Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif Daring dengan...
Transcript of Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif Daring dengan...
Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif Daring
dengan Kerangka Kerja Community of Inquiry
Dr. Kasiyah, MSc
Faculty of Computer Science, Universitas
Indonesia
Modul Workshop Pembekalan untuk Pengajar
Pengantar
22
Puji syukur atas karunia Allah SWT
sehingga modul ini selesai disusun.
Modul ini telah digunakan dalam
Program Pengabdian pada Masyarakat
di Universitas Trunojoyo Madura, UBD
Palembang, dan PNUP Makassar.
Diharapkan modul ini bermanfaat untuk
pembekalan meningkatkan kesiapan
Dosen dalam memfasilitasi diskusi
daring yang bermakna dan
berkelanjutan.
Modul dilengkapi dengan lesson plan
sebagai panduan pelaksanaan aktivitas
workshop. Modul ini ditutup dengan
informasi peluang publikasi educational
research.
Penyusun
Pencatatan Ciptaan No: 000151382
Daftar Isi
Faktor-faktor Keberhasilan Pembelajaran Kolaboratif Daring
Kerangka Kerja Community of Inquiry (CoI)
Implementasi: Pemicu, Orientasi, Tahapan Keterlibatan Pembelajar
Berbagi Pengalaman: Penerapan Model Community of Inquiry
Integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi: Peluang Publikasi
Perubahan Peran Dosen dan Mahasiswa: Kesiapan Menjalankannya
Peranan Pembelajaran Kolaboratif Daring
Pendahuluan
3
Hal. 17
Hal. 23
Hal. 28
Hal. 44
Hal. 54
Hal. 110
Hal. 127
Hal. 148
Pengantar
Lesson Plan Hal. 4
Hal. 2
Tahapan Pembelajaran Kolaboratif Daring Hal 89
Lesson Plan
4
Workshop :
Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif Daring dengan Kerangka Kerja Community of Inquiry
Tujuan: Setelah mengikuti workshop ini peserta diharapkan mampu menjalankan peran Dosen dalam
lingkungan pembelajaran kolaboratif daring yang bermakna dan berkelanjutan dengan
menerapkan kerangka kerja Community of Inquiry.
Durasi: 4 sesi (2 sesi paparan dan diskusi tatap muka, 2 sesi praktikum dengan LMS)
Metode: pemaparan, diskusi kelompok, praktikum penerapan Model CoI pada forum diskusi daring
4
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas kpokok Fokus diskusi
Pendahuluan
5 menit Ice breaking Peserta merasa nyaman,
merefleksikan tujuan
mengikuti workshop, dan
menyadari perannya dalam
workshop sebagai peserta
aktif.
Ucapan pembuka.
Setiap orang diminta untuk
- Memperkenalkan diri
- Menyampaikan harapan selama
mengikuti workshop
- Mengusulkan strategi agar harapannya
tercapai
Salah seorang peserta menulis semua
usulan strategi.
· Saling menghargai,
· intellectual humility
· menjaga suasana positif
pembelajaran aktif
5 menit Kontrak
pembelajaran
Merumuskan kesepakatan
bersama. Peserta siap
menjalankan peran aktif
kontributif.
Menampilkan usulan strategi,
mengidentifikasi apa saja yang disepakati.
Menggali yang belum muncul dalam
strategi tetapi penting untuk dimasukkan
sebagai aturan
· adab menuntut ilmu
· semua peserta berperan aktif dan
bertanggung jawab
· active learning & collaborative
· terbuka
5 menit Latar belakang
dan tujuan
Peserta dapat menjelaskan
adanya tuntutan
pembelajaran kolaboratif
daring dan tujuan workshop
untuk membantu menjawab
tantangan tersebut.
Penjelasan tentang latar belakang, tujuan
umum, cakupan bahan kajian, dan
dampak yang diharapkan
· bukan pelatihan teknis
penggunaan LMS
· himbauan penggunaan e-learning
· tuntutan perubahan
5
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
2 menit Agenda
workshop
Peserta dapat menyesuaikan
tujuan individunya dan
termotivasi mengikuti seluruh
agenda workshop
Paparan tentang usulan agenda workshop
dan dibuka peluang apabila ada agenda
baru yang diusulkan sesuai dengan
kebutuhan yang berkembang.
Harapan pada peserta untuk aktif
menyampaikan harapan dan berbagi
pengalaman
Peranan pembelajaran kolaboratif daring
10 menit pembelajaran
kolaboratif
daring dan
berpikir kritis
Peserta mampu
mengidentifikasi pentingnya
pembelajaran kolaboratif
daring dalam menyiapkan
SDM masa depan (dari sudut
pandang Dosen dan
Mahasiswa)
Diskusi dua kelompok
- Peserta dibagi menjadi dua kelompok.
- Kelompok pertama berperan sebagai
mahasiswa, kelompok kedua sebagai
Dosen.
- Masing-masing menjawab pertanyaan
pemicu. Dilanjutkan diskusi kelas.
Pemicu 1: menggali potensi pembelajaran
kolaboratif daring meningkatkan berpikir
kritis.
· potensi pembelajaran kolaboratif
dalam meningkatkan berpikir kritis.
· Perubahan tuntutan kerja: kerja
kelompok, virtual, adaptasi,
permasalahan mendatang belum
terdefinisi sekarang
· Ledakan informasi
· Penggunaan dawai perlu
diarahkan untuk belajar
5 menit Rasional/
urgensi
pembelajaran
kolaboratif
daring
Peserta mampu menjelaskan
peluang dan kelebihan yang
ditawarkan pembelajaran
kolaboratif daring
Paparan tentang
- rasional pembelajaran kolaboratif daring
- peran pembelajaran kolaboratif daring
dalam perkembangan individu
· Proses menulis, self-talk, refleksi,
mengevaluasi proses belajarnya,
meningkatkan berpikir kritis
· membentuk makna bersama
· mendorong refleksi
· belajar secara kontekstual
66
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
5 menit Berbagi
pengalaman
awal
implementasi
kelas daring
Peserta termotivasi untuk
menjalankan pembelajaran
kolaboratif daring
Berbagi pengalaman bagaimana:
merencanakan, melaksanakan
pembelajaran daring dan menulis temuan
dalam pelaksanaan. Strategi mengajar
bertambah seiring pengalaman
fenomena di kelas
memicu pertanyaan penelitian
5 menit Renungan
Dosen
Peserta diharapkan dapat
merefleksikan apakah telah
merespon tuntutan perubahan
di luar kelas.
Mengajukan pertanyaan:
- Apakah mahasiswa sekarang sangat
berbeda dengan kita dahulu sebagai
mahasiswa?
- Apakah informasi dan tuntutan kerja
berubah drastis?
- Apakah cara mengajar masih sama
dengan cara Dosen kita mengajar?
· Perubahan di luar dan di dalam
kelas.
· Contoh perubahan pengetahuan,
aplikasi Aljabar Linear.
· Karakteristik millennials dalam
belajar. Mereka fasih
menggunakan teknologi.
· memilah memilih informasi
Perubahan Peran Dosen dan Mahasiswa: Kesiapan Menjalankan Peran
15 menit Perubahan
peran Dosen
dan Mhs serta
kualifikasinya
Pembelajar dapat
mengidentifikasi perubahan
peran, tanggung jawab, dan
kesiapan yang diperlukan
Dosen dan mahasiswa dalam
pembelajaran kolaboratif
daring.
Diskusi Kelompok Kecil
- Peserta dibagi dalam kelompok kecil.
Masing-masing mendapat tugas
membuat Iklan penerimaan dosen dan
mahasiswa baru dengan ketentuan
universitas akan menjalankan
pembelajaran kolaboratif daring secara
terencana dan konsisten.
- Perwakilan kelompok
mempresentasikan usulan iklan.
Perubahan peran à perubahan
kualifikasi
Peran-peran Dosen (fasilitator,
narasumber, coach, scaffolder,
motivator, designer) dan
klasifikasinya.
Peran mahasiswa bertambah (nara
sumber bagi yang lain, fasilitator dll)
dan kesiapan belajar yang perlu
dimilikinya. Mahasiswa bertambah
tanggung jawabnya7
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
5 menit Pendalaman
peran dan
kualifikasi
Dosen
Peserta dapat menjelaskan
perubahan paradigma
pembelajaran aktif sebagai
acuan dalam pembelajaran
kolaboratif daring.
Diskusi:
Peserta diminta meringkas bersama hasil
diskusi dan penjelasan tentang perubahan
paradigma pembelajaran aktif, peran
dosen dan mahasiswa dalam lingkungan
pembelajaran aktif.
Pembelajaran kolaboratif daring
adalah pembelajaran aktif yang
memerlukan: motivasi tinggi dan
keterampilan belajar yang berbeda
dengan tatap muka.
10 menit Kesiapan
Dosen dalam
pembelajaran
kolaboratif
daring
Peserta dapat
mengidentifikasi kecakapan
yang diperlukan dalam
mengelola pembelajaran
kolaboratif daring
Paparan dan tanya jawab: berbagai
situasi dalam pembelajaran daring
asinkronus. Diajukan pertanyaan
pengarah untuk menggali gagasan
peserta mengenai aspek kesiapan apa
saja yang perlu diperhatikan.
Hasil diskusi dicatat sebagai kesimpulan
bersama.
Kesiapan dosen perlu dipastikan
dahulu sebelum membantu
mahasiswa meningkatkan kesiapan.
Aspek-aspek kesiapan dalam
pembelajaran kolaboratif daring,
termasuk kebutuhan akan kerangka
kerja CoI
5 menit Kesiapan
belajar Mhs
dalam
lingkungan e-
Learning
Peserta dapat
mengidentifikasi kecakapan
apa saja yang diperlukan
dalam mengelola
pembelajaran kolaboratif
daring
Paparan berbagai situasi dalam
pembelajaran daring asinkronus. Diajukan
pertanyaan pengarah untuk menggali
gagasan peserta mengenai kesiapan yang
dibutuhkan mahasiswa untuk
menjalankan peran aktif dalam
pembelajaran kolaboratif daring.
Paparan tentang aspek kesiapan
mahasiswa (dari berbagai sumber).
· Kesiapan teknis dan pengelolaan
e-Learning
· Kesiapan berinteraksi dengan
konten dan pengelolaan sumber
daya, disiplin
· Kesiapan dalam berinteraksi
dengan komunitas belajar daring.
5 menit Kendala
kesiapan
utama: persepsi
konsep belajar
Menggali persepsi peserta
tentang pembelajaran aktif.
Peserta dapat menjelaskan
arti belajar sebagai proses
Memberikan pemicu tentang makna/ arti
belajar bagi Dosen dan dalam pandangan
mahasiswa.
Memaparkan temuan (kendala utama)
· Proses aktif pembentukan
pengetahuan
· Proses individual dan sosial.
· Proses reflektif dan kolaboratif.
88
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
Kerangka kerja Community of Inquiry
10 menit Sence of
presence
Peserta dapat menjelaskan
tantangan komunikasi daring,
dan bagaimana makna hadir
secara daring sense of
presence.
Penjelasan tentang kehadiran secara
daring dan contoh-contoh yang
mengarahkan peserta untuk
merefleksikan terhadap pengalamannya
berinteraksi secara daring.
tele-presence, sense of presence,
keterlibatan persepsi, kognisi dan
afeksi dalam sense of presence
8 menit Pilihan teks dan
emotikon
menentukan
makna pesan
Peserta mampu menilai
beberapa pesan mahasiswa
berbeda dengan inti yang
sama yaitu menyampaikan
ketidakpahaman.
- Paparan beberapa contoh pesan,
peserta diminta menilai bagaimana
Peserta diarahkan menganalisis situasi
pengirim pesan dan bagaimana
menanggapi pesan-pesan tersebut.
- Mengarahkan akan kebutuhan akan
pedoman/ acuan berinteraksi secara
daring supaya diskusi mencapai tujuan
pembentukan pengetahuan.
Bahasan tersirat dan tersurat.
Penggunaan emotikon dan tanda
baca serta pilihan kata memberikan
gambaran mendalam tentang isi
pesan.
Kehadiran secara sosial. Pesan yang
mengarahkan dan menunjukkan
tingkat berpikir kritis.
7 menit Pengertian
Model
Community of
Inquiry (CoI)
Peserta mampu menjelaskan
Model CoI sebagai acuan
(kerangka kerja) dalam
diskusi daring asinkronus.
Penjelasan tentang model Community of
Inquiry dan latar belakang diajukannya
model tersebut. Uraian bahwa model telah
diadopsi di berbagai kultur, diteliti tentang
landasan konsep, penerapan model
dalam berbagai konteks.
Diskusi yang bermakna dan
berkelanjutan terjadi sebagai
dinamika kehadiran sosial,
pengajaran, dan kognisi.
10 menit Komponen
Model CoI
Peserta mampu menjelaskan
komponen Model CoI &
fungsinya.
Paparan tentang komponen Model CoI
dan fungsi-fungsinya secara umum.
Arti dan fungsi dari kehadiran sosial,
kognisi, dan pengajaran9
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
7 menit Kehadiran
sosial (social
presence)
Peserta mampu menjelaskan
makna kehadiran sosial, dan
indikator-indikatornya; serta
mampu menyusun pesan
yang memuat kehadiran
sosial pada mata ajar yang
diampunya.
- Paparan kehadiran sosial (fungsi,
kategori, contoh).
- Peserta diminta memberi contoh setiap
kategori kehadiran sosial.
- Memberi contoh pesan, peserta
diminta menganalisis fungsi dalam
keberlangsungan diskusi.
· emotional expression
· open communication
· group cohesion
· emoticons
· risk-free expression
· encouraging collaboration
8 menit Kehadiran
pengajaran
(teaching
presence)
Peserta mampu menjelaskan
makna kehadiran pengajaran,
dan indikator-indikatornya;
mampu menjalankan peran
sebagai fasilitator pada mata
ajar yang diampunya.
- Paparan arti kehadiran pengajaran
(fungsi, kategori, contoh) serta peran
dosen dan mahasiswa dalam kehadiran
pengajaran.
- Peserta diminta untuk memberi contoh
bagaimana hadir sebagai fasilitator
siskusi, dan membantu mahasiswa
menjalankan peran kehadiran
pengajaran.
· instructional management
· building understanding
· direct instruction
· defining & initiating discussion
topics
· sharing personal meaning
· focusing discussion
10 menit Kehadiran
kognisi
(cognitive
presence)
Peserta mampu menjelaskan
makna kehadiran kognisi, dan
indikator-indikatornya. Selain
itu, peserta mampu menyusun
pesan yang memuat
kehadiran koqnisi sebagai
operasionalisasi berpikir kritis.
- Paparan kehadiran kognisi (fungsi,
kategori, contoh), bagaimana kaitan
kehadiran kognisi dan berpikir kritis.
- Peserta diminta memberikan contoh-
contoh pesan yang mengindikasikan
tahapan berpikir kritis sesuai dengan
kehadiran kognisi.
tingkat berpikir kritis
· triggering event
· exploration
· integration
· resolution
· sense of puzzlement
· information exchange
· connecting ideas
· apply new ideas
1010
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
Implementasi: Pemicu, Orientasi, Tahapan Keterlibatan Pembelajar
3 menit Kesiapan Mhs
berinteraksi
dengan
komunitas
belajar
Setelah peserta dapat
mengidentifikasi potensi
kendala penerapan Model CoI
akibat dari mahasiswa belum
memiliki kesiapan memadai.
- Think-Pair-Share: peserta diminta
memikirkan kemudian mendiskusikan
berpasangan Pemicu 4.
- Pulling hasil T-P-S. Peserta diarahkan
untuk menyadari bahwa mahasiswa
melewati tahapan-tahapan dalam forum
diskusi daring.
Komunitas inkuiri tidak terjadi serta
merta.
Peran Dosen dalam menyesuaikan
dengan tahapan dan membantu
meningkat ke tahap berikutnya.
8 menit four phases of
successful
collaborative
activity
Peserta dapat menjelaskan
empat tahapan umum peran
dosen dalam pembelajaran
kolaboratif daring
berdasarkan Pratt dan Paloof
(2014).
Penjelasan tentang: diskusi bermakna
terjadi secara bertahap, dan four phases
of successful collaborative activity
· set the stage,
· model the process
· guide the process,
· evaluate the process.
7 menit Fase-fase
keterlibatan
mahasiswa
dalam diskusi
dan peran
dosen
Peserta dapat menjelaskan
tahapan keterlibatan
mahasiswa dalam
pembelajaran kolaboratif
daring dan merefleksikan
pengalamannya di kelas.
Penjelasan fase-fase keterlibatan
mahasiswa (berdasarkan Conrad dan
Donaldson (2011) )
- Berbagi pengalaman dari kelas Aljabar
Linear dan Pengajaran Berbantuan
Komputer
· Tahapan Mahasiswa: newcomer
· Cooperator, collaborator,
· initiator / partner,
· Peran Dosen: social negotiator,
· structural engineer, facilitator
· community member/ challenger
11
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
8 menit fase-fase
pembentukan
pengetahuan
kolaboratif
daring (Model
OCL Harasim
(2004))
Peserta dapat menyebutkan
fase-fase yang dijalani
partisipan dalam
pembentukan pengetahuan
melalui diskusi.
- Penjelasan fase-fase utama
pembentukan pengetahuan secara
kolaboratif. (menurut Harasim (2004)).
- Peserta diminta merefleksikan
pengalamannya ketika berdiskusi.
- Memaparkan cuplikan diskusi yang
menggambarkan fase-fase tersebut.
Indikator kemunculan setiap fase.
· Idea generating
· Idea organizing
· Intellectual convergence
· Langkah-langkah dalam problem
solving
· Kaitan dengan tingkatan berpikir
kritis berdasarkan kehadiran
kognisi.
5 menit Kebutuhan
orientasi dalam
pembelajaran
kolaboratif
daring
Peserta menyadari
pentingnya orientasi
mahasiswa sebelum
pembelajaran
- Sharing pengalaman tentang kendala di
awal implementasi kelas daring.
- Peserta diarahkan untuk melihat potensi
kendala yang disebabkan kesiapan yang
kurang dari sisi mahasiswa dan juga
persepsi awal tentang konsep belajar
kolaboratif.
· Resistensi mahasiswa
· Kendala teknis yang tidak
diantisipasi
· Pembelajaran kolaboratif perlu
intellectual humility, active
learning, teman adalah partner
bukan saingan
3 menit Jenis-jenis
orientasi
Peserta mampu menjelaskan
orientasi aspek: (1) metode
pembelajaran (2) substansi
Penjelasan jenis-jenis orientasi.
Peserta diminta memberikan contoh
aktivitas dalam setiap jenis orientasi.
Penyamaan kemampuan/ kesiapan
mahasiswa
3 menit Orientasi
kelompok
Peserta mampu merancang
strategi orientasi kelompok
berdasarkan tingkat kesiapan
mahasiswa.
- Penjelasan tentang strategi orientasi
kelompok.
- Berbagi pengalaman tentang contoh
pemicu pada taraf orientasi.
Peran dalam kelompok
Pemicu di awal semester
Metode sandwich dalam blended-
learning
1212
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
3 menit Pemicu diskusi Peserta mampu
mengidentifikasi jenis-jenis
pemicu yang baik dan yang
buruk.
Peserta diberi 3 jenis pemicu dan diminta
untuk menjelaskan bagaimana diskusi
yang dipandu oleh tiga jenis pemicu
tersebut (Pemicu 4)
Zone of Proximal Development
Scaffolding
5 menit Kriteria pemicu
yang baik
Peserta mampu menjelaskan
kriteria pemicu diskusi yang
baik.
Peserta diminta untuk menjelaskan ciri-ciri
pemicu yang mendorong berpikir
mendalam dan terjadi interdependensi
positif antar pembelajar. (Pemicu 5)
Memicu berpikir
Saling mengandalkan, saling
membantu dalam mencapai tujuan
bersama.
7 menit Contoh-contoh
Socratic
Questions
Peserta mampu menyusun
pemicu sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Paparan tentang socratic questions,
beberapa contoh dan fungsinya. Peserta
diminta meneruskan menjelaskan fungsi
dan menyusun contoh pertanyaan yang
sesuai.
Eksploratif, memberi tantangan,
rational, sebab-akibat, pro-cons,
perluasan, pendalaman, dugaan,
rangkuman, interpretasi, analisis,
integrasi, penerapan, konjektur,
definisi, pengertian, kesimpulan
Berbagi pengalaman: implementasi pembelajaran kolaboratif daring dan kajian
4 menit Survei pada
Mahasiswa
manfaat
kendala
Peserta dapat mengambil
pelajaran bahwa kendala
dalam pembelajaran dapat
dikaji lebih dalam dan diteliti.
Menjadikan temuan untuk
mengantisipasi hambatan
dan masalah yang mungkin
muncul.
Berbagi pengalaman: Survei pada
mahasiswa terhadap tantangan dan
manfaat pembelajaran kolaboratif daring
yang telah dialami mahasiswa.
Di Awal smt mahasiswa tidak langsung
merespons, tetapi membaca situasi, gap
bahasa, persepsi bahwa kontribusi harus
memberikan jawaban saja.
Persepsi mahasiswa
kemampuan komunikasi
kendala ketidakpastian kebenaran
konten
kepercayaan terhadap kemampuan
berargumentasi (diri dan orang lain)
13
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitaspokok Fokus diskusi
5 menit Dinamika
diskusi
Peserta dapat menjelaskan:
kebutuhan membantu
kesiapan berinteraksi
mahasiswa, strateginya,
menjadikan sebagai sumber
data.
Berbagi pengalaman: cognitive
apprenticeship untuk meningkatkan
kesiapan mahasiswa dan pengaruhnya
pada dinamika kehadiran sosial, kognisi,
dan pengajaran, serta strategi belajar yang
muncul.
Tugas Dosen: menyiapkan
mahasiswa
Kehadiran sosial paling mudah
ditiru, tidak memerlukan berpikir
mendalam, langsung bisa dirasakan
5 menit Ukuran dan
jenis kelompok
dan jenis
diskusi
Peserta dapat menjelaskan
bahwa perilaku kelompok
dapat berbeda-beda
tergantung pada (antara lain)
ukuran kelompok, jenis
diskusi, kualitas pemicu.
Peserta dapat menentukan
ukuran dan jenis diskusi
sesuai mata ajar yang
diampu.
Berbagi pengalaman: penelitian tentang
pengaruh ukuran kelompok dan jenis
diskusi terhadap pola kehadiran sosial,
kognisi dan pengajaran.
Diskusi tentang kelebihan dan kelemahan
kelompok heterogen dan homogen. Pada
kasus apa kelompok homogen/ heterogen
lebih dipilih.
Pengelolaan kinerja kelompok secara
mandiri (tugas kelompok itu sendiri)
- ·kelompok homogen dan
heterogen (kelebihan dan
tantangan kelompok
heterogen dan heterogen )
- pengaruh latar belakang
budaya
- pembentukan kelompok
pada masa adaptasi
- ·kenyamanan vs keragaman
sudut pandang
- pengaruh kultur
- pemicu ill-structured
1414
Durasi Subtopik Tujuan Metode & Aktivitas pokok Fokus diskusi
Mengintegrasikan Tri Dharma PT melalui Pembelajaran Kolaboratif Daring
10 – 20
menit
Sharing
pengalaman
dan diskusi
tentang
pengajaran
dengan
kolaboratif
daring
Peserta dapat merefleksikan
pengalaman mengajar dan
terdorong melakukan
penelitian di bidang
educational research
Berbagi pengalaman tentang
- Proses diskusi yang terekam dalam
transkrip dan hasil evaluasi
pembelajaran dapat digunakan sebagai
sumber data penelitian. Kuesioner di
awal dan akhir semester dapat
memberikan data tambahan.
- Temuan penelitian digunakan untuk
meningkatkan mutu pengajaran.
- Pengalaman dikemas dalam berbagi
pengalaman dan best practice dalam
program PengMas yang juga bermanfaat
untuk menjalin kerjasama penelitian.
- Data temuan pada PengMas menjadi
sumber data penelitian, dan Modul
PengMas dapat diajukan HAKI.
Interaksi antara tiga dharma dalam
konteks pembelajaran kolaboratif
daring.
Penelitian menuntut untuk
mendalami landasan teori
pembelajaran dan pengolahan data
akademis.
Ide-ide inovasi pembelajaran muncul
melalui pengalaman didukung hasil
penelitian.
Penelitian mendorong peneliti untuk
memperdalam landasan learning
theories dan studi literatur yang
relevan.
Terbentuknya komunitas
10 menit Summary dan
penutup
Peserta dapat
mengintegrasikan hal-hal baru
yang dipelajari.
Menyusun ringkasan bersama, meminta
setiap peserta menyampaikan tiga kalimat:
(1) hal baru yang dipelajari (2) yang ingin
diketahui lebih lanjut (3) hal yang akan
diterapkan di waktu mendatang.
Menyampaikan ringkasan, mengaitkan
antar topik, dan memberi penekan pada
yang utama.
Penjelasan tentang praktikum.
Menambahkan hal penting yang
belum muncul dalam ringkasan
bersama.
15
Praktikum
16
Tugas: Role Playing
Pembagian peran:
Satu orang peserta berperan sebagai Dosen Pengampu.
Dua orang berperan sebagai Tutor.
Sisanya berperan sebagai Mahasiswa.
Tahapan:
Sesi pertama
Dosen Pengampu membuka fórum diskusi daring dan menginisiasi diskusi.
Partisipan (Dosen, Tutor, dan Mahasiswa) melakukan diskusi yang dipicu oleh pertanyaan yang diinisiasi
Dosen Pengampu. Diharapkan semua partisipan menerapkan prinsip-prinsip kerangka kerja CoI dan
menghadirkan diri secara sosial, pengajaran dan kognitif.
Sesi kedua
Seluruh partisipan menganalisis transkrip diskusi dan merefleksikan pemahamannya.
16
Pendahuluan
17
Program Pengabdian pada Masyarakat UI
Modul ini beserta modul Online Course Design telah digunakan
dalam workshop dalam rangka Program Pengabdian pada
Masyarakat UI kategori IPTEKS untuk Masyarakat
● Tujuan Umum Program IPTEKS untuk Masyarakat: Implementasi IPTEKS, produk hasil
riset/inovasi untuk membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
● Tujuan Khusus: 1. Penerapan IPTEKS untuk membantu mengembangkan sekelompok
masyarakat yang mandiri 2. Pengembangkan penerapan prototipe teknologi dan inovasi
yang dapat diimplementasikan sesuai dengan masalah di masyarakat 3. Memfasilitasi
dosen untuk secara aktif menerapkan IPTEKS, hasil riset/inovasi di masyarakat.
Program PengMas dikelola oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Indonesia Kantor DRPM, Gedung ILRC Lt.Mezzanine Kampus UI, Depok 16424
e-mail: [email protected]
Latar Belakang
Pembelajaran kolaboratif daring berpotensi meningkatkan kemampuan berpikir kritis
● Online Collaborative Learning (OCL) menuntut perubahan peran Dosen dan Mahasiswa.
● Berinteraksi secara bermakna dan berkelanjutan dalam forum diskusi daring berbeda dengan tatap muka; membutuhkan keterampilan dan kesiapan tersendiri.
● Perubahan: karakteristik pembelajar, perkembangan ilmu yang pesat, dunia kerja, akses informasi, permasalah kompleks perlu diselesaikan kolaboratif
1919
Perkembangan Online Education di Indonesia
"Dengan e-learning, Angka Partisipasi Kasar
(APK) pendidikan tinggi Indonesia bisa lebih
tinggi dari APK saat ini (34,58),"
kata Menteri Nasir, Selasa (5/2).
“Saya minta kualifikasi dan kompetensi dosen
ditingkatkan. Kita harus bisa melakukan evaluasi diri,
ada di mana posisi kita dibandingkan dengan negara lain,
sehingga hal ini bisa dimanifestasikan kepada para
mahasiswa agar mereka bisa memberikan kontribusi
lebih bermakna bagi kemajuan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia," bebernya.
https://www.jpnn.com/news/dorong-kuliah-daring-
menteri-nasir-minta-kompetensi-dosen-ditingkatkan
20
Tujuan workshop: meningkatkan kesiapan Dosen
memfasilitasi pembelajaran kolaboratif daring dengan
Kerangka Kerja Community of Inquiry
Bukan pelatihan teknis penggunaan Learning Management
System
Tujuan: Setelah mengikuti workshop diharapkan
➔ peserta mampu menerapkan kehadiran sosial,
kognisi, dan pengajaran (komponen Model
Community of Inquiry) dalam forum diskusi daring
asinkronus.
➔ peserta mampu mengelola diskusi dan berinteraksi
dalam diskusi daring asinkronus secara bermakna
dan berkesinambungan. 2121
Dampak yang Diharapkan
Menjalin kolaborasi dalam ...
melakukan Online Education Research
mengintegrasikan online learning, online educational research,
dan pengabdian pada masyarakat
22
Peranan Pembelajaran Kolaboratif Daring
23
Pemicu 1
Kelompok Dosen: Mengapa penting membekali mahasiwa dengan kemampuan berpikir kritis?
Kelompok Mahasiswa: Apa manfaat pembelajaran kolaboratif daring asinkronus dalam menyiapkan Anda menghadapi Revolusi Industri 4.0?
24
Peserta dikelompokkan menjadi 2: Satu kelompok berperan sebagai Dosen, kelompok yang lain
sebagai mahasiswa. Masing-masing kelompok diberi pemicu untuk didiskusikan.
Why Collaborative Learning ?
25
• Development of critical thinking skills
• Co-creation of knowledge and meaning
• Reflection
• Transformation learning
“Palloff dan Pratt (1999) hlm. 35-37
25
The Elements of Learning Community
“Pratt dan Palloff (2004)
People – the students, faculty, and staff involved in an online course
Shared Purpose – coming together to take an online course, including the sharing of information, interests, and resources
Guidelines – create the structure for the online course, by providing the ground rules for interaction and participation
Technology – serves as a vehicle for delivery of the course and a place where everyone involved can meet
Collaborative learning – promotes student-to-student interaction as the primary mode of learning; supports socially constructed meaning and knowledge creation
Reflective practice – promotes transformative learning 26
Peranan Pembelajaran Kolaboratif Daring
27
➔Meta analysis pada penelitian ttg online course: online course sedikit lebih efektif atau sama efektifnya dengan kelas konvensional
➔menghilangkan rasa terisolasi dalam kelas daring, mengurangi cognitive load
➔membantu pembelajar kerjasama akademis dan meningkatkan pengalaman belajar.
➔meningkatkan hasil belajar. [Barkle, Major & Cross 2014]
➔mengintegrasikan tugas membaca dan menulis.
➔Menulis merupakan kreasi dan mendukung refleksi (Harasin, 2014)
➔meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Gockale 2005).
➔meningkatkan strategi belajar dan metakognisi (co-regulation) (Kasiyah, 2017)
27
Faktor-Faktor Keberhasilan Pembelajaran Kolaboratif Daring
28
Bahan Refleksi
Bila Anda menjawab Belum:• Mengapa hingga saat ini Anda belum menjalankan Online
Learning?
Bila Anda menjawab Ya:• Apakah Anda bekerja sendirian?
• Apakah Anda memiliki dosen mitra atau pihak lain yang Anda libatkan?
• Menurut Anda sudah sejauh mana Anda menjalankan Online Learning
• Apakah sudah ada artikel yang Anda tulis untuk mendokumentasikan apa yang sudah Anda jalankan dan insights yang Anda temukan?
Apakah Anda sudah menjalankan Online Learning atau memanfaatkan berbagai teknologi untuk membantu penyelenggaraan mata kuliah Anda?
29
Sharing: Bentuk-Bentuk Kolaborasi di Aljabar Linier dan PBK
30
Chatting
Glossary
Wiki
Collaborative concept map
construction
Asynchronous online discussion
forum(Fokus Pembahasan)
30
31
Contoh: menulis
bersama di wiki
Contoh: collaborative
concept mapping tools
Pemicu Diskusi 2
32
Apa kelebihan dan tantangan pembelajaran kolaboratif daring dengan forum diskusi daring asinkronus?
dari sudut pandang Mahasiswa dari sudut pandang Dosen
32
dari sudut pandang
mahasiswa ... Sesuai dengan tuntutan kerja (virtual
team)
Mengakomodir kecepatan belajar yg
berbeda
Sudut pandang dan pengetahuan
bertambah
Kemampuan komunikasi meningkat
Belajar dari cara belajar orang lain
Menyenangkan
Memicu berpikir
Mengonfirmasi pemahaman, dapat
mengoreksi diri sendiri dengan bantuan
orang lain
Keuntungan
33
Diskusi keluar topik
Kontribusi tidak merata, ada yang dominan
ada yang pasif
Jika sudah dapat solusi diskusi berhenti
Sulit mengelola beban
Rasa ketidakpastian akan kebenaran
konten
Tidak menguntungkan yang pintar
Yang merasa kurang akan semakin menarik
diri
Capek nunggu jawaban/tanggapan
Membuang waktu
Kekurangan --> Tantangan
dari sudut pandang
mahasiswa ...
3434
‘satu perahu’ dengan mahasiswa
Nyaman, natural, sesuai dengan
perkembangan jaman
Dapat membantu mahasiswa berkembang
Pemahaman lebih utuh; pesan dapat dibaca
ulang dan dianalisis
Keuntungan
dari sudut pandang
Dosen...
35
Tantangan
dari sudut pandang
Dosen... Perlu waktu dan tenaga lebih, tidak sesuai
beban SKS
Sulit mengelola beban OCL dengan tugas Tri
Dharma
Mahasiswa sulit diinisiasi untuk diskusi, pasif
atau dominan
Diskusi ke luar topik
Mahasiswa kurang sopan
Tidak dapat mencapai target silabus
Hasil diskusi tidak sesuai harapan
3636
Kesimpulan: Menjawab Tantangan
➔ Kegagalan pembelajaran disebabkan
kelompok tidak berfungsi baik
➔ Kegagalan dapat dikoreksi atau
diantisipasi
➔ Bagaimana mengatasi dan
mengoreksi? (perencanaan matang
+ pemantauan seksama)
➔ Perlunya sharing pengalaman antara
pengajar
➔ educational research
37
Implementing Online Collaborative Learning
38
Avoiding and Resolving common problems
Evaluating CL
Facilitating Student Collaboration
Forming groups
Orienting students
Barkeley, Major, Cross (2014)
Designing the learning task
“
38
Elements for Successful Collaborative Learning (1)
Positive interdependencesaling membantu untuk mencapai tujuan bersama; keberhasilan individu ditentukan dan menentukan keberhasilan bersama
Promotive interactionsecara aktif saling mendukung dan memotivasi; berbagi gagasan dan sumber belajar
Individual and group accountabilitytanggung jawab setiap individu dan kelompok dalam mencapai tujuan bersama
Development of teamwork skillsselain memahami substansi, mahasiswa dituntut memiliki keterampilan kerja kelompok; kemampuan kerja kelompok perlu diajarkan secara terencana
Group processing individu memantau kinerja kelompok; kontribusi bermakna dan membantu membuat keputusan bersama untuk kesinambungan kerja kelompok (Smith 1996, hlm. 74-76)
39
Elements for Successful Collaborative Learning (2)
40
Elemen keberhasilan diwujudkan melalui pemicu dan aktivitas pembelajaran.
membutuhkan persiapan yang matang termasuk pemicu yang berkualitas
40
Principles of Online Learning
1. choice of appropriate technology
2. clear guidelines on student online behavior
3. student orientation and preparation
4. choice of appropriate topics
5. setting an appropriate ‘tone’ or
requirements for discussion
6. defining clearly learner roles and expectations
7. monitoring the participation of individual
learners, and responding accordingly
8. regular, ongoing instructor ‘presence’
9. ensuring strong articulation between discussion
topics and assessment
Bates (2004)“
41
7 Principles of Good Practice
42
“1. Encourages contact between students and
faculty
2. Develops reciprocity and cooperation among
students
3. Uses active learning techniques
4. Give prompt feedback
5. Emphasize time on task
6. Communicates high expectation
7. Respects diverse talents and ways of learning
Chickering dan Gamson (1987)
42
Merencanakan, Melaksanakan, dan Meneliti
Berbagi pengalaman
➔ OCL memerlukan upaya lebih dalam perencanaan
➔ Perlu mempertimbangkan tingkat kesiapan mahasiswa
dan Dosen dalam OCL
➔ Berdasarkan kuesioner online learning preparedness:
Pada umumnya mahasiswa masih pemula dalam
interaksi pembelajaran, meskipun sudah mahir
menggunakan teknologi.
➔ Perlu dukungan team dalam: menyusun rencana,
memonitor, dan melaksanakan OCL.
➔ Mulai dari perubahan kecil, dievaluasi, ditingkatkan,
ditulis (dipublikasikan), berbagi pengalaman.
43
Perubahan Peran Dosen dan Mahasiswa: Kesiapan Menjalankannya
44
Pemicu 3
Iklan lowongan Dosen baru untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan berkualitas dan modern di era Revolusi Industri 4.0.
Iklan untuk menarik minat calon mahasiswa baru memilih untuk belajar secara aktif dan kolaboratif sesuai dengan tuntutan lapangan kerja ke depan
45
Teacher Centered Learning Student Centered Learning
Individual Individual + Kolaboratif
individual Reflektif + Kolaboratif
➔
➔
➔
4646
ExpertGood collaborator
Knowledgeable
Authoritative
Resourceful
Experienced
Can answer any question on topics
Skillful in using technology to support learning
Good evaluator
Good Scaffolder
Supportive coach
Well organizedExplicit expectation
Manage time well
Meaningful prompt feedback
Well-prepared
Good use of materials and teaching aid
Clear direction
Good material
Relevant and up-to-date materials
Good orchestrator between f2f and online activities
Open minded,Broad mindedInquisitiveApproachable
Acceptance
Positive and good listener
Demonstrate empathy
Responsive
Attentive
Having intellectual humility
Respectful
Recognize students
No prejudice
Accept jokes
Contoh-Contoh Karakteristik Pengajar (dari berbagai sumber)
47
Kualifikasi & Peran Dosen dalam Pembelajaran Kolaboratif Daring
48
Kualifikasi Peran
➔Fasilitator
➔Model (teladan), empati, making thinking visible, eksplisit
➔Leader: perahu naga ke perahu karet (servant leader)
➔Scaffolder (proses dan konten)
➔Coach
➔Narasumber
➔Manager
Peserta menuliskan gagasannya di sini
48
Kualifikasi & Peran Mahasiswa dalam Pembelajaran Kolaboratif Daring (1)
Kualifikasi Peran
Data gatherer: mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Multimedia specialist: mengumpulkan data dari berbagai format
Data manager: memaknai informasi yang dikumpulkan
Community manager: memastikan kelompok berfungsi dengan baik dan tepat waktu
Peserta mengidentifikasi kualifikasi dan menuliskan di sini
49
Kualifikasi & Peran Mahasiswa dalam Pembelajaran Kolaboratif Daring (2)
50
Kualifikasi Peran
Curator: mengelola penggunaan teknologi dan memastikan data diunggah sebagaimana mestinya.
Editor: memastikan luaran akhir baik dan bebas kesalahan
Kelompok dapat mengatur peran,bergantian peran atau menjalankan beberapa peran sekaligus.
Peserta menuliskan gagasannya di sini
50
Persiapan Dosen dan Mahasiswa (1)
➔ Revisi miskonsepsi yang mungkin ada, misalnya miskonsepsi:
teman adalah saingan, rugi mengajari teman, belajar adalah
proses individual semata, diskusi membuang waktu dan bertele-
tele, lebih baik jawaban langsung
➔ Menjaga suasana positif. Menghargai keberagaman. Jelaskan
manfaat sudut pandang dan gagasan yang beragam.
➔ Hargai sekecil apapun kontribusi, rayakan capaian.
➔ Kelola konflik, kritik membangun, bukan ancaman personal.
51
Persiapan Dosen dan Mahasiswa (2)
52
★ Kesiapan belajar dalam lingkungan pembel;ajaran online
(Parkes, Stein & Reading; 2015)
○ Manajemen e-Learning dan lingkungan pembelajaran e-
Learning,
○ Interaksi dengan materi ajar
○ Interaksi dengan komunitas e-Learning
★ Pembekalan untuk meningkatkan kesiapan.
★ Pembekalan netiquette, dan bagaimana menulis pesan yang
efektif (kalimat, panjangnya, penggunaan symbol), CoI.
★ Membantu yang tidak aktif, dan mengarahkan yang terlalu
dominan.
52
Persiapan Dosen
★ Kolaborasi tidak terjadi dengan sendirinya, perlu
direncanakan, disiapkan lingkungan belajar, dan diinisiasi
dengan pemicu yang mendorong interdependensi positif.
★ set the stage, model the process, guide the process, and
evaluate the process (Pratt & Paloof (2013)
★ Pahami tahapan-tahapan berkolaborasi (Conrad &
Donaldson, 2011)
○ Mahaiswa: pemula - kooperator - kolaborator - inisiator
○ Dosen: model, instruktur - model problem solving,
motivator, coach, guide - fasilitator, scaffolder - partner,
delegator.
★ Perubahan peran mahasiswa dan Dosen.
★ Menjalankan setiap peran
53
Kerangka Kerja Community of Inquiry
54
Pemicu 4: Persepsi tentang Belajar
Kelompok A:Jika mahasiswa ditanya makna belajar, maka jawaban mereka sebagai berikut:
“ Belajar adalah ……. ……………………………………………………..[Mahasiswa]“
Kelompok B: Sebagai Dosen, saya mendefinisikan belajar sebagai berikut:
“ Belajar adalah ……………………………………………………………………...[Dosen]“
55
Pendapat Mahasiswa tentang Makna Belajar
56
• Belajar adalah menyerap pengetahuan
• Belajar itu menjadi lebih tahu dan bisa menyelesaikan masalah
• Belajar bisa dari mana saja termasuk Internet
• Belajar itu beda-beda caranya
• Saya ambil course di Udacity, itu juga belajar
• Menurut saya lebih mudah belajar di youtube dibanding di kelas
“
56
Belajar dan Strategi Mengajar
Pemahaman mahasiswa tentang konsep belajar mempengaruhi cara belajarnya.
Pakar: “The way we teach reflect the way we think about learning”
57
Constructivism: Learning
58
▪ Knowledge is constructed from experience.
▪ Learning results from a personal interpretation of
knowledge.
▪ Learning is an active process in which meaning is
developed on the basis of experience.
▪ Individual learn through social interaction.
Piaget’s philosophy emphasized that learning must be connected to the learner in order to be meaningful (Piaget, 1969 di Pratt & Paloff 2011).
58
Pemicu 5: Belajar - Mengajar Dahulu & Sekarang
Apa saja perbedaan pola belajar (dan tingkah laku) mahasiswa sekarang dibandingkan ketika kita (dosen) dahulu sebagai mahasiswa?
● Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tersebut?
● Bagaimana perubahan karakteristik mahasiswa dan perubahan pola pengajaran?
59
Apakah pembelajaran di ‘kelas’ sudah menjawab perubahan?
60
di luar kelas di dalam kelas
Collaborate or
perish 60
Kesenjangan Dosen - Mahasiswa
Gap
Dosen Mahasiswa
★ Karakteristik
mahasiswa
★ Sumber/fasilitas,
teknologi
pembelajaran
★ Aplikasi mata ajarContoh aplikasi
Aljabar Linear
berkembang di
bidang: Statistika
Image processing
Information
retrieval
Machine learning
Data science
61
Pembelajaran Kolaboratif dan Tiga Peran Dosen
62
• Workshop Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif Daring dengan CoIBagaimana menjalankan peran ‘ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.’Peran: model, scaffolder, coach
• Pembelajaran Kolaboratif Daring sebagai ‘perahu’: untuk mencapai tujuan pembelajaran
62
Contoh:
Collaborative
Learning:
Jigsaw Model
63
Contoh: Role
Playing
64
Pembelajaran kolaboratif daring bukanlah ...
• bukan: mengumpulkan mahasiswa dalam satu forum diskusi, dan mengharapkan mereka berkomunikasi satu dengan yang lain…
• bukan: mahasiswa duduk bersama di lab atau berjauhan mengerjakan tugas masing-masing.
• tidak memberikan tugas yang bisa dikerjakan seorang dan anggota kelompok lain menuliskan nama.
• bukan: kerja individual kemudian yang selesai terlebih dahulu mengajari yang lain.
• bukan: mengumpulkan pekerjaan-pekerjaan individu menjadi satu laporan.
65
Kehadiran dalam lingkungan pembelajaran daring
66
Bagaimana HADIR dalam lingkungan daring?
➔ Bagaimana merasakan kehadiran saya?
➔ Bagaimana saya bisa merasakan kehadiran orang lain ketika sedang masuk kelas online?
➔ Bagaimana berinteraksi dan menunjukkan ketulusan, perasaan, persepsi melalui kata-kata dan symbol?
Pilihan bahasa menjadi salah satu kesepakatan yang disampaikan di awal
Kebingungan dan rasa ingin tahu juga perlu disampaikan (tidak hanya pemahaman tentang substansi.
66
Kehadiran dalam lingkungan pembelajaran daring
• Pembelajar dengan mengintegrasikan informasi barudengan pemahaman awal mereka.
• Pembelajar belajar dengan mengamati (observasi) dan meniru yang lain.
• Pembelajar belajar melalui aktivitas saling scaffolding.
• Pembelajar belajar dengan mengumpulkan pengetahuan bersama-sama dan membentuk pengetahuan baru.
• Pembelajar belajar ketika mereka mencari pemahaman baru, misalnya mencari informasi di internet.
• Pembelajar belajar pada situasi, dan proses sosial dimana pengetahuan dikonstruksi bersama.
• Pembelajar sebagai agen yang saling berinteraksi secara dinamis menggunakan tools di tempat dan waktu yang terpisah untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan bersama.
67
Re: Ruang Vektor
by *DOSEN*- Monday, 22 February 2016, 07:52 AM
Bagaimana khabar kalian di hari yang cerah ini?
Mari fokus pada pertanyaan berikut: bagaimana fungsi kontinu y = sin x dipandang sebagai vektor? Semangat ☺
Re: Ruang Vektor
by Adi Monday, 22 February 2016, 08:50 AM
Pusiiiiing !!!
Re: Ruang Vektor
by *DOSEN*- Monday, 22 February 2016, 09:52 AM
Nggak paham BUk ☹
Re: Ruang Vektor
by *DOSEN*- Monday, 22 February 2016, 09:52 AM
Terimakasih atas pertanyaannya Bu. Saya belum paham ☺, tolong bantu saya teman-teman.
Semangaaaat
Re: Ruang Vektor
by Adi Monday, 22 February 2016, 08:50 AM
Tidak paham ☺
Contoh Transkrip Diskusi: Bagaimana kondisi mahasiswa
berdasarkan pesan?
6868
Contoh Tanggapan Mahasiswa
Ceritakan bagaimana aktivitas pembelajaran yang
memicu tanggapan di atas?
Re: Critique paper
by MHS Monday, 22 February 2016, 06:52 AM
Selamat pagi Ibu dan teman-teman;
Menurut saya, dari 2 contoh paper yang diberikan, seharusnya
tidak diberitahu sbg good paper dan bad paper. Berikan saja paper
tanpa diberitahu good or bad. Biar mahasiswa menilai.
Memberi contoh good paper akan membuat mhs terpaku dan
kurang kreatif.
69
Proses berpikir apa yang terungkap pada pesan berikut?
70
“Saya akan merangkum hasil diskusi kita...”
“Ehm sekarang saya tahu kesalahan saya.”
“Saya tidak sepakat dengan pendapat teman-teman
karena…”
“Terima kasih sharingnya. Tidak terpikir sebelumnya ☺”
“Ehmm..saya paham sekarang.”
70
making thinking visible
Community of Inquiry Model
Garrison et al. (2000)
Model CoI menjelaskan proses belajar kolaboratif yang mendalam
dalam komunitas inkuiri online melibatkan komponen kehadiran yang
saling berhubungan:
social presence (kehadiran sosial)
cognitive presence (kehadiran kognitif)
teaching presence (kehadiran pengajaran)
“
71
72
Social Presence
• Social presence (kehadiran sosial) merupakan upaya partisipan dalam memproyeksikan karakteristik dirinya dalam komunitas belajar online.
• Social presence mencerminkan kemampuan partisipan dalam merajut hubungan baik dengan komunitas belajar dengan mengekspresikan diri sebagai sosok nyata dan membangun rasa saling percaya (Garrison & Arbaugh, 2007).
• Social presence mendukung capaian belajar, meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran online (Hwang & Arbaugh, 2006).
• Rancangan pembelajaran online dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat mengekspresikan diri secara sosial dan emosional secara alami dan tulus. (Lehman & Conceição, 2010).
• Fungsi social presence: menciptakan suasana aman dan nyaman dalam berdiskusi, serta menjaga kekompakan.
73
Teaching Presence
74
Kehadiran pengajaran dalam pembelajaran online berbentuk
(1) merancang
(2) memfasilitasi proses pembelajaran,
(3) mengelola motivasi untuk aktif berkontribusi secara
berkelanjutan (Garrison et al., 2000).
Kehadiran pengajaran mendorong semua anggota komunitas belajar memahami tujuan bersama yang ingin dicapai dan meningkatkan rasa saling memiliki sebagai anggota komunitas belajar
(Garrison & Arbaugh 2007)
74
Cognitive Presence
Cognitive presence (kehadiran kognisi) merupakan wujud berpikir kritis yang melibatkan kemampuan pembelajar untuk membentuk pemahaman dan memvalidasi pengetahuan melalui refleksi dan diskusi dalam komunitas belajar online(Lehman & Conceição, 2010).
Cognitive presence difasilitasi oleh social presence; karena untuk menuangkan pemikiran dalam diskusi online dibutuhkan rasa nyaman dan aman berinteraksi.
75
Komponen Cognitive Presence
76
Triggering event: memperoleh pemicu - berupaya memahami masalah (pengaitan dengan pengalaman dan pengetahuan awal), saling bertanya untuk mendefinisikan masalah.
Eksplorasi: menggali informasi yang mungkin relevan.
Gagasan yang dihasilkan perlu dievaluasi dan diintegrasikan/ dianalisis untuk mengajukan solusi.
Penyelesaian yang dihasilkan perlu diuji dan dipertahankan, serta diterapkan pada konteks yang baru (resolusi).
76
Indikator Model Community of Inquiry
Elements Categories Indicators (examples)
Cognitive Presence
Triggering event Exploration Integration Resolution
Sense of puzzlementInformation exchangeConnecting ideasApply new ideas
Social Presence Emotional expression Open communicationGroup cohesion
EmoticonsRisk-free expressionEncouraging collaboration
Teaching Presence
Instructional Management Building understanding Direct instruction
Defining & initiating discussion topicsSharing personal meaningFocusing discussion
(Garrison, Anderson, & Archer, 2000, p. 4)
77
1 Social presence : Afeksi
Indikator Contoh-contoh ungkapan
Mengungkapkan perasaan
“Senang bisa belajar dengan cara ini”;
“Saya takut tidak lulus”;
“saya bingung, tapi masih bersemangat”;
“Saya senang dengan antusias di kelas ini”
Bercanda; menyampaikan ironi,
pelesetan, humor, sarkasme
“Tokoh utama mata ajar kita adalah vektor. Siapa yang tahu vektor yang suaranya
sangat indah? ( Penyanyi Viktor Hutabarat)”
“Teman-teman saya butuh jawaban segera yaa, jangan lama-lama keburu lulus
hehe ☺”
Menyampaikan informasi pribadi,
misalnya kehidupan, kelemahan,
kelebihan, minat
“Saya mudah terpengaruh suasana”;
“Saya lemah dalam menulis, tidak terbiasa”;
“Maaf saya baru bisa muncul sekarang, badan tidak fit. “
Menggunakan ekspresi khusus,
seperti tanda seru berulang, huruf
kapital, emotikon
“Sikap positif mempengaruhi lingkungan. Selalu positif !!!!
“s e m a n g a t.” ☺
“Ayoo kita teruskan diskusi ☺ “:
“LUAR BIASA"
Menyampaikan nilai-nilai pribadi,
keyakinan, sikap, persepsi.
“Belajar itu butuh tenaga banyak, dengan mengingat tujuan untuk mencari ridhoNya,
maka energi kita selalu terbarukan.”;
“Saya menghargai kejujuranmu” 7878
penjelasan dan contoh diadaptasi oleh Kasiyah (2017)
Indikator Contoh-contoh ungkapan/ bagian ungkapan
Melanjutkan diskusi dgn menjawab,
menanggapi, menambahkan pesan
“saya menambahkan…”; “menanggapi …”, “saya setuju dengan ide…”
“Selamat pagi, saya juga akan menyampaikan opini saya ..”
Menyalin sebagian atau seluruh pesan
partisipan lain
“Saya tertarik dengan pendapat X yaitu ….
“Saya setuju pendapat bahwa :…. “
Merujuk langsung isi pesan partisipan lain
“Saya kira pendapat X bisa diartikan…”;
“Menggabungkan pendapat X dan Y maka dapat disimpulkan…”
“Cermati gagasan temanmu X bahwa …. Apakah berlaku umum?”
Bertanya, meminta pendapat atau saran“mungkin teman-teman ada yang bisa menjelaskan”; “benarkah maksud pemicu
adalah…?”; “minta tautannya dong”
Memberikan pujian pada partisipan lain atau
pada isi pesannya
“gagasan yang menarik”; “terimakasih atas jawabannya yang wow”, “luar biasa”;
“Menarik sekali pendapat X, tidak terpikir olehku sebelumnya”
Menyampaikan kesetujuan/ ketidaksetujuan
terhadap pesan
“Benar..”; “Saya setuju”; “Menarik, tetapi saya merasa kurang tepat.” “Saya tidak setuju”
Menawarkan saran tertentu
“silahkan dibuka link-nya, supaya lebih faham”;
“Bagai yang belum mengambil kuliah Kalkulus, silahkan pelajari sendiri tentang aljabar
fungsi”
2 Social presence : Komunikasi Terbuka
79
Indikator Contoh-contoh ungkapan
Menyebut kelompok/grup misalnya
dengan: kita, kami, grup, teman-teman,
kelompok ini, nama grup
“Kita belum menemukan jawaban pemicu. “
“Menunda adalah kelemahan grup ini.”
“Terimakasih teman-teman, bersama-sama kita bisa”
Berkomunikasi yang sepenuhnya
bersifat social: ucapan selamat,
berbagi informasi di luar bahan kajian
“Saya ikut gembira pada kelompok yang menang lomba
pemrograman.”
“Hari ini cerah sekali”
“Nanti sore ada pemilihan Ketua BEM, jangan lupa partisipasi”
Refleksi mengenai mata ajar
“Apa yang paling bermakna dari diskusi topik ini?”
“Tuliskan hal baru yang dipelajari di kuliah ini”
“Bagaimana pemahamanmu sekarang dibandingkan sebelumnya?”
“Teori belajar mengubah persepsi saya tentang makna belajar”
(Sumber: Shea, Hayes, Vicker, Gozza-Cohen, Uzuner, Mehta, Valchova, & Rangan (2010) (telah diolah kembali)
3 Social presence : Kohesi Kelompok
8080
Indikator Contoh-contoh ungkapan
Menyampaikan tujuan pembelajaran, topik
bahasan, rubrik penilaian, harapan dosen/
mahasiswa
“Saya harap kelompok ini dapat menghasilkan ide-ide kreatif”; “tujuan
pembelajaran ini adalah ..”;
“penilaian didasarkan pada hasil dan proses belajar “;
Memberikan instruksi atau menjelaskan
bagaimana berpartisipasi atau mengerjakan
tugas secara efisien
“saya sudah membuktikan aksioma 1, pembuktian aksioma yang lain saya
serahkan teman-teman “; “tuliskan jawaban di forum diskusi ini..”
Menyampaikan agenda dan aktivitas
pembelajaran“minggu ini kita akan menyusun laporan tugas kelompok”
Membantu kelompok memanfaatkan kelebihan
pembelajaran online untuk meningkatkan
capaian belajar.
“saya akan merangkup ide teman-teman, silahkan dikoreksi jika ada
kesalahan”
“saya baru menyadari manfaat diskusi online, ternyata membantu
pemahaman. Ayo terus berdiskusi”Membantu partisipan untuk menjaga
komunikasi santun dan efektif.“bagaimana penggunaan bahasa online yang bisa diterima”;
“menggunakan huruf kapital bisa diartikan ofensif”
Menjelaskan rasional penugasan atau pemilihan
topik bahasan“topik ini dibahas melalui diskusi sehingga kemampuan komunikasi kita
meningkat”; “diskusi ini untuk membangkitkan pengetahuan awal”;
1 Teaching Presence : Rancangan dan Organisasi
81
Indikator Contoh-contoh ungkapan
Mengidentifikasi hal-hal yang
disepakati dan tidak disepakati“kita sudah setuju untuk berbagi tugas mencari solusi”
Mengupayakan untuk mencapai
konsensus“kita perlu memilih ketua supaya memantau capaian diskusi”;
Mendorong, menghargai, memicu
kontribusi
“teman-teman, terimakasih telah berbagi tautan, bermanfaat. Ayo
semangaat”;
Menyiapkan iklim pembelajaran yang
baik
“wah, saya belajar banyak dari teman-teman”; “Terimakasih saya
dimasukkan dalam kelompok ini”
Mengarahkan partisipan, memicu
diskusi
“mari kita melakukan eksplorasi”, “apakah teman-teman dapat
menyumbangkan saran?”;
Menyampaikan tindak lanjut topik
untuk didiskusikan
“sekarang kita mulai identifikasi variabel yang dominan, atau ada usul lain
untuk langkah selanjutnya?”
Memfokuskan diskusi pada isu
tertentu
“Apakah kita tidak semakin jauh dari pertanyaan awal?”;
“teman-teman mari kembali tujuan awal”; “
Menyimpulkan diskusi “Saya rangkum kesimpulan diskusi ….”;
2 Teaching Presence : Instruksi Langsung
8282
Indikator Contoh-contoh ungkapan
Memberikan analogi yang tepat,
memparafrase, merumuskan ulang,
menggarisbawahi
“Vektor dimensi dua memiliki 2 komponen, vektor di ruang memiliki 3
komponen, jadi vektor dengan 4 komponen berasal dari ruang dimensi
4…”
Menawarkan ilustrasi yang berguna,
memberi contoh substantif
“Berikut ini contoh ……”
“Kemampuan kita mengerahkan perhatian terbatas. Misalkan kamu
membaca artikel sambil menonton TV dan membalas email teman,
bagaimana rasanya?”
Mendemonstrasikan, memperlihatkan
proses
“Saya akan membuktikan aksioma pertama sebagai berikut…”
“tahapan pertama algoritma ini adalah….”
Memberikan informasi, menambah
penjelasan, menunjukkan miskonsepsi
“A-1 jangan diartikan sebagai 1/A. Tidak ada pembagian oleh matriks”
Memberi rujukan secara eksplisit
“Berdasarkan sumber yang saya baca di ….”,
“Teman-teman dapat mempelajari lebih mendalam pada link berikut…”
3 Teaching Presence : Memfasilitasi Diskursus
83
Indikator Contoh-contoh ungkapan
Secara eksplisit mengevaluasi tugas,
memberi umpan balik, mendiagnosis
miskonsepsi.
“maaf saya merasa ada kesalahan pada point 2, dimana itu seharusnya
menghasilkan sebuah vetor, bukan angka scalar.”
“pemicu yang diberikan cukup berat, di awal saya bingung.”
Memberikan umpan balik formatif atau
sumatif pada jalannya diskusi
“diskusi ini telah menambah wawasan saya”. “dari diskusi kita dapat
menimpulkan bahwa..”; “membuat ringkasan membantu mengintegrasikan
gagasan.”
“setelah dijelaskan tadi, saya menjadi lebih paham. Dalam forum ini kita
berbagi informasi dan saling mengritisi.”
Memberikan penilaian formatif atau
sumatif pada rancangan mata ajar dan
aktivitas pembelajaran
“..demikian tanggapan saya. Mohon koreksi jika salah..”
“saya masih harus belajar lebih keras lagi, minta bantuan teman-teman”
4 Teaching Presence : Evaluasi
8484
Deskriptor Contoh
Induktif
o Menstimulasi rasa ingin tahu
o Menyusun konsep atau masalah
o Masalah/ dilema yang dapat dkaitkan
dengan pengalaman sebelumnya
“Menurut yang saya pelajari vektor adalah besaran yang memiliki besar
dan arah, saya menjadi bingung mengapa fungsi juga merupakan vektor.”
“Apakah yang harus kita lakukan adalah …”
o Memerinci pertanyaan agar dapat
dimengerti atau berkaitan dengan
pengalaman partisipan lain
o Menilai tingkat pengetahuan partisipan
kemudian membentuk ide konstruktif.
“Saya masih bingung maksud pemicu. Apakah teman-teman ada yang
bisa membantu?”
“Saya tidak paham maksud bu X”
“Teman-teman tolong jelaskan maksud pertanyaan”
1 Cognitive Presence : Triggering Event
85
Deskriptor Contoh
Inkuisitif
o Memahami sifat masalah, kemudian
mencari informasi relevan, dan menyusun
argumentasi.
o Aktivitas kelompok: brainstorming
o Aktivitas individu: mencari literatur
Memanau dan mengelola fase
berkembangknya pemikiran yang beragam
kemudian mulai lebih fokus
“Saya setuju”, “benar pendapat …”, “saya tidak setuju”, “menurut saya
tidak demikian”, “saya ingin menambahkan pendapat … “ ”Saya ingin
melengkapi”
“Menurut informasi dari internet dan dari postingan teman-teman, vektor
adalah…”
“menurut saya … sedangkan menurut x ….”
“kalau dikaitkan dengan pengalaman sewaktu SMU, vektor erat dengan
…”;
“Saya akan menyampaikan eksplorasi saya terhadap masalah”
“Jadi kita sudah dapat solusinya: ruang vektor adalah himpunan yang ..”
2 Cognitive Presence : Eksplorasi
8686
Deskriptor Contoh
Fase membentuk makna (fokus
dan terstruktur)
Mengintegrasikan gagasan
(dosen harus dapat
mendiagnosis miskonsepsi)
“menurut pendapat saya, tidak benar yang disampaikan X bahwa …, banak
counter examplenya, misalnya..”;
“saya akan menambahkan bukti yang diberikan X, …”
“Memerhatikan ide dan respon dari X dan Y, saya sedikit browsing di internet, dan
menemukan bahwa f(x) ternyata adalah 1 dimensi.”
“jika digambar, fungsi mempunyai dimensi dua, seperti vektor”
“Dari yang saya lihat saat ini telah cukup terkumpul pernyataan-pernyataan yang
sah untuk himpunan dengan n-tuple dan operasi linear,cukup disatukan untuk
dijadikan system”
3 Cognitive Presence : Integrasi
87
Deskriptor Proses Sosio-Kognitif Contoh
Resolusi terhadap
permasalahan,
mengajukan
kerangka,
menemukan solusi
khusus.
Menerapkan dan menguji ke
dalam masalah nyata.
Memberikan contoh bagaimana
masalah diselesaikan.
“ Selain untuk membuat prediksi
kecenderungan data, LSS dapat
diterapkan untuk registrasi
gambar, sebagai berikut…...“
Membuktikan mengapa
penyelesaian masalah
diselesaikan dengan cara tertentu.
“Kita bisa membuktikan bahwa
himpunan semua matriks
berukuran 3x3 adalah ruang
vektor. Kita buktikan sepuluh
aksioma…..”
(Sumber: Shea, Hayes, Vicker, Gozza-Cohen, Uzuner, Mehta, Valchova, & Rangan (2010) (telah diolah kembali)
4 Cognitive Presence : Resolusi
8888
Tahapan Pembelajaran Kolaboratif Daring
89
Kendala Kolaborasi Daring
Berbagi pengalaman
★Pada minggu pertama: Mahasiswa saling
menunggu untuk memberi respons pemicu.
★Resistensi mahasiswa (karena berbagai
alasan, a.l. merugikan yang pandai, terbiasa
belajar sendiri, ketidakpastian akan kebenaran
konten dan gagasan sesama mahasiswa,
menunggu konfirmasi dosen
★Ketika diskusi sangat cepat dengan berbagai
gagasan dan sudut pandang, maka sulit
mengikuti dan memantau progres diskusi, sulit
menyimpulkan
90
Pemicu 6
91
● Bagaimana kendala yang mungkin dihadapi ketika menerapkan pembelajaran kolaboratif daring (misalnya dengan forum diskusi asinkrionus)?
● Bagaimana strategi untuk mengatasinya?
91
The Process of Online Collaboration (1)
“four phases of successful collaborative activity :
set the stage, model the process, guide the
process, and evaluate the process.
Before including collaborative activity in an online
course, the instructor should conduct a critical
self-reflection to determine how comfortable he or
she truly is with this form of activity. An instructor
who is less comfortable with empowering students
to take control of their learning process is less likely
to experience success in collaborative work.
Pratt dan Paloof (2014)
92
The Process of Online Collaboration (2)
93
“Effective buy-in for collaborative activity can occur by
using the tools to set the stage and can create a
contract for collaborative activity.
Do not assume that students will jump at the
opportunity to collaborate. Instead, anticipate that
they will be resistant and use measures to counter that
resistance, such as explanations for teams, early on in
the course.
Pratt dan Paloof (2014)
93
Tahapan Kolaborasi (Peran Dosen)
Meningkatkan kemandirian (berbagi tanggung jawab dan kendali, tahu kapan menarik diri)
Menggunakan hasil evaluasi untuk perbaikan
Mengevaluasi proses dan capaian ( Pratt & Paloof, 2014)
Memantau, mengarahkan proses, memberi umpan balik bermakna, mendorong refleksi
Memodelkan/ mendemonstrasikan/ membekali mahasiswa dengan kerangka kerja OCL
Menciptakan suasana belajar kolaboratif
Menciptakan dan Mengelola Kolaborasi Daring
Menyiapkan lingkungan kelas online (set the stage) termasuk perencanaan instruksional, dan tugas
94
Contoh-contoh Aktivitas Kolaboratif Daring pada Forum Diskusi
95
Collaborative learning model jigsaw
Problem based learning
Role playing
Send-a-problem
Think-pair-square
95
Contoh:
Merangkum
Bersama
Teaching
Presence
96
Contoh:
CL Model
Jigsaw
97
Contoh:
Role Playing
98
Fase Pembentukan Pengetahuan Melalui Diskursus
99
“Harashim (2004)
Three key phases of knowledge construction through discourse:
1 2 3Idea
generating
Idea
organizing
Intellectual
convergence
this is literally brainstorming,
to collect the divergent
thinking within a group
this is where learners
compare, analyze and
categorize the different ideas
previously generated, again
through discussion and
argument
the aim here is to reach a
level of intellectual
synthesis, understanding
and consensus (including
agreeing to disagree), usually
through the joint construction
of some artefact or piece of
work, such as an essay or
assignment.
99
Tahapan Kolaborasi (Mahasiswa)
Menerapkan strategi belajar dan CoI
Berlatih dengan menyampaikan kendala, pertanyaan, harapan
Menirukan cara orang berkontribusi
Membina hubungan dalam kelas/kelompok, membangun kepercayaan
Memahami peran, manfaat
Cara belajar seperti apa? Apa yang saya peroleh, apakah membantu saya lulus dengan baik?
Sharing pengalaman
‘Membaca’ situasi: ‘bahasa’ seperti apa yang diterima
100
Phases of Engagement
101
Conrad dan Donaldson (2011)
Learners’
role
Instructor’s
role
week process
NEWCOMER Social
negotiator
1-2 help learners get to know one another. expresses expectations for
engagement in the course, provides orientation to the course, and keeps
learners on track. Examples: icebreakers, individual introductions,
discussions concerning community issues such as Netiquette rules in a virtual
lounge.
COOPERATO
R
Structural
engineer
3-4 instructor forms dyads of learners and engineer provides activities that require
critical thinking, reflection, and sharing of ideas. Examples: Peer reviews,
activity, critique
COLLABORA
TOR
facilitator 5-6 Instructor provides activities that require small groups to collaborate, solve
problems, reflect on experiences. Examples: content discussions, role
playing, debates, jigsaws.
INITIATOR /
PARTNER
Community
member/
challenger
7 - 16 Activities are learner-designed or partner member/ learner-led. Discussions
begin to go challenger not only where the instructor intends but also where the
learners direct them to go. Examples: Group presentations and projects,
learner-facilitated discussions.
101
Tahapan Peran Mahasiswa: Kelas Aljabar Linear (1)
Fase
(Minggu
)
Peran mahasiswa Peran
Dosen
Proses
1
(1-2)PemulaSaling menunggu
Membaca situasi (apa yang boleh
dan yang tidak)
Takut berbuat salah
Mulai menjawab pertanyaan yang
diwajibkan.
Menyampaikan harapan
• model
interaksi,
• instruktur
Dosen menyiapkan iklim positif.
Dosen menyampaikan harapan, netiiquete,
memandu membuat kesepakatan.
Dosen memodelkan interaksi bermakna.
Mhs saling memperkenalkan diri, menyampaikan
harapan,.
Pemicu untuk membangkitkan pengetahuan awal
mahasiswa.
2
(3-4)KooperatorMulai menanggapi pertanyaan.
Menyampaikan masalah, misalnya
tidak memahami pemicu.
Mulai memberikan tanggapan
pesan mhs lain. Memberi informasi
• Model, men-
demonstrasi
kan
penyelesaia
n masalah,
• motivator,
• coach,
Diskusi kelas, pemicu tentang pengertian2 dasar yg
telah dipahami.
Merangkum bersama hasil diskusi di kelas/
perkuliahan.
Pemicu untuk pendalaman dan identifikasi
moskonsepsi. 102
Tahapan Peran Mahasiswa: Kelas Aljabar Linear (2)
103
Fase
(Minggu)Peran mahasiswa Peran
Dosen
Proses
3
(5-16)KolaboratorSaling menanggapi, mengarahkan
diskusi, membuat rangkuman atau
kesimpulan, berbagi tugas.
• Fasilitator,
• scaffolder
CL model jigsaw, Think-Pair-Square, role playing .
Mahasiswa dianjurkan untuk memilih ketua
kelompok.
103
Tahapan Peran Mahasiswa: Kelas Pengajaran Berbantuan Komputer (1)
Fase
Mingg
u
Peran mahasiswa Peran
Dosen
Proses
1
(1-2)Pemula lanjutSaling menunggu
Membaca situasi (apa yang boleh
dan yang tidak diterima, penggunaan
bahasa)
Takut berbuat salah
Mulai menjawab pertanyaan yang
diwajibkan.
Menyampaikan harapan
• Model
social dan
teaching
presences
• Instruktur
Dosen menyiapkan iklim belajar positif. Mhs
menyampaikan harapan, memperkenalkan diri,
motivasi mengambil kelas PBK. Refleksi minggu
pertama.
2
(3-4)KooperatorMulai menanggapi pertanyaan.
Menyampaikan masalah, misalnya
tidak memahami pemicu.
Mulai memberikan tanggapan pesan
mhs lain. Memberi informasi
• Model
problem
solving,
• Motivator,
coach,
• Guide
Menyampaikan ringkasan bacaan, Membentuk
kelompok dan memilih ketua. Merumuskan rencana
proyek kelompok.
104
Tahapan Peran Mahasiswa: Kelas Pengajaran Berbantuan Komputer (2)
105
Fase
(Minggu)
)
Peran mahasiswa Peran
Dosen
Proses
3
(5-8)KolaboratorSaling menanggapi, mengarahkan
diskusi, membuat rangkuman atau
kesimpulan, berbagi tugas.
• Fasilitator,
• scaffolder
Role-playing : interview persepsi tentang berpikir
kritis.
Role Playing: persiapan penerapan OCL di
Fasilkom.
CL model jigsaw.
4
(9-16)InisiatorMemfasilitasi diskusi, menginisiasi
diskusi, memberi pemicu/ tantangan
• Rekan
belajar
• delegator
• konsultan
Diskusi kelompok: Proyek akhir. Kelompok inisiasi
dan mengelola diskusi kelompok.
105
Mengapa Perlu Orientasi
“• di awal penyelenggaraan kelas daring
Resistensi mahasiswa
• Perubahan peran mahasiswa: rasa percaya diri dan percaya pada argumentasi mahasiswa lain
• Teman adalah saingan dalam belajar, nilai mahasiswa dibandingkan relatif terhadap nilai rata-rata
• selama ini pembelajar individual
• Keragaman latar belakang mahasiswa secara akademis, pengalaman belajar di SMU
Berbagi pengalaman
106
Orientasi
107
“• Menjelaskan pentingnya kolaborasi dan
makna pembelajaran aktif
• Perubahan persepsi tentang belajar
• Perubahan peran
• Mengenal satu dengan yang lain
• Membangun saling percaya
• Membangun komunitas dan rasa saling memiliki
• Menetapkan aturan bersama untuk pembelajaran kolaboratif yang efektif
Diadaptasi dari Morris (2005)
107
Orientasi dan Strategi Kerja Kelompok
➔Sarankan kelompok untuk membuat identitas dan mengidentifikasi kekhasannya
➔Inisiasi kegiatan awal kelompok, misalnya membuat aturan bersama.
➔Sarankan untuk berbagi peran
➔Sarankan untuk mengidentifikasi strategikelompok agar produktif dan bekerja efektif.
(misalnya, identifikasi kriteria kerja kelompok yang baik,
harapan Sikap kurang baik, persepsi yang keliru, strategi
kerja)
➔Tawarkan bantuan ketika mengatasi konflik
➔Sampaikan success story mahasiswa sebelumya, minta memberikan rekomendasi bgm mrk berkolaborasi.
➔Minta setiap mahasiswa menyampaikan refleksi individual
108
Aktivitas pada Orientasi
109
Berikan contoh/ modelkan
Diskusikan harapan, kecemasan, potensi kendala, strategi, aturan bersama
Jelaskan mengapa berkolaborasi dan bagaimana bagaimana berkolaborasi yang baik
Pergunakan ice breaker yang sesuai
109
Penyusunan Pemicu:Interdependensi Positif dan Scaffolding
110
Contoh: Tanggapan Mahasiswa
Bagaimana Pemicunya ?
Re: Critique paper
by MHS Monday, 22 February 2016, 06:52 AM
Selamat pagi Ibu dan teman-teman;
Menurut saya, dari 2 contoh paper yang diberikan, seharusnya
tidak diberitahu sbg good paper dan bad paper. Berikan saja paper
tanpa diberitahu good or bad. Biar mahasiswa menilai.
Memberi contoh good paper akan membuat mhs terpaku dan
kurang kreatif.
111
Contoh: Pemicu
Re: Critique paper
by DOSEN Monday, 22 February 2016, 07:52 AM
Dear All;
Di kelas online sudah disediakan dua contoh critique paper:
(1) recommended paper (2) not-recommended paper. Kalian diminta
untuk mengidentifikasi kriteria critique paper yang baik, dan apa
saja yang perlu dihindari dalam menulis critique paper.
Selamat berdiskusi ☺.
112
Bandingkan Tiga Pemicu Berikut
Institusi pendidikan kita akan menerapkan blended learning pada semua mata ajar. Kalian diminta untuk mengajukan rekomendasi (dari sudut pandang mahasiswa) pada Pimpinan Fakultas tenang strategi yang sesuai.
Kelompok ini ditugasi untuk merancang mesin yang mengolah rumput menjadi susu.
Kelompok kalian diminta untuk menghitung rata-rata nilai mahasiswa. Daftar nilai mahasiswa terlampir.
Pemicu 1 Pemicu 2 Pemicu 3
113
Pemicu 7
114
★ Bagaimana kriteria membuat pemicu?★ Berikan contoh satu pemicu yang memenuhi kriteria tersebut.
Diskusikan secara berpasangan
114
Kriteria Pemicu (1)
• Sesuai dengan ZPD kelompok pertimbangkan pengalaman sebelumnya dan pengetahuan awal. Pertanyaan yang mudah atau terlalu sulit dapat menurunkan motivasi.
• Mendorong interdependensi positif tidak dapat diselesaikan sendiri, saling membutuhkan, kerjasama
• Mengundang banyak sudut pandang & memicu konflik kognitif, negosiasi
• ill-structured
115
Kriteria Pemicu (2)
116
• Pemicu tidak menjamin diskusi berjalan.• Pertanyaan sesuaikan dengan jenis diskusi
CL/ PBL/ Role Playing• Masalah sulit --> diskusi berhenti
Peran Dosen/ mahasiswa: memberikan clue, mengerjakan sebagian, memberi contoh yang lebih sederhana
• Masalah selesai --> diskusi selesai (berhenti)
Peran Dosen/ mahasiswa: mengarahkan untuk menggali lebih mendalam, melihat dari sudut pandang lain, meluas
116
Pemicu dan Tahapan Belajar
Berbagi pengalaman
• minggu pertama:: memberikan pertanyaan yang sifatnya risk-free, untuk menjalin hubungan, membiasakan diri menyampaikan gagasan, menyampaikan harapan, melibatkan pendapat, menuliskan definisi yang dipahami semua.
• Selama pembelajaran: Sandwich diskusi di awal untuk aktivasi pre-knowledge, pembelajaran tatap muka, diskusi daring di akhir sesi untuk pendalaman materi
117
Mengubah Pendekatan Pembelajaran: TCL --> pemicu diskusi
definisi sifat teoremacontoh bukti
Trigger:
aplikasi
Eksplorasi definisi
Trigger:
contoh
Trigger:
contohTrigger
Pertanyaan
baru, topik
baru
sifatbukti
teorema
Trigger
Aktivasi pre-
knowledge
generalisasi
Dengan
pembelajara
n kolaboratif
Dengan TCL
(Teacher-
Centered
Learning)
118
Pertanyaan yang Memicu Berpikir
▪ Kaitkan dengan tujuan pembelajaran
▪ Pertimbangkan persepsi dan pengetahuan awal
mahasiswa
▪ Terbuka
▪ Hindari dead question
▪ Tidak terlalu sulit/ terlalu mudah
▪ Memicu kerjasama
▪ Mendorong mahasiswa menyampaikan perasaan,
persepsi, nilai-nilai, pengalaman
▪ Reflektif119
Jenis Pertanyaan, Tujuan, dan Contohnya (1)
120
Jenis
Pertanyaan
Tujuan Contoh
Eksploratif Membantu mahasiswa menggali fakta atau pengetahuan dasar.
Memberi tantangan Memicu mahasiswa meneliti kembali asumsi, interpretasi, gagasan,
kesimpulan
Relasional Membandingkan, mengaitkan gagasan, isu, tema, fakta
Mendiagnosis Memicu mahasiswa untuk menggali alasan (motif), penyebab
Tindakan Meminta melakukan tindakan seperti: menyimpulkan, membuat keputusan
dan tindakan
Sebab-akibat Meminta mahasiswa menggali hubungan sebab akibat antara fakta,
gagasan, kejadian-kejadian
Perluasan Meminta untuk memperluas diskusi
Sumber: Davis, 1993, pp 83-84; McKeachie 1999, pp 51-52 dalam Barkeley, 2014
120
Jenis Pertanyaan, Tujuan, dan Contohnya (2)
Jenis Pertanyaan Tujuan Contoh
Dugaan, konjektur
Hipotetikal
Prioritas
Rangkuman
Pendalaman
Interpretasi
Eksplorasi
Lengkapi tabel berikut ini
121
Jenis Pertanyaan, Tujuan, dan Contohnya (3)
122
Jenis Pertanyaan Tujuan Contoh
Aplikasi
Evaluasi
Kritik
Integrasi
Reflektif
Definisi
Pembuktian
Lengkapi tabel berikut ini
122
Pemicu: Diskusikan teori-teori pembelajaran, tokoh-tokoh, dan bagaimana penerapannya pada pembelajaran daring.
Topik: Learning theories:behaviorism, cognitivism, constructivism, connectivism.
Banyaknya mahasiswa : 40 orang
Jenis diskusi: Collaborative Learning Model Jigsaw
Contoh Pemicu Diskusi
Kelompok Kecil
123
Contoh: Collaborative Learning Model Jigsaw
124
Fokus group : 10 orang
Home group: ada wakil dari setiap home group
Pemicu: masing-masing membahas satu teori pembelajaran
• Kelompok 1 : behaviourism
• Kelompok 2 : cognitivism
• Kelompok 3 : constructivism
• Kelompok 4 : connectivism
124
Menentukan Aktivitas Kolaborasi Daring
• Pilihan aktivitas disesuaikan dengan: tujuan pembelajaran, karakteristik topik bahasan, tahapan kolaborasi mahasiswa.
• Fitur yang digunakan: wiki, glosarium, forum diskusi daring, concept mapping tools
• Aktivitas dalam forum: pleno, CL model jigsaw, BPL, role playing, Think-pair-square, proyek kelompok
• Aktivitas dikaitkan dengan penilaian hasil dan proses pembelajaran.
• Penjelasan bagaimana melaksanakan, apa manfaat bagi perkembangan mahasiswa, bagaimana makna dari kontribusi setiap mahasiswa, peran individu dalam kelompok, dan bagaimana mengevaluasinya.
• Peran dosen dijalankan selama proses pembelajaran secara teratur. Dosen dapat dijangkau melalui berbagai media komunikasi yang disepakati.
• Aktivitas sudah direncanakan di awal, sebelum semester dimulai.
125
RefleksiTulislah 5 hal baru yang dipelajari dan akan
diterapkan pada mata ajar yang akan diampu.
Tuliskan 5 hal yang ingin dipelajari lebih lanjut.
Artikulasikan hasil refleksimu pada peserta yang
duduk di kanan/kirimu.
126126
Berbagi pengalaman: Penerapan Model Community of Inquiry
127
Contoh:
Merangkum
Bersama
Teaching
Presence
128
Contoh: Petunjuk
Memberikan Umpan
Balik yang Bermakna
Teaching
Presence
129
Survei Pendalaman (1)
1. [hambatan] Tidak ada hambatan koneksi
internet di kampus; di luar kampus ada
terbatasnya koneksi internet
1. [hal baru] Adanya pengalaman baru dalam
mekanisme penyampaian pendapat dalam
belajar.
1. [manfaat] Keterampilan berkomunikasi dan
review pelajaran cenderung meningkat.
1. [generalizability] Secara umum, mekanisme
diskusi online di kelas lain tidak seoptimal di
Kelas Aljabar Linier, keterampilan belum
diterapkan di kelas lain secara optimal.
16 responden
130
Survei Pendalaman (2)
131
5. [tantangan] Tiga tantangan terbesar:
a. kekhawatiran jawaban (isi, pilihan
kalimat) tidak memuaskan;
b. kesulitan mengelola beban akademis
dan motivasi secara disiplin;
c. kesulitan memahami pendapat orang
lain; kesulitan menuangkan pemikiran
5. [efektifitas] Efektifitas pelaksanaan diskusi
online masih perlu ditingkatkan: pemerataan
kontribusi, kemampuan memberi jawaban,
dukungan kepada mahasiswa melalui diskusi
online
survei - akhir Januari 2017
16 responden
131
Persepsi Mahasiswa ( + )
• Pembelajar pembawa pengalaman dan pengetahuan, sehingga diskusi memperdalam pemahaman.
• Teman memberikan gagasan yang tak terpikirkan sebelumnya, sehingga memperluas wawasan.
• Lebih mengenal anggota kelompok, sehingga belajar lebih menyenangkan.
• Mhs memilih kelompok kecil dengan sesama pembelajar, dibandingkan pada kelompok besar dan interaksi mhs-dosen.
• Relevan dan mendukung karir dalam hal kerja dalam kelompok dan dan interakssi virtual.
• Pertanyaan teman memicu berpikir.
• Membantu mengkonfirmasi pemahaman dan mengoreksi miskonsepsi.
• Mengamati strategi orang lain menyelesaikan masalah, mendapatkan strategi baru.
132
Persepsi Mahasiswa ( - )
133
• Kecepatan belajar berbeda-beda.
• Ada anggota yang mendominasi kelompok, ada yang tidak berkontribusi.
• Diskusi keluar topik sehingga membuang-buang waktu.
• Kelompok tidak dapat bekerjasama.
• Tidak yakin dengan pendapat teman (atau pendapat sendiri). Lebih percaya jika dosen yang mengatakan.
• Tidak yakin bagaimana penggunaan bahasa yang diterima oleh dosen atau teman sebaya.
• Ketika kurang memahami substansi, merasa tidak ada yang bisa disampaikan dalam diskusi.
• Merasa perlu ada arahan yang jelas oleh dosen bagaimana berinteraksi.
• Intervensi 🡪 Ketika kelompok tidak berfungsi
133
Manfaat Diskusi Daring: Menurut Mahasiswa (1)
Berdasarkan survei
1. Mahasiswa mendapat pengalaman baru dalam menyampaikan gagasan selama belajar.
1. Keterampilan mahasiswa dalam berkomunikasi dan mengulas pelajaran cenderung
meningkat.
134
Manfaat Diskusi Daring: Menurut Mahasiswa (2)
135
Transkrip diskusi menunjukkan:
1. Gagasan/ temuan/ pertanyaan mahasiswa memicu berpikir mhs lain, membantu menemukan
kesalahan pemahaman.
2. Mahasiswa lebih menyadari apa yang diketahui dan tidak diketahui.
3. Mahasiswa berperan ganda, menjadi sumber informasi bagi yang lain.
4. Mahasiswa menyadari perubahan pemahamannya.
5. Mahasiswa memantau proses belajarnya.
135
Manfaat Diskusi Daring: Menurut Mahasiswa (3)
Berdasarkan observasi pada transkrip diskusi disimpulkan:
1. Mahasiswa meniru: cara komunikasi, strategi belajar (misalnya mencari informasi,
meminta bantuan).
2. Mahasiswa membangun hubungan dan kerjasama dengan kelompok baru.
3. Mahasiswa terbantu oleh kontribusi mahasiswa lain.
4. Mahasiswa terlatih mengartikulasikan pengalaman belajar, termasuk kesulitannya.
136
Alasan memilih Model CoI sebagai kerangka kerja
137
Implementasi kehadiran sosial, pengajaran dan kognitif mudah
diadaptasi sesuai kultur dan bidang ilmu
Menjadi acuan/ arahan dalam menjalankan pembelajaran
kolaboratif online yang relatif mudah diikuti
Kerangka kerja bersama (sudut pandang sama): dosen dan
mahasiswa
Kerangka kerja CoI telah dibuktikan berhasil menjelaskan
proses inkuiri; merupakan teori yang koheren dan telah divalidasi (Akyol, & Garrison, 2015)
Kerangka kerja CoI menekankan dua domain pengalaman
belajar, yaitu personal (reflektif) dan bersama (kolaboratif) (Akyol, &
Garrison, 2015)
137
Mengapa menggunakan kerangka kerja CoI ?
1. Model CoI menyajikan proses pembentukan pengalaman belajar mendalam dan bermakna
secara kolaboratif (Rourke & Kanuka, 2009).
2. Model CoI merupakan skema yang membantu peneliti untuk mengkonseptualisasikan
interaksi yang kompleks antara partisipan dalam pembelajaran online (Conrad, 2008).
3. Model CoI menjelaskan garis besar perilaku dan proses yang dibutuhkan dalam
pembentukan pengetahuan di dalam lingkungan belajar asinkronus melalui dinamika
berbagai bentuk kehadiran (Shea & Bidjerano, 2012).
4. Model CoI merupakan model proses belajar mengajar dalam lingkungan pembelajaran
online (Akyol et al., 2009; Garrison & Arbaugh 2007, Shea & Bidjerano, 2012).
5. Model CoI merupakan model yang menjelaskan pengalaman pendidikan online yang
terus dikembangkan dan paling banyak diteliti (Akyol et al., 2009; Díaz, Swan, & Kupczynski, 2010).
“Alavi dan Taghizadeh (2012)
138
Pembelajaran Kolaboratif Daring & Potensi Mahasiswa
139
• Memberdayakan mahasiswa --> seluruh potensi
• Daya baca
• Belajar lebih (kedalaman, keluasan, melibatkan pengalaman mahasiswa / kontekstual)
• Menambah peran dan tanggung jawab mahasiswa: narasumber, fasilitator, scaffolder, partner belajar
• Menambah waktu interaksi bermakna dari kelas tatap muka ke kelas tatap muka berikutnya, atau dari sesi ke sesi
• Menemukenali permasalahan / potensi mahasiswa yang tidak terungkap dengan cara tatap muka(misalnya miskonsepsi, motivasi, gagasan out of the box, pengaitan dengan pengetahuan awal yang unik)
• Memaparkan mahasiswa pada berbagai gagasan, sudut pandang dan strategi belajar
139
Tantangan : Menumbuhkan Kesadaran Mahasiswa Pentingnya Berkolaborasi
“Interaction supports meaning construction & knowledge creation; reduce learners isolation”
(Paloff & Pratt, 2015)
• Pengalaman sebelumnya: teacher-centered
• Tidak mudah mengubah paradigma belajar
Eksplisit, melalui umpan balik, refleksi,
Membuat mahasiswa merasakan sendirimanfaat dan pengalaman bermakna
Menciptakan suasana aman dan nyaman untuk berkontribusi, tidak takut salah
Berbagi pengalaman
140
141
Mahasiswa cenderung berperan baik
sebagai fasilitator dalam forum diskusi
kelompok kecil
Social Presence
Strategi Dosen: • Memodelkan
• Penjelasan pentingnya menciptakan suasana aman melalui kehadiran sosial
Frekuensi social presence paling tinggi
• paling mudah dilakukan
• tidak perlu deep thinking
• dapat segera dirasakan pengaruhnya dalam menciptakan suasana belajar yang positif
142
Teaching Presence
143
• Nilai kuesioner tertinggi: ‘menghargai peran dosen sebagai fasilitator diskusi’ (trust, harapan)
• Menyampaikan perubahan peran mahasiswa di kelompok
• Memodelkan dan menjelaskan bagaimana menjalankan peran fasilitator
• Menganjurkan kelompok untuk memilih ketua kelompok
• 2 dari 12 kelompok: ada mahasiswa yang inisiatif mempimpin kelompok, untuk mendefinisikan masalah dan memecah tugas menjadi sub-sub tugas untuk dibagi pada anggota agar dipecahkan mandiri sebelum sharing.
• Hampir semua kelompok: anggota mengambil salah satu aksioma (dibuktikan)
143
Dinamika Social, teaching, & Cognitive Presences (1)
• Proses pembentukan komunitas belajar online
dipengaruhi oleh hubungan personal yang
terjalin sebelumnya.
• Pola dinamika kehadiran komponen CoI
mengikuti pola keaktifan mahasiswa. Ketika
diberi pemicu, maka muncul rasa ingin tahu,
mendefinisikan masalah (kehadiran semua
komponen CoI tinggi). Kemudian berlanjut turun
pada pada 2 periode berikutnya, naik lagi di
periode akhir.
• Kehadiran sosial muncul paling intensif dalam
forum diskusi online, diikuti kehadiran kognisi,
dan pengajaran. 144
Dinamika Social, teaching, Cognitive Presences (2)
145145
Indikator integrasi muncul dominan; tidak semua
kelompok mencapai resolusiPola perubahan frekuensi social, teaching
dan cognitive presence sama
Tingkat Berpikir Kritis (1)
• Komponen cognitive presence menunjukkan
tingkat (level) berpikir kritis
• Indikator yang paling dominan: integrasi (level
3), disusul berturut-turut eksplorasi (level 2),
triggering event (level 1), dan resolusi (level 4).
• Integrasi yang paling menonjol: sintesis,
pengaitan antar konsep, mendukung
pembentukan pengetahuan konseptual
Matematika (tidak sekedar memahami fakta-
fakta elementer yang terpisah-pisah)
• Interdependensi positif terbangun sejak awal;
ditandai indikator triggering event cukup tinggi
(17.4%). 146
Tingkat Berpikir Kritis (2)
147
• Resolusi sulit dicapai karena karakteristik
mata ajar (Aljabar Linear) yang relatif
abstrak sehingga sulit ditemukan
aplikasinya. Indikator resolusi muncul dalam
bentuk membuktikan aksioma ruang vektor
umum.
• Resolusi dicapai oleh kelompok yang aktif
dan yang memiliki fasilitator mahasiswa
yang mendefinisikan permasalahan
dilanjutkan dengan pembagian tugas.
147
Integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi: Peluang Publikasi
148
Integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Pengabdian
pada
Masyarakat
Online Collaborative Learning
149
Peluang Publikasi
Level Asia Level Dunia
Menulis hasil Implementasi pembelajaran daring
untuk journal dan conference
Hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
150150
Journal of Educators Online
http://www.thejeo.com
151
Journal of Educators Online
152
Dian Martha & Harry B. Santoso (2019). The Design and Impact of Pedagogical Agent: A Systematic Literature
Review. Journal of Educators Online, 16(1).
Kasiyah Junus, Heru Suhartanto, Sri Hartati R-Suradijono, Harry B. Santoso, & Lia Sadita (2019). The Community of
Inquiry Model Training Using the Cognitive Apprenticeship Approach to Improve Students’ Learning Strategy
in the Asynchronous Discussion Forum. Journal of Educators Online, 16(1).
Harry B. Santoso, Alivia Khaira Batuparan, R. Yugo K. Isal, & Wade H. Goodridge. (2018). The Development of
Learning Dashboard for Lecturers: Case Study Student Centered e-Learning Environment. Journal of Educators
Online, 15(1).
Berliyanto & Harry B. Santoso (2018). Indonesian Perspective on Massive Open Online Course: Opportunities
and Challenges. Journal of Educators Online, 15(1).
Harry B. Santoso, Martin Schrepp, R. Yugo K. Isal, Andika Yudha Utomo, & Bilih Priyogi. (2016). Measuring User
Experience of the Student-Centered e-Learning Environment. Journal of Educators Online, 13(1), 58-79.
Oenardi Lawanto, Harry B. Santoso, Kevin Lawanto, & Wade Goodridge. (2014). Self-Regulated Learning Skills and
Online Activities Between Higher and Lower Performers on a Web-Intensive Undergraduate Engineering
Course. Journal of Educators Online, 11(3), 1-32. 152
Journal of Engineering Education
https://www.asee.org/papers-and-publications/publications/jee
153
Global Journal of Engineering Education
https://www.wiete.us
154
J-PEER
https://docs.lib.purdue.edu/jpeer/
155
The ASEAN Journal of Engineering Education
The ASEAN Journal of Engineering
Education (AJEE) (ISSN: 2231-9433)
welcomes papers that bridge the world of
theory and practice in engineering education. It
considers manuscripts focusing on theory as
well as those focusing on practice,
assessment and innovation in engineering
education strategies.
156
ASEE/IEEE Frontiers in Education
https://www.fie2019.org
157
World Engineering Education Forum
https://www.weef2019.org/
158
International Conference on Computers in Educations
http://ilt.nutn.edu.tw/icce2019/index.html
159
International Conference of Education, Research and Innovation
https://iated.org/iceri/
160
Bates (2004):
Tidak ada satu metode pembelajaran yang cocok untuk semua lingkungan belajar, dan semua jenis pembelajar. Ada tak terhingga banyak strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan; itulah sebabnya pembelajaran senantiasa menarik untuk diteliti dan diperbincangkan.
Paul dan Elder (2008):
Dalam menjalankan peran pendidik, tidak ada satu cara yang sempurna untuk memupuk kemampuan berpikir kritis; tidak ada satu metode yang ideal untuk mengajarkan bagaimana mendayagunakan kemampuan intelektual manusia.
Kirkwood dan Price (2013):
“While we value the contribution of technology to supporting student learning, we strongly contend that technology itself is not the agent of change: it is the teacher”.
161
Semangaaat :)
162162
Daftar Pustaka
• Barkley, E.F., Major, C.H., Cross, K.P., Collaborative Learning Techniques: A Handbook for Collage Faculty, Jossy-Bass, 2014
• Chickering, A.W., Gambson, Z.F., Seven Priciples of Good Practice in Undergraduate Educatioan, AAHE Bulletin, 1987
• Conrad, Rita-Marie, Donaldson, J.A., Engaging the Online Learner: Activities and Resourses for Creative Instruction, Jossey-Bass, 2011.
• Junus, K., Sadita, L., & Suhartanto, H. (2014, October). Social, cognitive, teaching, and metacognitive presence in general and focus group discussion: Case study in blended e-learning Linear Algebra class. In Frontiers in Education Conference (FIE), 2014 IEEE (pp. 1-6). IEEE.
• Kasiyah (2017) Pembekalan Model Community of Inquiry dengan Cognitive Apprenticeship pada Forum Diskusi Online Asinkronus (Disertasi)
• Kim, J. (2013). Influence of group size on students' participation in online discussion forums. Computers & Education, 62, 123-129.
• Lehmam, R.M., Conceicao, S.C.O, Creating a Sense of Presence in Online Teaching: How to be there for Distance Learner, Jossey-Bass, 2010.
163
Acknowledgements
Ilustrasi dan Gambar disediakan oleh Undraw.co (Free License without Attribution) dan
Flaticon (Free License with Attribution)
Terimakasih kepada: Harry Budi Santoso PhD; Baginda Anggun MKom; Lia Sadita MEng
atas masukan dan dukungannya. Terimakasih juga kepada Lintang Matahari Hasani SKom
telah mereview dan menyajikan kembali slides dengan baik.
164164