Milanitalia Gadys Rosandy

10
Korelasi Derajad Penyakit Sirosis Hati Berdasarkan Klasifikasi Child- Turcotte-Pugh dengan Abnormalitas Hematologi di Rawat inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang Shinta Oktya Wardhani*, Supriono*, Milanitalia Gadys Rosandy** ABSTRAK Rosandy, Milanitalia. 2011. Korelasi Derajad Penyakit Sirosis Hati Berdasarkan Klasifikasi Child-Turcotte-Pugh dengan Abnormalitas Hematologi di Rawat inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang. Tugas Akhir, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Univeritas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr.Shinta Oktya Wardhani, SpPD (2) dr.Supriono, SpPD, K-GEH Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi dari pembuluh darah besar dan seluruh arsitektur hati mengalami perubahan yang abnormal dan terjadi fibrosis disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi. Hati akan berubah menjadi abnormal disertai penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui korelasi derajad penyakit sirosis hati berdasarkan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh dengan abnormalitas hematologi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional dengan sampel sebanyak 41 orang yang diambil di rawat inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang dengan periode Maret – Juni 2011. Variabel bebas yang terdiri dari PT, APTT, trombosit, bilirubin, ascites, hepatic encephalopaty dan variabel terikat adalah pasien dengan sirosis hati dengan metode consecutive sampling. Data primer diambil melalui wawancara pasien dan data sekunder dengan status pemeriksaan laboratorium pasien. Data dianalisis menggunakan uji normalitas data Kolmogorov Smirnov dan uji korelasi Pearson. Hasil analisa menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kecenderungan peningkatan Skor Child-Turcotte-Pugh dengan trombositopenia dengan peningkatan PT, APTT dan trombositopenia. Kata Kunci : Sirosis hati, PT, APTT, Trombositopenia * Lab Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr.Saiful Anwar Malang ** Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUB

Transcript of Milanitalia Gadys Rosandy

Page 1: Milanitalia Gadys Rosandy

Korelasi Derajad Penyakit Sirosis Hati Berdasarkan Klasifikasi Child-

Turcotte-Pugh dengan Abnormalitas Hematologi di Rawat inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang

Shinta Oktya Wardhani*, Supriono*, Milanitalia Gadys Rosandy**

ABSTRAK

Rosandy, Milanitalia. 2011. Korelasi Derajad Penyakit Sirosis Hati Berdasarkan Klasifikasi Child-Turcotte-Pugh dengan Abnormalitas Hematologi di Rawat inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang. Tugas Akhir, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Univeritas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr.Shinta Oktya Wardhani, SpPD (2) dr.Supriono, SpPD, K-GEH

Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi dari pembuluh

darah besar dan seluruh arsitektur hati mengalami perubahan yang abnormal dan terjadi fibrosis disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi. Hati akan berubah menjadi abnormal disertai penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui korelasi derajad penyakit sirosis hati berdasarkan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh dengan abnormalitas hematologi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional dengan sampel sebanyak 41 orang yang diambil di rawat inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang dengan periode Maret – Juni 2011. Variabel bebas yang terdiri dari PT, APTT, trombosit, bilirubin, ascites, hepatic encephalopaty dan variabel terikat adalah pasien dengan sirosis hati dengan metode consecutive sampling. Data primer diambil melalui wawancara pasien dan data sekunder dengan status pemeriksaan laboratorium pasien. Data dianalisis menggunakan uji normalitas data Kolmogorov Smirnov dan uji korelasi Pearson. Hasil analisa menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kecenderungan peningkatan Skor Child-Turcotte-Pugh dengan trombositopenia dengan peningkatan PT, APTT dan trombositopenia.

Kata Kunci : Sirosis hati, PT, APTT, Trombositopenia * Lab Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr.Saiful Anwar Malang ** Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUB

Page 2: Milanitalia Gadys Rosandy

Correlation of Cirrhosis Hepatic Severity Based on Child-Turcotte-Pugh Classification with Hematologic Abnormality at Saiful Anwar Hospital

Malang Shinta Oktya Wardhani*, Supriono*, Milanitalia Gadys Rosandy**

ABSTRACT

Rosandy, Milanitalia. 2011. Correlation of Cirrhosis Hepatic Severity Based on

Child-Turcotte-Pugh Classification with Hematologic Abnormality at Saiful Anwar Hospital Malang. Final Assignment, Faculty of Medicine, Fakultas University of Brawijaya. Supervisors: (1) dr.Shinta Oktya Wardhani, SpPD (2) dr.Supriono, SpPD, K-GEH

Cirrhosis Hepatic is a disease which the circulation of blood vessels and the architecture of liver being abnormal and fibrosis between parenchimal of liver. The abnormality of liver accompany with vessel compression and it disturb the portal blood vessels. The purpose of this research is to prove about a Correlation of Cirrhosis Hepatic Severity Based on Child-Turcotte-Pugh Classification with Hematologic Abnormality. This is an descriptive cross sectional study with 41 samples in Saiful Anwar Hospital from Maret – June 2011 periods. The independent variable are PT, APTT, trombocyte, bilirubin, ascites, hepatic encephalopaty and dependent variable are cirrhosis hepatic patient with consecutive sampling. Primer data was taken by patient interview and secondary data by patient laboratory data. Data was analyzed by Kolmogorov Smirnov normality and Pearson correlation test. The result of statistical test showed there is significant correlation between Child-Turcotte-Pugh score with increase of PT, APTT and trombocytopenic.

Key words : Cirrhosis Hepatic, PT, APTT, Trombocytopenic. * Lab Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr.Saiful Anwar Malang ** Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUB

Page 3: Milanitalia Gadys Rosandy

PENDAHULUAN

Penyakit hati kronis dan sirosis adalah penyebab kematian ke-12 di Amerika. Pada tahun 2004, kematian yang disebabkan penyakit hati kronis dan sirosis diperkirakan sebanyak 27.000 kasus. Infeksi hepatitis C adalah penyebab terbanyak terjadinya sirosis di Amerika dan diikuti karena alcoholic liver disease. Penyebab lainnya adalah faktor genetik, hepatitis B, hepatitis D, non alcoholic fatty liver disease (NAFLD), obat-obatan dan racun (Alan, 2007). Di Indonesia angka kejadian penyakit akibat infeksi virus hepatitis sekitar 20 juta, Prevalensi penderita infeksi hepatitis B di Indonesia 5-10% dan hepatitis C sekitar 10-20%. Sebanyak 20-40% dari 20 juta penduduk Indonesia menderita hepatitis menahun akan menjadi sirosis atau pengerutan hati (Kompas,2007).

Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati adalah suatu keadaan disorganisasi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis.

Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro anatomi dari pembuluh darah besar dan seluruh sistem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi. Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang

akhirnya menyebabkan hipertensi portal (Maryani, 2003). Chronic liver disease atau sirosis hati ditandai dengan gangguan hemostasis interaksi platelet dan dinding pembuluh darah (primary hemostasis), faktor koagulasi dan fibronolisis yang abnormal pada pemeriksaan laboratorium (Tripodi et al., 2009)

Gangguan hematologi yang sering terjadi pada sirosis adalah kecenderungan perdarahan, anemia, leucopenia, dan trombositopenia. Penderita sering mengalami perdarahan hidung, gusi, menstruasi berat, dan mudah memar. Masa protrombin dapat memanjang. Manifestasi ini terjadi akibat berkurangnya pembentukan faktor-faktor pembekuan oleh hati. Anemia, leukopenia, dan trombositopenia diduga terjadi akibat hipersplenisme. Limpa tidak hanya membesar, tetapi juga lebih aktif menghancurkan sel sel darah dari sirkulasi (Lindseth, 2006).

Hemostasis bertujuan untuk menjaga agar darah tetap cair di dalam arteri dan vena untuk mencegah kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran darah selama proses penyembuhan luka. Hemostasis juga bertujuan untuk menghentikan dan mengontrol perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Faktor yang mempengaruhi proses hemostasis tubuh adalah dinding pembuluh darah, trombosit, faktor koagulasi, sistem fibrinolisis, dan inhibitor (Guyton dan Hall, 2006).

Hati mempunyai peranan penting dalam proses hemostasis dengan mensintesis semua faktor pembekuan (kecuali factor von willebrands) dan coagulation inhibitors serta beberapa protein

Page 4: Milanitalia Gadys Rosandy

fibrinolitik. Reticuloendothelial system (RES) pada hati diaktivasi oleh factor pembekuan darah, enzim proteolitik, fibrin dan fibrinogen setelah didegradasi. End stage liver disease (ESLD) mengganggu proses hemostasis dan mengakibatkan pendarahan yang abnormal. Gangguan proses hemostasis yang dapat ditimbulkan antara lain gangguan sintesis faktor pembekuan, fibrinolisis berlebihan, gangguan pembekuan intravaskular, trombositopenia, dan gangguan fungsi platelet.

Gangguan fungsi hemostasis ini dapat dihubungkan dengan adanya manifestasi pendarahan yang sering didapatkan pada pasien dengan sirosis hati (Tripodi et al., 2009).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai korelasi antara derajat penyakit sirosis hati berdasarkan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh dengan abnormalitas hematologi di Rawat Inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang. Dengan perkembangan teknologi yang ada, penulis berharap hasil penelitian ini berguna dalam pengembangan teknologi dalam ilmu kedokteran terutama dalam bidang hematologi dan onkologi. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui korelasi antara derajat penyakit sirosis hati berdasarkan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh dengan abnormalitas hematologi Di Rawat Inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang sub bagian hematologi dan onkologi. Pemeriksaan gangguan hemostasis darah berdasarkan PT dan APTT yang memanjang. Pemeriksaan

trombosit juga dilakukan untuk mengetahui adanya trombositopenia pada pasien sirosis hati. Selain itu dilakukan pemeriksaan serum bilirubin, serum albumin, protrombin time, adanya ascites dan hepatic ensepalopati.

Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Maret 2011 – Juni 2011.

Penelitian ini dilaksanakan di Poli Rawat Inap Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Saiful Anwar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Target populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit sirosis hati yang dirawat inap di Ruang Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Saiful Anwar Malang selama penelitian ini berlangsung.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling. Semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu. Pengambilan sample akan berhenti jika jumlah subyek penelitian yang diperlukan sudah terpenuhi.

Pemilihan sampel didasarkan pada syarat-syarat yang ditentukan dalam kriteria inklusi. Kriteria inklusi meliputi Pasien atau Keluarga pasien bersedia menjadi subyek penelitian, pasien dirawat inap di poli Ilmu Penyakit Dalam, pasien telah didiagnosis sirosis hati sebelumnya dan datang dengan keluhan pendarahan dan non pendarahan, pasien sudah diperiksa laboratorium dan telah diketahui kadar hemostasis darah (PT, APTT), kadar trombosit, albumin dan bilirubin.

Izin untuk melakukan penelitian dilakukan secara lisan dengan disertai surat pengantar. Pasien atau keluarga pasien diberi penjelasan tentang penelitian ini.

Page 5: Milanitalia Gadys Rosandy

Jika pasien atau keluarga pasien bersedia pasien menjadi subyek penelitian, pasien atau keluarga pasien dimohon menandatangani surat persetujuan menjadi subyek penelitian.

Bahan penelitian adalah data yang diperoleh dari status pasien. Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara pasien dan data sekunder yang didapat dengan melihat status pasien yang berisi hasil pemeriksaan laboratorium.

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu: Variabel bebas yaitu kadar hemostasis darah (PT dan APTT), kadar trombosit, albumin, bilirubin, ascites dan hepatic encephalopathy, variabel terikat yaitu pasien sirosis hati, variabel perancu yaitu pasien sirosis perdarahan dengan terapi albumin. HASIL PENELITIAN

Statistika deskriptif dilakukan untuk menggambarkan karakteristik penderita dan distribusi frekuensi variabel yang diteliti. Untuk menilai hubungan antara skor Child-Turcotte-Pugh dengan PT, APTT maupun dengan trombosit digunakan korelasi. Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin sesuai dalam tabel dibawah ini.

Jumlah sampel penelitian adalah 41 orang pasien sirosis hati terdiri atas 32 orang laki-laki (78%) dan 9 orang perempuan (22%). Dari 41 orang penderita sirosis hati yang diteliti, sebanyak 5 orang (12,2%) penderita tergolong ke dalam kelas Child-Turcotte-Pugh A, kemudian 22 orang (53,7%) penderita termasuk dalam kelas Child-Turcotte-Pugh B dan 14 orang (34,1%) penderita tergolong kelas Child-Turcotte-Pugh C.

Berdasarkan pada tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 41 orang penderita sirosis hati, terdapat 23

orang (56,1%) memiliki jumlah trombosit rendah, 17 orang (41,5%) memiliki jumlah trombosit normal dan sebanyak 1 orang (2,4%) memiliki jumlah trombosit kategori tinggi.

Berdasarkan pada tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 41 orang penderita sirosis hati, terdapat 23 orang (56,1%) dengan PT normal dan sebanyak 18 orang (43,9%) dengan PT kategori memanjang.

Berdasarkan pada tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 41 orang penderita sirosis hati, terdapat 23 orang (56,1%) dengan APTT kategori normal dan sebanyak 18 orang (43,9%) dengan APTT kategori memanjang.

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa penderita sirosis hati dengan jumlah trombosit rendah, termasuk dalam kelas Child Turcotte Pugh Kelas A sebanyak 2 orang (4,9%), Kelas B sebanyak 10 orang (24,4%) dan Kelas C sebanyak 8 orang (19,5%).

Penderita sirosis hati dengan jumlah trombosit normal, termasuk dalam kelas Child Turcotte Pugh Kelas A sebanyak 3 orang (7,3%), Kelas B sebanyak 11 orang (26,8%) dan Kelas C sebanyak 3 orang (7,3%).

Penderita sirosis hati dengan jumlah trombosit tinggi, termasuk dalam kelas Child Turcotte Pugh Kelas B sebanyak 1 orang (2,4%).

Penderita sirosis hati dengan PT kategori normal dan termasuk dalam kelas Child Turcotte Pugh Kelas A sebanyak 5 (12,2%), Kelas B sebanyak 17 orang (41,5%) dan Kelas C sebanyak 1 orang (2,4%).

Penderita sirosis hati dengan PT kategori memanjang termasuk dalam kelas Child Turcotte Pugh Kelas B sebanyak 5 orang (12,2%) dan Kelas C sebanyak 13 orang (31,7%).

Page 6: Milanitalia Gadys Rosandy

PEMBAHASAN Analisis dan hasil penelitian

telah dibahas dalam bab sebelumnya, berikut ini akan dibahas bagaimana sistematika hasil penelitian tentang korelasi antara derajat penyakit sirosis hati berdasarkan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh dengan abnormalitas hematologi di Rawat Inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang

Dari 41 orang pasien sirosis hati yang menjadi sampel pada penelitian ini, didapatkan 32 orang (78 %) laki-laki dan 9 orang (22 %) perempuan . Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilaksanakan selama 1 tahun pada tahun 2004 di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Dari 95 kasus sirosis hati didapatkan rasio laki-laki dan perempuan adalah 2,06 : 1.15 (Somia A.I.K et al., 2004). Sama halnya dengan penelitian yang dilaksanakan di luar negeri tentang sirosis hati. Umumnya prevalensi penyakit sirosis hati lebih banyak pada laki-laki. Pada penelitian tersebut didapatkan rasio penderita sirosis hati laki-laki dan perempuan 2,08 : 1 (Vyzantiadis et al., 2002).

Dilihat dari derajat penyakitnya terdapat 14 orang (34,1%) penderita dengan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh C, 22 orang (53,7%) penderita dengan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh B, hanya 5 orang (12,2%) dengan klasifikasi Child-Turcotte-Pugh A. Dari prosentase tersebut dapat dilihat bahwa penderita sirosis hati yang datang berobat sebagian besar dengan derajat penyakit sedang dan berat. Dimana pada stadium tersebut tanda-tanda dekompensasi umumnya mulai terjadi. Dengan munculnya tanda dekompensasi tersebut, pasien akan datang untuk berobat ke dokter.

Sebagaimana dijelaskan dalam kepustakaan bahwa sirosis hati sering merupakan silent disease dimana sebagian besar penderita tetap asimtomatis hingga munculnya tanda-tanda dekompensasi. Tanda-tanda dekompensasi ini lebih banyak muncul pada penderita sirosis hati dengan derajat penyakit sedang dan berat. Sehingga dalam penelitian ini hanya didapatkan sedikit sampel pasien sirosis hati dengan skor Child-Turcotte-Pugh A.

Pemeriksaan trombosit yang dilakukan pada pasien sirosis hati dengan skor Child-Turcotte-Pugh kelas A, B dan C. Didapatkan hasil dengan 23 pasien (56,1%) dengan kadar trombosit yang rendah, 17 pasien (41,5%) dengan kadar trombosit yang normal dan 1 orang dengan nilai trombosit yang tinggi (2.4%).

Trombositopenia merupakan salah satu kelainan darah yang paling sering ditemukan pada sirosis hati. Penelitian-penelitian terdahulu mendapatkan hingga 70 % pasien sirosis hati stadium lanjut dengan hipertensi portal memperlihatkan trombositopenia dan menurunnya produksi trombosit karena penurunan trombopoetin yang dihasilkan oleh liver dimana trombopoetin ini berperan pada pembentukan trombosit dari megakariosit (Caryocyte dan Lisman., 2010). Mekanisme terjadinya trombositopenia ini secara klasik diduga akibat adanya pooling dan percepatan penghancuran trombosit akibat pembesaran dan kongesti limpa yang patologis yang disebut hipersplenisme (Kajihara et al., 2003; Akyuz et al., 2003).

Protrombine time (PT) merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk melihat ada tidaknya pemanjangan waktu perdarahan pada pasien sirosis hati.

Page 7: Milanitalia Gadys Rosandy

Pemeriksaan PT pada pasien sirosis ini dengan menggunakan plasma darah dengan membandingkan kontrol pasien dengan waktu perdarahannya.

Gangguan hemostasis sering ditemukan pada sirosis dekompensata dan terutama ditunjukkan dengan adanya pemanjangan dari waktu protombin (PT) dan trombositopenia. Untuk dapat melakukan evaluasi lengkap dari proses inisiasi clot, stabilisasi, dan lisis begitu juga dengan karakteristik struktural dari clot yang terbentuk dapat dievaluasi dengan thomboelastografi/ TEG (Papatheodoridi et al., 1999). Namun pemeriksaan ini belum ada di Indonesia saat ini. Sehingga untuk evaluasi gangguan hemostasis yang terjadi kita gunakan pemanjangan dari PT.

Pada karakteristik penderita sirosis hari, dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu pasien sirosis hati dengan normal dan pemanjangan waktu APTT. Didapatkan hasil 23 pasien (56,1%) dengan APTT yang normal dan 18 pasien (43,9%) dengan APTT yang memanjang.

Fungsi dari APTT adalah mengetahui jalur koagulasi secara intrinsik (faktor XII, XI, IX, VIII, V, II, I, prekallikrein, high molecular weight kinogen). Jalur ini diinisiasi dengan interaksi dari faktor XII. Jalur kaskade ini menghasilkan pembuatan benang-benang fibrin dan pembentukan klot. APTT dapat mendeteksi kongenital dan abnormalitas yang aquired pada jalur koagulasi intrinsik untuk memonitor pasien yang mendapat heparin (Rogers Riley, 2005).

Pada penelitian ini dilakukan pengelompokkan data untuk mengetahui secara spesifik berapa pasien dengan trombosit normal, sedang dan tinggi. Didapatkan 23

orang (56,1%) memiliki jumlah trombosit rendah, 17 orang (41,5%) memiliki jumlah trombosit normal dan sebanyak 1 orang (2,4%) memiliki jumlah trombosit kategori tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 23 orang pasien dengan trombositopenia dari total 41 sirosis hati.

Pada penelitian ini, ditemukan 23 orang penderita sirosis hati yang mengalami trombositopenia. Hal ini sesuai dengan penelitian penelitian sebelumnya yang dilaksanakan di Pakistan pada tahun 2006-2008, dimana didapatkan 92 pasien dengan trombositopenia dari total 100 populasi penelitian. Pada penelitian ini tidak disebutkan secara spesifik derajad keparahan penyakit sirosis (Amir Jan dan Javed Hussin, 2009).

Pada penelitian ini didapatkan korelasi Pearson -0,378 dengan signifikansi 0,015. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik dengan korelasi Pearson yang negatif pada korelasi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan skor Child-Turcotte-Pugh dengan trombositopenia.

Dilakukan tabulasi silang antara skor Child-Turcotte-Pugh dengan trombosit dikelompokkan menjadi pasien dengan trombosit ringan, sedang dan berat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara spesifik trombositopenia yang terjadi pada masing-masing skor Child-Turcotte-Pugh. Dari data tabulasi silang ini dapat dilihat bahwa terjadinya trombositopenia paling banyak pada kelas Child-Turcotte-Pugh B (24,4%) dan pada kelas Child-Turcotte-Pugh kelas C (19,5%).

Pengukuran Protrombine Time (PT) dilakukan pada semua pasien

Page 8: Milanitalia Gadys Rosandy

sirosis hati dengan manifestasi perdarahan maupun tanpa perdarahan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana korelasi pasien sirosis hati dengan skor child pugh A,B dan C dengan pemanjangan waktu perdarahan. Pemeriksaan PT yang dilakukan pada pasien sirosis hati di RSSA dilakukan rutin setiap hari.

Protrombine time dikelompokkan kedalam 2 kategori yaitu PT yang normal dan PT yang memanjang. Didapatkan hasil bahwa 56% pasien sirosis hati dengan PT normal dan 44% pasien sirosis hati denagn PT yang memanjang.

Analisis korelasi yang dilakukan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman untuk mengetahui signifikansi antara skor Child-Turcotte-Pugh dengan PT. Didapatkan hasil Korelasi 0,693 dan signifikansi 0,000. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang searah dan signifikan secara statistik. Korelasi ini bernilai positif dan dapat diartikan bahwa ketika terjadi peningkatan pada PT maka skor Child-Turcotte-Pugh juga akan meningkat.

Dilakukan tabulasi silang antara kelompok PT normal dan memanjang dengan skor Child-Turcotte-Pugh A, B dan C. Dari hasil tabulasi silang tersebut dapat diketahui bahwa penderita sirosis hati dengan PT kategori normal dan termasuk dalam kelas Child Turcotte Pugh Kelas A sebanyak 5 (12,2%), Kelas B sebanyak 17 orang (41,5%) dan Kelas C sebanyak 1 orang (2,4%). Penderita sirosis hati dengan PT kategori memanjang termasuk dalam kelas Child Turcotte Pugh Kelas B sebanyak 5 orang (12,2%) dan Kelas C sebanyak 13 orang (31,7%).

Dari hasil tabulasi silang tersebut didapatkan kecenderungan

perdarahan terjadi pada pasien sirosis hati dengan skor Child-Turcotte-Pugh C. Hal ini sesuai dengan teori yang dibahas pada bab 2 di awal bahwa kecenderungan perdarahan akan terjadi pada pasien sirosis hati dengan fase dekompensata atau dengan manifestasi klinis yang berat.

Uji korelasi yang dilakukan adalah Uji Korelasi Rank Spearman dan didapatkan hasil korelasi pearson 0,339 dengan signifikansi 0,030. Dari hasil uji korelasi tersebut didapatkan hubungan signifikan secara statistik. Terdapat kecenderungan peningkatan skor Child-Turcotte-Pugh dengan peningkatan APTT.

Peningkatan skor Child-Turcotte-Pugh berpengaruh pada pemanjangan waktu perdarahan karena sintesis faktor ini terjadi di hepar. Abnormalitas hepar ini tentu akan berpengaruh pada sintesis faktor pembekuan darah seperti PT dan APTT. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien sirosis hati di Rawat Inap RSUD.Dr.Saiful Anwar Malang dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara skor Child-Turcotte-Pugh dengan abnormalitas hematologi (trombosit, PT dan APPT).

Page 9: Milanitalia Gadys Rosandy

DAFTAR PUSTAKA 1. King MW. 2004. Blood

Coagulation. Didapat dari : http://www.med.unibs.it/~marchesi/blood.html. (Diakses tanggal 10 Agustus 2010).

2. Respati H, Reniarti L, Susanah S. Gangguan Pembekuan Darah. Didapat: Defisiensi Vitamin K. Dalam: Permono B, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam E, Eds. Buku Ajar Hematologi-onkologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2005:182-96.

3. Hagstrom JN. 2003. Hypoprothrombinemia. Didapat dari http://www.emedicine,com. (Diakses tanggal 17 Agustus 2010).

4. Willoughby MLN. Pediatric Hematology. Edinburg: London, 1977:327-9

5. Chalmers EA, Gibson BE. Acquired disorders of hemostasis during childhood. Dalam: Lilleyman J, Hann I, Blanchette V, Eds. Pediatric Hematology. Edisi ke-2. London: Churchill Livingstone, 2000:629-49.

6. Buck ML. 2001. Vitamin K for the Prevention of Bleeding in Newborns. Didapat dari: http://www.healthsystem.virginia.edu/internet/pediatrics/pharma-news/v7no10.pdf. (Diakses tanggal 22 Agustus 2010).

7. Santoso, Gempur. 2005. Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Bangsa Publisher.pp77-88.

8. A.V.Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H.Moss. 1980, Kapita Selekta Hematologi, Dr.Lyana Setiawan, 2001, EGC, Jakarta, Indonesia, Hal.221-234.

9. Behrman, Kliegman, Arvin. 1996, Ilmu Kesehatan Anak,

Prof.Dr.dr.A.Samik Wahab, SpA(K), 2000, EGC, Jakarta, Indonesia, Hal.1733-1736.

10. PAPDI. 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Pertama, Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, hal. 443-446.

11. Arthur C.Guyton, 2003. Fisiologi Kedokteran, Dr.Irawati, 2006, EGC, Jakarta, Indonesia, Hal. 439-491.

12. Amin Jan, Javed Hussein. Trombocytopenia and Prolonged Bleeding Time in Cirrhosis Of Liver, Gomal Journal of Medical Sciences, 2009, 7(1): 55-57.

13. Armando Tripodi, Massimo Primignani, Pler Mannucco Mannucci. Abnormalities Of Hemostasis and Bleeding in Chronic Liver Disease, Intern emergency Medicine, 2010, 5(7).

14. Sri Maryani Sutadi, Sirosis Hati, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2003.

15. Amir A.Qamar, Norman D.Grace. Abnormal Hematological Indoces in Cirrhosis, Can J Gastroenterol, 2009;23(6):441-445.

16. Dr.Karmel L.Tambunan. Kelainan Pembekuan Darah. Cermin Dunia Kedokteran, 1980:23-24.

17. Ton Lisman, Robert J.Porte. Rebalanced Hemostasis In Patient With Liver Disease; Evidance and Clinical Consequences, BloodJournal, 2010: 116(6):878-885.

18. Roger S.Riley M.D., Ph.D. Activated Partial Tromboplastin Time. Didapat dari : http://www.pathology.vcu.edu/clinical/coag/aPTT.pdf . (Diakses tanggal 14 September 2011)

19. Sheng-Nan Lu, Jing-Houng Wang, Shiann-Long Liu.

Page 10: Milanitalia Gadys Rosandy

Thrombocytopenia as a Surrogate for Cirrhosis and a Marker for the Identification of Patients at High-Risk for Hepatocellular Carcinoma. American Cancer Society, 2006: 2212-2221

20. Ghalib R, Levine C, Hassan M. Recombinant human interleukin-11 improves thrombocytopenia in patients with cirrhosis. Hepatology 2003;37:1166-71.

21. Akyuz F, Yekeler E, Kaymakoglu S, Horasanli S, Ibrisim D, Demir K, Aksoy N, Poturoglu S, Badur S, and Okten A. The role of thrombopoietin and spleen volume in thrombocytopenia of patients with noncirrhotic and cirrhotic portal hypertension.Turk J Gastroenterol 2007;18(2):95-9.

22. Wolber EM, Jelkman W. Thrombopoietin: the novel hepatic hormone. News Physiol Sci 2002;17:6-10.

23. Somia AIK, Suryadarma IGA, Purwadi N, Wibawa IDN.

Gastropati hipertensi portal: penelitian retrospektif pada pasien sirosis hati di RS Sanglah Denpasar. Majalah Penyakit Dalam Udayana Denpasar 2004;5:18-22.

24. Vyzantiadis T, Theodoridou S, GioulemeO, Vakalopoulou S, Evgenidis N. Garipidou V. Serum thrombopoietin levels in thrombocytopenic patients with liver cirrhosis. Diakses di : http://www.springerlink.com/ content/34d0daFx. 2002.

25. Martin TG, Somberg KA, Meng YG, Meng YG, Cohen RL, Heid CA, Sauvage FJ, and Shuman MA. Thrombopoietin levels in patients with cirrhosis before and afterorthotopic liver transplantation. Ann Intern Med 1997;127:285-8.

26. Kuter DJ. Thrombopoietin: Biology and clinical applications. The Oncologist 1996;1:98-106.

27. Lisman T, Leebeek FEG, Groot PG. Haemostatic abnormalities in patient with liver disease. J Hepatol 2002;37:280-7.

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr.Shinta Oktya Wardhani, SpPD NIP. 1977.101.32099122.002