Membuat Roti Pertamina Dukung Biodiesel filetor mikro harus mampu me - ningkatkan pendapatan, meng -...

1
KOMPAS, RABU, 18 MARET 2 01 5 19 INFOGRAFIK: GUNAWAN Sumber: Litbang ”Kompas”/RSW, diolah dari pemberitaan Kompas, laman Kementerian ESDM dan pemberitaan lainnya TAHAPAN MANDATORI BIODIESEL Awal 2012 3 Juli 2014 2015 2017 Pemerintah mulai meningkatkan volume pencampuran biodiesel pada minyak solar menjadi 7,5 persen setelah sebelumnya hanya 5 persen. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2014, diwajibkan pencampuran 10 persen biodiesel ke dalam solar. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menerbitkan kewajiban pencampuran biodiesel 15 persen dalam 1 liter solar pada tahun ini. Kebijakan ini akan mengurangi impor bahan bakar minyak 15 persen per tahun atau bisa menghemat devisa negara sekitar 1,3 miliar dollar AS. Pemerintah berencana meningkatkan persentase campurannya menjadi 20 persen biodiesel dalam setiap 80 persen solar. E KO N O M I Membuat Roti JAY K ROSENGARD Si Kecil yang Memberi Kontribusi Besar S ektor usaha mikro, kecil, dan menengah memberi- kan kontribusi 60 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia. Sebanyak 91 persen pasar tenaga kerja juga terserap oleh sektor yang memiliki sedi- kitnya 57 juta unit usaha ini. Sayangnya, 70 persen pelaku usaha dari sektor ini belum ter- sentuh pembiayaan dari lemba- ga keuangan formal. Ko m p a s mewawancarai peng- ajar Harvard Kennedy School, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Jay K Rosen- gard yang memiliki perhatian besar terhadap pembiayaan sek- tor mikro. Jay juga menjadi sa- lah seorang pembicara pada Mi- crofinance Forum yang dise- lenggarakan harian Ko m p a s dan PT Bank Rakyat Indonesia (Per- sero) Tbk pada 11 Maret lalu di Jakarta. Berikut petikan wawan- c a r a ny a . Bagaimana konsep dasar pembiayaan sektor mikro? Pada prinsipnya, orang mis- kin memerlukan jasa keuangan seperti orang kaya. Namun, ben- tuk, produk, dan tujuannya agak berbeda. Untuk m i c ro f i n a n c e , ongkos transaksi harus lebih ke- cil, bisa mendorong peningkatan pendapatan, dan memiliki tuju- an jangka panjang. Tujuan jang- ka panjang itu, jika memung- kinkan, masyarakat kecil bisa berinvestasi. Investasi itu diper- lukan antara lain untuk pendi- dikan anak-anak atau berja- ga-jaga jika terjadi sesuatu, mi- salnya anggota keluarga sakit atau terjadi gagal panen. Pembiayaan sektor mikro ha- rus memiliki tujuan produktif ? Selain harus meningkatkan produktivitas masyarakat, pe- nyaluran kredit mikro juga ha- rus mampu mengurangi risiko. Kombinasinya, dengan asuransi mikro. Namun, pembiayaan sek- tor mikro harus mampu me- ningkatkan pendapatan, meng- akumulasi aset, dan meningkat- kan kesejahteraan keluarga. Implementasi di Indonesia? Dibandingkan dengan nega- ra-negara lain, perkembangan pembiayaan sektor mikro di In- donesia jauh lebih maju. Bah- kan, banyak negara belajar ke Indonesia. Program microfinan- ce terbesar di dunia dan paling layak dari sisi bisnis ada di In- donesia, yakni yang disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia melalui Simpedes dan Kupedes. Di luar itu, ada bentuk lain se- perti badan kredit desa, koperasi, credit union, bantuan anggaran pemerintah melalui kredit usaha rakyat. Bentuk mi- c ro f i n a n c e sangat banyak di In- donesia dengan pihak yang terli- bat juga sangat banyak. Hasilnya juga jauh lebih bagus ketimbang negara lain. Penyaluran kredit mikro le- bih banyak masuk ke sektor perdagangan, sementara nilai tambah akan lebih besar jika sektor produksi digenjot. Sektor perdagangan tetap penting meski sektor produksi tidak kalah penting. Memang ada tantangan dalam penyalur- an kredit mikro. Untuk sektor agro, misalnya, industri kecilnya harus mendapatkan perhatian besar. Sektor pertanian itu ter- kait dengan musim sehingga ri- siko tinggi. Kredit harus sesuai kebutuhan petani, tetapi pada akhirnya harus memperhatikan pasar. Kalau permintaan yang besar dan layak memang berasal dari sektor perdagangan, sektor itu harus dilayani dulu sambil menunggu pengajuan yang layak dari sektor produktif. Kalau per- mintaan datang dari sektor yang tidak layak, akan merugikan ba- gi nasabah dan bank. Bagaimana prospek pembia- yaan sektor mikro di Indonesia? Meski sudah lebih maju di- bandingkan dengan negara-ne- gara lain, prospek pembiayaan sektor mikro di Indonesia masih prospektif. Apalagi, semakin ba- nyak penduduk Indonesia me- miliki telepon seluler, akan se- makin terbuka penggunaan te- knologi untuk menjangkau ma- syarakat di pedalaman. Potensi untuk memperluas jasa keuang- an bagi masyarakat ekonomi le- mah masih terbuka lebar. Bagaimana penilaian Anda mengenai konsep bank nirkantor dan layanan keuangan digital yang diinsiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia? Jumlah masyarakat yang tak terjangkau layanan keuangan bank masih sangat besar. De- ngan inisiatif yang kreatif dalam penggunaan teknologi, akan se- makin banyak masyarakat yang bisa dijangkau. Apalagi, ongkos transaksi akan lebih kecil dari nirkantor dan sesuai konsep da- sar m i c ro f i n a n c e . Selain itu, jangkauan bank akan kian luas, tetapi kredit tetap layak dibia- yai. (A HANDOKO) Pertamina Dukung Biodiesel Produsen Minyak Sawit Siap Memasok JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) siap mendukung kebijakan pemerintah yang mewajibkan pencampuran 15 persen biodiesel ke dalam bahan bakar solar. Kesiapan itu berupa ketersediaan fasilitas terminal pencampuran biodiesel ke solar. Vice President Corporate Communication Pertamina Wi- anda Pusponegoro mengatakan, sebagian besar terminal bahan bakar minyak (BBM) milik Per- tamina sudah ada fasilitas pen- campuran (blending) solar de- ngan biodiesel. Dari 118 terminal BBM milik Pertamina, 102 termi- nal sudah memiliki fasilitas pen- campuran. ”Pertamina siap mendukung kebijakan B15 (pencampuran biodiesel 15 persen ke solar). Ter- minal BBM kami sudah ada fasi- litas blending,” kata Wianda di Jakarta, Selasa (17/3). Selain ke- mampuan fasilitas pencampuran, kepastian pasokan biodiesel di- perlukan agar program B15 ber- jalan baik. Pertamina akan me- nerima pasokan biodiesel dari produsen minyak sawit. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Su- dirman Said mengatakan, pihak- nya akan menerbitkan kebijakan berupa peraturan menteri me- ngenai kewajiban pencampuran biodiesel sebesar 15 persen ke dalam solar. Artinya, dalam se- tiap 1 liter solar harus mengan- dung biodiesel 15 persen. Per- aturan itu dalam waktu dekat segera diterbitkan. Pemerintah mengeluarkan ke- bijakan B15 untuk mengurangi impor BBM dan menghemat de- visa. Jumlah devisa negara yang bisa dihemat sekitar 1,3 miliar dollar AS (Ko m p a s , 17/3). Pengamat energi dari Univer- sitas Trisakti, Jakarta, Pri Agung Rakhmanto, mendukung kebi- jakan B15. Selain dapat menghe- mat devisa, kebijakan itu dinilai sebagai bentuk dukungan pe- ngembangan energi baru terba- rukan. Ia juga setuju pemberian subsidi harga untuk bahan bakar nabati (BBN). Di banyak negara, pengembangan energi baru ter- barukan diberikan subsidi. Jepang Serius Dari Tokyo, dilaporkan, Je- pang menjadi negara potensial berinvestasi di Indonesia. ”Saya sangat kaget karena ter- nyata minat pengusaha Jepang sangat besar dan mau ikut dalam pembangunan infrastruktur lis- trik atau menambah investasi. Semua menganggap Indonesia adalah negara terbaik di ASEAN untuk investasi. Semuanya ingin serius dan segera membangun. Saya kira yang ingin bangun lis- trik lebih dari 30.000 megawatt. Itu Jepang saja,” ujar Wakil Pre- siden Jusuf Kalla, Senin malam, di Tokyo. (APO/SON) P E M B I AYAA N Memperkuat Sektor Mikro M embiayai sektor usaha mikro, kecil, dan me- nengah tidaklah gam- pang. Selain hampir tersebar di seluruh penjuru Indonesia, per- mintaan kreditnya tidak besar. Akibatnya, biaya operasional pe- nyaluran kredit mikro besar. Tanpa akses pembiayaan dari lembaga keuangan formal, sek- tor usaha mikro, kecil, dan me- nengah (UMKM) menjadi sasar- an empuk rentenir. Dalam jerat rentenir, UMKM akan sulit me- ningkatkan produktivitas dan pendapatan. Dalam kondisi seperti ini, pe- ran lembaga keuangan formal tetap diharapkan meningkatkan produktivitas UMKM. Untuk memperkuat sektor mikro, ha- rian Ko m p a s dan Bank Rakyat Indonesia menyelenggarakan Microfinance Forum di Jakarta, 11 Maret lalu, sebagai rangkaian kegiatan serupa di beberapa da- erah di Indonesia. Selama ini masih ada sekitar 70 persen dari total UMKM yang berjumlah 57 juta unit yang tidak mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keu- angan formal. Padahal, sektor ini menyumbang 60 persen dari produk domestik bruto. Hal ini berarti kontribusi sektor UM- KM terhadap pertumbuhan ekonomi lebih dominan diban- dingkan dengan kontribusi sek- tor usaha besar. Sektor ini juga menyerap 90 persen tenaga ker- ja nasional. Industri perbankan diharap- kan bisa terus meningkatkan perannya dalam membiayai UMKM. Porsi pembiayaan un- tuk sektor UMKM pada Desem- ber 2014 sebesar 19,7 persen da- ri target 20 persen pada 2018. Dari alokasi kredit ke UMKM itu, hanya 21,7 persen yang ma- suk ke sektor mikro. Pembiayaan lembaga keuang- an formal kepada sektor mikro terbukti meningkatkan omzet. Riset Bank Rakyat Indonesia menunjukkan, rata-rata kenaik- an omzet mencapai Rp 24,7 juta per tahun setelah sektor mikro mendapatkan kredit. Pada 2009, rata-rata omzet usaha mikro baru mencapai Rp 38 juta per tahun. Pada 2012, rata-rata omzet usaha mikro su- dah naik menjadi Rp 84,8 juta per tahun. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan berupaya mem- perluas akses layanan lembaga keuangan pada masyarakat me- lalui layanan keuangan digital dan bank nirkantor. Inisiatif-ini- siatif lain untuk mendorong pe- nguatan sektor mikro harus terus dilakukan. Microfinance Forum bisa dilanjutkan pada ta- hun-tahun berikutnya karena inisiatif serupa telah tumbuh di berbagai daerah dalam berbagai bentuk. (AHA) Lihat Video Terkait ”Implementasi Microfinance di Indonesia” di kompasprint.com/vod/ microfinancediindonesia KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH Para ibu rumah tangga sedang membuat roti berisi selai pala di Gampong Lhok Rukam, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, Selasa (17/3). Pala merupakan komoditas unggulan yang menopang perekonomian masyarakat di Aceh Selatan sejak 1960-an. S ET Jay K Rosengard

Transcript of Membuat Roti Pertamina Dukung Biodiesel filetor mikro harus mampu me - ningkatkan pendapatan, meng -...

Page 1: Membuat Roti Pertamina Dukung Biodiesel filetor mikro harus mampu me - ningkatkan pendapatan, meng - akumulasi aset, dan meningkat - kan kesejahteraan keluarga. Implementasi di Indonesia?

KO M PA S, R A B U, 1 8 M A R ET 2 01 5 19

INFOGRAFIK: GUNAWAN

Sumber: Litbang ”Kompas”/RSW, diolah dari pemberitaan Kompas, laman Kementerian ESDM dan pemberitaan lainnya

TAHAPAN MANDATORI BIODIESEL

Awal 2012

3 Juli 2014

2015

2017

Pemerintah mulai meningkatkan volume pencampuran biodiesel pada minyak solar menjadi 7,5 persen setelah sebelumnya hanya 5 persen.

Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2014, diwajibkan pencampuran 10 persen biodiesel ke dalam solar.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menerbitkan kewajiban pencampuran biodiesel 15 persen dalam 1 liter solar pada tahun ini. Kebijakan ini akan mengurangi impor bahan bakar minyak 15 persen per tahun atau bisa menghemat devisa negara sekitar 1,3 miliar dollar AS.

Pemerintah berencana meningkatkan persentase campurannya menjadi 20 persen biodiesel dalam setiap 80 persen solar.

E KO N O M I

Membuat Roti

JAY K ROSENGARD

Si Kecil yang Memberi Kontribusi Besar

Sektor usaha mikro, kecil,dan menengah memberi-kan kontribusi 60 persen

terhadap produk domestik brutoIndonesia. Sebanyak 91 persenpasar tenaga kerja juga terserapoleh sektor yang memiliki sedi-kitnya 57 juta unit usaha ini.Sayangnya, 70 persen pelakuusaha dari sektor ini belum ter-sentuh pembiayaan dari lemba-ga keuangan formal.

Ko m p a s mewawancarai peng-ajar Harvard Kennedy School,Cambridge, Massachusetts,Amerika Serikat, Jay K Rosen-gard yang memiliki perhatianbesar terhadap pembiayaan sek-tor mikro. Jay juga menjadi sa-lah seorang pembicara pada Mi-crofinance Forum yang dise-lenggarakan harian Ko m p a s danPT Bank Rakyat Indonesia (Per-sero) Tbk pada 11 Maret lalu diJakarta. Berikut petikan wawan-c a r a ny a .

Bagaimana konsep dasarpembiayaan sektor mikro?

Pada prinsipnya, orang mis-kin memerlukan jasa keuanganseperti orang kaya. Namun, ben-tuk, produk, dan tujuannya agakberbeda. Untuk m i c ro f i n a n c e ,ongkos transaksi harus lebih ke-cil, bisa mendorong peningkatanpendapatan, dan memiliki tuju-an jangka panjang. Tujuan jang-ka panjang itu, jika memung-kinkan, masyarakat kecil bisaberinvestasi. Investasi itu diper-lukan antara lain untuk pendi-dikan anak-anak atau berja-ga-jaga jika terjadi sesuatu, mi-salnya anggota keluarga sakitatau terjadi gagal panen.

Pembiayaan sektor mikro ha-rus memiliki tujuan produktif ?

Selain harus meningkatkanproduktivitas masyarakat, pe-nyaluran kredit mikro juga ha-rus mampu mengurangi risiko.Kombinasinya, dengan asuransimikro. Namun, pembiayaan sek-tor mikro harus mampu me-ningkatkan pendapatan, meng-

akumulasi aset, dan meningkat-kan kesejahteraan keluarga.

Implementasi di Indonesia?Dibandingkan dengan nega-

ra-negara lain, perkembanganpembiayaan sektor mikro di In-donesia jauh lebih maju. Bah-kan, banyak negara belajar keIndonesia. Program microfinan -ce terbesar di dunia dan palinglayak dari sisi bisnis ada di In-donesia, yakni yang disalurkanoleh Bank Rakyat Indonesiamelalui Simpedes dan Kupedes.Di luar itu, ada bentuk lain se-perti badan kredit desa,koperasi, credit union, bantuananggaran pemerintah melaluikredit usaha rakyat. Bentuk mi -c ro f i n a n c e sangat banyak di In-donesia dengan pihak yang terli-bat juga sangat banyak. Hasilnyajuga jauh lebih bagus ketimbangnegara lain.

Penyaluran kredit mikro le-bih banyak masuk ke sektorperdagangan, sementara nilaitambah akan lebih besar jika

sektor produksi digenjot.Sektor perdagangan tetap

penting meski sektor produksitidak kalah penting. Memangada tantangan dalam penyalur-an kredit mikro. Untuk sektoragro, misalnya, industri kecilnyaharus mendapatkan perhatianbesar. Sektor pertanian itu ter-kait dengan musim sehingga ri-siko tinggi. Kredit harus sesuaikebutuhan petani, tetapi padaakhirnya harus memperhatikanpasar. Kalau permintaan yangbesar dan layak memang berasaldari sektor perdagangan, sektoritu harus dilayani dulu sambilmenunggu pengajuan yang layakdari sektor produktif. Kalau per-mintaan datang dari sektor yangtidak layak, akan merugikan ba-gi nasabah dan bank.

Bagaimana prospek pembia-yaan sektor mikro di Indonesia?

Meski sudah lebih maju di-bandingkan dengan negara-ne-gara lain, prospek pembiayaansektor mikro di Indonesia masihprospektif. Apalagi, semakin ba-nyak penduduk Indonesia me-miliki telepon seluler, akan se-makin terbuka penggunaan te-knologi untuk menjangkau ma-syarakat di pedalaman. Potensiuntuk memperluas jasa keuang-an bagi masyarakat ekonomi le-mah masih terbuka lebar.

Bagaimana penilaian Andamengenai konsep bank nirkantordan layanan keuangan digitalyang diinsiasi oleh Otoritas JasaKeuangan dan Bank Indonesia?

Jumlah masyarakat yang takterjangkau layanan keuanganbank masih sangat besar. De-ngan inisiatif yang kreatif dalampenggunaan teknologi, akan se-makin banyak masyarakat yangbisa dijangkau. Apalagi, ongkostransaksi akan lebih kecil darinirkantor dan sesuai konsep da-sar m i c ro f i n a n c e . Selain itu,jangkauan bank akan kian luas,tetapi kredit tetap layak dibia-yai. (A HANDOKO)

Pertamina Dukung BiodieselProdusen Minyak Sawit Siap Memasok

JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero)siap mendukung kebijakan pemerintah yangmewajibkan pencampuran 15 persen biodiesel kedalam bahan bakar solar. Kesiapan itu berupaketersediaan fasilitas terminal pencampuranbiodiesel ke solar.

Vice President CorporateCommunication Pertamina Wi-anda Pusponegoro mengatakan,sebagian besar terminal bahanbakar minyak (BBM) milik Per-tamina sudah ada fasilitas pen-campuran (blending) solar de-ngan biodiesel. Dari 118 terminalBBM milik Pertamina, 102 termi-nal sudah memiliki fasilitas pen-campuran.

”Pertamina siap mendukungkebijakan B15 (pencampuranbiodiesel 15 persen ke solar). Ter-minal BBM kami sudah ada fasi-litas blending,” kata Wianda diJakarta, Selasa (17/3). Selain ke-mampuan fasilitas pencampuran,kepastian pasokan biodiesel di-perlukan agar program B15 ber-jalan baik. Pertamina akan me-nerima pasokan biodiesel dariprodusen minyak sawit.

Sebelumnya, Menteri Energidan Sumber Daya Mineral Su-

dirman Said mengatakan, pihak-nya akan menerbitkan kebijakanberupa peraturan menteri me-ngenai kewajiban pencampuranbiodiesel sebesar 15 persen kedalam solar. Artinya, dalam se-tiap 1 liter solar harus mengan-dung biodiesel 15 persen. Per-aturan itu dalam waktu dekatsegera diterbitkan.

Pemerintah mengeluarkan ke-bijakan B15 untuk mengurangiimpor BBM dan menghemat de-visa. Jumlah devisa negara yangbisa dihemat sekitar 1,3 miliardollar AS (Ko m p a s , 17/3).

Pengamat energi dari Univer-sitas Trisakti, Jakarta, Pri AgungRakhmanto, mendukung kebi-jakan B15. Selain dapat menghe-mat devisa, kebijakan itu dinilaisebagai bentuk dukungan pe-ngembangan energi baru terba-rukan. Ia juga setuju pemberiansubsidi harga untuk bahan bakar

nabati (BBN). Di banyak negara,pengembangan energi baru ter-barukan diberikan subsidi.

Jepang SeriusDari Tokyo, dilaporkan, Je-

pang menjadi negara potensialberinvestasi di Indonesia.

”Saya sangat kaget karena ter-nyata minat pengusaha Jepangsangat besar dan mau ikut dalam

pembangunan infrastruktur lis-trik atau menambah investasi.Semua menganggap Indonesiaadalah negara terbaik di ASEANuntuk investasi. Semuanya inginserius dan segera membangun.Saya kira yang ingin bangun lis-trik lebih dari 30.000 megawatt.Itu Jepang saja,” ujar Wakil Pre-siden Jusuf Kalla, Senin malam,di Tokyo. (APO/S ON)

P E M B I AYAA N

Memperkuat Sektor Mikro

Membiayai sektor usahamikro, kecil, dan me-nengah tidaklah gam-

pang. Selain hampir tersebar diseluruh penjuru Indonesia, per-mintaan kreditnya tidak besar.Akibatnya, biaya operasional pe-nyaluran kredit mikro besar.

Tanpa akses pembiayaan darilembaga keuangan formal, sek-tor usaha mikro, kecil, dan me-nengah (UMKM) menjadi sasar-an empuk rentenir. Dalam jeratrentenir, UMKM akan sulit me-ningkatkan produktivitas danpendapatan.

Dalam kondisi seperti ini, pe-ran lembaga keuangan formaltetap diharapkan meningkatkanproduktivitas UMKM. Untuk

memperkuat sektor mikro, ha-rian Ko m p a s dan Bank RakyatIndonesia menyelenggarakanMicrofinance Forum di Jakarta,11 Maret lalu, sebagai rangkaiankegiatan serupa di beberapa da-erah di Indonesia.

Selama ini masih ada sekitar70 persen dari total UMKMyang berjumlah 57 juta unityang tidak mendapatkan aksespembiayaan dari lembaga keu-angan formal. Padahal, sektorini menyumbang 60 persen dariproduk domestik bruto. Hal iniberarti kontribusi sektor UM-KM terhadap pertumbuhanekonomi lebih dominan diban-dingkan dengan kontribusi sek-tor usaha besar. Sektor ini juga

menyerap 90 persen tenaga ker-ja nasional.

Industri perbankan diharap-kan bisa terus meningkatkanperannya dalam membiayaiUMKM. Porsi pembiayaan un-tuk sektor UMKM pada Desem-ber 2014 sebesar 19,7 persen da-ri target 20 persen pada 2018.Dari alokasi kredit ke UMKMitu, hanya 21,7 persen yang ma-suk ke sektor mikro.

Pembiayaan lembaga keuang-an formal kepada sektor mikroterbukti meningkatkan omzet.Riset Bank Rakyat Indonesiamenunjukkan, rata-rata kenaik-an omzet mencapai Rp 24,7 jutaper tahun setelah sektor mikromendapatkan kredit.

Pada 2009, rata-rata omzetusaha mikro baru mencapai Rp38 juta per tahun. Pada 2012,rata-rata omzet usaha mikro su-dah naik menjadi Rp 84,8 jutaper tahun.

Bank Indonesia dan OtoritasJasa Keuangan berupaya mem-perluas akses layanan lembagakeuangan pada masyarakat me-lalui layanan keuangan digitaldan bank nirkantor. Inisiatif-ini-siatif lain untuk mendorong pe-nguatan sektor mikro harusterus dilakukan. MicrofinanceForum bisa dilanjutkan pada ta-hun-tahun berikutnya karenainisiatif serupa telah tumbuh diberbagai daerah dalam berbagaibentuk. (AHA)

Lihat Video Terkait”I m p l e m e nt a s iMicrofinance di Indonesia”di kompasprint.com/vod/m i c ro f i n a n ce d i i n d o n e s i a

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Para ibu rumah tangga sedang membuat roti berisi selai pala di Gampong Lhok Rukam, KecamatanTapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, Selasa (17/3). Pala merupakan komoditas unggulan yangmenopang perekonomian masyarakat di Aceh Selatan sejak 1960-an.

S ET

Jay K Rosengard