METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

24
1 METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP IT MENTARI ILMU KARAWANG Dr. H.Tajuddin Nur, M.Pd.I dan Neng Ulya, S.Pd.I ABSTRAK Penelitian ini berjudul Metodik Didaktik Guru PAI DI SMP IT MENTARI ILMU KARAWANG. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode belajar yang dipakai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Dengan melakukan observasi, kepustakaan dan wawancara pada sumber terkait. Dari hasil analisa diatas bahwa pelaksanaan metode pelajaran PAI adalah dengan cara dan gaya yang berbeda. Di SMPIT Mentari Ilmu menggunakan Metode Teori dan Praktik, Tahsin dan Tafhimul Quran. Dari metode tersebut bertujuan untuk memaksimalkan cara belajar mata pelajaran PAI. Mempelajari Teori dan Praktik dengan baik dan sempurna. Sehingga pelajaran PAI tidak lagi berkesan menjenuhkan bagi siswa. PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran perlu direncanakan dengan baik. Beberapa kompetensi yang harus dikuasai Guru Agama Islam pada khususnya adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran, serta menjalani rancangan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh lembaga. Adapun bentuk Kompetensi guru PAI salah satunya adalah metode mengajar dan gaya mengajarnya. Aktivitas belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan yang baik kepada anak didik untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru Pendidikan Agama Islam

Transcript of METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

Page 1: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

1

METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SMP IT MENTARI ILMU KARAWANG

Dr. H.Tajuddin Nur, M.Pd.I dan Neng Ulya, S.Pd.I

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Metodik Didaktik Guru PAI DI SMP IT MENTARI ILMU KARAWANG.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode belajar yang dipakai pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Dengan melakukan

observasi, kepustakaan dan wawancara pada sumber terkait.

Dari hasil analisa diatas bahwa pelaksanaan metode pelajaran PAI adalah dengan cara dan gaya yang

berbeda. Di SMPIT Mentari Ilmu menggunakan Metode Teori dan Praktik, Tahsin dan Tafhimul

Qur‟an. Dari metode tersebut bertujuan untuk memaksimalkan cara belajar mata pelajaran PAI.

Mempelajari Teori dan Praktik dengan baik dan sempurna. Sehingga pelajaran PAI tidak lagi

berkesan menjenuhkan bagi siswa.

PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan

pembelajaran perlu direncanakan dengan baik. Beberapa kompetensi yang harus dikuasai Guru

Agama Islam pada khususnya adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran, serta menjalani

rancangan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh lembaga. Adapun bentuk Kompetensi guru PAI

salah satunya adalah metode mengajar dan gaya mengajarnya. Aktivitas belajar mengajar hendaknya

memberikan kesempatan yang baik kepada anak didik untuk memperoleh informasi, ide,

keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar

bagaimana belajar. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru Pendidikan Agama Islam

Page 2: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

2

memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar

yang sesuai dengan tujuan belajar PAI yang telah dirumuskan, baik tujuan belajar yang dirumuskan

secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun hasil ikutan yang didapat dalam proses

belajar, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah anak didik mengikuti

diskusi kecil kelompok kecil dalam proses belajar.

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya

pendidikan. Itulah sebabnya, setiap ada inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan

peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor

guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan.

Demikianpun dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut untuk memiliki multi peran sehingga

mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.

Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan

meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara

melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Mulai dan akhirilah mengajar tepat pada waktunya. Hal

ini berarti kesempatan mengajar semakin banyak dan optimal, serta guru menunjukkan keseriusan saat

mengajar sehingga dapat membangkitkan minat/motivasi siswa untuk belajar. Makin banyak siswa

terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan

dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program

pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar.

Bagi guru sendiri keberhasilan tersebut akan menimbulkan kepuasan, rasa percaya diri serta semangat

mengajar yang tinggi. Hal ini berarti telah menunjukkan sebagian sikap guru profesional yang

dibutuhkan pada era globalisasi dengan berbagai kemajuannya, khususnya kemajuan ilmu dan

teknologi yang berpengaruh terhadap pendidikan. Guru profesional hendaknya mampu mengantisipasi

hal-hal tersebut, sehingga apa yang disampaikan kepada siswa selalu berkesan dihati anak. Untuk

memenuhi harapan tersebut, terutama yang berkenaan dengan upaya meningktakan kualitas guru

profesional. Keahlian guru sangat dibutuhkan dalam mata pelajaran apapun. Setiap mata pelajar

Page 3: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

3

memerlukan media dan metode yang berbeda-beda. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

pada umumnya selalu saja mengalami hambatan dalam penyampaiannya, sedangkan jelas dalam

mengajar agamapun memerintahkan untuk kita selalu memberikan contoh sebagai media dan

metodenya. Khusus dalam mata pelajaran agama, media atau alat mungkin tidak selalu dibutuhkan,

namun guru harus berpikir bagaimana caranya setiap materi yang diajarkan harus mampu dimengerti

dan dipahami.

Pada pelajaran Pendidikan Agama Islam kecenderungan mengajarkan materi pelajaran dengan hanya

menggunakan metode ceramah saja dan praktik, hal itu sering kali menimbulkan kejenuhan pada

siswa. Karena seharusnya masih banyak lagi metode yang bisa dipergunakan. Guru harus selalu

tampil dengan terampil untuk mengolah kelas. Pelajaran Pendidikan Agama Islam juga memiliki

peran yang sama dengan mata pelajaran-mata pelajaran lainnya. Bahkan bisa menjadi lebih penting

dari yang lainnya. Penggunaan metodenya pun harus disesuaikan dengan bab pembahasan pelajaran,

begitupun dengan gaya mengajar seorang guru Pendidikan Agama Islam harus selalu menyusaikan.

Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan akan tetapi terus agamis, guru

juga harus mampu membuat siswa menyenangi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini tentu

tidak lepas dari berbagai dukungan. Pihak lembaga juga turut serta membantu dalam proses

penyelenggaraannya, segala bentuk dukungan untuk proses belajar mengajar tentu diharapkan.

Sekolah memiliki kewajiban untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, atau

biasa kita sebut dengan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan

setiap lembaga, hal yang begitu penting berkaitan dengan Metode dan Gaya mengajar seorang Guru

(Metodik-Didaktik). Beberapa diantaranya adalah Standar Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan

Prasarana. Dalam pelaksanaannya, tenaga kependidikan memiliki peran yang penting.

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk

menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana di dalamnya termasuk pendidik. Secara lebih luas

tentang tenaga kependidikan sudah termaktub di dalam UU No. 20 tentang Sisdiknas tahun 2003,

yaitu sebagai betikut:

Page 4: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

4

1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik,

pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan

2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar adan pelatih

3. Pengelola satuan pendidikan, kepala sekolah, direktur, rektor dan pimpinan satuan

pendidikan luar sekolah.

Begitu juga pada standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, masjid,

perpustakaan, laboratorium, tempat bermain, tempat berekreasi, tempat berkreasi, serta sumber belajar

lainnya.

Kedua komponen ini sangat berkaitan dalam pengembangan metode pembelajaran, semua saling

memiliki ketertarikan dan memberikan manfaat. Itu hanya dua dari delapan standar yang telah

ditetapkan pemerintah.

BATASAN MASALAH

Melihat banyaknya penyempurnaan dalam proses belajar mengajar demi terwujudnya hasil

pembelajaran yang sesuai dengan rencana pendidikan, akhirnya peneliti membatasi penelitian ini pada

masalah Metodik dan Didaktik atau biasa dikenal dengan Metode dan Gaya Mengajar/ Cara Mengajar

guru PAI. Adapun informasi yang dibutuhkan ialah tentang pelaksanaan kurikulum PAI di SMP IT

Mentari Ilmu, metode dan cara mengajar guru PAI, kekurangan dan kelebihan penggunaan metode

tersebut.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan metode dan cara mengajar yang baik untuk

mata pelajaran PAI tingkat SMP, dan merancang metode sebagai alat untuk keberhasilan

pembelajaran, khususnya pada pelaksanaan mata pelajaran PAI.

Page 5: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

5

MANFAAT PENELITIAN

Manfaat bagi peneliti:

Memberikan banyak referensi, karena mendapat informasi dari beberapa sumber

terpercaya.

Manfaat bagi Universitas atau Fakultas:

Mengingatkan kembali betapa pentingnya metode dan gaya mengajar dalam pelaksanaan

pembelajaran disebuah lembaga pendidikan pada semua jenjang. Dan bisa menjadi bahan

rujukan pada kurikulum diperguruan tinggi yang khusus pada program studi Pendidikan

Agama Islam.

TINJAUAN PUSTAKA

Metodik berasal dari kata Methode yang berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum.

Metodologi searti dengan kata metodik yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi

metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam kegiatan belajar dinamakan Metode

pembelajaran, yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan,

fungsinya adalah menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan

bagian yang integral dalam suatu pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan selaras dengan

karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan

atau pemilihan metode mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, kondisi, kemampuan pribadi guru,

sarana dan prasarana.

Secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa (Greeka) yang terdiri dari dua suku kata yaitu

“metha” artinya melewati atau melalui, dan “hodos” artinya jalan atau cara. Ada juga yang

mengatakan secara etimologi dalam bahasa arab, yang dikenal dengan istilah “Thariqah” yang berarti

langkah-langkah strategi yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan atau pendidikan,

metode harus diwujudkan dengan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap

Page 6: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

6

mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat

dicerna dengan baik. Sedangkan secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut:

a. Hasan Lunglung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui

untuk mencapai tujuan pendidikan

b. Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang

praktis dalam mencapai tujuan pengajaran

c. Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang penting cepat

dalam mengajarkan mata pelajaran

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara,

jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus

mata pelajaran.

Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis.

Polipragmatis, bilamana metode mengandung kegunaan yang serba ganda (multypurpose), misalnya

suatu metode tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun atau

memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat bergantung pada sipemakai, atau pada corak atau bentuk

serta kemampuan metode sebagai alat. Sedangkan monopragmatis, bilamana metode mengandung

satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan saja.

Secara garis besar metode mengajar dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang lazim yang dipakai oleh

guru atau disebut metode tradisional.

2. Metode mengajar inkonvesional, yaitu suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan

belum lazim digunakan secara umum, seperti mengajar dengan modul, pengajaran

berprogram, machine unit, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan

Page 7: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

7

diterapkan di sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta

guru-guru yang ahli menanganinya.

Ada banyak jenis metode yang digunakan, sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Salah

satunya adalah metode yang digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Macam-macam metode pembelajaran

Adapun metode-metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka

kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar, memperhatikan,

dan mencatat keterangan-keterangan guru. Metode ini layak dipakai guru bila pesan yang

disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru adalah seorang

pembicara yang baik.

Kelebihan : Penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-

banyaknya, pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap

siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.

Kelemahan : Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa,

siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru,

menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa

berkurang.

2. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berinteraksi

secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan

pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu.

Kelebihan : Siswa terpacu untuk aktif berbicara di dalam kelas

Page 8: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

8

Kelemahan : Siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil yang dicapai, siswa

mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan

sistematis.

Untuk mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode ini: pimpinan diskusi diberikan

kepada murid dan diatur secara bergiliran, guru megusahakan seluruh siswa agar

berpartisipasi dalam diskusi, mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran

berbicara, sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya,

mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam membimbing belajar siswa

antara lain :

a) Whole group

Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah

anggota tidak lebih dari 15 orang.

b) Diskusi kelompok

Kelas dibagi beberapa kelompok, dan melakukan diskusi. Ada yang berperan sebagai

fasilitator dan ada yang menjadi audiens.

c) Buzz group

Suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5

orang. Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan

mudah. Diskusi diadakan ditengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud

menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab

beberapa pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu

membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran,

membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing. Dengan

demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi,

informasi, interpretasi sehingga adapat dihindarakan kekeliruan-kekeliruan.

d) Panel

Page 9: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

9

Suatu kelompok kecil, baisanya 3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk

dalam satu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator. Panel ini

secara fisik dapat berhadapan dengan audiens, dapat juga secara tidak langsung,

seperti di televisi. Audiens mengikuti dari layar televisi.

e) Syindicate group

Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6

orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru

menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas; ia menggambarkan aspek-aspek

masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari

suatu aspek tertentu. Guru menyediakan sumber atau referensi dan informasi lain.

Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi dan

menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat. Tiap laporan dibawa ke sidang

pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.

f) Symposium

Beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan

membacakan di muka peserta simposium secara singkat (5-20) menit. Kemudian

diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari

pendengar. Bahasan atau sanggahan tersebut selanjutnya dirumuskan oleh panitia

perumus sebagai hasil simposium.

g) Informal debate

Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subjek

yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan normal.

Bahan yang cocok untuk diperdebatkan adalah yang bersifat problematic, bukan yang

bersifat actual.

h) Fish bowl

Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk

mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran

dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengan

Page 10: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

10

duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada di dalam

sebuah mangkuk (fish bowl).

Sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin

menyumbangkan pemikirannyanya dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila

ketua diskusi mempersilahkan bicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan

kursi setelah bicara.

i) Brain storming

Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota

kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar agar

anggota kelompok belajar mengahargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa

percaya kepada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang

dianggap benar.

3. Metode Tanya Jawab

Yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid

menjawab atau penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,

terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada guru.

Kelebihan : Situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan

buah fikiran, melatih agar anak berani mengungkapkan pendapatnya dengan lisan,

timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan menghangatkan proses diskusi

dengan lisan secara teratur, mendorong murid lebih aktif dan sungguh-sungguh,

merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya fikir, mengembangkan

keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Kelemahan : Memakan waktu lama, siswa merasa takut apabila guru kurang mampu

mendorong siswanya untuk berani menciptakan suasana yang santai dan bersahabat, tidak

mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tingkat berfikir siswa.

4. Metode pembiasan

Page 11: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

11

Yaitu sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap

dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama islam. Contohnya ayat pengharaman

khomar.

Kelebihan : Tidak hanya berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan aspek batiniyah. Metode

ini tercatat sebagai metode paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.

5. Metode keteladanan

Yaitu hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari orang lain, namun

keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladan yang dapat dijadikan sebagai alat

pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam

ayat alqur‟an.

Kelebihan : Memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya,

memudahkan guru mengevaluasi hasil belajar, tercipta situasi yang baik dalam

lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Kelemahan : Figur guru yang kurang baik cenderung akan ditiru oleh anak didiknya, jika

teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.

Metode guru PAI atau biasa dikenal dengan Metode mengajar guru PAI adalah keahlian khusus yang

perlu dimiliki setiap guru Pendidikan Agama Islam.

Mengenal dua metode yang harus dimiliki seorang guru, yaitu:

1. Metodik Umum, yaitu pengetahuan yang membahas cara-cara mengajarkan suatu jenis

mata pelajaran tertentu secara umum, artinya hanya secara garis besar jalan pelajaran beserta

kesulitan-kesulitan pada suatu mata pelajaran tertentu.

2. Metodik Khusus, yaitu pengetahuan yang membentangkan cara-cara mengajarkan sesuatu

jenis pelajaran tertentu secara mendetail. Kedudukan metodik dalam proses belajar mengajar

adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi belajar mengajar, sebagai alat untuk

mencapai tujuan pengajaran.

Page 12: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

12

Proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi

lebih pandai dan memiliki kreatifitas yang nantinya dapat dipergunakan untuk bekal setelah selesai

dalam menempuh pendidikan. Peran seorang pengajar sangatlah penting, selain sebagai pendonor

ilmu peran seorang guru adalah untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Membutuhkan minat

siswa tidaklah mudah dilakukan oleh seorang guru. Dibutuhkan berbagai macam cara agar untuk

membangkitkan minat belajar saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam sebuah proses

pembelajaran, seorang pengajar pastilah memiliki cara tersendiri dalam melakukan pembelajarannya.

Tidak mungkin seorang guru melakukan proses pembelajaran tanpa maksud yang jelas dan

tersistematis. Tentulah ada patokan-patokan yang harus dipenuhi atau dipatuhi dalam melakukan

sebuah pembelajaran supaya tujuan yang diharapkan terpenuhi.

Menurut Hebert Bisno (1968): yang dumaksud metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan

dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang

disiplin dan praktek. Ini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu orientasi aktifitas yang

mengarah pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas.

Cara seorang guru yang digunakan dalam mengajar agar proses transfer ilmu dapat berjalan dengan

baik sehingga siswa menjadi mudah paham, yaitu dengan metode.

Sangat pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran membuat pengajar haruslah pintar-pintar

dalam menentukan metode manakah yang sesuai dengan kondisi kelas yang sedang diajar. Kedudukan

metode dalah sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan juga sebagai alat untuk

mencapai sebuah keberhasilan dan pembelajaran, maka keberhasilan yang diperoleh dalam proses

belajar-mengajar, diharapkan dapat efektif pula dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Jadi,

kesalahan dalam menentukan metode juga berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar, seperti yang

dikemukakan oleh Winarno Surakhmad, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:46)

diantaranya:

1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya

Page 13: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

13

Menggunakan metode mengajar haruslah sesuai dengan tujuannya, adapun jenisnya tentu

dimaksudkan untuk menjadi fungsi metode yang baik, agar rencana tujuan pembelajaran

dapat sesuai dengan target yang diinginkan.

2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya

Memilih metode haruslah melihat tingkat kematangan peserta didik, peserta didik yang

satu dengan yang lainnya tidak akan sama tingkat kematangannya. Itu juga menjadi

pertimbangan seorang guru untu memilih metode dalam mengajar. Berbagai macam jenis

metode digunakan tidak menjadi persoalan, asal tujuan pembelajaran sesuai dengan

keinginan dan aktifitas belajar dapat berjalan dengan baik.

3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya

Melihat situasi yang bermacam-macam keadaannya. Menentukan metode juga harus

memperhatikan faktor ini, adalah faktor situasi. Dimana seorang guru dan peserta didik

akan menghadapi situasi berbeda di dalam kelas. Tidak semua anak senang dengan

metode yang digunakan guru tersebut. Maka dari itu guru haruslah pandai melihat situasi.

4. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya

Fasilitas jugamenjadi faktor untuk memperhitungkan metode apa yang ingin digunakan.

Fasilitas baik secara kual;itas dan kuantitas juga perlu diperhatikan, hal itu akan sangat

mempengaruhi tingkat keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas.

5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

Pribadi guru serta kemampuannya yang berbeda-beda juga menjadi ukuran untuk

menggunakan metode yang baik dan benar. Memilih metode juga disesuaikan dengan

kapasitas atau kemampuan guru dalam mengolah dan mengelola metode pembelajaran.

Hal ini menuntut tingkat profesinalisme yang cukup tinggi.

Page 14: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

14

Pupuh F dan M. Sobry S (2010:60): juga memberikan arahan dalam menentukan sebuah metode yang

akan dipergunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tujuan yang hendak dicapai

Menentukan metode harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya, kesalahan dalam

menentukan metode akan mempengaruhi tingkat kenaikan dan penurunan minat belajar

siswa.

2. Materi pelajaran

Materi pelajaran beragam, metode yang digunakanpun harus beragam. Tidak semua mata

pelajaran menggunakan metode yang sama. Setiap mata pelajaran memiliki tujuan

tersendiri, memiliki capaian tersendiri.

3. Peserta didik

Bukan hanya mata pelajaran yang beragam, peserta didik pun beragam. Dalam hal ini,

anak selalu dituntut mengerti apa yang guru sampaikan. Dalam evaluasinya guru selalu

menginginkan hasil yang maksimal. Namun, semua ini tidak akan terjadi tanpa dibarengi

dengan metode mengajar yang tepat, baik dan benar. Guru harus bekerja keras dalam

menentukan metode apa yang akan dipakai. Peserta didik juga perlu dipikirkan, apakah

peserta didik dapat menanggapi dengan baik atau tidak. Setiap kendala pasti

ditemukan.Baik dari peserta didik, guru ataupun faktor lainnya.

4. Situasi

Sebelum mnggunakan metode, alangkah lebih baiknya adalah membaca situasi. Membaca

situasi perlu dilakukan, agar penerapan atau penggunaan metode dapat berjalan dengan

baik. Hal ini mengapa perlu diperhatikan? Sebab dalam praktiknya kita akan selalu

dihadapkan dengan situasi dan kondisi diluar dugaan.

5. Fasilitas

Faktor pendukung berikutnya dilingkungan sekolah, selain guru. Fasilitas menunjang

segala bentuk aktivitas yang terjadi di sekolah. Saat ini para orang tua sebelum

mendaftarkan anaknya pada sebuah lembaga pendidikan adalah menjadi hal yang wajar

Page 15: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

15

untuk mencari lembaga dengan berbagai macam fasilitas yang jelas, demi menunjang

prestasi anak sebagai warga belajar di sekolah tersebut. Kemudian melihat metode belajar

apa yang digunakan sekolah tersebut dengan mengandalkan fasilitasnya.

6. Guru

Guru adalah sumber belajar. Sebagai sumber belajar guru harus menjadi nara sumber

yang baik bagi warga belajar (murid). Guru memiliki peran penting dalam penggunaan

metode belajar, maka itu guru dituntut memiliki kompetensi.

Didaktik berasal dari bahasa yunani „didasko‟ yang asal katanya adalah didaskein atau pengajaran

yang berarti perbuatan atau aktivitas yang menyebabkan timbulnya kegiatan dan kecakapan baru pada

orang lain. Didaktus berarti pandai mengajar, sedang didaktika berarti saya mengajar atau jalan

pelajaran, bahkan ada yang menyebutkan sebagai ilmu tentang mengajar dan belajar. Ilmu ini

membicarakan bagaimana cara membimbing kegiatan belajar secara berhasil.

Menururt pengertian baru, didaktik diartikan sebagai ilmu yang memberi uraian tentang kegiatan

proses mengajar yang menimbulkan belajar

Untuk mengetahui hubungan antara metodik dengan didaktik perlu diperbincangkan terlebih dahulu

lingkaran permasalahan didaktik dan metodik itu, setelah itu barulah kita menemukan garis tersebut.

Mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi antara

pendidik dan peserta didik. Aktivitas mengajar merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan proses

belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode. Mengajar merupakan sebuah tindakan

kemahiran dalam menyajikan bahan pelajaran dengan meramu berbagai penggunaan metode mengajar

dengan menyajikan materi belajar. Kemampuan mengajar merupakan kamampuan yang wajib

dimiliki oleh setiap pengajar, dan salah satu ilmu yang dipelajarai dalam menambah kemampuan

mengajar adalah kemampuan menghadapi anak didik yang memiliki karakter, kemampuan serta

keinginan yang berbeda-beda. Guru harus bisa mengakomodir semua keinginan anak didiknya.

Menurut Sardiman (2003:45): Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau

mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses

Page 16: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

16

belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk

kelangsungan kegiatan mengajar. Antara lain:

a. Definisi klasik menyatakan bahwa mengajar diartikan sebagai penyampaian sejumlah

pengetahuan karena pandangan yang seperti ini, maka guru dipandang sebagai sumber

pengetahuan dan siswa dianggap tidak mengerti apa-apa. Pengertian ini sejalan dengan

pandangan Jerome S. Brunner yang berpendapat bahwa mengajar adalah meyajikan ide,

problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh

siswa.

b. Definisi modern menolak pandangan klasik seperti diatas, oleh sebab itu pandangan

tersebut kini mulai ditinggalkan. Orang mulai beralih ke pandangan bahwa mengajar

tidaklah sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan berusaha membuat suatu

situasi lingkungan yang memungkinkan siswa untuk belajar. Para ahli pendidikan yang

sejalan dengan pendapat tersebut antara lain: Nasution, yang merumuskan bahwa

mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya

dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadilah proses belajar mengajar.

Adapun konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa

bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelididki. Mengajar terjadi ketika adanya

proses belajar dan mengajar, karena mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan agar siswa dapat

mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimilikinya.

Kemampuan manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami lingkungannya merupakan

potensi dasar yang memungkinkan manusia belajar, dengan belajar manusia menjadi mampu

melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar dalam diri manusia adalah aktivitas

yang salah satunya adalah belajar. Disamping itu belajar juga memainkan peranan penting dalam

upaya mempertahankan kehidupan manusia.

Page 17: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

17

Belajar adalah suatu perubahan dalam disposisi atau kecakapan baru peserta didik, karena adanya

usaha yang dilakukan dengan sengaja dari pihak luar peserta didik (Sudjana). Unsur dalam belajar

adalah adanya warga belajar, sumber belajar, fasilitas sebagai bagian dari media.

Guru sebagai tenaga pendidik harus profesional. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu

jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang

orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar

bidang kependidikan (Hamzah:2007).

Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu

sebagai berikut:

a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada mata pelajaran yang

diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi

b. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk ikut aktif dalam berpikir, serta

mencari dan menemukan sendiri pengetahuan

c. Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia

dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

d. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah

dimiliki peserta didik, agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang

diterimanya

e. Sesuai dengan prinsip repitisis dalam proses pembelajaran diharapkan guru dapat

mejelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi

jelas.

f. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran

dengan praktik langsung

g. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik

dalam kelas maupun diluar kelas.

Page 18: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

18

h. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar melayani

siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

Definisi yang kita kenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan orang yang harus digugu

dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru

dan diteladani. Mengutip pendapat Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon dalam

bukunya This is Teaching (hlm.10): “Teacher is professional person who conducts class”

Guru adalah orang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas.

Sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare dalam Foundation of Teaching.

An Introduction to Modern Education (141): “Teacher are those persons who consciously

direct the experiences and behavior of an individuali so that education takes pleaces.” Guru

adalah orang mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari

seorang individu sehingga dapat terjadi pendidikan. Jadi, Guru adalah orang dewasa yang

secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik.

Orang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program

pembelajaran serta mampu dan menata dan mengelola kelas agar peserta ddik dapat belajar

dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses

pendidikan.

Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya

dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam

proses belajar mengajar pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan

mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya yang tak tersedia atau alasan lain. Hal

tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik serta

kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar atau yang biasa kita sebut guru. Media

sebagai alat bantu untuk mengajar berkembang dengan pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi.

Ragam dan jenis mediapun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu,

Page 19: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

19

keuangan maupun materi yang akan disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik dan

kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi.

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu mendapat perhatian dari para pengajar,

sehingga mereka dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Dalam

prosesnya pembelajaran tidak hanya menuntut apa yang menjadi media selama berlangsungnya

transformasi ilmu tersebut. Untuk memperoleh hasil pengajaran yang sebaik-baiknya dalam proses

mengajar guru harus selalu berusaha membangkitkan gairah belajar siswa, sehingga perhatian semua

tertuju pada pusat belajar. Guru harus menyadari bahwa tidak setiap bahan pelajaran menarik

perhatian siswa terutama pada mata pelajaran pendidikan tertentu. Guru harus menjadi Motivator bagi

siswa saat proses belajar mengajar berlangsung, setelah menentukan media apa yang akan digunakan

dalam proses belajar mengajar guru juga harus berpikir keras untuk dapat media tersebut mampu

diterima baik secara teori maupun praktiknya. Maka guru harus selalu menyesuaikan bahan pelajaran

yang akan disampaikan, selain itu guru perlu memiliki kemampuan khusus dalam metode

penyampaiannya dan penyajiannya, agar media yang digunakan dapat diterima oleh warga belajar.

Dalam mencari keseimbangan antara guru dan siswa guru perlu memiliki kecakapan khusus dalam

mentransformasi ilmu. Metodik (mtode) dan Didaktik (gaya pengajaran) menjadi penunjang dalam

berlangsungnya proses belajar mengajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar kita mengenal adanya teori dan praktek. Hal ini tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan beljar siswa. Guru akan selalu menyampaikan materinya, dan itu berupa

teori yang sesuai dengan mata pelajaran yang aka dipelajari dan dikatakan juga sebagai metode.

Labovitz dan Hagedora mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran, atau biasa kita kenal istilah

“pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan”bagaimana dan mengapa variabel-

variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.

Menururt Ensiklopedia Indonesia, teori dapat diartikan pandangan yang gunanya untuk memberi

keterangan bagi suatu hal tertentu. Juga dalam ilmu pengetahuan teori itu gunanya untuk memberi

keterangan bagi gejala-gejala tertentu, tetapi pada umumnya teori dalam ilmu pengetahuan itu berupa

Page 20: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

20

sistem yang terdiri atas berbagai dalil yang dikutip dari dua pengalaman dan hipotesa-hipotesa yang

keduanya berdasar pada asasa tertentu. Ada jugayang mengatakan teori adalah hulu atau sumber suatu

proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-

hipotesis kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan. Sedangkan praktik

adalah suatu cara mengajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu fakta

yang diperlukan atau yang ingin diketahuinya. Kegiatan praktikum pada dasarnya dapat digunakan

untuk:

1. Mendapatkan atau menemukan suatu konsep, mencapai suatu definisi sampai

mendapatkan dalil-dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.

2. Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah

dipelajari.

Menurut Djamarah dan Zain, memberi pengertian bahwa metode praktikum adalah proses

pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati

objek, keadaan proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Pendekatan penelitian

menggunakan pendekatan Kualititatif. Model yang terbentuk selanjutnya diuji untuk menentukan

kemampuan dalam menjelaskan peristiwa nyata.

Metode ini untuk menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi dalam situasi dan kondisi yang tidak

sama, karena metode ini dilakukan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftif.

Beberapa subjek penelitian, antara lain :

Page 21: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

21

a. Guru yang dieteliti adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT

Mentari Ilmu Karawang

b. Yang diamati adalah metodik dan didaktik guru atau metode dan gaya mengajar guru

Pendidikan Agama Islam di SLTP Mentari Ilmu Kab. Karawang

c. Sedangkan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini menggunakan sampel siswa kelas

VII, VIII, IX SMP IT Mentari Ilmu Karawang dengan masing-masing diwakili, sebagai

sampel pada penelitian ini. Adapun jumlah kelas pada masing-masing angkatan, untuk kelas

VII berjumlah 6 kelas, untuk kelas VIII berjumlah 5 kelas, untuk kelas IX berjumlah 5 kelas.

Total keseluruhan kelas ada 16 (enam belas) kelas.

1. Teknik observasi

2. Teknik Wawancara

3. Kepustakaan

HASIL PENELITIAN

Peneliti memulai penelitiannya dengan cara langsung mendatangi lokasi yang menjadi objek

penelitian, menentukan waktu yang tepat sesuai dengan tujuan peneliti untuk datang meneliti, yaitu

pada jam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Mentari ilmu Karawang. Lalu kemudian

waktu disepakati oleh pihak sekolah.

Pengambilan data dengan cara observasi dan wawancara. Observasi dilakukan pada saat mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung dan wawancara sebagai sumber informasi peneliti

adalah Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum. Dengan bahan pembicaraan kurikulum, penggunaan

media, mtode dan gaya mengajar guru Pendidikan Agama Islam yang diberlakukan dan dilaksanakan

di SMP IT Mentari Ilmu. Jadwal wawancara pada saat kunjungan pertama sampai pada observasi

selesai.

Beberapa pertanyaan diajukan pada saat wawancara berlangsung, diantaranya adalah:

Page 22: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

22

- Bagaimana kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP IT Mentari Ilmu Karawang? dan

- Metode apa yang digunakan pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT

Mentari Ilmu Karawang?

- Apa kekurangan dan kelebihan metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam di

SMP IT Mentari Ilmu Karawang?

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT Mentari Ilmu menggunakan kurikulum yang

hampir sama di SMP IT pada umumnya, yaitu teori dan praktik dan tahsin. Hanya pada

kesempatan tahun ini digunakan juga metode Tafhimul Qur‟an.

Semua siswa kelas VII, VIII, dan IX menggunakan metode ini pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP IT Mentari Ilmu. Teori yang disampaikan adalah bab yang berkenaan pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam, praktiknya sesuai dengan bab pembahasan. Contoh Bab Sholat

dan Thoharoh. Pelaksanaannya adalah teori di dalam kelas dan praktik diluar kelas, dengan mata

pelajaran yang sama hanya dibedakan pelaksanaannya. Waktu yang dipakai adalah di jam yang

diperuntukan khusus praktik. Artinya, teori dan praktik tidak di jadi satukan dalam pelaksanaannya.

Jam dan tempat berbeda namun masih pada mata pelajaran yang sama. Selain teori dan praktik pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT Mentari Ilmu ada juga metode Tahsin. Tahsin

secara bahasa artinya memperbaiki atau menghiasi, membaguskan, memperindah atau membuat lebih

baik dari semua. Memperbaiki bacaan Al-Qur‟an. Pada pelaksanaannya tahsin juga memiliki waktu

tersendiri untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP IT Mentari Ilmu Karawang, namun

masih satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.Pada metode tahsin ini siswa dibuatkan kelompok

yang masing-masing kelompok terdiri dari beberapa orang, pada tahsin ini gurunya berbeda dengan

teori dan praktik, tahsin ini diajarkan oleh guru khusus, guru yang khusus menguasai ilmu tahsin.

Pelaksanaannya juga memiliki waktu tersendiri. Siswa diajarkan hukum membaca al-qur‟an, siswa

juga diajarkan bagaimana menbaca al-qur‟an yang baik dan benar, membaca al-qur‟an dengan

keindahan dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Page 23: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

23

Selanjutnya ada juga metode Tafhimul Qur’an, Tafhimul Qur’an atau TQ, TQ dalam

pelaksanaannya memiliki 3 tahapan, yaitu:

1. Tahap membaca

2. Tahap mengartikan kata demi kata

3. Tahap memahami arti ayat

Tahap membaca adalah: siswa membaca terlebih dahulu ayat yang akan menjadi pembahasan, dengan

dipandu oleh guru pembimbing. Atau bisa juga guru pembimbing membaca ayat tersebut lalu

kemudian semua siswa mengikuti.

Tahap mengartikan kata demi kata adalah: siswa dengan dipandu guru pembimbing mengartikan kata

demi kata, guru pembimbing menjelaskan dan siswa menyimak dengan baik. Setiap kata pada ayat

pembahasan akan di maknai bersama, siswa wajib mengerti setiap kata yang ada pada ayat

pembahasan.

Tahap memahami arti ayat adalah: siswa dipandu guru pembimbing memahami ayat yang ada dalam

pembahasan. Ayat di hafal atau dibacakan kemudian artinya dibaca atau dihafalkan.

Keutamaan TQ ini adalah agar siswa mampu mengerti dan memahami ayat dengan baik dan benar,

serta mengetahui asbabun nuzul surat tersebut. Lalu kemudian siswa diharuskan menyimpulkan ada

kaitannya atau tidak dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya.

Penggunaan metode TQ di SMP IT Mentari Ilmu Karawang baru berjalan selama satu tahun, selain

ada teori, praktik, dan tahsin, lembaga merasa perlu menambahkan metode yang baru untuk siswa

dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya selesai dalam tatanan

teori saja. Kemudian dihadirkan metode TQ ini agar hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Agama

Islam bisa lebih sempurna. Pada pelaksanaannya juga siswa terlebih dahulu dibentuk kelompok, yang

terdiri dari beberapa siswa. Alasannya agar mempermudah dalam pelaksanannya. Pada kesempatan

tahun ini di SMP IT Mentari Ilmu Karawang adalah TQ pada surat yang sudah ditentukan dalam

rencana kurikulum, yaitu surat Al-Waqi‟a sebagi surat pertama yang dipelajari dengan metode TQ,

Page 24: METODIK DAN DIDAKTIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ...

24

DAFTAR PUSTAKA

Dajan, Ant Dajan. Anto. Metode Statistik I. Pustaka LP3ES. Jakarta. 2000

Ka Nazir. Moh. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 1988.

Katono. Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Mandar Maju. Bandung. 1990

Putra. Nusa. Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi. PT. Indeks. Jakarta. 2012.

Dr. Hamzah. Profesi Kependidikan : Problema. Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. PT.

Bumi Aksara. Jakarta. 2010

Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2010

Dr. Dadang dkk. Manajemen Pendidikan. Alfabeta. Bandung. 2013

Arief. Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta, Ciputat, 2002

Kasbollah K. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Inggris: (Teaching, learning, strategi). Malang.

IKIP Malang. 1993

Muhammad Siddik. Metode dan Teknik Mengajar pembelajaran Agama Islam. Jakarta. Ciputata

Press. 2004

Usman Basrudin M. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta Ciputat Press. 2004

H. Rustam E. Tamburaka. Pengantar Ilmu Sejarah: Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan

IPTEK. Jakarta. 1999

Prof. Dr. T.S.G Mulia. Ensiklopedia Indonesia N/T. Van houve. Bandung