manfaat ekstrak mengkudu.docx

download manfaat ekstrak mengkudu.docx

of 5

description

karya tulis

Transcript of manfaat ekstrak mengkudu.docx

mMENGENALMENGENAL MENGENAL MANFAAT MENGKUDU UNTUK KANKER

Pernahkah anda meminum jamu kudu laos yang dijajakan ibu-ibu penjual jamu gendong? Rasanya segar, sedikit pedas-semriwing, dengan aroma khas mengkudu. Konon khasiatnya adalah memperlancar sirkulasi darah, menghangatkan badan, menurunkan tekanan darah tinggi, menambah vitalitas, memperbaiki pencernaan, menghilangkan pegel-linu dan masuk angin.

Jamu berbahan dasar buah mengkudu, laos, asam Jawa, dan gula (kadang ditambah merica, bawang putih, kedawung, jahe, kencur, dll) ini secara diminum turun-temurun sejak jaman nenek-moyang, menunjukkan bahwa sebagai obat mengkudu telah memiliki sejarah panjang.

Secara tradisional seluruh bagian tanaman mengkudu dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akarnya untuk mengobati kejang-kejang dan tetanus, menormalkan tekanan darah, obat demam, dan tonikum. Kulit batang digunakan sebagai obat malaria, tonikum, antiseptik pada luka, atau mengempiskan pembengkakan kulit. Daunnya digunakan sebagai obat disentri, kejang usus, pusing, muntah-muntah, dan demam. Sedangkan buahnya untuk peluruh air kencing, urus-urus, pelembut kulit, kejang-kejang, bengek, gangguan pernapasan, dan radang selaput sendi.

Jaman dahulu daun, akar, dan batang mengkudu memang lebih banyak dimanfaatkan. Namun akhir-akhir ini penggunaanya sebagai obat lebih bergeser ke buahnya. Misalnya untuk mengatasi hipertensi buah mengkudu masak diambil airnya, dicampur madu, kemudian diminum setiap pagi sebelum sarapan. Untuk mengatasi penyakit kuning dua buah mengkudu diambil airnya, dicampur gula batu, kemudian diminum (dilakukan seminggu dua kali sampai sembuh). Untuk batuk dan gatal di tenggorokan, buah mengkudu masak dimakan bersama garam. Untuk meredakan demam satu buah mengkudu direbus bersama 2 cm lengkuas dalam dua gelas air sampai tinggal separonya. Airnya diminum pagi dan malam. Sementara buah mengkudu matang kalau digosok-gosokkan dapat mengubah kulit bersisik dan tumit pecah-pecah jadi mulus kembali.

Masih banyak lagi manfaat mengkudu (Morinda citrifolia) yang juga disebut pace (Jawa), cengkudu (Sunda), kodhuk (Madura), wengkudu (Bali). Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang kemudian menyebar hingga ke Polynesia (Hawaii). Di Polynesia inilah mengkudu yang di sana disebut noni dikembangbiakkan dan dimanfaatkan lebih intensif.

KANDUNGAN MENGKUDU

Buah dan daun mengkudu merupakan bahan pangan dengan kandungan gizi lengkap. Selain berbagai vitamin, protein, dan mineral, mengkudu juga mengandung xeronine, proxeronine, steroid alami, alizarin, lysin, sodium, asam kaprat, asam kaprilat, asam kaproat, arginine, antraquinone, trace elements, fenilalanin, selenium, magnesium, dan lain-lain.

Di antara zat-zat gizi tersebut terdapat zat antibakteri yang dapat membunuh Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli (penyebab diare), Salmonella montivideo, S. scotmuelleri, S. typhii (penyebab tifus), dan Shigella dysenteriae, S. flexnerii, S. pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.

Senyawa scopoletin yang banyak terdapat pada mengkudu selain bersifat antibakteri, antiradang dan antialergi, juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imunomodulator).

MENGKUDU SEBAGAI OBAT KANKER

Penggunaan mengkudu untuk pengobatan kanker akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin banyaknya penelitian mengenai manfaat mengkudu untuk kanker.

Tim peneliti Universitas Hawai yang dipimpin Annie Hirazumi mendapati bahwa jus mengkudu meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh (terutama sel makrofag dan limfosit) tikus putih yang diinduksi dengan sel kanker paru Lewis, sehingga mampu bertahan hidup 50 hari lebih. Padahal tikus yang tidak diberi mengkudu hanya mampu bertahan hidup antara 9-12 hari saja. Annie juga meneliti bahwa jus mengkudu bermanfaat untuk mengatasi sarcoma.

Tim peneliti Universitas Negeri Lousiana, AS, yang dipimpin Conrad A. Hornick, Ph.D menemukan bahwa jus mengkudu dalam kadar 10% dapat menghentikan pembentukan pembuluh darah (anti angiogenesis) pada sel kanker payudara dan merusak pembuluh darah kanker yang sudah ada, sehingga sel-sel kanker mati.

Sedang Maria Gabriela Manuele dan kawan-kawan berhasil membuktikan bahwa scopoletin dapat mengaktifkan limfosit sekaligus membasmi sel kanker limfoma.

Tak mau kalah dengan kolega-koleganya, Dr. Rangadhar Satapathy, MD menyatakan bahwa tanaman mengkudu memiliki 150 neutraceutical (zat gizi berkhasiat obat), lima di antaranya merupakan zat antikanker:

(1) Polisakarida yang banyak terdapat pada mengkudu mencegah menempelnya sel yang rusak/bermutasi ke sel lain, sehingga dapat mencegah terjadinya metastase.

(2) Damnacanthal, sejenis anthraquinon, menghambat pertumbuhan sel ganas. Alizarin, anthraquinon lain, menghentikan aliran darah ke jaringan tumor, sehingga menghentikan perkembangannya.

(3) Epigollocatechin gallate (EGCg). Antioksidan golongan flavonoid polifenol yang banyak terdapat dalam mengkudu ini mencegah mutasi sel dan menginduksi apoptosis (bunuh diri) pada sel-sel abnormal.

(4) Terpenoid dalam mengkudu mencegah pembelahan sel ganas dan juga menginduksi apoptosis. Salah satu terpenoidnya, limonen, terbukti efektif untuk mengatasi kanker payudara, kanker liver, kanker paru, dan juga leukemia. Terpenoid yang lain, betakaroten, membantu merangsang kelenjar thymus untuk memproduksi lebih banyak sel Limfosit T yang dapat langsung menghancurkan sel kanker. Sedang asam ursolat yang juga golongan triterpenoid dapat mencegah pertumbuhan sel abnormal (kanker) sekaligus menyuruh sel abnormal yang sudah ada untuk bunuh diri (apoptosis).

(5) Menurut hasil penelitian Dr. Heinicke, proxeronine sangat banyak terdapat dalam mengkudu. Di dalam usus proxeronine diubah menjadi xeronine. Xeronine yang juga diproduksi tubuh dalam jumlah terbatas ini dibutuhkan untuk mengaktifkan protein sel sebelum digunakan dalam seluruh proses kimiawi tubuh. Xeronine juga memperbaiki struktur dan menormalkan fungsi sel-sel tubuh yang rusak. Karena pada dasarnya setiap sel mengandung protein, maka kecukupan xeronine dapat memperbaiki segala jenis sel yang tidak normal. Dari sini diperoleh penjelasan, mengapa efek xeronine berbeda pada tiap orang, namun umumnya menunjukkan perbaikan kondisi sesuai penyakit masing-masing.

Namun di balik manfaat mengkudu yang begitu mengesankan ada satu hal yang sering menjadi kendala dalam mengkonsumsi mengkudu, yaitu aromanya tidak enak. Aroma khas ini cukup menyengat, disebabkan oleh asam kaproat dan asam kaprat yang banyak terdapat pada buah mengkudu matang. Cara yang digunakan untuk mengurangi aroma ini adalah dengan mencampurkan madu atau gula merah ke dalam jus mengkudu, kemudian disimpan dalam gelas atau botol kaca selama 2-4 hari.

Dalam proses fermentasi ini asam kaproat dan asam kaprat akan terurai sehingga baunya berkurang, sayangnya belum diperoleh kejelasan apakah proses fermentasi ini mempengaruhi khasiatnya atau tidak. Menurut kesaksian penggunanya, buah mengkudu tua yang belum masak (belum banyak mengandung asam kaproat dan asam kaprat) ternyata kurang berkhasiat dibanding buah mengkudu yang benar-benar sudah masak.

Efek samping mengkudu sejauh ini belum ditemukan. Hanya saja penderita gangguan ginjal perlu berhati-hati mengkonsumsi karena kadar kalium mengkudu sangat tinggi. (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

Mengkudu Tidak Memiliki Efek Samping Mengkudu atau sering dikenal dengan nama pace sebenarnya bukan barang baru di kalangan pecinta obat-obatan herbal dan suplemen makanan alamiah. Sudah banyak penelitian tentang manfaat dari kandungan buah ini. Namun riset sekala internasional yang banyak di lakukan ahli medis di Hawai umumnya lebih berkonsentrasi pada kandungan mengkudu yang bermanfaat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Padahal menurut Prof Sumali Wiryowidagdo, guru besar farmasi Universitas Indonesia, kandungan yang terdapat pada buah pace ini cukup beragam.

Lewat uji klinis bersama Departemen Farmasi UI, Prof Sumali telah membuktikan mengkudu yang oleh orang Hawai dikenal dengan sebutan noni ini aman untuk menurunkan tekanan darah tinggi, serta menstabilkan kadar gula darah. Satu lagi yang terpenting tanaman ini tidak mengenal efek samping.

Dari uji coba toxincitas sepronix terhadap tikus putih selama 90 hari ternyata tidak ada data yang menunjukkan perubahan pada organ vital maupun ginjal tikus. Artinya tidak ada kekhawatiran akan timbulnya dampak negatif.

Memang untuk bisa menjadi acuan resep dokter penelitian terhadap mengkudu ini masih perlu uji klinis lebih lanjut (fitofarmaka) yang melibatkan pasien, dokter, farmasi, rumah sakit dan Balai POM.

Namun, sebagai obat herbal standar khususnya alternatif pengobatan hipertensi dan diabetes yang dijual bebas sudah dapat dikatakan memenuhi syarat.

Menariknya lagi kita tidak perlu khawatir terjadi kelebih dosis. Tidak jadi masalah jika kita mengkonsumsi buah mengkudu secara terus menerus sekalipun kadar gula atau tekanan darah kita sudah normal.

Secara umum tanaman alam termasuk mengkudu mengandung sejumlah komponen bahan kimia. Uji klinis pada mengkudu misalnya, membuktikan bahwa buah itu ternyata banyak mengandung beberapa komponen kimia penting seperti nordamnakantal. Zat ini banyak dikaim ahli obat-obatan sebagai obat jantung.

Dalam mengkudu juga banyak ditemukan golongan terpenoid dan golongan alkaloid seperti xeronine (orixeronine). Zat yang disebut terakhir ini, jika banyak dikonsumsi akan berpengaruh pada stamina tubuh.

Memang dalam tubuh manusia itu sudah mengandung xeronine tapi jumlahnya sangat sedikit. Untuk mempertahankan stamina tubuh diperlukan tambahan dari luar yang memiliki pengaruh dalam pembuatan protein.

Protein adalah senyawa penyusun tubuh paling penting. Sementara pada mengkudu terdapat proxeronine dengan jumlah yang jauh lebih banyak dibanding jenis buah yang lain. Dengan mengonsumsi buah tersebut, enzim dalam tubuh akan membentuk xeronine sebagai zat aktif dalam pembentukan protein.

Turunkan tekanan darah

Tak kalah menarik, mengkudu juga banyak mengandung unsur golongan kumarin khususnya skopoletin yang berfungsi untuk menormalkan/menurunkan kadar gula darah.

"Kumarin dan skopoletin ini juga yang ternyata mampu menurunkan tekanan darah, sehingga bagus dikonsumsi oleh penderita hipertensi," tandas Sumali.

Tentu informasi pengobatan alternatif dari herbal itu merupakan fenomena yang bagus mengingat kasus hipertensi di Indonesia masih tergolong cukup tinggi. Paling tidak mereka akan memiliki sejumlah pilihan pengobatan dan tidak hanya tergantung pada obat kimia.

Sumali menyebutkan dari survai kesehatan rumah tangga yang dilakukan Depkes pada 1995 saja, tingkat prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tingggi yaitu 8,3 per 100 anggota rumah tangga. Dari riset itu pula diketahui hipertensi banyak melanda kaum perempuan. Kondisi seperti itu cukup mengkhawatirkan, apalagi jenis penyakit yang satu ini tidak dapat disembuhkan.

Memang sejumlah pakar medis memberikan solusi yang cukup beken yakni menyarankan pada pasien untuk olah raga dan diet teratur, tapi biasanya prosesnya cukup lama. Karena itu tak ada salahnya berusaha dengan pengobatan tanaman alam.Hanya sacara alami, buah yang sekilas tampak buruk rupa ini memang tidak banyak mengundang selera. Apalagi aroma baunya sangat menyengat. Mereka yang tidak terbiasa bisa bertambah mual dan muntah.

Sebenarnya, lanjut Sumali, sejak dulu nenek moyang kita di pedesaan sudah biasa mengonsumsi mengkudu dengan cara merajang dan ditumbuk lalu dijadikan minuman. Namun, dalam peradapan modern, lebih-lebih di perkotaan masyarakat tampaknya masih enggan menjadikan mengkudu sebagai minuman sehari-hari seperti halnya buah-buahan yang lain.

Alasannya, selain bentuk buahnya yang memang tidak menarik, juga mengeluarkan aroma yang tidak sedap. "Bisa saja untuk mengurangi rasa bau, jangan pilih buahnya yang sudah matang dan lembek tapi yang masih mangkal dan sudah mau matang, tapi upaya itu pun sepertinya belum cukup memuaskan."

Karena itulah, tambahnya, masyarakat Indonesia saat ini beruntung sebab tanaman herbal ini sudah lama mendapat respon dari industri suplemen maupun obat-obatan herbal. Bahkan sudah banyak hasil olahan buah bernama ilmiah morinda citrifolia Linn yang beredar di pasaran. Mulai dari yang berbentuk sirup, jus, ekstrak dan sebagainya.