MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

6
ARTIKEL MASALAH KESEHATAN DAN KEBUTUHAN PENELITIAN DI PROPINSI-PROPINSI WILAYAH INDONESIA BAGIAN TIMUR Oleh: Drs. Ida Bagus Indra Gotama, SKM * dan Anorital, SKM ** Makalah ini merupakan rangkuman dari sembilan makalah yang dirangkum oleh Drs. Ida Bagus Indra Gotama, SKM dan Anorital, SKM. Ke sembilan makalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Nusa Tenggara Barat, oleh: Dr. Muharso, SKM (Ka Kanwil Depkes RI Prop. NTB). 2. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Nusa Tenggara Timur, oleh: Dr. D.J. Lada, SKM (Ka Kanwil Depkes RI Prop. NTT). 3. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi. Sulawesi Selatan, oleh: Dr. Udin Muhammad Muslaini, (Ka Kanwil Depkes RI Prop. Sulsel). 4. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Sulawesi Tenggara, oleh: Dr. H. Mohammad All, (Ka Kanwil Depkes RI Prop. Sultra). 5. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Sulawesi Tengah, oleh: Dr. Nadiar, MPH (Ka Kanwil Depkes RI Prop. Sulteng). 6. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Sulawesi Utara, oleh: Dr. S.A. Tandayu, SKM (Ka Kanwil Depkes RI Prop. Sulut). 7. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Maluku, oleh: Dr. A. A. Louhenapessy, MPH (Ka Kanwil Depkes RI Prop. Maluku). 8. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Irian Jaya, oleh: Dr. Budi Subianto, MPH (Ka Bidang P2TK Kanwil Depkes RI Prop. Irja). 9. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Timor Timur, oleh: Dr. Samuel Munaiseche, SKM (Ka Kanwil Depkes RI Prop. Timtim). Redaksi Pendahuluan Sampai menjelang akhir Pelita V disadari bahwa proses pembangunan kesehatan IBT (Indonesia Bagian Timur) tidak secepat wilayah IBB (Indonesia Bagian Barat). Keterlambatan proses ini dikarenakan banyaknya faktbr penghambat yang jika dirinci di setiap sektor yang terkait dengan aspek kesehatan punya kontribusi terhadap timbulnya keterlambatan tersebut di atas. Secara umum masing-masing propinsi di IBT punya masalah yang sama. Misalnya masalah sulitnya dan kurang tersedianya sarana transportasi, terbatasnya sumber daya manusia untuk mendayagunakan sumber alam yang melimpah, tidak meratanya penyebaran penduduk di setiap wilayah, dan faktor sosial budaya yang secara tidak langsung mempengaruhi jalannya proses pembangunan kesehatan. * Kepala Bagian Penyusunan Program dan Laporan Badan Litbangkes. Kepala Sub Bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian Badan Litbangkes. Media Litbangkes \bl. I No. 04/1991 21

Transcript of MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

Page 1: MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

ARTIKEL

MASALAH KESEHATAN DAN KEBUTUHANPENELITIAN DI PROPINSI-PROPINSI

WILAYAH INDONESIA BAGIAN TIMUR

Oleh:

Drs. Ida Bagus Indra Gotama, SKM *dan

Anorital, SKM **

Makalah ini merupakan rangkuman dari sembilan makalah yang dirangkum oleh Drs. Ida Bagus Indra Gotama,SKM dan Anorital, SKM. Ke sembilan makalah tersebut adalah sebagai berikut :1. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Nusa Tenggara Barat, oleh: Dr. Muharso, SKM (Ka

Kanwil Depkes RI Prop. NTB).2. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Nusa Tenggara Timur, oleh: Dr. D.J. Lada, SKM

(Ka Kanwil Depkes RI Prop. NTT).3. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi. Sulawesi Selatan, oleh: Dr. Udin Muhammad

Muslaini, (Ka Kanwil Depkes RI Prop. Sulsel).4. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Sulawesi Tenggara, oleh: Dr. H. Mohammad All,

(Ka Kanwil Depkes RI Prop. Sultra).5. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Sulawesi Tengah, oleh: Dr. Nadiar, MPH (Ka

Kanwil Depkes RI Prop. Sulteng).6. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Sulawesi Utara, oleh: Dr. S.A. Tandayu, SKM (Ka

Kanwil Depkes RI Prop. Sulut).7. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Maluku, oleh: Dr. A. A. Louhenapessy, MPH (Ka

Kanwil Depkes RI Prop. Maluku).8. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Irian Jaya, oleh: Dr. Budi Subianto, MPH (Ka

Bidang P2TK Kanwil Depkes RI Prop. Irja).9. Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian di Propinsi Timor Timur, oleh: Dr. Samuel Munaiseche, SKM

(Ka Kanwil Depkes RI Prop. Timtim).

Redaksi

Pendahuluan

Sampai menjelang akhir Pelita V disadaribahwa proses pembangunan kesehatan IBT(Indonesia Bagian Timur) tidak secepat wilayah IBB(Indonesia Bagian Barat). Keterlambatan proses inidikarenakan banyaknya faktbr penghambat yang jikadirinci di setiap sektor yang terkait dengan aspekkesehatan punya kontribusi terhadap timbulnyaketerlambatan tersebut di atas.

Secara umum masing-masing propinsi diIBT punya masalah yang sama. Misalnya masalahsulitnya dan kurang tersedianya sarana transportasi,terbatasnya sumber daya manusia untukmendayagunakan sumber alam yang melimpah, tidakmeratanya penyebaran penduduk di setiap wilayah,dan faktor sosial budaya yang secara tidak langsungmempengaruhi jalannya proses pembangunankesehatan.

* Kepala Bagian Penyusunan Program dan Laporan Badan Litbangkes.Kepala Sub Bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian

Badan Litbangkes.

Media Litbangkes \bl. I No. 04/1991 21

Page 2: MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

ARTIKEL

Adanya masalah secara umum ini,mengakibatkan setiap propinsi punya masalah yangspesiftk. Kekhususan ini timbul karena faktor sosialbudaya yang berbeda pada masing-masing daerahmembawa akibat langsung terhadap perbedaanmasalah kesehatan yang ada. Misalnya untukPropinsi NTB dikenal sebagai propinsi dengan angkakematian bayi tertinggi di Indonesia. Propinsi NTTdengan tingkat kecacatan anak menempati urutantertinggi di kawasan IBT. Demikian juga padapropinsi-propinsi lainnya.

Tulisan ini, merupakan rangkuman darimakalah masing-masing propinsi, akanmengetengahkan tiga hal pokok yang menyangkutgambaran umum wilayah IBT, masalah kesehatanyang menonjol, dan kebutuhan penelitian yangdiinginkan oleh setiap wilayah.

Gambaran Umum Wilayah

Secara geografis, wilayah IBT merupakanwilayah yang terdiri atas kepulauan dengan duapulau terbesar yaitu Sulawesi dan Irian. Ada duapropinsi yang mayoritas terdiri atas wilayahkepulauan yaitu NTT dan Maluku, dengan jumlahpulau sebanyak +_ 1500 pulau. Selain kedua propinsidi atas, NTB dan Timtim juga propinsi yang terdiriatas beberapa pulau, sedangkan lima propinsilainnya (Sulsel, Sultra, Sulteng, Sulut, dan IrianJaya) adalah propinsi dengan mayoritas dataran yangluas. Namun secara keseluruhan jika dibandingkanantara lautan dan daratan, sebagian besar wilayahIBT merupakan lautan.

Adanya kondisi geografis yang beragam inidataran rendah sampai dataran tinggi yang diselimutisalju, iklim yang kering sampai dengan iklim tropisbasah - maka wilayah IBT mempunyai corak faunadan flora yang tidak kalah kayanya dengan wilayahIBB. Sebagai contoh beberapa fauna yang hidup didaratan Sulawesi punya ciri khas tersendiri yangsangat berbeda dengan wilayah IBB (anoa, burungmaleo, dan babi rusa). Sedangkan pada PropinsiMaluku dan Irja, kondisi flora dan faunanyamenyerupai benua Australia.

Jumlah penduduk di IBT secara umummasih jarang. Ada beberapa propinsi yang kepadatanpenduduknya di atas r a t a - r a t a nasional (95jiwa/km2). Berdasarkan sensus 1990, jumlahpenduduk Propinsi NTB lebih kurang 3.370.000

jiwa dengan kepadatan 155 jiwa/km2 dan rata-ratapertumbuhan penduduk 2,15/tahun. Jumlahpenduduk NTT diperkirakan 3.268.644 dengankepadatan 69 jiwa/km2 dan pertumbuhan pendudukper tahunnya 1,79 %. Propinsi Sulsel jumlahpenduduknya paling besar dari propinsi lain di IBTyaitu 7.091.0O8 jiwa, tingkat kepadatan 113,92jiwa/km2 dan persentase pertumbuhan penduduk pertahun adalah 1,73 %. Sultra jumlah penduduk1.349.298 jiwa, tingkat kepadatan rata-rata 35j iwa/km2. Bagi Propinsi Sulteng kepadatanpenduduk hanya 25 jiwa/km2 dengan pertumbuhan2,86 9t/tahun. Propinsi Sulut jumlah penduduk2.477.189 jiwa, kepadatannya rata-rata 90,1jiwa/km2, dan laju pertumbuhan penduduk rata-rata1,6 %/tahun. Dalam hal penyebaran penduduk, padaPropinsi Maluku penyebarannya tidak meratasehingga mengakibatkan beban yang Herat dalam halmeningkatkan upaya pembangunan. Meskipunadanya penurunan dalam hal laju pertumbuhanpenduduk pada dekade 70-80an, saat ini masihmenunjukkan pertumbuhan yang tinggi yaitu 2,79% /tahun. Propinsi Irja merupakan propinsi yangluasnya hampir 5 kali pulau Jawa tetapi jumlahpenduduknya hanya 1.558.893 jiwa. Kepadatanpenduduk hanya 3,8 jiwa/km2 dengan tingkatpertumbuhan penduduk sebesar 0,92 %/tahun.Untuk Propinsi Timtim laju pertumbuhan pendudukcukup besar yaitu 3,05 %/tahun. Sedangkan jumlahpenduduknya hanya 773.945 jiwa dan tingkatkepadatannya 51 jiwa/km2.

Sarana transportasi dan komunikasi dipropinsi-propinsi IBT pada umumnya masih dibawah harapan. Tercatat hanya empat propinsi yangsebagian besar wilayahnya dapat terjangkau olehsarana transportasi darat yaitu Sulsel, Sulut, NTBdan NTT. Untuk Propinsi Sulteng kondisiperhubungan daratnya belum dapat menembusseluruh daerah yang ada. Hal ini dapat dilihat dari62 kecamatan yang ada terdapat 16 kecamatansangat terpencil, 29 kecamatan terpencil dan 17kecamatan kurang terpencil. Berbeda denganpropinsi lainnya di IBT, Propinsi Maluku sebagianbesar wilayahnya hanya dapat dicapai melalui saranatransportasi laut. Adanya kondisi seperti ini untukmencapai suatu wilayah bergantung dari keadaangelombang laut. Propinsi Irja, sebagian besarwilayahnya hanya dapat dicapai melalui saranatransportasi udara. Pada wilayah tertentu (Irjabagian selatan) dapat dengan sarana transportasisungai. Untuk Propinsi Timtim sebagian besar

22 Media Utbangkes Vol.1 No.04/1991

Page 3: MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

ARTIKEL

wilayah dapat terjangkau melalui jaringan jalandarat.

Permasalahan

Secafa garis besarnya masalah yangmenonjol di IBT dapat digolongkan atas masalahumum dan masalah spesifik setiap daerah/propinsi.Permasalahan ini secara langsung dan tidak langsungakan mempengaruhi proses pembangunan kesehatanyangada.

Secara umum masalah-masalah yang adaialah sbb:

1. Rendahnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya manusia pelaksana yang tersedia.

2. Keadaan lingkungan yang kurang mendukungmisalnya kondisi iklim yang kurang bersahabat(curah hujan rendah, gelombang laut yang tinggi,terletak dalam wilayah gempa bumi), letakwilayah yang terpencil (pulau terpencil atauwilayah pegunungan yang terisolir), sistemperhubungan an tar wilayah yang belum lancar(antar kabupaten atau antar kecamatan), dan padabeberapa wilayah kesuburan tanah dan curahhujan rendah.

3. Kepadatan penduduk per kilometer persegirendah sehingga menimbulkan kesulitan dalammemobilisasi penduduk guna pelaksanaanpembangunan.

4. Kondisi sosial ekonomi yang masih rendahditunjang dengan tingkat pendidikan yang rata-rata berada dalam strata pendidikan dasar,sehingga membentuk perilaku dan kebiasaanyang tidak mendukung cara hidup sehat.

5. Masih adanya sistem budaya yang kurangmendukung pelaksanaan pembangunan terutamapembangunan kesehatan (tabu, pantangan, adatistiadat kehidupan sehari-hari).

Sedangkan masalah spesifik dari masing-masing propinsi yang terkait dengan kesehatanadalah sbb:

1. Nusa Tenggara Barat: tingginya IMR dan MMR,kurangnya koordinasi penelitian dan belumdipergunakannya hasil-hasil penelitian di NTB.

2. Nusa Tenggara Timur: tingginya tarif berobat,kecilnya penggunaan sumber daya kesehatan,adanya kesulitan penerapan sistem rujukan didaerah terpencil, manajemen obat dan pencatatan

vital belum seperti yang diharapkan, dan angkakecacatan bibir sumbing yang cukup tinggi.

3. Timor Timur: tingginya IMR dan MMR,manajemen obat tidak seperti yang diharapkan,kesulitan dalam hal penerapan sistem rujukanyang ada terutama untuk daerah khusus danterpencil, dan masalah pangan serta gizi yangbelum memenuhi harapan.

4. Sulawesi Utara: tingginya prevalensi penyakitmenular terutama malaria dan TBC paru, statusgizi umumnya rendah, cakupan Puskesmasrendah, dana sehat belum berjalan sebagaimanamestinya, dan partisipasi masyarakat (LKMD,PKK, LSM) belum optimal.

5. Sulawesi Tengah: adanya ancaman reservoirschistosomiasis, peran serta masyarakat belummemenuhi harapan, kemampuan manajerialpetugas kesehatan masih rendah, belum adanyastandardisasi/keseragaman buku sekolahkesehatan, belum adanya pola ketenagaan danpendayagunaan bidan desa dan dokter PTT.

6. Sulawesi Selatan: prevalensi TBC paru tinggi,adanya migrasi penduduk ke luar Sulsel yangberkemungkinan membawa penyakit kusta.

7. Sulawesi Tenggara: sulitnya diperoleh sumberair bersih, dan perilaku penduduk belummendukung terhadap kebiasaan hidup yang sehat.

8. Maluku dan Irian Jaya: adanya kecenderunganpenggunaan pengobatan tradisional yang salah,kurangnya peran serta masyarakat, penyebaranPuskesmas dan Puskesmas Pembantu belummenjangkau penduduk daerah terpencil, fasilitasrawat inap di Puskesmas belum cukup tersebarpadahal rujukan ke RSU terlalu jauh, penyebarantenaga kurang mefata terutama di daerahterpencil, terbatasnya jumlah dan jenis obat,penanganan masalah kesehatan belumdidesentralisasikan sampai Puskesmas, danmanajemen di tingkat I, II, dan Puskesmas yangmasih lemah.

Prioritas Penelitian

Adanya masalah-masalah tersebut di atas,maka prioritas penelitian bagi masing-masingwilayah adalah sbb:

1. Wilayah Nusa Tenggara (Propinsi NusaTenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, danTimor Timur):

a. Pelayanan Kesehatan

Media Litbangkes \bl. I No. 04/1991 23

Page 4: MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

ARTIKEL

- Penelitian yang berhubungan dengan parapengelola program yang meliputi area pembinaanyang terus menerus dan efektif, pelatihan,program dan analisis kerja seperti training needassessment, dan ketenagaan yang spesifikmaupun operasional.

- Penelitian yang berhubungan dengan gizimasyarakat dengan area perilaku, kondisi sosialekonomi dan sumber daya gizi yang meliputipengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dibidang gizi dan faktor yang mempengaruhinya,serta pemasaran sosial gizi (SOMAGI) untukagama, LSM dan badan-badan pendidikan.

- Penelitian dasar yang berhubungan dengankecacatan masyarakat yang umumnya masihbelum diketahui area spesifiknya

- Penelitian peran serta masyarakat dengan areaPosyandu dan kader Posyandu.

b. Lingkungan

- Penelitian terapan teknologi tepat guna untukmendapatkan air bersih.

- Penelitian skala kecil manajemen pengelolaan airbersih.

Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,dan Sulawesi Utara):

a. Pelayanan Kesehatan

- Penelitian tentang perilaku dan kemampuanmasyarakat dalam menunjang pembangunankesehatan.

- Penelitian tentang peran dan potensi LSM dalampercepatan pembangunan kesehatan.

- Penelitian tentang gizi ibu hamil dikaitkandengan tingginya angka kematian bayi.

- Penelitian tentang pola ketenagaan, bidan desadan dokter PTT, dan kebutuhan paramedissampai dengan Repelita V.

Penelitian tentang pemanfaatan sarana kesehatan.

- Pengembangan pedoman terapi di Puskesmas.

- Penelitian tentang infeksi nosokomial di RS kelasCdanD.

- Penelitian tentang pengetahuan sikap danperilaku petugas terhadap Posyandu dan PosObat Desa.

- Pemasaran sosial kegunaan dan penggunaan airbersih.

c. Manajemen Program

- Penelitian tentang sistem informasi kesehatan diarea- pemantapan SP2TP termasuk format,analisis dan penggunaannya di tiap jenjangadministrasi pemerintahan.

- Masalah manajemen kepuskesmasan dengan areadokter PTT dan fungsi pembinaan PSMpengembangan kesehatan masyarakat. Dalam halini dibutuhkan studi terapan yang bersifatevaluatif guna perbaikan program.

- Belum mantapnya manajemen Dinas KesehatanDati II Kabupaten perlu diatasi dengan studimanajemen dan organisasi kesehatan Dati IIuntuk melaksanakan otonomi daerah.

2. Untuk wilayah Sulawesi (Propinsi Sulawesi

- Penelitian mengenai kesehatan gigi pada anaksekolah dasar UKGS dan non-UKGS.

b. Lingkungan

- Penelitian tentang schistosomiasis dikaitkandengan adanya berbagai reservoir.

- Penelitian mengenai perilaku vektor malaria.

- Penelitian tentang perilaku masyarakat terhadapkesehatan.

- Pengembangan metoda penanggulangan penyakit-penyakit tropis.

- Penelitian minuman tradisional Pongasi, dampakkesehatan dan perilaku masyarakat.

c. Manajemen Program

- Penelitian tentang peranan kepemimpinan dokter

24 Media Utbangkes Vol.1 No.0411991

Page 5: MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

ARTIKEL

Puskesmas terhadap jangkauan program saranaair bersih, jamban ke luarga , dan sistempembuangan air limbah.

- Analisis biaya penyediaan air tanah sistempompa energi surya, diesel, dan mekanik.

- Penelitian mengenai peran Tim Pembina LKMDkecamatan dalam program keterpaduan KB-Kesehatan.

3. Untuk wilayah Maluku dan Iria Jaya :

a. Pelayanan Kesehatan

- Penelitian operasional untuk kebutuhanpelayanan gugus pulau.

- Penelitian operasional standar ketenagaan,peralatan, alat komunikasi, pembiayaan dan carapeningkatan pelayanan efektif di Puskesmas,Puskesmas Perawatan, dan PuskesmasPembantu.

- Epidemiological and operational studies terhadappenyakit- penyakit malaria, gizi, filaria, cacingpita, STD & AIDS dan air bersih serta sanitasilingkungan.

- Pengkajian mengenai indikator kesehatan diregional Maluku dan Irja.

b. Lingkungan

- Penelit ian-penelit ian epidemiologi dan faktorbiologis penyakit.

- Penelitian operasional peningkatan perilaku baiksecara pribadi, keluarga atau kelompok terhadaplingkungan sehat.

- Studi KAP masyarakat terhadap kesehatan(terutama suku terasing).

- Penelitian operasional peningkatan peran sertamasyarakat.

- Studi kinerja Posyandu dan kader Posyandu

c. Manajemen Program

Penelitian manajemen obat dan rasionalisasipemakaian obat.

Penelitian unit cost dan sistem administrasikeuangan Dati II dan Puskesmas.

Penelitian operasional tentang efektifitasprogram lintas sektoral, LSM dan swasta dibidang kesehatan.

Rekomendasi

1. Perguruan tinggi di wilayah IBT sebagai mitrakerja dalam penelitian kesehatan.

2. Perlunya dibentuk suatu struktur organisasilitbangkes tingkat balai secara regional.

3. Pengadaan pola kerja sama penelitian antar unitterkait.

4. Kegiatan litbangkes di propinsi ditangani olehbidang P2E/P2TK Kanwil Depkes.

5. Sistem informasi penelitian dari BadanLitbangkes perlu dikembangkan sampai daerahsehingga daerah dapat memberikan informasikebutuhan penelitian, input penelitian yang telahdikerjakan oleh daerah dan sebaiknya pusat dapatmemberikan masukan tentang has i l -has i lpenelitian dan traqnsformasinya kepadakebijaksanaan yang akan berguna untuk daerahmaupun regional.

Kesimpulan

Pada dasarnya keadaan dan masalah yangmempengaruhi pembangunan kesehatan di IBTcukup banyak dan kompleks.

Faktor lingkungan terutama kondisigeografi, musim, keadaan sosial ekonomi dantransportasi merupakan faktor utama yang sulitdipecahkan dan berada di luar jangkauan bidangkesehatan.

Faktor perilaku dan partisipasi masyarakatmerupakan faktor penting yang harus mendapatperhatian khusus untuk meningkatkan kemandiriandalam menyehatkan diri sendiri, terutama untukdaerah yang faktor lingkungannya sulit untukdirubah.

Bersambung ke halalaman 29

Media Litbangkes \bl.lNo.04H99l 25

Page 6: MASALAH KESEHATA DANN KEBUTUHAN PENELITIAN DI …

ARTIKEL

Peranan penelitian dan pengembanganuntuk mendukung pembangunan IBT denganpendekatan yang khas daerah, jelas makindibutuhkan. Mengingat luas dan sulitnya keadaanalam IBT, penyiapan tenaga-tenaga peneliti daerahsangat mendesak untuk mulai direncanakanpengadaannya, antara lain dengan menjalinkeijasama dengan Universitas setempat. Kemudianjaringan sistem informasi dari Puskesmas -kabupaten - dan propinsi di IBT juga memerlukanpembenahan dengan memanfaatkan alat-alatkomunikasi jarak jauh umumnya telah tersedia.Sarana tersebut hendaknya tidak hanya di manfaatkanuntuk rujukan teknis medis, tetapi juga untukmengirim data dan informasi untuk keperluanperencanaan dan penyusunan program yang khaskecamatan, dan khas kabupaten.

Masalah Kesehatan dan Kebutuhan Penelitian

• Sambungan dari halaman 25

Faktor pelayanan kesehatan merupakanfaktor yang berada dalam jangkauan bidangkesehatan perlu mendapat perhatian khusus, perludipikirkan usaha-usaha untuk peningkatan cakupanpelayanan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan,manajemen pelayanan kesehatan, kuantitas dankualitas tenaga kesehatan, sarana dan logistikpelayanan kesehatan, sistem infonnasi kesehatan danprogram-program inovatif pelayanan kesehatan.

Dalam hubungan ini perlu ditekankanbahwa tidak semua masalah yang ada harusdiselesaikan dengan melaksanakan penelitian,sedangkan masalah-masalah yang memang perluditeliti hendaknya juga diprioritaskan berdasarkankebutuhan setempat. Penelitian-penelitian kesehatandi IBT dapat dikerjakan bersama-sama denganmasalah yang sama dalam suatu regional. Tetapi dipihak lain banyak juga penelitian yang spesifikpropinsi yang harus dikerjakan oleh propinsi itusendiri.

Prof. DR. Sumarmo (kiri), Prof.Dr. Soekirman (tengah) dan Dr. Agus Suwandono(kanan) dalam Lokakarya Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Indonesia Bagian Timur

Media Litbangkes Vol.1 No.04/1991 29