Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

38
TUGAS METODOLGI PENELITIAN MATERI 3 ”Sampling dan Teknik Pengambilan Sample” Oleh : Munirah (06334046) Sri Muryati (06334050) Roni Pandiaksa (06334051) Upik Morita (06334052) Wendy Sri Listiani (06334053) Sri Monica Tarigan (06334054) Nur Afifah ( 06334057) Heni Indrasari (06334058) Zulpakor Oktoba (06334059) Fajri Akbar Yuni (06334060) Atmi Jayanti (06334061) Dosen Pembimbing: Dra. Lili Musnelina., M.Si., Apt PROGRAM STUDI FARMASI i

description

Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi dan sample. Kesalahan dalam menentukan sample dapat berakibat fatal, karena sample menjadi tidak representative, dan hasil penelitian tidak dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu memilih teknik penentuan sample yang tepat menjadi sangat penting untuk mendapatkan sample yang representative. Dalam suatu penelitian adakalanya peneliti meneliti semua sumber data yang direncanakan, agar data dan informasi yang diperoleh banyak dan bervariasi sehingga diharapkan hasilnya tidak jauh dari kenyataan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua populasi dapat diteliti karena suatu sebab yang tidak memungkinkan. Penelitian ilmiah boleh dikata hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya hendak diteliti.

Transcript of Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Page 1: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

TUGAS

METODOLGI PENELITIAN

MATERI 3

”Sampling dan Teknik Pengambilan Sample”

Oleh :

Munirah (06334046)

Sri Muryati (06334050)

Roni Pandiaksa (06334051)

Upik Morita (06334052)

Wendy Sri Listiani (06334053)

Sri Monica Tarigan (06334054)

Nur Afifah ( 06334057)

Heni Indrasari (06334058)

Zulpakor Oktoba (06334059)

Fajri Akbar Yuni (06334060)

Atmi Jayanti (06334061)

Dosen Pembimbing:

Dra. Lili Musnelina., M.Si., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2010i

Page 2: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

KATA PENGANTAR

Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang

tiada batas sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Metodologi Penelitian dengan judul

“Sampling dan teknik Pengambilan Sample”.

Makalah ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan definisi/ konsep Sampling, populasi

sample, jenis/tipe sample beserta contoh-contoh variable, Metode/teknik pengambilan

sample, dan tahapan-tahapan/proses dalam menentukan sample.

Kami menyadari tugas ini belumlah dapat dikatakan sempurna dan perlu mendapat

perbaikan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

kesempurnaannya. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Februari 2010

Penulis

ii

Page 3: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ............................................................................................................... ii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2 Rumusan masalah............................................................................................ 2

1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2

1.4 Metode............................................................................................................. 2

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi............................................................................................................ 3

2.2 Syarat Sample Yang Baik................................................................................ 4

2.3 Petunjuk Pengambilan Sampel........................................................................ 5

2.4 Proses Pengambilan Sampel............................................................................ 6

2.5 Teknik Penentuan Sampel...............................................................................7-13

Bab III PEMBAHASAN

3.1 Teknik Pengambilan Sample........................................................................... 14

3.1.1 Probability Samle......................................................................................14-18

3.1.2 Non Probability Sample............................................................................ 18

3.2 Gambaran Tentang Pengambilan Sample......................................................18-20

Bab IV PENUTUP

4. 1 Kesimpulan..................................................................................................... 21

4.2 Saran-saran...................................................................................................... 21

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 22

iii

Page 4: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu langkah dalam penelitian ilmiah adalah menentukan populasi dan

sample. Kesalahan dalam menentukan sample dapat berakibat fatal, karena sample

menjadi tidak representative, dan hasil penelitian tidak dapat mencerminkan keadaan

yang sebenarnya. Oleh karena itu memilih teknik penentuan sample yang tepat

menjadi sangat penting untuk mendapatkan sample yang representative. Dalam suatu

penelitian adakalanya peneliti meneliti semua sumber data yang direncanakan, agar

data dan informasi yang diperoleh banyak dan bervariasi sehingga diharapkan

hasilnya tidak jauh dari kenyataan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua

populasi dapat diteliti karena suatu sebab yang tidak memungkinkan. Penelitian

ilmiah boleh dikata hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal

yang sebenarnya hendak diteliti.

Makin tidak sama sample itu dengan populasinya makin besar kemungkinan

kekeliruan dalam generalisasi. Oleh karena itu teknik penentuan sample (teknik

sampling) menjadi sangat penting peranannya dalam penelitian. Berbagai teknik

penentuan sample hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan

generalisasi dari sample ke populasi sehingga diperoleh sample yang representative,

yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya. Agar hasil penelitian yang

dilakukan terhadap sample masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa

mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan samplenya harus dilakukan

secara seksama. Cara pemilihan sample dikenal dengan nama teknik sampling atau

teknik pengambilan sampel. Digunakannya sample dalam penelitian adalah untuk

mereduksi objek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga

dapat dtarik suatu kesimpulan umum.

I.2 Rumusan Masalah

Bagaimana mendapatkan sample dan menentukan metode/teknik

pengambilan sample yang paling baik.

1

Page 5: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

I.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

dan memahami tentang sample serta teknik pengambilan sampling yang terbaik.

1.4 Metode Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur-literatur yang

terkait dengan tema. Kemudian akan dicoba untuk menerapkan sedikit contoh yang

berhubungan dengan topik bahasan.

2

Page 6: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Sample adalah sebagian dari populasi, artinya tidak akan ada sample jika tidak

ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.

Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil

penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun

karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang

bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi.

Elemen atau unsur adalah setiap satuan populasi. Kalau dalam populasi

terdapat 30 laporan keuangan, maka setiap laporan keuangan tersebut adalah unsur

atau elemen penelitian, artinya dalam populasi tersebut terdapat 30 elemen penelitian.

Jika populasinya adalah pabrik sepatu, dan jumlah pabrik sepatu 500, maka dalam

populasi tersebut terdapat 500 elemen penelitian.

Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang

dijadikan objek penelitian. Jika ingin diteliti adalah seluruh konsumen produk

tersebut. Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan ”X”, maka

populasinya adalah keseluruahan laporan keuangan perusahaan ”X” tersebut, jika

yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen ”A” maka populasinya adalah

seluruh pegawai di departemen ”A”. Jika yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali

mutu (GKM) organisasi ”Y”, maka populasinya adalah seluruh GKM organisasi ”Y”.

2.2 Syarat sample Yang Baik

Secara umum, sample yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak

mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sample harus

valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur

adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sample adalah hanya orang

Banten saja, maka sample tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang

seharusnya diukur (orang Sunda). Sample yang valid ditentukan oleh dua

pertimbangan, meliputi :

3

Page 7: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

1) Akurasi atau ketepatan

Yaitu tingkat ketidakadaan ”bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan

kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yanga ada dalam sample, makin akurat

sample tersebut. Tolak ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi.

Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “ there is no systematic

variance” yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang

disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau tidak diketahui, yang

menyebabkan skor cenderung mengarah pada suatu titik tertentu. Sebagai contoh,

jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu perumahan, lalu yang dijadikan

sample adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau skor

yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sample yang

diambil secara sistematis.

Contoh systematic variance yang banyak ditulis dalam buku-buku

metode penelitian adalah jajak-pendapat (polling) yang dialakukan oleh Literary

digest (sebuah majalah yang terbit di Amerika tahun 1920-an) pada tahun 1936.

(copper & Emory, 1995, Nan Iin, 1976). Mulai tahun 1920, 1924, 1928, dan

tahun 1932 majalah ini berhasil memprediksi siapa yang akan jadi presiden dari

calon-calon presiden yang ada. Sample diambil berdasarkan petunjuk dalam buku

telepon dan dari daftar pemilik mobil. Namun pada tahun 1936 prediksinya salah.

Berdasarkan jajak pendapat, diantara dua calon presiden (Alfred M. Landon dan

Franklin D. Roosevelt), yang akan menang adalah Landon, namun meleset

karena ternyata Roosevelt yang terpilih menjadi Presiden Amerika.

Setelah diperiksa secara seksama, ternyata literary digest membuat kesalahan

dalam menentukan sample penelitiannya. Karena semua sample yang diambil

adalah mereka yang memiliki telepon dan mobil, akibatnya pemilih sebagian

besar tidak memiliki telepon dan mobil (kelas rendah) tidak terwakili, pada

Roosevelt lebih banyak dipilih oleh masyarakat kelas rendah tersebut. Dari

kejadian tersebut ada dua pelajaran yang diperoleh :

1) Keakuratan prediktibilitas dari suatu sample tidak selalu bisa dijamin

dengan banyaknya jumlah sample;

2) Agar sample dapat memprediksi dengan baik populasi, sample harus

mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976).

4

Page 8: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

2) Presisi

Kriteria kedua sample yang baik adalah memiliki tingkat presisi

estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan

karakteristik populasi. Contoh : dari pegawai 300 pegawai produksi, diambil

sampel 50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang

menghasilkan 50 potong Produk “X”. Namun berdasarkan laporan harian,

pegawai bisa menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit. Makin kecil

tingkat perbedaan diantara rata-rata populasi dengan rata-rata sample, maka makin

tinggi presisi sample tersebut.

Belum pernah ada sample yang bias mewakili karakteristik populasi sepenuhnya.

Oleh karena itu dalam setiap penarikan sample senantiasa melekat kesalahan-

kesalahan, yang dikenal dengan nama “Sampling error” presisi diukur oleh

simpangan baku yang diperoleh dari sample (S) dengan simpangan baku dari

populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya. Walau tidak selamanya, tingkat

presisi mungkin bisa meningkat dengan cara menambahkan sample, karena

kesalahan mungkin bias berkurang kalau jumlah samplenya ditambah (Kerlinger,

1973). Dengan contoh diatas tadi, mungkin saja perbedaan rata-rata diantara

populasi dengan sample bisa lebih sedikit, jika sample yang ditariknya ditambah.

Katakanlah dari 50 menjadi 75.

Dibawah ini digambarkan hubungan antara jumlah sample dengan tingkat

kesalahan seperti diuraikan oleh kerlinger

besar

kesa-

lahan

kecil

kecil besarnya sample besar

2.3 Petunjuk Pengambilan Sample

Kesalahan dalam menentukan sampel akan mengakibatkan kesalahan fatal

pula dalam menarik kesimpulan hasil penelitian. Untuk itu sangat perlu dikatahui

bagaiamana cara mengambil sample yang representatif. Menurut Winarno Surachmad

yang dikutip oleh Agus Suradika (2000:39) “untuk mendapatkan sampel yang

representatif perlu dipahami langkah-langkah umum berikut, (1) Bagaimana peneliti

5

Page 9: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

menetapkan sifat-sifat populasi, kemudian (2) Menetapkan perhitungan statistik untuk

pengolahan data sample dan akhirnya (3) menetapkan teknik penarikan sample.

Adapun menurut Sumadi Suryabana (1998:83) dan Margono (1997:87), ada 4

parameter yang bias dianggap menentukan representativness, yaitu :

a) Variabilitas Populasi

Dari keempat parameter tersebut, variabilitas populasi merupakan hal yang

“given”, artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya, tidak dapat

mengatur atau memanipulasinya. Sedangkan ke-empat variable yang lain dapat

diatur atau dimanipulasi oleh peneliti untuk mendapatkan sample yang

representatif.

b) Kecermatan untuk memasukkan ciri-ciri populasi

Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi ke dalam sample menentukan tingkat

representatifnya sample.

c) Besar-kecilnya sample

Semakin besar sample yang diambil untuk populasi yang heterogen maka

semakin tinggi taraf representatifnya sample. Untuk populasi yang homogen

sempurna sample cukup kecil saja.

d) Teknik penentuan sample

Teknik penentuan sample (teknik sampling) adalah cara menentukan sample

yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber data

sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar

diperoleh sample yang representatif.

Menurut Aminuddin Rosyad (1987), penggunaan sample dalam penelitian, bila :

1) Jumlah populasi yang akan diteliti terlalu banyak

2) Daerah populasi amat luas dan terpencar-pencar sulit dijangkau

3) Waktu penelitian yang tersedia tidak memadai

4) Dana yang amat terbatas

5) Tenaga peneliti tidak mencukupi

6) Fasilitas yang tersedia tidak memadai

7) Sarana penelitian tidak mencukupi

8) Keamanan untuk melakukan penelitian tidak terjamin, misalnya keadaan

medan penelitian ganas.

6

Page 10: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Mengenai penggunaan sample dalam penelitian, Agus Suradika (2000: 37-38)

menjelaskan bahwa selain masalah biaya, waktu dan tenaga kondisi-kondisi dibawah

ini dapat dijadikan alasan mengapa penelitian perlu menggunakan sample. Kondisi

tersebut adalah :

1) Bila individu yang akan diselidiki tak terbatas jumlahnya

2) Bila penelitian yang dilakukan bersifat destruktif

3) Bila objek yang diteliti bersifat homogen

4) Bila tidak diperlukan ketelitian yang mutlak atau hasil penelitian segera

dibutuhkan.

Dari dua pendapat dapat digabungkan dan saling melengkapi, karena ada persamaan

dan perbedaannya, namun semuanya dapat dipakai sebagai alasan mengapa penelitian

perlu menggunakan sample.

Digunakannya sample dalam penelitian adalah untuk mereduksi obyek

penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat ditarik

kesimpulan umum.

2.4 Proses Pengambilan Sample

Proses pengambilan sample merupakan cara-cara kita dalam memilih sample

untuk studi tertentu. Proses terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :

Tahap 1 : Memilih populasi

Proses awal ialah menentukan populasi yang menarik untuk dipelajari. Suatu

populasi yang baik ialah mencakup rancangan eksplisit semua elemen yang

terlibat; biasanya meliputi empat komponen, yaitu : elemen, unit sampling,

keluasan skop dan waktu.

Tahap 2 : Memilih unit-unit sampling

Unit-unit sampling adalah unit analisa dari mana sample diambil atau berasal.

Karena kompleksitas penelitian dan banyaknya desain sample, maka

pemilihan unit-unit sampling harus dilakukan dengan seksama.

Tahap 3: Memilih kerangka sampling

Pemilihan kerangka sampling merupakan tahap yang penting karena jika

kerangka sampling yang dipilih secara memadai tidak mewakili populasi.

Maka generalisasi hasil penelitian meragukan. Kerangka sampling dapat

berupa daftar nama populasi seperti buku telepon atau database nama

lainnya.

7

Page 11: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Tahap 4 : Memilih desain sample

Desain sample merupakan tipe metode atau pendekatan yang digunakan

untuk memilih unit-unit analisa studi. Desainsample sebaiknya dipilih sesuai

dengan tujuan penelitian.

Tahap 5 : Memilih ukuranh sample

Ukuran sampel tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya

ialah :

1) Homogenitas unit-unit sample : secara umum semakin mirip unit-unit

sample; dalam suatu populasi semkain kecil sample yang dibutuhkan

untuk memperkirakan parameter-parameter populasi.

2) Kepercayaan: kepercayaan mengacu pada suatu tingkatan tertentu

dimana peneliti ingin merasa yakin bahwa yang bersangkutan

memperkirakan secara nyata parameter populasi yang benar. Semakin

tinggi tingkat kepercayaan yang diinginkan, maka semakin besar

ukuran sample yang diperlukan.

3) Presisi : presisi mengacu pada ukuran kesalahan standar estimasi.

Untuk mendapatkan presisi yang besar dibutuhkan ukuran sample

yang besar pula.

4) Kekuatan statistik: ialah ini mengacu pada adanya kemampuan

mendeteksi perbedaan dalam situasi pengujian hipotesis. Untuk

mendapatkan kekuatan yang tinggi, peneliti memerlukan sample yang

besar.

5) Prosedur analisa : tipe prosedur analisa yang dipilih untuk analisa

data dapat juga mempengaruhi seleksi ukuran sample.

6) Biaya, waktu dan personil : pemilihan ukuran sample juga harus

mempertimbangkan biaya, waktu dan personil. Sample besar akan

menuntut biaya besar, waktu banyak dan personil besar juga.

Tahap 6 : Memilih rancangan sampling

Rancangan sampling menentukan prosedur operasional dan metode untuk

mendapatkan sample yang diinginkan. Jika dirancang dengan baik, rancangan

sampling akan menuntun peneliti dalam memilih sample yang digunakan

dalam studi, sehingga kesalahan yang akan muncul dapat ditekan sekecil

mungkin.

8

Page 12: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Tahap 7 : Memilih sample

Tahap akhir dalam proses ini ialah penentuan sample untuk digunakan pada

proses penelitian berikutnya, yaitu koleksi data.

2.5 Teknik Penentuan Sample

Untuk memperoleh secara maksimal sample yang representatif yang tidak

didasari oleh keinginan peneliti, ada dua teknik sampling, yaitu :

1) Random sampling (propbiality sampling)

2) Nonrandom sampling (nonprobiality sampling)

Random sampling, adalah pengambilan sample secara acak. Dalam teknik random

sampling, semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-

sama diberik kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik ini

sampai sekarang dipandang sebagian teknik yang paling baik. Untuk menentukan

anggota sample dalam random sampling dapat dilakukan dengan cara undian, ordinal,

randomisasi dari tabel bilangan random (Sutrisno Hadi, 1980 :76, dikutip oleh

Margono, 1997:125).

Sedangkan nonrandom sampling adalah teknik pengambilan sample dimana

tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi

anggota sample. Teknik ini mempunyai kemungkinan lebih rendah dalam

menghasilkan sample yang representatif.

Jenis-jenis sample yang diperoleh dari teknik random sampling (probiality

sampling) ada tiga, yaitu simple random sampling, stratified random sampling dan

cluster random sampling. Sedangkan jenis-jenis sample non random sampling (non

probiality sampling) adalah : sampling sistematis, sampling kuota, sampling

aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling (Sugiyono,

2002; 61-63).

Penjelasan dari teknik-teknik sampling tersebut adalah sebagai berikut :

Probability Sampling

a) Simple random sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sample dari semua

anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam anggota populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogen (Sugiyono, 2002:59). Mengenai simple random sampling

9

Page 13: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

(Margono, 1997: 126) menjelaskan teknik ini untuk mendapatkan sample yang

langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling

sebagai unsur populasi yang terkecil memperoleh peluang yang sama untuk

menjadi sample atau untuk mewakili populasi. Teknik ini dapat dipergunakan

bilamana jumlah unit sampling didalam suatu populasi tidak terlalu besar.

Keuntungan menggunakan teknik ini adalah;

peneliti tidak membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya;

bebas dari kesalahan-kesalahan klasifikasi yang kemungkinan dapat terjadi;

dan dengan mudah data dianalisa serta kesalahan-kesalahan yang dapat

dihitung.

Kelemahan adalam teknik ialah;

peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya tentang

populasi dan tingkat kesalahan dalam penentuan ukuran sample lebih besar.

b) Stratified random sampling

Dalam stratified random sampling dapat dipakai daua cara, yaitu proposionate

stratified random sampling dan disproportionate random sampling.

1) Proportionate stratified random sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi mempunyai

pegawai dilihat dari latar belakang pendidikannya, maka populasi

pegawai tersebut berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulusan S2=30,

S1= 40, STM=800, ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sample yang

harus diambil harus meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil

secara proporsional.

Keuntungannya ialah aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai

dengan sifat-sifat yang membentuk dasar unit-unit yang

mengklasifikasikannya, sehingga mengurangi keanekaragamannya.

Karakteristik masing-masing strata dapat diestimasikan sehingga dapat

dibuat perbandingan.

Kerugiannya ialah membutuhkan informasi yang akurat pada proporsi

populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka

kesalahan akan muncul.

2) Disproportionate random sampling

10

Page 14: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi

berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya populasi pegawai dari PT

tertentu berlatar pendidikan S3=3 orang, S2=4 orang, S1=90 orang,

SLTA=800 orang, SLTP=700, maka 3 orang S3 dan 4 orang S2 diambil

semuanya sebagai sample, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila

dibandingkan dengan kelompok S1, SLTA, dan SLTP. Strategi

pengambilan sample sama dengan proporsional. Perbedaannya ialah

terletak pada ukuran sample yang tidak proporsional terhadap ukuran unit

sampling karena untuk kepentingan pertimbangan analisa dan kesesuaian.

c) Cluster Sampling (sampling daerah)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila

obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari

suatu Negara, Propinsi atau Kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang

akan dijadikan sumber data, maka pengambilan samplenya berdasarkan daerah

dari populasi yang telah ditetapkan. Misal di Indonesia ada 30 Propinsi dan

samplenya akan menggunakan 10 propinsi, maka pengambilan 10 Propinsi itu

dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat karena Propinsi-propinsi di

Indonesia itu berstrata, maka pengambilan samplenya harus perlu menggunkan

stratified random sampling.

Teknik sampling daerah ini sering dilakukan melalui dua tahap, yaitu

tahap pertama menentukan sample daerah, dan tahap berikutnya menentukan

orang-orang yang ada di daerah itu secara random juga.

Keuntungan menggunakan teknik ialah jika kluster-kluster didasarkan pada

perbedaan geografis maka biaya penelitiannya menjadi lebih murah.

Karakteristik kluster dan populasi dapat diestimasi.

Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk membedakan masing-

masing anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang akan menyebabkan

kemungkinan adanya duplikasi atau penghilangan individu-individu tertentu.

Non Probability sampling

11

Page 15: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

a) Sampling sistematis

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sample berdasarkan

urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota

populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut 1

sampai dengan 100 orang. Pengambilan sample dapat dilakukan dengan nomor

ganjil saja, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya

kelipatan 5, maka yang dijadikan sample adalah anggota nomor 5, 10, 15, 20, 25

dan seterusnya.

Keuntungan menggunakan sample ini ialah peneliti menyederhanakan

proses penarikan sample dan mudah dichek; dan menekan keanekaragaman

sample. Kerugiannya ialah apabila interval berhubungan dengan pengurutan

perdiodik suatu populasi, maka akan terjadi keanekaragaman sample.

b) Sampling kuota

Teknik quota sampling adalah teknik pengambilan sample dengan cara

menentapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam

pengambilan sample dri populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak

jelas), kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sample

secara sembarang asal memenuhi persyaratan sabagai sample dari populasi

tersebut. Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sample dari populasi

yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Sebagai contoh akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II dan

penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah sample ditentukan umpamanya

100 orang, dan jumlah anggota peneliti 5 orang, maka setiap anggota peneliti

dapat memilih sample secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan

(golongan II) sebanyak 20 orang. Pada kuota sampling banyaknya sampleyang

ditetapkan itu hanya sekedar perkiraan aka relative memadai untuk mendapatkan

data yang diperlukan yang diperkirakan dapat mencerminkan populasinya, tidak

bisa diperhitungkan secara tegas proporsinya dari populasi, karena jumlah

anggota populasi tidak diketahui secara pasti tadi. Quota sampling pasti,

karenanya, nonrandom sampling.

c) Sampling aksidental

12

Page 16: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sample berdsarkan kebetulan, yaitu

siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sample, bila dipandang ornag tersebut cocok sebagai sumber data.

d) Purposive sampling

Purposive smapling adalah teknik penentuan sample untuk tujuan tertentu saja.

Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sample yang

dipilih adalah orang yang ahli dalam kepegawaian saja.

e) Snowball sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan smaple yang mula-mula jumlahnya

kecil, kemudian smaple ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan

sample. Begitu seterusnya sehingga jumlah sample semakin banyak. Ibarat bola

salju yang menggelinding, makin lama makin besar.

Dalam analisis kekeliruan ketika melakukan generalisasi dari sample ke populasi

itu disebut kekeliruan baku atau galat baku (standard error). Dasar teoritis yang

dipergunakan untuk memperkirakan kekeliruan baku itu ialah teori probabilitas.

Sampel-sample tunduk pada hokum probabilitas (Sumardi Surya Brata, 1998:84).

Keuntungannya ialah hanya digunakan dalam situasi-situasi tertentu.

Kelemahannya ialah keterwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat

disample yang sudah diplih.

Disetiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdpat beberapa teknik yang lebih

spesifik lagi. Pada sample acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple

random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic

sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa

teknik, antara lain adalah convience sampling, purposive sampling, quota

sampling, snowball sampling.

BAB III

13

Page 17: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

PEMBAHASAN

3.1 Teknik pengambilan sampel.Tujuan Agar sampel yang diambil dari populasinya "representatif"

(mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi

populasinya. Pemilihan teknik pengarnbilan sample merupakan upaya penelitian

untuk mendapat sample yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan

populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,

yaitu:

1) Probability Sampling (Random Sample)

2) Non Probability Sampling (Nonrandom Sample)

3.1.1 Probability Sampling

Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi,

mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor

pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata

atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.

Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini

merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.

Keuntungan pengambilan sample dengan probability sampling adalah sebagai

berikut:

Derajat kepercayaan terhadap sample dapat ditentukan.

Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sample, dapat

diperkirakan.

Besar sample yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

a) Penyimpangan (Error)

Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sample diperoleh nilai-nilai

statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.

Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error) Sedangkan

pada non probability sampel, penyimpangan nilai sample terhadap populasinya tidak

mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk

14

Page 18: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kwisioner,

kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data disebut Non Sampling Error.

b) Cara Pengambilan Sample

Ada 5 cara pengambilan sample yang termasuk secara random, yaitu sebagai berikut:

1) Sample Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Proses pengambilan sample dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama

pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sample. Jadi disini proses

memilih sejumlah sample (n) dari populasi (N) yang dilakukan secara random.

Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

a) Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi

"Cointoss".

b) Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang

prosedurnya adalah sebagai berikut:

Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).

tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).

tentukan besar sample yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)

tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari

3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers,

tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan

mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor

≤ 300, merupakan nomor sample yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥

300, tidak diambil sebagai sample (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah

sample belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada

nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya

mempunyai 1 nomor identifikasi.

Keuntungan : - Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Kerugian : - Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.

- Sample mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya

transportasi besar.

15

Page 19: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

2) Sample Random Sistematik (Systematic Random Sampling)

Proses pengambilan sample, setiap urutan ke “K" dari titik awal yang dipilih secara

random, dimana:

Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil

sebagai sample (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

Cara ini dipergunakan :

Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.

Keuntungan : - Perencanan dan penggunaanya mudah.

- Sample tersebar di daerah populasi.

Kerugian : - Membutuhkan daftar populasi.

3) Sample Random Berstrata (Stratified Random Sampling)

Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sample

dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara

systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah

Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun). Karena kondisi Taman

Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang

tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3

kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-

Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di

Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan

perhitungan besar sample, kita ingin mengambil sebanyak 25buah (25%), maka

ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut diatas.

16

Page 20: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Cara pengambilan sample 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8. Kelompok C

adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.

Keuntungan : - Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.

Kerugian : - Daftar populasi setiap strata diperlukan

- Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

4) Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)

Pengambilan sample dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya

terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang

terpilih akan diambil sebagai sample. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi

dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam

setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku,

pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi

dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II).

Maka orang tua semua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai

sample (Cluster).

Keuntungan : - Tidak memerlukan daftar populasi.

- Biaya transportasi kurang

Kerugian : - Prosudur estimasi sulit.

5) Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sample dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun

lebih. Misalnya: Provinsi Kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK. Misalnya

kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan

perhitungan, maka jumlah sample yang akan diambil ± 2000.

17

Page 21: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

Cara ini dipergunakan bila:

- Populasinya cukup homogen

- Jumlah populasi sangat besar

- Populasi menempati daerah yang sangat luas

- Biaya penelitian kecil

Keuntungan : - Biaya transportasi kurang

Kerugian : - Prosedur estimasi sulit

- Prosedur pengambilan sample memerlukan perencanaan yang lebih

cermat

3.1.2 Non Probability Sample (Selected Sample)

Pemilihan sample dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip

probability. Pemilihan sample tidak secara random. Hasil yang diharapkan

hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini

dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit, hasilnya diminta segera, tidak

memerlukan ketepatan yang tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum

saja. Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :

1) Sample Dengan Maksud (Purposive Samping)

Pengambilan sample dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja

yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota

sample yang diambil.

2) Sample Tanpa Sengaja (Accidental Sampling)

Sample diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.

Juga jumlah sample yang dikehenadaki tidak berdasarkan pertimbangan yang

dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan

yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.

3) Sample Berjatah (Quota Sampling).

Pengambilan sample hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya

disini besar dan kriteria sample telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya

Sample yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan

50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau

peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan

dilakukan.

18

Page 22: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

3.2 Gambaran tentang pengambilan sample.

Di dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut;

1) Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian perincilah

masalah-masalah tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus

disajikan.

2) Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi, tetapkanlah

populasi yang hendak diteliti itu.

3) Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah pernah tersedia,

misalnya sebagai hasil penelitian orang lain.

4) Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik, sesuai dengan biaya yang

tersedia sehingga dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.

5) Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian tersebut, termasuk

menyusun defenisi, klasifikasi, kwesioner, petugas dan sebagainya.

6) Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design" yang dapat memberi

gambaran tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.

7) Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan selengkap mungkin.

8) Susun rencana, tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis dari tabel yang final.

9) Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner, manual, petugas

lapangan dan aspek-aspek oprasional lainnya.

10) Atas dasar pretest tersebut, perbaiki kwesioner, dan manual.

11) Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.

12) Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan dengan

pengolahan serta tabulasi data seperti yang direncanakan.

13) Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.

14) Buat laporan penelitian.

Cara memperoleh sample yang representatif

Perhatikan :

1) Keacakan (randomness) sample

2) Ukuran sample

19

Page 23: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

3) Teknik penarikan contoh (sampling) yang sesuai dengan kondisi populasi.

Sample random=contoh acak jika dan hanya jika semua anggota populasi

memiliki peluang/kesempatan terpilih menjadi anggota contoh.

Beberapa teknik penarikan contoh

1) Penarikan contoh acak sederhana (simple random sampling) gunakan : table

random, undian

2) Penarikan contoh sistematik (systematic sampling)

Tentukan terlebih dahulu interval untuk anggota populasi yang terpilih sebagai

anggota sample

Contoh : ditentukan interval = 20Anggota populasi ke-7 terpilih sebagai anggota ke-1 dalam sampleAnggota populasi ke-27 menjadi anggota ke-2 dalam sampleAnggota populasi ke-47 menjadi anggota ke-3 dalam sample, dst.

3) Penarikan contoh acak berlapis (stratified random sampling)Populasi terlebih dahulu dibagi ke dalam kelas yang (cenderung) homogen. Dalam setiap kelompok, ambil contoh acak.Contoh : dari 1000 orang mahasiswa/I GD akan diambil 200 orang sebagai samplemahasiswa/i Kelas 1 = 50 orang

Kelas 2 = 50 orangKelas 3 = 50 orangKelas 4 = 50 orang

4) Penarikan contoh gerombol/kelompok (cluster sampling)Contoh yang diambil berupa kelompok dan buka individuContoh : dari 500 orang karung beras, masing-masing berisi 100 kg akan diambil contoh sebanyak 1000 kg. bagaimana caranya?Lakukan pengacakan karungnya saja ambil 10 karung (jadi tidak perlu seluruh isi ke-5000 karung dituang, diacak baru diambil 1000 kg).

5) Penarikan contoh area (area sampling)Prinsipnya sama dengan cluster samplingPengelompokkan ditentukan oleh lokasi geografis atau administratif.Contoh : pengambilan contoh di daerah Jawa-Barat, maka dapat dilakukan pengambilan contoh per Kotamadya. Berdasarkan ukuran sample, sample acak dibedakan menjadi :

Sample besar jika ukuran sample (n) > 30 Sample kecil jika ukuran sample (n) 30

ada kondisi tertentu dimana distribusi sampling dan estimasi didekati dengan distribusi t.

20

Page 24: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Jika kita ingin melakukan penelitian pada sesuatu populasi yang besar, kita

tidak perlu meneliti setiap unit dari populasi akan tetapi cukup hanya mengambil

sebagian saja sampel. Untuk mendapatkan suatu sampel yang refresentatif, perlu

diperhatikan cara-cara yang disebut dalam “Probability sample”. Jika kita hanya ingin

mengetahui sekadar gambaran umum dari suatu keadaan, sedang biaya dan waktu

sangat sedikit, dapat kita pergunakan “Non Probability sample”. Untuk menghindari

terjadinya non sampling error perlu diadakan perencanaan yang baik, dalam

pembuatan kwisioner, manual, penetapan definisi dan konsep serta pengumpulan dan

pengolahan data.

4.2 Saran-saran

Mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami dan mempelajari mengenai

sampling dan teknik-teknik pengambilan smapel agar dapat mengaplikasikan

pengetahuan tersebut jika kelak akan melakukan suatu penelitian

21

Page 25: Materi 3Sampling & Teknik Pengambilan Sample

DAFTAR PUSTAKA

Gy, P (1992) Sampling of Heterogeneous and Dynamic Material Systems: Theories of

Heterogeneity, Sampling and Homogenizing

Sarndal, Swenson, and Wretman (1992), Model Assisted Survey Sampling, Springer-

Verlag.

Anggraini Sri., "Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia, Jakarta,1979.

Duncan Robert et al. "Biostatistics For Health", Wiley Medical Publication, New

York (Terjemahan Oleh Rozaini Nasution, 1988) PSKM FK-USU,Medan.

Hertono,.Broto.R. "Cara-Cara Sampling", Fakultas Kesehatan MasyarakatUnivesitas

Indonesia, Jakarta, 1977.

Spiegel-R Murray. “Elementary Sampling Theory, Theory And Problems of Statistic",

Mc. Graw Hill Book, Company, C 1972.

http://asprosbinareka.com/info.php?act=artDet&id=128 teknik pengambilan sampling

22