Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

19
MENGHITUNG DOSIS dan PENYIAPAN LARUTAN OBAT DAN INFUS I. TUJUAN 1. Menghitung dosis yang diperlukan bagi bentuk sediaan padat (tablet,kapsul) dan bentuk sediaan cair (mixture dan preparat suntik). 2. Menghitung jumlah yang diperlukan untuk membuat larutan sederhana dengan menggunakan presentase atau ratio. 3. Membuat larutan dari bahan padat sesuai dengan kosentrasi yang dikehendaki. 4. Membuat atau mengencerkan larutan ke kosentrasi yang lebih rendah untuk memudahkan penggunaanya. II. MATERI DAN METODE A. MATERI 1. Membuat infusa 10 g Simplisia Temulawak 120 ml aquadest Panci infusa Kompor Penyaring Thermometer Pengaduk Gelas ukur 2. Membuat sediaan cair dari bahan padat 1

Transcript of Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

Page 1: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

MENGHITUNG DOSIS dan PENYIAPAN LARUTAN OBAT DAN INFUS

I. TUJUAN

1. Menghitung dosis yang diperlukan bagi bentuk sediaan padat (tablet,kapsul) dan

bentuk sediaan cair (mixture dan preparat suntik).

2. Menghitung jumlah yang diperlukan untuk membuat larutan sederhana dengan

menggunakan presentase atau ratio.

3. Membuat larutan dari bahan padat sesuai dengan kosentrasi yang dikehendaki.

4. Membuat atau mengencerkan larutan ke kosentrasi yang lebih rendah untuk

memudahkan penggunaanya.

II. MATERI DAN METODE

A. MATERI

1. Membuat infusa

10 g Simplisia Temulawak

120 ml aquadest

Panci infusa

Kompor

Penyaring

Thermometer

Pengaduk

Gelas ukur

2. Membuat sediaan cair dari bahan padat

1 tablet obat 500 mg

Aquadest

3. Membuat larutan dari bahan padat

Glukosa 2 g

Aquadest

1

Page 2: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

B. METODE

1. Membuat larutan infusa.

Memasukkan serbuk temulawak 10 gram ke panci infus

Menambahkan aquadest sebanyak 100 ml

Menambahkan aquadest sebanyak 2x berat serbuk (10 ml x 2 = 20 ml)

Dipanaskan, diukur suhunya hingga 90o C dengan waktu 15 menit

Memasukkan larutan ke dalam tabung dengan cara disaring

Apabila larutan tidak sampai 100 ml, ditambahkan air hangat atau

aquadest hingga sampai 100 ml

2. Menentukan pelarut yang dibutuhkan pada obat tablet

Siapkan obat tablet dengan dosis 50 mg

Tumbuk obat tersebut hingga halus

Campur obat yang sudah ditumbuk dengan pelarut

Hitunglah volume yang dibutuhkan apabila konsentrasi yang dibutuhkan adalah

0,2%

3. Menentukan pelarut yang dibutuhkan pada pencampuran dengan glukosa

Siapkan glukosa 2 gram

Cari volume aquadest yang dibutuhkan dengan konsentrasi 10%

2

Page 3: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

III. HASIL PRAKTIKUM

1) Membuat larutan infusa.

Infus dengan kandungan temulawak 10 gram , memasukkan serbuk temulawak ke

dalam panci kemudian ditambahkan aquadest 100 ml, kemudian ditambahkan lagi

aquadest sebanyak 2x berat serbuk temu kunci, yaitu 20 ml. Dengan T = 90℃ ,

Tunggu sampai 15 menit lalu angkat dan didinginkan. Kemudian tuang ke dalam

gelas ukur dengan disaring terlebih dahulu. Volume tidak mencampai 100 ml,

maka ditambahkan air hangat atau aquadest hingga 100 ml.

2) Membuat larutan dari obat tablet

Obat tablet : 50 mg

Konsentrasi : 0,2%

Volume?

Maka:

Konsentrasi 0,2% =

0.2 g100 ml

= 200 mg100 ml

= 2 ml/mg

Volume yang diperlukan =

50mg? ml

= 2 mgml

? ml = 25 ml

Sehingga volume pelarut yang dibuthkan untuk membuat larutan dengan

konsentrasi 0,2% sebanyak 25 ml

3

Page 4: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

3) Membuat arutan glukosa

Glukosa = 2 gram

Konsentrasi = 10%

Volume?

Maka:

Konsentrasi 10% = 10 g

100 ml = 0,1

mgml

Volume =

2 mg? ml

= 0,1 mgml

?ml= 20 ml

Sehingga pelarut yang dibutuhkan untuk melarutkan glukosa 10% adalah 20 ml

IV. PEMBAHASAN

A. Bentuk Sediaana. Sediaan Padat

Tablet

Tablet merupakan satu bentuk sediaan obat padat yang memberikan banyak

keuntungan. Tablet memudahkan pemberian satu takaran dan mudah disesuaikan

dengan berbagai ukuran takaran dari bahan – bahan obat. Tablet biasanya

menimbulkan paling sedikit masalah – masalah stabilitas. Secara umum tablet juga

merupakaan sediaan yang ekonomis daripada sediaan yang lain. Namun demikian,

sediaan bemntuk tablet juga mempunyai beberapa kekurangan antara lain, tablet

bias dimuntahkan oleh hewan apabila tidak diberikan secara benar (Blodinger,

1994).

Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan padat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari

semplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua

atau hamper semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa

diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat baku yang ditetapkan

(Blodinger, 1994).

4

Page 5: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

Serbuk

Secara umum serbuk akan memberikan suatu kondisi yang lebih baik untuk

mempertahankan stabilitas bahan aktif daripada larutan, emulsi dan suspensi.

Keuntungan sediaan serbuk adalah serbuk dapat digunakan dalam bentuk larutan

dengan volume yang lebih sedikit dibanding dalam bentuk cair. Saat diminumkan

serbuk dapat melekat pada permukaan mukosa mulut sehingga meminimalisir

jumlah obat yang mungkin keluar dari mulut. Serbuk juga dapat diberikan dengan

cara mencampurkannya dengan makanan hewan sehingga lebih praktis.

Keuntungan yang ialah stabilitasnya baik dan pengaturan takarannya mudah.

Sedangkan untuk kerugiannya adalah akan lebih sukar untuk mengobati sejumlah

besar hewan secara efisien. Selain itu tidak semua hewan mau memakan pakan

yang sudah dicampur obat (Blodinger, 1994).

b. Sediaan Cair

Larutan

Larutan adalah campuran zat-zat yang saling berkombinasi secara

kimiawi. Larutan dibuat dari zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute)

(Wanamaker, 2004).

Suspensi

Suspensi adalah campuran zat-zat yang zat terlarutnya terbuat dari

partikel-partikel yang besar (Wanamaker, 2004).

Emulsi

Emulsi terdiri dari substansi minyak dalam bentuk butiran yang terdispersi

dalam medium cair dengan campuran yang stabil (Wanamaker, 2004).

5

Page 6: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

B. Infus dan InfusaInfusa adalah sediaan cair yang

dibuat dengan cara mengekstraksi bahan

nabati dengan pelarut air pada suhu 90° C

selama 15 menit (Farmakope Indonesia,

1995). Selama ini dikenal ada beberapa

cara untuk mengekstraksi zat aktif dari

suatu tanaman ataupun hewan

menggunakan pelarut yang cocok. Pelarut-pelarut tersebut ada yang bersifat bisa campur

air (contohnya air sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang tidak mau campur

air (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar) (Blodinger, 1994).

Umumnya pada pembuatan infusa diperlukan penambahan air ekstra sebanyak 2

kali berat simplisia bertujuan untuk melembabkan simplisia kering yang digunakan.

Penambahan air ini juga sebagai cara untuk mendapatkan volume yang sesuai karana

pada saat pembuatan air mungkn akan menguap karena perebusan.

Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui jarum, ke dalam

pembuluh vena ( pembuluh balik ) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat

makanan dari tubuh (Anonima, 2006).

C. Percobaan:

1. Membuat larutan infusa.

Infeksi adalah penyemprotan larutan (atau suspensi) ke dalam tubuh untuk

tujuan terapetik atau diagnostik. Mereka dapat berlangsung dalam aliran darah

tetapi juga dalam jaringan dan dalam organ. Jika larutan hanya sejumlah kecil

dimasukkan (misalnya1,2,5,20 ml) dalam organism, dihubungkan dengan injeksi

(injection = membuang ke dalam) sebaliknya jika terjadi sejumlah bsaruntuk

penerapan (misalnya 1 atau beberapa liter), dikatakan infuse (infusion =

penuangan keadaan) (Voigt,1994).

6

Page 7: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal dalam wadah

plastik atau gelas steril, bebas progen serta bebas partikel – partikel lain. Karena

volumenya besar, pengawet tidak pernah digunakan untuk menghindari toksisitas

yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena

biasanya mengandung zat – zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit dan

vitamin (Anonima,2006).

Pembuatan larutan Infus:

Memasukkan serbuk temulawak 10 gram ke panci infus

Menambahkan aquadest sebanyak 100 ml

Menambahkan aquadest sebanyak 2x berat serbuk (10 ml x 2 = 20 ml),

bertujuan untuk melembabkan simplisia kering yang digunakan. Penambahan air ini juga

sebagai cara untuk mendapatkan volume yang sesuai karana pada saat pembuatan air

mungkn akan menguap karena perebusan.

Dipanaskan, diukur suhunya hingga 90o C dengan waktu 15 menit

Memasukkan larutan ke dalam tabung dengan cara disaring

Apabila larutan tidak sampai 100 ml, ditambahkan air hangat atau

aquadest hingga sampai 100 ml

(Soemiati dan Berna, 2002).

Proses pembuatan infuse tersebut sama seperti yg dilakukan saat praktikum.

Metode sterilisasi sediaan infus:

1. Proses produksi dengan semua komponen produk dan peralatan dilakukan

secara otomatis

2. Design dan kebersihan ruang produksi memenuhi persyaratan

7

Page 8: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

3. Penggunaan filter khusus berukuran 0,22 mikron untuk menjamin larutan

bebas pirogen dan kontaminasi mikroba dan partikel

4. Proses strelisasi akhir dari kemasan dan isi di otoklaf pada suhu yang optimal

sehingga tidak merusak zat – zat yang rentan seperti dextrose, asam amino

dan albumin, dll (Anonimb,2009).

Soal :

a) Diketahui tikus dengan berat 30 gram, akan diberi obat X, dosis 10 mg/kg BB.

Apabila kosentrasi obat 0.15%. Berapakah volume obat yang harus diberikan?

b) Anjing dengan berat 5 kg, akan diberi suatu obat Z dengan konsentrasi 5%.

Bila dosis untuk anjing it adalah 25 mg/kg BB, berapa volume yang

diperlukan?

Untuk menjawab soal diatas, dibutuhkan rumus untuk menghitung dosis:

Dose =

Anima l' swigh t (kg ) xdosage rate( mgkg

BB)

Consentrationof drug (mgml )

(Wanamaker dkk,2004)

a) Diketahui:

BB = 30 gram

Dosis = 10 mg/kg BB

Maka:

Konsentrasi = 0,15% = 0,15 gram

100 ml = 1,5 mg/ml

Volume = 0,03 kg x10

mgkg

BB

1,5 mg /ml =

0,31,5

= 0,2 ml

Maka, volume obat yang harus diberikan kepada tikus adalah 0,2 ml.

b) Diketahui:

8

Page 9: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

BB = 5 kg

Dosis = 25 mg/kg BB

Maka:

Konsentrasi = 5% = 5 gram100 ml

= 5000 mg100 ml

= 50 mg/ml

Volume = 5 kg x25

mgkg

BB

50 mg /ml =

2510

= 2,5 ml

- Maka, volume obat yang harus diberikan kepada anjing adalah 2,5 ml.

2. Membuat larutan dari bahan padat (obat tablet)

Pada pembuatan dari sediaan obat suspense dibedakan menjadi 4 fase,

yakni:

a) Pendistribusian atau penghancuran fase terdispersi

b) Pencampuran dan pendispersian fase terdispersi dalam bahan pendispersi

c) Stabilisasi untuk pencegahan atau pengurangan suatu pemisahan fase

d) Homogenisasi, suatu penyamanan fase terdispersi dalam bahan

pendispersi, sehingga dapat tercampur sedemikian rupa, sehinggga

suspensi dapat digunakan sebagai salah satu bentuk sediaan cair

(Voight,1994)

Pada percobaan kali ini, disediakan obat x dengan berat 50 mg, yang harus

dilarutkan ke dalam aquadest hingga 5 ml, akan tetapi kosentrasinya harus 0,2%.

Hal pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan suspensi 25 ml yaitu

Konsentrasi 0,2% =

0.2 g100 ml

= 200 mg100 ml

= 2 ml/mg

Volume yang diperlukan =

50mg? ml

= 2 mgml

? ml = 25 ml

9

Page 10: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

Maka, untuk mendapatkan larutan sebanyak 25 ml, dengan konsentrasi

0,2% memerlukan obat dengan dosis 50 mg/ml.

3. Membuat larutan glukosa 10%.

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut

digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Larutan terjadi apabila suatu zat padat

bersinggungan dengan suatu cairan, maka padat tai terbagi secara molecular dalam

cairan tersebut. Kelarutan zat anorganik adalah:

Dapat larut dalam air adalah klorida, nitrat, sulfat.

Tidak dapat larut dalam air adalah karbonat, oksida, fosfat (Anief, 2008).

Glukosa yang tersedia adalah 2 gram. Dan, larutan yang dibutuhkan dengan

kosentrasi 10%.

10% = 10 gram100 ml

Akan tetapi, glukosa yang tersedia hanya 2 gram. Oleh karena itu, harus

dilarutkan hingga :

10% = 10 gram100 ml

, misalnya x = volume aquadest yang dibutuhkan,

Maka,

10% = 10 gram100 ml

= 2 gram

x

x = 2 x 100

10 =

20010

= 20 ml

Oleh karena itu, untuk membuat larutan glukosa dengan kosentrasi 10% dengan 2

gram larutan glukosa, harus dilarutkan ke dalam aquadest volumenya 20 ml.

D. Menghitung Dosis Obat

10

Glukosa harus dilarutkan ke dalam

aquadest hingga 100 ml untuk

mendapatkan larutan dengan

kosentrasi 10%

Page 11: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

Rumus Umum:

Dosis = berat badan x dosis obat

konsentrasi obat Keterangan:

Berat badan (g,kg)

Dosis obat (mg/ml)

Konsentrasi obat (%)

a) Sediaan padat (tablet/kapsul)

Jumlah yang diperlukan = dosis diperlukan x 1 tablet

dosis tersedia

ket : dosis dalam mg.

b) Sediaan cair (mixture dan preparat suntik

Volume dosis diperlukan = dosis diperlukan x Volume dosis tersedia

dosis tersedia

ket : dosis dalam mg ; volume dalam ml.

c) Sediaan luar (antiseptika)

Volume diperlukan = Kekuatan dperlukan x jumlah diperlukan

Kekuatan tersedia

Ket : kekuatan dalam % atau mg/ml ; jumlah dalam ml atau mg.

E. Rute Pemberian Obat

Dibedakan bentuk sediaan obat untuk pemakaian luar dan bentuk sediaan obat untuk pemakaian dalam. Penggunaan dalam yang dimaksud dengan cara penggunaan di mana obat melalui mulut, tenggorokan masuk ke perut , disebut pula secara oral, sedang cara penggunaan lainnya dianggap sebagai pemakaian luar seperti:1. Pemakaian melalui kulit dengan jalan merobek atau menembus kulit yaitu per injeksi

atau parenteral seperti: intravena, intramuskuler, di bawah kulit (subkutan).

2. Pemakaian melalui lubang dubur (rectal) yaitu supositoria, melalui lubang kemaluan

(genital) yaitu ovula, melalui lubang kencing (uro genital) yaitu bacilla dan melalui

lavemen yaitu clysma.

3. Pemakaian pada selaput lender seperti:

a. Melalui mata yaitu collyrium (cuci mata), guttae opthalmicae (tetes mata).

b. Melalui rongga mulut yaitu collutio (cuci mulut).

11

Page 12: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

c. Melalui telinga yaitu guttae auriculares (tetes telinga).

4. Pemakaian pada kulit (topical) yaitu unguentum (salep), pasta, linimentum, krim

(Anief, 2008).

V. KESIMPULAN

1. Untuk membuat larutan infusa dengan kandungan temulawak 10 gram:

a) Memasukkan serbuk temu kunci 10 gram ke dalam panci infusa

b) Menambahkan aquadest sebanyak 100 ml

c) Ditambahkan aquadest sebanyak 2x berat serbuk (20 ml)

d) Dipanaskan, diukur suhunya hingga 90℃, lalu ditunggu 15 menit baru

diangkat dan didinginkan

e) Memasukkan larutan ke dalam tabung dengan disaring

f) Apabila larutan tidak sampai 100 ml, ditambahkan air hangat atau aquadest

sampai 100 ml.

2. Untuk membuat larutan glukosa dengan kosentrasi 10%, 2 gram glukosa harus dilarutkan

ke dalam aquadest hingga 20 ml.

3. Untuk membuat suspensi dari sediaan padat (obat tablet) untuk menjadi konsentrasi

0,2% dibutuhkan obat seberat 50 mg yang disuspensikan dalam aquadest 25 ml.

4. Untuk menghitung dosis yang diperlukan bagi bentuk sediaan padat (tablet, kapsul)

adalah dengan cara menggunakan rumus:

Jumlah yang diperlukan = dosis diperlukan x 1 tablet

dosis tersedia

ket : dosis dalam mg.

Sedangkan untuk menghitung bentuk sediaan cair (mixture dan preparat suntik) adalah

dengan menggunakan rumus:

Volume dosis diperlukan = dosis diperlukan x Volume dosis tersedia

dosis tersedia

12

Page 13: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

ket : dosis dalam mg ; volume dalam ml.

5. Dosis obat memiliki rumus yang berbeda sesuai bentuk sediaan obat (padat, cair, topical,

volume injeksi).

6. Untuk membuat larutan dari bahan padat dapat dilakukan dengan cara menambahkan

aquadest sesuai dengan konsentrasi yang telah dihitung.

7. Untuk membuat atau mengencerkan larutan ke konsentrasi yang lebih rendah dapat dilakukan dengan cara menambahkan aquadest.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2008. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anonima. 2006. Pemberian Cairan Infus Intravena. (http://astaqauliyah.com/2006/08/30/medical-info-pemberian-cairan-infus-intravena-intravenous-fluids/) Diakses 12 September 2012.

Anonimb. 2009. Sterilisasi Sediaan Infus. (http://timmo_wordpress.com/sterilisasi-sediaan- infus,.html) Diakses pada tanggal 12 September 2012.

Blodinger, J. 1994. Formulasi Bentuk Sediaan Veteriner. Surabaya: Airlangga University Press.

Soemiati, dan Berna. 2002. Uji Pendahuluan Efek Kombinasi Anti Jamur Infus Daun Sirih, Kulit

buah Delima, dan Rimpang Kunyit Terhadap Jamur Canida Albicans. Jakarta:

Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Indonesia.

Voigt. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wanamaker and Massey. 2008. Applied Pharmacology for the Veterinary Technician. Lowa: Saunders.

13

Page 14: Menghitung Dosis Dan Penyiapan Larutan Obat Dan Infus2 2

14