadap infeksi akut.Pengobatan yang segera dan adequat pada fase akut dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan timbulnya peilonefritis kronis. Pada keadaan berat atau panas tinggi dan keadaan umum yang lemah, pengobatan segera dilakukan tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Pada infeksi akut yang simpel (uncomplicated infection) diberikan antibiotik / kemoterapi oral. Obat yang sering dipakai sebagai pilihan utama (primary drug) ialah ampisilin, kotrimoksasol, sulfisoksasol, asam nalidiksat dan nitrofurantoin. Sebagai pilihan kedua (secondary drug) dapat dipakai obat golongan aminoglikosid (gentamisin, sisomisin, amikasin dan lain lain), sefaleksin, doksisiklin dan sebagainya. Pengobatan diberikan selama 7 -14 hari.

2) Pengobatan dan pencegahan infeksi berulang.Dalam pengamatan selanjutnya 30-50% penderita akan mengalami infeksi berulang dan sekitar 50% di antaranya tanpa gejala. Oleh karena itu perlu dilakukan  biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati  seperti pengobatan pada fase akut. Bila relaps atau reinfeksi terjadi lebih dari 2 kali, maka pengobatan dilanjutkan dengan pengobatan profilaksis dengan obat antisepsis urin yaitu nitrofurantoin, kotrimoksasol, sefaleksin atau nalidic acid. Pada umumnya diberikan seperempat dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 6 bulan.Bila infeksi traktus urinarius disertai dengan kelainan anatomis (disebut ISK kompleks atau complicated urinary infection) maka hasil pengobatan biasanya kurang memuaskan. Pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan dilakukan dengan terapi profilaksis selama 6 bulan dan bila perlu sampai 2 tahun

3) Koreksi pembedahan

Page 13: Minggu5cystititskonsep

Bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, maka perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari derajat stadiumnya. Refluk stadium I sampai III biasanya akan menghilang dengan pengobatan terhadap infeksinya. Pada stadium IV perli dilakukan koreksi bedah yaitu dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih (uretreroneosistostomi). Pada keadaan keadaan tertentu misalnya pada pionefrosis atau pielonferitis atrofik kronis, tindakan nefrektomi kadang perlu dilakukan.

B. Asuhan Keperawatan Secara Konsep Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan1. Pengkajian

Identitas Umur : terjadi pada semua umur Jenis kelamin : lebih sering terjadi pada wanita dan meningkatnya insidennya sesuai

pertambahan usia dan aktivitas seksual Tempat tinggal : ada atau tidaknya factor predisposisi

 Keluhan Utama Rasa sakit atau panas di uretra sewaktu kencing Urine sedikit Rasa tidak enak di daerah supra pubik

  Riwayat Penyakit Riwayat ISK sebelumnya Obstruksi pada saluran kemih Masalah kesehatan lain, misalnya DM, Riwayat seksual

 Pemeriksaan Fisik TTV : sepsis Infeksi abdomen bagian bawah dan palpasi urine bledder : pengosongan tidak

maksimal Inflamasi dan lesi di uretra meatus dan vagina introitus Kaji perkemihan : dorongan, frekuensi, disuria, bau urine yang menyengat, nyeri pada

supra pubik Pemeriksaan Psikososial Sering terjadi pada usia remaja dan dawasa muda àactivitas seksual timbul perasaan

malu dan bersalah  Perasaan takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap aktivitas

sexual Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap

penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari – hari

2. Diagnosa keperawatan

Page 14: Minggu5cystititskonsep

a. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit.b. Infeksi yang berhubungan adanya bakteri dalam kandung kemih.c. Perubahan pola eliminasi urin (disuria) berhubungan dengan inflamasi pada kandung

kemih.

Page 15: Minggu5cystititskonsep

3. Intervensi keperawatanNo

Diagnosa Keperawatan

PerencanaanTujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien merasa nyaman dan nyeri berkurang hingga hilang, yang ditandai dengan:DS:Pasien mengatakan tidak ada keluhan nyeri saat berkemih.DO:- Kandung kemih tidak

tegang.- Pasien tenang.- Ekspresi wajah pasien

tampak tenang.

1. Kaji intensitas, lokasi, faktor yang memperberat/meringankan nyeri.

2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran.

3. Anjurkan minum banyak 2-3 liter/hari jika tidak ada kontra indikasi.

4. Kolaborasi: berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.

Rasa sakit hebat menandakan adanya infeksi.Pasien dapat istirahat dengan tenang.Untuk membantu berkemih dan membilas saluran kemih bagian bawah dari bakteri.Memblok nyeri

2. Infeksi yang berhubungan adanya bakteri dalam kandung kemih ditandai dengan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien memperlihatkan tidak ada tanda-tanda infeksi yang ditandai dengan:DS:

1. Kaji suhu pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu di atas 38,50

C.2. Catat karakteristik urine.3. Anjurkan pasien untuk minum

2-3 liter air/hari jika tidak ada kontraindikasi.

Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh.Untuk mengetahui indikasi kemajuan/penyimpangan dari hasil yang

Page 16: Minggu5cystititskonsep

Pasien mengatakan merasa nyaman.DO:- Tanda vital dalam

batas normal.- Nilai kultur urine

negatif.- Urine berwarna

bening dan tidak berbau.

4. Monitor pemeriksaan ulang kultur urine dan sensitivitas untuk menentukan respon terapi.

5. Anjurkan pasien mengosongkan kandung kemih secara komplit setip kali berkemih.

6. Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.

diharapkan.Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.Untuk mencegah distensi kendung kemih.Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri.

3. Perubahan pola eliminasi urin (disuria) berhubungan dengan inflamasi pada kandung kemih ditandai dengan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat yang ditandai dengan:DS: Pasien mengatakan tidak kesulitan selama berkemih.DO:- Pasien dapat BAK

dengan berkemih.- Pasien berkemih

setiap 3 jam.

1. Ukur dan catat urine setiap berkemih.

2. Anjurkan berkemih setiap 2-3 jam.

3. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam.

4. Bantu pasien ke kamar kecil atau memakai pispot.

5. Bantu pasien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman.

6.

Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/output.Mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.Mengetahui adanya distensi kandung kemih.Untuk memudahkan pasien berkemih.Supaya pasien tidak sukar berkemih.

Page 17: Minggu5cystititskonsep

4. Implementasi keperawatanPada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2000).

5. Evaluasi Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan Uretra Sistitis adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :a. Nyeri yang menetap atau bertambahb. Perubahan warna urinec.  Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing,

menetes setelah berkemih.