Mekanisme Kerja Jantung

23
Mekanisme Kerja Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11510 Telp. (021) 56942061. Fax (021) 5631731 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan salah satu organ manusia yang bersifat fundamental. Dikatakan fundamental dikarenakan fungsi utamanya yang menyokong kehidupan manusia, tentunya selain jantung ada pula organ lain yang juga ikut mempertahankan kehidupan manusia, seperti paru-paru dan organ organ yang lainnya. Pada masa embrio, jantung juga menjadi satu-satunya organ pertama yang fungsional. Seperti yang sudah kita semua ketahui, bahwa jantung berperan dalam sistem sirkulasi darah. Darah yang disirkulasikan oleh jantung mengandung oksigen dan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh jaringan-jaringan pada tubuh manusia terutama otak. Selain mengangkut oksigen dan sari-sari makanan, karbondioksida dan zat-zat hasil metabolisme juga ikut disirkulasikan oleh jantung, sehingga tercipta lah suatu sistem transpor dalam tubuh. Bila membahas mengenai jantung, maka wajar bila kita ikut membahas mengenai darah, karena dua hal ini merupakan suatu kesatuan penting yang perlu untuk dipelajari dan didiskusikan bersama. Darah, selama mengalir di dalam pipa-pipa darah akibat kerja pompa jantung akan menciptakan suatu tekanan terhadap dinding pembuluh arteri darah yang disebut sebagai tekanan darah. Tekanan darah inilah yang seringkali diperiksa oleh praktisi kesehatan sebagai 1

description

blok 8

Transcript of Mekanisme Kerja Jantung

Page 1: Mekanisme Kerja Jantung

Mekanisme Kerja Jantung

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11510Telp. (021) 56942061. Fax (021) 5631731

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan salah satu organ manusia yang bersifat fundamental. Dikatakan

fundamental dikarenakan fungsi utamanya yang menyokong kehidupan manusia, tentunya

selain jantung ada pula organ lain yang juga ikut mempertahankan kehidupan manusia,

seperti paru-paru dan organ organ yang lainnya. Pada masa embrio, jantung juga menjadi

satu-satunya organ pertama yang fungsional. Seperti yang sudah kita semua ketahui, bahwa

jantung berperan dalam sistem sirkulasi darah. Darah yang disirkulasikan oleh jantung

mengandung oksigen dan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh jaringan-jaringan pada

tubuh manusia terutama otak. Selain mengangkut oksigen dan sari-sari makanan,

karbondioksida dan zat-zat hasil metabolisme juga ikut disirkulasikan oleh jantung, sehingga

tercipta lah suatu sistem transpor dalam tubuh. Bila membahas mengenai jantung, maka wajar

bila kita ikut membahas mengenai darah, karena dua hal ini merupakan suatu kesatuan

penting yang perlu untuk dipelajari dan didiskusikan bersama. Darah, selama mengalir di

dalam pipa-pipa darah akibat kerja pompa jantung akan menciptakan suatu tekanan terhadap

dinding pembuluh arteri darah yang disebut sebagai tekanan darah. Tekanan darah inilah

yang seringkali diperiksa oleh praktisi kesehatan sebagai salah satu tanda vital manusia.

Apabila tekanan darah di atas normal, maka dikatakan orang tersebut menderita hipertensi.

Bila sebaliknya, maka dapat dikatakan orang tersebut menderita hipotensi. Di dalam makalah

saya ini, saya akan membahas mengenai jantung, pembluh darah dan darah, serta keterkaitan

antara tekanan darah dengan beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam tubuh

maupun luar tubuh

1.2 Rumusan Masalah

1. Tekanan darah tinggi

1.3 Sasaran Pembelajaran

1. Menjelaskan mengeni fungsi dan mekanisme kerja jantung.

2. Menjelaskan sistem otonom pembuluh darah dan jantung.

3. Menjelaskan pompa jantung.

1

Page 2: Mekanisme Kerja Jantung

4. Menjelaskan sirkulasi jantung.

5. Menjelaskan mengenai enzim jantung.

1.4 Hipotesis

Teknan darah tinggi disebabkan adanya ganguan pada mekanisme peredaran darah dan

organ – organ yang terkait.

2. Isi

2.1 Jantung dan Sirkulasi Darah

Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen dasar yaitu jantung, pembuluh darah dan

darah. Yang pertama adalah jantung. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi sebagai

pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien tekanan yang

dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan. Seperti semua cairan, darah mengalir

menuruni gradien tekanan dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan

rendah.1

Yang kedua adalah pembuluh darah. Dimana pembuluh darah ini akan berfungsi

sebagai saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari jantung ke semua bagian

tubuh dan kemudian dikembalikan ke jantung lagi.1

Yang ketiga adalah darah. Darah merupakan suatu medium pengangkut tempat larut

atau tersuspensinya bahan-bahan misalnya oksigen, karbon dioksigen, nutrient, zat sisa

elektrolit dan juga hormon yang diangkut dengan jarak jauh ke berbagai bagian tubuh.1

Gambar 1. Sistem sirkulasi darah.2

Darah terus menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua

lengkung vaskular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya berasal dari dan berakhir di

2

Page 3: Mekanisme Kerja Jantung

jantung. Sirkulasi paru (sirkulasi pulmonalis) terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-

pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sedangkan sirkulasi sistemik

adalah sirkuit pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan sistem tubuh lain.1

2.2 Jantung

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan tangan. Organ ini

terletak di rongga torak (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) disebelah

anterior dan vertebra di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing

membentuk titik di ujungnya. Jantung terletak menyudut dibawah sternum dan dasarnya ada

di kanan dan apex di kiri sternum.1

Seperti yang dikatakan di atas jantung merupakan suatu organ yang berongga dan

juga memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga

toraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi oleh

mediastinum.3 Pada jantung terdapat tiga pelapis yaitu :

Pericardium yaitu kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,

membungkus jantung dan pemnuluh darah besar. Kantong ini melekat pada

diafragma, sternum dan pleura yang membungkus paru.

Fibrosa luar yaitu terdapat pada pericardium dari serabut kolagen yang membentuk

lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.

Serosa. Lapisan serosa ini terdiri dari dua lapisan yaitu membran visceral yaitu

membran yang menutupi permukaan jantung dan membran parietal yaitu membran

yang melapisi permukaan bagian dalam fibrosa perikardium.3

Pada jantung terdapat empat ruang yaitu atrium kanan dan atrium kiri atas yang

dipisahkan oleh septum intratrial. Kemudian ada juga ruang selanjutnya yaitu ventrikel

kanan dan ventrikel kiri di bawah yang dipisahkan oleh septum interventrikularis. Ada

perbedaan diantara atrium dan ventrikel, yaitu :

Atrium cenderung lebih tipis karena atrium menerima darah dari vena yang membawa darah

kembali ke jantung.

Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung yang menerima darah dari

seluruh jaringan kecuali paru-paru.

Atrium kiri terdapat pada bagian superior kiri jantung dan berukuran lebih kecil dari atrium

kanan, tetapi dindingnya lebih tebal karena atrium kiri menampung empat vena pulmonalis

yang mengembalikan darah yang teroksigenasi dari paru-paru.3

Ventriculus kanan hampir sebagian besar menempati permukaan anterior jantung

(fascies sternocostalis). Dinding ventriculus dexter lebih tebal dibandingkan dengan

3

Page 4: Mekanisme Kerja Jantung

atriumnya, namun tidak lebih tebal daripada dinding ventriculus sinister. Dinding dari

ventriculus ini mengandung massa otot yang disebut trabecula carnae. Ada pun

kelompok otot trabecula carnae yang menonjol ke depan dari septum interventrikular

ke dinding anterior disebut moderator band atau pita moderator yang memiliki fungsi

penting untuk konduksi impuls dan mencegah over distensi dari ventriculus. Pita

moderator atau trabecula septomarginal penting untuk konduksi impuls karena

memiliki cabang kanan dari nodus A-V.3

Ventriculus sinister memiliki dinding yang jauh lebih tebal dibandingkan dengan

ventriculus dexter dikarenakan fungsinya untuk memompa darah teroksigenasi

dengan tekanan tinggi melalui sirkulasi sistemik. Secara stuktur masih sama dengan

ventrikel kanan. Ventrikel kiri memiliki bentuk yang lebih konus dan puncak konus

membentuk apex cordis.3

Selain atrium dan ventrikel, jantung juga memiliki katub-katub yang memiliki fungsi

masing – masing, yaitu :

Katub trikuspid yaitu katub yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katub ini

memiliki tiga daun katub jaringan ikat fibrosa yang dilapisi oleh endokardium. Bagian ujung

daun katub yang mengerucut melekat pada korda jaringan ikat fibrosa, chorda tendinae, yang

melekat pada otot papilaris. Chorda tendinae mencegah terjadinya pembalikan daun katub ke

arah belakang menuju atrium. Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar dari pada

tekanan darah di atrium kiri maka katub trikuspid akan terbuka dan darah mengalir dari

atrium kanan ke ventrikel kanan. Namun jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar

dari pada tekanan di atrium kanan, daun katub akan menutup dan mencegah aliran balik ke

dalam atrium kanan.3

Katub bikuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katub ini

melekat pada chorda tendinae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katub

trikuspid.3

Katub semilunar aorta dan pulmonar yang terletak di jalur keluar ventrikular

jantung sampai ke aorta trunkus pulmonari. Katub semilunar terdiri atas tiga kuspis

berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh

darah. Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh.3

4

Page 5: Mekanisme Kerja Jantung

Gambar 2. Atrium dan Ventrikel Jantung.2

Pada jantung itu sendiri memiliki dinding yang juga terdiri atas tiga lapisan yaitu

endokardium (identik dengan tunika intima), miokardium (identik dengan tunika media),

dan juga epikardium (identik dengan tunika adventisia).4

Endokardium mengandung lapisan endotel kontinyu yang menutupi permukaan dalam

jantung, termasuk juga katub-katubnya. Sel-sel bersandar pada membran basalis dan berikatan

erat satu sama lain melalui sabuk lekat. Dibawah endotel terdapat unsur sub endotel dari

endokardium. Komponen ini mengandung serat kolagen, serat elastik, substansia

dasar amorf yang mengandung proteoglikan dan glikoprotein, fibroblast dan sel otot

polos yang tersebar.4

Miokardium terutama terdiri atas sel otot bergaris yang disebut dengan sel otot

jantung atau miosit. Tiap sel otot jantung berisi satu inti memanjang di tengah yang

mencakup beberapa heterokromatin perifer dan sejumlah besar eukromatin di tengah.

Sitoplasma terutama terdiri atas sarkomer dan mempunyai gambaran pita seperti

sarkomer otot skelet. Sarkomer juga mempunyai filament tebal dan filament tipis

seperti otot skelet.4 Sel-sel pada otot jantung berbeda dengan sel-sel pada otot skelet.

Sel otot jantung mengandung sedikit retikulum sarkoplasma dari pada sel otot skelet

dan sisterna ujung berhubungan dengan tubulus T lebih lebar sertam lebih gepeng.

Sisterna dan tubulus T membentuk diad dari pada triad yang terdapat pada otot

skelet. Sel otot jantung memiliki lebih banyak mitokondria dan sel-sel jantung

dihubungkan oleh taut antar sel yang rumit disebut diskus interkalaris. Diskus

interkalaris mempunyai daerah kontak melintang yang lebar disebut fascia adherens.

Disini, ada celah kecil antara sel-sel sama seperti celah di zonula adheren dari tautan

antar epitel.4 Fascia adheren adalah tempat perlekatan untuk sel yang berdekatan dan

perlekatan intraseluler untuk filament tipis sarkomer yang kaya aktin. Tiap diskus

5

Atrium Kiri

Atrium Kanan

Ventrikel Kiri

Ventrikel Kanan

Page 6: Mekanisme Kerja Jantung

interkalaris mempunyai deretan taut salur yang luas pada sarkolema longitudinal

dekat dengan fascia adheren. Taut salur menggabungka sel-sel dan memungkinkan

aliran ion dan molekul kecil secara bebeas dari sel ke sel melalui saluran arkusnya.

Hal ini menumbulkan jalur resistensi yang rendah yang menghubungkan kelompokan

sel-sel otot jantung. Rangsangan yang memulai kontraksi dari sistem konduksi

jantung berjalan sepanjang jalur ini untuk menimbulkan kontraksi sejumlah miosit

secara tiba-tiba dan terkoordinasi.4 Miosit di atrium berbeda dengan miosit yang ada

di ventrikel. Sel-sel yang berada di atrium lebih kecil dan memiliki sedikit tubulus T

seperti yang terdapat di sel-sel ventrikel. Sel-sel di atrium memiliki kapasitas lebih

rendah dan kecepatan konduksi dari kontraksi rangsang permulaan lebih besar karena

sel-sel atrium tidak mempunyai membrane permukaan tubulus T. Sel-sel di atrium

juga memiliki tautan salur yang lebih banyak sehingga memungkinkan untuk

memperbaiki kecepatan konduksi. Sel-sel atrium mempunyai apparatus golgi yang

lebih mencolok dan vesikel sitoplasma yang padat, yang memungkinkan

mengandung substansia seperti ketekolamin.4

Epikardium atau lapisan terluar dari jantung ini terdiri atas jaringan ikat jarang, serat

kolagen dan jaringan lemak. Epikardium dibungkus oleh pericardium viseral dan

mesotel selapis gepeng.4

Rangka jantung adalah masa jaringan ikat padat fibrosa yang menyokong sel-sel

mitokard. Rangka jantung mencakup trigona fibrosa, yang merupakan bagian membranosa

septum interventrikular dan annulus fibrosus yang mengelilingi foramen atrioventrikular dan

foramen arterial.4

Beberapa bagian rangka jantung mengandung kondroid, yaitu jaringan ikat yang dapat

mempunyai gambaran fibrokartilago dan mungkin mengandung sel seperti kondrosit. Pada

individu yang lebih tua, rangka jantung mungkin mengalami pengapuran.4

Secara mikroskopik katub jantung terdiri atas kondroit dan dilekatkan ke rangka

jantung. Juluran tipis yang disebut chorda tendinae melekatkan katub ke muskulus papilaris

di ventrikel. Endotel endokard meliputi seluruh katub, corda tendinae dan juga muskulus

papilaris.4

2.3 Pembuluh Darah, Darah dan Jalur Sirkulasi

2.3.1 Jalur Sirkukasi

6

Page 7: Mekanisme Kerja Jantung

Seperti yang sudah dipaparkan bahwa terdapat dua jenis sirkulasi yaitu sirkulasi

pulmonal dan sirkulasi sistemik. Pembuluh pada sirkulasi pulmonal adalah trunkus pulmonal

yang berasal dari atrium kanan. Trunkus ini berupa pembuluh pendek berdinding tipis yang

memiliki panjang 5 cm dan diameter 3 cm. berdasarkan konkafitas arkus aorta, trunkus

pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan arteri pulmonalis kiri.5

Arteri pulmonalis kanan terbagi menjadi tiga cabang lobus dalam paru kanan.

Sedangkan arteri kiri terbagi atas dua cabang lobus dalam paru kiri. Pembagian arteri

selanjutnya berakhir dalam jarring-jaring kapiler yang mengelilinhi kantung udara paru.

Setelah pertukaran gas darah terkumpul dalam venula dan masuk ke vena.5

Dua vena pulmonalis kanan dan dua vena pulmonalis kiri akan mengembalikan darah

yang teroksigenasi ke atrium kiri.5

Arteri utama pada sistem sirkulasi sistemik :

1. Aorta yang muncul dari ventrikel kiri merupakan pembuluh berdiameter terbesar

dalam tubuh.

2. Aorta asenden adalah bagian awal aorta, panjangnya 5 cm dan awalnya muncul pada

area pertemuan sternum dan iga kedua. Aorta ascenden mempercabangakan arteri

koronaria kanan dan kiri.

3. Arcus aorta dimulai pada sudut sternum, memiliki tiga percabangan penting yaitu

arteri brakiosefalika (mempercabangkan arteri karotis komunis kanan dan subclavia

kanan), arteri karotis komunis (mempercabangkan arteri karotis eksterna yang

mensuplkai darah ke kapala dan leher di luar rongga kranila dan interna memasuki

rongga cranial melalui saluran karotis tulang temporal), dan arteri subklavia kanan dan

kiri (mempercabangkan arteri vertebralis, trunkus tiroservikalis, trunkus

kostoservikalis, dan arteri torasika interna).

4. Aorta torasika yang mempercabangkan arteri pericardial, arteri bronchial, arteri

esophageal, arteri intercostalis, arteri frenik.

5. Aorta abdominalis merupakan arteri yang berawal pada daerah sekitar diafragma dan

berakhir pada area sekitar vertebra lumbal keempat, 1 cm di bawah dan di sebelah kiri

umbilicus. Aorta abdominalis memepercabangkan arteri selika, arteri mesenterika

superior, sepasang arteri suprarenalis, arteri-arteri renalis, sepasang arteri testikularis

atau arteri ovarika, arteri mesentrika inferior, arteri lumbalis dan arterri sakralis.

6. Arteri illiaka komunis kanan dan kiri menurun sepanjang 5 cm. mempercabangkan

areteri iliaka interna, arteri iliaka eksterna (menjadi arteri femoralis), arteri poplitea,

arteri tibialis posterior dan anterior.5

7

Page 8: Mekanisme Kerja Jantung

Vena utama pada sistem sirkulasi sistemik :

1. Sistem vena dimulai dari ujung vena pada jarring-jaring kapilar dengan venula yang

menyatu untuk membentuk vena yang berukuran lebih besar. Semua vena sistemik

mengembalikan darah ke atrium kiri jantung melalui tiga jalur yaitu dari dinding

jantung ke dalam sinis koroner, dari tubuh bagian atas ke dalam vena kava superior

dan dari tubuh bagian bawah melalui vena kava inferior.

2. Vena utama dari kepala, otak dan leher adalah vena jugularis eksterna, vena jugularis

interna, vena subklavia, dan vena kava superior.

3. Vena utama pada tungkai atas adalah vena profundus (axilaris, brakialis, radialis dan

ulnaris) dan vena superficialis (vena sefalika, vena basilica, vena media kubiti).

4. Vena pada torak adalah vena brakiosefalika, vena asygos dan vena hemiazygos.

5. Vena pada abdomen dan pelvis adalah vena kava inferior.

6. Vena pada tungkai bawah adalah vena profundus (iliaka eksterna, femoralis, poplitea,

tibialis anterior dan posterior, vena peronea) dan vena superficialis (vena safenus kecil

dan vena safenus besar).5

Gambar 3. Pembuluh darah dari dan ke jantung.2

2.3.2 Pembuluh Darah

Pada pembuluh darah terdiri atas tiga lapisan tunika yaitu tunika intima, tunika media

dan tunika adventisia.6

8

Page 9: Mekanisme Kerja Jantung

Tunika intima adalah lapis jaringan yang terdalam. Pada pembuluh darah, lapis ini dekat

dengan lumen yang mencakup endotel dan membran basalisnya. Pada jantung, tunika intima

disebut juga dengan endokardium.6

Tunika media adalah lapisan tengah jaringan. Pada pembuluh darah, lapis ini terdiri

atas sel otot polos, serat elastic, serat kolagen dan beberapa sel jaringan ikat lainnys.

Tunika media pada jantung disebut dengan miokardium.6

Tunika adventisia merupakan lapisan terluar jaringan yang terdiri atas jaringan ikat

longgar dan mungkin mengandung jaringan lemak. Pada jantung, tunika adventisia

disebut dengan epikardium.6

2.3.3 Darah

Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa ke dalam

matriks cairan. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa

dan bau yang khas serta pH 7,35 – 7,45. Warna darah bervariasi dari merah terang sampai

merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume

darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada

perempuan dewsa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan

jumlah jaringan adipose dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai dengan perubahan

cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.6

Pada dasarnya darah dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian yang padat dan

bagian yang cair. Bagian padat merupakan eritrosit, leukosit dan trombosit. Sedangkan

bagian cair adalah plasma darah. Berikut merupakan penjelasannya.

Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan

berdiameter 7,65 nm. Eritroosit terbungkus dalam membrane sel dengan permeabilitas

tinggi. Membrane ini elastic dan fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit menembus

kapiler.6

Fungsi eritrosit adalah untuk mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui

pengikatan hemoglobin terhadap oksigen. Selain itu sel darah merah juga berperan

penting dalam menyeimbangkan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin

merupakan buffer asam basa.6

Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda-benda asing

termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar aktivasi leukosit berlangsung dalam

jaringan dan bukan dalam aliran darah. Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi

darah yang dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nucleus dan ada tidaknya granula

mpada sitoplasma. Yang memuliki granula pada sitoplasma disebur granulosit yaitu

9

Page 10: Mekanisme Kerja Jantung

neutrofil, eusinofil dan basofil. Sednangkan yang tidak memiliki granula disebut

dengan agranulosit yaitu limfosit dan monosit.6

Trombosit merupakan fragmen sel tanpa nucleus yang berasal dari megakariosit

raksaksa multinukleus dan sum-sum tulang. Umumnya ukuran trombosit mencapai

ukuran setengah eritrosit dan sitoplasmanya terbungkus suatu membran plasma dan

mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi

darah. Trombosit berfungsi dalam hemostasis (penghentian pendarahan) dan

perbaikan pembuluh darah yang robek.6

Plasma darah merupkan komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang

menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume

darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air

dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan

karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.6

Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah

dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah

merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk

lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan

sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l. Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel

dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam

plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.6

2.4 Pompa Jantung Kanan dan Kiri

Kedua sisi jantung secara simultan memompa darah dalam jumlah setara. Volume

darah miskin O2 yang sedang dipompa ke paru oleh sisi kanan jantung segera menjadi sama

dengan volume darah kaya O2 yang sedang disalurkan ke jaringan oleh sisi kiri jantung.

Sirkulasi paru adalah sistem bertekanan rendah dan beresistensi rendah. Sedangkan sirkulasi

sistemik adalah sistem bertekanan tinggi dan beresistensi tinggi.7

Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di dinding pembuluh oleh darah yang

dipompa ke dalam pembuluh oleh jantung. Resistensi adalah oposisi terhadap aliran darah,

terutama disebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dan dinding pembuluh.

Meskipun sisi kanan dan kiri jantung memompa darah dalam jumlah yang sama namun sisi

kiri melakukan kerja lebih besar, karena memompa darah dengan jumlah yang sama pada

tekanan yang lebih tinggi ke dalam sistem yang lebih panjang dengan resistensi lebih tinggi.

Karena itu, otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan, menyebabkan

sisi kiri menjadi pompa yang lebih kuat.7

10

Page 11: Mekanisme Kerja Jantung

2.5 Persarfan Pada Jantung

Jantung dipersarafi oleh kedua difisi saraf otonom, yang memodifikasi kecepatan

serta kekuatan kontraksi, meskipun stimulasi saraf tidak diperlukan untuk memulai kontraksi.

Saraf parasimpatis ke jantung, saraf vagus terutama menyarafi atrium, khususnya nodus SA

dan AV. Persarafan parasimpatis ventrikel tidak banyak. Saraf simpatis jantung juga

menyarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV, serta banyak menyarafi ventrikel.8

Baik sistem saraf parasimpatis maupun simpatis menimbulkan efek pada jantung

dengan mengubah aktivitas sistem pembawa pesan kedua cAMP di sel-sel jantung.

Asetilkolin yang dibebaskan dari saraf vagus berikatan dengan reseptor muskarinik dan

dihubungkan dengan protein G inhibitorik yang mengurangi aktivitas jalur cAMP.

Sebaliknya neurotransmitter simpatis norepinefrin berikatan dengan reseptor adrenergic beta

dan dihubungkan dengan protein G stimulatorik yang mempercepat jalur cAMP di sel

sasaran.8

Pengaruh sistem saraf parasimpatik pada nodus SA adalah mengurangi kecepatan

jantung. Asetilkolin yang dibebaskan pada pengaktifan sistem saraf parasimpatis

meningkatkan permeabilitas nodua SA terhadap K+ dengan memperlambat penutupan saluran

K+. akibatnya, kecetan pembentukan potensial aksi spontan berkurang melalui efek ganda.8

Efek ganda yang pertama adalah dengan meningkatnya permeabilitas K+

menyebabkan hiperpolarisasi membrane nodus SA karena lebih banyak ion kalium positif

meninggalkan sel daripada normal sehingga bagian dalam menjadi lebih negatif. Karena dari

posisi yang lebih jauh dari ambang maka potensial “istirahat” memerlukan waktu lebih lama

untuk mencapai ambang.8

Efek ganda yang kedua adalah dengan meningkatnya permeabilitas K+ yang diinduksi

oleh stimulasi vagus juga melwan penurunan otomatis permeabilitas K+ yang merupakan

penyebab depolarisasi gradual membrane ke ambang. Efek kontra ini mengurangi frekuensi

depolarisasi spontas, memperlama waktu yang diperlukan untuk bergeser ke ambang. Oleh

karena itu, nodus SA lebih jarang mencapai ambang dan melepaskan muatan dan frekuensi

denyut jantung berkurang.8

Pengaruh parasimpatis pada nodus AV mengurangi eksistabilitas nodus, memperlama

transmisi impuls ke ventrikel bahkan lebih lama daripada penundaan lazim di nodus AV.

Efek ini ditimbulkan oleh meningkatnya permeabilitas K+, yang menyebabkan hiperpolarisasi

membrane sehingga inisiasi eksitasi di nodus AV tertunda.8

11

Page 12: Mekanisme Kerja Jantung

Stimulasi parasimpatis pada sel kontraktil atrium mempersingkat potensial aksi,

mengurangi arus masuk lambat yang dibawa oleh Ca2+, yaitu fase datar memendek.

Akibatnya kontraksi atrium melemah.8

Karena itu jantung bekerja lebih santai di bawah pengaruh parasimpatis. Organ ini

berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan ventrikel memanjang, dan

kontraksi atrium lebih lemah. Efek-efek ini sesuai karena sistem parasimpatis mengontrol

kerja jantung pada situasi tenang dand rileks ketika tubuh tidak membutuhkan peningkatan

curah jantung.8

Sebaliknya, sistem saraf simpatis yang mengatur kerja jantung pada situasi darurat

atau olah raga, ketika dibutuhkan peningkatan aliran darah, mempercepat frekuensi denyut

jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek utama stimulasi simpatis pada nodus SA

adalah percepatan depolarisasi sehingga ambang lebih cepat tercapai.8

Norepinefrin yang dikeluarkan dari ujung saraf simpatis mengurangi permeabilitas K+

dengan mempercepat inaktivasi saluran K+. dengan penurunan jum;lah ion kalium yang

meninggalkan sel, bagian dalam sel menjadi kurang negatif sehingga timbul efek

depolarisasi. Pergeseran ke ambang yang lebih cepat dibawah pengaruh simpatis ini

memungkinkan potensial aksi menjadi lebih sering dan karenanya kecepatan jantung

meningkat.8

Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi penundaan nodus AV dengan

meningkatkan kecepatan hantaran, mungkinn dengan meningkatkan arus Ca2+ masuk yang

berjalan perlahan. Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial aksi

ke seluruh jalur hantaran khusus.8

Di sel kontraktil atrium dan ventrikel, di mana keduanya memiliki banyak ujung saraf

simpatis, stimulasi simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi sehingga jantung berdenyut

lebih kuat dan memeras keluar lebih banyak darah. Efek ini ditimbulkan dengan

meningkatkan permeabilitas Ca2+, yang mengakibatkan influx Ca2+ lambat dan

mengintensifkan partisipasi Ca2+ dalam pengabungan eksitasi kontraksi.8

Karenanya, efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung adalah meningkatkan

efektivitas jantung sebagaii pompa dengan meningkatkan kecepatan jantung, mengurangi

penundaan antara kontraksi atrium dan ventrikel, mengurangi waktu hantaran ke seluruh

jantung, dan meningkatkan kekuatan kontraksi yaitu stimulasi simpatis menyebabkan jantung

“nggebut”.8

2.6 Enzim Jantung

12

Page 13: Mekanisme Kerja Jantung

Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostik yang

meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk

mendiagnosis infark miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan

membrannya pecah. Kebanyakan enzin tidak spesifik dalam hubungan dengan organ tertentu

yang rusak.9

Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya. Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-

LD5). Masing-masing isoenzim tersebut mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa.

Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung mengandung lebih banyak LD1,

sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD isoenzim dilakuykan dengan

cara elektroforesis. Pada infark miokardium aku kadar LD1 melebihi kadar LD2, swdangkan

pada kadar normal kadar LD1 lebih rendah dibanding LD2.9

Kreatinin kinase. Karena anzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode

yang berbeda setelah infark miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim

yang dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase dan

isoenzimnya adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis infark miokardium akut, dan

merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadi infark miokardium. Gangguan pada

jantung selain infark miokardium akut juga dihubungkan dengan nilai kadar CK dan CKMB

total yang abnormal.9

Troponin T (cTnT) merupakan karakteristik yang spesifik untuk jantung yang mempunyai

keunggulan dibandingkan dengan karakteristik yang terdapat di semua otot seperti CK dan

mioglobin.9

C Reactive Protein (CRP) merupakan anggota dari protein pentraxin. Senyawa ini

dapat bereaksi dengan polisakarida C somatik pada Streptococcus pneumonia.

Kadarnya akan meningkat 100 kali dalan 24-48 jam setelah terjadi luka jaringan.9

CRP secara normal berada dalam serum manusia dalam jumlah yang kecil. Enzim ini

ditemukan dalam hepatosit 24-38 jam setelah sel dirangsang oleh senyawa inflamasi.9

CRP disintesis dan disekresi oleh hati sebagai respon terhadap sitokin, terutama IL-6.

Sitokin dihasilkan terutama oleh monosit atau makrofag, juga oleh leukosit lain atau

sel endotel.9

Peningkatan kadar CRP biasanya non spesifik tetapi merupakan pertanda respons fase

akut yang sensitif terhadap senyawa infeksius, stimulus imunologi, kerusakan jaringan, dan

inflamasi akut lain. Peningkatan kadar CRP yang menetap terjadi pada inflamasi kronis.9

3. Penutup

13

Page 14: Mekanisme Kerja Jantung

3.1 Kesimpulan

Jantung merupakan suatu organ yang memiliki peran sangat penting didalam tubuh,

karena jantung merupakan salah satu organ yang ada di dalam sistenm sirkulasi yang

merupakan suatu sistem transpor di dalam tubuh. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai

pemompa yang member tekanan pada darah untuk menghasilkan gradient tekanan yang

dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan.

Kemudian ada juga darah dan pembuluh darah, dimana darah sebagai alat transpor

dengan pembuluh darah adalah salurannya.

Tanpa jantung, darah dan pembuluh darah kita tidak dapat hidup, karena jantung dan organ

yang lain sangat berperan penting dalam proses metabilosme. Sama halnya dengan enzim

serta sistem saraf dan persarafan.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta : EGC ; 2001.h.327-42.

14

Page 15: Mekanisme Kerja Jantung

2. Anas K. Peredaran Darah Cardiovascular. Diakses dari halaman web http://khairul-

anas.blogspot.com/2012/01/peredaran-darah-cardiovascular.html.

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC ; 2003.h.228-43.

4. Kelley RO. Histologi dasar. Jakarta : Katalog Dalam Terbitan ; 2003.h.199-201.

5. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : PT. Grasindo ; 2005.

6. Pearce E C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT. Gramedia ; 2007.

7. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Ed 14. Jakarta : EGC ; 2011.h.512-25.

8. Faiz O, Moffat D. At a galance anatomi. Jakarta : PT. Gelora Aksara utama. 2004.

9. Nurachmach E. Gangguan kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika ; 2003.h.59-6.

15