METODE & RK3 3

download METODE & RK3 3

of 42

Transcript of METODE & RK3 3

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    1/42

    METODE PELAKSANAAN

    PENDAHULUAN

    Perkerasan beton semen (rigid pavement) merupakan suatu struktur perkerasan yang umumnya

    terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan.

    Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab)beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah

    dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena

    dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis

    permukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan

    mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari

    kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan

    lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan

    lapis permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang

    menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan

    beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan

    atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya. Lapis pondasi

    bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk

    menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-

    susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk

    pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :

    Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.

    Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction=k), menjadi

    modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).

    Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.

    Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT

    Pembahasan Metode Pelaksanaan pekerjaan ini mengambil beberapa ketentuan antara lain :

    Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan akan dimulai selambat lambatnya 7 (tujuh)

    hari dari tanggal penyerahan lapangan, atau yang di awali dengan melakukan Pre

    Construction Meeting (PCM).

    Pelaksanaan Mobilisasi dilaksanakan dalam waktu 60 hari kalender.

    Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan lokasinya harus sudah

    diperiksa kondisi tanahnya dan pengukuran di lapangan untuk pembuatan gambar rencana

    (shop drawing) yang disetujui oleh Direksi lapangan (Pihak Pengguna Jasa) Kapasitas Peralatan yang digunakan seperti yang terlihat di dalam analisa teknis yang

    merupakan bagian dari analisa harga satuan

    Bahan dan material yang digunakan semua telah memenuhi persyaratan teknis yang

    tertera di dalam spesifikasi teknis berlaku.

    Lingkup Pekerjaan

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    2/42

    Sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan secara umum meliputi:

    1. Pekerjaan Persiapan

    a. Pengukuran dan Pematokan

    b. Direksi Keet/Sewa Bangunan

    c. Dokumentasi dan Pelaporan

    d.

    Pembuatan Papan Nama Kegiatan2. Pekerjaan Berbutir

    a.

    Konstruksi Telford dengan Batu Kapur

    b. Lapis Pondasi Agregat Klas A

    3. Pekerjaan Perkerasan Kaku

    a. Beton B 0

    b. Pekerjaan Jalan Beton K-350 ( Non Flay Ash )

    c. Beton Oprit

    URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

    1.

    Pekerjaan Persiapan

    Pekerjaan persiapan dalam hal ini mencakup seluruh pekerjaan dalam rangka

    mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan utama, adapun masing-masing kegiatan persiapan

    sebagai berikut:

    1) Kegiatan Mobilisasi:

    a. Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Penyedia Jasa

    harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)

    yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila

    ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang

    non teknis dalam proyek ini.

    Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini: Pendahuluan

    Sinkronisasi Struktur Organisasi:

    Struktur Organisasi Pemilik

    Struktur Organisasi Penyedia Jasa

    Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan

    Masalah-masalah Lapangan:

    Ruang Milik Jalan

    Sumber-sumber Bahan

    Lokasi Base Camp

    Wakil Penyedia Jasa

    Pengajuan

    Persetujuan

    Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai

    Rencana Kerja:

    Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan

    kegiatan utama yang membentuk Pekerjaaan

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    3/42

    Rencana Mobilisasi

    Rencana Relokasi

    Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    Program Mutu

    Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

    Rencana Inspeksi dan Pengujian

    Komunikasi dan korespondensi

    Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

    Pelaporan dan pemantauan

    b.

    Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus

    menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila

    ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk

    dimintakan persetujuannya.Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

    c. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi

    yang disyaratkan dan mencakup informasi tambahan berikut:

    Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detil di

    lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, dangudang.

    Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua

    peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam

    Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan

    peralatan di lapangan.

    Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam

    Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan

    Daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar

    aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal

    tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur

    jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang

    menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk

    menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

    2)

    Penyediaan Direksi Keet dan Fasilitasnya

    Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, diperlukan adanya fasilitas

    kantor beserta kelengkapannya yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek. Hal-hal

    yang perlu diperhatikan dalam pemyediaan fasilitas ini adalah:

    a. Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum proyek dan harus

    menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan

    b. Tersedianya fasilitas komunikasi untuk menunjang kelancaran pelaksanaan

    kegiatan

    c. Tersedianya perlengkapan dalam Ruang Rapat dan Ruang Penyimpanan

    Dokumentasi Proyek

    3) Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    4/42

    Dalam rangka menjaga keselamatan pelaksanaan pekerjaan dari risiko kecelakaan lalu

    lintas serta meminimalkan risiko kenyamanan pengguna jalan pada saat

    berlangsungnya pelaksanaan proyek maka diharuskan untuk:

    a. Menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk mengendalikan dan

    melindungi karyawan, Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan yang melalui daerah

    konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan, dan memenuhi

    detil dan lokasi yang ditunjukkan dalam denah atau yang diterbitkan oleh Direksi

    Pekerjaan.

    b. Dalam rangka melindungi karyawan dan pengguna jasa terhadap keselamatan dan

    kesehatan kerja, maka penyedia jasa harus menerapkan SMK3 sesuai ketentuan

    yang berlaku.

    c. menyediakan, memasang rambu lalu lintas yang diperlukan, barikade, rel

    pengaman lentur atau kaku, lampu, sinyal , marka jalan dan perlengkapan lalu

    lintas lainnya dan harus menyediakan bendera dan petunjuk lalu lintas dengan cara

    lain sepanjang ZONA kerja pada setiap saat selama Periode Pelaksanaan.

    Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan perundangan dan peraturanyang berlaku.

    d. Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang perlu dikaji dan atau

    diperiksa oleh Direksi Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi, reflektifitas

    (daya pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang

    sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.

    e. Menyusun rencana manajemen keselamatan lalu lintas yang memuat hal-hal

    sebagai berikut:

    Sebelum memulai pekerjaan apapun, perlu menyiapkan dan mengajukan

    kepada Direksi Pekerjaan tentang Rencana Manajemen dan Keselamatan LaluLintas (RMKL) untuk pengoperasiannya selama periode pelaksanaan. RMKL

    harus berdasarkan analisa aliran lalu lintas tingkat makro dan juga mikro dan

    tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus dimutakhirkan secara

    regular berdasarkan pengalaman dan kondisi tempat pekerjaan. RMKL harus

    memperhitungkan Prosedur Keselamatan yang berlaku. RMKL harus

    memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan

    kendaraan tidak bermotor jika berada di sekitar daerah kerja.

    Daerah konstruksi dibagi dalam DAERAH KERJA dimana DAERAH KERJA

    ini dibagi lagi dalam ZONA KERJA, Pekerjaan diperbolehkan dilaksanakan

    secara simultan dengan DAERAH KERJA dan ZONA KERJA dalam jumlah

    tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan.

    Menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan

    terhadap operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia

    baik siang maupun malam untuk menanggapi panggilanjika ada kerusakan

    antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-rambu, dsbbaik karena

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    5/42

    vandalisme atau kecelakaan lalu lintas. Penyedia Jasa harus memberitahu

    identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan maupun pejabat lalu lintas

    setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.

    Menyediakan semua bahan dan peralatan untuk implementasi kegiatan-

    kegiatan manajemen dan keselamatan lalu lintas

    4)

    Pekerjaan Survei dan Pengukuran/Pematokan serta Peninjauan Kembali Rancangan

    Penyedia Jasa harus mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan,

    membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, selokan samping,

    gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, serta perlengkapan jalan lainnya

    seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman, dan landscape awal. Pekerjaan

    survei lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh panjang jalan dalam lingkup

    kontrak, tetapi tidak terbatas pada:

    a. Pengkajian Terhadap Persiapan dan Gambar

    Penyedia Jasa harus Mempelajari gambar asli yang terdapat dalam dokumen

    kontrak dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis

    sebelum pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadapperubahan kecil pada alinyemen, ruas dan detail yang mungkin terjadi selama

    pelaksanaan.

    Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar

    rencana dan spesifikasi, dan tidak boleh mengambil keuntungan atas

    setiap kesalahan atau kekurangan dalam gambar rencana atau

    perbedaan antara gambar rencana dan spesifikasi. Penyedia Jasa harus

    menandai dan memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan pada gambar

    rencana dengan persetujuan Direksi Pekerjaan

    Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi

    gambar rencana. Setiap perbedaan dari gambar rencana yangberhubungan dengan kondisi lapangan yang tidak terantisipasi, akan

    ditentukan dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

    Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan

    terhadap ketepatan atas setiap perubahan terhadap gambar rencana dalam

    kontrak ini.

    b. Survei Kondisi Perkerasan dan Geometrik Jalan

    Penyedia Jasa harus melakukan survei inventarisasi geometrik jalan dan

    survei kondisi jalan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.

    c. Pekerjaan Pelaksanaan Survei

    Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan revisi minor dan menerbitkangambar kerja, Penyedia Jasa harus yakin bahwa juru ukur telah dilengkapi

    dengan semua gambar kerja yang berisi informasi paling mutakhir tentang

    lebar perkerasan yang diperlukan dan potongan melintang standar. Semua

    pengukuran survei lapangan harus dicatat dalam buku catatan standar untuk

    survei lapangan. Lembar halaman yang terlepas tidak boleh digunakan.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    6/42

    Pemeriksaan Stasiun (Sta) pada setiap patok kilometer lama dengan

    menyiapkan sebuah denah yang menunjukkan secara pasti posisi setiap

    patok kilometer yang berhubungan dengan Sta proyek. Dalam keadaan

    bagaimanapun, patok kilometer lama tidak boleh dipindah atau digeser

    selama periode kontrak, kecuali kalau mutlak dibutuhkan untuk pelaksanaan

    pekerjaan.

    Pada lokasi pekerjaan yang akan diadakan perbaikan tepi perkerasanatau pelebaran, penampang melintang asli dari jalan lama harus diukur

    dan dicatat untuk perhitungan kuantitas.

    Untuk pengukuran semua lapis perata, dan jika diperlukan penyesuaian

    punggung jalan, harus diadakan pengukuran profil memanjang sepanjang

    sumbu jalan bersama dengan profil penampang melintang.

    d. Penetapan Titik Pengukuran dan Pematokan

    Pada umumnya, alinyemen jalan lama, permukaan jalur lalu lintas (carriageway

    surface), dan patok kilometer lama harus menjadi patokan untuk memulai

    pekerjaan pemeliharaan rutin, kecuali bila diperlukan perubahan kecil pada

    alinyemen jalan, maka dalam hal ini diperlukan titik kontrol sementara yangakan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan dan data-data detailnya akan

    diserahkan kepada Penyedia Jasa untuk menentukan titik pengukuran pada

    alinyemen yang akan diubah.

    Jika dipandang perlu menurut Direksi Teknis maka Penyedia Jasa harus

    melakukan survei secara akurat dengan memasang Bench Mark (BM)

    pada lokasi tertentu di sepanjang proyek untuk revisi minor terhadap

    gambar rencana, pengukuran ketinggian permukaan perkerasan atau

    penetapan titik pengukuran (setting out) yang akan dilakukan. BM permanen

    harus dibuat di atas tanah yang tidak mudah bergeser.

    Penyedia Jasa harus memasang titik patok pelaksanaan yangmenunjukkan garis dan ketinggian untuk pekerjaan perbaikan tepi

    perkerasan, lebar bahu, dan selokan samping sesuai dengan penampang

    melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus

    mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum memulai

    pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut Direksi Pekerjaan diperlukan perubahan

    pada setiap garis dan ketinggian, baik sebelum maupun sesudah

    penempatan patok, maka Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah

    yang terinci kepada Penyedia Jasa untuk melaksanakan perubahan

    tersebut dan Penyedia Jasa harus mengubah penempatan patok sambil

    menunggu persetujuan lebih lanjut.

    Apabila diperlukan untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa

    harus melakukan pengukuran penampang melintang pada permukaan tanah

    asli dalam interval 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan

    Profil yang diterbitkan harus digambar dengan skala, ukuran dan tata

    letak (layout) sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Gambar

    penampang melintang harus menunjukkan elevasi permukaan akhir yang

    diusulkan, yang diperoleh dari gambar detail rancangan.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    7/42

    Gambar profil asli bersama dengan 3 (tiga) salinannya harus diserahkan

    kepada Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan menandatangani 1 (satu)

    salinan untuk disetujui atau untuk direvisi, dan selanjutnya dikembalikan

    kepada Penyedia Jasa.

    e. Apabila Direksi Pekerjaan memandang perlu, maka Penyedia Jasa harus

    menyediakan semua instrumen, personil, pekerja dan bahan yang mungkin

    diperlukan untuk memeriksa penetapan titik pengukuran atau untuk setiappekerjaan relevan lainnya yang harus dilakukan.

    5)

    Direksi Keet

    Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya dengan

    memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:

    a.

    Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan Pemerintah Pusat maupun

    Pemerintah Daerah.

    b. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah

    lapangan,

    c. penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site)

    dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

    d. Bangunan yang dibuat/di sewa harus mempunyai kekuatan struktural yang baik,

    tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.

    e. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang

    cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

    f.

    Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas fondasi

    yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.

    g. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat

    menggunakan yang baru, atau yang bekas, tetapi dengan syarat harus dapat

    berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya sesuai dengan persetujuan Direksi

    Pekerjaan.h. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus layak untuk ditempati

    bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan minimum

    dilengkapi dengan jalan masuk berkerikil serta tempat parkir.

    i. Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan

    kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang, dan bengkel.

    j. Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok

    dan memenuhi kebutuhan proyek

    k. Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa

    dan harus menyediakan ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.

    l.

    Penyedia jasa harus memiliki alat komunikasi yang dapat berkomunikasidengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor pemilik, kantor Tim Supervisi

    Lapangan dan titik terjauh di lapangan.

    m. Tempat penyimpanan gambar dan arsip untuk dokumentasi proyek ditempatkan di

    dalam atau dekat dengan ruang rapat

    6)

    Pelaporan dan Dokumentasi

    a.

    Gambar Kerja

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    8/42

    SHOP DRAWING

    Gambar kerja (Shop Drawang) dibuat sebagai acuan kerja pelaksana dan

    mandor dilapangan, gambar kerja harus dimintakan persetujuan kepada Pengawas

    Lapang (Direksi Lapangan).

    AS BUILD DRAWING

    As Build Drawing atau gambar sesuai dengan kenyataan yang dilaksanakan

    dilapangan, dan dibuat oleh kontraktor dan diserahkan ke Pemberi Tugas (Owner)bersamaan dengan serah terima pekerjaan akhir.

    b.

    Dokumentasi

    Selama pekerjaan berlangsung maka kontraktor diwajibkan membuat foto

    dokumentasi dari pekerjaan itu sendiri, yang meliputi foto pekerjaan persiapan,

    pekerjaan awal, pertengahan serta akhir pekerjaan. Yang akan dijadikan bahan

    dokumentasi serta bahan laporan.

    Selama pelaksanaan dokumentasi foto dibuat untuk menggambarkan pekerjaan

    dengan tingkat 0% sebagai gambaran awal pekerjaan, dan dibuat dokumentasi

    foto untuk tingkat penyelesaian pekerjaan sehingga mencapai obot kemajuan

    25%, 50%, 75% dan 100%, yang terkumpul dalam album untuk laporankelengkapan laporan kemajuan pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan.

    7) Papan Nama Proyek

    Pemasangan papan nama identitas untuk proyek perlu dilaksanakan sebelum pekerjaan

    dimulai, terbuat dari bahan kayu meranti 5/7 dengan multiplek, yang didalamnya

    tercantum nama pekerjaan, lokasi, pemilik pekerjaan, kontraktor pelaksana, nilai kontak

    pekerjan dan tahun anggaran, yang di pasang berjarak 200 cm dari as bangunan terluar

    di depan dekat dengan pintu masuk lakosi pekerjaan atau mudah dilihat. Papan nama

    proyek itu sendiri berukuran 80 x 120

    2. PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR

    1)

    Pekerjaan Konstruksi Telford Dengan Batu Kapur

    Sebelum perkerasan telford akan dilaksanakan, maka tanah dasar yang akan dilapisi

    telah dpersiapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mendapatkan persetujuan

    terlebih dahulu dari direksi.

    a) Pemasangan/Penghamparan

    Leveransir mengirim Pasir urug, agregate/batu tepi, agrgate/batu pokok, serta

    agregate/batu pengunci ke lokasi kegiatan yang ditentukan.

    Setelah tanah dasar dipersiapkan, selanjutnya pasang agregate tepi dan pasir

    urug dihampar merata dan dipadatkan dengan ketebalan minimum 5 cm.

    Agregate/batu pokok harus dipasang satu persatu dengan posisi berdiri tegak

    dan rapat satu dengan lainnya di atas pasir urug. Permukaan akhir agregate

    pokok harus cukup rata sesuai dengan kemiringan melintang dan memanjang

    sesuai dengan gambar rencana.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    9/42

    Agregate/batu pengunci harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode

    yang disetujui sehingga dihasilkan ketebalan yang merata dan tebal padat yang

    diperlukan dalam toleransi yang dipersyaratkan.

    b) Pemadatan

    Segera setelah penghamparan agregate/batu pengunci dapat dipadatkan melalui

    penggunaan alat pemadat mekanis.

    Operasi pemadatan konstruksi telford, harus dimulai dari sepanjang tepi danbergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah memanjang, Pada

    bagian yang ber-"super elevasi", pemadatan harus dimulai dari bagian yang

    rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi

    pemadatan pada perkerasan telford harus dilanjutkan sampai seluruh rongga

    antara batu pokok terisi agregate pengunci secara merata dan konstruksi

    perkerasan telford tidak goyang.

    Dalam hal mesin gilas statis beroda baja dapat mengakibatkan kerusakan atau

    degradasi berlebihan dari lapis permukaan telford, maka pemadatan akhir

    dilakukan dengan mesin gilas roda karet setelah mellui persetujuan direksi

    pekerjaanc) Pengendalian Mutu

    Pengujian

    o

    Bahan/material yang akan dipergunakan terlebih dahulu harus medapat

    persetujuan dari Direksi pekerjaan. Penyedia jasa harus menyampaikan

    sekurang-kurangnya 3 (tiga) contoh bahan dari sumber yang berbeda beserta

    hasil pengujiannya

    o Program pengujian rutin dilakukan untuk setiap bahan/material yang dibawa

    ke lokasi pekerjaan.

    o Untuk perkerasan telford ang dipadatkan, secara rutin dlakukan pengujian

    CBR lapangan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengujian dilakukanuntuk seluruh lokasi yang ditetapkan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari

    200 m.

    Perbaikan terhadap Lapis Permukaan Telford yang Tidak Sesuai Persyaratan

    Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan yang tidak memenuhi

    persyaratantoleransi yang ditentukan atau yang permukaannya menjadi tidak

    rata baik selama pelaksanaan maupun setelah pelaksanaan harus diperbaiki

    dengan membongkar bagian permukaan tersebut dan mengurangi atau

    menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan

    pembentukan dan pemadatan kembali.

    Pengembalian Bentuk Pekerjaan setelah Pengujian

    Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, akibat pengujian

    harus segera ditutup kembali dengan bahan yang sesuai dengan persyaratan dan

    dipadatkan sampai memenuhi kepadatan dan toleransi yang ditetapkan untuk

    pekerjaan ini.

    d)

    Pemeliharaan

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    10/42

    Penyedia jasa wajib memelihara dan menjaga kondisi konstruksi telford yang telah

    dinyatakan sesuai oleh Direksi pekerjaan sampai dengan pekerjaan tahap berikutnya

    dilaksanakan.

    2) Pekerjaan Lapis Pondasi Agregate Kelas A

    Agregat kasar Kelas A yang berasal dari batu ka|i narus 100 % mempunyai paling

    sedikit dua bidang pecah. Untuk memperoleh homogenitas campuran dan memenuhiketentuan yang disyaratkan harus Iangsung dari instalasi pemecah batu atau pencampur

    yang disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk

    memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi

    yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di

    Iapangan dengan grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusus pulvi mixer.

    Hasil pelaksanaan pekerjaan Iapis pondasi harus memenuhi persyaratan toleransi

    dimensi tinggi permukaan 1 cm; toleransi ketebalan + 1 cm; dan kerataan permukaan

    yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 meter yang diletakkan sejajar dan

    melintang sumbu jalan untuk sepanjang Iokasi pekerjaan. Pengukuran kerataan

    dilakukan setelah semua bahan yang Iepas dibersihkan. Toleransi kerataan permukaanIapis pondasi -0,8 cm.

    a) Pekerjaan persiapan untuk Iapis pondasi agregat

    Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu

    jalan lama. semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan

    lama harus diperbaiki teriebih dahulu.

    Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu Iapisan perkerasan

    lama atau tanah dasar baru yang disiapkan atau Iapis pondasi yang disiapkan.

    rnaka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya.

    Sebelum pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat akan dilaksanakan, maka lapisan

    dasar yang akan dilapisi harus telah dipersiapkan dan memenuhi persyaratan

    serta telah ditangani sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas. dengan panjang

    paling sedikit 100 meter secara menerus. Untuk penyiapan tempat-tempat

    yang kurang dari 100 meter karena tidak cukup ruang, seluruh daerah itu

    harus disiapkan dan disetujui sebelum Iapis pondasi agregat dihampar.

    Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar Iangsung di atas permukaan

    perkerasan aspal lama, yang kondisi tidak rusak. maka harus dilakukan

    penggarukan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama dengan

    greder agar diperoleh tahanan geser yang lebih baik.

    b)

    Penghamparan

    Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran

    yang merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang

    disyaratkan. Kadar air dalam bahan hams tersebar secara merata.

    Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan yang merata agar menghasilkan

    tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    11/42

    dihampar lebih dari satu lapis. maka Iapisan-lapisan tersebut harus diusahakan

    sama tebalnya.

    Lapis Pondasi Agregat harus diangkut, dihampar dan dibentuk dengan salah

    satu metode yang disetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel

    agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau

    dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.

    Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap Iapisan harus dua kali ukuran

    terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20

    cm.

    c) Pemadatan

    Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap Iapis harus

    dipadatkan menyeluruh dengan alat pernadat yang coook dan memadai. hingga

    kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi

    (modified) seperti yang ditentukan.

    Bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau

    degradasi bedebihan dari Lapis Pondasi Agregat maka untuk pernadatan akhirdianjurkan agar menggunakan mesin gilas beroda karet.

    Pernadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam

    rentang 1,5 % di bawah kadar air optimum sampai 1,5 % di atas kadar air

    optimum. dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh

    kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan.

    Operasi penggilasan harus dimulai dari tepi terendah dan bergerak ke tilik

    tertinggi dalam arah memanjang. Pada bagian super elevasi, penggilasan harus

    dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit demi sedikit ke bagian

    yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas

    roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.

    Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tidak terjangkau

    dengan mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat

    pemadat Iainnya yang dapat rnenghasilkan kepadatan yang baik.

    d) Pengendalian Mutu

    Pengujian

    o Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan harus mencakup

    seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dan minimum tiga contoh yang

    mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili

    rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.

    o

    Bahan baru dapat digunakan apabila telah mendapat persetujuan dan bila

    teqadi perubahan mutu bahan atau metode produksinya maka seluruh jenis

    pengujian bahan harus diulangi Iagi.

    o Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan hams

    dilaksanakan untuk mengendalikan ketldakseragaman bahan yang dibawa

    ke lokasi pekerjaan. Pengujian hams dilakukan setiap 1000 meter kubik

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    12/42

    bahan yang diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima

    (5) pengujian indeks plastisitas. lima (5) pengujian gradasi partikel. dan 1

    (satu) uji penentuan kepadatan kering maksimum sesuai ketentuan.

    Pengujian CBR harus dilakukan dari waktu ke waktu.

    o Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin

    diperiksa. mengunakan SNI 03-2828-1992. Pengujian harus dilakukan pada

    seluruh kedalaman Iapis tersebut pada Iokasi yang ditetapkan. tetapi tidak

    boleh berselang lebih dari 200 m.

    Perbaikan Lapis Pondasi Agregate Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

    o Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak

    memenuhi batasan toleransi yang disyaratkan, atau yang permukaannya

    menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan,

    harus diperbaiki dengan membongkar Iapis permukaan tersebut dan

    mengurangi atau rnenambahkan bahan sebagaimana diperlukan.

    kernudian dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

    o

    Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam halrentang kadar air seperti yang disyaratkan, harus digaruk dan dilanjutkan

    dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta garuk kembali

    hingga kadar air campuran merala.

    o

    Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang

    ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan, hams digamk secara

    berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui disertai

    waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain. bilamana pengeringan

    yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut di atas. maka

    bahan tersebut diganti dengan bahan Iain yang memenuhi ketentuan.

    o

    Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan

    yang dlsyaratkan, dapat dengan melakukan pemadatan tarnbahan,

    penggarukan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatannya kembali.

    Pengembalian bentuk Iapis pondasi agregate setelah pengujian

    Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian

    kepadatan atau Iainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan Lapis

    Pondasi Agregat dan dipadalkan sampai memenuhi kepadatan dan toleransi

    permukaan.

    e)

    Pengelolaan lingkungan pelaksanaan pekerjaan Iapis pondasi agregat

    Pengeloiaan lingkungan selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan serta

    perbaikan setiap cacat mutu pekerjaan Iapis pondasi agregat, hal-hal yang harus

    diperhatikan adalah :

    Mempunyai perhatian penuh terhadap keselamatan seluruh karyawan yang

    berada dilapangan dan memelihara lokasi pekerjaan serta pekerjaan dalam

    kondisi yang mernadai dari gangguan yang membahayakan personil.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    13/42

    Menyediakan dan memelihara atas penerangan. pagar, rambu peringatan dan

    perhatian, kapan dan dimana diperiukan untuk melindungi pekerjaan atau

    untuk keselamatan dan kenyamanan masyarakat atau Iainnya.

    Menangani semua tindakan pencegahan yang memadai untuk menghindari

    kerusakan kehidupan dan Iingkungan kerja. Tindakan pencegahan tersebut.

    harus termasuk tetapi tidak terbatas pada:

    o Kelengkapan fasililas sanitasi untuk pencegahan polusi biologi atau pabrik

    dari lapangan atau setiap sumber air. sungai, sumur. tangki. penampungan

    dan pemasokan air.

    o Pencegahan timbulnya kerusakan tanpa alasan terhadap flora dan fauna.

    o Pencegahan timbulnya gas yang berlebihan atau pengeluaran asap dari

    mesin atau alat-alat operasional lainnya yang berhubungan dengan

    pekerjaan.

    o

    Pencegahan dari kerusakan atau gangguan terhadap sumber air. saluran

    irigasi dan drainase.

    o

    Pencegahan dari kebisingan suara knalpot yang sangat rnengganggu atautidak dikehendaki

    f)

    Mobilisasi dan demobilisasi

    Mobilisasi dan pemasangan peralatan dari satu Iokasi ke tempat pekerjaan

    dimana peralatan tersebut akan digunakan. Peralatan tersebut sesuai dengan

    yang tercanturn dalam penawaran.

    Penyediaan dan pemeliharaan base camp. kantor Iapangan. tempat tinggal,

    bengkel, gudang dan sebagainya.

    Perkuatan jembatan lama untuk pengangkulan alat-alat berat.

    Transportasi

    Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada Peraturan Pemerlntah, Peraturan

    Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota yang berlaku maupun ketentuan tentang

    pelestarian sumber daya alam dan Iingkungan hidup.

    Beban dan muatan sumbu kendaraan atau peralatan lainnya. harus

    disesuaikan dengan jalan dan jembatan yang ada dilingkungan proyek.

    Bilamana terjadi kerusakan pada jalan ataupun jembatan yang disebabkan

    oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan maka harus benanggung jawab atas

    ketusakan tersebut.

    Bilamana terdapat bahan yang hendak dibuang maka hams mengatur

    pembuangan bahan di Iuar daerah milik jalan dan harus mendapatkan ijin

    terlulis dari pemilik tanah dimana bahan buangan tersebut akan ditempatkan.

    g)

    Pemeliharaan Lalu intas

    Selama pelaksanaan pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk Ialu

    Iintas dan dijaga dalam kondisi aman serta dapat digunakan sehingga

    perrnukiman di sepanjang dan berdekatan dengan lokasi pekerjaan disediakan

    jalan masuk yang aman dan nyaman.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    14/42

    Bilamana diperlukan membuat jalan atau jembatan sementara maka

    sebelumnya harus melakukan semua pengaturan yang diperlukan, bila

    diperlukan tennasuk pembayaran kepada pemilik tanah atas penggunaan

    tanah itu dan harus mendapat persetujuan dari pejabat yang betwenang.

    Setelah pekerjaan selesai, maka kondisi tanah tersebut harus dibetsihkan dan

    dikembalikan ke kondisi semula sesuai kesepakatan.

    Pengaturan sementara untuk Ialu Iintas untuk menjaga keselamatan umum

    dan kelancaran Ialu Iintas harus mencakup:

    Pemasangan dan pemeliharaan rambu lalu lintas dan penghalang (bam'er).

    Rambu lalu Iintas dan penghalang yang digunakan selama pelaksanaan

    pekerjaan hams diberi garis-garis yang reflektif dan atau teflihat jelas pada

    malam hari.

    Untuk kelancaran lalu Iintas di samping pernasangan rambu lalu lintas dan

    penghalang. diperlukan juga menyediakan dan menempatkan petugas

    bendera. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan ams lalu Iintas

    yang melalui dan disekitar Iokasi pekerjaan. terutama untuk pengaluran lalulintas satu arah.

    Pemeliharaan untuk keselamatan lalu Iintas perlu dilakukan, yaitu terdiri atas:

    Penyediaan jalan sementara dan pengendalian lalu Iintas selama pelaksanaan

    kegiatan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang

    memenuhi ketentuan. sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi

    pemakai jalan umum.

    Selama pelaksanaan, harus menjamin bahwa perkerasan dan bahu jalan

    dilokasi yang berdekatan dengan daerah milik jalan harus dijaga agar bebas

    dari bahan lapis pondasi agregat, kotoran dan bahan yang tidak terpakai

    lainnya yang dapat mengganggu atau mernbahayakan lalu lintas yang lewat.

    Seluruh pekerjaan jalan sementara dan kelengkapan pengendali Ialu Iintas

    yang ada di jalan samping atau jalan lokal yang menuju ke Iokasi pekerjaan

    maka pada setiap saat selama periode pekerjaan harus dipelihara dalam

    kondisi aman dan dapat berfungsi menurut ketentuan sehingga dapat

    menjamin keamanan Ialu lintas dan masyarakat yang menggunakan jalan

    tersebut.

    h) Peralatan

    Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sebelum

    pekerjaan dimulai harus laik pakai dan selama pelaksanaan harus dirawat agar

    selalu dalam keadaan yang memuaskan. Peralatan processing harus direncanakan,

    dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas sedemikian sehingga dapat

    mencampur agregat, air secara merata sehingga menghasilkan campuran yang

    homogen, seragam yang diperlukan untuk pemadatan. Bilamana instalasi

    pencampur digunakan maka instalasi pencampur tersebut harus dikalibrasi

    terlebih dahulu untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    15/42

    komponen campuran dengan proporsi yang benar. Lapis pondasi agregat harus

    dipadatkan dengan alat pemadat seperti, alat pemadat roda besi dengan

    penggetar, alat pemadat roda besi, alat pemadat roda karet. Alat pemadat roda

    besi dengan penggetar hanya boleh digunakan pada awal pemadatan.

    Alat Penghampar

    Alat penghampar agregat harus menggunakan peralatan mekanis yang mampu

    menyebarkan bahan lapis pondasi agregat dengan lebar dan toleransi

    permukaan yang diinginkan serta tidak menimbulkan segregasi.

    Alat Pemadatan

    Alat pemadat roda besi dengan penggetar, pemadat roda besi tanpa

    penggetar atau pemadat roda karet, harus digunakan untuk pemadatan

    pondasi agregat yang sudah dalam keadaan kadar air optimum untuk

    pemadatan. Alat pemadat roda besi dengan penggetar hanya boleh digunakan

    pada awal pemadatan.

    Alat Pengangkut

    Dump truk dengan penutup terpal harus digunakan untuk pengangkutanbahan ke lokasi pekerjaan. Bahan harus digelar dalam keadaan air optimum

    untuk pemadatan dengan penggias. Mengingat material harus tersedia di

    tempat, maka pemenuhan persayaratan ini dilakukan oleh pihak leveransir

    dan penyedia jasa bertanggung jawab untuk memastikan proses

    pengangkutannya.

    Perkakas Lainnya

    Perkakas-perkakas Iain yang termasuk dalam daftar berikut ini harus

    disediakan dalam jumlah yang cukup dan ditambah dengan perkakas Iainnya

    yang diperlukan:

    o

    Mistar pengecek kerataan permukaan.

    o Alat perata dengan manual.

    3) PEKERJAAN PERKERASAN KAKU

    Setelah pekerjaan Perkerasan berbutir selesai terlebih dahulu dilakukan pengukuran,

    pematokan, dan penentuan elevasi rencana jalan sesuai dengan gambar kerja yang

    diberikan, maka diadakan pembersihan badan jalan yang akan dikerjakan dari

    kotoran-kotoran, termasuk pembersihan/perataan badan jalan dari gundukan tanah

    yang menumpuk di badan dan di pinggir jalan.

    Konstruksi jalan beton yang dilaksanakan terdiri atas dua bagian utama, BETON NON

    STRUKTUR/RABAT KLAS B0 (non struktural) yang berfungsi sebagai lapisan leveling

    (perataan) dan untuk mencegah pumping action. Sedangkan untuk lapisan atas

    (plat beton) digunakan beton dengan persyaratan mutu K350.

    Demi untuk menjaga konsistensi campuran, kemudahan kecepatan pelaksanaan, serta

    kebersihan pekerjaan dan terjaminnya mutu beton maka baik B0 maupun slab beton

    (lapis permukaan) digunakan beton ready mix.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    16/42

    a) Pekerjaan Beton B0

    Guna kelancaran pekerjaan penggelaran tersebut, seluruh lebar jalan ditutup (arus

    lalu-lintas dialihkan). Kemudian dilakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana

    ketinggian B0 berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan. Setelah itu, badan

    jalan di- basahi/disiram dengan air terlebih dahulu agar tidak terjadi penyerapan

    air semen dari B0 yang akan digelar. Lalu pemasangan bekesting melintang dengan

    ukuran selebar jalur lalu-lintas (5,00 m) dilakukan serta memperhatikan panjang

    lahan pengecoran yang disesuaikan dengan kemampuan kerja per hari

    berdasarkan kapasitas truck mixer (4 truck @ 5 m3 per hari).

    Ketebalan B0 yang digelar tidak sama/merata (fungsinya hanya sebagai lapisan

    leveling) sebab kondisi jalan lama sudah rusak dan juga bentuk geometrinya tidak

    sesuai lagi seperti penampang ideal jalan yang seharusnya selain itu bentuk akhir

    atau bagian atas B0 harus rata karena diperuntukkan sebagai landasan untuk

    meletakkan pelat beton.

    Setelah pengecoran B0 selesai dikerjakan maka dilakukanlah proses curing dengan

    menebarkan karung goni yang dibasahi selama seminggu (tiga kali sehari disiramair) guna mencegah terjadinya retakan-retakan sebagai akibat proses

    pengerasan/pengeringan beton.

    b)

    Pekerjaan Perkerasan Kaku dan Oprit dengan Beton K-350 (Non Fly Ash)

    Persyaratan Kerja

    o

    Hasil percobaan laboratorium dari agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas

    disesuaikan dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum

    melaksanakan pekerjaan. Contoh-- contoh harus disetujui oleh Direksi

    Pekerjaan dan disimpan sebagai rujukan selama pelaksanaan konstruksi.

    Penyedia Jasa harus menyediakan tempat penyimpanan yang tahan

    terhadap air dan dapat di kunci di lapangan untuk menyimpan contoh

    sesuai dengan instruksi Direksi Pekerjaan.

    o Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, semua data elevasi hasil survai

    lapangan harus diserahkan untuk ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan,

    dan juga semua Gambar potongan melintang yang disyaratkan.

    o Percobaan (Test) dan Kontrol Kualitas (Qualitv Control)

    o Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test)

    dan kontrol kualitas (quality control) dari Cement Treated Base (CTB)

    dan menyerahkan semua hasil percobaan kepada Direksi Pekerjaan

    PengendalianLalu Lintas:

    o

    Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan, Pemeliharaan

    dan Pengaturan Lalu Lintas. Dalam keadaan apapun, Penyedia Jasa

    harus bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas

    yang melintasi Lapis perkerasan beton semen yang baru saja dihampar

    sampai beton berumur 14 hari dan Penyedia Jasa harus melarang lalu

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    17/42

    lintas ini dengan menyediakan jalan alih (detour) atau dengan

    pelaksanaan setengah lebar jalan.

    o Pengamanan perkerasan Jalan

    Penyedia Jasa harus memasang dan memelihara perintang-perintang yang

    sesuai dan harus memperkerjakan tenaga pengawas untuk mencegah lalu

    lintas umum serta para pegawainya, dan wakil-wakilnya melintasi

    perkerasan yang baru dibangun sampai perkerasan tersebut dibuka

    untuk penggunaan. Perintang-perintang ini harus diatur sedemikian

    rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas umum pada jalur yang terbuka.

    Penyedia Jasa harus memelihara rambu-rambu dan lampu-lampu pengatur

    yang secara jelas menunjukkan jalur yang terbuka untuk umum. Dimana

    lalu lintas perlu melintasi perkerasan jalan tersebut, Penyedia Jasa harus

    membangun penyeberangan yang sesuai untuk menjembatani beton yang

    bersangkutan atas biayanya sendiri, sebagaimana disetujui oleh Direksi

    Pekerjaan.

    Dimana suatu jalur lalu lintas umum yang telah ditetapkan bersambungandengan pelat atau jalur yang sedang ditempatkan, Penyedia Jasa harus

    menyediakan, memasang dan kemudian memindahkan pagar pengaman

    sementara sepanjang garis pembagi yang telah ditetapkan yang harus

    dipertahankan disitu sampai pelat beton yang bersangkutan dibuka

    untuk lalu lintas. Penyedia Jasa harus merencanakan operasi sedemikian

    rupa untuk meniadakan setiap gangguan terhadap jalur atau jalur-jalur lalu

    lintas umum.

    Bila ruang bebas antar jalur-jalur lalu lintas umum dan peralatan operasional

    Penyedia Jasa terbatas, maka harus digunakan peralatan khusus yang

    dirancang untuk mengirim ke dan meninggalkan daerah dalam lebar

    pelat beton yang sedang ditempatkan tanpa mengganggu jalur umum

    manapun.

    o Pembukaan Untuk Lalulintas

    Direksi Pekerjaan akan menentukan pada saat mana perkerasan boleh dibuka

    untuk lalu lintas. Dalam segala hal, jalan tidak boleh dibuka untuk lalu

    lintas sebelum hasil terhadap sampel yang dicetak dan dilapisi pengawet

    menurut SNI 03-4810-1998 mencapai kekuatan lentur minimum tidak kurang

    dari 90 % kekuatan minimum umur 28 hari, sebagaimana ditentukan pada

    Spesifikasi ini, ketika ditest dengan third point method. Bila tidak ada test,

    perkerasan tak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum 14 hari dari saat beton

    dihamparkan. Sebelum lalu lintas dibuka, perkerasan harus dibersihkan dan

    penutup (sealing) sambungan sudah sempurna.

    Pelaksanaan

    o

    Persiapan Lokasi Pekerjaan

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    18/42

    Badan jalan harus diperiksa kesesuaiannya dengan bentuk kemiringan

    melintang dan elevasi- elevasi yang diperlihatkan dalam Gambar dengan

    bantuan suatu pola/template bergigi yang berjalan pada acuan tepi

    perkerasan. Bahan harus disisihkan/dibuang atau ditambah, sebagaimana

    diperlukan, agar semua bagian badan jalan memiliki elevasi yang benar.

    Badan jalan tersebut kemudian dipadatkan secara seksama dan diperiksa

    kembali dengan pola/template tersebut. Beton tidak boleh

    ditempatkan/ dihampar pada bagian badan jalan yang belum diperiksa

    dan disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

    Jika badan jalan terganggu setelah penerimaan, maka badan jalan

    tersebut harus dibentuk kembali dan dipadatkan tanpa pembayaran

    tambahan untuk operasi ini.

    Badan jalan yang telah selesai harus dalam kondisi halus dan

    padat sewaktu beton ditempatkan. Badan jalan tersebut harus bebas

    dari lumpur dan bahan lepas atau bahan yang merusak lainnya. Jika beton

    tersebut tidak ditempatkan diatas suatu membran kedap air dan jikabadan jalan tersebut kering pada waktu beton tersebut akan

    ditempatkan, maka badan jalan tersebut harus disiram sedikit dengan air,

    untuk mendapatkan suatu permukaan yang lembab. Cara penyiraman

    tersebut sedemikian rupa sehingga tidak terbentuk genangan- genangan

    air. Jika suatu membran kedap air digunakan maka membran tersebut

    harus ditempatkan setelah badan jalan yang bersangkutan telah diperiksa

    dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap membran yang digelar sebelum

    memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan harus disingkirkan untuk

    memungkinkan pengecekan dan pemeriksaan badan jalan oleh Direksi

    Pekerjaan.

    o

    Acuan/Bekisting

    Semua acuan sisi harus dipasang segaris dan diikat satu

    dengan yang lain dengan menggunakan tidak kurang dari 3

    paku/mur penjepit untuk setiap 3 meter panjang, 1 penjepit dipasang

    pada setiap sudut dari setiap sambungan. Bagian-bagian acuan

    harus disambung menjadi satu dengan kokoh dengan suatu

    sambungan terkunci yang bebas dari gerakan segala arah. Sambungan-

    sambungan antara bagian-bagian acuan harus dibuat tanpa terputus-

    putus di permukaan puncaknya. Acuan-acuan harus dibersihkan dan

    diminyaki segera sebelum setiap penggunaan. Rel-rel atau permukaan

    lewatan harus dijaga tetap bersih didepan roda-roda dari setiap mesin

    penyelesai/finishing

    Roda-roda mesin penghampar tidak boleh langsung berjalan pada

    permukaan atas acuan- acuan sisi. Rel-rel harus diikatkan pada

    acuan-acuan tersebut, atau harus ditunjang secara terpisah.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    19/42

    Acuan dan rel sisi harus dipasang dan ditunjang sedemikian rupa

    sehingga permukaan akhir pelat yang diselesaikan memenuhi

    ketentuan dan pinggiran pelat tersebut dimanapun tidak boleh lebih

    dari 5 mm diluar alinyemen vertikal.

    Acuan-acuan dan rel harus dipasang pada posisinya selambat-

    lambatnya setengah hari kerja sebelum pembetonan berlangsung.

    Pada waktu tersebut Penyedia Jasa harus memberi tahu Direksi

    Pekerjaan panjang acuan dan rel yang telah dipasang. Direksi

    Pekerjaan akan memberi informasi kepada Penyedia Jasa mengenai

    segala kekurangan dalam acuan.

    Jika tidak ada pemberitahuan mengenai adanya kekurangan-

    kekurangan maka Penyedia Jasa berhak untuk meneruskan pekerjaan

    yang bersangkutan dengan pembetonan untuk sepanjang acuan

    tersebut setiap waktu setelah jam 6 (enam) pagi pada hari

    berikutnya. Bila selama pekerjaan diketemukan adanya kekurangan-

    kekurangan oleh Direksi Pekerjaan maka Penyedia Jasa harusmemperbaiki dan mengulangi pemberitahuan tersebut. Setelah

    pemberitahuan ulang diberikan sebelum hari kerja yang bersangkutan

    berakhir dan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa

    dapat diizinkan untuk mulai melaksanakan pekerjaan perkerasan yang

    bersangkutan pada jam 10 pagi hari berikutnya. Setiap pemberitahuan

    kembali yang diberikan setelah jam 6 pagi harus diberlakukan

    sebagai pemberitahuan permulaan, kecuali Direksi Pekerjaan atas

    kebijaksanaannya memperkenankan pelaksanaan perkerasan tersebut

    lebih awal. Kegagalan memberitahu Direksi Pekerjaan mengenai

    kesiapan acuan pada tengah hari sehari sebelum hari pembetonan

    yang diusulkan dapat mengakibatkan Direksi Pekerjaan menangguhkan

    izin untuk memulai pembetonan.

    o TulanganBaja

    Tulangan baja harus sedemikian rupa sehingga luas penampang melintang

    efektif tulangan baja dalam a r a h membujur tidak kurang dari yang

    diperlihatkan dalam Gambar. Kuantitas dan distribusi tulangan harus

    dimodifikasi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan disesuaikan

    dengan adanya bak kontrol, kotak permukaan, persimpangan atau pelat-

    pelat yang berukuran lebar atau panjang yang tidak normal.Tulangan baja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga setelah

    pemadatan beton tebal selimut pelat beton yang bersangkutan adalah 60

    10 mm dari permukaan akhir pelat dan ini berakhir sekurang-kurangnya

    40 mm dan tidak lebih dari 80 mm dari tepi pelat-pelat yang bersangkutan

    pada semua sambungan beton kecuali pada sambungan membujur dan

    sambungan konstruksi. Tulangan baja harus dipasang diatas batang-batang

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    20/42

    Dowel dan batang- batang Tie-bar terlepas dari toleransi-toleransi

    penempatan tulangan baja.

    Pada sambungan-sambungan melintang antara lembar-lembar anyaman

    tulangan baja, batang tulangan melintang dari lembar yang satu harus

    terletak dalam anyaman yang telah terpasang sebelumnya dan panjang

    lewatan (panjang bagian yang tumpang tindih) harus tidak kurang dari 450

    mm. Penunjang-penunjang kedudukan tulangan logam yang dipabrikasi

    yang telah disetujui harus dipasang pada badan jalan tegak lurus

    terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan, dan batang-batang

    tulangan melintang harus diikat, dijepit atau dilas pada

    penunjang tersebut bila saling berpotongan. Panjang lewatan pada

    ujung-ujung batang tulangan harus tidak kurang dari 40 kali diameter

    tulangan atau seperti diperlihatkan dalam Gambar

    o

    Penempatan Beton

    Beton tidak boleh dicampur, ditempatkan atau diselesaikan kalau

    penerangan alamiah tidak mencukupi, kecuali suatu sistem peneranganbuatan yang cocok dan disetujui dioperasikan. Beton harus hanya

    dicampur dalam jumlah yang diperlukan untuk penggunaan saat itu.

    Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam membuat beton

    dengan konsistensi yang disyaratkan.

    Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau dengan cara

    lain biasanya tidak diperkenankan. Tetapi bila beton dikirim dalam

    truk pencampur atau truk pengaduk, maka penambahan air dapat

    diberikan pada bahan-bahan takaran (batch materials) dan

    pencampuran tambahan dilaksanakan untuk menaikkan slump guna

    memenuhi persyaratan- persyaratan yang ditetapkan, bila diizinkan oleh

    Direksi Pekerjaan, asalkan semua operasi ini dilaksanakan dalam waktu

    tidak lebih dari 45 menit sejak dimulainya pencampuran agregat dan

    semen yang bersangkutan serta perbandingan (ratio) air semennya tidak

    dilampaui.

    o Penakaran, Pengangkutan , dan Pencampuran Beton

    Penakaran, pengangkutan dan pencampuran beton harus dilaksanakan

    sesuai dengan persyaratan persyaratan.

    o Pengecoran

    Sebagai tambahan persyaratan Pasal, Penyedia Jasa harus

    memberi tahu DireksiPekerjaan secara tertulis sekurang-

    kurangnya 24 jam sebelum bermaksud untuk memulai suatu

    pengecoran beton atau meneruskan pengecoran beton jika operasi-

    operasi telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan tertulis

    tersebut harus termasuk lokasi pekerjaan, sifat pekerjaan, kelas beton,

    dan tanggal serta waktu pengecoran beton.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    21/42

    Meskipun ada pemberitahuan persetujuan untuk melaksanakan,

    tidak ada beton boleh dicor, bila Direksi Pekerjaan atau wakilnya

    tidak hadir menyaksikan seluruh operasi pencampuran dan

    pengecoran.

    Beton yang tidak dicor pada posisi akhirnya dalam acuan setelah 30

    menit sejak air ditambahkan pada campuran yang bersangkutan tidak

    boleh digunakan.

    Pengecoran beton harus diteruskan dengan tanpa berhenti sampai

    pada suatu sambungan konstruksi yang telah ditentukan dan disetujui

    sebelumnya atau sampai pekerjaan tersebut diselesaikan.

    Beton harus dicor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari

    segregasi/pemisahan partikel-partikel halus dan kasar dalam campuran

    Beton harus dicor ke dalam acuan sedekat mungkin dengan posisi

    akhirnya untuk menghindari pengaliran campuran beton dan tidak

    diijinkan untuk mengalirkan campuran beton lebih dari satu meter dari

    posisi pengecoran.

    Beton harus dicor dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga

    beton yang baru dicor menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya

    sementara yang baru dicor masih plastis

    o

    Penghamparan Beton dengan Mesin

    Pada umumnya beton harus dihampar dengan mesin beralat penggetar,

    yang dirancang untuk menghilangkan pra-pemadatan sebagai akibat

    pengendapan beton dari berbagai ketinggian atau ketebalan. Mesin

    tersebut harus dirancang untuk mencegah segregasi dari beton yang

    dicampur. Beton tersebut harus diendapkan secara merata sampai

    suatu ketinggian sedikit lebih tinggi dari ketebalan yang disyaratkan

    dan kemudian harus dicetak secara mekanis menjadi sesuai dengan

    permukaan yang benar.

    Rancangan mesin penghampar dengan corong curah, yang dipasang pada

    rel harus sedemikian rupa sehingga elevasi permukaan beton yang dicetak

    adalah sama untuk kedua arah lintasan. Perlengkapan juga harus dibuat

    untuk penghamparan dengan ketebalan yang berbeda dalam arah lebar

    perkerasan jalan, dan untuk menyesuaikan penghamparan dengan cepat

    akibat adanya variasi-variasi ini.

    Mesin penghampar harus mampu mencetak beton dengan tinggi/elevasi

    permukaan yang tepat untuk konstruksi berlapis tunggal atau dua. Beton

    untuk pelat-pelat bertulang harus dihampar dalam satu atau dua

    lapisan mengikuti persyaratan-persyaratan berikut :

    Beton dihampar dalamsatu lapisan

    Suatu pola (jig) berjalan harus digunakan untuk

    mempertahankan tulangan pada posisinya atau tulangan tersebut

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    22/42

    harus ditunjang dengan penunjang-penunjang logam pabrikasi atau

    ditanamkan dalam beton yang belum dipadatkan dengan cara mekanis.

    Cara penunjangan tulangan harus mempertahankan tulangan yang

    bersangkutan dalam pelat beton padat pada suatu kedalaman

    dibawah permukaan akhir, dan beton tersebut harus dipadatkan

    secara seksama di sekeliling tulangan tersebut.

    Beton dihampar dalam dua lapisan

    Lapisan pertama harus dihampar dengan suatu elevasi sedemikian

    rupa sehingga setelah pemadatan selanjutnya lapisan yang

    bersangkutan akan menunjang tulangan pada beton yang telah

    dipadatkan pada suatu kedalaman dibawah permukaan akhir. Setelah

    tulangan ditempatkan pada posisinya harus ditutup dengan beton.

    Pemadatan dan Penyelesaian dengan Mesin

    Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan menggunakan vibrasi

    permukaan, harus mencetak beton yang bersangkutan sehingga

    memiliki elevasi yang tepat dengan sebilah pisau perata, kayuhberputar atau perlengkapan berputar, dan kemudian harus

    memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu

    kombinasi vibrasi dan penumbukan mekanis. Peralatan tersebut

    kemudian harus menyelesaikan permukaan beton tersebut dengan

    menggunakan suatu batang perata yang bergoyang melintang atau

    miring. Suatu batang perata lain untuk pekerjaan penyelesaian yang

    bergoyang secara melintang atau miring harus disediakan setelah

    setiap mesin pembentuk sambungan melintang dalam keadaan

    basah. Batang perata bergoyang tersebut harus berpenampang

    melintang persegi dan harus membentangi seluruh lebar pelat yang

    bersangkutan dan berbobot tidak kurang dari 170 kg/m. Batang ini

    harus ditunjang pada suatu kereta, yang ketinggiannya harus dikontrol

    berdasarkan tinggi rata-rata dari sekurang-kurangnya 4 titik yang

    ditempatkan secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya

    3,5 meter dari rel penunjang, balok, atau pelat, pada setiap sisi dari

    pelat beton yang sedang diperkeras.

    o

    Pekerjaan Penyelesaian

    Penyelesaian Permukaan Selama Konstruksi Awal Perkerasan Jalan

    Beton

    Setelah penyelesaian sambungan-sambungan dan lintasan terakhir

    dari balok finishing dan sebelum penerapan media perawat,

    permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan

    jalan harus diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lurus

    terhadap garis sumbu jalan yang bersangkutan.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    23/42

    Penyelesaian dengan penyikatan harus dilaksanakan dengan sebuah

    sapu kawat yang lebarnya kurang dari 450 mm. Berkas kawat sapu

    yang digunakan harus pada mulanya berukuran panjang 100 mm

    terbuat dari kawat berukuran 32 gauge. Sapu tersebut harus tediri dari

    2 baris berkas-berkas kawat yang berjarak antar sumbu 20 mm dan

    berkas-berkas dalam satu baris harus berjarak 10 mm pusat ke pusat

    dan dipasang ditengah-tengah celah antara berkas-berkas pada baris

    lainnya. Berkas-berkas tersebut masing-masing harus diganti bila

    berkas yang terpendek telah aus menjadi 90 mm.

    Perawatan

    Segera setelah penyapuan dan perapian tepi selesai, perawatan beton

    harus dimulai. Permukaan terbuka dari beton yang baru dicor harus

    dilindungi terhadap pengaruh matahari, angin, dan hujan dengan

    menggunakan rangka-rangka yang ditutup dengan bahan-bahan yang

    bersifat merefleksi panas dan hujan. Setiap rangka harus dipasang

    segera setelah penyelesaian perlakuan permukaan beton yangbersangkutan dan dengan suatu cara sedemikian rupa sehingga

    permukaan beton tidak terganggu.

    Permukaan tersebut harus diperiksa secara teratur untuk memastikan

    waktu tercepat/terawal pada saat mana permukaan tersebut dapat

    menahan penghamparan bahan yang bersifat menyimpan lengas.

    Bahan ini harus berupa dua lapisan kain goni (burlap) atau dua

    lembaran katun, atau bahan bersifat sangat menyerap lainnya yang

    disetujui. Bahan apapun yang digunakan harus dijaga agar tetap

    basah untuk jangka waktu tidak kurang dari 7 hari, sampai suatu

    tingkat yang menjamin bahwa 100 % kelembaban dipertahankan pada

    permukaan beton. Kegiatan pengecoran beton harus ditunda jika

    penyediaan air tidak cukup baik untuk perawatan dan pengecoran,

    atau bila bahan perawatan lainnya tidak cukup tersedia dilokasi

    pekerjaan.

    Bila penggunaan suatu membran (suatu lapisan tipis) senyawa

    perawat disetujui oleh Direksi Pekerjaan maka harus sesuai dengan

    ketentun. Senyawa tersebut harus digunakan pada permukaan yang

    telah diselesaikan dengan menggunakan mesin penyemprot yang telah

    disetujui.

    Pembongkaran Acuan

    Acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru dicor telah

    mengeras dalam waktu sekurang-kurangnya 12 jam. Acuan tersebut

    harus dibongkar dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan

    pada perkerasan jalan.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    24/42

    Segera setelah acuan dibongkar, maka ujung-ujung semua siar

    muai (sambungan ekspansi) dan seluruh lebar bagian yang akan

    terbuka harus dibersihkan dari beton untuk seluruh tebal pelat yang

    bersangkutan. Setiap daerah yang menunjukkan adanya sedikit

    keropos harus ditambal dengan adukan yang terdiri dari satu bagian

    semen dan dua bagian ag regat halus berdasarkan berat. Bila Direksi

    Pekerjaan menganggap bahwa tingkat keropos yang ada sedemikian

    rupa sehingga pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, maka Penyedia

    Jasa harus membongkar bahan yang rusak dan menggantikannya

    dengan bahan yang dapat diterima atas biayanya sendiri. Bagian yang

    dibongkar tersebut harus untuk seluruh tebal dan lebar pelat yang

    bersangkutan dan sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter.

    Persyaratan Permukaan

    Setelah beton cukup mengeras, permukaan yang bersangkutan

    selanjutnya harus diuji untuk diperiksa kebenarannya (trueness),

    dengan menggunakan straight-edge berukuran 3 meter yangdisetujui dan diletakkan diatas permukaan yang bersangkutan pada

    posisi yang berurutan dan saling meliputi (overlap) 1,5 meter

    melintasi seluruh permukaan. Setiap bagian permukaan yang jika

    diuji dalam arah membujur, menunjukkan suatu perbedaan atau

    menyimpang dari alat pengujian lebih dari 4 mm tetapi tidak lebih dari

    8 mm harus diberi tanda dan segera digerinda dengan suatu alat

    gerinda yang disetujui sampai perbedaan tersebut tidak lebih dari 4

    mm. Perhatian khusus harus diberikan bila memeriksa sambungan

    melintang untuk menjamin bahwa kriteria ini terpenuhi. Bila

    perbedaan atau penyimpangan terhadap alat pengujian lebih dari 8

    mm, maka perkerasan harus dibongkar dan diganti oleh Penyedia Jasa

    atas biayanya sendiri. Bagian-bagian yang dibongkar tersebut harus

    sekurang-kurangnya sepanjang 3 meter dan untuk seluruh tebal dan

    lebar pelat yang bersangkutan.

    Penyimpangan permukaan maksimum yang diperbolehkan dibawah

    alat sraight-edge 3 meter yang ditempatkan dalam segala arah beton

    yang akan dilapis ulang dengan suatu lapisan aspal tidak boleh melebihi

    10 mm.

    Sambungan (Joint)

    Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti

    yang ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi

    agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup

    dengan bahan pengisi.

    o Pengendalian Mutu

    Umum

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    25/42

    Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin bahwa

    kualitas beton memenuhi Spesifikasi dan tanggung jawab ini tidak

    dapat dihilangkan dengan pengujian yang telah dilaksanakan dan

    disetujui Direksi Pekerjaan.

    Pengujian Untuk Sifat Kemudahan Pengerjaan

    Satu atau lebih pengujian Slump sebagaimana diperintahkan oleh

    Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan untuk setiap takaran beton yang

    dihasilkan, dan pengujian tersebut tidak akan dianggap telah

    dilaksanakan kecuali telah disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakil

    wakilnya.

    Pengujian Kekuatan

    Penyedia Jasa harus melaksanakan tidak kurang dari satu

    pengujian kekuatan untuk setiap 20 meter kubik atau sebagian dari

    padanya, beton yang dicor. Setiap pengujian harus termasuk

    pembuatan tiga contoh yang identik untuk diuji pada umur 3, 7,

    dan 28 hari. Tetapi bila jumlah beton yang dicor dalam satu harimemberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka contoh- contoh

    harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara sembarangan.

    Contoh pertama dari contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari

    disusul dua oleh pengujian lebih lanjut pada umur 7 dan 28 hari.

    Pengujian Tambahan

    Penyedia Jasa harus melaksanakan suatu pengujian tambahan

    yang mungkin diperlukan untuk menetapkan kualitas bahan-bahan,

    campuran atau pekerjaan beton yang telah selesai,

    sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian tambahan ini

    dapat meliputi :

    -

    Pengujian yang bersifat tidak merusak dengan menggunakan

    clerometer atau alat penguji lainnya.

    -

    Pengambilan dan pengujian inti beton.

    -

    Pengujian lain semacam itu sebagaimana ditetapkan Direksi

    Pekerjaan.

    Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

    I. ANALISA TEKNIS PEKERJAAN

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    26/42

    PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK

    (PRA-RK3K)

    KEBIJAKAN MANAJEMEN MUTU,

    KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

    Perusahaan kami, Perusahaan Jasa Konstruksi sesuai dengan Visi dan Misi

    perusahaan, bertanggungjawab dan peduli terhadap masalah Keselamatan &

    Kesehatan Kerja, sehingga tercapai Keluhan Nihil terhadap Kecelakaan (zeroaccident) dan meningkatkan Efisiensi untuk kepuasan pelanggan .

    Untuk mencapai hal tersebut, kami :

    1. Menjaga, menerapkan, dan mengkaji Sistem Manajemen Mutu & Keselamatan &Kesehatan Kerja pada semua tingkat dalam Organisasi.

    2. Selalu berupaya menjaga dan menciptakan Kondisi Lingkungan Kerja yang aman

    dan sehat.

    3. Mematuhi Perundangan dan Peraturan yang berlaku serta Persyaratan lainnyayang relevan dengan Sistem Manajemen Mutu & Keselamatan & Kesehatan Kerja

    .

    4. Menetapkan Program Kerja, Tujuan dan Sasaran Keselamatan & Kesehatan Kerjayang secara periodik dikaji dan disempurnakan disesuaikan dengan kebutuhan.

    5. Selalu melakukan penyempurnaan untuk mengembangkan Sistem ManajemenMutu & Keselamatan & Kesehatan Kerja secara berkesinambungan.

    Memastikan proses Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kawasan / Proyek terlaksanadengan baik sesuai tata cara yang berlaku di CV. Putra Kembar.

    K3 berlaku sejak Kawasan / Proyek dimulai dengan dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) dariDireksi kepada Manajer Realti / Properti / Konstruksi sampai Kawasan / Proyek dinyatakan selesaidengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima (BAST).1.1Definisi

    1.1.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah sistim yang digunakan dalam suatulingkungan / kawasan / proyek dimana hal itu bertujuan untuk melindungi tenagakerja dan karyawan yang berada didalam lingkungan / kawasan / proyek tersebutdari bahaya-bahaya yang ditimbulkan pada saat proses pekerjaan sedangberlangsung.

    1.1.2 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

    1.1.3 Keselamatan Kerja adalah keadaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerjasejak mulai pekerjaan sampai berakhirnya pekerjaan terhadap tenaga kerja,

    karyawan, material, peralatan, proses kerja, dan hasil pekerjaan.1.1.4 Personal In Charge (P.I.C) K3 adalah karyawan / pelaksana yang bertanggung

    jawab terlaksananya pelaksanaan K3 dengan baik dan benar.1.1.5 Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada CV. Putra Kembar baik secara

    langsung maupun tidak langsung dengan periode kerja tidak tertentu.1.1.6 Karyawan adalah orang yang bekerja pada CV. Putra Kembar baik secara langsung

    maupun tidak langsung dengan periode kerja tertentu dengan perikatan kerja.1.1.7 Material adalah barang yang berasal dari alam atau pabrikan digunakan / dipasang

    untuk pembangunan.1.1.8 Peralatan adalah barang yang digunakan sebagai alat bantu kerja untuk

    pembangunan.1.1.9 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya penyelamatan awal

    pada tenaga kerja, pegawai yang sakit atau karena kecelakaan kerja, sebelum

    dibawa ke Puskesmas / Klinik / Rumah Sakit.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    27/42

    1.1.10Kotak P3K adalah tempat untuk menyediakan obat-obatan yang memadaipertolongan pertama apabila ada tenaga kerja / karyawan yang sakit / kecelakaankerja.

    1.1.11Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah jaminan pengobatan/perawatanyang diberikan kepada tenaga kerja / karyawan.

    1.1.12Tanda Informasi / Identifikasi adalah suatu tempat / sarana yang dapatmemberikan pemahaman sesuatu atau beberapa hal.

    1.1.13Tanda Penunjuk adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberikan arahtujuan seperti yang dimaksud dalam tanda tersebut

    1.1.14Tanda Larangan / Bahaya adalah suatu tempat / sarana yang dapat memberiperingatan atau larangan pada sesuatu atau beberapa hal.1.1.15Jalan Kerja / Evakuasi adalah jalan sementara yang tidak terganggu material,

    peralatan, puing, sebagai sarana keluar masuk tenaga kerja / pegawai secara rutindan apabila ada bahaya.

    1.1.16Alat Pemadam Kebakaran adalah sarana pemadaman api kebakaran yang dapatmembahayakan jiwa manusia maupun bangunan.

    1.1.17Railing Pengaman adalah tanda batas pada tempat-tempat tertentu yang dapatmencelakakan atau sebagai alat bantu pegangan seperti : lubang tangga,, daerah liftmaterial atau tempat-tempat di ketinggian.

    1.1.18Jaring Pengaman (safety net) adalah sarana pengaman yang dipasang padabangunan sebagai pelindung apabila ada material / peralatan yang jatuh.

    1.1.19Penangkal Petir (sementara) adalah sarana pelindung dari petir apabila proses

    bangunan / alat kerja relatif tinggi (tower crane) sedangkan penangkal petir yangpermanen belum bisa dipasang.1.1.20Perlengkapan Pelindung Tubuh adalah alat bantu untuk melindungi tubuh

    terhadap kesehatan dan keselamatan kerja seperti : topi pengaman (helm), sepatupengaman (safety shoes), sabuk pengaman (safety belt), masker, kaca matapengaman, sarung tangan, tanda pengenal.

    1.2Ketentuan1.2.1 Dibuat struktur organisasi lapangan yang jelas tentang penanggung jawab

    pelaksanaan K3 oleh penanggung jawab kawasan / proyek.1.2.2 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus

    memahami dan mematuhi persyaratan K3.1.2.3 Seluruh tenaga kerja / karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus

    mengenakan topi pengaman (helm), dan alat pelindung tubuh lainnya (sepatu

    pengaman /safety shoes, sabuk pengaman/ safety belt, masker, kaca matapengaman, sarung tangan, tanda pengenal) sesuai situasi dan kondisi yangdiperlukan.

    1.2.4 Orang-orang yang tidak mempunyai tujuan jelas dilarang berada dalam lingkunganproyek.

    1.2.5 Disediakan topi pengaman (helm) khusus untuk tamu.1.2.6 Disediakan tempat parkir kendaraan dengan baik dan benar dan pengaturan lalu-

    lintas di dalam proyek.1.2.7 Disediakan jalan kerja yang memadai dan aman.1.2.8 Disediakan perlengkapan P3K yang lengkap dan nomor telepon instansi yang

    terkait seperti : klinik, rumah sakit, kantor depnaker, kantor pemadam kebakaran,kantor polisi, dls.

    1.2.9 Disediakan pemadam kebakaran portable pada tempat-tempat tertentu yang

    dianggap rawan bahaya.1.2.10Tangga kerja dan perancah harus kuat dan dipasang pada kondisi stabil.1.2.11Dipasang railing pengaman dengan kuat dari kayu / besi pada tempat-tempat

    ketinggian dan lubang-lubang serta tempat rotasi crane yang dapatmembahayakan manusia.

    1.2.12Tempat kerja harus dipasang penerangan kerja yang cukup memadai.1.2.13Simpan bahan-bahan yang berbahaya dan beracun pada tempat tempat khusus1.2.14Jaringan / instalasi listrik kerja diatur sedemikian rapi untuk menghindari dari

    kecelakaan / kebakaran.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    28/42

    PROSES K3 DI PROYEK

    Mengontrol Sarana

    PerlengkapanK3

    Petugas K3

    Petugas K3

    Menunjuk PetugasK3

    Petugas K3

    Man Proyek

    layak

    t a Terjaditidak layak

    Terjadi Kecelakaan,

    Petugas MelaksanakanPertolongan sesuaiProsedur K3

    Petugas K3

    Petugas K3

    Siap digunakan

    Laporan sakit,kecelakaan kerja

    Laporan

    Petugas K3

    perbaiki

    Instruksi dilaksanakanprosedur

    AAN ANDI

    PIMPINAN PERUSH.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    29/42

    KECELAKAAN RINGAN

    Laporan keManajemen Proyek

    KecelakaanRingan

    ya Perlu keRumahSakit

    t a

    Di bawa kerumah sakit

    Pengobatan diproyek

    Laporan kecelakaankerja

    Selesai

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    30/42

    KECELAKAAN BERAT / MENINGGAL

    Rumah Sakit

    Laporan keManajemen Proyek

    ya Perlu keRumahDuka

    tidak

    Di antar kerumah duka

    Pemakaman

    Selesai

    KecelakaanBerat / Meninggal

    Pemberitahuanke keluarga

    Asuransi /bantuan biaya

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    31/42

    PETUNJUK PRAKTIS PELAKSANAAN DAN KETENTUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN

    KERJA (K3)

    A. KETENTUAN UMUM

    1. Seluruh karyawan proyek harusmenggunakan tanda pengenaldan seragam.

    2. Seluruh karyawan dan pekerja

    yang terlibat dalam pelaksanaanpekerjaan harus memahami danmematuhi kaedah, danperaturan Keselamatan danKesehatan Kerja.

    3. Semua yang terlibat dalampelaksanaan pekerjaan haruspeduli dan tanggap akan bahayakebakaran, kecelakaan kerja danmenjaga kebersihan dankerapian pada lokasi kerjamasing-masing.

    4. Setiap proyek harus

    mendaftarkan dan mengikutiprogram Jamsostek.

    5. Manajemen proyek atau Penanggung Jawab K3 harus menetapkan sanksi atau hukumanterhadap pelanggaran peraturan K3.

    6. Harus tersedia data alamat dan telepon instansi-instansi yang terkait seperti Rumah Sakitterdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang diletakkanpada tempat yang mudah dibaca oleh semua orang.

    7. Jalan kerja / jalan inspeksi dan jalan evakuasi yang memadai dan aman harus disediakansebagai sarana keluar masuk pekerja dan pengawas.

    8. Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan.9. Dibuat pengaturan lalu lintas dan penataan parkir di dalam area kerja.

    B. PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH.

    1. Semua pekerja, karyawan dantamu, harus mengenakan topipengaman (helmet) dan sepatupengaman saat berada di lokasikerja.

    2. Sabuk pengaman (safety belt)dan tali penyelamat harusdigunakan pada saat bekerjadiketinggian lebih dari 2 meter.

    3. Harus menggunakan BodyProtector / pelindung badan jikahal tersebut diperlukanterutama untuk tukang las.

    4. Sarung tangan harus dipakaisewaktu memegang barang ataubenda keras yang dapatmengakibatkan luka-luka padatangan.

    5. Alat pelindung pernapasan /masker harus dipakai sewaktuberada pada lokasi yang penuh debu atau material lain yang membahayakan pernapasan.

    6. Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang bising.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    32/42

    C. KEBERSIHAN DAN KERAPIAN (HOUSE KEEPING).

    1. Harus ditunjuk personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di lapangan.2. Tempat-tempat kerja, tangga-

    tangga, dan lorong-lorong tempatorang bekerja atau sering dilalui,harus dilengkapi denganpenerangan yang cukup sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

    3. Semua tempat kerja harusmempunyai sistem pengudaraanyang cukup sehingga dapatmengurangi bahaya debu, uap danbahaya lainnya.

    4. Kebersihan dan kerapian di tempatkerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, sampah,bahan bangunan, alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.

    5. Genangan-genangan air harus dikeringkan minimal 3 hari sekali, agar tidak ada jentiknyamuk yang sempat hidup.

    6. Semua sisi lantai yang terbuka (belum berdinding), lubang-lubang di lantai yang terbuka,atap-atap yang dapat dimasuki, sisi tangga yang terbuka, semua galian dan lubang yang

    dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.7. Setiap sore hari setelah selesai pekerjaan selalu dilakukan pembersihan di daerah kerja.8. Dilakukan pengambilan sampah secara berkala dari tempat kerja dan selanjutnya dibuang

    ke lokasi pembuangan sementara yang telah ditetapkan di area proyek.

    D. RAMBU-RAMBU PERINGATAN.

    1. Rambu-rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau simbol yang memuatperaturan-peraturan, peringatan, larangan maupun himbauan.

    2. Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan dipahami olehsemua kalangan yang terlibat dalam proyek (komunikatif).

    3. Jenis rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulisan, bahasa, jenis simbol yangdigunakan atau gambar, dan warna, disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan dankebutuhannya, kecuali rambu-rambu yang sudah baku di jalan raya.

    E. TATA CARA PENANGANAN KECELAKAAN, SAKIT DAN MENINGGAL

    1. Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

    a. Terdapat kotak P3K yang memadai dan tersedia pada tempat-tempat yang mudahterjangkau.

    b. Terdapat personil penanggung jawab K3.c. Tersedia tempat dan kendaraan yang selalu siap untuk mengangkut orang yang cedera

    ke puskesmas / rumah sakit.d. Kacelakaan kerja harus segera dilaporkan kepada petugas K3 secepat mungkin.e. Proyek harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan, bisa berupa sarana pelayanan

    kesehatan yang dikelola sendiri atau bekerja sama dengan pusat kesehatan masyarakat(puskesmas) yang berada di sekitar lokasi proyek.

    2. Penanganan Jika Pekerja Mengalamai Kecelakaan

    a. Petugas K3 segera memeriksa dan memberikan pertolongan pertama.

    b. Petugas K3 segera menentukan apakah korban perlu dibawa ke puskesmas atau tidak.c. Apabila perlu Petugas K3 membawa korban ke Puskesmas untuk perawatan lebih

    lanjut.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    33/42

    d. Petugas K3 membuat laporan kecelakaan dan diserahkan kepada Manajer Proyek.e. Membuat Laporan untuk pihak luar (Jamsostek / Asuransi).

    3. Penanganan Jika Pekerja Sakit

    a. Patugas K3 segera memeriksa dan memberikan pengobatan atas gejala sakit.b. Petugas K3 segera menentukan apakah pasien perlu dibawa ke puskesmas/rumah sakit

    atau tidak, istirahat di lokasi atau di rumah.c. Petugas K3 membawa pasien ke puskesmas/rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.d. Membuat laporan adanya pekerja sakit di lokasi kerja.

    4. Penanganan Jika Pekerja Meninggal

    a. Untuk pekerja meninggal karena kecelakaan kerja, petugas K3 segera memberikankabar kepada keluarga korban, membuat dan mengirimkan laporan ke lembagaasuransi (Jamsostek, dll), Depnaker dan Polisi. Waktu dan format disesuaikan denganperaturan yang berlaku. Selanjutnya petugas K3 bekerja sama dengan bagianadministrasi membuat dan mengirim laporan kecelakaan intern dan evaluasinyakepada Manajer Operasi II dan MR.

    b. Untuk pekerja meninggal karena sakit di lokasi kerja, petugas K3 segera mengadakanpertemuan dengan bagian administrasi membuat laporan dan petunjuk yang perluuntuk menindak lanjuti kejadian tersebut. Selanjutnya laporan tersebut dikirim kepadaManajer Operasi II dan MR.

    F. PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN

    1. Tindakan Pencegahan.

    a. Upayakan seminimal mungkinmenggunakan bahan mudahterbakar.

    b. Melakukan Pemisahanpenempatan untuk bahayayang mudah terbakar.

    c. Dilarang merokok di lokasikerja (pasang rambu-rambu).

    d. Instalasi listrik dan gassementara sebagai alat bantu

    kerja harus ditata rapi, amandan diperiksa secara periodik.

    e. Tempat kerja harus rapi,bebas dari bahan yang mudahterbakar.

    f. Dipasang alat pemadam kebakaran dan jalan keluar/jalur evakuasi apabila terjadikebakaran dan diberi rambu-rambu.

    2. Penanggulangan dan Penyelamatan

    a. Harus tersedia alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup, jenis yang sesuai,dilakukan pemeriksaan secara periodik, penempatan yang mudah terlihat, tidakdiperbolehkan untuk dipindah-pindahkan, terdapat petunjuk singkat cara pemakaian,dan ditempatkan di dekat lokasi yang mengandung tingkat resiko kebakaran yang

    tinggi.b. Harus tersedia jalan untuk penyelamatan diri beserta petunjuknya.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    34/42

    c. Buat denah letak-letak alat pemadam kebakaran dan alarm dini dan ditempel minimaldi dua tempat yaitu di bagian pintu masuk dan di bagian pintu darurat.

    d. Dilakukan pelatihan terhadap pihak-pihak yang terkait dalam pekerjaan mengenaipenanggulangan dan penyelamatan bahaya kebakaran.

    e. Jika proyek menggunakan alarm, harus dipastikan alarm berfungsi dengan baik dandapat terdengar sampai radius yang direncanakan.

    f. Tersedia alat komunikasi untuk menghubungi Dinas Pemadam Kebakarang. Apabila Dinas Kebakaran sudah datang, agar dibantu diinformasikan lokasi api

    /kebakaran dan jumlah orang yang terperangkap di dalamnya.

    h. Penanggung jawab/Koordinator penanggulangan dan penyelamatan akibat bahayakebakaran harus ditetapkan.

    G. PENGGALIAN, PONDASI DAN PARIT.

    1. Sebelum melakukan pekerjaan penggalian tanah dan pembuatan parit ataupun pondasi,terlebih dahulu harus dipastikan kondisi kestabilan tanah dan lingkungan di sekitar tempattersebut.

    2. Sebelum melakukan penggalian, harus dipastikan tidak terdapat instalasi kabel, gas, airatau instalasi lain pada lokasi galian. Apabila ada, harus dikoordinasikan dengan pihakterkait, agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan aman.

    3. Pagar pengaman dan rambu peringatan harus dipasang di sepanjang parit atau disekelilinglubang dan galian yang ada.

    4. Tanah galian tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan pinggir galian. Jarak minimum

    yang aman adalah sedikitnya 1,5 meter dari pinggir galian.5. Kendaraan yang digunakan untuk pekerjaan galian harus diparkir pada tempat yang amandan rata.

    H. TANGGA, PERANCAH, DAN BEKERJA PADA KETINGGIAN.

    1. Tangga

    a. Tangga bantu kerja harus dibuat dari material atau bahan yang kuat dan tahan terhadapcuaca dan harus memiliki konstruksi yang kuat.

    b. Harus dipasang railling untuk pegangan.c. Kemiringan tangga harus diatur sedemikian rupa sehingga aman untuk digunakan.d. Jangan meletakkan tangga di atas tumpukan material untuk menambah ketinggian.e. Jangan meletakkan benda apapun pada tangga dan jalan kerja.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    35/42

    2. Perancah

    a. Rancangan penyangga beban atau perancah untuk sarana bekerja harus didukungdengan analisa perhitungan.

    b. Dasar perancah harus cukup kuatuntuk menahan beban, kalaudiperlukan dibuat landasan kayuatau cor beton.

    c. Harus dibuat pengaku (bracing)untuk menahan gaya kesampingatau goyangan.

    d. Sebelum perancah memikul beban,harus dicek dahulu keseluruhandari perancah terpasang sesuairancangan.

    e. Tangga naik perancah harusdisediakan.

    f. Petugas yang melakukan inspeksiharus mengetahui prinsip-prinsippemasangan perancah yang aman.

    3. Bekerja pada ketinggian

    a. Yang dimaksud dengan bekerja pada ketinggian adalah bekerja di lokasi dimana

    terdapat perbedaan ketinggian dengan lokasi sekitarnya yang dimungkinkan terjadinyabahaya kecelakaan kerja.

    b. Pekerja yang melakukan pekerjaan di tempat ketinggian haruslah dipastikan dalamkeadaan sehat, tidak takut pada ketinggian, menggunakan pelindung tubuh yangmemadai sesuai aspek keselamatan kerja.

    c. Tepi suatu tempat ketinggian haruslah dipasang railling pengaman. Tipe dan jenisbahan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan, tetapi harus dipastikanmudah terlihat jelas, cukup kuat, harus dipelihara, dan dalam kondisi yang baik.

    d. Lubang-lubang dengan ukuran lebih besar dari kaki sampai badan manusia harusditutup dengan bahan yang kuat dan apabila lebih besar dari itu harus dipasang raillingpengaman.

    e. Apabila pekerja yang bekerja pada ketinggian membawa peralatan dan bahan-bahankecil, maka harus membawa kantong atau wadah tempat peralatan dengan tujuan alat

    atau bahan tidak jatuh.f. Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bahan terpasang dan

    mudah terlepas.g. Apabila dipandang perlu bekerja di tempat ketinggian dengan lokasi lingkungan yang

    padat maka perlu dipasang jaring pengaman (safety net).h. Harus dipastikan adanya lokasi dan sarana yang memadai untuk mengkaitkan sabuk

    pengaman sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.i. Penumpukan sementara material ditempatkan cukup jauh dari tepi dan disusun

    sedemikian rupa sehingga tidak mudah berpindah walau tidak dipindahkan.j. Tempat berpijak untuk pekerja, dudukan alat, dan bahan dipastikan kuat dan aman.

  • 7/25/2019 METODE & RK3 3

    36/42

    I. ALAT-ALAT ANGKAT DAN PENGOPERASIAN ALAT-ALAT BERAT.

    1. Umum

    a. Hanya orang yang memiliki Surat Ijin Mengoperasikan Peralatan (SIM-P) yang bolehmengoperasikan alat berat.

    b. Operator harus mengetahui kapasitas alat berat yang dioperasikan.c. Pastikan bahwa peralatan keselamatan berada pada posisinya dan dalam kondisi siap

    pakai.d. Jangan mengisi bahan bakar pada saat kendaraan hidup.

    e. Perhatikan daerah-daerah yang bermuatan listrik (electric line) sebelummengoperasikan alat, pastikan wilayah/daerah aman.

    2. Crane

    a. Informasi penting seperti tabel kapasitas muatan, kecepatan operasi yang disarankan,peringatan bahaya khusus dan informasi penting lainnya harus dipasang dengan jelaspada semua crane dan peralatan sejenis.

    b. Alat pemadam api yang berukuran sekurang-kurang 5 BC harus ditempatkan di dalamkabin setiap alat.

    c. Harus dilakukan pemeriksaan pada rangka tiang crane atas kemungkinan adanya korosiatau kerusakan / ketidak sempurnaan pada sambungan rangka.

    d. Operator harus dibantu minimal dengan seorang pemandu yang akan memberikanisyarat kepada operator. Dalam keadaan darurat, sinyal STOP/BERHENTIdapat

    diberikan oleh siapa saja.e. Hanya sinyal tangan standar saja yang diakui (sinyal ini berlaku umum dan standar)kecuali operator terhalang pandangannya dapat menggunakan isyarat lainnya.

    f. Dilarang menaiki kait (hook) atau muatan yang diam maupun yanh sedang diangkat.g. Pada setiap kait (hook) dari crane harus dipasang kancing pengaman (safety laches).h. Ukuran dan kapasitas kekuatan sling harus diperhitungkan terhadap beban yang

    diangkut, dan harus dipastikan berfungsi dengan benar.i. Apabila mengikat suatu muatan dengan sling, tempatkan sling pada tempatnya yang

    benar, dan waktu mulai mengangkat dengan menegangkan sling, jagalah jangan sampaitangan dan jari-jari anda terjepit.

    j. Sebelum mengangkat muatan, pastikan bahwa tidak ada benda lepas yang terletak padamuatan.

    k. Jika melepas sling dari kait tunggu sampai muatan diam dan bebas lepas dari sling.

    l. O