M&I Volume 54 - July

84
1 Vol. 42 | Juni - Juli 2013 ISSN: 2087-5975 www.the-mni.com Rp. 25.000 @MNImagz Money & I Magazine www.the-mni.com M oney &I EMPOWERING ENTREPRENEUR Vol. 54 Juli 2014 Bintang Mira Dan Barisan Pengusaha Bisnis Etnik RAFLO Hadirkan produk bermaterialkan kulit. Simbol ekslusivitas, eksotisme dan glamour dalam fashion. GEDE ASTINA Jadikan kain songket tradisional tampil modis dan modern Healthy Living 7 Cara Usir Kantuk di Kantor Front Of Mind A Lady Rose Of The Huffington Post

description

 

Transcript of M&I Volume 54 - July

Page 1: M&I Volume 54 - July

1Vol. 42 | Juni - Juli 2013ISSN: 2087-5975 www.the-mni.com

Rp. 25.000

@MNImagz

Money & I Magazine

www.the-mni.com

Money&IEmpowEring EntrEprEnEur

Vol. 54 Juli 2014

Bintang MiraDan BarisanPengusaha Bisnis Etnik

RAFLOHadirkan produk bermaterialkan kulit. Simbol ekslusivitas, eksotisme dan glamour dalam fashion.

GEDE ASTINAJadikan kain songket tradisional tampil modis dan modern

Healthy Living7 Cara Usir

Kantuk di Kantor

Front Of MindA Lady Rose

Of TheHuffington

Post

Page 2: M&I Volume 54 - July

2 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 3: M&I Volume 54 - July

3Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 4: M&I Volume 54 - July

4 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Sejak akhir tahun 2013 lalu,

pekan-pekan ini sudah menjadi

isu hangat yang diprediksi akan

menjadi buah bibir banyak orang,

perhelatan akbar Piala Dunia,

Pemilu Presiden dan bulan Ramadhan yang

berlangsung secara bersamaan. Dan benar

saja, dalam minggu-minggu terakhir, apalagi

yang tak lebih ramai daripada perbincangan

soal ketiga hal tersebut?

Menariknya, semuanya punya persamaan

mendasar, adanya sebuah perjuangan,

persaingan sengit dan upaya untuk meraih

kemenangan. Piala Dunia adalah adu taktik

para olahragawan lapangan hijau tuk raih

sang Jules Rimet, hanya 4 tahun sekali

digelar, maka tak heran jika takjub dan

bangga yang akan bersarang untuk sang

pemenang.

Pemilu Presiden lebih lagi, hanya berpora 5

tahun sekali, pemenangnya akan jadi orang

nomer satu di seantero negeri, jadi tak

salah jika perjuangannya sungguh miris tak

berujung tali.

Dan pada pertengahan Juli, dua singgasana

akhirnya terisi, Jerman secara mengejutkan

mampu menganvaskan sang tuan rumah

Brazil dan melenggang ke final, bertahun

penantian itu akhirnya sirna sudah. Jerman

berpesta, dunia pun –tak terkecuali

Indonesia- turut gembira. Hiburan bagi

negeri Eropa yang cedera oleh krisis

bertahun belakangan.

Sementara di Indonesia, kita memiliki

presiden baru setelah 10 tahun terakhir. Ini

adalah kemenangan lainnya bagi bangsa.

Persaingan sengit yang kerap menghiasi

layar kaca itu berakhir dengan indah. Kini, PR

bagi negeri adalah saling jabat tangan untuk

bekerja bersama, wujudkan misi dan visi yang

selama ini jadi komoditas untuk dulang suara

anak negeri, sebelum semuanya hanya jadi

retorika tak berarti.

Dan puncaknya di akhir bulan Juli, Idul

Fitri bisa jadi kemenangan ketiga tuk diraih

bersama, ini momen tuk saling kembali

menyapa, bersalam-salaman dan saling

memaafkan. Bagi semua insan tak terkecuali.

Tiga kemenangan ini seharusnya bisa menjadi

pendorong roda perekonomian bangsa

menjadi lebih baik, bermartabat dan gagah

dimata dunia tanpa harus meninggalkan

corak dan tradisi. Sebagaimana liputan kami

pada edisi kali ini, barisan pengusaha penjaga

tradisi, orang-orang yang secara sabar dan

tekun memelihara keterampilan nenek

moyang tetap lestari. Mereka berkarya tuk

memintal, melukis pun mewarna kerajinan

lokal agar tetap indah. Kain Songket, Batik

Bali hingga tenun ikat tetap jadi komoditas

yang mampu bersaing dengan karya-karya

modern saat ini, adalah pasangan Rachmat

dan Flora Wiradinata yang mengeksplorasi

eksotisme kulit reptil dalam sejumlah

kerajinan tangan yang memiliki daya seni

tinggi hingga dijual ke manca negara, kisah

perjalanannya kami rangkai dalam rubrik

Special Feature.

Kami pun menambah wawasan baru soal

bagaimana indahnya kain Batik Bali dari

tangan sang Bintang, yup sang artis bernama

Bintang Mira, canda kami dengannya

terurai dalam rubrik Interview. Dan upaya

melestarikan produk “tua” ini bukan hanya

milik generasi lama, pun dilestarikan oleh

anak-anak muda, salah satunya adalah I

Wayan Gede Astina, kain tradisional khas

Bali tersebut menjelma jadi produk fashion

berkelas, kenali karyanya di rubrik The

Rookie.

Inilah upaya anak-anak negeri agar tradisi itu

tak lantas hilang. Dan di periode Indonesia

baru hari ini, harapan untuk berbuat lebih

lagi semakin memuncak, di bawah matahari

Indonesia yang terus bersinar, apalagi yang

tak lebih indah daripada berkarya?

Pada akhirnya, kami segenap tim redaksi

majalah Money & I menyampaikan, selamat

bekerja untuk pemimpin bangsa, kami di

belakangmu untuk turut membantu. Dan

juga mohon maaf lahir batin, Selamat Hari

Raya Idul Fitri, ini adalah kemenangan untuk

semua anak negeri. Yuk, mari kita kerja!

FROM THE EDITORSARIF RAHMANEDitor in CHiEF

Penjaga Tradisi

Page 5: M&I Volume 54 - July

5Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 6: M&I Volume 54 - July

6 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

20SPECIAL FEATURE : memintal Sejarah Karya EtnikHari ini, tampil trendi dengan karya etnik adalah keharusan. Inilah

yang kemudian secara perlahan menjadi roda berkembangnya

sejumlah bisnis mode yang kian erat mengibarkan produk-produk

kreatif dalam negeri. Beberapa pengusaha yang menjalankan bisnis ini

kami interview dan tampilkan di sejumlah rubrik utama.

65

CONTENTS

04 From the Editor

08 Contributors

10 Follow Me On Tweeter

12 Quotes Of The Month

16 Linkage Program : Bii

dukung Bpr Lestari dalam

penguatan umKm

46 Book Review :

Bp20pride,

mens guide to Style

Finnish Lessons

52 Info Property : panghegar

purnama Beach Villas

Bali. Holiday with golden

investment

56 Travellers Note : pasar

malam Sekatenan

Yogyakarta

72 Lifestyle : Senakers

menjelma wedges & High

Heels

72 Event : Arisan Lestari!

pool party & Cooking Class

74 The Rookie : Bukan Songket

Biasa

80 M&I The Club : Belajar

retail Business

Publisher Alex p. Chandra (pt. Bpr Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif rahman; Public Relations Manager Erry

Yoga Sugama; Head of Contents Arif rahman: Editorial Support putera Adnyana; Designer renata wahyu Diandara; Photographer i.B. Baruna Luhur; Money & I Magazine is published monthly by pt. Bpr Sri Artha Lestari, Jalan teuku umar

110 Denpasar, Bali, indonesia. tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. no part of this publication may be reproduced

or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information

storage or retrieval system without permission in writing from pt. Bpr Sri Artha Lestari. while the editors do their utmost

to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail:

[email protected]. tel: +62 361 784-3244.

Bintang Mira

Owner BaliBatikuPhotographer : IB Baruna Luhur

Socialita :tak terbatasKeterbatasan

30Interview : Lukisan Batik Sang Bintang

42Healthy Living : 7 Cara usir Kantuk di Kantor

60Front Of Mind : A Lady rose of the Huffington Post

48Movie Review :Dawn of the planet of the Apes

Page 7: M&I Volume 54 - July

7Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 8: M&I Volume 54 - July

8 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

CONTRIBUTORS

Alex P Chandra Chairman BPR Lestari dan juga

publisher majalah M&I, memulai

karir sebagai profesional

banker di BCA selama 8 tahun

sebelum akhirnya memutuskan

untuk mendirikan bisnisnya

sendiri BPR Lestari, perusahaan

yang dibawanya menjadi BPR

terbesar di Bali dalam waktu 5

tahun.

Notes From a Friendmanaging greed p.14

YuswohadyMerupakan penulis dari sekitar

40 buku mengenai pemasaran.

Pernah bekerja selama 12 tahun

di MarkPlus Inc dengan posisi

terakhir sebagai Chief Executive.

Di bidang keorganisasian

Yuswohady pernah menjadi

Sekretaris Jendral Indonesia

Marketing Association (IMA).

Insight Empat Sosok Konsumen muslim p.40

Pribadi BudionoUlasannya erat terkait dengan

kepemimpinan yang banyak di

adopsi dari sejumlah pemikir

besar. Direktur Utama BPR

Lestari ini mengintrepretasikan

dengan memberikan alternatif

solusi pada permasalahan

yang kerap dihadapi bangsa ini

khususnya yang ada di Bali.

Leadership tujuan, membuat Anda Bergerak p.18

Suzanna ChandraSmart Family adalah rubrik yang

diasuh oleh Managing Director -

Lestari Living ini. Wanita yang

pernah menimba pengalaman

hidup di Australia ini dengan

lugas memaparkan bagaimana

kiat cerdik untuk mengelola

keuangan dan investasi

khususnya di property.

Smart Family the First rule of investment, pay Yourself First p.38

I Made Wenten B

Perannya sebagai Direktur

di BPR Lestari membawanya

dekat dengan human resource &

development. Pengetahuannya

akan hal tersebut dipaparkan

dalam rubrik Growth Strategies,

bagaimana membangun karir

dan kompeten dalam dunia kerja.

Growth StrategiesBossku Cerewet p.50

Samantha Chandra

Menjadi blogger sejak tahun

2008, dan menuliskan

rekaan imajinasinya di www.

adriannaandevan.blogspot.com.

Hingga saat ini, lebih dari 30

episode sudah di tuliskannya.

Sejak vol. 37, majalah ini

menayangkan ceritanya secara

berkala.

Teenlit Cornergiants p.78

Denny Santoso

Adalah seorang ahli diet, nutrisi,

dan fitnes. Aktif menyebarkan

cara diet sehat dan berolahraga

yang benar melalui www.

PanduanDiet.com, twitter

@dennysantoso, serta Buku

Rahasia Diet. Denny Santoso

juga founder www.SixReps.com,

jejaring sosial bagi fitness mania.

Fitness Bagaimana Lemak Di Bakar? p.44

Hary Susanto

Movie reviewer, horror and

thriller mania. Blognya www.

movienthusiast.com yang

mengulas soal film meraih

sejumlah penghargaan tahun

2013 lalu. Blog tersebut saat ini

sudah dikunjungi lebih dari 2 juta

kali. Hary memiliki perspektif

unik soal film yang di review-nya.

Movie Review Dawn of planet of the Apes p.48

Page 9: M&I Volume 54 - July

9Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 10: M&I Volume 54 - July

10 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

alex p chandra@alex_lestari

Pendiri BPR Lestari. Sekarang

BPR #3 se-Indonesia dari sisi aset.

Membangun bisnis dari nol sejak

14 tahun lalu. Sekarang chairman

dari grup bisnis Lestari.

Kerobokan - Kuta.Bali.

alexpchandra.com

Joined July 2010

“Cara tercepat untuk menjadi apa yang kita inginkan adalah

Modeling. Cari siapa yg sudah berhasil, pelajari dan ikuti jejak-

nya. Success leaves clue. Sukses selalu meninggalkan jejak. Ikuti

saja jejak-jejaknya. #APC.”

(1) Apa artinya ‘uang’ bagi kita? Pleasure, security, power, status or freedom?#APC

(2) Belief atau sistem kepercayaan, has the power to create or to destroy.#APC

(3) Sebagian besar tindakan & pikiran kita terjadi subconsciusly. Ruled by our past

conditioning, beliefs and old habit.#APC

(4) Apapun yang kita pikirkan dan kerjakan sangat dipengaruhi oleh sistem kepercayaan.

Makanya our belief becoming our reality.#APC

(5) Makanya hati-hati dengan ‘beliefs system’. Itu bisa membahagiakan atau

menyengsarakan.#APC

(6) The ‘rich’ thinks certain ways, feels certain ways, act certain ways.#APC

(7) Begitu pentingnya belief system mempengaruhi hidup kita, Tapi, biasanya kita

mendapatkannya tanpa sengaja. Dari pihak outside us.#APC

(8) Waktunya sekarang, menyeleksi pikiran-pikiran, mana yang supportive mana yg non-

supportive terhadap hidup dan cita-cita kita.#APC

Tweets Tweets and replies

FOLLOWING

Page 11: M&I Volume 54 - July

11Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 12: M&I Volume 54 - July

12 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

“I’d volunteer to go to prison, as long as there are books. Because with books ....I am free.”Mohammad Hatta

Page 13: M&I Volume 54 - July

13Vol. 42 | Juni - Juli 2013sumber photo : www.historia.co.id

Page 14: M&I Volume 54 - July

14 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

NOTES FROM A FRIEND Alex P. ChandraPublisher of Money & I Magazine

@alex_lestari

Managing Greed

Managing risk is managing greed!

Teman saya yang juga seorang

kontraktor, di mana pernah

membantu saya membangun,

belum lama datang menemui

saya dan mengeluh, bahwa kini

ia tengah terlibat utang. “Istri saya sampai

stres pak,” demikian katanya.

“Lho kok bisa, kenapa?” tanya saya. Apa

ada project yang tidak dibayar? Apa proyek

saya tidak dibayar, sehingga cash-flow nya

terganggu? “Saya terlalu bernafsu. Sekarang

saya punya inventory kost-an, 3 rumah, 2

tanah kavling dan 1 villa,” demikian katanya.

“Tapi utang saya banyak, cash-flow saya

terganggu, istri saya marah-marah dan saya

tidak bisa tidur karenanya”.

Teman saya ini rupanya berekspansi dari

sekadar kontraktor menjadi developer mikro.

Pengembang kecil-kecilan. Beli tanah satu

sampai dua kavling. Ia bangun, kemudian

dijual. “Sebenarnya saya sempat untung.

Dulu enak, baru beli tanah, saya gambar,

orang sudah ada yang mau beli. Uang

mukanya saya pakai membangun. Namun ini

kebanyakan pegang ‘barang’. Dan kemudian

penjualan seret. Uang project banyak kebawa

untuk bayar bunga utang,” keluhnya lagi.

“Saya kapok, saya mau hidup tenang saja.

Dulu harta saya cuma 200 juta, lebih tenang.

Bisa jalan-jalan naik motor. Sekarang harta 3

miliar, namun tidak bisa tidur dan istri marah-

marah,” ungkapnya. Well, 3 tahun yang lalu,

total net worth-nya 200 juta dan sekarang

jadi 3 miliar. Not bad my friend!

Kasus yang serupa namun dalam skala yang

lebih besar adalah kasusnya Cipaganti.

ww

w.e

urop

eanc

eo.c

om

Page 15: M&I Volume 54 - July

15Vol. 42 | Juni - Juli 2013

NOTES FROM A FRIEND

... oleh Jim Collins kasus ini disebut sebagai

“Undisciplined pursuit of growth”. Banyak perusahaan

yang tadinya sukses, kemudian tumbang karena

mengejar pertumbuhan yang tidak disiplin ini.

Ironisnya, ekspansi yang tidak disiplin ini mulai

dipicu oleh kesuksesan.”

Sukses di bisnis transportasi, Cipaganti

Group berekspansi ke segala arah. Apalagi

dana segar yang dikumpulkan melalui

koperasinya mengalir deras. Saya tidak

tahu mana yang lebih dulu, uang datang

terlebih dahulu, kemudian baru Cipaganti

Group berekspansi. Atau, karena kebutuhan

berekspansi, maka Cipaganti menarik dana

dari masyarakat.

Cipaganti mengalami apa yang saya sebut

‘too much opportunity’. Atau juga problem

with ‘too much money’. Cipaganti yang ‘core’-

nya adalah transportasi, karena banyak

duit, mulai berekspansi ke tempat-tempat

lain. Kalau dilihat dari portofolio bisnisnya,

sektor yang ia masuki juga beragam. Ada

minimarket, SPBU, perhotelan, perumahan

dan pertambangan. C’mon!

Berekspansi ke segala arah

seperti yang dilakukan oleh

Cipaganti itu membutuhkan

infrastruktur organisasi

dan SDM yang dahsyat.

Tidak banyak yang bisa

sukses dengan jenis bisnis

profit yang tadinya diimpikan. Namun tetap

handsome profit (karena cost-nya murah). Ia

kehilangan villa impiannya, namun hutangnya

lunas. Dan masih memiliki sebuah kost-an

(30 kamar), 3 rumah dan 2 kavling tanah. Still

not bad!

“Itu namanya profit taking,” kata saya. “Lain

kali hati-hati dengan ekspansi, jaga cash flow

mu. Tidak semua opportunity harus diambil.

Keep the big picture. Kadang yang namanya

peluang bisa merupakan distraction,” nasehat

saya kepadanya. Hehehe, kalau istri saya

mendengar, dia pasti akan bilang “you talk to

the hand”.

“Investasi ya investasi. Tapi jangan over-invest.

Kasihan nanti istri,” lanjut saya. “Iya,” katanya

sambil tersenyum, lantaran sukses menjual

villanya. “Habis ini, saya akan lebih hati-hati”.

Kemudian kita pergi makan siang.

yang beragam seperti itu. Karena grupnya

kebanjiran likuiditas, too much money dan

too much opportunity, maka manajemennya

kemudian berekspansi secara tidak disiplin.

Dalam istilah manajemen, oleh Jim Collins

kasus ini disebut sebagai “Undisciplined

pursuit of growth”. Banyak perusahaan yang

tadinya sukses, kemudian tumbang karena

mengejar pertumbuhan yang tidak disiplin

ini. Ironisnya, ekspansi yang tidak disiplin ini

mulai dipicu oleh kesuksesan.

Managing risk is managing greed! Kesalahan

ini bisa menimpa siapa saja. Bisa menimpa

kawan saya itu (yang terlibat hutang), bisa

menimpa bosnya Cipaganti (yang ‘bolong’

triliunan), juga bisa menimpa saya. Jadi

business leaders, hati-hati dengan kesuksesan.

Kadang sukses membawa kita kepada

masalah too much opportunity.

Kawan ini kemudian menjual villanya (with

profit) tentunya. Tidak sesuai dengan target

piv

ota

lpm

.co

m

www.terryweaver.com

Page 16: M&I Volume 54 - July

16 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

LINKAGE PROGRAM

Jumat, 20 Juni 2014 lalu, giliran BII

(Bank Internasional Indonesia)

secara resmi mengulurkan bantuan

kepada BPR Lestari dalam bentuk

program linkage pembiayaan. Dalam

kerjasama linkage pembiayaan tersebut akan

membantu BPR Lestari dalam meningkatkan

penyaluran kredit di sektor UMKM Bali.

Adapun suntikan dana kredit yang siap

dikucurkan dari hasil kerjasama BPR Lestari

dan BII tersebut sebesar Rp 100 miliar.

Bertempat di Kantor Pusat BPR Lestari,

Teuku Umar, penandatanganan kerjasama

linkage dihadiri oleh Pribadi Budiono selaku

Direktur Utama BPR Lestari, Alex Purnadi

Chandra selaku Komisaris BPR Lestari,

serta dari pihak BII hadir Rusdy Wirana,

Area Branch Manager BII Denpasar, Andry Y.

Sambas, Regional Business Head Bali-Nusra,

Etiko P. Kasdi, Mass Acquisition Head, Antonius

Herdaru Danurdono, Micro Banking Head, dan

Niniek Mariani, Area Commercial Head. “Kami

percaya bahwa dengan adanya kerjasama ini,

BPR Lestari dan BII dapat bersinergi dalam

mendorong penguatan sektor UMKM di Bali

khususnya,” terang Pribadi. Ia menambahkan

bahwa kredit tersebut mayoritas akan

disalurkan kepada sektor perdagangan,

pertanian, dan industri rumah tangga.

Linkage program

BII Dukung BPR Lestari Dalam Penguatan UMKMDukungan untuk BPR Lestari yang ingin berkontribusi dalam pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di

tahun 2014 semakin mengalir deras.

Suntikan dana kredit yang siap dikucurkan dari

hasil kerjasama BPR Lestari dan BII mencapai

Rp 100 miliar

Kerjasama

Page 17: M&I Volume 54 - July

17Vol. 42 | Juni - Juli 2013

LINKAGE PROGRAM

Rusdy Wirana menyatakan bahwa kerjasama tersebut memang sesuai dengan komitmen

Maybak BII dalam mengembangkan financial services, terutama untuk sektor UMKM, di mana

salah satu pelaku UMKM yang disasar adalah BPR. BPR Lestari sebagai BPR dengan prestasi

cemerlang baik di skala lokal maupun nasional mendapatkan kepercayaan penuh dari Maybank

BII dalam merealisasikan kerjasama dari program linkage. “Maka dari itu kita benar-benar

fokuskan ini untuk memberdayakan BPR, terutama dalam memberdayakan perekonomian di

level mikro dan UMKM,” paparnya.

BPR Lestari sendiri berhasil merealisasikan kredit sebesar Rp. 1.367 miliar per Maret 2014

dengan nilai aset mencapai Rp. 2,04 triliun. Dengan optimalisasi layanan melalui jaringan Kantor

Cabang BPR Lestari di Denpasar juga diharapkan mampu mempermudah akses kredit untuk

para pelaku UMKM. Bahkan di tahun 2014, BPR Lestari juga akan menambah jaringan kantor

cabang sebanyak 2 unit, yaitu di Jimbaran dan Sunset Road Kuta. “Selain melalui penambahan

jaringan kantor, kami juga menyediakan Tabungan Jumbo sebagai tabungan transaksional yang

dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM dalam bertransaksi dengan relasi bisnisnya, tentunya

dengan beberapa kemudahan yang kami berikan,” tambah Pribadi.

BPR Lestari sudah berhasil merealisasikan kredit

sebesar Rp. 1.367 miliar per Maret 2014 dengan

nilai aset mencapai Rp. 2,04 triliun.

Dukungan untuk UKM

Kami percaya bahwa

dengan adanya

kerjasama ini, BPR

Lestari dan BII dapat

bersinergi dalam

mendorong penguatan

sektor UMKM di Bali

khususnya,” terang

Pribadi Budiono,

Direktur Utama BPR

Lestari.”

Page 18: M&I Volume 54 - July

18 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Baru saja di negeri kita ada pesta demokrasi, yaitu pemilu legislatif. Hanya 500 orang yang terpilih dari 27.000 orang calon.

Demikian pula di bidang lainnya. Hasil survey menyatakan hanya 2 dari 100 orang yang berhasil atau sukses, sisanya bisa

dibilang hidup biasa-biasa saja. Hidup itu pilihan, kita bisa memilih apakah menjadi bagian dari orang yang berhasil (2 persen)

atau memilih yang biasa saja (98 persen). Tanpa disadari, sebagian besar orang memilih menjadi biasa-biasa saja. Banyak orang

mengatakan ingin hidup mengikuti air yang mengalir. Ingat, hanya ikan mati yang mengikuti aliran air. Hidup sangat tergantung

Tidak banyak orang yang berhasil, di bidang apapun. Sebagian besar orang bisa menyanyi, tetapi

tidak banyak yang bisa menjadi penyanyi top, seperti Agnes Mo. Sebagian besar orang suka olahraga

sepakbola, tetapi sedikit yang menjadi pemain sepak bola seperti Messi.

Tujuan, Membuat Anda “Bergerak”

LEADERSHIP Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari

ww

w.c

harl

esst

one.

com

Page 19: M&I Volume 54 - July

19Vol. 42 | Juni - Juli 2013

“dari luar, bukan diri sendiri. Fakta bahwa

mereka yang digolongkan “gagal” atau

hidupnya biasa-biasa saja. Mereka ternyata

tidak memiliki tujuan, mereka berputar-putar

seperti kapal tanpa kemudi, selalu kembali ke

titik awal.

Kalau memang untuk menjadi sukses itu

merupakan pilihan, bisakah kita memilih

untuk menjadi bagian orang yang berhasil?

Tentu saja bisa. Pertanyaannya sekarang,

bagaimana mencapainya?

Sungguh mengesankan, jika kita menyadari

bahwa pemimpin besar di era sekarang

atau masa lampau mampu menggerakkan

roda organisasi, timnya dengan penuh

dedikasi tinggi dan passion yang luar biasa.

Menduduki kursi kepemimpinan dengan

menggerakkan kemampuan mereka di

bawah, “Tujuan Utama yang Pasti”.

Pemimpin itu seperti halnya salesman.

Mereka harus jualan, menjual kepada

semua anggota timnya. Tentunya dengan

barang dagangan yang menarik. Kalau tidak,

konsumen tidak akan membeli. Dan barang

dagangan terbaik adalah “masa depan”.

Masa depan organisasinya, masa depan bagi

konsumen (anggota tim).

Jokowi atau Prabowo, kalau mau berhasil

mereka harus jualan ke rakyat. Tentunya

dengan masa depan, menjual ide, menjual

gagasan. Ingat! Barang dagangan harus

menarik.

Seperti saat ini kita tinggal di Denpasar, jika

kita diajak tamasya ke Tabanan, tentunya

untuk sebagian besar orang ini tidak menarik,

mungkin karena tujuannya terlalu dekat atau

mudah dicapai. Berbeda jika kita diajak untuk

bertamasya yang jauh, apalagi kita belum

pernah ke sana dan merupakan impian

sejak lama. Ini sangat menarik dan keinginan

orang akan ikut pun sangat besar. Misalkan,

tamasya ke Jakarta atau Singapura. Apalagi

ke suatu tempat yang belum banyak orang

pergi kesana, Eropa atau Alaska. Tentunya ini

akan lebih menarik bagi setiap orang untuk

ikut serta. Tujuan harus menjadi impian

setiap orang, tujuan tidak boleh berubah-

ubah, tujuan harus pasti. Ketika barang

dagangan (masa depan) laku keras dibeli

oleh anggota timnya. Maka pemimpin sangat

mudah untuk menggerakkan tim tersebut

mencapai tujuannya. Bagi orang yang biasa-

biasa saja atau “gagal”, pada awalnya mereka

memiliki tujuan utama yang pasti, tetapi

mereka lupa akan tujuan itu ketika tantangan

besar menghadang. Mereka angkat tangan,

menyerah dan berhenti. Kalau ini kita

lakukan tentunya kita tidak akan pernah

sampai ke tujuan yang diimpikan.

Renungkan hal ini! Apa yang menjadi

motivasi terbesar Anda? Tentunya

semua orang mendambakan kesuksesan

dan keberhasilan. Bagaimana untuk

merealisasikan? Ketika Anda mengambil

langkah besar (seperti yang Anda impikan),

tentunya tidaklah mudah. Pasti banyak

sekali hambatan dan kesulitan. Untuk

mempermudah, Anda harus membagi-

baginya menjadi kegiatan-kegiatan yang

lebih kecil. Menjadi bagian yang lebih dapat

dikelola dan dikontrol. Bagian ini adalah

sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Jika Anda

melakukan kegiatan kecil-kecil dalam rangka

mencapai sasaran secara konsistensi, berarti

Anda sedang mempersiapkan diri menuju

kesuksesan.

Setiap kali Anda mencapai satu sasaran

kecil, Anda telah mengalami kesuksesan.

Itulah yang memotivasi diri Anda. Cukup

menyelesaikan sasaran-sasaran kecil. Anda

akan mengambil langkah besar menuju

pencapaian tujuan besar. Setelah sasaran-

saran kecil tercapai, Anda akan terus dan

tetap termotivasi. Itu akan membentuk

momentum untuk mencapai tujuan besar

Anda. Untuk itu, kembangkan sasaran

yang mulai membangkitkan motivasi dan

momentum. Begitu Anda bergerak dalam

perjalanan menuju sukses, akan sulit untuk

menghentikan Anda.

Yang terberat adalah untuk memulainya,

seperti sebuah pepatah “sebuah kereta api

yang sedang berhenti tidak akan dapat bergerak

maju karena diganjal dengan sepotong besi

berukuran kecil pada roda penggerak kereta.

Tetapi begitu kereta itu mulai meningkatkan

kecepatannya. Tembok beton bertulang baja

yang diterpa tidak akan mampu menahannya.”

Sebuah kereta api yang

sedang berhenti tidak

akan dapat bergerak

maju karena diganjal

dengan sepotong besi

berukuran kecil pada

rodanya. tetapi begitu

kereta itu bergerak dan

semakin cepat, tembok

beton bertulang baja

yang diterpa tidak akan

mampu menahannya.”

LEADERSHIP

Page 20: M&I Volume 54 - July

20 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

SPECIAL FEATURE

Page 21: M&I Volume 54 - July

21Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Bagi sebagian orang yang masih merekam dengan baik kenangan masa kecilnya,

mungkin masih terbayang jelas bagaimana busana yang dikenakan oleh orang-orang

pada masa lalu. Era tahun 40-60an misalnya, masyarakat jelata di Indonesia tampil

trendi dengan kebaya dan songket tenun. Motif batik hampir tak pernah lekang dari

badan. Perabot dapur dari jalinan rotan melengkapi karya kerajinan tangan lainnya.

Di jaman tersebut, di tengah suasana kemerdekaan, mereka tampil menawan terekam sejarah,

tampak wibawa di sejumlah foto-foto tua dan film-film hitam putih.

Dan sebagaimana kita ketahui, sejarah selalu berulang, tak terkecuali dalam hal fashion. Kali ini, di

periode awal abad 21, pakaian kebaya, motif batik, serta sejumlah kerajinan-kerajinan etnik yang

pernah lenyap di masa orde baru kembali marak bermunculan. Bukan hanya bagi kalangan tua,

namun juga para barisan muda tampak bangga dengan identitas lampau tradisi bangsa. Hari ini,

tampil trendi dengan karya etnik adalah keharusan. Inilah yang kemudian secara perlahan menjadi

roda berkembangnya sejumlah bisnis mode yang kian erat mengibarkan produk-produk kreatif

dalam negeri, dan terjadi hampir di seluruh nusantara. Di Bali, kain endek bahkan menjadi bahan

busana wajib di pemerintahan, tak tertinggal dengan batik yang lebih dulu menarik perhatian

dunia, ketika dinobatkan sebagai warisan nusantara. Aksesorisnya beragam, mulai terbuat dari

anyaman-anyaman sederhana, hingga pintalan rotan yang rumit nan indah.

Indriani Bagianda, wakil Tenun Ikat Nusa yang telah mengembangkan kain tenun sejak tahun 1980-

an membenarkan hal ini, “kain tenun telah menjadi bagian dari tradisi kita, dan masih dipergunakan

hingga saat ini, baik dikehidupan sehari-hari maupun sebagai sarana upacara di Bali. Walaupun

kalah populer dibandingkan dengan batik, namun kita beruntung pemerintah telah menggalakkan

penggunaan tenun ikat, atau yang kita kenal di Bali dengan sebutan endek, bahkan pemerintah

MEMINTAL SEJARAH

KARYAEtniK

SPECIAL FEATURE

Page 22: M&I Volume 54 - July

22 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

SPECIAL FEATURE

kota mencontohkan dengan mengunakan

endek sebagai seragam kantor.

Selain itu, bagi para pengusaha yang

mengusung produk-produk etnik tersebut, ini

juga merupakan kesempatan untuk unjuk gigi

dimata dunia. Rachmat Wiradinata, founder

Raflo sebuah usaha yang memproduksi

tas dan sepatu berbahan dasar reptil

Shinta Chrisna! Meraih rekor Muri karena karya-karyanya yang bermuatan lokal Bali

menyampaikan hal tersebut. “Kami ingin

mendorong para desainer Indonesia untuk

berkarya dengan mengangkat keindahan dari

salah satu kekayaan alam terpenting bangsa

ini,” imbuhnya.

Selain Rachmat yang telah puluhan tahun

menggeluti bisnis ini, banyak pula pendatang

baru yang turut meramaikan bisnis

tradisional tersebut. Nama Shinta Chrisna

satu diantaranya, 18 desain gaun indahnya

-salah satunya dikenakan top model yang juga

bintang iklan Lux Renata-, berhasil tampil

dalam ajang Wedding Romance Week, The

Biggest Wedding & Party Expo 2012 lalu

dalam pertunjukan The Epic of Ramayana

in a Balinese Cultural Heritage. Dan belum

lama ini, Shinta juga meraih rekor MURI

sebagai salah satu desainer lokal yang mampu

mempopulerkan produk modern dengan

muatan lokal. “Saat ini saya sudah banyak

sekali mendapat support dari banyak designer,

bahkan dari my idol saya sendiri Bunda Anne

Avantie,” ujarnya yakin setelah sebelumnya

Shinta ragu untuk terjun dalam bisnis ini.

Ada pula sosok muda Indira Mahardika,

perempuan kelahiran tahun 1985 ini adalah

otak kreatif di balik kesuksesan brand bernama

Indira Mahardika! Jual produk berbahan kulit ular hingga mancanegera

ROUGE. Menampilkan kreatifitas unik

berbahan dasar kulit ular. Saat ini produknya

sudah didistribusikan hingga ke mancanegara

seperti Rusia, Jepang dan Mongolia. Koleksi

sepatunya juga turut menghiasi panggung

catwalk bertaraf nasional dan Internasional

semisal Hongkong Fashion Week, Jakarta

Fashion Week dan Indonesia Fashion Week.

“Di tahun 2009-2010, tas dengan material

kulit ular lakunya sudah kayak kacang di

Jakarta. Bisa dibilang dulu itu lagi musimnya,

padahal produk ini tergolong mahal. Anehnya

orang-orang tetap mau beli,” ujarnya bercerita

awal mula menerjuni bisnis tersebut.

Dan di arena catwalk Bali Fashion Week 2013

lalu, kita mengenal lagi satu sosok muda

kreatif yang telah menelurkan rancangan

berbalutkan etnik dan modern. Terlihat

detil-detil kain sarung dan tenun ikat khas

Indonesia disulap menjadi outfit seksi dan

elegan. Casual dress tersebut pun diberi nama

“Sarung in Paradise” oleh perancangnya yang

Rachmat Wiradinata! Sejumlah produk andalannya dibuat dari kulit buaya

Page 23: M&I Volume 54 - July

23Vol. 42 | Juni - Juli 2013

SPECIAL FEATURE

bernama I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi.

Perempuan yang akrab dipanggil Gung Is ini

perlahan-lahan menjelma menjadi seorang

desainer muda pendatang baru yang mulai

bergerilya dari satu panggung fashion show

ke pagelaran fashion lainnya. Indonesia

Fashion Week dan Jogja Fashion Week pun

menjadi pengalaman baru bagi perempuan

kelahiran Denpasar, 5 Maret 1991 ini dalam

memperkenalkan karya-karya cantiknya di

hadapan para pecinta mode tanah air.

Uniknya, adapula pengusaha yang menggeluti

bisnis ini berawal dari pengalaman karirnya

sebagai model, fase perjalanan ini dialami

seorang dara jelita yang kini sukses

membangkitkan kembali warisan budaya

yang telah lama ditinggalkan yakni songket

jumputan. Sebuah produk yang dulunya

dianggap kelas dua, kini selama beberapa

tahun terakhir menjadi incaran para ibu,

ketika perempuan kelahiran Pandak-Tabanan,

10 Juni 1980 ini me-reborn konsep songket

yang biasanya digunakan sebagai sarung,

disulapnya sebagai dress dan kebaya yang

cantik. Inilah peluang yang ditangkap oleh Ni

Ketut Mira Andayani.

Bagi Mira, kebaya adalah favorit pencinta

fashion di tanah air, perempuan khususnya

tidak pernah berhenti membicarakannya.

Mulai dari mode, warna, bahan hingga

aksesori yang dikenakan.

Selain tenun, songket, kain jumputan dan

produk berbahan dasar reptil. Adapula kain

batik Bali. Yup, batik memang dikenal di

Jawa, bukan Bali, namun siapa nyana bahwa

ternyata produk ini tengah berkembang pesat

ditangan seorang Bintang Mira. Berbagai

pengakuan atas karya-karyanya telah

berhasil diraihnya. Dengan brand Balibatikku,

Bintang mulai menyosialisasikan karya-

karyanya keseluruh dunia.

Mira Andayani! Jadikan kain Jumputan naik kelas dengan sentuhan modernnya.

Kisah perjuangannya meniti karir, serta

profil lengkap dari Bintang Mira kami

tampilkan secara komprehensif dalam rubrik

interview, melengkapi liputan Raflo yang juga

kami hadirkan sebagai bagian dari Special

Feature edisi kali ini. Dan di suplemen Next

Generation, adapula profil Gede Astina, the

rookie yang juga siap terjun di bisnis ini dengan

kain songketnya yang tak kalah menawaan.

Semoga liputan tersebut bisa menjadi wacana

bagi Anda yang mungkin tertarik untuk ikut

serta, menunggang roda sejarah bernuansa

etnik nan indah.

Tenun Ikat Nusa! Proses produksi dari para pengrajin yang kapasitas produksinya terus bertambah seiring besarnya permintaan

Page 24: M&I Volume 54 - July

24 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

mEnYELAmi KEinDAHAn “HouSE oF EXotiC SKin”

rAFLoMaterial kulit menjadi perlambang ekslusivitas, eksotisme, dan glamour dalam dunia fashion. Tak heran, jika banyak fashionista

mengejar nilai-nilai ‘kemewahan’ tersebut melalui produk fashion berbahan dasar kulit. Adalah Raflo, sebuah brand karya anak

bangsa yang melirik tren tersebut. Uniknya, Raflo fokus mengangkat keindahan kulit reptil, seperti kulit buaya, ular python, dan

biawak. Kulit hewan melata tersebut menyimpan eksotisme alam lewat tekstur uniknya.

Mengusung citra sebagai “House

of Exotic Skin”, gerai butik

cabang Bali pertama Raflo di

bilangan turistik Sunset Road,

memajang puluhan koleksi tas, clutch, dompet,

sepatu wanita, dan bahkan tas golf sekalipun

diciptakannya dari kulit buaya.

Meski begitu, tas wanita tetap menjadi ikon dari brand

yang berada di bawah naungan PT. Ekanindya Karsa

ini. Desain-desain tasnya tak kalah dari produk merek

asing ternama. Konsep minimalis selalu menghiasi

rancangan tas-tas Raflo.

“Kami berusaha menonjolkan tekstur alami dari

kulit reptil ini. Oleh karena itu, kami menghindari

penggunaan aksen yang berlebihan pada desain,”

papar Flora Wiradinata, selaku co-founder dan desainer

Raflo. Konsep minimalis inilah yang memaksimalkan

nuansa eksklusif dan eksotis pada tas bermaterial kulit

reptil tersebut. Klasik dan berkelas adalah dua kata

yang tepat untuk menggambarkan pengalaman mode,

ketika menggunakan produk Raflo.

Di Raflo sendiri, kulit buaya masih mendominasi

sebagai material utama pembuatan tas. Hal ini

dikarenakan, motif-motif yang dihasilkan pada

SPECIAL FEATURE

Page 25: M&I Volume 54 - July

25Vol. 42 | Juni - Juli 2013

pemukaan kulitnya tersebut terbilang

eksentrik dan bernilai estetika tinggi. Meski

tekstur kulit menjadi daya tarik utama,

namun Raflo tetap menawarkan inovasi dari

segi desain dan varian warna produknya.

Desain-desainnya juga memperhatikan

betul kenyamanan pelanggan. Bagaimana

menciptakan sebuah tas jinjing elegan yang

tak hanya cantik dilihat, tapi juga nyaman dan

ringan dibawa kemana-mana.

Produk-produk Raflo hadir dengan varian

harga, mulai dari Rp 500 ribu hingga kisaran

Rp 12 juta ke atas. Harga tersebut sebanding

dengan kualitas premium dan sensasi fashion

yang akan didapat. Tak hanya produk jadi,

Raflo juga menjual material-material kulit

reptil (bahan siap pakai) bagi mereka yang

gemar menciptakan sendiri karya fashion-

nya. Mulai dari kulit buaya, ular python, dan

biawak tersedia.

“Kami ingin mendorong para desainer

Indonesia untuk berkarya dengan

mengangkat keindahan dari salah satu

kekayaan alam terpenting bangsa ini,” imbuh

Rachmat Wiradinata, Founder Raflo.

Tertambat di Kulit Reptil

Sebelum merambah brand Raflo, Rachmat

Wiradinata dan istrinya Flora Wiradinata

mengawali ketertarikannya terhadap

eksotisme kulit reptil dengan mendirikan

sebuah perusahaan tekstil PT. Ekanindya

Karsa sejak 1990 silam di Jakarta.

“Saya lihat ini merupakan potensi dari salah

satu kekayaan alam kita yang bukan main.

SPECIAL FEATURE

Page 26: M&I Volume 54 - July

26 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Banyak produsen fashion di luar sana yang

mengimpor material kulit dari Indonesia.

Di Indonesia sendiri kecenderungannya

adalah kulit sapi yang lebih jamak dieksplor.

Sementara, untuk kulit reptil masih sedikit

pemainnya. Hal ini yang saya lihat sebagai

peluang,” tutur Rachmat.

Tak tanggung-tanggung, hasil produksi

kulit reptil tersebut diekspor oleh PT.

Ekanindya Karsa hingga ke Jepang, Korea,

dan Amerika. Uniknya, perseroan yang

memiliki pabrik pusat di Cikande, Serang ini

tidak mengekspor kulit mentah begitu saja.

Rachmat memutuskan untuk memberi nilai

tambah pada kulit mentah tersebut. “Sayang

sekali jika potensi alam ini hanya diekspor

begitu saja. Jadi sebenarnya yang akan lebih

diuntungkan dan mendapatkan banyak nilai

tambah kan pihak luar sana. Ini jelas tidak

akan memintarkan kita sebagai anak bangsa,”

ungkap pria yang di awal karirnya pernah

SPECIAL FEATURE

Page 27: M&I Volume 54 - July

27Vol. 42 | Juni - Juli 2013

bergelut di perusahaan produsen alat berat ini. Sebelum diekspor,

kulit-kulit yang telah disamak itu harus melalui beberapa tahap

produksi, dan nantinya akan keluar sebagai material siap pakai

untuk kebutuhan tekstil.

Bersama istrinya, Flora Wiradinata, Rachmat pun terus berinovasi.

Hingga pada tahun 1993 memutuskan untuk memproduksi barang

jadi berbahan dasar kulit secara mandiri. Mulai dari tas, dompet,

serta barang-barang fashion lainnya yang berukuran kecil. Bahkan

untuk urusan desainnya ditangani langsung oleh Flora. “Kebetulan

saya memang suka menggambar desain dari dulu. Jadi hampir

sebagian besar barang di sini, saya yang buatkan desainnya,”

katanya.

Demi memperkokoh terobosan barunya tersebut, brand Raflo

pun akhirnya diluncurkan sebagai identitas dari produk-produk

fashion PT. Ekanindya Karsa. Merek Raflo itu sendiri merupakan

kombinasi dari nama Rachmat (Ra) dan Flora (Flo). Apresiasi

Page 28: M&I Volume 54 - July

28 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

positif pun mulai berdatangan, terutama

ketika Raflo ditunjuk secara eksklusif untuk

merancang tas kulit khusus untuk 18 presiden

dan perdana menteri dari negara-negara

tetangga yang menghadiri konferensi APEC

pada tahun 1994 lalu.

Produk Raflo juga telah merambah pasar

Internasional, di mana tersebar di beberapa

butik di Jepang, Korea, United Emirat Arab,

Singapura, Italia, Turki, Rusia, Cina, dan

Amerika. Tak hanya itu, merek Raflo ini juga

dilindungi dan diawasi oleh CITES (Convention

of Wildlife Flora & Fauna), semacam konvensi

perdagangan Internasional untuk spesies

flora dan fauna yang langka.

Kian meningkatnya permintaan akan kulit

reptil menjadi tantangan tersendiri bagi Raflo,

terutama dalam ketersediaan bahan baku

SPECIAL FEATURE

dan menjaga keseimbangan ekosistem yang

ada. Demi mengindari kepunahan populasi

hewan reptil, khususnya buaya di Indonesia,

Rachmat pun membuat sebuah penangkaran

reptil pada tahun 1999. Penangkaran

tersebut khusus mengembang biakan buaya

jenis Porosus dan Novaguinea. Penangkaran

yang berlokasi di Cikande tersebut kini telah

memelihara hampir 4000 ekor buaya.

Sebelum butiknya merambah Bali, Raflo

telah memiliki showroom resmi mereka

yang tersebar di Jakarta. Rachmat sendiri

sejak tahun 1995 telah melihat pasar untuk

produk fashion bermaterial kulit sangat

potensial di Bali, terutama yang ditargetkan

untuk turis asing dan ekspat. “Awalnya

kami menggunakan sistem konsimen untuk

penjualan di Bali. Meski begitu, rasanya

kurang afdol jika tidak mendirikan butik

resmi Raflo di sini. Dengan keberadaan

butik ini juga diharapkan akan lebih mudah

memperkenalkan Raflo di Bali,” terang pria

kelahiran 3 Maret ini.

Page 29: M&I Volume 54 - July

29Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 30: M&I Volume 54 - July

30 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 31: M&I Volume 54 - July

31Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Mendengar

nama

Endek dan

Songket

sudah pasti pikiran Anda

bergegas meluncur ke Bali.

Memang dua jenis tenun

ikat tersebut telah menjadi

ikon kain tradisional khas

Pulau Dewata. Namun,

bagaimana dengan Batik

Bali, apakah Anda pernah

mendengarnya?

Tidak hanya Solo, Yogyakarta, atau pun

Pekalongan yang memiliki batik, Bali juga

punya batiknya sendiri. Setidaknya itulah

yang akan Anda temukan, ketika berkunjung

ke sebuah galeri butik di Desa Sidan, Gianyar.

Tak pernah terbayangkan di tengah sergapan

atmosfer agrikultur Desa Sidan, Batik Bali

juga merintis eksistensinya. Adalah Bintang

Mira Afriningrum, seorang desainer muda

Bali yang mencoba mengangkat kembali

Batik Bali sebagai salah satu alternatif kain

etnik tradisional di industri fashion tanah air.

Perempuan kelahiran 26 Maret 1971 ini

mengeksplor keindahan Batik Bali dengan

menghadirkan motif-motif ikonik Bali,

seperti poleng, barong, patra, dan ilustrasi

seni tari Bali di atas lembaran kain katun.

Menariknya tak hanya kain batik yang

ditawarkan, Bintang juga mengkreasikannya

ke dalam bentuk barang siap pakai, seperti

gaun, baju, tas, sepatu, kipas, dan aksesoris

fashion lainnya. Lewat brand Balibatiku

yang dirintisnya sejak 2012 lalu, Bintang

menjadikan Batik Bali naik kelas. Bahkan

partisipasinya di Indonesia

Fashion Week 2013 sukses

memperkenalkan Batik Bali

lewat pagelaran busana

bertajuk “Batik Bali Has Born”.

Karir desain ibu dari Pande

Putu Rangga Raditya, Pande

Kadek Anggara Wedhaswara,

dan Pande Nyoman Bintang

Paramitha ini juga cukup

panjang. Mengawali terjun

di dunia fashion secara

profesional sejak tahun 2006

yang ditandai dengan keikutsertaannya

di ajang Hongkong Fashion Week 2006

dan 2009 silam. Bintang juga merancang

beberapa koleksi busana bergaya

kontemporer elegan, seperti yang pernah

dipertunjukannya di Indonesia Fashion Week

2012 lewat koleksi bertajuk “Bloom”.

Istri Pande Putu Gede Wiratama ini

menganggap Batik Bali sebagai salah

satu caranya untuk berkontribusi dalam

memajukan UMKM dan industri pariwisata

“BINTANG”BATIK SANG

LUKISAN

“Terkadang kita tak punya cukup alasan, kenapa mencintai suatu hal. Nah itu yang terjadi pada saya. Saya memang sangat suka batik. Mungkin dari visi

awal saya yang ingin berkontribusi terhadap Bali, makanya konsep Batik Bali ini terwujud” - Bintang Mira

INTERVIEW

Page 32: M&I Volume 54 - July

32 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

INTERVIEW

Bali ke depan. Wanita kelahiran Malang ini

ingin mengangkat keindahan kain tradisional

Bali ke tataran global. Di butik Balibatiku

yang berdampingan dengan kediamannya di

Jalan Legong Kraton No.99, Sidan Gianyar

itu, alumnus Jurusan Pariwisata Universitas

Merdeka Malang itu menceritakan tentang

inspirasi usaha Batik Bali nya kepada Money

& I Magazine. Berikut petikan panjangnya!

Dari mana sebenarnya ide Balibatiku itu

berawal? Dan apa yang membuat Anda

tertarik menggeluti bisnis fashion?

Kecintaan saya terhadap pulau ini membuat

saya ingin berbuat sesuatu terhadap Bali.

Sesuatu yang kira-kira bermanfaat dan

dapat saya bagikan kepada masyarakat

Bali. Alasan inilah yang membawa sebuah

inspirasi serta semangat untuk saya berkarya

dan berinovasi. Kebetulan passion saya

memang berkutat di bidang fashion design.

Awal mula saya berkecimpung serius di bisnis

fashion juga berkat mertua saya. Mertua

punya usaha tekstil sejak tahun 1978. Di

sana, ia fokus memproduksi kain sarung

pantai. Namun di awal 2000-an kondisinya

kurang baik dan sulit mengembangkan usaha

tersebut ke depannya. Bahkan ini sudah

hampir gulung tikar. Bayangkan satu lembar

kain sarungnya hanya dihargai Rp 15 ribu

dengan keuntungan Rp 2 ribu saja, padahal

biaya produksinya cukup berat.

Jadi saat itu Balibatiku Anda dirikan?

Belum. Balibatiku itu sendiri baru muncul dua

tahun lalu, yakni tahun 2012. Sebelumnya,

dari tahun 1996, saya memilih untuk fokus

membangkitkan bisnis mertua saya itu lebih

dulu. Ya, baik dengan mengubah model bisnis

dan produknya. Pasar bisnis kain sarung ini

memang sudah agak lesu di era 90-an. Saya

lihat, mungkin salah satu faktornya berasal

dari desain produk yang monoton. Dulu

itu lagi tren sarung pantai dengan motif

Page 33: M&I Volume 54 - July

33Vol. 42 | Juni - Juli 2013

bunga kembang sepatu berwarna cerah, jadi

enggak heran produk yang didapatkan di

pasar juga seragam. Dari sana, saya mencoba

memberanikan diri untuk mengeksplor

motif-motif baru. Mulailah ada ide untuk

memasukan motif khas Bali maupun motif

lainnya. Ya bisa dibilang dari sana awal

perkenalan saya dengan konsep batik bali.

Sayangnya, saya belum terlalu fokus pada

konsep tersebut.

Dulu, saya masih cenderung membuat desain

kontemporer, karena lebih banyak klien yang

justru minta dibuatkan desain seperti itu.

Lambat laun saya pikir kenapa enggak fokus

mengeksplor batik Bali saja. Barulah di tahun

2012 pola bisnis Batik Bali itu saya dapatkan.

Dengan mengadopsi model bisnis mertua

saya, akhirnya saya memberanikan diri untuk

mendirikan brand Balibatiku.

INTERVIEW

Page 34: M&I Volume 54 - July

34 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Mengapa Anda tertarik dengan batik?

Terkadang kita tak punya cukup alasan,

kenapa mencintai suatu hal. Nah, itu yang

terjadi pada saya. Saya memang sangat

suka batik. Mungkin dari visi awal saya yang

ingin berkontribusi terhadap Bali, makanya

konsep Batik Bali ini terwujud. Banyak yang

bertanya-tanya seperti apa sih itu Batik

Bali? memang Bali punya Batik? Ya, Bali

memang punya Batik dan saya mencoba

memperkenalkan itu dari Desa Sedan,

Gianyar.

Bukankah konsep Batik Bali belum terlalu

familiar di Bali?

Batik itu kan sebuah proses, sehingga

menghasilkan karya produk sebuah

batik. Daya tarik Batik Bali itu sendiri

adalah motifnya. Di sini saya mencoba

berimprovisasi untuk mengaplikasikan

motif-motif Bali tersebut di atas sebuah kain

melalui proses membatik. Orang-orang pasti

lebih mengenal tenun ikat Bali, seperti Endek

dan Songket. Batik Bali itu sendiri masih

menjadi istilah yang baru dan kita berusaha

untuk memperkenalkannya

Desain seperti apa yang Anda tawarkan

dalam konsep Batik Bali?

Ketika saya membuat kain, saya ingin kain

itu bisa bicara bahwa itu adalah Bali. Dari

motifnya, mereka bisa membaca bahwa

batik ini berasal dari Bali. Ada dua motif Bali

terkenal yang saya eksplor, yakni poleng dan

barong. Kalau saya pakai poleng, saya enggak

perlu lagi bicara, bahwa batik ini berasal

dari Bali. Kalau saya sedang ikut pameran,

biasanya saya pancing customer dengan

memamerkan batik-batik poleng itu di booth

saya. Mereka pasti balik dan bertanya, “Ini

dari Bali kan?”. Dan poleng ini bisa dikatakan

motif yang paling dominan ada dalam desain-

desain batik saya. Begitu pula dengan barong,

motif ini juga menjadi ikonnya Bali.

Proses pengerjaannya bagaimana?

Hampir semuanya dikerjakan dengan batik

lukis, namun separuhnya ada yang di-print

INTERVIEW

“Setiap tren punya pasarnya masing-masing, baik itu fashion

yang bersifat kasual, glamour, hingga etnik sekalipun. Bagi

saya, modifikasi kain tradisional dalam industri fashion akan

terus berkembang dan mampu bertahan hingga tahun-tahun

mendatang. Saya optimis Batik Bali dengan motif polengnya

yang khas itu akan menjadi tren berikutnya.“

Page 35: M&I Volume 54 - July

35Vol. 42 | Juni - Juli 2013

karena tuntutan order. Ya prosesnya untuk

yang dilukis itu awalnya kita cap (stamp),

kemudian kita beri pewarnaan dan dicanting

(ditulis). Warnanya juga kita variasikan.

Ini yang menarik, karena orang-orang

biasanya mengenal poleng dengan motif

kotak berwarna putih-hitam. Nah, di sini

kita variasikan, di mana ada yang warnanya

putih-biru dan putih-hijau. Kalau begini

kan pasar tidak akan cepat jenuh. Beda

halnya jika diberikan motif yang itu-itu

saja. Jadi, saya pikir enggak ada salahnya

menawarkan sesuatu yang baru. Satu lembar

batik tulis lengkap dengan pewarnaannya

bisa memakan waktu 2 minggu pengerjaan.

Kalau yang di-print malah lebih cepat sekitar

seminggu.

Dari mana Anda belajar untuk menjadi

perancang busana profesional, bukankah

latarbelakang pendidikan Anda adalah

pariwisata?

Saya akui dulu memang punya semacam

hobi mendesain atau ilustrasi tersebut dari

sejak masih kelas 4 SD. Namun, seiring

waktu hasrat desain itu meredup. Saya tak

pernah serius lagi menekuninya dari SMP

hingga kuliah. Karena melihat persoalan

dari bisnis mertua itulah, keinginan saya

untuk menekuni kembali desain itu muncul.

Akhirnya pada 2004 lalu, saya memutuskan

untuk belajar desain selama satu tahun

dengan Adrianto Halim. Ya, lumayan sulit.

Sempat bingung dan kagok awal-awalnya,

terutama ketika belajar pola. Saya hanya

bermodal ketertarikan dengan desain, tapi

belum mampu memahami pola dan jahit. Di

sanalah tantangannya.

Bagaimana dengan penjualannya, apakah

dilakukan secara retail, konsinyasi atau

made by order?

Di sini kita model bisnisnya made by order.

Jadi, kita tidak berani terlalu banyak nyetok

barang. Jikalau pun ada yang ready stock, itu

pun hanya beberapa saja. Untuk barang yang

ready to wear juga tergantung dari pesanan

customer. Ada pula rencana untuk merambah

konsep retail, tapi kami sedang berusaha

untuk mempersiapkannya secara matang

terlebih dahulu.

Untuk harga?

Harganya bervariasi. Ada yang mulai dari

kisaran 200 ribu hingga jutaan. Tapi, di sini

kami berusaha memberikan harga yang

terjangkau bagi customer. Untuk jenis

pemintaan bisa dikatakan hampir fifty fifty,

baik yang ingin memesan kain meteran

maupun barang ready to wear.

Boleh tahu bagaimana strategi permodalan

Anda?

Modal saya cuma nekat (tertawa.....).

INTERVIEW

Page 36: M&I Volume 54 - July

36 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Ini semuanya benar-benar dari nol.

Keuntungan dari membantu penjualan

kain-kain sarung produksi mertua saya dulu

itu saya kumpulkan. Akhirnya ada modal 13

juta rupiah untuk memulai bisnis Balibatiku

ini. Tantangan berikutnya adalah bagaimana

memanfaatkan modal yang tidak terlalu

besar tersebut sebaik-baiknya, sehingga

mendapatkan untung yang signifikan.

Oleh karena itu, saya mesti cermat dalam

pemilihan kain dan permainan motif.

Bagaimana respon masyarakat di tahun

pertama peluncuran Balibatiku?

Saya kaget, karena saat itu belum setahun

tapi sudah banyak media yang blow up

Batik Bali saya ini. Responnya pun rata-

rata positif dan mulai banyak diminati oleh

kalangan sosialita dan fashionista di Bali.

Bahkan Pemkab Gianyar pun memberikan

apresiasinya untuk kami. Pemerintah melirik

konsep kami karena keunikannya. Terlebih

semua ini kami kerjakan di Desa Sidan

Gianyar. Dari respon positif itulah, akhirnya

kami dibantu oleh pemerintah setempat

untuk mengembangkan Batik Bali ini di

Sidan. Kami bekerjasama dengan pemerintah

untuk memberangkatkan 15 warga Desa

Sidan untuk belajar membatik di Yogyakarta.

Hasilnya memang masih belum optimal,

karena dari 15 orang yang dikirimkan, baru

3 orang yang berhasil mendalaminya dengan

baik. Namun, saya tidak akan berhenti

sampai di sana. Saya akan terus berusaha

mengembangkan SDM Sidan yang terampil

dalam membatik. Saya ingin batik menjadi

ikon di Sidan kelak dan menjadi mata

pencaharian baru bagi pengrajin di sini.

Strategi promosinya bagaimana?

Sejauh ini kami lebih gencar promosi melalui

media online, karena ingin merangkul target

pasar yang lebih luas, baik skala nasional

maupun Internasional. Selain itu promosi

dari mulut ke mulut juga sangat membantu

kami di tahun pertama.

Menurut Anda, tren fashion etnik dengan

kain tradisional ini bisa survive untuk jangka

waktu yang lama?

Setiap tren punya pasarnya masing-masing,

baik itu fashion yang bersifat kasual, glamour,

hingga etnik sekalipun. Bagi saya, modifikasi

kain tradisional dalam industri fashion akan

terus berkembang dan mampu bertahan

hingga tahun-tahun mendatang. Saya optimis

Batik Bali dengan motif polengnya yang khas

itu akan menjadi tren berikutnya. Pergerakan

tren dalam fashion ini cepat dan pasar yang

menerimanya pun muncul dengan cepat. Itu

karena mereka nggak pernah malu untuk

mengeksplor gaya busananya.

Apakah itu yang membuat Anda optimis

untuk fokus menekuni kewirausahaan di

bidang fashion?

Bisa dibilang seperti itu, tapi boleh saya

katakan sejujurnya yang membuat saya

optimis itu adalah karena saya tidak punya

ambisi tinggi dalam menekuni bidang ini. Saya

kerjakan, karena saya cinta dengan bidang

ini. Saya lebih cenderung mengandalkan rasa

kecintaan saya tersebut, ketimbang ambisi.

Jadi apapun hasilnya pasti saya akan terima

dan selalu berpikir positif untuk perbaikan

ke depannya. Saya percaya bahwa Balibatiku

punya takdirnya sendiri untuk berkontribusi

dalam memajukan Bali. Untuk bisa fokus di

sini, saya juga harus punya visi dan misi yang

jelas, sehingga pantang untuk mundur dalam

perjalanannya.

Mengapa Anda memilih mendirikan

Balibatiku di Desa Sidan?

Memang banyak yang tanya, kenapa saya

mendirikan Balibatiku di Desa Sidan, kenapa

lokasinya tidak strategis, kenapa tidak di

pusat kota, dan sebagainya. Seperti yang

sebelumnya saya sempat utarakan, bahwa

visi saya adalah membuat Batik Bali untuk

bisa ikut memajukan pariwisata di Desa

Sidan. Sidan adalah ‘rumah’ saya bersama

suami dan keluarga besar. Saya bercita-

cita Sidan kelak menjadi Kampung Batik di

Bali. Saya berharap itu bisa direalisasikan

dalam lima tahun mendatang. Saya tahu

ini pekerjaan yang sulit, terlebih di sini

hanya saya yang bergerak untuk batik. Tapi

saya tetap percaya, bahwa mimpi ini bisa

diwujudkan.

INTERVIEW

Page 37: M&I Volume 54 - July

37Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 38: M&I Volume 54 - July

38 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Suzana ChandraManaging Director, Lestari LivingSMART FAMILY

“Eh…. bagaimana dengan reksadananya, sudah bagus dong portfolio-nya,” sahabat lama saya

menyapa, setelah tidak bertemu dua tahun lamanya. Beliau merupakan orang yang saya ajak

berdiskusi masalah “reguler investasi” di reksadana dua tahun yang lalu. Dengan tersenyum

malu saya menjawab, “hadeuuh.., belum saya apa-apain tuh reksadananya”. Beliau hanya

tersenyum balik dan mengatakan, “you have to pay yourself first, it’s the no.1 rule in investment.”

Ide yang direncanakan dua tahun lalu tersebut adalah untuk menabung dalam bentuk

investasi. Caranya dengan menginvestasikan sejumlah dana dalam bentuk reksadana,

kemudian di “top up” setiap bulannya dengan sejumlah uang. Hal ini sama dengan

menabung , tetapi daripada menabung di bank dengan bunga yang relatif kecil, uang yang

kita tabung di reksadana memiliki kemampuan untuk menghasilkan ‘return” yang lebih

besar. Alasannya karena dana tersebut diakumulasikan dengan dana-dana investor lain dan

dibelikan unit investasi untuk portfolio yang kita pilih.

Lucunya, kejadian diatas terjadi bersamaan pada saat saya sedang membaca chapter keempat

buku “Wealthy Barber” oleh David Chilton, seorang Canadian writer, yaitu mengenai solusi

“sepuluh persen” dengan rule “Pay Yourself First”. Ini seperti “wake up calling” buat saya.

Langsung saja, saya mengirim email ke

officer yang dulu membantu saya dengan

pembukaan rekening Reksadana. Dan

ternyata, beliau pun pada pagi hari itu (di

hari saat saya mengirimkan email), terpikir

untuk menghubungi saya karena ada fasilitas

“top up” dengan direct debet langsung dari

rekening, seperti yang saya minta dua tahun

yang lalu.

Apakah semua ini “kebetulan”? Saya pikir

“mungkin” ini ada hubungannya dengan

energi yang tercipta dari pemikiran dan niat

yang ada. Makanya berhati-hatilah dalam

“berpikir dan berniat”, karena energi yang

tersalurkan baik positif ataupun negatif

akan terpancar dan “sampai” kepada orang

THE FIRST RULE OF INVESTMENT, PAY YOURSELF FIRST

Sum

ber P

hoto

: w

ww

.dzf

tds8

z9s8

3c.c

loud

fron

t.net

Page 39: M&I Volume 54 - July

39Vol. 42 | Juni - Juli 2013

SMART FAMILY

yang bersangkutan. Jadi benar sekali kalau

nasehat mengatakan “think positive”.

Kembali kepada chapter yang saya baca

tentang solusi sepuluh persen dengan “pay

yourself first”. Di situ dijelaskan dengan

gamblang bahwa dengan menyisihkan

10% dari penghasilan kita setiap bulannya,

investasikan ke dalam TRUST FUND (di

Indonesia disebut Reksadana). Dengan

“bunga majemuk” dan waktu investasi jangka

panjang, maka setiap orang bisa menjadi

billionaires.

1. Kita tidak akan “merasa kehilangan “,

kalau uang kita disisihkan sejumlah 10%.

Lifestyle kita tidak akan terpengaruh

banyak. Artinya, sekolah anak-anak

masih akan terbayar, cicilan rumah

dan investasi lain masih terbayar. Dan

kalau tadinya ada dana untuk holiday,

tetap masih bisa dilaksanakan. Mungkin

jatah “starbuck dan cha cha time“ sedikit

dikurangi. Tetapi secara keseluruhan,

10% yang kita sisihkan tidak akan

mengurangi kualitas hidup kita.

2. Sebesar 10% dana ini harus

diinvestasikan reguler tidak tergantung

pada harga unit reksadana yang naik

atau turun. Sehingga dalam periode

yang panjang, risiko naik turun tidak

menjadi signifikan. Disini diperlukan

kedisiplinan. Fasilitas direct debet dari

rekening atau pun credit card, akan

membantu orang-orang seperti “saya”

yang terkadang lupa. Istilahnya, kita

tidak perlu memikirkan bagaimana

indeksnya, pokoknya beli saja setiap

bulannya.

3. Pay your self first. Faktor ini yang

“terlupa” oleh saya selama 2 tahun

terakhir. Seharusnya, dana sejumlah

10% diambil “di depan” dan di simpan

di reksadana di awal bulan atau

pada saat kita mendapatkan “gaji”.

Mintalah fasilitas direct debet, sehingga

pengambilan dana tersebut akan

dilakukan secara otomatis, pada tanggal

yang sudah kita setujui.

WARNING, jangan menyisihkan 10% ini

“di belakang” setelah biaya rumah tangga,

shopping, dan lain-lain. Karena, hampir bisa

dipastikan, kalau penyisihan dana dilakukan di

belakang, tidak ada yang akan tersisa. Ini yang

dimaksud dengan rule “Pay Yourself First”. Pada

saat gajian, langsung ambil 10%-nya untuk

dimasukkan ke Reksadana, bukan menunggu

sisanya.

4. Keempat, ini adalah “The Power of

Bunga Majemuk” atau bunga berbunga.

Tabungan dalam bentuk reksadana ini

adalah untuk investasi jangka panjang

dan bukan untuk konsumsi jangka

pendek. Dengan berjalannya waktu nilai

investasi dan dividen yang dimasukan

balik kepada investasi dimultiplikasikan

dengan keuntungan bunga majemuk

(bunga berbunga). Disini, waktu adalah

teman kita dan akan membantu dalam

penciptaan “Wealth”.

Contohnya, kalau pada usia 20 tahun kita

mulai menyisihkan sejumlah 350 ribu rupiah

per bulan (sekitar 11 ribu per hari), dengan

asumsi average return 10% Pa , maka 40

tahun yang akan datang angka tersebut

akan menjadi sekitar 4 M sampai 5 M. Tanpa

banyak pikir dan banyak belajar investasi.

Time dan bunga majemuk adalah magic!

Sesuai dengan kharakteristiknya, semakin

awal kita memulai, semakin besar pula hasil

yang akan didapat. Bagaimana kalau kita

sudah di usia 40 tahun atau 50 tahun? Apa

kita masih mendapatkan benefit? Seperti

yang dikatakan orang bijak, “the best time to

plan an oak tree is 20 years ago. But the second

best time to plan is now.”

Hmm….saya juga agak menyesal kenapa

saya tidak disiplin dengan rencana yang

sudah saya buat dua tahun yang lalu. Well,

penyesalan tidak ada gunanya. Jadi, saran

saya, mulailah dari sekarang, karena yang

sudah terjadikan tidak bisa kita ganggu gugat

lagi. Daripada cari-cari alasan, yang tidak

kita lakukan dari dulu, lakukan saja sekarang.

Coba mulai dengan tanya si Mr. Google

tentang “reksadana”. Jadi, mau jadi miliuner?

Gampang kok, ikuti saja 4 aturan di atas

dengan disiplin. Dijamin, kita semua menjadi

billionaires. Ayo mulai dari sekarang!

Pada saat gajian, langsung ambil 10%-nya untuk dimasukkan ke

Reksadana, bukan menunggu sisanya

Page 40: M&I Volume 54 - July

40 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

INSIGHT YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association

Empat Sosok Konsumen muslim

Maraknya pasar muslim

paling gampang

ditengarai dari adanya

tren “revolusi hijab” yang

masif terjadi di seluruh

penjuru Tanah Air. Mendadak berbusana

hijab menjadi tren gaya hidup yang menjalar

bak virus ganas. Menariknya, tiba-tiba

berhijab menjadi sesuatu yang cool, modern,

trendi, dan begitu diminati wanita muslim.

Kosmetik untuk pasar hijabers pun tumbuh

luar biasa ditandai dengan adanya apa yang

saya sebut “The Wardah Effect”.

Di bidang seni-budaya seperti karya novel,

musik, atau film yang bernuansa Islam,

kita juga menyaksikan fenomena yang

tak kalah menggairahkan. Novel dan film

“Ayat-Ayat Cinta” misalnya, beberapa

tahun lalu mencapai sukses yang luar biasa,

bahkan mengalahkan film-film umum

dalam menggaet penonton. Lagu dan musik

bernuansa Islam (seperti lagu Bimbo, Opick,

dsb) kini telah menjadi “musik pop” yang

menjadi milik semua kalangan masyarakat

tak hanya terbatas kaum muslim.

Di bidang ekonomi kita melihat tumbuh

pesatnya bank syariah di Indonesia selama

sepuluh tahun terakhir mencapai sekitar

40% setiap tahunnya. Wirausahawan

muslim juga merebak di hampir seluruh

daerah di Indonesia. Komunitas wirausaha

yang dominan bernuansa muslim seperti

Tangan Di Atas (TDA) misalnya, menjamur di

berbagai kota Tanah Air.

Khas

Pasar muslim di Indonesia memiliki kekhasan

tersendiri. Meskipun memiliki penduduk

muslim terbesar di dunia, Indonesia

bukanlah negara Islam, sehingga kaum

muslimin di negeri ini terbuka pada eksposur

perkembangan budaya global. Akulturasi

budaya Islam, global, dan budaya lokal

Indonesia melahirkan pasar muslim yang

unik dan berbeda dengan pasar muslim di

negara lain. Karena itu, setiap pemasar yang

ingin melayani pasar ini, perlu mencermati

kekhasan ini. Kalau sampai keliru memahami,

alih-alih menjadi merek yang dipilih oleh

segmen ini, bisa jadi merek Anda justru tidak

mereka sukai.

Selama beberapa tahun terakhir ini saya

mengamati perilaku konsumen muslim

Indonesia khususnya kelas menengahnya

(middle-class moslem). Saya dan tim di

Inventure telah melakukan studi kualitatif

berupa observasi dan focus grop discussion

untuk menemu kenali profil konsumen

muslim di Indonesia.

Saya membagi konsumen muslim Indonesia

menjadi empat sosok seperti tergambar

pada matriks. Matriks tersebut tersusun

atas dua dimensi perilaku konsumen, yaitu

tingkat sumber daya (resources) yang dimiliki

oleh konsumen muslim dan tingkat adopsi

(adoption) mereka terhadap nilai-nilai

Islam. Dua faktor tersebut sangat signifikan

memengaruhi perilaku mereka dalam

memutuskan pembelian atau mengonsumsi

produk. Dua faktor tersebut memengaruhi

cara pandang mereka terhadap Unique Value

Proposition (UVP), baik UVP syariah maupun

UVP konvensional, yang ditawarkan oleh

merek.

Page 41: M&I Volume 54 - July

41Vol. 42 | Juni - Juli 2013

INSIGHT

“Universalist”, (High Adoption – High

Resources). Konsumen tipe ini merupakan

sosok muslim yang secara umum memiliki

wawasan yang luas serta menerapkan

nilai-nilai Islam dalam kehidupan keseharian

mereka. Sosok muslim seperti ini lebih

mau menerima perbedaan dan cenderung

menjunjung tinggi nilai-nilai yang bersifat

universal dan kritis. Mereka biasanya tidak

malu untuk berbeda, tetapi di sisi lain mereka

cenderung menerima perbedaan orang lain.

Konsumen muslim tipe ini tidak menilai UVP

suatu merek sekedar dari label ataupun

tampilan luarnya. Mereka tidak segan untuk

mengorek lebih dalam cara dan bagaimana

sebuah merek dihasilkan. Jangan heran

jika merek yang mereka minati mungkin

bukanlah merek berlabel Islam, tapi justru

merek-merek global tanpa embel-embel

Islam, ketika memang merek global itu

memiliki benefit yang lebih unggul. Merek

yang secara substansial lebih “Islami”, lebih

mereka minati ketimbang merek yang

sekedar berlabel “Islam”.

“Conformist”, (High Adoption – Low

Resources). Tipe konsumen ini umumnya

sangat taat beribadah dan menerapkan

nilai-nilai Islam dalam kesehariannya.

Karena keterbatasan sumber daya yang

dimiliki (terutama pengetahuan), untuk

mempermudah pengambilan keputusan,

mereka memilih produk-produk yang

berlabel Islam atau yang di-endorsed oleh

otoritas Islam atau tokoh Islam panutan.

Pada umumnya mereka mengutamakan

faktor ketaatan kepada ajaran Islam yang

mereka yakini, sehingga walaupun produk

berlabel Islam itu memiliki kekurangan-

kekurangan fungsional, dengan mudah

mereka memaklumi.

Ambil contoh dalam kasus layanan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). Konsumen

tipe ini akan rela membayar lebih mahal

untuk KPR yang mereka ambil dari bank

syariah dibandingkan dengan jika mereka

mengambilnya dari bank konvensional. Ya,

karena bagi mereka ketaatan kepada nilai-

nilai Islam yang mereka yakini jauh lebih

penting dari kerugian material yang harus

mereka tanggung. Dengan berbank syariah

secara benar tanpa ada unsur riba mereka

mendapatkan ketenteraman hati dan beroleh

pahala.

“Rationalist”, (Low Adoption – High

Resources). Konsumen tipe ini memiliki

pendidikan dan wawasan yang luas, tetapi

memiliki tingkat adopsi nilai-nilai Islam

yang rendah. Segmen ini serupa dengan tipe

konsumen muslim “Universalist”, dimana

mereka sangat kritis dalam melakukan

pemilihan produk. Perbedaannya, konsumen

ini lebih memperhatikan manfaat dari produk

yang ia beli baik fungsional (functional benefit)

ataupun emosional (emotional benefit). Label

Islam atau UVP syariah bukan menjadi

konsideran penting bagi mereka.

Ambil contoh pertimbangan dalam

menggunakan busana muslim. Bisa saja

motif mereka mengenakan busana muslimah

adalah agar ia terlihat “baik” dan “diterima”

oleh kalangan tertentu, bukan karena

dilandasi kesadaran untuk menunaikan

ajaran agama. Contoh yang lain, bisa

saja konsumen tipe ini memilih produk

keuangan syariah berdasarkan perolehan

bagi hasil yang lebih besar dibandingkan

jika ia menggunakan produk dari bank

konvensional.

“Apathist”, (Low Adoption – Low Resources).

Tipe konsumen muslim yang terakhir

adalah muslim yang memiliki pengetahuan/

wawasan yang rendah dan adopsi nilai-nilai

Islamnya juga rendah. Konsumen tipe ini

umumnya tidak memiliki pemahaman yang

cukup mengenai merek-merek berlabel Islam

atau menawarkan UVP yang Islami. Mereka

tidak melihat adanya perbedaan antara

merek-merek Islam dan merek konvensional.

Dalam memandang merek-merek berlabel

Islam atau menawarkan UVP yang Islami,

konsumen ini apatis dan cenderung

mengatakan “emang gue pikirin”. Konsumen

ini pada umumnya masih bergumul dengan

kebutuhan dasar (basic needs) dan masih

belum memperhatikan UVP yang bermuatan

spiritual.

ww

w.h

uffp

ost.c

om

Page 42: M&I Volume 54 - July

42 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

HEALTHY LIVING

7 Cara usir rasa KantukDi Kantor

Ketika Anda harus memimpin sebuah rapat, atau dikejar

tenggat pekerjaan yang menumpuk, rasa kantuk

mendadak datang. Tentu itu akan menjadi hal yang

kurang mengenakan. Terlebih rasa kantuk tersebut

berdampak negatif terhadap performa kerja kita.

Kebanyakan rasa kantuk yang mendadak itu menyerang usai kita

menghabiskan jam makan siang. Mengantuk itu memang manusiawi,

namun kita tidak bisa menganggap kantor adalah rumah kita, di

mana kita bisa seenaknya tidur dan melupakan pekerjaan-pekerjaan

penting di sana.

Lalu bagaimana mengatasi rasa kantuk tersebut? Banyak mungkin

yang mengira hanya dengan meminum secangkir kopi hangat sudah

mampu menetralisir rasa kantuk di kantor. Enggak salah kok! Namun,

ada juga beberapa tips lainnya yang bisa Anda praktekan, jika kopi

belum cukup ampuh mengusir rasa kantuk.

ww

w.li

vin

gsty

lish

.co

m

Page 43: M&I Volume 54 - July

43Vol. 42 | Juni - Juli 2013

HEALTHY LIVING

1 Jangan Biarkan Ruangan Kerja Anda Sepi.

Cobalah nyalakan bunyi-bunyian yang sifatnya tidak

teratur, seperti suara radio atau Mp3 musik Anda, di

mana sangat ampuh merangsang kewaspadaan dan

ketajaman otak Anda. Sementara itu, bunyi-bunyian

yang teratur seperti kipas angin atau AC malah akan

membuat rasa kantuk Anda semakin berat.

2 Penerangan Yang Cukup.

Penerangan yang cukup dalam ruangan juga akan

membantu Anda terhindar dari rasa kantuk. Oleh

karena itu, ruangan kerja semestinya didesain untuk

lebih ramah terhadap cahaya. Jika ruangan kerja Anda

terlanjur tidak mendapatkan cukup cahaya, Anda bisa

sejenak menghampiri jendela terdekat atau keluar

ruangan untuk mencari cahaya yang cukup. Cahaya

yang lebih terang sangat efektif meminimalisir rasa

kantuk.

3 Melakukan Latihan Ringan

Tidak ada salahnya melakukan latihan ringan, misalnya

bangkit dari meja kantor, kemudian menggerakan

kepala, tangan, atau kaki Anda. Bisa juga dilakukan

dengan berjalan-jalan santai di sekitar ruangan kerja

Anda. Gerakan-gerakan ringan ini berfungsi untuk

menghambat rasa kantuk yang datang serta membuat

tubuh agar terasa lebih lentur.

4 Luangkan Waktu

Ada baiknya meluangkan waktu selama 10 menit untuk

menghirup udara segar di luar ruangan. Pergi ke taman

terdekat dan pandangilah rimbun pepohonan untuk

mengembalikan kesegaran pada mata Anda yang lelah.

5 Membasuh Wajah

Membasuh wajah di saat kantuk melanda terbukti

memang sangat ampuh untuk menyegarkan pikiran dan

tubuh Anda serta tentu mampu mengurangi rasa kantuk

yang datang. Di saat membasuk wajah Anda, cobalah

memberikan sedikit tepukan ringan pada pipi serta

basahi kedua pergelangan tangan Anda. Sadarkan diri

Anda bahwa pekerjaan masih menumpuk dan dikejar

deadline.

6 Mengobrol Ringan

Jika rekan kerja Anda sedang tidak sibuk, Anda boleh

mampir sejenak ke meja kerjanya dan mengajaknya

untuk mengobrol ringan beberapa menit. Ini akan

sangat membantu otak kita, agar terangsang untuk

berpikir dan akhirnya akan menghilangkan rasa

ngantuk. Pastikan Anda tidak sedang mengganggu

pekerjaan rekan Anda tersebut.

7 Letakkan Wewangian

Letakan wewangian semacam aroma terapi di dalam

ruangan kerja Anda. Ini sangat efektif untuk menambah

semangat kerja. Aroma wewangian yang mengandung

mint atau sitrus sangat baik untuk mengurangi kantuk

dan mengembalikan kesegaran pikiran.

Page 44: M&I Volume 54 - July

44 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

pada kesempatan kali ini saya

ingin bertanya sesuatu kepada

Anda. Kira-kira menurut Anda,

bagaimanakah lemak di tubuh

Anda dibuang? Apakah dengan

meminum suplemen pembakar lemak, lantas

lemak di perut Anda akan diubah menjadi

sesuatu yang dibuang, ketika Anda buang

air besar? Ataukah lemak di lengan dan

paha Anda akan diubah menjadi keringat?

Pemikiran semacam itu ternyata memang

sudah menjadi pengetahuan umum. Bahwa

ketika kita berkeringat, ketika berolahraga,

itu berarti lemak dibuang melalui keringat.

Hal itu adalah suatu kesalahan.

Secara singkat, lemak yang berada di tubuh

Anda tidak akan bisa diubah menjadi keringat

atau air. Jangan berharap tubuh Anda bisa

menjadi ideal dengan cara berkeringat.

Saya juga pernah mengatakan kepada

beberapa client, kalau memang berkeringat

bisa menguruskan, silahkan saja berjemur

di parkiran mobil tanpa menyalakan AC.

Kenyataannya hal tersebut tidak bisa

membuat berat badan berkurang kan?

Intinya adalah lemak yang berada di seluruh

tubuh Anda hanya bisa dibuang kalau tubuh

Anda membutuhkan tenaga, di mana tenaga

dari makanan yang kita makan sudah habis.

Lemak di tubuh akan diangkut masuk ke

dalam sel-sel otot untuk dijadikan tenaga,

ketika tenaga dari karbohidrat atau gula

sudah habis. Jadi, jangan berpikir lemak

diubah menjadi air, keringat, atau yang

semacamnya lagi!

Kapankah tenaga dari karbohidrat atau

gula itu habis? Kondisi ini hanya terjadi

apabila Anda bangun tidur pagi hari,

BagaimanaLemak Di Bakar?

FITNESS Denny SantosoPraktisi Kesehatan dan Kebugaran

com

mo

ns.w

ikimed

ia.org

Page 45: M&I Volume 54 - July

45Vol. 42 | Juni - Juli 2013

perut kosong, dan Anda bergerak atau

berolahraga sedang, bukan berolahraga

berat. Berolahraga sedang, contohnya

adalah jalan cepat. Kondisi lain adalah

apabila Anda melakukan olahraga di sore

hari dalam waktu yang panjang. Lebih dari

satu jam. Dimana, tenaga dari makanan,

gula, karbohidrat sudah habis, dan setelah

itu akan menggunakan tenaga dari lemak.

Ingatlah bahwa lemak adalah “tenaga

cadangan” yang tidak akan dipakai, apabila

tenaga dari karbohidrat atau gula masih

ada.

Semoga ulasan ini menjelaskan mekanisme

pembakaran lemak, sehingga Anda bisa

mencapai berat ideal dengan cepat.

Lemak yang berada di seluruh tubuh Anda,

hanya bisa dibuang kalau tubuh Anda

membutuhkan tenaga, di mana tenaga dari

makanan yang kita makan sudah habis.

Bukan Sekedar Membuang Lemak

FITNESSo

-bo

dyw

eight-w

orko

ut-faceb

oo

k.com

wal

l.alp

hac

od

ers.

com

Page 46: M&I Volume 54 - July

46 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

BOOKS REVIEW

BEPE20PrideOleh : Bambang Pamungkas

Itulah salah satu penggal kisah yang

dituturkan oleh mantan bomber

Timnas Indonesia ini, cerita dari fase

hidupnya yang dirasa paling penting dan

paling berat dalam perjalanan karier

Melalui goresan tintanya, sedikit demi

sedikit, Bambang berbagi soal sisi lain dari

kehidapannya sebagai atlet profesional

yang pernah menimba ilmu di Club Roda JC

Belanda.

Tidak banyak atlet tanah air yang menuliskan

biografinya, terlebih dilakukannya sendiri.

Bambang adalah salah satunya. Sebelumnya,

Buku “BEPE20 Ketika Jemariku Menari”

sudah lebih dulu dijajakan di pasar buku dan

ludes. Kali ini, mantan punggawa Timnas

Indonesia tersebut menuturkan sisi lain dari

perjalanan karirnya di Industri sepak bola,

bagaimana pertentangan prinsip yang pada

akhirnya memaksa Bepe harus mengambil

keputusan penting. Dalam buku ini, kisahnya

terpapar secara telanjang.

Malam sudah cukup larut, waktu menunjukkan sekitar pukul setengah dua belas. Dari jendela

tampak di luar tengah turun hujan. Hanya gerimis memang, tapi cukup untuk membuat udara

malam ini menjadi semakin dingin. Di kamar itu, seseorang dengan perawakan tegap bertelanjang

dada tengah duduk terpaku di pojok ruangan, dalam suasana remang-remang di sebuah apartemen

di jalan Rue de Caumartin, Paris.

Tatapan matanya kosong, raut wajahnya tampak beku, pikirannya jauh melambung membelah

dingin dan basahnya langit malam itu. Dengan rambut acak-acakan serta kumis dan jenggot

yang tampak mulai memanjang tak beraturan, wajahnya tampak lusuh dan sedikit lebih tua dari

umurnya. Dia adalah Bambang Pamungkas. Ya, lelaki itu adalah saya sendiri. Sudah lama saya

membuat keputusan ini, dan sudah lama pula sebenarnya saya ingin menulis artikel ini. Akan tetapi,

entah kenapa, hati saya masih merasa begitu berat untuk sekedar menyampaikannya kepada

khalayak ramai.

Bambang Pamungkas sebagai pemain sepak

bola. Selama ini, masyarakat hanya melihat

sosoknya dari dekat saat dirinya beraksi di

lapangan hijau, namun belakangan, striker

Persija Jakarta ini mulai asyik menulis buku.

Page 47: M&I Volume 54 - July

47Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Kita berada dalam era, di mana fenomena pria dengan perawatan tubuhnya

menjadi sebuah tren gaya hidup terbaru. Era, di mana pria masa kini

mengikuti jejak wanita untuk ikut peduli terhadap penampilannya. Baik

rambut, wajah, kulit, wewangian, dan tren pakaian setiap musimnya pun

diikuti oleh kaum pria, terutama di kalangan menengah ke atas. Fenomena

inilah yang menginspirasi sebuah buku karya Titoley Yubilato Tako bertajuk “Men’s

Guide to Style”. Men’s Guide to Style menjadi sebuah buku panduan praktis bagi para

pria untuk bergaya. Banyak hal sederhana yang barangkali tidak diperhatikan oleh kaum

pria dalam penampilan mereka. Buku ini juga tak sekadar mengoceh soal fashion, namun

juga memberikan tips dalam urusan grooming hingga aturan-aturan dasar tentang style.

Tips seperti cara memilih pakaian yang fit dengan bentuk tubuh. Bagaimana pemilihan

pakaian mampu menunjang bentuk tubuh agar terlihat menarik, namun tetap menjaga

kenyamanan penggunanya. Bahkan tips dalam pemilihan jeans pun dipaparkan dengan

gaya bertutur asik dan kandungan informasi yang padat berisi.

Menariknya, di setiap lembar dalam buku ini juga ditemukan ilustrasi dan foto fashion

yang menambah kenyamanan dalam membaca. Setiap pembahasan yang digali dapat

dengan mudah diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Belum terlambat bagi

Anda, kaum pria yang ingin tampil trendi dan eksklusif. Bekalilah diri Anda dengan Men’s

Guide to Style.

Mens Guide to Style

Oleh: Titoley Yubilato Tako

Finnish Lesson

Oleh: Pasi Sahlberg

Finlandia menjadi sebuah model perubahan pendidikan bagi negara-negara

lain. Banyak yang kagum dengan kenyataan bahwa negara ini dapat mengubah

sistem pendidikannya dari yang bersifat elite, tak dikenal, dan tidak efisien

menjadi contoh sempurna untuk keadilan dan efisiensi. Bahkan pendidikan

guru sekolah dasar adalah salah satu pilihan paling kompetitif di universitas-

universitas Finlandia. Dan berbeda dengan kebanyakan negara, di Finlandia keguruan telah

menjadi profesi nomor satu orang-orang muda Finlandia di atas kedokteran dan hukum.

Pasi Sahlberg, berpengalaman sebagai guru, pengajar guru, dan pembuat keputusan

di Finlandia, serta pakar sejumlah organisasi dan lembaga konsultasi internasional,

mengungkapkan rahasia keberhasilan mengapa sekolah di Finlandia tidak memiliki tes

terstandar, persiapan tes, dan tutor swasta. Guru mengajarkan lebih sedikit materi dan

siswa menghabiskan lebih sedikit waktu belajar. Guru adalah profesi prestisius dan banyak

siswa yang memiliki aspirasi untuk menjadi guru. Dan sistem pendidikan gurunya yang

paling kompetitif di dunia.

Pasi Sahlberg mengungkapkan bahwa sekolah Finlandia adalah tempat 'bebas-rasa

takut', tempat anak-anak tidak perlu khawatir tentang persaingan, kegagalan, ataupun

prestasi yang di banyak negara dipaksa oleh pengujian standar. Sementara Haidar Bagir

menyampaikan bahwa model Finlandia lebih menekankan pada kemampuan kreatif dan

inovasi, yang didasarkan pada model belajar yang berorientasi membangkitkan rasa ingin

tahu dan ‘menyalakan’ momen ‘a-ha’, serta kemampuan belajar mandiri siswa.

Page 48: M&I Volume 54 - July

48 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

MOVIE REVIEW Hary SusantoMovie reviewer, horror & thirller mania

ww

w.w

allp

aper

seri

es.c

om

Setelah apa yang dilakukan

Rise of The Planet of The Apes

2011 silam dan teriakan keras,

“NO!” nan mengejutkan dari

mulut Caesar sampai klimaks

spektakuler di Golden Gate Bridge, kita tidak

bisa lagi meremehkan prekuel sekaligus

reboot halus dari saga klasik Planet of The

Apes itu.

Ya, harus diakui itu adalah sebuah permulaan

baru hebat bagi origin story para kera-kera

pintar, sebuah sajian sci-fi serius dengan

kadar keseimbangan luar biasa antara cerita

pintar naskah berbobot dan pengunaan

teknologi mo-cap yang tidak biasa kamu

temui di film-film musim panas kebanyakan.

Lalu jika pada akhirnya tahun ini Dawn of the

Planet of the Apes muncul sebagai sekuel,

kehadirannya bukan hanya karena imbas

begitu banyaknya pundi-pundi Dollar yang

dihasilkan pendahulunya, namun karena ia

memang patut hadir guna menjadi benang

merah sebelum masuk ke time line Planet

of The Apes, setidaknya satu film lagi untuk

melengkapinya sebagai sebuah trilogi.

Plotnya berada satu dekade setelah ending

Rise of The Planet of The Apes. Kini manusia

harus menuai apa yang ditanamnya ketika

virus Siaman a.k.a ALZ-113 merebak dan

membunuh hampir semua populasi mereka

seperti yang tersaji dalam montage di

opening-nya.

Setelah 10 tahun, kejadian mengerikan itu

hanya menyisakan segelintir manusia yang

punya kekebalan. Tetapi ketika wabah virus

mematikan itu mulai mereda, kini mereka

dihadapkan pada masalah baru, menipisnya

bahan bakar sebagai sumber listrik yang

lalu memaksa sekelompok peneliti San

Fransisco yang dipimpin oleh Malcom

(Jason Clarke) untuk menghidupkan kembali

bendungan yang juga PLTA lama di Muir

Woods. Masalahnya kini kawasan hutan

Muir ditinggali oleh Ceasar sang pemimpin

kera yang tengah hidup damai bersama

komunitasnya.

Apa yang sudah dilakukan Rupert Wyatt

di Rise of The Planet of The Apes memang

luar biasa, dan meskipun kini posisi sang

komandan digantikan oleh sutradara

Cloverfield dan Let Me In, Matt Reeves

bukan berarti franchise ini kehilangan

kekuatannya, sebaliknya Reeves sudah

memberikan sentuhan baru buat dunia

para monyet dengan tone yang lebih serius

lagi dan tentu saja naskah lebih kompleks

dan lebih ambisius yang masih digarap

orang-orang yang sama, Rick Jaffa dan

Amanda Silver plus bantuan dari penulis The

Wolverine Mark Bomback,

Sementara Rise diisi dengan pengenalan

sosok sang raja keras, Caesar dan

tema kehancuran akibat ulah manusia

yang bermain menjadi Tuhan, Dawn

Page 49: M&I Volume 54 - July

49Vol. 42 | Juni - Juli 2013

melanjutkannya dengan akibat mengerikan

serta pemulihan pasca kiamat. Laskap

baru dengan latar asli New Orleans pasca

badai Katrina menggambarkan ketika alam

mengambil alih semuanya membuatnya

setnya menjadi lebih hijau dan asri. Ada

kedamaian di separuh pertamanya ketika kita

melihat Caesar dewasa yang hidup tenang

bersama keluarga dan kelompoknya sampai

kemudian sekelompok manusia putus asa

datang “menganggunya”.

Dari sini benih-benih konflik mulai tumbuh.

Reeves membangun semuanya dengan baik

sejak awal tanpa harus terkesan tergesa-

gesa, mencoba mengambil sisi baik dan

buruk dari kedua belah pihak dengan dua

kepentingan berbeda, memberikan proses

dan pedekatan antara manusia dan kera

yang tentu saja akan berujung pada gesekan

yang membakar di puncaknya yang terwujud

dalam adegan penuh ledakan dan kekacauan.

Sementara scoring garapan Michael

Giacchino tidak henti-hentinya meraung-

raung, mengisi setiap adegan dengan

lantunan emosional.

Sekali lagi pemakaian “busana” motion

capture / mo-cap rumit dari seniman digital

WETA masih mendominasi Rise. Para apes

yang jumlahnya ratusan masih berhasil di-

render bersanding sempurna dengan dunia

yang baru. Sementara sang master mo-cap

Andy Serkis melanjutkan kehebatannya

mengisi jiwa Ceasar dengan baju ketat dan

bintik-bintik sensor komputer. Karakter

Casear kini tidak hanya lebih dewasa dan

lebih pintar pastinya, namun ia juga lebih

bijak ketika harus memutuskan pilihan-

pilihan sulit yang nantinya akan menentukan

kelangsungan hidup kaumnya dan juga

manusia. Setiap emosi yang terpancar dari

wajah Ceaser itu nyata milik Serkis sampai-

sampai membuat Reeves memuji Serkis

setinggi langit dan menganggap performanya

itu layak diganjar Oscar. Sementara karakter

teman seperjuangan Casear, Koba, simpanse

mata satu pembenci manusia mendapatkan

porsi lebih besar kini dengan aktor Toby

Kebbell yang memerankannya. Sejak

Rise, Koba sudah seperti bom waktu yang

berjalan, pengalaman pahitnya menjadi

kera percobaan manusia membentuk jiwa

jahatnya, dan kini “bom” itu benar-benar

meledak dan menghancurkan semua.

Sementara di pihak manusia meskipun diisi

oleh nama-nama beken macam Jason Clarke,

Kerri Russell sampai “The Great” Gary

Oldman, porsi mereka tidak sampai terlalu

signifikan ketimbang para primata. Ya, masih

ada interaksi antara manusia dengan kera,

tetapi kadar keintimannya sudah berkurang

jauh ketimbang Rise. Naskah Dawn itu

seperti memang dibuat untuk memusatkan

semuanya pada Casear dan kelompoknya,

bagaimana mereka menentukan sikap pada

manusia yang tiba-tiba datang ke dunia

mereka, bagaimana sebuah perebutan

kekuasaan terjadi. Ya, ini adalah dasar yang

sangat kuat buat nanti jika benar-benar

franchise ini bisa akhirnya menyatu dengan

seri-seri awal Planet of The Apes yang

legendaris itu.

MOVIE REVIEW

we've been through

hell together! we

spent four years,

FOUR YEARS fighting

that virus, and then

another four fighting

each other! it was

chaos!... But you all

know what we're up

against! And i want you

to know, it's not just

about power! it's about

giving us the hope to

rebuild, to reclaim the

world we lost!”

Page 50: M&I Volume 54 - July

50 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Pekerjaan bernilai 7, tidak akan diterima oleh

bos yang bernilai 9.

Bulan lalu saya bercerita tentang

hasil ‘ngobrol’ dengan para

pelamar pada waktu wawancara

pekerjaan. Dari sekian pelamar

yang diwawancara, sebagian

dari mereka ternyata sudah pernah bekerja

di tempat yang lain. Dari ngobrol santai

dengan para pelamar tersebut, mereka

yang sudah pernah bekerja di tempat lain

itu banyak bercerita. Kebanyakan soal

alasan mengapa memilih berhenti di tempat

sebelumnya. Alasannya cukup beragam dan

tiap orang berbeda-beda.

Bosku Cerewet!

Alasan pertama yang paling banyak

disampaikan oleh mereka adalah

pekerjaannya tidak menyenangkan. Pastilah,

mana ada pekerjaan yang menyenangkan.

Karena bekerja memang ditakdirkan untuk

tidak menyenangkan. Liburan itu baru yang

menyenangkan. Yang membuat pekerjaan

itu menyenangkan adalah hasil yang akan

diterima, apabila pekerjaan itu terselesaikan

dengan baik.

Jadi, daripada terus-menerus mencari

pekerjaan yang menyenangkan, saya pikir

lebih baik lakukan dan nikmati ‘menu’

pekerjaan yang ada dihadapan kita. Lakukan,

sambil membayangkan berapa upah, gaji,

insentif, hadiah, serta manfaat yang akan kita

dapatkan dari pekerjaan ini.

Pada waktu wawancara pekerjaan, teman

saya bercerita alasan diriinya berhenti

bekerja di tempat sebelumnya. Alasannya

GROWTH STRATEGIES I Made WentenDirektur Operasional BPR Lestari

Page 51: M&I Volume 54 - July

51Vol. 42 | Juni - Juli 2013

GROWTH STRATEGIES

bagus”. Mendengar laporan tersebut, Donald

Trump langsung memecat mandor tersebut.

Alasannya ternyata, Donald Trump tidak

mau menerima hasil pekerjaan dan memiliki

karyawan yang hanya memberikan nilai

‘cukup’.

Dia hanya mau memiliki karyawan yang luar

biasa, di mana mampu memberikan hasil

yang luar biasa pula. Hanya dengan dikelilingi

oleh tim yang luar biasa dia mampu membuat

karya yang luar biasa pula.

Ada sebuah kisah lagi tentang bos yang

cerewet, kali ini tentang Steve Jobs, bos-nya

Apple. Steve Jobs dikenal sangat detil dan

cerewet dalam menyusun pengemasan dan

desain komputer desktop yang akan dijual.

Steve Jobs tidak ingin, keruwetan para

pembeli PC (personal computer) pada saat

merangkai komponen dialami juga oleh

pembeli Apple. Seperti kita tahu, bahwa PC

itu terdiri dari beberapa komponen terpisah,

seperti monitor, kabel monitor, CPU, kabel

CPU, keyboard, mouse, stavolt, kabel power.

Dan tidak semua orang bisa merangkai

komponen ini dengan benar.

Dia ingin komputer Apple, itu sederhana.

Gampang untuk digunakan. Dan tidak

membingungkan orang awam yang gaptek.

Dia ingin semua pembeli komputer

Apple bisa langsung menghidupkan dan

menggunakan komputer Apple pada saat

mereka selesai mengeluarkan komputer

tersebut dari dalam dusnya.

Steve Jobs cerewet, karena dia ingin

memberikan kesan luar biasa kepada para

pembeli komputer Apple. Jadi, salah satu

alasan seorang bos itu cerewet adalah karena

ia selalu ingin memberikan hasil yang bagus.

Oleh karena itu, ia selalu menuntut hasil

yang bagus juga kepada kita. Hanya dengan

dikelilingi oleh tim bagus yang mampu

memberikan dan menjamin hasil yang

optimal.

Pekerjaan bernilai 7 tidak akan diterima

oleh bos yang bernilai 9

Cobalah memberikan hasil dari sebuah

pekerjaan dengan kualitas bernilai 7

kepada bos yang selalu berkomitmen untuk

menghasilkan sesuatu dengan nilai 9! Maka

yang terjadi adalah kita akan dicerewetin.

Ini kenapa begini, itu kenapa disitu, ininya

kurang halus, warnanya jangan begini, ininya

sebaiknya dibeginiin..., nah lho!

Yang terjadi pada saat itu adalah bos kita

sedang melakukan penyempurnaan terhadap

pekerjaan kita, agar pekerjaan kita yang

bernilai 7 bisa disempurnakan di beberapa

hal, sehingga kualitasnya meningkat menjadi

bernilai 9. Yang terjadi pada saat itu adalah

Bos kita sedang menanamkan nilai-nilai 9

kepada kita yang menganut nilai-nilai 7.

Apabila kita berhasil melewati proses ini,

maka kualitas kita akan meningkat dari 7

ke 9. Dan pekerjaan-pekerjaan yang kita

lakukan akan memiliki standar kualitas 9.

Jadi, selamat mencereweti dan dicereweti

karena dia tidak senang dan capek terus

berdiri. “Bayangkan Pak! Saya harus

berdiri dari jam kerja mulai sampai jam

kerja berakhir,” begitu curhat-nya dengan

semangat.

Penasaran, saya pun bertanya, “Pekerjaan

sebelumnya sebagai apa?”. “Sebagai SPG,

Pak!” jawabnya singkat. Ya, iyalah. Dari

jaman Majapahit sampai nanti jaman kuda

pakai handphone, SPG itu kerjanya memang

lebih banyak berdiri. Dan masih untung Anda

melamar sebagai SPG. Coba Anda melamar

sebagai atlet, bisa-bisa Anda diminta lari dari

pagi sampai sore.

Bosku Cerewet

Alasan berikutnya yang cukup sering

disampaikan adalah…

Seratus, Anda benar. Jawaban dari titik-titik

diatas adalah bosku cerewet. Ada sebuah

cerita tentang Donald Trump. Kita tahu,

bahwa Donald Trump itu seorang pengusaha

properti. Dan kita tahu juga bahwa dia selalu

membangun sesuatu yang luar biasa, di mana

biasanya menjadi ikon di daerah tersebut.

Saat memantau pengerjaan hotelnya, ada

salah satu mandor yang bertanggung jawab

terhadap pekerjaan interior memberikan

laporan. “Pak, tampilan ini sudah cukup

Dia hanya mau memiliki karyawan yang luar biasa, di mana mampu memberikan hasil yang luar biasa pula. Hanya dengan

dikelilingi oleh tim yang luar biasa dia mampu membuat karya yang luar biasa pula.

Page 52: M&I Volume 54 - July

52 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

INFO PROPERTY

Panghegar Purnama Beach Villas Bali

HoLiDAY witH goLDEn inVEStmEnt

Page 53: M&I Volume 54 - July

53Vol. 42 | Juni - Juli 2013

INFO PROPERTY

Bulan Purnama menjelang, Anda akan dibuai

dengan kecantikan pantai yang seketika

cemerlang.

Pengembang properti terkemuka PT. Kana

Panghegar Properti pun melihat kawasan

wisata Pantai Purnama sebagai kawasan

emas yang akan terus berkembang. Tak

hanya lantaran kenyamanannya sebagai

destinasi retreat, melainkan pula lokasinya

yang begitu strategis terhadap beberapa

titik penting di Gianyar. Kuatnya daya tarik

kawasan Pantai Purnama tersebut membuat

anak perusahaan dari Panghegar Group

ini merealisasikan sebuah project properti

yang mampu bersinergi dengan segala

kebaikan lokal. “Kami melihat mereka yang

jenuh dengan kawasan wisata yang terlalu

padat, cenderung memilih untuk bergeser ke

kawasan wisata yang lebih tenang. Gianyar,

salah satunya,” ungkap Rizki Rusjana, S.Ab,

selaku Director of Panghegar Properti Bali.

Ketika sudah terlampau penat

untuk berwisata di wilayah

Bali Selatan, para pelancong

kini memburu bagian-bagian

eksotisme Bali lainnya untuk

mendapatkan pengalaman wisata yang

tenang dan jauh dari nuansa urban. Gianyar

menjadi kawasan paling bersahabat dengan

atmosfer budaya yang pekat, rimbunan

hijau alam Bali mempesona, serta nuansa

pedesaan yang mendamaikan jiwa.

Salah satu ikon pantainya, Pantai Purnama

mampu mentransfer segala energi positif

Gianyar demi mewujudkan pengalaman

‘surga wisata’. Bayangkan, dalam perjalanan

untuk mencapai kawasan wisata ini saja,

Anda telah disambut dengan pesona

persawahan. Sementara, Pantai Purnama

siap memanjakan setiap pasang mata dengan

kilauan pasir hitam serta deburan ombak

dambaan para peselancar. Terlebih ketika

Purnama Beach Villas Bali, sebuah project

properti berkonsep villatel yang dinisiasi

oleh PT. Kana Panghegar Bali, di mana

menawarkan nuansa villa resort bintang lima

bertaraf Intenasional

Bintang Lima

Page 54: M&I Volume 54 - July

54 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Adalah Panghegar Purnama Beach Villas

Bali, sebuah project properti berkonsep

villatel yang dinisiasi oleh PT. Panghegar Bali,

di mana menawarkan nuansa villa resort

bintang lima bertaraf Internasional. Didesain

dengan sentuhan kolaborasi arsitektur Bali

dan gaya modern minimalis, Purnama Beach

Villas Bali mampu menangkap pesona Bali

secara lebih hangat dan lebih intim. Penataan

interior villa serta lanskap interiornya pun

turut melebur dengan eksotisme tropis alam

Bali. Rizki Rusjana, S.Ab mengungkapkan

bahwa konsep Villa Purnama itu sendiri

sangat ideal untuk mereka yang ingin

berbulan madu. Itu tak hanya terlihat

dari desain serta nuansa romantis yang

dipancarkan, melainkan juga dipertegas oleh

tingkat privasinya. Tak hanya untuk bulan

madu, villa ini juga sempurna untuk rekreasi

keluarga.

Di areal seluas, 9.700 meter, Purnama Beach

Villas Bali mempersembahkan 31 villa yang

diklasifikasikan ke dalam tiga tipe hunian,

yakni tipe Jepun (16 unit), tipe Cempaka

(14 unit), dan tipe Teratai (1 unit). Setiap

tipe menawarkan karakter eksklusivitasnya

masing-masing, namun kesamaan yang

INFO PROPERTY

Rai menuju lokasi villa pun semakin mudah

dan cepat, yakni melalui Tol Pelabuhan

Benoa yang hanya memakan waktu paling

cepat 20 menit.

PT. Kana Panghegar Properti sendiri bukan

pemain baru dalam dunia properti. Grand

Royal Panghegar Condotel, Apartment

Office Bandung, Panghegar Resot Dago

Golf - Hotel & Spa Bandung, dan Panghegar

Garut Cipanas Hot Spring & Spa adalah

beberapa contoh proyek properti yang telah

direalisasikan. “Bahkan tahun ini kami telah

merancang project dengan konsep Condotel

di Uluwatu, bernama Uluwatu Clift Hotel,

baru groundbreaking pada Mei 2014 lalu,”

tambah Rizki.

Terlebih dengan rekam jejak Panghegar

Group yang memiliki sederet pengalaman

dalam mengelola managemen hospitality

industry selama 52 tahun, membuat pondasi

terhadap investasi di Purnama Beach Villas

Bali semakin kokoh. “Nantinya, Panghegar

Hotel Management akan membantu para

investor dalam mengelola setiap unit

villa yang dimilikinya di Villa Purnama,”

sambungnya.

Sejak dimulai dirancang pada 2011 lalu,

Purnama Beach Villas Bali telah berhasil

menjual 60 persen unitnya. Menurut Rizki,

hanya 6 unit villa lagi yang tersisa untuk

dijual ke publik. Sementara untuk soft

launching pengoperasian Villa Purnama ini

sendiri akan diadakan sekitar Desember

2014 ini. Bagaimana? Apakah Anda tertarik

untuk memiliki salah satu unitnya? Kapan

lagi bisa memiliki villa mewah dengan lokasi

wisata strategis, terlebih menjanjikan

investasi nan cerah.

A truly holiday spirit with golden investment is

only in Purnama Beach Villas Bali. (ADV)

mencolok adalah ruang-ruangnya yang

lapang dengan luas per kavling tiap unit

mencapai 2 are serta ketersediaan fasilitas

kolam renang secara private. Fasilitas umum

penunjang seperti Lobby Lounge, Beach

Front Restaurant, Cafe` & Bar, serta Spa &

MICE

Kawasan Emas

Purnama Beach Villas Bali menjanjikan

peluang investasi yang menggiurkan dengan

lokasinya yang bersifat ‘kawasan emas’.

“Di sini sangat dekat dengan berbagai

obyek wisata terkenal, seperti Ubud, Pasar

Sukawati, Bali Safari Park & Marine, dan

juga Taman Nusa. “Cukup butuh 10 menit

saja untuk mencapai masing-masing obyek

wisata,” terang Rizki Rusjana.

Selain dekat dengan Pantai Purnama,

jarak villa ini juga ramah dengan pantai-

pantai eksotis seperti Pantai Galak, Pantai

Majapahit, Pantai Kishi-Kishi, Pantai Saba,

Pantai Anapuri, dan lain-lain. Bila dicermati,

Purnama Beach Villas Bali memiliki sepaket

panorama alam yang lengkap, yakni pantai,

gunung, dan persawahan. Meski letaknya di

Gianyar, namun akses dari Bandara Ngurah

Page 55: M&I Volume 54 - July

55Vol. 42 | Juni - Juli 201347the-mni.com | Vol. 53 June 2014 |

Page 56: M&I Volume 54 - July

56 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Travellers Notes

Inilah kota yang selalu mengajak kita untuk datang kembali,

Yogyakarta!

Photo By Adi Pay Prabowo

Keramahan orang-orangnya dan kehangatan suasananya menjadi

magnet tersendiri. Dan sejak akhir 2013 lalu, bertambah satu

alasan lagi bagi kita untuk berkunjung ke bekas ibukota Indonesia

tersebut. Adalah Pasar Malam Perayaan Sekaten Yogyakarta yang

menjadi daya tarik baru. Berlokasi di ujung Jalan Trikora tepat

di alun-alun utara Keraton Yogyakarta, ribuan masyarakat dari

berbagai lapisan sosial melebur menjadi satu. Inilah pesta rakyat

yang digelar dan dirasakan bersama untuk semua kalangan. Jika

Anda tertarik, maka akhir tahun ini dapat mengagendakan jadwal

untuk berkunjung ke Yogja. Adi Prabowo, membingkainya dengan

teknik Bulp Photography.

Page 57: M&I Volume 54 - July

57Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 58: M&I Volume 54 - July

58 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 59: M&I Volume 54 - July

59Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 60: M&I Volume 54 - July

60 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

tribmg.com

Page 61: M&I Volume 54 - July

61Vol. 42 | Juni - Juli 2013

FRONT OF MIND

A LADY roSE oFTHE HUFFINGTON POST

Semenjak diluncurkan pada 9 Mei 2005, The Huffington

Post menjelma sebagai salah satu situs web terdepan

dan berpengaruh di Amerika Serikat. Majalah online ini

menyajikan beragam konten berita yang mengulas politik,

bisnis, hiburan, lingkungan, teknologi, media populer, gaya

hidup, budaya, komedi, hidup sehat, kewanitaan, dan berita lokal. The

Huffington Post ini sendiri muncul sebagai media alternatif untuk

sebuah situs berita berhaluan ‘kanan’ AS, Drudge Report. Menariknya,

media yang juga akrab disingkat Huffpost ini mampu lebih menonjol dari

Drudge Post.

The Huffington Post sendiri lahir dari idealisme, kerja keras, dan passion

jurnalisme yang tinggi seorang Arianna Huffington. Sosok wanita

independen, keras, tegas, dan berjiwa pemimpin adalah impresi yang

akan kita dapatkan dari Arianna Huffington. Di masa belianya, Arianna

memang telah menunjukan bakat kepemimpinan, di mana sangat

berkontribusi terhadap pembentukan kepribadian dan karirnya kini.

Terlahir dengan nama Ariadne Anna Stassinopoulus, Arianna sejatinya

berasal dari Athena, Yunani. Atmosfer jurnalistik memang tidak jauh

dari keluarganya. Ibu Arianna sendiri merupakan seorang jurnalis dan

sekaligus ibu rumah tangga yang eksentrik.

Menginjak usia 16 tahun, Arianna kemudian pindah ke Inggris untuk

melanjutkan kuliahnya di Cambridge University, tempat di mana akhirnya

juga menjadikan Arianna sebagai pimpinan The Cambridge Union

Society. Ia menjadi wanita ketiga berhasil mencapai posisi tersebut di

Cambridge University. Setelah berhasil mendapatkan gelar magister di

bidang Ilmu Ekonomi dari Cambridge, Arianna pun memilih meniti karir

dan membuka lembaran hidup barunya di London.

Page 62: M&I Volume 54 - July

62 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Meski suaminya tumbang di arena politik,

Arianna tak menyerah begitu saja dan tetap

menjadi salah satu pendukung yang vokal di

Partai Republik.

Tak lama kemudian, Ariana berubah haluan

dari anggota partai Republik ke Partai

Demokrat berkat Al Franken, seorang

komedian beraliran liberal. Ia merangkul

Ariana dalam Strange Bedfellows, sebuah

acara yang khusus meliput pemilihan

presiden 1996. Perlahan-lahan, Arianna pun

membelot dari idealisme Partai Republik-

nya. Ia pun akhirnya pindah ke sayap kiri.

Banyak pihak yang mengritik keputusan

Arianna tersebut. Mereka menganggap

perpindahan tersebut adalah cara Arianna

untuk bisa diterima dalam lingkungan

Hollywood yang liberal. Pada 2003 silam,

Arianna sempat mencalonkan diri sebagai

calon independen dalam pemilihan gubernur

California, di mana melawan Arnold

Schwarzenegger. Namun gagal, karena

kampanyenya yang negatif serta popularitas

Arianna yang kian memburuk.

Menemukan The Huffington Post

The Huffington Post sejatinya berawal dari

sebuah blog. Dengan bantuan investasi

besar dari Kenneth Lerer dan keluarganya,

Arianna berhasil mengembangkan media

beraliran kiri melalui platform online tersebut.

Ia mengajak beberapa sosok elit sosial

dan intelektual terkenal AS untuk menjadi

kontributor blog tersebut, sebut saja Norman

Mailer, David Mamet, Al Franken, Bill Maher,

Walter Cronkite, Deepak Chopra, Warren

Beatty, Rob Reiner, John Cusack, Mike

FRONT OF MIND

Di ibukota Inggris tersebut, Arianna

berkenalan dan menjalin hubungan khusus

dengan Bernard Levin, seorang jurnalis

terkenal. Keduanya bertemu pertama kali di

acara TV Face The Music. Namun hubungan

mereka tak berlangsung lama.

Karir Menulis

Di usia 22 tahun, Arianna telah menulis

buku pertamanya yang langsung laris

di pasaran bertajuk The Female Woman.

Buku ini mengandung semangat gerakan

feminisme, di mana mengantarkannya

sebagai sebuah sensasi dan mendapatkan

berbagai undangan sebagai pembicara.

Setelah kesuksesan buku tersebut, Arianna

melakukan perjalanan spiritual dalam

dirinya. Ini yang membuat Arianna menulis

buku kedua berjudul After Reason, yang

isinya memuat beragam argumennya

terkait spiritualitas dalam politik modern.

Sayangnya, buku kedua tersebut tak

sesukses buku pertama.

Arianna memulai profesinya sebagai

kontributor untuk Majalah Vogue dan

Cosmpolitan edisi Inggris, serta The Daily

Mail dan The Spectator. Perpisahan Arianna

dengan Bernard terjadi pada tahun 1980,

saat ia pindah ke New York demi promosi

buku ketiganya yakni sebuah biografi Mari

Callas. Buku ini laris manis dan sukses

mempopulerkan nama Arianna di New York.

Di sanalah, Arianna mulai masuk sebagai

bagian dari komunitas elit New York.

Dengan pembawaannya yang elegan, cerdas,

dan menawan, bukan berarti Arianna jauh

dari pandangan negatif orang-orang di luar

sana. Ia sempat dianggap sebagai wanita

yang haus perhatian, kedudukan sosial, dan

kekuasaan. Buku kelimanya tentang Picasso

ditulis Arianna saat ia pindah ke Los Angeles

pada tahun 1984. Sayangnya, sambutan

untuk buku tersebut kurang positif, karena

Arianna dianggap plagiat.

Mengenal Politik

Arianna menautkan nama Huffington pada

nama belakangnya, saat ia resmi menjadi

istri dari Michael Huffington di usianya yang

ke-35. Huffington adalah pria kaya raya

dengan harta warisan minyak di Texas. Suami

Arianna ini sempat terpilih menjadi anggota

kongres dari Partai Republik pada tahun

1992. Namun, kalah ketika mencalonkan diri

sebagai senat. Banyak pihak beranggapan

bahwa Arianna menjadi penghalang

suaminya untuk bisa sukses di jalur tersebut.

Page 63: M&I Volume 54 - July

63Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Nichols, Norman Lear dan Gwyneth Paltrow

The Huffington Post semakin dikenal dan

akhirnya pada tahun 2009 berekspansi

menjadi HuffPost Chicago, HuffPost New

York, HuffPost Denver, dan HuffPost Los

Angeles.

The Huffington Post ini sendiri memiliki

lebih dari 25 juta pengunjung aktif dan satu

juta komentar pengguna dalam sebulan saja.

Tak ayal, Hufpost menjadi salah satu media

berpengaruh di intenet. Bahkan ambisi

Arianna untuk mengantarkan media ini

lebih unggul dari situs berita sayap kiri, The

Drudge Repot akhirnya terwujud.

Arianna melalui The Huffington Post pada

tahun 2010 sempat menyatakan bahwa

medianya dibangun dengan pemahaman,

bahwa dewasa ini pembaca tak lagi hanya

ingin pasif menerima informasi. Pengambil

alihan AOL juga membuat sosok Arianna

FRONT OF MIND

makin terkenal. Ia pun diangkat sebagai

editor-in-chief untuk sejumlah website,

seperti Engadget, TechCrunch, Moviefone,

MapQuest, AOL Black Voices, PopEater,

AOL Music, AOL Latino, Autoblog, Patch,

dan StyleList. Tak heran, nama Arianna

Huffington langsung melejit sebagai

womanpreneur dan technopreneur yang sukses

di dunia pers.

journalistmprofessor.com

dailymail.co.uk

Page 64: M&I Volume 54 - July

64 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

KETERBATASAN

Page 65: M&I Volume 54 - July

65Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Sebuah selempang menjadi teman baru Ananda Ade Qisthi sejak

penghujung 2013 lalu. Selempang itu turut membalut tubuh

jenjangnya yang kerap mengenakan pakaian bermotif endek atau

busana kebaya sekalipun di beberapa kesempatan khusus. Bersama

selempang itu pula, ia ikut mengambil peran dari satu kegiatan sosial

ke kegiatan sosial lainnya. Lantaran selempang bertuliskan “Putri Tuna

Rungu 2013” itulah, pengalaman-pengalaman ‘emas’ menghampirinya.

Tak TerbatasKETERBATASAN

NEXT gEnErAtion

Volume 18 • Juni-Juli 2014 • Youth, Women & Netizen

ISSUELIFESTYLE : SNEAKERS EVENT :Arisan Lestari, Pool Party & Cooking ClassTHE ROOKIE : I Wayan Gede Astina,Bukan Songket BiasaTEENLIT CORNER :Episode 17 : GiantsM&I THE CLUB :Modern Retail Business

Page 66: M&I Volume 54 - July

66 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

socialita

Page 67: M&I Volume 54 - July

67Vol. 42 | Juni - Juli 2013

sosialita

Nanda, begitu sapaan akrabnya tak pernah menyangka terpilih sebagai yang terbaik

di ajang Pemilihan Putra Putri Tuna Rungu Bali 2014. Talentanya di bidang modeling

membuat perempuan dengan tinggi 170 cm itu memberanikan diri untuk turut

berpartisipasi. “Saya sudah berkecimpung di dunia modeling sejak SMP. Saya juga suka

dengan tata rias kecantikan. Ikutan ajang ini sebenarnya hanya iseng-iseng saja. Ade

Wirawan, Mister Deaf Asia 2012 yang juga teman karib saya serta orang tua juga sangat memotivasi

saya untuk ikut ajang ini,” terang dara yang pernah menyabet predikat pertama dalam Lomba Tata Rias

Tingkat Provinsi Bali 2012.

Bagi perempuan kelahiran Denpasar, 2 Mei 1995 ini Pemilihan Putra Putri Tuna Rungu bukan sekadar

ajang unjuk talenta dan intelektualitas. ”Ajang ini banyak memberi kesempatan kepada para disable

untuk maju mengembangkan bakat masing-masing. Banyak pengalaman-pengalaman menarik yang

bisa Nanda gali dan Nanda pelajari di sini,” jelasnya.

Tak hanya terhenti di ajang tingkat daerah tersebut, Nanda juga mengukir prestasinya di Pemilihan

Putra Putri Tuna Rungu Indonesia 2014 sebagai perwakilan Bali. Gelar Runner Up 2 pun berhasil

dikantonginya. “Alhamdulillah, lima hari selama karantina Nanda banyak belajar dan latihan terus.

Karena persaingan juga cukup ketat jadi Nanda harus benar-benar usaha agar dapat penilaian terbaik

dari dewan juri,” kata gadis yang berdomisili di bilangan Buana Raya Padang Sambian Denpasar ini.

Keterbatasan dalam diri Nanda tak pernah membuat ia patah semangat untuk mengejar mimpi-

mimpinya. Nanda selalu berpikir positif untuk bisa menanamkan kepercayaan dalam dirinya. Ia tidak

pernah merasa dirinya berbeda dengan orang lain. “Nanda cukup percaya diri, dan Nanda tidak pernah

merasa beda. Manusia semua sama dihadapan Allah. Ya mungkin karena Nanda tidak dengar jadi saat

ngobrol terkadang tidak nyambung. Ya itu saja sih masalahnya, tapi lama-lama juga mengerti,” papar

dara yang pernah meraih Juara I Tuna Rungu Berbakat 2014.

Page 68: M&I Volume 54 - July

68 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Putri kedua dari dua bersaudara ini mengatakan bahwa kedua orang tuanya baru menyadari keterbatasan

Nanda tersebut, saat ia masih berusia 3 tahun. “Kata mama papa, waktu kecil saya tumbuh sehat dan terlihat

normal seperti anak-anak kebanyakan. Namun, ada satu yang mengganjal saat itu ialah Nanda mengalami

keterlambatan berbicara. Orang tua mulai curiga, kemudian segera membawa saya ke dokter T.H.T. Di situ

baru ketahuan kalau saya ada gangguan pada pendengaran. Jadi saya tuna rungu semenjak saya lahir,” terang

siswi SMALB Negeri Sidakarya, Denpasar ini.

Meski kini, Nanda menikmati hobi modeling bukan berarti ia tak punya mimpi yang lain. “Saya sih maunya

kerja kantoran, kalau sudah enggak bisa jadi model lagi,” candanya. ng

Page 69: M&I Volume 54 - July

69Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 70: M&I Volume 54 - July

70 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Semenjak maraknya event lari jarak

jauh 5 K maupun 10 K di kota-kota besar,

penjualan sepatu Sneakers pun semakin

meningkat. Sneakers pun tak sekadar

menjadi teman berolahraga, namun juga

menjelma sebagai fashion statement bagi para

fashionista. Ya, sepatu Sneakers kini masuk

ke dalam daftar gaya hidup kalangan kelas

menengah. Nike adalah salah satu brand

yang sukses memperkenalkan sisi modis

dari sepatu Sneakers rancangannya. Tengok

saja produk New Balance maupun Nike Air

nya yang laris manis di pasaran, baik untuk

SNEAKERS mEnJELmA WEDGES & HIGH HEELS

LiFESTYLE

segmen pria maupun wanita. Tidak hanya

Nike yang bermain di pasar sneakers, rumah

mode dunia semisal Chanel maupun Dior pun

juga ikut mengadopsi tren tersebut.

Kini, Sneakers tak sekadar sepatu lari yang

modis. Terinspirasi oleh tingginya minat

Sneakers di kalangan hawa, oleh para

perancang sepatu kenamaan, Sneakers pun

tak lagi terlihat manly, melainkan disulap

dengan sentuhan feminin. Tahun 2013 lalu,

Isabel Marant menggegerkan dunia fashion

dengan terobosannya terhadap Sneakers.

Marant memperkenalkan rancangan wedges

Sneakers, di mana menggabungkan tampilan

sporty dari Sneakers dengan sisi feminis

dari hak berlapis tebal di dalamnya. Ini

membuat Sneakers begitu ramah digunakan

di berbagai kesempatan, tidak hanya untuk

berolahraga saja. Bahkan penampilan Anda

pun akan terlihat lebih jenjang dan anggun,

apalagi dibalut dengan busana kasual.

Beyonce, Miranda Kerr dan Jessica Alba

adalah beberapa artis yang kerap terlihat

memakai wedges Sneakers milik Marant. ng

www.blog.solestruck.com

Page 71: M&I Volume 54 - July

71Vol. 42 | Juni - Juli 2013Sumber Photo : www.bowsandsequins.com

Page 72: M&I Volume 54 - July

72 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Selalu saja ada yang berbeda di

gelaran Arisan Lestari. Tak hanya

varian tema acara yang unik,

tapi juga pilihan venue menarik.

Seperti Arisan Lestari pada 21

Juni 2014 lalu yang diadakan di Swiss-Bel

resort Watu Jimbar, Sanur. Mengadopsi

tema kasual Pool Party, ratusan peserta pun

dibawa dalam suasana rileks dan penuh tawa.

Para peserta arisan yang notabene kalangan

wanita aktif Denpasar pun dapat duduk-

duduk santai menikmati panorama segar

area swimming pool Swiss-Bel resort Watu

Jimbar dengan eksterior taman asri di

sekitarnya.

Sambil menikmati kudapan-kudapan nikmat

cita rasa hotel berbintang atau menyambangi

beberapa both merchant Lestari. “Kami

sengaja mengambil lokasi di area swimming

pool untuk menawarkan suasana baru di

Arisan Lestari kali ini,” ungkap Erry Yoga

EVENT

& CooKing CLASS

Page 73: M&I Volume 54 - July

73Vol. 42 | Juni - Juli 2013

kepada Ibu Indrawati Wijaya. “Ini yang kedua

kalinya saya ikut Arisan Lestari. Kaget juga

saya dipanggil sebagai pemenang utama,

padahal tadi saya telat ke acara ini. Eh,

enggak nyangka malah dapat cincin berlian.

Sukses terus untuk BPR Lestari dengan

arisannya,” ungkapnya.

Erry Yoga Sugama mengungkapkan bahwa

BPR Lestari mengundang seluas-luasnya

para wanita aktif Bali untuk turut bergabung

dalam Arisan Lestari. Arisan ini ditujukan,

agar para anggota bisa networking dan sharing

bussiness mereka. “Doorprize yang menarik

juga kami bagikan di setiap penarikan

arisan. Tidak hanya itu kami juga punya

hadiah menarik bagi peserta arisan yang

mereferensikan saudara maupun koleganya

untuk ikut serta dalam Arisan Lestari.

Program ini kami namakan Arisan Ajak-ajak,”

pungkasnya. ng

Sugama, selaku Public Relations Manager

BPR Lestari. Bukan Arisan Lestari, jika tidak

ada acara kejutan. Cooking Class pun menjadi

acara yang sukses menjadi kejutan utama,

sekaligus menarik antusiasme para peserta

Arisan Lestari. Beberapa peserta arisan pun

diminta untuk berpartisipasi dalam Cooking

Class yang dipandu oleh salah satu chief

Swiss-Bel resort Watu Jimbar. Mereka diberi

tantangan untuk mendekorasi kue secantik

mungkin. Pemenang pertamanya pun berhak

atas doorprize khusus dari sponsor.

Usai bercanda ria di Cooking Class, tibalah di

sesi utama yang paling ditunggu-tunggu oleh

seluruh peserta, yakni pengocokan Arisan

Lestari. Arisan Lestari masih memanjakan

para peserta dengan beberapa doorprize

yang bergitu menggiurkan dari para sponsor,

seperti Lavone Gallery, 5asec, Sophie Martin,

Swiss-Bel hotel, Rumah Sakit Kasih Ibu, Nu

Skin dan Sun Royal. Menariknya, hadiah

utama Arisan Lestari kali ini pun agak sedikit

berbeda, yakni sebuah cincin berlian. Cincin

berlian senilai Rp 15.500.000 itu pun jatuh

Pemenang Hadiah Utama

Cincin berlian senilai Rp. 15.500.000

menjadi doorprize utama dari Arisan kali ini

EVENT

Page 74: M&I Volume 54 - July

74 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

BUKAN SongKEt BiASA

i wayan gede AstinaSongket tak lagi sebatas kain

pelengkap keindahan kebaya yang

melilit manis bagian bawah tubuh

wanita Bali. Songket juga tak lagi

hanya berakhir sebagai primadona

untuk fashion ke Pura atau upacara adat

perkawinan ala Hindu Bali. Di tangan I Wayan

Gede Astina, kain tradisional khas Bali tersebut

menjelma produk fashion berkelas. Songket

disulapnya menjadi baju, gaun, tas, dompet, dan

bahkan sepatu sekalipun.

Di bilangan Legian Kuta, butiknya yang bertajuk

Unique Songket Bali telah memproduksi

ratusan produk fashion berbahan dasar songket

dan berlembar-lembar kain songket dengan

motif terbaru. Awalnya, Astina –begitu sapaan

akrabnya hanya memproduksi kain songket di

bawah brand Unique Songket Bali. Ia berinovasi

dengan menghadirkan desain motif yang

segar dan pemilihan material kain yang lebih

eksploratif. “Kenapa unik? Karena disini, kita

menjual kain-kain songket dengan desain unik,

di mana beberapanya enggak bisa didapatkan

di tempat lain. Saya buatkan desainnya dan

pilihkan sendiri warna serta kainnya, kemudian

dikerjakan secara khusus oleh beberapa

pengrajin,” terang pria kelahiran 12 September

1985 ini.

Page 75: M&I Volume 54 - July

75Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Desain motif-motifnya memang tak

biasa. Astina mengaku terinspirasi dari

pola ukiran patra-patra Bali. “Dari baca-

baca literatur arsitektur Bali pun saya

mendapatkan banyak inspirasi. Di sana

saya menemukan motif-motif yang jarang

diangkat untuk songket. Maka dari itu,

saya coba memunculkannya kembali,”

imbuh putra dari dua bersaudara ini. Untuk

pengerjaan kain songket dengan motif

khusus bisa memakan waktu 2-3 bulan,

untuk motif yang standar hanya 1 bulan.

Astina pun meminta bantuan 4-5 pengrajin

songket di Kabupaten Karangasem, semisal

pengrajin di Desa Tebola dan Semseman,

untuk mewujudkan desain-desain

inovatifnya. Selain meringankan pekerjaan

dan mengangkat songket Karangasem, hal

itu juga dilakukan demi memberdayakan

para pengrajin lokal. “Bisa dibilang pengrajin lokal masih banyak yang ‘dicekek’ pengepul,

karena kerap dimanfaatkan seperti dibayar murah. Padahal pengerjaannya lumayan

sulit dan biaya produksinya cukup besar. Selain itu banyak pengrajin yang menganggap

pekerjaan itu hanya sampingannya saja. Saya ingin mengubah taraf hidup mereka

dengan membuat profesi tersebut semakin menjanjikan,” papar Astina.

Setelah setahun hanya fokus sebagai produsen kain songket, Astina mencoba berinovasi

dengan memproduksi produk jadi berbahan dasar songket itu sendiri. Lewat label

barunya, GUZZ, Astina memperkenalkan karya-karya fashion songket dalam bentuk

tas, gaun, kemeja, dompet, sepatu wanita, dan tas. Sebelumnya, Astina memang belum

terpikir untuk memberi nilai tambah pada kain songket. Sejak 2012, ia melihat peluang

dan memberanikan diri untuk memproduksi lebih banyak produk jadi berbahan dasar

songket. “GUZZ ini berasal dari kata ‘Gus’, salah satu panggilan akrab untuk laki-laki

Bali dalam kehidupan bermasyarakat mereka. Kami pakai ini, karena ingin menunjukan

bahwa produk ini dikerjakan oleh laki-laki,” tutur alumni SMAN 5 Denpasar ini.

the rookie

Pertama-tama Astina mendapat tawaran membuat tas

wanita dengan material songket dari teman-temannya.

Akhirnya, kreasi itu berkembang dan semakin

ditekuninya. Namun, kini Astina fokus menciptakan

lebih banyak busana songket untuk pria. “Fokus bikin

baju cowok dari songket karena saya lihat banyak

cowok Bali yang sudah berani berimprovisasi dengan

pakaiannya tak hanya sekadar menggunakan safari

biasa saja. Di samping itu, hampir belum ada pengusaha

fashion di Bali yang spesifik menjual busana songket

khusus pria,” jelasnya.

Astina melihat minat masyarakat Bali masih

menggunakan songket sebatas sebagai bagian dari

busana adat ke pura atau untuk pernikahan Bali.

Padahal masyarakat Bali perlu diberi pemahaman

bahwa songket dapat juga diaplikasikan dalam busana

formal yang trendi. “Malah kebanyakan orang seperti

di Jakarta dan Surabaya sudah terbiasa menggunakan

songket untuk acara formal, karena memang lagi

ngetren,” ungkap pria berkulit sawo matang itu.

Oleh Astina, busana songket GUZZ dibandrol mulai kisaran 1,5 juta sampai 6 juta rupiah tergantung dari desain, motif, dan material kain.

Sementara untuk tas songket mulai dari 500 ribu sampai 1,5 juta rupiah. Bahkan kain songket dihargai 1,1 juta hingga 1,4 juta rupiah.

Menariknya tak hanya kain songket yang dapat ditemukan di butik Astina. Ia juga memerkan kain tenun Bali, seperti kain Endek dan kain Rang

Rang. Tak hanya kain tradisional Bali, ada pula kain tenun ikat dari NTT, Lombok dan Sumatra.

Page 76: M&I Volume 54 - July

76 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Mengejar Passion

terjunnya Astina ke bisnis fashion songket telah dilakukannya sejak

2011 silam. Bahkan pria berlatarbelakang pendidikan MIPA ini

rela melepaskan pekerjaan tetapnya di Laboratorium Hematology

RSUP Sanglah demi mengejar passion-nya tersebut. Astina mengaku

bahwa sejak kecil sudah memiliki ketertarikan dengan seni

menggambar, semacam membuat ilustrasi atau pun sketch desain.

Bahkan ia mampu mendesain kemeja Endek –nya sendiri yang biasa

ia gunakan setiap Jumat, ketika bertugas di lab dulu.

“Banyak rekan-rekan kerja saya di lab dulu yang tertarik dengan

desain baju Endek yang saya buat. Akhirnya banyak permintaan

berdatangan, agar dibuatkan desain yang serupa,” terang pria yang

berasal dari Legian, Kuta ini. Kemudian hari-harinya pun tak lagi

hanya disibukan dengan tugas-tugas di lab, orderan desain dan kain

pun mulai menumpuk. Tak ingin fokusnya terpecah, ia pun akhirnya

memilih untuk menekuni bisnis fashion lebih mendalam. “Saya sudah

kerja di lab selama 3,5 tahun. Buat saya itu sudah cukup. Saya ingin

keluar dari zona nyaman ini,” akunya

Astina pun memulai bisnis Unique Songket Bali dari nol. Hanya

berbekal passion dan keterampilan desain, ia pun siap menghadapi

resiko untuk tidak mendapatkan penghasilan tetap di awal

bisnisnya. Beruntungnya, Astina bertemu dengan partner bisnis yang

juga bergelut di bidang kain serta memperluas jaringan produknya

dengan mengikuti pelbagai eksebisi baik tingkat nasional maupun

Internasional. “Awalnya saya blank, karena tidak punya dasar

pendidikan bisnis. Namun, saya mencoba cari informasi di luar. Lobi

pertama saya lakukan dengan Kementerian Perindustian. Dari sana

baru saya mengetahui perihal eksibisi dan jaringan bisnis pun mulai

terbentuk,” ungkap Astina yang juga pernah mengikuti pameran

dagang di Hongkong tersebut.

Usaha berjejaring Astina pun tak sia-sia. Produk songketnya

pun mampu berekspansi baik dalam skala nasional maupun

Internasional. Di Jakarta sendiri, ia telah memasok material dan

produk jadi di ITC Cempaka Emas, Grand Indonesia dan Thamrin

City. Sementara untuk ekspor, produk GUZZ dan Unique Songket

Bali telah merambah ke Doha City, Qatar. Model bisnisnya pun

difokuskan dengan sistem konsinyasi demi menarik lebih banyak

pelanggan dari berbagai daerah.

Untuk ke depannya, Astina ingin merealisasikan impiannya

untuk mendirikan sebuah galeri khusus untuk kain tenun Bali,

di mana masyarakat juga bisa menyaksikan bagaimana proses

pembuatan tenun itu sendiri. “Selain itu, saya juga berencana untuk

memperbanyak ekspor dan ekspansi bisnis ini,” pungkasnya kepada

Money & I Magazine. ng

Page 77: M&I Volume 54 - July

77Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Page 78: M&I Volume 54 - July

78 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

teenlitcorner

Samantha Chandrawww.adriannaandevan.blogspot.com

GIANTSEpisode XVIII

I didn’t know why I was being such a cranky person that time.

thinking back at that incident, I realized how confused

Evan must’ve been. One second I was complaining

about food, and the next second I was screaming at him

with no clear reason. The next thing I did was even more

surprising... I ran away from him.

Of course we all know I wasn’t going to stay away from him too long.

I didn’t want to die, of course. I was only going to hide out for a little

while, stay away for a couple of hours. Just to make my point clear.

What point exactly? Now that I’m thinking about it, I didn’t have any

good reason to run away from him. I was just so tired of walking,

hiding, and climbing trees and rocks to get through this cursed

woods. I wanted to rest, to stop walking for a while and just relax

for a while. I wanted to talk to Evan about Celia, but he was so cold

and insensitive all the time, talking to him was not a good option.

I wanted to curl up in a ball and cry, but I couldn’t, because I was

too busy proving to Evan I was tough enough to make it through

this journey, when I was clearly not. I was... sick of the woods and

everything else. It had been a sucky week for me.

But it didn’t mean I could be a total bad to Evan.

I was starting to regret my whole attitude as I ran through the trees,

leaving Evan behind me further and further. I looked back to see if he

was chasing me, but he wasn’t. I didn’t know why I was disappointed.

It didn’t take too long for me until I ran out of breath. I collapsed right

there and then, catching my breath, panting and huffing like a total

idiot. I felt like I’ve just ran a marathon.

After I could finally breathe like a normal person, I started to look

around to see where my feet had brought me to. I was sitting under

a huge -or should I say massive- tree. I couldn’t identify what kind of

tree it was. It was probably the biggest, tallest tree in the woods, and

believe me I’ve seen massive trees before here.

It took me a while to realize the trees around me were also as gigantic

as the one in front of me. It seemed like all the trees around here grew

abnormally huge. And tall.

It felt like I was in a part of a giant land.

I stared around in wonder, fascinated of what I was seeing. The trees

were not only huge... they were absolutely beautiful. They were

colorful and graceful, unlike the spooky trees I’ve seen before. The

leaves were almost transparent, as if they were made of plastic. Some

of the trees were pink, some of them were blue, some of them were

purple. They were beautiful.

And then someone -no, something- stepped out behind the trees and

turned my fascination into fear. I stood up cautiously.

It was also gigantic like the trees around me. Maybe three or four

times bigger and taller than me. It had a face full of pimples, and I had

never seen anyone as ugly as... it.

The only reason I was calling the huge figure “it” was because I wasn’t

sure that the monstrous thing in front of me was even human. I mean,

he did look humanoid. But he was... gigantic. And ugly.

When I said, ‘it seemed like I was in a part of a giant land’ before I

didn’t mean it literally. Everybody knows giants didn’t exist.

But, what was this thing in front of me?

I gulped nervously and took a careful step back. To be honest, there

was nothing I wanted to do more than to run back to Evan, screaming,

Page 79: M&I Volume 54 - July

79Vol. 42 | Juni - Juli 2013

but I didn’t want to startle the giant. I

carefully looked up, and saw the face full of

pimples staring at me. His big stupid eyes

looked at me in puzzlement (yeah, I decided

to call it “he” now). He was confused, as if

trying to decide what type of food I was. I

smiled nervously.

“Uh... hello there,” I said, trying to sound

casual. So I just encountered a huge, ugly

giant. No big deal. “What’s up?”

The giant took quite a long time to fully

absorb my words.

And then he opened his mouth (his mouth

was the size of my head!) and roared. I had

never smelled a breath as foul as his.

“No, no, no!” I said, panicking, “don’t roar! I’m

just looking around here... I’m leaving, see?” I

took a couple steps back. But it was too late.

Another giant stepped out into sight. And

another one. And another one. All of them

were uglier and bigger than the one before

them.

Why did I leave Evan? Where was he?

Probably continuing his journey, I thought

sadly as I stared into the eyes of my killers.

Well, he was better off without me, anyway.

The giants surrounded me, looking at me as

if I was some kind of unexpected lunch. Well,

I probably was. Suddenly I felt very small.

Literally.

One of them, the most gigantic one, smiled.

Showing his incredibly yellow teeth. I could

see some food left-overs between his

unbelievably sharp teeth. Gross. 

He said one, simple, word.

“Food.”

And his big, wrinkly hand grabbed me and

picked me up.

I was going to be eaten. Alive. By a disgusting

giant.

I screamed as loud as I could.

The giant was about to put me in his

disgusting mouth, and I was bracing myself

to accept my cruel faith of ending in some

disgusting giant’s mouth, when the first giant

I saw saved me by snatching me away from

his friend as if I was some kind of toy. 

Well, I shouldn’t have said saved me. It

was actually sort of making things worse.

Because now they started fighting over me.

I was snatched, thrown, and grabbed by the

four giants. And not gently either. I screamed

in pain as their fingers almost crushed my

bones.

The most disgusting, gross giant was winning. 

He laughed in victory as he punched his

friend in the nose, causing him to loosened

his grip of me. The disgusting one snatched

me and quickly put me into his mouth.

Well, about to, anyway.

I was seconds away from being a dead girl

inside a giant’s mouth when suddenly I heard

a familiar voice.

“Adrianna!”

It was Evan’s voice. A little hope burst inside

me, knowing he was near. He’d found me.

I thought he had left, but here he was. He

looked for me. The thought made me less

scared. I couldn’t see him, but I knew he was

near. “Evan!” I cried.

“Oh my God!” he gasped, shocked. It was

the first time I heard his voice like that.

“Adrianna!” he screamed.

The giant dropped me in surprise, looking at

Evan. 

I plummeted down five meters. And I landed

on my shoulder, immediately dislocating it.

And also, I bumped my head on a gigantic

root--hard. Lucky me.

I saw Evan blasted the giants with a force

from his hands, causing the four giants to be

thrown back a few meters. The ground shook

by the impact. Before I could even absorb

what I just saw, I lost consciousness. ng

teenlitcorner

Page 80: M&I Volume 54 - July

80 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Belajar RetailBersama M&I Club

Kehadirannya pada gelaran serupa di M&I The Club periode 2013 lalu telah

mengundang banyak antusias. Si retailman yang memiliki pengalaman panjang

di bidang retail, yakni sebagai ex-GM Circle K dan kini sebagai direktur PT.

Momentum Retai ini membagi segala wawasan dan strateginya untuk sukses

dalam bisnis retail.

Dalam one-day workshop tersebut, Iswarin menuturkan berbagai teknik dan metode untuk

berbisnis retail, mulai dari penentuan lokasi, desain toko yang menarik, marketing dan

promosi, sampai dengan bagaimana membuat Standard Operating Procedure di bisnis retail.

Pakar Retail Bapak Iswarin kembali hadir di M&I The Club

untuk mengisi Workshop Modern Retail Business pada Sabtu, 21

Juni 2013 lalu.

EntErprEnEurSHip CLASS

Page 81: M&I Volume 54 - July

81Vol. 42 | Juni - Juli 2013

Tidak ketinggalan sejumlah metode

merchandising dibagi pada kesempatan

tersebut, sehingga peserta secara penuh

memahami bagaimana membuat usaha retail

dengan lay-out yang efektif, menghindari

dead area, dan menciptakan fast moving

product.

Workshop bisnis retail ini diikuti oleh

puluhan peserta berlatarbelakang wirausaha

maupun akademisi. Bertempat di Poltelkom

Bali, para peserta pun menuntaskan

workshop yang berlangsung dari pukul

09.00 Wita sampai 16.00 Wita dengan

diskusi serta tanya jawab kepada pembicara.

M&I Club masih akan menggelar sejumlah

pelatihan setiap bulannya dengan topik

yang berbeda-beda, namun tetap terkait

dengan kewirausahaan. M&I Club adalah

komunitas para pengusaha yang digagas

oleh Alex P Chandra [chairman BPR Lestari,

selaku founder dari Majalah Money & I, yang

merupakan majalah kewirausahaan dan

investasi.

“Saya berharap komunitas ini mampu sebagai

wadah edukasi para pengusaha dan juga

sebagai sarana networking masing-masing

peserta untuk membuka opportunity baru

yang bisa saja muncul dari gagasan atau

ide-ide yang ada di komunitas ini,” ujar Alex P

Chandra. ng

EntErprEnEurSHip CLASS

Page 82: M&I Volume 54 - July

82 Vol. 42 | Juni - Juli 2013

www.bprlestari.com

NICONICODISC 10%

FAIRFOODDISC 15% Untuk semua makanan dan minuman

Warung BENDEGADISC 10% Setiap pembelanjaan

BALE UDANG MANG ENGKINGDISC 15%

KASIH IBU GENERAL HOSPITAL DISC 5% Setiap pembelian obat

DISC 10% Untuk kamar dan laboratorium

KRISNA MODA BOUTIQUEDISC 15% Setiap pembelanjaan

BALI NUSA - Traditional Bali HandwovenDISC 10% Pembelian cash/ debit BCA

NEW MELATI - SALON, BRIDALDISC 10% ALL TREATMENT

Invalid promo lainnya

BALIBEACH GOLFFree only DISC 10% From published rate

Disc invalid package & tournament

ERHACLINICDISC 20% Setiap treatment DPCT (Deep pore

cleansing therapy)Berlaku jam 09.00 - 11.00 & 16.00 - 18.00

CEMPAKA BELIMBING VILLADISC 10% Setiap pembelanjaan

INUL VIZTADISC 15% Untuk ruang karaoke, makanan,

dan minuman

HARRIS HOTELSDISC START FROM 10%In spa, cafe & room rate

DEZIRE AESTHETIC CLINICDISC 30% untuk semua perawatan

HOUSE OF ALTARA BALIDISC 20% All treatment

EDEN HOTELDISC 15%

In Spa, Cafe & Room Rate

CEMPAKA TEXTILE & BORDIRDISC 10% ALL PRODUCTS

BODY & SOULDISC 20%

Mininamal belanja Rp. 500.000,-

SOL SUNGLASSESDISC 10%

THE ORANGE - BAKERY RESTAURANTDISC 10% F&B ONLY

Untuk minimal belanja Rp. 100.000,-

ATW EXPRESS & LOGISTICSDISC 15% From published rate

Setiap pengiriman internasional

BALI BIRD PARKDISC 15% Tiket masuk denganharga normal

DISC 10% Produk retail shopDISC 15% Restaurant Min Rp. 200.000,-

FLORENCE BAKERYDISC 15% All Time

Warung OLEDISC 15% All items (kecuali rokok)

D&I SKINCENTREDISC 10% - 25% All treatment

MY SPADISC 10% dari harga publish

IKAN BAKAR BARUNADISC 15%

UP 2 U BOUTIQUEDISC 20% ALL ITEM

MINARDI BOUTIQUEDISC 15%

PRODIA - LABORATORIUM KLINIKDISC 8% Semua permeriksaan

DISC 10% untuk panel check up, panel check up plus

TAMAN AIR SPALOWEST PRICE

BUMBU DESADISC 15% untuk semua jenis makanan dan

minuman

IWEAR SUNGLASSESDISC 10%

SECTOR - BAR & RESTAURANTDISC 15% From published rates

Invalid for alcohol drink & buffet package

ALL SEASON HOTELSDISC 10% untuk kamar, Restaurant

DISC 20% untuk SpaDISC 10% untuk Mice Package

ADIBI SALON & SPADISC 10% Setiap pembelian produk salon & spa,

sulam alis, eyeliner dan bibir

KAMPOENG VILLADISC 10%

CASHBACK 10% Setelah tamu check out

LLUVIA SPADISC 50% All Treatment

Jam 09.00 - 17.00

THE EXPERIENCE ADVENTUREDISC 10% Setiap pembelanjaan

Khusus The Experience Adventure

KOPI BALI HOUSE DISC UP TO 20%

ANTIQUE SPADISC 50% (jam 10.00 – 14.00)

DISC 25% (selain jam tersebut)

WARUNG CASA LOCADISC 15% Setiap pembelanjaan min Rp.

100.000,-

BALISTUNGDISC 30% biaya pendidikan bulan pertama

DISC 10% bulan selajutnya

MENGIAT RESTAURANTDISC 20% untuk menu A’la Carte

TROPICANA BEAUTY SPA & SALONDISC 50% Massage, reflexology & facial

treatment

RUMAH LULUR BALI TANGIDISC 15% All treatment dan setiap pem-

belanjaan

BARA SILVERDISC 50% All Item

BabyLandDISC 10% kecuali produk tertentu

BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYANDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

D' TUNJUNG BOUTIQUEDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

LA'VINA ROOMSDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

BALINE CHOCOLATEDISC 10% untuk setiap pembelanjaan

XO SUKI & CUISINEDISC 15% untuk menu Suki dan 10% untuk

menu a la carteMinimal belanja Rp. 150.000,-

GRAND KOMODODISC 10% untuk Tour

Page 83: M&I Volume 54 - July

83Vol. 42 | Juni - Juli 2013

SALES OF THE MONTH!

246706Please call us for more information

NikmatiSemuaKeuntungannya

Bersama KamiLEStAri FirSt LADiES mErupAKAn

progrAm DAri Bpr LEStAri YAng

mEmBEriKAn BEnEFit KEpADA nASABAH

LEStAri FirSt, KHuSuSnYA pArA iBu

BErupA DiSCount BELAnJA YAng

mEnguntungKAn.

JOIN US TO GET PRIVILEGE!

RUMAH SAKIT BALIMEDDISC 10% biaya kamar, DISC 5% biaya obat, DISC 10% total biaya lab & rontgent (khusus

rawat inap)

RUMAH SAKIT SURYA HUSADADISC 20% Rawat Inap

DISC 10% Medical Check Up

ROI & REINE - Baby Spa SalonDISC 10% Single Treatment

WARUNG KAYU APIDISC 10% Untuk semua jenis makanan dan

minuman

PONDOK KURINGDISC 15% Untuk F&B a la carte menu

ASTON Denpasar - Hotel & Convention CenterDISC 35% Untuk kamar

DISC 15% untuk F&B

AMETIS RESTAURANTDISC 10% Setiap pembelanjaan

LADY’S BAZAARDISC 20% All items

TIFARA AESTHETIC & WELLNESSDISC 15% untuk semua perawatan kecuali

injection dan pembelian produk

BALONKUDISC 10% All items

Transaksi min Rp. 500.000,-

MIRACLE Aesthetic ClinicDISC 10% All treatment

BUBBLE & ME SPADISC 10% Min belanja Rp. 150.000,-

ACCESSORITZDISC 20%

BALI BAKERYDISC 10% Kecuali merchandise

PRIMA MODADISC 30% Tidak berlaku untuk sutra

HOUSE OF DURADISC 30% FACE TREATMENT

DISC 20% Selain face treatment

SERANGAN DIVE & WATERSPORTDISC 50% semua produk dive & watersport

THE ULUWATU SPADISC 20% untuk semua treatment Spa

SUN ROYAL BALI HOTELDISC 50% untuk harga kamar

FIVELEMENTSDISC 30% Beauty Ritual Menu

DISC 10% untuk makanan saja di Sakti Dining Room

CAHYA DEWI SALON, SPA & BRIDALDISC 15% semua produk treatment

GRAND ISTANA RAMA HOTELDeluxe Room Best Rate

DISC 30% massage, DISC 20% LaundryDISC 20% F&B Restaurant

MOOIJ BOUTIQUEDISC 15% Untuk semua item produk

POP HOTELSDISC START FROM 5%

In room rate

BELLA WAXINGDISC 20% Setiap pembelanjaan

LARISSA AESTHETIC CENTERDISC 10% Skin rejuvenation

LITAMA JEWELRYDISC 15% untuk berlian ready stock

DISC 40% untuk berlian dengan pesanan

BALI BRASCODISC 50% untuk Spa

DISC 30% untuk salon & nailDISC 10% untuk boutique & factory outlet

MG PET SHOPDISC 5% untuk setiap pembelanjaan

HOTEL SANTIKA SILIGITADISC 45% untuk semua tipe kamar

RAJA AMPAT DIVE LODGEDISC 10% untuk Tour

QUANTUM SARANA MEDIKDISC 10% Untuk medical check up lab

DISC 5% No lab

RUTH DESSERTS CAFEDISC 15%

ALL MENU

Page 84: M&I Volume 54 - July

84 Vol. 42 | Juni - Juli 2013