Metode Pengembangan Sistem Pada Proyek Sistem Informasi

278
Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasi by Fathoni, S.T.,MMSI .toni - Saturday, 15 March 21!, "#!5 $iskusikan berbabagai metode pengembangan sistem yang dapat dipergunakan da%am meng suatu proyek pengembangan sistem informasi, serta &e%askan karakteristik serta kond me%ekat di metode tersebut. Metode tersebut harus di tu%iskan di editor diskusi ini dan diskusikan%ah metode pe sistem terbaru . Se%amat 'e%a&ar .. (ep%y (e# Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasi by si!bmpsi )121*2+ - Monday, 1 March 21!, 1)#* Prisna Ceri Anggraini S (09121003004) Nopri Desi Alrisa (09121003016) Rizki Apriyani (09121003026) ! Metode engembangan Sistem Informasi 1 . e!o"e Sys!e# De$elop#en! %i&e Cy'le (SD%C) Mode% S$ / sering disebut &uga mode% air ter&un. Mode% ini mengusu%kan sebuah pen perkembangan perangkat %unak yang sistematik dan sekunsia% yang dimu%ai pada tingk kema&uan sistem pada se%uruh ana%isis, desain, kode, pengu&ian, dan peme%iharaan. M disusun bertingkat, setiap tahap da%am mode% ini di%akukan berurutan, satu sebe%um Mode% ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah soft0are da%am ska%a besar dan ya dipakai da%am 0aktu yang %ama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. a apan*!a apan (SD%C) a. Fase Perencanaan Sistem $a%am tahapan ini dibentuk suatu struktur ker&a strategis yang %uas dan panda informasi baru yang &e%as yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai info

description

h

Transcript of Metode Pengembangan Sistem Pada Proyek Sistem Informasi

Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby Fathoni, S.T.,MMSI .toni - Saturday, 15 March 2014, 08:45Diskusikan berbabagai metode pengembangan sistem yang dapat dipergunakan dalam mengelola suatu proyek pengembangan sistem informasi, serta jelaskan karakteristik serta kondisi yang melekat di metode tersebut.Metode tersebut harus di tuliskan di editor diskusi ini dan diskusikanlah metode pengembangan sistem terbaru .Selamat Belajar ..Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby si4bmpsi 09121003026 - Monday, 17 March 2014, 19:30Prisna Ceri Anggraini S (09121003004)Nopri Desi Alrisa (09121003016)Rizki Apriyani (09121003026)4 Metode Pengembangan Sistem Informasi1. Metode System Development Life Cycle (SDLC)Model SDLC sering disebut juga model air terjun. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar.Tahapan-tahapan (SDLC)a. Fase Perencanaan Sistem Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.b. Fase Analisis Sistem Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi. Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem. Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem. Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai. Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem. Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju c. Fase Perancangan Sistem secara Umum Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer. d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya. e. Fase Perancangan Sistem secara Detail Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan. Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan. Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan, pelatihan, dan tugas-tugas implementasi lainnya. f. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi. Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:1. Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart2. Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti : I. Pengembangan perangkat lunak II. Persiapan lokasi peletakkan sistem III. Instalasi peralatan yang digunakan IV. Pengujian SistemKelebihan dan Kekurangana) Kelebihan Mudah diaplikasikan. Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.b) Kekurangan Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung. Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek. Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal. Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien. 2. Model PrototypingPrototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.Tahapan-tahapan Model Prototypinga. Pengumpulan Kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.b. Membangun Prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).c. Menggunakan Sistem Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.d. Mengkodekan Sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.e. Menguji Sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.f. Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.g. Evaluasi Protoptyping Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.Kelebihan dan Kekurangana). Kelebihan Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret. Digunakan untuk memperluas SDLC.b). Kekurangan Proses analisis dan perancangan terlalu singkat. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah. Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan. Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.3. Model RAD (Rapid Application Development)RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.Tahapan-tahapan Model RADa. Bussiness Modelling Fase ini untuk mencari aliran informasi seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.b. Testing and Turnover Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..c. Aplication Generation Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.d. Process Modelling Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentue. Data Modelling Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.Kelebihan dan Kekurangan a). Kelebihan RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object). Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien. b). Kekurangan Tidak cocok untuk proyek skala besar Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini. Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini4. Model SpiralModel spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm. Model spiral adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.Tahapan-tahapan Model Spirala. Komunikasi Pelanggan Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.b. Perencanaan yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.c. Analisis Resiko Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.d. Perekayasaan Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.e. Konstruksi dan Peluncuran Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.f. Evaluasi Pelanggan Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.Kelebihan dan Kekurangan a). Kelebihan Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif . Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius. b). Kekurangan Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby melysa rhuwayda 09101003063 - Wednesday, 19 March 2014, 00:32Saya Melysa Rhuwayda dari S2MPSIBagaimana dengan kondisi penggunaan setiap metodenya, pada kondisi yang seperti apa metode ini cocok untuk digunakan? Mungkin bisa tolong disebutkan beberapa, misalnya metode spiral cocok untuk digunakan dalam pengembangan sistem skala besar, dll.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby si4bmpsi 09121003040 - Monday, 17 March 2014, 20:09Anggota Kelompok: Abu Dzar Al-Ghifari (09121003022) Fitri Septia (09121003014) Neci Joiz Parhusip (09121003040)4 METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI:

MetodeRapid Application Development (RAD)RAD menggunakanmetode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user danperancangan sistem informasi.Proses pengembangan, meliputi1.Mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria2.Mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yangmenjadi prioritas3.Membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas4.Memilih protype mana yang direview5.Implementasi Sistem InformasiMetodeJoint Application Development (JAD)JAD merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik yang dibutuhkan dan unsur rancangan eksternal.Tujuan JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi.- Kebutuhan User- Pengetahuan akan kondisi lokal- Keenganan untuk berubah- User merasa terancam- Meningkatkan alam demokrasiMetode Soft SystemMetode ini memiliki tahapan,yangmeliputi :1.Masalah relatif bagi setiap orang; masalah tidak terstruktur2.Menyusun problematique diagram dan rich picture3.Menyusun konsep model terdiri dari SI dan strategi yang mungkin digunakan4.Membandingkan antara masalah dalam tahap dua dengan model pada tahap tiga diatas5.Diskusi untuk menghasilakna suatu SI dan strategi yang sesuai dengan kultur yang ada6.Menyusun Proposal, strategi dan taktik untuk menyelesaikan masalahMetode PrototypingMetode protyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen.Karakteristik metode prototyping meliputi langkah-langkah : 1. Pemilahan fungsi 2. Penyusunan Sistem Informasi 3. Evaluasi 4. Penggunaan SelanjutnyaJenis-jenis prototyping meliputi: 1. Feasibility prototyping 2. Requirement prototyping 3. Desain Prototyping 4. Implementation prototypingTeknik-teknik prototyping meliputi 1. Perancangan Model 2. Perancangan Dialog 3. SimulasiKeunggulan 1. End user dapat berpartisipasi aktif 2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan 3. mempersingkat waktu pengembangan SIKelemahan 1. proses analisis dan perancangan terlalu singkat 2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah 3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan 4. protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah 5. protype terlalu cepat selesaiShow parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby melysa rhuwayda 09101003063 - Wednesday, 19 March 2014, 00:39Saya Melysa Rhuwayda dari S2MPSIPada metode prototyping, bisakah tolong dijelaskan, apa yang dimaksud dengan karakteristik, jenis dan taktik. Maksudnya, karakteristik untuk apa, jenis apa, dan taktik dalam hal apa. Dan tahapan pada metode ini disebutkan pada bagian apa? Karena ketiga hal tersebut semuanya terlihat seperti tahapan atau langkah-langkah pada metode ini.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby S2 MPSI 09101003019 - Monday, 17 March 2014, 20:30Yunita (09101003019) S2 MPSIMetode Pengembangan Sistem Informasi:Extreme Programming (XP) Extreme Programming (XP) merupakan salah satu metodologi dalam rekayasa perangkat lunak dan juga merupakan satu dari beberapa agile software development methodologies yang berfokus pada coding sebagai aktivitas utama di semua tahap pada siklus pengembangan perangkat lunak (software development lifecycle). Metodologi ini mengedepankan proses pengembangan yang lebih responsive terhadap kebutuhan customer (agile) dibandingkan dengan metode-metode tradisional sambil membangun suatu software dengan kualitas yang lebih baik.Extreme Programming muncul menawarkan sebuah disiplin baru dalam pengembangan software secara agile. Nilai dasar yang terkandung di dalam Extreme Programming adalah: Komunikasi (Communication), Kesederhanaan (Simplicity), Umpan balik (Feedback) Keberanian (Courage) dan menghormati (Respect).Latar Belakang XPRequirement yang berubah dengan cepat menuntut lifecycles yang lebih pendek, dan tidak selaras dengan metoda pengembangan tradisional, yang pada umumnya memerlukan disain luas di awal dan mengakibatkan perubahan desain yang terjadi kemudian memerlukan biaya yang lebih tinggi atau kehilangan milestones.Berdasarkan hal ini kemudian dilahirkan konsep XP yang digagas oleh Kent Beck dan Ward Cunningham pada Maret 1996. Metode XP merupakan yang terpopuler dari beberapa metodologi pengembangan software yang dipakai untuk mengimplementasikan proyek pengembangan perangkat lunak.Tujuan XPTujuan utama XP adalah menurunkan biaya dari adanya perubahan software. Dalam metodologi pengembangan sistem tradisional, kebutuhan sistem ditentukan pada tahap awal pengembangan proyek dan bersifat fixed. Hal ini berarti biaya terhadap adanya perubahan kebutuhan yang terjadi pada tahap selanjutnya akan menjadi mahal. XP diarahkan untuk menurunkan biaya dari adanya perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai basis dasar, prinsip dan praktis. Dengan menerapkan XP, pengembangan suatu sistem haruslah lebih fleksibel terhadap perubahan.XP tepat digunakan saat kondisi Keperluan berubah dengan cepat Resiko tinggi dan ada proyek dengan tantangan yang bar Tim programmer sedikit, yaitu 2-10 orang Mampu mengotomatiskan tes Ada peran serta pelanggan secara langsungVariabel XPTerdapat 4 variabel XP, yaitu antara lain :1. Cost (biaya) Dengan meningkatkan biaya, kita bisa menciptakan program yang lebih baik. Sebaliknya mengurangi biaya untuk proyek tidak akan menyelesaikan masalah customer. Tetapi, biaya yang tiak terbatas juga akan menimbulkan kerusakan.2. Time (waktu) Dengan meningkatkan waktu makan kita akan mampu menciptakan program yang berkualitas dan dengan feature-feature yang lebih banyak.Akan tetapi waktu yang berlebihan tidak baik, karena dapat merusak terhadap diri sendiri. Waktu yang sedikit juga tidak baik karena kualitas yang dihasilkan akan jauh dari yang diharapkan.3. Quality (mutu) Mutu merupakan suatu variabel pengendali yang sangat mengerikan karena merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen.4. Scope (feature) Scope merupakan varibel primer. Jika kita mengurangi Scope,maka kita bisa mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas.XP adalah suatu bentuk pembangunan perangkat lunak yang berbasis nilai kemudahan, komunikasi, umpan balik, dan keberanian. Bekerja dalam whole team bersama-sama dengan praktek yang mudah. Adapun inti penerapannya adalah:1. Planning Game2. Small, frequent releases3. System metaphors4. Simple design5. Testing (unit testing & TDD)6. Frequent refactoring7. Pair programming8. Collective code ownership9. Continuous integration10. Sustainable pace11. Whole team together12. Coding standardsKeuntungan XP: Menjalin komunikasi yang baik dengan client. Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.Kerugian XP: Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima. Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga).Langkah-langkah pengembangan XP :1. Exploration Phase2. Planning Phase3. Iteration to Release Phase4. Productionizing Phase5. Maintenance Phase6. Death Phase1. Tahapan Explorasi Pada tahap ini calon pengguna sistem menuliskan kebutuhan-kebutuhan informasi yang akan dicover didalam sistem untuk release pertama. Masing-masing cerita yang dituliskan olehpengguna kemudian dibuat menjadi sebuah modul program. Di sisi lain, tim yang lain mengidentifikasi teknologi dalam pelaksanaan proyek. Tahap ini dapat dilaksanakan dalam beberapa minggu, tergantung pada kerumitan sistem yang akan dibangun. Hasil yang diinginkan pada tahap ini adalah berupa :a. Dokumentasi atas visi dan ruang lingkup pekerjaanb. Dokumentasi struktur proyek yang akan dikembangkanc. Dokumentasi teknologi yang akan digunakan2. Tahapan Planning Pada fase planning, yang berorientasi kepada analisa dan desain sistem, yang didalamnya berisikan kebutuhan akan analisa atas kebutuhan bisnis, kebutuhan pengguna, kebutuhan operasi, dan kebutuhan sistem. Setelah tahapan atas, tahapan ini dilalui, tim pengembang akan menghasilkan :a. Spesifikasi fungsional atas suatu sistemb. Perencanaan jadwal pelaksanaan proyek3. Iterasi Peluncuran Perangkat Lunak Pada tahapan ini terdiri dari beberapa iterasi peluncuran dari perangkat lunak yang akan dikembangkan. Perangkat lunak dikeluarkan mulai dari rilis pertama hingga sistem dapat diterima dan dapat di implementasikan secara penuh. Tahapan-tahapan dalam iterasi ini terdiri dari :a. Tahap analisis Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau sistem ditulis atau dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem, seperti lingkungan organisasi, analisis sistem untuk memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis system requirement (input, output, process, storage, and control).b. Tahap desain Tahap desain juga melibatkan rancangan interface dan prosedur yang mendukung fungsional sistem. Pada tahap ini dilakukan koreksi pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem bisa diperbaiki sedini mungkin. Aktivitas desain sistem meliputi:1. desain interface. Desain interface berfokus pada interaksi sistem dengan pengguna, input dan output yang interaktif serta efesien abagi penggunanya. Konversi informasi dan data menjadi bahasa yang bisa dibaca mesin dan manusia, kualitas proses konversi informasi dan data ditentukan pada desain interface sistem.2. Desain fisik. Desain fisik sistem adalah desain database dan file berfokus pada strukturdan data yang digunakan sistem secara rincian. Data yang diusulkan pengguna akan disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang dibutuhkan.3. Desain logika. Desain logika adalah desain sistem bagaimana mengembangkan secara umum input, proses pengolahan informasi, output, penyimpanan database, aktivitas kontrol sesuai dengan yang direncanakan pada tahap analisis.c. Tahap pengujian (testing) Pada tahap ini sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem dan terkait dengan hal-hal teknis sistem. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan untuk kemudian dievaluasi kembali untuk kemudian dilakukan perbaikan oleh tim.d. Peluncuran Rilis Akhir Perangkat Lunak Tahapan ini merupakan sesi akhir dalam pengembangan sistem dengan menggunakan XP. Sistem yang telah di uji kemudian di implementasikan sesuai dengan kebutuhan client. Perangkat lunak yang diaplikasikan merupakan rilis akhir, hasil dari iterasi dan perbaikan dari versi-versi sebelumnya4. Tahapan ProduksiFase produksi membutuhkan pengujian ekstra dan pemeriksaan performa dari situs sebelum situs dapat dilepas ke khalayak umum. Pada fase ini perubahan-perubahan baru masih ditemui dan keputusan harus dibuat apakah perubahan tersebut disertakan pada rilis yang ada sekarang. Pada fase ini juga iterasi akan dipercepat dari tiga minggu menjadi satu minggu. Ide dan saran yang tertunda didokumentasikan untuk implementasi yang akan datang sebagai contoh pada saat fase perawatan.5. Tahapan PerawatanSetelah rilis pertama dibuat untuk penggunaan umum, pengembangan harus tetap menjalankan situs yang telah ada berjalan sembari melakukan iterasi baru. Untuk melakukan hal ini fase perawatan membutuhkan usaha untuk tugas pendukungan pengguna, dan kecepatan pengembangan dapat diperlambat setelah situs telah dipublikasi. Fase perawatan mungkin membutuhkan personil baru di dalam tim dan mengubah struktur tim.6. Tahapan Akhir HidupFase akhir hidup mendekat pada saat pengguna tidak mempunyai cerita apapun untuk diimplementasikan. Ini membutuhkan suatu situs yang memenuhi keinginan pengguna dan juga pada hal lainnya seperti performa dan kehandalan. Ini adalah waktu pada proses XP ketika dokumentasi dari situs yang dibutuhkan pada akhirnya telah ditulis dan tidak ada perubahan yang terjadi pada arsitektur, rancangan, dan kode. Akhir hidup juga dapat terjadi jika situs tidak memberikan apa yang diinginkan pengguna atau jika situs menjadi terlalu mahal untuk pengembangan selanjutnya.RUP (Rational Unified Process)RUP, singkatan dari Rational Unified Process, adalah suatu kerangka kerja prosespengembangan perangkat lunak iteratif yang dibuat oleh Rational Software, suatu divisi dari IBM sejak 2003. RUP bukanlah suatu proses tunggal dengan aturan yang konkrit, melainkan suatu kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk disesuaikan oleh organisasi pengembang dan tim proyek perangkat lunak yang akan memilih elemen proses sesuai dengan kebutuhan mereka.SejarahRUP merupakan produk proses perangkat lunak yang awalnya dikembangkan oleh Rational Software. Rational Software diakuisisi oleh IBM pada Februari 2003. Produk ini memuat basis-pengetahuan yang bertautan dengan artefak sederhana disertai deskripsi detail dari beragam aktivitas. RUP dimasukkan dalam produk IBM Rational Method Composer (RMC) yang memungkinkan untuk kustomisasi proses.Dengan mengombinasikan pengalaman dari banyak perusahaan, dihasilkan enam praktik terbaik untuk rekayasa perangkat lunak modern:1. Pengembangan iteratif, dengan risiko sebagai pemicu iterasi primer2. Kelola persyaratan3. Terapkan arsitektur yang berbasis komponen4. Visualisasikan model perangkat lunak5. Secara kontinyu, verifikasi kualitas6. Kendalikan perubahanRUP tepat digunakan saat kondisi: Pengembangan perangkat lunak yang berorientasi objek dengan berfokus pada UML (UnifiedModeling Language ) Mempunyai waktu pengembangan yang panjang Dikembangkan pada perangkat lunak sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras Mempunyai tim programmeryang cukup banyak Pengembangan dan perubahan perangkat lunak berdasarkan kebutuhan userKeuntungan Pengembangan Perangkat Lunak RUP :Ada beberapa keuntungan dengan mengunakan RUP di antaranya :1. Menyediakan akses yang mudah terhadap pengetahuan dasar bagi anggota tim.2. Menyediakan petunjuk bagaimana menggunakan UML secara efektif.3. Mendukung proses pengulangan dalam pengembangan software.4. Memungkinkan adanya penambahan-penambahan pada proses.5. Memungkinkan untuk secara sistematis mengontrol perubahan-perubahan yang terjadi pada software selama proses pengembangannya.6. Memungkinkan untuk menjalankan test case dengan menggunakan Rational Test Manager ToolKekurangan Pengembangan Perangkat Lunak RUP :1. Metodologi ini hanya dapat digunakan pada pengembangan perangkat lunak yang berorientasi objek dengan berfokus pada UML (Unified Modeling Language).2. Membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan XP dan ScrumEmpat Fase Siklus ProyekPada RUP didefinisikan terdapat empat fase siklus proyek. Fase-fase ini memungkinkan untuk disajikan dalam bentuk umum mirip dengan pendekatan air terjun, walaupun esensi kunci dari proses terdapat dalam iterasi dalam setiap fasenya. Setiap fase memiliki sebuah objektif kunci dan titik pencapaian akhir yang menandakan ketercapaian objektif.1. Fase InsepsiObjektif primer adalah untuk membatasi sistem dengan cukup sebagai dasar untuk memvalidasi biaya awal dan penganggaran. Pada fasa ini, ditentukan kasus bisnis yaitu: konteks bisnis, faktor sukses (perkiraan pendapatan, pengenalan ke pasar, dll.), dan perkiraan finansial. Sebagai pelengkap kasus bisnis adalah model penggunaan, perencaan proyek, penilaian risiko tahap awal, dan deskripsi proyek disusun.2. Fase ElaborasiObjektif primer adalah untuk memitigasi risiko kunci yang diidentifikasi dari analisis hingga akhir fase. Fasa elaborasi merupakan fase saat proyek mulai terlihat bentuknya. Pada fase ini, masalah analisis domain dibuat dan arsitektur proyek mulai mendapatkan bentuk dasarnya.3. Fase KonstruksiObjektif primer adalah untuk membangun sistem perangkat lunak. Fase ini fokus pada pengembangan komponen dan fitur lain dari sistem. Pada fase inilah saat banyak dilakukan pengkodean. Pada proyek yang lebih besar, beberapa iterasi konstruksi dikembangkan sebagai usaha untuk memecah kasus penggunaan menjadi segmen terkelola yang menunjukkan purwarupa.4. Fase TransisiObjektif primer adalah sebagai perantara sistem dari pengembangan ke produksi, yang tersedia untuk pengguna akhir. Aktivitas dalam fase ini termasuk pelatihan kepada pengguna akhir dan pengelola sistem dan pengujian beta untuk memvalidasi terhadap harapan pengguna akhir.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby S2 MPSI 09101003055 - Monday, 17 March 2014, 21:45DIAN MARSHA PUTRIS2MPSIMETODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASIMetode Model VV-Model, juga disebut Vee-Model, adalah proses pengembangan produk awalnya dikembangkan di Jerman untuk proyek-proyek pertahanan pemerintah. Hal ini telah menjadi standar umum dalam pengembangan perangkat lunak. The V-Model mendapatkan namanya dari fakta bahwa proses ini sering dipetakan sebagai flowchart yang mengambil bentuk surat V. Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software dengan tahap pengujiannya.Tahapan-TahapanModel V1.Requirement Analysis & Acceptance TestingTahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak2. System Design & System TestingDalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.3. Architecture Design & Integration TestingSering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.4. Module Design & Unit TestingSering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.5. CodingDalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.Kelebihandan Kekurangan1. Kelebihan - V Model sangat fleksibel. V Model mendukungproject tailoringdan penambahan dan penguranganmethoddantoolsecara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukantailoringpada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkanmethoddantoolbaru atau menghilangkanmethoddantoolyang dianggap sudahobsolete. V Model dikembangkan dan di-maintainoleh publik.Userdari V Model berpartisipasi dalamchange control boardyang memproses semuachange requestterhadap V Model. Bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan konsep V model menggunakan bahasa formal. Contoh : dengan menggunakan objek model ataupun frame-frame Meminimalisasikan kesalahan pada hasil akhir karena ada test pada setiap prosesnya Penyesuaian yang cepat pada projek yang baru Memudahkan dalam pembuatan dokumen projek Biaya yang murah dalam perawatan dan modifikasinya2. Kekurangan V Model adalah model yangproject orientedsehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek. V Model adalah model yangproject orientedsehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek. Aktifitas V-Model hanya difokuskan pada projectnya saja, bukan pada keseluruhan organisasi. V-Model adalah proses model yang hanya dikerjakan sekali selama project saja, bukan keseluruhan organisasi. Prosesnya hanya secara sementara. Ketika project selesai, jalannya proses model dihentikan. Tidak berlangsung untuk keseluruhan organisasi. Metode yang ditawarkan terbatas. Sehingga kita tidak memiliki cara pandang dari metode yang lain. Kita tidak memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan jika ada tools lain yang lebih baik Toolnya tidak selengkap yang dibicarakan. SDE (Software Development Environment). Tidak ada tools untuk hardware di V-Model. Tool yang dimaksud adalah software yang mendukung pengembangan atau pemeliharaan / modifikasi dari system IT. V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.PenggunaanV model biasa digunakan pada proyek-proyek dengan skala yang besar. Sebagai contohnya yaitu digunakan di Jerman untuk mengatur sistem administrasi pemerintahannya dalam hal ini pada bagian BWB (Bundesamt fr Wehrtechnik und Beschaffung = German Federal Office for Procurement). V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan olehsoftware developernegara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain. Metode End-user DevelopmentPengembangan sistem oleh pemakai sistem (end user computing) merupakan suatu fenomena yang mulai terjadi terutama pada perusahaan-perusahaan yang menghadapi persaingan yang ketat. Artinya perusahaan dihadapkan pada kondisi persaingan yang cepat. Para pembuat keputusan (manajer) juga dituntut untuk bisa mangembil keputusan dengan cepat. Padahal masalah yang harus diambil dalam keputusannya adalah masalah-masalah yang sifatnya ad-hoc yaitu masalah-masalah yang dapat muncul dengan tiba-tiba dan tidak umum. Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user.Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.Tahapan-tahapanEUDDibutuhkan pemahaman mengenai teknologi sistem informasi oleh pengembang yang akan melakukan pengembangan sistem sendiri. Jadi tidak akan efektif jika pengembang sistem tidak memiliki pemahaman tentang teknologi sistem informasi yang cukup, karena hal ini dipaksakan sudah bisa dipastikan tidak akan berhasil. Pertanyaan yang krusial mengenai waktu kapan penerapan EUC ini bisa dilakukan harus dijadikan pertimbangan yang benar-benar matang. Menurut Nolans stages paling tidak ada empat tahapan penting untuk dapat menentukan waktu yang tepat penerapan EUC ini, yaitu sebagai berikut.1. Tahap inisasi (initiation)Yaitu tahap dimana organisasi (perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi. Memasang secara umum perusahaan yang ada sudah melawati masa ini, meskipun masih ada juga beberapa yang masih dalam proses tahapan inisiasi ini2. Tahap ketularan (contagion)Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini. Artinya aspek keuntungan (benefit) dan biaya (cost) benar-benar dikesampingkan tetapi hanya meniru beberapa perusahaan yang menjadi pesaing (competiter).3. Tahap kendali (control)Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi (cost & benefit). Artinya bila ada individu atau suatu unit di dalam organisasi (perusahaan) membutuhkan teknologi informasi, bagian pengadaan takan melakukan evaluasi dulu biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang nanatinya akan didapat dengan penggunaan teknologi informasi.4. Tahap matang (mature)Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing (compatetive advantage).Dari ke empat tahapan di atas seperti yang digambarkan di Nolans stages yang dianjurkan jika perusahaan akan menerapkan end user computing atau end user development adalah paling tidak perusahaan sudah memasuki pada tahap kendali (control). Kenapa demikian? Karena dalam tahap ini organisasi dan manajer sudah dianggap memahami benar pemanfaatan teknolgi informasi sehingga ini akan lebih menjamin keberhasilan penerapan end user computing.Kelebihan dan Kekurangan1. Kelebihan Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi. . Artinya dengan EUC, aplikasi yang dibutuhkan akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat. Karena dikembangkan sendiri oleh pemakai sistem. Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai, tentunya dalam hal ini pmakai akan lebih mengerti atau memahami kebutuhan informasi sendiri bila dibandingkan dengan dikembangkan oleh pihak lain. Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem. Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.2. Kekurangan Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi. Dalam kenyataannya tidak semua pemakai (manajer) memiliki pemahaman yang dimaksud. End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem. Akibat dari ini misalnya saja dapt merusak data pada basis data perusahaan jika pemakai sistem melakukan oparasi seperti update data yang salah. End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem. Maksudnya end user computing ini tidak akan efektif dan efisien jika pengembangnya adalah manajer perusahaan yang harus terlebih dahuu bahasa pemrograman computer untuk dapat membangun program aplikasi yang dibutuhkan. Paling tidaj ini akan sangat membutuhkan waktu. Sebaliknya jika manajer sebagai pemakai dan pengembang sistem tidak dapat membuat program aplikasinya, maka pnerapan EUC juga tidak akan efektif.Kesimpulan EUD1. End User Development (EUD) atau End User Computing (EUC) adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang dilakukan oleh pemakai dalam suatu organisasi guna membantu pemakai (manajer) dalam menghadapi permsalahanpermasalahan yang bersifat ad-hoc yang melibatkan keputusan-keputusan yang tidak terstruktur yang butuh penyelesaian cepat.2. Dalam mengambil kebijakan untuk melakukan atau menerapkan End User Computing para pengembang sistem informasi (manajer) harus memperhatikan keunggulan serta kelemahan dari EUC itu sendiri.3. Para pemakai (manajer) yang mengembangkan sistem informasinya sendiri (EUD/EUC) dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi (computer literacy) serta kemampuan teknis di bidang teknologi informasi.4. Untuk dapat menjamin keberhasilan penerapan EUD/EUC dibutuhkan strategi dan taktik yang tepat sehingga penerapannya akan menjadi sangat optimal.5. Secara umum agar End User Computing (EUC/EUD) berhasil, harus mempertimbangkan banyak hal seperti dampaknya bagi organisasi, pemahaman mengenai teknologi informasi, syarat kemampuan teknis pengembang, waktu yang tepat, strategi yang pasti serta taktik yang benar.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby si4bmpsi 09121003002 - Monday, 17 March 2014, 21:58Amelisa (09121003044)Burman Bagaskara (09121003052)Rika Efrianti (09121003002)1. Dynamic Software Development Method (DSDM)Pada Dynamic System Development Method menyajikan kerangka kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan. Metode ini akan membangun software dengan cepat: 80% dari proyek diserahkan dalam 20% dari waktu total untuk menyerahkan proyek secara utuh. Tahapan Dynamic Software Development Method1. Feasibility study :Siapkan requirement, dan batasan, lalu uji apakah sesuai menggunakan proses DSDM.2. Business Study:Susun kebutuhan fungsional dan informasi, tentukan arsitektur aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi.3. Functional model iteration :Hasilkan incremental prototype yang perlihatkan fungsi software ke klien untuk dapatkan kebutuhan lebih jelas dan konfirmasi.4. Design and Build Iteration :Cek ulang prototype yang dibangun untuk pastikan bahwa prototype dibangun dengan cara yang memungkinkan fungsi tersebut benar-benar bekerja.5. Implementation:Menempatkan software pada lingkungan yang benar sekalipun belum lengkap, atau masih ada perubahan. Kelebihan Dynamic Software Development Method1. Menyajikan kerangka kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan.2. Membangun software dengan cepat : 80% dari proyek diserahkan dalam 20% dari waktu total untuk menyerahkan proyek secara utuh.3. Aktifitas: feasibility study : siapkan requirement, dan batasan, lalu uji apakah sesuai gunakan proses DSDM.4. Aktifitas: Business Study: susun kebutuhan fungsional dan informasi, tentukan arsitektur aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi.5. Aktifitas: Functional model iteration : hasilkan incremental prototype yang perlihatkan fungsi software ke klien untuk dapatkan kebutuhan lebih jelas dan konfirmasi.6. Aktifitas: Design and Build Iteration : cek ulang prototype yang dibangun untuk pastikan bahwa prototype dibangun dengan cara yang memungkinkan fungsi tersebut benar-benar bekerja.7. Aktifitas: Implementation: menempatkan software pada lingkungan sebenar sekalipun belum lengkap, atau masih ada perubahan.8. DSDM dapat dikombinasikan dengan XP menghasilkan kombinasi model proses yang mengikuti DSDM dan praktek yang sejalan dengan XP. Kekurangan Dynamic Software Development Method1. Setiap iterasi bergantung prototype sebelumnya solusi final umumnya terjadi apabila ada perbedaan yang nyata pada prototype sebelumnya Formal end-of-phase mungkin tidak terjadi, karena sangat sulit.2. Menentukan scope dari suatu prototype proyek tidak pernah selesai.3. Dokumentasi seringkali tidak lengkap dan fokus pada pembuatan prototype.4. System backup & recovery, system performance dan system security, kurang/tidak diperhatikan dan sering terlupakan. Waktu penggunaanDSDM dapat membantu organisasi mencapai CMM (Capability Maturity Model) kematangan proses tingkat 2 (tingkat proses berulang) sesuai dengan konsorsium DSDM2. Feature Driven Development (FDD)Feature Driven Development memberikan tim kerangka kerja yang fleksibel untuk melaksanakan proses pembangunan dewasa. Tahapan Feature Driven Development1. Develop an overall model yaitu mengembangkan keseluruhan model. Disini team project dari domain bisnis yang lebih banyak bentuknya dari pada isinya. Model ini belum sepenuhnya didefinisikan dengan semua atribut dan metode.2. Built a feature list yaitu membuat daftar feature seperti yang telah disebutkan tadi. Tetapi dalam membuat feature kita menggunakan bahasa client (bahasa yang dimengerti client) sehingga tidak terjadi kesalah pahaman.3. Plan by feature yaitu perencanaan untuk feature. Dibagian ini featuredirencanakan proses apa saja yang perlu dilakukan.4. Design by feature yaitu perancangan untuk feature-feature tersebut akan dirancang sehingga mencapai client value function dan yang terakhir adalah built by feature = yaitu dikerjakan untuk feature. Ditahap ini feature dikerjakan hingga selesai dan mencapai client value function. Kelebihan Feature Driven DevelopmentKarena feature gampang dimengerti, sehingga user mudah memahami bagaimana mereka berhubungan antara satu sama lainnya, dan lebih baik untuk meninjau apakah mereka ambigu, error, atau kelalaian. Kekurangan Feature Driven DevelopmentHarus dikembangkan setiap 2 minggu sekali. Watku penggunaanFDD digunakan ketika membangun aplikasi yang extensible. Aplikasi yang akan dibangun pada awal iterasi berguna untuk mengarahkan proses pengembangan pada iterasi selanjutnya. Dengan demikian pihak pengembang juga dapat menetapkan target waktu lebih awal. Karena telah mempersiapkan beberapa funsionalitas dalam sistem yang akan dibangun untuk dikembangkan dengan menerapkan kemampuan exsibility pada proses pengerjaan iterasi selanjutnya. Hal ini dapat membuat sistem yang dibangun dapat lebih responsif terhadap perubahan spesifikasi selama proses pembangunan.3. Component Assembly ModelModel ini merupakan gabungan dari berbagai sifat dan karakter dari model spiral Boehm dan sangat erat keterikatannya dengan model RAD (Rapid Application Development) model karena model CAM ini menggunakan peralatan-peralatan dan GUI (Graphic User Interface) untuk membangun software. Dengan kata lain, pembuatan aplikasinya dibuat dari paket perangkat lunak yang berisi serangkaian komponen yang telah ada sebelumnya. Namun waktu yang dibutuhkan dapat disesuaikan atau lebih efektif ketimbang harus mengerjakan program dari awal. Tahapan Component Assembly Model1. Tahap identifikasi calon-calon komponen (kelas objek).2. Tahap melihat komponen-komponen dalam pustaka.3. Tahap mengekstrak komponen jika ada.4. Tahap membangun komponen jika tidak ada.5. Tahap menyimpan komponen baru pada pustaka.6. Tahap mengkonstruksiiterasi ke-n dari sistem. Kelebihan Component Assembly ModelKelebihannya adalah tinggal mencaplok atau menggunakan program atau komponen yang sudah ada dan menyusunnya menjadi sebuah program yang lebih kompleks dan berkembang sesuai dengan kebutuhan user/pengguna sehingga dapat mengefisienkan penggunaan waktu dan tenaga. Selain itu model ini juga menyediakan kemampuan untuk memvisualisasikan hasil rakitan dengan kesanggupan untuk mengukur, menganalisa, merancang dan merancang ulang program. Kekurangan Component Assembly ModelSeringnya program atau komponen-komponen terdahulu tidak kompatibel atau sejalan dengan model perakitan komponen ini sehingga untuk perusahaan berskala kecil akan kesulitan menemukan komponen yang sesuai untuk dirakit. Waktu penggunaanModel ini sangat sesuai digunakan oleh perusahaan besar yang sudah berpengalaman mengembangkan software. Mereka dapat memanfaatkan software-software yang telah umum dikembangkan sebelumnya menjadi bentuk baru dari software yang ingin dikomersilkan.4. Scrum ModelMetodologi Scrum adalah metodologi yang memihak dan mengikat pihak-pihakyang terlibat dalam pengembangan aplikasi termasuk di dalamnya pemilik pekerjaan sebagai Product Owner dalam istilah pada metodologi ini. Prinsip metodologi scrum ini adalah ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan memberdayakan satu sama lain. Tahapan Scrum Model1. Tahap Backlog : Backlog adalah daftar kebutuhan yang jadi prioritas klien. Daftar dapat bertambah.2. Tahap Sprints: unit pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam backlog sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam time-box (biasanya 30 hari). Selama proses ini berlangsung backlog tidak ada penambahan.3. Tahap Scrum Meeting: pertemuan 15 menit per hari untuk evaluasi apa yang dikerjakan, hambatan yang ada dan target penyelesaian untuk bahan meeting selanjutnya.4. Tahap Demo: penyerahan software increment ke klien, didemonstrasikan dan dievaluasi oleh klien. Kelebihan Scrum Model1. Pengembangan dapat dilakukan dengan sangat cepat.2. Ekskalasi waktu dan biaya dapat ditekan.3. Terkontrol dan hasil yang diperoleh sangat sesuai dengan kebutuhan user.4. Sederhana dan dapat dikombinasikan dengan metode lain termasuk atributnya.5. Ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan memberdayakan satu sama lain.6. Proses dapat beradaptasi terhadap perubahan teknis dan bisnis.7. Proses menghasilkan beberapa software increment.8. Pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil.9. Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun.10. Proses scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan. Kekurangan Scrum Model1. Perlu komitmen yang tinggi dari user untuk terlibat dalam proses pengembangan secara langsung.2. Perlu energi ekstra untuk setiap proses yang dikerjakan.3. Scrum Master harus seseorang yang memiliki keahlian tinggi serta memiliki kewenangan dan wibawa untuk menjalankan proses Scrum. Waktu penggunaanPenggunaan yang tepat pada proses ini yaitu untuk menangani proyek yang membutuhkan kecepatan, budget yang minimal dan hasil proyek yang dapat dikembangkan kapanpun.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby S2 MPSI 09101003033 - Monday, 17 March 2014, 22:11CRM-Iris Methodology, Methodology ini digunakan khusus untuk customer relationship management.CRM sering dianggap sebagai teknologi baru bukan sebagai cara baru dalam melakukan sesuatu, karena teknologi tidak berarti, jika tujuan bisnis salah didefinisikan. CRM-Iris Methodology menawarkan kemungkinan peningkatan hubungan dengan pelanggan dengan lebih mudah, karena akan dapat digunakan sebagai jalur hubungan komunikasi dengan pelanggan, namun untuk melakukannya, sebuah organisasi atau perusahaan harus merevisi proses bisnis yang memiliki potensi untk memanfaatkan teknologi yang disediakan oleh sistem CRM dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Chalmeta, 2006).

CRM-Iris Methodology terdiri atas tahapan-tahapan berikut :1. Manajemen ProyekSeperti proyek-proyek pada umumnya, manajemen proyek adalah salah satu aktivitas penting sebelum menjalankan proyek, termasuk pada CRM-Iris Methodology. Hal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mendefinisikan tujuan yang akan dicapai dalam proyek, persetujuan secara internal kelompok pengembang untuk pengembang, monitoring jadwal dan waktu, mencegah dan memonitoring perubahan yang terjadi selama proyek, dan melakukan penilaian untuk setiap tahapan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan tujuan atau tidak.2. Mendefinisikan Kerangka Organisasi.Tahapan ini bertujuan untuk mengenali struktur objek yang menjadi tempat proyek dilakukan. Tahapan ini dimulai dari memahami dan menguraikan strategi perusahaan atau organisasi, mendefinisikan dimana posisi mereka dalam bisnis mereka, mendefinisikan kemana arah dan tujuan mereka, serta menganalisa budaya (kebijakan dan nilai-nilai) dan pengendalian internal dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Pendekatan yang cocok digunakan untuk mengidentifikasi visi, misi, strategi dan tujuan perusahaan atau organisasi adalah pendekatan tradisional.3. Mendefinisikan Strategi PelangganTahapan pertama dalam CRM pada umumnya adalah mencari calon pelanggan. Dalam CRM-Iris Methodology kegiatan mencari pelanggan lebih dimaksudkan untuk mendefinisikan siapa yang akan menjadi pelanggan dari bisnis sebuah organisasi atau perusahaan dengan menggunakan banyak strategi. Kegiatan yang dilakukan dalam mendefinisikan pelangan yaitu :1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan siapa dan seperti apa pelanggan yang akan menjadi target dari bisnis yang dilakukan2. Menganalisa profitabilitas dari pelanggan dengan cara membuat segmentasi dari pelanggan berdasarkan variabel tertentu (misalnya berdasarkan pendapatan), menganalisa biaya dari setiap segmen yang telah dibuat, menganalisa nilai pelanggan sehingga menghasilkan data pendapatan, keuntungan, dan total profitabilitas pelanggan berdasarkan segmentasi maupun berdasarkan pelanggan.3. Mendefinisikan hasil sasaran, meliputi pendapatan, biaya tiap pelanggan untuk memprediksi profitabilitas perusahaan atau organisasi di masa mendatang.4. Mendesain Sistem Penilaian untuk Hubungan dengan PelangganKepuasan pelanggan adalah inti dari tahapan ini karena kepuasan pelanggan adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing perusahaan dan pencapaian terhadap objektivitas pelanggan. Untuk meningkatkan hal tersebut perlu dilakukan sautu definisi terhadap kebutuhan pelanggan, perlu memahami harapan mereka, dan perlu memberikan jaminan terhadap mereka. Dalam mendesain semua itu ada beberapa langkah yang bisa digunakan sebagai berikut :1. Mendefinisikan dan mengukur kriteria kepuasan pelanggan2. Mendefinisikan dan mengukur kriteria kualitas pelayanan terhadap pelanggan.3. Melakukan pembobotan terhadap semua kriteria.4. Melakukan perbandingan dengan pesaing5. Pemetaan ProsesSetelah mendefinisikan kerangka organisasi, strategi pelanggan, dan kepuasan pelanggan, selanjutnya adalah mendesain ulang proses bisnis yang berorientasi pelanggan (pemasaran, penjualan, pra penjualan) untuk mencapai objektivitas yang telah ditentukan dan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Dalam CRM-Iris Methodology terdapat metode AS-IS TO-BE Analysisis, merupakan analisa yang digunakan untuk membangun process map ini, yaitu analisa situasi saat ini (AS-IS) menggunakan kuisioner dan wawancara dengan pihak organisasi atau perusahaan. Selanjutnya mendesain porses CRM seperti apa yang diinginkan (TO-BE).6. Manajemen Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia adalah kunci utama untuk CRM secara keseluruhan. Mereka adalah bagian yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan. Mereka harus dibuat supaya bisa melihat pentingnya CRM namun harus dilatih dalam sistem pelayanan pelanggan yang baru.7. Konstruksi Sistem InformasiKunci utama untuk merancang sebuah sistem computer dari strategi CRM adalah integrasi yang cerdas dari komponen teknologi dan fungsional yang memungkinkan hubungan antara front office (penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan) dengan back office (keuangan, logistic, pergudangan, akuntasi, sumber daya manusia, dan sebagainya) berjalan dengan baik. Manajemen komunikasi dengan pelanggan melalui cara apapun juga harus dilakukan sehingga memungkinkan memperoleh banyak informasi yang dapat digunakan untuk analisa data. ada 4 bidang yang menjadi solusi dari CRM-Iris.1. Transactional CRM2. Analytical CRM3. Strategic CRM4. e-CRM

8. ImplementasiTahap berikutnya dalam CRM-Iris adalah Total Quality Plan yang terdiri dari implementasi dan control dari sistem lama (AS-IS) menjadi sistem baru (TO-BE) sesuai dengan process map yang telah didefinisikan. Disini implementasi mungkin dipecah menjadi satu set variabel projek dengan keuangan perusahaan dan kapasitas fisik.9. MonitoringSelama pelaksanaan setiap tahap, sangatlah penting untuk memonitor indicator yang telah ditetapkan pada manajemen proyek dan mengambil keputusan jika terjadi hal diluar rencana.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby wahyu dwi gunawan - Wednesday, 19 March 2014, 21:10Saya Wahyu DG dari S2MPSI.. saya tertarik kepada metode penelitian yang saudara Aditia JP jelaskan. Namun bisakah anda memberikan contoh disertai penjelasan pada tahap yang pertama, keenam dan ketujuh. dan pada tahapan ketujuh, bisakah anda menjelaskan 4 bidang yang menjadi solusi crm-iris? Terima kasih.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby S2 MPSI 09101003033 - Wednesday, 19 March 2014, 21:501. Manajemen Proyeksama seperti metode lainnya pada tahapan ini akan diddefinisikan tujuan proyek, batasan proyek, konsep proyek, dll6. Manajemen Sumber Daya ManusiaMenjelaskan apa itu crm dan betapa pentingnya pelanggan, menjelaskan sistem yang baru kepada pengguna, dan memberikan pelatihan yang dibutuhkan.7. 1. transactional crm, meliputi pemasaran (manajemen kontak, tim manajemen penjualan dan peluang, promosi), penjualan (diurutkan berdasarkan hal tertentu, catatan pengiriman, tagihan), dan layanan pasca jual (pertanyaan, keluhan dan sebagainya)2. Analytical crm, mengintegrasikan dan mengolah data yang diperoleh untuk menjadi informasi yang berguna untuk mengevaluasi crm dan mendefiniskan perbaikan3. strategic crm, ditujukan untuk mengevaluasi profitabilitas pelanggan, dan mendefinisikan tujuan sehingga dapat membagi pelanggan dalam segmen segmen yang berbeda.4. e-CRM, menjadikan akses informasi terhadap relasi dengan pelanggan menjadi in real time dan at any time dan melalui layanan web dan internet. Selain itu memungkinkan organisasi atau perusahaan dan pelanggan dapat mengakses pelanggan, pemasaran, penjualan, dan informasi pra penjualan. e-CRM membuat pekerjaan dari anggota perusahaan yang berhubungan dengan pelanggan menjadi lebih mudah dan menciptakan kemungkinan bagi pelanggan untuk menyelesaikan masalah mereka melalui perintah internetShow parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby S2MPSI 09101003044 - Monday, 17 March 2014, 22:16MUSTIKA WULAN PANGESTU (09101003044)

2 Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasi :

1. Model V ShapedModel ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V Shaped proses dilakukan bercabang.Tahapan-Tahapan Model V Shaped :1. Requirement Analysis & Acceptance TestingTahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak.2. System Design & System TestingDalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.3. Architecture Design & Integration TestingSering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.4. Module Design & Unit TestingSering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.5. CodingDalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.Kelebihan : Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete. Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.Kekurangan : Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek. Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.Waktu Penggunaan :Model ini cocok digunakan pada sistem yang menuntut kehandalan tinggi, pada sistem yang semua persyaratannya diketahui, dan bisa dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan perubahan setelah fase analisis, serta solusi dan teknologinya telah jelas diketahui.2. Dynamic Software Development Method (DSDM)Dynamic Software Development Method (DSDM) pada dasarnya merupakan suatu metodelogi pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada metodelogi RAD.Tahapan Dynamic Software Development Method (DSDM) :1.Feasibility studysiapkan requirement, dan batasan, lalu uji apakah sesuai gunakan proses DSDM.2.Business study prioritized requirementssusun kebutuhan fungsional dan informasi, tentukan arsitektur aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi.3.Functional model iterationhasilkan incremental prototype yang perlihatkan fungsi software ke klien untuk dapatkan kebutuhan lebih jelas dan konfirmasi. Risk analysis Time-box plan4.Design and build iterationcek ulang prototype yang dibangun untuk pastikan bahwa prototype dibangun dengan cara yang memungkinkan fungsi tersebut benar-benar bekerja.5.Implementationmenempatkan software pada lingkungan sebenar sekalipun belum lengkap, atau masih ada perubahan.Kelebihan Dynamic Software Development Method (DSDM) : Menyajikan kerangka kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan Membangun software dengan cepat DSDM dapat dikombinasikan dengan XP menghasilkan kombinasi model proses yang mengikuti DSDM dan praktek yang sejalan dengan XPKelemahan Dynamic Software Development Method (DSDM) : Setiap iterasi bergantung pada prototype sebelumya Menentukan scope dari suatu prototype proyek tidak pernah selesai Dokumentasi sering kali tidak lengkap fokus pada pembuatan prototype Isu-isu mengenai system backup and recovery, system performance dan system security kurang/tidak diperhatikan dan sering terlupakanWaktu Penggunaan :Dynamic Sofware Development Method (DSDM) cocok untuk proyek yang membutuhkan waktu singkat dan tidak memerlukan kinerja tinggi, ini karena DSDM berdasar pada model RAD.

Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby si4bmpsi 09121003056 - Monday, 17 March 2014, 23:29METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TERKINIANGGOTA KELOMPOK : 1. Djodi ramadhanm(09121003024) 2. Aiman Mishbah (09121003042) 3. Muhamad Rizki Saputra (09121003056)METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASIPengembangan sistem informasi adalah Pengembangan sistem Informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (system development).Pengembangan sistem informasi didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi bebrbasis computer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau memanfaatkan kesempatan (oppurtinities) yang timbul.DEFINISI (LANJUTAN)Sebenarnya untukmenghasilkan sistem informasi tersebut terdiri dari :a.System analisis : upaya mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan masalah-masalah apa saja yang ada pada sistem.b.System development adalah langkah-langkah mengembangkan sistem informasi yang baru berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang adaMETODOLOGI PENGEMBANGAN SYSTEMMetodologi pengembangan system adalah suatu proses pengembangan sistem yang formal dan persisi yanf mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices, dan tool yg terautomatisi bagi para pengembang manager pproyekk dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagian besar atau keseluruhan sistem informasi atau software >whitten, 20011. Metode Agile1.PengertianAgile methods merupakan salah satu dari beberapa metode yang digunakan dalam pengembangan sooftware. Agile method adalah jenis pegembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun.Dalam Agile Software Development interaksi dan personel lebih penting dari pada proses dan alat, software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap, kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak, dan sikap tanggap terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana.Prinsip Agile Software DevelopmentAgile Software Development juga melihat pentingnya komunikasi antara anggota tim, antara orang-orang teknis dan businessmen, antara developer dan managernya. Ciri lain adalah klien menjadi bagian dari tim pembangun software. Ciri-ciri ini didukung oleh 12 prinsip yang ditetapkan oleh Agile Alliance. Menurut Agile Alliance, 12 prinsip ini adalah bagi mereka yang ingin berhasil dalam penerapan Agile Software Development:1. Kepuasan klien adalah prioritas utama dengan menghasilkan produk lebih awal dan terus menerus.2. Menerima perubahan kebutuhan, sekalipun diakhir pengembangan.3. Penyerahan hasil/software dalam hitungan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan.4. Pihak bisnis dan pengembang harus bekerja sama setiap hari selama pengembangan berjalan.5. Membangun proyek dilingkungan orang-orang yang bermotivasi tinggi yang bekerja dalam lingkungan yang mendukun dan yang dipercaya untuk dapat menyelesaikan proyek.6. Komunikasi dengan berhadapan langsung adalah komunikasi yang efektif dan efisien7. Software yang berfungsi adalah ukuran utama dari kemajuan proyek8. Dukungan yang stabil dari sponsor, pembangun, dan pengguna diperlukan untuk menjaga perkembangan yang berkesinambungan9. Perhatian kepada kehebatan teknis dan desain yang bagus meningkatkan sifat agile10. Kesederhanaan penting11. Arsitektur, kebutuhan dan desain yang bagus muncuk dari tim yang mengatur dirinya sendiri12. Secara periodik tim evaluasi diri dan mencari cara untuk lebih efektif dan segera melakukannya.Dua belas prinsip tersebut menjadi suatu dasar bagi model-model proses yang punya sifat agile. Dengan prinsip-prinsip tersebur Agile Process Model berusaha untuk menyiasati 3 asumsi penting tentang proyek software pada umumnya:1. Kebutuhan software sulit diprediksi dari awal dan selalu akan berubah. Selain itu, prioritas klien juga sering berubah seiring berjalannya proyek.2. Desain dan pembangunan sering tumpang tindih. Sulit diperkirakan seberapa jauh desain yang diperlukan sebelum pembangunan.3. Analisis, desain, pembangunan dan testing tidak dapat diperkirakan seperti yang diinginkan.Kelebihan dari Agile Method1. Meningkatkan kepuasan kepada klien2. Pembangunan system dibuat lebih cepat3. Mengurangi resiko kegagalan implementasi software dari segi non-teknis4. Jika pada saat pembangunan system terjadi kegagalan,kerugian dar segi materi relative kecil.Model-model Agile method1. Extreme Programmning (XP)2. Adaptive Software Development (ASD)3. Dynamic Systems Development Method (DSDM)4. Scrum Methodology5. Crystal6. Feature Driven Development (FDD)7. Agile Modeling (AM)8. Rational Unified Process Extreme Programmning (XP)Proyek Pemrograman Extreme pertama dimulai 6 Maret 1996. Extreme Programming adalah salah satu dari beberapa Proses Agile populer. Sudah terbukti sangat sukses di banyak perusahaan dari berbagai ukuran dan industri di seluruh dunia.Penerapan Extreme ProgrammningBeberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum seseorang masuk dalam dunia Extreme Programmning adalah sebagai berikut:1. User harus memahami konteks bisnis yang akan dikembangkan sistemnya, sehingga developer dapat menangkap sistem secara aplikatif dan dapat mengusulkan teknologi apa yang dapat dikembangkan dalam sistem barunya.2. Akan lebih efektif apabila developer pernah menangani proyek pengembangan sistem yang sejenis sehingga dapat memberikan usulan model sistem baru, di samping alasan bahwa developer telah memiliki template aplikasi sistem tersebut untuk dijadikan prototype sistem baru. Hal ini akan berimplikasi kepada kemudahan dalam konstruksi sistem karena dikembangkan berdasarkan template yang sudah ada.3. Extreme programming menuntut komunikasi antar developer dan user secara intensif dan komunikasi internal antar developer secara komprehensif, sehingga akan lebih representatif apabila tahap pengembangan sistem dilakukan di lokal yang mendukung proses komunikasi tersebut.1. Coding standardsTerdapat aturan pengkodean dan di ikuti oleh programmer.Keuntungan dan KerugianKeuntungan Extreme Programmning:Menjalin komunikasi yang baik dengan client. Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.Kerugian Extreme Programmning:Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima. Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga). Adaptive Software Development (ASD)Adaptive Software Development (ASD) diajukan oleh Jim Highsmith sebagai teknik untuk membangun software dan sistem yang kompleks. Filosofi yang mendasari Adaptive Software Development (ASD) adalah kolaborasi manusia dan tim yang mengatur diri sendiri.System kerja adaptive software development : Collaboration dan LearningAdaptive cycle planning yaitu menggunakan informasi awal seperti misi dari klien, batasan proyek dan kebutuhan dasar untuk definisikan rangkaian software increment (produk software yang secara berkala diserahkan)1. Collaboration : orang-orang yang bermotivasi tinggi bekerja sama: salingmelengkapi, rela membantu, kerja keras, trampil di bidangnya, dan komunikasikan masalah untuk hasilkan penyelesaian yang efektif.1. Learning: tim pembangun sering merasa sudah tahu semua hal tentang proyek,padahal tidak selamanya begitu. Karena itu proses ini membuat mereka belajar lebih tentang proyek melalui 3 cara:- Focus group: klien dan pengguna memberi masukan terhadap software- Formal Technique Reviews: Tim ASD lengkap melakukan review- Postmortems: Tim ASD lakukan instrospeksi pada kinerja dan proses.Gambar 4. Proses Adaptive Software Development (ASD) Dynamic Systems Development Method (DSDM)Pada Dynamic System Development Method menyajikan kerangka kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan. Metode ini akan membangun software dengan cepat: 80% dari proyek diserahkan dalam 20% dari waktu total untuk menyerahkan proyek secara utuh.Dynamic System Development Method dapat dikombinasikan dengan Extreme Programmning menghasilkan kombinasi model proses yang mengikuti Dynamic System Development Method dan praktek yang sejalan dengan Extreme Programmning. ScrumMethodologyPertama kali diperkenalkan oleh Jeff Sutherland tahun awal tahun 1990an, dan dikembangkan selanjutnya dilakukan oleh Schwaber dan Beedle. Pada dasarnya Scrum merupakan salah satu komponen dari metodologi pengembangan Agile mengenai pertemuan harian untuk membahas kemajuan dan XP adalah menekankan metodologi yang berbeda sepasang ujian dulu pemrograman dan pembangunan.Scrum menguraikan proses untuk mengidentifikasi dan katalogisasi pekerjaan yang perlu dilakukan, memprioritaskan yang bekerja dengan berkomunikasi dengan pelanggan atau wakil pelanggan, dan pelaksanaan yang bekerja menggunakan rilis iterative dan memiliki tujuan utama untuk mendapatkan perkiraan berapa lama akan pembangunan. XP lebih lanjut tentang pengembang membantu menyelesaikan pekerjaan secepat dan maintainably mungkinScrum memiliki prinsip yaitu:- Ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan memberdayakan satu sama lain- Proses dapat beradaptasi terhadap perubahan teknis dan bisnis- Proses menghasilkan beberapa software increment- Pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil- Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun- Proses scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan CrystalCrystal diperkenalkan oleh Cockburn dan Highsmith, Development yang tidak pada jalur kritis, dapat menghabikan waktu lebih, mereka yang memperbaiki produk atau membantu oaring yang ada di jalur proyek kritis.Karakteristik Crystal :1. Secara aktual sebuah model proses keluarga yang memungkinkan manuver berdasar karakteristik permasalahan2. Menyarankan penggunaan workshop refleksi untuk review kebiasaan kerja tim3. Selalu murah dan cepat berkomunikasi secara langsung.4. Proyek berkembang sesuai ukuran team menjadi lebih atau luas dan metologi akan menjadi lebih tinggi. Feature Driven DevelopmentFeature Driven Development merupakan model proses praktis untuk keahlian proses software engineering, Feature merupakan sebuah fungsi yang berharga dimana dapat dilaksanakan.Keuntungan dari metode feature :1. User dapat menggambarkan dengan mudah bentuk system.2. Dapat di organisasikan atau diatur ke dallamkelompok bisnis yang hirarki.3. Desain dank ode lebih mudah diperiksa secara efektif.4. Merancang proyek, penjadwalan dan jalur diarahkan oleh feature. Agile ModelingDalam situasi pembangunan software harus membangun sistem bisnis yang besar dan penting. Jangkauan dan kompleksitas sistem harus dimodelkan sehingga dapat dimengerti, masalah dapat dibagi menjadi lebih kecil dan kualitas dapat dijaga pada tiap langkah pembangunansoftware. Agile Modeling adalah suatu metodologi yang praktis untuk dokumentasi dan pemodelan system software. Agile Modeling adalah kumpulan nilai-nilai, prinsip dan praktek-praktek untuk memodelkan software agar dapat diaplikasian pada software development proyek secara efektif.Prinsip dalam Agile Modeling :- Membuat model dengan tujuan: tentukan tujuan sebelum membuat model- Mengunakan multiple models: tiap model mewakili aspek yang berbeda dari model lain.- Travel light: simpan model-model yang bersifat jangka panjang saja- Isi lebih penting dari pada penampilan: modeling menyajikan informasi kepada audiens yang tepat.- Memahami model dan alat yang yang digunakan untuk membuat software- Adaptasi secara local Rational Unified ProcessRational Unified Process, adalah suatu kerangka kerjaproses pengembangan perangkat lunakiteratif yang dibuat olehRational Software, suatu divisi dariIBMsejak2003. RUP bukanlah suatuprosestunggal dengan aturan yang konkrit, melainkan suatu kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk disesuaikan oleh organisasi pengembang dan tim proyekperangkat lunakyang akan memilih elemen proses sesuai dengan kebutuhan mereka.Model ini membagi suatu sistem aplikasi menjadi beberapa komponen sistem dan memungkinkan para developer aplikasi untuk menerapkan metodaiterative(analisis, disain, implementasi dan pengujian) pada tiap komponen. Dengan menggunakan model ini, RUP membagi tahapan pengembangan perangkat lunaknya ke dalam 4 fase sebagai berikut.- Inception, merupakan tahap untuk mengidentifikasi sistem yang akan dikembangkan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup analisis sistem eksisting, perumusan sistem target, penentuan arsitektur global target, identifikasi kebutuhan, perumusan persyaratan perumusan kebutuhan pengujian, pemodelan diagram UML, dan pembuatan dokumentasi.- Elaboration, merupakan tahap untuk melakukan disain secara lengkap berdasarkan hasil analisis di tahap inception. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup pembuatan disain arsitektur subsistem), disain komponen sistem, disain format data disain database, disain antarmuka/tampilan, disain peta aliran tampilan, penentuan design pattern yang digunakan, pemodelan diagram UML, dan pembuatan dokumentasi.- Construction, merupakan tahap untuk mengimplementasikan hasil disain dan melakukan pengujian hasil implementasi. Pada tahap awal construction, ada baiknya dilakukan pemeriksaan ulang hasil analisis dan disain, terutama disain pada domain perilaku (diagram sequence) dan domain struktural (diagram class, component, deployment). Apabila disain yang dibuat telah sesuai dengan analisis sistem, maka implementasi dengan bahasa pemrogramanan tertentu dapat dilakukan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain mencakup pengujian hasil analisis dan disain (misal menggunakan Class Responsibility Collaborator untuk kasus pemrograman berorientasi obyek), pendataan kebutuhan implementasi lengkap (berpedoman pada identifikasi kebutuhan di tahap analisis), penentuan coding pattern yang digunakan, pembuatan program, pengujian, optimasi program, pendataan berbagai kemungkinan pengembangan / perbaikan lebih lanjut, dan pembuatan dokumentasi.- Transition, merupakan tahap untuk menyerahkan sistem aplikasi ke konsumen (roll-out), yang umumnya mencakup pelaksanaan pelatihan kepada pengguna dan testing beta aplikasi terhadap ekspetasi peng2. Metode PrototypePrototyping merupakan salah satu metode pengembanganperangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototypingini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selamaproses pembuatan sistem.Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secaraumum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detaloutput apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa sajayang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurangmemperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi daninterface yang menghubungkan manusia dan komputer.Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan danpengembang , maka harus dibutuhkan kerjasama yanga baik diantarakeduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apayang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segiteknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalammenyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akanmenghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yangtelah ditentukan.Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalahdengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitupelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangununtuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagianatau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengankualitas dan implementasi yang sudah ditentukanTahapan-Tahapan PrototypingTahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:1.Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak,mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.2.Membangun prototyping Membangun prototyping denganmembuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajiankepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan formatoutput)3.Evaluasi protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelangganapakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengankeinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akandiambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah1, 2 , dan3.Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai5.Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkatlunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,pengujian arsitektur dan lain-lain6.Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yangsudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Juka ya, langkah7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.7.Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji danditerima pelanggan siap untuk digunakan .

Keunggulan dan Kelemahan PrototypingKeunggulan prototyping adalah:1.Adanya komunikasi yang baik antara pengembang danpelanggan2.Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukankebutuhan pelanggan3.Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem4.Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem5.Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahuiapa yang diharapkannya.

Kelemahan prototyping adalah :1.Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwaperangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitasperangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkankemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.2.penegmbang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek.Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yangsederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpamemikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakancetak biru sistem .3.Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakanmungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik3. Metode waterfallMetodewaterfallmerupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. Inti dari metodewaterfalladalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah ke-1 belum dikerjakan, maka langkah 2 tidak dapat dikerjakan. Jika langkah ke-2 belum dikerjakan maka langkah ke-3 juga tidak dapat dikerjakan, begitu seterusnya. Secara otomatis langkah ke-3 akan bisa dilakukan jika langkah ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan.Secara garis besar metodewaterfallmempunyai langkah-langkah sebagai berikut : Analisa, Desain, Penulisan, Pengujian dan Penerapan serta Pemeliharaan.(Kadir, 2003)A.Tahapan MetodeWaterfall1.Analisa Kebutuhan Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur. Sistem analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dariusersehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan olehusertersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumenuser requirmentatau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginanuserdalam pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menerjemahkan ke dalam bahasa pemrogram.2.Desain Sistem Tahapan dimana dilakukan penuangan pikiran dan perancangan sistem terhadap solusi dari permasalahan yang ada dengan menggunakan perangkat pemodelan sistem seperti diagram alir data (data flow diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship diagram) serta struktur dan bahasan data.3.Penulisan Kode Program Penulisan kode program ataucodingmerupakan penerjemahandesigndalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan olehprogrammeryang akan meterjemahkan transaksi yang diminta olehuser.Tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukantestingterhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuantestingadalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.4.Pengujian Program Tahapan akhir dimana sistem yang baru diuji kemampuan dan keefektifannya sehingga didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem yang kemudian dilakukan pengkajian ulang dan perbaikan terhadap aplikasi menjadi lebih baik dan sempurna.5.Penerapan Program dan Pemeliharaan Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.B.Keunggulan dan Kelemahan MetodeWaterfallMetode pengembanganwaterfallmempunyai keunggulan dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem, antara lain:1. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.2. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu.Dalam proses membangun dan mengembangkan suatu sistem, metodewaterfallmempunyai beberapa kelemahan, antara lain:1. Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk..2. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.3. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.Sekian beberapa pengembangan sistem informasi yang terbaru, yang telah kami dapatkan, jika ada yang perlu ditanyakan mari bersama - sama kita diskusikan , terimakasih.Show parent | Reply

Re: Metode pengembangan sistem pada proyek sistem informasiby S2MPSI 09101003054 - Tuesday, 18 March 2014, 00:39NAMA: ARIS TIO HANDOKONIM: 091010030541. Feature Driven Development (FDD)FDD adalah proses yang didesain dan dilakasanakan untuk menyajikan (deliver) hasil kerja secara berulang-ulang dalam waktu tertentU dan dapa diukur. FDD adalah pendekatan yang mengacu pembuatan sistem menggunakan metode yang mudah dimengerti dan mudah diimplementasikan, salah satu teknik problem solving, dan pelaporan yang mudah dimengerti dan dikontrol oleh stakeholders. Proses-proses pada FDD- Build an overall modelSebelumnya domain expert telah menyadari scope, konteks dan requiment dari sistem yang akan dibangun. Pada fase ini kita mulai membuat dokumen requiment seperti use case atau spesifikasi fungisonal.Namun FDD tidak secara eksplisit menggali, mencari dan mengatur requiment ini.- Build a feature listWalkthrough, object model dan dokumentasi requiment yang memberikan dasar yang kuat dalam pembangunan feature list yang komprehensif terhadap sistem yang akan dikembangkan. Didalam list, para tim menyajikan masing-masing client valued functions ke dalam sistem. Lalu fungsi-fungsi yang ada dibagikan kepada masing-masing domain dan fungsi tersebut disebut sebagai major feature set. Setelah itu major feature set dibagi kembali menjadi feature sets. Feature list adalah yang dilihat oleh user atau sponsor untuk validitas dan kelengkapan data mereka.- Plan by featuresPlan by feature mencakup perencanaan pada level yang lebih tinggi, dimana feature set diatur sedemikian rupa sesuai dengan prioritas dan hubungannya. Dalam fase ini, project manager, development manager danchief programmer merencanakan feature-feature yang akan dikerjakan dengan begitu class ownership telah dilengkapi.- Design by feature dan build by featureBeberapa fitur diambil dari feature set dan diperlukan feature team untuk membangun fitur yang dipilih yang disebut sebagai class owner. Proses design by feature dan build by feature bersifat iteratif selama fiturdipilih tersebut diproduksi. Proses iteratif ini mencaku bebrapa tugas seperti inspeksi rancangan, pengkodean, pengujian unit, dan proses integrasi kode. Nilai lebih FDD- Tangible results rather than process prideProses dalam FDD lebih menggutamakan memberikan nilai-nilai yang dapat diukur daripada sederet proses yang rumit dan menghabiskan banyak tenaga dan sumber daya- A system for building system is nesesssarySangat penting untuk membentuk seuah sistem yang solid dan rapi untuk membuat sistem bekerja sesuai dengan yang diharapkan-Simple is betterDesain yang dibuat harus sederhana mungkin namun dapat menggali semua requiment yang disyaratkan oleh klien- Process steps sholud be obviously valuable to each team memberSetiap feature yang dihasilkan oleh class ownership dapat bermanfaat bagi pembuatan feature yang dilakukan oleh class ownership lainnya. Kelemahan FDDSangat sedikit acuan dalam menentukan kelemahana pada metode FDD secara eksplisit. Terdapat 2 karakteristik studi yang dapat menjelaskan kelemahan metode FDDa. Studi analitik,Dari studi analitik dirumuskan beberapa kelemahan FDD, antara lain :-Jumlah pekerjaFDD memerlukan jumlah pekerja yang banyak yang akan dipecah-pecah kedalam masing-masing bagian. Bila dilihat dari segi biaya, semakin banyak pekerja, semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan.-Masalah class ownership dan feature dalam FDDDalam FDD terdapat class ownership, dimana tiap feature akan ditangani oleh tiap class owners. Masalah akan timbul pada saat