Manuskrip Abi Arifi

15
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TOKSOLASMOSIS DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN SETELAH BEKERJA PADA PEKERJA KEBUN BINATANG Anisa Saraswati 1 Hartanto Gondoyuwono 2 1 Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2 Bagian Ilmu Penyakit Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Alamat korespondensi: 1 Jalan Dahlia Raya no 229 Kuningan, Jawa Barat. Telp: 081314360042, Email: [email protected] 2 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat. Email: ABSTRAK LATAR BELAKANG: Depresi merupakan penyakit mental tersering yang dijumpai pada lansia. Salah satu cara untuk mengurangi angka kejadian depresi yang semakin meningkat khususnya di panti adalah dengan kunjungan keluarga METODE: Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 72 lansia di Panti Lansia Santa Anna, Jakarta Utara. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner dengan menggunakan Geriatric Depressin Scale (GDS), kuesioner kunjungan keluarga dan karakteristik responden. Analisis data dengan menggunakan SPSS for Mac Windows versi 21.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. 1

description

sfw

Transcript of Manuskrip Abi Arifi

Page 1: Manuskrip Abi Arifi

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TOKSOLASMOSIS DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN SETELAH BEKERJA PADA PEKERJA KEBUN BINATANG

Anisa Saraswati1

Hartanto Gondoyuwono 2

1Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

2Bagian Ilmu Penyakit Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Alamat korespondensi:

1 Jalan Dahlia Raya no 229 Kuningan, Jawa Barat. Telp: 081314360042, Email: [email protected]

2 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat. Email:

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Depresi merupakan penyakit mental tersering yang dijumpai pada lansia. Salah satu

cara untuk mengurangi angka kejadian depresi yang semakin meningkat khususnya di panti adalah dengan

kunjungan keluarga METODE: Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang

yang mengikutsertakan 72 lansia di Panti Lansia Santa Anna, Jakarta Utara. Data dikumpulkan dengan

wawancara menggunakan kuesioner dengan menggunakan Geriatric Depressin Scale (GDS), kuesioner

kunjungan keluarga dan karakteristik responden. Analisis data dengan menggunakan SPSS for Mac Windows

versi 21.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. HASIL: Analisis uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan terdapat hubungan antara kunjungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Lansia

Santa Anna (p=0,0001). Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteriktik responden (jenis

kelamin, usia, status pernikahan, dan tingkat pendidikan) dengan tingkat depresi yang dianalisis dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. KESIMPULAN: Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara kunjungan keluarga

dengan tingkat depresi pada usia lanjut di Panti Lansia Santa Anna.

Kata kunci: Lanjut usia, Depresi, Kunjungan keluarga, Panti Wreda

1

Page 2: Manuskrip Abi Arifi

ABSTRACT

BACKGROUND: Depression is the most common mental illness in the elderly. One of solution to reduce the

incidence of depression, especially in the nursing home is family visits. METHODS: The study uses an

observational study with cross-sectional design that included 72 elderly were included at Panti Lansia Santa

Anna, Jakarta Utara. Data were collected by interview using a Depressin Geriatric Scale (GDS) questionnaire,

family visits and the characteristics of the respondents questionnaire. Data analysis using SPSS for Mac

Windows version 21.0 and significance level used as 0.05. RESULTS: Kolmogorov-Smirnov analysis

demonstrated a significant association between family visits with depression in elderly (p=0.000) at Panti

Lansia Santa Anna, Jakarta Utara. However, there is no significant relationship between characteristics of the

respondents (gender, age, marital status, and education level) with levels of depression were analyzed with the

Kolmogorov-Smirnov test. CONCLUSION: There is a significant association between family visits and

depression in elderly at Panti Lansia Santa Anna, Jakarta Utara.

Keywords: Elderly, Depression, Family Visits, Nursing home

PENDAHULUAN

2

Page 3: Manuskrip Abi Arifi

Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan dimana terjadi kemunduran fisik

maupun mental. Penyakit mental yang paling sering pada pasien berusia di atas 60 tahun yaitu depresi. 1 Depresi

adalah gangguan kejiwaan yang paling sering pada lansia yang dapat bermanifestasi berat atau ringan yang

ditandai dengan kumpulan gejala depresi.2 Kehilangan pekerjaan, penghasilan dan dukungan sosial sejalan

dengan bertambahnya usia turut menjadi faktor predisposisi seorang berusia lanjut untuk menderita depresi.1

Peningkatan yang signifikan pada depresi ditemukan pada semua kelompok umur dari 76 tahun, dengan

peningkatan terbesar (9,6%) pada kelompok umur tertua (86-90 tahun). Kejadian depresi meningkat seiring

dengan meningkatnya usia.5

Sebagian besar penduduk lanjut usia di Indonesia hidup bertempat tinggal bersama keluarganya.

Namun, di sisi lain terdapat pula panti wreda yaitu suatu institusi yang menyediakan fasilitas bagi para lansia. 6

Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial Trisna Werdha, Yogyakarta tingkat depresi pada lansia di panti

wreda tersebut adalah sebanyak 15 orang (50%) menderita depresi ringan, dan 1 orang (3.33%) menderita

depresi berat.7 Dari hasil penelitian di Indonesia tersebut menunjukan bahwa tingkat depresi pada lansia di panti

wreda cukup tinggi. Salah satu faktor yang menarik perhatian peneliti yaitu faktor dimana lansia yang hidupnya

sudah terpisah dari keluarga. Hal tersebut menjadi suatu permasalahan yang menarik karena penelitian yang

dilakukan di Panti Sosial Trisna Werdha, Yogyakarta menunjukan bahwa kunjungan keluarga tidak

berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi pada lansia, meskipun responden yang memiliki keluarga

mendapatkan dukungan dari keluarga mereka namun terkadang hal itu justru dapat memicu terjadinya depresi.7

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti bermaksud meneliti lebih lanjut mengenai adakah hubungan

kunjungan keluarga dengan tingkat depresi lanjut usia di Panti Lansia Santa Anna, Jakarta Utara.

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain penelitian potong silang. Lokasi

penelitian dilakukan di Panti Lansia Santa Anna, Jakarta Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

November 2013. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia di Panti Lansia Santa Anna yang berjumlah

87 orang. Sedangkan sampel dari penelitian adalah sebagian dari populasi yang memiliki kriteria inklusi

sebagai berikut: 1) merupakan lansia di Panti Lansia Santa Anna yang menandatangi informed consent

penelitian dan bersedia mengikuti proses penelitian; 2) merupakan lansia yang berusia 60 tahun keatas dengan

3

Page 4: Manuskrip Abi Arifi

kriteria ekslusi yaitu: 1) merupakan lansia yang tidak kooperatif; 2) tidak dapat mengikuti prosedur penelitian

dan tidak mengisi kuesioner secara tepat

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Berdasarkan hasil perhitungan,

sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 81 orang, namun pada penelitian ini hanya 72 orang yang

mengikuti penelitian 15 orang lainnya terdiri dari; 7 orang sakit berat dan 8 orang tidak bersedia mengikuti

penelitian. Jumlah sampel yang didapatkan masih mencukupi batas minimal sampel. Data yang diperoleh

langsung dari responden dengan menggunakan tehnik wawancara kuesioner. Kuesioner ini memuat pertanyaan

yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama merupakan karakteristik demografi responden yaitu inisial

responden, umur, dan jenis kelamin, status pernikahan dan tingkat pendidikan. Bagian kedua merupakan

pertanyaan terkait kunjungan keluarga. Bagian ketiga merupakan pertanyaan terkait depresi pada lansia dengan

menggunakan Geriatric Depressin Scale (GDS). Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini,

menggunakan program software SPSS Mac Windows versi 21.0. Untuk mengetahui hubungan antara

kunjungan keluarga dengan depresi pada lansia digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, dilakukan dalam

batas kepercayaan (α = 0,05) yang artinya apabila diperoleh nilai p ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang signifikan

antara variabel bebas dan variabel tergantung.

HASIL

Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden pada lansia di Panti Lansia Santa AnnaVariabel Jumlah Presentase

Jenis kelamin

Laki-laki 31 43,1 %

Perempuan 41 56,9 %

Golongan usia lansia

60.-74 36 50%

75-90 36 50%

Status pernikahan

Tidak menikah 64 88,9%

Menikah 8 11,1%

Tingkat pendidikan

Pendidikan tinggi 32 44,4%

4

Page 5: Manuskrip Abi Arifi

Pendidikan rendah 40 55,6%

Tabel 1 menunjukkan lebih banyak responden (56,9%) berjenis kelamin perempuan, presentase usia 60-

74 dan 75-90 adalah sama (50%), sebagian besar responden (88,9%) tidak menikah dan lebih banyak responden

berpendidikan rendah (55,6%).

Depresi pada Lansia dan Kunjungan KeluargaTabel 2. Distribusi responden berdasarkan kunjungan keluarga dan tingkat depresi pada lansia di Panti Lansia

Santa AnnaVariabel Jumlah Presentase

Kunjungan Keluarga

Dikunjungi 44 61 %

Tidak dikunjungi 28 39 %

Depresi

Tidak depresi 32 44,4 %

Depresi ringan 20 27,8 %

Depresi sedang 16 22,2 %

Depresi berat 4 5,6%

Tabel 2 menunjukan persentase lansia yang masih dikunjungi keluarga (61%) lebih banyak dari lansia

yang sudah tidak dikunjungi keluarga. Persentase tingkat depresi pada lansia diketahui lebih dari setengah

responden mengalami depresi yaitu depresi ringan (27,8%), depresi sedang (22,2%), dan depresei berat (5,6%)

sedangkan yang tidak depresi (44,4%).

Hubungan antara kunjungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia

Tabel 3. Hubungan kunjungan keluarga dengan tingkat depresi di Panti Lansia Santa Anna (n= 72)

Variabel Depresi PTidak

depresiDepresi Ringan

Depresi Sedang

Deperesi Berat

Total

% n % n % n % n % n 0.01*Dikunjungi 61,4 27 29,54 13 6,81 3 2,27 1 100 44

Tidak Dikunjungi

17,85 5 25 7 46,42 13 10,71 3 100 28

Total 32 20 16 4

*α (0.05)

Tabel 3 menunjukan hasil analisis hubungan antara tingkat depresi dengan kunjungan keluarga

diperoleh responden yang tidak menderita depresi dan dikunjungi lebih banyak dibandingkan responden yang

tidak menderita depresi dan tidak dikunjungi yaitu yang masih dikunjungi keluarga dan tidak depresi sebanyak

5

Page 6: Manuskrip Abi Arifi

27 orang (61,4%) dan yang tidak dikunjungi keluarga dan tidak depresi sebanyak 5 orang (17,58%). Hasil uji

Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p = 0,000 dapat disimpulkan ada hubungan antara kunjungan keluarga

dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Lansia Santa Anna, Jakarta Utara

Hubungan antara jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan dengan tingkat depresi

pada lansia

Tabel 4. Hubungan antara Lama Merokok dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Variabel Depresi PTidak

depresiDepresi Ringan

Depresi Sedang

Deperesi Berat

Total

% n % n % n % n % nJenis kelaminPria 54,83 17 22,58 7 19,35 6 3,2 1 100 31 0,59*Wanita 60,98 15 31,7 13 24,4 10 7,3 3 100 41Golongan usia lansia60-74 44,4 16 30,5 11 13,9 5 11,11 4 100 36 0,97*75-90 44,4 16 25 9 30,5 11 0 0 100 36Status pernikahanTidak menikah

40,62 26 28,12 18 25 16 6,25 4 100 64 0,37*

Menikah 75 6 25 2 0 0 0 0 100 8Tingkat PendidikanPendidikan Tinggi

50 16 25 8 25 8 0 0 100 32 0,99*

Pendidikan Rendah

25 16 30 12 20 8 10 4 100 40

*α (0.05)

Tabel 4 menunjukan hasil analisis antara karakteristik responden (jenis kelamin, usia, status pernikahan,

tingkat pendidikan) adalah lebih banyak wanita yang menderita depresi, berdasarkan usia jumlah lansia yang

depresi pada golongan umur 60-74 tahun sama dengan jumlah lansia yang depresi pada golongan umur 75-90

tahun namun depresi berat (6,25%) terdapat pada golonga 60-74 tahun, lebih banyak lansia yang tidak menikah

yang menderita depresi dan lebih banyak lansia yang berpendidikan rendah yang menderita depresi. Naun hasil

analisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov ini idak signifikan sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat

hubungan antara jenis kelamin, usia, status pernikahan dna tingkat pendidikan dengan depresi pada lansia di

Panti Lansia Santa Anna.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis univariat, dari 120 orang (100%) responden, 78 orang (65%) responden

6

Page 7: Manuskrip Abi Arifi

berjenis kelamin laki-laki dan 42 orang (35%) responden berjenis kelamin perempuan. Responden yang terlibat

dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia dewasa muda yaitu antara 19 sampai 22 tahun dan

terbanyak pada usia 20 tahun (36,7%). Usia dewasa muda tersebut merupakan kelompok produktif yang

menjadikan mereka sangat penting diperhatikan kualitas tidurnya, karena kualitas tidur yang buruk tentu saja

akan menurunkan produktivitas sehari-hari mereka.12 Masa remaja adalah masa pencarian identitas, cara

memunculkan identitas yang cukup sering digunakan adalah merokok. Berdasarkan survei GYTS di Indonesia

tahun 2006, sebanyak 92,9% remaja terpapar dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8% terpapar

iklan yang berada di majalah dan koran.2

Berdasarkan keadaan gizi, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dapat dikategorikan

dalam keadaan baik, karena sebagian besar responden (58,3%) yaitu 70 orang dari 120 orang responden

memiliki berat badan normal.

Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Dari 72 orang responden yang memiliki kualitas tidur buruk, terdiri dari 26 orang laki-laki dan 13 orang

perempuan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nashori F menyatakan bahwa

kualitas tidur mahasiswa perempuan lebih tinggi dibanding mahasiswa laki-laki (p=0,001). Jika dilihat dari usia

responden, lama tidur yang dibutuhkan usia dewasa muda untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik adalah 7-

9 jam.9 Hasil yang sama juga dinyatakan oleh penelitian yang dilakukan Schoenborn, et al menyatakan bahwa

penduduk dewasa yang berumur 18-44 tahun memiliki lama tidur antara kurang dari 6 sampai 8 jam per hari.45

Kebiasaan Merokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Lebih dari sebagian responden yaitu 76 orang (63,3%) dari 120 orang responden yang mempunyai

kebiasaan merokok, terdiri dari 63 laki-laki dan 13 perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Darwati dan

Murti menyatakan dalam kebiasaan merokok antara responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

mempunyai angka kemungkinan yang sama (OR = 1; Cl 95 = 0,00). 49 Penelitian menyatakan salah satu faktor

yang menyebabkan kebiasaan merokok lebih banyak pada responden berjenis kelamin laki-laki adalah remaja

laki-laki cenderung lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya di luar rumah. 49

7

Page 8: Manuskrip Abi Arifi

Hubungan antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan kualitas tidur

Lebih dari sebagian responden (76,3%) menghisap kurang dari 20 batang rokok per hari atau

dikategorikan dalam perokok ringan sampai sedang dan 18 orang (23,7%) menghisap lebih dari 20 batang per

hari (perokok berat). Tidak ada satupun dari 18 orang responden yang merokok lebih dari 20 batang per hari

memiliki kualitas tidur yang baik. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara jumlah rokok

yang dihisap per hari dengan kualitas tidur (p= 0,000) didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa pria

yang biasanya menghabiskan 21-40 batang rokok per hari memperlihatkan angka yang signifikan mengenai

kualitas tidur yang buruk dibandingkan pria yang menghabiskan rokok dengan jumlah yang lebih sedikit, (OR)

= 1,54 (1,01 – 2,36) begitu juga jika dibandingkan dengan mantan perokok.7

Hal ini berkaitan dengan zat-zat kimia beracun yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin yang

paling berpengaruh terhadap kualitas tidur. Efek dari nikotin tersebut antara lain: pertama, nikotin dari asap

rokok dapat merangsang pelepasan beberapa neurotransmiter penting yang secara kolektif berpartisipasi dalam

mengatur siklus tidur. Kedua, perokok akan sering mengalami ketagihan asupan nikotin selama tidur.43

Hubungan antara lama merokok dengan kualitas tidur

Hampir seluruh dari responden atau 69 orang (90,8%) mempunyai lama merokok kurang dari 10 tahun,

hanya 7 orang (9,2%) yang mempunyai lama merokok 10 - 20 tahun. Penelitian sebelumnya menyatakan

semakin muda usia seseorang memulai konsumsi rokok, maka semakin besar beban merokok untuk

berkembang menjadi penyakit.53 Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara lama merokok

dengan kualitas tidur (p= 0,038). Sebanyak 5 orang (6,6%) dari 7 orang responden (9,3%) yang merokok antara

10 – 20 tahun memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini berkaitan dengan ketergantungan nikotin pada

seseorang terkait dengan lama seseorang tersebut merokok. Penelitian yang dilakukan Ngurah Rai dan Bagus

Artana pada 160 responden menunjukkan pada kelompok umur muda memiliki tingkat ketergantungan terhadap

nikotin yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan usia tua (3,43 ± 2,15 vs 2,63 ± 2,59).54

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:1) Sebanyak 40 orang lansia di Panti Lansia Santa Anna menderita depresi. Dengan proporsi depresi

8

Page 9: Manuskrip Abi Arifi

ringan 20 orang (27,8%), depresi sedang 16 orang (22,2%), dan depresei berat 4 orang (5,6%) sedangkan yang

tidak depresi 32 orang (44,4%); 2) Sebanyak 44 orang (61%) lansia di Panti Lansia Santa Anna masih

dikunjungi keluarga; 3) Proporsi lansia yang masih dikunjungi keluarga dan tidak menderita depresi lebih

banyak dari pada lansia yang sudah tidak dikunjungi keluarga dan tidak depresi. Dan adanya hubungan antara

kunjungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Lansia Santa Anna; 4) Tidak ada hubungan

yang signifikan antara faktor-fakor lain (jenis kelamin, usia, status pernikahan dan tingkat pendidikan) dengan

tingkat depresi pada lansia di Panti Lansia Santa Anna; 5) Kunjungan keluarga ke panti wreda merupakan salah

satu solusi untuk mengurangi angka kejadian depresi di panti wreda.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti, penelitian tentang depresi pada lansia selanjutnya diharapkaan menjadikan jumlah anak yang

masih hidup, penyakit kronik yang diderita dan pekerjaan terakhir menjadi variabel bebas dalam penelitian

untuk mengetahui faktor mana yang paling berperan dan mempengaruhi dalam terjadinya depresi pada lansia;

2) Bagi Panti Lansia Santa Anna, diadakan sosialisasi kepada keluarga penghuni panti mengenai bahaya depresi

apabila tidak diterapi, pencegahan dan terapi depresi, memberikan edukasi kepada keluarga penghuni panti agar

lebih memberikan perhatian kepada lansia dan berkunjung secara rutin, perlu dilakukan pemberian terapi pada

lansia yang mengalami depresi dan perlu dilakukan penambahan tenaga medis seperti dokter dan sarana

transportasi seperti mobil ambulans untuk memudahkan pelayanan kesehatan bagi lansia.

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

9